Aspek Etik Dan Agama Pada Transplantasi Ginjal

55
ASPEK ETIK DAN AGAMA PADA TRANSPLANTASI GINJAL KELOMPOK TUTORIAL C-3

description

bhp

Transcript of Aspek Etik Dan Agama Pada Transplantasi Ginjal

ASPEK ETIK DAN AGAMA PADA TRANSPLANTASI GINJALKELOMPOK TUTORIAL C-3

MAHARANI FALERISYA NABILLA 121-0211-203NUR AULIA INTAN PRATIWI 121-0211-001FARADHINA AKBARINI 121-0211-006MARSELIA WULANSARI UTAMI 121-0211-032AULIA EKA PURWANI 121-0211-117SETYO SUTANTO 121-0211-162CHEVI HIDAYAT 121-0211-176SARAH JIHAAN DANARTO 121-0211-186M. FARIZUL HIKMAH 121-0211-033MALISA FITRI UMAR 121-0211-145MELIANY HUTAMI PUTRI 121-0211-114

BAB 1PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANGDalam dunia kedokteran, pada umumnya diyakini bahwa setiap penyakit ada obatnya. Ada penyakit yang dapat diobati dengan hanya pemberian obat yang sederhana, tetapi ada juga yang memerlukan pengobatan yang relatif rumit, seperti transplantasi organ, hal ini merupakan suatu prosuder tindakan kesehatan yang sangat membutuhkan ketelitian dan kecermatan mendalam.

hal ini sangat membantu pihak-pihak yang menderita sakit untuk bisa sembuh kembali dengan penggantian organ yang sakit dengan organ yang sehat.

Transplantasi organ khususnya organ ginjal yang lazim dikerjakan di Indonesia adalah memindahkan suatu organ atau jaringan antar manusia, bukan antara hewan ke manusia, sehingga menimbulkan pengertian bahwa transplantasi adalah pemindahan seluruh atau sebagian organ dari satu tubuh ke tubuh yang lain atau dari satu tempat ke tempat yang lain di tubuh yang sama. Transplantasi ini ditujukan untuk mengganti organ yang rusak atau tak berfungsi pada penerima dengan organ lain yang masih berfungsi.

1.2 MANFAAT

1. Sebagai sarana memperluas wawasan mengenai transplantasi organ bagi pembaca khususnya transplantasi ginjal

2. Sebagai sarana mengetahui apa itu transplantasi organ khususnya transplantasi ginjal

1.3 TUJUAN

• Tujuan UmumMeningkatkan pengetahuan mahasiswa tentang transplantasi organ ginjal.

• Tujuan Khusus▫Menjelaskan tentang pengertian Transplantasi

Organ ginjal▫Menjelaskan tentang jenis-jenis Transplantasi▫Menjelaskan tentang Tujuan Transplantasi▫Menjelaskan tentang Dasar Hukum

Transplantasi organ dan jaringan▫Menjelaskan bagaimana pandangan agama

terhadap transplantasi ginjal.

BAB 2TINJAUAN PUSTAKA

2.1 PRINSIP-PRINSIP DASAR BIOETIK

•Beneficence•Non-maleficence•Autonomy•Justice

Beneficence

Seorang dokter melakukan suatu tindakan untuk kepentingan pasiennya dalam usaha untuk membantu mencegah atau menghilangkan bahaya atau hanya sekedar mengobati masalah-masalah sederhana yang dialami pasien

1. Mengutamakan Alturisme 2. Memandang pasien atau keluarga bukanlah

suatu tindakan tidak hanya menguntungkan seorang dokter

3. Mengusahakan agar kebaikan atau manfaatnya lebih banyak dibandingkan dengan suatu keburukannya  

4. Menjamin kehidupan baik-minimal manusia 5. Memaksimalisasi hak-hak pasien secara

keseluruhan 6. Meenerapkan Golden Rule Principle, yaitu

melakukan hal yang baik seperti yang orang lain inginkan

7. Memberi suatu resep

Non-maleficence

Seorang dokter tidak melakukan suatu perbuatan atau tindakan yang dapat memperburuk pasien“Do no harm” merupakan point penting dalam prinsip non-maleficence

1. Menolong pasien emergensi 2. Mengobati pasien yang luka 3. Tidak membunuh pasien 4. Tidak memandang pasien sebagai objek 5. Melindungi pasien dari serangan 6. Manfaat pasien lebih banyak daripada

kerugian dokter 7. Tidak membahayakan pasien karena

kelalaian8. Tidak melakukan White Collar Crime

AutonomySeorang dokter wajib menghormati martabat  dan hak manusia, terutama hak untuk menentukan nasibnya sendiri. Pasien diberi hak untuk berfikir secara logis dan membuat keputusan sesuai dengan keinginannya sendiriMelalui informed consent, pasien menyetujui suatu tindakan medis secara tertulis. Informed consent menyaratkan bahwa pasien harus terlebih dahulu menerima dan memahami informasi yang akurat tentang kondisi mereka, jenis tindakan medik yang diusulkan, resiko, dan juga manfaat dari tindakan medis tersebut

