assma

15
Medis dan Keperawatan a) Penatalaksanaan Medis (1) Terapi Obat Penatalaksanaan medis pada penderita asma bisa dilakukan dengan pengguaan obat-obatan asma dengan tujuan penyakit asma dapat dikontrol dan dikendalikan. Karena belum terlalu lama ini, yakni baru sejak pertengahan tahun 1990-an mulai mengental keyakinan di kalangan kedokteran bahwa asma yang tidak terkendali dalam jangka panjang bisa menyebabkan kerusakan pada saluran pernapasan dan paru-paru. Cara menangani asma yang reaktif, yakni hanya pada saat datangnya serangan sudah ketinggalan zaman. Hasil penelitian medis menunjukkan bahwa para penderita asma yang terutama menggantungkan diri pada obat-obatan pelega (reliever/bronkodilator) secara umum memiliki kondisi yang buruk dibandingkan penderita asma umumnya. Selanjutnya prosentase keharusan kunjungan ke unit gawat daruat (UGD), keharusan mengalami rawat inap, dan risiko kematiannya karena asma juga lebih tinggi. Hal ini membuktikan bahwa pasa asma ekstrinsik, penyebab asma yang mereka derita adalah karena peradangan (inflamasi), dan bukan karena bronkokonstriksi. Dengan demikian, dokter masa kini menggunakan obat peradangan sebagai senjata utama, sedang obat-obatan pelega sebagai pendukung. Keyakinan ini sangat disokong oleh penemuan

description

hjj

Transcript of assma

Medis dan Keperawatana) Penatalaksanaan Medis(1) Terapi ObatPenatalaksanaan medis pada penderita asma bisa dilakukan dengan pengguaan obat-obatan asma dengan tujuan penyakit asma dapat dikontrol dan dikendalikan. Karena belum terlalu lama ini, yakni baru sejak pertengahan tahun 1990-an mulai mengental keyakinan di kalangan kedokteran bahwa asma yang tidak terkendali dalam jangka panjang bisa menyebabkan kerusakan pada saluran pernapasan dan paru-paru.Cara menangani asma yang reaktif, yakni hanya pada saat datangnya serangan sudah ketinggalan zaman. Hasil penelitian medis menunjukkan bahwa para penderita asma yang terutama menggantungkan diri pada obat-obatan pelega (reliever/bronkodilator) secara umum memiliki kondisi yang buruk dibandingkan penderita asma umumnya. Selanjutnya prosentase keharusan kunjungan ke unit gawat daruat (UGD), keharusan mengalami rawat inap, dan risiko kematiannya karena asma juga lebih tinggi.Hal ini membuktikan bahwa pasa asma ekstrinsik, penyebab asma yang mereka derita adalah karena peradangan (inflamasi), dan bukan karena bronkokonstriksi. Dengan demikian, dokter masa kini menggunakan obat peradangan sebagai senjata utama, sedang obat-obatan pelega sebagai pendukung. Keyakinan ini sangat disokong oleh penemuan obat-obatan pencegah peradangan saluran pernapasan, yang aman untuk digunakan dalam jangka panjang.Menurut AAAI (Amerika Academy of Allergy, Asthma & Immunology) penggolongan obat asma (Hadibroto & Alam, 2006) adalah sebagai berikut:a) Obat-obat anti peradangan (preventer)(1) Usaha pengendalian asma dalam jangka panjang(2) Golongan obat ini mencegah dan mengurangi peradangan, pembengkakan saluran napas, dan produksi lendir(3) Cara kerjanya adalah dengan mengurangi sensitivitas saluran pernapasan terhadap pemicu asma yang berupa alergen.