Aspek Perawatan Pada Lansia Dirumahaa

17
ASPEK PERAWATAN PADA LANSIA DIRUMAH.RETNO NURHAYATI ASPEK PERAWATAN PADA LANSIA DIRUMAH I. Pengertian lansia Usia lnjut dikatakan sebagai tahap akhir perkembangan pada daur kehidupan manusia (Budi Anna Keliat, 1999). Sedangkan menurut pasal 1 ayat (2), (3), (4) UU No 13 Tahun 1998 tentang kesehatan dikatakan bahwa usia lanjut adalah seseorang yang telah mencapai usia lebih dari 60 tahun, II. Klasifikasi lansia Klasifikasi berikut ini adalah lima klasifiaksi pada lansia 1. Pralansia (prasenilis) Seseorang yang berusia antara 45-59 tahun 2. Lansia Seseorang yang berusia antara 60 tahun atau lebih. 3. Lansia resiko tinggi Seseorang yang berusia 70 tahun atau lebih/seseorang yang berusia 60 tahun atau lebih dengan masalah kesehatan. (Depkes RI, 2003) 4. Lansia potensial Lansia yang masih mampu melakukan pekerjaan dan/atau kegiatan yang dapat menghasilkan barang/jasa (Depkes RI, 2003) 5. Lansia tidak potensial Lansia yang tidak berdaya mencari nafkah, sehingga hidupnya bergantung pada bantuan orang lain (Depkes RI, 2003) III. Karakteristik lansia

description

.

Transcript of Aspek Perawatan Pada Lansia Dirumahaa

Page 1: Aspek Perawatan Pada Lansia Dirumahaa

ASPEK PERAWATAN PADA LANSIA DIRUMAH.RETNO NURHAYATI

ASPEK PERAWATAN PADA LANSIA DIRUMAH

I.                   Pengertian lansia

Usia lnjut dikatakan sebagai tahap akhir perkembangan pada daur kehidupan manusia (Budi

Anna Keliat, 1999). Sedangkan menurut pasal 1 ayat (2), (3), (4) UU No 13 Tahun 1998 tentang

kesehatan dikatakan bahwa usia lanjut adalah seseorang yang telah mencapai usia lebih dari 60

tahun,

II.                Klasifikasi lansia

Klasifikasi berikut ini adalah lima klasifiaksi pada lansia

1. Pralansia (prasenilis)

Seseorang yang berusia antara 45-59 tahun

2.      Lansia

Seseorang yang berusia antara 60 tahun atau lebih.

3.      Lansia resiko tinggi

Seseorang yang berusia 70 tahun atau lebih/seseorang yang berusia 60 tahun atau lebih dengan

masalah kesehatan. (Depkes RI, 2003)

4.      Lansia potensial

Lansia yang masih mampu melakukan pekerjaan dan/atau kegiatan yang dapat menghasilkan

barang/jasa (Depkes RI, 2003)

5. Lansia tidak potensial

Lansia yang tidak berdaya mencari nafkah, sehingga hidupnya bergantung pada bantuan orang

lain (Depkes RI, 2003)

III.             Karakteristik lansia

Menurut Budi Anna Keliat (1999), lansia memiliki karakteristik sebagai berikut:

Page 2: Aspek Perawatan Pada Lansia Dirumahaa

1.      Berusia lebih dari 60 tahun (sesuai dengan pasal 1 ayat (2) UU No 13 tentang kesehatan).

2.      Kebutuhan dan masalah yang bervariasi dari rentang sehat sampai sakit, dari kebutuhan

biopsikososial sampai spiritual, serta dari kondisi adaptif hingga kondisi maladatif.

3. Lingkungan tempat tinggal yang bervarisai.

IV.             Tipe Lansia

Beberapa tipe pada lansia tergantung pada karakter, pengalaman hidup, lingkungan, kondisi

fisik, mental, sosial dan ekonominya (Nugroho, 2000).

Tipe tersebut dapat dijabarkan sebagai berikut:

1.      Tipe arif dan bijaksana

Kaya dengan hikmah, pengalaman, menyesuaikan diri dengan perubahan zaman, mempunyai

kesibukan, bersikap ramah, rendah hati, sederhana, dermawan, memenuhi undangan dan menjadi

panutan.

