Astri Widiyawati

220
STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA RESTORAN & KAFE COFFEE TIME DI BOGOR JAWA BARAT SKRIPSI ASTRI WIDIYAWATI UTAMI H34104058 DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

description

asasddddd

Transcript of Astri Widiyawati

Page 1: Astri Widiyawati

STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA RESTORAN & KAFE COFFEE TIME

DI BOGOR JAWA BARAT

SKRIPSI

ASTRI WIDIYAWATI UTAMIH34104058

DEPARTEMEN AGRIBISNIS

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

2013

Page 2: Astri Widiyawati

RINGKASAN

ASTRI WIDIYAWATI UTAMI. Strategi Pengembangan Usaha Restoran & Kafe Coffee Time di Bogor Jawa Barat. Skripsi. Departemen Agribisnis, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor (Di bawah bimbingan ANNA FARIYANTI).

Kota Bogor merupakan daerah yang mempunyai kontribusi yang cukup besar terhadap pembentukan perekonomian di Jawa Barat. Indikator yang dapat digunakan untuk melihat tingkat perkembangan perekonomian suatu daerah adalah Produk Domestik Regional Bruto (PDRB). Salah satu sektor ekonomi penyusunan PDRB adalah sekor perdagangan, hotel dan restoran. Setiap tahunnya terjadi peningkatan pertumbuhan usaha restoran di Kota Bogor.

Restoran dan Kafe Coffee Time adalah salah satu kafe yang menyajikan menu makanan internasional dan tradisional yang terdapat di Kota Bogor. Tingkat persaingan usaha antar kafe, rumah makan dan restoran di Kota Bogor semakin tinggi. Hal ini menyebabkan adanya penurunan pendapatan yang diterima Restoran & Kafe Coffee Time. Tujuan dari penelitian ini adalah mengidentifikasi kondisi lingkungan internal dan eksternal yang dihadapi oleh Restoran & Kafe Coffee Time, dan merumuskan strategi pengembangan usaha yang sesuai untuk diaplikasikan Restoran & Kafe Coffee Time.

Pemilihan lokasi di Restoran & Kafe Coffee Time dilakukan secara sengaja (purposive). Data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder, baik yang bersifat kualitatif maupun kuantitatif. Analisis deskriptif kualitatif untuk mengetahui lingkungan perusahaan baik lingkungan internal maupun eksternal. Sedangkan analisis kuantitatif digunakan pada matriks IFE, matriks EFE, matriks IE, matriks Grand Strategy, matriks SWOT, dan matriks QSPM

Hasil matriks IFE yang menunjukkan bahwa faktor yang menjadi kekuatan utama restoran adalah kebersihan dan kenyamanan restoran dengan nilai tertimbang tertinggi sebesar 0,362, sedangkan kelemahan utama adalah lokasi yang kurang strategis dengan nilai tertimbang terkecil sebesar 0,110. Total nilai yang dihasilkan dari matriks IFE yaitu sebesar 3,098, menunjukkan kondisi internal Restoran & Kafe Coffee Time diatas rata-rata atau termasuk kedalam katagori kuat. Hasil analisis matriks EFE menunjukkan bahwa faktor yang menjadi peluang utama perusahaan adalah perubahan pola dan gaya hidup masyarakat dengan nilai tertimbang sebesar 0,416. Sedangkan ancaman utama adalah tingkat persaingan dalam industri restoran tinggi dengan nilai tertimbang terkecil sebesar 0,152. Total nilai yang dihasilkan matriks EFE menunjukkan Restoran & Kafe Coffee Time cukup mampu merespon faktor eksternal dengan memanfaatkan peluang untuk mengatasi ancaman yaitu sebesar 2,843.

Matriks IE merupakan perpaduan dari skor terbobot matriks IFE dan matriks EFE. Restoran & Kafe Coffee Time dalam pemasarannya menempati posisi dalam sel IV yaitu tumbuh dan membangun. Alternatif strategi yang dapat dijalankan berdasarkan matriks SWOT adalah strategi S-O: pengembangan pasar yaitu meningkatkan volume penjualan dengan menambah saluran distribusi seperti membuka cabang Restoran & Kafe Coffee Time di pusat perbelanjaan, strategi W-O: Penetrasi Pasar yaitu mampu mengatasi lokasi yang kurang

ii

Page 3: Astri Widiyawati

strategis dan kegiatan promosi yang kurang gencar dengan memanfaatkan kemajuan teknologi seperti website, majalah, radio, spanduk, dan dapat menambahkan layanan hotspot, strategi S-T: pengembangan produk yaitu meningkatkan cita rasa internasional, inovasi produk dengan harga yang terjangkau agar tetap bertahan dalam persaingan industri, dan strategi W-T: integrasi ke belakang dengan menjaga hubungan yang baik dengan pesaing, untuk mengetahui informasi mengenai selera pasar dengan tujuan mengindari harga produk yang terlalu mahal, lebih unggul dalam variasi menu dibandingkan pesaing, dan menciptakan suatu inovasi yang tidak dimiliki pesaing lainnya, dan integrasi horizontal untuk menjaga hubungan baik dengan pemasok dengan bahan baku yang lebih murah dengan kualitas baik sehingga dapat mengatasi pencapaian target penjualan Restoran & Kafe Coffee Time

Berdasarkan analisis QSPM, alternatif strategi yang tepat dan dapat dilakukan oleh pihak Restoran & Kafe Coffee Time secara berurutan adalah : Penetrasi Pasar (TAS = 6,205), Pengembangan produk (TAS = 5,861), Pengembangan Pasar (TAS = 5,799), dan Integrasi ke belakang dan integrasi horizontal (TAS = 5,042)

iii

Page 4: Astri Widiyawati

STRATEGI PENGEMBANGAN USAHARESTORAN & KAFE COFFEE TIME

DI BOGOR JAWA BARAT

ASTRI WIDIYAWATI UTAMIH34104058

Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada

Departemen Agribisnis

DEPARTEMEN AGRIBISNISFAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGORBOGOR

2013

Page 5: Astri Widiyawati

Judul Skripsi : Strategi Pengembangan Usaha Restoran & Kafe Coffee

Time di Bogor Jawa Barat

Nama : Astri Widiyawati Utami

NRP : H34104058

Menyetujui,Pembimbing

Dr. Ir. Anna Fariyanti, M.SiNIP : 19640921 199003 2 001

Mengetahui,Ketua Departemen Agribisnis

Fakultas Ekonomi dan ManajemenInstitut Pertanian Bogor

Dr.Ir.Nunung Kusnadi, MSNIP. 19580908 198403 1 002

Tanggal Lulus:

Page 6: Astri Widiyawati

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi saya yang berjudul “Strategi

Pengembangan Usaha Restoran & Kafe Coffee Time di Bogor Jawa Barat” adalah

karya sendiri dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi

manapun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan

maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan

dicantumkan dalam bentuk daftar pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Bogor, Maret 2013

Astri Widiyawati Utami H34104031

vi

Page 7: Astri Widiyawati

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Kota Jakarta pada tanggal 17 Juni 1988. Penulis

adalah anak ketiga dari empat bersaudara pasangan Bapak Matius Kardju dan Ibu

Niken Tri Hastuti.

Penulis menyelesaikan pendidikan dasar di SDK Slamet Riyadi Jakarta lulus

pada tahun 2001. Selanjutnya penulis melanjutkan pendidikan ke jenjang yang

lebih tinggi yaitu Sekolah Menengah Pertama di SLTPN 103 Jakarta dan

pendidikan ini dapat diselesaikan pada tahun 2004. Selanjutnya penulis

menyelesaikan pendidikan tingkat atas di SMAN 64 Jakarta dan lulus pada tahun

2007.

Pada tahun 2007, penulis diterima di Program Diploma III (D3), Universitas

Padjadjaran Bandung pada Program Manajemen Agribisnis melalui jalur

Undangan Seleksi Masuk (USM) dan lulus memperoleh gelar Ahli Madya pada

tahun 2010. Pada tahun yang sama penulis melanjutkan pendidikan jenjang Strata

Satu (S1) Program Alih Jenis Agribisnis, Fakultas Ekonomi dan Manajemen,

Institut Pertanian Bogor. Saat menjalankan perkuliahan, penulis mendapat

pekerjaan pada semester ganjil tepatnya tanggal 12 Mei 2011 di Bank Central

Asia, Tbk sebagai Teller Bakti dengan sistem kontrak selama tiga tahun.

Page 8: Astri Widiyawati

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur bagi Tuhan Yang Maha Esa atas karunia, nikmat,

anugerah, kasih setia dan penyertaan-Nya yang senantiasa hadir dalam hidup

penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Strategi

Pengembangan Usaha Restoran & Kafe Coffee Time di Bogor Jawa Barat”.

Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi lingkungan eksternal dan

internal yang mempengaruhi bisnis Restoran & Kafe Coffee Time serta

Merumuskan strategi pengembangan usaha yang sesuai untuk diterapkan Restoran

& Kafe Coffee Time. Skripsi ini merupakan tugas akhir sebagai salah satu syarat

untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Departemen Agribisnis, Fakultas

Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor.

Upaya dan usaha memberikan yang terbaik telah dilakukan dalam

penyusunan skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat khususnya bagi

berbagai pihak yang terkait dan bagi pembaca pada umumnya.

Bogor, Maret 2013

Astri Widiyawati Utami

Page 9: Astri Widiyawati

UCAPAN TERIMA KASIH

Penulis menyadari penulisan skripsi ini tidak lepas dari bantuan dan

dukungan berbagai pihak. Oleh karena itu penulis ingin menyampaikan terima

kasih kepada:

1. Dr. Ir. Anna Fariyanti, M.Si selaku dosen pembimbing atas bimbingan,

arahan, waktu dan kesabaran yang telah diberikan kepada penulis selama

penyusunan skripsi.

2. Febriantina Dewi, SE, MM. MSc selaku dosen pembimbing pertama atas

bimbingan, arahan, waktu dan kesabaran yang telah diberikan kepada penulis

selama penyusunan proposal.

3. Ir. Popong Nurhayati,MM selaku dosen penguji ujian akhir atas evaluasinya

terhadap skripsi yang telah disusun.

4. Tintin Sarianti SP, MM selaku dosen evaluator atas evaluasinya terhadap

proposal skripsi yang telah disusun.

5. Ir. Burhanudin, MM selaku dosen pembimbing akademik dan seluruh dosen

serta staf Departemen Agribisnis.

6. Bapak Sutikno, Ibu Tanti Latifa, Ibu Rahayu Lia serta seluruh staf Restoran &

Kafe Coffee Time yang telah membantu penulis selama pengumpulan data

dan memberikan informasi yang sangat berguna dalam penelitian ini.

7. Responden pengunjung Restoran & Kafe Coffee Time atas waktu,

kesempatan, informasi, dan dukungan yang diberikan.

8. Dewi Mulyawati sebagai pembahas dalam seminar yang telah memberikan

masukan dalam penyusunan skripsi ini.

9. Orang tua dan keluarga tercinta untuk setiap dukungan cinta kasih dan doa

yang diberikan. Semoga ini dapat menjadi persembahan yang terbaik.

10. Seluruh teman-teman Alih Jenis Agribisnis Angkatan 1 IPB yang telah

membantu dan memberikan semangat untuk menyelesaikan skripsi ini.

Bogor, Maret 2013

Astri Widiyawati Utami

Page 10: Astri Widiyawati

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR TABEL .................................................................................. xii

DAFTAR GAMBAR ............................................................................ xiv

DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................... xv

I. PENDAHULUAN ....................................................................... 11.1 Latar Belakang ........................................................................ 11.2 Perumusan Masalah ............................................................... 51.3 Tujuan Penelitian .................................................................... 81.4 Manfaat Penelitian .................................................................. 81.5 Ruang Lingkup Penelitian ..................................................... 8

II. TINJAUAN PUSTAKA ............................................................. 92.1 Sejarah Perkembangan Industri Restoran .............................. 102.2 Jenis-Jenis Restoran .............................................................. 102.3 Faktor-Faktor Keberhasilan dalam Bisnis Restoran ............... 112.4 Analisis Strategi Pengembangan Usaha Restoran .................. 132.5 Metode Perumusan Strategi Pengembangan Usaha .............. 14

III. KERANGKA PEMIKIRAN ..................................................... 183.1 Kerangka Pemikiran Teoritis ................................................. 18

3.1.1 Konsep Manajemen Startegis ....................................... 183.1.2 Tingkatan dan Jenis-jenis Strategi dalam Menghadapi

Persaingan....................................................................... 203.1.3 Perencanaan Strategi Pengembangan Usaha ................. 233.1.4 Analisis Lingkungan Perusahaan .................................. 25 3.1.4.1 Analisis Lingkungan Internal ............................ 25 3.1.4.2 Analisis Lingkungan Eksternal ........................ 29

3.2 Kerangka Pemikiran Operasional ........................................... 32

IV. METODE PENELITIAN .......................................................... 354.1 Lokasi dan Waktu Penelitian ................................................ 354.2 Jenis dan Sumber Data .......................................................... 354.3 Metode Pengumpulan Data ................................................... 364.4 Metode Penetuan Responden ................................................ 364.5 Metode Pengolahan Data ...................................................... 37

4.5.1 Tahap Masukan (Input Stage)......................................... 374.5.2 Tahap Pencocokan (Matching Stage) ............................ 424.5.3 Tahap Keputusan (Decision Stage) ............................... 44

V. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN .................................... 465.1 Sejarah dan Perkembangan Restoran & Kafe Coffee Time .. 465.2 Visi dan Misi Restoran & Kafe Coffee time ........................ 475.3 Struktur Organisasi Restoran & Kafe Coffee Time .............. 485.4 Kegiatan Operasional dan Budaya Restoran & Kafe Coffee

Time ....................................................................................... 50

Page 11: Astri Widiyawati

VI. ANALISIS LINGKUNGAN USAHA ....................................... 526.1 Lingkungan Internal ................................................................ 52

6.1.1 Pemasaran ...................................................................... 526.1.2 Keuangan ....................................................................... 596.1.3 Kegiatan Produksi-Operasi ........................................... 616.1.4 Sumber Daya Manusia ................................................. 646.1.5 Sistem Informasi Manajemen ......................................... 66

6.2 Lingkungan Eksternal ............................................................ 676.2.1 Lingkungan Makro ........................................................ 676.2.3 Lingkungan Industri ..................................................... 70

VII. PENENTUAN STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA .... 797.1 Analisis IFE dan EFE .............................................................. 797.2 Analisis IE, Grand Strategy, dan SWOT .............................. 817.3 Analisis QSPM ....................................................................... 87

VIII. KESIMPULAN DAN SARAN .................................................. 898.1 Kesimpulan ........................................................................... 898.2 Saran ...................................................................................... 90

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................. 91

LAMPIRAN ............................................................................................ 93

xi

Page 12: Astri Widiyawati

DAFTAR TABEL

Nomor Halaman

1 Perkembangan PDB Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha di Indonesia Tahun 2007 – 2010 ....................................... 1

2 Persentase Konsumsi RT Indonesia Tahun 2002-2009 (%) ..... 2

3 Produk Domestik Regional Brutp (PDRB) Kota Bogor Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Berlaku Tahun 2009 ……… 3

4 Pendapatan Asli Daerah Kota Bogor Sektor Pariwisata ………. 4

5 Pertumbuhan Jumlah Restoran dan Kafe di Kota Bogor Tahun 2004 – 2010 ………………………………………………….... 5

6 Pesaing Restoran & Kafe Coffee Time di sekitar Taman Kencana 7

7 Studi Terdahulu yang Berkaitan dengan Penelitian …………... 16

8 Jenis dan Sumber Data Strategi Pengembangan Usaha Restoran & Kafe Coffee Time 2012 ……………...................................... 35

9 Penilaian Bobot Faktor Strategis Internal Perusahaan ………… 39

10 Matriks IFE (Internal Factor Evaluation) …………………….. 40

11 Penilaian Bobot Faktor Strategis Eksternal Perusahaan ………. 41

12 Matriks EFE (External Factor Evaluation) ……………............ 42

13 Matriks Strenghts - Weakness - Opportunties - Threats ............. 44

14 Matriks QSPM (Quantitative Strategic Planning Matrix) …….. 45

15 Penilaian Responden Terhadap Strategi Produk …………….… 54

16 Penilaian Responden Terhadap Strategi Orang …………..……. 57

17 Penilaian Responden Terhadap Strategi Proses ……………....... 58

18 Penilaian Responden Terhadap Strategi Fisik …………............ 59

19 Jumlah Aset Restoran & Kafe Coffee Time Tahun 2012 ……. 60

20 Jumlah Karyawan Restoran & Kafe Coffee Time Berdasarkan Jabatan Fungsional Tahun 2012 …………….............................. 65

21 Analisis Faktor Internal Restoran & Kafe Coffee Time .............. 67

22 Produk Domestik Bruto (PDRB) Kota Bogor Tahun 2005-2009.. 68

23 Jumlah Kunjungan Wisatawan ke Kota Bogor ………………... 69

24 Persentase Jenis Kelamin Responden pada Restoran & Kafe Coffee Time …………………………………………………… 73

Page 13: Astri Widiyawati

25 Perkembangan Jumlah Penduduk Kota Bogor dari Tahun 2007- 2010 …………………………………………………….. 73

26 Sebaran Daerah Asal Responden …………………………........ 74

27 Sebaran Usia Responden Pada Restoran & Kafe Coffee Time …. 74

28 Sebaran Tingkat Pendidikan Responden pada Restoran & Kafe Coffee Time ............ ………………………………………….... 75

29 Sebaran Jenis Pekerjaan Responden pada Restoran & Kafe Coffee Time ……………………………………………………. 75

30 Tingkat Pendapatan Responden pada Restoran & Kafe Coffee Time ………………………………………………….……….. 76

31 Banyaknya Kunjungan Responden pada Restoran & Kafe Coffee Time ……………......................................................................... 76

32 Pemasok-Pemasok Pada Restoran & Kafe Coffee Time ……… 77

33 Analisis Faktor Eksternal Restoran & Kafe Coffee Time ……... 78

34 Hasil Analisis Matriks IFE Restoran & Kafe Coffee Time ….… 80

35 Hasil Analisis Matriks EFE Restoran & Kafe Coffee Time ….. 81

36 Hasil Analisis Matriks SWOT Restoran & Kafe Coffee Time .... 86

xiii

Page 14: Astri Widiyawati

DAFTAR GAMBAR

Nomor Halaman

1 Realisasi dan Target Pendapatan Restoran & Kafe Coffee Time Juni 2011 – Juni 2012 …………………………………….......... 6

2 Model Manajemen Staregis ......................................................... 19

3 Model Lima Kekuatan Pesaing ……………………...…………. 31

4 Kerangka Operasional Penelitian …………………….………… 34

5 Matriks I-E (Internal-Eksternal) ……………………………….. 43

6 Struktur Organisasi Restoran & Kafe Coffee time …………….. 49

7 Hasil Matriks I-E (Internal-Eksternal) ………………………...... 82

8 Matriks Grand Strategy………………. ………………………... 83

9

xiv

Page 15: Astri Widiyawati

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor

Halaman

1 Realisasi dan Target penjualan Restoran & Kafe Coffee Time ..... 95

2 Kuisioner Penelitian Penilaian Penentuan Bobot dan Rating Faktor Strategis Internal dan Eksternal Restoran & Kafe Coffee Time … 96

3 Kuesioner Pengunjung ………………………………….............. 100

4 Kuesioner Penentuan Kunci Faktor .............................................. 103

5 Kuisioner Penelitian Penilaian Penentuan Bobot dan Rating Faktor Strategis Internal dan Eksternal Restoran & Kafe Coffee Time … 104

6 Kuisioner Penelitian untuk Penilaian Attractiveness Score (AS) Alternatif Strategi Pemasaran Restoran & Kafe Coffee Time ….. 112

7 Penilaian Bobot dan Rating Faktor Internal…………………...… 115

8 Penilaian Bobot dan Rating Faktor Eksternal …………………… 118

9 Menu Daftar Harga Restoran & Kafe Coffee Time Tahun 2012 121

10 Tabulasi Jawaban Responden Untuk Prioritas Strategi ………... 123

11 Hasil Matriks QSPM ………………………………………...…. 124

12 Bauran Pemasaran Restoran & Kafe Coffee Time …………….. . 125

Page 16: Astri Widiyawati

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Perekonomian Indonesia pada tahun 2010 mengalami pertumbuhan di

semua sektor. Berdasarkan distribusi Produk Domestik Bruto (PDB) menurut

sektor ekonomi atau lapangan usaha atas dasar harga berlaku menunjukkan

peranan dan perubahan struktur ekonomi dari tahun ke tahun. Tiga sektor utama

yaitu sektor industri pengolahan, sektor pertanian dan sektor perdagangan, hotel

dan restoran mempunyai peranan sebesar 54,8 persen pada tahun 2010. Sektor

industri pengolahan memberi kontribusi sebesar 24,8 persen, kemudian sektor

pertanian dan sektor perdagangan, hotel dan restoran mempunyai peranan masing-

masing sebesar 16,1 persen dan 13,9 persen (Tabel 1).

Tabel 1. Perkembangan Produk Domestik Bruto (PDB) Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha, di Indonesia Tahun 2007-2010

Lapangan UsahaNilai PDB (Milyar Rupiah)

2007 2008 2009* 2010**

Pertanian, Peternakan, Kehutanan & Perikanan

541.931,5716.656,2

(14,5)857.241,4

(15,3)985.143,6

(16,1)

Pertambangan & Penggalian 440.609,6541.334,3

(11,2)591.912,7

(10,9)716.391,2

(10,9)

Industri Pengolahan 1.068.653,91.376.441,7

(27,9)1.477.674,3

(26,4)1.594.330,4

(24,8)

Listrik, Gas & Air Bersih 34.723,840.888,6

(0,8)47.165,9

(0,8)50.042,2

(0,7)

Konstruksi 304.996,8419.711,9

(8,5)555.201,4

(9,9)660.967,5

(10,1)Perdagangan, Hotel & Restoran

592.304,1691.487,5

(14,0)744.122,2

(13,4)881.108,5

(13,9)

Pengangkutan & Komunikasi 264.263,3312.190,2

(6,3)352.423,4

(6,3)417.466,0

(6,2)Keuangan, Real Estate & Jasa Perusahaan

305.213,5368.129,7

(7,4)404.013,4

(7,2)462.788,8

(7,2)

Jasa-jasa 398.196,7481.848,3

(9,7)574.116,5

(10,2)654.680,0

(10,2)Keterangan : * Angka Sementara

** Angka Sangat Sementara Angka dalam kurung menunjukan persentase distribusi Sumber : Badan Pusat statistik (2012)

Berdasarkan Tabel 1, maka dapat dilihat bahwa sektor perdagangan, hotel

dan restoran merupakan sektor yang berpotensi untuk dikembangkan, terutama

subsektor restoran. Usaha restoran menjadi sangat potensial karena berkaitan

Page 17: Astri Widiyawati

dengan pangan yang merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia. Tanpa

makan dan minum manusia tidak dapat beraktivitas. Oleh karena itu, makanan

akan selalu dibutuhkan oleh makhluk hidup khususnya manusia. Hal ini dapat

ditunjukkan oleh besarnya pengeluaran rumah tangga untuk makanan yang lebih

besar bila dibandingkan dengan persentase pengeluaran rumah tangga untuk

bukan makanan yang disajikan pada Tabel 2.

Tabel 2. Persentase Konsumsi Rumah Tangga Indonesia Tahun 2002-2009 Tahun Indikator Terpilih (%)

Persentase PengeluaranRumahtangga untuk Makanan

Persentase PengeluaranRumahtangga untuk Bukan Makanan

2002 58.47 41.532003 56.89 43.112004 54.59 45.422005 51.37 48.632006 53.01 46.992007 49.24 50.762008 50.17 49.832009 50.62 49.38

Sumber: Badan Pusat Statistik1) (2011)

Pada tahun 2011, jumlah penduduk Indonesia mencapai 237.641.326 jiwa,

dengan laju pertumbuhan penduduk Indonesia per tahun selama sepuluh tahun

terakhir adalah sebesar 1,49 persen2). Hal ini berarti kebutuhan akan makanan

akan terus meningkat seiring dengan pertumbuhan penduduk.

Meningkatnya jumlah penduduk dari tahun ke tahun merupakan salah satu

potensi bagi pengembangan Kota Bogor. Sebagai daerah yang berbatasan dengan

Ibukota Jakarta, Bogor merupakan pilihan masyarakat untuk bertempat tinggal

dan berisitirahat setelah seharian bekerja. Berdasarkan data sensus Provinsi Jawa

Barat Tahun 2011, jumlah penduduk Kota Bogor sebanyak 46.497.175 jiwa3).

Dengan jumlah penduduk tersebut membawa berbagai dampak penting bagi

kehidupan sosial ekonomi masyarakat. Salah satu kebutuhan masyarakat Kota

Bogor adalah konsumsi pangan, kebutuhan terhadap pangan meningkat seiring

meningkatnya jumlah penduduk di Kota Bogor.

2

1 http://www.bps.go.id/tab_sub/view.php?kat=2&tabel=1&daftar=1&id_subyek=52&notab=1 [Diakses 22 Februari 2011]2 http://www.bps.go.id/tab_sub/view.php?kat=1&tabel=1&daftar=1&id_subyek=12&notab=2 [Diakses November 2011]3 http://www.jabarprov.go.id/idex.php. Penduduk. [Diakses Rabu, 27 Juni 2012]

Page 18: Astri Widiyawati

Kota Bogor merupakan daerah yang mempunyai kontribusi yang cukup

besar terhadap pembentukan perekonomian di Jawa Barat. Indikator yang dapat

digunakan untuk melihat tingkat perkembangan perekonomian suatu daerah

adalah Produk Domestik Regional Bruto (PDRB). Salah satu sektor ekonomi

penyusunan PDRB adalah sekor perdagangan, hotel dan restoran. Lapangan usaha

tersebut menurut data Badan Pusat Statistik Kota Bogor tahun 2009 memberikan

kontribusi paling tinggi sebesar 38,04 persen terhadap produk Domestik Regional

Bruto (PDRB) Kota Bogor tahun 2009 yang menempati posisi pertama, kemudian

pada posisi kedua adalah lapangan usaha industri pengolahan sebesar 25,57

persen, dan pada posisi ketiga adalah lapangan usaha pengangkutan dan

komunikasi sebesar 14,45 persen. Nilai PDRB Kota Bogor menurut lapangan

usaha atas dasar harga berlaku tahun 2009 dapat dilihat pada Tabel 3.

Tabel 3. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kota Bogor Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Berlaku Tahun 2009

Lapangan Usaha PDRB ( Juta Rupiah)

Presentase (%)

1. Pertanian , Peternakan, Kehutanan & Perikanan

24.008,43 0,20

2. Pertambangan & Penggalian 207,34 0,003. Industri Pengolahan 3.044.078,40 25,574. Listrik, Gas & Air Bersih 245.221,37 2,065. Konstruksi 653.511,28 5,496. Perdagangan,Hotel & Restoran 4.528.576,95 38,047. Pengangkutan & Komunikasi 1.719.767,35 14,458. Keuangan, Real Estate & Jasa Perusahaan 1.216.482,77 10,229. Jasa-jasa 472.745,77 3,97Produk Domestik Regional Bruto 11.904.599,66 100Sumber : Badan Pusat Statistik Kota Bogor (2009)

Selain memberi kontribusi yang paling tinggi terhadap Produk Domestik

Regional Bruto (PDRB) Kota Bogor, Usaha restoran turut menyumbang

kontribusi terbesar terhadap pendapatan asli daerah Kota Bogor. Hal tersebut

dapat dilihat dari pajak di sektor pariwisata, diantaranya pendapatan pajak

restoran pada tahun 2008 mencapai 11,5 milyar rupiah, dan naik menjadi 11,8

milyar pada tahun 2009 kemudian meningkat sebesar 19,3 milyar pada tahun

2010. Tabel 4 menyajikan pendapatan Kota Bogor dari sektor pariwisata, tahun

2008 sampai dengan tahun 2010.

3

Page 19: Astri Widiyawati

Tabel 4. Pendapatan Asli Daerah Kota Bogor Sektor Pariwisata Tahun 2008-2010

NoJenis

Pendapatan

Perkembangan Per Tahun (Rupiah)

2008 2009 2010

1 Pajak Restoran 11.506.156.630 11.811.168.165 19.393.960.174

2 Pajak Hotel 3.367.744.464 3.992.664.377 6.403.876.082

3 Pajak Hiburan 2.473.094.511 4.159.466.201 6.964.692.407

Sumber : Badan Pusat Statistik Kota Bogor (2011)

Wisata belanja dan kuliner, dinilai mampu memberikan keunggulan bagi

pariwisata Kota Bogor. Dukungan pada pihak swasta yang mengusahakan wisata

belanja dan kuliner terlihat dengan tumbuh pesatnya restoran, rumah makan, dan

kafe. Pola gaya hidup masyarakat terhadap kebutuhan suatu produk seperti halnya

makanan menjadi sangat kompleks4). Keinginan masyarakat tidak hanya pada

substansi makanan saja tetapi disertai dengan adanya unsur pelayanan, nuansa dan

kenyamanan. Salah satu jenis bisnis jasa penyedia makanan yang sesuai dengan

karakteristik tersebut adalah restoran dan kafe. Keberadaan restoran dan kafe

sangat dibutuhkan oleh masyarakat yang memiliki tingkat mobilitas yang tinggi di

luar rumah dengan gaya hidup yang cenderung dinamis.

Kota Bogor memiliki potensi yang cukup baik dalam perkembangan bisnis

restoran dan kafe5). Faktor-faktor yang mendukung kelayakan bisnis tersebut

adalah lokasi Kota Bogor yang dekat dengan Ibukota Jakarta dan merupakan kota

tujuan wisata. Hal tersebut berdampak pada pertumbuhan jumlah restoran dan

kafe di Kota Bogor yang cenderung mengalami peningkatan setiap tahunnya.

Jumlah restoran dan kafe di Kota Bogor pada tahun 2008 sebanyak 211 unit dan

pada tahun 2009 jumlahnya bertambah menjadi 225 unit atau meningkat sebesar

6,22 persen. Perkembangan jumlah restoran dan kafe di Kota Bogor dapat dilihat

pada Tabel 5.

4

4 Adisaputra.2011.www.wartawarga.gunadarma.ac.id.Pengaruh Kebudayaan Terhadap Pembelian dan Konsumsi [diakses 7 Januari 2011]5 Siahaan. 2010. www. binaukm.com. Peluang Usaha Rumah Makan / Restoran. [diakes 11 Mei 2010]

Page 20: Astri Widiyawati

Tabel 5. Pertumbuhan Jumlah Restoran dan Rumah Makan di Kota Bogor Tahun 2005-2010Tahun Jumlah Pertumbuhan (%)2005 222 -2006 248 10.482007 268 7.462008 211 -21.272009 225 6.222010 225 0

Sumber : Dinas Informasi Kepariwisataan dan Kebudayaan Kota Bogor (2011)

Secara umum perkembangan yang terjadi pada beberapa tahun terakhir

mengindikasikan bahwa usaha restoran dan rumah makan di Kota Bogor memiliki

prospek usaha yang potensial. Berdasarkan kondisi tersebut, para pengusaha mulai

berpikir untuk membuka usaha restoran di Kota Bogor umumnya terdapat di jalan

Pajajaran, Taman Kencana, Bantarjati, Suryakencana, dan Sudirman. Salah satu

restoran yang berada pada persaingan antar restoran di Taman Kencana dan

menawarkan berbagai jenis makanan dan minuman adalah Restoran & Kafe

Coffee Time. Selain menyediakan produk makanan dan minuman, juga memiliki

usaha lain yaitu menjual berbagai kerajinan keramik yang terbuat dari tanah liat

sehingga konsumen bisa membeli atau hanya sekedar melihat-lihat kerajinan

tanah liat tersebut.

Persaingan yang semakin ketat diantara banyaknya usaha sejenis baik yang

baru mulai maupun yang sudah mapan, mengharuskan Restoran & Kafe Coffee

Time mampu membaca dan memanfaatkan peluang yang ada. Oleh karena itu,

strategi pengembangan pun dilaksanakan untuk meningkatkan pendapatan dan

menghadapi persaingan agar dapat bertahan di pasar yang kompetitif.

1.2 Perumusan Masalah

Restoran & Kafe Coffee Time termasuk salah satu restoran yang baru

didirikan pada bulan Juni tahun 2011. Salah satu keunggulan yang dimiliki oleh

Restoran & Kafe Coffee Time adalah menu makanan yang ditawarkan kepada

konsumen menggunakan racikan khusus dari koki handal sehingga menciptakan

suatu inovasi produk seperti fried calamary, beef patty steak, grilled fried fish,

coffee time spare ribs dan lainnya. Selain itu, dekorasi ruangan yang berhiaskan

keramik dibuat senyaman mungkin sehingga menciptakan suasana yang berbeda

5

Page 21: Astri Widiyawati

dengan restoran lainnya, santai dan diharapkan akan membuat konsumen merasa

nyaman apabila berada di Restoran & Kafe Coffee Time.

Restoran yang sudah beroperasi selama lebih 1 tahun ini berlokasi di Jalan

Guntur No.2 Komplek Taman Kencana Pajajaran, Bogor. Lokasi ini dapat dinilai

kurang strategis karena berada di dalam komplek perumahan kemudian petunjuk

jalan menuju restoran ini kurang jelas sehingga konsumen cukup sulit menemukan

Restoran & Kafe Coffee Time. Kurangnya promosi juga menjadi kendala bagi

Restoran & Kafe Coffee Time seperti tidak mengiklankan di brosur, radio,

internet, dan majalah menyebabkan masih banyak masyarakat Bogor yang belum

mengetahui keberadaan Restoran & Kafe Coffee Time, maka realisasi dan target

pendapatan pun tidak sesuai harapan yaitu sebesar Rp. 100 juta/bulan (Lampiran

1). Gambar 1 menyajikan realisasi dan target pendapatan yang sudah ditetapkan

sebelumnya oleh Restoran & Kafe Coffee Time.

