ASPEK MATEMATIS PADA AKTIFITAS PEMBUATAN GERABAH DI...

229
ASPEK MATEMATIS PADA AKTIFITAS PEMBUATAN GERABAH DI KASONGAN DAN IMPLEMENTASINYA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA TESIS Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Magister Pendidikan Program Magister Pendidikan Matematika Disusun oleh: Ana Easti Rahayu Maya Sari NIM: 151442002 PROGRAM STUDI MAGISTER PENDIDIKAN MATEMATIKA JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2018 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Transcript of ASPEK MATEMATIS PADA AKTIFITAS PEMBUATAN GERABAH DI...

Page 1: ASPEK MATEMATIS PADA AKTIFITAS PEMBUATAN GERABAH DI ...repository.usd.ac.id/31592/2/151442002_full.pdf · gerabah di Kasongan. Bangunjiwo, Kasihan, Bantul dalam proses pembuatan gerabah

ASPEK MATEMATIS

PADA AKTIFITAS PEMBUATAN GERABAH DI KASONGAN

DAN IMPLEMENTASINYA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA

TESIS

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Magister Pendidikan

Program Magister Pendidikan Matematika

Disusun oleh:

Ana Easti Rahayu Maya Sari

NIM: 151442002

PROGRAM STUDI MAGISTER PENDIDIKAN MATEMATIKA JURUSAN

PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2018

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 2: ASPEK MATEMATIS PADA AKTIFITAS PEMBUATAN GERABAH DI ...repository.usd.ac.id/31592/2/151442002_full.pdf · gerabah di Kasongan. Bangunjiwo, Kasihan, Bantul dalam proses pembuatan gerabah

ii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 3: ASPEK MATEMATIS PADA AKTIFITAS PEMBUATAN GERABAH DI ...repository.usd.ac.id/31592/2/151442002_full.pdf · gerabah di Kasongan. Bangunjiwo, Kasihan, Bantul dalam proses pembuatan gerabah

iii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 4: ASPEK MATEMATIS PADA AKTIFITAS PEMBUATAN GERABAH DI ...repository.usd.ac.id/31592/2/151442002_full.pdf · gerabah di Kasongan. Bangunjiwo, Kasihan, Bantul dalam proses pembuatan gerabah

iv

HALAMAN PERSEMBAHAN

“Mukjizat itu nyata bagi mereka yang percaya”

Karya Tulis ini saya persembahkan dengan penuh rasa syukur untuk:

Tuhan Yesus, Bunda Maria, Malaikat Tuhan dan leluhurku.

Kedua orang tua saya Bapak Agustinus Suwondo,M.Pd dan Ibu Dra. Zita

Trimurdhani.

Adik saya Benediktus Adiatma Murti Wibowo.

Simbah putri saya Anastasia Jumirah Dwijohadiwarsono.

Pribadi yang selalu memotivasi saya Mas Cosmas Giawa, S.IP.

Seluruh sanak saudara saya.

Seluruh teman – teman mahasiswa S2 Pendidikan Matematika yang

telah memberikan doa, dukungan dan perhatian kepada saya.

Almamater saya Universitas Sanata Dharma

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 5: ASPEK MATEMATIS PADA AKTIFITAS PEMBUATAN GERABAH DI ...repository.usd.ac.id/31592/2/151442002_full.pdf · gerabah di Kasongan. Bangunjiwo, Kasihan, Bantul dalam proses pembuatan gerabah

v

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 6: ASPEK MATEMATIS PADA AKTIFITAS PEMBUATAN GERABAH DI ...repository.usd.ac.id/31592/2/151442002_full.pdf · gerabah di Kasongan. Bangunjiwo, Kasihan, Bantul dalam proses pembuatan gerabah

vi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 7: ASPEK MATEMATIS PADA AKTIFITAS PEMBUATAN GERABAH DI ...repository.usd.ac.id/31592/2/151442002_full.pdf · gerabah di Kasongan. Bangunjiwo, Kasihan, Bantul dalam proses pembuatan gerabah

vii

ABSTRAK

Ana Easti Rahayu Maya Sari, S.Pd. (NIM: 151442002). 2018. Aspek

Matematis Pada Aktifitas Pembuatan Gerabah Di Kasongan Dan

Implementasinya Dalam Pembelajaran Matematika.Tesis. Program Studi

Magister Pendidikan Matematika, Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan,Universitas Sanata Dharma,Yogyakarta.

Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui aktivitas para pengrajin

gerabah di Kasongan. Bangunjiwo, Kasihan, Bantul dalam proses pembuatan

gerabah hubungannya dengan aspek matematis, untuk mengetahui aspek – aspek

matematis yang ada pada aktivitas – aktivitas para pengrajin tersebut dalam proses

pembuatan gerabah di Kasongan dan untuk mengetahui implementasinya dalam

pembelajaran matematika sebagai masalah kontekstual. Subyek penelitian ini

terdiri dari pengrajin gerabah tradisional, pengrajin gerabah modern, pengrajin

ukir, pengusaha tanah, pengusaha perabot rumah tangga, dan perwakilan warga

Kasongan. Obyek dalam penelitian ini adalah aktivitas pengrajin gerabah,

aktivitas pengrajin ukir, dan data yang diperoleh dari hasil wawancara terhadap

subyek penelitian yang lain.

Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif kualitatif dan dianalisis

berdasarkan teknik analisis data kualitatif menurut Sugiyono (2010). Data yang

diperoleh berupa hasil wawancara terhadap subyek penelitian dan dokumentasi

penelitian. Validasi data dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan

triangulasi sumber, triangulasi waktu dan triangulasi teknik. Data kemudian

dianalisis dengan tahap – tahap analisis data kualitatif menurut Sugiyono (2010).

Hasil analisis menunjukkan bahwa aktivitas pengrajin Kasongan dalam

proses pembuatan gerabah secara umum di Kasongan, Bangunjiwo, Kasihan,

Bantul, meliputi; pengolahan terhadap tanah yang terdiri dari pasir, tanah merah,

tanah hitam, tanah coklat dan air dengan cara digiling, pembentukan terhadap

tanah liat menjadi gerabah, pengeringan terhadap gerabah yang telah dibentuk

dengan bantuan panas matahari dan angin, Pembakaran terhadap gerabah yang

sudah kering dengan suhu 1200oC, dan pengepakan gerabah yang sudah dingin

setelah melalui proses pembakaran. Setiap aktivitas tersebut didiskripsikan untuk

melihat aspek matematis yang terdapat didalamnya dengan menggunakan

pedoman enam aspek matematis fundamental menurut Alan J Bishop (1988).

Secara keseluruhan aspek matematis yang terdapat pada setiap aktivitas pengrajin

tersebut meliputi; a) Menghitung (Counting) yang terdiri dari perkiraan

(approximation), ketepatan (accuracy) dan tenaga atau kekuatan (power), b)

Menentukan lokasi (Location) yang terdiri dari lokasi lingkungan (environmental

location), menggunakan garis lurus (straight), bentuk melingkar (circle) dan elips

(ellips), c) Mengukur (Measuring) yang terdiri dari perkiraan waktu (time), luas

(area), volume (volume), suhu (temperature), dan pemesanan (odering), d)

Merencanakan (Designing) terdiri dari bentuk (shapes), ukuran besar (large),

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 8: ASPEK MATEMATIS PADA AKTIFITAS PEMBUATAN GERABAH DI ...repository.usd.ac.id/31592/2/151442002_full.pdf · gerabah di Kasongan. Bangunjiwo, Kasihan, Bantul dalam proses pembuatan gerabah

viii

kecilnya (small), permukaan (surfaces), e) Bermain (Playing) yang terdiri dari

prediksi (prediction plan strategy) dan model (modelling), f) Menjelaskan

(Explaining) yang terdiri dari penjelasan (explanation) dan simbol (symbol).

Implementasi hasil penelitian ini dalam pembelajaran matematika berkaitan

dengan bidang ekonomi meliputi materi aritmatika sosial di dalam menentukan

harga gerabah agar diperoleh keuntungan bagi pengrajin, perhitungan harga

gerabah dengan pertimbangan bahan baku dan biaya pembakaran sampai

pemolesan, dan menentukan harga eceran gerabah dari bahan baku tanah liat yang

dipergunakan untuk memproduksi gerabah tersebut dengan menggunakan

perhitungan integral volume dalam menentukan volume satu gerabah.

Adapun beberapa manfaat dari hasil penelitian ini meliputi pengembangan

untuk menjadi permasalahan kontekstual yang disesuaikan dengan Kompetensi

Dasar pada kurikulum 2013, dan dapat digunakan untuk pembelajaran karakter.

Contoh penerapan konsep matematika yang terdapat pada seni kerajinan gerabah,

antara lain melalui pembuatan soal yang dapat digunakan dalam pembelajaran

matematika tingkat atas seperti di SMP, pada materi 1) Sistem Persamaan linear

dua variable, 2) Operasi Aljabar, 3) Bangun Ruang dan di SMA pada materi 1)

Geometri bidang ruang, 2) Kalkulus Integral, 3) Sistem Persamaan Linear Tiga

Variabel, 4) Program linear, 5) Fungsi Eksponensial, 6) Statistika. Selain itu hasil

penelitian ini juga dapat digunakan sebagai pengetahuan atau informasi kepada

pihak masyarakat untuk melihat seni gerabah dan sejarah daerah Kasongan

melalui sudut pandang ilmu Matematika.

Kata Kunci : Aspek matematis, Etnomatematika, Seni, Kerajinan Gerabah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 9: ASPEK MATEMATIS PADA AKTIFITAS PEMBUATAN GERABAH DI ...repository.usd.ac.id/31592/2/151442002_full.pdf · gerabah di Kasongan. Bangunjiwo, Kasihan, Bantul dalam proses pembuatan gerabah

ix

ABSTRACT

Ana Easti Rahayu Maya Sari, S.Pd. (NIM: 151442002). 2018. Mathematical

Aspects of Pottery Making Activities In Kasongan And Its Implementation In

Mathematics Learning. Master Program of Mathematics Education, Faculty

of Teacher Training and Education, Sanata Dharma University, Yogyakarta.

The purpose of this research is to know the activity of vessel craftsmen in

Kasongan. Bangunjiwo, Kasihan, Bantul in the process of making pottery relation

with mathematical aspects, to know the mathematical aspects that exist in the

activities of the craftsmen in the process of making pottery in Kasongan and to

know its implementation in learning mathematics as a contextual problem. The

subjects of this study consist of traditional pottery craftsmen, modern pottery

craftsmen, carving craftsmen, land entrepreneurs, household furniture

entrepreneurs, and representatives of Kasongan residents. Object in this research

is activity of pottery craftsman, carving artisans activity, and data obtained from

interview result to other research subject.

The type of this research is qualitative descriptive research and analyzed

based on qualitative data analysis techniques according to Sugiyono (2010). Data

obtained in the form of interviews of research subjects and research

documentation. Validation of data in this research is done by using source

triangulation, triangulation time and triangulation technique. The data are then

analyzed by qualitative data analysis steps according to Sugiyono (2010).

The result of the analysis shows that the activity of Kasongan craftsmen in

general pottery making process in Kasongan, Bangunjiwo, Kasihan, Bantul,

covers; processing of soil consisting of sand, red soil, black soil, brown soil and

water by milling, forming clay into pottery, drying of pottery that has been formed

with the help of solar and wind, Burning of pottery that has been dry with

temperature 1200oC, and packing of cold pottery after going through the

combustion process. Each activity is described to look at the mathematical aspects

contained therein by using the six basic mathematical aspects of guidance

according to Alan J Bishop (1988). Overall, the mathematical aspects of each

craftsman's activities include; a) Counting of approximation, accuracy and power

or power, b) Determining a location consisting of an environmental location,

using a straight line, circle and ellipse, c) Measuring consisting of time, area,

volume, temperature, and odering, d) Planning (Designing) consists of shapes,

large, small, surfaces, e) Playing consisting of prediction plan strategy and

modeling, f) Explaining (Explaining) which consists of explanation (explanation)

and symbol (symbol). Implementation of the results of this study in mathematics

learning related to the field of economics include social arithmetic material in

determining the price of pottery to obtain profits for craftsmen, calculation of

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 10: ASPEK MATEMATIS PADA AKTIFITAS PEMBUATAN GERABAH DI ...repository.usd.ac.id/31592/2/151442002_full.pdf · gerabah di Kasongan. Bangunjiwo, Kasihan, Bantul dalam proses pembuatan gerabah

x

earthenware prices with consideration of raw materials and cost of burning to

polishing, and determine the retail price of clay pottery raw materials is used to

produce the pottery by using the integral volume calculation in determining the

volume of one pottery.

Some of the benefits of this research include development to become

contextual issues adapted to Basic Competency in the 2013 curriculum, and can

be used for character learning. Examples of the application of mathematical

concepts contained in the art of pottery, among others, through the making of

problems that can be used in top-level mathematics learning as in SMP, on the

material 1) Two-variable linear equation system, 2) Algebra Operation, 3) Build

Room and in SMA in material 1) Space geometry, 2) Integral Calculus, 3) Three

Variable Linear Equation Systems, 4) Linear Programs, 5) Exponential Function,

6) Statistics. In addition, the results of this study can also be used as knowledge or

information to the community to see the art of pottery and history Kasongan area

through the point of view of mathematics.

Key Words: Mathematical Aspects, Ethnomatematics, Art, Pottery

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 11: ASPEK MATEMATIS PADA AKTIFITAS PEMBUATAN GERABAH DI ...repository.usd.ac.id/31592/2/151442002_full.pdf · gerabah di Kasongan. Bangunjiwo, Kasihan, Bantul dalam proses pembuatan gerabah

xi

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur terhadap cinta kasih Tuhan atas karunia dan berkah yang

telah diberikan sehingga penulis mampu menyelesaikan tesis dengan lancar. Tesis

ini disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister Pendidikan

Matematika Universitas Sanata Dharma.

Di dalam penyusunan tesis ini banyak kendala yang diperoleh peneliti,

namun semua itu mampu diselesaikan penulis dengan baik karena ada dukungan

dan motivasi yang diberikan kepada penulis dari berbagai pihak. Ucapan

terimakasih oleh penulis disampaikan kepada :

1. Bapak Dr. Marcellinus Andy Rudhito, S.Pd., selaku Ketua Program Studi

S2 Pendidikan Matematika;

2. Bapak Prof. Dr. St. Suwarsono selaku dosen pembimbing yang telah

membimbing penulis dengan penuh kesabaran dan bersedia meluangkan

waktu, tenaga, dan pikiran untuk mengarahkan penulis dalam menyusun

sampai penyelesaian tesis ini;

3. Segenap dosen dan karyawan JPMIPA Universitas Sanata Dharma yang

telah membantu dan mendukung penulis selama belajar di Universitas

Sanata Dharma;

4. Bapak Lurah Desa Bangunjiwo yang telah memberikan ijin dan bantuan

infomasi yang dibutuhkan oleh penulis.

5. Orangtua, Adik Bene, Mbah Putri atas dukungan, doa, semangat, dan cinta

kasih yang telah diberikan kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan

tesis ini;

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 12: ASPEK MATEMATIS PADA AKTIFITAS PEMBUATAN GERABAH DI ...repository.usd.ac.id/31592/2/151442002_full.pdf · gerabah di Kasongan. Bangunjiwo, Kasihan, Bantul dalam proses pembuatan gerabah

xii

6. Mas Cosmas Giawa yang selalu mendampingi dan mengingatkan penulis

dengan penuh perhatian dan kasih sayangnya kepada penulis agar selalu

berusaha di dalam menyelesaikan tesis ini

7. Sahabat-sahabatku dan teman-teman Program Studi S2 Pendidikan

Matematika angkatan 2015 Universitas Sanata Dharma yang selalu

mendukung, mengingatkan dan membantu penulis selama proses studi;

8. Semua pihak yang telah mendukung penulis dalam menyelesaikan tesis ini

yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu.

Penulis menyadari bahwa didalam penyusunan tesis ini masih jauh dari sempurna.

Oleh karena itu, penulis menerima kritik dan saran yang sifatnya dapat

membangun dan mengembangkan kemampuan penulis dalam penyusunan karya

tulis selanjutnya. Penulis berharap semoga tesis ini dapat bermanfaat bagi penulis

dan pembaca, khususnya bagi para calon dan guru matematika.

Yogyakarta, 15 Januari 2018

Penulis

Ana Easti Rahayu Maya Sari, S.Pd

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 13: ASPEK MATEMATIS PADA AKTIFITAS PEMBUATAN GERABAH DI ...repository.usd.ac.id/31592/2/151442002_full.pdf · gerabah di Kasongan. Bangunjiwo, Kasihan, Bantul dalam proses pembuatan gerabah

xiii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL..................................................................................... i

LEMBAR PERSETUJUAN.......................................................................... ii

HALAMAN PERSEMBAHAN.................................................................... iv

PERNYATAAN KEASLIAN....................................................................... v

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA

ILMIAH........................................................................................................

vi

ABSTRAK.................................................................................................... vii

ABSTRACT.................................................................................................. ix

KATA PENGANTAR.................................................................................. xi

DAFTAR ISI................................................................................................. xiii

DAFTAR TABEL......................................................................................... xvi

DAFTAR SKEMA........................................................................................ xvii

DAFTAR GAMBAR.................................................................................... xviii

BAB I PENDAHULUAN............................................................................. 1

A. Latar Belakang.................................................................................. 1

B. Rumusan Masalah............................................................................. 10

C. Tujuan Penelitian.............................................................................. 10

D. Pembatasan Masalah......................................................................... 11

E. Penjelasan Istilah............................................................................... 11

F. Kebaruan Penelitian.......................................................................... 12

G. Manfaat Penelitian............................................................................ 13

BAB II LANDASAN TEORI....................................................................... 15

A. Kajian Teori...................................................................................... 15

B. Hasil – hasil Penelitian yang Relevan............................................... 34

C. Kerangka Berpikir............................................................................. 42

BAB III METODE PENELITIAN................................................................ 44

A. Jenis Penelitian.................................................................................. 44

B. Tempat dan Waktu Penelitian........................................................... 46

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 14: ASPEK MATEMATIS PADA AKTIFITAS PEMBUATAN GERABAH DI ...repository.usd.ac.id/31592/2/151442002_full.pdf · gerabah di Kasongan. Bangunjiwo, Kasihan, Bantul dalam proses pembuatan gerabah

xiv

C. Subjek dan Objek Penelitian............................................................. 46

D. Bentuk Data....................................................................................... 47

E. Metode dan Instrumen Penelitian...................................................... 48

F. Langkah – langkah Pengumpulan Data............................................. 54

G. Teknik Analisis Data......................................................................... 66

H. Upaya – upaya untuk Meningkatkan Kredibilitas Data dan Hasil

Penelitian...........................................................................................

67

BAB IV HASIL TEMUAN PENELITIAN DAN PEMBAHASAN............ 68

A. Diskripsi Situasi Sosial Daerah Kasongan........................................ 68

B. Pelaksanaan Wawancara................................................................... 75

C. Aktivitas yang Dilakukan oleh Para Pengrajin Gerabah

Kasongan,Bangunjiwo, Kasihan, Bantul dalam Proses Pembuatan

Gerabah.............................................................................................

105

D. Aspek – aspek Matematis yang Terdapat pada Aktivitas – aktivitas

yang Dilakukan oleh Para Pengrajin Gerabah Kasongan,

Bangunjiwo, Kasihan Bantul dalam Proses Pembuatan Gerabah.....

E. Implementasinya dalam Pembelajaran Matematika sebagai

Masalah Kontekstual.........................................................................

109

128

F. Keterkaitan antara Hasil Penemuan dengan Pembelajaran

Matematika........................................................................................

130

BAB V PEMBAHASAN IMPLEMENTASI DALAM

PEMBELAJARAN MATEMATIKA...........................................................

133

A. Pengembangan dalam Ilmu Pendidikan............................................ 133

B. Pengembangan dalam Masyarakat.................................................... 141

C. Pengembangan Karakter................................................................... 142

D. Keterbatasan Penelitian..................................................................... 144

E. Refleksi............................................................................................. 145

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN...................................................... 149

A. Kesimpulan....................................................................................... 149

B. Saran.................................................................................................. 155

DAFTAR PUSTAKA................................................................................... 158

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 15: ASPEK MATEMATIS PADA AKTIFITAS PEMBUATAN GERABAH DI ...repository.usd.ac.id/31592/2/151442002_full.pdf · gerabah di Kasongan. Bangunjiwo, Kasihan, Bantul dalam proses pembuatan gerabah

xv

LAMPIRAN A.............................................................................................. 162

LAMPIRAN B.............................................................................................. 207

LAMPIRAN C.............................................................................................. 211

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 16: ASPEK MATEMATIS PADA AKTIFITAS PEMBUATAN GERABAH DI ...repository.usd.ac.id/31592/2/151442002_full.pdf · gerabah di Kasongan. Bangunjiwo, Kasihan, Bantul dalam proses pembuatan gerabah

xvi

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Angket pendapat siswa tentang Matematika.................................. 53

Tabel 3.2 Pedoman Wawancara...................................................................... 60

Tabel 3.3 Analisis Data................................................................................... 66

Tabel 4.1 Pedukuhan Desa Bangunjiwo......................................................... 68

Tabel 4.2 Perbedaan antara gerabah hitam dan gerabah merah...................... 90

Tabel 4.3 Aktivitas pengrajin gerabah Kasongan........................................... 107

Tabel 4.4 Aspek matematis pada aktivitas pengrajin.................................... 114

Tabel 5.1 Contoh masalah kontekstual dalam Matematika Peminatan dan

Matematika Wajib yang disesuaikan KD pada kurikulum 2013 untuk

tingkat kelas X dan XI....................................................................................

134

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 17: ASPEK MATEMATIS PADA AKTIFITAS PEMBUATAN GERABAH DI ...repository.usd.ac.id/31592/2/151442002_full.pdf · gerabah di Kasongan. Bangunjiwo, Kasihan, Bantul dalam proses pembuatan gerabah

xvii

DAFTAR SKEMA

Skema 3.1 Langkah – langkah pengumpulan data......................................... 54

Skema 3.2 Tahap observasi............................................................................ 55

Skema 3.3 Triangulasi Teknik........................................................................ 62

Skema 3.4 Triangulasi Sumber....................................................................... 63

Skema 3.5 Triangulasi Waktu......................................................................... 64

Skema 4.1 Langkah – langakh memproduksi gerabah dengan potongan

keramik...........................................................................................................

78

Skema 4.2 Langkah – langkah membuat keren dan anglo............................. 81

Skema 4.3 Langkah – langkah membuat gerabah cetakan............................. 87

Skema 4.4 Langkah – langkah membuat tanah liat........................................ 89

Skema 4.5 langkah – langkah pembuatan gerabah secara umum................... 93

Skema 4.6 Proses pengolahan tanah sebagai bahan pokok pembuatan

gerabah............................................................................................................

97

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 18: ASPEK MATEMATIS PADA AKTIFITAS PEMBUATAN GERABAH DI ...repository.usd.ac.id/31592/2/151442002_full.pdf · gerabah di Kasongan. Bangunjiwo, Kasihan, Bantul dalam proses pembuatan gerabah

xviii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Pintu gerbang daerah wisata Kasongan..................................... 22

Gambar 2.2 Beberapa Art Shop di sepanjang jalan raya kawasan

Kasongan.......................................................................................................

23

Gambar 2.3 Olahan anyaman dan patung yang berada di Art Shop

Kasongan.......................................................................................................

23

Gambar 4.1 Peta letak desa Bangunjiwo...................................................... 69

Gambar 4.2 Pemolesan gerabah dengan potongan keramik......................... 71

Gambar 4.3 (a) Pengrajin yang melakukan finishing dengan menggunakan

potongan keramik, (b) Pengrajin yang melakukan finishing dengan

menggunakan anyaman.................................................................................

72

Gambar 4.4 (a) Pengrajin yang sedang menginovasi gerabah dengan

anyaman, (b) hasil gerabah yang dikombinasi dengan balutan anyaman.....

76

Gambar 4.5 pengrajin yang sedang membuat keren..................................... 79

Gambar 4.6 (a) pengrajin III yang sedang membuat pesanan, (b) Hasil

kerajinan berupa celengan............................................................................

84

Gambar 4.7 Hasil kerajinan pengrajin berupa celengan berbentuk minion

dan hello kitty................................................................................................

85

Gambar 4.8 (a) Tempat pembakaran, (b) Proses pembakaran...................... 95

Gambar 4.9 (a) Hasil olahan tanah gilingan yang siap disetorkan kepada

pemesan, (b) alat penggilingan tanah............................................................

98

Gambar 4.10 (a) Salah satu toko besar yang memproduksi gerabah di

Kasongan, (b) Tempat pembakaran gerabah.................................................

99

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 19: ASPEK MATEMATIS PADA AKTIFITAS PEMBUATAN GERABAH DI ...repository.usd.ac.id/31592/2/151442002_full.pdf · gerabah di Kasongan. Bangunjiwo, Kasihan, Bantul dalam proses pembuatan gerabah

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Berdasarkan dari 100 responden siswa yang diberikan angket untuk

mengetahui respon mereka terhadap matematika. Diperoleh hasil 85%

menyukai matematika sedangkan 15% tidak menyukai matematika. Meskipun

demikian baik siswa yang menyukai maupun yang tidak menyukai

matematika memiliki kendala yang sama yaitu dalam menentukan

penyelesaian dari soal matematika. Bagi mereka untuk menentukan

penyelesaian matematika dari soal yang diberikan diperlukan rumus yang

harus dihapalkan. Hal ini yang membuat sebagian dari mereka menjadi malas

dan bahkan tidak menyukai belajar matematika karena terlalu banyaknya

rumus yang digunakan dan dihapalkan. Berdasarkan jawaban terhadap

pertanyaan yang diberikan oleh 100 responden diperoleh 100% siswa

menggunakan cara menghapal rumus untuk dapat menyelesaikan soal

matematika yang selama ini diperoleh selama pembelajaran yang diterima.

Sehingga suka atau tidaknya mereka terhadap matematika dipengaruhi dari

daya ingat mereka terhadap rumus – rumus yang sudah mereka hapalkan.

Berdasarkan dari pengisian angket itu pula diperoleh sekitar 80% siswa

menganggap bahwa matematika adalah pelajaran berhitung yang penuh

dengan hapalan rumus sedangkan 20% siswa menganggap matematika sebagai

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 20: ASPEK MATEMATIS PADA AKTIFITAS PEMBUATAN GERABAH DI ...repository.usd.ac.id/31592/2/151442002_full.pdf · gerabah di Kasongan. Bangunjiwo, Kasihan, Bantul dalam proses pembuatan gerabah

2

suatu ilmu hitung yang dapat digunakan dalam kehidupan. Berdasarkan

pandangan sebagian besar siswa tersebut diperoleh bahwa matematika hanya

dianggap sebagai suatu pelajaran yang telah mereka terima selama belajar di

sekolah. Di dalam pembelajaran matematika banyak siswa memandang bahwa

matematika adalah pelajaran dengan banyak rumus yang harus dihapalkan.

Hal ini dilakukan agar dapat menyelesaikan soal-soal yang terkait dengan

materi tertentu. Adanya pandangan tersebut disebabkan oleh penyampaian

guru yang terlalu monoton terhadap materi matematika yang diberikan. Siswa

kurang mendapatkan contoh aplikasi penggunaan matematika dalam bentuk

soal kontekstual yang mampu mereka temukan dalam kehidupan sehari-hari.

Proses pembelajaran matematika yang umumnya dilakukan saat ini

cenderung terlalu monoton, teoritis, kurang kontekstual dan bersifat abstrak.

Model – model pembelajaran yang digunakanpun kurang bervariasi, hal ini

berbanding lurus terhadap rendahnya minat siswa untuk mempelajari

matematika secara lebih lanjut. Di lingkungan sekolah siswa selalu

dihadapkan dengan pembelajaran matematika yang begitu abstrak dan penuh

rumus sehingga siswa mengalami kesulitan untuk menerapkan ilmu

matematika yang diperoleh ketika berada di lingkungan hidup sehari – hari.

Hal ini dikarenakan adanya perbedaan situasi dan kondisi yang diterima siswa.

Selain itu juga dalam menyelesaikan soal matematika siswa akan berpedoman

dalam bentuk kalimat matematika. Hal ini secara tidak langsung membuat

siswa merasa harus menghapal rumus agar dapat menentukan

penyelesaiannya, karena siswa masih kurang dalam

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 21: ASPEK MATEMATIS PADA AKTIFITAS PEMBUATAN GERABAH DI ...repository.usd.ac.id/31592/2/151442002_full.pdf · gerabah di Kasongan. Bangunjiwo, Kasihan, Bantul dalam proses pembuatan gerabah

3

memahami penerapan ilmu matematika yang berbentuk soal kontekstual atau

tentang aplikasinya. Sehingga penting untuk menyampaikan kepada siswa

tentang contoh - contoh aplikasi matematika dan pemberian soal kontekstual

yang dekat dalam kehidupan sehari – hari. Didalam proses pembelajaran hal

ini dapat disampaikan pada bagian awal proses pembelajaran untuk

menumbuhkan semangat dan daya tarik bagi siswa dalam belajar matematika.

Contoh aplikasi matematika ini dapat dilihat dari berbagai bidang. Salah

satu bidang yang menggunakan ilmu matematika adalah seni yang diwujudkan

dalam bentuk kerajinan. Pada awalnya kerajinan dikerjakan sebagai suatu

kesenangan, kebiasaan atau suatu pekerjaan sampingan. Namun seiring

perkembangan jaman dan biaya kebutuhan yang semakin meningkat maka

kerajinan digunakan sebagai salah satu cara untuk mendapatkan suatu

penghasilan. Awalnya orang menganggap kerajinan sebagai suatu hobi dan

pekerjaan sampingan. Namun seiring berjalannya waktu pandangan tersebut

kemudian berubah. Sekarang kesenian tidak hanya dijadikan sebagai suatu

hobi atau pekerjaan sampingan namun menjadi mata pencaharian utama bagi

sebagian orang disuatu daerah tertentu. Daerah yang warganya sebagian besar

menggunakan kerajinan sebagai salah satu income keluarga adalah daerah

Kasongan. Kasongan adalah sebuah dusun dari Desa Bangunjiwo yang

terletak di Daerah Istimewa Yogyakarta dimana warganya sebagian besar

bermata pencaharian sebagai seorang pengrajin seni kriya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 22: ASPEK MATEMATIS PADA AKTIFITAS PEMBUATAN GERABAH DI ...repository.usd.ac.id/31592/2/151442002_full.pdf · gerabah di Kasongan. Bangunjiwo, Kasihan, Bantul dalam proses pembuatan gerabah

4

Kerajinan yang identik dengan olahan tangan ini memiliki banyak

ragam dan jenis diantaranya seni kriya, tenun, seni lukis dan lain – lain.

Kerajinan merupakan salah satu produk andalan Daerah Istimewa Yogyakarta.

Banyak berbagai perusahaan yang menghasilkan produk kerajinan tersebar

luas diberbagai Daerah Istimewa Yogyakarta. Salah satunya adalah

perusahaan kerajinan gerabah di daerah Kasongan. Secara adminitratif

Kasongan berada di wilayah Desa Bangunjiwo Kecamatam Kasihan

Kabupaten Bantul Yogyakarta. Berjarak kurang lebih 7 km dari pusat Kota

Yogyakarta ke arah barat daya. Pesatnya perkembangan jumlah unit usaha dan

reputasi gerabah Kasongan mendorong pemerintah Kabupaten Bantul

menetapkan sentra Usaha Kecil Menengah (UKM) Gerabah Kasongan

menjadi kawasan UKM unggulan sekaligus sebagai kawasan wisata dengan

nama Sentra Industri Kerajinan Gerabah Kasongan. Cakupan wilayah UKM

berkembang seiring dengan meningkatnya nilai ekonomis lokasi desa wisata.

Di daerah Kasongan ini banyak disajikan keragaman produk gerabah hasil

karya pengrajin Kasongan dalam mengolah tanah liat. Hasil produk kerajinan

berupa gerabah berkualitas tinggi dan kompetitif di pasar lokal dan global.

Adapun produksi dari usaha yang dimiliki oleh hampir seluruh warga daerah

Kasongan ini berupa gerabah atau tembikar dalam berbagai bentuk seperti

guci, vas bunga, patung hewan maupun manusia, keren, kuali, tempayan dan

tempat lilin. Berbagai produksi tersebut sekitar 80 % dipasarkan ke luar negeri

seperti Korea, Jepang, Singapura, Malaysa, Amerika Serikat dan Belanda.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 23: ASPEK MATEMATIS PADA AKTIFITAS PEMBUATAN GERABAH DI ...repository.usd.ac.id/31592/2/151442002_full.pdf · gerabah di Kasongan. Bangunjiwo, Kasihan, Bantul dalam proses pembuatan gerabah

5

Di sepanjang jalan raya Kasongan terdapat puluhan art shop (toko

barang seni) dimana produk – produk gerabah beranekaragam mulai dari

bentuk, warna sampai pada ukuran dan jenis bahan yang digunakan sehingga

mampu untuk menarik para wisatawan domestik maupun wisatawan manca

yang berasal dari berbagai daerah. Pintu gerbang merah dengan dua patung

berbentuk kuda yang saling membelakangi dan ada beberapa tambahan guci

atau tempayan yang menggambarkan kekhasan dari produk yang dihasilkan di

daerah Kasongan tersebut digunakan sebagai gerbang penyambutan dalam

memasuki daerah wisata Kasongan.

Melihat kondisi dari para pembeli maupun pengunjung daerah

Kasongan tidak hanya berasal dari daerah setempat namun juga dari luar

daerah bahkan luar negeri dengan berbagai selera dan minat yang beragam

menjadi salah satu pertimbangan para pemilik art shop untuk menjual

berbagai jenis kerajinan selain gerabah. Tidak hanya para pemilik art shop

namun hal ini juga mendorong para pengrajin Kasongan untuk semakin

meningkatkan kreatifitas dan inovasi mereka dalam memproduksi karya seni

yang mampu menyesuaikan dengan kebutuhan dan permintaan konsumen. Hal

ini dikarenakan tingkat minat dan kebutuhan akan seni gerabah ini bukan

merupakan kebutuham pokok manusia sehingga banyak sedikitnya barang

yang terjual disetiap harinya tidak menentu, tergantung dari minat dan

kebutuhan konsumen. Dampak positif lain akibat perkembangan dari

Kasongan sebagai daerah wisata ini dalam segi ekonomi maupun status sosial

bagi taraf hidup warganya bisa lebih meningkat. Nilai ekonomis dari gerabah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 24: ASPEK MATEMATIS PADA AKTIFITAS PEMBUATAN GERABAH DI ...repository.usd.ac.id/31592/2/151442002_full.pdf · gerabah di Kasongan. Bangunjiwo, Kasihan, Bantul dalam proses pembuatan gerabah

6

mampu memotivasi warga Kasongan untuk menekuni produk berbahan baku

leleran (tanah liat) jenis body earthenware menjadi andalan untuk mencukupi

kebutuhan sehari – hari. Meskipun demikian disisi lain muncul persaingan

yang lebih ketat diantara pengrajin ataupun pengusaha gerabah dalam proses

pemasaran dan dalam menarik konsumen agar tertarik dan berminat untuk

membeli hasil seni yang ditawarkan.

Para konsumen tidak hanya disajikan dengan pilihan bentuk gerabah

namun ada pula produk lain yang sama menarik dan pentingnya seperti batik

kayu, pembuatan topeng, ukiran dari batu dan kerajinan anyaman berbahan

dasar rotan, daun tebu maupun daun enceng gondok. Berbagai kerajinan yang

diproduksi di daerah Kasongan ini dapat dikelompokkan ke dalam 3 kategori

yaitu kerajinan asesoris, home interior, dan koleksi kerajinan antik. Adapun

motif yang ditonjolkan pada umumnya adalah motif bunga, buah dan unsur

alam pada produksi guci atau gerabah lainnya.

Pada saat ini masih ada anggapan bahwa kegiatan industri kecil

berkembang berdasarkan musiman. Pada saat suatu produk mengalami

peningkatan penjualan yang begitu meningkat dimasyarakat karena banyak

peminatnya maka hal iini akan diikuti oleh produsen lain untuk menghasilkan

produk yang serupa. Hal ini mengakibatkan kondisi dipasaran akan lebih cepat

mengalami kejenuhan dan berujung kerugian di unit usaha yang memproduksi

barang serupa. Meskipun demikian kerajinan gerabah Kasongan mampu tetap

eksis dikancah para wisatawan karena kemampuannya untuk mengembangkan

produk – produk yang variatif dalam rangka memenuhi kebutuhan para

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 25: ASPEK MATEMATIS PADA AKTIFITAS PEMBUATAN GERABAH DI ...repository.usd.ac.id/31592/2/151442002_full.pdf · gerabah di Kasongan. Bangunjiwo, Kasihan, Bantul dalam proses pembuatan gerabah

7

konsumen atau peminat seni gerabah produk Kasongan. Hal ini ditunjukkan

dari beberapa produk yang dihasilkan mampu menembus pasar internasional

dengan mengembangkan produk berdasarkan ide kreatif sendiri. Latar

belakang dari usaha yang ada di daerah Kasongan sangat beragam mulai dari

pengrajin tradisional yang memiliki varian sedikit sampai dengan pengrajin

modern yang memiliki variasi produk beragam, bahkan sudah ada sebagian

kecil unit usaha yang mampu untuk memberikan lapangan pekerjaan kepada

sekitar 100 orang.

Melihat fakta dari kondisi daerah Kasongan tersebut menunjukkan

bahwa seni gerabah sudah menjadi suatu budaya yang telah melekat dalam

kehidupan warga Kasongan itu sendiri. Hal ini ditunjukkan dari kebiasaan dan

tradisi warganya yang secara turun – temurun mengajarkan anak - anak usia

dini untuk mengolah tanah liat menjadi olahan kerajinan mulai dari bentuk

yang sederhana sampai pada bentuk yang memiliki nilai jual dipasaran. Tidak

hanya dalam mengolah tanah liat menjadi suatu kerajinan gerabah namun

pemikiran sebagai seorang pengusaha atau businessman juga mengikuti

perkembangan kemampuan berpikir oleh warga Kasongan. Salah satu factor

yang menentukan kesuksesan dalam bidang bisnis adalah dari kematangan

perhitungan matematikanya. Semakin baik perhitungan matematika yang

dimiliki seseorang dalam membangun usahanya maka akan semakin baik pula

hasili yang akan diperoleh. Hal ini dapat dilihat dari hasil keuntungan yang

diperoleh ketika perhitungan terhadap modal awal dilakukan dengan tepat.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 26: ASPEK MATEMATIS PADA AKTIFITAS PEMBUATAN GERABAH DI ...repository.usd.ac.id/31592/2/151442002_full.pdf · gerabah di Kasongan. Bangunjiwo, Kasihan, Bantul dalam proses pembuatan gerabah

8

Beberapa contoh keterlibatan ilmu matematika yang digunakan dalam

usaha seni gerabah Kasongan secara tidak langsung telah membantu usaha

gerabah Kasongan sehingga dapat mencapai perkembangan yang baik seperti

sekarang ini. Melalui fakta ini peneliti ingin menunjukkan peran matematika

yang dapat ditemukan di dalamnya seperti memperkirakan bahan yang

digunakan untuk menghasilkan suatu produk yang diinginkan, perhitungan

Matematika di bidang geometri untuk menghasilkan suatu bentuk simetri yang

ideal. Lebih jauh lagi masuk ke dalam tingkatan sekolah yang lebih tinggi,

contoh melalui gerabah tersebut dapat digunakan untuk menghitung volume

dan luas benda tersebut dengan menggunakan perhitungan integral. Beberapa

unsur matematis yang ditemukan dari seni gerabah Kasongan ini merupakan

suatu kondisi nyata untuk menunjukkan bahwa ilmu matematika merupakan

ilmu yang melekat dalam kehidupan sehari-hari dan telah membudaya bagi

warganya.

Melalui etnomatematika hal ini dapat didiskripsikan dan ditinjau

dengan lebih rinci lagi mengenai unsur budaya yang terdapat pada daerah

Kasongan dengan ilmu matematika yang telah dipelajari. Suatu tradisi yang

terdapat di daerah Kasongan dan dilakukan secara berkelanjutan atau turun

temurun dapat menjadi suatu budaya yang khas pada daerah tersebut.

Contohnya adalah tradisi dalam pembuatan gerabah secara tradisional sebagai

kerajinan tangan yang dilakukan oleh sebagian besar masyarakat di daerah

Kasongan Bantul.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 27: ASPEK MATEMATIS PADA AKTIFITAS PEMBUATAN GERABAH DI ...repository.usd.ac.id/31592/2/151442002_full.pdf · gerabah di Kasongan. Bangunjiwo, Kasihan, Bantul dalam proses pembuatan gerabah

9

Berawal dari suatu bakat yang dimiliki oleh masyarakat di daerah

tersebut yang menghasilkan sebuah seni gerabah dari tanah liat. Kasongan

kemudian menjadi suatu daerah wisatawan yang terkenal dengan hasil

gerabahnya. Hal ini dikarenakan antusias, ketekunan dan kerja keras para

pengrajin gerabah ini untuk mengembangkan olahan dari bakat seni kriya

yang dimiliki oleh sebagian besar masyarakat Kasongan sampai menjadi mata

pencaharian utama bagi mereka untuk mencukupi kelangsungan hidup sehari -

hari. Suatu seni yang kemudian dikembangkan dan diwujudkan dalam bentuk

hasil karya berupa gerabah dan semakin diperluas oleh warganya di daerah

tersebut pada akhirnya menjadi suatu budaya khas suatu daerah. Pembuatan

gerabah di daerah Kasongan Bantul ini tidak terlepas dari keterlibatan ilmu

matematis yang digunakan dalam proses pembuatannya seperti bentuk

geometri ruang, perhitungan dengan menggunakan integral volume untuk

suatu produk dan lain-lain.

Melihat bahwa ada keterkaitan antara gerabah dengan ilmu matematika

menjadi dasar peneliti untuk menelaah lebih dalam lagi mengenai proses

dalam pembuatan gerabah Kasongan dengan mengkaitannya terhadap ilmu

matematika. Hal ini yang kemudian akan dibahas lebih lanjut dan mendalam

oleh peneliti di dalam penelitian yang berjudul ASPEK MATEMATIS PADA

AKTIFITAS PEMBUATAN GERABAH DI KASONGAN DAN

IMPLEMENTASINYA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 28: ASPEK MATEMATIS PADA AKTIFITAS PEMBUATAN GERABAH DI ...repository.usd.ac.id/31592/2/151442002_full.pdf · gerabah di Kasongan. Bangunjiwo, Kasihan, Bantul dalam proses pembuatan gerabah

10

B. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini :

1. Apa saja aktivitas yang dilakukan oleh para pengrajin yang gerabah

Kasongan, Bangunjiwo, Kasihan Bantul dalam proses pembuatan gerabah

hubungannya dengan aspek matematika?

2. Apa saja aspek – aspek matematis yang terdapat pada aktivitas – aktivitas

yang dilakukan oleh para pengrajin gerabah Kasongan, Bangunjiwo,

Kasihan Bantul dalam proses pembuatan gerabah?

3. Bagaimana implementasinya dalam pembelajaran matematika sebagai

masalah kontekstual?

C. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk :

1. Mengetahui aktivitas - aktivitas yang dilakukan oleh para pengrajin

gerabah Kasongan, Bangunjiwo, Kasihan Bantul dalam proses pembuatan

gerabah hubungannya dengan aspek matematika.

2. Mengetahui aspek – aspek matematis yang terdapat pada aktivitas –

aktivitas yang dilakukan oleh para pengrajin gerabah Kasongan,

Bangunjiwo, Kasihan Bantul dalam proses pembuatan gerabah.

3. Mengetahui implementasinya dalam pembelajaran matematika sebagai

masalah kontekstual.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 29: ASPEK MATEMATIS PADA AKTIFITAS PEMBUATAN GERABAH DI ...repository.usd.ac.id/31592/2/151442002_full.pdf · gerabah di Kasongan. Bangunjiwo, Kasihan, Bantul dalam proses pembuatan gerabah

11

D. Pembatasan Masalah

Agar penelitian ini lebih terarah dan mencegah terjadinya

penyimpangan, penafsiran yang tidak tepat, dan dapat mencapai tujuan

penelitian, masalah penelitian dibatasi hanya pada aspek matematis seni

gerabah Kasongan yang berada di Desa Bangunjiwo, Kecamatan Kasihan,

Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta. Didalam penelitian diambil

beberapa narasumber yang berprofesi sebagai pengrajin seni gerabah,

pengrajin seni ukir, pengusaha gerabah, pengusaha tanah dan perwakilan

warga Kasongan di Desa Bangunjiwo. Adapun aspek matematis dilihat

melalui enam aktivitas matematis menurut Alan J Bishop pada setiap aktivitas

yang dilakukan pengrajin.

E. Penjelasan Istilah

1. Etnomatematika

Etnomatematika adalah ilmu matematika yang diterapkan oleh kelompok

budaya tertentu, kelompok buruh dan petani, anak-anak dari masyarakat

kelas tertentu, dan lain sebagainya (Gerdes,1994).