2.      Tipe mandiri

Mengganti kegiatan yang hilang dengan yang baru, selektif dalam mencari pekerjaan, bergaul

dengan teman dan memenuhi undangan.

3. Tipe tidak puas

Konflik lahir batin menentang proses penuaan sehingga menjadi pemarah, tidak sabar, mudah

tersinggung, sulit dilayani, pengkritik dan banyak menuntut,

4.      Tipe pasrah

Menerima dan menunggu nasib baik, mengikuti kegiatan agama dan melakukan kegiatan apa

saja.

5. Tipe bingung

Kaget, kehilangan kepribadian, mengasingkan diri, minder, menyesal, pasif dan acuh tak acuh.

Tipe lain dari lansia adalah tipe optimis, tipe konstruktif, tipe dependen (kebergantungan),

tipe defensif (bertahan), tipe militan dan serius, tipe pemarah/frustasi (kecewa akibat kegagalan

dalam melakukan sesuatu), serta tipe putus asa (benci pada diri sendiri).

Page 3: Aspek Perawatan Pada Lansia Dirumahaa

Sedangkan bila dilhat dari tingkat kemandiriannya yang dinilai berdasarkan kemampuan

utuk melakukan aktifitas sehari-hari (indeks kemandirian Katz), para lansia dapat digolongkan

menjadi beberapa tipe, yaitu lansia mandiri sepenuhnya, lansia mandiri dengan bantuan langsung

keluarganya, lansia mandiri dengan bantuan secara tidak langsung, lansia dengan bantuan badan

sosial. Lansia di panti wreda, lansia yang dirawat di rumah sakit dan lansia dengan gangguan

mental.

V.                Pembinaan kesehatan lansia

Tujuan: meningkatkan derajat kesehatan dan mutu kehidupan untuk mencapai masa tua yang

bahagia dan berguna dalam kehidupan keluarga dan masyarakat sesuai dengan eksistensinya dalam

masyarakat (Depkes RI, 2003).

Sasaran

1.      Sasaran langsung

  Kelompok pralansia (45-59 tahun)

  Kelompok lansia (60 tahun ke atas)

  Kelompok lansia dengan risiko tinggi (70 tahun ke atas).

2.      Sasaran tidak langsung

  Keluarga dimana usia lanjut berada.

  Organisasi sosial yang bergerak dalam pembinaan usia lanjut.

  Masyarakat.

Pedoman pelaksanaan

1.      Bagi petugas kesehatan

  Upaya promotif yaitu upaya untuk menggairahkan semangat hidup para lansia agar merasa tetap

dihargai dan berguna, baik bagi dirinya, keluarga maupun masyarakat.

  Upaya preventif, yaitu upaya pencegahan terhadap kemungkinan terjadinya komplikasi dari penyakit-

penyakit yang disebabkan oleh proses penuaan.

  Upaya kuratif, yaitu upaya pengobatan yang penanggulangannya perlu melibatkan multidislipin ilmu

kedokteran.

  Upaya rehabilitatif, yaitu upaya untuk memulihkan fungsi tubuh yang telah menurun.

Page 4: Aspek Perawatan Pada Lansia Dirumahaa

2. Bagi lansia itu sendiri

Untuk kelompok pralansia, membutuhkan informasi sebagai berikut:

  Adanya proses penuaan,

  Pentingnya pemeriksaan kesehatan secara berkala

  Pentingnya melakukan latihan kesegaran jasmani

  Pentingnya melakukan diet dengan menu seimbang

  Pentingnya melakukan kegiatan sosial di masyarakat

Untuk kelompok lansia, membutukan informasi sebagai berikut:

  Pemeriksaan kesehatan secara berkala

  Kegiatan olahraga

  Pola makan dengan menu seimbang

  Perlunya alat bantu sesuai dengan kebutuhan

  Pengembangan kegemaran sesuai dengan kemampuannya

Untuk kelompok lansia dengan risiko tinggi, membutuhkan informasi sebagai berikut:

  Pembinaan diri sendiri dalam hal pemenuhan kebutuhan pribadi dan melakukan aktifitas, baik didalam

maupun di luar rumah

  Pemeriksaan kesehatan berkala

  Latihan kesehatan jasmani

  Pemakaian alat bantu sesuai kebutuhan

  Perawatan fisioterapi

3.      Bagi keluarga dan lingkungannya

  Membantu mewujudkan peran serta kebahagiaan dan kesejahteraan lansia

  Upaya pencegahan dimulai dalam rumah tangga

  Membimbing dalam ketakwaan kepada Tuhan YME.