Gambar 1. Realisasi dan Target Pendapatan Restoran & Kafe Coffee Time Juni 2011- Juni 2012 (%)

Gambar 1 menunjukkan bahwa realisasi pendapatan (omset) di Restoran

& Kafe Coffee Time pada bulan Juni tahun 2011 sampai dengan bulan Juni

tahun 2012 berfluktuasi terhadap target pendapatan Restoran & Kafe Coffee

Time. Pada bulan April tahun 2012 pendapatan Restoran & Kafe Coffee Time

mengalami kenaikan sebesar 4.58 persen yaitu dari realisasi pendapatan Rp.

76.695.000,- menjadi Rp. 80.380.000 pada bulan Mei, akan tetapi pada bulan Mei

tahun 2012 pendapatan Restoran & Kafe Coffee Time mengalami penurunan

sebesar 1.81 persen yaitu sebesar Rp. 78.950.000 pada bulan Juni tahun 2012.

Faktor lain tidak tercapainya target pendapatan Restoran & Kafe Coffee

Time adalah tingginya tingkat persaingan. Pesaing Restoran & Kafe Coffee Time

6

Juta/Rp

Bulan

Page 22: Astri Widiyawati

memiliki jarak yang tidak berjauhan yaitu bertempat di sekitar Taman Kencana.

Taman Kencana adalah suatu daerah wisata kuliner di Kota Bogor yang

menawarkan banyak hidangan makanan dan minuman. Selain itu persaingan bisa

diukur dengan harga yang tidak terlalu jauh dengan harga pesaing. Menu utama

Restoran & Kafe Coffee Time ialah steak dengan harga Rp. 25.000, Walaupun

menu utama dengan pesaing berbeda tetapi segmentasi pada dasarnya sama yaitu

masyarakat Bogor terutama untuk keluarga dan anak muda di Kota Bogor. Hal ini

dapat dilihat pada Tabel 6.

Tabel 6. Pesaing Restoran & Kafe Coffee Time di Areal Taman Kencana Tahun 2012

No Nama Restoran AlamatMenu

andalanHarga/

porsi (Rp)

1Restoran DBC & Spagethi

Jalan Ceremai No. 22 Spagethi 25.000

2 Waroeng Taman Jalan Ceremai No. 1 Ayam 15.000

3Sop Buah Pak Ewok

Jalan Bukit Tunggul No. 5 Sop buah 10.000

4 Ali Baba Jalan Pangrango No. 13 Steak 22.500

5Macaroni Panggang

Jalan Salak No. 24 Macaroni 24.000

6 AgriParkJalan Taman Kencana No. 3

Dim sum 17.000

7 S-One Jalan Salak No. 1 Ayam 20.000

8 Kedai kita Jalan Pangrango No 21 Ayam 23.000

9 Lasagna Gulung Jalan Salak No. 24 Lasagna 15.000

10Cup Cakes & BBQ

Jalan Sanggabuana No. 4Cup cake

(roti)10.000

11 Apple Pie Pia Jalan Pangrango No. 10 Kue Pie 20.000

12 Met Liefde Jalan Pangrango No. 16 Ayam 17.000

13 Mid EastJalan Salak No. 8 Steak 28.000

14 De Koffie PotJalan Salak No. 6 Kopi 15.000

Sumber : Restoran & Kafe Coffee Time Tahun (2012)

Semakin berkembangnya usaha restoran dan kafe di Kota Bogor

menyebabkan tingginya tingkat persaingan antar pelaku bisnis restoran. Tingginya

tingkat persaingan dan tuntutan konsumen membuat pengelola Restoran & Kafe

Coffee Time perlu menyiapkan strategi pengembangan usaha serta

7

Page 23: Astri Widiyawati

menerapkannya agar dapat tetap bertahan dan berkembang serta dapat

meningkatkan penjualan. Berdasarkan uraian di atas perumusan masalah dalam

penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut :

1. Bagaimana kondisi lingkungan internal dan eksternal yang dihadapi oleh

Restoran & Kafe Coffee Time?

2. Bagaimana startegi pengembangan usaha yang dapat diterapkan oleh

Restoran & Kafe Coffee Time?

1.3. Tujuan Penelitian

Berdasarkan uraian latar belakang dan perumusan masalah yang terjadi

pada Restoran & Kafe Coffee Time, adapun tujuan penelitian ini untuk:

1. Mengidentifikasi kondisi lingkungan internal dan eksternal yang dihadapi

oleh Restoran & Kafe Coffee Time.

2. Merumuskan strategi pengembangan usaha yang sesuai untuk diterapkan

Restoran & Kafe Coffee Time.

1.4. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi semua pihak, baik

pemilik restoran, penulis, maupun bagi pembaca.

1. Bagi pemilik restoran, dapat memberi masukan terhadap pemilihan

strategi pengembangan usaha yang tepat.

2. Bagi akademisi, penelitian ini diharapkan dapat berguna untuk menambah

pengalaman dan merupakan pengimplementasian ilmu pengetahuan yang

telah didapatkan selama kuliah.

3. Bagi pembaca, hasil penelitian diharapkan dapat menjadi bahan masukan

dan informasi mengenai strategi pengembangan usaha restoran.

1.5 Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup penelitian ini dibatasi hanya mengkaji strategi

pengembangan usaha yang sudah dijalankan oleh Restoran & Kafe Coffee Time,

mengidentifikasi faktor-faktor internal dan eksternal yang menjadi kekuatan,

kelemahan, peluang dan ancaman pada Restoran & Kafe Coffee Time dan

menyusun alternatif strategi dengan bantuan alat analisis matriks IFE, EFE, IE,

SWOT, dan QSP.

8

Page 24: Astri Widiyawati

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Sejarah Perkembangan Industri Restoran

Industri restoran tidak diketahui secara pasti kapan dimulainya. Akan

tetapi, pada dasarnya industri ini adalah industri yang menghidangkan makanan

dan minuman kepada orang-orang yang jauh dari rumahnya (Erlianingsih, 2008).

Pada tahun 1763 Boulanger mendirikan coffee house yang pertama kali. Ia adalah

seorang vendor atau supplier yang menawarkan supnya dengan nama

“restorative”. Masakan ini sangat populer dan banyak orang menirunya,

kemudian mulailah bermunculan restoran-restoran baru.

Menurut Arief (2005) pada tahun 1950-an restoran bukan merupakan

kebutuhan masyarakat yang saat itu baru lepas dari perang kemerdekaan. Restoran

yang ada hanya beberapa dan jauh dari jangkauan rakyat bawah. Sebaliknya,

warung tenda menjadi restoran rakyat dan lebih dapat merebut hati masyarakat

yang memang masih sangat sederhana dan jauh dari sejahtera.

Jika dibandingkan restoran masa lalu, sekitar tahun 1950-1960 dengan

restoran saat ini tampak adanya perkembangan yang sangat pesat. Tidak saja

dalam hal fisik gedung, tipe layanan, jenis menu, dan desain produk, tetapi juga

berbagai keunggulan lain yang kini sudah dimiliki oleh restoran saat ini. Hal ini

tidak terlepas dari pengaruh hotel-hotel internasional yang mulai dibangun sejak

tahun 1962.

Dewasa ini, bisnis restoran bukan lagi sekedar bisnis menjual makanan,

tetapi sudah sampai pada menjual suasana, lingkungan dan layanan, menjual

kepentingan, dan mencipta kemitraan. Fokus usaha untuk mencari profit riil kini

telah berubah menjadi menjaga loyalitas pelanggan, karena hal tersebut

merupakan syarat keberlangsungan suatu usaha (Astadipura, 2011).

Restoran berasal dari kata dalam bahasa Perancis restaurer yang

berarti tempat menyediakan makanan. Sugiarto (2004) menjelaskan bahwa pada

dasarnya kebutuhan konsumen atau masyarakat terhadap jasa boga restoran

berkaitan dengan tiga hal pokok, yaitu physical product (makanan dan

minuman), psychological product yang mencakup sensual benefit (cuci mata,

suasana nyaman), sense of side (kebersihan, kerapihan, dan kesopanan), sense of

Page 25: Astri Widiyawati

listening (musik), dan yang terakhir kebutuhan akan customer service

product (kecepatan, reservasi, dan kemudahan transaksi).

Menurut Fauziah (2011), Sari (2011), dan Rahman (2012) mengatakan

bahwa bisnis kafe, restoran dan rumah makan merupakan usaha yang sangat

menarik, namun demikian bisnis kafe memiliki risiko yang sangat besar. Risiko

yang biasanya dihadapi dalam bisnis kafe terdapat dalam produksi dan kenaikan

bahan baku (Fauziah, 2011).

2.2 Jenis-Jenis Restoran

Restoran memiliki beberapa jenis atau bentuk. Menurut Torsina (2000)

terdapat sepuluh jenis restoran orisinil yang ada di luar hotel, yaitu :

1) Family Conventional

Restoran ini didirikan berdasarkan pada tradisi keluarga. Prioritas restoran ini

adalah masakan yang enak, suasana yang nyaman dan harga yang bersahabat.

Pelayanan dan dekorasi yang ditawarkan restoran ini sederhana.

2) Fast Food

Restoran ini mengutamakan kecepatan penyajian, terbatas dalam jenis, mahal,

dan mengutamakan banyak pelanggan. Dekorasi restoran jenis ini

mengutamakan warna-warna utama dan terang.

3) Cafetaria

Biasanya terletak di daerah perkantoran atau pusat perbelanjaan, sekolah dan

pabrik-pabrik. Konsumen yang menjadi target disesuaikan dengan lingkungan

tempat berada. Menu yang ditawarkan relatif terbatas dan berganti-ganti

menurut hari. Harga yang ditawarkan relatif murah dan terjangkau.

4) Gourmet

Jenis restoran ini adalah yang berkelas, memerlukan suasana yang sangat

nyaman dengan dekorasi yang artistik. Standar pelayanan restoran ini sangat

tinggi dan bergengsi.

5) Etnik

Restoran ini menyajikan masakan dari daerah tertentu yang spesifik. Dekorasi

disesuaikan dengan etnik yang bersangkutan, bahkan pakaian dari para pekerja

juga bernuansa etnik.

10

Page 26: Astri Widiyawati

6) Buffet

Restoran ini mempunyai mempunyai ciri pemberlakukan satu harga untuk

makan sepuasnya yang disajikan pada buffet, tetapi untuk wine, liquor dan

beer bisa dilayani khusus.

7) Coffee Shop

Coffee shop ditandai dengan kecepatan palayanan dan pergantian tempat

duduk yang tinggi. Lokasi restoran ini berada di sekitar gedung perkantoran

atau pusat perbelanjaan dengan traffic pejalan yang tinggi demi menangkap

pengunjung-pengunjung untuk makan siang dan coffee break, walau

pelayanan untuk sarapan pagi juga dapat dilakukan oleh restoran jenis ini.

8) Snack Bar

Restoran ini ditujukan pada orang yang menyukai makanan kecil (jajan),

mengutamakan pesanan take out (dibawa keluar) sehingga dekorasi dibuat

sederhana dengan ukuran yang kecil.

9) Drive in Thru or Parking

Pada restoran jenis ini pembelian dapat dilakukan tanpa perlu turun dari

mobilnya. Pesanan diantar hingga ke mobil untuk eat in (parkir sementara)

atau take away dengan jenis makanan dikemas secara praktis.

10) Specialty Restaurant

Restoran ini menyajikan menu yang khas, berkualitas dan menarik perhatian.

Lokasi restoran biasanya jauh dari pusat keramaian dengan suasana yang khas

dan unik. Harga yang ditetapkan restoran jenis ini relatif mahal. Banyak

faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan bisnis restoran.

2.3 Faktor-Faktor Keberhasilan Dalam Bisnis Restoran

Banyak faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan bisnis restoran.

Menurut Torsina (2000), keberhasilan operasional restoran dapat dilihat dari

lima hal yang disebut G-factors, yaitu:

1. Good Food (G-1)

Dimana makanan yang disajikan kepada tamu dalam keadaan segar dan

sistem pengelolaan yang baik, penyimpanan bahan baik, peralatan dan cita

rasa makanan baik dan sesuai dengan selera konsumen.

11

Page 27: Astri Widiyawati

2. Good Location & Parking Facilities (G-2)

Lokasi restoran harus strategis, dimana lokasi merupakan pedoman dalam

mendirikan restoran. Luas tempat parkir juga menentukan kenyamanan

konsumen. Oleh Karena itu, restoran harus mudah terlihat dan dijumpai, serta

letaknya tidak terlalu jauh dari pusat keramaian.

3. Good Atmosphere (G-3)

Suasana yang nyaman dan menyenangkan perlu diciptakan demi kepuasan

konsumen melalui penampilan interior yang seimbang, dekorasi yang

digunakan, pemilihan warna dan fasilitas lengkap seperti toilet, kursi dan meja

serta table set up yang lengkap.

4. Good Reputation (G-4)

Reputasi yang baik harus dimiliki oleh sebuah restoran meliputi pelayanan,

pengelolaan dan prestasi sehingga membentuk suatu kesan yang baik yang

dapat mempengaruhi pendapat masyarakat.

5. Good Pleasant & Courteous Service (G-5)

Pramusaji harus mampu memberikan masukan bagi para tamu yang kurang

memahami keinginannya dan menyajikan makanan dengan tata saji yang

berkualitas, sopan dan ramah.

Faktor-faktor sukses sebuah bisnis restoran dapat dijabarkan menjadi lima

kategori utama (Torsina, 2000), yaitu :

1) Kemampuan Manajemen

Untuk dapat melancarkan semua fungsi dan operasi bisnis restoran demi

mencapai efisiensi dan efektifitas pertumbuhan konsumen. Dalam hal ini

termasuk kontrol keuangan, arus barang, proses produksi, promosi dan lain-

lain.

2) Kemampuan Problem Solving

Kemampuan dalam menangani segala masalah yang timbul, sehingga tiap

bagian restoran dapat melaksanakan semua tugas dan fungsi dengan baik.

3) Pencarian dan manfaat peluang

Terdapat tiga tipe peluang yang dapat diaktifkan untuk mencapai sukses, yaitu

O-spotting (memergok atau dipergok peluang), O-seeking (menyidik

peluang) dan O-Building (membangun peluang).

12

Page 28: Astri Widiyawati

4) Jeli Waktu dan Ruang

Faktor ini menyangkut waktu dan ruang. Tidak jarang kategori ini dinamakan

sebagai bagian dari “hoky” atau “business luck”. Termasuk di dalamnya

penetapan timing yang bernilai dan pemilihan ruang (lokasi) restoran yang

tepat. Khusus untuk ruang, business luck dapat dijabarkan dalam empat

tempat, yaitu memperoleh ruang atau bangunan, lokasi, sistem pemilikan

ruang atau bangunan dan harga yang tepat.

5) Perubahan strategi

Perubahan dalam gaya hidup masa kini secara langsung mempengaruhi selera

dan gaya konsumen, maka selanjutnya akan menuntut perubahan dalam

strategi usaha restoran.

2.4 Analisis Strategi Pengembangan Usaha Restoran

Penelitian mengenai kafe, restoran dan rumah makan telah banyak

dilakukan, diantaranya pada penelitian Defieta (2009) yaitu mengenai Strategi

Pengembangan Usaha Restoran Lasagna Gulung Bogor Jawa Barat, Fransiska

(2008) melakukan penelitian tentang Strategi Pengembangan Usaha Restoran Mie

Ayam Bangka Bintaro Cabang Bintaro V Kabupaten Tangerang, Ekalina (2011)

meneliti Strategi Pengembangan Usaha P-MAN Burger (Studi Kasus Restoran P-

MAN Burger Depok), Lazuardi (2008) dalam penelitian Analisis Startegi

Pengembangan Usaha Restoran Macaroni Panggang (MP) Bogor, Fauziah (2011)

meneliti tentang Strategi Pemasaran Kafe Kebun Kita, Andriani (2011)

melakukan penelitian mengenai Strategi Pengembangan Usaha Restoran gurih 7

di Kota Bogor dengan pendekatan Blue Ocean Strategy, Rahman (2012) yang

berjudul Startegi Pengembangan Usaha Cafe Burganni Bogor, Maulina (2009)

meneliti Strategi Pengembangan Usaha pada Death By Chocolate & Spageti

Restaurant Kota Bogor, dan Sari (2011) melakukan penelitian mengenai Analisis

Strategi Bauran Pemasaran Restoran Bukit Gumati Batutulis

Setiap penelitian menghasilkan analisis yang berbeda-beda. Pada

penelitian Defieta (2009), dan Fransiska (2008) menempati posisi sel I dalam

anlisis matriks IE. selanjutnya hasil matriks IE Fauziah (2011), dan Rahman

(2012) masuk kedalam sel II, kemudian dalam penelitian Ekalina (2011) dan

Maulina (2009) menghasilkan matriks IE pada posisi sel IV. Strategi yang berada

13

Page 29: Astri Widiyawati

dalam sel I, II, dan IV dalam matriks IE yaitu tumbuh dan membangun (grow and

build) berarti strategi yang digunakan adalah straregi intensif (penetrasi pasar,

pengembangan pasar dan pengembangan produk) atau integratif (integrasi ke

belakang, intergaris ke depan, dan integrasi horizontal). Sedangkan dalam

penelitian Lazuardi (2008) menghasilkan matriks IE pada posisi sel V yaitu Jaga

dan pertahankan (hold and maintain), Strategi yang umum digunakan adalah

penetrasi pasar dan pengembangan produk.

Dari hasil matriks QSPM yang didapat, maka urutan prioritas utama

strategi yang dilakukan oleh Fransiska (2008), Rahman (2012), Maulina (2009),

dan Sari (2011) melakukan promosi yang gencar melalui media cetak dan

elektronik. Defieta (2009) merekomendasi strategi membuat beberapa menu paket

makanan hemat, kemudian Fauziah (2011) melakukan peningkatkan volume

penjualan dengan menambah saluran distribusi seperti membuka cabang-cabang

baru, dan Lazuardi (2008) melakukan kerjasama dengan biro-biro perjalanan

wisata yang ada di Kota Bogor untuk meningkatkan pelanggan dari luar Bogor.

2.5 Metode Perumusan Strategi Pengembangan Usaha Restoran

Untuk merumuskan strategi dibutuhkan analisis faktor-faktor eksternal

dan internal perusahaan. Setiap perusahaan memilki faktor internal dan eksternal

yang berbeda pula. Setelah faktor-faktor internal dan eksternal tersebut

diidentifikasi maka digunakan matriks IFE, EFE, dan SWOT untuk mengolah

data-data tersebut secara deskriptif dan kuantitatif sebagai dasar dalam

penyusunan alternatif strategi yang dapat dilakukan oleh perusahaan. Matriks EFE

digunakan untuk merangkum dan mengevaluasi informasi ekonomi, sosial,

budaya, demografi, lingkungan, politik, pemerintah, hukum, teknologi, dan

persaingan. Sedangkan matriks IFE digunakan untuk meringkas dan mengevaluasi

kekuatan dan kelemahan utama dalam area fungsional bisnis, dan juga

memberikan dasar untuk mengidentifikasi dan mengevaluasi hubungan antara

area-area tersebut.

Hampir semua penelitian mengenai strategi menggunakan analisis matrik

EFE, IFE, IE, SWOT dan QSPM. Hal ini dapat dilihat pada penelitian Defieta

(2009), Fransiska (2008), Fauziah (2011), Rahman (2012), Ekalina (2011),

Lazuardi (2008), dan Maulina (2009). Penelitian yang dilakukan menganalisis

14

Page 30: Astri Widiyawati

faktor eksternal dengan menggunakan matriks EFE dan internal dengan

menggunakan matriks IFE dilanjutkan dengan penggabungan faktor internal dan

eksternal dengan menggunakan matriks IE. Selanjutnya menggunakan matriks

SWOT untuk merumuskan alternatif strategi yang dapat dilakukan perusahan

dengan menganalisis kekuatan dan kelemahan yang dimiliki perusahaan untuk

memanfaatkan peluang dan menghadapi ancaman. Kemudian menggunakan

matriks QSPM sebagai alat untuk melakukan evaluasi pilihan strategi alternatif

secara objektif.

Namun pada penelitian Andriani (2011) model yang digunakan dengan

Pendekatan Blue Ocean Strategy. Metode pengolahan data yang dilakukan adalah

deskriptif kualitatif dan kuantitatif dengan pendekatan konsep strategi samudera

biru. Alat analisis yang digunakan dalam metode analisis kualitatif, antara lain

kerangka kerja enam jalan, kanvas strategi dan kurva nilai, tiga tingkatan non-

konsumen, kerangka kerja empat langkah, skema hapuskan-kurangi-tingkatkan-

ciptakan, dan rangkaian strategi samudera biru. Sedangkan, alat dalam metode

analisis kuantitatif adalah uji Cochran dan uji penilaian kinerja restoran

terhadap faktor-faktor persaingan

Sedangkan pada penelitian Sari (2011), alat analisis yang digunakan

adalah AHP, alasan peneliti penggunaana metode AHP untuk mengidentifikasi

permasalahan yang ditemukan dan kriteria-kriteria atas jawaban yang dibutuhkan,

kemudian disederhanakan dalam pemecahan masalah-masalah tersebut hingga

aspek yang paling sederhana. Metode AHP memungkinkan untuk menggunakan

instrumen intuisi sebagai input utama, namun intuisi yang digunakan berasal dari

pengambil keputusan yang cukup informasi dan memahami masalah yang

dihadapi.

Berdasarkan kerangka kerja AHP penelitian ini diawali dengan

pengumpulan data dan informasi melalui wawancara dengan pihak pengelola

rumah makan sebagai pengambil keputusan yang cukup informasi dan memahami

masalah yang dihadapi. AHP diperlukan untuk penentuan bobot bagi elemen dari

suatu tingkat yang akan berpengaruh pada bobot elemen pada tingkat dibawahnya

dan pada akhirnya metode AHP dapat digunakan untuk menghitung bobot pada

setiap level untuk penilaian tujuan seluruhnya. Data penelitian terdahulu yang

15

Page 31: Astri Widiyawati

terkait dengan penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 7, yang meliputi data nama

penulis, tahun, judul, dan metode analisis.

Tabel 7. Studi Terdahulu yang Berkaitan dengan Penelitian Startegi Pengembangan Usaha Restoran

NoNama

PenulisTahun Judul Metode Analisis

1 Lazuardi 2008

Analisis Startegi Pengembangan Usaha Restoran Macaroni Panggang (MP) Bogor

matriks IFE, matriks EFE, matriks IE, matriks SWOT, dan matriks QSPM

2 Fransiska 2008

Strategi Pengembangan Usaha Restoran Mie Ayam Bangka Bintaro Cabang Bintaro V, Kabupaten Tangerang

matriks IFE, matriks EFE, matriks IE, matriks SWOT, dan matriks QSPM

3 Defieta 2009

Strategi Pengembangan Usaha Restoran Lasagna Gulung Bogor, Jawa Barat

matriks IFE, matriks EFE, matriks IE, matriks SWOT, dan matriks QSPM

4 Maulina 2009

Strategi Pengembangan Usaha Pada Death By Chocolate & Spageti Restaurant Kota Bogor

matriks IFE, matriks EFE, matriks IE, matriks SWOT, dan matriks QSPM

5 Ekalina 2011

Strategi Pengembangan Usaha P-MAN Burger (Studi Kasus Restoran P-MAN Burger Depok

matriks IFE, matriks EFE, matriks IE, matriks SWOT, dan matriks QSPM

6 Fauziah 2011Strategi Pemasaran Kafe Kebun Kita

matriks IFE, matriks EFE, matriks IE, matriks SWOT, dan matriks QSPM

7 Sari 2011

Analisis Strategi Bauran Pemasaran Restoran Bukit Gumati Batutulis

AHP

8 Andriani 2011

Strategi Pengembangan Usaha Restoran gurih 7 di Kota Bogor dengan Pendekatan Blue Ocean Strategy

Blue Ocean Strategy

9 Rahman 2012Startegi Pengembangan Usaha Cafe Burganni, Bogor

matriks IFE, matriks EFE, matriks IE, matriks SWOT, dan matriks QSPM

Berdasarkan hasil studi penelitian terdahulu, maka dapat dilihat persamaan

penelitian ini dengan penelitian terdahulu adalah menggunakan alat analisis yang

sama seperti yang dilakukan oleh Defieta (2009), Fransiska (2008), Fauziah

(2011), Rahman (2012), Ekalina (2011), Lazuardi (2008), dan Maulina (2009)

16

Page 32: Astri Widiyawati

yaitu dengan menggunakan matriks IFE, matriks EFE, matriks IE, matriks SWOT,

dan matriks QSPM. Persamaan berikutnya ialah topik penelitian mengenai strategi

pengembangan yang dilakukan oleh Defieta (2009), Fransiska (2008), Rahman

(2012), Ekalina (2011), Lazuardi (2008), Andiriani (2011) dan Maulina (2009)

Sedangkan perbedaannya penelitian ini dengan penelitian terdahulu yakni

tempat penelitian belum pernah dilakukan oleh peneliti terdahulu. Kemudian alat

analisis penelitian berbeda dengan Sari (2011) yaitu menggunakan alat analisis

AHP , dan penelitian Andriani (2011) yang menggunakan Blue Ocean Strategy.

Perbedaan yang terakhir ialah perbedaan dalam topik penelitian yang dilakukan

oleh Fauziah (2011) dan Sari (2011) mengenai strategi pemasaran.

17

Page 33: Astri Widiyawati

III. KERANGKA PEMIKIRAN

3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis

3.1.1 Konsep Manajemen Strategi

Menurut David (2009) strategi adalah alat untuk mencapai tujuan jangka

panjang. Strategi adalah tindakan potensial yang membutuhkan keputusan

manajemen tingkat atas dan sumberdaya perusahaan dalam jumlah besar. Selain

itu, strategi mempengaruhi perusahaan dalam jangka panjang, khususnya untuk

lima tahun dan berorientasi ke masa depan. Strategi memiliki konsekuensi yang

perlu mempertimbangkan faktor-faktor eksternal dan internal yang dihadapi

perusahaan.

Menurut David (2009) manajemen strategi dapat didefinisikan sebagai

seni dan ilmu untuk memformulasi, mengimplementasikan, dan mengevaluasi

keputusan lintas fungsi yang memungkinkan organisasi dapat mencapai

tujuannya. Manajemen strategi berfokus pada pengintergarisan manajemen,

pemasaran, keuangan atau akutansi, produksi atau operasi, penelitian atau

pengembangan, dan sistem informasi komputer untuk mencapai keberhasilan

organisasi. Tujuan manajemen straregi adalah untuk mengeksploitasi dan

menciptakan peluang baru yang berbeda untuk masa mendatang.

Menurut Wheelen dan Hunger (2003) manajemen strategi adalah

serangkaian dari pada keputusan manajerial dan kegiatan-kegiatan yang

menentukan keberhasilan perusahaan dalam jangka panjang. Kegiatan tersebut

terdiri dari perumusan atau perencanaan strategi, pelaksanaan atau implementasi,

dan evaluasi.

Proses manajemen startegi merupakan hal yang dinamis dan berkelanjutan.

Cara mengaplikasikan proses perencanaan manajemen startegi adalah dengan

menggunakan model. Setiap model merepresentasikan semacam proses. Seperti

terlihat pada Gambar 2, yang menggambarkan model proses manajemen startegi.

Model ini tidak menjamin keberhasilan, tetapi model ini menunjukkan pendekatan

yang jelas dan praktis untuk memformulasi, mengimplementasi, dan

mengevaluasi strategi. Proses manajemen strategi merupakan hal yang dinamis

dan berkelanjutan.

Page 34: Astri Widiyawati

Formulasi Implementasi Evaluasi Strategi Strategi Strategi

Gambar 2. Model Manajemen Staregis Sumber : David (2009)

Proses manajemen strategi dapat digambarkan sebagai pendekatan yang

objektif, logis, dan sistematik untuk membuat keputusan besar dalam organisasi.

Menurut David (2009), proses manajemen startegi terdiri atas tiga tahap. Tahapan

tersebut adalah sebagai berikut :

1. Formulasi Strategi

Formulasi strategi termasuk mengembangkan visi dan misi,

mengidentifikasi peluang dan ancaman eksternal perusahaan, menentukan

kekuatan dan kelemahan internal, menetapkan tujuan jangka panjang,

merumuskan alternatif strategi dan memilih strategi tertentu yang akan

dilaksanakan. Keputusan formulasi startegi mengikat organisasi terhadap produk,

19

Membuat Pernyataan Visi dan Misi

Menetapkan Tujuan Jangka Panjang

Merumuskan, Mengevaluasi,

dan Memilih staregi

Implementasi Strategi Isu-Isu Manajemen

Implementasi Strategi Isu-Isu Pemasaran, Keuangan, Akuntansi, Penelitian dan Pengembangan Sistem Informasi Manajemen

Mengukur dan evaluasi Kinerja

Melakukan Audit Eksternal

Melakukan Audit Internal

Page 35: Astri Widiyawati

pasar, sumber daya, dan teknologi yang spesifik untuk periode waktu yang

panjang.

2. Implementasi Strategi

Implementasi strategi mensyaratkan perusahaan untuk menetapkan tujuan

tahunan, membuat kebijakan, memotivasi karyawan, dan mengalokasi sumber

daya sehingga strategi yang telah diformulasikan dapat dijalankan. Implementasi

strategi termasuk mengembangkan budaya yang mendukung strategi, menciptakan

struktur organisasi yang efektif dan mengarahkan usaha pemasaran, menyiapkan

anggaran, mengembangkan dan memberdayakan sistem informasi, dan

menghubungkan kinerja karyawan dengan kinerja organisasi.

Implementasi strategi sering kali dianggap tahap yang paling rumit dalam

manajemen startegi. Implementasi startegi membutuhkan disiplin pribadi,

komitmen, dan pengorbanan. Suksesnya implementasi strategi terletak pada

kemampuan manajer untuk memotivasi karyawan.

3. Evaluasi Strategi

Evaluasi strategi adalah tahap final dalam manajemen strategi. Semua

strategi dapat dimodifikasi di masa datang karena faktor internal dan eksternal

secara konstan berubah. Tiga aktivitas dasar evaluasi startegi, yaitu (1) meninjau

ulang faktor eksternal dan internal yang menjadi dasar strategi saat ini, (2)

mengukur kinerja, (3) mengambil tindakan korektif.

3.1.2 Tingkatan dan Jenis-Jenis Strategi Dalam Menghadapi Persaingan

Dengan merujuk pada pandangan Schendel dan Charles Hofer, Higgins

(1985) menjelaskan adanya empat tingkatan strategi. Keseluruhannya disebut

master strategy, yaitu: enterprise strategy, corporate strategy, business strategy

dan functional strategy.

a) Enterprise Strategy

Strategi ini berkaitan dengan respons masyarakat. Setiap organisasi

mempunyai hubungan dengan masyarakat. Masyarakat adalah kelompok yang

berada di luar organisasi yang tidak dapat dikontrol. Di dalam masyarakat yang

tidak terkendali itu, ada pemerintah dan berbagai kelompok lain seperti kelompok

penekan, kelompok politik dan kelompok sosial lainnya. Jadi dalam strategi

20

Page 36: Astri Widiyawati

enterprise terlihat relasi antara organisasi dan masyarakat luar, sejauh interaksi itu

akan dilakukan sehingga dapat menguntungkan organisasi. Strategi itu juga

menampakkan bahwa organisasi sungguh-sungguh bekerja dan berusaha untuk

memberi pelayanan yang baik terhadap tuntutan dan kebutuhan masyarakat.

b) Corporate Strategy

Strategi ini berkaitan dengan misi organisasi, sehingga sering disebut

Grand Strategy yang meliputi bidang yang digeluti oleh suatu organisasi.

Menggambarkan arah perusahaan secara keseluruhan mengenai sikap perusahaan

secara utuh terhadap arah pertumbuhan dan manajemen berbagai bisnis dan lini

produk untuk mencapai keseimbangan portofolio produk dan jasa.

c) Business Strategy

Strategi pada tingkat ini menjabarkan bagaimana merebut pasar di tengah

masyarakat yaitu dengan menekankan pada perbaikan posisi persaingan produk

dan jasa perusahaan dalam industri khusus atau segmen pasar yang dilayani oleh

perusahaan tersebut. Semua itu dimaksudkan untuk dapat memperoleh

keuntungan-keuntungan strategik yang sekaligus mampu menunjang

berkembangnya organisasi ke tingkat yang lebih baik.

d) Functional Strategy

Strategi ini merupakan strategi pendukung dan untuk menunjang

suksesnya strategi lain. Ada tiga jenis strategi functional yaitu:

1) Strategi functional ekonomi yaitu mencakup fungsi-fungsi yang

memungkinkan organisasi hidup sebagai satu kesatuan ekonomi yang

sehat, antara lain yang berkaitan dengan keuangan, pemasaran, sumber

daya, penelitian dan pengembangan.

2) Strategi functional manajemen, mencakup fungsi-fungsi manajemen yaitu

planning, organizing, implementating, controlling, staffing, leading,

motivating, communicating, decision making, representing, dan

integrating.

3) Strategi isu strategik, fungsi utamanya ialah mengontrol lingkungan, baik

situasi lingkungan yang sudah diketahui maupun situasi yang belum

diketahui atau yang selalu berubah. Tingkat-tingkat strategi itu merupakan

kesatuan yang bulat dan menjadi isyarat bagi setiap pengambil keputusan

21

Page 37: Astri Widiyawati

tertinggi bahwa mengelola organisasi tidak boleh dilihat dari sudut

kerapian administratif semata, tetapi juga hendaknya memperhitungkan

soal kesehatan organisasi dari sudut ekonomi.

