Astronomi waktu dan kalender

39
Dian Ayu Antika WAKTU DAN KALENDER

Transcript of Astronomi waktu dan kalender

Page 1: Astronomi waktu dan kalender

Dian Ayu Antika

WAKTU DAN KALENDER

Page 2: Astronomi waktu dan kalender

KALENDER

MATAHARI

JULIAN GREGORIAN

BULAN

HIJRIYAH

Page 3: Astronomi waktu dan kalender

Apa pengertian dari waktu dan zona waktu dalam sistem kalender

atau penanggalan?

Page 4: Astronomi waktu dan kalender

• konsep kalender atau penanggalan adalah selang lamanya dua kejadian berlangsung dibandingkan terhadap satuan-satuan waktu yang telah disepakati secara universal.

Waktu

• selisih suatu bujur mengalami tengah hari dibandingkan dengan bujur Greenwich.

Zona wakt

u

Page 5: Astronomi waktu dan kalender

Satuan waktu merupakan dasar dari penentuan selang waktu.

Satuan waktu

ROTASI DAN REVOLUSI BUMI DAN

BULAN

Agar perhitungan menjadi mudah

satuan

didasarkan pada

peristiwa-peristiwa kosmis

Page 6: Astronomi waktu dan kalender

ROTASI Mengakibatkan bergesernya posisi bintang tiap menitnya

Mengukur periode dari suatu bintang berada di zenit sampai kembali ke zenit lagi, maka akan didapatkan periodenya sekitar 23 jam 56 menit 4,1 detik (satu hari bintang /sideral time).

Namun jika yang kita amati adalah Matahari, periode semu harian Matahari adalah 24 jam.

Page 7: Astronomi waktu dan kalender

Perbedaan ini diakibatkan periode sinodis antara rotasi Bumi dan revolusi Bumi terhadap Matahari yang searah, sehingga periode semu harian Matahari menjadi lebih lambat sekitar 4 menit.

Periode ini disebut hari Surya Benar. Namun panjang satu hari surya ini tidak sama dari hari ke hari akibat orbit Bumi yang elips. Lebih singkat saat perihelium (22 Des) di banding aphelium (21 juni)

Page 8: Astronomi waktu dan kalender

Rata-rata panjang hari Surya dalam satu tahun disebut waktu surya rerata. Nah, dari dua macam periode harian ini didapatkan dua definisi hari yakni

Satu mean second didefinisikan sebagai satu hari surya rerata dibagi 3600×24,satu sideral second didefinisikan sebagai satu hari bintang dibagi 3600×24,satu sideral second = 0,997269565972 mean second.

Page 9: Astronomi waktu dan kalender

Perhitungan waktu astronomis menggunakan standar waktu mean second, dan jika satu hari surya rerata dinyatakan dalam sideral second didapatkan

Page 10: Astronomi waktu dan kalender

REVOLUSIMengakibatkan posisi Matahari cenderung tetap dari hari ke hari, sedangkan posisi bintang berubah hampir satu derajat per hari.

Kesepakatan periode rotasi Bumi sama dengan satu hari Surya rerata sama dengan 24 sideral hour.

Dengan membandingkan periode revolusi Bumi dengan periode rotasinya, satu kali periode gerak tahunan bintang atau satu tahun bintang (sideral year) = 365 hari 6 jam 9 menit 10 detik mean second.

Page 11: Astronomi waktu dan kalender

Perhitungan satu tahun dalam kalender tidak mengikuti periode semu tahunan bintang, melainkan periode semu tahunan Matahari, yaitu periode Matahari dari titik Aries kembali ke titik Aries.

Page 12: Astronomi waktu dan kalender

Sehingga satu tahun menurut sistem ini sama dengan 365 hari 5 jam 48 menit 46 detik mean second akibat presesi orbit Bumi sebesar 50“,2 per tahun

Perhitungan berdasarkan gerak Matahari dari titik Aries ke titik Aries ini disebut tahun tropik yang kemudian dijadikan patokan kalender Surya modern. Contoh dari kelender Surya adalah kalender Masehi.