  Melatih berkarya dan menyalurkan hobi

Page 5: Aspek Perawatan Pada Lansia Dirumahaa

  Menghargai dan kasih sayang terhada para lansia

VI.             Hal-hal yang perlu diperhatikan lansia

Berikut ini adalah hal-hal yang harus diperhatikan oleh lansia berkaitan dengan perilaku yang baik

(adaptif) dan tidak baik (maladatif).

1.      Perilaku yang kurang baik

  Kurang berserah diri

  Pemarah, merasa tidak puas, murung dan putus asa

  Sering menyendiri

  Kurang melakukan aktifitas fisik/olah raga/kurang gerak

  Makan tidak teratur dan kurang minum

  Kebiasaan merokok dan meminum minuman keras

  Minum obat penenang dan penghilang rasa sakit tanpa aturan

  Melakukan kegiatan yang melebihi kemampuan

  Mengangap kehidupan seks tidak diperlukan lagi

  Tidak memeriksakan kesehatan secara teratur

2.      Perilaku yang baik

  Mendekatkan diri pada Tuhan YME

  Mau menerima keadaan, sabar dan optimis serta meningkatkan rasa percaya diri dengan melakukan

kegiatan yang sesuai dengan kemampuan

  Menjalin hubungan yang baik dengan keluarga dan masyarakat

  Melakukan olah raga ringan setiap hari

  Makan dengan porsi sedikit tapi sering, memilih makanan yang sesuai serta banyak minum

  Berhenti merokok dan meminum minuman keras

  Minumlah obat sesuai anjuran dokter/petugas kesehatan

  Mengembangkan hobi sesuai kemampuan

Page 6: Aspek Perawatan Pada Lansia Dirumahaa

  Tetap bergairah dan memelihara kehidupan seks

  Memeriksakan kesehatan secara teratur

3. Manfaat perilaku yang baik

  Lebih takwa dan tenang

  Tetap ceria dan banyak mengisi waktu luang

  Keberadaannya tetap diakui oleh keluarga dan masyarakat

  Kesegaran dan kebugaran tubuh tetap terpelihara

  Terhindar dari kegemukan dan kekurusan serta penyakit berbahaya seperti jantung, paru-paru,

diabetes, kanker dan lain-lain

  Mencegah keracunan obat dan efek samping lainnya

  Mengurangi stress dan kecemasan

  Hubungan harmonis tetap terpelihara

  Gangguan kesehatan dapat diketahui dan diatasi sedini mungkin

VII.          Tugas perkembangan lansia

Menurut Erickson, kesiapan untuk beradaptasi atau menyesuaikan diri terhadap tugas

perkembangan usia lanjut dipengaruhi oleh proses tumbuh kembang pada tahap selanjutnya.

Apabila seseorang pada tahap tumbuh kembang sebelumnya melakukan kegiatan sehari-hari

dengan teratur yang baik serta membina hubungan yang serasi dengan orang-orang disekitarnya,

maka pada usia lanjut ia akan tetap melakukan kegiatan yang biasa ia lakukan pada tahap

perkembangan sebelumnya seperti olah raga, mengembangkan hobi bercocok tanam dan lain-lain.

