astrocytoma

download astrocytoma

If you can't read please download the document

Transcript of astrocytoma

BAB I PENDAHULUAN

Tumor otak secara keseluruhan pada umumnya dapat bersifat primer maupun sekunder, bias mengenai otak maupun medulla spinalis dan satu jenis tumor dapat ditemukan lebih banyak dibanding jenis yang lain. Pertumbuhan dan invasif tumor bervariasi seperti glioblastoma sangat ganas dan progresifitasnya cepat. Insidensi tumor otak pada segala golongan umur menurut Zulch 4,2-5,4/100.000 penduduk. Pada anak-anak tertinggi pada dekade 1, atau 3-8 th dengan puncaknya pada umur 5-9th. Pada usia dewasa tertinggi pada umur 30-70th, dengan puncaknya pada 55-65th. Insidensi tumor yang mengenai otak (primer/sekunder) adalah 46/100.000 dan tumor otak primer sekitar 15/100.000. dari penelitian Glasglow, bagian neuro patologi tahun 1981 bahwa tumor tersering yang terdapat didaerah supratentorial pada dewasa adalah astrositoma yang termasuk glioblastoma multiforme sebanyak 40%. Glioblastoma merupakan diferensiasi keganasan dari low diffus astrositoma.(2,3)

Astrositoma merupakan tumor primer

intrakranial yang sering ditemukan sekitar 60% atau 5-7 kasus baru / 100000 / populasi. (1) Klasifikasi yang telah direvisi dan sistim grading dari tumor astrocytoma dengan menggabungkan klasifikasi menurut WHO dan system Daumas-Duport yang sekarang disebut sistim St Anne-Mayo, dapat menggambarkan prognosa dari tumor itu sendiri. Walaupun prognosa dari tumor pada intracranial masih tidak menggembirakan, namun dengan pengetahuan dan pengenalan dini tumor astrocytoma dan didiagnosa secara histopatologi dapat mengetahui harapan hidup pasien dengan tumor astrocytoma. Pada tinjauan kasus di makalah ini akan dibahas tentang astrositoma.

BAB II TINJAUAN KASUS

No RM : 0001060466. No PA : PB 111748 Seorang wanita, usia 17 tahun, dirawat dibagian bedah saraf dengan diagnosa masuk : SOL Supratentorial suspek Low grade astrositoma, dirawat dari tanggal : 18-02-2011 sampai 21-03-2011. Hasil PA : Difuse fibrillary astrocytoma WHO grade II ANAMNESA Keluhan Utama : Nyeri kepala Riwayat Penyakit Sekarang : Sejak 1,5 bulan SMRS, pasien mengeluh Nyeri Kepala diseluruh bagian kepala seperti berdenyut dengan intensitas sedang. Semakin lama semakin berat itu dirasakan saat bangun tidur, bertambah berat bila batuk/menyedak, mual (-), muntah (-), fotofobia (+), fonofobia (+). Nyeri kepala dirasakan tiap hari dan tidak membaik dengan pemberian obat warung. 1 bulan yang lalu pasien merasakan lemah anggota gerak kiri. Lengan dan kaki kiri terasa berat bila diangkat. Keluhan baal-baal (-), keluhan bicara rero (-), mulut mencong (-), keluhan pandangan ganda/gelap sesaat/pusing berputar/telinga berdenging (-), pasien lalu dibawa ke RSUD tasikmalaya, lalu dirujuk ke RSHS. Riwayat Penyakit Dahulu : Riwayat dirawat di RSUD tasikmalaya sejak 2 minggu SMRS selama 12 hari. Dari surat rujukan dikatakan observasi cefalgia + dyspepsia, infark di frontal kanan, sudah di CT Scan kepala + thorax PA Riwayat nyeri kepala kronis progresif (+) 1,5 bulan yang lalu Riwayat perubahan tingkah laku (-) Riwayat trauma kepala (-) Riwayat stroke / TIA sebelah (-) Riwayat panas badan (-) Riwayat sedikit memar/pendarahan sulit berhenti (-)