2. Aspek Matematis

Aspek matematis adalah suatu aktivitas matematika yang meliputi

aktivitas menghitung, menentukan lokasi, mengukur, merancang, bermain,

dan menjelaskan (Alan J Bishop 1988)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 30: ASPEK MATEMATIS PADA AKTIFITAS PEMBUATAN GERABAH DI ...repository.usd.ac.id/31592/2/151442002_full.pdf · gerabah di Kasongan. Bangunjiwo, Kasihan, Bantul dalam proses pembuatan gerabah

12

3. Seni

Seni merupakan usaha manusia untuk meniru, melengkapi, mengubah atau

berkarya “melawan alam” dan merupakan suatu keterampilan yang dicapai

melalu belajar praktek dan pengamatan. Selain itu seni adalah seperangkat

artfull, siasat, dan penemuan artfull (Menurut Alo Liliweri dalam New

Oxford American Dictionary, 2010; Merriam-Webster Dictionary, 2011 )

4. Gerabah

Gerabah adalah barang-barang yang dibuat dari bahan dasar tanah liat

dalam wujud seperti periuk, belanga, tempat air, tempayan dan lain – lain.

5. Kasongan

Kasongan adalah nama salah satu dusun yang berada di Desa Bangunjiwo,

Kecamatan Kasihan, Kabupaten Bantul, Provinsi Daerah Istimewa

Yogyakarta sebagai salah satu daerah desa tujuan wisata di Kabupaten

Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta.

F. Kebaruan Penelitian

Adapun kebaruan dari penelitian ini salah satunya berupa

pendeskripsian mengenai aspek matematis yang terdapat pada seni gerabah

Kasongan yang terletak di Desa Bangunjiwo, Kecamatan Kasihan, Kabupaten

Bantul, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Di dalam penelitian ini

dideskripsikan tentang aspek matematis yang diidentifikasi melalui enam

aktivitas matematika menurut Allan J Bishop dari setiap aktvitas yang

dilakukan dalam proses pembuatan gerabah oleh beberapa pengrajin seni

kriya yang sudah menekuni usaha tersebut secara turun - temurun di daerah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 31: ASPEK MATEMATIS PADA AKTIFITAS PEMBUATAN GERABAH DI ...repository.usd.ac.id/31592/2/151442002_full.pdf · gerabah di Kasongan. Bangunjiwo, Kasihan, Bantul dalam proses pembuatan gerabah

13

Kasongan. Selain itu kebaruan dari penelitian ini berupa pendiskripsian

mengenai sejarah Kasongan sampai akhirnya dikenal sebagai Daerah Sentra

Industri Kerajinan Gerabah Kasongan. Selain itu dalam penelitian ini juga

akan dipaparkan tentang pandangan beberapa pengrajin terhadap usaha yang

telah dirintis. Selain itu, kebaruan dari penelitian ini juga terletak pada

penentuan aspek-aspek matematis yang terdapat pada proses pembuatan

gerabah mulai dari pengolahan tanah sampai pada pemasaran gerabah yang

dilakukan di Desa Bangunjiwo, Kecamatan Kasihan, Kabupaten Bantul,

Yogyakarta.

G. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Bagi Peneliti

a. Penelitian ini dapat digunakan sebagai tambahan pengetahuan bagi

peneliti untuk memahami penggunaan ilmu Matematika dalam budaya

di daerah tertentu.

b. Penelitian ini dapat digunakan sebagai pengalaman langsung peneliti

bahwa Matematika merupakan ilmu yang melekat dengan unsur

budaya.

c. Penelitian ini dapat digunakan peneliti untuk melihat penggunaan ilmu

matematika dibidang yang lain seperti dalam bidang Ekonomi, bidang

Geografi, bidang Seni dan dibidang Budaya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 32: ASPEK MATEMATIS PADA AKTIFITAS PEMBUATAN GERABAH DI ...repository.usd.ac.id/31592/2/151442002_full.pdf · gerabah di Kasongan. Bangunjiwo, Kasihan, Bantul dalam proses pembuatan gerabah

14

d. Penelitian ini dapat menjadi inspirasi atau pandangan lain bagi peneliti

untuk melakukan pendekatan mengenai cara belajar Matematika

dengan menyesuaikan terhadap kondisi budaya setempat,

e. Penelitian ini dapat menunjukkan kepada peneliti bahwa penggunaan

ilmu matematika sudah berlangsung lama dan membudaya dengan

kehidupan sehari - hari.

2. Bagi Universitas Sanata Dharma

a. Penelitian ini dapat digunakan sebagai referensi bagi pembaca yang

akan melakukan penelitian serupa.

3. Bagi Masyarakat

a. Secara Umum

Penelitian ini mampu memberikan tambahan wawasan mengenai

dunia pendidikan bagi siswa maupun guru.

b. Secara Khusus

Penelitian ini mampu memberikan tambahan pengalaman mengenai

dunia pendidikan bagi siswa maupun guru yang tinggal di daerah

Kasongan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 33: ASPEK MATEMATIS PADA AKTIFITAS PEMBUATAN GERABAH DI ...repository.usd.ac.id/31592/2/151442002_full.pdf · gerabah di Kasongan. Bangunjiwo, Kasihan, Bantul dalam proses pembuatan gerabah

15

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Kajian teori

1. Etnomatematika

a. Pengertian Etnomatematika

Etnomatematika adalah matematika yang tumbuh dan

berkembang dalam suatu kebudayaan tertentu. Di dalam

Etnomatematika terkandung unsur masyarakat, sejarah dan

matematika. Ketiga unsur inilah yang dapat dikatakan sebagai

komponen utama dari Etnomatematika.

Selain itu etnomatematika juga dapat diartikan sebagai ilmu

matematika yang diterapkan oleh kelompok budaya tertentu, kelompok

buruh dan petani, anak-anak dari masyarakat kelas tertentu, dan lain

sebagainya (Gerdes,1994). Istilah Etnomatematika berasal dari kata -

kata ethno, mathema dan tics. Awalan ethno mengacu pada kelompok

budaya yang dapat dikenali, seperti perkumpulan suku di suatu negara

dan kelas – kelas profesi di masyarakat termasuk pula bahasa dan

kebiasaan mereka sehari-sehari dan hal lain yang berkaitan dengan

konteks budaya local. Mathema berarti menjelaskan, mengerti dan

mengelola hal – hal nyata secara spesifik dengan menghitung,

mengukur, mengklasifikasi, mengurutkan dan memodelkan suatu pola

yang muncul pada suatu lingkungan. Sedangkan tics mengandung arti

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 34: ASPEK MATEMATIS PADA AKTIFITAS PEMBUATAN GERABAH DI ...repository.usd.ac.id/31592/2/151442002_full.pdf · gerabah di Kasongan. Bangunjiwo, Kasihan, Bantul dalam proses pembuatan gerabah

16

seni dalam teknik. Jika dilihat dari definisi yang demikian maka

etnomatematika memiliki pengertian yang begitu luas tidak hanya

sekedar dalam unsur etno (etnis) atau suku.

Oleh karena tumbuh dan berkembang dari budaya, keberadaan

etnomatematika seringkali tidak disadari oleh masyarakat

penggunanya. Hal ini disebabkan etnomatematika terlihat lebih

sederhana dari bentuk umum matematika yang dipelajari disekolah.

Masyarakat daerah yang biasa menggunakan etnomatematika banyak

kemungkinan merasa tidak percaya diri dengan warisan nenek

moyangnya karena matematika dalam budaya ini tidak dilengkapi

definisi, teorema, dan rumus-rumus seperti biasa ditemukan dalam

pelajaran metematika di sekolah.

b. Peran Etnomatematika

Objek dari Etnomatemtika adalah kegiatan atau gagasan

matematika yang ada dalam masyarakat. Gagasan etnomatematika

akan dapat memperkaya pengetahuan matematika yang telah ada. Oleh

sebab itu jika perkembangan etnomatematika telah banyak dikaji maka

bukan tidak mungkin matematika diajarkan secara bersahaja dengan

mengambil budaya setempat. Menurut Bishop (1994), matematika

merupakan suatu bentuk budaya. Matematika sebagai suatu bentuk

budaya sesungguhnya telah terintegrasi pada seluruh aspek kehidupan

masyarakat dimanapun berada. Dengan demikian matematika

seseorang dipengaruhi oleh latar belakang budayanya, karena yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 35: ASPEK MATEMATIS PADA AKTIFITAS PEMBUATAN GERABAH DI ...repository.usd.ac.id/31592/2/151442002_full.pdf · gerabah di Kasongan. Bangunjiwo, Kasihan, Bantul dalam proses pembuatan gerabah

17

mereka lakukan berdasarkan apa yang mereka lihat dan rasakan.

Budaya akan mempengaruhi perilaku individu dan mempunyai peran

yang besar pada perkembangan pemahaman individual, termasuk

pembelajaran matematika (Bishop, 1991).

Para pakar etnomatematika berpendapat bahwa pada dasarnya

perkembangan matematika sampai kapanpun tidak akan terlepas dari

budaya dan nilai yang telah ada pada masyarakat. Dalam pembelajaran

pembentukan skema baru pada siswa sebaiknya bermula dari diri siswa

sendiri. Oleh sebab itu tepat sekali jika dalam mengajarkan matematika

sebaiknya menggunakan unsur matematika yang sering ditemukan

siswa dalam kehidupan sehari-hari di daerah tempat tinggal siswa

tersebut. Sebagai contoh untuk menyampaikan materi bangun ruang

atau menghitung volume benda putar siswa diajak ke tempat pengrajin

gerabah Kasongan agar dapat melihat proses pembuatan gerabah, dan

berbagai bentuk bangun ruang gerabah tersebut. Kemudian

mengarahkan dan membimbing siswa untuk menuliskan berbagai

unsur yang dapat diperoleh siswa dari informasi yang telah mereka

peroleh dan mereka amati dalam pembuatan gerabah yang terkait

dengan materi matematika yang sedang dibahas.

2. Seni

a. Pengertian Seni

Istilah seni meliputi media seperti lukisan, patung, seni grafis,

seni dekoratif, gambar dan instalasi. Melihat bahwa seni terdiri dari

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 36: ASPEK MATEMATIS PADA AKTIFITAS PEMBUATAN GERABAH DI ...repository.usd.ac.id/31592/2/151442002_full.pdf · gerabah di Kasongan. Bangunjiwo, Kasihan, Bantul dalam proses pembuatan gerabah

18

banyak bentuk, hal ini menunjukkan bahwa seni bukan suatu hal yang

kaku. Sehingga dalam konteks budaya seni dikenal dalam bentuk

benda lain yang diciptakan ataupun dihasilkan melalui usaha yang sulit

dan dijiwai dengan rasa dan pemaknaan oleh pembuatnya (Alo

Liliweri,351).

Seni adalah usaha manusia untuk meniru, melengkapi,

mengubah atau berkarya “melawan alam” dan merupakan suatu

keterampilan yang dicapai melalu belajar praktek dan pengamatan.

Selain itu seni adalah seperangkat artfull, siasat, dan penemuan artfull

(Menurut Alo Liliweri dalam New Oxford American Dictionary, 2010;

Merriam-Webster Dictionary, 2011 ). Art adalah kerajinan, keahlian,

bakat, pengetahuan, teknik yang menunjukkan keahlian dalam

melakukan apa yang dicapai oleh studi, praktek, pengamatan atau seni

retorika mulai dari mengerjakan gerabah, kemampuan untuk mengajar

dan lain sebagainya.

b. Seni Kriya

Seni kriya adalah salah satu bagian dari seni rupa. Kriya

merupakan terjemahan dari bahasa Sansekerta “kria” yang artinya

mahir bertindak / bekerja untuk masalah keagamaan. Kriya menjelaskan

teknik – teknik pembuatan benda untuk acara keagamaan seperti arca

dan candi. Oleh sebab itu seorang pengkriya menurut pandangan ini

memiliki kemampuan menggunakan ketrampilan tangan dan memiliki

pandangan yang lebih karena kedekatan dengan Tuhan. Sehingga pada

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 37: ASPEK MATEMATIS PADA AKTIFITAS PEMBUATAN GERABAH DI ...repository.usd.ac.id/31592/2/151442002_full.pdf · gerabah di Kasongan. Bangunjiwo, Kasihan, Bantul dalam proses pembuatan gerabah

19

dasarnya kriya bukan hanya kerajinan seperti yang dipahami secara

konseptual pada saat ini, namun juga merupakan olah jiwa mendekati

Yang Maha Kuasa.

3. Gerabah Kasongan

a. Latar belakang Kasongan

Kasongan adalah nama dari salah satu dusun yang terletak di

Desa Bangunjiwo, Kecamatan Kasihan, Kabupaten Bantul, Daerah

Istimewa Yogyakarta. Suatu daerah yang semenjak tahun 1830

sebagian besar warganya berprofesi sebagai pengrajin bahkan profesi

tersebut masih terus dilanjutkan secara turun – temurun. Daerah ini

berjarak kurang lebih 7 km dari pusat kota Yogyakarta ke arah barat

daya. Lokasi yang ini mampu untuk dijangkau dengan berbagai

kendaraan darat. Luas daerah ini 34.3 hektar di mana sebagian besar

merupakan tanah pekarangan kering karena tidak mendapatkan

pengairan teknis secara sempurna. Posisi Kasongan berada diatas

aliran Sungai Bedog. Secara teknis irigasi dan iklim di Kasongan

masih kurang sehingga kondisi di daerah ini relative terasa panas pada

musim kemarau karena termasuk daerah yang terletak diatas tanah

kapur mengakibatkan daerah ini hanya dapat ditumbuhi tanaman

tertentu. Pekarangan yang berada didaerah Kasongan ini selain

sebagai lahan untuk memproduksi gerabah dan olahan kerajinana yang

lain digunakan pula untuk budidaya tanaman keras sehingga dapat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 38: ASPEK MATEMATIS PADA AKTIFITAS PEMBUATAN GERABAH DI ...repository.usd.ac.id/31592/2/151442002_full.pdf · gerabah di Kasongan. Bangunjiwo, Kasihan, Bantul dalam proses pembuatan gerabah

20

bermanfaat untuk menunjang kehidupan social ekonomi daerah

Kasongan.

Beberapa jenis tanaman pohon yang biasa tumbuh di Kasongan

seperti kelapa atau klopo (Cocos nucifera), bambu atau empring

(Gigantochloa), melinjo (Gnetum gnemon), rambutan (Nepeelium

lappaceum), mangga atau pelem (Mangifera indica), dan waru

(Hibiscus tiliaceus). Selain itu jenis tanaman palawija atau tanaman

yang tumbuh didaerah persawahan meliputi padi atau pari (Oryza

sativa), jagung (Zeamays), kacang tanah atau kacang prol (Arachis

hypogaea), tebu (Saccarum officinale), dan lain sebagainya. Daerah

Kasongan dimana sebagian besar warganya berprofesi sebagai

pengrajin ini tidak hanya memproduksi barang dari tanah liat namun

juga dari anyaman.

Bahan dasar yang digunakan dalam pembuatan kerajinan

anyaman ini dimbil dari beberapa jenis pohon ataupun tanaman

palawija tersebut seperti daun bambu, sabut kelapa dan lainnya. Selain

itu pohon – pohon ini juga penting bagi kehidupan pengrajin di

Kasongan karena kayu yang dihasilkan dapat digunakan sebagai

bahan bakar untuk proses pembakaran gerabah. Tidak hanya berupa

kayu yang dapat digunakan sebagai bahan bakar namun bagian

lainnya seperti daun, batang, ranting dan sisa dari tanaman padi dan

jagung yang kering pun dapat diolah untuk dimanfaatkan sebagai

bahan untuk proses pembakaran gerabah.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 39: ASPEK MATEMATIS PADA AKTIFITAS PEMBUATAN GERABAH DI ...repository.usd.ac.id/31592/2/151442002_full.pdf · gerabah di Kasongan. Bangunjiwo, Kasihan, Bantul dalam proses pembuatan gerabah

21

Suatu desa yang memiliki lahan cukup luas dengan mayoritas

warganya berprofesi sebagai pengrajin ini seiring berjalannya waktu

menunjukkan perkembangan yang cukup pesat dalam menjadi daerah

wisata gerabah Kasongan. Situasi ini mendorong Pemerintah

Kabupaten Bantul untuk menetapkan usaha ini sebagai suatu Unit

Kecil Menengah (UKM) gerabah Kasongan menjadi suatu kawasan

unggulan dengan nama Sentra Industri Kerajinan Gerabah Kasongan.

Seiring berkembangnya UKM ini maka cakupan wilayahnya juga ikut

berkembang diikuti dengan meningkatnya nilai ekonomi lokasi desa

wisata ini. Adapun cakupan wilayah dari kawasan ini meliputi dusun

Kajen, Tirto, Kali Pucang, Gedongan, Sembungan dan Kasongan.

Diantara dusun yang lain Dusun Kasongan merupakan dusun

yang saat ini masih tetap mempertahankan gerabah yang bercorak

tradisional. Namun seiring berkembangnya kebutuhan dan minat dari

wisatawan, para pengrajin mulai melakukan inovasi dari gerabah

tradisional menjadi barang seni yang lebih menarik, modern dan

nampak baru dibandingkan jenis gerabah yang umumnya diproduksi

dan dipajang di daerah tersebut. Hal ini membuat Daerah Wisata Seni

Gerabah Kasongan menjadi suatu daerah wisata yang memiliki

keanekaragaman produk seni olahan tanah yang semakin menarik.

Adapun produk gerabah yang dihasilkan memiliki kualitas tinggi dan

cukup kompetitif di pasar lokal dan global.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 40: ASPEK MATEMATIS PADA AKTIFITAS PEMBUATAN GERABAH DI ...repository.usd.ac.id/31592/2/151442002_full.pdf · gerabah di Kasongan. Bangunjiwo, Kasihan, Bantul dalam proses pembuatan gerabah

22

Melalui jalan Bantul dari arah utara Kota Yogyakarta disebelah

kanan jalan terdapat gerbang sebagai pintu masuk kawasan Wisata

Kasongan di mana gerbang tersebut terdapat dua patung kuda dengan

posisi arah saling berlawanan dan tembikar sebagai ciri khas produk

yang ada di Daerah Kasongan tersebut.

Gambar 2.1 Pintu Gerbang Daerah Wisata Kasongan

Desain pintu gerbang Kasongan ini mengadopsi dari desain bentuk

pintu gerbang utama Keraton Yogyakarta. Artistik yang terdapat pada

pintu gerbang ini mencontoh dari relief Candi Borobudur dengan

ukuran tinggi gapura 9 meter, ukuran tinggi sampai puncak gapura 12

meter dan ukuran lebar keseluruhannya 24 meter. Adapun lokasi

sentra gerabah Kasongan dari arah gapura ini berjarak sekitar 500

meter.

Setelah memasuki gerbang Kasongan para pengunjung akan

disuguhkan dengan berbagai pilihan art shop (toko barang seni) yang

menarik. Art shop di daerah Kasongan ini merupakan toko berbagai

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 41: ASPEK MATEMATIS PADA AKTIFITAS PEMBUATAN GERABAH DI ...repository.usd.ac.id/31592/2/151442002_full.pdf · gerabah di Kasongan. Bangunjiwo, Kasihan, Bantul dalam proses pembuatan gerabah

23

olahan seni gerabah yang diproduksi oleh pengrajin Kasongan. Art

shop ini terletak disepanjang 500 meter jalan raya Kasongan.

Gambar 2.2 Beberapa Art shop di sepanjang jalan raya Kawasan Kasongan

Saat ini art shop di Kasongan tidak hanya menyajikan kerajinan seni

gerabah tetapi ada pula jenis kerajinan lainnya berupa olahan

anyaman, patung batu, patung dari olahan semen, ukiran batu, ukiran

kayu dan barang kerajinan lain dengan variasi bentuk. Berikut

beberapa contoh hasil kerajian anyaman dan patung yang juga

menjadi daya tarik bagi para wisatawan yang mengunjungi daerah

wisata Kasongan.

Gambar 2.3 Olahan anyaman dan patung yang berada di art shop Kasongan

Seiring berkembangnya jaman minat para konsumen terhadap

seni gerabah Kasongan mulai menurun. Beberapa faktor penyebab

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 42: ASPEK MATEMATIS PADA AKTIFITAS PEMBUATAN GERABAH DI ...repository.usd.ac.id/31592/2/151442002_full.pdf · gerabah di Kasongan. Bangunjiwo, Kasihan, Bantul dalam proses pembuatan gerabah

24

menurunnya minat para konsumen terhadap gerabah Kasongan ini

dilatarbelakangi oleh bentuk gerabah yang monoton, selain itu

keberadaan dari gerabah yang pada umumnya bukan termasuk ke

dalam kebutuhan pokok konsumen. Hal ini mendorong para pengrajin

Kasongan untuk berpikir lebih dalam memproduksi berbagai bentuk

dan jenis gerabah. Oleh karena itu untuk mengantisipasi beberapa

faktor penyebab menurunnya minat konsumen tersebut maka para

pengrajin mulai memodifikasi olahan gerabah dengan menggunakan

keramik, kaca, pasir dan batu. Hasil inovasi dari olahan ini kemudian

menjadi produk dengan penampilan baru yang dapat disuguhkan

kepada para konsumen baik domestik maupun lokal. Selain itu

kawasan Kasongan sebagai Daerah Sentra Industri Kerajinan Gerabah

Kasongan ini pun akan tetap terjaga kualitas dan pengunjungnya.

b. Sejarah Perkembangan Kasongan

Nama Kasongan diambil dari nama Kyai Song. Kyai Song

adalah prajurit sekaligus guru spiritual Pangeran Diponegoro. Selepas

tertangkapnya Pangeran Diponegoro oleh Belanda tahun 1830 beliau

mengembangkan peralatan rumah tangga dan perkakas dari bahan

tanah liat sebagai peralatan dapur. Generasi selanjutnya dibawah

pengarahan Ki Jembuk mengembangkan hiasan patung binatang serta

celengan (coin box). Keragaman produk semakin bertambah dengan

peralihan generasi kepada Ki Rono dan Nyai Giyah yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 43: ASPEK MATEMATIS PADA AKTIFITAS PEMBUATAN GERABAH DI ...repository.usd.ac.id/31592/2/151442002_full.pdf · gerabah di Kasongan. Bangunjiwo, Kasihan, Bantul dalam proses pembuatan gerabah

25

mengembangkan produk anglo (tungku kayu bakar), belanga dan

periuk cawan.

Pada era tahun 1970 – 1980 Kasongan mengalami

perkembangan yang begitu pesat. Kemampuan ini ditunjukkan dengan

mengadopsi aliran seni naturalisme arahan Ir.Larasati Suliantoro

Soelaiman seorang seniwati tanaman hias dan Sapto Hudoyo pematung

dari Yogyakarta. Secara historis beberapa kejadian penting yang

menandai era pertambahan pengetahuan di Kasongan meliputi; (1)

peradaban asli yang mulai berubah tahun 1976 dengan pembinaan dari

Ir.Larasati Suliantoro Soelaiman kawasan Kasongan mulai mengenal

sentuhan keindahan dan kualitas produk kerajinan bunga hias.

Kemudian sebagian mulai memperhatikan nilai artistic, estetika bentuk

dan kualitas proses produksi; (2) arahan dan pembinaan dari seniman

Sapto Hudoyo sekitar tahun 1980-an yang menghadirkan pengetahuan

baru berupa seni pembuatan berbagai jenis patung binatang melalui

metode “lelet” (tempel).

Pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh dari kedua

seniman tersebut membentuk keindahan gerabah melalui proses

pewarnaan produk gerebah dengan menggunakan cat tembok. Proses

transfer pengetahuan dilakukan melalui cara memesan produk gerabah

dengan ukuran tertentu. Kemudian pengrajin dilatih cara mewarnai dan

menyusun kombinasi pewarnaan pada gerabah yang telah dipesan. Hal

ini dapat membuat para pengrajin merasakan bahwa produk yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 44: ASPEK MATEMATIS PADA AKTIFITAS PEMBUATAN GERABAH DI ...repository.usd.ac.id/31592/2/151442002_full.pdf · gerabah di Kasongan. Bangunjiwo, Kasihan, Bantul dalam proses pembuatan gerabah

26

dihasilkan tersebut mendapatkan nilai jual dipasaran. Ketrampilan

mewarnai gerabah ini semakin menyebar luas dikalangan pengrajin

Kasongan yang lain. Mulai dari pengrajin yang mendapatkan pesanan,

proses penanganan pasca pembakaran gerabah dengan cara pewarnaan

ini disebarkan melalui cara imitator (meniru tindakan).

Desa Kasongan merupakan wilayah pemukiman para kundi,

yang berarti buyung atau gundi. Pada jaman dulu orang yang membuat

sejenis buyung, gendi, kuali dan lainnya yang tergolong barang dapur,

gerabah, juga barang hias keramik ini disebut sebagai kundi. Hasil

kerajinan gerabah Kasongan berupa guci dengan berbagai motif

(burung merak, naga, bunga mawar, gajah, bambu, dan banyak

lainnya), pot dengan berbagai ukuran, hiasan keramik, patung-patung

kecil, pigura, perabotan dari bambu, bahkan topeng-topeng yang

terbuat dari tanah liat. Hasil-hasil kerajinan desa wisata Kasongan

tersebut berkualitas istimewa sehingga pemasaran yang dilakukan

untuk berbagai produk ini tidak hanya didaerah lokal namun

pemasaran secara ekspor ke berbagai negara seperti Eropa dan

Amerika juga banyak dilakukan.

Kerajinan gerabah Kasongan merupakan kegiatan pengolahan

tanah liat yang telah berlangsung berabad – abad dan mampu bertahan

sampai sekarang karena secara sistematis di daerah ini terdapat proses

transfer keterampilan yang dilakukan secara turun – temurun. Hal

inilah yang digunakan oleh warga Kasongan ini sehingga mampu

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 45: ASPEK MATEMATIS PADA AKTIFITAS PEMBUATAN GERABAH DI ...repository.usd.ac.id/31592/2/151442002_full.pdf · gerabah di Kasongan. Bangunjiwo, Kasihan, Bantul dalam proses pembuatan gerabah

27

untuk mempertahankan eksistensinya sebagai daerah sentra industri

gerabah sampai saat ini. Pengolahan alam lingkungan oleh para

pengrajin gerabah merupakan suatu kegiatan yang saling

mengutungkan. Hal ini karena interaksi yang dilakukan pengrajin tidak

hanya sekedar menggunakan namun juga melestarikan dan menjaga

alam dan lingkungan agar tetap dalam keadaan yang seimbang.

Kasongan mulanya adalah tanah persawahan milik penduduk

desa di selatan Yogyakarta. Pada masa penjajahan Belanda di

Indonesia, daerah persawahan milik salah satu warga tersebut

ditemukan seekor kuda yang mati, diperkirakan kuda tersebut milik

pejabat Belanda. Karena saat itu masa penjajahan Belanda, maka

warga yang memiliki tanah tersebut takut dan segera melepaskan hak

tanahnya supaya tidak dituntut oleh Belanda. Ketakutan serupa juga

terjadi pada penduduk lain yang memiliki sawah di sekitarnya yang

akhirnya juga melepaskan hak tanah kepemilikannya. Banyaknya

tanah yang bebas, membuat penduduk desa lain segera mengakui tanah

tersebut. Penduduk yang melepaskan hak tanah tersebut kemudian

beralih profesi menjadi seorang pengrajin keramik yang mulanya

hanya mengempal-ngempal tanah yang tidak pecah bila disatukan.

Pada awalnya tanah tersebut hanya digunakan untuk mainan anak-anak

dan perabot dapur saja. Namun, karena ketekunan dan tradisi yang

dilakukan secara turun temurun, akhirnya daerah Kasongan ini mulai

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 46: ASPEK MATEMATIS PADA AKTIFITAS PEMBUATAN GERABAH DI ...repository.usd.ac.id/31592/2/151442002_full.pdf · gerabah di Kasongan. Bangunjiwo, Kasihan, Bantul dalam proses pembuatan gerabah

28

dikenal sebagai daerah kerajinan gerabah tanah liat yang sampai

sekarang menjadi Desa Wisata yang cukup terkenal.

Sejak tahun 1971-1972, Desa Wisata Kasongan mengalami

kemajuan cukup pesat. Sapto Hudoyo (seorang seniman besar

Yogyakarta) membantu mengembangkan Desa Wisata Kasongan

dengan membina masyarakatnya yang sebagian besar pengrajin untuk

memberikan berbagai sentuhan seni dan komersil bagi desain kerajinan

gerabah sehingga gerabah yang dihasilkan tidak menimbulkan kesan

yang membosankan dan monoton, namun dapat memberikan nilai seni

dan nilai ekonomi yang tinggi. Keramik Kasongan dikomersilkan

dalam skala besar oleh Sahid Keramik sekitar tahun 1980an.

Saat ini nama Kasongan lebih dikenal secara umum di kancah

industry maupun manca dibandingkan nama Desa-nya, yaitu

Bangunjiwo. Didaerah ini terdapat sentra kerajinan gerabah, yang

menghasilkan ratusan bahkan ribuan keramik dengan berbagai jenis,

bentuk dan ukuran. Sekitar lebih dari 300 pengrajin yang menyerap

seribu lebih tenaga kerja membuat sentra kerajinan ini mampu

menembus pasar gerabah internasional. Art shop yang berjajar rapi di

kanan-kiri jalan masuk kawasan Kasongan, dipadukan dengan

workshop para pengrajin, dimana kita dapat ikut langsung membuat

keramik, dan festival seni Kasongan yang rutin diadakan setiap

tahunnya, membuat Kasongan menjadi sebuah wisata kerajinan yang

berkesan bagi siapapun yang mengunjunginya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 47: ASPEK MATEMATIS PADA AKTIFITAS PEMBUATAN GERABAH DI ...repository.usd.ac.id/31592/2/151442002_full.pdf · gerabah di Kasongan. Bangunjiwo, Kasihan, Bantul dalam proses pembuatan gerabah

29

c. Gerabah

Menurut para ahli gerabah adalah jenis tembikar kuno yang

dibuat manusia dari tanah liat yang dicampur pasir kemudian dibakar

pada suhu sekitar 800 hingga 1000 . Karakteristik gerabah adalah

keras, rapuh, berpori dan mudah pecah. Pengertian gerabah menurut

Oka (1979) adalah keramik rakyat hal ini dikarenakan gerabah

mempunyai ciri pemakaian tanah liat bakaran rendah serta teknik

pembakaran yang sangat sederhana. Kata “keramik” berasal dari

Yunani keramos yang artinya periuk atau belanga yang dibuat dengan

menggunakan bahan baku berupa tanah liat dan diproses dengan cara

dibakar. Di Indonesia segala jenis benda yang berbahan baku tanah liat

dengan proses pengolahan dibakar ini dikenal dengan istilah gerabah.

Dengan demikian pengertian antara gerabah dan keramik adalah

ekuivalen. Meskipun demikian pada perkembangannya terjadi

perbedaan makna antara keduanya.

Gerabah merupakan produk berbahan baku tanah liat merah atau

lempung yang disebut sebagai kwarsa (body earthenware). Proses

pembuatannya dilakukan dengan mencampur tanah dan air secukupnya

kemudian dipilin agar menjadi liat dan mudah dibentuk. Setelah

mendapatkan bentuk yang sesuai kemudian tahap selanjutnya adalah

pengeringan. Pada tahap pengeringan dilakukan dengan menjemur

hasil olahan pada tahap sebelumnya dibawah sinar matahari selama 2 –

3 hari atau disesuaikan dengan ukuran dan ketebalan benda yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 48: ASPEK MATEMATIS PADA AKTIFITAS PEMBUATAN GERABAH DI ...repository.usd.ac.id/31592/2/151442002_full.pdf · gerabah di Kasongan. Bangunjiwo, Kasihan, Bantul dalam proses pembuatan gerabah

30

dibentuk dan kondisi cuaca sampai diperoleh benda tersebut kering.

Setelah itu tahap selanjutnya adalah pembakaran. Pembakaran

dilakukan dalam tumpukan jerami selama kurang lebih 8 – 12 jam.

Hasil akhirnya berupa gerabah yang kuat, keras dan berwarna

kemerahan. Adapun teknik – teknik yang biasa digunakan oleh

pengrajin gerabah atau keramik antara lain teknik lempeng, teknik

pilin, teknik putar, teknik cetak tekan dan teknik tuang.

Pada awalnya keramik dibuat dengan bahan dasar tanah liat,

namun seiring berkembangnya waktu pembuatan keramik mulai

menggunakan bahan baku porselen berupa tanah putih yang diaduk

kemudian di saring sampai halus. Proses pengeringan dan pembakaran

dilakukan dengan tahap yang hampir bersamaan dalam sebuah tungku

tertutup dengan suhu panas mencapai 1200 derajat celcius dengan

waktu 8-12 jam. Pembuatan bahan porselin lebih rumit dan lebih

banyak menggunakan tenaga.

Proses pembuatan gerabah yang berkembang di Kasongan

secara umum terbagi menjadi 3 bagian yaitu:

- Proses pembuatan gerabah tradisional meliputi serangkaian

proses yang menggunakan bahan baku, bahan pencampur

dan proses pembuatan desain yang kemudian diakhiri

dengan pembakaran di tempat terbuka.

- Pola pembuatan gerabah modifikasi tradisional proses

pembuatannya hampir sama dengan gerabah tradisional,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 49: ASPEK MATEMATIS PADA AKTIFITAS PEMBUATAN GERABAH DI ...repository.usd.ac.id/31592/2/151442002_full.pdf · gerabah di Kasongan. Bangunjiwo, Kasihan, Bantul dalam proses pembuatan gerabah

31

kecuali dibagian proses finisihing. Pada bagian finishing ini

akan di lanjutkan dengan pewarnaan.

- Kerangka pembuatan gerabah modern dilakukan dengan

proses pengawasan yang paling baik dan berkualitas mulai

dari proses pengerjaan, pembakaran dan produksi yang lebih

kreatif dan halus dibandingkan dengan modifikasi

tradisional.

Jenis gerabah yang diproduksi di daerah Kasongan ini bukan

hanya bentuk yang tradisional berupa gerabah tanah liat berwarna

merah kecoklatan namun juga dengan polesan warna yang semakin

menambah nilai seni, artistik dan nilai jualnya. Proses pembuatan

gerabah ini dilakukan mulai dari pengolahan tanah sampai siap untuk

dibentuk oleh pengrajin. Pada awalnya tanah yang digunakan untuk

memproduksi gerabah diambil dari lahan bersama milik warga

setempat.

Lahan dengan luas tertentu dan kondisi tanah yang basah

menjadi bahan utama bagi para pengrajin daerah tersebut dalam

membuat gerabah. Namun seiring berjalannya waktu dan kondisi

cuaca, kebiasaan hidup dan semakin banyaknya pengunjung di daerah

ini membuat kondisi tanah dan struktur lahan yang digunakan semakin

kurang baik jika digunakan untuk membuat gerabah hal ini jelas akan

berpengaruh terhadap kualitas gerabah yang dihasilkan. Kualitas tanah

yang baik untuk digunakan memproduksi gerabah adalah tanah yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 50: ASPEK MATEMATIS PADA AKTIFITAS PEMBUATAN GERABAH DI ...repository.usd.ac.id/31592/2/151442002_full.pdf · gerabah di Kasongan. Bangunjiwo, Kasihan, Bantul dalam proses pembuatan gerabah

32

tidak terlalu basah dan tidak terlalu kering, mudah untuk dibentuk,

gerabah yang sudah dibentuk jika sudah cukup kering tidak langsung

hancur dan tanahnya berwarna kemerahan.

4. Aspek matematis

Aspek matematis menurut Alan J Bishop meliputi enam aktivitas

matematika yang terdiri dari menghitung (counting), menentukan lokasi

(locating), mengukur (measuring), merancang (designing), memainkan

(playing), dan menjelaskan (explaining). Untuk dapat melihat aspek

matematis yang terdapat pada proses pembuatan gerabah maka setiap

aktivitas yang dilakukan oleh pengrajin dalam proses pembuatan gerabah

yang berada di Kasongan ini kemudian dikaji dengan menggunakan enam

aktivitas matematika tersebut.

Berikut penjelasan terhadap enam aktivitas matematis tersebut

menurut Alan J Bishop (1988):

a. Menghitung (Counting)

Quantifiers (each, some, many, none); Adjectival number names;

Finger and body counting; Tallying; Numbers; Place value; Zero;

Base 10; Operations on numbers; Combinatories; Accuracy;

Approximation; Erros; Fractions; Decimals; Positive, Negatives;

Infinitely large, small; Limit; Number patterns; Powers; Number

relationships; Arrow diagrams; Algebraic representation; Events;

Probabilities; Frequency representations.

Merupakan suatu aktivitas yang meliputi penghitungan dengan

menggunakan jari dan badan; penghitungan dengan menggunakan

ketinggian; angka; nilai tempat; Nol; Dasar 10; operasi bilangan;

kombinasi; ketepatan; perkiraan; kesalahan; Pecahan; Desimal;

Positif, Negatif; Tak terhingga besar, kecil; Membatasi; Pola

nomor; Kekuatan; Jumlah hubungan; Diagram panah; Representasi

aljabar; Acara; Probabilitas; Representasi frekuensi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 51: ASPEK MATEMATIS PADA AKTIFITAS PEMBUATAN GERABAH DI ...repository.usd.ac.id/31592/2/151442002_full.pdf · gerabah di Kasongan. Bangunjiwo, Kasihan, Bantul dalam proses pembuatan gerabah

33

b. Menentukan Lokasi (Locating)

Prepositions; Route descriptions; Environmental locations;

N.S.E.W. Compass bearings; Up/down; Left/right;

Forwards/Backwards; Journeys (distance); Straight and Curved

lines; Angle as turning Rotations; Systems of location: Polar

coordinates, 2D/3D coordinates, Mapping; Latitude / Longitude;

Loci; Linkages; Circle; Ellipse; Vector; Spiral.

Merupakan suatu aktivitas yang meliputi kegiatan pendiskripsian

suatu alur;suatu pernyataan yang sesuai dengan kondisi nyata;

lokasi lingkungan; arah mata angin kompas; atas / bawah; kiri

kanan; ke depan / belakang; perjalanan (jarak); garis lurus dan

melengkung; angle seperti memutar rotasi; sistem lokasi: koordinat

kutub, koordinat 2d / 3d, pemetaan; garis lintas garis bujur; loci;

kaitan; lingkaran; elips; vektor; spiral.

c. Mengukur(Measuring)

Comparative quantifiers (faster, thinner); Ordering; Qualities;

Development of units (heavy - heaviest - weight); Accuracy of

units; Estimation; Length; Area; Volume; Time; Temperature;

Weight; Conventional units; Standard units; System of units

(metric); Money; Compound units.

Merupakan suatu aktivitas yang meliputi pengukur komparatif

(lebih cepat, lebih tipis); pemesanan; kualitas; pengembangan unit

(bobot berat - terberat); akurasi unit; perkiraan; panjangnya;

daerah; volume; waktu; suhu; berat; unit konvensional; unit

standar; sistem satuan (metrik); uang; unit majemuk

d. Merancang(Designing)

Design; Abstraction; Shape; Form; Aesthetics; Objects compared

by properties of form; Large, small; Similarity; Congruence;

Properties of shapes; Common geometric shapes, figures and

solids; Nets; Surfaces; Tesselations; Symmetry; Proportion; Ratio;

Scale-model Enlargements; Rigidity of shapes.

Merupakan suatu aktivitas yang meliputi desain; abstraksi; bentuk;

bentuk; estetika; objek dibandingkan dengan sifat bentuk; besar

kecil; kesamaan; kesesuaian; sifat bentuk; bentuk geometris umum,

figur dan padatan; jaring; permukaan; tesselations; simetri;

proporsi; perbandingan; pembesaran skala model; kekakuan

bentuk.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 52: ASPEK MATEMATIS PADA AKTIFITAS PEMBUATAN GERABAH DI ...repository.usd.ac.id/31592/2/151442002_full.pdf · gerabah di Kasongan. Bangunjiwo, Kasihan, Bantul dalam proses pembuatan gerabah

34

e. Bermain (Playing)

Games; Fun; Puzzles; Paradoxes; Modelling; Imagined reality;

Rule-bound activity; Hypothetical reasoning; Procedures; Plans

Strategies; Cooperative games; Competitive games; Solitaire

games; Chance, prediction.

Merupakan suatu aktivitas yang meliputi pertandingan;

menyenangkan; teka-teki; paradoks; pemodelan; bayangkan

kenyataan; aktivitas terikat aturan; penalaran hipotetis; prosedur;

strategi rencana; permainan koperasi; permainan kompetitif;

permainan solitaire; kemungkinan, prediksi

f. Menjelaskan(Explaining)

Similarities; Classifications; Conventions; Hierarchical classifying

of objects; Story explanation; logical connectives; Linguistic

explanations: Logical arguments, Proofs; Symbolic explanations:

Graphs, Diagrams, Charts, Matrices; Mathematical modelling;

Criteria: internal validity, external generalisability.

Merupakan suatu aktivitas yang meliputi kesamaan; klasifikasi;

konvensi; pengelompokan benda secara hierarkis; penjelasan cerita;

koneksi logis; penjelasan linguistik: argumen logis, bukti;

penjelasan simbolis: grafik, diagram, diagram, matriks; pemodelan

matematika; kriteria: validitas internal, generalisabilitas eksternal

B. Hasil – hasil Penelitian yang relevan

Adapun berbagai penelitian yang terkait dengan Aspek Matematis pada

Kerajinan Gerabah Kasongan.

1. Studi Industri Kerajinan Gerabah Kasongan Di Desa Bangunjiwo

Kecamatan Kasihan Kabupaten Bantul Fatimah, Yuni Faridatul (2015)

Studi Industri Kerajinan Gerabah Kasongan di Desa Bangunjiwo

Kecamatan Kasihan Kabupaten Bantul. S1, Fakultas Ilmu Sosial.

Universitas Negeri Yogyakarta

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 53: ASPEK MATEMATIS PADA AKTIFITAS PEMBUATAN GERABAH DI ...repository.usd.ac.id/31592/2/151442002_full.pdf · gerabah di Kasongan. Bangunjiwo, Kasihan, Bantul dalam proses pembuatan gerabah

35

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: 1) Proses pembuatan

gerabah Kasongan; 2) Macam-macam produk inovasi kerajinan gerabah

Kasongan; 3) Peta pemasaran produk kerajinan gerabah Kasongan; 4)

Hambatan yang ada dalam industri gerabah Kasongan; 5) Upaya untuk

mengatasi hambatan yang ada dalam industri gerabah Kasongan; 6)

Hubungan modal dengan jumlah tenaga kerja dalam industri gerabah

Kasongan. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif. Hasil penelitian

menunjukkan bahwa: 1) Proses pembuatan gerabah meliputi tahap

persiapan, pengolahan bahan, pembentukan badan gerabah, pengeringan,

pembakaran, dan finishing. Teknik pembentukan badan gerabah

dilakukan dengan dua macam cara yaitu a). Teknik putar dan b). Teknik

cetak; 2) Macam-macam produk inovasi gerabah Kasongan berupa guci,

souvenir, patung-patung besar, pot panjang, wuwung (hiasan pada atap

rumah); 3) Pemasaran gerabah Kasongan meliputi pemasaran dalam dan

luar negeri, pemasaran dalam negeri ke Yogyakarta, Jakarta, Solo,

Boyolali, Semarang, Magelang, Cilacap, Wonosobo, Surabaya, Bandung,

Bali, Makassar, Papua, Kalimantan Barat, Lampung, Sumatera Barat, dan

Aceh. Pemasaran luar negeri ke Negara Malaysia, India, Australia,

Amerika, Jepang, Kanada, Belanda, dan Eropa;omset penjualan gerabah

tertinggi yaitu tahun 2008 dengan omset di dalam negeri sebesar 13,5

milyar dan di luar negeri sebesar 15,7 milyar; 4) Hambatan dalam industri

kerajinan gerabah Kasongan meliputi: a). Hambatan fisik (alam) berupa

hambatan musim, b). Hambatan dalam proses pembuatan berupa model

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 54: ASPEK MATEMATIS PADA AKTIFITAS PEMBUATAN GERABAH DI ...repository.usd.ac.id/31592/2/151442002_full.pdf · gerabah di Kasongan. Bangunjiwo, Kasihan, Bantul dalam proses pembuatan gerabah

36

yang sulit, c). Hambatan pemasaran berupa persaingan dengan produk

lain, d). Hambatan produk yang mudah pecah; 5) Upaya mengatasi

hambatan meliputi: a). Menggunakan mesin pengering gerabah, b).