Adapun tugas perkembangan lansia adalah sebagai berikut:

1. Mempersiapkan diri untuk kondisi yang menurun

2.      Mempersiapkan diri untuk pension

3. Membentuk hubungan baik dengan orang seusianya

4.      Mempersiapkan kehidupan baru

5.      Melakukan penyesuaian terhadap kehidupan sosial/masyarakat secara santai

Page 7: Aspek Perawatan Pada Lansia Dirumahaa

6.      Mempersiapkan diri untuk kematiannya dan kematian pasangan

VIII.       Peran Anggota Keluarga terhadap Lansia

Dalam melakukan perawatan terhadap lansia, setiap anggota keluarga memiliki peranan yang

sangat penting. Ada beberapa hal yang dapat dilakukan oleh anggota keluarga dalam melaksanakan

perannya terhadap lansia, yaitu:

  Melakukan pembicaraan terarah

  Mempertahankan kehangatan keluarga

  Membantu melakukan persiapan makanan bagi lansia

  Membantu dalam hal transportasi

  Membantu memenuhi sumber-sumber keuangan

  Memberikan kasih saying

  Menghormati dan menghargai

  Bersikap sabar dan bijaksana terhadap perilaku lansia

  Memberikan kasih saying, menyediakan waktu serta perhatian

  Jangan menganggapnya sebagai beban

  Memberikan kesempatan untuk tinggal bersama

  Mintalah nasehatnya dalam peristiwa-peristiwa penting

  Mengajaknya pada acara-acara keluarga

  Membantu mencukupi kebutuhannya

  Memberi dorongan untuk tetap mengikuti kegiatan-kegiatan diluar rumah termasuk pengembangan

hobi

  Membantu mengatur keuangan

  Mengupayakan sarana transportasi untuk kegiatan mereka termasuk rekreasi

  Memeriksakan kesehatan secara teratur

  Memberi dorongan untuk tetap hidup bersih dan sehat

Page 8: Aspek Perawatan Pada Lansia Dirumahaa

  Mencegah terjadinya kecelakaan, baik di dalam maupun di luar rumah.

  Pemeliharaan kesehatan usia lanjut adalah tanggung jawab bersama

  Memberi perhatian yang baik terhadap orang tua yang sudah lanjut, maka anak-anak kita kelak akan

bersikap yang sama

XVI. Peran Keluarga dalam Perawatan Lansia

Keluarga merupakan support system utama bagi lansia dalam mempertahankan

kesehatannya. Peranan keluarga dalam perawatan lansia antara lain menjaga atau merawat lansia,

mempertahankan dan meningkatkan status mental, mengantisipasi perubahan sosial ekonomi serta

memberikan motivasi dan menfasilatsi kebutuhan spiritual bagi lansia.

PERAWATAN KESEHATAN LANSIA DIRUMAH

Perawatan kesehatan di rumah adalah sektor yang mengalami pertumbuhan paling cepat

dalam sistem pelayanan kesehatan. Layanan perawatan kesehatan rumah dapat berupa perawatan

yang berkelanjutan atau hanya kadang-kadang, menurut kebutuhan lansia terhadap pelayanan ini.

Pelayanan ini diberikan oleh perusahaan swasta untuk provid atau oleh organisasi daerah atau

lembaga perawat non provid yang berunjung ke rumah-rumah. Pelayanan yang diberikan termasuk

asuhan keperawatan, fisioterapi, terapi okupasi, terapi bicara, pekerjaan sosial, dan pelayanan

bantuan untuk perawatan kesehatan rumah. Beberapa lansia mungkin menggunakan semua jenis

pelayanan, dan sebagian hanya menggunakan satu jenis pelayanan.

Studi terbaru, menunjukkan pelayanan kesehatan rumah terhadap lansia untuk mencegah

lansia tersebut di rawat kembali di rumah sakit. Kemampuan perawat kesehatan rumah untuk

mengkaji klien secara berkelanjutan dan mengidentifikasi berbagai gejala eksaserbasi dari masalah

yang ada memungkinkan perawat untuk melakukan intervensi seawal mungkin sebelum gejala

bertambah buruk. Perawat kesehatan rumah berada pada posisi ideal untuk mengkaji kebutuhan

lansia secara holistik dan untuk mengkoordinasikan pelayanan yang diperlukan.