(4) Penggunaannya harus teratur dalam jangka panjang(5) Daya kerja lambat/gradual, biasanya mengambil waktu sekitar dua minggu baru terlihat efektivitasnya ayang terukur.Contoh obat anti peradangan adalah beclometasone [Becotide], budesonide [Pulmicort], fluticasone [Flixotide], mometasone [Asmanex], dan montelukast [Singulair] secara bertahap mengurangi peradangan saluran napas dan (jika digunakan secara teratur) akan mengontrol penyakit asma. Obat pencegah biasanya tersedia dalam bentuk inhaler berwarna cokelat, putih, merah, atau oranye, meskipun beberapa (misalnya montelukast) tersedia dalam tablet.b) Obat-obat pelega gejala berjangka panjangObat-obat pelega gejala berjangka panjang dalam nama generik yang ada di pasaran adalah salmeterol hidroksi naftoat (salmeterol xinafoate) dan teofilin (theophylline).(1) SalmeterolObat ini adalah bronkodilator yang bekerja perlahan dimana obat ini bekerja dengan mengendurkan oto-otot yang mengelilingi saluran pernapasan. Obat ini paling efektif bila dikombinasikan dengan suatu obat kortikosteroid hirup, dan tidak dapat berfungsi sebagai pelega seketika dalam hal terjadi serangan asma.Obat ini umumnya bekerja setelah setengah jam dan daya kerjanya bertahan hingga 12 jam. Obat ini disajikan dalam bentuk obat hirup dosis terukut dan obat hirup bubuk kering. Obat ini tidak dapat digunakan untuk anak-anak di bawah 12 tahun.(2) TeofilinObat ini termasuk satu golongan dengan kafein (zat aktif yang terdapat dalam secangkir kopi) dan termasuk bronkodilator yang lama daya kerjanya. Efek samping obat ini sama seperti kafein sehingga tidak dianturkan untuk pasien hiperaktif.(3) Albuterol Sulfat atau Salbutamol.Bronkolidarot yang paling populer dan disajikan dalam bentuk obat hirup dosis terukur, obat hirup bubuk kering, larutan untuk alat nebulizer, sirup, tablet biasa, tablet lepas-tunda (extended-reliase). Bentuk hirup bekerja lebih karena langsung menuju saluran pernapasan yang bermasalah, ketimbang harus lewat lambung dulu. Efek samping obat ini dapat menyebabkan stimulasi, jantung berdebar, dan pusing.Merek yang paling populer adalah Ventolin dan Proventil yang disajikan sebagai obat hirup dosis terukur. Proventil HFA sebagai obat hirup bubuk kering. Ventolin terdaftar di Indonesia dalam bentuk sediaan tablet, sirup, nebulizer, dan spray. Merek lain adalah Ascolen.c) Obat-obat pelega gejala asma (reliever/bronkodilator)Misalnya salbutamol [Ventolin], terbutaline [Bricanyl], formoterol [Foradil, Oxis], dan salmeterol [Serevent] secara cepat mengembalikan saluran napas yang menyempit yang terjadi selama serangan asma ke kondisi semula. Obat pereda/pelega biasanya tersedia dalam bentuk inhaler berwarna biru atau abu-abu.d) Obat-obatan kortikosteroid oralKortikosteroid oral adalah obat yang ampuh untuk mengatasi pembengkakan dan peradangan yang mencetuskan serangan asma. Obat ini membutuhkan enam hingga delapan jam untuk bekerja, sehingga makin cepat digunakan makin cepat pula daya kerja yang dirasakan.Malam hari termasuk waktu dimana serangan asma paling sering terjadi, karena fungsi paru-paru berada pada titik yang paling rendah di tengan malam. Dari hasil penelitian terbukti bahwa dosis kortikosteroid oral yang diberikan di siang hari bisa membantu mereka yang mengalami serangan asma untuk tidur pada malam harinya.Di sisi lain, efek samping penggunaan kortikosteroid oral juga cukup nyata, seperti perubahan suasana hati (mood changes), meningkatnya selera makan, perubahan berat badan, dan gejala demam yang ditekan. Akan tetapi, efek samping dari penggunaan kortikosteroid ini tidak perlu dikhawatirkan jika penggunaannya hanya dalam jangka pendek dan kadangkala saja.