Berlatih membuat desain baru, c). Membuat media promosi dengan media

cetak maupun elektronik, d). Melakukan prosespembakaran dengan

sempurna; 6) Hubungan modal dan jumlah tenaga kerja memiliki

hubungan positif karena semakin banyak jumlah tenaga kerja, semakin

besar modal yang dikeluarkan oleh pengrajin

2. Etnomatematika Dibalik Kerajinan Anyaman Bali. Kadek Rahayu

Puspadewi dan I Gusti Ngurah Nila Putra (2014). Etnomatematika Di

Balik Kerajinan Anyaman Bali. Jurnal Matematika.Universitas

Mahasaraswati Denpasar

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: 1) hubungan atau

kaitannya antara budaya di Bali terhadap hasil kerajianan yang dibentuk

dengan ilmu matematika. 2) etnomatematika yang ada pada kerajinan

anyaman bali, Penelitian ini termasuk ke dalam jenis penelitian deskriptif

kualitatif. Hasil dari penelitian ini diperoleh bahwa dalam menjalankan

budaya atau tradisi yang berada di bali, masyarakat menggunakan

berbagai barang yang dibuat sendiri dengan teknik anyaman. Adapun

beberapa kerajinan anyaman Bali seperti sok asi, sok, lampid, bodag,

tempeh, tikeh sanggah, klabang, capil, bedeg, dll terkandung unsur

matematika, salah satunya adalah penggunaan prinsip

teselasi/pengubinan. Karena mengandung unsur matematika maka

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 55: ASPEK MATEMATIS PADA AKTIFITAS PEMBUATAN GERABAH DI ...repository.usd.ac.id/31592/2/151442002_full.pdf · gerabah di Kasongan. Bangunjiwo, Kasihan, Bantul dalam proses pembuatan gerabah

37

tentunya hasil-hasil kerajinan anyaman ini dapat dimanfaatkan dalam

pembelajaran di kelas terutama sebagai sumber belajar. Karena

mengandung unsur matematika maka tentunya hasil-hasil kerajinan

anyaman ini dapat dimanfaatkan dalam pembelajaran di kelas terutama

sebagai sumber belajar. Di dalam materi teselasi atau pengubinan ini

diharapkan siswa dapat menemukan bangun segi banyak beraturan

maupun tak beraturan yang membentuk pola pengubinan melalui

pengamatan dan melakukan pengubinan dengan menggunakan

segibanyak beraturan. Beberapa kerajinan anyaman Bali tersebut dapat

digunakan sebagai contoh benda – benda yang menggunakan prinsip

teselasi. Beberapa unsur matematika yang ada dalam pola anyaman antara

lain mengenai garis vertical dan horizontal, garis tegak lurus, sudut siku –

siku, simetri dan lain sebagainya. Hasil dari penelitian ini dalam

pembelajaran adalah dapat digunakan dengan menyelipkan

etnomatemtika yang bersumber dari kerajinan anyaman yang akan

menambah wawasan siswa mengenai keberadaan matematika yang ada

pada salah satu unsur budaya yang mereka miliki. Selain itu hasil peneliti

ini juga dapat meningkatkan motivasi dalam belajar serta memfasilitasi

siswa dalam menghubungkan berbagai konsep yang dipelajari dengan

situasi dunia nyata. Adapun kesimpulan dalam penelitian ini adalah

etnomatematika dalam kerajinan anyaman Bali dapat dimanfaatkan

sebagai sumber belajar dalam pembelajaran, menambah wawasan siswa

mengenai keberadaan matematika yang ada pada salah satu unsur budaya

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 56: ASPEK MATEMATIS PADA AKTIFITAS PEMBUATAN GERABAH DI ...repository.usd.ac.id/31592/2/151442002_full.pdf · gerabah di Kasongan. Bangunjiwo, Kasihan, Bantul dalam proses pembuatan gerabah

38

yang mereka miliki, meningkatkan motivasi dalam belajar serta

memfasilitasi siswa dalam mengaitkan konsep – konsep yang dipelajari

dengan situasi dunia nyata. Bagi para pembaca yang berminat hasil

penelitian ini dapat mengeksplorasi lebih lanjut keberadaan

etnomatematika pada kerajinan anyaman Bali ataupun pada unsur budaya

Bali yang lain.

3. Museum Seni Gerabah di Kasongan Bantul. Heru Sutrisno (2011).

Museum Seni Gerabah Di Kasongan Bantul.Skripsi.Fakultas

Teknik.Universitas Atma Jaya.

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan aspirasi masyarakat

terhadap perkembangan seni gerabah dan juga sebagai media komunikasi

antar pengrajin lewat karya seninya dengan masyarakat umum, juga

merupakan sarana untuk menjaga kelestarian benda – benda seni gerabah.

Permasalahan yang diangkat adalah bagaimana menciptakan Museum

Seni Gerabah yang atraktif dengan memanfaatkan gerabah sebagai unsur

pembentuk ruang dalam, serta menampilkan ciri khas perkampungan desa

wisata Kasongan, Bantul. Sebagai wadah yang memberikan pelayanan

yang bersifat atraktif ini ditekankan pada suasana ruang yang bersifat

atraktif yang dicapai melalui pengolahan unsur gerabah sebagai

pembentuk ruang dalam elemen-elemn arsitektural yang diterapkan pada

pola keruangannya. Suasana Desa Wisata Kasongan diwujudkan ke dalam

pola keruangannya juga sebagai unsur atraktif dalam perancangan

keruangan Museum Seni Gerabah dan diwujudkan dengan penyusunan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 57: ASPEK MATEMATIS PADA AKTIFITAS PEMBUATAN GERABAH DI ...repository.usd.ac.id/31592/2/151442002_full.pdf · gerabah di Kasongan. Bangunjiwo, Kasihan, Bantul dalam proses pembuatan gerabah

39

ruang pamer yang memberikan pengalaman meruang pada pengunjung

Museum Seni gerabah ini.

Di dalam museum ini pengunjung dapat menikmati sekaligus

menambah wawasan serta pengetahuannya melalui metode penyajian

yang atraktif, baik berupa diorama, gambar, replika, ataupun secara utuh.

Materi-materi pamer tersebut disajikan secara berurutan sesuai hasil

kerajinan gerabah yang disusun tidak monoton. Bentuk serta penampilan

bangunan Museum Seni gerabah, menggunakan pendekatan aristektur

analogi yang merupakan pengalaman meruang dalam setiap pengunjung

museum ini. Dengan demikian pengunjung dapat mempunyai kesan

tersendiri terhadap Museum Seni gerabah yang menggunakan konsep

pada suasana ruang yang atraktif serta dapat menjadi sumber inspirasi

bagi para penggemar gerabah khususnya.

4. Pengelolaan Modal Pengetahuan pada Usaha Kecil dan Menengah. Hari

Susanta Nugraha (2009). Pengelolaan Modal Pengetahuan Pada Usaha

Kecil Dan Menengah.Disertasi.Fakultas Ilmu Sosial dan ilmu

Politik.Universitas Indonesia.

Berbeda dengan perusahaan besar yang mampu mengembangkan

kegiatan penelitian dan pengembangan, kemampuan inovasi UKM

merupakan perwujudan the economics of proximity. UKM dihadapkan

pada kelemahan internal yakni ketiadaan kegiatan penelitian dan

pengembangan serta kelemahan mengakses sumber-sumber informasi.

Akibatnya, peran aktif mitra menjadi sangat penting dalam rangka

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 58: ASPEK MATEMATIS PADA AKTIFITAS PEMBUATAN GERABAH DI ...repository.usd.ac.id/31592/2/151442002_full.pdf · gerabah di Kasongan. Bangunjiwo, Kasihan, Bantul dalam proses pembuatan gerabah

40

mendorong kemampuan inovasi. Kedekatan UKM dengan kekuatan

eksternal seperti konsumen, distributor, pemasok, dan pesaing justru

menjadi elemen penting sebagai sumber pengetahuan dalam

pengembangan kemampuan inovasi.

Peran UKM di Indonesia sangat penting sebagai kegiatan ekonomi

rakyat yang memberikan sumbangan besar dalam meningkatkan taraf

kehidupan sosial. Walaupun merupakan kegiatan bisnis terbesar, tetapi

pada kenyataannya UKM menghadapi permasalahan dalam membangun

kemampuan inovasi karena penguasaan ketrampilan dan adopsi teknologi

yang kurang memadai bagi efektivitas dan efisiensi proses bisnisnya.

Kelemahan substansial yang dimiliki adalah proses pembelajaran dalam

mengadopsi ketrampilan dan teknologi baru. Sebagian persoalan tersebut

sebenarnya tidak terlepas dari kendala internal yang dihadapi. Terbatasnya

kompetensi sumberdaya manusia, akses permodalan, dan teknologi

merupakan kelemahan mendasar.

Penelitian bersifat deskriptif dengan menggunakan pendekatan

grounded research dan beberapa proses pendukung untuk pengumpulan

data penelitian. Obyek penelitian adalah aktivitas para pengrajin gerabah

di Sentra UKM Kasongan dalam mencari informasi, melakukan

pembelajaran, dan merekayasa inovasi produk. Selain itu digunakan

pendekatan partisipasi sebagai metode untuk menangkap elemen-elemen

penting dalam proses pengelolaan modal pengetahuan UKM kawasan

Kasongan. Untuk mempertajam analisis, proses pengumpulan data juga

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 59: ASPEK MATEMATIS PADA AKTIFITAS PEMBUATAN GERABAH DI ...repository.usd.ac.id/31592/2/151442002_full.pdf · gerabah di Kasongan. Bangunjiwo, Kasihan, Bantul dalam proses pembuatan gerabah

41

menggunakan metode wawancara mendalam (indepth interview) dengan

informan kunci yang ditetapkan berdasarkan kapabilitas individu maupun

jabatan struktural. Penelitian berhasil menemu-kenali bahwa pengelolaan

pengetahuan menyebabkan munculnya karakter yang khas.

Analisis terhadap proses pengelolaan dan pemanfaatan

pengetahuan serta rekayasa kemampuan inovasi dipengaruhi oleh aspek

kemitraan yang ada di kawasan Kasongan. Kedua elemen tersebut

membedakan UKM dalam 5 kategori berdasarkan informational,

technological, dan innovation capability. Kemampuan informasi adalah

kemampuan unit usaha mendekati sumber-sumber informasi dan

memecahkan kode-kode informasi melalui pembelajaran. Kemampuan

teknologi adalah kemampuan untuk menyusun metode, peralatan, dan

jaringan kerja proses produksi. Kemampuan inovasi adalah kemampuan

rekayasa ide dan gagasan produk inovatif. Berdasarkan karakteristik

kemampuan, maka disusun kategori UKM dalam mengelola pengetahuan,

yakni tradisional, modifikasi tradisional, pendukung bahan baku, sanggar

seni, dan modern. Ke-5 tipe UKM menunjukkan adanya disparitas dalam

pengelolaan pengetahuan dan kemampuan inovasi.

Berdasarkan hasil analisis masih ada ruang kajian yang berpotensi

untuk diteliti lebih dalam, seperti kajian tentang kriteria perusahaan

berdasarkan technological capability yakni kemampuan teknologis dalam

menciptakan peralatan, informational capability yakni kemampuan

informatik dalam menemukan sumber, menggali kedalaman, dan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 60: ASPEK MATEMATIS PADA AKTIFITAS PEMBUATAN GERABAH DI ...repository.usd.ac.id/31592/2/151442002_full.pdf · gerabah di Kasongan. Bangunjiwo, Kasihan, Bantul dalam proses pembuatan gerabah

42

mempelajari informasi sehingga menjadi pengetahuan, serta innovational

capability yakni kemampuan inovasi yang mendorong pengetahuan dan

peralatan yang dimiliki menjadi sebuah proses maupun produk yang

bernilai baru. Pendekatan knowledge management di sector UKM banyak

dikaitkan dengan kemampuan inovasi, padahal bisa diterapkan dalam

berbagai aspek organisasi. Telaah tentang pengelolaan dan penggunaan

pengetahuan dalam rangka pengembangan organisasi (Organizational

Development) di sektor UKM pada kenyataannya masih membuka ruang

untuk dikaji lebih dalam.

C. Kerangka berpikir

Etnomatematika adalah suatu ilmu matematika yang tumbuh dan

berkembang dalam suatu kebudayaan tertentu. Budaya adalah suatu kebiasaan

yang dilakukan oleh sekelompok orang di daerah tertentu yang dilakukan

secara turun temurun. Seni yang dimiliki oleh seseorang dan dikembangkan

secara terus menerus sehingga menghasilkan karya seni yang indah dan tidak

terlepas dari penggunaan ilmu matematika, meskipun hal ini sangat sedikit

yang menyadarinya.

Matematika yang dianggap sebagai suatu ilmu yang sulit untuk

ditemukan dan diterapkan dalam kehidupan sehari-hari pada kenyataanya

memiliki peranan yang cukup besar dalam kehidupan dan melekat dalam suatu

budaya dan seni itu sendiri. Oleh karena dengan menggunakan enam aktivitas

matematika menurut Alan J Bishop ini yang akan digunakan untuk mengkaji

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 61: ASPEK MATEMATIS PADA AKTIFITAS PEMBUATAN GERABAH DI ...repository.usd.ac.id/31592/2/151442002_full.pdf · gerabah di Kasongan. Bangunjiwo, Kasihan, Bantul dalam proses pembuatan gerabah

43

setiap aktivitas pengrajin dalam proses pembuatan yang dapat terbentuk

dengan unsur seni dan perhitungan matematik yang relevan sehingga

menghasilkan suatu karya seni yang begitu menakjubkan. Melalui penelitian

ini peneliti ingin mengetahui dan mengkaji mengenai budaya daerah

Kasongan dengan menggunakan etnomatematika.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 62: ASPEK MATEMATIS PADA AKTIFITAS PEMBUATAN GERABAH DI ...repository.usd.ac.id/31592/2/151442002_full.pdf · gerabah di Kasongan. Bangunjiwo, Kasihan, Bantul dalam proses pembuatan gerabah

44

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis penelitian

Penelitian ini termasuk ke dalam jenis penelitian deskriptif kualitatif

etnografi. Menurut Sugiyono (2010) penelitian deskriptif adalah suatu

penelitian yang menguraikan teori secara sistematis (bukan hanya sekedar

pendapat para pakar atau penulis buku) dan hasil-hasil penelitian yang relevan

dengan variabel yang diteliti. Teori tersebut sesuai dengan penelitian ini

karena penelitian ini dilakukan untuk mengetahui aspek matematis yang

ditemukan pada proses pembuatan sampai pemasaran gerabah Kasongan jika

dilihat dari bidang ilmu yang lain. Selain itu penelitian ini juga termasuk ke

dalam jenis penelitian etnografi, karena didalamnya menghubungkan unsur

sejarah yang berada di daerah Kasongan. Menurut Juliansyah Noor (2011)

etnografi adalah uraian dan penafsiran suatu budaya atau sistem kelompok

sosial. Di dalam penelitian ini peneliti akan melakukan pengamatan terhadap

proses pembuatan gerabah Kasongan, penjualan gerabah oleh pengusaha

kerajinan gerabah Kasongan dan sejarah dari daerah Kasongan.

Etnografi merupakan suatu proses dan hasil dari suatu penelitian.

Sebagai suatu proses etnografi melibatkan pengamatan yang panjang terhadap

suatu kelompok di mana dalam kelompok ini peneliti terlibat langsung dalam

proses dan mampu untuk mewawancarai setiap pengrajin yang digunakan

penelti sebagai narasumber. Menurut Deddy Mulyana (2006) penelitian

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 63: ASPEK MATEMATIS PADA AKTIFITAS PEMBUATAN GERABAH DI ...repository.usd.ac.id/31592/2/151442002_full.pdf · gerabah di Kasongan. Bangunjiwo, Kasihan, Bantul dalam proses pembuatan gerabah

45

etnografi bertujuan menguraikan budaya secara menyeluruh yakni semua

aspek budaya baik yang bersifat material seperti artefak budaya yang berupa

bangunan dan berbagai bentuk lain yang berwujud serta aspek budaya yang

bersifat abstrak seperti pengalaman, pola pikir, norma, kepercayaan dan

system nilai kelompok yang diteliti. Penelitian kualitatif adalah penelitian

yang berlandaskan filsafat postpositivisme, yang digunakan untuk meneliti

kondisi obyek secara alamiah, lebih menekankan makna daripada generalisasi.

Menurut John Creswell (2015) penelitian ini termasuk penelitian

kualitatif karena mengeksplorasi permasalahan dan pengembangan

pemahaman secara terperinci tentang fenomena sentral yang berhubungan

dengan gerabah Kasongan. Selain itu pengumpulan data didasarkan pada kata

– kata atau gambar berupa foto yang diambil dari sebagian subyek atau

peristiwa yang diteliti sedemikian sehingga pandangan dari sebagian subyek

dan atau peristiwa yang diteliti bisa didapatkan. Di dalam penelitian ini

analisis data yang dilakukan menggunakan deskripsi kata – kata untuk

menginterpretasikan makna yang lebih besar terhadap hasil temuannya.

Di dalam penelitian kualitatif ini data yang dikumpulkan dari para

subyek atau kejadian yang ditemukan diolah dan dimaknai secara lebih dalam

dengan menggunakan teori yang ada. Selain pengolahan data dengan

menghubungkan dengan teori yang sesuai, pengolahan data dalam penelitian

kualitatif ini juga akan diperkuat dengan adanya pengumpulan data melalui

dokumentasi atau pengambilan foto terhadap peristiwa atau subyek yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 64: ASPEK MATEMATIS PADA AKTIFITAS PEMBUATAN GERABAH DI ...repository.usd.ac.id/31592/2/151442002_full.pdf · gerabah di Kasongan. Bangunjiwo, Kasihan, Bantul dalam proses pembuatan gerabah

46

diteliti. Secara sederhana penelitian yang akan dilakukan ini terdiri dari

beberapa tahapan sesuai dengan jenis penelitian yang dilakukan,

Adapun penelitian ini termasuk ke dalam jenis penelitian kualitatif,

sehingga paradigma penelitian ini menurut Capra (1996) dalam Metodologi

Penelitian (Lexy J.Moleong 2009) sebagai suatu konstelasi konsep, nilai –

nilai persepsi dan praktek yang dialami bersama oleh masyarakat yang

membentuk visi khusus tentang realitas sebagai dasar tentang cara

mengorganisasikan dirinya.

B. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat penelitian

Penelitian dilaksanakan di daerah Kasongan, Desa Bangunjiwo,

Kecamatan Kasihan, Kabupaten Bantul, Yogyakarta.

2. Waktu penelitian

Penelitian dilaksanakan dalam beberapa waktu :

a. Tahap observasi dimulai pada bulan Desember 2016.

b. Penelitian tahap I dimulai pada bulan Januari 2017

c. Penelitian tahap II dimulai pada bulan Mei – Juni 2017

C. Subjek dan Objek Penelitian

1. Subjek penelitian

Subjek dalam penelitian ini adalah pengrajin gerabah Kasongan,

pengusaha tanah, pedagang gerabah dan warga Kasongan yang berprofesi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 65: ASPEK MATEMATIS PADA AKTIFITAS PEMBUATAN GERABAH DI ...repository.usd.ac.id/31592/2/151442002_full.pdf · gerabah di Kasongan. Bangunjiwo, Kasihan, Bantul dalam proses pembuatan gerabah

47

selain pengrajin yang berada di Kasongan Desa Bangunjowo Kecamatan

Kasihan Kabupaten Bantul DIY.

2. Objek Penelitian

Objek dalam penelitian ini adalah hasil olahan kerajinan gerabah

oleh pengrajin Kasongan.

D. Bentuk data

Adapun bentuk data sebagai hasil dari penelitian ini diperoleh dari hasil

wawancara terhadap subjek penelitian yang akan dideskripsikan dan

dianalisis berdasarkan jenis penelitian kualitatif sehingga diperoleh informasi

mengenai proses pembuatan kerajinan gerabah dan sejarah yang terdapat

dibalik proses pembuatannya. Selain itu melalui hasil wawancara ini peneliti

dapat memperoleh informasi lain tentang aspek matematis yang terdapat pada

proses pembuatan gerabah maupun dampak bagi profesi selain pengrajin yang

diakibatkan dari keberadaan gerabah. Berikut adalah bentuk data yang

diperoleh dari penelitian:

1. Hasil wawancara terhadap pengrajin

Data yang diperoleh dari hasil wawancara ini berupa proses

pembuatan gerabah, kendala didalam menjalankan profesi pengrajin,

kekhasan dari gerabah Kasongan, sejarah dibalik profesi yang telah

ditekuni dan sejarah Kasongan menjadi daerah sentral industri

gerabah.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 66: ASPEK MATEMATIS PADA AKTIFITAS PEMBUATAN GERABAH DI ...repository.usd.ac.id/31592/2/151442002_full.pdf · gerabah di Kasongan. Bangunjiwo, Kasihan, Bantul dalam proses pembuatan gerabah

48

2. Hasil wawancara terhadap pengusaha tanah

Melalui hasil wawancara terhadap pengusaha tanah ini diperoleh

informasi untuk mengetahui tentang daerah yang dipergunakan

sebagai tempat pengambilan tanah, dan cara pengolahan tanah yang

dilakukan.

3. Hasil wawancara terhadap warga yang berprofesi selain pengrajin

Melalui hasil wawancara terhadap warga yang berprofesi selain

pengrajin diperoleh informasi tentang dampak yang diakibatkan

dengan adanya gerabah yang semakin meluas di Kasongan.

4. Dokumentasi

Dokumentasi dilakukan selama proses wawancara dan pengambilan

gambar terhadap objek serta subjek yang diteliti.

E. Metode dan Instrumen Penelitian

1. Metode pengumpulan data

Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini

adalah observasi, wawancara dan dokumentasi.

a. Observasi

Dalam penelitian ini observasi dilakukan untuk mengamati

proses pembuatan gerabah yang dilakukan pengrajin. Adapun jenis

observasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi terus

terang yang mana sumber data yang akan diamati sejak awal sudah

mengetahui tujuan dari peneliti. Observasi ini juga dilakukan untuk

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 67: ASPEK MATEMATIS PADA AKTIFITAS PEMBUATAN GERABAH DI ...repository.usd.ac.id/31592/2/151442002_full.pdf · gerabah di Kasongan. Bangunjiwo, Kasihan, Bantul dalam proses pembuatan gerabah

49

mengamati keadaan disekitar tempat pembuatan gerabah maupun

lingkungan sekitar yang digunakan sebagai daerah industri kerajinan

gerabah.

Peneliti melakukan observasi terhadap beberapa pengrajin

gerabah yang telah dipilih berdasarkan dari jenis bahan baku yang

digunakan dalam pembuatan gerabah. Selain itu peneliti juga

melakukan observasi terhadap lokasi tempat pengrajin memproduksi

gerabah, aktifitas dari beberapa warga yang berprofesi sebagai petani,

guru, seniman dan pelajar.

Observasi terhadap beberapa pihak tersebut dilakukan peneliti

untuk melihat kebiasaan mereka berada didaerah industri gerabah.

Dalam penelitian ini penjabaran observasi yang dilakukan disajikan

dengan menuliskan alur observasi yang dilakukan termasuk waktu

pelaksanaan, narasumber, hasil wawancara dan dokumentasi.

Pada tahap observasi ini peneliti akan menjabarkan hasil

penelitian tentang perspektif yang telah ditemukan melalui perspektif

matematika kemudian dilakukan penelitian secara lebih mendalam.

b. Wawancara

Dalam penelitian ini wawancara digunakan untuk mendapatkan

informasi kebenaran dari kekonsistenan jawaban yang diberikan oleh

pengrajin dan berbagai pihak yang digunakan sebagai narasumber oleh

peneliti. Wawancara yang digunakan dalam penelitian ini adalah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 68: ASPEK MATEMATIS PADA AKTIFITAS PEMBUATAN GERABAH DI ...repository.usd.ac.id/31592/2/151442002_full.pdf · gerabah di Kasongan. Bangunjiwo, Kasihan, Bantul dalam proses pembuatan gerabah

50

wawancara tidak terstruktur. Termasuk kedalam wawancara tidak

terstruktur karena tidak menggunakan pedoman wawancara.

Wawancara ini bertujuan untuk mengumpulkan data dari para

pengrajin sebanyak mungkin tentang proses pembuatan gerabah,

segala hal yang berhubungan dengan gerabah dan sejarah dari daerah

Kasongan itu sendiri. Selain itu wawancara ini juga digunakan untuk

mengetahui sejauh apa pengaruh gerabah dalam kehidupan warga yang

sudah lama tinggal didaerah Kasongan meskipun tidak berprofesi

sebagai pengrajin gerabah. Wawancara ini dilakukan terhadap

beberapa sumber seperti pengrajin 3, warga Kasongan yang

berprofesi sebagai petani, guru, pelajar dan seniman.

Meskipun jenis wawancara yang digunakan dalam penelitian ini

adalah wawancara tidak terstruktur sehingga tidak dibutuhkan

pedoman wawancara namun, agar informasi yang diperoleh sesuai dan

dapat melengkapi kebutuhan dari pelaksanaan penelitian ini maka garis

besar atau pokok terhadap informasi yang hendak diketahui perlu

untuk dituliskan. Berikut adalah daftar pertanyaan yang digunakan

sebagai pokok informasi yang hendak diketahui peneliti dalam

pengumpulan data yang dilakukan:

1) Bahan dan alat apa saja yang Anda butuhkan untuk memproduksi

gerabah?

2) Rata – rata berapa banyak gerabah yang Anda produksi setiap

harinya?

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 69: ASPEK MATEMATIS PADA AKTIFITAS PEMBUATAN GERABAH DI ...repository.usd.ac.id/31592/2/151442002_full.pdf · gerabah di Kasongan. Bangunjiwo, Kasihan, Bantul dalam proses pembuatan gerabah

51

3) Faktor apa saja yang mempengaruhi Anda dalam memproduksi

gerabah?

4) Ada berapa jenis gerabah yang Anda produksi?

5) Kemana saja pemasaran gerabah yang Anda lakukan?

6) Bagaimana cara Anda untuk dapat mempertahankan kualitas

gerabah yang Anda produksi dalam persaingan antar pengrajim

yang lain?

7) Kendala apa saja yang Anda peroleh dalam menekuni profesi Anda

ini?

8) Jenis gerabah seperti apa yang paling banyak diminati oleh

konsumen?

9) Apa saja yang Anda ketahui tentang sejarah Kasongan sampai

dikenal sebagai daerah industri gerabah?

10) Apa kekhasan gerabah Kasongan jika dibandingkan dengan

gerabah dari daerah lain?

Pertanyaan – pertanyaan tersebut masih bisa dikembangkan

ditambah sesuai dengan kondisi atau keadaan pada saat peneliti

melakukan pengamatan dan bertatap muka langsung kepada sumber

data.

c. Dokumentasi

Dokumentasi yang dilakukan dalam penelitian ini adalah

pengambilan video dan atau foto berupa gambar berbagai aktifitas

yang dilakukan peneliti selama penelitian dilakukan. Mulai dari

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 70: ASPEK MATEMATIS PADA AKTIFITAS PEMBUATAN GERABAH DI ...repository.usd.ac.id/31592/2/151442002_full.pdf · gerabah di Kasongan. Bangunjiwo, Kasihan, Bantul dalam proses pembuatan gerabah

52

observasi sampai wawancara yang dilakukan. Dokumentasi ini

dilakukan untuk mengumpulkan data dari kegiatan pengrajin dalam

memproduksi gerabah.

2. Instrumen pengumpulan data

Instrumen utama yang digunakan dalam penelitian ini adalah

peneliti sendiri, sedangkan instrumen pendukung dalam penelitian ini

berupa pedoman obeservasi, pedoman wawancara, angket dan kamera.

Berikut instrumen pendukung yang digunakan dalam penelitian ini:

a. Pedoman observasi

Adapun pedoman observasi yang digunakan dalam penelitian ini

adalah:

1) Proses pembuatan gerabah

2) Kondisi lingkungan disekitar tempat produksi gerabah

3) Kebiasaan sehari – hari yang dilakukan oleh warga yang berada

disekitar pengrajin gerabah.

b. Pedoman wawancara

Adapun pedoman wawancara yang digunakan dalam penelitian

ini adalah:

1) Terkait dengan produksi gerabah.

2) Terkait dengan dampak yang diakibatkan dari adanya produksi

gerabah Kasongan.

3) Terkait dengan budaya setempat.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 71: ASPEK MATEMATIS PADA AKTIFITAS PEMBUATAN GERABAH DI ...repository.usd.ac.id/31592/2/151442002_full.pdf · gerabah di Kasongan. Bangunjiwo, Kasihan, Bantul dalam proses pembuatan gerabah

53

4) Terkait dengan perekonomian yang dihasilkan dari gerabah

Kasongan.

5) Terkait dengan sejarah atau warisan dari daerah Kasongan sebagai

daerah industri gerabah.

6) Terkait dengan cara pandang dan interaksi antar warga yang

berdomisili di Kasongan.

4) Terkait letak geografi dan struktur tanah atau daerah dengan

semakin meluasnya aktifitas yang berhubungan dengan produksi

gerabah.

5) Terkait dengan pertanian yang dpengaruhi oleh adanya gerabah.

c. Angket

Sebagai langkah awal dalam penelitian ini, peneliti akan

memberikan angket untuk melihat pendapat siswa tentang matematika.

Daftar pertanyaan yang digunakan sebagai angket oleh peneliti

disajikan dalam table 3.1

Tabel 3.1 Angket pendapat siswa mengenai matematika

No Pertanyaan No Jawaban

1. Menurut Anda apa itu Matematika? 1.

2. Apakah Anda suka belajar

Matematika?

2.

3. Apa kesulitan yang Anda temukan

dalam belajar Matematika?

3.

4. Menurut Anda apakah belajar

matematika itu menyenangkan?

4.

5. Apa yang sudah Anda peroleh

selama belajar matematika sampai

5.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 72: ASPEK MATEMATIS PADA AKTIFITAS PEMBUATAN GERABAH DI ...repository.usd.ac.id/31592/2/151442002_full.pdf · gerabah di Kasongan. Bangunjiwo, Kasihan, Bantul dalam proses pembuatan gerabah

54

1. Observasi

Lapangan

2. Wawancara

Tahap I

3. Pengambilan

Data

4. Wawancara

Tahap II

5. Analisis Data 6. Kesimpulan

Adapun hasil dari pengisian angket tersebut dipergunakan oleh

peneliti sebagai bahan penguat didalam penyusunan latar dalam

penelitian yang dilakukan ini.

F. Langkah – langkah Pengumpulan Data

Langkah – langkah dalam penelitian ini disajikan dalam skema berikut :

Skema 3.1 langkah – langkah pengumpulan data

1. Observasi lapangan

Observasi yang dilakukan peneliti adalah observasi tak berstruktur.

Observasi tak berstruktur adalah observasi yang tidak dipersiapkan secara

sistematis tentang apa yang akan diobservasi (Sugiyono,2010). Hal ini

saat ini?

6. Apa manfaat belajar Matemtika bagi

Anda?

6.

7. Apa kendala atau hambatan bagi

Anda dalam belajar matematika?

7.

8. Apa yang Anda harapkan ketika

belajar Matematika?

8.

9. Menurut Anda bagaimana cara

belajar matematika yang

menyenangkan itu?

9.

10. Sebutkan kejadian atau berbagai hal

yang ada disekitar Anda, yang

menurut Anda itu berhubungan

dengan matematika!

10.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 73: ASPEK MATEMATIS PADA AKTIFITAS PEMBUATAN GERABAH DI ...repository.usd.ac.id/31592/2/151442002_full.pdf · gerabah di Kasongan. Bangunjiwo, Kasihan, Bantul dalam proses pembuatan gerabah

55

dilakukan karena peneliti belum mengetahui secara pasti apa yang akan

diamati dan saat pengamatan peneliti tidak mempergunakan instrumen

yang telah baku, namun menggunakan gambaran terhadap pengamatan

yang dilakukan. Adapun gambaran peneliti terhadap pengamatan yang

akan dilakukan adalah:

a. Proses pembuatan gerabah meliputi teknik pembuatan, alat, bentuk

dan bahan yang digunakan.

b. Produk akhir dari proses pembuatan gerabah.

c. Pengamatan hasil dan dampak ekonomi yang didapat dari penjualan

gerabah oleh para pengrajin, dan pengusaha kerajinan gerabah

Kasongan.

d. Data monografi dan statistik desa Bangunjiwo.

Berikut beberapa tahap observasi menurut Spradley (1980).

a. Observasi deskriptif

Observasi ini dilakukan oleh peneliti saat melakukan proses sosial.

Adapun proses sosial yang dilakukan oleh peneliti adalah proses untuk

mengetahui daerah Kasongan dan lokasi – lokasi yang warganya

sebagian besar membuat kerajinan gerabah.

Skema 3.2 Tahap Observasi

1. Tahap Deskripsi

Memasuki situasi

social

3. Tahap Seleksi

Menguraikan

fokusi menjadi

komponen yang

lebih rinci

2. Tahap Reduksi

Menentukan fokusi

memilih diantara

yang telah

dideskripsikan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 74: ASPEK MATEMATIS PADA AKTIFITAS PEMBUATAN GERABAH DI ...repository.usd.ac.id/31592/2/151442002_full.pdf · gerabah di Kasongan. Bangunjiwo, Kasihan, Bantul dalam proses pembuatan gerabah

56

b. Observasi Terfokus

Observasi ini dilakukan ketika peneliti menentukan narasumber yang

akan diwawancarai. Proses ini dilakukan dengan cara interaksi

langsung oleh peneliti kepada warga yang berada di daerah

Bangunjiwo.

c. Observasi terseleksi

Pada tahap ini peneliti akan menguraikan dari data yang telah

diperoleh pada observasi terfokus. Pada observasi ini peneliti akan

menguraikan berbagai informasi dan pengamatan yang telah diperoleh

dari para pengrajin pilihan.

2. Interview / Wawancara

Interview / Wawancara oleh peneliti dalam penelitian ini digunakan

sebagai teknik pengumpulan data. Wawancara digunakan peneliti sebagai

studi pendahuluan untuk menemukan potensi dan permasalahan yang akan

diteliti. Wawancara dilakukan oleh peneliti kepada salah satu warga

pengrajin gerabah Kasongan untuk menemukan permasalahan yang terjadi

di lapangan. Kemudian dari hasil wawancara tersebut peneliti akan

memilih potensi dan permasalahan yang sesuai dengan yang diteliti.

Menurut Sutrisno Hadi (1986) beberapa anggapan yang perlu dipegang

oleh peneliti dalam menggunakan metode wawancara adalah :

Subyek adalah orang yang paling tahu tentang dirinya sendiri

Apa yang dinyatakan oleh subyek kepada peneliti adalah benar dan

dapat dipercaya

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 75: ASPEK MATEMATIS PADA AKTIFITAS PEMBUATAN GERABAH DI ...repository.usd.ac.id/31592/2/151442002_full.pdf · gerabah di Kasongan. Bangunjiwo, Kasihan, Bantul dalam proses pembuatan gerabah

57

Interpretasi subyek tentang pertanyaan – pertanyaan yang diajukan

peneliti kepadanya adalah sama dengan yang dimaksudkan oleh

peneliti.

Adapun jenis wawancara yang dilakukan oleh peneliti dalam

penelitian ini adalah wawancara tidak terstruktur. Wawancara tidak

terstruktur adalah bentuk wawancara yang dilakukan peneliti tanpa

menggunakan pedoman tertentu dan jawaban murni dari narasumber.

Peneliti menggunakan wawancara tidak terstruktur untuk mendapatkan

informasi secara lebih mendalam tentang aktifitas ataupun kegiatan yang

dilakukan oleh narasumber. Termasuk wawancara tidak terstruktur karena

wawancara ini dilakukan dengan cara informal atau seperti percakapan

biasa agar narasumber memberikan informasi secara lebih natural atau apa

adanya, sesuai dengan fakta yang ada.

Oleh karena jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif maka

teknik wawancara yang digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara

mendalam. Menurut Juliansyah Noor (2011) teknik wawancara mendalam

(in-depth interview) adalah proses memperoleh keterangan untuk tujuan

penelitian dan cara tanya jawab sambil bertatap muka antara peneliti

dengan narasumber, dengan atau tanpa menggunakan pedoman (guide)

wawancara. Di dalam penelitian ini peneliti tidak mengetahui

kemungkinan jawaban dari pertanyaan yang diajukan kepada narasumber.

Sehingga untuk hasil wawancara ini hanya akan menghasilkan satu

jawaban mutlak yang berasal dari narasumber.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 76: ASPEK MATEMATIS PADA AKTIFITAS PEMBUATAN GERABAH DI ...repository.usd.ac.id/31592/2/151442002_full.pdf · gerabah di Kasongan. Bangunjiwo, Kasihan, Bantul dalam proses pembuatan gerabah

58

Adapun subyek yang akan diwawancarai adalah pengrajin yang

berasal dari Bangunjiwo Kasongan yang sudah menekuni pembuatan

gerabah, beberapa warga Kasongan yang berprofesi sebagai pelajar, guru,

petani dan seniman gerabah yang menekuni serta menjiwai tentang seni

gerabah. Peneliti menggunakan wawancara dengan beberapa tahapan

berikut:

a. Tahap I

Pada tahap ini wawancara digunakan peneliti untuk melihat

kondisi langsung pengrajin di lapangan dan proses pembuatan gerabah

yang dilakukan. Daftar pertanyaan yang digunakan oleh peneliti

terlampir. Pertanyaan yang diberikan oleh peneliti disesuaikan dengan

kondisi pengrajin yang diwawancarai pada saat berada dilapangan.

Kemudian setelah wawancara peneliti menuliskannya kembali

dalam bentuk transkrip wawancara. Hasil transkrip yang telah dibuat

kemudian dicermati dengan lebih baik dan disesuaikan dengan

rumusan masalah dalam penelitian ini. Data yang diperoleh dari hasil

wawancara yang dilakukan ini kemudian diolah dan dipilih sesuai

dengan kebutuhan dalam penelitian.

b. Tahap II

Pada tahap II ini wawancara akan dilakukan sekiranya

diperlukan untuk mendapatkan data yang lebih akurat apabila data

yang diperoleh pada tahap I masih dianggap belum cukup. Perbedaan

ini terdapat pada narasumber yang hendak untuk diwawancarai, yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 77: ASPEK MATEMATIS PADA AKTIFITAS PEMBUATAN GERABAH DI ...repository.usd.ac.id/31592/2/151442002_full.pdf · gerabah di Kasongan. Bangunjiwo, Kasihan, Bantul dalam proses pembuatan gerabah

59

bukan seorang pengrajin namun seorang pedagang kerajinan gerabah

dan pembeli gerabah. Berdasarkan 3 sudut pandang yang

diwawancarai ini kemudian dilihat kembali kesamaan dan perbedaan

melalui topic pembahasan yang sama. Pada wawancara tahap II ini

peneliti akan mewawancarai warga dengan wawasan yang cukup

mendalam mengenai seni gerabah.

3. Pengambilan Data

Di dalam penelitian ini pengambilan data oleh peneliti dilakukan

dengan menggunakan triangulasi teknik, sumber dan waktu. Triangulasi

teknik adalah pengumpulan data yang dilakukan dengan cara berbeda –

beda pada sumber yang sama. Adapun cara yang digunakan peneliti adalah

observasi, wawancara dan dokumentasi.

a. Observasi yang digunakan oleh peneliti adalah observasi partisipasif

yaitu pengamatan yang dilakukan peneliti dimana peneliti terlibat

langsung dalam kegiatan atau aktifitas yang dilakukan oleh orang yang

sedang diamati.

b. Wawancara yang digunakan oleh peneliti adalah wawancara tidak

terstruktur. Di mana dalam wawancara yang dilakukan ini pertanyaan

yang diajukan oleh peneliti disesuaikan dengan kondisi pada saat

pengamatan dilakukan. Meskipun demikian peneliti tetap menyusun

pedoman wawancara agar lingkup aspek yang ingin diteliti tidak

terlewati. Berikut adalah pedoman wawancara yang digunakan dalam

penelitian ini:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 78: ASPEK MATEMATIS PADA AKTIFITAS PEMBUATAN GERABAH DI ...repository.usd.ac.id/31592/2/151442002_full.pdf · gerabah di Kasongan. Bangunjiwo, Kasihan, Bantul dalam proses pembuatan gerabah

60

Tabel 3.2 Pedoman wawancara

Aspek yang dilihat Hal yang akan ditanya

A. Counting

(Menghitung)

1. Desa Bangunjiwo terdiri dari berapa

pedukuhan?

2. Berapa banyak tanah yang digunakan

untuk memproduksi gerabah disetiap

harinya?

3. Berapa besar pendapatan yang diperoleh

setiap minggunya?

B. Locating

(Menentukan

lokasi)

1. Pengambilan tanah untuk produksi

gerabah Kasongan dilakukan dari daerah

mana saja?

2. Bagaimana cara yang mudah dan akurat

untuk menentukan letak toko – toko di

Kasongan yang menjual gerabah dengan

banyak ragam dan jenis?

C. Measuring

(Mengukur)

1. Berapa luas desa Bangunjiwo?

2. Berapa besar luas lahan yang digunakan

warga untuk memproduksi gerabah?

3. Berapa luas daerah dusun Kasongan?

4. Berapa jauh jarak dari kota Yogyakarta

ke Kasongan?

D. Designing 1. Bagaimana rancangan yang dibuat untuk

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 79: ASPEK MATEMATIS PADA AKTIFITAS PEMBUATAN GERABAH DI ...repository.usd.ac.id/31592/2/151442002_full.pdf · gerabah di Kasongan. Bangunjiwo, Kasihan, Bantul dalam proses pembuatan gerabah

61

(Merancang) menghasilkan gerabah dengan variasi

bentuk yang unik dan menarik?

2. Apa saja yang perlu dipersiapkan dan

dilakukan agar dapat menghasilkan bentuk

gerabah dengan nilai jual yang tinggi?

3. Bagaimana cara memperkenalkan dan

melakukan pemasaran terhadap gerabah

yang diproduksi dengan semakin

banyaknya pengrajin gerabah yang ada?

E. Playing (Bermain) 1. Dari beberapa jenis gerabah yang

diproduksi berapa banyak gerabah yang

diproduksi untuk setiap bentuknya agar

diperoleh keuntungan yang maksimal

dalam setiap penjualan?

2. Bagaimana cara untuk membuat bentuk

gerabah yang mampu menarik perhatian

konsumen untuk membelinya?

F. Explaining

(Menyaksikan)

1. Bagaimana sejarah Kasongan sebagai

daerah industri kerajinan gerabah?

2. Apa kekhasan gerabah Kasongan

dibandingkan dengan gerabah dari daerah

lain?

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 80: ASPEK MATEMATIS PADA AKTIFITAS PEMBUATAN GERABAH DI ...repository.usd.ac.id/31592/2/151442002_full.pdf · gerabah di Kasongan. Bangunjiwo, Kasihan, Bantul dalam proses pembuatan gerabah

62

c. Dokumentasi

Dokumetasi yang digunakan dalam penelitian ini berupa foto

dan video. Foto dan video diambil dari proses yang dilakukan oleh

pengrajin selama proses pembuatan gerabah dan selama wawancara

berlangsung. Selain dokumentasi juga dilakukan pada setiap proses

pengambilan data dalam penelitian ini mulai dari observasi yang

dilakukan oleh peneliti sampai pada setiap wawancara yang dilakukan

oleh peneliti terhadap sumber data.

Berikut adalah proses dalam pengambilan data dengan

menggunakan triangulasi teknik:

Skema 3.3 Triangulasi teknik

Melalui triangulasi teknik tersebut peneliti melakukannya kepada 3

sumber yang berbeda sehingga dalam penelitian ini peneliti juga

menggunakan triangulasi sumber. Menurut Sugiyono (2010) triangulasi

sumber adalah suatu teknik pengumpulan data dari sumber yang

berbeda–beda dengan teknik yang sama.

Observasi

Wawancara

mendalam

Dokumentasi

Sumber

data sama

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 81: ASPEK MATEMATIS PADA AKTIFITAS PEMBUATAN GERABAH DI ...repository.usd.ac.id/31592/2/151442002_full.pdf · gerabah di Kasongan. Bangunjiwo, Kasihan, Bantul dalam proses pembuatan gerabah

63

Skema 3.4 Triangulasi sumber

Selain menggunakan triangulasi teknik dan sumber untuk

memastikan keakuratan terhadap informasi yang diperoleh peneliti

juga menggunakan triangulasi waktu. Triangulasi wakru adalah teknik

pengumpulan data dari sumber yang sama dan pertanyaan yang

diajukan juga tetap sama namun dilakukan dalam rentan waktu yang

berbeda. Dalam triangulasi waktu ini peneliti akan kembali

mewawancarai pengrajin atau narasumber yang sama dengan

pertanyaan yang sama namun dengan waktu yang berbeda. Triangulasi

waktu ini dilakukan setelah peneliti melakukan truangulasi sumber

kemudian rentang waktu tertentu peneliti akan kembali ke narasumber

yang sama dengan mengajukan pertanyaan yang sama, kemudian dari

hasil jawaban yang diperoleh dilakukan analisis.

Observasi partisipasif

Wawancara mendalam

Dokumentasi

Sumber 1

Observasi partisipasif

Wawancara mendalam

Dokumentasi

Sumber 2

Observasi partisipasif

Wawancara mendalam

Dokumentasi

Sumber 3

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 82: ASPEK MATEMATIS PADA AKTIFITAS PEMBUATAN GERABAH DI ...repository.usd.ac.id/31592/2/151442002_full.pdf · gerabah di Kasongan. Bangunjiwo, Kasihan, Bantul dalam proses pembuatan gerabah

64

Skema 3.5 Triangulasi waktu

4. Analisis data

Proses analisis data yang diperoleh dari pelaksanaan penelitian

dilaksanakan dalam tiga bagian yaitu reduksi data, pemaparan data serta

penarikan kesimpulan serta verifikasi.

a. Reduksi data (Data Reduction)

Pada tahap ini data yang diperoleh kemudian direduksi atau

dipilih, difokuskan, disederhanakan, diabstraksi, dan ditransformasi.