1. Menghargai hak menentukan nasib sendiri

2. Berterus terang menghargai privasi 3. Menjaga rahasia pasien 4. Melaksanakan Informed Consent

Justice

Seorang dokter wajib memberikan perlakukan yang adil untuk semua pasiennya. Dalam hal ini, dokter dilarang membeda-bedakan pasiennya berdasarkan tingkat ekonomi, agama, suku, kedudukan sosial, dsb

1. Memberlakukan segala sesuatu secara universal

2. Mengambil porsi terakhir dari proses membagi yang telah ia lakukan

3. Menghargai hak sehat pasien 4. Menghargai hak hukum pasien

2.2 TRANSPLANTASI ORGAN Menurut medicastore, transplantasi adalah pemindahan sel, jaringan maupun organ hidup dari seseorang (donor) kepada orang lain (resipien).

Jadi dapat disimpulkan transplantasi atau pencakokan adalah pemindahan organ sel, jaringan dari si pendonor kepada orang lain yang membutuhkan penggantian organ disebabkan kegagalan organ, kerusakan sel maupun jaringan dengan tujuan untuk mengembalikan fungsi organ, sel maupun jaringan yang telah rusak tersebut.

JENIS TRANSPLANTASI ORGAN

•Dari Segi Pemberi Organ (Pendonor)

•Dari Segi Penerima Organ (Resipien)

•Dari Sel Induk (Stem Cell)

Dari Segi Pemberi Organ (Pendonor)• Transplantasi dengan donor hidup

Pemindahan jaringan atau organ tubuh seseorang yang hidup kepada orang lain atau ke bagian lain dari tubuhnya sendiri tanpa mengancam kesehatan. Biasanya yang dilakukan adalah tranplantasi ginjal karena memungkinkan seseorang untuk hidup dengan satu ginjal saja.

• Transplantasi dengan donor mati atau jenazahPemindahan organ atau jaringan dari tubuh jenazah orang yang baru saja meninggal kepada tubuh orang lain yang masih hidup.

Dari Segi Penerima Organ (Resipien)• Autograft

Transplantasi yang menggunakan bagian-bagian tubuh atau organ tubuh si pasien itu sendiri. Dalam hal ini, transplantasi kulit, tulang rawan otot, dan tulang merupakan praktik-praktik yang sering dilakukan dalam bedah ortopedi.

• AllograftTransplantasi organ pada spesies yang sama seperti sesama manusia atau sesama binatang dari spesies yang sama.

Misalnya transfuse darah atau transplantasi tulang yang menyediakan suatu kerangka yang memungkinkan atau membantu proses regenerasi dalam tubuh pasien.

• IsograftTermasuk dalam autografi adalah “syngraft” atau isografi yang merupakan prosedur transplantasi yang dilakukan antara dua orang yang secara genetic identik

• XenotransplantationPemindahan suatu jaringan atau organ dari spesies bukan manusia kepada tubuh manusia .

• Transplantasi DominoSudah dilakukan sejak tahun 1987. Donor memberikan organ jantung dan parunya kepada penerima donor dan penerimam donor ini memberikan jantungnya kepada donor yang lain.

• Transplatasi Dibagai (Transplantation Split)Kadangkala donor mati khususnya donor hati, hatinya dapat dibagi untuk dua penerima khususnya dewasa dan anak. Akan tetapi transplantasi ini tidak dipilih karena transplantasi keseluruhan organ lebih baik.

Dari Sel Induk (Stem Cell)• Transplantasi sel induk dari sumsum tulang (bone marrow

transplantation)Sumsum tulang adalah jaringan spons yang terdapat dalam tulang-tulang besar seperti tulang pinggang, tulang dada, tulang punggung, dan tulang rusuk. Sumsum tulang merupakan sumber yang kaya akan sel induk hematopoetik.

• Transplantasi sel induk darah tepi (peripheral blood stem cell transplantation)Peredaran tepi merupakan sumber sel induk walaupun jumlah sel induk yang terkandung tidak sebanyak pada sumsum tulang untuk jumlah sel induk mencukupi suatu transplantasi biasanya pada donor diberikan granulocyctye colony stimulating factor (G-CSF). Transplantasi dilakukan dengan proses yang disebut aferesis.

• Transplantasi sel induk darah tali pusat (stem cord)Darah tali pusat mengandung sejauh sel induk yang bermakna dan memiliki keunggulan diatas transplantasi sel induk dari sumsum tulang atau dari darah tepi bagi pasien-pasien tertentu.

Organ yang Ditransplantasikan

• Organ dalam rongga dada▫Jantung (hanya donor mati)▫Paru (Donor hidup dan mati)▫En bloc jantung/paru (donor mati dan

transplantasi domino) • Organ dalam rongga perut

▫Ginjal (donor hidup dan mati)▫Hati (Donor hidup dan mati)▫Pankreas (hanya donor mati)▫Usus (deceased donor and living donor) 

• Jaringan, sel dan cairan▫ Tangan (hanya donor mati)▫ Kornea (hanya donor mati)▫ Kulit termasuk face replant (autograft) dan

transplantasi wajah (sangat jarang sekali)▫ Islets of langerhans (merupakan bagian dari

pancreas yang mengandung endokrin) (donor hidup dan mati)

▫ Sumsum tulang/sel induk dewasa (donor hidup dan autograft)

▫ Transfusi darah/transfuse komponen darah (donor hidup dan autograft)

▫ Pembuluh darah (autograft dan donor mati)▫ Katup jantung (donor mati, donor hidup dan

xenograft)▫ Tulang (donor hidup dan mati)

2.3 TRANSPLANTASI GINJAL

Transplantasi ginjal adalah suatu metode terapi dengan cara "memanfaatkan" sebuah ginjal sehat (yang diperoleh melalui proses pendonoran) melalui prosedur pembedahan.

Proses transplantasi ginjalMembutuhkan waktu antara 3 sampai 6 jam. Ginjal baru ditempatkan pada rongga perut bagian bawah (dekat daerah panggul) agar terlindung oleh tulang panggul. Pembuluh nadi (arteri) dan pembuluh darah balik (vena) dari ginjal ‘baru’ ini dihubungkan ke arteri dan vena tubuh. Dengan demikian, darah dapat dialirkan ke ginjal sehat ini untuk disaring. Ureter (saluran kemih) dari ginjal baru dihubungkan ke kandung kemih agar urin dapat dialirkan keluar.

Persiapan transplantasi ginjal

•Bicarakan dengan dokter anda mengenai transplantasi yang akan dijalani

•Petugas transplantasi akan mempertimbangkan tiga faktor untuk menentukan kesesuaian ginjal dengan penerima (resipien).1. Golongan darah2. Human leukocyte antigens (HLAs)3. Uji silang antigen

Pasca transplantasi ginjal

Transplantasi Ginjal dinyatakan berhasil jika ginjal tersebut dapat bekerja sebagai ‘penyaring darah’ sebagaimana layaknya ginjal sehat sehingga tidak lagi memerlukan tindakan Dialisis (cuci darah).Setelah transplantasi, dokter akan memberikan penderita obat imunosupresan, yang berguna untuk mencegah reaksi penolakan, yaitu reaksi dimana sistem tubuh menyerang ginjal baru yang dicangkokkan.

Keuntungan transplantasi ginjal•Ginjal baru akan bekerja seperti halnya

ginjal normal.•Penderita akan merasa lebih sehat dan

"lebih nomal".•Penderita tidak perlu melakukan dialisis•Penderita yang mempunyai usia harapan

hidup yang lebih besar.

Kekurangan transplantasi ginjal

•Butuh proses pembedahan besar.•Proses untuk mendapatkan ginjal lebih

sulit atau lebih lama.•Tubuh menolak ginjal yang dicangkokkan.•Penderita harus rutin minum obat

imunosupresan, yang mempunyai banyak efek samping.

2.4 ETIKA AGAMA MENGENAI TRANSPLANTASI ORGAN1. ISLAM

Al-Quran maupun Sunnah tidak mendukung maupun melarang praktek transplantasi organ. Namun, berdasarkan hukum Islam, setelah Al-Quran dan Sunnah Nabi Muhammad SAW, hukum tertinggi adalah Ijtihad para ulama untuk memperjelas hukum islam dari sebuah perkara. Para ulama berbeda pandangan mengenai hal ini, ada sebagian ulama yang mendukung, dan ada pula sebagian ulama yang menolak atau melarang praktek transplantasi organ manusia.

Pandangan ulama yang melarang

Dua ulama terkemuka yang menulis penolakan terhadap transplantasi organ manusia adalah (Alm.) Mufti Muhammad Syafi' dari Pakistan dan Dr. 'Abd As-Salam As-Syukri dari Mesir. Mufti Syafi' berpendapat bahwa transplantasi organ tidak diperbolehkan berdasarkan atas 3 prinsip:▫Kesucian hidup/tubuh manusia▫Tubuh manusia adalah amanah▫Praktek tersebut bisa disamakan dengan

memperlakukan tubuh manusia sebagai benda material.

• “Mematahkan tulang mayat seseorang adalah sama berdosa dan melanggarnya dengan mematahkan tulang orang itu ketika ia masih hidup.” (HR. Abu Dawud)

• Sedangkan pada prinsip tubuh manusia adalah amanah, didasarkan pada Al-Quran surah Al-Isra’ ayat 70 bahwa Allah SWT telah memuliakan manusia, dengan menjadikan berguna baginya segala yang ada di langit dan di bumi sebagai anugerah dan kemurahan-Nya. Disebutkan pula dalam surah Al-Balad ayat 8-9 bahwa Allah SWT telah melengkapi manusia dengan segala apa yang dibutuhkannya berkenaan dengan organ-organ tubuh. Dari pemahaman ini, disimpulkan bahwa manusia tidak memiliki hak untuk mendonorkan satupun bagian tubuhnya karena organ-organ tersebut adalah bukan miliknya, melainkan amanah yang dititipkan Allah kepadanya.

•Pada prinsip yang terakhir, dapat didasarkan sebagai berikut: dalam sebuah hadits, Nabi SAW bersabda bahwa Allah SWT mencela atau mengutuk orang yang menggabungkan rambut seorang wanita dengan rambut wanita lain untuk menjadikannya tampak panjang, dan Dia juga mengutuk wanita yang rambutnya dipotong untuk tujuan itu.

Pendapat ulama yang mendukung

•Para ulama yang mendukung pembolehan transplantasi organ berpendapat bahwa transplantasi organ harus dipahami sebagai bentuk altruistik bagi sesama muslim. Dasar dari pendapat mereka adalah sebagai berikut:1. Kesejahteraan Publik (Al-Mashlahah)2. Altruisme (Al-Itsaar)

Kesejahteraan Publik (Al-Mashlahah)

Didasarkan pada kaidah-kaidah berikut:1. Keterpaksaan membuat sesuatu yang terlarang menjadi boleh.2. Ketika dua kepentingan yang saling bertentangan bertemu,

maka kepentingan yang dapat membawa manfaat yang lebih besarlah yang didahulukan.

3. Jika terpaksa harus memilih di antara dua hal, maka pilihlah yang paling ringan keburukannya

.Namun, para ulama memberi batasan dengan ketentuan berikut:4. Transplantasi organ tersebut adalah satu-satunya cara yang

bisa ditempuh5. Derajat keberhasilan dari prosedur ini diperkirakan tinggi6. Ada persetujuan dari pemilik organ yang akan

ditransplantasikan atau dari ahli warisnya7. Kematian pendonor organ telah benar-benar diakui oleh

dokter sebelum diadakan operasi pengambilan organ8. Resipian organ tersebut sudah diberitahu tentang operasi

transplantasi berikut implikasinya.

Altruisme (Al-Itsaar)Didasarkan pada ayat berikut:

"Tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan taqwa" (Q.S Al-Maa’idah: 2)

Juga didasarkan pada hadits Nabi SAW berikut:“Perumpamaan orang-orang mukmin dalam berkasih sayang bagaikan satu tubuh, apabila satu anggota badan merintih kesakitan maka sekujur badan akan merasakan panas dan demam.” (HR. Muslim)

Didasarkan pada kedua landasan dasar umat islam di atas, dapat disimpulkan bahwa mendonorkan organnya adalah salah satu bentuk tolong-menolong dalam kebaikan seperti yang disebutkan di atas. Namun, pada hal ini, syarat dan batasan pada pembahasan sebelumnya masih tetap berlaku tanpa kecuali.

Kongres Kedokteran Islam

• Selain itu, dunia medik Islam sudah menerima praktek transplantasi organ manusia pada tahun 1981 pada saat diadakan Kongres Internasional I tentang Kedokteran Islam (First International Conference on Islamic Medicine) yang dihadiri oleh wakil-wakil dari 30 negara, dan diadakan pada tanggal 12-16 Januari 1981 di Kuwait. Pada Kongres tersebut telah ditetapkan Kode Etik Kedokteran Islam (Islamic Code of Medical Ethics) di mana di dalamnya antara lain berisi tentang penerimaan konsep mati batang otak dan transplantasi ginjal dengan donor hidup maupun donor jenazah.

2. KRISTENDi alkitab tidak dituliskan mengenai mendonorkan organ tubuh, selama niatnya tulus dan tujuannya kebaikan adalah boleh-boleh saja terutama untuk membantu kelangsungan hidup suatu nyawa (nyawa orang yang membutuhkan donor organ) bukan karena mendonorkan untuk mendapatkan imbalan berupa materi, uang untuk si pendonor organ.

Akan lebih baik lagi bila si pendonor sudah mati dari pada saat si pendonor belum mati karena saat kita masih hidup organ tubuh itu bagaimanapun penting, sedangkan saat kita sudah mati kita tidak membutuhkan organ tubuh jasmani kita.

3. KATOLIKPesan khusus yang diberikan oleh Paus Pope John Paul II dalam pembukaan Kongres Ke-1 Society of Organ Sharing pada tanggal 20 Juni 1991 menunjukkan sikap agama katolik yang dapat menerima secara etik, moral dan agama tentang donor hidup dan donor jenazah sepanjang prinsip bebas, keputusan yang disadari dari donor jenasah atau orang yang diberi mandat oleh donor dan umumnya keluarga terdekat.

4. BUDDHADalam pengertian Budhis, seorang terlahir kembali dengan badan yang baru. Oleh karena itu, pastilah organ tubuh yang telah didonorkan pada kehidupan yang lampau tidak lagi berhubungan dengan tubuh dalam kehidupan yang sekarang. Artinya, orang yang telah mendanakan anggota tubuh tertentu tetap akan terlahir kembali dengan organ tubuh yang lengkap dan normal.

Ia yang telah berdonor kornea mata misalnya, tetap akan terlahir dengan mata normal, tidak buta. Karena donor adalah salah satu bentuk kamma baik, ketika seseorang berdana kornea mata, dipercaya dalam kelahiran yang berikutnya, ia akan mempunyai mata lebih indah dan sehat dari pada mata yang ia miliki dalam kehidupan saat ini.

5. HINDUMenurut ajaran Hindu transplantasi organ tubuh dapat dibenarkan dengan alasan, bahwa pengorbanan (yajna) kepada orang yang menderita, agar dia bebas dari penderitaan dan dapat menikmati kesehatan dan kebahagiaan, jauh lebih penting, utama, mulia dan luhur, dari keutuhan organ tubuh manusia yang telah meninggal. Perbuatan ini harus dilakukan diatas prinsip yajna yaitu pengorbanan tulus iklas tanpa pamrih dan bukan dilakukan untuk maksud mendapatkan keuntungan material.

BAB 3PEMBAHASAN

3.1 CONTOH KASUS

KASUS 1Perdagangan manusia merupakan masalah meluas di Kamboja yang merupakan negara miskin, namun kali ini adalah yang pertama mengenai organ. Luka sekitar 18 sentimeter yang memanjang secara diagonal di sisi kiri tubuhnya merupakan tanda pengingat operasi yang ia harap dapat menyelamatkan keluarganya dari belitan utang, tapi malah menjerumuskannya pada rasa malu.Chhay, 18, menjual ginjalnya seharga US$3.000 dalam perjanjian terlarang yang membuatnya pindah dari rumah reyot satu kamar di pinggiran Phnom Penh, Kamboja, ke rumah sakit gemerlap di Thailand. Perjalanannya yang suram, yang tidak terdeteksi oleh pihak berwenang dua tahun lalu, telah mendorong kasus-kasus pertama perdagangan organ tubuh di Kamboja ke permukaan dan penahanan dua terduga makelar. Hal itu juga memicu kekhawatiran bahwa korban-korban lain tidak terdeteksi.Di gubuk yang ia tinggali bersama sembilan kerabat lainnya itu, Chhay mengatakan seorang tetangga membujuknya dan dua orang adik kakak, semuanya dari kelompok minoritas Cham Muslim yang terpinggirkan untuk menjual ginjal mereka pada orang-orang kaya Kambodia yang menghadapi cuci darah."Ia mengatakan uang yang didapat dari penjualan ginjal dapat membayar utang," ujarnya pada kantor berita AFP, sambil meminta namanya untuk disamarkan.Kisah-kisah serupa telah umum terjadi di daerah-daerah kumuh India dan Nepal, titik-titik yang marak perdagangan organ. Sampai 10.000 atau 10 persen organ yang ditransplantasikan secara global tahun ini diperdagangkan, menurut perkiraan Badan Kesehatan Dunia (WHO).Namun ketika mengetahui makelar mendapatkan $10.000 untuk setiap ginjal yang mereka korbankan, para donor mengajukan keberatan, melaporkan rute perdagangan organ baru potensial pada polisi Juni lalu."Perdagangan ginjal tidak seperti kejahatan lain. Jika para korban tidak berbicara, kita tidak akan pernah tahu," ujar wakil kepala kepolisian Phnom Penh, Prum Sonthor.  Pada bulan Juli, kesatuannya menuntut Yem Azisah (29) diyakini sebagai sepupu donor kakak beradik dan ayah tirinya, dikenal sebagai Phalla (40) dengan perdagangan manusia. Keduanya sudah ditahan dan menunggu pengadilan.

• Kasus PertamaPerdagangan manusia merupakan masalah meluas di Kamboja yang merupakan negara miskin, dan polisi secara rutin menyelidiki kasus-kasus terkait perdagangan seks, pernikahan paksa atau perbudakan, namun kali ini adalah yang pertama mengenai organ."Ini cara mudah mendapatkan uang banyak, jadi kami khawatir," ujar Prum, menambahkan bahwa ada setidaknya dua donor Kamboja lainnya yang dibawa ke Thailand yang tidak mengajukan keluhan.Kompleksitas donor, apakah mereka didorong kemiskinan atau dipaksa makelar jahat, membuat kejahatan ini kurang dilaporkan dan sulit diekspos.Pada Agustus, laporan-laporan media muncul mengenai dugaan kasus-kasus perdagangan organ baru di sebuah rumah sakit militer di Phnom Penh.  Prum, yang menyelidiki kasus tersebut, mengatakan itu adalah sebuah pelatihan antara dokter-dokter China dan Kamboja, menggunakan donor dan pasien Vietnam sukarela. Tapi ia tidak dapat memastikan apakah ada uang yang terlibat di dalamnya.  

• PenyesalanSetelah dua tahun menjalani operasi, Chhay mengatakan tubuhnya melemah, ia merasa malu dan masih terlilit utang. "Saya ingin mengatakan pada yang lainnya agar jangan menjual ginjalnya seperti saya. Saya menyesal. Saya tidak bisa lagi bekerja keras, bahkan berjalan pun melelahkan," ujarnya. Pada Juli,ia mulai bekerja pada pabrik tekstil. Hanya sedikit penelitian yang telah dilakukan mengenai dampak transplantasi bagi donor-donor berbayar seperti Chhay, namun WHO telah melaporkan adanya kasus depresi dan penurunan kesehatan, menyoroti kurangnya perawatan kesehatan susulan.Di Thailand, otoritas kesehatan mencoba membongkar perdagangan gelap tersebut dan beberapa rumah sakit di Bangkok sedang diselidiki. Fokusnya ada pada dokumen-dokumen yang dipalsu untuk membuktikan para donor dan penerima ada hubungan saudara, persyaratan di banyak negara tempat penjualan organ adalah ilegal. Yang mendorong permintaan atas pasar organ gelap adalah melonjaknya jumlah pasien global yang sakit dan menunggu transplantasi, terutama ginjal.Di Thailand sendiri ada 4.321 orang dalam daftar tunggu sampai Agustus dengan organ dari donor yang telah meninggal mencakup sekitar setengah dari 581 ginjal yang ditransplantasikan tahun lalu, menurut Pusat Donasi Organ Palang Merah Thailand (ODC).Semakin meningkatnya kebergantungan pada donor yang masih hidup membuat pasien-pasien yang putus asa mencari donor sukarela dari keluarga mereka, atau dalam beberapa kasus, mencari di bawah tanah. Dipicu kekhawatiran atas perdagangan tersebut, ODC, yang mengawasi donasi organ, meluncurkan proyek pilot pada April, yang mewajibkan rumah sakit memberikan rincian mengenai donor-donor yang masih hidup.Meski aturan diperketat, para ahli khawatir ledakan industri wisata medis di Thailand, yang terkenal karena perawatan kesehatan berkualitas tinggi namun berbiaya rendah, dapat meningkatkan jaringan kriminal yang memeras orang-orang yang rentan."Ini bisa merupakan puncak gunung es," ujar Jeremy Douglas, perwakilan dari badan PBB untuk narkoba dan kejahatan (UNODC) untuk Asia Tenggara dan Kamboja, mengenai penahanan-penahanan di Kamboja baru-baru ini. "Mungkin ada banyak kasus lain yang tidak sampai ke pengadilan." (AFP)

KASUS 2Jakarta, GATRAnews – Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) menandai pencapaian tranplantasi ginjal dengan teknik laparoskopi yang ke-100 pada Rabu (5/1). Namun pencapaian ini masih jauh dari harapan dan kebutuhan di lapangan, karena saat in ada banyak tantangan yang menyebabkan transplantasi ginjal masih terbatas di Indonesia.Dalam jumpa pers di RSCM, Guru Besar Dept. Ilmu Penyakit Dalam FKUI-RSCM, Prof. Dr. dr. Endang Susalit, SpPD-KGH mengatakan bahwa perkembangan transplantasi ginjal di Indonesia lambat jika dibandingkan dengan negara lain. Beberapa tantangan dalam perkembangan transplantasi ginjal di Indonesia adalah transplantasi ginjal baru dilaksanakan dari donor hidup, sedangkan transplantasi dari donor jenazah belum terlaksana. Jenazah dalam hal ini diartikan dari orang yang telah mengambil keputusan atau diijinkan keluarganya untuk mendonor dengan jantung masih berdenyut, namun fungsi otak telah mati.Selain itu, sebagian besar masyarakat Indonesia masih belum mengenal transplantasi organ sehingga masih apatis. Transplantasi komersial di Indonesia pun dilarang sehingga hanya pasien yang mampu saja yang berusaha untuk mendapatkan ginjal dari luar negeri. Harga obat imunosupresif yang mahal juga menghambat upaya pengembangan transplantasi ginjal.Ketua Departemen Urologi RSCM-FKUI, Dr.dr. Nur Rasyid, SpU menjelaskan lebih lanjut, saat ini departemen Urologi RSCM sebenarnya berkeinginan menambah frekuensi transplantasi ginjal, namun terkendala jumlah rungan rawat dan kamar operasi. Keberadaan sebuah pusat transplantasi (transplant center) seharusnya bisa menjadi solusi. Namun pemerintah belum memberikan perhatian dan dana untuk sebuah transplant center, karena akan lebih fokus dengan staf yang lebih terkoordinasi kerjanya. "Idealnya seminggu bisa lima kali transplantasi. Tapi targetnya saat ini 100 per tahun alias dua transplantasi seminggu. Di hari biasa untuk pasien umum, untuk pemerintah kita korbankan hari libur agar pasien kasus lain tidak tertunda dan harus antri," kata Nur, ditemui di RSCM, Jakarta, pekan lalu.

Undang-Undang (UU) alias peraturan yang belum memfasilitasi soal transplantasi ini sangat disayangkan menghambat niat mereka yang ingin menjadi donor organ. Sebagai contoh pada tahun 2002, seorang residivis berniat menyumbangkan organ tubuhnya setelah dihukum mati. Namun hal itu batal terlaksana karena tidak ada aturan yang menaungi, sementara para dokter harus bekerja sesuai aturan yang ada. "Nggak ada yang back up kita. Di negara lain, sudah ada undang-undangnya. Jika ada orang yang menyatakan mau mendonorkan, nggak ada orang yang berhak keberatan," demikian ungkap Nur Rasyid.Transplantasi ginjal dilaksanakan pertama kali di Indonesia pada tahun 1977. Sebelum krisis moneter tahun 1998, transplantasi ginjal dilakukan di pusat transplantasi di Jakarta, Bandung, Semarang, Yogyakarta, Surabaya dan Medan. Pada saat ini transplantasi ginjal dilakukan di Jakarta, Semarang, dan Malang. Kementerian Kesehatan bekerja sama dengan Pernefri dan Ikatan Urologi Indonesia, telah membuat work shop dan pelatihan transplantasi ginjal bagi pelaksana transplantasi ginjal dari beberapa rumah sakit propinsi di Indonesia.Pelaksanaan transplantasi donor jenazah di Indonesia masih menjumpai kendala meskipun sudah ada Kesepakatan Kemayoran, sebagai salah satu hasil Simposium Nasional II Yagina dan Pernefr tahun 1995 di Jakarta. Kesepakatan tersebut menyatakan bahwa semua agama yang diakui di Indonesia menerima transplantasi organ tubuh baik transplantasi dengan donor hidup maupun donor jenazah. Selain itu, UU RI tentang kesehatan No. 36 tahun 2009 memungkinkan penggunaan donor jenazah di Indonesia. Di Indonesia penggunaan organ dari donasi komersial dilarang, dan menurut UU Kesehatan RI dianggap sebagai tindakan yang melanggar hukum. (*/Ven)

3.2 PEMBAHASANSecara definisi transplantasi alat dan atau jaringan tubuh manusia adalah pemindahan alat dan atau jaringan tubuh yang masih mempunyai daya hidup dan sehat atau menggantikan alat dan atau jaringan tubuh yang tidak berfungsi dengan baik. Pada umumnya transplantasi alat tubuh diambil dari orang yang baru meinggal dunia dan transplantasi itu harus dilakukan tidak lama setelah pendonor meninggal dunia. Sebab jika telah lama meninggal dunia, maka alat dan atau jaringan tubuh ikut mati dan tidak dapat dipergunakan lagi.Pada transplantasi ginjal, dapa dilakukan transplantasi dengan ginjal yang diambil dari tubuh pendonor yang masih hidup. Semua agama dan kepercayaan kepada Tuhan Yang Maha Esa pada dasarnya tidak melarang transplantasi ini, asal penentuan saat mati dan penyelenggaraan jenazah terjamin, sehingga tidak terjadi penyalahgunaan. Dengan adanya transplantasi ini, ilmu kedokteran membutktikan bahwa manusia yang telah meninggalpun dapat berbuat kebaikan terhadap saudara yang sedang menderita penyakit. Maka transplantasi di sini bertujuan sebagai pengobatan.

Hal ini di perjelas dalam Dewan Akademi Fikih Islam OKI, pada pertemuannya yang ke-4 di Jeddag (1408 H/1988 M), menetapkan bahwa boleh mentransplantasikan organ tubuh orang yang sudah mati jika hal itu sangat diperukan umtuk menyelamatkan hidup si resipien, atau jika hal itu dapat membantu memulihkan fungsi dasar tubuh resipien itu, asalkan hal tersebut telah mendapatkan kuasa dari pendonor sebelum ia meninggal atau atas izin lembaga yang berwenang jika si pendonor tidka dikenali atau tidak memiliki ahli waris.Berdasarkan teori-teori di atas transplantasi ginjal memang boleh dilakukan, namun harus di lakukan sesuai prosedur. Pada kasus pertama, pendonor merupakan orang awam yang tidak mengetahui seluk-beluk tentang transplantasi ginjal sehingga, pendonor akhirnya terjerat dalam proses illegal yang malah membahayakan kesehatannya.Persatuan Dokter Sedunia (WMA) sangat mengutuk jual-beli organ tubuh manusia, walaupun untuk kepentingan transplantasi. WMA juga menganjurkan agar pemerintah di semua negara mencegah dan menindak tegas perbuatan tersebut.Sedangkan pada kasus ke dua lebih membahas tentang hambatan tranplantasi ginjal di Indonesia, walaupun telah ada persetujuan dari donor namun naungan peraturan pemerintah masih minim, walaupun sudah ada pembentukan peraturan perundang-undangan itu, yaitu perundangan tentang pelaksanaan transplantasi organ di Indonesia dalam Peraturan Pemerintah No.18 tahun 1981, tentang bedah mayat klinis dan bedah mayat anatomis/transplantasi alat dan atau jaringan tunuh, merupakan pemindahan alat/jaringan tubuh yang masih mempunyai daya hidup sehat untuk menggantikan alat/jaringan tubuh yang tidak berfungsi dengan baik.

BAB 4PENUTUP

4.1 KESIMPULANSeluruh agama yang dianut di Indonesia, tidak melarang untuk melakukan suatu transplantasi organ. Karena dasar dari semua agama di Indonesia adalah demi kebaikan untuk menolong sesama yang kesusahan. Asal penentuan saat meninggal dunia dan penyelenggaraan jenazah terjamin, sehingga tidak terjadi penyalahgunaan. Dengan transplantasi, ilmu kedokteran juga dapat membuktikan bahwa manusia yang telah meninggalpun masih dapat berbuat amal saleh terhadap saudara-saudaranya yang sedang menderita penyakit. Jelaslah bahwa transplantasi itu berfungsi sebagai usaha pengobatan. Adanya Peraturan Pemerintah ini diperlukan untuk menjamin bahwa pengambilan alat dan atau jaringan tubuh manusia yang akan dipindahkan, benar-benar bermaksud pengobatan untuk menolong penderita. Yang perlu diperhatikan juga adalah melakukan suatu transplantasi organ itu harus berdasarkan asas hati nurani bukan berdasarkan material dan transplantasi jangan sampai membahayakan si pendonor.

DAFTAR PUSTAKA• Hanafiah, M. J., Amir, Amri. 2009. Etika Kedokteran & Hukum Kesehatan, Edisi 4. Jakarta:

Penerbit Buku Kedokteran EGC.• Sachrowardi, Qomariyah & Basbeth, Ferryal. 2011. Bioetik: Isu & Dilema. Jakarta Selatan:

Pensil-324• Pantilat, Steve. 2008. Beneficence vs Nonmaleficence. [Online]. (

http://missinglink.ucsf.edu/lm/ethics/Content%20Pages/fast_fact_bene_nonmal.htm), Diakses pada 22 September 2012)

• ECC Guidelines. Circulation, opcit.; Hilberman M, Kutner J, Parsons D, Murphy DJ. op. cit.• http://eprints.undip.ac.id/200/1/Imam_Parsudi_Abdurrohim.pdf. Diakses pada 23 November

2014 pukul 17:00• http://books.google.co.id/books?id=jBh3_OnbFrAC&pg=PA88&lpg=PA88&dq=

fatwa+ulama+tentang+transplantasi+organ&source=bl&ots=vW4lYsvyCb&sig=5MadgJnIgFK2C1AuIiA9mF8D0No&hl=id&sa=X&ei=KIxxVIykLIOEuwTytoCoCw&redir_esc=y#v=onepage&q=fatwa%20ulama%20tentang%20transplantasi%20organ&f=false. Diakses pada 23 November 2014 pukul 17:15

• http://nanny-lintangamma.blogspot.com/2011/11/transplantasi-organ-di-pandang-dari.html. Diakses pada 23 November 2014 pukul 21:26.

• Abul Fadl Mohsin Ebrahim.2007. Fikih kesehatan kloning, euthanasia, transfusi darah, transplantasi organ dan eksperimen pada hewan. Jakarta: PT Serambi Ilmu Semesta.

• Chrisdiono M.Achadiat. 2006. Dinamika etika dan hukum kedokteran dalam tantangan zaman. Jakarta : EGC.

• Priharjo,Robert.1995. Pengantar etika keperawatan. Yogyakarta : Kaninus.• Scwartz.2000.Intisari Prinsip-Prinsip Ilmu Bedah Edisi 6.Jakarta:EGC• Patresia Sutjipto.2010.Thesis Pasca Sarjana Fakultas Kesehatan

Masyarakat.Jakarta:Universitas Indonesia.