Aspek Kebahasaan Dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia

21
ASPEK KEBAHASAAN DALAM ASPEK KEBAHASAAN DALAM PEMBELAJARAN BAHASA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA INDONESIA Oleh Oleh Masnur Muslich Masnur Muslich Jurusan Sastra Indonesia FS UM Jurusan Sastra Indonesia FS UM Pendidikan dan Latihan Profesi Guru Pendidikan dan Latihan Profesi Guru (PLPG) (PLPG) PSG Rayon 15 Malang PSG Rayon 15 Malang 2008 2008

Transcript of Aspek Kebahasaan Dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia

Page 1: Aspek Kebahasaan Dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia

ASPEK KEBAHASAAN DALAM ASPEK KEBAHASAAN DALAM PEMBELAJARAN BAHASA PEMBELAJARAN BAHASA

INDONESIAINDONESIA

Oleh Oleh Masnur MuslichMasnur Muslich

Jurusan Sastra Indonesia FS UMJurusan Sastra Indonesia FS UM

Pendidikan dan Latihan Profesi Guru (PLPG)Pendidikan dan Latihan Profesi Guru (PLPG)PSG Rayon 15 MalangPSG Rayon 15 Malang

20082008

Page 2: Aspek Kebahasaan Dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia

PengantarPengantar Dalam Dalam KTSPKTSP SMP/MTs Bidang Studi Bahasa Indonesia SMP/MTs Bidang Studi Bahasa Indonesia

tidak terlihat secara jelas aspek kebahasaannya. tidak terlihat secara jelas aspek kebahasaannya. Sebagian silabus yang disusun oleh masing-masing Sebagian silabus yang disusun oleh masing-masing

sekolah pun tidak memunculkan aspek kebahasaan sekolah pun tidak memunculkan aspek kebahasaan dalam kompetensi dasarnya. dalam kompetensi dasarnya.

Yang ditonjolkan adalah aspek keterampilan berbahasa Yang ditonjolkan adalah aspek keterampilan berbahasa dan bersastra. dan bersastra.

Hal ini tidak berarti guru harus mengabaikan aspek Hal ini tidak berarti guru harus mengabaikan aspek kebahasaan dalam pembelajaran Bahasa Indonesia. kebahasaan dalam pembelajaran Bahasa Indonesia.

Aspek kebahasaan justru harus dikemas secara Aspek kebahasaan justru harus dikemas secara terprogram dalam setiap pembelajaran keterampilan terprogram dalam setiap pembelajaran keterampilan berbahasa dan bersastra sesuai dengan keperluan dan berbahasa dan bersastra sesuai dengan keperluan dan konteksnya.konteksnya.

Page 3: Aspek Kebahasaan Dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia

TujuanTujuan Anda disegarkan kembali tentang aspek dan Anda disegarkan kembali tentang aspek dan

ruang lingkup kebahasaan yang perlu ruang lingkup kebahasaan yang perlu diperhatikan dalam setiap pembelajaran diperhatikan dalam setiap pembelajaran keterampilan berbahasa dan bersastra. keterampilan berbahasa dan bersastra.

Anda diharapkan Anda diharapkan mampumampu mereviu mereviu atau atau merefleksi diri merefleksi diri apakah selama ini Anda telah apakah selama ini Anda telah memperhatikan aspek kebahasaan dalam memperhatikan aspek kebahasaan dalam setiap pembelajaransetiap pembelajaran dan melaksnakannya dan melaksnakannya dengan benar.dengan benar.

Page 4: Aspek Kebahasaan Dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia

Jangkauan MateriJangkauan Materi

FFonologi, morfologi, semantik, dan onologi, morfologi, semantik, dan sintaksis, khususnya tentangsintaksis, khususnya tentang::

(1)(1) penggunaan ejaan dan pelafalan, penggunaan ejaan dan pelafalan, (2)(2) pembentukan kata, pembentukan kata, (3)(3) pemilihan kata dan pemakaian istilah, pemilihan kata dan pemakaian istilah, (4)(4) struktur kalimat dan pembentukan struktur kalimat dan pembentukan

frase, frase, (5)(5) penyusunan kalimat efektif.penyusunan kalimat efektif.

Page 5: Aspek Kebahasaan Dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia

1. Penggunaan Ejaan 1. Penggunaan Ejaan dandan Pelafalan Pelafalan

1.1 Penggunaan Ejaan1.1 Penggunaan Ejaan1.1.1 Penulisan Kata1.1.1 Penulisan Kata(1)(1) penulisan kata dasarpenulisan kata dasar(2)(2) penulisan kata berimbuhanpenulisan kata berimbuhan(3)(3) penulisan kata ulangpenulisan kata ulang(4)(4) penulisan gabungan katapenulisan gabungan kata(5)(5) penulisan kata gantipenulisan kata ganti(6)(6) penulisan kata depanpenulisan kata depan(7)(7) penulisan kata sandangpenulisan kata sandang(8)(8) penulisan partikelpenulisan partikel(9)(9) penulisan angka dan lambang bilangan.penulisan angka dan lambang bilangan.