Page 13: Astronomi waktu dan kalender

Telah diketahui penentuan kalender Masehi didasarkan pada tahun tropik.

Kalender Masehi awalnya, yaitu kalender Julian, panjang tahun dihitung 365,25 hari,

Sehingga panjang hari dalam satu tahun adalah 365 hari dan dalam empat tahun ada tahun dengan jumlah hari 366 (penambahan 1 hari pada bulan Februari), tahun ini disebut tahun kabisat, yang disepakati terjadi tiap tahun yang habis dibagi empat.

KALENDER SURYA (JULIAN & GREGORIAN)

Page 14: Astronomi waktu dan kalender

Namun, karena siklus tahun tropik tidak tepat 365,25 hari melainkan 365 hari 5 jam 48 menit 46 detik, maka terdapat ketidak cocokan sebesar

Page 15: Astronomi waktu dan kalender

Jadi…Selisih dalam 100 tahun adalah 1.100 menit 1.400 detik atau 18 jam 43 menit dan dalam 128 tahun selisih itu menjadi 23,96 jam atau mendekati 1 hari.

Akibat kesalahan satu hari itu, penanggalan menjadi tidak sesuai lagi

Page 16: Astronomi waktu dan kalender

1. Pada tahun 625 M Concili di Nicea mengadakan perbaikan 3 hari, angka itu diperoleh berdasarkan perhitungan dari 46 SM sampai 325 M lamanya 371 tahun, yaitu dari 371/128 = 2,8 atau hampir 3 hari.

PERBAIKAN

Page 17: Astronomi waktu dan kalender

2. Pada tahun 1582 M dilakukan perbaikan lagi oleh Paus Gregorius XIII sebanyak 10 hari. Pada tanggal 4 Oktober 1582 diumumkan, bahwa besok bukan tanggal 5, melainkan tanggal 15 Oktober. Sepuluh hari itu berasal dari (1582 – 325)/128 = 9,8 hari.

PERBAIKAN

Page 18: Astronomi waktu dan kalender

Sejak tahun 1582 berlakulah tarikh baru yaitu tarikh Gregorian. Misalkan tahun abad

1700, 1800, 1900, dan 2000, maka yang jumlah harinya 366

hanyalah tahun 2000.

Karena tiap 128 tahun terdapat kelebihan 1 hari, maka tiap 400 tahun terdapat kelebihan sekitar 3 hari.

Jadi tiap empat abad harus ada tiga hari yang dihilangkan, dan hari-hari itu adalah tanggal 29 Februari pada tahun abad yang tidak habis dibagi 400.

Page 19: Astronomi waktu dan kalender

Tahun 1700, 1800 dan 1900 bukan merupakan tahun kabisat meskipun habis dibagi 4, namun tidak habis dibagi 400. Adapun tahun-tahun yang bukan tahun abad tetap mengikuti ketentuan kalender Julian.

Page 20: Astronomi waktu dan kalender

Selain penentuan berdasarkan Matahari, kalender dapat pula didasarkan pada pergerakan Bulan. Kalender/tarikh ini dinamakan kalender Bulan (Lunar calendar), contohnya kalender Hijriyah, Imlek dan Saka. Jika kalender Surya menghitung satu bulan dengan membagi tahun menjadi dua belas, maka sebaliknya kalender Bulan menentukan panjang tahun dengan menjumlah dua belas bulan (bulan dengan huruf awal kecil = month). Jadi kalender Bulan lebih berpatokan pada panjang bulan, tidak seperti kalender Surya yang lebih berpatokan pada panjang tahun.

Kalender Bulan

Page 21: Astronomi waktu dan kalender

• Waktu satu tahun = dua belas kali lamanya bulan mengelilingi bumi, yaitu 29 hari 12 jam 44 menit 3 detik atau 29,5306 hari. Dikalikan 12 menjadi 354 hari 8 jam 48 menit 34 detik atau 354,3672 hari.

• Pergantian hari pada saat matahari tenggelam (sunset)

• Awal bulan (tanggal 1) saat munculnya hilal

Page 22: Astronomi waktu dan kalender

1. Rotasi bulan terhadap sumbunya

2. Gerak bulan mengitari bumi3. Gerak bulan mengitari

matahari

Gerakan bulan sekurangnya dibagi menjadi tiga:

Page 23: Astronomi waktu dan kalender

Satu kali putaran memakan waktu 27,321582 hari = 27 hari 7 jam 43,1 menit.

1. Rotasi bulan terhadap sumbunya

Page 24: Astronomi waktu dan kalender

Ketika bulan bergerak mengitari bumi, bumi juga bergerak mengitari matahari. Akibatnya dibutuhkan tambahan waktu, agar bulan tepat satu kali putaran mengitari bumi dengan kerangka acuan (pengamat) matahari. Satu kali putaran mengitari bumi dengan kerangka acuan (pengamat) matahari yang disebut satu bulan sinodik memakan waktu 29,530589 hari = 29 hari 12 jam 44 menit 3 detik.

2. Gerak bulan mengitari bumi

Page 25: Astronomi waktu dan kalender
Page 26: Astronomi waktu dan kalender

Bumi mengitari matahari dalam lintasan elips, demikian juga lintasan bulan mengitari bumi berbentuk elips. Jarak bumi -matahari jauh lebih besar daripada jarak bulan – bumi. Dengan menggabungkan keduanya, bulan mengitari matahari dalam lintasan yang berbentuk elips yang bermodulasi/berpresisi.

3. Gerak bulan mengitari matahari

Page 27: Astronomi waktu dan kalender
Page 28: Astronomi waktu dan kalender

Karena gaya gravitasi antara bulan–matahari jauh lebih besar daripada gravitasi antara bulan–bumi, dengan kata lain, sebenarnya bulan bergerak mengitari matahari karena gravitasi antara bulan–matahari, sedangkan lintasan bulan yang bermodulasi disebabkan oleh gravitasi bulan–bumi.

Page 29: Astronomi waktu dan kalender

Kalender Islam disusun berdasarkan lama rata–rata satu bulan sinodik, yaitu 29,530589 hari atau 29 hari 12 jam 44 menit 2,9 detik. Rata–rata ini sedikit lebih besar daripada 29,5 hari. Angka 29,5 hari adalah nilai tengah dari 29 dan 30. Jadi kalender Islam secara aritmetik disusun dengan cara menetapkan jumlah hari dalam satu bulan Islam sebesar 30 dan 29 hari secara bergantian.

Page 30: Astronomi waktu dan kalender

Bulan 1: Muharram 30 hari Bulan 2: Shafar 29 hari Bulan 3: Rabi’ul Awwal 30 hari Bulan 4: Rabi’ul Akhir 29 hari Bulan 5: Jumadil Awwal 30 hari Bulan 6: Jumadil Akhir 29 hari Bulan 7: Rajab 30 hari Bulan 8: Sya’ban 29 hari Bulan 9: Ramadhan 30 hari Bulan 10: Syawwal 29 hari Bulan 11: Dzulqa’dah 30 hari Bulan 12: Dzulhijjah 29 (30) hari

Page 31: Astronomi waktu dan kalender

Khusus untuk bulan Dzulhijjah, jumlah hari bisa berjumlah 29 atau 30, sebagai kompensasi rata–rata lama satu bulan sinodik yang sedikit lebih besar dari 29,5 hari. Jika Dzulhijjah 29 hari, maka tahun itu bukan tahun kabisat, mengandung 354 hari.

Jika bulan Dzulhijjah berisi 30 hari, maka tahun itu disebut tahun kabisat yang mengandung 355 hari. Dalam rentang 30 tahun Islam, terdapat 11 tahun kabisat yaitu pada tahun 2, 5, 7, 10, 13, 16, 18, 21, 24, 26, 29. Berarti dalam rentang 30 tahun (atau 360 bulan), banyaknya hari adalah 30 X 354 + 11 = 10631 hari.