Pada dasarnya setiap perusahaan memiliki strategi masing-masing untuk

menghadapi persaingan. Menurut David (2009), terdapat beberapa alternatif

strategi utama yang dapat diterapkan oleh suatu perusahaan, yaitu:

1) Strategi Integrasi

a) Strategi Integrasi ke depan, yaitu suatu strategi yang melibatkan akuisisi

kepemilikan atau peningkatan kontrol atas distributor atau pengecer

perusahaan.

b) Strategi integrasi ke belakang, yaitu suatu strategi yang melibatkan

akuisisi kepemilikan atau peningkatan kontrol atas pemasok perusahaan.

c) Strategi integrasi horizontal, yaitu suatu strategi yang melibatkan akuisisi

kepemilikan atau peningkatan kontrol atas pesaing perusahaan.

2) Strategi Intensif

a) Strategi penetrasi pasar, yaitu dimana perusahaan sebaiknya meningkatkan

pangsa pasar suatu produk atau jasa melalui usaha-usaha pemasaran yang

lebih besar, misalnya dengan menambah tenaga penjual, biaya iklan,

promosi penjualan atau usaha-usaha promosi lainnya. Jadi, tujuan dari

strategi ini yaitu untuk meningkatkan pangsa pasar melalui usaha

pemasaran yang lebih besar.

b) Strategi pengembangan pasar, yaitu suatu strategi yang bertujuan untuk

memperkenalkan produk-produk atau jasa yang ada sekarang ke daerah-

daerah yang secara geografis merupakan daerah baru. Tujuan dari strategi

ini yaitu untuk memperbesar pangsa pasar.

c) Strategi pengembangan produk, yaitu strategi yang bertujuan agar

perusahaan dapat meningkatkan penjualan dengan cara meningkatkan atau

memodifikasi produk dan jasa yang sudah ada sekarang atau

mengembangkan produk atau jasa yang baru.

3) Strategi Diversifikasi

a) Startegi diversifikasi konsentrik, yaitu suatu strategi dengan cara

menambah produk atau jasa yang baru tetapi masih saling berhubungan

22

Page 38: Astri Widiyawati

dengan produk atau jasa yang lama. Jadi, tujuan strategi ini yaitu untuk

membuat produk baru yang berhubungan untuk pasar yang sama.

b) Strategi diversifikasi konglomerat, yaitu suatu strategi dimana perusahaan

menambahkan produk atau jasa yang baru namun tidak saling

berhubungan dengan produk atau jasa yang lama. Strategi ini bertujuan

untuk menambah produk baru yang tidak saling berhubungan untuk pasar

yang berbeda.

c) Strategi diversifikasi horizontal, yaitu suatu strategi dimana perusahaan

menambah produk atau jasa pelayanan yang baru, yang tidak saling

berhubungan namun untuk konsumen yang sudah ada. Jadi, tujuan dari

strategi ini yaitu untuk memuaskan konsumen yang sama melalui

penambahan produk atau jasa baru.

4) Strategi Difensif

a) Joint venture startegy, yaitu bekerjasama dengan perusahaan lain

membentuk organisasi yang terpisah.

b) Retrenchment Strategy, yaitu dimana perusahaan melakukan pengurangan

biaya dan aset perusahaan dengan tujuan menghemat biaya agar

keuntungan dapat dipertahankan dengan cara menjual sebagian aset

perusahaan.

c) Strategi divestasi, yaitu menjual divisi atau bagian lainnya dari organisasi

yang sudah ada.

d) Strategi likuidasi, yaitu dimana perusahaan menjual seluruh aset

perusahaan yang dapat dihitung nilainya. Tujuan dari strategi ini adalah

untuk menutup perusahaan, jika perusahaan sudah tidak dapat lagi

dipertahankan keadaannya.

3.1.3 Perencanaan Strategi Pengembangan Usaha

Strategi pengembangan merupakan usaha untuk memperdalam dan

memperluas pengetahuan yang telah ada. Menurut Sugiono (2004), strategi

pengembangan adalah kegiatan ilmu pengetahuan dan teknologi yang bertujuan

memanfaatkan kaidah dan teori ilmu pengetahuan yang telah terbukti

kebenarannya untuk meningkatkan fungsi, manfaat, dan aplikasi ilmu

23

Page 39: Astri Widiyawati

pengetahuan dan teknologi yang telah ada, atau menghasilkan teknologi baru.

Strategi pengembangan berkaitan dengan cara-cara yang digunakan perusahaan

untuk mendapatkan keunggulan persaingan di dalam setiap bisnis utamanya.

Pentingnya keputusan strategi berkaitan dengan sumber daya perusahaan.

Sebagaimana diketahui bahwa strategi memberikan stabilitas arah dan orientasi

yang konsisten dengan memungkinkan fleksibilitas untuk beradaptasi dengan

lingkungannya. Menurut Steiner (1997), strategi yang berhasil pada umumnya

dengan mengkombinasikan beberapa hal berdasarkan perencanaan yang telah

dilakukan yaitu:

1) Sasaran sederhana jangka panjang

Setiap strategi bisnis harus merupakan kejelasan dari sasaran. Jika tidak,

strategi tidak akan dapat memberikan stabilitas dan kesatuan arah perusahaan.

Sasaran ini harus jelas dan konsisten serta tetap berorientasi pada tanggung jawab

terhadap pemegang saham, para pegawai dan konsumen.

2) Melalui analisis lingkungan persaingan

Kemampuan dalam mengidentifikasi kebutuhan yang umum dari

konsumen dapat berpengaruh pada penentuan posisi pasar. Kemampuan dalam

memahami lingkungan bisnis ini dapat berupa pemahaman tentang penilaian pasar

saham, pandangan terhadap potensi memungkinkan akuisisi serta kemampuan

dalam mengidentifikasi dan memotivasi sumber daya manusia perusahaan.

3) Penilaian sumber daya yang objektif

Kesadaran kondisi sumber daya dan kemampuan perusahaan termasuk

reputasi yang berhubungan dengan nama perusahaan dan merek produk,

kemampuan untuk memotivasi pegawai, keefektifan dalam menangani kemitraan

dengan para pemasok, serta kemampuan dalam menangani dan mengendalikan

mutu produk.

4) Penerapan yang efektif

Strategi yang paling tepat bagi perusahaan mungkin tidak akan berguna

jika tidak diterapkan secara efektif. Penerapan strategi yang efektif memerlukan

pembentukan kepemimpinan, struktur organisasi dan sistem manajemen yang

mampu memegang komitmen dengan baik serta koordinasi seluruh pegawai dan

mobilisasi sumber daya sebagai pelengkap strategi.

24

Page 40: Astri Widiyawati

3.1.4 Analisis Lingkungan Perusahaan

Lingkungan merupakan faktor-faktor di dalam dan di luar perusahaan yang

dapat mempengaruhi kegiatan dan performa suatu perusahaan. Lingkungan

bersifat dinamis atau selalu berubah, sehingga penyesuaian terhadap strategi

pemasaran dalam menghadapi perubahan lingkungan tersebut perlu dilakukan dan

mendapat perhatian dari pihak perusahaan. Perusahaan yang berhasil akan

memandang bisnis mereka dari luar ke dalam. Mereka menyadari bahwa

lingkungan perusahaan selalu menimbulkan peluang serta ancaman baru dan

mereka memahami pentingnya memantau dan beradaptasi dengan lingkungan

yang terus berubah (Kotler, 2002)

Analisis lingkungan perusahaan sangat penting dilakukan karena

memberikan kesempatan kepada para perencana strategi untuk melakukan

tanggapan pilihan terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi perusahaan.

Analisis ini bertujuan agar manajemen perusahaan memiliki kemampuan untuk

dapat meramalkan perubahan yang mungkin terjadi, sehingga dapat

mengantisipasi perubahan tersebut. Analisis lingkungan perusahaan secara luas

mencakup semua faktor eksternal yang mempengaruhi individu, perusahaan dan

masyarakat. Lingkungan perusahaan dapat dibagi menjadi dua yaitu lingkungan

eksternal dan lingkungan internal. Lingkungan eksternal adalah lingkungan di luar

perusahaan yang relatif bukan dalam kendali perusahaan. Lingkungan internal

adalah lingkungan di dalam perusahaan yang relatif dapat dikendalikan oleh

perusahaan.

3.1.4.1 Analisis Lingkungan Internal

Menurut David (2009), pendekatan fungsi bisnis berupaya

mengidentifikasikan dan menilai faktor-faktor internal yang mencangkup

kemampuan perusahaan, dan keterbatasan yang biasanya dikategorikan pada: (1)

manajemen, (2) pemasaran, (3) keuangan atau akuntansi, (4) produksi atau

operasi, (5) penelitian dan pengembangan dan, (6) sistem informasi manajemen

a. Manajemen

Fungsi manajemen terdiri atas lima aktivitas dasar: perencanaan,

pengorganisasian, pemberian motivasi, pengelolaan staf, dan pengendalian

25

Page 41: Astri Widiyawati

(David, 2009). Perencanan terdiri atas semua aktivitas yang terkait dengan

persiapan masa depan. Pekerjaan spesifik mencangkup peramalan, penetapan

sasaran, formulasi strategi, pengembangan kebijakan, dan penetapan tujuan.

Pengorganisasian mencangkup semua aktivitas manajerial yang menghasilkan

struktur pekerjaan dan hubungan otoritas. Area yang spesifik mencangkup desain

organisasi, spesialisasi pekerjaan, deskripsi pekerjaan, rentang pengendalian,

kesatuan komando, koordinasi, desain pekerjaan dan analisis pekerjaan.

Pemberian motivasi melibatkan usaha yang diarahkan untuk membentuk perilaku

manusia. Topik spesifik mencangkup kepemimpinan, komunikasi, kelompok

kerja, modifikasi perilaku, delegasi otoritas, pengayaan pekerjaan, kepuasan kerja,

pemuasan kebutuhan, perubahan organisasi, moral karyawan, dan moral

manajerial. Aktivitas pengelolaan staf dipusatkan pada manajemen staf atau

sumber daya manusia, termasuk administrasi gaji dan upah, fasilitas karyawan,

wawancara, perekrutan, pelatihan, pengembangan manajemen, keselamatan

karyawan, kesempatan kerja yang setara, hubungan dengan serikat kerja,

penelitian personel, kebijakan disiplin, prosedur keluh kesah, dan hubungan

masyarakat. Pengendalian mengacu pada semua aktivitas manajerial yang

diarahkan untuk memastikan bahwa hasil aktual konsisten dengan hasil yang

direncanakan. Area perhatian utama adalah kontrol kualitas, kontrol penjualan,

kontrol persediaan, kontrol biaya, analisis varians, imbalan, dan sanksi.

b. Pemasaran

Bauran Pemasaran (Marketing mix) adalah seperangkat alat pemasaran

taktis yang dapat dikendalikan, yang dipadukan oleh perusahaan untuk

menghasilkan respon yang diinginkan dalam pasar sasaran (Kotler dan

Armstrong, 1997). Sejalan dengan semakin kompetitifnya dunia bisnis, 4P

tersebut berkembang menjadi 7P diantaranya adalah product, place, price,

promotion, people, process dan physical evidence.

1. Product Mix

Produk berarti kombinasi barang dan jasa yang ditawarkan oleh

perusahaan kepada konsumen di pasar sasarannya (Kotler dan Armstrong, 1997).

Produk juga merupakan segala sesuatu yang dapat ditawarkan perusahaan untuk

diperhatikan, diminta, dicari, dibeli, digunakan atau dikonsumsi oleh konsumen di

26

Page 42: Astri Widiyawati

pasar sasaran sebagai pemenuhan kebutuhan atau keinginan pasar yang

bersangkutan. Produk merupakan alat bauran pemasaran yang paling dasar.

Produk tersebut harus memiliki daya saing yang tinggi dibandingkan dengan

produk jasa lainnya.

2. Price Mix

Harga adalah jumlah uang yang harus dibayar oleh konsumen untuk

memperoleh produk, dimana harga merupakan unsur bauran pemasaran yang

bersifat fleksibel. Harga yang bersifat fleksibel artinya dapat berubah dengan

cepat. Penentuan harga dapat dilakukan dengan melihat daya beli konsumen dan

jumlah yang cukup dalam menutupi ongkos produksi.

Pada dasarnya manajer harus berhati-hati menentukan harga yang akan

dijual di pasar. Penetapan harga yang terlalu tinggi juga akan menyebabkan

produk menjadi kurang kompetitif dari pada pesaingnya di pasar, pada akhirnya

kondisi tersebut akan merugikan perusahaan. Penetapan harga yang lebih tinggi

dari para pesaing dapat dilakukan apabila produk memiliki diferensiasi yang kuat

dan nilai yang unik dibandingkan para pesaingnya.

3. Place Mix

Tempat (Place) termasuk aktivitas perusahaan untuk membuat produk

yang ditawarkan kepada konsumen sasaran. Tempat juga merupakan berbagai

kegiatan perusahaan untuk membuat produk yang dihasilkan atau dijual

terjangkau dan tersedia bagi pasar sasaran. Keputusan penentuan lokasi dan

saluran yang digunakan untuk memberikan jasa kepada pelanggan melibatkan

pemikiran tentang bagaimana cara mengirimkan atau menyampaikan jasa kepada

pelanggan dan dimana hal tersebut akan dilakukan.

Sebagai salah satu variabel marketing mix, place (distribusi) mempunyai

peranan yang sangat penting dalam membantu perusahaan memastikan

produknya, karena tujuan dari distribusi adalah menyediakan barang dan jasa yang

dibutuhkan dan diinginkan oleh konsumen pada waktu dan tempat yang tepat.

4. Promotion Mix

Promosi merupakan aktivitas yang mengkomunikasikan keunggulan

produk dan membujuk konsumen untuk membelinya. Promosi juga merupakan

salah satu variabel bauran pemasaran yang digunakan oleh perusahaan untuk

27

Page 43: Astri Widiyawati

mengadakan komunikasi dengan pasarnya dan merupakan salah satu faktor

penentu keberhasilan suatu program pemasaran. Tujuan utama promosi adalah

memberi informasi, menarik perhatian dan selanjutnya memberi pengaruh

meningkatkan penjualan.

5. Process Mix

Proses merupakan keseluruhan kegiatan yang berhubungan dengan

pelayanan yang akan diberikan kepada konsumen. Metode pengoperasian atau

serangkaian tindakan tertentu yang umumnya berupa langkah-langkah yang

diperlukan dalam suatu urutan yang telah ditetapkan. Proses yang desainnya baru

akan mengganggu konsumen karena keterlambatan, birokrasi dan penyampaian

jasa yang tidak efektif.

6. People Mix

Orang diartikan sebagai karyawan dan kadang-kadang pelanggan lain yang

terlibat di dalam proses produksi. Banyak produk atau jasa yang dihasilkan

bergantung pada interaksi langsung dan pribadi antara pelanggan dan karyawan

perusahaan. Konsumen sering menilai kualitas produk atau jasa yang konsumen

terima berdasarkan penilaian terhadap orang-orang yang menyediakan produk

atau jasa tersebut.

7. Phisyc Mix

Bukti fisik adalah petunjuk visual atau berwujud lainnya yang

memberikan bukti atas kualitas dari produk atau jasa. Beberapa contoh dari bukti

fisik antara lain gedung, tanah, kendaraan dan petunjuk yang terlihat lainnya.

Program pemasaran efektif mencampurkan semua elemen bauran pemasaran ke

dalam program terkoordinasi yang dirancang untuk mencapai sasaran pemasaran

perusahaan dengan menyerahkan nilai kepada konsumen. Jadi perusahaan yang

sukses adalah perusahaan yang dapat memenuhi kebutuhan pelanggan secara

ekomomis dan mudah serta dengan komunikasi yang efektif.

c. Keuangan

Dalam sudut pandang strategis, bidang keuangan harus dianalisis untuk

melihat kondisi baik tidaknya suatu perusahaan. Bauran dana jangka pendek dan

jangka panjang yang diperoleh dari luar harus sesuai dengan tujuan, strategi, dan

kebijakan perusahaan. Konsep financial leverage (rasio hutang terhadap total

28

Page 44: Astri Widiyawati

aktiva) sangat berguna dalam menguraikan penggunaan hutang untuk

meningkatkan laba yang tersedia bagi pemegang saham.

d. Produksi (Operasi)

Setiap perusahaan pasti memproduksi suatu hasil, hasil tersebut dapat

berupa produk fisik ataupun produk jasa. Manajemen produksi atau operasi

berhubungan dengan input, tranformasi, dan output yang bervariasi antar industri

dan pasar. Operasi manufaktur mengubah atau mentranformasi input seperti bahan

baku, tenaga kerja, modal, mesin dan fasilitas menjadi barang jadi dan jasa.

e. Penelitian dan Pengembangan

Manajer penelitian dan pengembangan bertanggung jawab mengusulkan

dan melakukan strategi teknologis perusahaan dengan mempertimbangkan tujuan

dan kebijakan perusahaan. Tugas manajer meliputi: (1) memilih salah satu di

antara berbagai alternatif teknologi baru yang akan digunakan perusahaan, (2)

mengembangkan teknologi baru ke dalam produk dan proses produksi, dan (3)

menyebar luaskan sumber daya yang ada sehingga teknologi baru tersebut dapat

diterapkan dengan baik.

f. Sistem Informasi Manajemen

Kegunaan sistem informasi manajemen untuk memperbaiki kinerja suatu

perusahaan dengan memperbaiki kualitas keputusan manajerial (David, 2009).

Sebuah sistem informasi manajemen yang efektif mengumpulkan, memberi

simbol atau kode, menyimpan, mensintesa, dan menyajikan informasi dalam

bentuk yang dapat menjawab pertanyaan penting operasi dan strategis. Jantung

dari sistem informasi manajemen adalah data base yang berisi berbagai catatan

dan data yang penting bagi manajer.

3.1.4.2 Analisis Lingkungan Eksternal

Analisis lingkungan eksternal adalah suatu proses yang digunakan oleh

perumus strategi untuk memantau lingkungan eksternal dalam menentukan

peluang dan ancaman yang dihadapi oleh perusahaan. Lingkungan eksternal

terdiri dari komponen atau variabel lingkungan yang berada atau berasal dari luar

perusahaan. Komponen tersebut berada di luar jangkauan organisasi dan kendali

perusahaan, sehingga perusahaan tidak dapat melakukan intervensi serta

29

Page 45: Astri Widiyawati

diperlukan tingkat adaptasi yang tinggi terhadapnya. Lingkungan eksternal dapat

dibagi dalam dua kelompok, yaitu :

1) Lingkungan Makro

a) Politik, Pemerintah, dan Hukum

Menurut David (2009), faktor-faktor politik, pemerintahan, dan hukum

dapat menjadi peluang dan ancaman bagi perusahaan kecil maupun besar.

Perusahaan dan industri baru yang bergantung pada kontrak pemerintah atau

subsidi dapat menjadi bagian yang paling penting dalam audit eksternal.

b) Ekonomi

Kondisi ekonomi suatu daerah atau negara dapat mempengaruhi iklim

berbisnis suatu perusahaan. Semakin buruk kondisi ekonomi, semakin buruk pula

iklim berbisnis. Beberapa faktor kunci yang perlu diperhatikan dalam

menganalisis ekonomi suatu daerah atau negara adalah ketersediaan energi,

inflasi, suku bunga, serta harga-harga produk dan jasa.

c) Sosial Budaya

Kecenderungan sosial dan budaya yang terjadi akan membentuk cara hidup,

pekerjaan, memproduksi, mengkonsumsi dari suatu masyarakat. Menurut David

(2009), perubahan sosial, budaya, demografi, dan lingkungan memiliki pengaruh

besar terhadap hampir semua produk, jasa, pasar, dan pelanggan.

d) Teknologi

Menurut David (2009), kekuatan teknologi menggambarkan peluang dan

ancaman utama yang harus dipertimbangkan dalam merumuskan formulasi

strategi. Kemajuan teknologi dapat mempengaruhi produk, jasa, pasar, pemasok,

distributor, pesaing, pelanggan, proses produksi, praktik pemasaran, dan posisi

kompetitif perusahaan secara dramatis.

2) Lingkungan Industri

Lingkungan industri merupakan tingkatan lingkungan eksternal perusahan

yang memiliki implikasi relatif lebih spesifik dan langsung terhadap operasional

perusahaan. Analisis lingkungan industri diperlukan dalam penentuan posisi

bertahan terbaik bagi suatu perusahaan dan lingkungannya.

30

Page 46: Astri Widiyawati

Perumusan strategi bersaing menghubungkan perusahaan dan

lingkungannya. Lingkungan industri terdiri dari hambatan masuk, kekuatan

pembeli, kekuatan pemasok, ketersediaan substitusi dan persaingan antar

perusahaan. Analisis lingkungan industri dilakukan berdasarkan konsep Porter’s

Competitive Strategy atau Lima Kekuatan Bersaing. Kekuatan-kekuatan yang

mempengaruhi persaingan dalam industri dapat dilihat pada Gambar 3.

Gambar 3. Model Lima Kekuatan Pesaing Sumber : Porter (1997)

a) Persaingan Antar Perusahaan Sejenis

Persaingan antar perusahaan sejenis merupakan kekuatan terbesar dalam

lima kekuatan kompetitif. Strategi yang dijalankan oleh suatu perusahaan dapat

berhasil hanya jika mereka memberikan keunggulan kompetitif dibanding strategi

yang dijalankan perusahaan pesaing. Perubahan strategi oleh suatu perusahaan

akan melakukan penurunan harga, peningkatan kualiatas, menambah feature,

menyediakan jasa, memperpanjang garansi, dan meningkatkan iklan.

b) Kemungkinan Masuknya Pesaing Baru

Kemungkinan masuknya pesaing baru akan meningkatkan intensitas

persaingan antar perusahaan meningkat. Hambatan masuknya pesaing baru dalam

memasuki suatu bisnis yaitu dengan menghasilkan produk berkualitas tinggi,

harga lebih rendah, dan sumber daya pemasaran yang besar. Oleh karena itu,

diperlukan untuk memonitor strategi pesaing baru, serta memanfaatkan kekuatan

dan peluang yang ada saat ini.

31

Produk Pengembangan Produk Substitusi

Persaingan antara Perusahaan Sejenis

Kekuatan Tawar-Menawar Pembeli/Konsumen

Kekuatan Tawar-Menawar Penjual/Pemasok

Kemungkinan Masuknya Pesaing Baru

Page 47: Astri Widiyawati

c) Potensi Pengembangan Produk Substitusi

Tekanan kompetisi yang berasal dari produk subtitusi meningkat sejalan

dengan menurunnya harga relatif dari produk subtitusi dan sejalan dengan biaya

konsumen untuk beralih ke produk lain menurun. Upaya yang dapat dilakukan

adalah dengan memantau pangsa pasar yang didapat oleh produk-produk tersebut,

juga dengan memantau rencana perusahaan untuk meningkatkan kapasitas dan

penetrasi pasar.

d) Kekuatan Tawar-Menawar Penjual atau Pemasok

Pemasok dapat mempengaruhi para anggota industri melalui kemampuan

pemasok untuk menaikan harga atau menurunkan kualitas produk atau jasa yang

dibeli. Pemasok dikatakan memiliki daya tawar yang kuat apabila pemasok tidak

menghadapi produk pengganti lain untuk dijual kepada industri, produk pemasok

merupakan input penting bagi bisnis pembeli, industri tidak merupakan pelanggan

yang penting bagi pemasok, para pemasok didominasi oleh beberapa perusahaan

dan lebih terkonsentrasi kepada industri.

e) Kekuatan Tawar-Menawar Pembeli atau Konsumen

Pembeli memiliki kekuatan tawar-menawar yang semakin besar jika mereka

menduduki tempat yang sangat penting bagi penjual, memegang informasi tentang

produk dan harga, serta memegang kendali mengenai apa dan kapan mereka bisa

membeli produk.

3.2 Kerangka Pemikiran Operasional

Perkembangan yang pesat pada bisnis kafe, restoran, dan rumah makan

menimbulkan tingkat persaingan yang tinggi terutama yang dihadapi oleh

Restoran & Kafe Coffee Time saat ini. Dalam menjalankan kegiatan usahanya,

Restoran & Kafe Coffee Time dihadapkan pada berbagai masalah baik internal

maupun eksternal. Perusahaan perlu menerapkan strategi pengembangan yang

tepat untuk lebih memperkenalkan keberadaan produk dan meningkatkan target

pasar. Dalam merumuskan strategi pengembangan harus terlebih dahulu

mengetahui keadaan umum perusahaan yang mencangkup visi, misi dan

lingkungan pemasaran

32

Page 48: Astri Widiyawati

Penggalian informasi dari pihak-pihak yang berkompeten di perusahaan

merupakan langkah pertama yang menjadi kunci untuk menghasilkan strategi.

Tujuan jangka panjang penting ditetapkan oleh perusahaan karena beberapa alasan

yaitu memberikan kepekaan akan arah, memfokuskan usaha-usaha perusahaan,

memadu rencana dan keputusan perusahaan serta membantu untuk menilai

kemajuan yang dicapai.

Setelah mengetahui visi dan misi jangka panjang dari perusahaan, maka

langkah selanjutnya adalah mengidentifikasi faktor internal perusahaan (sumber

daya manusia, keuangan, faktor produksi dan operasi dan faktor pengembangan

dan penelitian). Analisis faktor eksternal dan bauran pemasaran yang tujuan

akhirnya agar dapat membantu dalam penentuan strategi, mengidentifikasi,

mengevaluasi dan memilih strategi. Melalui analisis pesaing industri Porter akan

dikaji mengenai tingkat persaingan atau kekuatan perusahaan dengan

mengantisipasi pesaing dimasa depan melalui analisis komponen dan tingkat

persaingan dalam industri. Ancaman persaingan perusahaan sejenis, pendatang

baru, ancaman produk substitusi, kekuatan tawar menawar pemasok dan kekuatan

tawar menawar pembeli adalah analisis persaingan industri Porter.

Dari aspek-aspek yang telah diperoleh dari analisis Porter akan dilakukan

analisis SWOT untuk memperoleh informasi mengenai kekuatan (Stregths),

kelemahan (Weakness), peluang (Oportunity) dan ancaman (Threats) Restoran &

Kafe Coffee Time. Matrik SWOT merupakan hasil gabungan dari faktor-faktor

IFE, EFE dan IE.

Tahap terakhir yaitu pengambilan keputusan strategi mana yang menjadi

perioritas dengan menggunakan alat analisis matrik QSPM (Quantitative

Strategic Planning Matrix ) sebagai rekomendasi strategi yang harus dijalankan

perusahaan. Matrik QSPM didesain untuk menentukan alternatif tindakan yang

layak. Kemudian tingkat implementasi ataupun penerapan dari rekomendasi

strategi pengembangan tersebut akan diserahkan sepenuhnya kepada pihak

manajemen Restoran & Kafe Coffee Time. Sebagai kerangka operasional

penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 4.

33

Page 49: Astri Widiyawati

Gambar 4. Kerangka Operasional dalam Kajian Strategi Pengembangan UsahaRestoran & Kafe Coffee Time

34

Visi, Misi dan Tujuan Jangka PanjangRestoran & Kafe Coffee Time

Kondisi Restoran & Kafe Coffee Time• Tingginya tingkat persaingan• Tidak tercapainya target penjualan

ANALISIS LINGKUNGAN INTERNALa) Pemasaranb) Sumberdaya dan Karyawanc) Keuangand) Produksi dan Operasionale) Sistem Informasi Manajemen

ANALISIS LINGKUNGAN EKSTERNALa) Lingkungan Makro

• Politik, Pemerintah, dan Hukum• Ekonomi• Sosial budaya• Teknologi

b) Lingkungan Industri• Persaingan Perusahaan Sejenis• Masuknya Pesaing Baru• Pengembangan Produk Substitusi• Kekuatan Tawar-Menawar Pemasok• Kekuatan Tawar-Menawar

Konsumen

Matrik I-EMatrik SWOT

Matrik QSPM

Rekomendasi Strategi Pengembangan Usaha

Page 50: Astri Widiyawati

IV. METODE PENELITIAN

4.1 Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan di Restoran & Kafe Coffee Time yang berlokasi di

Jalan Guntur No.2 Komplek Taman Kencana Pajajaran, Bogor. Penentuan lokasi

dilakukan secara sengaja (purposive) yaitu bahwa di restoran tersebut masih

dikatakan baru berdiri dibandingkan dengan restoran lain, selain itu berlokasi di

pusat Kota Bogor yang terdapat banyak sekali restoran dan persaingan antar

restoran pun semakin tinggi, oleh sebab itu sangat diperlukan strategi

pengembangan agar Restoran & Kafe Coffee Time dapat bertahan di pasar

kompetitif. Proses pengambilan data penelitian dilakukan pada bulan Juli sampai

Agustus 2012.

4.2 Jenis dan Sumber Data

Pengumpulan data merupakan salah satu tahapan penting dalam kegiatan

penelitian. Data yang digunakan untuk penelitian ini terdiri dari data primer dan

data sekunder. Jenis dan sumber data yang diperoleh dapat dilihat pada Tabel 8.

Tabel 8. Jenis dan Sumber Data Strategi Pengembangan Usaha Restoran & Kafe Coffee Time 2012

No Jenis Data Sumber1 Data Primer :

1) Visi dan Misi2) Data Penjualan3) Struktur Organisasi4) Pengambilan Data Internal dan Eksternal5) Kuesioner Bobot, Rating dan QSPM6) Kuesioner 30 Konsumen terhadap 7P

Pengamatan di lapangan, wawancara dengan pihak restoran, dan kuesioner.

2 Data Sekunder :1) Perkembangan PDB Atas Dasar Harga

Berlaku Menurut Lapangan Usaha di Indonesia

2) Persentase Konsumsi Rumah Tangga Indonesia

3) Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kota Bogor

4) Pendapatan Asli Daerah Kota Bogor Sektor Pariwisata

5) Pertumbuhan Jumlah Restoran dan Kafe di Kota Bogor

6) Jumlah kunjungan Wisatawan ke Kota Bogor7) Perkembangan Jumlah Penduduk Kota Bogor

Pustaka dan literatur, skripsi terdahulu, Badan Pusat Statistik (BPS), Dinas Pariwisata, dan lain-lain.

Page 51: Astri Widiyawati

4.3 Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang dilakukan adalah teknik pengamatan

langsung. Wawancara dilakukan secara tidak terstruktur, wawancara ini

dimaksudkan untuk memperoleh jawaban secara spontan, jujur, serta

merepresentasikan keadaan yang sebenarnya, selain itu pengumpulan data

dilakukan kepada pihak-pihak yang lebih mengetahui situasi atau keadaan

restoran itu sendiri, secara aktif dan berkelanjutan penulis melakukan observasi

kepada tiga responden internal Restoran & Kafe Coffee Time diantaranya pemilik,

Manajer Operasional 1, Manajer Operasional 2, adapun tahapan dari penelitian ini

adalah sebagai berikut:

1) Melakukan wawancara dengan pihak internal perusahaan tentang seputar

masalah yang dihadapi oleh Restoran & Kafe Coffee Time

2) Pemberian kuesioner kepada tiga responden internal perusahaan (Pemilik,

Manajer Operasional 1, dan Manajer Operasional 2) untuk mengetahui faktor-

faktor internal dan eksternal Restoran & Kafe Coffee Time.

3) Cross check faktor-faktor internal kepada 30 responden pengunjung Restoran

& Kafe Coffee Time.

4) Pemberian kuesioner kepada tiga responden internal perusahaan serta

pemberian bobot dan ranking Internal maupun eksternal.

5) Pemberian kuesioner kepada 30 responden pengunjung Restoran & Kafe

Coffee Time serta pemberian bobot dan ranking eksternal.

6) Pemberian kuesioner kepada tiga responden internal perusahaan untuk

pemberian bobot analisis QSPM.

4.4 Metode Penentuan Responden

Pemilihan responden dilakukan secara sengaja (purposive sampling) dengan

pertimbangan responden mempunyai latar belakang pelaku yang mempengaruhi

pengambil kebijakan Restoran & Kafe Coffee Time, menguasai dan mengetahui

informasi yang dibutuhkan dalam penelitian. Responden yang digunakan pada

penelitian ini berjumlah tiga orang (internal), diantaranya yaitu pemilik, dan dua

orang manajer operasional. Selain itu kuisioner diberikan kepada responden yang

dilakukan secara convenience sampling yaitu atas dasar ketersediaan konsumen

atau pengunjung dengan jumlah sampel yang diwawancara dalam penelitian ini

36

Page 52: Astri Widiyawati

sebanyak 30 orang (eksternal). Menurut Siagian (2000) syarat minimal sampel

data terdistribusi normal dalam statistik adalah 30 sampel, sehingga masing-

masing responden 30 orang sudah memenuhi syarat minimal. Untuk penilaian

bobot, rating, dan qspm dapat di dilakukan 2 tahap yaitu:

1) Memberi nilai untuk pemilik 40 persen, manajer operasional 1 sebesar 30

persen dan manajer operasional 2 sebesar 30 persen untuk penilaian bobot dan

rating internal serta penilaian terhadap QSPM, sedangkan konsumen 30 orang

tidak menilai melainkan memberi masukan terhadap faktor-faktor internal.

2) Penilaian untuk bobot dan rating eksternal dinilai pemilik sebesar 30 persen,

manajer operasional 1 sebesar 25 persen, manajer operasional 2 sebesar 25

persen dan 30 konsumen dijadikan 20 persen.

4.5 Metode Pengolahan Data

Metode pengolahan data dan analisis terdiri dari analisis kualitatif dan

analisis kuantitatif. Analisis kualitatif digunakan mengetahui lingkungan

perusahaan untuk mengetahui kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman yang

dihadapi perusahaan. Sedangkan analisis kuantitatif digunakan pada matriks IFE,

matriks EFE, matriks IE, matriks Grand Startegy, matriks SWOT, dan Matriks

QSPM.

