ASUHAN GIZI pada HIV - AIDS - file.persagi.orgfile.persagi.org/share/24 Fitri Hudayani - Asupan Gizi...

38
ASUHAN GIZI pada HIV - AIDS FITRI HUDAYANI Temu Ilmiah Persatuan Ahli Gizi Indonesia

Transcript of ASUHAN GIZI pada HIV - AIDS - file.persagi.orgfile.persagi.org/share/24 Fitri Hudayani - Asupan Gizi...

ASUHAN GIZI

pada HIV - AIDS

FITRI HUDAYANI

Temu Ilmiah Persatuan Ahli Gizi Indonesia

HIV - AIDS

• H Human, yang terinfeksi

• I Immunodefiency, akibatnya

• V Virus, penyebabnya

• A Acquired

• I Immunodefiency

• D Deficiency

• S Syndrome, Serangkaian gejala

akibat dari kerusakan immune

Pendahuluan

• AIDS merupakan sekumpulan gejala

klinis akibat menurunnya kekebalan

tubuh seseorang karena Human

Imunodefiency Virus

• Akibatnya sistem kekebalan terganggu

dan orang yang positif HIV mudah

terkena penyakit infeksi

Dampak dan Masalah

• Menyerang kekebalan tubuh

• Mudah terkena infeksi

Dampak

• Mempengaruhi status gizi dan kesehatan

• Mempengaruhi kualitas hidup

Dampak • 46% pengetahuan

rendah

• 35 % pola makan tidak baik

• 62% Rawan pangan

Besar masalah

Mahan, 2012; Venter, 2009

Fanta 2005;

Ivers 2009;

Kemenkes 2010

Jantarapakde, 2013

SIKLUS PADA STATUS GIZI BAIK

Status Gizi Baik

(Asupan gizi baik,

pemeliharaan berat

badan dan jaringan otot,

zat gizi mikro baik)

Menguatnya kekebalan

tubuh

(kemampuan untuk

melawan HIV dan virus

lain)

Manajemen terkait

komplikasi HIV

(malabsorbsi, diare,

kurang nafsu makan,

penurunan berat badan)

Meningkatkan resistensi

terhadap penyakit

(TB, diare, infeksi

saluran pernafasan)

Adapted from Ellen G. Piwoz and Elizabeth A. Preble, HIV/AIDS and Nutrition: A Review of the Literature and

Recommendations for Nutritional Care and Support in Sub-Saharan Africa. Washington, D.C.: Academy for Educational

Development (AED), 2000.

MASALAH GIZI

LEBIH KURANG

Hubungan Infeksi HIV dan Malnutrisi

Malnutrisi :

IMT rendah

↓ BB

Defisiensi za gizi mikro

Infeksi HIV dan Infeksi

Oportunistik

Kurang Asupan Gizi

Kemiskinan,

Kerawanan Pangan

↓ nafsu makan

Sulit menelan

diare Malarsorpsi (lemak,

KH, zat gizi Mikro)

Fungsi saluran cerna

Diare

-Peningkatan kebutuhan gizi

-Me ↓ utilisasi zat gizi

-Perubahan produksi hormon

Role of Nutrition in HIV Infection, De pee & semba, 2010

TB - HIV

• Sekitar 60% orang positif HIV mengalami

penyakit infeksi Tuberkulosis

• Konsekuensinya adalah meningkatnya

kebutuhan gizi

• Kegagalan memenuhi peningkatan

kebutuhan akan mengakibatkan ODHA

mengalami penurunan status gizi

semakin mudah terkena penyakit infeksi

lainnya

AIDS Wasting Syndrome

AWS

Starvasi Disregulasi

metabolik

Intake

kurang Malabropsi

AWS :

penurunan berat

badan, yg tak

disengaja, lebih dari

10% dalam 30 hari,

yang disertai diare

atau panas (CDC).

gangguan adaptasi tubuh

untuk mempertahankan

massa otot, karena nutrien

dialihkan dari seharusnya,

dari jaringan otot ke jaringan

lemak

Hellerstein MK. Pathophysiology of lean body mass wasting and nutrient unresponsiveness in HIV/AIDS: therapeutic implications. In: Proc.

1992 International Symposium on Nutrition and HIV/AIDS. J Int Physicians Assoc AIDS Care. 1992:17-25.

Dalam Prof DzubairiDjoerban

Dampak Wasting Syndrome

pada HIV/AIDS

Menurunkan

• QoL

• Performans

• Respons pengobatan

• Body image

Meningkatkan

• Lama dan Seringnya Rawat Inap

• Infeksi

Pengobatan HIV

Terapi ARV (Anti

Retroviral)

Terapi Antiretroviral (ART) bekerja untuk

memperlambat kerusakan sistem kekebalan

Tujuan dari ART adalah mengurangi viral load, mencegah

lajunya infeksi HIV dan memungkinkan pemulihan

kekebalan

INTERAKSI ART DAN MAKANAN PADA ODHA

(FANTA 2005)

FOOD

MEDICATION

MEDICATION

SIDE EFFECT

Medication +

Certain Food

Affects

Affects

Affects

Create

Medication absorption,

metabolism, distribution,

excretion

Nutrient absorption, metabolism,

distribution, excretion

Food consumption and Nutrient

Absorption

Unhealthy side effect

LIPODISTROPI PADA HIV

• Adanya masalah dalam tubuh mereproduksi,

menggunakan dan menyimpan lemak

dimana disebut juga redistribusi lemak.

• Kondisi disebabkan penggunakan ARV

dalam jangka panjang, setiap individu akan

berbeda dampak dan jangka pemakaiannya.

• Lipodistropi terjadi pada 30 – 50% penderita

HIV

HIV & Metabolic syndrome (MS)

• Sebuah survey yang dilakukan oleh Thai Red Cross

AIDS Research Centre (TRCARC) pada 580 ODHA,

didapatkan hasil :

- 40% dengan status gizi lebih dan obesitas

- 52,2 % dengan abdominal obesitas

- > 30% dengan dyslipidemia

- 25 % dengan MS dan 50% pre MS

Gambaran status gizi pasien HIV-AIDS di RSCM

• Penilaian status gizi menggunakan SGA

pada pasien rawat inap dan rawat jalan

Status Gizi Rawat Inap Rawat Jalan

n % n %

Baik (skor 0 – 3) 0 0 87 70

Malnutrisi rendah – sedang

(skor 4 – 5)

7 18,5 27 22

Malnutrisi Berat (skor ≥ 6) 31 81,5 10 8

Jumlah 38 100 124 100

• Data bulan April sd September 2012

• Rawat Inap diambil saat pasien masuk IGD dan rawat jalan di UPT HIV

Adanya Perbedaan

karakter Status Gizi

antara Rawat Inap

dan Rawat jalan

Tujuan Asuhan Gizi

Memulihkan status gizi

Menjaga kesehatan

Mencegah komplikasi

Manual of Clinical Nutrition, 2013

De pee & semba, 2010

Faktor yang Berhubungan Dengan Gizi

Stadium HIV

Komorbit

Infeksi oportunistik

Komplikasi metabolism

Pengukuran biokimia

Berat badan dan

pertumbuhan

Gejala oral dan

gastrointestinal

Status fungsional

Antropometri

Perubahan bentuk tubuh

Lingkungan tempat

tinggal

Kebiasaan makan

yang tidak biasa

Kesehatan mental

Fisik Social Medis

Asupan

Alergi dan intoleransi

terhadap makanan

Penggunaan

Suplemen

Alcohol dan

penggunaan obat

Gizi dan makanan

Sumber pendapatan

Akses terhadap

makanan

Ekonomi

Faktor yang Berhubungan Dengan Gizi

Pengkajian Gizi

Antropometri

• Tinggi badan / Panjang badan

• Berat badan

• Lingkar lengan atas

• Tebal lemak

• Perkembangan berat badan

Penurunan Berat Badan yang Tidak

Diharapkan

Penurunan berat badan sebesar 5 % dari

berat badan pertama terekam di catatan medis

atau Baseline Body Weight (BBW) secara

signifikan berhubungan secara langsung pada

resiko infeksi oportunistik dan kematian.

• Hematological Assessment

- Hemoglobin, hematocrit

• Indikator Lab. Lainnya

- CD 4

- Viral load

- Elektrolit

- Glukosa

- Ureum / Kreatinin

Biokimia

• Tampak kurus

• Tampak kehilangan massa lemak

• Kemampuan mengunyah

• Sariawan

• Sulit menelan

• Mual dan muntah

• Konstipasi dan diare

• Kemampuan untuk makan sendiri

• Gejala lain yang berhubungan dengan kemampuan

makan

Clinis/Fisik

Dietary History

• Asupan Gizi biasanya recall 24 jam

bandingkan dengan kebutuhan dan beri

penilaian

• Pola dan kebiasaan Makan food frequency

• Pantangan makan berkaitan dengan alergi,

budaya, kepercayaan

• Kesukaan/tidak suka terhadap suatu jenis

makanan

• Pilihan makanan

Exercise

• Aktifiatas fisik yang bisa dilakukan,

misalnya :

Bedsrest

Hanya bisa berjalan 15 menit

Masih bekerja di kantor

Masih bersekolah

Olah raga rutin

dll, yang berkaitan dengan aktifitas sehari – hari

• Pada HIV stadium 3 – 4, biasanya kemampuan

beraktifitas berkurang sd 50%

Family history

• Riwayat penyakit

• Kondisi keluarga yang berhubungan gizi,

misalnya ayah tidak bekerja lagi sehingga

asupan makan anak berkurang

• Tinggal bersama teman, keluarga atau sendiri

• caregiver

Diagnosis Gizi

Diagnosis Gizi

Domain Asupan

• Asupan gizi tidak adekuat

• Peningkatan kebutuhan zat gizi

Diagnosis Gizi

Domain Klinis

• Kesulitan menelan, bisa terjadi akibat

adanya masalah oral misalnya

kandidiasis oral.

• Kehilangan BB yang tidak diharapkan,

bisa terjadi karena asupan tidak adekuat

akibat peningkatan kebutuhan karena

adanya infeksi dan gangguan makan.

Diagnosis Gizi

Domain perilaku

• Kebiasaan makan dan minum yang tidak

tepat

• Akses terhadap makanan

• Kurangnya pengetahuan

• Ketidaksiapan untuk melakukan

perubahan perilaku terkait gizi

Intervensi Gizi

Pada ODHA sehat kebutuhan gizi

disesuai dengan :

• usia

• jenis kelamin

• Aktifitas

• Faktor lain (pertumbuhan, kehamilan,

menyusui)

Kebutuhan Energi dan Zat Gizi Makro

Kondisi Penambahan

Asymptomatic 10%

Symptomatic + 20 – 30%

Symptomatic + ↓BB + 50 – 100%

• Kebutuhan protein sama seperti kondisi normal yaitu 10

– 15% kebutuhan energi/hari, tetapi apabila ada infeksi

atau kondisi malnutrisi maka kebutuhan meningkat

berkisar antara 2 – 2,5 g/kg BB

• Lemak dan karbohidrat, normal tidak ada pengaturan

khusus kecuali dalam kondisi tertentu (DM, Dislipidemia)

Intervensi ODHA Malnutrisi (dewasa)

• IMT 16 sd <18,5 kg/m²

Diberikan suplementasi makanan dapat

dalam bentuk makanan enteral, snack

padat gizi

• IMT < 16 kg/m²

diberikan makanan therapeutic misalnya

F 100 atau yg setara

• Hygiene

• Minum air matang

• Mencuci tangan

• Mengkonsumsi makanan matang

khususnya sumber hewani

• Cuci bersih sayur dan buah

• Tutup makanan agar tidak terkontaminasi

• Pemenuhan kebutuhan yang ideal adalah dari

pemberian diet yang adekuat (FANTA, 2005)

• Pemberian suplementasi zinc untuk menguangi

diare (James, Marianne, Nigel, Nandi, 2010)

• Keanekaragaman konsumsi makanan dapat

memenuhi kebutuhan gizi

Kebutuhan Zat Gizi Mikro

Nutrition Assessment Mengetahui masalah gizi ODHA secara individu

Nutrition Education Memberi

pengetahuan berkaitan kebutuhan gizi dan keamanan makanan

Nutrition Counseling Membantu

memecahkan masalah terkait pemenuhan kebutuhan gizi

Pemberian makanan, Food Suplement atau makanan sebagai terapi

Edukasi Gizi

• ODHA baru mulai ARV gizi seimbang,

keamanan makanan, pemilihan bahan

makanan, keterampilan menyiapkan

makanan, mengatasi efek samping obat

• ODHA dengan kehamilan dan menyusui

• ODHA dengan penyakit penyerta

• ODHA dengan masalah gizi kurang dan

lebih