(1) Prednison (Prednisone)Prednison adalah preparat kortikosteroid oral yang paling umum digunakan. Obat ini disajikan dalam bentuk pil maupun sirup.(2) Prednisolon (Prednisolone)Prednisolon adalah kortikosteroid oral yang sangat mirip prednisone, dengan kelebihan rasanya yang lebih bisa diterima anak-anak. Dengan merek Prelone disajikan sebagai sirup 15 mg per 5 ml. Prediaped disajikan sebagai sirup 5 mg per 5 ml.(3) Metilprednisolon (Methylprednisolone)Sangat mirip dengan prednisolon, tetapi harganya lebih mahal. Biasanya digunakan di rumah sakit dengan cara intravenuous.(4) Deksametason (Dexamethasone)Dengan merek Decadron, satu dosis tunggalnya berdaya kerja dua hingga tiga kali lebih lama dibandingkan preparat kortikosteroid yang lain. Cocok untuk pasien anak-anak yang sulit minum obat.(2) Alat-alat hirupAlat hirup dosis terukur atau Metered Dose Inhaler (MDI) disebut juga inhaler atau puffer adalah alat yang paling banyak digunakan untuk menghantar obat-obatan ke saluran pernapasan atau paru-paru pemakainnya. Alat ini menyandang sebutan dosis terukur (metered-dose) karena memang menghantar suatu jumlah obat yang konsisten/terukur dengan setiap semprotan.Sebagai hasil teknologi mutakhir, alat hirup dosis terukur kini bisa digunakan oleh segala tingkatan usia, mulai dari balita hingga lansia. Alat hirup dosis terukur memuat obat-obatan dan cairan tekan (pressurized liquid), biasanya chlorofluorocerbous/CFC, yang mengembang menjadi gas ketika melewati moncongnya. Cairan yang sebutan populernya adalah propelan tersebut memecah obat-obatan yang dikandung menjadi butiran-butiran atau kabut halus, dan mendorongnya keluar dari moncong masuk ke saluran pernapasan atau paru-paru pemakainya.b) Penatalaksanaan KeperawatanPenatalaksanaan keperawatan yang dapat dilakukan pada penderita asma adalah sebagai berikut, yaitu memberikan penyuluhan (pendidikan kesehatan), pemberian cairan, fisiotherapy, dan beri O2 bila perlu.11. Kemungkinan Diagnosa Keperawatana) Tidak efektifnya bersihan jalan nafas berhubungan dengan gangguan suplai oksigen (bronkospasme), penumpukan sekret, sekret kental.b) Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan gangguan suplai oksigen (bronkospasme).c) Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan gangguan suplai oksigen (bronkuspasme).d) Risiko tinggi terhadap infeksi berhubungan dengan tidak adekuat imunitas.

pengobatan terapiPrinsip umum pengobatan asma bronchial adalah: 1.Menghilangkanobstruksijalannafasdengansegera2.Mengenaldanmenghindarifaktor-faktoryangdapatmencetuskanseranganasma3.Memberikanpenerangankepadapenderitaataukeluarganyamengenaipenyakitasma. Meliputi pengobatan dan perjalanan penyakitnya sehingga penderita mengertitujuan pengobatan yang diberikan dan bekerjasama dengan dokter atau perawat yangmerawat.- PengobatanPengobatan pada asma bronkhial terbagi 2, yaitu:1)Pengobatannonfarmakologika.Memberikanpenyuluhanb.Menghindarifaktorpencetusc.Pemberiancairand. Fisioterapie.BeriObila perlu2)Pengobatanfarmakologik-Bronkodilator: obat yang melebarkan saluran nafas.Terbagi dalam 2golongan:a.Simpatomimetik/andrenergik(adrenalindanefedrin)Nama obat: Orsiprenalin (Alupent), fenoterol (berotec), terbutalin (bricasma).b.Santin(teofilin)Nama obat: Aminofilin (Amicam supp), Aminofilin (Euphilin Retard), Teofilin(Amilex)Penderita dengan penyakit lambung sebaiknya berhati-hati bila minum obat ini.