Page 6: Aspek Kebahasaan Dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia

1.1.2 Pemakaian Tanda Baca1.1.2 Pemakaian Tanda Baca TTanda bacaanda baca sering sering diterapkan secara diterapkan secara salah salah

dalamdalam tulis-menulistulis-menulis. Kesalahan ini terjadi . Kesalahan ini terjadi karena pemakainya enggan menelaah karena pemakainya enggan menelaah pedoman ejaan yang ada, meskipun mereka pedoman ejaan yang ada, meskipun mereka ragu ketika menerapkannya. ragu ketika menerapkannya.

Tanda baca Tanda baca ((pungtuasipungtuasi)) di dalam EYD di dalam EYD membicarakan pemakaian membicarakan pemakaian (1) tanda titik, (2) (1) tanda titik, (2) tanda koma, (3) tanda titik koma, (4) tanda titik tanda koma, (3) tanda titik koma, (4) tanda titik dua, (5) tanda hubung, (6) tanda elipsis, (7) dua, (5) tanda hubung, (6) tanda elipsis, (7) tanda tanya, (8) tanda seru, (9) tanda kurung, tanda tanya, (8) tanda seru, (9) tanda kurung, (10) tanda kurung siku, (11) tanda pisah, (12) (10) tanda kurung siku, (11) tanda pisah, (12) tanda petik ganda, (13) tanda petik tunggal, tanda petik ganda, (13) tanda petik tunggal, (14) tanda garis miring, dan (15) tanda (14) tanda garis miring, dan (15) tanda apostrof. apostrof.

Page 7: Aspek Kebahasaan Dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia

1.2 Pelafalan1.2 Pelafalan Hingga saat ini usaha untuk membakukan lafal Hingga saat ini usaha untuk membakukan lafal

dalam bahasa Indonesia terus dilakukan, dalam bahasa Indonesia terus dilakukan, namun hasilnya belum dapat dikatakan namun hasilnya belum dapat dikatakan optimal.optimal.

Penyebabnya: bPenyebabnya: banyaknya bahasa daerah anyaknya bahasa daerah dengan berbagai logat dengan berbagai logat dan derasnyrdan derasnyr unsur unsur bahasa asing bahasa asing yang masuk yang masuk ke dalam bahasa ke dalam bahasa IndonesiaIndonesia

Secara umum masalah pelafalan dalam Secara umum masalah pelafalan dalam bahasa Indonesia menyangkut tiga hal, yakni bahasa Indonesia menyangkut tiga hal, yakni pelafalan huruf, pelafalan singkatan, dan pelafalan huruf, pelafalan singkatan, dan pelafalan kata.pelafalan kata.

Page 8: Aspek Kebahasaan Dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia

2. Pembentukan Kata (Proses 2. Pembentukan Kata (Proses Morfologis)Morfologis) BBerdasarkan strukturnya, suatu kata dapat erdasarkan strukturnya, suatu kata dapat

digolongkan atas dua macam, yaitu kata yang digolongkan atas dua macam, yaitu kata yang bermorfem tunggal atau bermorfem tunggal atau monomorfemis monomorfemis dan kata dan kata yang bermorfem lebih dari satu atau yang bermorfem lebih dari satu atau polimorfemis. polimorfemis.

KKata yang monomorfemis tidak akan mengalami ata yang monomorfemis tidak akan mengalami peristiwa pembentukan sebelumnya sebab peristiwa pembentukan sebelumnya sebab morfem itu merupakan satu‑satunya unsur atau morfem itu merupakan satu‑satunya unsur atau anggota kata. anggota kata.

Kata yang polimorfemisKata yang polimorfemis mengalami peristiwa mengalami peristiwa pembentukan sebelumnya. Peristiwa pembentukan sebelumnya. Peristiwa pembentukan ini biasanya disebut pembentukan ini biasanya disebut proses proses morfologis.morfologis.

Page 9: Aspek Kebahasaan Dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia

2.1 Ciri kata yang mengalami proses 2.1 Ciri kata yang mengalami proses morfologismorfologis

MMorfem‑morfem yang membentuk atau yang orfem‑morfem yang membentuk atau yang menjadi unsur kata berbeda‑beda fungsinya. menjadi unsur kata berbeda‑beda fungsinya. Ada yang berfungsi sebagai tempat Ada yang berfungsi sebagai tempat penggabungan dan ada yang berfungsi penggabungan dan ada yang berfungsi sebagai penggabung. sebagai penggabung.