Semua bentuk asuhan keperawatan dapat diberikan dalam bentuk perawatan kesehatan

dirumah. Banyak prosedur yang sebelumnya dianggap teknologi tinggi sekarang telah menjadi umum

dalam perawatan di rumah (misalnya perawatan jalur sentral dan port-a-cath). Terapi intravena dan

Page 9: Aspek Perawatan Pada Lansia Dirumahaa

hiperalimentasi dilaksanakan secara rutin di rumah. Banyak tindakan dengan teknologi tinggi

dilakukan oleh perusahaan khusus dan lembaga keperawatan di rumah (home care) yang bekerja

bersama pada kasus-kasus tersebut. Perawat dari perusahaan khusus membawahi suatu area geogrfis

yang besar, kadang-kadnag sampai beberapa negara bagian. Peralatan yang diperlukan untuk

perawatan lansia disediakan dan dipelihara oleh perusahaan khusus ini. Yang juga memberikan

pelatihan awal dan bantuan dalam memecahkan masalah bagi perawat perawatan di rumah setempat.

Lembaga perawatan rumah setempat memberikan perawatan sehari-hari kepada klien.

PERAWATAN ORANG LANJUT USIA

Proses bertambahnya usia mulai sejak kita dilahirkan tapi kecepatan proses ini sangat

berbeda pada tiap orang. Perubahan yang terjadi karena usia yang semakin lanjut mrngurangi rasa

kemandirian kita. Ini berarti orang lanjut usia yang lemah tak dapat lagi merawat dirinya sendiri dan

harus pindah ke tempat keluarga atau rumah perawatan khusus. Biasanya seseorang sangat terikat

pada rumahnya dan lebih senang tinggal di rumah sendiri, bila memang demikian keadannya buatlah

kehidupan dirumah terasa lebih mudah sehingga ia tetap dapat bersikap mandiri dalam waktu lebih

lama.

Kemungkinan lain adalah dengan mencari tempat dimana seseorang dapat menjaganya.

Dapat dirumah sewa atau apartemen dengan perawat yang bertanggung jawab mengurus

kehidupan orang lanjut usia atau suatu rumah khusus untuk orang-orang tua dimana mereka dapat

memiliki kamar sendiri sedangkan makan dan kegiatan sosial dilakukan bersama-sama.

Kemungkinan yang diambil tergantung dari keaktifan dan kemandirian orang tua yang bersangkutan.

Mungkin orang tua merasa sukar untuk melakukan pekerjaan rumah tangga dan untuk

mengatasinya seseorang dapat diminta bekerja beberapa kali dalam seminggu untuk menolongnya.

KEAKTIFAAN

Semakin lama orang lanjut usia dapat tetap bersikap mandiri dan menangani setiap kegiatan

mereka, semakin baik. Pergi ke toko, mengunjungi teman, ke bioskop atau teater atau perkumpulan

sosial dapat membantu seseorang tetap aktif dan bergairah dalam hidupnya.

Orang lanjut usia, meskipun cukup aktif, dapat duduk di kursi untuk waktu yang lama. Bila

mungkin bantu berdiri dan berjalan-jalan untuk untuk beberapa saat dalam setiap jam. Duduk terlalu

lama dapat menyebabkan persendian kaku dan semakin sukar berjalan.

Kaki yang sehat dan kuat penting untuk dapat aktif. Orang lanjut usia harus berpakaian yang

rapi dan tepat sesuai dengan kondisinya, misalnya dengan sepatu bersol rendah dan mengunjungi

perawatan kaki agar kuku jari kaki tetap baik-semakin tua usia seseorang, kuku jari kaki biasanya

cenderung menjadi lebih tebal dan sukar dirawat. Bila kaki cenderung bengkak harus diusahakan

agar digunakan bangku penyangga kaki bila orang tua duduk.

Page 10: Aspek Perawatan Pada Lansia Dirumahaa

Berkebun

Berkebun adalah kegiatan yang banyak disenangi orang lanjut usia, terutama bila hasilnya

sudah dapat dinikmati, berkebun dapat tetap mengaktifkan pikiran dan tubuh, merangsang minat

dan menimbulkan rasa mandiri serta kepuasan. Tempat persemian bunga dapat disesuaikan dengan

tinggi mereka sehingga memudahkan mereka bekerja. Ada berbagai macam alat untuk menahan

lutut untuk orang tua yang sulit membungkuk, peralatan berkebun yang bertangkai panjang juga

sangat membantu.