- KromalinKromalin bukan bronkodilator tetapi merupakan tetapi merupakan obat pencegahserangan asma. Kromalin biasanya diberikan bersama-sama obat anti asma yanglain dan efeknya baru terlihat setelah pemakaian 1 bulan.- KetolifenMempunya efek pencegahan terhadap asma seperti kromalin. Biasanya diberikandosis 2 kali 1 mg/hari. Keuntungan obat ini adalah dapat diberikan secara oral.(sumber : http://library.usu.ac.id/download/fk/keperawatan-dudut2.pdf)2.8 PenatalaksanaanSerangan Asma Akut : Oksigen nasal atau masker dan terapi cairan parenteral. Adrenalin 0,1- 0,2 ml larutan : 1 : 1000, subkutan. Bila perlu dapat diulang setiap 20 menit sampai 3 kali.Dilanjutkan atau disertai salah satu obat tersebut di bawah ini (per oral) :Golongan Beta 2- agonist untuk mengurangi bronkospasme :Efedrin : 0,5 1 mg/kg/dosis, 3 kali/ 24 jamSalbutamol : 0,1-0,15 mg/kg/dosis, 3-4 kali/24 jamTerbutalin : 0,075 mg/kg/dosis, 3-4 kali/ 24 jam- Efeknya tachycardia, palpitasi, pusing, kepala, mual, disritmia, tremor, hipertensi dan insomnia, . Intervensi keperawatan jelaskan pada orang tua tentang efek samping obat dan monitor efek samping obat.- Golongan Bronkodilator, untuk dilatasi bronkus, mengurangi bronkospasme dan meningkatkan bersihan jalan nafas.Aminofilin : 4 mg/kg/dosis, 3-4 kali/24 jamTeofilin : 3 mg/kg/dosis, 3-4 kali/24 jamPemberian melalui intravena jangan lebih dari 25 mg per menit.Efek samping tachycardia, dysrhytmia, palpitasi, iritasi gastrointistinal,rangsangan sistem saraf pusat;gejala toxic;sering muntah,haus, demam ringan, palpitasi, tinnitis, dan kejang. Intervensi keperawatan; atur aliran infus secara ketat, gunakan alat infus khusus misalnya infus pump.Golongan steroid, untuk mengurangi pembengkakan mukosa bronkus. Prednison : 0,5 2 mg/kg/hari, untuk 3 hari (pada serangan hebat).Sebagaimana penyakit lain, penatalaksanaan asma didasarkan pada pemahaman mengenai pathogenesis penyakit. Penatalaksanaan asma dibagi menjadi dua,yaitu: penatalaksanaanasmasaatserangan(reliever)danpenatalaksanaanasmadiluarserangan (controller).Berdasarkan panduan asma internasional (GINA: Global Intiative for Asthma),tujuan penatalaksanaan asma yang berhasil adalah bagaimana penyakit asma tersebutbisa dikontrol. Menurut GINA yang telah diakui oleh WHO dan National Healt, Lung and Blood Institute-USA (NHBCLI), ada beberapa kriteria yang dimaksudkan denganasma terkontrol.Idealnyatidak adagejala-gejalakronis, jarang terjadikekambuhan,tidak ada kunjungan ke gawat darurat, tidak ada keterbatasan aktivitas fisik, sepertilatihan fisik dan olahraga, fungsi paru normal atau mendekati normal, minimal efeksamping dari penggunaan obat dan idealnya tidak ada kebutuhan akan obat-obat yangdigunakan kalau perlu.Dalam penatalaksanaan asma, yang penting adalah menghindari pencetus (trigger)dan memilih pengobatan yang tepat untuk mencegah munculnya gejala asma. Selain itu,menghilangkangejala dengan cepatdanmenghentikanseranganasmayangsedang terjadi. Penatalaksanaan Asma Saat SeranganPenatalaksanaan asma saat serangan bertujuan untuk:- mencegah kematian,dengan segera menghilangkan obstruksi saluran napas- mengembalikan fungsiparusesegeramungkin- mencegahhipoksemiadanmencegahterjadinya serangan berikutnya.Penatalaksanaanasmasaatserangandibagilagimenjadidua,yaitupenatalaksanaansaatserangandirumahdanpenatalaksanaanasmasaat serangan di rumah sakit.1.Penatalaksanaan Saat Serangan di Rumah Terapi awalBerikan segera Inhalasi agonis beta2 kerja cepat 3 kali dalam 1 jam berarti setiap 20 