Reduksi data dilakukan agar data yang diolah lebih sederhana dan

lebih mudah. Pada tahap ini hasil wawancara yang telah

Observasi

partisipasif

Wawancara

mendalam

Dokumenta

si

waktu 1

Observasi

partisipasif

Wawancara

mendalam

Dokumenta

si

waktu 2

Observasi

partisipasif

Wawancara

mendalam

Dokumenta

si

waktu 3

Langkah yang sama

dilakukan kembali

setelah beberapa

waktu

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 83: ASPEK MATEMATIS PADA AKTIFITAS PEMBUATAN GERABAH DI ...repository.usd.ac.id/31592/2/151442002_full.pdf · gerabah di Kasongan. Bangunjiwo, Kasihan, Bantul dalam proses pembuatan gerabah

65

disederhanakan kemudian dikelompokkan sesuai dengan informasi

yang dibutuhkan pada penelitian ini.

Dari data yang diperoleh tersebut kemudian dapat dilakukan

pengodean dengan memberi tanda berupa kode pada data – data yang

menyangkut topik – topik pada penelitian. Kemudian kode – kode

tersebut digunakan untuk menyusun unit – unit yang merupakan

bagian terkecil dari hasil reduksi data dan jika diperlukan

dikelompokkan lagi kedalam subkategori data. Unit – unit data

tersebut kemudian dikelompokkan dalam kategori data yang lebih

sederhana.

b. Pemaparan data (Data Display)

Data yang telah diperoleh pada tahap reduksi tersebut kemudian

dipaparkan atau disajikan dalam bentuk yang lebih teratur dan tersusun

rapi sehingga dapat lebih mudah untuk dipahami sesuai dengan tujuan

dalam penelitian ini. Pemaparan yang dilakukan dalam penelitian ini

dilakukan dengan melakukan pengklasifikasian data secara matematis

dilihat dari bidang ilmu yang lain.

c. Penarikan kesimpulan atau verifikasi (Conclusion drawing and

verification)

Setelah dilakukan pemaparan data kemudian sebagai tahap

terakhir adalah dengan melakukan penarikan kesimpulan terhadap data

yang sudah disajikan secara teratur berdasarkan unit data, kategori dan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 84: ASPEK MATEMATIS PADA AKTIFITAS PEMBUATAN GERABAH DI ...repository.usd.ac.id/31592/2/151442002_full.pdf · gerabah di Kasongan. Bangunjiwo, Kasihan, Bantul dalam proses pembuatan gerabah

66

atau sub kategori data yang telah disusun berdasarkan hasil penelitian

yang diperoleh.

5. Kesimpulan

Penarikan kesimpulan dilakukan setelah keseluruhan langkah –

langkah penelitian dilakukan. Penelitian ini diperoleh berdasarkan hasil

pengolahan data secara rinci dan terstruktur sesuai dengan tujuan dari

penelitian yang dilakukan ini.

Kesimpulan dari data yang diperoleh disajikan dalam table 3.2.

Tabel 3.3 Analisis data

No. Gambar Aktivitas Pengrajin ditinjau

pada Aspek Matematisnya

(Counting, Locating,

Measuring, Designing,

Playing, Explaining)

Aktivitas pengrajin akan disesuaikan dengan hasil pengambilan data

lapangan. Di dalam menentukan aspek matematis menggunakan teori Alan

J Bishop yang terdapat pada paparan pada bab 2.

G. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah dengan

mereduksi, memaparkan dan menyimpulkan. Data yang telah diperoleh

kemudian akan dipilih sesuai dengan topik penelitian kemudian dipaparkan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 85: ASPEK MATEMATIS PADA AKTIFITAS PEMBUATAN GERABAH DI ...repository.usd.ac.id/31592/2/151442002_full.pdf · gerabah di Kasongan. Bangunjiwo, Kasihan, Bantul dalam proses pembuatan gerabah

67

dan ditelaah secara rinci sesuai dengan tujuan dari penelitian ini. Pada akhir

penelitian setelah data dipaparkan dan ditelaah dengan lebih rinci kemudian

ditarik suatu kesimpulan yang relevan sesuai dari hasil yang diolah dan

ditemukan di lapangan sebagai jawaban terhadap rumusan masalah dalam

penelitian ini.

H. Upaya - upaya untuk Meningkatkan Kredibilitas Data dan Hasil

Penelitian

Adapun upaya – upaya yang dilakukan dalam penelitian ini untuk

meningkatkan kredibilitas data dan hasil penelitian adalah dengan

menggunakan triangulasi. Jenis triangulasi yang digunakan dalam penelitian

ini adalah triangulasi teknik, triangulasi sumber dan triangulasi waktu.

Triangulasi teknik adalah pengumpulan data yang dilakukan dengan

menggunakan 3 teknik. Dalam penelitian ini teknik yang digunakan tersebut

adalah observasi, wawancara dan dokumentasi. Triangulasi sumber adalah

pengumpulan data yang diperoleh dari 3 sumber yang berbeda. Dalam

penelitian ini sumber yang digunakan adalah para pengrajin. Triangulasi

waktu adalah pengumpulan data yang dilakukan dalam rentang waktu tertentu,

setelah pengambilan data dilakukan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 86: ASPEK MATEMATIS PADA AKTIFITAS PEMBUATAN GERABAH DI ...repository.usd.ac.id/31592/2/151442002_full.pdf · gerabah di Kasongan. Bangunjiwo, Kasihan, Bantul dalam proses pembuatan gerabah

68

BAB IV

HASIL TEMUAN PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Situasi Sosial Daerah Kasongan

Desa Bangunjiwo termasuk dalam Kecamatan Kasihan Kabupaten

Bantul Daerah Istimewa Yogyakarta. Desa ini terdiri dari 19 pedukuhan yang

disajikan dalam tabel 4.1

Tabel 4.1 Pedukuhan Desa Bangunjiwo

No. Nama Pedukuhan No. Nama Pedukuhan

1. Gendeng 11. Bangen

2. Ngentak 12 Bibis

3. Donotirto 13. Jipangan

4. Lemahdadi 14. Kalangan

5. Salakan 15. Kalipucang

6. Sambikerep 16. Gedongan

7. Petung 17. Kasongan

8. Kenalan 18. Tirto

9. Sribitan 19. Sembungan

10. Kalirandu

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 87: ASPEK MATEMATIS PADA AKTIFITAS PEMBUATAN GERABAH DI ...repository.usd.ac.id/31592/2/151442002_full.pdf · gerabah di Kasongan. Bangunjiwo, Kasihan, Bantul dalam proses pembuatan gerabah

69

Melalui tabel tersebut terlihat bahwa daerah Kasongan merupakan salah satu

dusun dari Desa Bangunjiwo. Letak Desa Bangunjiwo yang berada di

Kecamatan Kasihan Kabupaten Bantul ini dapat dilihat dari gambar 4.1

Gambar 4.1 Peta Letak Desa Bangunjiwo

Peta Kec. Kasihan Kab. Bantul

Peta Desa Bangunjiwo

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 88: ASPEK MATEMATIS PADA AKTIFITAS PEMBUATAN GERABAH DI ...repository.usd.ac.id/31592/2/151442002_full.pdf · gerabah di Kasongan. Bangunjiwo, Kasihan, Bantul dalam proses pembuatan gerabah

70

Nama daerah Kasongan lebih dikenal secara umum dibandingkan nama Desa

Bangujiwo. Hal ini karena warga yang tinggal didaerah Kasongan sebagian

besar berprofesi sebagai pengrajin gerabah.

Gerabah merupakan salah satu potensi yang dimiliki oleh dusun

Kasongan yang merupakan bagian dari Desa Bangunjiwo. Daerah pengrajin

gerabah tidak hanya berasal dari Kasongan namun juga melibatkan beberapa

dusun lain sehingga kerajinan gerabah semakin meluas dan bahkan

menjadikan Kasongan sebagai salah satu daerah wisata gerabah. Beberapa

dusun yang termasuk dalam daerah Kasongan ini adalah dusun Kajen, Tirto,

dan Gedongan.

Produk unggulan yang dihasilkan dari daerah Kasongan ini pada

umumnya dalam bentuk guci, pot / vas, patung loro blonyo, air mancur,

wuwung dan produk-produk gerabah lainnya. Setiap jenis gerabah memiliki

variasi bentuk dan polesan warna serta motif yang berbeda – beda. Jenis

gerabah yang paling banyak diminati oleh para wisatawan adalah guci. Guci

yang berada di Kasongan memiliki banyak variasi finishing. Finishing guci

yang banyak ditemui didaerah Kasongan adalah finishing alami yang hanya

menggunakan cat sebagai media ‘sentuhan akhir’ dari guci tersebut. Guci jenis

ini relatif awet, sehingga sampai sekarang tetap banyak diminati oleh para

wisatawan. Selain karena banyak pilihan warna dan motif, guci dengan

finishing alami ini juga memunculkan citra asli yang menjadi ciri daerah

Kasongan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 89: ASPEK MATEMATIS PADA AKTIFITAS PEMBUATAN GERABAH DI ...repository.usd.ac.id/31592/2/151442002_full.pdf · gerabah di Kasongan. Bangunjiwo, Kasihan, Bantul dalam proses pembuatan gerabah

71

Semakin berkembangnya jaman dan minat para wisatawan guci di

kasongan ini juga mengalami perkembangan dan perubahan yang lebih inovasi

oleh pengrajin. Dengan banyak pilihan variasi guci yang telah dipoles tidak

hanya dengan menggunakan berbagai warna namun juga dengan berbagai

benda lain seperti dengan menggunakan potongan kaca, keramik, pasir dan

ataupun anyaman. Salah satu bentuk pemolesan yang sedang digemari dan

banyak diminati dipasaran adalah gerabah dengan pemolesan menggunakan

potongan keramik yang disusun sedemikian rupa sesuai dengan permintaan

atau seni pengrajin dalam menghasilkan gerabah yang unik dan berbeda.

Gambar 4.2 Pemolesan gerabah dengan potongan keramik

Semakin banyaknya permintaan dan persaingan antar para

pengrajin dalam membuat hasil yang unik dan menarik mendorong para

pengrajin Kasongan ini untuk terus memunculkan ide baru. Hal ini

menjadikan teknik pemolesan dengan menggunakan potongan keramik

semakin berkembang tidak hanya untuk guci namun juga untuk barang yang

lain seperti stoples, tempat tissue ataupun wadah lain yang dapat mengundang

daya tarik wisawatan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 90: ASPEK MATEMATIS PADA AKTIFITAS PEMBUATAN GERABAH DI ...repository.usd.ac.id/31592/2/151442002_full.pdf · gerabah di Kasongan. Bangunjiwo, Kasihan, Bantul dalam proses pembuatan gerabah

72

Gambar 4.3 (a) Pengrajin yang melakukan finishing dengan menggunakan

potongan keramik pada stoples, (b) Pengrajin yang melakukan finishing

dengan menggunakan anyaman

Selain gerabah dengan polesan pecahan keramik dan sentuhan

anyaman yang terkesan klasik, para wisatawan mulai tertarik dengan polesan

yang glamor dan terkesan mewah. Melalui kesan yang demikian gerabah

dengan baluatan keramik yang mengkilau ini meninggalkan kesan alami

namun tetap memiliki penampilan yang menarik. Dari segi harga antara

gerabah klasik dan glamor ini akan lebih mahal gerabah glamor dengan

ukuran gerabah yang sama. Tidak hanya gerabah di Kasongan masih terdapat

produksi lain yang juga menarik perhatian para pengunjung daerah ini.

Adapun produk lain yang juga dipasarkan dalam hal ini adalah patung.

Patung yang banyak diproduksi oleh para pengrajin Kasongan ini adalah

patung punokawan seperti Semar, Bagong dan lainnya, lalu ada patung dua

pengantin jawa, yang dikenal dengan nama ‘Roro Blonyo’, patung Buddha,

serta masih banyak lagi bentuk-bentuk patung yang menarik lainnya.

(a) (b)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 91: ASPEK MATEMATIS PADA AKTIFITAS PEMBUATAN GERABAH DI ...repository.usd.ac.id/31592/2/151442002_full.pdf · gerabah di Kasongan. Bangunjiwo, Kasihan, Bantul dalam proses pembuatan gerabah

73

Selain guci dan patung Kasongan juga memproduksi wuwung.

Wuwung adalah semacam genteng, yang terletak di bagian ujung atas suatu

atap rumah. Jika biasanya penampilan wuwung tak begitu menarik, hanya

seperti genteng biasa, beda halnya jika wuwung yang berada di Kasongan.

Di Kasongan wuwung dapat berhiaskan aneka motif dan corak. Bahkan ada

juga wuwung yang ‘dicengkeram’ patung burung diatasnya dan aneka jenis

wuwung yang lain.

Pada observasi yang dilakukan ini peneliti memperoleh hasil bahwa

kerajinan gerabah yang dikenal dengan gerabah Kasongan ini tidak

dihasilkan dari daerah Kasongan itu sendiri. Namun sebagain besar

produksi gerabah ini berasalah dari dusun yang lain. Kasongan adalah

nama salah satu dusun dari Desa Bangunjiwo, Kecamatan Kasihan

Kabupaten Bantul. Mayoritas warga yang tinggal didaerah ini bermata

pencaharian sebagai pengrajin, awalnya kerajinan gerabah dijadikan

sebagai suatu hobi atau suatu kebiasaan sebagai bentuk kesenian yang

diwujudkan. Namun seiring perkembangan jaman dan kebutuhan

kemudian kebiasaan tersebut berubah menjadi suatu kebutuhan untuk

menjghasilkan banyak lagi produksi dan hasil karya lain dengan kuantitas

dan hasil yang lebih besar.

Situasi desa Bangunjiwo awalnya sama seperti desa yang berada

disekitarnya namun sejak dulu memang potensi dari desa ini sudah mulai

Nampak dengan kebiasaan warganya untuk membuat keren, anglo dan

perlengkapan alat dapur lain yang berbahan dasar dari tanah liat. Tanah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 92: ASPEK MATEMATIS PADA AKTIFITAS PEMBUATAN GERABAH DI ...repository.usd.ac.id/31592/2/151442002_full.pdf · gerabah di Kasongan. Bangunjiwo, Kasihan, Bantul dalam proses pembuatan gerabah

74

yang digunakan untuk memproduksi berbagai perabotan dapur tersebut

awalnya menggunakan tanah yang berasal dari lahan warga setempat

namun seiring berjalannya waktu dan kondisi struktur tanah yang

mengalami perubahan membuat kualitias perabot yang dibuat berbeda.

Kemudian warga setempat mulai mendatangkan tanah dari luar daerah

Kasongan. Adapun tanah yang digunakan diperoleh dari daerah

kulonprogo. Tanah dari daerah kulonprogo berwarna merah dengan

campuran tanah yang berwarna coklat, yang mana jenis tanah ini jika

dicampur dengan pasir air kemudian digiling akan menghasilkan adonan

tanah liat yang siap untuk dibentuk.

Hasil yang diperoleh dari olahan tanah ini jika dibakar dengan suhu

sekitar tidak akan pecah atau hancur dan jika kering sebelum

dibakar juga tidak langsung retak atau hancur begitu saja. Berbeda hal nya

jika perabot yang dibuat menggunakan tanah liat dari lahan warga

setempat selain warna tanahnya yang hitam kualitas barang yang

diproduksi nantinya juga kurang bagus. Hal ini akan ditunjukkan dari hasil

yang akan langsung mengalami keretakan ketika kering dan ketika dibakar

dengan suhu yang sama akan mudah untuk hancur. Sehingga untuk

selanjutnya, bahan dasar yang digunakan untuk membuat gerabah

didatangkan dari Kulonprogo. Walaupun untuk pengolahan tanah liat

tersebut nantinya akan diolah sendiri oleh warga dari desa Bangunjiwo itu

sendiri.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 93: ASPEK MATEMATIS PADA AKTIFITAS PEMBUATAN GERABAH DI ...repository.usd.ac.id/31592/2/151442002_full.pdf · gerabah di Kasongan. Bangunjiwo, Kasihan, Bantul dalam proses pembuatan gerabah

75

Perkembangan jaman, persaingan antar produk seni gerabah dan

tuntutan kebutuhan sehari – hari yang semakin bertambah membuat para

pengrajin yang berada di desa Bangunjiwo mulai mencari ide baru agar

kerajinana yang dihasilkan lebih menarik dan dapat disesuaikan dengan

kebutuhan konsumen. Ide untuk menghasilkan suatu karya tersebut

mendukung para pengrajim untuk belajar membuat bentuk gerabah yang

lebih bervariasi dari pengrajin asal daerah Berbah. Kemudian seiring

berjalannya waktu banyak pengrajin dari luar daerah Kasongan yang

menghasilkan hasil karyanya di Kasongan itu sendiri.

B. Pelaksanaan Wawancara

Di dalam penelitian ini peneliti mewawancarai empat pengrajian dan satu

pengusaha yaitu: pengrajin I, pengrajin II, pengrajin III, pengrajin IV,

pengusaha olahan tanah, penjaga toko, pedagang gerabah, dan warga

Kasongan.

1. Pengrajin I

Pengrajin ini berusia 36 tahun asli warga Kasongan. Pengrajin ini

merintis usahanya sejak tahun 2004. Usaha ini dimulai dari memproduksi

berbagai jenis gerabah seperti keren, luweng, kuali, kendil dan anglo.

Meskipun jenis gerabah yang dihasilkan beragam namun jenis guci dan

kendil yang berukuran panjang memiliki banyak peminat. Seiring

berjalannya waktu dan semakin berkembangnya minat konsumen terhadap

kebutuhan akan seni maka pengrajin mulai mengembangkan usaha

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 94: ASPEK MATEMATIS PADA AKTIFITAS PEMBUATAN GERABAH DI ...repository.usd.ac.id/31592/2/151442002_full.pdf · gerabah di Kasongan. Bangunjiwo, Kasihan, Bantul dalam proses pembuatan gerabah

76

miliknya. Melihat dari kondisi di pasaran yang tidak menentu akan hasil

penjualan yang diperoleh maka pengrajin mulai memikirkan langkah baru

sebagai suatu ide untuk menghasilkan jenis olahan gerabah yang lebih

unik dan menarik.

Adapun hasil olahan dari pengrajin I ini dilakukan dengan cara

memodifikasi gerabah yang sudah jadi dengan finishing menggunakan

potongan keramik, potongan kaca, batu, pasir dan anyaman. Usaha yang

sudah memiliki tenaga bantu ini mulai berkembang dengan inovasi

barunya. Pengrajin menyadari bahwa jika produksi yang dihasilkan hanya

monoton bentuk dan jenisnya maka konsumen akan mengalami kejenuhan.

Oleh karena itu mulailah pengrajin membuat kerajinan baru dengan

memadukan gerabah dan potongan keramik. Sehingga diperoleh hasil

gerabah dengan polesan luar dari potongan keramik, anyaman, batu, dan

pasir. Banyak sedikitnya produksi gerabah yang dihasilkan ini tergantung

dari kuantitas pemesanan.

(a) (b)

Gambar 4.4 (a) Pengrajin yang sedang menginovasi gerabah jadi dengan

menggunakan anyaman, (b) hasil gerabah yang dikombinasi dengan balutan

anyaman

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 95: ASPEK MATEMATIS PADA AKTIFITAS PEMBUATAN GERABAH DI ...repository.usd.ac.id/31592/2/151442002_full.pdf · gerabah di Kasongan. Bangunjiwo, Kasihan, Bantul dalam proses pembuatan gerabah

77

Di setiap harinya pengrajin ini mampu memproduksi gerabah

sekitar 20 sampai 30 buah yang mana produksi ini dimulai dari pukul

08.00 WIB sampai 16.00 WIB. Adapun langkah – langkah yang dilakukan

pengrajin dalam memproduksi gerabah yang dipadukan dengan potongan

keramik meliputi tahap dari gerabah yang sudah jadi dibersihkan

kemudian dicat agar warna dasar dari gerabah itu benar – benar tertutup.

Setelah itu dilakukan penempelan dengan menggunakan perekat berupa

lem khusus keramik. Penyusunan dan penempelan dilakukan sesuai selera

atau pemesanan. Tahap selanjutnya adalah finishing melalui cara

penyemprotan dengan bahan melamin agar penempelan yang dilakukan

terlihat lebih mengkilau dan halus.

Tidak hanya perpaduan dengan potongan keramik namun

perpaduan juga dapat dilakukan dengan menggunakan batu, pasir dan

anyaman. Adapun langkah – langkah yang digunakan untuk menghasilkan

produk gerabah yang dipadukan ini sama. Perbedaannya hanya terletak

pada bahan yang ditempelkan serta polesan akhirnya yang disesuaikan

dengan bahan yang digunakan untuk menempel. Langkah atau tahap yang

digunakan dalam memodifikasi gerabah ini secara umum disajikan pada

skema 4.1 di mana perbedaannya terletak pada tahap penempalan bahan.

Bahan yang digunakan bisa berupa anyaman, potongan kaca, potongan

keramik, batu dan pasir.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 96: ASPEK MATEMATIS PADA AKTIFITAS PEMBUATAN GERABAH DI ...repository.usd.ac.id/31592/2/151442002_full.pdf · gerabah di Kasongan. Bangunjiwo, Kasihan, Bantul dalam proses pembuatan gerabah

78

Skema 4.1 Langkah – langkah memproduksi gerabah dengan potongan keramik

Waktu yang digunakan untuk memproduksi modifikasi gerabah

yang dipadukan dengan anyaman ini tergantung dari tingkat kesulitan

motif anyaman dan pemesanan dari konsumen. Dalam modifikasi ini

waktu paling banyak digunakan untuk menganyam. Begitupun dengan

waktu yang digunakan untuk memproduksi olahan gerabah dengan

potongan keramik maupun batu dan pasir tergantung dari ukuran dan

bentuk gerabah yang hendak dimodifikasi. Harga yang diberikan pengrajin

untuk setiap hasil produksi gerabah olahannya ini berkisar mulai dari RP

50.000 sampai Rp 300.000 untuk gerabah dengan balutan kaca. Sedangkan

untuk gerabah dengan balutan anyaman diberikan harga yang berkisar

mulai dari Rp 20.000 sampai Rp 200.000. Besar kecilnya nominal harga

yang diberikan oleh pengrajin ini disesuaikan bahan yang digunakan dan

ukuran gerabah yang dipesan.

2. Pengrajin II

Pengrajin II yang berumur 66 tahun ini berdomisili di daerah

Kasongan. Usaha yang dirintis sudah dilakukan secara turun - temurun ini

merupakan warisan keluarga. Karena warisan keluarga maka jenis gerabah

Gerabah jadi Pengecatan

gerabah

Penempelan

bahan

Gerabah

didempul

Penyemprotan

melamin Siap dijual

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 97: ASPEK MATEMATIS PADA AKTIFITAS PEMBUATAN GERABAH DI ...repository.usd.ac.id/31592/2/151442002_full.pdf · gerabah di Kasongan. Bangunjiwo, Kasihan, Bantul dalam proses pembuatan gerabah

79

yang dihasilkan ini tidak berubah yaitu hanya berupa keren,dan anglo.

Usaha yang sudah dirintis sejak tahun 1970 an ini hanya dipegang oleh

keluarga tanpa menerima pekerja diluar keluarga.

Gambar 4.5 pengrajin yang sedang membuat keren

Awalnya tanah yang digunakan untuk membuat gerabah ini berasal

dari lahan milik bersama namun seiring berkembangnya waktu tanah yang

terdapat di lahan tersebut mengalami penurunan kualitas, sehingga tidak

baik jika digunakan untuk membuat gerabah.

Oleh karena itu tanah yang digunakan untuk mmbuat gerabah ini

oleh pengrajin mendatangkan dari daerah Tirta. Tanah dari Tirta ini sudah

diolah sehingga oleh pengrajin tanah tersebut bisa langsung dibentuk.

Selain dari Tirta tanah ini juga diambil dari Godean. Dalam penjualan

tanah liat satuan yang digunakan adalah kol. Harga tanah satu kol sebesar

400.000 rupiah. Adapun harga tanah yang dibeli oleh pengrajin untuk

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 98: ASPEK MATEMATIS PADA AKTIFITAS PEMBUATAN GERABAH DI ...repository.usd.ac.id/31592/2/151442002_full.pdf · gerabah di Kasongan. Bangunjiwo, Kasihan, Bantul dalam proses pembuatan gerabah

80

memproduksi gerabah setiap harinya sekitar ¼ mobil kol dengan harga

100.000 rupiah.

Pemasaran yang dilakukan oleh pengrajin ini adalah dengan cara

keliling Sleman dengan mengendarai sepeda dan membawa gerabah yang

diproduksi kurang lebih sebanyak 20 gerabah. Adapun pemasaran yang

dilakukan oleh pengrajin ini meliputi daerah Sleman, Tempel dan Minggir.

Selain pemasaran keberbagai daerah yang dilakukan dengan cara

bersepeda pemasaran juga dilakukan dengan cara menitipkan ke pasar.

Jika kedua hasil penjualan ini dibandingkan antara penjualan dipasar

dengan penjualan yang dilakukan keliling maka hasil yang diperoleh akan

lebih baik jika dilakukan sendiri dengan cara berkeliling.

Hal ini bisa terjadi karena jika pengrajin melakukan penjualan

sendiri maka dia akan langsung mendapatkan hasil tanpa ada potingan atau

pembagian hasil dengan pihak manapun. Namun jika penjualan dilakukan

dengan cara menitipkan barang kepasar maka perolehan hasil penjualan

dari barang tersebut akan dibagi sekian persen dengan pihak laij yang

menjadi perantara sehingga barang tersebut bisa terjual. Waktu pengrajin

mulai melakukan penjualan adalah dari pukul 07.00 – 17.00 WIB.

Pengrajin membandrol harga satuan dari barang yang diproduksi berkisar

antara Rp 5000 sampai Rp 6000 untuk setiap produk gerabah yang

dihasilkan.

Adapun proses pembuatan gerabah yang dilakukan oleh pengrajin

disajikan dalam skema 4.2. Pada skema 4.2 proses yang dilakukan diawali

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 99: ASPEK MATEMATIS PADA AKTIFITAS PEMBUATAN GERABAH DI ...repository.usd.ac.id/31592/2/151442002_full.pdf · gerabah di Kasongan. Bangunjiwo, Kasihan, Bantul dalam proses pembuatan gerabah

81

dari pembentukan tanah liat dengan teknik pukul – pukul. Adapun tanah

yang digunakan dalam pembuatan ini adalah tanah merah dan coklat

dengan campuran sedemikian rupa sehingga menghasilkan warna tanah

liat yang kemerahan jika sudah dibakar. Awalnya tanah liat yang

digunakan adalah tanah hitam yang berasal dari daerah setempat namun

seiring perubahan waktu, iklim dan kondisi mengakibatkan struktur tanah

mulai mengalami perubahan sehingga jika tetap digunakan untuk membuat

gerabah hasilnya tidak bagus karena akan mudah rusak.

Kemudian untuk selanjutnya tanah yang digunakan mendatangkan

dari daerah Tirta yang sudah dalam bentuk tanah liat seperti lempung dan

siap untuk diolah. Kemudian oleh pengrajin tanah tersebut diolah dengan

takaran yang telah disesuaikan untuk memperoleh hasil bentuk yang

diinginkan. Pengrajin hanya akan membuat keren (kompor tradisional

yang menggunakan bahan bakar berupa kayu dan daun kering) serta anglo

(kompor yang menggunakan arang sebagai bahan bakar).

Skema 4.2 Langkah – langkah membuat keren dan anglo

Pada tahap pengeringan anglo atau keren yang sudah dibentuk dalam

kondisi setengah basah ini kemudian dijemur dibawah terik matahari,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 100: ASPEK MATEMATIS PADA AKTIFITAS PEMBUATAN GERABAH DI ...repository.usd.ac.id/31592/2/151442002_full.pdf · gerabah di Kasongan. Bangunjiwo, Kasihan, Bantul dalam proses pembuatan gerabah

82

sehingga pada tahap ini kondisi cuaca sangat mempengaruhi pengeringan

yang terjadi. Adapun tujuan dari tahap pengeringan ini adalah agar ketika

anglo atau keren ini dibakar tidak hancur.

Setelah cukup kering tahap berikutnya adalah pembakaran. Proses

pembakaran dilakukan ditempat yang berbeda. Karena pada tahap

pembakaran ini tergantung dari seberapa banyak anglo atau keren yang

sudah layak untuk dibakar, karena jika hanya 5 atau 10 gerabah yang

dibuat dan langsung dibakar maka akan mengalami kerugian. Hal ini

terhadi karena prosesn pembakaran ini dilakukan pada skala besar, yang

mana menggunakan bahan bajar berupa kayu yang cukup banyak sehingga

jika gerabah yang dibakar hanya dalam skala kecil maka pembakaran yang

dilakukan tidak optimal. Sedangkan banyak sedikitnya gerabah yang

dibakar tergantung dari tahap pengeringan, yang mana pada tahap ini

kondisi cuaca panas matahari sangat mempengaruhi.

Berdasarkan dari beberapa tahap yang dilakukan oleh pengrajin

tersebut kendala yang paling sering dialami oleh pengrajin terletak pada

bagian proses pengeringan yang mana hanya menggantungkan pada panas

matahri sehingga pada saat musim hujan gerabah yang diproduksi hanya

dalam skala kecil.

3. Pengrajin III

Pengrajin ketiga ini memproduksi gerabah dengan produk yang

lebih inovasi. Usaha yang dirintis sejak tahun 1982 ini sudah berjalan

kurang lebih selama 35 th secara turun temurun. Meskipun usaha dan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 101: ASPEK MATEMATIS PADA AKTIFITAS PEMBUATAN GERABAH DI ...repository.usd.ac.id/31592/2/151442002_full.pdf · gerabah di Kasongan. Bangunjiwo, Kasihan, Bantul dalam proses pembuatan gerabah

83

bakat pengrajin dalam membuat gerabah merupakan warisan keluarga

namun bentuk gerabah yang dihasilkan mengalami perubahan sesuai

dengan perkembangan jaman. Gerabah yang diproduksi pada jaman dulu

berupa kuali (wadah yang biasanya digunakan untuk memasak atau

merebus pada jaman dulu), kendi (sejenis teko yang terbuat dari tanah liat),

keren (kompor dengan menggunakan bahan bakar kayu), dan anglo

(kompor dengan bahan bakar arang).

Namun seiring berkembangnya jaman berbagai perlengkapan dan

peralatan berbahan baku dari tanah liat tersebut mengalami pergeseran

dengan peralatan dan perabotan berbahan plastic dan aluminium. Di jaman

sekarang masyarakat semakin dimudahkan dalam menjalani kehidupan.

Hal ini ditunjukkan dari sarana yang dipergunakan oleh masyarakat dalam

memasak untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari – hari seperti panci dari

aluminium sebagai wadah yang digunakan untuk merebus, teko dari plastic

yang digunakan untuk tempat air minum, dan kompor dengan bahan bakar

gas. Kondisi yang semakin maju dan canggih ini mendorong pengrajin

untuk memproduksi gerabah dengan bentuk yang lebih inovasi dan dapat

disesuaikan dengan selera konsumen. Kondisi demikian semakin

berkembang dikalangan para pengrajin yang berada di daerah kasongan,

sehingga para pengrajin mulai membuat gerabah dengan berbagai bentuk

seperti celengan (tempat menyimpan uang biasanya dalam bentuk uang

koin), guci dan berbagai bentuk lain yang disesuaikan dengan pemesanan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 102: ASPEK MATEMATIS PADA AKTIFITAS PEMBUATAN GERABAH DI ...repository.usd.ac.id/31592/2/151442002_full.pdf · gerabah di Kasongan. Bangunjiwo, Kasihan, Bantul dalam proses pembuatan gerabah

84

(a) (b)

Gambar 4.6 (a) Pengrajin III yang sedang membuat pesanan, (b)

hasil kerajinan berupa celengan

Karena tidak stabilnya jumlah konsumen yang membeli gerabah

disetiap harinya sehingga produksi gerabah oleh pengrajin hanya

dilakukan jika ada pemesanan. Hal ini dapat membantu pengrajin untuk

meminimalisirkan kerugian yang dialaminya. Melalui cara demikian

proses pemasaran dan produksi dilakukan berbanding lurus. Artinya jika

pemesanan yang diterima dalam jumlah besar maka produksi gerabah yang

dilakukan oleh pengrajin juga akan meningkat. Meskipun demikian jika

tidak ada pemesanan maka produksi gerabah oleh pengrajin hanya

dilakukan dalam jumlah kecil.

Adapun gerabah yang diproduksi oleh pengrajin jika tidak ada

pemesanan ini berupa celengan berbentuk tokoh – tokoh kartun yang

sedang digemari oleh anak – anak seperti minion, hello kitty dan ayam

yang sering digemari anak – anak sebagai sarana untuk melatih mereka

dalam memberikan warna pada gerabah tersebut.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 103: ASPEK MATEMATIS PADA AKTIFITAS PEMBUATAN GERABAH DI ...repository.usd.ac.id/31592/2/151442002_full.pdf · gerabah di Kasongan. Bangunjiwo, Kasihan, Bantul dalam proses pembuatan gerabah

85

Gambar 4.7 Hasil kerajinan pengrajin berupa celengan, tokoh

kartun seperti minion dan hello kitty

Bahan dasar yang digunakan pengrajin untuk memproduksi

gerabah ini diperoleh dari Wates. Pengrajin membeli tanah yang sudah

siap untuk dibentuk dari daerah tersebut. Pemberian harga jual untuk

gerabah yang diproduksi berbeda – beda tergantung dari ukuran dan

kerumitan bentuk pemesanan. Meskipun demikian namun harga yang

diberikan untuk gerabah ini berkisar mulai dari 8000 rupiah sampai

1.000.000 rupiah untuk setiap gerabah yang dihasilkan. Usaha yang sudah

dirintis secara turun – temurun ini hanya dikerjakan oleh pihak keluarga

pengrajin sendiri namun jika pemesanan yang diterima dalam jumlah besar

dengan waktu yang singkat maka pengrajin akan meminta bantuan orang

lain agar target pemesanan dapat terpenuhi.

Pemasaran yang dilakukan oleh pengrajin adalah pemasaran secara

lokal, di mana pemasaran hanya dilakukan dalam daerah setempat.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 104: ASPEK MATEMATIS PADA AKTIFITAS PEMBUATAN GERABAH DI ...repository.usd.ac.id/31592/2/151442002_full.pdf · gerabah di Kasongan. Bangunjiwo, Kasihan, Bantul dalam proses pembuatan gerabah

86

Pemasaran ini dilakukan dalam bentuk orderan dari para pengusaha yang

memiliki art shop, yang mana para pemilik art shop ini biasanya hanya

menjual berbagai jenis gerabah dan barang snei lainnya yang dipesan dari

para pengrajin. Deretan art shop terletak di depan pintu gerbang masuk

daerah wisata Kasongan Sedangkan para pengrajin yang memproduksi

barang – barang yang diorder oleh pihak art shop terletak di dalam daerah

Kasongan. Oleh karena itu tinggi rendahnya pemesanan gerabah yang

diterima oleh pengrajin juga dipengaruhi dari kondisi keramaian

pengunjung dan pembeli di art shop. Jika banyak pembeli yang berminat

dan tertarik dengan gerabah atau barang yang dipajang di toko depan maka

pemesanan yang diterima oleh pengrajin juga akan ikut meningkat,

biasanya kondisi art shop akan ramai dikunjungi ketika musim liburan

telah tiba. Dalam hal ini jelas untuk harga jual gerabah di art shop

(deretan toko yang terletak di depan) akan lebih tinggi dibandingkan jika

barang tersebut langsung diorder dari pengrajinnya.

Kondisi yang kadang tidak menentu dari art shop ini membuat

pengrajin juga menerima orderan dari luar daerah seperti daerah

Maguoharjo. Selain kesulitan terkait dengan kondisi konsumen yang tidak

menentu dalam membeli produk gerabah, kesulitan atau kendala bagi

pengrajin juga terdapat pada proses pengeringan gerabah. Pengeringan

yang mengandalkan panas matahari ini akan mengalami masalah jika

berada pada musim hujan atau kondisi di mana matahari tidak begitu

panas, sehingga untuk proses ini dibutuhkan waktu cukup lama sampai

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 105: ASPEK MATEMATIS PADA AKTIFITAS PEMBUATAN GERABAH DI ...repository.usd.ac.id/31592/2/151442002_full.pdf · gerabah di Kasongan. Bangunjiwo, Kasihan, Bantul dalam proses pembuatan gerabah

87

memperoleh hasil yang sesuai. Hal ini juga akan mempengaruhi waktu

produksi yang dibutuhkan dan jumlah produksi gerabah yang dihasilkan.

Langkah – langkah pengrajin dalam memproduksi gerabah

disajikan pada skema 4.3. Pada proses produksi gerabah langkah awal

yang dilakukan oleh pengrajin adalah dengan membuat model gerabah

yang diinginkan. Model gerabah yang diinginkan ini biasanya adalah hasil

kesepakatan dengan pemesan. Ketika model gerabah telah selesai dibentuk

langkah selanjutnya pengrajin akan membuat cetakan dari model tersebut.

Cetakan yang digunakan ini dibuat oleh pengrajin dengan menggunakan

bahan gypsun. Cetakan ini dibuat jika pemesanan gerabah untuk model

tersebut dilakukan dalam skala besar. Tujuan dari pembentukan cetakan ini

agar gerabah yang diproduksi memiliki bentuk dan ukuran yang sama

dengan modelnya. Selain itu dengan menggunakan cetakan selain sama

bentuk dan ukuran yang dihasilkan waktu yang dibutuhkan juga relatif

lebih sedikit sehingga pemesan dapat segera mendapatkan gerabah sesuai

dengan pemesanan.

Skema 4.3 Langkah – langkah membuat gerabah cetakan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 106: ASPEK MATEMATIS PADA AKTIFITAS PEMBUATAN GERABAH DI ...repository.usd.ac.id/31592/2/151442002_full.pdf · gerabah di Kasongan. Bangunjiwo, Kasihan, Bantul dalam proses pembuatan gerabah

88

Sebelum pengrajin mencetak gerabah sesuai pemesanan antara

pengrajin dan pemesan telah membuat kesepakatan untuk harga dari

keseluruhan gerabah yang dipesan. Harga yang diberikan oleh pengrajin

ditentukan dari beberapa faktor yaitu model, ukuran, jumlah pemesanan

dengan waktu yang pemesanan dan ukuran gerabah. Jika model yang

dipesan semakin rumit maka harga yang diberikan juga akan semakin

mahal, perbandingan lurus juga berlaku untuk ukuran gerabah dengan

harga yang ditentukan, jumlah pemesanan dengan batas waktu yang

diorder. Jika pemesan melakukan pemesanan dengan skala besar namun

dalam waktu yang reltif singkat maka harga yang dikenakan juga akan

bertambah. Hal ini dikarenakan pengrajin memerlukan tambahan biaya

untuk tenaga kerja agar dapat memproduksi gerabah dengan jumlah dan

waktu yang telah disepakati.

Semua langkah yang dilakukan oleh pengrajin untuk memproduksi

gerabah tersebut dilakukan sendiri. Namun ada langkah yang tidak lakukan

sendiri oleh pengrajin yaitu dalam pengolahan tanah sampai menjadi tanah

liat yang siap untuk dibentuk. Proses pengolahan tanah ini membutuhkan

beberapa langkah sampai menghasilkan tanah liat yang digunakan

pengrajin. Adapun langkah – langkah dalam pembentukan tanah liat

disajikan dalam skema 4.4.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 107: ASPEK MATEMATIS PADA AKTIFITAS PEMBUATAN GERABAH DI ...repository.usd.ac.id/31592/2/151442002_full.pdf · gerabah di Kasongan. Bangunjiwo, Kasihan, Bantul dalam proses pembuatan gerabah

89

Skema 4.4 langkah – langkah membuat tanah liat

Berdasarkan dari skema 4.4 yang telah disajikan tersebut dapat

dilihat bahwa untuk mengolah bahan pokok gerabah dibutuhkan waktu

yang tidak sebentar sampai tanah tersebut mampu untuk dibentuk menjadi

gerabah yang siap untuk diorder. Oleh karena itu dengan

mempertimbangkan keekonomisan waktu, tenaga dan biaya maka

pengrajin cukup memesan tanah yang sudah jadi tersebut dari daerah

Godean. Pengrajin melakukan pemesanan tanah liat untuk 2 sampai 3

minggu dengan jumlah ¼ kol mobil dengan harga 100.000 rupiah. Di

daerah Godean ini terdapat pengusaha tanah khusus yang digunakan

pengrajin. Tanah ini diambil dari berbagai daerah kemudian diolah seperti

pada proses yang terdapat pada skema 4.4 sampai pada akhirnya diperoleh

hasil tanah sesuai dengan kebutuhan pengrajin. Perbandingan jenis tanah

yang digunakan oleh pengusaha tanah sampai menghasilkan warna tanah

yang indah dilakukan dengan menggunakan perkiraan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 108: ASPEK MATEMATIS PADA AKTIFITAS PEMBUATAN GERABAH DI ...repository.usd.ac.id/31592/2/151442002_full.pdf · gerabah di Kasongan. Bangunjiwo, Kasihan, Bantul dalam proses pembuatan gerabah

90

Pada jaman dulu tanah yang digunakan untuk membuat gerabah

diambil dari sawah milik bersama. Sawah seluas kurang lebih satu kopling

ini, khusus disewa oleh beberapa pihak untuk dijadikan sumber bahan

pokok dalam membuat gerabah. Karena tanah sawah ini berwarna hitam

sehingga Gerabah yang dihasilkan juga berwarna hitam. Kondisi tekstur

tanah yang berbeda membuat pengrajin yang menggunaan tanah merah

untuk menghasilkan gerabah. Tanah merah ini diperoleh dari daerah yang

masih berupa pegunungan seperti Gunung Kidul dan daerah sekitar

Godean. Karena berbahan dasar dari tanah merah sehingga warna gerabah

yang dihasilkan juga berwarna kemerahan. Seiring berkembangnya jaman

para kosumen lebih tertarik dengan hasil gerabah yang berwarna merah

dibandingkan dengan yang berwarna hitam.

Kondisi demikian membuat sebagian besar pengrajin beralih

menggunakan tanah merah sebagai bahan dasar untuk membuat gerabah.

Seiring berjalannya waktu kondisi tanah daerah Kasongan berangsur

berubah, tanah yang diambil dari sawah sudah tidak baik digunakan untuk

membuat gerabah. Hal ini jika tetap dipaksa maka hasilnya akan buruk

untuk kualitas gerabah yang diproduksi. Berikut perbedaan kondisi

gerabah yang berbahan baku dari tanah merah dan dari tanah sawah

disajikan dalam tabel 4.2.

Tabel 4.2 Perbedaan antara gerabah hitam dan gerabah merah

No. Proses Pembuatan Gerabah Merah Gerabah Hitam

1. Bahan dasar yang Tanah merah, tanah Tanah sawah, pasir

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 109: ASPEK MATEMATIS PADA AKTIFITAS PEMBUATAN GERABAH DI ...repository.usd.ac.id/31592/2/151442002_full.pdf · gerabah di Kasongan. Bangunjiwo, Kasihan, Bantul dalam proses pembuatan gerabah

91

No. Proses Pembuatan Gerabah Merah Gerabah Hitam

digunakan coklat pasir halus dan

air

halus dan air

2. Pembentukan Mudah dibentuk dan

disambungkan untuk

menghasilkan gerabah

dengan berbagai

variasi bentuk

menggunakan air jika

tanah sudah mulai

mongering maka

gerabah akan mudah

untuk ditambah

maupun dikurangi

sampai menghasilkan

bentuk yang

diharapkan

Tidak mudah

dibentuk karena

jika kondisi tanah

sudah mulai kering

maka gerabah yang

terbentuk akan

langsung mengeras

dan mudah pecah

bila terlalu dipaksa

bentuk gerabah

akan rusak, selain

itu jika diberi air

maka tanah akan

terlalu lunak

3. Pengeringan Membutuhkan panas

matahari yang cukup

banyak sehingga

lamanya waktu yang

dibutuhkan

tergantung dari

kondisi cuaca

Membutuhkan

panas matahari

secukupnya karena

mudah kering

hanya dengan

hembusan angin

4. Pembakaran Pembakaran hanya

dapat dilakukan

dengan panas bersuhu

maksimal 700 derajat

Pembakaran dapat

dilakukan dengan

suhu tinggi,

semakin tinggi

suhu yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 110: ASPEK MATEMATIS PADA AKTIFITAS PEMBUATAN GERABAH DI ...repository.usd.ac.id/31592/2/151442002_full.pdf · gerabah di Kasongan. Bangunjiwo, Kasihan, Bantul dalam proses pembuatan gerabah

92

No. Proses Pembuatan Gerabah Merah Gerabah Hitam

digunakan untuk

membakar gerabah

yang terbentuk

akan semakin kuat

4. Hasil akhir Berwarna merah Berwarna hitam

Bakat seni yang dimiliki pengrajin untuk menghasilkan gerabah ini

berasal secara turun – temurun dan dikembangkan melalui cara mengamati

teknik pengrajin sebelumnya dalam pembuatan gerabah dan kemudian

mencoba untuk mempraktekannya. Teknik pembuatan gerabah ini ada dua

yaitu teknik njubung dan putar. Pengrajin menggunakan teknik njubung

untuk menghasilkan bentuk gerabah. Awalnya baik model maupun teknik

yang digunakan oleh pengrajin ini sama seperti pengrajin lain yang telah

diamati. Namun kemudian karena bakat seni pengrajin telah dimiliki

secara turun – temurun sehingga berbagai variasi bentuk dan teknik yang

digunakan oleh pengrajin ini menjadi lebih berkembang semakin lebih

baik. Pengembangan teknik dan variasi bentuk yang dilakukan secara

turun temurun ini ditunjukkan dari hasil yang semakin beragam dan juga

berkembang mengikuti minat konsumen dibidang seni.