Pedoman praktis

            Kadang – kadang anda akan merasa lebih mudah dan cepat bila anda mengambil alih segala

kebutuhan orang lanjut usia, tapi sebenarnya lebih baik anda hanya membantunya dan tidak

mengambil alih semua kegiatan. Ada banyak pedoman praktis agar orang lanjut usia dapat tetap

bersikap mandiri.

1. Agar orang tua dapat berpakaian dengan lebih mudah, gantilah pakaian dengan kancing dan

resleting di bagian belakang, dengan bagian depan.

2. Pembersih sepatu, sisir, sikat, harus memiliki tangkai yang panjang, gunting kuku lebih mudah

digunakan daripada gunting bertangkai panjang.

3. Letakkan bangku dalam bath – tup untuk memudahkan masuk dan keluar serta letakkan keset

atau pengesat kaki di bawahnya untuk mencegah agar jangan tergelincir dan jatuh. Atau dapat anda

pertimbangkan untuk menggunakan “shower” serta kunci plastik yang diletakkan di bawahnya

sehingga orang tua dapat duduk dan mandi tanpa bantuan anda.

4. Susuran atau pegangan tangan di dekat bath – tup, toilet atau shower dapat dengan mudah

dipasang.

5.            Meninggikan tempat duduk toilet juga membantu orang lanjut usia untuk lebih mandiri.

6.            Tongkat atau kerangka untuk berjalan membantu siapa saja yang lemah kakinya untuk berjalan.

7.            Usahakan agar tempat tidur pada ketinggian yang tepat, bila terlalu tinggi orang lanjut usia harus

menjatuhkan diri bila akan berdiri bila akan berdiri dan jalan sedangkan bila terlalu rendah ia harus

mengangkat dirinya bila akan tidur.

Page 11: Aspek Perawatan Pada Lansia Dirumahaa

Kursi orang lanjut usia tidak boleh yang terlalu rendah, kira – kira 45 – 65 cm (18 – 26 in) dari

lantai dan tidak terlalu dalam sehingga menyukarkannya berdiri. Kursi harus bersandaran tinggi dan

dengan lengan yang kuat untuk mendorong tubuhnya bila berdiri. Bila ini merupakan masalah, tempat

duduk dengan alat dorong otomatis untuk berdiri bila dalam keadaan darurat dapat dibeli di toko.

Menjaga keamanan dirumah

Orang lanjut usia biasanya mudah tertimpa bencana. Jatuh sering terjadi dan meskipun

kelihatannya ringan tetapi dapat menimbulkan cidera berat karena tulang orang lanjut usia lebih

rapuh sehingga mudah retak atau patah. Keseimbangan juga merupakan masalah dan kalau orang

tua terjatuh mereka sering tak dapat berdiri atau bangkit sendiri. Sekali mereka terjatuh mereka

dapat menjadi takut akan terjatuh lagi sehingga cenderung dudu di kursi atau ke tempat tidur. Anda

perlu meyakinkan dan mendorongnya agar dia percaya dan berjalan kembali dengan aman.

         Usahakan agar jangan ada ujung karpet yang sobek atau kabel listrik yang dapat menyebabkan

orang tua tersandung.

         Lantai tidak boleh terlalu licin.

         Jalan masuk ke rumah atau tangga harus diberi penerangan yang baik. Bereskan mainan anak-anak

dan barang-barang lain yang berserakan.

Tombol-tombol lampu harus dengan mudah dijangkau.

         Api harus ada pengamannya dan alat-alat pemanas dengan minyak harus dalam posisi sedemikian

rupa sehingga tidak mudah terjatuh.

         Kelep atau pembuka gas tidak boleh sampai bocor, gas dan kompor minyak harus digunakan dalam

ruangan yang cukup udara.

         Orang lanjut usia dapat langsung pingsan sebelum menyadari apa yang terjadi

         Simpan semua obat dalam tempat yang aman dan usahakan agar orang tua dapat membaca label

pada kemasan obat. Terutama bila orang tua minum obat tidur, obat tersebut harus disimpan di

lemari jangan disamping tempat tidur agar tidak diminum secara berlebihan.