menit, contohnya Salbutamol 5mg, Terbutalin 10 mg, Fenoterol2,5mg. Jikatidaktersediainhalasiagonisbeta2makadapat diberikan agonisbeta2oral3x1tablet2mg Evaluasi responpasien Jikakeadaanpasienmembaikyaitugejalabatuk,sesakdanmengiberkurang atau tidak terjadi serangan ulang selama 4 jam maka pemberianbeta2 agonis diteruskansetiap 3-4 jam selama 1-2hari.Jika keadaanpasien tidak membaik atau malah memburuk maka berikan kortikosteroidoral seperti 60-80 mg metilprednisolon kemudian pemberian beta2 agonisdiulangi dan segera rujuk pasien ke rumah sakit. 2.Penatalaksanaan Asma di Luar SeranganPenatalaksanaan asma diluar serangan, mengacu kepada berat ringannya gejala asma. Berdasarkan berat ringannya gejala asma, maka penatalaksanaan asmadiluarserangandapatdibagimenjadi;penatalaksanaanasmaintermiten , penatalaksanaan asma persisten ringan, sedang dan berat. 3.Penatalaksanaan Asma IntermitenGambaranklinissebelumpengobatan,terdiridari:gejalaintermiten(kurang dari satu kali seminggu), serangan singkat (beberapa jam sampaihari), gejala asma malam kurang dari dua kali sebulan, diantara seranganpasien bebas gejala dan fungsi paru normal, nilai APE dan VEP1 > 80% darinilai prediksi, variabilitas < 20%.Pada asma intermiten ini, tidak diperlukan pengobatan pencegahan jangkapanjang. Tetapi obat yang dipakai untuk menghilangkan gejala yaitu agonisbeta2inhalasi,obatlaintergantungintensitasserangan,bilaberatdapatditambahkan kortikosteroid oral. 4.Penatalaksanaan Asma Persisten RinganGambaran klinis sebelum pengobatan, terdiri dari: gejala lebih dari 1xseminggu, tapi kurang dari 1x per hari, serangan mengganggu aktivitas dantidur, serangan malam lebih dari 2x per bulan dan nilai APE atau VEP1 >80% dari nilai prediksi, variabilitas 20-30%.Pengobatan jangka panjang terdiri dari: inhalasi kortikosteroid 200-500mikrogram,kromoglikat,nedocromilatauteofilinlepaslambat.Danjikadiperlukan,dosiskortikosteroidinhalasidapatditingkatkansampai800mikrogram atau digabung dengan bronkodilator kerja lama (khususnya untukgejala malam), dapat juga diberikan agonis beta 2 kerja lama inhalasi atau oralatau teofilin lepas lambat. Sedangkan untuk menghilangkan gejala digunakan:agonis beta 2 inhalasi bila perlu tapi tidak melebihi 3-4 kali per hari dan obatpencegah setiap hari.6. Penatalaksanaan Asma Persisten SedangGambaranklinissebelumpengobatan,terdiridari:gejalasetiaphari,serangan mengganggu aktivitas dan tidur, serangan malam lebih dari 1x perminggu dan nilai APE atau VEP1 antara 60-80% nilai prediksi, variabilitas >Pengobatan jangka panjang terdiri dari: inhalasi kortikosteroid 800-2000mikrogram, bronkodilator kerja lama, khususnya untuk gejala malam: inhalasiatauoralagonisbeta2atauteofilinlepaslambat.Sedangkanobat yangdigunakan untuk menghilangkan gejala, terdiri dari: agonis beta 2 inhalasi bilaperlu tapi tidak melebihi 3-4 kali per hari dan obat pencegah setiap hari. Penatalaksanaan Asma Persisten BeratGambaran linis sebelum pengobatan, terdiri dari: gejala terus-menerus,sering mendapat serangan, sering serangan malam, aktivitas fisik terbatas dannilai APE atau VEP1 kurang dari 60% nilai prediksi, variabilitas > 30%.Pengobatan jangka panjang terdiri dari: inhalasi kortikosteroid 800-2000migrogram;bronkodilatorkerjalama(inhalasiagonisbeta2kerjalama,teofilin lepas lambat, dan atau agonis beta 2 kerja lama tablet atau sirup; kortikosteroid kerja lama tablet atau sirup. Sedangkan, obat yang digunakan