Pengrajin juga terus berusaha untuk mengembangkan bakatnya

dengan menghasilkan gerabah dengan berbagai bentuk mulai dari

menirukan karakter tokoh kartun sampai pada pembuatan patung manusia.

Bahan dasar dalam pembuatan gerabah yang digunakan oleh pengrajin

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 111: ASPEK MATEMATIS PADA AKTIFITAS PEMBUATAN GERABAH DI ...repository.usd.ac.id/31592/2/151442002_full.pdf · gerabah di Kasongan. Bangunjiwo, Kasihan, Bantul dalam proses pembuatan gerabah

93

berupa tanah liat. Adapun pendukung kinerja pengrajin yang lain berupa

beberapa alat seperti perbot, secang dan perlengkapan pendukung lain

sesuai dengan kebutuhan bentuk gerabah yang hendak dibuat. Selain

langkah – langkah yang digunakan pengrajin untuk menghasilkan gerabah

cetakan ada langkah lain yang digunakan pengrajin dalam memproduksi

gerabah secara umum. Langkah – langkah yang digunakan oleh pengrajin

secara umum disajikan pada skema 4.5.

Skema 4.5 Langkah – langkah pembuatan gerabah secara umum

Berdasarkan dari skema tersebut ada beberapa tahap yang berbeda

dengan tahap gerabah cetakan. Perbedaan itu terdapat pada alat yang

digunakan dalam proses pembuatannya. Di dalam proses pembuatan

gerabah ini terdapat serpihan – serpihan tanah liat yang merupakan sisa

bagian dari gerabah yang masih basah. Serpihan – serpihan tanah ini oleh

pengrajin dikumpulkan kemudian diolah dan digunakan kembali untuk

memproduksi gerabah. Sebelum dilakukan pengolahan terhadap serpihan

tanah, pengrajin mengumpulkan serpihan tersebut sampai mencapai

jumlah yang cukup untuk menghasilkan suatu produk gerabah.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 112: ASPEK MATEMATIS PADA AKTIFITAS PEMBUATAN GERABAH DI ...repository.usd.ac.id/31592/2/151442002_full.pdf · gerabah di Kasongan. Bangunjiwo, Kasihan, Bantul dalam proses pembuatan gerabah

94

Adapun cara untuk mengolah serpihan tanah ini adalah dengan

memberikan air secukupnya kemudian ditutup menggunakan plastik.

Serpihan tanah yang sudah diberikan air dan ditutup plastik kemudian

diproses dengan cara diinjak – injak sampai mendapatkan kondisi tanah

yang kembali lembut dan siap untuk dibentuk. Sekitar 25 buah gerabah

mampu untuk diproduksi oleh pengrajin disetiap harinya. Jumlah gerabah

yang diproduksi bisa lebih dari 25 atau kurang dari 25 tergantung dari

pemesanan. Pemesanan gerabah biasanya berasal dari para pemilik art

shop, meskipun demikian namun pengrajin juga akan tetap melakukan

pemasaran dengan cara berkeliling menjual gerabah hasil produksinya ke

daerah sekitar Prambanan dan alun – alun.

Ukuran gerabah yang bervariasi akan menentukan pula harga

jualnya meskipun demikian ukuran maksimal untuk gerabah yang mampu

diproduki pengrajin adalah sekitar 2 meter. Ukuran maksimal ini

ditentukan dari ukuran gerabah yang mampu masuk ke dalam tempat

pembakaran yang ada. Tempat pembakaran yang digunakan untuk

melakukan pembakaran gerabah kurang lebih sekitar 1,5 meter.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 113: ASPEK MATEMATIS PADA AKTIFITAS PEMBUATAN GERABAH DI ...repository.usd.ac.id/31592/2/151442002_full.pdf · gerabah di Kasongan. Bangunjiwo, Kasihan, Bantul dalam proses pembuatan gerabah

95

(a) (b)

Gambar 4.8 (a) tempat pembakaran (b) proses pembakaran

Ukuran tempat pembakaran ini sudah dalam ukuran normal dengan

beberapa pertimbangan. Salah satu hal yang menjadi bahan pertimbangan

dalam pembuatan tempat pebakaran ini adalah efisien dan nilai ekonomis

dari bahan bakar yang dibutuhkan. Jika semakin besar tempat pembakaran

yang digunakan maka bahan bakar yang dibutuhkan akan semakin banyak

namun jika ukuran tempat pembakaran terlalu kecil maka dengan waktu

yang sama hasil yang diperoleh tidak dapat mencapai hasil yang optimal.

Pembakaran dilakukan pagi hari untuk gerabah yang dihasilkan

pada hari sebelumnya. Waktu yang dibutuhkan dalam proses pembakaran

ini berlangsung selama 7 jam. Banyak sedikitnya gerabah yang akan

dibakar tidak mempengaruhi waktu pembakaran. Setelah proses

pembakaran selesai dilakukan langkah selanjutnya adalah melakukan

pendinginan. Pendinginan dilakukan dalam waktu satu malam. Setelah itu

dilakukan penjualan untuk gerabah yang sudah dingin. Penjualan

dilakukan sesuai dengan pemesanan, ada yang langsung dijual, namun ada

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 114: ASPEK MATEMATIS PADA AKTIFITAS PEMBUATAN GERABAH DI ...repository.usd.ac.id/31592/2/151442002_full.pdf · gerabah di Kasongan. Bangunjiwo, Kasihan, Bantul dalam proses pembuatan gerabah

96

pula yang masih perlu diolah seperti dengan memberikan polesan warna

sesuai permintaan.

4. Pengusaha tanah

Awalnya pengusaha tanah ini adalah seorang pengrajin gerabah

namun seiring bertambahnya jumlah pengrajin yang berada didaerah

kasongan sehingga pengrajin ini beralih untuk menekuni produksi bahan

baku gerabah. Meskipun sudah cukup lama menekuni bidang kerajinan

namun karena beberapa pertimbangan kemudian pengrajin ini beralih ke

bidang pengolahan bahan baku gerabah yaitu pembuatan tanah liat. Masih

dalam lingkup gerabah hanya saja hasil atau produk yang dihasilkan dalam

bentuk yang berbeda.

Tanah yang digunakan untuk membuat gerabah sehingga

menghasilkan warna yang indah diperoleh dari beberapa tempat berbeda.

Tanah yang berwarna coklat berasal dari Kulonprogo, tanah yang

berwatrna merah dari Mangunan dan pasir yang digunakan berasal dari

Sungai Progo. Bahan – bahan tersebut kemudian dicampur dengan cara

digiling sampai lembut dan siap untuk dibentuk.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 115: ASPEK MATEMATIS PADA AKTIFITAS PEMBUATAN GERABAH DI ...repository.usd.ac.id/31592/2/151442002_full.pdf · gerabah di Kasongan. Bangunjiwo, Kasihan, Bantul dalam proses pembuatan gerabah

97

Skema 4.6 Proses pengolahan tanah sebagai bahan pokok pembuatan gerabah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 116: ASPEK MATEMATIS PADA AKTIFITAS PEMBUATAN GERABAH DI ...repository.usd.ac.id/31592/2/151442002_full.pdf · gerabah di Kasongan. Bangunjiwo, Kasihan, Bantul dalam proses pembuatan gerabah

98

Adapun proses penggilingan dilakukan 4 – 5 kali untuk

mendapatkan hasil tanah olahan yang lembut, halus dan elastis sehingga

baik untuk dipergunakan dalam produksi gerabah. Semakin banyak proses

penggilangan yang dilakukan maka hasil tanah yang dihasilkan akan

semakin lembut dan baik untuk digunakan. Dalam waktu sehari tanah yang

mampu diproduksi sebanyak 3 – 4 kol. Proses penggilingan ini hanya akan

dilakukan jika ada pemesanan.

(a) (b)

Gambar 4.9 (a) hasil olahan tanah gilingan yang siap untuk disetorkan

kepada pemesan (b) alat penggilingan tanah

5. Pekerja di Perusahaan Keramik Kasongan

Perusahaan keramik yang terletak di daerah Kasongan ini

merupakan salah satu perusahaan sukses yang memproduksi dan menjual

berbagai jenis gerabah dengan bentuk yang beranekaragam. Kesuksesan

perusahaan ini dapat dilihat dari pemasarannya yang meliputi daerah lokal,

nasional dan internasional. Adapun pemasaran lokal yang dilakukan

meliputi Rumah Makan Lombok Ijo, Resto di Jl.Senturan dan rumah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 117: ASPEK MATEMATIS PADA AKTIFITAS PEMBUATAN GERABAH DI ...repository.usd.ac.id/31592/2/151442002_full.pdf · gerabah di Kasongan. Bangunjiwo, Kasihan, Bantul dalam proses pembuatan gerabah

99

makan ternama lain didaerah DIY dan sekitarnya. Kebanyakan pemesanan

barang oleh beberapa rumah makan tersebut berupa patung semar.

Sedangkan untuk tingkat Internasioanal wilayah pemasaran meliputi

negara Filipina, Belanda, Australia dan negara barat maupun Asia yang

lain.

(a) (b)

Gambar 4.10 (a)Tempat Produksi Keramik di Kasongan (b)Tempat

Pembakaran Keramiknya di Kasongan

Selain dari system pengolahan dan administrasi yang tertata

pencapaian kesuksesan dan keberhasilan perusahan keramik ini juga tidak

terlepas dari para pengrajin dan karyawan yang terlibat didalamnya.

Perusahaan ini memiliki pekerja atau karyawan dengan bagian pengolahan

masing – masing. Ada karyawan atau pekerja dibagian pengepakan,

pengiriman dan pembakaran. Tidak hanya bagian – bagian tersebut namun

perusahaan ini juga memiliki beberapa pengrajin untuk memproduksi

gerabah dengan berbagai bentuk dan ukuran sesuai pemesanan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 118: ASPEK MATEMATIS PADA AKTIFITAS PEMBUATAN GERABAH DI ...repository.usd.ac.id/31592/2/151442002_full.pdf · gerabah di Kasongan. Bangunjiwo, Kasihan, Bantul dalam proses pembuatan gerabah

100

Meskipun demikian ada juga pekerja yang merangkap dibagian

lain. Kondisi ini terjadi apabila jumlah orderan gerabah sedang ramai

dengan waktu pengiriman yang sesegera mungkin. Menurut salah satu

pekerja yang sering merangkap dibagian pemasaran, pengepakan, dan

pembakaran ini, proses yang paling lama dalam pembuatan gerabah

sampai ke tangan pemesan terjadi pada bagian pembakaran. Waktu yang

dibutuhkan untuk pembakaran tergantung ukuran dan jumlah gerabah yang

dibakar. Waktu yang dibutuhkan untuk pembakaran terhadap gerabah yang

berukuran kecil berkisar mulai dari 12 sampai 14 jam untuk. Sedangkan

waktu yang dibutuhkan untuk pembakaran terhadap gerabah yang

berukuran besar sekitar 10 jam.

Perbedaaan lama waktu pembakaran ini dikarenakan jumlah

gerabah berukuran kecil lebih banyak dibandingkan jumlah gerabah

berukuran besar. Adapun perbandingan jumlah gerabah kecil dan jumlah

gerabah besar adalah 133:1. Perbandingan angka yang begitu jauh ini

menyebabkan waktu yang dibutuhkan untuk pembakaran gerabah

berukuran kecil lebih banyak dibandingakan dengan waktu pembakaran

gerabah berukuran besar.

Proses pembakaran dilaksanakan ketika jumlah gerabah yang

diproduksi sudah dapat memenuhi tempat pembakaran. Dalam hal ini

tempat pembakaran yang dimiliki oleh perusaahaan ini ada 2 ukuran. Ada

pembakaran yang berukuran 1,80 meter untuk membakar ukuran kecil

dengan jumlah sekitar 400 gerabah. Sedangkan untuk gerabah dengan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 119: ASPEK MATEMATIS PADA AKTIFITAS PEMBUATAN GERABAH DI ...repository.usd.ac.id/31592/2/151442002_full.pdf · gerabah di Kasongan. Bangunjiwo, Kasihan, Bantul dalam proses pembuatan gerabah

101

ukuran besar dilakukan pada tempat pembakaran yang berukuran 2,25

meter. Ukuran tempat pembakaran disesuaikan dengan produksi gerabah

yang sering diproduksi oleh suatu perusahaan. Di perusahaan keramik ini

ukuran gerabah terbesar yang pernah diproduksi sekitar 2 meter. Sehingga

dibuatlah tempat pembakaran dengan ukuran paling besar 2,25 meter.

Setelah dilakukan pembakaran tahap selanjutnya adalah

pendinginan. Proses pendinginan ini berlangsung semalaman. Jika

pembakaran dilakukan pagi hari maka akan selesai malam hari. Sehingga

untuk pengepakan baru akan dilakukan pagi hari berikutnya. Pemesanan

yang diterima oleh perusahaan ini kebanyakan melalui email dan

pembayaran yang dilakukanpun juga via transfer rekening. Teknis

pemasaran dan pemesanan yang demikian praktis diikuti dengan teknis

distribusi barang yang dilakukan. Distribusi barang untuk tingkat lokal dan

nasioanl gerabah atau barang pemesanan akan dikirim langsung melalui

darat. Sedangkan untuk distribusi tingkat internasional biasanya negara

pemesan akan mengirimkan transportasi untuk mengambil barang pesanan

dengan menggunakan container.

6. Penjaga toko

Salah satu penjaga toko kerajinan gerabah yang berada di

Kasongan selama kurang lebih 30 tahun menjelaskan bahwa

perkembangan gerabah Kasongan yang semakin berkembang

dibandingkan sebelumnya membantu income daerah. Hal ini dapat dilihat

dari banyaknya warga yang membuka usaha perdagangan gerabah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 120: ASPEK MATEMATIS PADA AKTIFITAS PEMBUATAN GERABAH DI ...repository.usd.ac.id/31592/2/151442002_full.pdf · gerabah di Kasongan. Bangunjiwo, Kasihan, Bantul dalam proses pembuatan gerabah

102

walaupun bukan sebagai pengrajin. Kondisi ini didukung dari banyaknya

para wisatawan yang berkunjung di daerah Kasongan. Pelayanan

penjualan yang paling ramai dilakukan adalah pada saat liburan atau

weekend. Mayoritas pembeli yang berasal dari luar kota bahka sampai luar

negara. Barang yang banyak diminati adalah kerajinan dari tanah liat

dalam bentuk perlengkapan dapur, dan kendi.

Semakin banyak penjualan yang dilakukan maka hasil pendapatan

yang diperoleh juga ikut meningkat. Sebelum dikenal sebagai daerah

wisata daerah Kasongan ini sepi sehingga pemasukkan yang diperoleh

juga tidak sebesar sekarang ini.

7. Pedagang gerabah

Salah satu pedagang gerabah yang berada di Kasongan ini telah

memiliki dua toko yaitu toko induk dan toko cabang yang bernama toko

Dwiyanto. Di toko cabang ini jenis barang yang dijual hanya terdiri dari 8

jenis sedangkan pada toko induk terdiri dari kurang lebih 50 jenis barang

yang disediakan. Hal ini dikarenakan letak toko cabang yang berada di tepi

jalan menanjak sehingga akses pemebli yang hendak singgah untuk

melihat juga terkendala degan tempat parkir yang tidak ada. Berbeda

halnya dengan toko induk yang terletak ditepi jalan dengan posisi yang

lebih strategi jika ada pembeli yang hendak singgah dan memparkirkan

kendaraan mereka di area toko.

Pada toko cabang yang dijual mayoritas adalah souvenir dan

kerajinan gerabah. Pada toko cabang ini kisaran harga barang yang dijual

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 121: ASPEK MATEMATIS PADA AKTIFITAS PEMBUATAN GERABAH DI ...repository.usd.ac.id/31592/2/151442002_full.pdf · gerabah di Kasongan. Bangunjiwo, Kasihan, Bantul dalam proses pembuatan gerabah

103

mulai dari 2000 – 150.000 sedangkan untuk gerabah guci yang sudah

diinovasi mulai dari 150.000 – 650.000. Adapun dari barang – barang yang

disediakan tersebut keseluruhan gerabah yang dijual merupakan produk

langsung dari pengrajin Kasongan. Sedangkan kerajinan anyaman

mendatangkan dari daerah Sentolo Kulonprogo. Kebanyakan pembeli yang

datang dan membeli produk di toko ini adalah gerabah yang berbentuk alat

rumah tangga seperti, ndandang (tempat untuk memasak nasi), teko dari

tanah liat dan perabotan tanah liat yang lain.

Di toko ini yang paling banyak membeli dalam jumlah besar dalah

dari pihak hotel. Selain peralatan masak ada juga hiasan rumah seperti

patung, dan guci. Di toko ini juga menjual tempat wudu, dan bak. Toko ini

mulai berkembang lebih besar mulai dari tahun 2007 – 2017 sekarang.

Sebelum dikenal sebagai daerah wisata industri pembeli yang berkunjung

relatif sedikit dan bahkan sepi, namun setelah Kasongan ini diperkenalkan

oleh Bapak Sapto Hudoyo kemudian ditetapkan sebagai daerah wisata

mulailah daerah ini semakin ramai dikunjungi oleh para wisata baik secara

nasional maupun internasional.

Semakin ramainya kawasan ini membuat kami para pedagang

semakin berkreatif dan berinovasi untuk menghadirkan produk tambahn

selain gerabah agar menambah lengkap jenis barang yang dijual dan

dihadirkan bagi para pengunjung maupun pembeli. Semakin bertambahnya

item atau jenis barang yang kami hadirkan ditoko kami maka secara modal

yang digunakan juga jelas semakin besar, namun hal ini juga diimbangi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 122: ASPEK MATEMATIS PADA AKTIFITAS PEMBUATAN GERABAH DI ...repository.usd.ac.id/31592/2/151442002_full.pdf · gerabah di Kasongan. Bangunjiwo, Kasihan, Bantul dalam proses pembuatan gerabah

104

dengan pemasukkan yang semakin bertambah karena pemasaran yang

dilakukan juga tidak hanya tingkat daerah dalam kota namun juga sampai

luar kota dan bahkan luar negeri.

Sebelum terjadi gempa pemasaran dilakukan sampai ke luar negeri

namun setelah gempa koneksi ke luar negeri jadi terputus sehingga

pemasaran hanya bisa dilakukan sampai luar pulau. Meskipun demikian

tetap hasil yang diperoleh juga sebanding dan telah mengalami

peningkatan. Toko ini akan ramai dikunjungi pada saat liburan atau

weekend, sehingga pemasukkan terbesar dan pelayanan pembelian paling

banyak dilakukan pada saat weekend dan liburan.

8. Warga Kasongan

Warga kasongan yang sudah tinggal kurang lebih selama 30 tahun

di Kasongan ini menyampaikan bahwa sebelum dan sesudah Kasongan

dikenal sebagai daerah sentra industri gerabah jelas ada perbedaan dan

perubahan. Perubahan itu terjadi pada pemasukkan yang diterima. Warga

ini sebagai penjual pulsa atau membuka konter dirumahnya. Selama

kurang lebih 25 tahun. Selama berjualan sebelum Kasongan dikenal

sebagai daerah wisata kondisi pemasukkan yang diterima tidak sebesar

sekarang. Apalagi jika hari libur dan weekend pemasukkan yang diperoleh

akan lebih besar karena banyak pengunjung atau para wisatawan yang beli

gerabah dan mampir beli pulsa sehingga untuh hasil pemasukkan yang

diperoleh setiap harinya bisa mencapai 1000.000.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 123: ASPEK MATEMATIS PADA AKTIFITAS PEMBUATAN GERABAH DI ...repository.usd.ac.id/31592/2/151442002_full.pdf · gerabah di Kasongan. Bangunjiwo, Kasihan, Bantul dalam proses pembuatan gerabah

105

Selain pada peningkatan pemasukkan sebagai dampak dari adanya

gerabah di Kasongan ini, tingkat pendidikan juga terpengaruh. Awalnya

sebelum Kasongan berkembang seperti sekarang ini warga Kasongan rata

– rata hanya mampu menyekolahkan anak mereka pada tingkat SD bahkan

ada yang tidak sekolah namun langsung bekerja. Tetapi setelah

berkembangnya Kasongan sehingga kondisi perekonimian warga juga ikut

terbantu sehingga dapat menyekolahkan anak mereka sampai pada

perguruan tinggi. Gerabah memberikan dampak yang cukup besar bagi

perubahan tingkat pendidikan warga Kasongan.

C. Aktivitas yang Dilakukan oleh Para Pengrajin Gerabah Kasongan,

Bangunjiwo, Kasihan Bantul dalam Proses Pembuatan Gerabah

Aktivitas yang dilakukan oleh para pengrajin Desa Bangunjiwo ini

diantaranya membuat kerajinan gerabah dengan berbagai bentuk dan variasi

gerabah dengan nuansa yang berbeda. Mulai dari pengolahan tanah liat

dengan campuran pasir, tanah liat yang berwarna hitam dan tanah liat yang

berwarna merah dengan air dan kemudian digiling sampai menghasilkan

olahan tanah liat yang siap untuk digunakan. Kemudian dilanjutkan dengan

pembuatan gerabah dari bentuk yang sederhana seperti bentuk tempayang,

guci, keren, anglo, dan kendi.

Setelah itu mulai berkembang lagi dengan menghasilkan bentuk yang

lebih rumit seperti bentuk karikatur tokoh wayang, celengan dengan berbagai

bantuk dari karikatur tokoh kartun seperti minion, dan bentuk yang lain sesuai

dengan permintaan konsumen. Hasil karya pengrajin yang termasuk kedalam

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 124: ASPEK MATEMATIS PADA AKTIFITAS PEMBUATAN GERABAH DI ...repository.usd.ac.id/31592/2/151442002_full.pdf · gerabah di Kasongan. Bangunjiwo, Kasihan, Bantul dalam proses pembuatan gerabah

106

jenis gerabah adalah semua hasil karya yang dibuat dari bahan dasar tanah

liat. Namun sesuai dengan kebutuhan dan perkembangan seni, pengrajin

gerabah Kasongan juga membuat hasil karya selain gerabah seperti anyaman

dan ukiran. Anyaman yang dihasilkan oleh pengrajin pun juga bervariasi

berdasarkan dari bahan yang digunakan.

Adapun bahan dasar yang digunakan untuk menghasilkan suatu

anyaman adalah daun enceng gondog, rotan, pelepah pohon pisang, dan daun

pandan. Selain membuat suatu kerajinan aktivitas lain yang dilakukan

pengrajin adalah memasarkan gerabah yang telah dihasilkan. Sebagian

pengrajin membuat gerabah dan langsung menjualnya ke konsumen dan

sebagian pengrajin yang lain hanya akan memproduksi ketika ada pemesanan

dari pemilik toko.

Berdasarkan wawancara terhadap beberapa pengrajin Kasongan

diperoleh bahwa yang dimaksud dengan gerabah adalah berbagai barang

kerajinan yang dibuat dengan menggunakan bahan dasar berupa tanah liat.

Seiring berkembangnya minat konsumen akan gerabah yang terletak di Desa

Bangunjiwo ini maka berbagai inovasi kerajinan yang berada di daerah ini

juga turut berkembang. Meskipun daerah ini dikenal sebagai daerah wisata

Kasongan namun kerajinan yang dihasilkan tidak lagi hanya sekedar gerabah

melainkan barang – barang kerajinan lain berupa ukiran, anyaman dan patung

berbahan dasar gypsum ataupun semen. Daerah Kasongan semakin

berkembang melalui masuknya kerajinan selain gerabah. Hal ini menambah

kepadatan aktivitas pengrajin yang berada di daerah tersebut. Pengrajin ini

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 125: ASPEK MATEMATIS PADA AKTIFITAS PEMBUATAN GERABAH DI ...repository.usd.ac.id/31592/2/151442002_full.pdf · gerabah di Kasongan. Bangunjiwo, Kasihan, Bantul dalam proses pembuatan gerabah

107

tidak hanya sekedar berasal dari daerah Kasongan atau sekitarnya namun juga

dari daerah Brebes, Kulonprogo dan tempat lain di luar kabupaten Bantul

dengan kekhasan masing – masing yang dibawanya.

Meskipun barang – barang kerajinan yang dijual di daerah Kasongan

ini sudah tercampur dengan produk selain gerabah akan tetapi kekhasan

tempat ini tetap dikenal sebagai salah satu sentral kerajinan gerabah di daerah

Bantul. Adapun aktivitas yang dilakukan para pengrajin yang berada di

Kasongan ini meliputi pengadaaan tanah yang akan digunakan sebagai bahan

awal, pengolahan tanah siap pakai untuk pembuatan gerabah, pembentukan

gerabah, pembakaran gerabah, penginovasian gerabah yang sudah jadi dan

sampai pada pemasaran.

Secara umum aktivitas pengrajin gerabah dapat dilihat pada tabel 4.3

pada tabel dibawah lebih banyak menjelakan tentang bentuk aktivitas

pengrajin Kasongan dan beberapa aktivitas lain yang dilakukan oleh

pengrajin selain pembuatan gerabah. Di dalam tabel ini akan dijelaskan secara

garis besar dari setiap aktivitas yang dilakukan oleh pengrajin.

Tabel 4.3 Aktivitas Pengrajin Gerabah Kasongan

Kegiatan Gambar Aktivitas yang dilakukan

I

Proses Pengolahan Tanah Pada gambar ini terlihat

aktivitas pengerajin yang

akan mengangkut tanah yang

sudah diolah untuk dijadikan

bahan gerabah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 126: ASPEK MATEMATIS PADA AKTIFITAS PEMBUATAN GERABAH DI ...repository.usd.ac.id/31592/2/151442002_full.pdf · gerabah di Kasongan. Bangunjiwo, Kasihan, Bantul dalam proses pembuatan gerabah

108

Kegiatan Gambar Aktivitas yang dilakukan

2. Proses Pembentukan Gerabah

Gambar ini memperlihatkan

proses pembentukan

kerangka gerabah dari tanah

yang sudah diolah

3 Proses Pengeringan Gerabah Gambar disamping

menunjukkan proses

pengeringan dengan bantuan

panas matahari dan angin

gerabah setelah mendapatkan

bentuk yang sesuai.

4 Proses Pembakaran Gerabah

Kegiatan ini merupakan

proses pembakaran gerabah

kering oleh pengerajin.

Pembakaran ini dilakukan

menggunakan suhu

selama 8 – 12 jam.

5. Proses Pemolesan Gerabah

Tahap ini merupakan proses

pemolesan gerabah dengan

cara menempelkan bahan –

bahan yang digunakan seperti

kaca, anyaman, atau dnegan

cara diberi warna agar lebih

menarik dan siap dipasarkan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 127: ASPEK MATEMATIS PADA AKTIFITAS PEMBUATAN GERABAH DI ...repository.usd.ac.id/31592/2/151442002_full.pdf · gerabah di Kasongan. Bangunjiwo, Kasihan, Bantul dalam proses pembuatan gerabah

109

Kegiatan Gambar Aktivitas yang dilakukan

6. Proses Pengepakan Gerabah Jadi

Gambar gerabah di samping

adalah gerabah jadi dari hasil

akhir proses pemolesan.

Gerabah ini siap di packing

dan didistribusikan kepada

pemesan.

D. Aspek – Aspek Matematis yang Terdapat pada Aktivitas – Aktivitas yang

Dilakukan oleh Para Pengrajin Gerabah Kasongan, Bangunjiwo,

Kasihan Bantul dalam Proses Pembuatan Gerabah

Berikut aktivitas pengrajin Kasongan yang dilihat dari setiap aspek

matematis menurut Alan J Bishop:

1. Menghitung (Counting)

Dalam proses pembuatan gerabah langkah awal yang dilakukan oleh

para pengrajin adalah menghitung kemampuan ketersediaan sumber daya

manusia serta sumber daya alam yang tersedia berupa tanah sebagai bahan

dasar dalam pembuatan gerabah. Selain itu dalam proses pembuatan

gerabah para pengrajin juga akan menghitung untuk pengadaan bahan,

tenaga dan waktu yang akan digunakan sesuai dengan jumlah pemesanan

yang telah diterima. Hal ini dilakukan untuk menentukan estimasi biaya

dan waktu agar dalam proses penyelesaian gerabah tidak terjadi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 128: ASPEK MATEMATIS PADA AKTIFITAS PEMBUATAN GERABAH DI ...repository.usd.ac.id/31592/2/151442002_full.pdf · gerabah di Kasongan. Bangunjiwo, Kasihan, Bantul dalam proses pembuatan gerabah

110

keterlambatan didalam melakukan distribusi pemasaran kepada pihak

distributor.

Jika dalam pembuatan gerabah terjadi keterlambatan maka hal ini

akan mempengaruhi omset pihak pemesan yang merupakan para pedagang

gerabah. Kondisi demikian sangat berpengaruh terhadap tingkat

pendapatan para pengrajin. Selain itu kedua pihak yaitu pengrajin dan

pedagang akan mengalami kerugian. Oleh karena itu proses perhitungan

dalam pembuatan gerabah sangat menentukan keberhasilan bagi para

pengrajin. Hal ini ditentukan melalui tingkat pemesanan orderan yang

diterima oleh pengrajin. Semakin tepat perhitungan

2. Menentukan lokasi (Locating)

Kasongan merupakan salah satu dusun yang terletak di Desa

Bangunjiwo Kecamatan Kasihan Kabupaten Bantul, Provinsi Yogyakarta.

Daerah ini berjarak dari pusat Kota Yogyakarta ke arah barat daya.

Letak daerah yang cukup strategi karena berada di tengah Kota Bantul ini

juga mempermudah daerah ini untuk dilalui transportasi umum yang

hendak melewati daerah ini. Kondisi jalan yang mendukung untuk dilalui

bus – bus besar juga memperlancar dan mendukung daerah ini untuk

dikunjungi oleh para wisatawan yang hendak melihat dan bahkan

memborong hasil kerajinan sebagai suatu kekhasan dari daerah ini.

Memasuki Gerbang Wisata Daerah Kasongan ini terdapat art shop di

sepanjang jalan Raya Kasongan.yang menyediakan tampilan berwarna –

warni dengan variasi bentuk yang beragam dan begitu menarik para

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 129: ASPEK MATEMATIS PADA AKTIFITAS PEMBUATAN GERABAH DI ...repository.usd.ac.id/31592/2/151442002_full.pdf · gerabah di Kasongan. Bangunjiwo, Kasihan, Bantul dalam proses pembuatan gerabah

111

wisatawan yang melewati daerah ini. Adapun hasil produk gerabah oleh

pengrajin yang berada di Kasongan ini termasuk kedalam produk yang

berkualitas tinggi dan kompetitif di pasar lokal dan global. Daerah ini

memiliki potensi lahan yang luasnya mencapai 34,4 hektar pekarangan

kering. Melalui ketersediaan sumber daya alam berupa lahan yang cukup

besar ini para pengrajin lebih dipermudah didalam penyediaan bahan baku

yang digunakan dalam pembuatan gerabah.

3. Mengukur (Measuring)

Pengrajin akan membuat gerabah dalam jumlah yang cukup banyak

untuk setiap bentuknya. Pemesanan dalam skala besar dilakukan apabila

telah terjadi suatu kesepakatan antara kedua belah pihak yang mana dalam

hal ini adalah pengrajin dan pemesan. Biasanya pemesanan dalam skala

besar dilakukan dengan cara pemesan menunjukkan sampel bentuk

gerabah yang dikehendaki. Kemudian pengrajin akan mencoba untuk

menirukan sampel tersebut. Dalam proses pembuatan gerabah pengrajin

menggunaan perkiraan untuk menentukan banyaknya bahan dan alat yang

digunakan agar dapat menghasilkan bentuk yang paling sesuai dengan

pemesanan. Setelah diperoleh bentuk yang sesuai pemesanan kemudian

dilakukan transaksi dengan pemesan. Apabila pemesan setuju dengan hasil

gerabah yang dibentuk pengrajin tersebut maka dilakukan kesepakatan

harga dan waktu pengambilan barang tersebut.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 130: ASPEK MATEMATIS PADA AKTIFITAS PEMBUATAN GERABAH DI ...repository.usd.ac.id/31592/2/151442002_full.pdf · gerabah di Kasongan. Bangunjiwo, Kasihan, Bantul dalam proses pembuatan gerabah

112

4. Merancang (Designing)

Di dalam proses pembuatan gerabah, pengrajin membuat suatu

rancangan bentuk gerabah dengan bahan yang telah tersedia. Hal ini

dilakukan terutama dalam menerima pesanan. Untuk menentukan harga

gerabah yang dibuat, pengrajin membutuhkan suatu rancangan dengan

perkiraan terhadap banyaknya bahan yang dibutuhkan untuk menghasilkan

gerabah sesuai pemesanan. Semakin besar dan rumit bentuk gerabah yang

diinginkan maka harga yang diberikan juga akan semakin besar karena

membutuhkan bahan yang cukup banyak.

Pengrajin Kasongan membuat gerabah dengan berbagai bentuk dan

ukuran dengan harga yang berbeda. Mulai dari yang bentuk yang

sederhana seperti cobek, tungku, keren, tempayan, guci sampai bentuk

karikatur manusia bahkan karakter tokoh kartun anak. Bentuk – bentuk

tersebut dihasilkan sebagai hasil dari perkembangan jaman dan minat

konsumen yang semakin bervariasi sehingga pengrajin pun juga

melakukan inovasi dan kreatifitas di dalam memproduksi gerabah.

5. Bermain (Playing)

Di dalam pembuatan gerabah berupa karikatur wajah manusia,

pengrajin membayangkan ekspresi wajah sesungguhnya yang hendak

dibentuknya. Begitupun dalam membuat suatu ukiran yang terinspirasi

dari benda hidup. Pengrajin akan menggunakan gambaran sesungguhnya

sambil membuat bentuk ukiran yang sesuai. Selain itu dalam proses

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 131: ASPEK MATEMATIS PADA AKTIFITAS PEMBUATAN GERABAH DI ...repository.usd.ac.id/31592/2/151442002_full.pdf · gerabah di Kasongan. Bangunjiwo, Kasihan, Bantul dalam proses pembuatan gerabah

113

pembuatan gerabah pengrajin akan membuat suatu rencana agar dapat

memperoleh keuntungan maksimal dari hasil penjualan yang dilakukan.

Pilihan bentuk gerabah yang akan dibuat juga perlu dipertimbangkan

dan diperkirakan banyaknya dari setiap bentuk gerabah yang hendak

diproduksi. Hal ini dilakukan agar pengadaan bahan baku oleh pengrajin

dapat digunakan dengan optimal untuk menghasilkan gerabah yang sedang

laris dipasaran.

6. Menjelaskan (Explaining)

Meskipun tidak ada pemesanan namun pengrajin tetap membuat

gerabah sesuai dengan minat dan kreatifitasnya sendiri. Di sisi lain

pengrajin juga membuat gerabah dengan unsur sejarah atau cerita dibalik

gerabah yang dihasilkan. Hal ini merupakan salah satu cara untuk menarik

minat konsumen dan menambah nilai jual terhadap gerabah tersebut.

Selain nilai history dan seni dibalik gerabah yang diproduksi ada pula arti

lain yang dapat disampaikan melalui gerabah seperti penggunaan suatu

lambang atau simbol tertentu. Simbol atau lambang yang diwakilkan

dengan menggunakan gerabah ini seperti patung Dewi Sri yang

dilambangkan sebagai lambang kemakmuran dan patunga Bagong yang

juga merupakan lambang kemakmuran dan keberuntungan yang banyak

dipergunakan oleh pihak rumah makan atau restaurant.

Berikut aktivitas pengrajin Kasongan secara umum di dalam

memproduksi gerabah disajikan dalam tabel 4.3. Pada tabel tersebut akan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 132: ASPEK MATEMATIS PADA AKTIFITAS PEMBUATAN GERABAH DI ...repository.usd.ac.id/31592/2/151442002_full.pdf · gerabah di Kasongan. Bangunjiwo, Kasihan, Bantul dalam proses pembuatan gerabah

114

dirinci aspek – aspek matematis yang terdapat pada setiap aktivitas

pengrajin gerabah di Kasongan.

Tabel 4.4 Aspek matematis pada aktivitas pengrajin

Aktivitas Gambar Keterangan

1 Proses Pengolahan Tanah a. Menghitung (Counting)

Di dalam proses pengolahan

tanah yang dilakukan

pengrajin melakukan

perkiraan untuk

menentukan jumlah

perbandingan antara pasir,

tanah merah, dan tanah

coklat agar dapat

menghasilkan warna

campuran yang sesuai

pemesanan.

b. Menentukan lokasi

(Locating)

Pengambilan tanah

disesuaikan dengan letak

geografis kondisi tanah.

Apabila letak geografis

tanah berpotensi longsor

jika diambil maka tidaka

akan dilakukan

pengambilan didaerah

tersebut. Pengambilan tanah

tyang dilakukan juga

disesuaikan dengan bentuk

dari lingkungan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 133: ASPEK MATEMATIS PADA AKTIFITAS PEMBUATAN GERABAH DI ...repository.usd.ac.id/31592/2/151442002_full.pdf · gerabah di Kasongan. Bangunjiwo, Kasihan, Bantul dalam proses pembuatan gerabah

115

disekitarnya. Jangan sampai

pengambilan yang

dilakukan memberikan

dampak negatif bagi

kelangsungan hidup

lingkungan disekitarnya.

Oleh karena itu pemetaan

yang jelas untuk daerah

yang lahannya secara

khusus digunakan sebagai

sumber pengadaan untuk

bahan kerajinan perlu

dipastikan terlebih dahulu.

c. Mengukur (Measuring)

Pengambilan tanah dan

penimbunan tanah

dilakukan disuatu tempat

pengolahan tanah dengan

volume tertentu sesuai

dengan kebutuhana

pemesanan yang diterima.

Tanah diambil dari

beberapa tempat yaitu tanah

hitam diambil dari lahan

khusus di Desa

Bangunjiwo, tanah merah

diambil dari Kulonprogo

dan pasir dari sungai progo.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 134: ASPEK MATEMATIS PADA AKTIFITAS PEMBUATAN GERABAH DI ...repository.usd.ac.id/31592/2/151442002_full.pdf · gerabah di Kasongan. Bangunjiwo, Kasihan, Bantul dalam proses pembuatan gerabah

116

2. Proses Pembentukan Gerabah a. Menghitung (Counting)

Didalam pembentukan

gerabah ini pengrajin

menggunakan perhitungan

waktu, kesulitan, tenaga dan

bahan yang dipergunakan

untuk menentukan nominal

harga yang tepat untuk

diberikan kepada pemesan.

Untuk menentukan bentuk

yang tepat pengrajin

menggunakan perkiraan

terkait alat yang akan

dipergunakan sehingga

menghasilkan bentuk

gerabah yang sesuai.

Kesalahan dalam membuat

bentuk oleh pengrajin masih

bisa dibenahi dengan cara

pemberian air selama masih

dalam tahan pembentukan.

b. Menentukan Lokasi

(Locating)

Didalam proses ini tahapan

pengrajin dalam membentuk

banyak menggunakan

bentuk dasar melingkar atau

elips yang kemudian bentuk

akan disesuaikan dengan

sampel model yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 135: ASPEK MATEMATIS PADA AKTIFITAS PEMBUATAN GERABAH DI ...repository.usd.ac.id/31592/2/151442002_full.pdf · gerabah di Kasongan. Bangunjiwo, Kasihan, Bantul dalam proses pembuatan gerabah

117

digunakan. Bentuk ini

diperoleh dengan cara

merotasikan tanah pada

pemutar dan menyentuhnya

sesuai dengan bagian yang

hendak dibentuk. Gerabah

yang dihasilkan ini memiliki

koordinat 3d dengan posisi

dan bentuk yang beragam.

c. Mengukur (Measuring)

Didalam hal ini pengukuran

dilakukan untuk

mendapatkan bentuk dengan

ukuran yang proporsional.

Perbandingan antara jumlah

pemesanan dan tenaga yang

digunakan haruslah tepat

dan seimbang agar tercapai

ketepatan dalam waktu

pengiriman yang telah

disepakati. Sifat dari bahan

yang digunakan untuk

membuat gerabah ini pun

perlu untuk disesuikan

dengan perlakuan yang

diberikan agar diperoleh

hasil sesuai dengan yang

diharapkan. Pada proses

pembentukan yang paling

membutuhkan waktu lama

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 136: ASPEK MATEMATIS PADA AKTIFITAS PEMBUATAN GERABAH DI ...repository.usd.ac.id/31592/2/151442002_full.pdf · gerabah di Kasongan. Bangunjiwo, Kasihan, Bantul dalam proses pembuatan gerabah

118

adalah dalam proses

penghalusan permukaan

gerabah. Ukuran gerabah

yang diinginkan dapat

disesuaikan memperbesar

skala dari model yang

digunakan melalui

penambahan bahan atau

memperkecil ketebalan

gerabah yang disesuaikan

dengan bentuk.

d. Merancang (Designing)

Pada tahap ini pengrajin

akan menggunakan

rancangan berupa model

atau miniatur dari bentuk

gerabah yang akan dibentuk.

Jika telah mendapatkan

bentuk yang sesuai maka

akan dibentuk gerabah

dengan ukuran yang

sebenarnya.

e. Bermain (Playing)

Bentuk yang dipilih

pengrajin jika tidak

mendapatkan pemesanan

maka akan disesuaikan

terhadap kemungkinan

bentuk yang sedang banyak

diminati dipasaran dan yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 137: ASPEK MATEMATIS PADA AKTIFITAS PEMBUATAN GERABAH DI ...repository.usd.ac.id/31592/2/151442002_full.pdf · gerabah di Kasongan. Bangunjiwo, Kasihan, Bantul dalam proses pembuatan gerabah

119

sedang begitu dekat dengan

hal yang sedang umum

diperbincangkan.

f. Menjelaskan (Explaining)

Di balik proses

pembentukan ini terdapat

cerita dan makna tersendiri

untuk setiap bentuk gerabah

yang menjadi pilihan.