PEMERIKSAAN FISIK Kesadaran : compos mentis Tekanan darah : 110/70mmHg Respirasi : 20x/menit Nadi : 84x/menit Suhu : 36,7% Status interna : Kepala : dalam batas normal

Status Neurologi : Rangsang Meningen : kakukuduk (-), laseq/kerniq (-/-) brudzinski I/II/III (-/-/-) Saraf Otak : Pupil bulat isokor diameter ODS 3mm Refleks cahaya +/+ direk/indirek. Gerak Bola Mata : baik Fundus Copi : Papil ODS batas tegas , arteri/vena 2/3, perdarahan (-), exudatt(-) Wajah : Simetris Lidah : ditengah Motorik : superior kanan 5, superior kiri 4+, inferior kanan 5, inferior kiri 4+ Sensorik / Vegetatif / Fungsi Luhur : baik/baik/baik Reflek Fisiologis : Biceps triceps Radialis : +/+

Reflek patologis : babinski (-) regresi (-) PEMERIKSAAN PENUNJANG LABORATORIUM : hemoglobin: 12,2 gr/dl. Leukosit: 16.700 mm3. Hematokrit: 37%. Trombosit: 257.000 mm3. Ureum: 49 gr/dl. Kreatinin: 0.48 gr/dl. Gula Darah Sewaktu: 96 mg/dl. Natrium: 137 mEq/L. Kalium: 4.2 mEq/L. CT Scan Kepala dan kontras tanggal 04 Maret 2011 : Bayangan hipodens berbatas tegas tepi sebagian ireguler disertai lesi hipodens minimal disekitarnya pada daerah cortical-subcortical frontoparietal kanan yang pada pemberian kontras memberikan minimal enhancement terutama pada bagian tepinya dengan ukuran yang tidak banyak berubah sugestif Low Grade Astrocytoma

MSCT scan kepala saat ini tidak menunjukkan adanya perdarahan intra serebri, lesi infark maupun malformasi vaskuler lainnya.

Ro. Thorax : tidak tampak kardiomegali, tidak tampak TB paru aktif EKG : DIAGNOSA KERJA SOL SUPRATENTORIAL SUSPEK LOW GRADE ASTROSITOMA PENGOBATAN : Dexametason 4x5 mg iv Ranitidine 3x1 mg iv

FOLLOW UP

Hasil PA (No PB 111748) Makroskopis: Diterima keping-keping jaringan sebanyak 1 cc putih kecoklatan kenyal Mikroskopik: Sediaan operasi terdiri dari sel-sel lemak matur bentuk bulat oval. Hiperplastis memadat diffuse dengan sitoplasma yang fibriler. Inti sel bulat oval. Normokromatis. Diantaranya tampak perdarahan dan sel-sel limfosit. Tidak tampak sel tumor ganas. Kesimpulan: Diffuse fibrillary astrocytoma WHO grade II

BAB III TINJAUAN PUSTAKA

Tumor astrosit secara umum menurut rekomendasi dari WHO merupakan tumor yang berlokasi di system saraf pusat, biasanya terjadi pada orang dewasa, mempunyai gambaran histopatologi yang sesuai dengan gardingnya yang memperlihatkan infiltrasi pada struktur otak, dan sudah menjadi sifatnya akan berubah ganas. Neoplasma astrositik yang mempunyai derajat yang tertinggi pada diferensiasi sel, pertumbuhan lambat dan infiltrasi diffus dari struktur otak sekitarnya. Sering terjadi pada dewasa muda dan mempunyai kecenderungan menjadi proses malignan. (1)

III.1. ANATOMI FISIOLOGI Neuroglia Astrosit terdapat 2 jenis yaitu protoplastik dan fibrosa, namun bagaimana fungsinya masih belum jelas. Astrosit protoplastik lebih halus, dimana mengandung lebih banyak mengandung protoplasma dan julurannya banyak dan bercabang-cabang. Astrosit ini terdapat didalam zat kelabu atau sebagai sel satelit di dalam ganglion akar dorsalis. Astrosit fibrosa lebih banyak berserabut dan julurannya jarang bercabang (mengandung fibril glia). Astrosit memberikan dukungan struktural pada jaringan saraf, serta memerankan peranan dalam transmitter sinaps. Astrosit juga berperan dalam pembentukan sawar darah otak. Astrosit membentuk suatu pelapis diseluruh permukaan susunan saraf pusat dan memperbanyak diri untuk memperbaiki jaringan neural yang rusak. (4)