Menurut David (2009), penyusunan suatu strategi dilakukan melalui tiga

tahap kerja yaitu tahap input, tahap pencocokan, tahap keputusan. Tahap pertama

adalah tahap input dimana dalam penelitian ini menggunakan matriks EFE dan

IFE. Proses selanjutnya adalah tahap pencocokan, pada tahap ini berfokus pada

pembuatan alternatif strategi yang tepat dengan mencocokan faktor eksternal dan

internal. Alat analisis yang digunakan pada tahap pencocokan adalah matriks IE,

matriks Grand Strategy dan SWOT. Tahapan yang terakhir dilakukan analisis

menggunakan matriks QSPM untuk menentukan keputusan strategi.

4.5.1 Tahap Masukan (Input Stage)

1). Analisis Internal

Analisis internal bertujuan untuk mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan

yang dimiliki perusahaan yang meliputi analisis pemasaran, keuangan, produksi –

operasi, sumber daya manusia, dan sistem informasi manajemen.

37

Page 53: Astri Widiyawati

2) Analisis Eksternal

Analisis eksternal dilakukan untuk mengetahui peluang dan ancaman yang

dihadapi perusahaan dilihat dari lingkungan makro yang terdiri dari ekonomi,

sosial budaya, politik pemerintah dan hukum, dan teknologi. Lingkungan industri

yang terdiri dari persaingan perusahaan sejenis, masuknya pesaing baru,

pengembangan produk substitusi, kekuatan tawar - menawar pemasok, dan

kekuatan tawar - menawar konsumen

3) Analisis IFE dan EFE

Matriks IFE digunakan untuk mengidentifikasi faktor-faktor lingkungan

internal dan menggolongkannya menjadi kekuatan dan kelemahan perusahaan

melalui tahap pembobotan. Sedangkan matriks EFE digunakan untuk

mengidentifikasi faktor-faktor lingkungan eksternal dan menggolongkannya

menjadi peluang dan ancaman perusahaan dengan melakukan pembobotan.

a. Matriks IFE

Matriks IFE digunakan untuk mengevaluasi faktor-faktor internal

perusahaan berkaitan dengan kekuatan dan kelemahan perusahaan. Adapun

tahapan kinerja dalam membuat matriks IFE adalah sebagai berikut :

i) Langkah awal dengan mengidentifikasi faktor-faktor internal yang

mempunyai dampak penting untuk aspek internal (kekuatan dan kelemahan)

perusahaan.

ii) Penetuan bobot dilakukan dengan jalan mengajukan identifikasi faktor

strategis internal kepada pihak manajemen perusahaan dengan menggunakan

metode paired comparison atau metode perbandingan berpasangan (David, 2009).

Metode ini digunakan untuk memberikan penilaian terhadap bobot setiap faktor

penentu internal dengan membandingkan setiap variabel pada baris (horizontal)

dengan membandingkan setiap variabel pada kolom (vertikal), untuk menetukan

bobot setiap variabel menggunakan skala 1,2, dan 3.

1 : jika indikator horizontal kurang penting dari pada indikator vertikal

2 : jika indikator horizontal sama penting dari pada indikator vertikal

3 : jika indikator horizontal lebih penting dari pada indikator vertikal

38

Page 54: Astri Widiyawati

Untuk lebih jelasnya pada Tabel 9 dapat dilihat rancangan bentuk penilaian

pembobotan.

Tabel 9. Penilaian Bobot Faktor Strategis Internal PerusahaanFaktor Strategis

InternalA B C D ..... Total Bobot

ABCD.....Total

Sumber : David (2009)

Bobot setiap variabel diperoleh dengan membagi jumlah nilai setiap

variabel terhadap jumlah nilai keseluruhan variabel dengan menggunakan rumus :

Keterangan:αi = bobot variabel ke-i

Xi = nilai variabel ke-i

i = 1,2,3,...

n = jumlah variabel

Adapun bobot berkisar 0,0 (tidak peting) hingga 1,0 (sangat penting) untuk

masing-masing faktor. Bobot yang diberikan kepada masing-masing faktor

mengidentifikasikan tingkat penting relatif dari faktor terhadap keberhasilan

perusahaan. Tanpa memandang apakah faktor kunci itu adalah kekuatan dan

kelemahan internal, faktor yang dianggap memiliki pengaruh paling besar dalam

kinerja perusahaan harus diberikan bobot yang paling tinggi. Jumlah seluruh

bobot harus sama dengan 1,0.

iii) Berikan peringkat 1 sampai 4 masing-masing faktor untuk

mengidentifikasikan apakah faktor tersebut menunjukkan sangat lemah (peringkat

= 1) atau lemah (peringkat = 2), kuat ( peringkat = 3) atau sangat kuat (peringkat

= 4). Bahwa kekuatan harus mendapat peringkat 3 atau 4 dan kelemahan

mendapat peringkat 1 atau 2.

iv) Nilai dari pembobotan kemudian dikalikan dengan peringkat pada setiap

faktor dan semua hasil tersebut dijumlahkan secara vertikal untuk mendapatkan

39

Page 55: Astri Widiyawati

total skor. Total skor akan berkisar antara 1 sampai dengan 4 rata-rata 2,5. Jika

total skor IFE 3,0 - 4,0 berarti kondisi internal perusahaan tinggi atau kuat,

kemudian jika 2,0 – 2,99 berarti kondisi internal perusahaan rata-rata atau sedang

dan 1,0 – 1,99 berarti kondisi internal perusahaan rendah atau lemah. Untuk lebih

jelasnya pada Tabel 10 dapat dilihat rancangan matriks IFE.

Tabel 10. Matriks IFE (Internal Factor Evaluation)Faktor-faktor Internal Kunci

Bobot Peringkat Skor(Bobot x Peringkat)

Kekuatan1.

10.Kelemahan1.

10.Total 1,00

Sumber : David (2009)

b. Matriks EFE

Matriks EFE digunakan untuk mengevaluasi faktor-faktor eksternal

perusahaan berkaitan dengan peluang dan ancaman yang dianggap penting.

Adapun tahapan kinerja matriks EFE adalah sebagai berikut :

i). Langkah awal dengan mengidentifikasi faktor-faktor eksternal yang

mempunyai dampak penting untuk aspek eksternal (peluang dan ancaman)

perusahaan.

ii) Penentuan bobot dilakukan dengan jalan mengajukan identifikasi faktor

strategis eksternal kepada pihak manajemen perusahaan dengan menggunakan

metode paired comparison atau metode perbandingan berpsangan (David, 2009).

Metode ini digunakan untuk memberikan penilaian terhadap bobot setiap faktor

penentu eksternal dengan membandingkan setiap variabel pada baris (horizontal)

dengan membandingkan setiap variabel pada kolom (vertikal), untuk menentukan

bobot setiap variabel menggunakan skala 1, 2, dan 3.

1 : jika indikator horizontal kurang penting dari pada indikator vertikal

2 : jika indikator horizontal sama penting dari pada indikator vertikal

3 : jika indikator horizontal lebih penting dari pada indikator vertikal

40

Page 56: Astri Widiyawati

Untuk lebih jelasnya pada Tabel 11 dapat dilihat rancangan bentuk penilaian

pembobotan.

Tabel 11. Penilaian Bobot Faktor Strategis Eksternal PerusahaanFaktor Strategis

EksternalA B C D ..... Total Bobot

ABCD.....Total

Sumber : David (2009)

Bobot setiap variabel diperoleh dengan membagi jumlah nilai setiap

variabel terhadap jumlah nilai keseluruhan variabel dengan menggunakan rumus :

Keterangan:αi = bobot variabel ke-i

Xi = nilai variabel ke-i

i = 1,2,3,...

n = jumlah variabel

Adapun bobot berkisar 0,0 (tidak peting) hingga 1,0 (sangat penting) untuk

masing-masing faktor. Bobot yang diberikan kepada masing-masing faktor

mengidentifikasikan tingkat penting relatif dari faktor terhadap keberhasilan

perusahaan. Tanpa memandang apakah faktor kunci itu adalah peluang dan

ancaman eksternal, faktor yang dianggap memiliki pengaruh paling besar dalam

kinerja perusahaan harus diberikan bobot yang paling tinggi. Jumlah seluruh

bobot harus sama dengan 1,0.

iii) Berikan peringkat 1 sampai 4 untuk masing-masing faktor peluang atau

ancaman, yaitu sebagai berikut :

1 = sangat rendah, respon perusahaan dalam meraih peluang atau mengatasi

ancaman tersebut rendah

2 = rendah, respon perusahaan dalam meraih peluang atau mengatasi ancaman

tersebut sedang (respon sama dengan rata-rata)

41

Page 57: Astri Widiyawati

3 = tinggi, respon perusahaan dalam meraih peluang atau mengatasi ancaman

tersebut diatas rata-rata

4 = sangat tinggi, respon perusahaan dalam meraih peluang atau mengatasi

ancaman tersebut superior

iv) Nilai pembobotan kemudian dikalikan dengan peringkat pada setiap faktor

dan semua hasil kali tersebut dijumlahkan secara vertikal untuk mendapatkan total

skor. Total skor akan berkisar anatar 1 sampai 4 dengan rata-rata 2,5. Jika total

skor EFE 3,0 – 4,0 berarti perusahaan merespon kuat terhadap peluang dan

ancaman yang mempengaruhi perusahaan, kemudian jika 2,0 – 2,99 berarti

perusahaan merespon sedang terhadap peluang dan ancaman yang ada dan 1,0 –

1,99 berarti perusahaan tidak dapat merespon peluang dan ancaman yang ada.

Untuk lebih jelasnya pada Tabel 12 dapat dilihat rancangan matriks EFE.

Tabel 12. Matriks EFE (External Factor Evaluation)Faktor-faktor Eksternal Kunci Bobot Peringkat Skor (Bobot x Peringkat)Peluang1.10.Ancaman1.10.Total 1,00

Sumber : David (2009)

4.5.2 Tahapan Pencocokan (Matching Stage)

Tahapan pencocokan dilakukan dengan memasukan total skor IFE dan EFE

ke dalam matriks IE untuk memperoleh strategi bisnis di tingkat korporat dimana

total skor IFE diplotkan pada sumbu x sedangkan total skor EFE diplotkan pada

sumbu y. Matriks IE yang mempunyai sembilan sel straregi dapat dikelompokkan

manejadi tiga sel strategi utama dapat dilihat pada Gambar 5.

1) Tumbuh dan membangun (grow and build), untuk yang berada dalam sel I,

II, IV. Strategi yang digunakan adalah straregi intensif (penetrasi pasar,

pengembangan pasar dan pengembangan produk) atau untegratif (integrasi

ke belakang, intergaris ke depan, dan integrasi horizontal).

2) Jaga dan pertahankan (hold and maintain), untuk yang berada dalam sel III,

V, VII. Strategi yang umum digunakan adalah penetrasi pasar dan

pengembangan produk.

42

Page 58: Astri Widiyawati

3) Panen atau Divestasi (harvest and divest), untuk yang berada dalam sel VI,

VIII, dan IX. Strategi yang dipakai adalah startegi divestasi, strategi

diversifikasi konglomerat, dan strategi likuidasi

Total Nilai IFE

Kuat Rata-rata Rendah

3,00-4,00 2,00-2,99 1,00-

1,99

Tinggi 4,0

3,00-4,00

Menengah 3,0

2,00-2,99

Rendah

1,00-1,99

Gambar 5. Matriks I-E (Internal-Eksternal)

Sumber : David (2009)

Hasil Matriks IE memberikan informasi mengenai posisi perusahaan

berdasarkan lingkungan perusahaannya. Selanjutnya adalah memformulasikan

alternatif strategi melalui matriks SWOT. Input matriks SWOT diperoleh dari

analisis lingkungan internal dan eksternal serta mempertimbangkan posisi

perusahaan dari matriks IE.

Matriks SWOT adalah alat pencocokan yang membantu dalam

mengembangkan empat tipe strategi, yaitu SO (strenghts-opportunities, kekuatan-

peluang), WO (weaknesses-opportunities, kelemahan-peluang), ST (strenghts-

threats, kekuatan-ancaman), WT (weaknesses-threats, kelemahan-ancaman).

Adapun langkah-langkah yang dilakukan dalam membuat matriks SWOT, yaitu :

1) Tentukan peluang eksternal perusahaan yang menentukan

2) Tentukan ancaman eksternal perusahaan yang menentukan

3) Tentukan kekuatan internal perusahaan yang menentukan

4) Tentukan kelemahan internal perusahaan yang menentukan

43

I II III

IV V VI

VII VIII IX

Total Nilai E

FE 2,0

A

1,0

Page 59: Astri Widiyawati

5) Mencocokan kekuatan internal dengan peluang eksternal untuk

mendapatkan startegi S-O

6) Mencocokan kelemahan internal dengan peluang eksternal untuk

mendapatkan strategi W-O

7) Mencocokan kekuatan internal dengan ancaman eksternal untuk

mendapatkan strategi S-T

8) Mencocokan kelemahan internal dengan ancaman eksternal untuk

mendapatkan strategi W-T. Matriks SWOT dapat dilihat pada Tabel 13.

Tabel 13. Matriks SWOT Internal

Eksternal

STRENGTH-S

KekuatanInternal Perusahaan

WEAKNESS-W

KelemahanInternal Perusahaan

OPPORTUNITIES-O

PeluangEksternal Perusahaan

STRATEGI S-O

Gunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang

STRATEGI W-O

Atasi kelemahan dengan memanfaatkan

peluang

THREATS-T

AncamanEksternal Perusahaan

STRATEGI S-T

Gunakan kekuatan untuk menghindari ancaman

STRATEGI W-T

Meminimumkan kelemahan dan

menghindari ancaman

Sumber : David (2009)

4.5.3 Tahap Keputusan (Decision Stage)

Tahap keputusan adalah tahap menentukan alternatif strategi yang paling

baik atau strategi yang memiliki prioritas terlebih dahulu untuk dijalankan oleh

suatu usaha. QSPM (Quantitative Strategic Planning Matrix) atau Matriks

Perencanaan Strategi Kuantitatif adalah alat yang membantu penyusun strategi

untuk mengevaluasi alternatif strategi secara objektif berdasarkan faktor internal

dan eksternal. Sumber QSPM diperoleh dari alternatif strategi yang diturunkan

dari matriks SWOT. Terdapat enam langkah yang harus diikuti untuk membuat

matriks QSPM, yaitu :

1) Menyusun daftar kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman yang sama

dengan matriks SWOT.

44

Page 60: Astri Widiyawati

2) Memberikan bobot untuk masing-masing kekuatan, kelemahan, peluang,

dan ancaman. Bobot ini sama dengan bobot yang diberikan pada matriks

IFE dan EFE.

3) Menyusun alternatif strategi yang akan dievaluasi.

4) Menetapkan nilai daya tarik (Attractive Scores – AS) yang berkisar antara 1

sampai 4. Nilai 1 = tidak menarik, 2 = agak menarik, 3 = cukup menarik, 4

= sangat menarik. Bila tidak ada pengaruhnya terhadap alternatif strategi

yang sedang dipertimbangkan tidak diberikan nilai (AS).

5) Menghitung total nilai daya tarik (Total Attractiveness Scores – TAS),

kemudian mengalikan bobot dengan nilai daya tarik (AS).

6) Menghitung jumlah total nilai daya tarik (TAS). Alternatif strategi yang

memiliki nilai total terbesar merupakan strategi prioritas yang paling baik.

Matriks QSP dapat dilihat pada Tabel 14.

Tabel 14. Matriks QSPM (Quantitative Strategic Planning Matrix)

Faktor Kunci BobotAlternatif Strategi

Strategi I Strategi II Strategi IIIAS TAS AS TAS AS TAS

Kekuatan12...Kelemahan12...Peluang12...Ancaman12...Total

Sumber : David (2009)

45

Page 61: Astri Widiyawati

V. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

5.1 Sejarah dan Perkembangan Restoran & Kafe Coffee Time

Restoran & Kafe Coffee Time merupakan sebuah usaha yang didirikan

oleh komisaris daily bread yang bernama Ir. Sutikno Muliadi pada Juni 2011.

Restoran yang berdiri selama lebih dari satu tahun ini merupakan bisnis pribadi,

tetapi usaha ini diserahkan sepenuhnya untuk dikelola oleh Rahayu Lia dan Tanti

Latifa sebagai penanggung jawab. Walaupun tidak ada ikatan darah, mereka

diberi kepercayaan baik dalam menentukan harga, menu, merekrut karyawan,

layanan operasional, dan sebagainya.

Berdasarkan hasil wawancara dengan Bapak Sutikno bahwa awalnya

Restoran & Kafe Coffee Time didirikan hanya untuk mengenalkan produk-

produk daily bread yang beliau pasarkan, sedangkan kopi sebagai minuman

kesukaan yang selalu dikonsumsinya seusai melakukan hobinya yaitu bermain

golf. Coffee Time sendiri memiliki filosofi yaitu “coffee” merupakan minuman

andalan dan “Time” bermakna sebuah waktu. Jadi dapat diartikan bahwa coffee

Time merupakan tempat meluangkan waktu baik untuk berbisnis, rapat, bersantai

dengan keluarga, rekan kerja, atau teman-teman sambil mengkonsumsi kopi

andalan Restoran & Kafe Coffee Time yaitu kopi luwak arabika, dan kopi luwak

robusta asli dari Bukittinggi.

Selang beberapa bulan dari pendirian, produk daily bread tidak diperjual

belikan lagi karena umur simpan roti yang hanya bertahan kurang lebih empat

hari. Oleh karena itu Ibu Rahayu Lia mengajukan kepada pemilik agar kafe ini

lebih menonjolkan makanan internasional seperti menu andalan yang dimiliki

Coffee Time saat ini ialah calamari, steak, chicken blackpapper, pancake dan

sebagainya. Setelah pengajuan diterima, maka roti tidak di jual lagi karena tidak

sesuai dengan keinginan dan kebutuhan segmen pasar di Bogor. Seiring dengan

perkembangan usahanya, Ibu Rahayu Lia dan Tanti Latifa menambahkan menu

makanan pada Restoran & Kafe Coffee Time dengan berinovasi untuk

menghindari kejenuhan bagi konsumennya.

Lokasi Restoran & Kafe Coffee Time berada di Jalan Guntur No.2

Komplek Taman Kencana Pajajaran Bogor, yang juga merupakan kediaman

Page 62: Astri Widiyawati

pribadi Bapak Sutikno selaku pemilik restoran. Pada mulanya, halaman rumah

digunakan untuk bersantai saat keluarga berlibur ke Bogor, tetapi saat ini rumah

tersebut digunakan untuk restoran dan didesain sedemikian rupa agar konsumen

yang datang merasakan kenyaman dan dapat menarik konsumen untuk

berkunjung kembali. Kapasitas Restoran & Kafe Coffee Time adalah 70 kursi,

tetapi apabila konsumen yang datang melebihi kapasitas yang ada, restoran dapat

menambahkan kursi dan meja hingga mencapai kapasitas maksimum 100 kursi.

Dengan memiliki slogan ”calm, tasteful and comfortable”, Restoran &

Kafe Coffee Time berusaha untuk membentuk gambaran bahwa selain cita rasa

makanannya yang enak dan nikmat, Restoran & Kafe Coffee Time juga ingin

menonjolkan suasana tempat yang sangat nyaman dan asri dengan didukung oleh

fasilitas yang dibutuhkan konsumen seperti musholla, washtafel, toilet, dan tempat

parkir yang memadai. Dengan demikian, konsumen akan merasa betah untuk

menghabiskan waktu bersama keluarga atau rekan-rekannya di Restoran & Kafe

Coffee Time.

Restoran & Kafe Coffee Time ini baru berusia satu tahun, sehingga masih

banyak yang harus diperhatikan dan dipersiapkan guna menghadapi persaingan

antar restoran sejenis maupun tidak sejenis yang ada di Kota Bogor.

5.2 Visi dan Misi Restoran & Kafe Coffee Time

Sebagai sebuah restoran yang mengembangkan usahanya, tentu saja

Restoran & Kafe Coffee Time memiliki visi dan misi sebagai landasan usahanya.

Visi Restoran & Kafe Coffee Time adalah menjadi sebuah restoran dan kafe yang

unik dengan berbagai varian menu (baik tradisional maupun internasional) dan

mengembangkan Restoran & Kafe Coffee Time sebagai restoran yang dikenal

dalam skala nasional. Keunikan yang sudah dimiliki oleh restoran ini adalah

produk menu yang inovasi serta tidak dimiliki oleh restoran lain diantaranya

geulis chicken roll ( daging ayam yang dibumbui lalu digulung dengan potongan

sosis, daun bawang, wortel, dibalut demgan tepung roti lalu digoreng, dilengkapi

dengan saus yang beraroma bawang putih dan wijen), munti sexy (minuman yang

dicampur es krim, tape singkong, jahe, susu segar, strawberry slice, dan sirup),

dan sexy slank ( pisang sunrise, es krim youghurt, madu dan gula sirup).

47

Page 63: Astri Widiyawati

Adapun misi Restoran & Kafe Coffee Time secara garis besarnya yaitu

memanjakan konsumen Restoran & Kafe Coffee Time dengan menyediakan

makanan khas Indonesia maupun Internasional yang berkualitas dan memberikan

kenyamanan suasana alam yang berhiaskan keramik sehingga konsumen yang

datang merasakan berada di rumah sendiri.

Adapun tujuan utama Restoran & Kafe Coffee Time adalah mendapatkan

keuntungan yang maksimal. Untuk jangka panjang dalam waktu lima tahun,

tujuan yang ingin dicapai dari Restoran & Kafe Coffee Time, yaitu membuka

cabang di kota-kota besar di Indonesia dan dapat menjadi bisnis waralaba sebagai

restoran yang memiliki perpaduan cita rasa baik Indonesia maupun Internasional

dengan memiliki konsep alam dan nyaman.

Tujuan jangka pendek yang ingin dicapai oleh Restoran & Kafe Coffee

Time, yaitu mecapai target penjualan yaitu sebesar Rp.100 juta/bulan, dan

menciptakan loyalitas konsumen dan meningkatkan mutu produk dan pelayanan

dengan menyelenggarakan pelatihan untuk meningkatkan keterampilan karyawan.

5.3 Struktur Organisasi Restoran & Kafe Coffee Time

Struktur organisasi yang dimiliki oleh Restoran & Kafe Coffee Time

masih sederhana. Pemilik sebagai pemegang kendali penuh atas jalannya usaha,

maka semua keputusan harus diketahui dan mendapatkan persetujuan pemilik.

Dari pemilik kekuasaan diteruskan kepada kedua manajernya sebagi pengelola

usaha dan karyawan lain.

Karyawan yang bekerja di Restoran & Kafe Coffee Time terdiri dari

empat belas orang dengan struktur jabatan manager dua orang. Manajer

operasional 1 membawahi enam orang dengan pembagian tugas cashier satu

orang, waitress tiga orang dan security dua orang, sedangkan bagian manajer

operational 2 membawahi enam orang, dengan pembagian tugas cook tiga

orang, bartender dua orang, stopwash satu orang. Struktur organisasi dapat dilihat

pada Gambar 6.

48

Page 64: Astri Widiyawati

Gambar 6. Struktur Organisasi Restoran & Kafe Coffee Time

Berdasarkan struktur organisasi pada Gambar 6, setiap bagian memiliki

tanggung jawab dan tugas yang telah diterapkan oleh pihak manajemen agar dapat

melaksanakan fungsinya dengan maksimal. Adapun tugas dan tanggung jawab

dari jabatan sebagai berikut:

1. Owner

a. Memberikan investasi kepada restoran (penyandang modal)

b. Pengambilan keputusan

c. Memonitoring kelancaran Restoran & Kafe Coffee Time

2. Operational Manager

a. Bertanggung jawab mengawasi Restoran & Kafe Coffee Time

b. Mengendalikan dan menjaga seluruh kegiatan Restoran & Kafe Coffee

Time untuk dapat berjalan dengan baik

c. Memeriksa seluruh laporan kerja

d. Melakukan supervisi seluruh pegawai Restoran & Kafe Coffee Time

e. Melaporkan kondisi Restoran & Kafe Coffee Time kepada pemilik

f. Mengatur operasional Restoran & Kafe Coffee Time

g. Melakukan kegiatan perencanaan untuk mencapai profit restoran

3. Cashier

a. Menghitung dan menganalisis semua data pemasukan keuangan restoran

b. Melakukan kegiatan transaksi dengan restoran

49

Owner

Manager

Operational 1 Operational 2

WaitressCashier Cook Bartender StopwashSecurity

Page 65: Astri Widiyawati

4. Waitress

a. Bertanggung jawab dengan pelayanan konsumen

b. Memberikan pelayanan dan kebutuhan konsumen

5. Cook

a. Menjalankan SANTAP (Sigap, Antusias, Nikmat, Terawat, Asri dan Pasti)

b. Mengisi dan memeriksa daftar masak

c. Membuat laporan purchase order untuk order belanja

d. Bertanggung jawab atas kebersihan dan keutuhan semua property dan

inventori masak

e. Melakukan inovasi baru dengan pengembangan produk

f. Bertanggung jawab penuh dalam pemenuhan kebutuhan dan kepuasan

konsumen dalam makanan

g. Membuat masakan sesuai dengan pesanan konsumen sesuai dengan

permintaan konsumen

7. Stopwash

a. Bertugas membersihkan seluruh peralatan dapur dan peralatan makan

8. Security

a. Bertugas menjaga keamanan di lingkungan luar maupun dalam restoran

5.4 Kegiatan Operasional dan Budaya Kerja Restoran & Kafe Coffee Time

Restoran & Kafe Coffee Time beroperasi pada pukul 10.00 WIB sampai

21.00 WIB setiap hari Senin sampai Jumat. Sedangkan untuk hari Sabtu dan

Minggu Restoran & Kafe Coffee Time buka pada pukul 10.00 WIB sampai 22.00

WIB. Restoran & Kafe Coffee Time tidak beroperasi pada hari-hari besar

keagamaan khususnya pada hari raya, karena restoran akan meliburkan

karyawannya. Jam karyawan dimulai pada pukul 08.00 WIB – 15.00 WIB untuk

shift pertama, sedangkan untuk shift kedua jam karyawan dimulai dari pukul 15.00

WIB – 22.00 WIB. Sebelum restoran memulai operasinya karyawan terlebih

dahulu melakukan kegiatan persiapan.

Restoran & Kafe Coffee Time memiliki disiplin yang tinggi dalam

menetapkan dan menjalankan tata tertib karyawan. Setiap karyawan harus datang

tepat waktu. Libur untuk karyawan diatur secara bergantian, karyawan

50

Page 66: Astri Widiyawati

mendapatkan jatah libur satu kali dalam seminggu. Akan tetapi libur tersebut

hanya diberikan pada hari Senin sampai Jumat, untuk hari Sabtu dan Minggu

karyawan tidak boleh mengambil libur karena pada hari tersebut jumlah

konsumen di Restoran & Kafe Coffee Time meningkat hampir dua kali lipat dari

hari biasanya.

Budaya kerja antara karyawan Restoran & Kafe Coffee Time bersifat

kekeluargaan. Para karyawan dalam melayani pengunjung juga sangat ramah dan

mengutamakan customer relationship sehingga para pengunjung merasa nyaman

untuk berlama-lama di Restoran & Kafe Coffee Time dan melakukan kunjungan

kembali.

51

Page 67: Astri Widiyawati

VI. ANALISIS LINGKUNGAN USAHA

Analisis lingkungan usaha dapat dibagi atas dua lingkungan yaitu

lingkungan internal dan eksternal. Lingkungan Internal dilakukan dengan

menggunakan pendekatan fungsional. Lingkungan eksternal dibagi menjadi

lingkungan makro dan lingkungan industri

6.1 Lingkungan Internal

Analisis lingkungan internal merupakan tahap untuk mengetahui kekuatan

dan kelemahan yang terdapat pada perusahaan untuk menghadapi persaingan.

Aspek lingkungan internal dapat diamati dengan menggunakan pendekatan

fungsional yang terdiri dari pasar dan pemasaran, keuangan dan akuntansi,

kegiatan produksi-operasi, sumberdaya manusia, sistem informasi manajemen.

Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan dengan pemilik Restoran & Kafe

Coffee Time, manajer restoran dan pengisian kuisioner oleh konsumen sebanyak

30 responden terhadap faktor-faktor internal.

6.1.1 Pemasaran

Pemasaran merupakan sebuah usaha yang dilakukan oleh perusahaan

untuk mencapai hasil pertukaran yang diinginkan oleh pasar sasaran. Konsep

pemasaran yang digunakan oleh Restoran & Kafe Coffee Time adalah bermula

dari pasar, berfokus pada kebutuhan konsumen, mengkoordinasikan semua

kegiatan yang akan mempengaruhi pelanggan dan menghasilkan keuntungan

dengan memuaskan pelanggannya.

Bauran pemasaran adalah campuran dari variabel-variabel pemasaran yang

dapat dikendalikan, yang digunakan oleh suatu perusahaan untuk mengejar tingkat

penjualan yang diinginkan dalam pasar sasaran (Kotler, 2002). Bauran pemasaran

terdiri dari bauran produk, bauran harga, bauran tempat, bauran orang, bauran

fisik, bauran proses, dan bauran promosi digunakan oleh perusahaan untuk

membangun sebuah strategi fungsional pemasaran yang efektif.

1. Bauran Produk

Produk merupakan sesuatu yang ditawarkan kepada konsumen yang dapat

berupa barang maupun jasa dan diharapkan dapat memenuhi dan memuaskan

Page 68: Astri Widiyawati

keinginan konsumen. Strategi produk merupakan strategi yang paling penting

untuk dikembangkan, karena produk inilah yang dinikmati atau dimanfaatkan

secara langsung oleh konsumen.

Kualitas dapat dikatakan sebagai tingkat kinerja, yaitu menilai bagaimana

kinerja yang diberikan oleh Restoran & Kafe Coffee Time terhadap harapan

pelanggannya. Tingkat kinerja ini merupakan gabungan dari kepercayaan

pelanggan mengenai apa yang dapat dan harus diterimanya. Setiap kriteria

jawaban dalam tingkat kinerja memiliki skor tertentu berdasarkan skala likert.

Skala likert merupakan skala yang dapat digunakan memperlihatkan tanggapan

konsumen terhadap karakteristik suatu produk (sangat baik, baik, cukup, tidak

baik, sangat tidak baik). Informasi yang diperoleh dengan skala likert berupa skala

pengukuran ordinal, oleh karena itu terhadap hasilnya dapat dibuat ranking tanpa

dapat diketahui berapa besarnya selisih antara satu tanggapan dengan tanggapan

yang lain (Sitinjak, 2004). Pada penelitian ini, Skala Likert hanya digunakan

untuk mengukur kepuasan konsumen terhadap atribut-atribut yang membangun

kepuasan konsumen tersebut. Jumlah Skala Likert yang digunakan dalam

penelitian ini adalah lima yaitu:

a) Sangat Baik (nilai 5) = menunjukkan bahwa jumlah inovasi dan cita rasa

internasional pada menu hidangan memiliki selisih > 10 menu lebih banyak di

bandingkan pesaing lainnya

b) Baik (nilai 4) = menunjukkan bahwa jumlah menu yang berinovasi dan

memiliki cita rasa internasional memiliki selisih > 5 menu dan < 10 menu

lebih banyak di bandingkan pesaing lainnya

c) Cukup (nilai 3) = Menunjukkan bahwa jumlah menu yang berinovasi dan

memiliki cita rasa internasional sama banyak dengan pesaing

d) Tidak baik ( nilai 2) = Menunjukkan bahwa jumlah menu yang berinovasi dan

memiliki cita rasa internasional > 5 menu dan < 10 menu lebih sedikit di

bandingan dengan pesaing lainnya.

e) Sangat tidak baik (nilai 1)= Menunjukkan bahwa jumlah menu yang

berinovasi dan memiliki cita rasa internasional > 10 menu lebih sedikit

dibandingkan dengan pesaing lainnya. Hal ini dapat dilihat pada Tabel 15

mengenai penilaian responden strategi produk.

53

Page 69: Astri Widiyawati

Tabel 15. Penilaian Responden Terhadap Strategi Produk Restoran & Kafe Coffee Time Tahun 2012

Atribut Sangat Baik Baik Cukup Tidak Baik Sangat Tidak Baik

Jml (%) Jml (%) Jml (%) Jml (%) Jml (%)Inovasi produk

3 10 20 67 7 23 - - - -

Cita Rasa 3 10 16 53 11 37 - - - -

Menu adalah susunan hidangan dalam suatu acara makan. Keunggulan

Restoran & Kafe Coffee Time yang diharapkan dapat memenuhi kebutuhan dan

keinginan konsumen sehingga tidak mengalami kebosanan yaitu dengan adanya

inovasi produk. Menu yang paling diminati adalah iga panggang, chicken

blackpapper, steak dan yang lainnya. Selain menu utama di atas, terdapat juga

menu berbagai macam minuman, seperti kopi luwak arabika, luwak robusta dan

oreo shake.

Berdasarkan penilaian 30 responden yang merupakan konsumen Restoran

& Kafe Coffee Time menilai bahwa inovasi produk yang disediakan telah baik

yaitu dengan nilai total 80, dengan menggunakan skala dari sangat tidak baik

sampai sangat baik. Konsumen berharap bahwa menu-menu yang disajikan akan

lebih bervariasi dan berinovasi jika dibandingkan dengan restoran lainnya.

Cita rasa yang dimiliki oleh Restoran & Kafe Coffee Time merupakan

perpaduan antara makanan tradisional maupun internasional. Hal ini disebabkan

selera masyarakat Indonesia saat ini cenderung lebih menyukai makanan

internasional, sehingga restoran ini pun lebih banyak menyajikan makanan

internasioal. Cita rasa yang dihasilkan dari masakan Restoran & Kafe Coffee

Time sangat khas dan berbeda dari pesaingnya. Hal ini dikarenakan setiap

masakan telah mempunyai standar bumbu yang telah dibuat oleh koki khusus.

Sehingga cita rasa yang dihasilkan sangat sesuai dengan selera konsumen.