Contoh: Contoh: morfem {tulis}, {bangun}, {murid}, dan morfem {tulis}, {bangun}, {murid}, dan {gelap} berfungsi sebagai tempat {gelap} berfungsi sebagai tempat penggabungan, sedangkan morfem {meN‑}, penggabungan, sedangkan morfem {meN‑}, {peN‑an}, {ulang}, dan {gulita} berfungsi {peN‑an}, {ulang}, dan {gulita} berfungsi sebagai penggabung. sebagai penggabung.

Morfem yang sebagai tempat penggabungan Morfem yang sebagai tempat penggabungan biasanya disebut biasanya disebut bentuk dasar.bentuk dasar.

Page 10: Aspek Kebahasaan Dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia

2.22.2 Macam Proses MorfologisMacam Proses MorfologisDalam bahasa Indonesia, Dalam bahasa Indonesia, terdapat tiga terdapat tiga

macam macam peristiwa pembentukan kata peristiwa pembentukan kata (1)(1) pembentukan kata dengan pembentukan kata dengan

menambahkan morfem afiksmenambahkan morfem afiks pada pada bentuk dasarbentuk dasar (afiksasi) (afiksasi)

(2)(2) pembentukan kata dengan mengulang pembentukan kata dengan mengulang bentuk dasarbentuk dasar (reduplikasi) (reduplikasi)

(3)(3) pembentukan kata dengan pembentukan kata dengan menggabungkanmenggabungkan dua atau lebih bentuk dua atau lebih bentuk dasardasar (komposisi) (komposisi)

Page 11: Aspek Kebahasaan Dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia

2.3 Proses Pembubuhan Afiks (Afiksasi)2.3 Proses Pembubuhan Afiks (Afiksasi) PPembentukan kata dengan jalan embentukan kata dengan jalan

membubuhkan afiks pada bentuk dasar. membubuhkan afiks pada bentuk dasar. Contoh:Contoh: - - {meN‑}{meN‑} + + tatartatar => => menatarmenatar gigitgigit => => menggigitmenggigit dakidaki => => mendakimendaki kukurkukur => => mengkurmengkur bacabaca => => membacamembaca

pikirpikir =>=> memikirmemikir babi butababi buta => => membabi butamembabi buta - - {ber‑}{ber‑} + + satu padusatu padu => => bersatu padubersatu padu

Page 12: Aspek Kebahasaan Dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia

2.4 Proses Pengulangan (Reduplikasi)2.4 Proses Pengulangan (Reduplikasi) PPeristiwa pembentukan kata dengan eristiwa pembentukan kata dengan

jalan mengulang bentuk dasar, baik jalan mengulang bentuk dasar, baik seluruhnya maupun sebagian, baik seluruhnya maupun sebagian, baik bervariasi fonem maupun tidak, baik bervariasi fonem maupun tidak, baik berkombinasi dengan afiks maupun berkombinasi dengan afiks maupun tidak. tidak.

Contoh: Contoh: - - sepedasepeda--sepedasepeda <= <= sepedasepeda - - memukul‑mukulmemukul‑mukul <= <= memukulmemukul, , - - gerak‑gerikgerak‑gerik <= <= gerakgerak -- katakata buah‑buahanbuah‑buahan <= <= buahbuah

Page 13: Aspek Kebahasaan Dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia

2.5 Proses Pemajemukan (Komposisi)2.5 Proses Pemajemukan (Komposisi) Peristiwa Peristiwa bergabungnya dua morfem dasar atau bergabungnya dua morfem dasar atau

lebih secara padu dan menimbulkan arti yang lebih secara padu dan menimbulkan arti yang relatif baru. Hasil proses ini disebut relatif baru. Hasil proses ini disebut bentuk bentuk majemukmajemuk. .

Contoh:Contoh: - - kamar tidurkamar tidur =>=> kamar kamar ++ tidurtidur - - buku tulisbuku tulis =>=> buku buku ++ tulistulis - - kaki tangankaki tangan =>=> kaki kaki ++ tangantangan - - keras kepalakeras kepala =>=> keras keras ++ kepalakepala - - mata airmata air =>=> mata mata ++ air air - - sapu tangansapu tangan =>=> sapu sapu ++ tangantangan - - simpang siursimpang siur =>=> simpang simpang ++ siursiur

Page 14: Aspek Kebahasaan Dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia

3. Pemilihan Kata dan Pemakaian Istilah3. Pemilihan Kata dan Pemakaian Istilah

3.1 Pemilihan Kata3.1 Pemilihan Kata Pilihan kata atau “diksi” tidak hanya terkait Pilihan kata atau “diksi” tidak hanya terkait

dengan dunia kesastraan. dengan dunia kesastraan. Ketika Anda berbicara dengan orang lain, Ketika Anda berbicara dengan orang lain,

berpidato, mengajar, menulis surat, atau menulis berpidato, mengajar, menulis surat, atau menulis karangan ilmiah, pilihan kata yang tepat sangat karangan ilmiah, pilihan kata yang tepat sangat diperlukan. diperlukan.