III.2. INSIDENSI Astrositoma merupakan tumor SSP yang paling sering terjadi, insidensinya sekitar 60% dari tumor otak yang lain di SSP. Ditemukan sebanyak 10% dari neoplasma pada seluruh tubuh, 80% terletak di intracranial, 20% terletak didalam kanalis spinalis. Low-grade astrositoma insidensinya 25% dari seluruh glioma pada hemisfer serebri. Dan dominan pada pria : wanita = 1,18 : 1. pada laki-laki.(1)

Astrocytoma anaplastik rata-rata terjadi pada usia 41 tahun dan sering terjadi

III.3 KLASIFIKASI Indikator yang signifikan untuk membedakan dengan tumor yang lain adalah : inti yang atipik (meliputi hiperkromasi, inti yang polimorfi, multinukear, pseudoinklusi), adanya aktifitas mitosis, selularitas, proliferasi vaskuler dan nekrosis. Grading dari astrocitoma yang dipakai sesuai dengan kriteria

grading menurut WHO 1997, sedangkan system grading menurut St Anne/Mayo yang memiliki 4 kriteria (inti yang atipik, mitosis, proliferasi mikrovaskuler dan / atau nekrosis) memprediksi harapan hidup pasiennya. Perbandingan kedua klasifikasi tersebut tercantum dalam table berikut :(1) WHO GRADE I WHO DESIGUATION Pilocytic astrocytoma Astrocytoma II (low grade diffuse) Astrocytoma Grade I Astrocytoma Grade II Zero criterion One criterion usually nuclear atypia III Anaplastik astrocytoma Glioblastoma IV Multiforme Astrocytoma Grade IV Astrocytoma Grade III Two criteria usually nuclear atypia and mitotic activity Three criteri usually nuclear atypia, mitoses, endothiel STANNE / MAYO DESIGUATION HISTOLOGICAL CRITERION

proliferation and / or necrosis

Klasifikasi berdasarkan gambaran CT scan kepala : GRADE I II III IV kepala. (5) Klasifikasi WHO 1997 : (1) 1. Astrocytic tumors a. Difuse astrocytoma b. Low-grade diffuse astrocytoma c. Anaplastic astrocytoma d. Glioblastoma e. Giant cell glioblastoma f. Gliosarcoma Gambaran Radiologi Hipodens, efek masa (-), enhancement (-) Hipodens, efek masa (+), enhancement (-) Compleks enhancement (-) Efek masa (+), Ring enhancement, edema perifokal (+) Pada 10-30 % kasus astrositoma dapat ditemukan adanya klasifikasi pada gambaran CT Scan

g. Pylocytic astrocytoma h. Pleomorphic xanthoastrocytoma

2. Oligodendrioglial tumor and mixed glioma 3. Ependymal tumour 4. Choroid plexus tumor 5. Neuroepihelial tumor of uncertain origin 6. Neuronal and mixed neural-glial tumour 7. Pinel parenchymal tumour 8. Embryonal tumour 9. Peripheral neuroblastic tumour 10. Tumour of cranial and peripheral nerves 11. Meningional tumour 12. Tumour of haemopoietic system 13. Germ cell tumour 14. Familial tumour syndromes 15. Tumour of the sellar region 16. Metatastic tumour of the CNS