3. Proses Pengeringan Gerabah a. Menghitung (Counting)

Pada proses pengeringan ini

pengrajin menggunakan

perkiraan untuk menentukan

banyaknya gerabah yang

dikeringkan atau dijemur

yang disesuaikan dengan

area penjemuran. Kekuatan

angin mempengaruhi proses

pengeringan yang

dilakukan.

b. Mengukur (Measuring)

Pada proses ini intensitas

suhu matahari menentukan

cepat lambatnya proses

pengeringan yang

dilakukan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 138: ASPEK MATEMATIS PADA AKTIFITAS PEMBUATAN GERABAH DI ...repository.usd.ac.id/31592/2/151442002_full.pdf · gerabah di Kasongan. Bangunjiwo, Kasihan, Bantul dalam proses pembuatan gerabah

120

c. Merancang (Designing)

Pada proses pengeringan ini

bentuk gerabah menentukan

banyak sedikitnya gerabah

yang mampu untuk

dikeringkan, karena

disesuaikan dengan area

pengeringan.

d. Menentukan Lokasi

(Locating)

Dalam proses pengeringan

yang dilakukan pengrajin

akan menentukan lokasi

dengan intensitas suhu

matahari yang cukup tinggi

agar proses pengeringan

dapat dilakukan dengan

sempurna. Selain itu tempat

lokasi yang dipilih juga

harus strategis dan jauh dari

keramaian orang.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 139: ASPEK MATEMATIS PADA AKTIFITAS PEMBUATAN GERABAH DI ...repository.usd.ac.id/31592/2/151442002_full.pdf · gerabah di Kasongan. Bangunjiwo, Kasihan, Bantul dalam proses pembuatan gerabah

121

4. Proses Pembakaran Gerabah a. Menghitung (Counting)

Proses pembakaran yang

dilakukan menggunakan

perhitungan waktu. Adapun

perhitungan untuk

menentukan lamanya waktu

pembakaran dimulai dari

perkiraan waktu yang

dibutuhkan untuk proses

pembakaran sampai pada

proses gerabah dapat

dikemas.

b. Mengukur (Measuring)

Pembakaran dilakukan jika

jumlah gerabah yang hendak

dibakar telah memenuhi

tempat pembakaran. Hal ini

dilakukan agar bahan bakar

yang digunakan tidak

mengalami pemborosan. Hal

ini dilakukan karena banyak

sedikitnya gerabah yang

dibakar banyakanya bahan

bakar dan waktu yang

dibutuhkan yang dibutuhkan

akan tetap sama. Adapun

waktu yang dibutuhkan

untuk pemabkaran ini

berlangsung 8 – 12 jam

dengan suhu 1200℃.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 140: ASPEK MATEMATIS PADA AKTIFITAS PEMBUATAN GERABAH DI ...repository.usd.ac.id/31592/2/151442002_full.pdf · gerabah di Kasongan. Bangunjiwo, Kasihan, Bantul dalam proses pembuatan gerabah

122

c. Merancang (Designing)

Sifat bahan yang dibakar

dapat menjadi pertimbangan

untuk menentukan kualitas

terbaik yang dapat diperoleh

dari pembakaran yang

dilakukan. Untuk gerabah

berbahan baku tanah hitam

semakin lama waktu

pembakaran yang

dipergunakan maka hasil

yang diperoleh akan

semakin baik. Sedangkan

untuk gerabah berbahan

baku tanah merah

pembakaran dalam waktu

yang relative lebih singkat

agar diperoleh hasil gerabah

yang baik.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 141: ASPEK MATEMATIS PADA AKTIFITAS PEMBUATAN GERABAH DI ...repository.usd.ac.id/31592/2/151442002_full.pdf · gerabah di Kasongan. Bangunjiwo, Kasihan, Bantul dalam proses pembuatan gerabah

123

5. Proses Pemolesan Gerabah a. Menghitung (Counting)

Pada proses ini pengrajin

melakukan pengukuran

untuk memperkirakan bahan

yang dipergunakan didalam

melapisi gerabah. Selain itu

pengrajin juga akan

mempertimbangkan berat

dari bahan yang

dipergunakan sebagai

lapisan agar tidak

mempengaruhi kualitas dari

kekuatan gerabah tersebut.

b. Mengukur (Measuring)

Berat bahan yang

dipergunakan untuk melapisi

dan luas daerah permukaan

yang hendak dilapisi serta

banyaknya perekat yang

digunakan menjadi

pertimbangan pengrajin

didalam menentukan harga

yang diberikan. Gerabah

dengan berat yang cukup

besar menggunakan lapisan

dengan bahan yang memiliki

berat lebih kecil

dibandingkan dengan

gerabah. Hal ini dilakukan

untuk menyeimbangkan

kondisi gerabah yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 142: ASPEK MATEMATIS PADA AKTIFITAS PEMBUATAN GERABAH DI ...repository.usd.ac.id/31592/2/151442002_full.pdf · gerabah di Kasongan. Bangunjiwo, Kasihan, Bantul dalam proses pembuatan gerabah

124

hendak dipasarkan.

c. Merancang (Designing)

Bahan yang dipergunakan

oleh pengrajin sebagai

lapisan dipilih yang sesuai

dengan bentuk gerabah yang

hendak dilapisi. Gerabah

dengan permukaan yang

memiliki banyak

lengkungan lapisan yang

digunakan berbahan lentur

sehingga mudah untuk

disesuaikan dengan

permukaan gerabah.

Sedangkan untuk gerabah

yang memiliki permukaan

relatif rata pengrajin

mempergunakan bahan yang

lebih kaku seperti kaca.

d. Bermain (Playing)

Untuk mendapatkan hasil

olahan gerabah yang lebih

indah dan baik maka

dibutuhkan perasaan

menyenangkan yang

dirasakan oleh pengrajin.

Hal ini dapat memunculkan

inspirasi baru bagi pengrajin

di dalam membuat suatu

strategi didalam membuat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 143: ASPEK MATEMATIS PADA AKTIFITAS PEMBUATAN GERABAH DI ...repository.usd.ac.id/31592/2/151442002_full.pdf · gerabah di Kasongan. Bangunjiwo, Kasihan, Bantul dalam proses pembuatan gerabah

125

rencana pembuatan gerabah

dengan lapisan yang tepat

dan sesuai dengan minat

dipasaran.

e. Menjelaskan(Explaining)

Pengrajin akan melakukan

klasifikasi berdasarkan dari

ukuran dan bentuk gerabah

yang umumnya diminati

dipasaran untuk

memperkirakan banyaknya

jenis lapisan yang akan

dipergunakan. Proses

melapisi ini dilakukan tanpa

menghilangkan bentuk asli

dan dari gerabah aslinya.

Sehingga diperlukan

kesamaan sifat dari barang

yang akan digunakan untuk

melapisi dengan bentuk

gerabah.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 144: ASPEK MATEMATIS PADA AKTIFITAS PEMBUATAN GERABAH DI ...repository.usd.ac.id/31592/2/151442002_full.pdf · gerabah di Kasongan. Bangunjiwo, Kasihan, Bantul dalam proses pembuatan gerabah

126

6. Proses Pengepakan Gerabah Jadi a. Menghitung (Counting)

Adapun harga gerabah yang

dibandrol oleh pengrajin

untuk setiap itemnya

ditentukan dari ukuran dan

tingkat kesulitan gerabah

yang dipesan

b. Mengukur (Measuring)

Harga setiap item gerabah

untuk jenis anglo atau keren

berkisar mulai dari Rp 5000

sampai Rp 6000. Sedangkan

harga setiap item gerabah

untuk jenis karater kartun

seperti hello kitty, minion

dan berbagai bentuk unik

sesuai dengan pemesanan

berkisar mulai dari Rp 8000

sampai Rp1.000.000. Harga

gerabah dengan balutan kaca

berkisar mulai dari Rp

50.000 sampai Rp 300.000.

Gerabah dengan balutan

kaca ini dibandrol harga

yang lebih mahal daripada

gerabah dengan balutan

anyaman yang harganya

berkisar mulai dari Rp

20.000 sampai Rp 200.000.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 145: ASPEK MATEMATIS PADA AKTIFITAS PEMBUATAN GERABAH DI ...repository.usd.ac.id/31592/2/151442002_full.pdf · gerabah di Kasongan. Bangunjiwo, Kasihan, Bantul dalam proses pembuatan gerabah

127

b. Merancang (Designing)

Ukuran besar kecil gerabah

yang akan dilapisi menjadi

pertimbangan pengrajin

untuk menetukan lapisan

yang tepat digunakan agar

gerabah yang telah dipoles

dengan balutan lapisan

memiliki kesan yang elegan

dan menarik. Pilihan bahan

yang dipergunakan

pengrajin sebagai pelapis

tidak semuanya disamakan,

namun tetap disesuaikan

dengan bentuk geometris

dari gerabah tersebut.

Gerabah yang aslinya

terlihat biasa saja akan

menjadi gerabah yang lebih

menarik dengan balutan dan

polesan yang telah

disesuaikan oleh pengrajin.

Hal ini akan menambah

income bagi pengrajin jika

dibandingkan dengan harga

dari gerabah aslinya.

c. Bermain (Playing)

Di dalam menentukan harga

gerabah yang telah dipoles

pengrajin tetap harus

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 146: ASPEK MATEMATIS PADA AKTIFITAS PEMBUATAN GERABAH DI ...repository.usd.ac.id/31592/2/151442002_full.pdf · gerabah di Kasongan. Bangunjiwo, Kasihan, Bantul dalam proses pembuatan gerabah

128

E. Implementasinya dalam Pembelajaran Matematika sebagai Masalah

Kontekstual

Berdasarkan data dari hasil penelitian yang dilakukan peneliti dapat

diperoleh implimentasinya di dalam pembelajaran matematika sebagai

masalah kontekstual. Adapun masalah kontekstual yang dapat dibuat dengan

menyesuaikan dengan harga

pasaran. Aktivitas ini

dilakukan karena sudah

menjadi aturan bagi

pengrajin didalam

pemberian harga, agar tidak

mengakibatkan kerugian

bagi pengrajin serupa jika

harga yang diberikan

memiliki selisih yang besar.

d. Menjelaskan(Explaining)

Di dalam menghasilkan

suatu produk baru pengrajin

akan membuat suatu sampel

kecil terlebih dahulu.

Apabila hasil yang diperoleh

postif maka pengrajin akan

mengembangkan pada

produk gerabah dengan

ukuran yang lebih besar dan

bentuk yang lebih bervariasi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 147: ASPEK MATEMATIS PADA AKTIFITAS PEMBUATAN GERABAH DI ...repository.usd.ac.id/31592/2/151442002_full.pdf · gerabah di Kasongan. Bangunjiwo, Kasihan, Bantul dalam proses pembuatan gerabah

129

menggunakan hasil penelitian ini berkaitan dengan bidang ekonomi

matematika meliputi:

1. Materi aritmatika sosial di dalam menentukan harga gerabah agar

diperoleh keuntungan bagi pengrajin.

2. Perhitungan harga gerabah dengan pertimbangan bahan baku dan biaya

pembakaran sampai pemolesan.

3. Menentukan harga eceran gerabah dari bahan baku tanah liat yang

dipergunakan untuk memproduksi gerabah tersebut dengan

menggunakan perhitungan integral volume dalam menentukan volume

satu gerabah.

Berikut adalah beberapa contoh masalah kontekstual sebagai implementasi dalam

pembelajaran matematika yang dapat dipergunakan sebagai ide dalam menyusun

permasalahan kontekstual yang lain:

1. Seorang pengrajin Kasongan menggunakan 4

1kol tanah liat untuk

memproduksi gerabah dengan harga Rp 100.000,00. Dari 4

1kol tanah liat

tersebut pengrajin mampu memproduksi 10 gerabah tempayan dengan

biaya setiap pembakaran sebesar Rp 400.000,00 untuk jumlah tidak lebih

dari 50 gerabah. Jumlah gerabah yang melebihi ketentuan akan dikenai

biaya tambahan pembakaran sebesar Rp 100.000,00 namun jika jumlah

gerabah yang akan dibakar kurang dari ketentuan maka biaya tetap sebesar

Rp 400.000,00. Tentukan kemungkinan harga jual 1 gerabah tempayan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 148: ASPEK MATEMATIS PADA AKTIFITAS PEMBUATAN GERABAH DI ...repository.usd.ac.id/31592/2/151442002_full.pdf · gerabah di Kasongan. Bangunjiwo, Kasihan, Bantul dalam proses pembuatan gerabah

130

yang dapat diberikan oleh pengrajin agar pengrajin tetap mendapatkan

keuntungan maksimal!

2. Berapa harga jual yang diberikan untuk 1 gerabah berbentuk ikan yang

akan digunakan sebagai hiasan taman seperti gambar berikut:

jika diketahui biaya untuk seriap 1 liter

tanah sebesar Rp 5.000,00 dan ukuran

gerabah ikan untuk tinggi ikan 30 cm,

lebar 15 cm dan panjangnya 45 cm maka

tentukan cara untuk memperoleh harga 1 gerabah ikan berdasarkan dari

biaya tanah yang dipergunakan!

3. Seorang pengrajin membentuk gerabah dengan berat satu gerabah sebesar

5 kg sebanyak 10 gerabah. Kemudian gerabah tersebut dibakar dan

mengalami penyusutan sebesar 1 % dari berat semula setiap 2 jam secara

eksponensial. Jika pembakaran dilakukan selama 14 jam maka tentukan

berat gerabah yang akan di packing setelah 14 jam !

F. Keterkaitan antara Hasil Penemuan dengan Pembelajaran Matematika

Hasil penemuan dalam penelitian ini menghasilkan suatu pemahaman

baru tentang suatu budaya yang dapat dikaitkan dengan pembelajaran dalam

dunia pendidikan khususnya dalam pembelajaran matematika. Keterkaitan ini

dapat dilihat dari penjabaran aktivitas pengrajin di Daerah Kasongan melalui

aspek matematis fundamental menurut Alan J. Bishop. Adapun keterkaitan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 149: ASPEK MATEMATIS PADA AKTIFITAS PEMBUATAN GERABAH DI ...repository.usd.ac.id/31592/2/151442002_full.pdf · gerabah di Kasongan. Bangunjiwo, Kasihan, Bantul dalam proses pembuatan gerabah

131

antara hasil penemuan dalam penelitian ini dengan pembelajaran Matematika

adalah sebagai berikut:

1. Di dalam proses pembuatan gerabah dan aktivitas yang dilakukan

oleh pengrajin, penggunaan ilmu matematika secara langsung

maupun tidak langsung memiliki peran cukup pada aspek

mengukur, menghitung, merancang dan mengalokasi.

2. Keterkaitan antara budaya dengan aktivitas yang dianggap sebagai

suatu hal yang biasa ternyata dihubungkan oleh ilmu matematika.

Oleh karena itu hal ini dapat digunakan oleh guru atau pendidik

untuk menunjukkan kepada siswa atau peserta didik tentang

manfaat belajar matematika.

3. Pendekatan secara saintifik dapat digunakan melalui pengenalan

budaya sekitar sebagai contoh adalah budaya yang ada di daerah

Kasongan sebagai awal penjelasan masuk pada materi bangun

ruan atau perhitungan luas serta volume dari bangun tak beraturan

dengan menggunakan aturan integral.

4. Melalui hasil penemuan ini pula dapat menjadi referensi bagi guru

untuk memberikan suatu pembelajaran dalam bentuk pemberian

proyek bagi siswa untuk menemukan unsur matematis yang

terdapat di daerah sekitar tempat tinggal mereka.

5. Berdasarkan dari hasil penemuan yang diperoleh ini dapat

digunakan sebagai referensi untuk menuliskan bahwa terdapat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 150: ASPEK MATEMATIS PADA AKTIFITAS PEMBUATAN GERABAH DI ...repository.usd.ac.id/31592/2/151442002_full.pdf · gerabah di Kasongan. Bangunjiwo, Kasihan, Bantul dalam proses pembuatan gerabah

132

keterkaitan antara suatu budaya disekitar dengan penggunaan ilmu

matematika.

6. Hasil penemuan ini dapat digunakan untuk membantu guru atau

pendidik didalam memberikan pemahaman kepada siswa atau

peserta didik bahwa untuk belajar matematika dibutuhkan suatu

proses dan latihan tidak hanya sekedar menghapalkan rumus

matematika.

7. Melalui hasil penemuan dalam penelitian ini pula menunjukkan

bahwa matematika tidak hanya berupa perhitungan dengan

penggunaan rumus yang harus dihapalkan, namun untuk belajar

matematika dapat dilakukan melalui sejarah suatu daerah atau

budaya dari daerah setempat sehingga pelajaran matematika akan

menjadi suatu pelajaran yang mengasyikan untuk dipahami.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 151: ASPEK MATEMATIS PADA AKTIFITAS PEMBUATAN GERABAH DI ...repository.usd.ac.id/31592/2/151442002_full.pdf · gerabah di Kasongan. Bangunjiwo, Kasihan, Bantul dalam proses pembuatan gerabah

133

BAB V

PEMBAHASAN

IMPLEMENTASI DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA

A. Pengembangan dalam Ilmu Pendidikan

1. Masalah Kontekstual dalam Pembelajaran Matematika

Berdasarkan dari hasil penemuan dan pengolahan data pada bab

sebelumnya diperoleh beberapa manfaat yang dapat dipergunakan dalam

pembelajaran khususnya pembelajaran matematika. Adapun salah satu

manfaat yang dapat diperoleh adalah di dalam pengembangan menjadi

masalah kontekstual. Masalah yang dimaksudkan dalam hal ini adalah

masalah matematika. Di dalam kurikulum 2013 masalah kontekstual

adalah permasalahan yang diharapkan dapat disampaikan kepada siswa

untuk menjadi bahan atau materi diskusi dalam proses pembelajaran. Hal

tersebut menjadi salah satu dari tujuan kurikulum 2013 yakni

mengoptimalkan kemampuan berpikir siswa secara lebih aktif, kreatif,

inovatif dan mandiri di dalam menentukan suatu penyelesaian terhadap

masalah yang ditemukan dalam kehidupan sehari – hari berkaitan dengan

materi yang sedang dipelajari.

Masalah kontekstual adalah suatu masalah yang diambil dari

peristiwa nyata dalam kehidupan. Aktivitas dan potensi serta sejarah

budaya yang terdapat di daerah Kasongan merupakan salah satu peristiwa

nyata yang dapat diangkat kedalam masalah matematika secara

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 152: ASPEK MATEMATIS PADA AKTIFITAS PEMBUATAN GERABAH DI ...repository.usd.ac.id/31592/2/151442002_full.pdf · gerabah di Kasongan. Bangunjiwo, Kasihan, Bantul dalam proses pembuatan gerabah

134

kontekstual. Hal ini dapat dipermudah karena antara budaya Kasongan

dengan aspek matematis memiliki kerterkaitan seperti pada penjelasan

peneliti pada bab sebelumnya. Berikut adalah beberapa contoh masalah

kontekstual yang dapat disusun dari hasil penemuan dalam penelitian ini

dan sesuai dengan kompetensi dasar pada materi matematika di kurikulum

2013 yang disajikan dalam bentuk tabel 5.1.

Tabel 5.1 Contoh Masalah Kontekstual dalam Matematika Peminatan

dan Matematika Wajib yang disesuaikan KD pada Kurikulum 2013 untuk

tingkat kelas X dan XI

No Kelas Kompetensi Dasar Soal

1. X 3.1 Mendeskripsikan dan

menentukan

penyelesaian fungsi

eksponensial dan fungsi

logaritma menggunakan

masalah kontekstual,

serta keberkaitanannya

Seorang pengrajin membuat

gerabah sebanyak 20 gerabah. 1

gerabah beranya 4 kg. Setelah

mengalami proses pembakaran

selama 14 jam berat 1 gerabah

menjadi 2,5 kg maka tentukan

besar penyusutan yang dialami

gerabah!

2. XI 4.2Menyelesaikan masalah

kontekstual yang

berkaitan dengan

program linear dua

variable

Seorang pengrajin hendak

mengirim gerabah hasil

produksinya yang terdiri atas

500 gerabah berbentuk

tempayan dan 300 gerabah

berbentuk tokoh kartun. Untuk

keperluan tersebut ia menyewa

truk dan mobil pick up. Truk

dapat memuat 25 gerabah

berbentuk tempayan dan 100

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 153: ASPEK MATEMATIS PADA AKTIFITAS PEMBUATAN GERABAH DI ...repository.usd.ac.id/31592/2/151442002_full.pdf · gerabah di Kasongan. Bangunjiwo, Kasihan, Bantul dalam proses pembuatan gerabah

135

No Kelas Kompetensi Dasar Soal

gerabah berbentuk tokoh

kartun. Sedangkan mobil pick

up dapat memuat 10 gerabah

berbentuk tempayan dan 50

gerabah berbentuk tokoh

kartun. Biaya untuk menyewa

sebuah truk Rp 400.000,00

sedangkan biaya untuk

menyewa sebuah mobil pick up

Rp 200.000,00. Tentukan

jumlah truk dan mobil pick up

yang harus disewa agar biaya

pengiriman yang dikeluarkan

oleh pengrajin dapat minimium!

3. 4.3Menyelesaikan masalah

kontekstual yang

berkaitan dengan

matriks dan operasinya.

Pak Watijo adalah seorang

pengusaha tanah liat, untuk

menghasilkan tanah liat yang

baik dibutuhkan 3 jenis tanah

yaitu pasir, tanah hitam dan

tanah merah. Setiap bulannya ia

membeli 1 truk pasir, 5 pick up

tanah merah dan 3 pick up

tanah hitam dengan total biaya

Rp 16.000.000. Pada tempat

yang sama setiap bulannya Pak

Karjo sebagai seorang pengrajin

membeli truk pasir, 3 pick up

tanah merah dan 1 pick up

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 154: ASPEK MATEMATIS PADA AKTIFITAS PEMBUATAN GERABAH DI ...repository.usd.ac.id/31592/2/151442002_full.pdf · gerabah di Kasongan. Bangunjiwo, Kasihan, Bantul dalam proses pembuatan gerabah

136

No Kelas Kompetensi Dasar Soal

tanah hitam dengan total biaya

Rp 7.375.000,00. Pak Tejo

membeli pick up tanah merah,

truk pasir dan pick up tanah

hitam kepada tengkulak tanah

yang sama dengan Pak Watijo

dan Pak Karjo dengan total

harga Rp 3.252.000,00. Jika

Pak Riko hendak membeli

truk pasir dan pick up tanah

tentukan harga yang harus

dibayar pak Ricko

menggunakan operasi matriks!

2. Materi Matematika Tingkat Atas

Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai pengenalan untuk materi

Sistem Persamaan Linear Dua Variabel, dan Operasi Aljabar pada tingkat

SMP. Sedangkan pada pembelajaran Matematika tingkat SMA hasil

penelitian ini dapat digunakan sebagai referensi bagi guru untuk pengenalan

materi Sistem Persamaan Linear Tiga Variabel, Geometri Bidang Ruang,

Kalkulus Integral untuk perhitungan Volume dan Luas Daerah, Program

Linear, Irisan Kerucut dan Peluang Kejadian Majemuk. Melalui hasil

penelitian ini guru atau pendidik dapat menggunakannya sebagai bahan

memotivasi siswa untuk menarik minat dan semangat siswa dalam

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 155: ASPEK MATEMATIS PADA AKTIFITAS PEMBUATAN GERABAH DI ...repository.usd.ac.id/31592/2/151442002_full.pdf · gerabah di Kasongan. Bangunjiwo, Kasihan, Bantul dalam proses pembuatan gerabah

137

mempelajari materi perhitungan volume dan luas permukaan bangun ruang

menggunakan kalkulus integral dan materi lain yang dapat dihubungkan

dengan hasil penelitian ini.

Penggunaan hasil penelitian ini untuk beberapa materi Matematika

tingkat atas seperti yang telah disebutkan dapat diterapkan pada pembuatan

soal kontekstual dengan tingkat kesulitan soal secara bertahap dan atau

sebagai referensi didalam pengadaan alat peraga. Berikut adalah beberapa

contoh soal pada beberapa materi yang dapat dikaitkan dari hasil penelitian

untuk tingkat SMP dan SMA:

a. Pada tingkat SMP

1) Operasi Aljabar dan penggunaan Logika Matematika

Seorang pengrajin gerabah menerima pesanan bak berbentuk

balok dari tanah liat. Bak yang dipesan harus mampu menampung

air sebanyak 5000 liter. Jika bak tersebut memiliki ukuran

panjang (8x - 10) m, lebar (x + 2) m dan tinggi x m maka

tentukan nilai x yang mungkin agar diperoleh ukuran bak yang

dapat dibuat pengrajin apabila ukuran maksimal gerabah yang

dapat dibakar setinggi 2 meter dan jika biaya tanah yang

digunakan pengrajin sebesar Rp 25.000,00 / meter maka tentukan

harga bak tersebut!

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 156: ASPEK MATEMATIS PADA AKTIFITAS PEMBUATAN GERABAH DI ...repository.usd.ac.id/31592/2/151442002_full.pdf · gerabah di Kasongan. Bangunjiwo, Kasihan, Bantul dalam proses pembuatan gerabah

138

2) Sistem Persamaan linear dua variable

Seorang pengrajin akan membuat gerabah menggunakan tanah

liat dengan perbandingan tanah merah dan pasir yang digunakan

3:2. Dengan menggunakan perbandingan tersebut pengrajin

mampu menghasil gerabah dengan ukuran kecil sebanyak 50

gerabah. Jika pengrajin mendapat pemesanan sebanyak 125

gerabah berapa berapa perbandingan tanah merah dan pasir yang

dipergunakan oleh pengrajin?

3) Bangun Ruang

Seorang pengrajin hendak membuat

gerabah berbentuk tabung pejal seperti

pada gambar di samping. Diketahui

tinggi tabung 35 cm, ukuran tutup tabung

= alas tabung dengan ketebalan tutup = 1

cm, diameter tutup 16 cm dan sisa panjang diameter tutup dengan

diameter tabung 1 cm. Jika biaya tanah liat setiap

maka tentukan harga gerabah tersebut!

b. Pada tingkat SMA

1) Geometri bidang ruang dan penggunaan

Seorang pengrajin gerabah hendak membuat gerabah gabungan

berbentuk kubus dengan limas segiempat didalamnya. Jika ukuran

panjang kubus 12 cm maka tentukan ukuran panjang sisi tegak

limas agar dapat dengan tepat berada didalam kubus dengan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 157: ASPEK MATEMATIS PADA AKTIFITAS PEMBUATAN GERABAH DI ...repository.usd.ac.id/31592/2/151442002_full.pdf · gerabah di Kasongan. Bangunjiwo, Kasihan, Bantul dalam proses pembuatan gerabah

139

posisi puncak limas berada ditengah – tengah bagian bawah

kubus!

2) Kalkulus Integral

Gerabah sketsa kurva gerabah

Tentukan volume air yang mampu ditampung oleh gerabah

tersebut sampai penuh jika diketahui ukuran tinggi gerabah 40 cm

ketebalan gerabah 5 cm, dan lebar maksimal gerabah 25 cm !

3) Sistem Persamaan Linear Tiga Variabel

Di sebuah art shop Ali, Budi dan Cika mendapatkan voucher

belanja sebesar Rp 1.500.000,00 untuk pembelian 30 gerabah.

Kemudian ketiganya memutuskan untuk membaginya dengan

melakukan pembelian terhadap 3 jenis gerabah untuk untuk setiap

anak sebanyak 10 gerabah dengan rincian sebagai berikut: Ali

membeli 4 gerabah berbentuk bagong, 1 gerabah berbentuk hello

kitty dan sisanya gerabah berbentuk katak dengan total

pembayaran Rp 495.000,00, Budi membeli 3 gerabah berbentuk

bagong, 2 gerabah berbentuk hello kitty dan 5 gerabah berbentuk

katak dengan total pembayaran Rp 420.000,00 sedangkan Cika

membeli 2 gerabah berbentuk bagong, 5 gerabah berbentuk hello

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 158: ASPEK MATEMATIS PADA AKTIFITAS PEMBUATAN GERABAH DI ...repository.usd.ac.id/31592/2/151442002_full.pdf · gerabah di Kasongan. Bangunjiwo, Kasihan, Bantul dalam proses pembuatan gerabah

140

kitty dan 3 gerabah berbentuk katak dengan total pembayaran Rp

405.000,00. Tentukan harga satu gerabah untuk setiap jenisnya

dan harga seluruh gerabah jenis katak yang dibeli oleh Ali !

4) Program linear

Seorang pengrajin memiliki lahan tanah tidak kurang dari 20 ha.

Ia merencanakan akan menggunakan lahan seluas 6 ha sampai

dengan 10 ha sebagai bahan untuk membuat gerabah dan untuk

tempat pembakaran seluas 4 sampai 6 ha. Untuk bahan

pembuatan gerabah per hektarnya diperlukan biaya Rp

1.000.000,00 sedangkan untuk tempat pembakaran per hektarnya

diperlukan biaya Rp 500.000,00. Agar biaya lahan tanah

minimum, tentukan berapa luas masing – masing lahan tanah

sebagai bahan gerabah dan lahan sebagai tempat pembakaran

yang digunakan!

5) Statistika

Pak Timbul memiliki sebuah usaha gerabah dengan 5 orang

karyawan. Di dalam proses produksi gerabah terdapat 5 proses

utama yang perlu dilakukan yaitu mulai dari pengadaan bahan,

pembentukan, pembakaran, finishing dan pemasaran. Untuk

setiap proses yang dilakukan diperlukan 1 orang karyawan. Tahun

lalu Pak Timbul memberikan gaji kepada 5 orang karyawan

menurut kinerja mereka dalam satuan ribuan rupiah sebagai

berikut: 480, 360, 650, 700, 260. Tahun ini gaji mereka naik

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 159: ASPEK MATEMATIS PADA AKTIFITAS PEMBUATAN GERABAH DI ...repository.usd.ac.id/31592/2/151442002_full.pdf · gerabah di Kasongan. Bangunjiwo, Kasihan, Bantul dalam proses pembuatan gerabah

141

15% bagi karyawan yang gajinya kurang dari Rp 500.000,00 dan

10% bagi karyawan yang gajinya lebih dari Rp 500.000,00.

Tentukan rata-rata besarnya kenaikan gaji mereka per bulan !

B. Pengembangan dalam Masyarakat

Melalui hasil penelitian ini masyarakat dapat mengetahui bahwa di

dalam proses pembuatan gerabah oleh pengrajin di daerah Kasongan terdapat

unsur matematis yang mengiringi proses terbentuknya gerabah selain unsur

seni dan sejarah yang telah diketahui selama ini. Unsur matematis yang dapat

ditemukan dalam proses produksi gerabah ini begitu banyak dan dapat

ditemukan mulai dari pengadaan bahan sampai pada proses pemasaran yang

dilakukan. Untuk setiap proses yang dilakukan ini jika diuraikan secara lebih

rinci dapat dilihat bahwa secara langsung maupun tidak langsung, para

pengrajin ataupun pengusaha gerabah telah melibatkan ilmu Matematika

dalam proses yang dilakukan. Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai

wawasan bagi masyarakat untuk dapat menggunakan dan mengembangkan

seni dan sejarah dari daerah setempat dengan mengkaitkan terhadap ilmu

Matematika yang telah dipahami selama ini.

Ilmu Matematika yang selama ini oleh masyarakat umum dipandang

sebagai ilmu yang hanya berkaitan dengan rumus dan pelajaran sekolah bisa

dipahami sebagai ilmu umum yang dipergunakan dalam berbagai bidang

kehidupan. Melalui hasil penelitian ini pula wawasan masyarakat akan

manfaat mempelajari ilmu Matematika dapat lebih diperhatikan. Melalui hasil

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 160: ASPEK MATEMATIS PADA AKTIFITAS PEMBUATAN GERABAH DI ...repository.usd.ac.id/31592/2/151442002_full.pdf · gerabah di Kasongan. Bangunjiwo, Kasihan, Bantul dalam proses pembuatan gerabah

142

penelitian ini pula masyarakat dapat lebih menghargai nilai seni dan sejarah

dari suatu daerah. Sehingga untuk kedepannya sejarah dan seni daerah

setempat dapat lebih dilestarikan oleh masyarakat dari daerah tersebut dengan

menonjolkan sisi budaya dibalik sejarah dan seni tersebut. Hasil penelitian ini

dapat digunakan sebagai inspirasi bagi masyarakat untuk semakin

mengembangkan budaya dari daerahnya didalam memberikan inovasi baru

tanpa menghilangkan kekhasan dari budaya tersebut.

C. Pengembangan Karakter

Manfaat lain yang dapat diperoleh dari hasil penelitian ini adalah

pengembangan karakter bagi pengrajin. Melalui penelitian yang dilakukan

pengrajin dapat mempelajari semangat dan usaha kerja keras untuk

menjalankan usaha yang dilakukan. Selain itu hal lain yang diperoleh

pengrajin adalah ketelitian, kecermatan, dan kreatifitas untuk selalu dapat

memberikan inovasi baru terhadap konsumen. Karakter pengrajin yang hanya

menerima kondisi tidak akan membuat pengrajin menjadi berkembang

dengan pesat, karena persaingan dagang yang semakin banyak dan begitu

keras di Daerah Kasongan. oleh karena inovasi baru terhadap olahan gerabah

dapat menarik pengrajin untuk dapat lebih mengembangkan usaha dan bakat

seni yang dimilikinya.

Hal ini juga mampu disampaikan kepada peserta didik dalam kegiatan

pembelajaran. Di dalam proses pembelajaran ketekunan dan kreatifitas siswa

juga perlu diasah dan dibentuk untuk menghasilkan suatu pribadi yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 161: ASPEK MATEMATIS PADA AKTIFITAS PEMBUATAN GERABAH DI ...repository.usd.ac.id/31592/2/151442002_full.pdf · gerabah di Kasongan. Bangunjiwo, Kasihan, Bantul dalam proses pembuatan gerabah

143

mampu bersaing dalam generasi net ini. Semangat untuk terus mencari cara

baru yang lebih baik melalui pribadi yang jujur akan semakin menambah

karakter baik siswa tersebut digenerasi yang rawan akan plagiarisme atau

copy paste terhadap suatu karya atau hal lain yang serupa.

Hasil penelitian ini dapat menjadi referensi bagi guru, pendidik atau

pihak lain yang hendak memberikan pengembangan karakter siswa atau

peserta didik melalui pengalaman dari aktivitas para pengrajin gerabah.

Keuletan yang dimiliki pengrajin juga dapat digunakan sebagai contoh untuk

mengembangkan karakter siswa didalam proses belajar. Pengrajin yang ulet,

dan terampil didalam membuat gerabah dengan menggunakan alat sekreatif

mungkin akan mendapatkan hasil yang lebih baik dibandingkan dengan

pengrajin yang tidak melakukan perubahan dalam hidupnya.

Terdapat pengrajin yang juga memiliki karakter untuk tetap

mempertahankan hasil gerabah milik keluarga tanpa ada perubahan yang

dilakukan. Karakter pengrajin demikian menunjukkan bahwa pengrajin

memiliki prinsip kuat untuk selalu mempertahankan bakat warisan keluarga

turun – temurun. Karakter pengrajin dengan prinsip yang kuat merupakan

contoh karakter yang baik, namun tetap perlu untuk kita olah kembali prinsip

yang demikian. Pengolahan ini dilakukan dengan melakukan penyesuaian

terhadap perkembangan jaman tanpa menghilangkan warisan keluarga. Hal

ini dapat kita sampaikan kepada para siswa atau peserta didik bahwa dalam

proses pembelajaran sikap ulet penting untuk dimiliki jika hendak

mengembangkan bakat yang dimiliki.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 162: ASPEK MATEMATIS PADA AKTIFITAS PEMBUATAN GERABAH DI ...repository.usd.ac.id/31592/2/151442002_full.pdf · gerabah di Kasongan. Bangunjiwo, Kasihan, Bantul dalam proses pembuatan gerabah

144

Pada tingkat sekolah menengah pertama atau sekolah menengah atas

karakter ulet, terampil, kreatif dan memiliki semangat untuk mengembangkan

sesuatu yang sudah ada menjadi sesuatu yang baru dan lebih menarik ini

dapat diberikan kepada siswa secara lebih khusus pada kegiatan

ekstrakurikuler. Berbagai karakter tersebut lebih mengembangkan otak kanan

siswa atau peserta didik. Hal ini baik dilakukan untuk membantu siswa

menyeimbangkan kegunaan kedua otak yang dimiliki.

Melalui hasil penelitian ini guru atau pendidik mampu mengetahui

peran dan keterkaitan antara budaya dengan ilmu matematika. Terdapat aspek

matematis yang melekat pada setiap aktivitas pengrajin di Daerah Kasongan

dan telah membudaya karena telah dilakukan secara turun – temurun.

D. Keterbatasan Penelitian

Adanya keterbatasan waktu, tenaga, pikiran dan biaya bagi peneliti

dalam melakukan penelitian ini sehingga hasil yang diperoleh masih terdapat

kekurangan. Adapun kekurangan yang terdapat dalam penelitian ini adalah :

a. Belum terdapat uraian yang menjelaskan tentang teknik njubung

dan teknik putar yang dilakukan oleh pengrajin serta menunjukkan

perbedaan dari kedua teknik tersebut

b. Belum terdapat uraian tentang tempat dan kondisi daerah yang

tanah atau lahannya digunakan sebagai bahan untuk memproduksi

gerabah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 163: ASPEK MATEMATIS PADA AKTIFITAS PEMBUATAN GERABAH DI ...repository.usd.ac.id/31592/2/151442002_full.pdf · gerabah di Kasongan. Bangunjiwo, Kasihan, Bantul dalam proses pembuatan gerabah

145

c. Belum memberikan uraian yang mengkaitkan dengan perhitungan

secara fisika untuk menghitung beban maksimal yang mampu

dibebankan padai keren atau anglo dalam proses memasak jaman

dulu

d. Belum memberikan pengembangan secara lebih rinci untuk paket

pembelajaran dan contoh penggunaan alat peraga yang mampu

dihasilkan dengan menggunakan hasil penelitian yang diperoleh

e. Belum terdapat data mengenai pandangan dan minat konsumen

terhadap gerabah yang berada di Kasongan

f. Penelitian ini hanya berlaku pada pengrajin yang berada di

Kasongan Desa Bangunjiwo, Kecamatan Kasihan, Kabupaten

Bantul, DIY yang digunakan sebagai subyek penelitian dan

narasumber oleh peneliti

E. Refleksi

Di dalam penelitian yang dilaksanakan ini peneliti memperoleh

pengalaman baru. Adapun pengalaman baru yang diperoleh peneliti dalam hal

ini berupa semangat kerja keras, terus berinovasi dan pantang menyerah.

Pribadi yang memiliki semangat pantang menyerah akan membuahkan hasil

yang optimal dan membanggakan. Sesuatu yang dianggap biasa bagi

kebanyakan orang, akan menjadi sesuatu yang memiliki nilai jual tinggi jika

mendapatkan polesan dari suatu seni dan ide kreatif yang inovatif. Semangat

untuk berusaha mendapatkan ide baru selalu perlu untuk diasah. Hal ini

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 164: ASPEK MATEMATIS PADA AKTIFITAS PEMBUATAN GERABAH DI ...repository.usd.ac.id/31592/2/151442002_full.pdf · gerabah di Kasongan. Bangunjiwo, Kasihan, Bantul dalam proses pembuatan gerabah

146

dilakukan apabila hendak memiliki usaha yang lebih berkembang luas dan

income (pemasukan) yang baik melalui baka seni dan kreatif dalam mengolah

tanah.

Tanah merupakan hal yang penting dalam kehidupan, meskipun

peran tanah dalam kehidupan manusia tidak setiap saat disadari. Namun bagi

sebagian orang tanah adalah sumber kehidupan, karena melalui tanah mereka

dapat memperoleh penghasilan untuk memenuhi kehidupan mereka. Begitu

pentingnya tanah bagi mereka sehinga untuk sebagian orang ini penggunaan

tanah begitu dioptimalkan dan menjadi pemikiran yang utama agar

penggunaan tanah dalam intensitas sering tidak mengganggu keseimbangan

alam lingkungan disekitarnya.

Melalui penelitian yang saya lakukan ini saya belajar akan arti

kegunaan tanah tanpa merugikan daerah disekitar melalui pengolahan yang

dilakukan oleh pengrajin ataupun pengusaha yang menggunakan tanah

sebagai bahan utama bagi mata pencaharian mereka. Kebanyakan pengrajin

menggunakan tanah yang sudah dalam bentuk olahan siap untuk digunakan.

Tanah olahan ini diperoleh dari pengusaha tanah lempung atau tanah liat.

Pengusaha tanah ini mengambil dari daerah – daerah yang mayoritas masih

memiliki lahan luas. Meskipun demikian namun dalam proses pengambilan

tanah yang dilakukan tetap dalam aturan yang berlaku.

Meskipun kebutuhan akan penggunaan tanah ini meningkat namun

tetap dalam pengambilan yang dilakukan tetap penting untuk memperhatikan

kondisi tanah atau letak geografis dari daerah tersebut. Pengambilan tanah di

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 165: ASPEK MATEMATIS PADA AKTIFITAS PEMBUATAN GERABAH DI ...repository.usd.ac.id/31592/2/151442002_full.pdf · gerabah di Kasongan. Bangunjiwo, Kasihan, Bantul dalam proses pembuatan gerabah

147

suatu daerah tidak boleh dilakukan melebihi batas pada letak yang sama, agar

kondisi dan bentuk geografis dari tanah tersebut tidak mengalami perubahan

yang signifikan. Untuk menyeimbangkan proses ini kemudian dilakukan

penanaman kembali untuk daerah yang tanahnya dipergunakan sebagai usaha.

Melalui proses penelitian ini peneliti memperoleh tambahan pengetahuan dan

wawasan akan makna dari suatu proses. Untuk membentuk sesuatu hal yang

indah ternyata dibutuhkan proses yang cukup panjang dan tidak mudah

sebagai contoh gerabah.

Gerabah jadi yang siap dijual mengalami proses panjang untuk

sampai pada bentuk gerabah dengan nilai jual tertentu. Mulai dari pengadaan

bahan dari beberapa campuran seperti pasir, tanah merah, tanah hitam dan air

secukupnya yang kemudian digiling sampai benar – benar halus sehingga siap

untuk dibentuk oleh pengrajin sesuai dengan bakat seni, kreatifitas dan

imajinasi dari pengrajin tersebut dalam mengolah tanah menjadi bentuk yang

indah. Setelah diperoleh bentuk yang telah sesuai kemudian gerabah

dikeringkan dengan cara dijemur, proses pengeringan ini hanya

mengandalkan cahaya matahari sehingga jika musim hujan tiba maka proses

pengeringan ini akan membutuhkan waktu yang cukup lama. Gerabah yang

telah kering kemudian dibakar pada suhu selama kurang lebih 7 jam

setelah itu masuk kedalam proses pendinginan selama semalam baru gerabah

siap dijual. Proses yang cukup panjang namun harga jual yang diperoleh

kadang tidak sebanding dengan proses yang dilalui.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 166: ASPEK MATEMATIS PADA AKTIFITAS PEMBUATAN GERABAH DI ...repository.usd.ac.id/31592/2/151442002_full.pdf · gerabah di Kasongan. Bangunjiwo, Kasihan, Bantul dalam proses pembuatan gerabah

148

Melalui penelitian ini peneliti menjadi lebih paham akan arti suatu

proses dan bagaimana usaha setiap orang untuk tetap bertahan hidup dengan

pemasukan yang seadanya. Bakat dan seni kadang tidak menjadi prioritas

utama bagi sebagian orang. Namun berbeda halnya bagi para pengrajin yang

menggunakan bakat dan seni sebagai mata pencaharian untuk memenuhi

kebutuhkan hidup mereka. Meskipun hasil penjualan yang diperoleh kadang

tidak sesuai dengan modal, tenaga dan waktu yang dikeluarkan namun para

pengrajin ini selalu tetap bisa bersyukur dan menerima kondisi yang

demikian. Hal ini ditunjukkan dari sikap mereka untuk tetap menekuni bakat

seni yang mereka miliki secara turun – temurun. Selain bakat seni yang

diwariskan sejarah dan budaya leluhur juga tetap mereka jaga dan mereka

lestarikan sebagai seorang pengrajin dengan tetap menggunakan teknik dasar

secara tradisional didalam menghasilkan produk gerabah.