untukmenghilangkangejala,agonisbeta2inhalasibilaperludanobatpencegah setiap hari.Prinsip umum dalam pengobatan pada asma :a)Menghilangkan obstruksi jalan nafasb)Mengenal dan menghindari faktor yang dapat menimbulkan seranganasma.c)Memberi penerangan kepada penderita ataukeluarga dalam carapengobatan maupun penjelasan penyakit.Penatalaksanaan asma dapat dibagi atas :1.Pengobatandenganobat-obatanSeperti :Beta agonist (beta adrenergik agent)Methylxanlines (enphy bronkodilator)Anti kolinergik (bronkodilator)KortikosteroidMast cell inhibitor (lewat inhalasi)2.Tindakan yangspesifik tergantung daripenyakitnya, misalnya:Oksigen 4-6 liter/menit.Agonis B2 (salbutamol 5 mg atau veneteror 2,5 mg atauterbutalin 10 mg) inhalasi nabulezer dan pemberiannya dapat diulang setiap 30 menit-1 jam. Pemberian agonis B2 mg atauterbutalin 0,25 mg dalam larutan dextrose 5% diberikanperlahan.Aminofilin bolus IV 5-6 mg/kg BB, jika sudah menggunakanobat ini dalam 12 jam.Kortikosteroid hidrokortison 100-200 mg itu jika tidak adarespon segera atau klien sedang menggunakan steroid oral ataudalam serangan sangat berat.3.Pemeriksaan Penunjang :Beberapa pemeriksaan penunjang seperti :Spirometri :Untuk menunjukkan adanya obstruksi jalan nafas.Tes provokasi :1)Untukmenunjangadanyahiperaktifitasbronkus.2)Tes provokasi dilakukanbilatidakdilakukan lewattes spirometri.3)Tesprovokasi bronkial seperti:Tesprovokasihistamin, metakolin, alergen, kegiatan jasmani,hiperventilasi dengan udara dingin dan inhalasidengan aqua destilata.4)Tes kulit: Untuk menunjukkan adanya anti bodi IgE yang spesifik dalam tubuh.Pemeriksaan kadar Ig E total denganIg E spesifik dalamserum.Pemeriksaan radiologi umumnya rontgen foto dada normal.Analisa gas darah dilakukan pada asma berat.Pemeriksaan eosinofil total dalam darah.Pemeriksaan sputum.2.9 Pencegahan / perawatan dirumahPerencanaan Pemulangan Jelaskan proses penyakit dengan menggunakan gambar-gambar atau phantom. Fokuskan pada perawatan mandiri di rumah. Hindari faktor pemicu; kebersihan lantai rumah, debu-debu, karpet, bulu binatang dan lainnya. Jelaskan tanda-tanda bahaya akan muncul. Ajarkan penggunaan nebulizer. Keluarga perlu memahami tentang pengobatan; nama obat, dosis, efek samping, waktu pemberian. Ajarkan strategi kontrol kecemasan, takut dan stress. Jelaskan pentingnya istirahat dan latihan, termasuk latihan nafas. Jelaskan pentingnya intake cairan dan nutrisi yang adekuat.(sumber : http://library.usu.ac.id/download/fk/keperawatan-dudut2.pdf)2.10 Komplikasi Mengancam pada gangguan keseimbangan asam basa dan gagal nafas Chronik persistent bronchitis Bronchiolitis Pneumonia Emphysema.berbagai komplikasi yang mungkin timbul adalah:1.Status asmatikusadalah setiap serangan asma berat atau yang kemudian menjadiberat dan tidak memberikan respon (refrakter) adrenalin dan atau aminofilin suntikandapat digolongkan pada status asmatikus. Penderita harus dirawat dengan terapi yangintensif.2. Atelektasisadalah pengerutan sebagian atau seluruh paru-paru akibatpenyumbatan saluran udara (bronkus maupun bronkiolus) atau akibat pernafasanyang sangat dangkal.3. Hipoksemiaadalah tubuh kekurangan oksigen4. Pneumotoraksadalah terdapatnya udara pada rongga pleura yang menyebabkankolapsnya paru.5. Emfisemaadalah penyakit yang gejala utamanya adalah penyempitan (obstruksi)saluran nafas karena kantung udara di paru menggelembung secara berlebihan danmengalami kerusakan yang luas.