III.4. ETIOLOGI DAN PATOGENESA Patogenesa yang telah lama dipikirkan menurut Bailey dan cushing (1926) adalah teori histogenetik yang didasari oleh dugaan embriologi dari saraf dan sel glia itu sendiri. Sekarang pada umumnya patogenesanya berdasarkan teori dedifferensiasi dimana diduga adanya transformasi neoplastik pada elemen sel saraf yang matur, astrosit normal bertransformasi menjadi sel neoplastik. Adanya gangguan struktur genetik pada P53 dalam kromosom 17 p dalam proses siklus sel sehingga sel-sel akan kehilangan kemampuan berdiferensiasi secara normal yang mengakibatkan sel tumbuh secara berlebihan dan umumnya tidak terkendali. (1,5,6,7) Penyebab gangguan genetik yang menyebabkan terjadinya astrositoma diduga adanya bahanbahan karsinogenik, Virus, genetic, imunologi, radiasi, sisa-sisa embriogenik dan trauma kepala. (2,7)

III.5 GEJALA KLINIS Diagnosis ditegakkan berdasarkan anamnesis, pemeriksaan klinis dan radiologis. Diagnosis pasti berdasarkan hasil pemeriksaan PA dari sampel jaringan maupun biopsy stereotaksis. Biopsy streotaksis diindikasikan pada suspek astrositoma maligma bila dijumpai : Lokasi tumor otak yang sulit dijangkau, tumor kecil dengan defisit ringan, pasien dengan kondisi buruk, diagnosis belum pasti, dan lesi sangat difus atau multipel. (5,8)

Invasi langsung dari tumor terhadap parenkim otak disekitarnya, bila terjadi edema perifokal karena adanya kompresi terhadap arteri-arteri intracranial dan struktur lainnya. Gejala klinis yang sering menyertai suatu tumor otak adalah tekanan tinggi intrakranial yaitu nyeri kepala, mual, muntah, kejang dan penurunan kesadaran. Gejala klinis lain berupa defisit neurologi fokal yang sesuai dengan letak dimana tumor itu berada di SSP. Efek lokal tumor bervariasi sesuai area otak yang terkena. (1) Gejala dan tanda dari kerusakan fokal jaringan otak berupa : Disphasia, Hemisparese, perubahan tingkah laku. Gejala epilepsi sering ditemukan pada low-grade astrocytoma. (8)

III.6. LOKALISASI PILOCYTIC ASTROCYTOMA Lokasi dapat ditemukan di nervus optikus sampai konus medularis. Secara umum terbatas pada astrositoma yang sering ditemui pada anak-anak dan dewasa muda.(1)

Daerah yang termasuk : nervus

optikus, chiasma optikus, hipothalamus.(9.10) Talamus dan basal ganglia, serebral, serebellum dan juga batang otak, jarang sekali pada medulla spinalis. LOW-GRADE DIFFUSE ASTROCYTOMA (ASTROCYTOMA GRADE II) Bila astrositoma yang didiagnosa tidak spesifik, biasanya mengarah ke low-grade astrocytoma dewasa (Well-diferentiated atau fibrilary astrocytoma) dari serebrum, juga pada batang otak. ASTROCYTOMA ANAPLASTIK Lokasi sebagian besar dapat disamakan dengan astrositoma difus lain, lebih sering pada serebral hemisfer. Astrositoma infiltrasi difus dengan fokal atau anaplasia yang menyebar dan tanda potensial proliferasi. Anaplastik astrocytoma dapat timbul dari low-grade astrositoma tetapi selalu didiagnosa pada saat pertama dibiopsi. Neoplasma ini sering juga disebut malignan astrositoma dan High grade astrositoma (1). GLIOBLASTOMA MULTIFORMIS Astrositoma yang paling ganas, terdiri dari neoplastik astrosytoma poorly differentiaced dengan area vaskuler prolifrasi dan atau nekrosis. Glioblastoma dapat berkembang dari low grade astrocytoma atau anaplastik astrocytoma, tetapi frekwensi lebih sering bermanisfestasi setelah terdapat gejala klinik yang singkat, dengan tidak ada tanda-tanda keganasan lesi pencetus.(1,2,5,6) PLEOMORPHIC XANTOASTROCYTOMA Suatu neoplasma yang mempunyai prognosa baik, yang tidak termasuk dalam grading menurut ST Anne/Mayo karena secara criteria konvensional memiliki malignan dengan adanya gambaran ini pleomorfik, dan termasuk astrositoma grade II pada klasifikasi WHO 1997. Jika aktifitas mitosis menjadi(1)