Adapun secara umum berbagai nilai yang diperoleh peneliti dalam

melakukan penelitian ini meliputi nilai pendidikan, nilai moral, nilai budaya,

nilai sejarah, nilai religi dan nilai bermasyarkat. Semua nilai tersebut peneliti

peroleh selama melakukan proses penelitian dan analisis dari data yang

diperoleh. Hal lain yang diperoleh peneliti adalah bahwa dalam hidup jangan

pernah merasa puas terhadap segala sesuatu yang telah diperoleh namun

terhadap segala sesuatu yang telah diperoleh wajib untuk selalu disyukuri

karena semua itu adalah bagian dari suatu proses.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 167: ASPEK MATEMATIS PADA AKTIFITAS PEMBUATAN GERABAH DI ...repository.usd.ac.id/31592/2/151442002_full.pdf · gerabah di Kasongan. Bangunjiwo, Kasihan, Bantul dalam proses pembuatan gerabah

149

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan analisis data yang diperoleh dari hasil penelitian

yang dilakukan diperoleh kesimpulan sebagai berikut:

1. Kesimpulan utama

a. Aktivitas – aktivitas yang dilakukan oleh para pengrajin gerabah

Kasongan, Bangunjiwo, Kasihan Bantul dalam proses pembuatan

gerabah meliputi:

Pengolahan terhadap tanah yang terdiri dari pasir, tanah

merah, tanah hitam, tanah coklat dan air dengan cara

digiling,

Pembentukan terhadap tanah liat menjadi gerabah,

Pengeringan terhadap gerabah yang telah dibentuk dengan

bantuan panas matahari dan angin,

Pembakaran terhadap gerabah yang sudah kering dengan

suhu 1200oC,

Pengepakan gerabah yang sudah dingin setelah melalui

proses pembakaran.

b. Pada setiap proses tersebut setelah diuraikan dengan menggunakan

6 aktivitas dasar matematis menurut Alan J.Bishop dan diperoleh

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 168: ASPEK MATEMATIS PADA AKTIFITAS PEMBUATAN GERABAH DI ...repository.usd.ac.id/31592/2/151442002_full.pdf · gerabah di Kasongan. Bangunjiwo, Kasihan, Bantul dalam proses pembuatan gerabah

150

hasil bahwa terdapat aspek matematis pada aktivitas pengrajin

didalam proses pembuatan gerabah meliputi

a. Counting (Menghitung)

Dalam proses pengolahan tanah pengrajin melakukan

perkiraan (approximation) untuk menentukan perbandingan

yang tepat agar menghasilkan tanah yang baik untuk dibentuk,

ketepatan (accuracy) dalam menentukan banyaknya air agar

tanah tidak terlalu cair, dalam proses pembentukan pengrajin

menggunakan tenaga atau kekuatan (power) dan penekanan

yang tepat agar diperoleh bentuk yang sesuai, dalam proses

pembakaran pengrajin menggunakan perkiraan

(approximation) waktu yang dibutuhkan agar diperoleh hasil

pembakaran yang baik, dalam proses inovasi gerabah pengrajin

juga perkiraan (approximation) untuk menentukan banyaknya

bahan yang dipergunakan untuk bentuk dan ukuran dari suatu

gerabah yang hendak diinovasi.

b. Location (Menentukan Lokasi)

Dalam proses pengambilan tanah lokasi lingkungan

(environmental location) menjadi salah satu hal penting

untung dipertimbangkan agar tidak mengganggu kehidupan

disekitarnya, dalam proses pembentukan pengrajin

menggunakan garis lurus (straight) untuk menentukan

panjang atau tinggi dari gerabah yang hendak dibentuk dan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 169: ASPEK MATEMATIS PADA AKTIFITAS PEMBUATAN GERABAH DI ...repository.usd.ac.id/31592/2/151442002_full.pdf · gerabah di Kasongan. Bangunjiwo, Kasihan, Bantul dalam proses pembuatan gerabah

151

bentuk melingkar (circle) ataupun elips (ellips) dalam setiap

bentuk awal yang dilakukan oleh pengrajin.

c. Measuring (Mengukur)

Dalam setiap proses pembuatan gerabah pengrajin

menggunakan perkiraan (estimation) dalam hal perkiraan

terhadap banyaknya bahan yang digunakan, perkiraan waktu

(time) dan tenaga. Selain itu luas (area) dan volume (volume)

dari gerabah yang dihasilkan juga menentukan banyaknya

penggunaan bahan baku berupa tanah liat oleh pengrajin

sehingga menentukan pula nilai rupiah yang dihasilkan dari

gerabah tersebut. Semakin besar ukuran gerabah yang

dihasilkan maka bahan yang digunakan akan semakin banyak

dengan ukuran berat yang semakin besar namun nilai jual yang

dihasilkan juga semakin tinggi. Meskipun demikian proses

pembakaran juga membutuhkan waktu dan suhu (temperature)

yang tepat agar hasil gerabah baik. Semakin baik gerabah yang

dihasilkan maka akan mempengaruhi tingkat pemesanan

(odering) yang diterima, rata – rata pemesanan gerabah

Kasongan mencapai luar kota dan bahkan luar negeri.

d. Designing (Merancang)

Dalam proses pembentukan gerabah pengrajin melakukan

rancangan yang meliputi bentuk (shapes), ukuran besar

(large), kecilnya (small) gerabah, permukaan (surfaces)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 170: ASPEK MATEMATIS PADA AKTIFITAS PEMBUATAN GERABAH DI ...repository.usd.ac.id/31592/2/151442002_full.pdf · gerabah di Kasongan. Bangunjiwo, Kasihan, Bantul dalam proses pembuatan gerabah

152

gerabah mulai dari yang halus sampai permukaan gerabah

yang bermotif.

e. Playing (Bermain)

Dalam proses pembentukan gerabah pengrajin melakukan

suatu prediksi (prediction plan strategy) atau perkiraan untuk

menentukan banyaknya bentuk gerabah yang hendak

diproduksi agar memperoleh keuntungan yang optimal. Selain

itu dalam proses pembentukan gerabah, pengrajin

membutuhkan suatu media atau sarana sebagai model

(modelling) jika gerabah yang hendak dibuat merupakan

gambaran dari makhluk hidup.

f. Explaining (Menjelaskan)

Untuk gerabah yang dihasilkan oleh pengrajin terdapat nilai

sejarah dan seni, sehingga jika ada konsumen yang hendak

mengetahui alasan pengrajin memilih bentuk yang demikian

dari gerabah yang dihasilkan maka pengrajin pun akan

memberikan penjelasan (explanation). Pengrajin dalam

membuat gerabah juga terinsipirasi dari suatu simbol (symbol)

makna tertentu seperti gerabah yang berbentuk patung dewi Sri

yang melambangkan kemakmuran dan patung bagong yang

juga melambangkan keberuntungan dan kejayaan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 171: ASPEK MATEMATIS PADA AKTIFITAS PEMBUATAN GERABAH DI ...repository.usd.ac.id/31592/2/151442002_full.pdf · gerabah di Kasongan. Bangunjiwo, Kasihan, Bantul dalam proses pembuatan gerabah

153

2. Kesimpulan Tambahan

a. Pengembangan unsur matematis yang telah diuraikan dengan

menggunakan 6 aspek dasar aktivitas matematis menurut Alan

J.Bishop ini kemudian dapat dikembangkan ke dalam ranah yang

lebih jauh. Adapun pengembangan dari hasil penelitian ini dapat

digunakan dalam bidang pendidikan sebagai pengantar bagi guru

untuk memotivasi siswa didalam mempelajari materi Sistem

Persamaan linear dua variable, Operasi Aljabar, dan Bangun Ruang

di tingkat SMP serta dan di tingkat SMA pada materi Geometri

bidang ruang, Kalkulus Integral, Sistem Persamaan Linear Tiga

Variabel, Program linear, Logika Matematika, Statistika. Selain

menjadi pengantar bagi guru didalam melaksanakan pembelajaran

terhadap beberapa materi tersebut, hasil penelitian ini juga dapat

digunakan sebagai masalah kontekstual bagi siswa.

b. Bakat dan seni yang dimiliki oleh pengrajin Kasongan merupakan

warisan keluarga yang diteruskan secara turun - temurun. Hal ini

menjadikan daerah Kasongan sebagai daerah yang memiliki

banyak pengrajin dalam waktu yang cukup lama dari masa

penjajahan Belanda sampai sekarang. Karena warisan seni yang

selalu diturunkan dan dilanjutkan oleh generasi baru dari generasi

sebelumnya sehingga metode dan cara yang selalu dilakukan ini

menjadi suatu budaya dari daerah Kasongan tersebut. Meskipun

demikian seiring berkembangnya jaman pemikiran dan cara

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 172: ASPEK MATEMATIS PADA AKTIFITAS PEMBUATAN GERABAH DI ...repository.usd.ac.id/31592/2/151442002_full.pdf · gerabah di Kasongan. Bangunjiwo, Kasihan, Bantul dalam proses pembuatan gerabah

154

pandang yang semakin berkembangpun mengiringi perkembangan

bentuk gerabah yang diproduksi. Selain itu pengrajin diluar daerah

Kasongan juga berduyun – duyun datang untuk mengembangkan

usaha dan karya mereka di daerah yang namanya sudah dikenal

sebagai Daerah Sentral Industri ini. Hal ini tidak mengurangi nilai

seni dan budaya dari daerah Kasongan itu sendiri karena para

pengrajin dari luar berusaha menyesuaikan dengan cara dan tatanan

dari para pengrajin daerah Kasongan. Kondisi demikian saling

menguntungkan dan membuat daerah Kasongan semakin kaya

akan hasil karya seni selain gerabah dan untuk seni gerabah yang

dihasilkan pun juga semakin memiliki variasi baru yang lebih

inovasi dan menarik bagi para wisatawan yang berkunjung

didaerah Kasongan ini.

c. Terdapat pihak - pihak selain pengrajin yang secara tidak langsung

berperan terhadap pengadaan gerabah yang menjadikan daerah

Kasongan ini dikenal sebagai daerah Sentral Industri Gerabah.

Adapun pihak – pihak tersebut antara lain penambang pasir,

penambang tanah, penambang batu, penambang kayu, penambang

rotan, pelepah daun pisang, daun tebu dan para pedagang kerajinan

gerabah olahan para pengrajin. Melalui berbagai pihak tersebut

kerajinan gerabah mampu dihasilkan dan berkembang pesat

sehingga dapat menjadikan daerah Kasongan sebagai daerah wisata

industri. Melalui pihak – pihak itu pula terdapat unsur matematis

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 173: ASPEK MATEMATIS PADA AKTIFITAS PEMBUATAN GERABAH DI ...repository.usd.ac.id/31592/2/151442002_full.pdf · gerabah di Kasongan. Bangunjiwo, Kasihan, Bantul dalam proses pembuatan gerabah

155

yang dilakukan seperti penggunaan perhitungan untung rugi

didalam melakukan proses perdagangan, perhitungan terhadap

volume tanah yang diambil dari suatu daerah, perhitungan luas

suatu daerah yang pohonnya ditebang untuk digunakan sebagai

hasil karya dan banyak rotan, pelepah dauh pisang serta daun tebu

yang dipergunakan untuk membuat suatu anyaman.

d. Keberadaan usaha seni gerabah di Kasongan sangat mempengaruhi

kehidupan para penduduk sekitar baik para pengerajin, pengusaha

maupun para penjual kebutuhan lainnya. Hal ini kita bisa lihat dari

meningkatnya tingkat pendapatan warga lewat hasil yang

didapatkan dari kehadiran para pengunjung kondisi ini tentu

memberi dampak bagi peningkatan perekonomian penduduk

sekitar.

B. Saran

Adapun saran yang dapat diberikan oleh peneliti berdasarkan

hasil penelitian yang dilakukan ditujukan kepada beberapa pihak berikut:

1. Bagi pengrajin

a. Penelitian ini mampu digunakan sebagi inspirasi dalam

menciptkan suatu karya gerabah dengan inovasi baru yang

mempertimbangkan nilai matematisnya.

b. Melalui hasil penelitian ini pengrajin diharapkan dapat

meningkatkan harga atau nilai jual terhadap gerabah yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 174: ASPEK MATEMATIS PADA AKTIFITAS PEMBUATAN GERABAH DI ...repository.usd.ac.id/31592/2/151442002_full.pdf · gerabah di Kasongan. Bangunjiwo, Kasihan, Bantul dalam proses pembuatan gerabah

156

dihasilkan dengan menggunakan perhitungan secara

matematis.

c. Pengrajin perlu memperhatikan penggunaan waktu, tenaga dan

pengadaan bahan untuk digunakan sebagai pertimbangan

didalam menentukan nilai jual yang diberikan.

d. Menggunakan media elektronik secara optimal sebagai media

dan sarana untuk memasarkan produk gerabah yang dihasilkan,

agar pemasaran dapat dilakukan baik secara langsung maupun

secara tidak langsung namun dengan ruang lingkup yang

semakin meluas.

2. Bagi peneliti

a. Bagi peneliti yang hendak melakukan penelitian serupa agar

dapat mengembangkan penelitian ini sampai ke dalam bentuk

paket pembelajaran.

b. Perlu dilakukan penambahan responden untuk pengambilan

data yang dilakukan seperti tanggapan konsumen terhadap

gerabah yang berada di daerah Kasongan dan pandangan

masyarakat setempat yang berprofesi selain pengrajin terhadap

terhadap keberadaan gerabah itu sendiri.

3. Bagi pemerintah

a. Mengadakan pelatihan penggunaan media cetak maupun

elektronik bagi para pengrajin guna membantu di dalam

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 175: ASPEK MATEMATIS PADA AKTIFITAS PEMBUATAN GERABAH DI ...repository.usd.ac.id/31592/2/151442002_full.pdf · gerabah di Kasongan. Bangunjiwo, Kasihan, Bantul dalam proses pembuatan gerabah

157

memasarkan produk yang dihasilkan pada ranah nasional atau

bahkan internasional.

b. Melakukan sosialisasi dan kerja sama dengan daerah industri

lain yang berkompeten dan dapat mendukung kemajuan

industri daerah Kasongan secara umum dan pemasukan bagi

para pengrajin secara khusus .

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 176: ASPEK MATEMATIS PADA AKTIFITAS PEMBUATAN GERABAH DI ...repository.usd.ac.id/31592/2/151442002_full.pdf · gerabah di Kasongan. Bangunjiwo, Kasihan, Bantul dalam proses pembuatan gerabah

158

DAFTAR PUSTAKA

Bambang Widianto dkk. Perspektif Budaya. Rajawali pers. PT Rajagrafindo

Persada.2009.

Bishop, A.J.( pp.100/103) Mathematical Enculturation: a cultural perspective on

Mathematics Education, D. Reidel Publishing Company,

Dordrecht, Holand.1988.

Bourdieu, Pierre. The Field of Culture Production.Columbia University

Press.1993.

Charles LIndholm. Culture and Identity. Oneworld Oxford. 2007.

Coomaraswamy, Ananda K. The Transformation of Nature in Art.New

York:Dover Publications.1934.

Creswell,Jhon.”Riset Pendidikan”.Perencanaan, Pelaksanaan Dan Evaluasi Riset

Kualitatif Dan Kuantitatif. Celeban Timur: Pustaka Pelajar.2015.

Daryanto dkk. Analisis Upah dan bahan (Analisis Bow). Jakarta:Bumi

Aksara.2004.

Endraswara,Suwardi. Metode, Teori, Teknik Penelitian Kebudayaan. Yogyakarta:

Pustaka Widyatama.2006.

Esther, Kuntjara.Penelitian Kebudayaan. Yogyakarta:Graha ilmu.2006.

Faridatul, Yuni. Studi Industri Kerajinan Gerabah Kasongan Di Desa

Bangunjiwo Kecamatan Kasihan Kabupaten

Bantul.Skripsi.Universitas Negeri Yogyakarta.2015

Finnegan,Ruth H. Oral Traditions and The Verbal Arts.Routledge.New

York.1996.

Hartley,John.Communication Cultural & Media

Studies.Yogyakarta:Jalasutra.2004.

http://bangunjiwo.bantulkab.go.id/index.php/first/statistik/0

http://ie.akprind.ac.id/sites/default/files/2011%20Edhy%20Sutanta%20Makalah%

20Jurnal%20Riset%20Daerah%20Kab%20BantulPengembangan%

20Aplikasi%20mCommerce%20Sebagai%20Media%20Publikasi

%20dan%20Promosi%20Produk%20Gerabah%20Kasongan-

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 177: ASPEK MATEMATIS PADA AKTIFITAS PEMBUATAN GERABAH DI ...repository.usd.ac.id/31592/2/151442002_full.pdf · gerabah di Kasongan. Bangunjiwo, Kasihan, Bantul dalam proses pembuatan gerabah

159

a.pdf.Sutanta, Edhy.Pengembangan aplikasi mobile commerce

sebagai media publikasi dan promosi produk Diakses 19 april 2016

http://stta.name/data_lp3m/14.Mei2015_Yasrin.pdf. Zabidi,Yasrin. Pengukuran

Dan Analisis Kinerja Industri Kreatif Gerabah Kasongan Bantul

Guna Meningkatkan Daya Saing Dan Kekuatan Daerah Diakses 28

Februari 2016 .

http://www.jogjacityguide.blogspot.co.id/2013/12/sentra-industri-gerabah-

kasongan-bantul.html. Sentra Industri Gerabah Bantul.Diakses 12

Maret 2016

http://www.p4mriundiksha.wordpress.com (Diakses 10 Maret 2016)

http://gudeg.net/direktori/582/desa-wisata-gerabah-kasongan-yogyakarta.html

(diakses pada tanggal 3 maret 2016).

http://ie.akprind.ac.id/sites/default/files/2011%20Edhy%20Sutanta%20Makalah%

20Jurnal%20Riset%20Daerah%20Kab%20BantulPengembangan

%20Aplikasi%20mCommerce%20Sebagai%20Media%20Publika

si%20dan%20Promosi%20Produk%20Gerabah%20Kasongan-

a.pdf (Pengembangan aplikasi mobile commerce sebagai media

publikasi dan promosi produk gerabah kasongan. Diakses tanggal

19 april 2016)

https://www.google.co.id/?gws_rd=cr&ei=BdZqVsmJLMHD0gTampmYDA#q=

+jurnal+Deskripsi+Kemampuan+Siswa+Menentukan+Hasil+Per

kalian+Pecahan+Di+SDN+5++Telaga+Kabupaten+Gorontalo.

Posumah,Yeni.2013. “Deskripsi Kemampuan Siswa Menentukan

Hasil Perkalian Pecahan Di SDN 5 Telaga Kabupaten

Gorontalo”. Jurnal penelitian deskriptif kualitatif.Volume

Diakses 10 Maret 2016

https://www.google.co.id/?gws_rd=cr&ei=BdZqVsmJLMHD0gTampmYDA#q=

+jurnal+Deskripsi+Kemampuan+Siswa+Menentukan+Hasil+Per

kalian+Pecahan+Di+SDN+5++Telaga+Kabupaten+Gorontalo

(Deskripsi Kemampuan Siswa Menentukan Hasil Perkalian

Pecahan Di SDN 5 Telaga Kabupaten Gorontalo. Diakses

tanggal10 maret 2016)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 178: ASPEK MATEMATIS PADA AKTIFITAS PEMBUATAN GERABAH DI ...repository.usd.ac.id/31592/2/151442002_full.pdf · gerabah di Kasongan. Bangunjiwo, Kasihan, Bantul dalam proses pembuatan gerabah

160

http://stta.name/data_lp3m/14.Mei2015_Yasrin.pdf (Pengukuran Dan Analisis

Kinerja Industri Kreatif Gerabah Kasongan Bantul Guna

Meningkatkan Daya Saing Dan Kekuatan Daerah. Diakses tgl 28

Februari 2016)

Jenks,Chris. Culture.Yogyakarta:Pustaka Pelajar.1993.

Kellner,Douglas. Budaya Media.Yogyakarta:Jalasutra.2010.

Maryaeni, Metode Penelitian Kebudayaan. Jakarta.:PT Bumi Aksara.2005.

Meliono-Budianto, Irmayanti. Ideologi Budaya. Jakarta : Kota Kita.2004.

Moleong, Lexy J.Metodologi Penelitian Kualitatif.Bandung:PT Remaja

Rosdakarya.2009

M Setiadi,Elly, Dkk. Ilmu Social Dan Budaya Dasar. Jakarta:Kencana Prenada

Media group. 2007.

Mulyana,Deddy.Metodologi Penelitian Kualitatif.Bandung:PT Remaja

Rosdakarya.2006.

Mustopp, M.Habib. Ilmu Budaya Dasar. Surabaya: Usaha Nasional.1983.

Noor,Juliansyah.Metodologi Penelitian.Jakarta:Kencana.2011.

Panuju, Redi. Ilmu budaya dasar dan kebudayaan. Jakarta:PT.Gramedia.1994.

Piliang, Yasraf Amir. Postrealitas Realitas Kebudayaan dalam Era

Posmetafisika. Yogyakarta:Jalasutra.2004.

Poespowardojo, Soerjanto. Strategi Kebudayaan. Jakarta:PT Gramedia.1989.

Prastowo,Andi.Memahami Metode-Metode Peneltian.Yogyakarta:Ar-Ruzz

Media.2014.

Prof. Dr.Alo LIliweri. Pengantar Studi Kebudayaan. Bandung:Nusamedia.2014.

Puspadewi, Kadek Rahayu dan I Gusti Ngurah Nila Putra. Etnomatematika Di

Balik Kerajinan Anyaman Bali.Jurnal Matematika. Universitas

Mahasaraswati Denpasar.2014

Putra,Nusa.Penelitian Kualitatif.Jakarta:PT Indeks.2011.

Rubissow, Helen. Art of Asia.New York:Philosophical Library.1954.

Salim,Agus.Teori.Yogyakata:Tiara Wacana.2006.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 179: ASPEK MATEMATIS PADA AKTIFITAS PEMBUATAN GERABAH DI ...repository.usd.ac.id/31592/2/151442002_full.pdf · gerabah di Kasongan. Bangunjiwo, Kasihan, Bantul dalam proses pembuatan gerabah

161

Sedarmayanti dan Syarifuddin Hidayat.Metodologi Penelitian.Bandung:Mandar

Maju.2011.

Setiadi,Elly M dkk. Ilmu Sosial Budaya Dasar.Jakarta:Kencana.2013.

Simon, Fransiskus. Kebudayaan dan Waktu Senggang.

Yogyakarta:Jalasutra.2008.

Sugiyono. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta. 2010.

Sugiyono.Metode Peneltian Kombinasi. Bandung: Alfabeta. 2011.

Susanta, Hari Nugraha. Pengelolaan Modal Pengetahuan Pada Usaha Kecil Dan

Menengah.Disertasi:Universitas Indonesia.2009

Sutrisno, Heru. Museum Seni gerabah kasongan Bantul.Skripsi:Universitas Atma

Jaya.2011

Sutrisno SJ, Muji. Ranah – Ranah Kebudayaan.Yogyakarta:Penerbit

Kanisius.2009.

Sutrisno,Mudji dan Hendar Putranto.Teori – teori Kebudayaan

Yogyakarta:Penerbit Kanisius. 2005.

Thomas,R.Murray. Human Development Theories.London:Sage

Publications.1999.

Tommy Christomy dan Untung Yuwono. Semiotika Budaya.Depok:Pusat

Penelitian Kemasyarakatan dan Budaya Direktorat Riset dan

Pengabdian Masyarakat Universitas Indonesia.2004.

Vincent,Jean Anne. History of Art.New York:Barnes&Noble,INC.1955.

Walker,John A. Desain,Sejarah,Budaya.Yogyakarta:Jalasutra.2010.

Wibowo,dkk. Sistem Pengetahuan Tradisional Dalam bidang Mata

Pencaharian.Yogyakarta:Departemen Pendidikan dan

Kebudayaan.1995.

Wijayanto,Eko. Genetika Kebudayaan.Jakarta:Salemba Humanika.2012.

Zainal A.Z. Menghitung Anggaran Biaya Bangunan.PT.Jakarta:Gramedia Pustaka

Utama. 2005.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 180: ASPEK MATEMATIS PADA AKTIFITAS PEMBUATAN GERABAH DI ...repository.usd.ac.id/31592/2/151442002_full.pdf · gerabah di Kasongan. Bangunjiwo, Kasihan, Bantul dalam proses pembuatan gerabah

162

LAMPIRAN A

TRANSKRIP WAWANCARA

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 181: ASPEK MATEMATIS PADA AKTIFITAS PEMBUATAN GERABAH DI ...repository.usd.ac.id/31592/2/151442002_full.pdf · gerabah di Kasongan. Bangunjiwo, Kasihan, Bantul dalam proses pembuatan gerabah

163

Pelaksanaan penelitian I

Tempat penelitian : Tempat pembuatan kerajinan keramik dan pembuatan

gerabah Dusun Beron Kelurahan Bangunjiwo Kabupaten

Bantul

Waktu : Kamis 26 Januari 2017

Pukul : 14.00 WIB – 16.00 WIB

Identitas Narasumber :

Nama : Waluyo (36 th)

Alamat : Dusun Beron Kelurahan Bangunjiwo Kabupaten Bantul

Hasil wawancara

1. P : “Siapakah nama Anda?”

2. N1 : “Waluyo”

3. P : “Berapa usia Anda?”

4. N1 : “36 th”

5. P : “Apakah Anda asli dari Daerah Kasongan?”

6. N1 : “iya”

7. P : “Sejak tahun berapa Anda memulai usaha ini?”

8. N1 : “2004”

9. P : “Usaha yang Anda lakukan ini apakah rintisan Anda sendiri

ataukah usaha bersama Anda dengan rekan – rekan Anda?”

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 182: ASPEK MATEMATIS PADA AKTIFITAS PEMBUATAN GERABAH DI ...repository.usd.ac.id/31592/2/151442002_full.pdf · gerabah di Kasongan. Bangunjiwo, Kasihan, Bantul dalam proses pembuatan gerabah

164

10. N1 : “Usaha saya sendiri”

11. P : “Apa produksi pertama yang diproduksi di daerah Kasongan?”

12. N1 : “Gerabah dari tanah liat.”

13. P : “Apa jenis gerabah pertama yang diproduksi di daerah kasongan

ini?”

14. N1 : “Keren, luweng, kuali, kendil, anglo.”

15. P ; “Jenis barang apa yang paling banyak diminati oleh konsumen?”

16. N1 : “Jenis barang dari tanah liat berupa guci, dan kendil yang

berukuran panjang”

17. P : “Berapa banyak hasil kerajinan yang mampu dihasilkan setiap

harinya?”

18. N1 : “Sekitar 20 sampai 30 buah setiap harinya.”

19. P : “Bagaimana sistem jam kerja yang berlaku dalam usaha yang

Anda lakukan?”

20. N1 : “Waktu bekerja dimulai dari jam 08.00 sampai 16.00.”

21. P : “Darimana Anda mendapatkan inspirasi dalam pembuatan

gerabah yang Anda produksi?”

22. N1 : “Inspirasi yang saya miliki dari ide sendiri karena jika hanya

monoton itu – itu saja maka konsumen akan mulai merasa jenuh

oleh karena itu ide setiap harinya setidaknya mesti muncul. Yang

mana hal ini saya sesuaikan pula dengan permintaan dari

konsumen serta mengikuti perkembangan kerajinan yang ada.”

23. P : “Bagaimana proses pembuatan kerajinan dari lapisan kaca yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 183: ASPEK MATEMATIS PADA AKTIFITAS PEMBUATAN GERABAH DI ...repository.usd.ac.id/31592/2/151442002_full.pdf · gerabah di Kasongan. Bangunjiwo, Kasihan, Bantul dalam proses pembuatan gerabah

165

Anda produksi?”

24. N1 : “Pertama dilakukan pengecetan, kemudian penempelan kaca,

kemudian didempul kemudian sebagai finishingnya diclear atau

dilakukan penyemprotan dengan lapisan melamin agar

mengkilap.”

25. P : “Bagaimana proses pembuatan kerajinan dari lapisan anyaman

yang Anda produksi?”

26. N1 : “Pertama menganyam kemudian diberi warna kemudian dicat,

dijemur dan kemudian tahap finishing.”

27. P : “Berapa lama waktu yang Anda gunakan untuk memproduksi satu

gerabah?”

28. N1 : “Lama pembuatannya tergantung dari tingkat kesulitan motif

anyaman dan order dari konsumen yang menginginkan gerabahb

dengan balutan kaca atau keramik.”

29. P : “Darimana Anda memperoleh bahan dasar yang digunakan untuk

memproduksi gerabah?”

30. N1 : “Bahan dasar berupa kaca saya peroleh dari toko besi sedangkan

bahan dasar anyaman saya dapatkan dari Kulonprogo.”

31. P : “Berapa harga jual yang Anda berikan untuk gerabah

berbalut kaca atau keramik dan yang terbuat dari anyaman yang

Anda produksi?”

32. N1 : “Kisaran harga yang saya berikan dimulai dari Rp 50.000 sampai

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 184: ASPEK MATEMATIS PADA AKTIFITAS PEMBUATAN GERABAH DI ...repository.usd.ac.id/31592/2/151442002_full.pdf · gerabah di Kasongan. Bangunjiwo, Kasihan, Bantul dalam proses pembuatan gerabah

166

Rp 300.000 an untuk yang berbalut kaca dan yang anyaman

dimulai dari kisaran harga Rp 25.000 sampai Rp 200.000 an.”

33. P : “Bagaimana pemasaran yang Anda lakukan selama ini?”

34. N1 : “Pemasaran saya lakukan sesuai dengan order pesanan dari toko

yang ada didepan sana mbak sedangkan pemesanan dari luar kota

hanya saya lakukan ketika ada yang memesan tapi itu jarang. Ada

juga pemesanan yang saya terima dari luar kota seperti Medan,

dan bahkan kami pernah juga mendapatkan pemesanan dari

Jerman sebanyak 800 pcs”

35. P : “Apa saja bahan dasar yang Anda gunkaan untuk memproduksi

gerabah anyaman?”

36. N1 : “Untuk membuat gerabah anyaman saya menggunakan bahan –

bahan kering berupa rotan, debok (kult pohon pisang), bambu,

enceng dan daun pandan.”

37. P : “Berapa harga setiap bahan yang Anda gunakan dalam pembuatan

gerabah?”

38. N1 : “Harga rotan 29000/kg, pandan 25000/kg, enceng 5000/kg, debok

24000 sampai 25000/kg.”

39. P : “Dari dua jenis olahan gerabah yang Anda produksi mana yang

paling banyak diminati oleh konsumen?”

40. N1 : “Yang paling banyak diminati oleh konsumen

adalah gerabah yang terbuat dari bahan yang berbalutkan kaca

dan keramik.”

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 185: ASPEK MATEMATIS PADA AKTIFITAS PEMBUATAN GERABAH DI ...repository.usd.ac.id/31592/2/151442002_full.pdf · gerabah di Kasongan. Bangunjiwo, Kasihan, Bantul dalam proses pembuatan gerabah

167

41. P : “Apa kendala yang Anda alami selama menjalankan usaha ini?”

42. N1 : “Pemasaran yang saya alami masih begitu

sulit karena harga yang tidak stabil. Hal ini dikarenakan

persaingan antar pengrajin yang berbeda – beda. Misalnya untuk

jenis gerabah yang sama ada pengrajin yang memberikan harga

40000 namun pengrajin yang lain ada juga yang memberikan

harga 30000. Kondisi yang demikian membuat perbedan harga

yang signifikan sehingga konsumen akan cenderung

membandingkan dan memilih barang dengan harga yang lebih

rendah.”

43. P : “Apakah harga barang yang Anda produksi

merupakan harga akhir ataukah masih bisa dinego oleh

konsumen?”

44. N1 : “Bisa. Sesuai dengan bahan yang diminta oleh konsumen.

Jika konsumen dalam memesan meminta untuk gerabah dari

tanah liatnya sekalian maka harga akan lebih mahal. Tapi jika

konsumen meminta barang yang sudah disiapkan oleh

konsumen sendiri sementara kita hanya memodifikasi maka

harga yang kita berikan akan lebih murah.”

45. P : “Darimana tenaga yang Anda gunakan untuk membantu jika

Anda mendapatkan banyak orderan?”

46. N1 : “Disini yang membantu saya adalah orang Temanggung.”

47. P : “Apa contoh kreatifitas yang Anda miliki untuk

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 186: ASPEK MATEMATIS PADA AKTIFITAS PEMBUATAN GERABAH DI ...repository.usd.ac.id/31592/2/151442002_full.pdf · gerabah di Kasongan. Bangunjiwo, Kasihan, Bantul dalam proses pembuatan gerabah

168

menghasilkan produk yang inovatif?”

48. N1 : “Stoples biasa dari kaca yang kemudian dibalut dengan

pecahan kaca. Kaleng bekas cat yang dilapisi dengan anyaman

atau bisa juga dengan menggunakan pasir atau keong – keong

dan bebatuan laut. Jika saya berkreasi itu sederhana saja mbak,

yang penting bahan atau modalnya dari harga yang murah

namun mampu untuk menghasilkan barang yang bernilai jual

lebih tinggi.”

49. P : “Bagaimana tanggapan Anda terkait dengan harga jual yang Anda

peroleh jika dibandingkan dengan produsen yang menjual

kembali barang Anda yang lebih tinggi?”

50. N1 : “Untuk keuntungan yang diperoleh penjual yang ada didepan”

51. P : “Apakah seluruh kerajinan yang berada di

Kasongan ini dihasilkan oleh pengrajin dari daerah asli

Kasongan?”

52. N1 : “Orang bangunjiwo kabanyakan minta bantuan dari orang Brebes.

Jadi modal atau bahan dari daerah sini namun tenaga yang

mengolah dari Brebes. Karena memanga orang dari daerah

Brebes lebih ahli untuk membuat hasil. Di sini termasuk dusun

Boren ”

53. P : “Berapa keuntungan yang Anda peroleh per harinya?”

54. N1 : “Tergantung pemesanan untuk keuntungan yang diperoleh ya jika

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 187: ASPEK MATEMATIS PADA AKTIFITAS PEMBUATAN GERABAH DI ...repository.usd.ac.id/31592/2/151442002_full.pdf · gerabah di Kasongan. Bangunjiwo, Kasihan, Bantul dalam proses pembuatan gerabah

169

untuk satu barangnya sekitar 20000 ya kemudian tinggal

dikalikan dengan banyak pemesanan yang saya terima mbak.”

55. P : “Tanah liat yang digunakan sebagai bahan dasar dalam

pembuatan gerabah ini apakah berasal dari tanah yang berada

didaerah sini langsung ataukah dari tempat lain?”

56. N1 : “Tanah liat kami beli dari godean yang mana jenis tanahnnya

berwarna merah dan lebih ulet sehingga jika dibakar hasilnya

juga akan lebih baik dan halus. Berbeda dengan jenis tanah yang

berasal dari daerah sini tanahnya berwarna hitam dan jika

dibakar cenderung akan pecah sehingga tidak kami gunakan.”

57. P : “Apakah tanah yang digunakan untuk membuat kerajinan gerabah

ini murni hanya tanah liat ataukah ada campuran lain yang

digunakan?”

58. N1 : “Iya jelas ada campurannya mbak. Tanah yang dipergunakan

dicampur dengan pasir dan air secukupnya kemudian diolah

sampai lembut dan halus. Ada juga jenis tanah yang digunakan

oleh pengrajin disini, yang mana hasil gerabah yang dibuat dari

bahan tersebut maka hasilnya nanti akan seperti keramik karena

berkilau. Jenis gerabah yang diproduksi seperti ini akan lebih

mahal jika dibandingkan dengan yang lain.”

59. P : “Ada banyak jenis kerajinan yang diproduksi didaerah kasongan

sini, apakah semua jenis kerajinan tersebut asli dibuat dari

pengrajin daerah Kasongan?”

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 188: ASPEK MATEMATIS PADA AKTIFITAS PEMBUATAN GERABAH DI ...repository.usd.ac.id/31592/2/151442002_full.pdf · gerabah di Kasongan. Bangunjiwo, Kasihan, Bantul dalam proses pembuatan gerabah

170

60. N1 : “Untuk jenis kerajinan yang dibuat didaerah sini yang asli

hanyalah yang berasal dari tanah liat, jika ada produksi

kerajinan yang lain seperti dari bahan batu, kaca, kulit kelapa

dan jenis barang yang lain itu bukan dari daerah sini melainkan

dari para pendatang luar kota kasongan seperti dari daerah

Klaten”

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 189: ASPEK MATEMATIS PADA AKTIFITAS PEMBUATAN GERABAH DI ...repository.usd.ac.id/31592/2/151442002_full.pdf · gerabah di Kasongan. Bangunjiwo, Kasihan, Bantul dalam proses pembuatan gerabah

171

Pelaksanaan penelitian I

Tempat penelitian : Tempat pembuatan kerajinan keramik dan pembuatan

gerabah Dusun Beron Kelurahan Bangunjiwo Kabupaten

Bantul

Waktu : Kamis 26 Januari 2017

Pukul : 14.00 WIB – 16.00 WIB

Biodata Narasumber :

Nama : Sudi (66 th)

Alamat : Dusun Beron kelurahan Bangunjiwo Kabupaten Bantul

1. P : “Siapa nama bapak?”

2. N2 : “Sudi”

3. P : “Apakah usaha yang bapak jalankan ini merupakan usaha yang

dimulai dari bapak sendiri atau sudah dari turun – temurun

warisan keluarga?”

4. N2 : “Usaha yang saya lakukan ini sudah sejak kakek saya dan sampai

saya sekarang.”

5. P : “Sejak tahun berapa bapak melanjutkan usaha warisan kelurga

ini?”

6. N2 : “Usaha ini saya lanjutkan mulai tahun 1970 sampai sekarang saya

pertahankan untuk hanya membuat anglo dan keren.”

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 190: ASPEK MATEMATIS PADA AKTIFITAS PEMBUATAN GERABAH DI ...repository.usd.ac.id/31592/2/151442002_full.pdf · gerabah di Kasongan. Bangunjiwo, Kasihan, Bantul dalam proses pembuatan gerabah

172

7. P : “Darimana bapak mendapatkan bahan dasar yang bapak

pergunakan untuk memproduksi gerabah?”

8. N2 : “Bahan dasar yang saya pergunakan saya beli dari daerah Tirta

yang mana tanahnya memang tanah khusus yang sudah digiling.

TIdak hanya itu saya juga mengambil tanah dari Godean.”

9. P : “Berapa harga tanah liat yang bapak beli?”

10. N2 : “Saya beli ¼ kol harganya Rp 100.000. Untuk penjualan tanah liat

biasanya dalam satuan kol mobil itu mbak, untuk satu kolnya

harga yang dipasang Rp 400.000.”

11. P : “Bagaimana cara bapak dalam memasarkan gerabah milik bapak

ini?”

12. N2 : “Saya keliling Sleman, Tempel, Minggir dengan menggunakan

sepeda dan membawa 20 buah hasil karya yang saya hasilkan

kemudian saya tawarkan kepada orang - orang. Saya juga

menitipkan ke pasar, namun nanti hasilnya malah rugi. Hal ini

karena uang akan lsaya peroleh hanya ketika barang yang saya

storkan tersebut sudah laku terjual namun jika belum ya

uangnya tidak bisa saya ambil. Belum lagi hasil yang saya

peroleh juga harus saya potong dan saya bagi sekian persen dari

harga penjualan yang diberikan pasar.”

13. P : “Kapan bapak memulai menjual keren dan anglo yang

telah bapak buat?”

14. N2 : “Tergantung dengan kondisi dan situasi pada hari itu mbak. JIka

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 191: ASPEK MATEMATIS PADA AKTIFITAS PEMBUATAN GERABAH DI ...repository.usd.ac.id/31592/2/151442002_full.pdf · gerabah di Kasongan. Bangunjiwo, Kasihan, Bantul dalam proses pembuatan gerabah

173

biasanya saya berangkat keliling mulai pkl 07.00 sampai sekitar

pkl 17.00 an.”

15. P : “Berapa harga satuan yang Anda berikan untuk setiap keren dan

anglo?”

16. N2 : “Sekitar 5000 sampai 6000 an untuk setiap barang yang saya

jual.”

17. P : “Bagaimana proses pembuatan keren dan anglo yang bapak

lakukan?”

18. N2 : “Pembuatan saya mulai dari mencetak tanah liat kemudian tanah

yang sudah diletakan ke alat pemutar untuk dibentuk

menggunakan tangan dengan cara dipukul – pukul. Setelah

dibentuk kemudian diperhalus sampai 3 kali. Setelah diperhalus

kemudian dijemur dan tahap terakhir dibakar.”

19. P : “Apa yang menjadi kendala bapak dalam usaha yang bapak

lakukan ini?”

20. N2 : “Saya mengalami kesulitan dalam proses pengeringan

dalam cuaca yang sering hujan dan mendung seperti sekarang

ini. Karena jika belum benar – benar kering maka tidak dapat

dibakar dan pengeringan yang saya lakukan pun tergantung dari

panas matahari. Sehingga hasil yang saya peroleh pun perlu

menunggu lama yang berdampak perolehan hasil pun juga

menjadi tersendat.”

21. P : “Apakah bahan dasar yang dipergunakan oleh keluarga bapak

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 192: ASPEK MATEMATIS PADA AKTIFITAS PEMBUATAN GERABAH DI ...repository.usd.ac.id/31592/2/151442002_full.pdf · gerabah di Kasongan. Bangunjiwo, Kasihan, Bantul dalam proses pembuatan gerabah

174

untuk membuat anglo dan keren dari dulu masih bapak

pertahankan sampai sekarang?”

22. N2 : “Tidak jika dulu yang dipergunakan oleh keluarga adalah tanah

hitam, namun sekarang jenis tanahnya sudah berbeda jika

menggunakan tanah hitam maka hasilnya kurang bagus dan akan

mudah rusak.”

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 193: ASPEK MATEMATIS PADA AKTIFITAS PEMBUATAN GERABAH DI ...repository.usd.ac.id/31592/2/151442002_full.pdf · gerabah di Kasongan. Bangunjiwo, Kasihan, Bantul dalam proses pembuatan gerabah

175

Pelaksanaan penelitian II

Tempat penelitian : Tempat pembuatan kerajinan keramik dan pembuatan

gerabah Dusun Beron Kelurahan Bangunjiwo Kabupaten

Bantul

Waktu : Sabtu 28 Januari 2017

Pukul : 13.30 WIB – 16.30 WIB

Biodata Narasumber

Nama : Pangad (60th)

Alamat : Ngledhok Kalipuncang

1. P : “Siapa nama bapak?”

2. N3 : “Pak Pangad”

3. P : “Apakah segala kerajinan yang dihasilkan oleh para pengrajin

berasal dari daerah Kasongan?”

4. N3 : “Tidak karena daerah saya ini sudah bukan Kasongan namun

Ngledhok Kalipuncang. Kasongan itu nama pedukuhan. Nah

kalau tempat saya ini sudah beda pedukuhan mbak. Sering disebut

kerajinan kasongan karena sejak dulu jika ditanya tentang

kerajinan gerabah pasti akan menyebutkan kasongan. Sehingga

sampai sekarang dikenal dengan gerabah kasongan meskipun

hasil produksi gerabahnya tidak langsung dari dusun Kasongan

itu sendiri.”

5. P : “Sejak tahun berapa bapak memulai usaha pembuatan kerajinan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 194: ASPEK MATEMATIS PADA AKTIFITAS PEMBUATAN GERABAH DI ...repository.usd.ac.id/31592/2/151442002_full.pdf · gerabah di Kasongan. Bangunjiwo, Kasihan, Bantul dalam proses pembuatan gerabah

176

gerabah ini?”

6. N3 : “Saya memulai sejak tahun 1982 sehingga sudah 35 th saya

menjalankan usaha ini.”

7. P : “Apakah usaha yang bapak lakukan ini merupakan usaha warisan

ataukah baru bapak mulai ini?”

8. N3 : “Usaha ini saya lakukan secara turun temurun dari jaman simbah

saya.”

9. P : “Jenis kerajinan apa yang awal dibuat dalam usaha keluarga ini

pak, apakah masih bapak pertahankan sampai sekarang bentuk

yang demikian?”

10. N3 : “Jika jaman dulu yang dibuat ada kuali yang dipergunakan untuk

nyayur, kendil untuk menanak nasi, kendi untuk teko, keren yang

dipergunakan sebagai kompor dengan bahan bakar kayu dan

anglo yang digunakan sebagai sara bebakaran dengan

menggunakan arang sebagai bahan bakarnya. Seiring

berkembangkan jaman peralatan masak, perabotan yang terbuat

dari aluminium, plastik dan kompor yang sudah menggunakan

gas sehingga produksi awal gerabah yang dihasilkan berangsur

bergeser menjadi bentuk kerajinan lain seperti pot, celengan

(tempat menyimpan uang biasanya dalam bentuk uang koin) dan

berbagai jenis bentuk barang – barang yang disesuikan dengan

kebutuhan sekarang.”

11. P : “Selain menjadi pengrajin apakah ada pekerjaan lain yang bapak

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 195: ASPEK MATEMATIS PADA AKTIFITAS PEMBUATAN GERABAH DI ...repository.usd.ac.id/31592/2/151442002_full.pdf · gerabah di Kasongan. Bangunjiwo, Kasihan, Bantul dalam proses pembuatan gerabah

177

lakukan?”

12. N3 : “Saya hanya special membuat kerajinan gerabah ini saja.”

13. P : “Bagaimana cara bapak dalam melakukan pemasaran terhadap

gerabah yang bapak hasilkan?”

14. N3 : “Kalau saya sesuaikan dengan bentuk barang yang

diorderkan oleh konsumen.”

15. P : “Apakah bapak membuat kerajinan hanya ketika mendapat

orderan?”

16. N3 : “Tidak. Kalaupun tidak ada orderan saya akan tetap membuat

kerajinan seperti celengan berbentuk minion, hallo kitty sebagai

bahan untuk belajar mewarnai bagi anak – anak serta tempat

untuk air mancur.”

17. P : “Darimana bapak mendapatkan bahan dasar untuk membuat

kerajinan?”

18. N3 : “Saya membeli tanah liat dari Wates yang sudah siap digunakan.”

19. P : “Berapakah kisaran harga barang yang bapak berikan untuk setiap

hasil karya yang bapak buat?”

20. N3 : “Tergantung ukuran besar kecilnya barang yang dipesan dan

tingkat kesulitan dalam pembuatannya. Dengan kisaran harga

8000 sampai 100000.”

21. P : “Apakah bapak menggunakan tenaga kerja tambahan dalam

memenuhi pemesanan kerajinan gerabah?”

22. N3 : “Tidak saya tidak menggunakan tenaga pengrajin dalam

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 196: ASPEK MATEMATIS PADA AKTIFITAS PEMBUATAN GERABAH DI ...repository.usd.ac.id/31592/2/151442002_full.pdf · gerabah di Kasongan. Bangunjiwo, Kasihan, Bantul dalam proses pembuatan gerabah

178

menyelesaikan pemesanan. Terkecuali jika pemesanan dalam

skala besar dan ditarget waktu, maka barulah saya akan meminta

bantuan orang lain untuk memenuhi pemesanan yang saya

terima.”

23. P : “Bagaimana awal mula berkembangnya kerajinan gerabah yang

ada di kasongan?”

24. N3 : “Berkembangnya seni kerajinan gerabah yang ada di

Kasongan ini diawali dari datangnya seorang seni bernama

bapak Suliyantara yang berasal dari kota Yogyakarta sekitar

tahun 1980an. Pada waktu itu bapak Suliyantara mengajari 1, 2

orang dari daerah kasongan untuk membuat kerajinan tanah liat

dengan variasi bentuk yang lain. Kemudian dari orang – orang

yang telah diajari oleh bapak Suliyantara tersebut mereka

membagikan pengalaman dan pengetahuan mereka kepada

pengrajin yang lain. Karena sudah sering memegang tanah liat

sehingga dalam waktu singkat pengrajin yang lain mampu untuk

menirukan model dan teknik yang telah diajarkan tersebut. Ya

sampai pada saat ini kerajinan dari tanah liat berkembang di

kasongan dengan berbagai variasi bentuk yang disuguhkan

kepada para konsumen.”

