Aspek Hukum Dalam Praktek Kebidanan

8
Aspek Hukum dalam Praktek Kebidanan A. Aspek Hukum Dalam Praktek Kebidanan Akuntabilitas bidan dalam praktik kebidanan merupakan suatu hal yang penting dan di tuntut dari suatu profesi, terutama profesi yang berhubungan dengan keselamatan jiwa manusia, adalah pertanggung jawaban dan tanggung gugat (accountability) atas semua tindakan yang dilakukuannya. Sehingga semua tindakan yang dilakukan oleh bidan harus berbasis kompetensi dan didasari suatu evidence based. Accountability diperkuat dengan satu landasan hokum yang mengatur batas-batas wewenang profesi yang bersangkutan. Dengan adanya legitimasi kewenangan bidan yang lebih luas, bidan memiliki hak otonomi dan mandiri untuk bertindak secara profesional yang dilandasi kemampuan berfikir logis dan sitematis serta bertindak sesuai standar profesi dan etika profesi. Praktek kebidanan merupakan inti dari berbagai kegiatan bidan dalam penyelenggaraan upaya kesehatan yang harus terus- menerus ditingkatkan mutunya melalui: 1. Pendidikan dan pelatihan berkelanjutan 2. Pengembangan ilmu dan teknologi dalam kebidanan 3. Akreditasi 4. Sertifikasi 5. Registrasi 6. Uji kompetensi 7. Lisensi Beberapa dasar dalam otonomi pelayanan kebidanan antara lain sebagai berikut: 1. Kepmenkes 900/Menkes/SK/VII/2002 tentanng registrasi dan praktik bidan 2. Standar Pelayanan Kebidanan

description

dfghjk

Transcript of Aspek Hukum Dalam Praktek Kebidanan

Page 1: Aspek Hukum Dalam Praktek Kebidanan

Aspek Hukum dalam Praktek Kebidanan

A.     Aspek Hukum Dalam Praktek Kebidanan

Akuntabilitas bidan dalam praktik kebidanan merupakan suatu hal yang penting dan di tuntut dari suatu profesi, terutama profesi yang berhubungan dengan keselamatan jiwa manusia, adalah pertanggung jawaban dan tanggung gugat (accountability) atas semua tindakan yang dilakukuannya. Sehingga semua tindakan yang dilakukan oleh bidan harus berbasis kompetensi dan didasari suatu evidence based. Accountability diperkuat dengan satu landasan hokum yang mengatur batas-batas wewenang profesi yang bersangkutan.

Dengan adanya legitimasi kewenangan bidan yang lebih luas, bidan memiliki hak otonomi dan mandiri untuk bertindak secara profesional yang dilandasi kemampuan berfikir logis dan sitematis serta bertindak sesuai standar profesi dan etika profesi.

Praktek kebidanan merupakan inti dari berbagai kegiatan bidan dalam penyelenggaraan upaya kesehatan yang harus terus-menerus ditingkatkan mutunya melalui:

1.      Pendidikan dan pelatihan berkelanjutan

2.      Pengembangan ilmu dan teknologi dalam kebidanan

3.      Akreditasi

4.      Sertifikasi

5.      Registrasi

6.      Uji kompetensi

7.      Lisensi

Beberapa dasar dalam otonomi pelayanan kebidanan antara lain sebagai berikut:

1.      Kepmenkes 900/Menkes/SK/VII/2002 tentanng registrasi dan praktik bidan

2.      Standar Pelayanan Kebidanan

3.      UU Kesehatan No. 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan

4.      PP No 32/ Tahun 1996 tentang tenaga kesehatan

5.      Kepmenkes 1277/Menkes/SK/XI/2001 tentang oraganisasi dan tata kerja Depkes

6.      UU No 22/1999 tentang Otonomi daerah

7.      UU No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan

8.      UU tentang aborsi, adopsi, bayi tabung dan transplantasi

LEGISLASI PELAYANAN KEBIDANANPelayanan legislasi adalah:

1.      Menjamin perlindungan pada masyarakat pengguna jasa profesi dan profesi sendiri

2.      Legislasi sangat berperan dalam pemberian pelayanan profesional

Bidan dikatakan profesional, mematuhi beberapa criteria sebagai berikut:

Page 2: Aspek Hukum Dalam Praktek Kebidanan

1.      Mandiri

2.      Peningkatan kompetensi

3.      Praktek berdasrkan evidence based

4.      Penggunaan berbagai sumber informasi

Masyarakat membutuhkan pelayanan yang aman dan berkualitas, serta butuh perlindungan sebagai pengguna jasa profesi.

Ada beberapa hal yang menjadi sumber ketidak puasan pasien atau masyarakat yaitu:1.      Pelayanan yang aman

2.      Sikap petugas kurang baik

3.      Komunikasi yang kurang

4.      Kesalahan prosedur

5.      Saran kurang baik

6.      Tidak adanya penjelasan atau bimbingan atau informasi atau pendidikan kesehatan.

Legislasi adalah proses pembuatan UU atau penyempurnaan perangkat hukum yang sudah ada melalui serangkaian sertifikasi (pengaturan kompetensi), registrasi (pengaturan kemenangan) dan lisensi (pengaturan penyelenggaraan kewenangan),Tujuan legislasi adalah memberikan perlindungan kepada masyarakat terhadap pelayanan yang telah diberikan. Bentuk perlindungan tersebut antara lain

1.      Mempertahankan kualitas pelayanan

2.      Memberikan kewenangan

3.      Menjamin perlindungan hokum

4.      Meningkatkan profesionalisme

B.      Hukum, Disiplin Hukum dan Peristilahan Hukum

1.               Pengertian Hukum dengan keterkaitannya dengan moral dan etika

Hukum adalah himpunan petunjuk atas kaidah atau norma yang mengatur tatatertib dalam

suatu masyarakat, oleh karena itu harus di taati oleh masyarakat yang bersangkutan. Hukum

adalah aturan di dalam masyarakat tertentu. Hukum di lihat dari isinya terdiri dari norma atau

kaidah tentang apa yang boleh dilakukan dan tidak, dilarang atau diperbolehkan.

Hukum memiliki pengertian yg beragam karena memiliki ruang lingkup dan aspek yg

luas. Hukum dpt diartikan sbgai ilmu pengetahuan, disiplin, kaidah,tata hukum, petugas atau

Page 3: Aspek Hukum Dalam Praktek Kebidanan

hukum, keputusan penguasa, proses pemerintahan, sikap dan tindakan yg teratur dan juga

sbgai suatu jalinan nilai-nilai. Hukum juga merupakan bagian dari norma yaitu norma hukum.

2.      Disiplin Hukum

Disiplin hukum adalah :

- suatu sistem ajaran tentang hukum

- ilmu hukum merupakan satu bagian dari disiplin hukum

Bagian Disiplin Hukum antara lain :

    1. Ilmu Hukum

a. kaidah hukum (validitas sebuah hukum)

b. kenyataan hukum (sejarah, antropologi, sosiologi, psikologi,

c. pengertian hukum

    2. Filsafat HUkum

sistem ajaran yang pada hakikatnya menjadi kerangka utama dari segala ilmu hukum dan

hukum itu sendiri beserta segala unsur penerapan dan pelaksanaan.

    3. Politik Hukum

Arah atau dasar kebijakan yang menjadi landasan pelaksanaan dan penerapan hukum yang

bersangkutan.

Disiplin Hukum merupakan suatu sistem ajaran tentang kenyataan atau realita hukum.

Disiplin Hukum mencakup paling sedikit tiga bidang, yakni ilmu-ilmu hukum, politik hukum dan

filsafat hukum. Dalam hal ini dapat dikatakan, bahwa filsafat hukum mencakup kegiatan

perenungan nilai-nilai, perumusan nilai-nilai dan penyerasian nilai-nilai yang berpasangan, akan

tetapi yang tidak jarang bersitegang.

3.               Macam-macam Hukum

Hukum itu dapat dibedakan / digolongkan / dibagi menurut bentuk, sifat, sumber,

tempat berlaku, isi dan cara mempertahankannya.

Page 4: Aspek Hukum Dalam Praktek Kebidanan

    Menurut bentuknya, hukum itu dibagi menjadi :

1). Hukum Tertulis

Adalah hukum yang dituliskan atau dicantumkan dalam perundang-undangan. Contoh :

hukum pidana dituliskan pada KUHPidana, hukum perdata dicantumkan pada KUHPerdata.

Hukum tertulis sendiri masih dibagi menjadi dua, yakni hukum tertulis yang dikodifikasikan dan

yang tidak dikodifikasikan. Dikodifikasikan artinya hukum tersebut dibukukan dalam lembaran

negara dan diundangkan atau diumumkan. Indonesia menganut hukum tertulis yang

dikodifikasi. Kelebihannya adalah adanya kepastian hukum dan penyederhanaan hukum serta

kesatuan hukum. Kekurangannya adalah hukum tersebut bila dikonotasikan bergeraknya

lambat atau tidak dapat mengikuti hal-hal yang terus bergerak maju.

2). Hukum Tidak Tertulis

Adalah hukum yang tidak dituliskan atau tidak dicantumkan dalam perundang-undangan.

Contoh : hukum adat tidak dituliskan atau tidak dicantumkan pada perundang-undangan tetapi

dipatuhi oleh daerah tertentu.

    Menurut sifatnya, hukum itu dibagi menjadi :

1). Hukum yang mengatur

Hukum yang dapat diabaikan bila pihak-pihak yang bersangkutan telah membuat

peraturan sendiri.

2). Hukum yang memaksa

Hukum yang dalam keadaan apapun memiliki paksaan yang tegas.

Page 5: Aspek Hukum Dalam Praktek Kebidanan

    Menurut sumbernya, hukum itu dibagi menjadi :

1.Hukum Undang-Undang

Hukum yang tercantum dalam peraturan perundang-undangan.

2. Hukum Kebiasaan (adat),

Hukum yang ada di dalam peraturan-peraturan adat.

3. Hukum Jurisprudensi

Hukum yang terbentuk karena keputusan hakim di masa yang lampau dalam perkara

yang sama.

4. Hukum Traktat

Hukum yang terbentuk karena adanya perjanjian antara negara yang terlibat di

dalamnya.

    Menurut tempat berlakunyanya, hukum itu dibagi menjadi :

1. Hukum Nasional

Hukum yang berlaku dalam suatu negara.

2. HUkum Internasional

Hukum yang mengatur hubungan antar negara.

3. Hukum Asing

Hukum yang berlaku di negara asing.

    Menurut isinya, hukum itu dibagi menjadi :

1. Hukum Privat (Hukum Sipil)

Hukum yang mengatur hubungan antara perseorangan dan orang yang lain. Dapat

dikatakan hukum yang mengatur hubungan antara warganegara dengan warganegara. Contoh:

Hukum Perdata dan Hukum Dagang. Tetap dalam arti sempit hukum sipil disebut juga hukum

perdata.

2. Hukum Negara (Hukum Publik)

Page 6: Aspek Hukum Dalam Praktek Kebidanan

Dibedakan menjadi hukum pidana, tata negara dan administrasi negara.

a. Hukum Pidana

Hukum yang mengatur hubungan antara warganegara dengan negara

b. Hukum Tata Negara

Hukum yang mengatur hubungan antara warganegara dengan alat perlengkapan negara.

c. Hukum Administrasi Negara

Hukum yang mengatur hubungan antar alat perlengkapan negara, hubungan pemerintah

pusat dengan daerah.

DAFTAR PUSTAKA

  Wahyuningsih, Heni Puji.2005.ETIKA PROFESI KEBIDANAN.Yogjakarta : Fitra Maya

  Jein Asmar Yetty.2005.ETIKA PROFESI KEBIDANAN.YOGJAKARTA : Fitra Maya