. Lokasi berkembang pada daerah supratentorial

dominan, dapat berubah menjadi dominan, dapat berubah menjadi anaplastik astrositoma. Lokasi di supratentorial pada meningoserebral, didaerah serebral khususnya lobus temporalis. (1)

SUBEPENDYMAL GIANT CELL ASTROCYTOMA (TUBEROUS SCLEROSIS) Pada klasifikasi WHO termasuk grade I, timbul padadinding ventrikel lateral dan terdiri dari astrosit ganglioid besar, rata-rata pasien mempunyai sindroma epilepsi yang memburuk atau tanda-tanda peningkatan tekanan intracranial, biasanya terdapat pada tumor yang terdapat pada obstruksi dari foramen monro.(8)

III.7. HISTOPATOLOGI LOW-GRADE DIFFUSE ASTROCYTOMA (ASTROCYTOMA GRADE II) Gambaran makroskopik massa lokal akan terlihat warna abu-abu atau kuning-putih, kadang tampak kista kecil. Tumor biasanya memperlihatkan batas-batas anatomi yang tidak jelas. Menurut WHO gambaran patologi dari low-grade diffuse astrositoma secara mikroskopik dibagi menjadi 3 bagian, yaitu:(1,2,6) a. ASTROCYTOMA FIBRILER Sel-sel berukuran sedang, inti bulat atau oval dengan densitas sel yang rendah sampai sedang, sitoplasma kadang sedikitdan hampir tidak dapat dinilai, dan memberikan gambaran inti yang terbuka (naked nuclear). Inti atipik sangat membesar, membentuk seperti cerutu, atau hiperkromatis irregular, tanpa aktivitas mitosis. b. ASTROCYTOMA PROTOPLASMA Jumlah sel sedikit, bentuk inti secara keseluruhan bulat sampai oval, astrosuit neoplastik berupa badan sel kecil dengan prosesus mengandung sedikit stellate, inti biasnya irregular. c. ASTROCYTOMA GEMISTOSITIK Astrosit neoplastik memiliki badan sel besar eosinofilik dan berbentuk anguler, prosesus pendek dan tak beraturan jaringan fibriler kasar, inti bulat hingga oval dengan letak eksentrik. Sel tumor terlihat sangat padat dan besar, polygonal atau bentuknya globoid dan memiliki sitoplasma yang berlimpah dengan beberapa proses. Biasanya terdapat pada hemisfer serebral dewasa. PILOCYTIC ASTROCYTOMA Gambaran mikroskopik : tampak sel-sel yang bipolar, fusiform atau polifoid dengan fibril-fibril yang padat, inti hiperkromatis bizarre, ciri lain adanya sturktur serabut rosental. (1)