Page 32: Astronomi waktu dan kalender

Rata–rata satu bulan adalah sama dengan 10631/360 = 29,530556 hari. Angka ini sangat dekat dengan rata–rata bulan sinodik yaitu 29,530589 hari. Selisih dalam satu bulan adalah 0,000033 hari, atau menjadi sama dengan 1 hari dalam sekitar 30.000 bulan (2500 tahun). Selisih ini sangat kecil. Hingga saat ini, tahun Islam masih sekitar 1400–an, sehingga belum perlu untuk dilakukan koreksi.

Page 33: Astronomi waktu dan kalender

Untuk menentukan apakah suatu tahun Islam termasuk tahun kabisat Islam tidaklah sulit. Bagilah suatu tahun Islam dengan 30, lalu ambil sisanya. Jika sisanya sama dengan angka 2, 5, 7, 10, 13, 16, 18, 21, 24, 26 atau 29, maka termasuk tahun kabisat Islam. Contohnya tahun 1431 H. Angka 1431 dibagi 30 adalah 47 bersisa 21. Karena bersisa 21, berarti 1431 H tahun kabisat. Contoh lain, tahun 914 H bukan tahun kabisat.

Page 34: Astronomi waktu dan kalender

Perputaran Bumi pada porosnya mengakibatkan peristiwa siang dan malam, dan tentunya jika suatu daerah mengalami siang, maka daerah lain mengalami malam. Karena rotasi Bumi adalah 24 jam, maka di Bumi ini terdapat 24 daerah waktu. Standar daerah waktu di Bumi ialah bujur yang melalui kota Greenwich, Inggris, yang ditetapkan sebagai bujur (longitude) 0°. Karena keliling Bumi 360°, maka tiap selisih 15° terjadi selisih waktu 1 jam. Perbedaan waktu antara suatu daerah terhadap Greenwich dinyatakan dalam selisihnya dengan Greenwich MeanTime atau GMT, misalkan zona waktu Makassar adalah WITA tidak lain ialah GMT+8.

ZONA WAKTU

Page 35: Astronomi waktu dan kalender

Zona waktu GMT+8 berpatokan pada bujur 8 ´ 15 = 120° BT. Jadi dari bujur 112,5 BT sampai dengan 127,5 BT merupakan zona waktu GMT+8. Namun rumus ini hanya dapat digunakan secara teori, karena secara hukum, garis-garis waktu dapat saja dibelokkan dengan alasan-alasan tertentu, misalkan agar suatu negara memiliki zona waktu sesedikit mungkin.

Page 36: Astronomi waktu dan kalender

Zona waktu GMT+8 berpatokan pada bujur 8 ´ 15 = 120° BT. Jadi dari bujur 112,5 BT sampai dengan 127,5 BT merupakan zona waktu GMT+8. Namun rumus ini hanya dapat digunakan secara teori, karena secara hukum, garis-garis waktu dapat saja dibelokkan dengan alasan-alasan tertentu, misalkan agar suatu negara memiliki zona waktu sesedikit mungkin

Page 37: Astronomi waktu dan kalender
Page 38: Astronomi waktu dan kalender

Karena tahun 615 masih dijalani, jumlah tahun yang telah utuh dilalui sejak epoch adalah 614 tahun.

614 tahun/30 tahun = 20, sisa 14 tahun. Karena 30 tahun = 10631 hari, maka 20 kali 30 tahun = 20 X 10631 = 212620 hari. Selama sisa 14 tahun, terjadi 5 kali tahun kabisat (yaitu tahun 2, 5, 7, 10, 13). Jadi 14 tahun = 14 X 354 + 5 = 4961 hari.

Karena bulan 9 masih dijalani, maka jumlah bulan yang telah utuh dilalui di tahun 615 H adalah 8 bulan. Dengan mengingat selang seling 30, 29, 30, 29 dan seterusnya, 8 bulan = 236 hari.

Soal: Tentukan tanggal Masehi untuk 17 Ramadhan 615 H (17–9–615).

Page 39: Astronomi waktu dan kalender

Dengan ditambah tanggal 17, maka total hari = 212620 + 4961 + 236 + 17 = 217834 hari.

Jadi JD 17 Ramadhan 615 H = 1948438,5 + 217834 = 2166272,5

Dikonversi ke tanggal Masehi, diperoleh Jumat, 7 Desember 1218 M.