Jika hal itu tidak Anda lakukan, orang lain akan Jika hal itu tidak Anda lakukan, orang lain akan bisa menganggap, misalnya, Anda tidak sopan, bisa menganggap, misalnya, Anda tidak sopan, karangan atau pembicaraan kurang berbobot, karangan atau pembicaraan kurang berbobot, kurang bernilai. kurang bernilai.

Page 15: Aspek Kebahasaan Dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia

3.2 Pemakaian Istilah3.2 Pemakaian Istilah Istilah ialah kata atau gabungan kata yang dengan cermat Istilah ialah kata atau gabungan kata yang dengan cermat

mengungkapkan makna konsep, proses, keadaan, atau mengungkapkan makna konsep, proses, keadaan, atau sifat yang khas dalam bidang tertentu. sifat yang khas dalam bidang tertentu. KataKata => - => - memiliki memiliki makna yang bersifat umummakna yang bersifat umum

- - dapat dipakai dalam berbagai bidangdapat dipakai dalam berbagai bidang kegiatankegiatann n aattau berbagai bidang ilmuau berbagai bidang ilmu - disebut - disebut kata umumkata umum - Contoh: b- Contoh: bunyi, cara, alat, kelas satu unyi, cara, alat, kelas satu istilahistilah => - => - memiliki makna yang bersifat khusus, tetap, memiliki makna yang bersifat khusus, tetap, dan pastidan pasti - - dipakai dalam satu bidang kegiatan ataudipakai dalam satu bidang kegiatan atau satu bidangsatu bidang ilmu tertentuilmu tertentu - - disebut disebut kata khusus kata khusus - Contoh: - Contoh: fonem, konsonan, vokal, metode, fonem, konsonan, vokal, metode, pendekatan, strategi, teknik, instrumen,pendekatan, strategi, teknik, instrumen, kelas bulu,kelas bulu, kelas bantamkelas bantam

Page 16: Aspek Kebahasaan Dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia

4. Struktur Kalimat4. Struktur Kalimat

TerdapatTerdapat bermacam-macam struktur bermacam-macam struktur kalimat dalam bahasa Indonesia. kalimat dalam bahasa Indonesia.

Secara umum struktur-struktur itu dapat Secara umum struktur-struktur itu dapat dilihat dari empat sudut pandangdilihat dari empat sudut pandang: :

- - berdasarkan bentuk sintaktisberdasarkan bentuk sintaktis

- - peran subjekperan subjek

- - jumlah klausajumlah klausa

- - cara pengungkapannya.cara pengungkapannya.

Page 17: Aspek Kebahasaan Dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia

4.1. Struktur Kalimat Ditinjau dari 4.1. Struktur Kalimat Ditinjau dari Bentuk SintaktisnyaBentuk Sintaktisnya

kalimat beritakalimat berita kalimat perintahkalimat perintah kalimat tanyakalimat tanya kalimat seru kalimat seru

(Alwi, 1993)(Alwi, 1993)

Page 18: Aspek Kebahasaan Dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia

4.2 Struktur Kalimat Ditinjau dari Peran 4.2 Struktur Kalimat Ditinjau dari Peran Fungsi SintaktisnyaFungsi Sintaktisnya

kalimat aktifkalimat aktif kalimat pasif.kalimat pasif. Pada kalimat aktif, subjek (S) berperan Pada kalimat aktif, subjek (S) berperan

sebagai pelaku, sedangkan pada kalimat pasif, sebagai pelaku, sedangkan pada kalimat pasif, S berperan sebagai penderita.S berperan sebagai penderita.

Page 19: Aspek Kebahasaan Dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia

4.3 Struktur Kalimat Ditinjau dari 4.3 Struktur Kalimat Ditinjau dari Jumlah KlausanyaJumlah Klausanya

kalimat tunggal kalimat tunggal kalimat majemuk.kalimat majemuk.

Kalimat tunggal hanya terdiri atas satu klausa, Kalimat tunggal hanya terdiri atas satu klausa, sedangkan kalimat majemuk terdiri atas dua sedangkan kalimat majemuk terdiri atas dua klausa atau lebih (Alwi, 1993).klausa atau lebih (Alwi, 1993).

Page 20: Aspek Kebahasaan Dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia

4.4 Struktur Kalimat Ditinjau dari Cara 4.4 Struktur Kalimat Ditinjau dari Cara PengungkapannyaPengungkapannya

kalimat langsungkalimat langsung kalimat taklangsungkalimat taklangsung

(Alwi, 1993)(Alwi, 1993)

Page 21: Aspek Kebahasaan Dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia

Terima kasihTerima kasih