ASTROCYTOMA ANAPLASTIK Gambaran makroskopik pada permukaan potongan, selularitas yang tinggi pada astrocytoma anaplastik menghasilkan massa tumor yang dapat dilihat dengan perbedaan yang lebih jelas dari struktur otak disekitarnya dibandingkan low-grade astrocytoma. Memiliki tendensi infiltrasi tanpa destruksi jaringan. Sering terdapat area bergranul, opak dan konsistensi lunak. Gambaran mikrositik tampak selularitas lebih tinggi, regional atau difus hiperselular merupakan kriteria diagnostic yang penting variabilitas sitoplasma juga meningkat. Terdapat inti atipia dan pleomorfisme inti yang variabel dan hiperkromatis serta aktivitas mitosis yang lebih banyak. (1.2) GLIOBLASTOMA MULTIFORMIS Gambaran makroskopis tampak massa abu-abu kemerahan berbatas tegas. Memiliki tendensi berubah-ubah warna karena degenersai, nekrosis dan kadang-kadang berdarah. Adanya gambaran perdarahan dan fokus perlunakan kekuningan menunjukkan adanya nekrosis koagulatif. Kebanyakan glioblastoma pada serebral hemisfer terdapat pada intraparenkim dengan pusat pada white matter. Gambaran mikroskopis tampak hiperseluler, fusiform inti sangat pleomorfik dan aktifitas mitosis tinggi, sering tampak sel-sel raksasa berinti banyak dan bizarre, terdapat proliferasi mikrovaskuler, terdapat area nekrosis yang irregular yang sering dikelilingioleh berinti neoplastik membentuk pseudopalisade. (1,2,5,6) Variasi lain dari Glioblastoma multiformis menurut WHO : (1) GIANT CELL GLIOBLASTOMA : Terdapat predominasi sel raksasa yang bizarre dengan inti ganda disertai stroma retikulin berlebihan. GLIOSARCOMA : glioblastoma bercampur komponen sarkomatus yang berasal dari elemen vaskuler hiperplastik yang mengalami transformasi maligna. PLEMORPHIC XANTOASTROCYTOMA Gambaran makroskopiknya menempel pada meningan dan sering disertai kista, kadang bentuk nodul dengan dinding kista. Gambaran mikroskopik tampak campuran sel-sel tumor pleomorfik, bervariasi dari astrosit fibriler biasa hingga berbentuk raksasa yang multinyuklear. Istilah xanthoastrocytoma mengarah pada fakta bahwa banyak sel-sel dari neoplasma ini memperlihatkan akumulasi intrasel pada lipid.(1) SUBEPENDYMAL GIANT CELL ASTROCYTOMA (TUBEROUS SCLEROSIS) Gambaran makroskopik tampak tumor intraventrikuler berbatas tegas, biasnya mengalami kalsifikasi. Gambaran mikroskopik tampak sel-sel besar serupa strosit, biasa berkelompok dan membentuk nucleoli yang menonjol. Mitosis jarang atau tidak ada.(8)

III.8. PENATALAKSANAAN 1. Terapi suportif Mengatasi edema serebri (kortikosteroid) dan mengatasi kejang (antikonvulsan) Terapi edema serebri Untuk pasien yang belum mendapat steroid sebelumnya Dewasa : 10 mg/iv loading dose kemudian 6 mg p.o/iv setiap 6 jam . Pada edema vasogenik yang berat berikan 10 mg setiap 4 jam. Pediatrik : 0,5 setiap 6 jam. Untuk pasien yang telah mendapat steroid : Pada perburukan klinis yang akut dapat diberikan 2 kali lipat dosis biasa. (5,7,8) 2. Terapi operatif Reseksi total pada serangkaian operasi telah memperlihatkan durasi hidup yang lebih lama. Dilakukan biopsy jika meningkat < 10% massa tumor. Reseksi subtotal jika mengangkat 10-90% massa tumor, reseksi total jika >90%. Pemeriksaan histologi harus dilakukan untuk menegakkan diagnosa. Untuk penanganan tekanan tinggi intrakranial dapat dipakai shunt yang dipasang selama beberapa hari atau minggu sebelum dilakukan operasi. (5,7,8) 3. Terapi radiasi Radiasi diberikan jika tidak semua tumor dapat diangkat saat operasi (reseksi subtotal). Radiasi minimal 6000 rad pada sisa tumor dan sekitar (2-5cm). Respon terhadap radiasi dikatakan baik jika terjadi pengurangan massa tumor >50% (CT Scan / MRI) atau terjadi perbaikan gejala klinis. Jadi radiasi ini berguna untuk tumor yang mengalami pembedahan subtotal, tumor yang mengalami rekurens, atau tumor tidak dapat dioperasi. (5,7,8) 4. Kemoterapi Kemoterapi paliatif dilakukan jika terjadi rekurensi atau tumor tetap persisten setelah pembedahan atau raditerapi. Pada 10% pasien memberikan keuntungan yang signifikan, biasanya diberikan BCNU atau Procarbasin. (5,7,8) 1 mg/kg/i.v loading dose, kemudian 0,25-0,5 g/kgbb/hari po/i.v dengan dosis terbagi