Aspek keamanan lain yang penting adalah perlindungan baik di dalam rumah maupun di luar.

Yang menyedihkan adalah bahwa orang tua jaman sekarang mudah mencari sasaran kejahatan.

Mereka dibesarkan pada zaman dimana perampokan, jarang dilakukan terhadap orang tua.,

sehingga banyak yang meremehkan bahaya dan membiarkan pintu tak terkunci, jendela terbuka,

berbelanja dengan dompet di tas terbuka sehingga menarik perhatian pencuri. Coba bujuk teman

Page 12: Aspek Perawatan Pada Lansia Dirumahaa

yang mendampingi orang tua atau saudara untuk selalu mengamankan jendela dan pintu dengan

menguncinya. Petugas penindak kejahatan di pos polisi tempat anda juga dapat memberikan

nasehat.

Menjaga agar tetap hangat

Tubuh orang tua sudah kurang dapat memperahankan panas tubuh daripada orang muda.

Salah satu bahayanya adalah mereka tak menyadari mereka bahwa kedinginan.

Bila biaya untuk pemanasan seluruh rumah terlalu besar atau pemanasan dalam ruang tidur

kurang, lebih baik orang lanjut usia menempati suatu ruangan yang hangat dan tempat tidurnya

dipindahkan ke ruangan tersebut selama musim penghujan. Mintalah agar mereka memakai baju

hangat, terutama dari wol. Sarung tangan dan topi juga juga dapat digunakan di dalam rumah.

Tindakan ini mungkin terlihat lucu tapi lebih baik tampak aneh atau lucu daripada kedinginan. Pada

malam hari sebaiknya memakai pakaian ekstra termasuk kaos kaki dan topi wol. Bila tempat tidur

tidak digunakan pada siang hari , usahakan agar ruangan dapat dihangatkan terlebih dahulu sebelum

tidur. Hangatkan tempat tidur dengan botol air panas atau selimut listrik tapi ingatlah bahwa botol

air panas tak boleh digunakan bersamaan dengan selimut listrik dan selimut listrik harus dimatikan

sebelum penderita tidur. Kain lapis listrik untuk dibawah selimut tak boleh digunakan bila penderita

cenderung menumpahkan air atau tak dapat menahan buang air kecil ditempat tidur. Alat pemanas

apapun yang digunakan harus sering diperiksa dan dilihat secara teratur untuk mencegah timbulnya

bencana.

Hindarkan aliran angin dari jendela atau dari bawah pintu. Anda dapat menutupi sela-sela

pintu dengan kertas koran, semacam lapisan film dapat dipasang pada bagian dalam kosen jendela

untuk mengurangi silau. Tetapi berhati-hatilah jangan sampai menutup lubang udara yang memang

diperlukan.

Bila orang lanjut usia ditinggal sendiri dalam rumah, sipakan termos berisi sup atau teh panas

dan makanannya. Bila mungkin telponlah secara teratur untuk melihat apakah ia dalam keadaan

baik-baik saja, meskipun ia merasa anda cerewet atau terlalu memperhatikan hal-hal yang kecil-

kecil.

Hipotermia

Page 13: Aspek Perawatan Pada Lansia Dirumahaa

Bila orang lanjut usia menggigil, ia mungkin menderita hipotermia atau penurunan

temperatur. Belajarlah utuk mengenal gejala-gejala atau tanda-tanda hipotermia.

         Orang lanjut usia menjadi lamban, pening atau pingsan.

Kulit menjadi pucat atau biru dan dingin bila disentuh, tak hanya pada kulit yang terlihat rapi

tapi juga pada kulit yang tertutup baju. Kulit juga terlihat bengkak.

         Denyut nadi dan kecepatan pernafasan lebih lambat dari biasa. Kadang-kadang memang sukar

untuk merasakan denyut nadi atau mendengarkan pernafasannya, jadi jangan tergesa-gesa

melakukan pernapasan bantu. Bila orang tersebut bernafas maka jantung pasti berdenyut meskipun

anda tak bisa merasa atau mendengarkannya.