Standar bumbu yang dihasilkan mempunyai rasa yang berbeda-beda, karena setiap

konsumen mempunyai selera yang tidak sama. Maka, Restoran & Kafe Coffee

Time membuat berbagai jenis masakan yang mempunyai bumbu dasar sangat

pedas, pedas manis atau pedas asin. Berdasarkan Tabel 15, mengenai penilaian

responden terhadap cita rasa, 53 persen memberikan respon baik terhadap cita

rasa internasional untuk makanan yang disajikan di Restoran & Kafe Coffee Time

yaitu memiliki nilai total sebesar 64.

54

Page 70: Astri Widiyawati

Berdasarkan penilaian responden terhadap strategi produk, inovasi produk

mempunyai nilai yang terbesar. Restoran & Kafe Coffee Time harus dapat

mengembangkan atau menciptakan menu-menu baru yang lebih baik lagi

khususnya menciptakan cita rasa internasional untuk mempertahankan pelanggan

lama dan untuk mendapatkan pelanggan baru.

2. Bauran Harga

Untuk memperoleh sukses dalam memasarkan suatu produk setiap

perusahaan harus menetapkan harganya secara tepat. Harga merupakan satu-

satunya unsur bauran pemasaran yang memberikan pemasukan atau pendapatan

bagi perusahaan. Harga yang ditawarkan Restoran & Kafe Coffee Time bervariasi

dan harga ditampilkan jelas pada daftar menu. Restoran & Kafe Coffee Time

menerapkan harga jual produk berdasarkan biaya produksi ditambah dengan profit

yang disesuaikan dengan harga jual produk sejenis dari restoran lain.

Sebanyak 50 persen atau 15 responden menyatakan harga yang ditetapkan

oleh Restoran & Kafe Coffee Time dinilai baik dengan total nilai 60, karena harga

yang diberikan terjangkau oleh kalangan menengah ke atas. Penetapan harga

poduk disesuaikan dengan biaya operasional yang dikeluarkan oleh restoran.

Sampai saat penelitian ini dilakukan, harga yang ditetapkan oleh Restoran & Kafe

Coffee Time untuk makanan pembuka atau cemilan ringan seperti pancake, salad,

nachos dsb sebesar Rp.15.000,- sampai dengan Rp.20.000,-/porsi, untuk makanan

utama seperti steak, calamary, beef chicken blackapper, iga panggang sebesar

Rp.20.000,- sampai dengan Rp.40.000,-/porsi (Lampiran 9). Berdasarkan

wawancara dengan konsumen Restoran & Kafe Coffee Time, jika ada kenaikan

harga pada suatu produk, maka akan diimbangi dengan pemberian diskon

terhadap produk lain atau penawaran paket-paket tertentu.

3. Bauran Promosi

Promosi merupakan salah satu penentu faktor keberhasilan suatu

pemasaran. Promosi dilakukan untuk memberikan informasi, mempengaruhi dan

membujuk, mengingatkan konsumen atas perusahaan dan produknya agar

bersedia menerima, membeli, dan loyal pada produk yang ditawarkan. Akan tetapi

55

Page 71: Astri Widiyawati

Restoran & Kafe Coffee Time belum melakukan promosi secara

berkesinambungan karena memerlukan banyak biaya.

Untuk promosi yang dilakukan oleh Restoran & Kafe Coffee Time masih

mengandalkan promosi dari mulut ke mulut, sedangkan untuk promosi di media

cetak seperti brosur, majalah, papan nama restoran, baliho di pinggir jalan serta

media elektronik seperti radio, website facebook maupun twitter belum dapat

dilaksanakan sehingga promosi dapat dinilai tidak baik oleh responden sebesar 50

persen yaitu nilai total sebesar 60. Oleh sebab itu, dibutuhkan langkah-langkah

untuk melakukan promosi yang gencar agar seluruh masyarakat Bogor

mengetahui letak keberadaan Restoran & Kafe Coffee Time.

4. Bauran Tempat

Strategi tempat adalah strategi yang didalamnya terdapat kegiatan yang

dilakukan perusahaan serta membawa sebagian produk ke pasar agar produsen

bekerjasama dengan perantara (Fauziyah, 2011). Startegi tempat yang di lakukan

oleh Restoran & Kafe Coffee Time terbilang tidak baik yaitu sebesar 44 persen

dengan nilai total sebesar 26. Hal ini disebabkan lokasi yang berada di dalam

perumahan atau komplek, sehingga letaknya tersembunyi dan sulit untuk

ditemukan. Walaupun lokasi Restoran & Kafe Coffee Time tidak strategis namun

suasana restoran yang nyaman membuat kosumen ingin mengunjungi kembali dan

mempengaruhi orang lain untuk mengunjungi restoran itu, sehingga jarak atau

letak yang kurang strategis merupakan suatu masalah yang dapat diatasi.

5. Bauran Orang

Menurut Fauziyah (2011), Orang atau karyawan merupakan bagian

terpenting dalam perusahaan. Karyawan merupakan orang yang terlibat dalam

pemberian jasa dan merupakan faktor intern yang memiliki peran yang cukup

besar dalam mewujudkan jasa yang dikehendaki oleh pelanggan. Pelayanan yang

baik, ramah dan sopan akan membuat pelanggan nyaman dan ingin mengunjungi

restoran itu kembali.

Karyawan harus dibekali dengan pengetahuan yang cukup mengenai

keadaan restoran, mulai dari produk sampai fasilitas yang disediakan oleh

Restoran & Kafe Coffee Time. Hal ini dimaksudkan jika terjadi keluhan dari

56

Page 72: Astri Widiyawati

konsumen, maka dapat diatasi dengan memberikan jawaban yang memuaskan.

Maka komunikasi antar karyawan dengan karyawan serta antar karyawan dengan

konsumen sangat penting dalam menjalin hubungan yang baik.

Tabel 16. Penilaian Responden Terhadap Strategi Orang di Restoran & Kafe Coffee Time 2012

Atribut Sangat Baik Baik Cukup Tidak Baik Sangat Tidak Baik

Jml (%) Jml (%) Jml (%) Jml (%) Jml (%)Pengetahuan pelayan

10 33 14 47 6 20 - - - -

Pelayanan baik dan ramah

4 13 15 50 11 37 - - - -

Berdasarkan Tabel 16, 50 persen responden menilai bahwa pelayanan baik

dan ramah di Restoran & Kafe Coffee Time terbilang baik jika di bandingkan

restoran lainnya dengan nilai total 60. Sedangkan pengetahuan para pelayan

Restoran & Kafe Coffee mengenai restoran, mulai dari keadaan restoran sampai

menu yang disajikan dinilai baik yaitu sebesar 47 persen dengan nilai sebesar 56.

6. Bauran Proses

Proses merupakan semua kegiatan yang dapat dikoordinasikan dengan

baik untuk menciptakan kualitas serta pelayanan yang diberikan kepada

konsumen. Restoran merupakan salah satu industri boga yang tidak hanya

menjual produk berupa barang, karena juga menjual jasa berupa pelayanan kepada

konsumen.

Strategi proses yang telah diterapkan oleh Restoran & Kafe Coffee Time

yaitu kecepatan pelayanan seperti kecepatan dalam penyajian hidangan, kecepatan

dalam melakukan transaksi dengan konsumen. Selain itu juga karyawan harus

mampu memberikan tanggapan dalam mengatasi keluhan atau masalah dengan

konsumen terutama yang berhubungan dengan produk.

Berdasarkan Tabel 17, kecepatan dalam pelayanan dinilai baik yaitu

sebesar 50 persen atau dengan nilai total 60 dan tanggapan pelayan terhadap

keluhan konsumen dinilai baik oleh 50 persen responden dengan nilai total 60.

Walaupun dinilai baik, Restoran & Kafe Coffee Time harus dapat melakukan

peningkatan pelayanan kepada pelanggan dengan mempercepat penyajiaan dan

mengembangkan pengetahuan pelayan terhadap segala sesuatu yang berhubungan

57

Page 73: Astri Widiyawati

dengan produk baik berupa barang maupun jasa, agar menjadi suatu keunggulan

dibandingan dengan restoran lainnya.

Tabel 17. Penilaian Responden Terhadap Strategi Proses di Restoran & Kafe Coffee Time 2012

Atribut Sangat Baik Baik Cukup Tidak Baik Sangat Tidak Baik

Jml (%) Jml (%) Jml (%) Jml (%) Jml (%)Kecepatan pelayanan

4 13 15 50 11 37 - - - -

Tanggapan pelayanan

3 10 15 50 12 40 - - - -

Pelayanan yang baik akan meningkatkan loyalitas dan kepercayaan

konsumen terhadap restoran. Hal ini dikarenakan dalam penjualan produk restoran

harus diimbangi dengan pelayanan yang tinggi terhadap konsumen. Maka

diharapkan dengan adanya keluhan dari konsumen dapat menjadi masukan yang

penting untuk Restoran & Kafe Coffee Time.

7. Bauran Fisik

Bukti fisik berhubungan dengan fasilitas apa saja yang diberikan oleh

Restoran & Kafe Coffee Time seperti adanya sarana pendukung, desain bangunan,

dekorasi ruangan. Sarana pendukung yang diberikan meliputi area parkir yang

dapat digunakan untuk kendaraan beroda dua dan empat, adanya mushalla yang

disediakan untuk konsumen serta adanya toilet dan tempat cuci tangan.

Berdasarkan Tabel 18, 43 persen responden menilai baik untuk sarana

pendukung yang disediakan oleh Restoran & Kafe Coffee Time yaitu memiliki

nilai sebesar 54. Responden menilai baik karena tidak semua restoran

menyediakan ruangan untuk shalat bagi yang muslim dan selain itu disediakan

toilet dan tempat cuci tangan. Tetapi sayangnya Restoran & Kafe Coffee Time

tidak memasang sarana pendukung seperti layanan hotspot yang sebagian besar

restoran lain sudah memiliki layanan hotspot. Dan cukup banyak keluhan atau

masukan dari konsumen terhadap restoran untuk melakukan pemasangan hotspot.

Responden merasa nyaman dengan area parkir yang disediakan oleh

Restoran & Kafe Coffee Time, meskipun tidak terlalu besar karena hanya cukup

untuk enam buah mobil dan lima belas sepeda motor. Pihak restoran melakukan

kerjasama dengan pihak tetangga untuk menggunakan halaman rumah sebagai

58

Page 74: Astri Widiyawati

area parkir bagi pengunjung. Sehingga dengan nilai total 56, responden

menyatakan kenyamanan area parkir baik. Penilaian Responden Terhadap Strategi

Fisik di Restoran & Kafe Coffee Time dapat dilihat pada Tabel 18.

Tabel 18. Penilaian Responden Terhadap Strategi Fisik di Restoran & Kafe Coffee Time 2012

Atribut Sangat Baik Baik Cukup Tidak Baik Sangat Tidak Baik

Jml (%) Jml (%) Jml (%) Jml (%) Jml (%)Sarana pendukung

6 20 13 43 11 37 - - - -

Kenyamanan area parkir

10 33 14 47 6 20 - - - -

Kebersihan restoran

9 30 15 50 6 20 - - - -

Dekorasi ruangan yang didominasi oleh keramik, sehingga konsumen

dapat merasa nyaman dalam menikmati hidangan. Selain itu, kursi yang

digunakan berasal dari kayu jati dan bahkan ada bangku sofa. Kebersihan restoran

dinilai baik oleh 50 persen responden dengan nilai 60, karena di Restoran & Kafe

Coffee Time mengutamakan kebersihan agar pengunjung lebih merasa betah

berada di restoran.

6.1.2 Keuangan

Keuangan merupakan aspek penting yang harus terus diperhatikan dalam

setiap usaha, begitu juga dengan Restoran & Kafe Coffee Time. Kondisi keuangan

sering dianggap sebagai ukuran terbaik dari posisi bersaing perusahaan.

Menetapkan kekuatan dan kelemahan keuangan perusahaan sangat penting dalam

merumuskan strategi secara efektif, karena keuangan dapat mengubah strategi

yang ada. Variabel keuangan berkenaan dengan bagaimana perusahaan

mendapatkan modal usaha, menginvestasikan, menggunakannya untuk tujuan-

tujuan perusahaan termasuk tujuan keuntungan tertentu dan permasalahan

perimbangan biaya dan keuntungan yang ingin diraih.

Modal merupakan bagian terpenting dari suatu usaha. Restoran & Kafe

Coffee Time dalam menjalankan usahanya menggunakan modal sendiri yaitu

modal dari pemilik restoran. Modal usaha awal untuk restoran tipe independent

ini sebesar 100 juta rupiah. Hal ini sangat menguntungkan karena Restoran &

59

Page 75: Astri Widiyawati

Kafe Coffee Time dapat melakukan kegiatan operasionalnya tanpa terkendala

dengan masalah pembayaran hutang modal usaha.

Biaya yang dikeluarkan oleh restoran terdiri dari biaya investasi serta

biaya produksi dan operasi. Nilai aset dalam bangunan Restoran & Kafe Coffee

Time kurang lebih mencapai 200 juta rupiah. Jumlah aset yang dimiliki oleh

Restoran & Kafe Coffee Time dapat dilihat pada Tabel 19.

Tabel 19. Jumlah Aset Restoran & Kafe Coffee Time Tahun 2012

No Komponen Aset Jumlah1 Lemari Dapur Besar 1 Buah2 Lemari es 2 Buah3 Mesin pembuat jus 2 Buah4 Dispenser 2 Buah5 Kompor Gas 4 Buah6 Penggorengan 5 Buah7 Panci 7 Buah8 Peralatan dapur (Pisau, saringan minyak,dsb) 12 Buah9 Oven 1 Buah10 Rice Cooker 3 Buah11 Piring, dan gelas dari tanah liat 100 Buah dan 50 Buah12 tempat tisu dari tanah liat 20 Buah13 Sendok dan garpu 5 Dus14 Mesin Kasir 1 Buah15 Laptop 1 Buah16 Kursi dan Meja 50 dan 20 Buah17 Bangku dan Meja 6 dan 2 Buah18 Lemari display 1 Buah19 Kipas Angin 3 Buah20 Speaker aktif 1 BuahSumber : Restoran & Kafe Coffee Time (2012)

Sedangkan biaya yang dikeluarkan untuk produksi setiap bulan meliputi:

a) Bahan baku harian (BBH) seperti beras, daging, sayuran, minyak goreng,

bumbu-bumbu, dan lainnya adalah bahan baku utama yang dipergunakan

sebagai bahan dasar pembuatan masakan dan biayanya sebesar 40 juta rupiah.

b) Gas perbulan rata-rata membayar sebesar dua juta rupiah.

c) Listrik, biaya rata-rata per bulan sebesar empat sampai lima juta rupiah

d) Gaji karyawan diberikan setiap bulan. Untuk dua orang manajer sebesar Rp

1.600.000, tiga orang tukang masak atau koki sebesar Rp 1.325.000 dan

untuk pegawai lainnya Rp 950.000.

60

Page 76: Astri Widiyawati

e) Rokok, dan Tissu biaya per bulan masing-masing sebesar Rp. 4.200.000,- ,

dan Rp. 1.200.000

Restoran & Kafe Coffee Time sudah melakukan pencatatan keuangan

secara akuntansi. Pencatatan transaksi penjualan dilakukan pegawai dengan

menggunakan mesin kasir, faktur yang telah dicetak oleh mesin kasir setiap hari

akan dicatat pada komputer management untuk dimasukkan pada laporan

keuangan yang dibuat secara sederhana oleh pihak manajemen. Jadi dapat

dikatakan Restoran & Kafe Coffee Time memiliki kekuatan dalam pencatatan

laporan keuangan secara akuntansi. Walaupun demikian Restoran & Kafe Coffee

Time memiliki kelemahan dalam perputaran keuangan yaitu pencapaian target

pendapatan belum tercapai yaitu sebesar 100 juta per bulan, hal ini disebabkan

restoran ini masih terbilang baru sehingga keuntungan yang diterima oleh

perusahaan belum sesuai harapan.

6.1.3 Kegiatan Produksi-Operasi

Fungsi produksi dan operasi dari suatu usaha terdiri dari semua aktivitas

yang mengubah masukan menjadi barang dan jasa. Dalam merumuskan strategi

kemampuan dan keterbatasan fungsi produksi dan operasi harus diperhitungkan,

karena kekuatan dan kelemahan dalam fungsi-fungsinya dapat menyebabkan

kesuksesan maupun kegagalan dari suatu usaha. Proses produksi pada Restoran &

Kafe Coffee Time memiliki Standar Operasional Prosedur (SOP) yang jelas dan

terarah. SOP membantu pihak manajemen dan karyawan untuk mencapai visi dan

misi perusahaan. SOP berisi standar yang harus dilaksanakan karyawan dalam

menjalankan tugas, baik tentang pengawasan kualitas barang dan bahan baku,

sikap kepemimpinan dan cara melayani konsumen hingga standar kebersihan

lingkungan.

Tujuan yang ingin dicapai oleh perusahaan, yaitu menciptakan produk

yang memiliki kualitas tinggi. Beberapa usaha yang dilakukan perusahaan untuk

mencapai tujuan tersebut diantaranya berusaha memperoleh bahan baku yang

bermutu tinggi, menjaga kontinuitas bahan baku dan pengolahannya,

memanfaatkan fasilitas produksi secara optimal, dan berusaha agar jumlah

produksi setiap harinya sesuai dengan permintaan konsumen karena daya tahan

produk yang tidak lama serta menjaga mutu produk.

61

Page 77: Astri Widiyawati

a. Pemesanan, Penerimaan Barang dan Bahan Baku

Pada kegiatan produksi dan operasi, Restoran & Kafe Coffee Time

memiliki hubungan yang baik dengan pemasok, karena berdasarkan hasil

wawancara dengan manajer, Restoran & Kafe Coffee Time membutuhkan barang

yang terjamin kualitas dan kesegarannya. Restoran & Kafe Coffee Time

memenuhi bahan baku dari beberapa pasar yaitu:

Untuk memenuhi kebutuhan bahan baku seperti beras, ayam, daging, sayuran,

buah-buahan, rempah-rempah, dan lain-lain, perusahaan bekerja sama dengan

Arbeef Supplier dan Pasar Bogor. Pemesanan dilakukan tiap hari untuk

produk-produk yang mudah rusak.

Sedangkan untuk kebutuhan bahan baku kopi, Restoran & Kafe Coffee Time

langsung bermitra dengan perusahaan yang berada di Bukittinggi yaitu

penghasil kopi terbaik di Indonesia. Alasan Restoran & Kafe Coffee Time

memiliki pemasok untuk membeli bahan baku yaitu dengan berlangganan

akan mendapatkan harga lebih murah, mempunyai kualitas yang baik dan

adanya kepercayaan dengan pemasok.

b. Penyimpanan dan Penggunaan Bahan Baku

Restoran & Kafe Coffee Time sangat memperhatikan prosedur

penyimpanan bahan baku. Penggunaan bahan baku menggunakan sistem First In

First Out (FIFO), yaitu barang dan bahan baku yang datang terlebih dahulu

diproses lebih awal. Hal ini untuk menghindari bahan baku dan barang yang

kadaluarsa atau tidak layak karena masa penyimpanan yang terlalu lama. Setiap

hari bahan baku yang masuk sebelum disimpan akan diberikan tanggal awal

penyimpanan, bahan baku seperti daging dan ayam maksimal penyimpanan

didalam freezer selama dua hari, apabila lebih dari dua hari makan bahan baku

tersebut tidak akan digunakan. Sedangkan untuk sayuran maksimal penyimpanan

hanya satu hari, untuk sayuran pembeliannya dilakukan setiap hari.

c. Proses Bahan Makanan

Restoran & Kafe Coffee Time mengolah bahan baku menjadi bahan

makanan siap saji. Artinya seluruh masakan tersebut akan diproses atau dimasak

setelah ada pesanan dari konsumen. Sebelum beroperasi setiap hari, karyawan

62

Page 78: Astri Widiyawati

melakukan persiapan penjualan yang dilakukan pada pagi hari. Proses pengolahan

menu di Restoran & Kafe Coffee Time telah sesuai dengan standar yang telah

ditentukan yang telah diatur dalam SOP diantaranya, proses pembersihan bahan

baku. Setelah dari pasar bahan baku harus dibersihkan, lalu kemudian disimpan

dalam freezer atau lemari pendingin. Kemudian ketika ada pesanan yang datang

maka bahan baku diolah atau dimasak sesuai dengan pesanan dari konsumen.

d. Pelayanan Konsumen

Untuk memberikan pelayanan yang berkualitas kepada pelanggan

Restoran & Kafe Coffee Time sangat memperhatikan dan mengutamakan

kebersihan, keramah tamahan ketepatan penyampaian produk, penanganan

pelanggan yang baik, produk yang berkualitas dan kecepatan dalam memberikan

pelayanan. Langkah-langkah pelayanaan untuk memuaskan pelanggan yang

diterapkan di Restoran & Kafe Coffee Time terdiri dari :

Penyambutan dengan hangat dan bersahabat ketika konsumen memasuki

Restoran & Kafe Coffee Time, karyawan tersenyum dan menggunakan kontak

mata dan sikap yang ramah.

Menanyakan jumlah kursi yang dibutuhkan konsumen, kemudian memilihkan

meja yang sesuai dengan yang dibutuhkan konsumen.

Memberikan menu dan mencatat pesanan konsumen dengan benar, melakukan

pembacaan ulang pesanan konsumen, melayani konsumen dengan sabar

menjelaskan jenis-jenis menu yang ditawarkan dan komposisi yang terdapat

pada makanan tersebut, memberikan saran tentang produk unggulan dan

produk baru yang ada di Restoran & Kafe Coffee Time.

Pelayan atau waitress akan menuju kasir dan dapur, untuk kasir diberikan

satu bon untuk menginput pesanan kedalam mesin komputer sedangkan untuk

dapur diberikan satu bon lagi untuk proses pemesanan makanan agar dapat

diolah.

Pelayan atau waitress membawakan pesanan minuman terlebih dahulu

secepat mungkin. Setelah pesanan makanan telah siap diolah maka secepatnya

dihidangkan kepada konsumen.

63

Page 79: Astri Widiyawati

Beberapa menit setelah konsumen menikmati hidangannya, pelayan akan

datang ke meja konsumen kembali untuk menanyakan apakah semua

pesanannya sudah keluar atau disajikan dan apakah ada pesanan tambahan.

Setelah konsumen selesai dan meminta tagihan atau bill pesanannya,

waitress atau pelayan mengambil bill yang telah dicetak dikasir lalu

menyerahkannya kepada konsumen. Kemudian mengambil uang yang

diberikan konsumen untuk diserahkan kepada kasir, lalu mengembalikan sisa

uang dan bill tersebut kepada konsumen sambil mengucapkan terimakasih

dan tersenyum yang ramah.

Proses terakhir adalah pembersihan meja yang telah digunakan konsumen dan

mengangkat semua peralatan makan yang telah digunakan diatas meja.

Dalam kegiatan operasional, terkadang pihak manajemen mendapatkan

keluhan dari konsumen, diantaranya ialah tidak memiliki sertifikasi halal dari

MUI dan BPOM dari pemerintah, sehingga konsumen yang memperhatikan

keamanan dan kualitas produk sangsi untuk berkunjung ke restoran ini, keluhan

lainnya pada saat Restoran & Kafe Coffee Time melakukan acara-acara seperti

live music, barbeque saat valentine dan acara lainnya yang menyebabkan

ramainya konsumen di Restoran & Kafe Coffee Time sehingga mendapat

complain dari tetangga sebelah. Maka pihak manajemen merubah semua kegiatan

operasional seperti yang dahulunya memakai live music namun sekarang hanya

menggunakan musik biasa yang dinyalakan dengan CD Palyer.

6.1.4 Sumber Daya Manusia

Saat ini, Restoran & Kafe Coffee Time memiliki 14 karyawan dibawah

pimpinan Bapak Sutikno Muliadi sebagai pemilik restoran, jumlah karyawan

Restoran & Kafe Coffee Time dapat dilihat pada Tabel 20. Faktor-faktor yang

diperhatikan oleh Restoran & Kafe Coffee Time mengenai sumberdaya manusia

yaitu manajemen SDM, keterampilan dan motivasi kerja serta produktivitas.

Karyawan pada Restoran & Kafe Coffee Time memiliki hubungan kerja yang baik

antar karyawan, karyawan dengan manajer operasional ataupun dengan pemilik

restoran. Hal ini dapat dilihat pada saat diadakan briefing untuk evaluasi

pencapaian yang sudah didapat, rencana kerja, serta komunikasi dua arah

64

Page 80: Astri Widiyawati

mengenai sasaran yang akan dituju, keluhan dari konsumen dan hambatan yang

ditemui.

Restoran & Kafe Coffee Time tidak mengutamakan latar belakang

pendidikan karyawan, yang terpenting karyawan memiliki tanggung jawab, ulet

dan pekerja keras. Seluruh karyawan yang ada memiliki tingkat pendidikan SMP,

SMU dan S1 untuk manajer dengan umur rata-rata 20-30 tahun.

Restoran & Kafe Coffee Time sangat mengutamakan karyawan yang loyal

dan terlatih. Oleh karena itu yang menjadi pertimbangan dalam perekrutan

karyawan adalah kemauan untuk belajar dan keterampilan, bukan melihat tingkat

pendidikan. Biasanya bentuk keterampilan yang diberikan adalah pada saat

karyawan melakukan pengolahan makanan, manajer akan memberikan pujian

kepada karyawan yang telah melakukan pekerjaan dengan baik.

Sedangkan bentuk motivasi yang diberikan pemilik kepada para karyawan

adalah dengan mengadakan wisata bersama untuk karyawan dengan keluarganya

yang diadakan setiap tahun, selain itu manajer juga memberikan bonus untuk

karyawan terbaik setiap bulan dan kenaikan jabatan. Hal ini tentunya sangat

mendorong produktivitas karyawan untuk melakukan pekerjaan lebih baik dan

terampil dalam mengolah makanan.

Tabel 20. Jumlah Karyawan Restoran & Kafe Coffee Time Berdasarkan Jabatan Fungsional Tahun 2012.

No Bidang Pekerjaan Jabatan Fungsional Pendidikan Jumlah Karyawan

(orang)1 Manajer Manajer operasional S1 22 Bagian operasional Cashier

WaitressSecurity

SMASMASMP

132

3 Bagian Dapur CookBartenderStopwash

D3SMASMP

321

Total 14Sumber: Restoran & Kafe Coffee Time (2012)

Perekrutan tenaga kerja dilakukan oleh manajer Restoran & Kafe Coffee

Time. Perekrutan tenaga kerja dilakukan hanya jika ada posisi yang kosong.

Biasanya perekrutan karyawan dilakukan secara internal yaitu karyawan yang

sudah dikenal ataupun keluarga dari karyawan yang lama. Gaji karyawan

65

Page 81: Astri Widiyawati

diberikan setiap bulan. Untuk manajer sebesar Rp 1.600.000, tukang masak atau

koki sebesar Rp 1.325.000 dan untuk pegawai lainnya Rp 950.000. Karyawan

juga mendapatkan Tunjangan Hari Raya (THR) berupa uang sesuai dengan masa

bekerja.

Walaupun loyalitas pegawai tinggi dan memiliki keterampilan yang

terlatih, sangat disayangkan karena jumlah karyawan masih terbilang kurang,

khususnya dalam pelayanan delivery order. Banyaknya masukan dari konsumen

untuk membuka layanan delivery, tetapi setelah dipertimbangkan oleh manajer

dengan adanya layanan delivery maka akan ada pengeluaran gaji dalam

perekrutan karyawan dan dapat mengurangi keuntungan Restoran & Kafe Coffee

Time. Manajer Restoran & Kafe Coffee Time, Ibu Tanti mengatakan untuk

menampung layanan delivery order, dan akan dilakukan setelah target penjualan

tercapai yaitu sebesar 100 juta rupiah per bulan.

6.1.5 Sistem Informasi Manajemen

Restoran & Kafe Coffee Time dalam kegiatan manajerial sudah didukung

dengan sistem informasi yang berbasis komputer. Untuk kelancaran kegiatan

manajerial, Restoran & Kafe Coffee Time dilengkapi oleh satu unit komputer

yaitu cash register untuk bagian cashier, satu unit laptop untuk manajer

operasional, laptop tersebut dilengkapi dengan software yang disesuaikan dengan

kebutuhan kerja. Menangani keluhan dari konsumen menggunakan pesawat

telepon. Pencatatan seluruh pemasukan, pengeluaran, dan kebutuhan bahan baku

lainnya dilakukan secara manual dan dicatat secara komputerisasi dibagian office.

Untuk restoran terbilang baru, Restoran & Kafe Coffee Time terbilang lebih

modern dibandingkan dengan pesaing lainnya yang melakukan seluruh pencatatan

secara tradisional. Berdasarkan analisis lingkungan internal dalam matriks IFE

dapat dilihat pada Tabel. 21

66

Page 82: Astri Widiyawati

Tabel 21. Analisis Faktor Internal Restoran & Kafe Coffee Time 2012No Faktor Internal Kekuatan Kelemahan1 Pemasaran a. Citra rasa internasional

b. Inovasi produkc. Harga yang terjangkaud. Kebersihan dan

kenyamanan restorane. Pelayanan konsumen

yang memuaskan

a. Lokasi yang kurang strategis

b. Kurangnya promosic. Tidak ada layanan

hotspot

2 Keuangan Pencatatan keuangan secara akuntansi

Pencapaian target penjualan belum stabil

3 Produksi dan operasi

Bahan baku yang terjamin kualitas dan kesegaran

Belum memiliki sertifikasi halal dari BPOM

4 SDM Tidak memiliki layanan delivery khusus karena kurangnya jumlah SDM

Sumber : Restoran & Kafe Coffee Time (2012)

6.2 Analisis Lingkungan Eksternal

Analisis terhadap lingkungan eksternal restoran merupakan tahap untuk

mengetahui peluang dan ancaman yang dihadapi oleh perusahaan. Aspek

eksternal yang dianalisis yaitu lingkungan makro, dan lingkungan industri

6.2.1 Lingkungan Makro

Lingkungan makro merupakan situasi dan kondisi yang berada diluar

perusahaan yang secara langsung dapat mempengaruhi kinerja perusahaan.

Lingkungan makro terdiri dari faktor politik, ekonomi, sosial, dan teknologi.

a. Faktor Politik

Kebijakan politik mempunyai dampak yang sangat penting bagi para

pengusaha. Kebijakan politik yang baik akan menciptakan iklim usaha yang

kondusif dan sebaliknya jika kebijakan yang terjadi kurang baik, maka akan

sangat tidak menguntungkan bagi para pengusaha. Seiring dengan peningkatan

jumlah usaha pendukung industri pariwisata di kota Bogor, pemerintah

menetapkan peraturan izin usaha dan retribusi. Pasal 12 Perda Kota Bogor

Nomor 8 Tahun 2004 tentang Penyelenggaraan Usaha Kepariwisataan mengatur

perizinan badan usaha atau perorangan yang mengajukan usaha kepariwisataan

wajib dikenakan retribusi. Peraturan ini dilaksanakan berdasarkan UU No.34

67

Page 83: Astri Widiyawati

Tahun 2000 tentang Pajak Retribusi Daerah, dimana tarif yang dikenakan pada

konsumen sebesar 10 persen dari total pesanan.

Adanya peraturan dan perundang-perundangan yang jelas, serta dukungan

besar pemerintah terhadap usaha restoran telah mampu menciptakan atmosfer

lingkungan politik dan hukum yang aman bagi usaha restoran. Keamanan dan

lingkungan Kota Bogor yang kondusif sangat mendukung pertumbuhan usaha

restoran.

b. Faktor Ekonomi

Keadaan ekonomi suatu negara sangat berpengaruh terhadap kinerja suatu

perusahaan atau industri. Ketidakstabilan kondisi perekonomian saat ini memberi

pengaruh terhadap kecendrungan iklim usaha yang tidak menentu. Kenaikan

harga bahan baku berhubungan dengan biaya produksi, sehingga membuat harga

jual lebih tinggi dan mengakibatkan menurunnya daya beli masyarakat. Akan

tetapi dengan meningkatnya pendapatan masyarakat akan menunjukkan daya beli

masyarakat yang semakin besar pula sehingga akan mendorong pertumbuhan

usaha restoran di Kota Bogor. Produk Domestik Bruto (PDRB) Kota Bogor dapat

dilihat pada Tabel 22.

Tabel 22. Produk Domestik Bruto (PDRB) Kota Bogor Tahun 2005-2009Tahun PDRB Atas

Dasar Harga Berlaku (Rp)

Pertumbuhan

(%)

PDRB Atas Dasar Harga Konstan (Rp)

Pertumbuhan

(%)2005 6.191.918,90 - 3.567.238,91 -2006 7.257.742,09 17,21 3.782.273,17 6,022007 8.558.035,70 17,91 4.012.743,17 6,092008 10.089.943,96 17,90 4.252.821,78 5,982009 11.904.599,66 17,98 4.508.705,07 6,02

Sumber : Badan Pusat Statistik Kota Bogor Tahun (2010)

Usaha restoran di Kota Bogor memiliki peluang untuk berkembang. Hal

ini terlihat dari daya beli masyarakat Kota Bogor yang tergambar dalam PDRB

per kapita Kota Bogor pada Tabel 22. Pada periode tahun 2005-2009, laju

pertumbuhan PDRB per kapita Kota Bogor rata-rata selalu mengalami

peningkatan setiap tahunnya. Peningkatan pendapatan masyarakat Kota Bogor

menunjukkan daya beli masyarakat yang semakin meningkat pula, hal ini dapat

dimanfaatkan oleh pengusaha restoran untuk mengembangkan usaha.