III.9. PROGNOSA Prognosa tergantung dari usia, lokasi, kecepatan tumbuh, rekurensi, reseksi, performan post operasi, gambaran grade histologi. Prognosis tergantung dari progesifitas menjadi tumor yang malignan. Pada pasien dengan low grade astrositoma usia lebih tua prognosis lebih buruk dibendingkan dengan pasien yang lebih muda walaupun dengan lokasi yang sama. Prognosis pada pilocystik astrositoma tergantung pada lokasi, pasien dengan bedah reseksi tumor pada hemisfer serebral biasanya memiliki prognosa yang baik. Rata-rata harapan hidup pada pasien low-grade astrocytoma antara 6-8 tahun dengan variasi individu yang berbeda. (1,9) Harapan hidup pasien berdasarkan grade, tergantung pada parameter klinik meliputi usia, lokasi tumor dan pengobatan (Radiasi atau kemoterapi), yaitu : lebih dari 5 tahun (8-10 th(9)

) untuk low-grade

diffuse astrocytoma (WHO Grade II, St Anne / Mayo grade 1 dan 2), 2-5 tahun untuk anaplastik astrocitoma (WHO Grade III, St Anne/Mayo grade 3) dan kurang dari 1 tahun untuk pasien dengan glioblastoma (WHO Grade IV, St Anne / Mayo grade 4). (1)

BAB IV PEMBAHASAN

ASTROSITOMA GRADE II / LOW-GRADE DIFFUSE ASTROCYTOMA Telah disebutkan bahwa insidensi astrositoma grade II ini 25% berlokasi diserebral hemisfer. Rata-rata terjadi pada dewasa muda 60% terjadi pada usia 20 45 tahun dan tersering pada umur 34

tahun. Laki-laki lebih sering terjadi. Lokalisasi terjadi di supra tentorial tersering pada serebrum. Gejala klinis dikatakan pada tumor di lobus frontal perubahan tingkah laku akan terjadi jauh sebelum didiagnosis. Gejala lain : kesulitan bicara, perubahan sensoris, visus terganggu dan terdapat gangguan motorik. Pada pasien ini : Seorang wanita , usia 17 tahun, dengan keluhan utama : Nyeri kepala yang dirasakan sejak 1,5 bulan SMRS, pasien mengeluh Nyeri Kepala diseluruh bagian kepala seperti berdenyut dengan intensitas sedang. Semakin lama semakin berat itu dirasakan saat bangun tidur, bertambah berat bila batuk/menyedak, mual (-), muntah (-), fotofobia (+), fonofobia (+). Nyeri kepala dirasakan tiap hari dan tidak membaik dengan pemberian obat warung. Pemeriksaan fisik : Dengan neuroimaging dapat ditemukan massa homogen dengan densitas yang rendah tanpa enhance. MRI memperlihatkan Hypodense pada T1 dan hiper intensitas pada T2 pada pembesaran area dalam evolusi awal tumour. Gadolinium enhancemen tidak terjadi pada astrocytoma grade II tapi akan terlihat bila tumor derprogessi. Pada pasien ditemukan : CT Scan kepala dan kontras didapatkan : Bayangan hipodens berbatas tegas tepi sebagian ireguler disertai lesi hipodens minimal disekitarnya pada daerah cortical-subcortical frontoparietal kanan yang pada pemberian kontras memberikan minimal enhancement terutama pada bagian tepinya dengan ukuran yang tidak banyak berubah sugestif Low Grade Astrocytoma, MSCT

scan kepala saat ini tidak menunjukkan adanya perdarahan intra serebri, lesi infark maupun malformasi vaskuler lainnya. Gambaran makroskopik pada tumor ini karena infiltrasi secara difuse biasanya terlihat kabur atau berbatas tidak tegas dengan struktur anatomi disekitarnya. Memang ada pembesaran dan distorsi tetap tidak merusak struktur anatomi disekitarnya. Pada pasien ini ditemukan : . Dan dari gambaran Hasil PA didapatkan Makroskopis : Diterima keping-keping jaringan sebanyak 1 cc putih kecoklatan kenyal.