         Temperatur mungkin tak tercatat pada ukuran termometer yang sama pada 34 derajat Celsius atau

94 derajat Fahrenheit karena temperatur tubuh dapat mencapai 26 derajat celcius atau 79 derajat

Fahrenheit sebelum orang meninggal. Bila ia mengantuk, pusing atau tak sadar ambil temperatur di

bawah lengan dan jangan di mulut.

Menghangatkan tubuh harus dilakukan secara perlahan untuk mencegah timbulnya serangan

jantung. Bila tubuh dipanaskan teralu cepat oleh pemanaan langsung, pembuluh darah dikulit

melebar dan ini dapat menghentikan kerja jantung dan pusat aliran darah yang lain. Hal serupa

terjadi bila diberikan alkohol. Penting agar anda tak menggosok atau memijat tangan, lengan atau

kaki yang dingin juga jangan menyuruhnya berolah raga atau banyak bergerak.

         Tidurkan penderita dengan pakaian yang longgar atau beri selimut atau mantel. Jangan gunakan

botol air panas atau selimut listrik.

Bila penderita sadar, berikan beberapa tetes air hangat atau minuman manis. Jangan berikan

minuman panas atau alkohol.

          Hangatkan ruangan sampai sekurang-kurangnya 27 derajat Celsius atau 80 derajat Fahrenheit.

Panggil dokter segera atau bawa penderita ke rumah sakit.

PELAYANAN KESEHATAN DI RUMAH

Manula banyak yang memelukan pelayanan kesehatan rumah yang teratur secara profesional

dan didukung oleh tujuan kesehatan. Pelayanan kesehatan rumah merupakan kombinasi pelayanan

kesehatan rumah atau institusi lainnya untuk manula yang butuh perawatan pribadi dan aktifitas

lainnya dalam hidup dan penyembuhan penyakit kronis. Badan-badan penyedia kesehatan rumah,

pelayanan ke rumah dapat berasal dari pemerintah maupun dari swata ataupun rumah sakit dan

lembaga pengobatan lainnya. Sifatnya adalah perawat, pekerja sosial, physician dan therapis.

Page 14: Aspek Perawatan Pada Lansia Dirumahaa

Ada badan yang memerlukan program pelatihan yang bersertifikat dalam melancarkan

program pelayanan kesehatan rumah. Staf-staf itu menentukan kesehatan pribadi seseorang,

mengukur tanda-tanda vital dan perawatan yang bersifat teknis. Perawat-perawat yang ada bisa dari

depertemen kesehatan daerah/ setempat unttuk dari badan lain yang spesifik.

Perhatian terhadap kebijakan-kebijakan, problem yang terpecahkan, intruksi dari keadaan

santai dan kegiatan advokasi sangatlah penting untuk menciptakan efektifnya kesehatan komunitas.

Perawatan kesehatan masyarakat adalah mata rantai yang vital dalam sistem kesehatan masyarakat,

mereka menyediakan perawatan, sikap pencegahan penyakit dan menyediakan sistem perbaikan

fungsi tubuh dan kesehatan.

DAFTAR PUSTAKA

1.      Hasting, Diana.1995.Perawatan di Rumah.Jakarta: Arcan

2.      Hastings, Diana.2005.Pedoman Keperawatan di Rumah.Jakarta: EGC

3.      Stanley, Mickey.2006.Buku Ajar Keperawatan Gerontik.Jakarta:EGC

4.      Watson, Roger.2003.Perawatan pada lansia.Jakarta:EGC

5.      Nugroho, Wahyudi.2000.Keperawatan gerontik.Jakarta:EGC

6.      L.Stockslager, Jaime.2007.Asuhan keperawatan geriatric.Jakarta:EGC

7.    Noorkasani, S Tamher.2009.Kesehatan usia lanjut dengan pendekatan askep.Jakarta:Salemba

Medika

8.      Maryam, R.Siti.2008.Mengenal usia lanjut dan perawatannya.Jakarta:Salemba Medika

9.      Zang, Mara Sherly.2003.Manual Perawatan di rumah.Jakarta:EGC