68

Page 84: Astri Widiyawati

c. Faktor Sosial

Kondisi sosial dapat dilihat dari beberapa aspek misalnya sikap, gaya

hidup, adat-istiadat, dan kebiasaan dari orang-orang di lingkungan eksternal

perusahaan. Dari faktor sosial diatas, Restoran & Kafe Coffee Time cenderung

pada aspek gaya hidup. Perubahan gaya hidup masyarakat dimana produktivitas

tenaga kerja yang tinggi menyebabkan semakin sedikitnya waktu untuk

menyediakan makanan sehingga masyarakat semakin menginginkan kepraktisan

dan kecenderungan menikmati makanan di luar rumah. Hal ini direspon dengan

baik bagi pihak Restoran & Kafe Coffee Time dan menjadikannya peluang.

Selain itu semakin meningkatnya wisatawan asing dan domestik menjadi

salah satu peluang bagi restoran, hal ini disebabkan karena Kota Bogor memiliki

berbagai objek wisata dan merupakan tempat transit bagi wisatawan asing

maupun domestik. Hal ini dapat dilihat dari tingkat kunjungan wisatawan ke Kota

Bogor tiap tahunnya mengalami peningkatan pada Tabel 23.

Tabel 23. Jumlah Kunjungan Wisatawan ke Kota Bogor Tahun 2008-2010

No Jenis usahaJenis

wisatwanJumlah per Tahun

2008 2009 2010

1 Objek WisataDomestik 1.163.110 1.524.004 1.630.715Asing 41.377 42.812 43.836Jumlah 1.204.487 1.566.856 1.674.578

2 AkomodasiDomestik 1.086.374 1.205.628 1.190.793Asing 104.076 104.076 102.055Jumlah 1.309.704 1.309.704 1.292.848

JumlahDomestik 2.249.484 2.729.672 2.821.508Asing 144.144 146.888 145.918

Sumber: Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Bogor (2011)

Menurut data Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Bogor, pada tahun

2008 jumlah kunjungan wisatawan domestik mencapai 2.249.484 wisatawan dan

wisatawan asing mencapai 144.144 wisatawan. Selanjutnya di tahun 2009, jumlah

kunjungan wisatawan domestik naik menjadi 2.729.672 wisatawan dan wisatawan

asing mencapai 146.888 orang.

d. Faktor teknologi

Teknologi merupakan faktor penting untuk memajukan suatu usaha.

Perkembangan teknologi dan informasi mengalami kemajuan yang sangat pesat

69

Page 85: Astri Widiyawati

dalam mendorong usaha restoran menjadi lebih baik. Perkembangan teknologi

dan informasi dapat dimanfaatkan di semua bagian operasional restoran seperti

pada bagian keuangan, pelayanan dan pemrosesan. Adanya sistem komputerisasi

di bagian keuangan lebih memudahkan dalam mengelola pengalokasian dana.

Selain itu, cara bertransaksi dengan pemasok maupun pelanggan akan lebih efektif

dan efisien jika dapat memanfaatkan semua teknologi. Teknologi yang digunakan

oleh Restoran & Kafe Coffee Time saat ini sudah cukup baik dan modern. Hal ini

terlihat dari adanya barang-barang teknologi tinggi yang membantu dalam proses

produksi diantaranya mesin pendingin bahan baku (freezer), microwave, mixer,

dan lain-lain.

6.2.2 Lingkungan Industri

Lingkungan industri terdiri dari ancaman masuk pendatang baru,

persaingan sesama perusahaan dalam industri, ancaman produk pengganti,

kekuatan tawar-menawar pembeli, dan kekuatan tawar-menawar pemasok.

a. Ancaman Masuk Pendatang Baru

Masuknya pendatang baru dalam industri restoran akan memberikan

implikasi pada usaha yang sudah ada. Kondisi seperti ini menimbulkan ancaman

bagi usaha. Pertumbuhan penduduk Kota Bogor yang cukup tinggi dan banyaknya

wisatawan yang datang ke Kota Bogor pada akhir pekan, dimanfaatkan oleh para

pengusaha untuk membangun suatu usaha restoran. Persaingan yang semakin

ketat ini, mendorong Restoran & Kafe Coffee Time menentukan alternatif strategi

pengembangan, agar dapat mempertahankan konsumen lama dan menarik

konsumen baru untuk datang. Tetapi pada saat sekarang ini, pendatang baru

memiliki hambatan masuk industri dan merupakan peluang untuk Restoran &

Kafe Coffee Time. Faktor-faktor hambatan masuk untuk pendatang baru adalah:

1) Skala ekonomi; hal ini disebabkan karena untuk membuka sebuah usaha

Restoran baru diperlukan modal yang besar.

2) Diferensiasi; pendatang baru harus memiliki diferensiasi produk cukup tinggi

karena semakin produk itu berbeda atau unik maka konsumen semakin

penasaran dan ingin mencobanya.

70

Page 86: Astri Widiyawati

3) Kecukupan modal; kebutuhan modal relatif cukup tinggi, terutama modal

awal dalam pendirian suatu usaha.

4) Akses kesaluran distribusi; untuk akses kesaluran distribusi sangat

menentukan penyebaran produk.

b. Persaingan Sesama Perusahaan dalam Industri

Tingkat persaingan antar pengusaha di Kota Bogor cenderung kompetitif.

Hal ini terlihat dari jumlah kafe, restoran dan rumah makan yang semakin

bertambah tiap tahunnya di Kota Bogor. Pesaing merupakan faktor yang cukup

penting untuk membuat suatu usaha dapat bertahan atau tidak. Persaingan usaha

disekitar Restoran & Kafe Coffee Time cukup banyak (dapat dilihat Tabel 6),

diantaranya terdapat beberapa rumah makan ataupun kafe yang terletak disekitar

Taman Kencana. Walaupun menu utama dengan pesaing berbeda tetapi

segmentasi pada dasarnya sama yaitu masyarakat Kota Bogor terutama untuk

keluarga dan anak muda. Selain itu persaingan bisa diukur dengan harga produk

yang tidak jauh berbeda dengan harga pesaing. Faktor-faktor persaingan sesama

perusahaan dalam industri yang dihadapi Restoran & Kafe Coffee Time adalah:

1) Jumlah kompetitor; tingkat persaingan antar pengusaha restoran di Kota

Bogor cenderung kompetitif. Hal ini terlihat pada Tabel 6 yang menunjukkan

perusahaan yang menjadi pesaing Restoran & Kafe Coffee Time. Langkah

yang dilakukan untuk mengatasi pesaing yang ada dengan tetap berusaha

mempertahankan kualitas, berusaha mengembangkan produknya lebih kreatif

dan inovatif dan meningkatkan kegiatan promosi.

2) Karateristik produk; setiap kafe, restoran atau rumah makan mempunyai

produk unggulan. Sifat atau ciri-ciri dari masing-masing produk yang dimiliki

pasti mempunyai kesamaan dan perbedaan. Perbedaan tersebut yang terus

dikembangkan untuk dapat dijadikan keunggulan Restoran & Kafe Coffee

Time.

3) Biaya tetap yang besar; persaingan sesama perusahaan dalam industri yaitu

faktor biaya tetap yang besar karena beroperasi pada skala ekonomi yang

tinggi. Untuk itu Restoran & Kafe Coffee Time berusaha menyesuaikan harga

produk dengan biaya produksi yang dikeluarkan.

71

Page 87: Astri Widiyawati

Walaupun persaingan tinggi antar bisnis sejenis, Restoran & Kafe Coffee

Time dapat terus bertahan hingga saat ini karena kualitas produk yang baik dan

terus berinovasi melakukan pengembangan produk.

c. Ancaman Produk Pengganti

Restoran & Kafe Coffee Time merupakan restoran yang menawarkan

perpaduan menu khas tradisional dan internasional. Produk pengganti atau

substitusi merupakan ancaman yang menghambat perkembangan restoran.

Restoran & Kafe Coffee Time memiliki menu andalan seperti iga bakar dan steak,

namun produk pengganti nya antara lain nasi ayam atau nasi goreng di waroeng

taman, dan rumah makan yang menyajikan makanan cepat saji (junkfood) seperti

Mc Donald’s yang saat ini menjadi trend dikalangan anak muda dengan menu

utama yang berbahan dasar ayam.

Ancaman terbesar juga datang dari rumah makan dengan konsep warung

tenda seperti warung tenda bang doel yang sudah banyak di Kota Bogor.

Banyaknya restoran dengan produk substitusi membuat konsumen memiliki

banyak pilihan untuk mencoba menu lain yang tidak disediakan oleh Restoran &

Kafe Coffee Time.

d. Kekuatan Tawar-Menawar Pembeli

Kekuatan tawar-menawar pembeli sangat besar, karena jumlah alternatif

pilihan kafe, tempat makan atau restoran di Kota Bogor sangat banyak, sehingga

penawaran tinggi dan konsumen bebas memilih tempat makan atau restoran yang

sesuai dengan keinginannya. Oleh karena itu Restoran & Kafe Coffee Time

berusaha mengikuti keinginan konsumen dengan meningkatkan kreativitas,

inovasi produk dan peningkatan kualitas pelayanan serta meningkatkan fasilitas-

fasilitas pendukung untuk kenyamanan konsumen. Pihak manajemen restoran

sangat mempertimbangkan untuk melakukan kenaikan harga produk. Hal tersebut

dikarenakan pihak restoran tidak ingin konsumen beralih ke restoran lain yang

menawarkan harga lebih murah.

Konsumen adalah orang yang mengkonsumsi suatu produk, sedangkan

pelanggan adalah konsumen yang mengkonsumsi suatu produk secara tetap atau

kontinyu atau dapat dikatakan sebagai konsumen yang datang lebih dari satu kali.

72

Page 88: Astri Widiyawati

Karakteristik pembeli yang diukur dalam penelitian ini meliputi : jenis kelamin,

umur, daerah asal, tingkat pendidikan, pekerjaan dan tingkat pendapatan.

Berdasarkan data yang diperoleh melalui pengisian kuesioner terhadap 30

responden, didapatkan karakteristik konsumen, antara lain :

1. Jenis Kelamin

Konsumen Restoran & Kafe Coffee Time yang menjadi responden dalam

penelitian ini terdiri dari 63 persen adalah laki-laki atau sebanyak 19 orang,

sedangkan perempuannya hanya 37 persen atau sebanyak 11 orang. Hal ini dapat

dilihat pada Tabel 24 mengenai persentase jenis kelamin.

Tabel 24. Persentase Jenis Kelamin Responden pada Restoran & Kafe Coffee Time Tahun 2012

Jenis Kelamin Jumlah Persentase (%)Laki-laki 19 63Perempuan 11 37Total 30 100

Banyaknya pengunjung laki-laki pada Restoran & Kafe Coffee Time

dikarenakan Semakin tinggi jumlah penduduk Kota Bogor khususnya laki-laki,

tentu akan meningkatkan permintaan kebutuhan makanan dan juga minuman.

Perkembangan jumlah penduduk Kota Bogor dapat dilihat pada Tabel 25.

Tabel 25. Perkembangan Jumlah Penduduk Kota Bogor dari Tahun 2007- 2010Tahun Laki-laki Perempuan Jumlah2007 457.717 447.415 905.1322008 476.476 465.728 942.2042009 481.559 464.645 946.2042010 484.791 465.543 950.334

Sumber: BPS Bogor (2010)

2. Daerah Asal

Daerah asal atau merupakan lokasi tempat tinggal responden. Daerah asal

akan menunjukkan dari daerah mana saja konsumen restoran berasal. Konsumen

Restoran & Kafe Coffee Time kebanyakan berasal dari Bogor, yaitu dari 30

responden berasal dari Bogor sebesar 22 responden yaitu sebesar 73 persen.

Konsumen Restoran & Kafe Coffee Time yang berasal dari Jakarta terdiri dari 7

orang yaitu sebesar 23 persen, Depok hanya satu orang dan sebesar 4 persen. Hal

ini dapat dilihat pada Tabel 26 mengenai Sebaran Daerah Asal Responden.

73

Page 89: Astri Widiyawati

Tabel 26. Sebaran Daerah Asal Responden Restoran & Kafe Coffee Time Tahun 2012

Daerah Asal Jumlah (orang) Persentase (%)Bogor 22 73Jakarta 7 23Depok 1 4Total 30 100

3. Usia

Berdasarkan pengisian kuisioner terhadap konsumen Restoran & Kafe

Coffee Time, diperoleh bahwa karakteristik usia dari konsumen yang datang

berkisar antara 19 tahun hingga lebih dari 55 tahun. Persentase terbesar yaitu 53

persen adalah kelompok usia 15-25 tahun. Hal ini dapat diartikan bahwa Restoran

& Kafe Coffee Time merupakan makanan yang diminati oleh anak muda. Usia

tersebut merupakan usia kerja aktif, dimana konsumen baru mulai memasuki

dunia kerja maka dibutuhkan makanan yang sehat untuk menjaga vitalitas tubuh.

Persentase terbesar kedua berkisar pada usia 26-35 tahun, yaitu 33 persen. Pada

kisaran usia ini, konsumen mulai mantap pada pekerjaannya dan mempunyai

banyak relasi bisnis. Maka banyak konsumen yang memanfaatkan restoran

sebagai tempat memulai perjanjian bisnis. Kisaran usia berikutnya adalah 36-45

tahun dan 45-55 masing-masing sebesar 7 persen. Hal ini dapat dilihat pada Tabel

27 mengenai kisaran usia responden pada Restoran & Kafe Coffee Time.

Tabel 27 Sebaran Usia Responden pada Restoran & Kafe Coffee Time Tahun 2012

Usia (tahun) Jumlah Persentase (%)15-25 16 5326-35 10 3336-45 2 745-55 2 7Total 30 100

4. Tingkat Pendidikan

Tingkat pendidikan responden pada umumnya cukup baik, karena

konsumen yang datang mempunyai pendidikan minimal SLTA. Seperti terlihat

dalam Tabel 28 menunjukkan bahwa persentase terbesar yaitu 43 persen

menunjukkan responden dengan pendidikan terakhir adalah Sarjana. Dan

persentase terbesar berikutnya adalah 33 persen dengan pendidikan terakhir D3.

74

Page 90: Astri Widiyawati

Pemilihan jenis makanan pada restoran didasarkan pada keinginan dan kebutuhan

konsumen. Sedangkan pendidikan menyebabkan konsumen untuk mempermudah

dalam menilai dan menerima sesuatu yang baru.

Tabel 28. Sebaran Tingkat Pendidikan Responden pada Restoran & Kafe Coffee Time Tahun 2012

Pendidikan Terakhir Jumlah(orang) Persentase (%)SLTA 5 17D3 10 33Sarjana 13 43Pasca Sarjana 2 7Total 30 100

5. Pekerjaan Responden kuisioner yang merupakan konsumen Restoran & Kafe Coffee

Time yang mempunyai pekerjaan bervariasi. Akan tetapi, pelajar atau mahasiswa

dan karyawan swasta memiliki persentase terbesar masing-masing 40 persen. Hal

ini disebabkan banyak anak muda yang meluangkan waktunya untuk berkumpul

dengan teman-temannya. Kemudian disusul pegawai negeri yaitu sebesar 10

persen dan terakhir wirawasta dan ibu rumah tangga masing-masing sebesar 7 dan

3 persen. Hal ini dapat dilihat pada Tabel 29 mengenai Jenis Pekerjaan Responden

pada Restoran & Kafe Coffee Time.

Tabel 29. Sebaran Jenis Pekerjaan Responden pada Restoran & Kafe Coffee Time Tahun 2012Pekerjaan Jumlah (orang) Persentase (%)

Pelajar/Mahasiswa 12 40Pegawai Negeri 3 10Karyawan Swasta 12 40Wiraswasta 2 7Ibu Rumah Tangga 1 3Total 30 100

6. Pendapatan

Tingkat pendapatan responden dikategorikan menjadi beberapa tingkat

pendapatan perbulan yaitu pendapatan kurang dari Rp 1.000.000, sampai lebih

dari Rp 5.000.000. Berdasarkan Tabel 30, diketahui bahwa responden mempunyai

pendapatan antara Rp 1.500.000 sampai Rp 2.000.000 dengan persentase sebesar

33 persen, persentase terkecil yaitu 3 persen dengan tingkat pendapatan responden

lebih dari Rp 5.000.000

75

Page 91: Astri Widiyawati

Tabel 30. Tingkat Pendapatan Responden pada Restoran & Kafe Coffee Time Tahun 2012

Pendapatan (Rp) Jumlah (Orang) Persentase (%)< 1.000.000 8 271.500.000 - 2.000.000 10 332.000.000 - 3.000.000 6 203.000.000 - 4.000.000 5 17> 5.000.000 1 3Total 30 100

7. Banyaknya Kunjungan

Loyalitas konsumen Restoran & Kafe Coffee Time ternyata sangat baik,

hal ini dapat dilihat pada Tabel 31 mengenai banyaknya kunjungan responden

pada Restoran & Kafe Coffee Time. konsumen yang datang sebanyak 2-4 kali

mencapai 60 persen lalu sisanya 40 persen konsumen sudah pernah mengunjungi

lebih dari 4 kali kunjungan

Tabel 31. Banyaknya Kunjungan Responden pada Restoran & Kafe Coffee Time Tahun 2012

Banyaknya Kunjungan Jumlah (orang) Persentase (%)2-4 kali 18 60> 4 kali 12 40Total 30 100

e. Kekuatan Tawar-Menawar Pemasok

Hubungan antara pemasok dan restoran harus terjalin dengan baik.

Restoran & Kafe Coffee Time dipasok bahan baku arbeef supplier untuk bahan

baku daging dan ayam. Restoran memiliki pemasok tetap di Pasar Bogor juga

untuk kebutuhan-kebutuhan seperti beras, sayur, dan lainnya, sehingga

ketersedian dan kesegaran bahan baku dapat terjamin karena adanya hubungan

kepercayaan antara pemasok dan restoran. Para pemasok pada Restoran & Kafe

Coffee Time tidak melakukan monopoli harga, karena harga yang ditawarkan

sesuai dengan harga yang berlaku dipasaran, bahkan ada pemasok yang

memberikan harga lebih murah dengan mutu yang terjaga. Restoran & Kafe

Coffee Time membeli bahan baku daging dan ayam setiap dua hari sedangkan

untuk sayuran restoran membeli dari pemasok setiap harinya. Daftar pemasok-

pemasok pada Restoran & Kafe Coffee Time dapat dilihat pada Tabel 32.

76

Page 92: Astri Widiyawati

Tabel 32. Pemasok-Pemasok pada Restoran & Kafe Coffee Time Tahun 2012No Produk Pemasok1 Daging Arbeef supplier2 Gas Agen warung pak haji3 Minyak goreng Avena (distributor) 4 Tissue Silvandra5 Rokok Agen mild6 Kopi Supplier dari Bukittinggi

Walaupun pemasok dapat menyediakan bahan baku dan bahan lainnya

sesuai dengan kebutuhan dan tepat waktu bagi Restoran & Kafe Coffee Time,

Tetapi pemasok juga memiliki ancaman yang dapat menghambat pengembangan

usaha Restoran & Kafe Coffee Time. Acaman tersebut terdiri dari kenaikan harga

bahan baku dan kenaikan harga gas elpiji.

Analisis kekutan tawar menawar pemasok ditujukan untuk melihat

kemampuan pemasok dalam mempengaruhi Restoran & Kafe Coffee Time

melalui kenaikan harga atau pengurangan kualitas produk. Kekuatan tawar

menawar pemasok tinggi karena dipengaruhi sejumlah kondisi, yaitu jumlah

pemasok terbatas, tidak tersedianya bahan baku pengganti, peran produk yang

dipasok bagi perusahaan serta besarnya biaya yang dikeluarkan perusahaan untuk

beralih ke pemasok lain. Kriteria yang diberikan oleh Restoran & Kafe Coffee

Time dalam memilih pemasok yaitu bertanggung jawab untuk ketersedian bahan

baku selanjutnya, harga lebih murah, mempunyai kualitas yang baik, dan adanya

kepercayaan antara kedua belah pihak.

Analisis lingkungan eksternal dalam matriks EFE dapat dilihat pada Tabel

33. Lingkungan eksternal terbagi menjadi lingkungan makro, dan lingkungan

industri yang menunjukkan adanya peluang yang dapat dimanfaatkan Restoran &

Kafe Coffee Time untuk meminimalkan ancaman.

77

Page 93: Astri Widiyawati

Tabel 33. Analisis Faktor Eksteral Restoran & Kafe Coffee Time Tahun 2012

No Faktor Eksternal Peluang Ancaman1 Lingkungan

umum Perubahan pola dan

gaya hidup masyarakat Peningkatan pendapatan

dan daya beli masyarakat kota Bogor

Peningkatan jumlah wisatawan asing dan domestik

Hambatan masuk industri tinggi

Perkembangan kemajuan teknologi

Keamanan lingkungan Kota Bogor

Pertumbuhan jumlah penduduk kota Bogor

2 Lingkungan industri

Hambatan masuk industri tinggi

Tingkat persaingan dalam industri restoran tinggi

Banyaknya produk substitusi

Kekuatan tawar menawar konsumen tinggi

Kekuatan tawar-menawar pemasok tinggi

78

Page 94: Astri Widiyawati

VII. PENENTUAN STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA

Setelah mengidentifikasi kekuatan, kelemahan, ancaman dan peluang,

selanjutnya dilakukan perumusan strategi. Perumusan strategi meliputi tiga

tahapan, yaitu tahap masukan terdiri dari analisis matriks IFE dan EFE, kemudian

analisis IE, Grand Strategy dan SWOT masuk dalam tahap pencocokan, dan tahap

pengambilan keputusan menggunakan analisis QSPM.

7.1 Analisis Matriks IFE dan EFE

Matriks IFE dan EFE merupakan tahap masukan terhadap kondisi

lingkungan internal dan eksternal perusahaan. Hasil analisis dan identifikasi

lingkungan internal berupa kekuatan dan kelemahan akan disusun ke dalam

matriks IFE. Sedangkan hasil analisis dan identifikasi kondisi eksternal berupa

peluang dan ancaman akan disusun ke dalam matriks EFE.

a. Analisis Matriks IFE

Matriks IFE digunakan untuk mengetahui seberapa besar peranan dari

faktor-faktor internal yang terdapat pada perusahaan. Matriks IFE

menggambarkan kondisi internal perusahaan yang terdiri dari kekuatan dan

kelemahan yang dihitung berdasarkan rating dan bobot yang diambil kuisioner

dari tiga responden internal yang terdiri dari pemilik Restoran & Kafe Coffee

Time dengan persentase penilaian diambil sebesar empat puluh persen, dua

manajer operasional masing-masing sebesar tiga puluh persen dari total penilaian.

Tabel 34, menunjukkan matriks IFE yang menganalisis 13 faktor sukses kritis

yang terdiri dari 7 kekuatan dan 6 kelemahan.

Berdasarkan hasil matriks IFE pada Tabel 34. Menunjukkan bahwa faktor

yang menjadi kekuatan utama restoran adalah Kebersihan dan kenyamanan

restoran, dengan nilai tertimbang tertinggi sebesar 0.362, sedangkan kelemahan

utama adalah lokasi yang kurang strategis dengan nilai tertimbang terkecil sebesar

0.110.

Berdasarkan hasil perhitungan Tabel 34 maka diperoleh total bobot skor

sebesar 3.098. Hal ini menunjukkan bahwa kondisi internal Restoran & Kafe

Coffee Time terbilang kuat.

Page 95: Astri Widiyawati

Tabel 34. Hasil Analisis Matriks IFE Restoran & Kafe Coffee Time

No Faktor Internal Bobot Rating Bobot Skor1 Citra rasa internasional 0.070 4.000 0.2792 Inovasi produk 0.078 3.000 0.2333 Pelayanan konsumen yang

memuaskan 0.081 3.700 0.2994 Bahan Baku yang terjamin

kualitas dan kesegaran 0.078 4.000 0.3105 Harga yang terjangkau 0.081 4.000 0.3236 Pencatatan keuangan secara

akuntansi 0.064 2.300 0.1477 Kebersihan dan kenyamanan

restoran 0.090 4.000 0.3628 Belum memiliki sertifikasi halal

dari BPOM 0.090 3.100 0.2789 Lokasi yang kurang strategis 0.079 1.400 0.11010 Pencapaian target penjualan

belum stabil 0.097 2.000 0.19511 Kurangnya promosi 0.074 2.000 0.14912 Tidak memiliki layanan

delivery khusus 0.048 2.700 0.13013 Tidak ada layanan hotspot 0.071 4.000 0.283

Total 1 40.200 3.098

b. Analisis Matriks EFE

Matriks EFE digunakan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh dari

faktor-faktor eksternal perusahaan. Matriks EFE menggambarkan kondisi

eksternal perusahaan yang terdiri dari peluang dan ancaman yang dihitung

berdasarkan rating dan bobot yang diambil kuisioner dari tiga puluh orang

konsumen dengan penilaian sebesar dua puluh persen, dan tiga orang dari internal

yang terdiri dari pemilik Restoran & Kafe Coffee Time dengan persentase

penilaian diambil sebesar tiga puluh persen, dua manajer operasional masing-

masing sebesar dua puluh lima persen dari total penilaian.

Tabel 35 menunjukan matriks EFE yang menganalisis sebelas faktor

sukses kritis yang terdiri dari enam peluang dan lima ancaman. Berdasarkan hasil

analisis matriks EFE pada Tabel 35 menunjukkan bahwa faktor yang menjadi

peluang utama perusahaan adalah perubahan pola dan gaya hidup masyarakat

80

Page 96: Astri Widiyawati

dengan nilai tertimbang sebesar 0.416. Sedangkan ancaman utama adalah tingkat

persaingan dalam industri restoran tinggi dengan nilai tertimbang terkecil sebesar

0,152.

Berdasarkan hasil perhitungan pada Tabel 35, maka diperoleh total bobot

skor sebesar 2.843. Hal ini menunjukkan Restoran & Kafe Coffee Time cukup

mampu merespon faktor eksternal dengan memanfaatkan peluang untuk

mengatasi ancaman.

Tabel 35. Hasil Analisis Matriks EFE Restoran & Kafe Coffee Time

No Faktor Eksternal Bobot Rating Bobot Skor1 Perubahan Pola dan Gaya

hidup Masyarakat 0.107 3.907 0.4162 Pertumbuhan jumlah penduduk

kota Bogor 0.074 3.243 0.2393 Peningkatan pendapatan dan

daya beli masyarakat kota Bogor 0.088 3.597 0.317

4 Peningkatan jumlah wisatawan asing dan domestik 0.080 3.170 0.252

5 Hambatan masuk industri tinggi 0.107 3.590 0.3846 Perkembangan kemajuan

teknologi 0.064 3.230 0.2057 Keamanan lingkungan Kota

Bogor 0.118 2.507 0.2968 Tingkat persaingan dalam

industri restoran tinggi 0.112 1.360 0.1529 Banyaknya produk substitusi 0.065 2.643 0.17310 Kekuatan tawar menawar

konsumen tinggi 0.070 2.617 0.18311 Kekuatan tawar-menawar

pemasok tinggi 0.116 1.930 0.224

Total 1 31.793 2.843

7.2 Analisis IE, Grand Startegy, dan SWOT

Analisis IE, Grand Startegy, dan SWOT merupakan tahap pencocokan

yaitu untuk merumuskan strategi berdasarkan hasil analisis dan identifikasi akan

kondisi lingkungan internal dan eksternal perusahaan yang telah terkumpul. Pada

tahap pencocokan model yang akan digunakan dalam perumusan strategi adalah

matriks IE (Internal-Eksternal), matriks Grand Strategy dan matriks SWOT

(Strength-Weakness-Oppourtunities-Threat).

81

Page 97: Astri Widiyawati

a. Matriks IE

Matriks IE merupakan perpaduan dari skor terbobot matriks IFE dan skor

terbobot matriks EFE yang dipetakan sehingga diketahui posisi perusahaan,

berdasarkan hasil analisis faktor internal menggunakan matriks IFE, diperoleh

bobot sebesar 3.098 dan hasil analisis faktor eksternal menggunakan matriks EFE,

diperoleh bobot sebesar 2.843. Hasil pemetaan pada matriks IE dapat dilihat pada

Gambar 7.

Total Nilai IFE

Kuat Rata-rata Rendah

3,00-4,00 2,00-2,99 1,00-1,99

Tinggi 4,0

3,00-4,00

Menengah 3,0

2,00-2,99

Rendah

1,00-1,99

Gambar 7. Matriks I-E (Internal-Eksternal)

Restoran & Kafe Coffee Time dalam pemasarannya menempati posisi

dalam sel IV. Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan berada pada posisi Grow

and Build (tumbuh dan berkembang). Strategi yang tepat digunakan pada kuadran

ini adalah strategi intensif (penetrasi pasar, pengembangan pasar, dan

pengembangan produk) atau integrative (integrasi kebelakang, integrasi kedepan

dan integrasi horizontal). Strategi yang dapat dilakukan berdasarkan lingkungan

internal dan eksternal perusahaan, berupa strategi penetrasi pasar dan

pengembangan produk. Strategi penetrasi pasar adalah mencari pangsa pasar yang

lebih besar untuk produk dan jasa yang sudah ada sekarang melalui usaha

pemasaran yang lebih gencar. Penetrasi pasar meliputi penambahan jumlah tenaga

penjualan, peningkatan pengeluaran untuk iklan, penawaran produk-produk dan

82

I II III

IV V VI

VII VIII IX

Total Nilai E

FE 2,0

A

1,0

Page 98: Astri Widiyawati

promosi penjualan secara intensif. Dengan kata lain strategi ini dapat dilakukan

dengan melakukan promosi yang lebih gencar. Promosi tersebut dapat berupa

promosi melalui media iklan televisi, koran, radio, majalah dan lain-lain.

Pengembangan produk adalah sebuah strategi yang mengupayakan

peningkatan penjualan dengan cara memperbaiki atau memodifikasi produk atau

jasa yang ada saat ini. Strategi ini dapat dilakukan dengan meningkatkan kualitas

makanan dan minuman. Produk juga dapat dikembangkan dengan menambah

jumlah menu yang ada, selain untuk memperbanyak pilihan bagi konsumen

penambahan menu juga untuk mempertahankan konsumen agar tidak bosan

terhadap menu masakan di Restoran & Kafe Coffee Time.

b. Matriks Grand Strategy

Berdasarkan Gambar 7, Restoran & Kafe Coffee Time berada pada

kuadran IV, yang artinya bahwa perusahaan berada pada situasi yang

menguntungkan karena memiliki peluang dan kekuatan. Strategi yang harus

diterapkan adalah menggunakan kekuatan yang dimiliki oleh perusahaan untuk

memanfaatkan peluang yang ada dalam jangka waktu yang panjang. Maka yang

harus diterapkan dalam kondisi seperti ini adalah mendukung kebijakan

pertumbuhan yang agresif (Growth oriented strategy) Hal ini dapat dilihat dalam

Gambar 8 mengenai posisi perusahaan dalam matriks grand strategy

83

1. Market Development2. Market penetration3. Product development4. Forward Intergration5. Horizontal Intergration

Pertumbuhan pasar

Posisi persaingan kuat

Posisi persaingan lemah

Pertumbuhan pasar lemah

1. Market Development2. Market penetration3. Product development4. Horizontal Intergration5. Divestiture6. Liquidation7. Concentric diversification

1. Concentric diversification2. Horizontal diversification3. Conglomerate diversification4. Join venture

1. Retrenchment2. Concentric diversification3. Horizontal diversification4. Conglomerate diversification5. Divestiture6. liquidation

Page 99: Astri Widiyawati

Gambar 8. Matriks Grand Strategy

c. Matriks SWOT

Berdasarkan kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman yang diperoleh

melalui faktor internal dan eksternal dapat diformulasikan alternatif strategi yang

diambil. Formulasi strategi ini dilakukan dengan menggunakan analisis SWOT

yang dapat dilihat pada Tabel 36. Alternatif strategi yang diperoleh adalah sebagai

berikut:

• Strategi S-O (Strength-Opportunity)

Strategi S-O merupakan strategi yang menggunakan kekuatan internal

perusahaan untuk memanfaatkan peluang eksternal. Alternatif strategi yang dapat

dilakukan pada strategi S-O yaitu:

1. Pengembangan Pasar

Meningkatkan volume penjualan dengan menambah saluran distribusi seperti

membuka cabang Restoran & Kafe Coffee Time di pusat perbelanjaan. Hal

ini dilakukan agar jangkauan produk tersampaikan ke masyarakat luas. Cita

rasa internasional, bahan baku yang terjamin kualitas dan kesegaran dan

pelayanan serta harga yang terjangkau menjadi kekuatan bagi Restoran &

Kafe Coffee Time untuk memperluas pasarnya. Strategi ini didukung oleh

Perubahan Pola dan Gaya hidup Masyarakat, Pertumbuhan jumlah penduduk

serta peningkatan pendapatan masyarakat. Pembukaan cabang ini

dimaksudkan untuk memperbanyak konsumen Restoran & Kafe Coffee Time.

Dengan kekuatan-kekuatan yang dimiliki dan memanfaatkan peluang-peluang

yang ada pembukaan cabang baru akan sangat membantu meningkatkan

jumlah pendapatan Restoran & Kafe Coffee Time.

• Strategi W-O (Weakness-Opportunity)

Strategi W-O adalah strategi yang menggunakan peluang yang ada untuk

mengatasi kelemahan-kelemahan yang dimiliki perusahaan. Ada beberapa

alternatif strategi yang dapat dilakukan pada strategi W-O yaitu:

1. Penetrasi Pasar

84

Page 100: Astri Widiyawati

Mengatasi lokasi yang kurang strategis dan kegiatan promosi yang kurang

gencar dengan memanfaatkan kemajuan teknologi seperti website, majalah,

radio, spanduk, dan sebagainya. Dengan promosi yang gencar seperti

memasang petunjuk arah jalan diantaranya spanduk, baliho, brosur, dsb. Maka

lokasi yang kurang strategis tersebut dapat diatasi. Memasang layanan hotspot

dengan memanfaatkan teknologi yang ada, sehingga semakin banyak pula

pengunjung yang datang untuk menikmati layanan tersebut dengan memesan

beberapa menu dan hal tersebut dapat meningkatkan penjualan maka target

penjualanpun akan tercapai.

• Strategi S-T (Strength-Threat)

Strategi ini bertujuan untuk menghindari atau mengurangi dampak dari

ancaman-ancaman eksternal dengan menggunakan kekuatan-kekuatan internal

yang ada. Ada beberapa alternatif yang dapat dilakukan dengan strategi S-T yaitu:

1. Pengembangan Produk

Meningkatkan cita rasa internasional, inovasi produk dengan harga yang

terjangkau agar tetap bertahan dalam persaingan industri. Restoran & Kafe

Coffee Time dapat meningkatkan pelayanan konsumen yang sudah baik

menjadi lebih baik lagi sehingga tidak beralih ke produk substitusi ataupun

restoran lainnya. Kemudian pembuatan sertifikasi halal dari MUI dan BPOM

agar informasi kualitas produk yang diberikan sampai kepada konsumen,

sehingga konsumen lebih nyaman untuk makan di Restoran & Kafe Coffee

Time dibandingkan restoran lainnya yang belum memiliki sertifikasi halal dari

MUI dan BPOM.

• Strategi W-T (Weakness-Threat)

Strategi W-T adalah strategi dimana perusahaan dapat meminimalkan

kelemahan dan menghindari ancaman. Salah satu alternatif strategi yang dapat

dilakukan pada strategi W-T yaitu:

1. Integrasi ke belakang

Menjaga hubungan yang baik dengan pesaing, untuk mengetahui informasi

mengenai selera pasar dengan tujuan mengindari harga produk yang terlalu

85

Page 101: Astri Widiyawati

mahal, lebih unggul dalam variasi menu di bandingkan pesaing, dan

menciptakan suatu inovasi yang tidak dimiliki pesaing lainnya

2. Integrasi horizontal

Menjaga hubungan baik dengan pemasok dengan bahan baku yang lebih

murah dengan kualitas baik sehingga dapat mengatasi pencapaian target

penjualan Restoran & Kafe Coffee Time. Hasil Analisis Matriks Strength

Weakness Opportunity Threat (SWOT) dapat dilihat pada Tabel 36.

Tabel 36. Hasil Analisis Matriks SWOT Restoran & Kafe Coffee Time

Faktor Internal

Faktor Eksternal

Kekuatan (S)1. Citra rasa Internasional2. Inovasi produk3. Pelayanan konsumen yang

memuaskan4. Bahan Baku yang terjamin

kualitas dan kesegaran5. Harga yang terjangkau6. Pencatatan keuangan

secara akuntansi7. Kebersihan dan

kenyamanan restoran

Kelemahan (W)1. Belum memiliki sertifikasi

halal dari BPOM2. Lokasi yang kurang

strategis3. Pencapaian target

penjualan belum stabil4. Kurangnya promosi5. Tidak memiliki layanan

delivery khusus6. Tidak ada layanan hotspot

Peluang (O)1. Perubahan Pola dan Gaya

hidup Masyarakat2. Pertumbuhan jumlah

penduduk kota Bogor3. Peningkatan pendapatan

dan daya beli masyarakat kota Bogor

4. Peningkatan jumlah wisatawan asing dan domestik

5. Hambatan masuk industri tinggi

6. Perkembangan kemajuan teknologi

7. Keamanan lingkungan Kota Bogor

1. Pengembangan Pasar (S1, S2, S3, S4, S7,O1,O2,03,O4)

1. Penetrasi Pasar (W2,W4,06)

Ancaman (T)1. Tingkat persaingan dalam

industri restoran tinggi2. Banyaknya produk

substitusi3. Kekuatan tawar menawar

konsumen tinggi4. Kekuatan tawar-menawar

pemasok tinggi

1. Pengembangan produk (S1,S2,S3,S5,S7,T1, T4)

1. integrasi ke belakang dan2. integrasi horizontal

(W3, T2,T4,T5)

86

Page 102: Astri Widiyawati

7.3 Analisis Matriks QSPM

Analisis Matriks QSPM merupakan tahap keputusan yaitu tahap yang

terakhir untuk menentukan strategi terbaik yang dapat dijalankan atau digunakan

perusahaan dari alternatif-alternatif strategi yang diperoleh dari hasil analisis

SWOT. Untuk menentukan prioritas strategi tersebut, digunakan alat analisis

Quantitative Strategy Planning Matrix (QSPM). Hasil analisis matriks SWOT

menghasilkan 4 alternatif, yaitu strategi SO, strategi ST, strategi WO, dan strategi

WT. Strategi tersebut akan dimasukkan kedalam matriks QSPM yang akan

diestimasi dengan bobot dan Attractive Score (AS). Alternatif strategi yang

dianalisis dengan menggunakan matriks QSPM adalah sebagai berikut:

a. Pengembangan Pasar (TAS = 5,799)

b. Penetrasi Pasar (TAS = 6,205)

c. Pengembangan produk (TAS = 5,861)

d. Integrasi belakang, integrasi depan dan integrasi horizontal (TAS = 5,042)

Berdasarkan hasil penilaian dari matriks QSPM, maka diperoleh urutan

strategi dari nilai TAS paling tinggi hingga paling rendah. Dari urutan tersebut

dapat dihasilkan strategi-strategi prioritas yang dapat diimplementasikan oleh

Restoran & Kafe Coffee Time sesuai dengan keputusan pemilik restoran. Matriks

QSPM dapat dilihat pada Lampiran 11 berdasarkan hasil analisis QSPM, maka

diperoleh prioritas alternatif strategi sebagai berikut :

1. Penetrasi Pasar (TAS = 6,205)

Mengatasi lokasi yang kurang strategis dan kegiatan promosi yang kurang

gencar dengan memanfaatkan kemajuan teknologi seperti website, majalah,

radio, spanduk, dan sebagainya. Dengan promosi yang gencar seperti

memasang petunjuk arah jalan diantaranya spanduk, baliho, brosur, dsb. Maka

lokasi yang kurang strategis tersebut dapat diatasi. Memasang layanan hotspot

dengan memanfaatkan teknologi yang ada, sehingga semakin banyak pula

pengunjung yang datang untuk menikmati layanan tersebut dengan memesan

87

Page 103: Astri Widiyawati

beberapa menu dan hal tersebut dapat meningkatkan penjualan maka target

penjualanpun akan tercapai.

2. Pengembangan produk (TAS = 5,861)

Meningkatkan cita rasa internasional, inovasi produk dengan harga yang

terjangkau agar tetap bertahan dalam persaingan industri. Restoran & Kafe

Coffee Time dapat meningkatkan pelayanan konsumen yang sudah baik

menjadi lebih baik lagi sehingga tidak beralih ke produk substitusi ataupun

restoran lainnya. Kemudian pembuatan sertifikasi halal dari BPOM agar

informasi kualitas produk yang diberikan sampai kepada konsumen, sehingga

konsumen lebih nyaman untuk makan di Restoran & Kafe Coffee Time

dibandingkan restoran lainnya yang belum memiliki sertifikasi halal dari MUI

dan BPOM.

3. Pengembangan Pasar (TAS = 5,799)

Meningkatkan volume penjualan dengan menambah saluran distribusi seperti

membuka cabang Restoran & Kafe Coffee Time dipusat perbelanjaan. Hal ini

dilakukan agar jangkauan produk tersampaikan kemasyarakat luas. Cita rasa

internasional, bahan baku yang terjamin kualitas dan kesegaran dan pelayanan

serta harga yang terjangkau menjadi kekuatan bagi Restoran & Kafe Coffee

Time untuk memperluas pasarnya. Strategi ini didukung oleh Perubahan Pola

dan Gaya hidup Masyarakat, Pertumbuhan jumlah penduduk serta

peningkatan pendapatan masyarakat. Pembukaan cabang ini dimaksudkan

untuk memperbanyak konsumen Restoran & Kafe Coffee Time. Dengan

kekuatan-kekuatan yang dimiliki dan memanfaatkan peluang-peluang yang

ada pembukaan cabang baru akan sangat membantu meningkatkan jumlah

pendapatan Restoran & Kafe Coffee Time.

4. integrasi ke belakang dan integrasi horizontal (TAS = 5,042)

Integrasi ke belakang yang dilakukan menjaga hubungan yang baik dengan

pesaing, untuk mengetahui informasi mengenai selera pasar dengan tujuan

mengindari harga produk yang terlalu mahal, lebih unggul dalam variasi menu

di bandingkan pesaing, dan menciptakan suatu inovasi yang tidak dimiliki

88

Page 104: Astri Widiyawati

pesaing lainnya. Sedangkan untuk integrasi horizontal mampu menjaga

hubungan baik dengan pemasok dengan bahan baku yang lebih murah dengan

kualitas baik sehingga dapat mengatasi pencapaian target penjualan Restoran

& Kafe Coffee Time.

89

Page 105: Astri Widiyawati

VIII. KESIMPULAN DAN SARAN

8.1 KesimpulanHasil penelitian tentang Strategi Pengembangan Usaha Restoran & Kafe

Coffee Time dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

a. Berdasarkan analisis lingkungan internal dan eksternal perusahaan, faktor-

faktor yang menjadi kekuatan di Restoran & Kafe Coffee Time, yaitu Citra

rasa internasional, Inovasi produk, Pelayanan konsumen yang memuaskan,

Bahan Baku yang terjamin kualitas dan kesegaran, Harga yang terjangkau,

Pencatatan keuangan secara akuntansi, dan Kebersihan serta kenyamanan

restoran. Faktor kelemahan yang dimiliki Restoran & Kafe Coffee Time

adalah Belum memiliki sertifikasi halal dari MUI dan BPOM, Lokasi yang

kurang strategis, Pencapaian target penjualan belum stabil, Kurangnya

promosi, Tidak memiliki layanan delivery khusus, dan Tidak ada layanan

hotspot. Faktor eksternal yang dijadikan peluang adalah Perubahan Pola dan

Gaya hidup Masyarakat, Pertumbuhan jumlah penduduk kota Bogor,

Peningkatan pendapatan dan daya beli masyarakat kota Bogor, Peningkatan

jumlah wisatawan asing dan domestik, Hambatan masuk industri tinggi,

Perkembangan kemajuan teknologi, dan keamanan lingkungan Kota Bogor.

Sedangkan faktor ancaman yang dimiliki Restoran & Kafe Coffee Time

diantaranya, Tingkat persaingan dalam industri restoran tinggi, Kenaikan

harga bahan baku, Banyaknya produk substitusi, Kekuatan tawar menawar

konsumen tinggi, dan Kekuatan tawar-menawar pemasok tinggi. Hasil

analisis matriks IE posisi restoran berada pada kuadran ke IV yaitu kondisi

tumbuh dan berkembang. Strategi yang tepat digunakan pada posisi ini adalah

strategi intensif (penetrasi pasar, pengembangan pasar, pengembangan

produk) atau integrative (integrasi kebelakang, integrasi kedepan dan integrasi

horizontal).

e. Berdasarkan analisis QSPM, alternatif strategi yang tepat dan dapat dilakukan

oleh pihak Restoran & Kafe Coffee Time secara berurutan adalah : Penetrasi

Pasar (TAS = 6,205), Pengembangan produk (TAS = 5,861), Pengembangan

Page 106: Astri Widiyawati

Pasar (TAS = 5,799), dan Integrasi ke belakang dan integrasi horizontal (TAS

= 5,042)

8.2 Saran

Berdasarkan kesimpulan yang diperoleh dari penelitian, maka diperoleh

saran yang dapat dilakukan oleh Restoran & Kafe Coffee Time:

a. Sebaiknya Restoran & Kafe Coffee Time melakukan strategi intensif

(penetrasi pasar, pengembangan pasar, dan pengembangan produk). Penetrasi

pasar berarti perusahaan sebaiknya meningkatkan pangsa pasar suatu produk

atau jasa melalui usaha-usaha pemasaran yang lebih besar, misalnya dengan

menambah biaya iklan untuk promosi penjualan atau usaha-usaha promosi

lainnya. Pengembangan pasar yaitu dengan Meningkatkan volume penjualan

dengan menambah saluran distribusi seperti membuka cabang. Pengembangan

Produk yaitu meningkatkan penjualan dengan cara meningkatkan atau

memodifikasi produk dan jasa yang sudah ada sekarang. kemudian Restoran

& Kafe Coffee Time diharapkan mampu melakukan strategi integrative

(integrasi kebelakang, integrasi kedepan dan integrasi horizontal) yaitu

menjaga hubungan baik dengan perantara, pemasok, bahkan pesaing guna

mengetahui informasi pasar.

b. Ada baiknya Pemasangan hotspot yang akan dilakukan di masa mendatang

jika sudah terjadi perluasan lahan atau tempat serta penambahan meja makan

dan tempat duduk di Restoran & Kafe Coffee Time serta mempercepat

pembuatan sertifikasi halal dari BPOM agar dapat memberikan kepercayaan

informasi mengenai kualitas produk sehingga menjadi nilai lebih bagi

perusahaan sehingga konsumen menjadi lebih nyaman untuk makan di

Restoran & Kafe Coffee Time.

91

Page 107: Astri Widiyawati

DAFTAR PUSTAKA

Andriani. 2011. Strategi Pengembangan Usaha Restoran gurih 7 di Kota Bogor dengan Pendekatan Blue Ocean Strategy. [Skripsi]. Bogor: Fakultas Ekonomi Dan Manajemen. Institut Pertanian Bogor.

Arief AR. 2005. Pengantar Ilmu Perhotelan dan Restoran. Yogyakarta: Graha Ilmu.

[BPS] Badan Pusat Statistik Kota Bogor. 2011. Kota Bogor dalam Angka 2010. Bogor. Jawa Barat.

David FR. 2009. Manajemen Strategis Konsep. Jakarta: Salemba Empat.

Defieta. 2009. Startegi Pengembangan Usaha REstoran Lasagna Gulung Bogor Jawa Barat. [Skripsi]. Fakultas Ekonomi Dan Manajemen. Institut Pertanian Bogor.

Dinas Informasi Pariwisata dan Kebudayaan Kota Bogor. 2011. Arsip Data Kepariwisataan. Bogor: Dinas Informasi Pariwisata dan Kebudayaan Kota Bogor.

Durianto, Darmadi, Sugiarto & Tony Sitinjak. 2004. Strategi Menaklukkan Pasar Melalui Riset Ekuitas dan Perilaku Merek cetakan ketiga, Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Ekalina. 2011. Strategi Pengembangan Usaha P-MAN Burger (Studi Kasus Restoran P-MAN Burger Depok. [Skripsi]. Bogor: Program Studi Manajemen Agribisnis. Institut Pertanian Bogor.

Erlianingsih. 2008. Startegi Pemasaran Restoran Pondok Makan Mirah, Jakarta Selatan. [Skripsi]. Bogor: Program Studi Manajemen Agribisnis. Institut Pertanian Bogor.

Fauziyah. 2011. Analisis Strategi Pemasaran Kafe Kebun Kita, Bogor. [Skripsi]. Bogor: Fakultas Ekonomi Dan Manajemen. Institut Pertanian Bogor.

Fransiska. 2008. Strategi Pengembangan Usaha Restoran Mie Ayam Bangka Bintaro Cabang Bintaro V, Kabupaten Tangerang. [Skripsi]. Bogor: Fakultas Ekonomi Dan Manajemen. Institut Pertanian Bogor.

Hunger, J. David dan Thomas L. Wheelen. 2003. Manajemen Strategis. Yogyakarta: Penerbit ANDI.

Kotler P. 2002. Manajemen Strategi Edisi 1. Jakarta: PT. Prenhallindo.

Kotler P, G Armstrong. 1997. Dasar-dasar Pemasaran Edisi 2. Jakarta: PT. Prenhallindo.

Page 108: Astri Widiyawati

Lazuardi. 2008. Analisis Startegi Pengembangan Usaha Restoran Macaroni Panggang (MP) Bogor. [Skripsi]. Bogor: Fakultas Ekonomi Dan Manajemen. Institut Pertanian Bogor.

Lestari. 2008. Analisis Strategi Promosi Death By Chocolate & Spageti Restaurant, Bogor. [Skripsi]. Bogor: Program Sarjana Ekstensi Manajemen Agribisnis. IPB. Bogor.

Maulina N. 2009. Strategi Pengembanagn Usaha Pada Death By Chocolate and Spaghetti Restaurant di Bogor [skripsi]. Bogor: Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor.

Porter, M.E. 1997. Strategi Bersaing, Teknik Menganalisis Industri dan pesaing, Terjemahan. Jakarta : Erlangga.

Rahman. 2012. Strategi Pengembangan Usaha Café Burganni Bogor. [Skripsi]. Bogor: Fakultas Ekonomi Dan Manajemen. Institut Pertanian Bogor.

Ratnasari. 2009. Analisis Strategi Pemasara (Studi Kasus Ali Baba Restoran, Bogor [skripsi]. Bogor: Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor.

Sari. 2011. Analisis Strategi Bauran Pemasaran Restoran Bukit Gumati Batu Tulis Kota Bogor, Jawa Barat. [Skripsi]. Bogor: Fakultas Ekonomi Dan Manajemen. Institut Pertanian Bogor.

Siagian, D. Sugiarto. 2000. Metode Statistik untuk Bisnis dan Ekonomi. Jakarta: PT SUN.

Steiner, GA dan Miner, JB. 1997. Kebijakan dan Strategi Manajemen. Edisi Kedua. Jakarta: Erlangga.

Torsina, M. 2000. Usaha Restoran yang sukses. Jakarta: Bhuana Ilmu Populer.

93

Page 109: Astri Widiyawati

LAMPIRAN

94

Page 110: Astri Widiyawati

Lampiran 1. Realisasi dan Target penjualan Restoran & Kafe Coffee Time Juni 2011- Juni 2012 (%)

Tahun Realisasi Penjualan/Omset

Jumlah (Rp) Pertumbuhan (%)

Juni 2011 35.345.000 -

Juli 2011 40.125.000 11.91

Agustus 2011 58.430.000 31.33

September 2011 60.128.000 2.82

Oktober 2011 57.500.000 -4.57

November 2011 62.350.000 7.78

Desember 2011 80.275.000 22.33

Januari 2012 73.480.000 -9.25

Febuari 2012 78.195.000 6.03

Maret 2012 80.120.000 2.40

April 2012 76.695.000 -4.46

Mei 2012 80.380.000 4.58

Juni 2012 78.950.000 -1.81

95

Page 111: Astri Widiyawati

Lampiran 2. Kuesioner Penelitian Untuk Penentuan Faktor Internal dan Eksternal Restoran & Kafe Coffee Time

GAMBARAN UMUM

1. Bagaimana sejarah berdirinya Restoran & Kafe Coffee Time?

2. Bagaimana kondisi umum Restoran & Kafe Coffee Time?

3. Bagaimana Perkembangan Restoran & Kafe Coffee Time?

4. Apa yang menjadi visi, misi sertatujuan didirikannya Restoran & Kafe Coffee

Time?

5. Dimana alamat Restoran & Kafe Coffee Time?

6. Bagaimana bentuk struktur organisasi Restoran & Kafe Coffee Time?

7. Apa yang menjadi tugas dan wewenang dari setiap bagian struktur tersebut?

8. Jelaskan kegiatan operasional dan budaya kerja Restoran & Kafe Coffee

Time?

ANALISIS LINGKUNGAN INTERNAL

A. Sumber Daya Manusia

1. Berapa Jumlah Karyawan atau tenaga kerja Restoran & Kafe Coffee Time?

2. Bagaimana tingkat pendidikan dari karyawan Restoran & Kafe Coffee Time?

3. Apa bentuk pelayanan yang diberikan Restoran & Kafe Coffee Time kepada

konsumennya?

4. Intenstif apa yang diberikan kepada karyawan Restoran & Kafe Coffee Time

agar lebih semangat dalam bekerja?

5. Pelatihan-pelatihan apa saja yang diikuti oleh karyawan Restoran & Kafe

Coffee Time dalam meningkatkan usahanya?

B. Keuangan

1. Dari mana sumber modal Restoran & Kafe Coffee Time?

2. Berapa jumlah modal awal Restoran & Kafe Coffee Time?

3. Bagaimana perkembangan modal Restoran & Kafe Coffee Time sekarang?

4. Berapa aset yang dimiliki Restoran & Kafe Coffee Time sekarang?

5. Berapa biaya yang harus dikeluarkan Restoran & Kafe Coffee Time pada

setiap unit usahanya?

6. Bagaimana sistem manajemen keuangan pada Restoran & Kafe Coffee Time?

96

Page 112: Astri Widiyawati

C. Produksi dan Operasi

1. Bagaimana proses produksi pada Restoran & Kafe Coffee Time?

2. Bagaimana ketersediaan sarana dan prasarana produksi di Restoran & Kafe

Coffee Time?

3. Bagaimana ketersediaan bahan baku pada Restoran & Kafe Coffee Time?

4. Bagaimana kapasitas sarana dan prasarana yang dimiliki Restoran & Kafe

Coffee Time?

5. Bagaimana pengaruhnya perkembangan teknologi yang dimiliki dengan

perkembangan usaha dari Restoran & Kafe Coffee Time?

6. Bagaimana sistem pengawasan produksi yang digunakan Restoran & Kafe

Coffee Time ?

D. Pemasaran

1. Apa saja jenis produk yang dihasilkan oleh Restoran & Kafe Coffee Time?

2. Berapa harga dari masing-masing produk yang dijual pada Restoran & Kafe

Coffee Time?

3. Bagaimana strategi promosi yang sudah dilakukan oleh Restoran & Kafe

Coffee Time?

4. Bagaimana startegi tempat yang sudah dilakuakan Restoran & Kafe Coffee

Time?

5. Bagaimana strategi orang, bentuk fisik dan proses yang dilakukan oleh

Restoran & Kafe Coffee Time?

E. Sistem Informasi Manajemen

1. Apa saja pendukung kegiatan manajerial oleh Restoran & Kafe Coffee Time?

2. Sebutkan tujuan dan manfaat dari sistem informasi manajemen yang dimiliki

Restoran & Kafe Coffee Time?

ANALISIS LINGKUNGAN EKSTERNAL

A. Sosial, budaya, dan Demografi

1. Bagaimana budaya daerah sekitar atas berdirinya Restoran & Kafe Coffee

Time?

2. Apa pengaruh dari meningkatnya wisatawan asing dan domestic bagi Restoran

& Kafe Coffee Time?

97

Page 113: Astri Widiyawati

3. Bagaimana laju pertumbuhan penduduk Bogor?

B. Ekonomi

1. Bagaimana kondisi perekonomian secara umu?

2. Bagaimana tingkat pendapatan masyarakat Bogor khususnya masyarakat

umumnya?

C. Politik dan Kebijakan Pemerintah

1. Bagaimana kondisi stabilitas politik dan keamanan Indonesia

2. Apakah ada kebijakan pemerintah yang mempengaruhi kegiatan Restoran &

Kafe Coffee Time?

D. Teknologi

1. Bagaimana perkembangan teknologi Restoran & Kafe Coffee Time?

2. Bagaimana perkembangan teknologi dalam mengakses informasi?

3. Teknologi apa saja yang sudah diterapkan Restoran & Kafe Coffee Time baik

teknologi produksi maupun teknologi informasi?

E. Pelanggan

1. Bagaimana loyalitas pelanggan terhadap produk yang dihasilkan oleh

Restoran & Kafe Coffee Time?

2. Bagaimana kualitas produk yang dihasilkan pelanggan?

3. Bagaimana tanggapan kosumen terhadap harga yang ditetapkan Restoran &

Kafe Coffee Time?

F. Pesaing

1. Berapa jumlah pesaing yang harus dihadapi oleh Restoran & Kafe Coffee

Time?

2. Apakah Restoran & Kafe Coffee Time dapat bertahan dalam persaingan

sebutkan alasannya?

G. Pemasok

1. Berapa jumlah pemasok? Sebutkan?

2. Bagaimana hubungan anatara pemasok dengan Restoran & Kafe Coffee Time?

3. Adakah pemasok lain selain dari pemasok langganan?

4. Bagaimana bentuk kerjasama yang dilakukan oleh Restoran & Kafe Coffee

Time dengan para pemasok tersebut?

98

Page 114: Astri Widiyawati

ANALISIS LINGKUNGAN INDUSTRI

A. Ancaman Masuk Pendatang Baru

1. Apa dampak dari banyaknya pendatang baru terhadap pertahanan Restoran &

Kafe Coffee Time?

2. Faktor-faktor apa saja hambatan masuk untuk pendatang baru?

B. Persaingan Sesama Perusahaan dalam Industri

1. Bagaimana tingkat persaingan antar pengusaha restoran di Kota Bogor?

2. Faktor-faktor persaingan sesama perusahaan dalam industri yang dihadapi

Restoran & Kafe Coffee Time?

C. Produk Pengganti Atau Substitusi

1. Sebutkan produk pengganti yang menjadi pesaing Restoran & Kafe Coffee

Time?

2. Apakah produk pengganti menjadi ancaman bagi Restoran & Kafe Coffee

Time? Jelaskan alasannya?

D. Kekuatan Tawar Menawar Pembeli

1. Bagaimana kekuatan tawar menawar pembeli?

2. Apa yang sebaiknya perusahaan lakukan untuk mengatasi kekuatan tawar

menawar pembeli?

E. Kekuatan Tawar Menawar Pemasok

1. Bagaimana kekuatan tawar menawar pemasok?

2. Kriteria yang di pilih Restoran & Kafe Coffee Time dalam memilih pemasok

99

Page 115: Astri Widiyawati

Lampiran 3. Kuesioner Pengunjung

KUISIONER PEMBELI

Kepada yang saya hormati Bapak/Ibu/Saudara, Saya Astri Widiyawati, NRP

H34104058 mahasiswa Progaram Sarjana Alih Jenis Manajemen Agribisnis,

Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor sedang melakukan penelitian yang

berjudul Strategi Pengembangan Usaha Restoran & Kafe Coffee Time di Bogor

Jawa Barat. Saya mohon kepada Bapak/Ibu/Saudara untuk berkenan mengisi

kuesioner dalam rangka mencari informasi tentang Restoran & Kafe Coffee Time.

Sebelum dan sesudahnya saya ucapkan terima kasih.

Tanggal :

Nama Responden :

Alamat :

A. Identitas Responden

1. Usia anda saat ini :

1. 15 – 25 2. 26 – 35 3. 36 – 45 4. 46 – 55 5. > 55

2. Jenis Kelamin :

1. Pria 2. Wanita

3. Status pernikahan :

1. Menikah 2. Belum Menikah

4. Pekerjaan :

1. Pelajar/Mahasiswa 2. Pegawai Negeri 3. Karyawan Swasta

4. Wiraswasta 5. Ibu Rumah Tangga 6. Lainnya………….

5. Pendidikan Terakhir :

1. SD 2. SLTP 3. SLTA 4. Sarjana 5. Pasca

Sarjana

6. Pengeluaran anda atau keluarga (jika anda sudah berkeluarga) per bulan untuk

kebutuhan konsumsi/makanan (Rp) :

1. < 1 juta

2. 1,5 juta – 2 juta

100

Page 116: Astri Widiyawati

3. 2 juta – 3 juta

4. 3 juta – 4 juta

5. > 5 juta

7. Pengeluaran anda atau keluarga per bulan untuk konsumsi/makan diluar

rumah (Restoran, Rumah Makan, Café, dan sebagainya) (Rp) :

1. < 100.000

2. 100.000 – 200.000

3. 200.000 – 300.000

4. 300.000 – 400.000

5. > 500.000

B. Pendapat Konsumen Mengenai Restoran & Kafe Coffee Time

8. Dari mana anda mendapat informasi tentang Restoran & Kafe Coffee Time:

1. Dari teman

2. Dari brosur/spanduk promosi

3. Dari keluarga

9. Seberapa jauh promosi mempengaruhi anda untuk mengunjungi Restoran &

Kafe Coffee Time:

1. Membuat anda ingin mengunjungi

2. Membuat anda menjadi pelanggan tetap

3. Tidak ada pengaruh

12. Sudah berapa kali anda mengunjungi Restoran & Kafe Coffee Time:

1. 1 kali 2. 2-4 kali 3. Lebih dari 4 kali 4. Lainnya:……...

13. Seberapa jauh pengaruh kedekatan lokasi Restoran & Kafe Coffee Time dari

tempat tinggal anda dalam mempengaruhi anda untuk mengunjungi Restoran

& Kafe Coffee Time:

1. Sangat berpengaruh

2. Agak berpengaruh

3. Tidak berpengaruh

14. Pada saat kapan anda mengunjungi Restoran & Kafe Coffee Time:

1. Siang hari

2. Sore hari

3. Malam hari

101

Page 117: Astri Widiyawati

4. Lainnya :………………

15. Apa yang menjadi pertimbangan anda (berdasarkan ciri atribut yang

menonjol) mengunjungi Restoran & Kafe Coffee Time:

1. Variasi produk

2. Kualitas/Rasa

3. Harga

4. Kuantitas/isi

5. Pelayanan

6. Halal

7. Area parkir

8. Kebersihan dan kenyamanan

18. Untuk acara apa anda mengunjungi Restoran & Kafe Coffee Time:

1. Memenuhi kebutuhan makanan sehari-hari

2. Makan dengan keluarga

3. Bisnis

4. Syukuran

5. Meluangkan waktu senggang

19. Apakah bila Restoran & Kafe Coffee Time tutup pada saat itu, apa yang akan

anda lakukan :

1. Mengunjungi rumah makan lain

2. Kembali ke rumah

20. Apa saran dan harapan anda untuk Restoran & Kafe Coffee Time dimasa akan

datang :

……………………………………………………………………………

……………………………………………………………………………

……………………………………………………………………………

……………………………………………………………………………

102

Page 118: Astri Widiyawati

Lampiran 4. Kuesioner penentuan kunci faktor

Tata Cara Pengisian

1. Pilihlah jawaban yang paling tepat menurut pendapat anda

2. Jawaban anda dijamin kerahasiannya

Pertanyaan di bawah ini berkaitan dengan pendapat anda sebagai

konsumen Restoran & Kafe Coffee Time, Bogor. Mohon tunjukan pendapat anda

dengan memberi tanda (√) dari pilihan yang tersedia

Bauran Atribut Sangat Baik

Baik Cukup Tidak Baik

Sangat Tidak Baik

ProdukInovasi ProdukCita Rasa

Harga Daftar HargaTempat Lokasi strategis

PromosiMedia cetak dan elektronik

Orang

Pelayanan yang baik dan ramahPengetahuan Pelayan

Proses

Kinerja pelayanKecepatan PelayananTanggapan Pelayan

Fisik

Sarana pendukung (Hotspot)Kenyamanan area parkirKebersihan restoran

103

Page 119: Astri Widiyawati

Lampiran 5. Kuisioner Penelitian Penilaian Penentuan Bobot dan Rating Faktor Strategis Internal dan Eksternal Restoran & Kafe Coffee Time

KUISIONER PENELITIAN

SKRIPSI

Analisis Internal Lingkungan Restoran & Kafe Coffee Time

STRATEGI PENGEMBANGAN USAHARESTORAN & KAFE COFFEE TIME DI BOGOR JAWA BARAT

IDENTITAS RESPONDEN

Nama :

Umur :

Jenis Kelamin :

Diharapkan Bapak/Ibu dapat mengisis kuesioner ini secara lengkap, objektif

benar adanya, karena kuesioner ini digunakan untuk penelitian skripsi dengan

tujuan ilmiah sehingga sangat dibutuhkan data yang valid dan akurat.

PENELITI

ASTRI WIDIYAWATI UTAMI

H34104058

DEPARTEMEN AGRIBISNISFAKULTAS EKONOMI MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR2012

104

Page 120: Astri Widiyawati

1.1 Penentuan Peringkat terhadap Kekuatan Perusahaan

Petunjuk Pengisian

a. Tentukan nilai peringkat atau rating terhadap faktor-faktor kekuatan usaha dibandingkan dengan pesaing (usaha sejenis) berikut ini dengan cara memberikan tanda (√) pada pilihan Bapak.

b. Pemberian peringkat didasarkan pada keterangan dibawah ini: Skala 4 = jika faktor tersebut sangat kuat dibandingkan dengan pesaing Skala 3 = jika faktor tersebut kuat dibandingkan dengan pesaing Skala 2 = jika faktor tersebut lemah dibandingkan dengan pesaing Skala 1 = jika faktor tersebut sangat lemah terhadap pesaing

Menurut Bapak dan Ibu, bagaimana kondisi perusahaan bila dibandingkan dengan perusahaan pesaing atau industri-industri yang memproduksi produk sejenis dalam hal faktor-faktor kekuatan yang dimiliki perusahaan sebagai berikut :

Tabel 2. Analisis Faktor Kunci Internal (Kekuatan) Restoran & Kafe Coffee Time

No Faktor-Faktor Kunci Internal 4 3 2 1 alasanKekuatan

1. Citra rasa Internasional2. Inovasi produk3. Pelayanan konsumen yang

memuaskan4. Bahan Baku yang terjamin

kualitas dan kesegaran5. Harga yang terjangkau6. Pencatatan keuangan secara

akuntansi7. Kebersihan dan fasilitas

restoran yang memadai

1.2 Pemberian Peringkat terhadap Kelemahan PerusahaanPetunjuk Pengisiana. Tentukan nilai peringkat atau rating terhadap faktor-faktor kelemahan

usaha dibandingkan dengan pesaing (usaha sejenis) berikut ini dengan cara memberikan kelemahan tanda (√) pada pilihan Bapak.

b. Pemberian beringkat didasarkan pada keterangan berikut ini: Skala 4 = jika faktor tersebut sangat lemah terhadap pesaing Skala 3 = jika faktor tersebut lemah terhadap pesaingSkala 2 = jika faktor tersebut kuat terhadap pesaing Skala 1 = jika faktor tersebut sangat kuat terhadap pesaing

105

Page 121: Astri Widiyawati

Menurut Bapak dan Ibu, bagaimana kondisi perusahaan bila dibandingkan dengan perusahaan pesaing yang memproduksi produk sejenis dalam hal ini faktor-faktor kelemahan yang dimiliki perusahaan sebagai berikut:

Tabel 2. Analisis Faktor Kunci Internal (Kelemahan) Restoran & Kafe Coffee Time

No Kelemahan 4 3 2 1 Alasan1. Belum memiliki sertifikasi

halal dari BPOM2. Lokasi yang kurang strategis3. Pencapaian target penjualan

belum stabil4. Kurangnya promosi5. Tidak memiliki layanan

delivery khusus6. Tidak ada layanan hotspot

1.3 Penentuan Bobot terhadap Faktor Internal Perusahaan (Kekuatan dan Kelemahan)

Petunjuk Pengisiana. Penentuan bobot berdasarkan fakta yang terjadi pada Restoran & Kafe Coffee

Time

b. Bobot yang diberikan mengidentifikasi tingkat kepentingan faktor kunci terhadap keberhasilan perusahaan, tanpa memandang apakah faktor tersebut merupakan kekuatan atau kelemahan internal. Tentukan nilai bobot pada Tabel 2 :Bobot 1, jika indikator horizontal kurang penting dari indikator vertikalBobot 2, jika indikator horizontal sama penting dengan indikator vertikalBobot 3, jika indikator horizontal lebih penting dari pada indikator vertikal

Faktor Kunci Lingkungan Internal A Citra rasa InternasionalB Inovasi produkC Pelayanan konsumen yang memuaskanD Bahan Baku yang terjamin kualitas dan kesegaranE Harga yang terjangkauF Pencatatan keuangan secara akuntansiG Kebersihan dan fasilitas restoran yang memadaiH Belum memiliki sertifikasi halal dari BPOMI Lokasi yang kurang strategisJ Pencapaian target penjualan belum stabilK Kurangnya promosiL Tidak memiliki layanan delivery khususM Tidak ada layanan hotspot

106

Page 122: Astri Widiyawati

Tabel 3. Penentuan Bobot Faktor Kunci Lingkungan Internal Restoran & Kafe Coffee Time

Faktor Kunci

InternalA B C D E F G H I J K L M

Total Bobot

ABCDEFGHIJKLM

107

Page 123: Astri Widiyawati

KUISIONER PENELITIAN

SKRIPSI

Analisis Lingkungan Eksternal Restoran & Kafe Coffee Time

STRATEGI PENGEMBANGAN USAHARESTORAN & KAFE COFFEE TIME DI BOGOR JAWA BARAT

IDENTITAS RESPONDEN

Nama :

Umur :

Jenis Kelamin :

Diharapkan Bapak/Ibu dapat mengisis kuesioner ini secara lengkap, objektif

benar adanya, karena kuesioner ini digunakan untuk penelitian skripsi dengan

tujuan ilmiah sehingga sangat dibutuhkan data yang valid dan akurat.

PENELITI

ASTRI WIDIYAWATI UTAMI

H34104058

DEPARTEMEN AGRIBISNISFAKULTAS EKONOMI MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR2012

108

Page 124: Astri Widiyawati

2.1 Pemberian Peringkat terhadap Peluang Perusahaan

Petunjuk Pengisian :

a. Tentukan nilai peringkat atau rating didasarkan pada kemampuan usaha dalam meraih peluang yang ada berikut ini dengan memberikan tanda (V) pada pilihan Bapak.

b. Pemberian peringkat didasarkan pada keterangan berikut ini: Skala 1 = sangat rendah, respon perusahaan dalam meraih peluang tersebut

kurang Skala 2 = rendah, respon perusahaan dalam meraih peluang tersebut rata-rata Skala 3 = tinggi, respon perusahaan dalam meraih peluang tersebut diatas rata

rata Skala 4 = sangat tinggi, respon perusahaan dalam meraih peluang tersebut

superior. Menurut Bapak, bagaimana kemampuan perusahaan dalam menghadapi

peluang tersebut :

Tabel 4. Analisis Faktor Kunci Lingkungan Eksternal (Peluang) Restoran & Kafe Coffee Time

No Faktor-Faktor Kunci Eksternal 4 3 2 1 AlasanPeluang

1. Perubahan Pola dan Gaya hidup Masyarakat

2. Pertumbuhan jumlah penduduk kota Bogor

3. Peningkatan pendapatan dan daya beli masyarakat kota Bogor

4. Peningkatan jumlah wisatawan asing dan domestik

5 Hambatan masuk industri tinggi

6. Perkembangan kemajuan teknologi

2.2 Pemberian Peringkat terhadap Ancaman Perusahaan

Petunjuk pengisian:

a. Tentukan nilai peringkat atau rating didasarkan pada besarnya ancaman usaha dalam mempengaruhi usaha dimasa yang datang dengan cara memberikan tanda (√) pada pilihan Bapak.

b. Pemberian peringkat didasarkan pada keterangan berikut ini:

Skala 1 = sangat tinggi, respon perusahaan terhadap ancaman tersebut superior Skala 2 = tinggi, respon perusahaan terhadap ancaman tersebut diatas rata-rata

109

Page 125: Astri Widiyawati

Skala 3 = rendah, respon perusahaan terhadap ancaman tersebut rata-rata Skala 4 = sangat rendah, respon perusahaan terhadap ancaman tersebut kurang

Menurut Bapak, bagaimana kemampuan perusahaan dalam menghadapi ancaman tersebut:

Tabel 5. Analisis Faktor Kunci Lingkungan Eksternal (Ancaman) Restoran & Kafe Coffee Time

No Ancaman 4 3 2 1 Alasan1. Tingkat persaingan dalam

industri restoran tinggi2. Kenaikan harga bahan baku3. Banyaknya produk substitusi4. Kekuatan tawar menawar

konsumen tinggi5 Kekuatan tawar menawar

pemasok tinggi

2.3 Penilaian Bobot terhadap Faktor Eksternal Perusahaan (Peluang dan Ancaman)

Petunjuk Pengisian :

a. Penentuan bobot berdasarkan fakta yang terjadi pada Restoran & Kafe Coffee Time

b. Bobot yang di berikan mengindikasi tingkat kepentingan faktor kunci terhadap keberhasilan perusahaan, tanpa memandang apakan faktor tersebu peluang atau ancaman eksternal.

c. Tentuka nilai bobot Pada Tabel 4.

Bobot 1, jika indikator horizontal kurang penting dari pada indikator vertikal

Bobot 2, jika indikator horizontal sama penting dengan indikator vertikal

Bobot 3, jika indikator horizontal lebih penting daripada indikator vertikal

Faktor Kunci Eksternal

A Perubahan Pola dan Gaya hidup Masyarakat

B Pertumbuhan jumlah penduduk kota Bogor

C Peningkatan pendapatan dan daya beli masyarakat kota Bogor

D Peningkatan jumlah wisatawan asing dan domestik

E Hambatan masuk industri tinggi

F Perkembangan kemajuan teknologi

G Tingkat persaingan dalam industri restoran tinggi

H Kenaikan harga bahan baku

I Banyaknya produk substitusi

J Kekuatan tawar menawar konsumen tinggi

K Kekuatan tawar menawar pemasok tinggi

110

Page 126: Astri Widiyawati

Tabel 6. Penentuan Bobot Faktor Kunci Lingkungan Eksternal Restoran & Kafe Coffee Time

Faktor Kunci

Eksternal

A B C D E F G H I J K Total Bobot

ABCDEFGHIJK

111

Page 127: Astri Widiyawati

Lampiran 6. Kuesioner Penelitian untuk Penilaian Attractiveness Score (AS)Alternatif Strategi Restoran & Kafe Coffee Time, Bogor

KUISIONER PENELITIAN

SKRIPSI

Attractiveness Score (AS)Restoran & Kafe Coffee Time

STRATEGI PENGEMBANGAN USAHARESTORAN & KAFE COFFEE TIME DI BOGOR JAWA BARAT

IDENTITAS RESPONDEN

Nama :

Umur :

Jenis Kelamin :

Diharapkan Bapak/Ibu dapat mengisis kuesioner ini secara lengkap, objektif

benar adanya, karena kuesioner ini digunakan untuk penelitian skripsi dengan

tujuan ilmiah sehingga sangat dibutuhkan data yang valid dan akurat.

PENELITI

ASTRI WIDIYAWATI UTAMI

H34104058

DEPARTEMEN AGRIBISNISFAKULTAS EKONOMI MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR2012

112

Page 128: Astri Widiyawati

Tujuan:

QSPM menentukan daya tarik relatif dari berbagai strategi berdasarkan

seberapa jauh faktor keberhasilan kunci internal dan eksternal dimanfaatkan atau

diperbaiki. QSPM secara objektif akan mengindikasikan alternatif strategi mana

yang terbaik untuk dilakukan. Alternatif strategi yang dihasilkan dari analisis

SWOT:

Strategi 1: Meningkatkan volume penjualan dengan menambah saluran

distribusi seperti membuka cabang

Strategi 2: Peningkatan variasi produk dengan penganekaragaman menu

melalui inovasi produk yang didukung oleh kemajuan teknologi

Strategi 3: Mengatasi lokasi yang kurang strategis dan kegiatan promosi yang

kurang gencar dengan memanfaatkan kemajuan teknologi seperti

website, majalah, radio, spanduk,dan sebagainya

Strategi 4: Memasang layanan hotspot dengan memanfaatkan teknologi yang

ada

Strategi 5: Meningkatkan cita rasa, inovasi produk, pelayanan, dan

kenyamanan restoran dengan harga yang terjangkau agar tetap

bertahan dalam persaingan industri

Strategi 6: Pembuatan sertifikasi halal dari BPOM

Strategi 7: Menjaga hubungan baik dengan konsumen serta mencari pemasok

atau bahan baku yang lebih murah dengan kualitas sama dan baik

sehingga dapat mengatasi pencapaian target penjualan

Petunjuk Pengisian:

Tentukan AS atau daya tarik masing-masing faktor internal (kekuatan-

kelemahan) serta faktor eksternal (peluang-ancaman) untuk masing-masing

alternatif strategi pengembangan sebagaimana disebut di atas. Mengajukan

pertanyaan, apakah faktor sukses kritis ini mempengaruhi pilihan strategi yang

dibuat. Jika jawabannya ”Tidak”, maka kolom AS tidak perlu diisi, jika

jawabannya ”Ya” maka kolom AS diisi dengan:

1 = Jika alternatif strategi tidak menarik dibandingkan relatif terhadap

alternatif lain.

113

Page 129: Astri Widiyawati

2 = Jika alternatif strategi agak menarik dibandingkan relatif terhadap

alternatif lain.

3 = Jika alternatif strategi cukup menarik dibandingkan relatif terhadap

alternatif lain.

4 = Jika alternatif strategi sangat menarik dibandingkan relatif terhadap

alternatif lain.

Matriks QSPM

Strategi BOBOTStrategi 1 Strategi 2 Strategi 3 Strategi 4 Strategi 5 Strategi 6 Strategi 7

AS TAS AS TAS AS TAS AS TAS AS TAS AS TAS AS TAS

Kekuatan                              

 -                   -                  

 -                  

Kelemahan                  

 -                  

 -                  

 -                  

Peluang                  

 -                  

 -                  

 -                  

Ancaman                  

 -                  

 -                  

-                              

TOTAL                              

114

Page 130: Astri Widiyawati

Lampiran 7. Penilaian Bobot dan Rating Faktor Internal

Penilaian Responden Pemilik Terhadap Faktor Internal (Bobot)

FK A B C D E F G H I J K L M TOTALBOBOT

BOBOT 40%

A   2 3 1 3 3 1 3 2 1 2 3 2 26 0.083 0.033B 2   2 1 3 3 1 3 3 2 2 2 2 26 0.083 0.033C 1 2   2 2 3 1 2 2 2 2 3 2 24 0.077 0.031D 3 3 2   3 3 2 2 2 1 3 3 2 29 0.093 0.037E 1 1 2 1   3 1 2 2 2 3 2 1 21 0.067 0.027F 1 1 1 1 1   1 2 2 1 2 2 1 16 0.051 0.021G 3 3 3 2 3 3   3 3 2 2 3 3 33 0.106 0.042H 1 1 2 2 2 2 1   2 1 2 2 1 19 0.061 0.024I 2 1 2 2 2 2 1 2   1 2 2 2 21 0.067 0.027J 3 2 2 3 2 3 2 3 3   3 3 2 31 0.099 0.040K 2 2 2 1 1 2 2 2 2 1   3 2 22 0.071 0.028L 1 2 1 1 2 2 1 2 2 1 1   2 18 0.058 0.023M 2 2 2 2 3 3 1 3 2 2 2 2   26 0.083 0.033

312 1.000 0.400

Penilaian Responden Manajer 1 Terhadap Faktor Internal (Bobot)

FK A B C D E F G H I J K L M TOTAL BOBOTBOBOT

30%A   1 1 2 1 2 1 1 1 1 2 3 2 18 0.058 0.017B 3   2 2 1 3 2 1 2 1 1 3 3 24 0.077 0.023C 3 2   3 2 3 3 1 3 2 2 3 2 29 0.093 0.028D 2 2 1   1 2 2 1 2 1 2 3 2 21 0.067 0.020E 3 3 2 3   3 3 2 2 2 2 3 3 31 0.099 0.030F 2 1 1 2 1   1 1 2 1 2 3 2 19 0.061 0.018G 3 2 1 2 1 3   1 2 1 2 3 3 24 0.077 0.023H 3 3 3 3 2 3 3   2 2 2 3 3 32 0.103 0.031I 3 2 1 2 2 2 2 2   2 2 3 3 26 0.083 0.025J 3 3 2 3 2 3 3 2 2   3 3 3 32 0.103 0.031K 2 3 2 2 2 2 2 2 2 1   3 2 25 0.080 0.024L 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1   1 12 0.038 0.012M 2 1 2 2 1 2 1 1 1 1 2 3   19 0.061 0.018

312 1.000 0.300

Penilaian Responden Manajer 2 Terhadap Faktor Internal (Bobot)

115

Page 131: Astri Widiyawati

FK A B C D E F G H I J K L M TOTAL BOBOTBOBOT

30%A   1 1 2 1 1 2 1 1 1 3 3 3 20 0.064 0.019B 3   2 2 2 1 1 1 1 1 2 3 3 22 0.071 0.021C 3 2   2 2 1 2 1 1 1 2 3 3 23 0.074 0.022D 2 2 2   2 2 2 1 1 1 2 2 2 21 0.067 0.020E 3 2 2 2   3 2 1 2 2 2 2 2 25 0.080 0.024F 3 3 3 2 1   1 1 2 2 2 3 3 26 0.083 0.025G 2 3 2 2 2 3   1 2 2 2 3 2 26 0.083 0.025H 3 3 3 3 3 3 3   3 3 3 3 3 36 0.115 0.035I 3 3 3 3 2 2 2 1   2 2 3 2 28 0.090 0.027J 3 3 3 3 2 2 2 1 2   2 3 2 28 0.090 0.027K 1 2 2 2 2 2 2 1 2 2   3 2 23 0.074 0.022L 1 1 1 2 2 1 1 1 1 1 1   1 14 0.045 0.013M 1 1 1 2 2 1 2 1 2 2 2 3   20 0.064 0.019

312 1.000 0.300

Penilaian Responden Internal Terhadap Rating InternalNo Faktor Internal Pemilik Pemilik

(40%)Manajer 1 Manajer 1

(30%)Manajer 2 Manajer 2

(30%)1 Citra rasa internasional 4 1.6 4 1.2 4 1.2

2 Inovasi produk 3 1.2 3 0.9 3 0.93 Pelayanan konsumen

yang memuaskan4 1.6 3 0.9 4 1.2

4 Bahan Baku yang terjamin kualitas dan kesegaran

4 1.6 4 1.2 4 1.2

5 Harga yang terjangkau 4 1.6 4 1.2 4 1.26 Pencatatan keuangan

secara akuntansi2 0.8 2 0.6 3 0.9

7 Kebersihan dan kenyamanan restoran

4 1.6 4 1.2 4 1.2

8 Belum memiliki sertifikasi halal dari BPOM

4 1.6 3 0.9 2 0.6

9 Lokasi yang kurang strategis

2 0.8 1 0.3 1 0.3

10 Pencapaian target penjualan belum stabil

2 0.8 2 0.6 2 0.6

11 Kurangnya promosi 2 0.8 2 0.6 2 0.612 Tidak memiliki

layanan delivery khusus

3 1.2 2 0.6 3 0.9

13 Tidak ada layanan hotspot

4 1.6 4 1.2 4 1.2

Hasil Keseluruhan Bobot Internal

116

Page 132: Astri Widiyawati

Faktor Pemilik40%

Supervisor 130%

Supervisor 230% Total Bobot

KunciA 0.033 0.017 0.019 0.070B 0.033 0.023 0.021 0.078C 0.031 0.028 0.022 0.081D 0.037 0.020 0.020 0.078E 0.027 0.030 0.024 0.081F 0.021 0.018 0.025 0.064G 0.042 0.023 0.025 0.090H 0.024 0.031 0.035 0.090I 0.027 0.025 0.027 0.079J 0.040 0.031 0.027 0.097K 0.028 0.024 0.022 0.074L 0.023 0.012 0.013 0.048M 0.033 0.018 0.019 0.071

TOTAL BOBOT INTERNAL 1.000

Hasil Keseluruhan Rating InternalFaktor Pemilik

40%Supervisor1

30%Supervisor 2

30%Total Rating

KunciA 1.6 1.2 1.2 4.000B 1.2 0.9 0.9 3.000C 1.6 0.9 1.2 3.700D 1.6 1.2 1.2 4.000E 1.6 1.2 1.2 4.000F 0.8 0.6 0.9 2.300G 1.6 1.2 1.2 4.000H 1.6 0.9 0.6 3.100I 0.8 0.3 0.3 1.400J 0.8 0.6 0.6 2.000K 0.8 0.6 0.6 2.000L 1.2 0.6 0.9 2.700M 1.6 1.2 1.2 4.000

TOTAL RATING INTERNAL 40.200

Lampiran 8. Penilaian Bobot dan Rating Faktor Eksternal

Penilaian Responden Pemilik Terhadap Faktor Eksternal (Bobot)

117

Page 133: Astri Widiyawati

FK A B C D E F G H I J K TOTAL BOBOTBOBOT

30%A   3 2 2 3 3 1 2 2 2 1 21 0.095 0.029B 1   1 2 1 3 1 1 3 2 2 17 0.077 0.023C 2 3   2 1 2 2 2 3 3 2 22 0.100 0.030D 2 2 2   1 3 1 2 2 2 1 18 0.082 0.025E 1 3 3 3   3 2 2 2 3 2 24 0.109 0.033F 1 1 2 1 1   1 2 2 2 1 14 0.064 0.019G 3 3 2 3 2 3   2 2 3 2 25 0.114 0.034H 2 3 2 2 2 2 2   3 3 2 23 0.105 0.031I 2 1 1 2 2 2 2 1   1 1 15 0.068 0.020J 2 2 1 2 1 2 1 1 3   1 16 0.073 0.022K 3 2 2 3 2 3 2 2 3 3   25 0.114 0.034

220 1.000 0.300

Penilaian Responden Manajer 1 Terhadap Faktor Eksternal (Bobot)

FK A B C D E F G H I J K TOTAL BOBOTBOBOT

25%A   3 3 3 3 3 2 2 2 3 2 26 0.118 0.030B 1   1 2 1 2 1 1 2 2 1 14 0.064 0.016C 2 3   2 1 2 1 1 3 2 1 18 0.082 0.020D 2 2 2   1 3 1 1 2 2 1 17 0.077 0.019E 3 2 2 1   3 1 1 3 3 2 21 0.095 0.024F 1 2 2 1 1   1 1 2 3 1 15 0.068 0.017G 3 3 3 3 2 3   3 3 2 2 27 0.123 0.031H 3 3 3 3 2 3 1   3 2 2 25 0.114 0.028I 1 2 1 2 2 2 1 1   1 1 14 0.064 0.016J 1 2 2 2 1 1 2 2 3   2 18 0.082 0.020K 2 3 3 3 2 3 2 2 3 2   25 0.114 0.028

220 1.000 0.250

Penilaian Responden Manajer 2 Terhadap Faktor Eksternal (Bobot)

FK A B C D E F G H I J K TOTAL BOBOTBOBOT

25%A   1 3 3 3 3 2 2 3 3 2 25 0.114 0.028

118

Page 134: Astri Widiyawati

B 1   2 2 1 3 1 1 3 3 1 18 0.082 0.020C 2 2   2 1 2 1 1 2 3 1 17 0.077 0.019D 1 2 2   1 3 1 1 3 3 1 18 0.082 0.020E 3 2 3 3   3 1 2 3 3 1 24 0.109 0.027F 1 1 2 1 1   1 1 2 2 1 13 0.059 0.015G 3 3 3 3 2 3   2 3 3 2 27 0.123 0.031H 2 3 3 3 2 3 2   3 3 2 26 0.118 0.030I 1 1 2 1 1 2 1 1   2 1 13 0.059 0.015J 1 1 1 1 1 2 1 1 2   1 12 0.055 0.014K 3 3 3 3 2 3 2 2 3 3   27 0.123 0.031

220 1.000 0.250

Penilaian Responden Terhadap Rating EksternalNo Faktor

EksternalPemilik Pemilik

(30%)Manajer

opr 1Manajer opr 1

(25%)Manajer

opr 2Manajer opr

2 (25%)Konsumen Konsumen

(20%)

1 Perubahan Pola dan Gaya hidup Masyarakat

4 1.2 4 1 4 1 3.533 0.707

2 Pertumbuhan jumlah penduduk kota Bogor

3 0.9 4 1 3 0.75 2.967 0.593

3 Peningkatan pendapatan dan daya beli masyarakat kota Bogor

4 1.2 3 0.75 4 1 3.233 0.647

4 Peningkatan jumlah wisatawan asing dan domestik

3 0.9 3 0.75 4 1 2.600 0.520

5 Hambatan masuk industri tinggi

4 1.2 3 0.75 4 1 3.200 0.640

6 Perkembangan kemajuan teknologi

3 0.9 3 0.75 4 1 2.900 0.580

7 Keamanan lingkungan Kota Bogor

3 0.9 2 0.5 2 0.5 3.033 0.607

8 Tingkat persaingan dalam industri restoran tinggi

1 0.3 1 0.25 1 0.25 2.800 0.560

9 Banyaknya produk substitusi

3 0.9 3 0.75 2 0.5 2.467 0.493

10 Kekuatan tawar menawar konsumen tinggi

3 0.9 3 0.75 2 0.5 2.333 0.467

11 Kekuatan tawar-menawar pemasok tinggi

2 0.6 1 0.25 2 0.5 2.900 0.580

Hasil Keseluruhan Bobot EksternalFaktor Pemilik

30%Supervisor 1

25%Supervisor 2

25%Konsumen

20% total bobotKunci

A 0.029 0.030 0.028 0.020 0.107

119

Page 135: Astri Widiyawati

B 0.023 0.016 0.020 0.014 0.074C 0.030 0.020 0.019 0.018 0.088D 0.025 0.019 0.020 0.015 0.080E 0.033 0.024 0.027 0.023 0.107F 0.019 0.017 0.015 0.013 0.064G 0.034 0.031 0.031 0.023 0.118H 0.031 0.028 0.030 0.022 0.112I 0.020 0.016 0.015 0.014 0.065J 0.022 0.020 0.014 0.014 0.070K 0.034 0.028 0.031 0.023 0.116

TOTAL BOBOT EKSTERNAL 1.000

Hasil Keseluruhan Rating EksternalFaktor Pemilik

30%Supervisor1

25%Supervisor 2

25%Konsumen

20% total ratingKunci

A 1.2 1 1 0.707 3.907B 0.9 1 0.75 0.593 3.243C 1.2 0.75 1 0.647 3.597D 0.9 0.75 1 0.520 3.170E 1.2 0.75 1 0.640 3.590F 0.9 0.75 1 0.580 3.230G 0.9 0.5 0.5 0.607 2.507H 0.3 0.25 0.25 0.560 1.360I 0.9 0.75 0.5 0.493 2.643J 0.9 0.75 0.5 0.467 2.617K 0.6 0.25 0.5 0.580 1.930

TOTAL RATING EKSTERNAL 31.793

Lampiran 9. Menu Daftar Harga Restoran & Kafe Coffee Time Tahun 2012

No Menu Makanan HargaCOFFEE TIME BREAKFAST

1. Omelette 15.000

2 Coffee Time Top Breakfast

25.000

SOUP

120

Page 136: Astri Widiyawati

3 Seafood Cassava Soup

13.000

4 Potato Soup 20.0005 Tomato Soup 20.0006 Asparagus Soup 20.0007 Cream Soup 13.000

SALAD’S8 Rainy City Salad 15.0009 Caesar Salad 15.000

MAIN COURSES10 Coffee Time

Fried Chicken15.000

11 Geulis Chicken Roll

27.500

12 Sunda Steak 25.00013 Beef with black

papper Sauce25.000

14 Coffee Time beef 25.00015 Coffee Time

Spare Ribs35.000

16 Oxtail Soup 35.00017 Coffee Time

Special Fried Rice

20.000

18 Anchovy Fried Rice

20.000

19 Guntur Fried Noodles

20.000

20 Grilled/Fried Fish 40.00021 Spaghetti with

Black Papper Sauce

25.000

22 Fried Kwetiaw 20.00023 Seafood

Mayonnaise25.000

24 Gurame Fish Mango Sauce

25.000

25 Mie Ronggeng 20.00026 Fish & Chips 25.00027 Tongseng Buntut

Sapi35.000

28 Mun Tahu 22.500KIDS MEALS

29 Spaghetti Bolognaise

20.000

30 I Love Chicken 20.00031 Beef Patty Steak 22.500

32 Nachos 22.50033 Coffee Time

Spring Rolls15.000

34 Special Bread Roll 15.00035 Coffee Time Toast 15.00036 Coffee Time

Sandwich25.000

37 Chicken Wings with Potato Wedges

20.000

38 TempuraWith Chips

20.000

39 Fried Calamari 20.00040 Fashion Sausages

with Potato Wedges

20.000

LIGHT MEALS41 Pletok Tofu 10.00042 Crispy fried

Banana With Cheese

15.000

43 Coffee Time Grilled Banana

15.000

DESSERT’S44 Caramel Pancake

with Ice Cream15.000

45 Brownies With Ice Cream

15.000

46 Fruity Youhurt 15.00047 Banana Rolls

With Ice Cream17.500

48 Black sticky Rice With Ice Cream

17.000

No Menu Minuman HargaCoffee Time Super Special

1 Robusta Super Special

40.000

2 Arabica Super Special

60.000

Coffee Time Coffee3 Black Coffee 9.0004 Instant Latte 12.000

121

Page 137: Astri Widiyawati

Coffee5 Vietnam Coffee 13.0006 Sumatra Robusta

Guntur30.000

7 Low Caffeine Coffee

30.000

8 Toraja Arabica Special Blend

20.000

Special Mix Arabica9 Hot Latte 25.00010 Iced Latte 25.00011 Iced Coffee 25.00012 Express coffee 25.000

Special Mix Robusta13 Hot Cappucino 25.00014 Hot Latte 25.000

Beverages15 Hot Green Tea 17.00016 Hot Lemon Tea 9.00017 Hot Spicy Tea 8.00018 Iced Lemon Tea 10.00019 Iced Spicy Tea 10.00020 Oreo Shake 15.00021 Root Beer Float 15.00022 Strawberry Juice 15.00023 Orange Juice 15.00024 Melon Juice 15.00025 Soursop Juice 15.00026 Sensation Juice 15.00027 Fit Juice 15.00028 Melosis Juice 15.00029 Lemon Squash 13.00030 Strawberry Crush 15.00031 Mango Crush 15.00032 Milkshake With

Whipped Cream15.000

33 Munti Sexy 15.00034 Coffee Time Hot

Ginger15.000

35 Bandrek/Milk Bandrek

10.000

36 Hot Chocolate 15.00037 Iced Chocolate 16.00038 Sereh Juice 15.00039 Sexy Slank 17.00040 Mineral Water 5.000

BEER41 Heineken Bottle 22.000

122

Page 138: Astri Widiyawati

Lamiran 10. Tabulasi Jawaban Responden Untuk Prioritas Strategi

FAKTOR Pengembangan Pasar Penetrasi Pasar Pengembangan Produk Integrasi belakang dan horizontalKUNCI R1 R2 R3 RATA2 R1 R2 R3 RATA2 R1 R2 R3 RATA2 R1 R2 R3 RATA2

Kekuatan                          1 3 3 3 3.000 4 4 4 4.000 2 2 2 2.000 2 1 2 1.6672 3 3 4 3.333 4 3 4 3.667 2 1 2 1.667 2 1 1 1.3333 3 3 4 3.333 4 4 4 4.000 2 3 3 2.667 3 2 2 2.3334 3 3 3 3.000 3 3 4 3.333 3 3 3 3.000 4 4 3 3.6675 3 3 3 3.000 4 4 4 4.000 3 3 4 3.333 4 4 3 3.6676 2 1 2 1.667 2 1 3 2.000 2 1 1 1.333 1 1 1 1.0007 3 2 3 2.667 4 4 4 4.000 4 3 4 3.667 2 2 2 2.000

Kelemahan                    1 1 2 2 1.667 2 3 2 2.333 2 2 2 2.000 2 2 2 22 3 4 3 3.333 2 2 2 2.000 4 4 4 4.000 1 1 2 1.3333 4 4 4 4.000 3 4 4 3.667 3 4 3 3.333 3 3 4 3.3334 3 4 3 3.333 2 3 3 2.667 4 3 4 3.667 2 2 3 2.3335 2 2 2 2.000 2 2 1 1.667 2 3 3 2.667 1 1 1 16 3 2 3 2.667 1 2 2 1.667 3 3 3 3.000 2 2 2 2

Peluang                      1 4 4 4 4.000 4 3 4 3.667 4 3 4 3.667 2 2 2 2.0002 4 4 4 4.000 3 3 4 3.333 3 3 4 3.333 2 3 3 2.6673 3 3 3 3.000 4 3 3 3.333 3 3 4 3.333 2 2 3 2.3334 3 2 3 2.667 2 3 3 2.667 2 3 3 2.667 1 2 2 1.6675 3 2 3 2.667 3 3 3 3.000 3 3 3 3.000 2 1 2 1.6676 3 2 2 2.333 3 4 3 3.333 4 4 4 4.000 1 2 2 1.667

Ancaman                      1 3 4 3 3.333 4 4 4 4.000 4 4 3 3.667 4 4 4 4.0002 3 2 3 2.667 2 3 2 2.333 2 3 2 2.333 4 3 4 3.6673 2 2 2 2.000 4 4 3 3.667 3 3 2 2.667 4 3 3 3.3334 3 3 3 3.000 4 3 3 3.333 3 3 4 3.333 4 3 3 3.3335 2 2 2 2.000 2 2 2 2.000 2 1 2 1.667 4 4 4 4.000

Page 139: Astri Widiyawati

115

123

Page 140: Astri Widiyawati

Lampiran 11. Hasil Matriks QSPM

Strategi BOBOTStrategi 1 Strategi 2 Strategi 3 Strategi 4

AS TAS AS TAS AS TAS AS TASKekuatan                  

1 0.069 3.000 0.208 4.000 0.278 2.000 0.139 1.667 0.1162 0.076 3.333 0.252 3.667 0.278 1.667 0.126 1.333 0.1013 0.082 3.333 0.274 4.000 0.329 2.667 0.220 2.333 0.1924 0.075 3.000 0.225 3.333 0.250 3.000 0.225 3.667 0.2755 0.083 3.000 0.250 4.000 0.333 3.333 0.277 3.667 0.3056 0.064 1.667 0.106 2.000 0.127 1.333 0.085 1.000 0.0647 0.096 2.667 0.255 4.000 0.383 3.667 0.351 2.000 0.191

Kelemahan            1 0.087 1.667 0.145 2.333 0.203 2.000 0.174 2.000 0.1742 0.080 3.333 0.268 2.000 0.161 4.000 0.321 1.333 0.1073 0.098 4.000 0.391 3.667 0.359 3.333 0.326 3.333 0.3264 0.075 3.333 0.250 2.667 0.200 3.667 0.276 2.333 0.1755 0.046 2.000 0.092 1.667 0.077 2.667 0.123 1.000 0.0466 0.068 2.667 0.183 1.667 0.114 3.000 0.205 2.000 0.137

Peluang            1 0.109 4.000 0.435 3.667 0.398 3.667 0.398 2.000 0.2172 0.073 4.000 0.293 3.333 0.244 3.333 0.244 2.667 0.1953 0.086 3.000 0.259 3.333 0.287 3.333 0.287 2.333 0.2014 0.079 2.667 0.212 2.667 0.212 2.667 0.212 1.667 0.1325 0.106 2.667 0.283 3.000 0.319 3.000 0.319 1.667 0.1776 0.064 2.333 0.148 3.333 0.212 4.000 0.254 1.667 0.106

Ancaman            1 0.119 3.333 0.397 4.000 0.476 3.667 0.437 4.000 0.4762 0.113 2.667 0.301 2.333 0.263 2.333 0.263 3.667 0.4143 0.065 2.000 0.129 3.667 0.237 2.667 0.172 3.333 0.2154 0.070 3.000 0.209 3.333 0.232 3.333 0.232 3.333 0.2325 0.117 2.000 0.233 2.000 0.233 1.667 0.194 4.000 0.466

TOTAL     5.799   6.205   5.861   5.042

116

124

Page 141: Astri Widiyawati

Lampiran 12. Bauran Pemasaran Restoran & Kafe Coffee Time

Gambar 1. Produk Restoran dan Kafe Coffee Time

Gambar 2. Menu Harga

Gambar 3. Tempat Nyaman, dan Bersih Gambar 4. Salah Satu Strategi Promosi

Gambar 5. Area Parkir Memadai Gambar 6. Toilet dan tempat cuci tangan 125

0

Page 142: Astri Widiyawati