Gambaran mikroskopik dibagi 3 yaitu : ASTROCYTOMA FIBRILER Sel-sel berukuran sedang, inti bulat atau oval dengan densitas sel yang rendah sampai sedang, sitoplasma kadang sedikit dan hamper tidak dapat dinilai, dan memberikan gambaran inti yang terbuka (naked nuclear). Inti atipik sangat membesar, membentuk seperti cerutu, atau hiperkromatis irregular, tanpa aktivitas mitosis. ASTROCYTOMA PROTOPLASMA Jumlah sel sedikit, bentuk inti secara keseluruhan bulat sampai oval, astrosit neoplastik berupa badan sel kecil dengan prosesus mengandung sedikit stellate, inti biasanya irreguler. ASTROCYTOMA GEMISTOSITIK Astrosit neoplastik memiliki badan sel besar eosinofilik dan berbentuk anguler, prosesus pendek dan tak beraturan membentuk jaringan fibriler kasar, inti bulat hingga oval dengan letak eksentrik. Sel tumor terlihat sangat padat dan besar, polygonal atau bentuknya globoid dan memiliki sitoplasma yang berlimpah dengan beberapa proses. Pada pasien ini ditemukan gambaran Mikroskopik : Sediaan operasi terdiri dari sel-sel lemak matur bentuk bulat oval. Hiperplastis memadat diffuse dengan sitoplasma yang fibriler. Inti sel bulat oval. Normokromatis. Diantaranya tampak perdarahan dan sel-sel limfosit. Tidak tampak sel tumor ganas. Kesimpulan: Diffuse fibrillary astrocytoma WHO grade II

BAB V KESIMPULAN

Telah dibahas kasus seorang wanita, usia 17 tahun, dirawat dibagian bedah saraf dengan diagnose masuk : SOL supratentorial suspek low grade astrositoma, dirawat dari tanggal : 18-02-2011 sampai 2103-2011. Telah dilakukan operasi kraniotomi pada tanggal 22 maret 2011 Hasil PA : Diffuse fibrillary astrocytoma WHO grade II. Diagnosa waktu pulang : .. Astrositoma merupakan tumor primer intrakranial yang sering ditemukan >60%. Pada low grade astrocytoma, kejadian tertinggi pada hemisfer serebral biasanya terjadi pada dewasa muda antara 30-40 tahun. Diagnosis klinik ditegakkan berdasarkan Anamnesa, pemeriksaan klinis dan imaging yang mengarah ke astrocytoma grade II.

BAB VI DAFTAR PUSTAKA

1. Kleihus P, Cavenee Webster K,. Pathology and Genetics of Tumours of the Nervous System. International Agency for Research on Cancer (IARC) World health Organization. International Society of Neuropathology (ISN). Lyon. 1997. Hal 1-34. 2. Kleihus P. Burger PC, Scheithauer. Histological Typing of Tumours of the Cntral nerbus system. WHO Histological Clasification of Tumour. Second edition. Springer Heidelberg. 1993. Hal 1-20. 3. Daumas-Duport C, Scheithauer B, O Fallon J, Kelly P. Grading of Astrositomas, a Simple and Reproducieble Method Cancer. 62. Hal 2152-2165. 4. de Groot. Jack, Correlative Neuroanatomy, Edisi 21, Appleton & Lange, 1991, terjemahan Indonesia. Hal 10. 5. Greenberg MS, Handbook of Neurosurgery. 5th edition. St Louis. Mosby Inc. Thieme. New York. 2001. Hal 746-756. 6. Damjanov I, Linder J,. Anderson,S Pathology. 10th edition. Volume 2 B. St Louis. Mosby Year Book. Hal 746 756. 7. Victor M, Ropper AH. Adam and Victor,s Principle of Neurology. 7th edition. New York. Mc Graw Hill Co, Hal 688 689. 8. Lindsay KW, Bone I, Callender R,. Neurology and Neurosurgery Illustrated. Edinburg. Chuchill Livingstone. 1991. Hal : 308-309. 9. Burns D.K.,Kumar V, The Nervus System In Kumar V, Contran R.S., Robbin S., Basic Pathology. 7th edition. Saunders. Hal 832-833. 10. Rosai J, Ackerman,s. Sugical Pathology. 9th edition. St Louis. Mosby Inc. 2004. Hal: 2268-2275. Verlag, Berlin