25. P : “Bagaimana cara bapak dalam memasarkan produk seni yang

bapak hasilkan?”

26. N3 : “Pemasaran saya lakukan secara local. Ya karena saya pengrajin

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 197: ASPEK MATEMATIS PADA AKTIFITAS PEMBUATAN GERABAH DI ...repository.usd.ac.id/31592/2/151442002_full.pdf · gerabah di Kasongan. Bangunjiwo, Kasihan, Bantul dalam proses pembuatan gerabah

179

jadi saya hanya menerima orderan dari para penjual yang ada di

depan sana. Dulu saya punya langganan orang luar negeri

namun setelah bom bali dua itu orang tersebut sudah tidak

berlangganan lagi.”

27. P : “Bagaimana cara pemesanan gerabah buatan bapak?”

28. N3 : “Biasanya bagi konsumen yang tertarik dengan hasil kerajinan

yang dijual di toko depan maka untuk pemesanan yang lebih

konsumen akan langsung datang mencari pengrajin yang ada di

dalam. Oleh karena itu saya lebih sering mendapatkan pesanan

dari para penjual kerajinan yang ada didepan, jika hasilnya laris

maka akan banyak pula pesanan yang saya terima. Pemesanan

juga saya peroleh dari Maguoharjo.”

29. P : “Kendala apa yang bapak alami selama menjalankan usaha bapak

ini?”

30. N3 : “Kesulitan yang saya alami adalah dalam hal pemasaran. Hal ini

menjadi kendala bagi saya karena untuk hasil seni tidak setiap

hari orang membutuhkannya. Oleh karena itu dalam

pembeliannya pun juga hanya ketika orang berlebih saja.

Banyak sedikitnya pemesanan yang saya terima tergantung dari

tingkat keramaian toko – toko yang ada didepan yang menjual

hasil kerajinan saya. Biasanya toko akan ramai ketika musim

liburan namun ketika hari biasa seperti kondisi sekarang ini toko

sepi sehingga pemesanan yang saya terima juga ikut menjadi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 198: ASPEK MATEMATIS PADA AKTIFITAS PEMBUATAN GERABAH DI ...repository.usd.ac.id/31592/2/151442002_full.pdf · gerabah di Kasongan. Bangunjiwo, Kasihan, Bantul dalam proses pembuatan gerabah

180

sepi. Sehingga untuk pendapatan yang saya peroleh tidak

menentu disetiap harinya. Selain itu kendala yang lain adalah

dalam proses pengeringan, di mana saat musim hujan seperti

sekarang ini pengeringan akan mengalami kesulitan dan

membutuhkan waktu yang cukup lama.”

31. P : “Pada saat musim hujan seperti sekarang ini apakah bapak tetap

akan membuat hasil kerajinan atau untuk sesaat menghentikan

produksi?”

32. N3 : “Meskipun dalam kondisi musim hujan seperti sekarang

ini namun saya tetap membuat kerajinan dari tanah liat.”

33. P : “Bagaimana proses produksi gerabah tanah liat yang bapak

lakukan?”

34. N3 : “Tanah liat yang sudah diolah kemudian dicetak dengan

menggunakan model. Kemudian dari model cetakan tersebut

saya akan membahasnya dengan pemesan. Kemudian setelah

model sesuai dengan pemesanan barulah saya dan pemesan

membahas terkait harga yang disepakati secara bersama.”

35. P : “Cetakan yang digunakan oleh bapak apakah buatan sendiri atau

bapak beli dari pihak lain?”

36. N3 : “Semua saya buat sendiri mbak hanya tanah yang saya gunakan

untuk membuat kerajinan gerabah saya beli. Meskipun tahu cara

pengolahan tanah liat yang digunakan untuk membuat gerabah

namun saya tetap memilih untuk membelinya di daerah Godean

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 199: ASPEK MATEMATIS PADA AKTIFITAS PEMBUATAN GERABAH DI ...repository.usd.ac.id/31592/2/151442002_full.pdf · gerabah di Kasongan. Bangunjiwo, Kasihan, Bantul dalam proses pembuatan gerabah

181

hal ini saya lakukan untuk menghemat waktu dalam pembuatan

karya seni gerabah agar lebih cepat untuk memenuhi

pemesanan. Cetakan saya buat dari jenis gypsun”

37. P : “Bagaimana proses yang bapak ketahui dalam pembuatan

tanah liat yang siap untuk dibentuk?”

38. N3 : “Tanah yang diambil dari gunung kemudian dicampur dengan

pasir halus dan akhirnya diinjak – injak.”

39. P : “Apa yang bapak ketahui untuk pembuatan gerabah pada tempo

keluarga bapak yang sebelumnya?”

40. N3 : “Dulu pengambilan tanah diambil dari sawah (tanah hitam). Jadi

kalau dulu itu para pengrajin akan menyewa satu kopling tanah

yang mana tanahnya khusus digunakan untuk bahan pembuatan

kerajinan. Namun seiring perkenbangan jaman para konsumen

lebih tertarik dengan karajinan dari tanah liat yang berwarna

merah selain berhubung dijaman sekarang jenis tanahnya

berbeda dan tidak adanya lahan yang mampu digunakan untuk

diambil tanahnya maka kerajinan beralih ketanah merah. Tanah

merah ini saya peroleh dari daerah Godean. Namun seiring

berkembangnya teknologi dan keinginan pelanggan maka untuk

yang sekarang bentuk pun akan bervariasi sesuai dengan selera

dan keinginan pemesanan.”

41. P : “Apa kelemahan dan kelebihan dari tanah merah dan tanah hitam

untuk kerajinan gerabah yang dihasilkan?”

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 200: ASPEK MATEMATIS PADA AKTIFITAS PEMBUATAN GERABAH DI ...repository.usd.ac.id/31592/2/151442002_full.pdf · gerabah di Kasongan. Bangunjiwo, Kasihan, Bantul dalam proses pembuatan gerabah

182

42. N3 : “Untuk gerabah dengan bahan dasar tanah hitam akan sulit

digabung jika sudah agak keras namun jika terlalu lembek maka

akan longsor atau akan sulit untuk dibentuk. Meskipun demikian

gerabah yang yang dihasilkan dengan menggunakan tanah hitam

jika dibakar semakin lama maka keadaaanya akan semakin lebih

kuat lagi. Berbeda halnya jika gerabah dibuat dengan bahan

dasar tanah merah. Tanah liat jenis ini lebih mudah dibentuk

meskipun agak kering namun cukup dengan tambahan air sudah

mampu untuk menyambungkan dengan bentuk yang lain dari

bahan dasar yang sama. Meskipun demikian gerabah dengan

bahan dasar tanah merah ini hanya mampu dipanaskan dengan

suhu tertentu yaitu sekitar 700 derajat.”

43. P : “Apa bahan yang bapak gunakan untuk membuat cetakan yang

bapak gunakan?”

44. N3 : “Saya menggunakan gypsun untuk membuat cetakan. Jadi saya

membuat sampelnya terlebih dahulu dari tanah liat kemudian dari

kerajinan tersebut saya buat cetakannya dengan menggunakan

gypsum itu tadi mbak.”

45. P : “Bagaimana cara pada jaman dulu untuk memperoleh bahan

dasar yang digunakan untuk bahan kerajinan?”

46. N3 : “Dulu pengambilan tanah hitam dilakukan ke sawah. Berhubung

untuk kerajinan sekarang tidak bisa maka menggunakan tanah

merah yang diambil dari gunung. Selain itu tanah hitam jika agak

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 201: ASPEK MATEMATIS PADA AKTIFITAS PEMBUATAN GERABAH DI ...repository.usd.ac.id/31592/2/151442002_full.pdf · gerabah di Kasongan. Bangunjiwo, Kasihan, Bantul dalam proses pembuatan gerabah

183

kering akan sulit untuk menyambungkannya, namun jika

dibasahin juga nanti akan menjadi terlalu lunak sehingga sulit

untuk dibentuk.”

47. P : “Darimana bapak belajar membuat berbagai berbagai jenis

gerabah yang bapak buat sekarang ini?”

48. N3 : “Kemampuan autodidak. Untuk berbagai bentuk yang saya buat

ini awalnya saya belajar dari teman – teman dengan hanya

sekedar melihat kemudian menirukan dan akhirnya saya bisa dan

saya kembangkan sendiri.”

49. P : “Apa saja bentuk gerabah yang bapak buat?”

50. N3 : “Banyak mbak ya sesuai dengan pemesanan barangnya. Jika tidak

ada yang memesan kerajinan maka saya akan membuat kerajinan

yang saya sesuaikan dengan bentuk kerajinan terlaris yang

mampu dijual dari toko – toko yang ada didepan. Selain itu saya

juga membuat celengan untuk latihan mewarnai bagi anak – anak

dan membuat karakter wajah manusia yang saya rasa paling sulit

dibandingkan dengan membuat karikatur manusia seperti tokoh

wayang dan lain – lain. Kesulitan ini saya peroleh karena

diperlukan penyesuaian karakter. Selain itu saya juga mampu

membuat patung manusia.

51. P : “Apa saja alat yang bapak gunakan dalam pembuatan gerabah

yang bapak lakukan?”

52. N3 : “Perbot, Secang dan perlengkapan lain yang mendukung

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 202: ASPEK MATEMATIS PADA AKTIFITAS PEMBUATAN GERABAH DI ...repository.usd.ac.id/31592/2/151442002_full.pdf · gerabah di Kasongan. Bangunjiwo, Kasihan, Bantul dalam proses pembuatan gerabah

184

dan sesuai dengan kebutuhan bentuk gerabah yang saya buat.”

53. P : “Bagaimana langkah bapak dalam membuat gerabah?”

54. N3 : “Njubung, dibentuk, dihaluskan, dikeringkan, dibakar dan dicat

sesuai dengan pemesanan.”

55. P : “Berada dimana saja pengrajin yang membuat kerajinan di

Kasongan ini?”

56. N3 : “Kasongan itu nama dusun mbak, nah meskipun demikian ada

beberapa daerah yang memang memiliki banyak pengrajin

gerabah seperti pengrajin dari Santenan, Ngledhog, Kalipucang

dan Kasongan itu sendiri.”

57. P : “Apa yang akan bapak lakukan dengan sisa pembuatan gerabah

yang sudah bapak kumpulkan tersebut?”

58. N3 : “Sisanya saya kumpulkan kemudian diberi air dan ditutup dengan

plastik dan diinjak – injak.”

59. P : “Berapa banyak gerabah yang mampu bapak produksi setiap

harinya?”

60. N3 : “Banyak sedikitnya hasil yang mampu saya buat tergantung dari

pemesanan yang saya terima dan besar kecilnya gerabah yang

saya buat. Kurang lebih setiap harinya ada 25 buah gerabah yang

mampu saya buat.”

61. P : “Bagaimana pemesanan tanah yang bapak lakukan dalam

menjalankan usaha gerabah yang bapak miliki ini?”

62. N3 : “Pemesanan tanah dalam satuan kol mbak. Nah kalau saya pesan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 203: ASPEK MATEMATIS PADA AKTIFITAS PEMBUATAN GERABAH DI ...repository.usd.ac.id/31592/2/151442002_full.pdf · gerabah di Kasongan. Bangunjiwo, Kasihan, Bantul dalam proses pembuatan gerabah

185

biasanya ¼ kol untuk 2 – 3 minggu biasanya dengan harga Rp

100.000.”

63. P : “Bagaimana pemasaran yang bapak lakukan untuk gerabah yang

bapak hasilkan jika tidak ada pemesanan?”

64. N3 : “Saya akan menjualnya secara berkeliling mbak sampai keliling

Prambanan,dan saya setorkan ke alun – alun juga.”

65. P : “Bagaimana cara bapak dalam membuat cetakan yang bapak

gunakan untuk membuat jenis gerabah tertentu?”

66. N3 : “Pertama saya akan membuat model dari jenis barang

yang dipesan kemudian setelah sesuai baru saya akan mengecor

nya dengan menggunakan gip dan saya cetak.”

67. P : “Apakah semua produk gerabah yang diproduksi didaerah

Kasongan ini merupakan dihasilkan oleh pengrajin asli daerah

kasongan?”

68. N3 : “Tidak mbak, ada pengrajin yang berasal dari luar kasongan yaitu

dari Brebes. Pengrajin Brebes ini biasanya ahli dalam pembuatan

gerabah dengan teknik putar seperti guci putar.”

69. P : “Ada berapa teknik yang digunakan dalam pembuatan gerabah

secara umum pak?”

70. N3 : “Ada dua mbak yaitu teknik njubung dan teknik putar.”

71. P : “Apa perbedaaan dari kedua teknik tersebut?”

72. N3 : “Pada dasarnya sama saja, hanya saja kalau teknik njubung

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 204: ASPEK MATEMATIS PADA AKTIFITAS PEMBUATAN GERABAH DI ...repository.usd.ac.id/31592/2/151442002_full.pdf · gerabah di Kasongan. Bangunjiwo, Kasihan, Bantul dalam proses pembuatan gerabah

186

gerabah yang dihasilkan akan lebih lama dibandingkan dengan

teknik putar. Awalnya teknik asli yang digunakan oleh pengrajin

kasongan adalah teknik njubung, namun seiring berkembangnya

waktu dimana banyak pemesanan dalam waktu singkat dan

jumlah yang banyak sehingga kecepatan juga sangat dibutuhkan.

Sehingga kemudian banyak pengrajin yang mulai berdatangan

dan menunjukkan teknik putar yang lebih cepat dalam

mengahasilkan bentuk. Pengrajin yang ahli menggunakan teknik

putar ini biasanya berasal dari daerah Brebes dan Kerawang.”

73. P : “Kapan para pengrajin dari luar Kasongan tersebut mulai masuk

dan memperkenalkan teknik putar tersebut?”

74. N3 : “Sekitar tahun 2000 an.”

75. P : “Apakah bapak juga menerima pemesanan jenis gerabah dalam

ukuran yang besar?”

76. N3 : “Tidak mbak karena jika ukuran gerabah atau pesanan yang

dibuat terlalu besar maka tidak akan cukup masuk ketempat

pembakaran. Biasanya yang membuat patung atau jenis gerabah

lain dalam ukuran besar adalah dari GRC (Gresik Resin Cemen)

yang memiliki cetakan untuk membuat jenis kerajinan dengan

ukuran yang besar. Untuk ukuran besar biasanya bukan

merupakan jenis gerabah yang dihasilkan karena tidak

menggunakan tanah liat, karena pembuatan gerabah dengan

menggunakan tanah liat hanya mampu dilakukan dalam ukuran

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 205: ASPEK MATEMATIS PADA AKTIFITAS PEMBUATAN GERABAH DI ...repository.usd.ac.id/31592/2/151442002_full.pdf · gerabah di Kasongan. Bangunjiwo, Kasihan, Bantul dalam proses pembuatan gerabah

187

yang kecil dan paling besar ukuran yang mampu dibuat dengan

bahan dasar tanah liat adalah 2 meter.”

77. P : “Apa yang membatasi ukuran dari pembuatan gerabah sehingga

bisa diambil ukuran 2 meter sebagai ukuran terbesar yang

mampu untuk dibuat?”

78. N3 : “Tempat pembakarannya mbak. Karena tempat pembakarannya

maksimal hanya skitar 1,5 meter, sehingga jika lebih dari itu

harus dipotong.”

79. P : “Apakah untuk ukuran pembakaran yang digunakan tidak bisa

diperbesar lagi?”

80. N3 : “Itu sudah ukuran normalnya mbak, bisa diperbesar tapi nanti

akan sia – sia dan pemborosan bahan bakar itu mbak. Karena

untuk pembakaran dibutuhkan banyak kayu bakar dan harus

penuh untuk gerabah yang akan dibakar, sehingga jika ukuran

pembakaran diperbesar maka gerabah yang diproduksipun juga

harus bertambah agar pembakaran yang dilakukan tidak sia –

sia.”

81. P : “Kapan bapak melakukan pembakaran?”

82. N3 : “Biasanya saya melakukan pembakaran pada pagi hari setelah

gerabah yang saya hasilkan kering dan siap untuk dibakar.

Biasanya dari pagi sampai siang.”

83. P : “Berapa lama pembakaran yang dilakukan?”

84. N3 : “Pembakaran dilakukan selama 7 jam.”

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 206: ASPEK MATEMATIS PADA AKTIFITAS PEMBUATAN GERABAH DI ...repository.usd.ac.id/31592/2/151442002_full.pdf · gerabah di Kasongan. Bangunjiwo, Kasihan, Bantul dalam proses pembuatan gerabah

188

85. P : “Apakah banyak sedikitnya gerabah yang dibakar mempengaruhi

lama pembakaran?”

86. N3 : “Tidak mbak, baik sedikit maupun banyak pembakaran yang

dilakukan ya tetap selama 7 jam, oleh karena itu pembakaran

yang dibuat dibatasi 1,5 meter karena jika terlalu besar selain

membutuhkan bahan bakar yang besar dibutuhkan juga hasil

kerajinan gerabah dengan kuantitas yang besar agar sesuai

dengan pembakaran yang dilakukan.”

87. P : “Apa yang kemudian dilakukan setelah pembakaran selesai

dilalui?”

88. N3 : “Gerabah yang sudah jadi didiamkan semalaman kemudian pagi

hari bisa dibuka dan siap untuk dijual.”

89. P : “Tadi bapak menyebutkan GRC apakah itu juga merupakan

kerajinan gerabah kasongan?”

90. N3 : “Bukan mbak kerajinan gerabah disini hanya yang terbuat dari

tanah liat saja.”

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 207: ASPEK MATEMATIS PADA AKTIFITAS PEMBUATAN GERABAH DI ...repository.usd.ac.id/31592/2/151442002_full.pdf · gerabah di Kasongan. Bangunjiwo, Kasihan, Bantul dalam proses pembuatan gerabah

189

Pelaksanaan penelitian II

Tempat penelitian : Tempat pembuatan kerajinan keramik dan pembuatan

gerabah Dusun Beron Kelurahan Bangunjiwo Kabupaten

Bantul

Waktu : Sabtu 28 Januari 2017

Pukul : 13.30 WIB – 16.30 WIB

Biodata dari narasumber

Nama : Paijo (40 th)

Alamat : Kasongan

1. P : “Dari mana bapak mengambil pasir dan beberapa jenis tanah yang

berbeda warna ini?”

2. N4 : “Saya membelinya dari Kulonprogo untuk jenis tanah yang

berwarna coklat, Mangunan untuk jenis tanah yang berwarna

merah dan pasir kali dari Sungai Progo.”

3. P : “Mulai dari pukul berapa bapak memproduksi tanah liat ini?”

4. N4 : “Pkl 08.00 sampai 18.00 setelah maghrib saya tidak setor.”

5. P : “Bagaimana proses yang bapak lakukan dalam pembuatan tanah

liat yang nantinya digunakan oleh para pengrajin?”

6. N4 : “Pasir, tanah merah dan tanah coklat dicampur kedalam

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 208: ASPEK MATEMATIS PADA AKTIFITAS PEMBUATAN GERABAH DI ...repository.usd.ac.id/31592/2/151442002_full.pdf · gerabah di Kasongan. Bangunjiwo, Kasihan, Bantul dalam proses pembuatan gerabah

190

penggilingan dan diberi air. Penggilangan dilakukan 4 – 5 kali

makin banyak pengulangan dalam penggilangan yang dilakukan

maka hasil olahan tanah akan makin baik.”

7. P : “Berapa banyak tanah olahan yang mampu bapak produksi setiap

harinya?”

8. N4 : “Kurang lebih 3 – 4 kol per harinya.”

9. P : “Apakah setiap hari bapak melakukan penggilangan?”

10. N4 : “Tidak saya melakukan penggilangn jika hanya ada pemesanan

saja namun jika tidak ada pemesanan ya tidak ada penggilangan.”

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 209: ASPEK MATEMATIS PADA AKTIFITAS PEMBUATAN GERABAH DI ...repository.usd.ac.id/31592/2/151442002_full.pdf · gerabah di Kasongan. Bangunjiwo, Kasihan, Bantul dalam proses pembuatan gerabah

191

Pelaksanaan penelitian II

Tempat penelitian : Tempat pembuatan kerajinan keramik dan pembuatan

gerabah Dusun Beron Kelurahan Bangunjiwo Kabupaten

Bantul

Waktu : Sabtu 28 Januari 2017

Pukul : 13.30 WIB – 16.30 WIB

Biodata Narasumber

Nama : Ranto (46 th)

Alamat : Wonosari

1. P : “Jenis batu apa yang bapak gunakan dalam pembuatan kerajinan

ini?”

2. N5 : “Batu paras jogja. Yang diambil asli dari Wonosari. Batu paras

jogja merupakan jenis batu yang diambil dari bawah tanah dan

berwarna putih.”

3. P : “Berapa banyak hasil ukiran yang mampu bapak produksi setiap

harinya?”

4. N5 : “Biasanya saya bekerja setiap harinya untuk ukiran yang saya

hasilkan dalam satuan meter mbak. Jadi kurang lebih setiap

harinya saya mampu untuk menghasilkan ½ meter ukiran dengan

motif standar mbak. Sedangkan untuk ukuran ukiran bintang

kurang lebih 5 hari setiap meternya.”

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 210: ASPEK MATEMATIS PADA AKTIFITAS PEMBUATAN GERABAH DI ...repository.usd.ac.id/31592/2/151442002_full.pdf · gerabah di Kasongan. Bangunjiwo, Kasihan, Bantul dalam proses pembuatan gerabah

192

5. P : “Sudah berapa lama bapak menekuni kerajinan ukiran yang bapak

lakukan ini?”

6. N5 : “Kurang lebih 10 tahun.”

7. P : “Untuk kerajinan dengan bahan batu hitam apakah juga bapak

membuatnya?”

8. N5 : “Tidak mbak kalau saya khusus membuat pahatan atau ukiran

dari batu paras jogja yang berwarna putih atau kayu mbak.

Sedangkan untuk patung yang berwarna hitam itu bukan dari batu

melainkan dari semen.”

9. P : “Kemana saja pemasaran yang bapak lakukan terhadap

hasil karya yang bapak produksi ini?”

10. N5 : “Keberbagai wilayah di Indonesia seperti Sumatra, Kalimantan,

dan ke luar negeri seperti Malaysia, Eropa dan Jerman. ”

11. P : “Bagaimana cara atau langkah yang bapak lakukan dalam

pembuatan hasil ukiran ini?”

12. N5 : “Batu saya buat siku terlebih dahulu kemudian diseket, lalu

diukir, dicuci dan terakhir diamplas agar lebih halus.”

13. P : “Apa alat yang bapak gunakan?”

14. N5 : “Pensil kayu untuk membuat seket dan alat pahat.”

15. P : “Apa yang bapak gunakan sehingga hasil ukiran yang bapak

hasilkan begitu halus dan tidak berlumut?”

16. N5 : “Saya lapisi dengan koting (pelapis anti lumut).”

17. P : “Berapa harga barang hasil ukiran yang bapak hasilkan ini?”

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 211: ASPEK MATEMATIS PADA AKTIFITAS PEMBUATAN GERABAH DI ...repository.usd.ac.id/31592/2/151442002_full.pdf · gerabah di Kasongan. Bangunjiwo, Kasihan, Bantul dalam proses pembuatan gerabah

193

18. N5 : “Untuk harga ukiran per meter persegi 1000.000 sedangkan untuk

harga ukiran yang berbentuk binatang per meter kubik 1000.000.”

19. P : “Berapa harga dari patung yang bapak produksi?”

20. N5 : “Harga disesuaikan dengan tingkat kesulitan untuk jenis patung

yang dipesan.”

21. P : “Apa yang mempengaruhi harga dari barang yang bapak

produksi?”

22. N5 : “Harga dipengaruhi dari jenis kesulitan dan karakter barang yang

dipesan jika pemesanan yang diminta berupa barang dengan

karakter manusia maka harganya akan lebih mahal karena tingkat

kesulitannya lebih tinggi dibandingkan dengan jenis yang lain.”

23. P : “Berapa lama waktu yang bapak butuhkan untuk menyelesaikan

hasil ukiran biasa dalam dalam setiap harinya?”

24. N5 : “Untuk ukiran biasa mampu saya selesaikan dalam waktu 12

jam.”

25. P : “Apa kendala yang bapak hadapi dalam pembuatan hasil karya

bapak ini?”

26. N5 : “Kendalanya ya tergantung dengan minat dan kondisi saya mbak

atau tergantung dengan mood saya dalam membuat suatu hasil

ukiran dan tergantung juga terhadap kualitas barang yang saya

gunakan.”

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 212: ASPEK MATEMATIS PADA AKTIFITAS PEMBUATAN GERABAH DI ...repository.usd.ac.id/31592/2/151442002_full.pdf · gerabah di Kasongan. Bangunjiwo, Kasihan, Bantul dalam proses pembuatan gerabah

194

Pelaksanaan penelitian III

Tempat penelitian : Subur Keramik Bangunjiwo Bantul

Waktu : Jumat 15 Januari 2017

Pukul : 12.30 WIB – 13.30 WIB

Biodata narasumber

Nama : Pak Toti (50 th) :

Alamat : Kasongan Bangunjiwo Kasihan Bantul

Pekerjaan : Pekerja bagian pembakaran gerabah.

1. P : “Sudah berapa lama bapak bekerja di Subur Keramik ini?”

2. N6 : “Saya sudah bekerja selama 15 tahun.”

3. P : “Apakah selama 15 th tersebut bapak bekerja hanya pada bagian

pembakaran?”

4. N6 : “Tidak mbak, saya bekerja disemua bagian yang membutuhkan

tenaga, misal jika tenaga pengepakan masih kurang maka saya

akan membantu pekerjaan dibagian pengepakan, jika bagian

pengiriman kurang maka saya akan membantu pada bagian

tersebut dan begitupun jika bagian pembakaran kurang maka saya

akan membantu pada bagian ini.”

5. P : “Berapa ukuran tempat pembakaran yang digunakan untuk

membakar gerabah ini?”

6. N6 : “Untuk tempat pembakaran besar kecilnya tergantung dengan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 213: ASPEK MATEMATIS PADA AKTIFITAS PEMBUATAN GERABAH DI ...repository.usd.ac.id/31592/2/151442002_full.pdf · gerabah di Kasongan. Bangunjiwo, Kasihan, Bantul dalam proses pembuatan gerabah

195

gerabah yang akan dibakar. Untuk tempat pembakaran yang

sekarang ini dilakukan ukurannya 1 m lebih 80 cm.”

7. P : “Berapa ukuran tempat pembakaran yang paling besar di subur

keramik ini?”

8. N6 : “Ukuran terbesar untuk tempat pembakaran yang ada sekarang ini

2,25 m.”

9. P : “Berapa lama waktu yang digunakan untuk melakukan

pembakaran gerabah?”

10. N6 : “Lama pembakaran tergantung dari jumlah gerabah yang dibakar.

Untuk ukuran yang kecil – kecil karena banyak sehingga

membutuhkan waktu 12 – 14 jam sedangkan untuk ukuran

gerabah yang besar membutuhkan waktu 10 jam.”

11. P : “Kapan pembakaran gerabah dilakukan?”

12. N6 : “Tergantung dari jumlah dan ukuran gerabah yang

diproduksi. Jika gerabah yang diproduksi dalam ukuran besar

maka tempat pembakaran hanya mampu menampung 3 gerabah.

Sedangkan jika gerabah yang diproduksi dalam ukuran kecil

maka tempat pembakaran mampu menampung sekitar 400

gerabah. Pembakaran yang dilakukan pagi hari akan selesai sore

atau bahkan malam. Jika pembakaran dilakukan pada sore atau

malam hari maka pada pagi hari pembakaran baru akan selesai.

Setelah pembakaran dilakukan pendinginan. Pendinginan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 214: ASPEK MATEMATIS PADA AKTIFITAS PEMBUATAN GERABAH DI ...repository.usd.ac.id/31592/2/151442002_full.pdf · gerabah di Kasongan. Bangunjiwo, Kasihan, Bantul dalam proses pembuatan gerabah

196

dilakukan semalaman, setelah itu baru gerabah akan diambil dan

dipacking.”

13. P : “Berapa rata - rata banyak kayu yang dibutuhkan untuk setiap kali

pembakaran?”

14. N6 : “Kayu yang dibutuhkan sekitar 1 kol mobil mbak. Harga 1 kol

kayu bakar 400.000.”

15. P : “Dimana bapak membeli kayu dalam skala besar tersebut?”

16. N6 : “Kami biasanya sudah menjadi langganan untuk kayu bakar di

daerah Temanggung, Wonosobo tinggal calling saja.”

17. P : “Kemana saja pemasaran yang Anda lakukan?”

18. N6 : “Pemasaran yang dilakukan keluar kota tapi seringnya keluar

negeri mbak. Sedangkan untuk pemasaran secara lokal kami

sering menerima pesanan dari Rumah Makan Lombok Ijo, Resto

di Jl.Senturan dan rumah makan ternama lain. Adapun produk

gerabh yang diminta adalah patung semar.”

19. P : “Negara mana saja yang biasanya menjadi tujuan penyetoran

gerabah atau negara yang sering memesan gerabah?”

20. N6 : “Banyak mbak seperti Negara Filipina, Belanda, Australia dan

negara barat maupun Asia yang lain mbak. Tapi biasanya ketiga

Negara tersebut.”

21. P : “Melalui apa saja pemesanan yang dilakukan?”

22. N6 : “Pemesanan melalui email. Biasanya untuk pemesanan yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 215: ASPEK MATEMATIS PADA AKTIFITAS PEMBUATAN GERABAH DI ...repository.usd.ac.id/31592/2/151442002_full.pdf · gerabah di Kasongan. Bangunjiwo, Kasihan, Bantul dalam proses pembuatan gerabah

197

dilakukan, pemesan memberikan orderan dan bentuk yang hendak

dipesan serta menyediakan container sebagai transport untuk

menghantarkan sampai ketujuan jika barang pesanan sudah siap

untuk dikirim.”

23. P : “Darimana pengadaan bahan dasar yang digunakan untuk

membuat gerabah ini pak?”

24. N6 : “Bahan dasar yang digunakan adalah tanah yang berasal dari

Bangunjiwo yang berwarna hitam dengan beberapa campuran lain

seperti pasir, tanah merah dan air secukupnya.”

25. P : “Apakah keunggulan dari tanah merah dan tanah hitam yang

digunakan untuk memproduksi gerabah?”

26. N6 : “Gerabah yang diproduksi dengan bahan tanah hitam akan lebih

kuat dan tahan lama jika dibakar dan hasilnya pun juga lebih

halus, meskipun tidak tanah hitam seluruhnya karena kami

campur pula dengan tanah merah, pasir dan air tadi mbak.

Meskipun demikian namun komposisi tanah hitam akan lebih

banyak daripada tanah merah sehingga untuk warna dasar yang

dihasilkan adalah hitam.”

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 216: ASPEK MATEMATIS PADA AKTIFITAS PEMBUATAN GERABAH DI ...repository.usd.ac.id/31592/2/151442002_full.pdf · gerabah di Kasongan. Bangunjiwo, Kasihan, Bantul dalam proses pembuatan gerabah

198

Pelaksanaan penelitian III

Tempat penelitian : Dusun Kasongan Desa Bangunjiwo Kecamatan Kasihan

Kabupaten Bantul DIY

Hari/tanggal : Sabtu, 24 Juni 2017

Waktu : Pkl 11.00 WIB – 15.00 WIB

Identitas Narasumber

Nama : Yulianti (52 th)

Alamat : Kasongan Bangunjiwo Kasihan Bantul

Pekerjaan : Wiraswasta usaha konter pulsa

1. P : “Siapa nama ibu?”

2. N7 : “Yulianti”

3. P : “Berapa usia ibu?”

4. N7 : “52 tahun.”

5. P : “Sudah berapa lama usaha konter ini ibu lakukan?”

6. N7 : “Sudah sekitar 30 th.”

7. P : “Apakah ada dampak yang diakibatkan dari kehadiran gerabah

di daerah Kasongan ini bagi usaha ibu ini?”

8. N7 : “Ya jelas ada mbak.”

9. P : “Jika ada dampak apa yang diakibatkan dari adanya gerabah yang

semakin berkembang di daerah ini bagi usaha ibu?”

10. N7 : “Dampaknya dengan adanya gerabah, usaha konter saya akan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 217: ASPEK MATEMATIS PADA AKTIFITAS PEMBUATAN GERABAH DI ...repository.usd.ac.id/31592/2/151442002_full.pdf · gerabah di Kasongan. Bangunjiwo, Kasihan, Bantul dalam proses pembuatan gerabah

199

semakin ramai dikunjungi. Apalagi kondisi sekarang dimana

Kasongan dijadikan sebagai daerah wisata gerabah.”

11. P : “Apa perbedaan yang ibu alami bagi usaha ini dari kondisi daerah

Kasongan tempo dulu dengan sekarang?”

12. N 7 : “Perbedaannya jelas pada pemasukkan saya mbak. Kalau dulu

Kondisi Kasongan sepi sehingga untuk pemasukkan yang saya

peroleh sedikit, sedangkan untuk sekarang pemasukkan yang

saya peroleh lebih besar. Karena Kasongan sudah menjadi

daerah wisata.”

13. P : “Sejak tahun berapa derah ibu mengalami peningkatan untuk

pemasukkan yang ibu terima?”

14. N 7 : “Setelah gempa mbak. Sekitar tahun 2007 – 2017 tahun ini

mbak.”

15. P : “Berapa besar pemasukkan yang ibu peroleh selama melakukan

usaha ini?”

16. N 7 : “Untuk pemasukkan rata – rata saat hari – hari biasa kurang lebih

sekitar 1.000.000. Tetapi seringnya kurang dari 1.000.000, hal

ini juga tergantung dari kondisi cuaca, jika kondisi hujan seperti

sekarang ini penjualan akan sepi sehingga pemasukkan yang

diperoleh tidak sebesar biasanya. Pemasukkan akan besar pada

saat hari – hari besar atau hari libur bisa mencapai 1.000.000

sampai 1.500.000 untuk setiap harinya.”

17. P : “Selain pada tingkat pemasukkan yang diakibatkan dengan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 218: ASPEK MATEMATIS PADA AKTIFITAS PEMBUATAN GERABAH DI ...repository.usd.ac.id/31592/2/151442002_full.pdf · gerabah di Kasongan. Bangunjiwo, Kasihan, Bantul dalam proses pembuatan gerabah

200

Adanya gerabah, apa saja dampak yang diakibatkan dengan

keberadaaannya?”

18. N 7 : “”Selain pada pemasukkan yang saya peroleh dengan adanya

gerabah ini juga berdampak pada perubahan tingkat pendidikan

anak – anak yang tinggal disekitar sini mbak. Karena sebelum

adanya gerabah pemasukan warga sekitar sini hanya cukup

untuk membiayai sekolah tingkat SD namun semakin

berkembangkanya daerah Kasongan bahkan sampai menjadi

daerah wisata sentral industri gerabah ini menambah pemasukan

dan kreatifitas dari warga sini untuk meningkatkan pendidikan

sampai pada perguruan tinggi.”

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 219: ASPEK MATEMATIS PADA AKTIFITAS PEMBUATAN GERABAH DI ...repository.usd.ac.id/31592/2/151442002_full.pdf · gerabah di Kasongan. Bangunjiwo, Kasihan, Bantul dalam proses pembuatan gerabah

201

Pelaksanaan penelitian III

Tempat penelitian : Dusun Kasongan Desa Bangunjiwo

Kecamatan Kasihan Kabupaten Bantul DIY

Hari/tanggal : Sabtu, 24 Juni 2017

Waktu : Pkl 11.00 WIB – 15.00 WIB

Identitas Narasumber

Nama : Musri (54th)

Alamat : Kasongan Bangunjiwo Kasihan Bantul

Pekerjaan : Wiraswasta penjaga toko gerabah

1. P : “Berapa kisaran harga barang yang dijual di toko ini bu?”

2. N 8 : “Mulai dari 2000 untuk harga souvenir dan untuk gerabah

perabot rumah tangga seperti ndandang 100.000 – 650.000 untuk

guci.”

3. P : “Darimana saja barang – barang yang dijual disini?”

4. N 8 : “Campuran mbak, ada yang dari Klaten dan dari daerah Kasongan

sendiri.”

5. P : “Dari barang – barang yang dijual disini mana saja yang paling

laris dan banyak diminati oleh pembeli bu?”

6. N 8 : “Konsumen yang sering saya layani disini paling banyak

meminati barang – barang dari Klaten.”

7. P : “Selama ibu bekerja di toko ini bentuk pemesanan yang dilakukan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 220: ASPEK MATEMATIS PADA AKTIFITAS PEMBUATAN GERABAH DI ...repository.usd.ac.id/31592/2/151442002_full.pdf · gerabah di Kasongan. Bangunjiwo, Kasihan, Bantul dalam proses pembuatan gerabah

202

melalui apa saja?”

8. N 8 : “Via on line melalui WA selain itu hanya dari warga sekitar.”

9. P : “Kemana saja pemasaran yang dilakukan oleh toko ini?”

10. N 8 : “Pemasaran bisa sampai Sumatera, Jambi, Bandung dan Jakarta.”

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 221: ASPEK MATEMATIS PADA AKTIFITAS PEMBUATAN GERABAH DI ...repository.usd.ac.id/31592/2/151442002_full.pdf · gerabah di Kasongan. Bangunjiwo, Kasihan, Bantul dalam proses pembuatan gerabah

203

Pelaksanaan penelitian III

Tempat penelitian : Dusun Kasongan Desa Bangunjiwo

Kecamatan Kasihan Kabupaten Bantul DIY

Hari/tanggal : Sabtu, 24 Juni 2017

Waktu : Pkl 11.00 WIB – 15.00 WIB

Identitas Narasumber

Nama : Eko (45 th)

Alamat : Kasongan Bangunjiwo Kasihan Bantul

Pekerjaan : Penjual Gerabah / pemilik toko Dwiyanto

1. P : “Sejak tahun berapa bapak memulai merintis usaha penjualan

gerabah ini?”

2. N 9 : “Mulai tahun 1990 – 2017 ini mbak.”

3. P : “Apakah pemasaran yang bapak lakukan sampai menembus

pemasaran eksport?”

4. N 9 : “Dulu sebelum gempa memang pemasaran sampai ke luar negeri,

namun setelah gempa tidak lagi. Karena banyak dari negara lain

yang tidak ingin terkena dampak dari bencana. ”

5. P : “Ada berapa banyak toko yang bapak dirikan?”

6. N 9 : “Toko Dwiyanto ada dua cabang.”

7. P : “Apakah barang yang dijual sama semua pak?”

8. N 9 : “Hanya sebagain. Tetapi mayoritas untuk toko induk lebih banyak

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 222: ASPEK MATEMATIS PADA AKTIFITAS PEMBUATAN GERABAH DI ...repository.usd.ac.id/31592/2/151442002_full.pdf · gerabah di Kasongan. Bangunjiwo, Kasihan, Bantul dalam proses pembuatan gerabah

204

jenis barang yang disediakan. Sedangkan untuk cabangnya ini

hanya sekedar barang kerajinan dan perabotan.”

9. P : “Dari mana bapak barang – barang yang bapak jual di toko bapak

ini?”

10. N 9 : “Untuk gerabah semuanya dari Kasongan, sedangkan untuk

anyaman saya mendatangkan dari Sentolo Kulonprogo. Untuk

set tempat the dengan warna tanah yang paling berbeda itu saya

datangkan dari Pemalnng.”

11. P : “Mulai dari berapakisaran harga barang yang berada di toko ini

pak?”

12. N 9 : “Untuk gerabah mulai dari harga 2000 – 500.000 sedangkan

untuk meja kursi kisaran harganya mulai dari 45.000 –

750.000.”

13. P : “Ada berapa jenis item yang bapak jual ditoko bapak pusat dan di

toko cabang ini?”

14. N 9 : “Banyak mbak kurang lebih 50 item mbak untuk yang pusat

sedangkan untuk toko yang ini hanya 8 jenis.”

15. P : “Jenis barang apa saja yang dijual ditoko ini pak?”

16. N 9 : “Perabotan untuk saji, hiasan, patung, alat rumah tangga, asbak,

tempat sampah, bak mandi, dan tempat wudu.”

17. P : “Jenis barang apa saja yang paling laris terjual di toko bapak ini?”

18. N 9 : “Alat rumah tangga. Biasanya ini digunakan untuk barang –

barang hotel.”

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 223: ASPEK MATEMATIS PADA AKTIFITAS PEMBUATAN GERABAH DI ...repository.usd.ac.id/31592/2/151442002_full.pdf · gerabah di Kasongan. Bangunjiwo, Kasihan, Bantul dalam proses pembuatan gerabah

205

19. P : “Apa dampak yang diakibatkan dari adanya gerabah yang berada

di Kasongan bagi bapak?”

20. N 9 : “Banyak mbak, Kasongan ini mulai dikenal dan berkembang

menjadi daerah wisata gerabah semenjak diperkenalkan oleh

Bapak Sabti Hudoyopada tahun sekitar 1990 an. Semenjak tahun

untuk mulai banyak para pengrajin gerabah dan membuat

produk gerabah yang beranekaragam. Kemudian saya memulai

usaha untuk menjual gerabah – gerabah yang diproduksi oleh

pengrajin dari daerah sini kepada teman – teman saya di daerah

lain, yang sampai sekarang semakin bertambah luas. Jelas untuk

dampak adalah pada segi pemasukan yang meningkat.”

21. P : “Dimana saja daerah pemasaran yang bapak lakukan untuk

barang – barang dagangan bapak ini?”

22. N 9 : “Pemasaran yang saya lakukan meliputi daerah Surabaya, Jakarta,

dan Bandung untuk daerah luar kota sedangkan untuk luar pulau

meliputi Medan, Palembang, Makasar, Sumatera, dan

Sulawesi.”

23. P : “Berapa pemasukan yang bapak peroleh setiap harinya?”

24. N 9 : “Untuk rekapan pemasukkan saya melakukannya tiap minggu dan

untuk itu pemasukkan yang saya peroleh untuk setiap

minggunya mulai dari 5.000.000 sampai 10.000.000.”

25. P : “Dalam waktu seminggu itu pada saat kapan penjualan yang

paling banyak bapak terima?”

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 224: ASPEK MATEMATIS PADA AKTIFITAS PEMBUATAN GERABAH DI ...repository.usd.ac.id/31592/2/151442002_full.pdf · gerabah di Kasongan. Bangunjiwo, Kasihan, Bantul dalam proses pembuatan gerabah

206

26. N 9 : “Pemasukkan yang paling besar saya peroleh saat weekend dan

liburan. Dimana pada saat itu banyak wisatawan yang datang

berkunjung dan membeli barang yang ada di toko saya.”

27. P ; “Apa perbedaan yang bapak rasakan terhadap daerah Kasongan

pada tempo dulu dengan sekarang?”

28. N 9 : “Seperti yang sudah saya sampaikan tadi mbak, perbedaannya

lebih ke pemasukkan yang saya peroleh, namun selain itu

dengan semakin meningkatnya jumlah wisata dan minat

pengunjung maupun pembeli kreatifitas bagi para pedagang

maupun pengrajin di daerah sini pun juga harus semakin

meningkat karena persaingan dagang dengan pedagang yang

lain di daerah sini semakin banyak dan ketat.”

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 225: ASPEK MATEMATIS PADA AKTIFITAS PEMBUATAN GERABAH DI ...repository.usd.ac.id/31592/2/151442002_full.pdf · gerabah di Kasongan. Bangunjiwo, Kasihan, Bantul dalam proses pembuatan gerabah

207

LAMPIRAN B

Dokumentasi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 226: ASPEK MATEMATIS PADA AKTIFITAS PEMBUATAN GERABAH DI ...repository.usd.ac.id/31592/2/151442002_full.pdf · gerabah di Kasongan. Bangunjiwo, Kasihan, Bantul dalam proses pembuatan gerabah

208

B.1 Pengolahan Tanah

B.2 Pembentukan gerabah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 227: ASPEK MATEMATIS PADA AKTIFITAS PEMBUATAN GERABAH DI ...repository.usd.ac.id/31592/2/151442002_full.pdf · gerabah di Kasongan. Bangunjiwo, Kasihan, Bantul dalam proses pembuatan gerabah

209

B.3 Pengeringan gerabah

B.4 Pembakaran gerabah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 228: ASPEK MATEMATIS PADA AKTIFITAS PEMBUATAN GERABAH DI ...repository.usd.ac.id/31592/2/151442002_full.pdf · gerabah di Kasongan. Bangunjiwo, Kasihan, Bantul dalam proses pembuatan gerabah

210

B.5 Pemolesan gerabah

B.6 Gerabah jadi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 229: ASPEK MATEMATIS PADA AKTIFITAS PEMBUATAN GERABAH DI ...repository.usd.ac.id/31592/2/151442002_full.pdf · gerabah di Kasongan. Bangunjiwo, Kasihan, Bantul dalam proses pembuatan gerabah

211

LAMPIRAN C

Hasil Angket

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI