ASPEK ETIK BARU

13
 ASPEK ETIK & LEGAL DALAM PELAYANAN KEPERAWATAN A. PRINSIP-PRINSIP ETIKA KEPERAWATAN Eti ka (Yu nani kun o: “et hik os“ , ber arti “ti mbu l dar i keb ias aan”) ada lah cabang utama filsafat yang mempelajari nilai atau kualitas yang menjadi studi mengenai standar dan penila ian mor al. Menurut Bert ens (19 93: 13) , eti ka ada lah stu di ten tang nil ai-n ila i manusiawi tentang kebenaran dan ketidakbenaran yang didasarkan atas kodrat manusia, yang bermanifes tasi dalam kehendak manusia. Etik merup akan stud i tentan g perilak u, karakter dan motif yang baik serta ditekankan pada penetapan apa yang baik dan berharga  bagi semua orang. Prinsip-prinsip yang terkandung dalam etika keperawatan : 1. Otonomi (Autonomy) Prins ip otono mi didas arkan pada keyak inan bahwa indiv idu mampu berpikir logis dan mampu memb uat keput usan sendiri. Orang dewasa diang gap kompeten dan memil iki kekuatan membuat sendiri, memilih dan memiliki berbagai keputusan atau pilihan yang har us dih argai ole h ora ng lai n. Pri nsi p oto nomi mer upaka n ben tuk res pek terh ada p seseor ang , atau dip and ang seb aga i per set uju an tid ak memaks a dan ber tindak sec ara rasional. Otonomi merupakan hak kemandirian dan kebebasan individu yang menuntut  pembedaan diri. Praktek profesional merefleksikan otonomi saat perawat menghargai hak- hak klien dalam membuat keputusan tentang perawatan dirinya. 2. Berbuat baik (Beneficienc e) Beneficience berarti, hanya melakukan sesuatu yang baik. Kebaikan, memerlukan  pence gahan dari kesal ahan atau kejah atan, peng hapus an kesa lahan atau kejah atan dan  pe nin gka tan keb aikan ole h dir i dan orang lain. Terkadang, dalam sit uas i pelaya nan kesehatan, terjadi konflik antara prinsip ini dengan otonomi. 3. Keadilan (Justice) Prinsip keadilan dibutuhkan untuk tercapai yang sama dan adil terhadap orang lain yang menjunjung prins ip-prin sip moral, legal dan keman usiaa n. Nilai ini direfleksikan dalam prkatek profesional ketika perawat bekerja untuk terapi yang benar sesuai hukum, standar praktek dan keyakinan yang benar untuk memperoleh kualitas pelayanan kesehatan. 1

Transcript of ASPEK ETIK BARU

5/10/2018 ASPEK ETIK BARU - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/aspek-etik-baru-55a0c6124626d 1/13

 

ASPEK ETIK & LEGAL

DALAM PELAYANAN KEPERAWATAN

A. PRINSIP-PRINSIP ETIKA KEPERAWATAN

Etika (Yunani kuno: “ethikos“, berarti “timbul dari kebiasaan”) adalah cabang

utama filsafat yang mempelajari nilai atau kualitas yang menjadi studi mengenai standar 

dan penilaian moral. Menurut Bertens (1993:13), etika adalah studi tentang nilai-nilai

manusiawi tentang kebenaran dan ketidakbenaran yang didasarkan atas kodrat manusia,

yang bermanifestasi dalam kehendak manusia. Etik merupakan studi tentang perilaku,

karakter dan motif yang baik serta ditekankan pada penetapan apa yang baik dan berharga

 bagi semua orang.

Prinsip-prinsip yang terkandung dalam etika keperawatan :

1. Otonomi (Autonomy)

Prinsip otonomi didasarkan pada keyakinan bahwa individu mampu berpikir logis

dan mampu membuat keputusan sendiri. Orang dewasa dianggap kompeten dan memiliki

kekuatan membuat sendiri, memilih dan memiliki berbagai keputusan atau pilihan yang

harus dihargai oleh orang lain. Prinsip otonomi merupakan bentuk respek terhadap

seseorang, atau dipandang sebagai persetujuan tidak memaksa dan bertindak secara

rasional. Otonomi merupakan hak kemandirian dan kebebasan individu yang menuntut

 pembedaan diri. Praktek profesional merefleksikan otonomi saat perawat menghargai hak-

hak klien dalam membuat keputusan tentang perawatan dirinya.

2. Berbuat baik (Beneficience)

Beneficience berarti, hanya melakukan sesuatu yang baik. Kebaikan, memerlukan

  pencegahan dari kesalahan atau kejahatan, penghapusan kesalahan atau kejahatan dan

  peningkatan kebaikan oleh diri dan orang lain. Terkadang, dalam situasi pelayanan

kesehatan, terjadi konflik antara prinsip ini dengan otonomi.

3. Keadilan (Justice)

Prinsip keadilan dibutuhkan untuk tercapai yang sama dan adil terhadap orang lain

yang menjunjung prinsip-prinsip moral, legal dan kemanusiaan. Nilai ini direfleksikan

dalam prkatek profesional ketika perawat bekerja untuk terapi yang benar sesuai hukum,

standar praktek dan keyakinan yang benar untuk memperoleh kualitas pelayanan kesehatan.

1

5/10/2018 ASPEK ETIK BARU - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/aspek-etik-baru-55a0c6124626d 2/13

 

4. Tidak merugikan (Nonmaleficience)

Prinsip ini berarti tidak menimbulkan bahaya/cedera fisik dan psikologis pada klien.

5. Kejujuran (Veracity)

Prinsip veracity berarti penuh dengan kebenaran. Nilai ini diperlukan oleh pemberi

  pelayanan kesehatan untuk menyampaikan kebenaran pada setiap klien dan untuk 

meyakinkan bahwa klien sangat mengerti. Prinsip veracity berhubungan dengan

kemampuan seseorang untuk mengatakan kebenaran. Informasi harus ada agar menjadi

akurat, komprensensif, dan objektif untuk memfasilitasi pemahaman dan penerimaan

materi yang ada, dan mengatakan yang sebenarnya kepada klien tentang segala sesuatu

yang berhubungan dengan keadaan dirinya selama menjalani perawatan. Walaupun

demikian, terdapat beberapa argument mengatakan adanya batasan untuk kejujuran seperti

  jika kebenaran akan kesalahan prognosis klien untuk pemulihan atau adanya hubungan

  paternalistik bahwa ”doctors knows best” sebab individu memiliki otonomi, mereka

memiliki hak untuk mendapatkan informasi penuh tentang kondisinya. Kebenaran

merupakan dasar dalam membangun hubungan saling percaya.

6. Menepati janji (Fidelity)

Prinsip fidelity dibutuhkan individu untuk menghargai janji dan komitmennya

terhadap orang lain. Perawat setia pada komitmennya dan menepati janji serta menyimpan

rahasia klien. Ketaatan, kesetiaan, adalah kewajiban seseorang untuk mempertahankan

komitmen yang dibuatnya. Kesetiaan, menggambarkan kepatuhan perawat terhadap kode

etik yang menyatakan bahwa tanggung jawab dasar dari perawat adalah untuk 

meningkatkan kesehatan, mencegah penyakit, memulihkan kesehatan dan meminimalkan

 penderitaan.

7. Kerahasiaan (Confidentiality)

Aturan dalam prinsip kerahasiaan adalah informasi tentang klien harus dijaga

 privasi klien. Segala sesuatu yang terdapat dalam dokumen catatan kesehatan klien hanya

 boleh dibaca dalam rangka pengobatan klien. Tidak ada seorangpun dapat memperoleh

informasi tersebut kecuali jika diijinkan oleh klien dengan bukti persetujuan. Diskusi

tentang klien diluar area pelayanan, menyampaikan pada teman atau keluarga tentang klien

dengan tenaga kesehatan lain harus dihindari.

2

5/10/2018 ASPEK ETIK BARU - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/aspek-etik-baru-55a0c6124626d 3/13

 

8. Akuntabilitas (Accountability)

Akuntabilitas merupakan standar yang pasti bahwa tindakan seorang profesional

dapat dinilai dalam situasi yang tidak jelas atau tanpa terkecuali.

B. ETHICAL ISSUE DALAM PRAKTIK KEPERAWATAN

Menurut Rosdahal (1999: 45-46), masalah isu etik dan moral yang sering terjadi

dalam praktek keperawatan professional meliputi :

1. Organ transplantation (transplantasi organ).

Banyak sekali kasus dimana tim kesehatan berhasil mencangkokan organ terhadap

klien yang membutuhkan. Dalam kasus tumor ginjal, truma ginjal atau gagal ginjal CRF

(chronic Renal Failure), ginjal dari donor ditransplantasikan kepada ginjal penerima

(recipient). Masalah etik yang muncul adalah apakah organ donor bisa diperjual-belikan?,

  bagaimana dengan hak donor untuk hidup sehat dan sempurna, apakah kita tidak 

 berkewajiban untuk menolong orang yang membutuhkan padahal kita bisa bertahan dengan

satu ginjal. Apakah penerima berhak untuk mendapatkan organ orang lain, bagaimana

dengan tim operasi yang melakukanya apakah sesuai dengan kode etik profesi?, bagaimana

dengan organ orang yang sudah meninggal, apakah diperbolehkan orang mati diambil

organnya?. Semua penelaahan donor organ harus diteliti dengan kajian majelis etik yang

terdiri dari para ahli di bidangnya. Majelis etik bisa terdiri atas pakar terdiri dari dokter,

 pakar keperawatan, pakar agama, pakar hukum atau pakar ilmu sosial.

Secara medis ada persyaratan yang harus dipenuhi untuk melakukan donor organ

tersebut. Diantaranya adalah memiliki DNA, golongan darah, jenis antigen yang cocok 

anatara Donor dan resipien, tidak terjadi reaksi penolakan secara antigen dan antibodi oleh

resipien, harus dipastikan apakah sirkulasi, perfusi dan metabolisme organ masih berjalan

dengan baik dan belum mengalami kematian (nekrosis). Hal ini akan berkaitan dengan isu

mati klinis dan informed  consent . Perlu adanya saksi yang disahkan secara hukum bahwa

organ seseorang atau keluarganya didonorkan pada keluarga lain agar dikemudian hari

tidak ada masalah hukum. Biasanya ada sertifikat yang menyertai bahwa organ tersebut sah

dan legal. Pada kenyataannya perangkat hukum dan undang-undang mengenai donor organ

di Indonesia belum selengkap di luar negeri sehingga operasi donor organ untuk klien

Indonesia lebih banyak dilakukan di Singapura, China atau Hongkong.

3

5/10/2018 ASPEK ETIK BARU - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/aspek-etik-baru-55a0c6124626d 4/13

 

2. Determination of clinical death (perkiraan kematian klinis)

Masalah etik yang sering terjadi adalah penentuan meninggalnya seseorang secara

klinis. Banyak kontroversi ciri-ciri dalam menentukan mati klinis. Hal ini berkaitan dengan

 pemanfaatan organ-organ klien yang dianggap sudah meninggal secra klinis. Menurut

rosdahl (1999), kriteria kematian klinis (brain death) di beberapa Negara Amerika

ditentukan sebagai berikut :

a. Penghentian nafas setlah berhentinya pernafasan artifisal selama 3 menit (inspirasi-

ekspiorsai)

 b. Berhentinya denyut jantung tanpa stikulus eksternal

c. Tidak ada respon verbal dan nonverbal terhadap stimulus eksternal

d. Hilangnya refleks-refleks (cephalic reflexes)

e. Pupil dilatasi

f. Hilangnya fungsi seluruh otak yang bisa dibuktikan dengan EEG

3. Quality of Life (kualitas dalam kehidupan)

Masalah kulitas kehidupan sering kali menjadi masalah etik. Hal ini mendasari tim

kesehatan untuk mengambil keputusan etis. Apakah seorang klien harus mendapatkan

intervensi atau tidak. Sebagai contoh bagaiamana bila di suatu tempat tidak ada donor yang

 bersedia dan tidak ada tenaga ahli yang dapat memberikan tindakan tertentu?. Siapa yang

 berhak memutuskan tindakan keperawatan pada klien yang mengalami koma. Siapa boleh

memutuskan untuk menghentikan resusitasi?, Beberapa hal berikut dapat dijadikan

  pertimbangan misalnya apabila klien sudah mampu untuk bekerja, apabila klien sudah

  berfungsi secara fisik, berdasarkan usia, berdasarkan manfaat terhadap masyarakat,

  berdasarkan kepuasaan atau kegembiraan klien, kemampuan untuk menolong dirinya

sendiri, pendapat keluarga klien terdekat atau penanggung jawab klien. Contoh kasus

apakah klien TBC tetap kita bantu untuk minum obat padahal ia masih mampu untuk 

  bekerja?, kalau ada dua klien bersamaan yang membutuhkan satu alat siapa yang

didahulukan ?, Apabila banyak klien lain membutuhkan alat tetapi alat tersebut sedang

digunakan oleh klien orang kaya yang tidak ada harapan sembuh apa yang harus dilakukan

  perawat ?, apabila klien kanker merasa gembira untuk tidak meneruskan pengobatan

  bagaiaman sikap perawat?, Bila klien harus segera amputasi tetapi klien tidak sadar 

siapakah yang harus memutuskan?.

4

5/10/2018 ASPEK ETIK BARU - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/aspek-etik-baru-55a0c6124626d 5/13

 

4. Ethical issues in treatment (isu masalah etik dalam tindakan keperawatan)

Apabila ada tindakan yang membutuhkan biaya besar apakah tindakan tersebut tetap

dilakukan meslipun klien tersebut tidak mampu dan tidak mau ?, apabila tim kesehatan

yang memutuskan maka hal ini dikenal dengan mencari keuntungan atau berbuat kerusakan

(Beneficience), Apabila klien yang memutuskan maka hal ini mungkin termasuk hak 

otonomi klien (autonomy), dapatkah klien menolak sesuatu. Masalah-masalah etik yang

sering muncul seperti :

a. Klien menolak pengobatan atau tindakan yang direkomendasikan (refusal of treatment)

misalnya menolak fototerapi, menolak operasi, menolak NGT, menolak  dipasang kateter 

b. Klien menghentikan pengobatan yang sedang berlangsung (withdrawl of treatment)

misalnya DO berobat pada TBC, DO kemoterapi pada kanker 

c. Witholding treatment  misalnya menunda pengobatan karena tidak ada donor atau

keluarga menolak misalnya transplantasi ginjal atau cangkok jantung.

5. Euthanasia (masalah mengakhiri kehidupan dengan maksud menolong)

Euthanasia sering disebut dengan “Mercy Killing” yang diartikan sebagai sutu cara

mengambil kehidupan klien untuk menghentikan penderitaan yang dihadapi klien tersebut.

Hal ini dapat pula diartikan sebagai proses pengunduran diri atau menghentikan intervensi

tertentu dalan keadan kritis dengan maksud untuk mengurangi penderitaan klien.

Terminology lain yang digunakan adalah “assited suicide” dimana pandangan hukum di

 Negara barat terhadap kasus ini berbeda-beda. Di Indonesia euthanasia Killing mutlak tidak 

diperbolehkan dengan alasan apapun.

C. PRINSIP-PRINSIP LEGAL DALAM PRAKTIK KEPERAWATAN

Fungsi Hukum dalam Praktek Keperawatan adalah sebagai berikut:

1. Hukum memberikan kerangka untuk menentukan tindakan keperawatan mana yang

sesuai dengan hukum.

2. Membedakan tanggung jawab perawat dengan profesi yang lain.

3. Membantu menentukan batas-batas kewenangan tindakan keperawatan mandiri.

4. Membantu dalam mempertahankan standar praktek keperawatan dengan meletakkan

 posisi perawat memiliki akuntabilitas di bawah hukum (Kozier, Erb, 2000)

5

5/10/2018 ASPEK ETIK BARU - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/aspek-etik-baru-55a0c6124626d 6/13

 

Prinsip legal dalam Praktik Keperawatan antara lain:

1. Malpraktek 

Malpraktek adalah praktek kedokteran/keperawatan yang salah atau tidak sesuai

dengan standar profesi atau standar prosedur oprasional, untuk malpraktek keperawatan

 juga dapat dikenai hukum kriminal.

Malpraktek kriminal terjadi ketika seorang perawat yang menangani sebuah kasus

telah melanggar undang-undang hukum pidana. Perbuatan ini termasuk ketidakjujuran,

kesalahan dalam rekam medis, penggunaan obat-obatan ilegal, pelanggaran dalam sumpah

keperawatan, perawat yang lalai,dan tindakan pelecehan seksual pada pasien .

2. Negleeted (Kelalaian)

Kelalaian bukanlah suatu kejahatan. Seorang perawat dikatakan lalai jika ia

 bertindak tak acuh, tidak memperhatikan kepentingan orang lain sebagaimana lazimnya.

Akan tetapi, jika kelalaian itu telah mencapai suatu tingkat tertentu sehingga tidak 

memperdulikan jiwa orang lain maka hal ini akan membawa akibat hukum, apalagi jika

sampai merenggut nyawa, maka hal ini dapat digolongkan sebagai kelalaian berat (culpa

lata).

3. Pertanggunggugatan dan Pertanggungjawaban

a) Pertanggunggugatan

Yaitu suatu tindak gugatan apabila terjadi suatu kasus tertentu.

Contoh: Ketika dokter memberi instruksi kepada perawat untuk memberikan obat kepada

 pasien tapi ternyata obat yang diberikan itu salah dan mengakibatkan penyakit pasien

menjadi tambah parah dan dapat merenggut nyawanya. Maka pihak keluarga pasien berhak 

menggugat dokter atau perawat tersebut .

 b) Pertanggungjawaban

Yaitu suatu konsekuensi yang harus diterima seseorang atas perbuatannya.

Contoh: Jika ada kesalahan atau kelalaian yang dilakukan oleh perawat dan pihak keluarga

 pasien tidak terima karena kondisi pasien semakin parah maka, perawat akan bertanggung

 jawab atas kesalahan atau kelalaiannya .

6

5/10/2018 ASPEK ETIK BARU - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/aspek-etik-baru-55a0c6124626d 7/13

 

D. PERLINDUNGAN DALAM PRAKTIK KEPERAWATAN

Berikut beberapa undang – undang tentang praktik keperawatan yang berlaku saat

ini adalah :

1. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor :

1239/MENKES/SK/XI/2001tentang Registrasi dan Praktek Perawat (sebagai revisi dari

SK No. 647/MENKES/SK/IV/2000)

a. BAB I Ketentuan Umum Pasal 1 :

Dalam ketentuan menteri ini yang dimaksud dengan :

• Perawat adalah orang yang telah lulus pendidikan perawat baik di dalam

maupun di luar negeri sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang

 berlaku.

• Surat ijin perawat selanjutnya disebut SIP adalah bukti tertulis pemberian

kewenangan untuk menjalankan pekerjaan keperawatan diseluruh Indonesia.

• Surat ijin kerja selanjutnya disebut SIK adalah bukti tertulis untuk 

menjalankan pekerjaan keperawatan di seluruh wilayah Indonesia.

 b. BAB III perizinan,

Pasal 8, ayat 1, 2, & 3 :

• Perawat dapat melaksanakan praktek keperawatan pada sarana pelayanan

kesehatan, praktek perorangan atau kelompok.

•   perawat yang melaksanakan praktek keperawatan pada sarana pelayanan

kesehatan harus memiliki SIK 

• Perawat yang melakukan praktek perorangan/berkelompok harus memiliki

SIPP

Pasal 9, ayat 1

• SIK sebagaimana dimaksud dalam pasal 8 ayat 2 diperoleh dengan

mengajukan permohonan kepada Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota

setempat.

Pasal 10

• SIK hanya berlaku pada 1 (satu) sarana pelayanan kesehatan.

Pasal 12

• SIPP sebagaimana dimaksud dalam pasal 8 ayat 3 diperoleh dengan

mengajukan permohonan kepada Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota

setempat.

7

5/10/2018 ASPEK ETIK BARU - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/aspek-etik-baru-55a0c6124626d 8/13

 

• SIPP hanya diberikan kepada perawat yang memiliki pendidikan ahli madya

keperawatan atau memiliki pendidikan keperawatan dengaan kompetensi yang lebih

tinggi.

• Surat ijin praktek Perawat selanjutnya disebut SIPP adalah bukti tertulis

yang diberikan perawat untuk menjalankan praktek perawat.

Pasal 13

• Rekomendasi untuk mendapatkan SIK dan atau SIPP dilakukan melalui

 penilaian kemampuan keilmuan dan keterampilan bidang keperawatan, kepatuhan

terhadap kode etik profesi serta kesanggupan melakukan praktek keperawatan.

Pasal 15

• Perawat dalam melaksanakan praktek keperawatan berwenang untuk :

• Melaksanakan asuhan keperawatan meliputi pengkajian, penetapan diagnosa

keperawatan, perencanaan, melaksanakan tindakan keperawatan dan evaluasi

keperawatan.

• Tindakan keperawatan sebagaimana dimaksud pada butir (i) meliputi:

intervensi keperawatan, observasi keperawatan, pendidikan dan konseling

kesehatan.

• Dalam melaksanakan asuhan keperawatan sebagaimana dimaksudhuruf (i)

dan (ii) harus sesuai dengan standar asuhan keperawatan yang ditetapkan organisasi

 profesi.

• Pelayanan tindakan medik hanya dapat dilakuakn berdasarkan permintan

tertulis dari dokter.

Pengecualian pasal 15 adalah pasal 20 :

• Dalam keadaan darurat yang mengancam jiwa pasien/perorangan, perawat

 berwenang untuk melakukan pelayanan kesehatan diluar kewenangan sebagaimana

dimaksud dalam pasal 15.

• Pelayanan dalam keadaan darurat sebagaimana dimaksud dalam ayat 1

ditujukan untuk penyelamatan jiwa.

Pasal 21

• Perawat yang menjalankan praktek perorangan harus mencantum SIPP di

ruang prakteknya.

• Perawat yang menjalankan praktek perorangan tidak diperbolehkan

memasang papan praktek.

8

5/10/2018 ASPEK ETIK BARU - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/aspek-etik-baru-55a0c6124626d 9/13

 

Pasal 31

• Perawat yang telah mendapatkan SIK atau SIPP dilarang :

• Menjalankan praktek selain ketentuan yang tercantum dalam izin tersebut.

Melakukan perbuatan bertentangan dengan standar profesi.• Bagi perawat yang memberikan pertolongan dalam keadaan darurat atau

menjalankan tugas di daerah terpencil yang tidak ada tenaga kesehatan lain,

dikecualikan dari larangan sebagaimana dimaksud pada ayat 1 butir a.

2. UU Kesehatan No. 23 tahun 1992 merupakan UU yang banyak memberi kesempatan

  bagi perkembangan keperawatan termasuk praktik keperawatan profesional, kerena

dalam UU ini dinyatakan tentang standar praktik, hak-hak pasien, kewenangan, maupun

 perlindungan hukum bagi profesi kesehatan termasuk keperawatan. Beberapa pernyataan

UU Kesehatan No. 23 tahun 1992 yang dapat dipakai sebagai acuan pembuatan UU

Praktik Keperawatan adalah:

a. Pasal 50 ayat 1 menyatakan bahwa tenaga kesehatan bertugas menyelengarakan

atau melaksakan kegiatan sesuai dengan bidang keahlian dan kewenangannya.

 b. Pasal 53 ayat 1 mengatakan; Tenaga kesehatan berhak memperoleh perlindungan

hukum dalam melaksanakan tugas sesuai dengan profesinya.

c. Pasal 53 ayat 3 menyatakan bahwa; Tenaga kesehatan, untuk kepentingan

  pembuktian, dapat melakukan tindakan medis terhadap seseorang dengan

memperhatikan kesehatan dan keselamatan yang bersangkutan.

d. Pasal 53 ayat 4 menyebutkan bahwa ketentuan mengenai standar profesi dan hak-

hak pasien ditetapkan dengan peraturan pemerintah.

3. UU nomer 36 tahun 2009 pasal 23 ayat 5 tentang kesehatan menetapkan Peraturan

Menteri Kesehatan tentang izin dan penyelenggaraan praktik perawat

4. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor HK.02.02/Menkes/148/I/2010 tentang izin

 penyelenggaraan praktik perawat.

E. CONTOH KASUS PELANGGARAN LEGAL ETIKA DI LINGKUNGAN RS

Contoh-contoh kasus pelanggaran legal etik yang sering terjadi di lingkungan rumah

sakit :

1. Perawat di ruangan lupa mempersiapkan kelengkapan dokumen seperti informed 

consent  pada pasien yang akan dioperasi,

2. Perawat menceritakan/ membocorkan rahasia tentang penyakit pasien kepada pasien

lain atau keluarga pasien lain.

9

5/10/2018 ASPEK ETIK BARU - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/aspek-etik-baru-55a0c6124626d 10/13

 

3. Perawat mengikat pasien (restrain) pasien yang gelisah tanpa memberikan

 penjelasan kepada keluarga pasien tentang tujuan dilakukan pengikatan (restrain).

4. Perawat melakukan kesalahan dalam pemberian obat baik dosis, orang, tanggal

kadaluarsa yang dapat membahayakan pasien, serta tidak memberikan informasi

mengenai kegunaan obat efek samping obat.

5. Perawat tidak menjelaskan prosedur mengenai tindakan yang akan diberikan kepada

 pasien

Komentar mengenai kasus :

Berdasarkan kasus-kasus di atas, perawat telah melanggar etik legal sebagai seorang

 perawat, yaitu :.

1. Respect of Autonomy

Perawat telah melanggar Respect of autonomy meliputi dari pasien : tidak 

Menyampaikan kebenaran, tidak menghormati privasi pasien, tidak melindungi

kerahasiaan informasi, tidak mendapat izin untuk melakukan tindakan

2. Beneficience

Prinsip beneficence adalah suatu kewajiban moral untuk bertindak demi keuntungan

orang lain. Sedangkan dalam kasus ini, Perawat melakukan kesalahan dalam pemberian

obat yang membahayakan pasien.

3. Non-Maleficence (Prinsip tidak merugikan)

Prinsip ini berarti tidak menimbulkan bahaya/cedera fisik dan psikologis pada klien.

4. Keadilan (Justice)

Prinsip ini dilanggar karena perawat bekerja tidak sesuai standar praktek / standar 

  prosedur operasional dan keyakinan yang benar untuk memperoleh kualitas pelayanan

kesehatan.

5. Kerahasiaan (Confidentiality)

Perawat melanggar aturan dalam prinsip kerahasiaan adalah informasi tentang klien

harus dijaga privasi klien. Segala sesuatu yang terdapat dalam dokumen catatan kesehatan

klien hanya boleh dibaca dalam rangka pengobatan klien. Tidak ada seorangpun dapat

memperoleh informasi tersebut kecuali jika diijinkan oleh klien dengan bukti persetujuan.

Diskusi tentang klien diluar area pelayanan, menyampaikan pada teman atau keluarga

tentang klien dengan tenaga kesehatan lain harus dihindari.

10

5/10/2018 ASPEK ETIK BARU - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/aspek-etik-baru-55a0c6124626d 11/13

 

Pada tindakan yang perawat lakukan melanggar Kepmenkes RI No.

1239/Menkes/SK/XI/2001. Pasal 16 a melakukan praktik keperawatan tidak sesuai dengan

kewajiban perawat yaitu tidak memberikan informasi kepada klien.

Referensi :

Barbara kozier, 2000, Fundamental of nursing. Jakarta: EGC

Bertens, 1993, Etika Profesi. Jakarta :EGC

http://blogs.unpad.ac.id/k2_nurse/?tag=etika-keperawatan

http://www.gizikia.depkes.go.id/wp-content/uploads/2011/04/permenkes-no-148-

ttg-praktik-pwt-2010.pdf 

http://kapukpkusolo.blogspot.com/2010/10/etika-dan-hukum-keperawatan.html

11

5/10/2018 ASPEK ETIK BARU - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/aspek-etik-baru-55a0c6124626d 12/13

 

ASPEK ETIK & LEGAL

DALAM PELAYANAN KEPERAWATAN

OLEH

KELOMPOK V PROGSUS B4 :

1. I KOMANG ADI NURJAYANA (11.322.1343)

2. I. A. ANOM ARI LESTARI (11.322.1345)

3. KETUT DARSANA (11.322.1348)

4. KADEK SANJAYA (11.322.1349)

5. I WAYAN PARMITA (11.322.1358)

6. NI WAYAN RENITI (11.322.1360)

7. DEWA SUTARKA (11.322.1372)

8. NGURAH WARDANA (11.322.1375)

12

5/10/2018 ASPEK ETIK BARU - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/aspek-etik-baru-55a0c6124626d 13/13

 

STIKES WIRA MEDIKA PPNI BALI

TAHUN 2011

13