(Asosiasi Perusahaan Klining Servis Indonesia) -...
Transcript of (Asosiasi Perusahaan Klining Servis Indonesia) -...
ANGGARAN RUMAH TANGGA
A P K L I N D O(Asosiasi Perusahaan Klining Servis Indonesia)
Hasil MUNAS V 2008
ANGGARAN RUMAH TANGGA
BAB I
Pasal 1
Lambang Apklindo
1. Lingkaran luar hitam melambangkan kesamaan visi dan misi serta keabadian.
2. Lingkaran dasar warna Merah dan Putih melambangkan bingkai Negara Kesatuan Republik
Indonesia.
3. Bentuk bintang empat putih melambangkan profesionalisme, tanggung jawab, kredibilitas
dan integritas.
4. Nuansa kilau di bagian kanan atas pada dasar biru melambangkan bersih.
5. Warna dasar tengah biru melambangkan samudra luas serta kesanggupan berkompetisi di
pasar global.
Kesatuan makna dan arti dalam lambang di atas adalah:
APKLINDO memiliki kesamaan visi dan misi diantara anggota dan pengurusnya di dalam
Negara Kesatuan Republik Indonesia yang bekerja secara profesional bertanggung jawab
dengan kredibilitas dan integritas yang terjaga guna mencapai INDONESIA BERSIH serta
sanggup berkompetisi di pasar nasional maupun internasional.
Pasal 2
Atribut dan Bendera
1. Atribut APKLINDO adalah tanda-tanda khusus yang dinyatakan dalam wujud serta bentuk,
yaitu:
a. Lambang
b. Bendera
c. Seragam dan Kelengkapannya
2. Lambang APKLINDO digunakan pada Bendera, Kertas Kop Surat, Stempel, Plakat, Vandel,
Badge dan benda-benda yang membawa nama dan kehormatan serta kebanggaan
APKLINDO.
3. Bendera APKLINDO berbentuk empat persegi panjang dengan perbandingan sisi 3 banding
2 (3:2) berukuran panjang 105 cm, dan lebar 70 cm. Terdiri dari 2 muka timbal balik yang
sama dengan lambang APKLINDO di tengah dan untaian benang warna kuning emas di
sekeliling bendera. Di bawah lambang terdapat nama APKLINDO setempat.
4. Warna bendera memiliki dasar warna biru yang sama dengan warna biru pada tengah
lingkar dalam lambang APKLINDO.
Pasal 3
Hymne dan Mars APKLINDO
Hymne dan Mars APKLINDO dinyanyikan dalam setiap acara resmi organisasi dan dinyanyikan
setelah lagu kebangsaan Indonesia Raya.
Pasal 4
Kode Etik
1. Bertaqwa Kepada Tuhan Yang Maha Esa.
2. Memiliki kesadaran berbangsa dan bernegara, berjiwa Pancasila yang dimanifestasikan
dalam kehidupannya sehari-hari.
3. Taat kepada Undang-undang Dasar Republik Indonesia 1945 dan peraturan perundang
undangan yang berlaku, menghindarkan diri dari perbuatan tercela dan melawan hukum.
4. Meningkatkan kemampuan profesionalisme dalam rangka mewujudkan pengusaha
Nasional yang profesional, jujur dan bertanggung jawab serta sanggup bersaing di pasar
global.
5. Dalam menjalankan profesinya tidak hanya mengejar profit semata, namun juga memiliki
integritas tinggi, profesional, jujur dan bertanggung jawab serta senantiasa meningkatkan
pelayanan dan kualitas kerjanya.
6. Meningkatkan komunikasi dan kesetiakawanan sesama anggota serta rekan seprofesi.
7. Menjunjung tinggi nama baik organisasi, tidak menyalahgunakan kedudukan dan
kepercayaan yang diperolehnya.
BAB II
KEANGGOTAAN
Pasal 5
Persyaratan Untuk Menjadi Anggota
1. Mentaati Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga serta ketentuan-ketentuan lain
ditetapkan oleh Organisasi.
2 Membayar Uang Pangkal dan Uang Iuran.
3. Menyampaikan permohonan tertulis berupa pengisian formulir kepada Dewan
PengurusKabupaten/Kota dan memenuhi ketentuan/persyaratan yang ada. Dalam hal
Dewan
Pengurus Kabupaten/Kota belum terbentuk, Permohonan anggota dapat disampaikan
kepada Dewan Pengurus Provinsi.
4. Bagi anggota Luar Biasa, pengajuan formulir hanya dapat ditujukan kepada Dewan
Pengurus Nasional.
5. Sesudah mengajukan permohonan sebagaimana dimaksud ayat 3 pasal ini memenuhi
syarat, maka permohonan dapat ditetapkan menjadi anggota.
6. Setiap anggota diberikan Kartu Anggota dan atau Sertifikat Anggota yang ditanda tangani
oleh Ketua dan Sekretaris Dewan Pengurus Provinsi (DPP) dan Ketua Umum DPN
APKLINDO.
Kehormatan, ditanda tangani oleh Ketua Umum dan Sekretaris Jenderal Dewan Pengurus
Nasional Apklindo.
8. Persyaratan dan kontribusi keanggotaan diatur tersendiri dalam Peraturan Organisasi.
Pasal 6
Kewajiban Anggota
1. Tunduk pada perundang-undangan/peraturan yang ditetapkan oleh Pemerintah.
2. Melaksanakan dan mentaati Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga dan Peraturan
Organisasi APKLINDO lainnya.
3. Memenuhi Kewajiban administrasi dan keuangan yang ditetapkan oleh APKLINDO.
4. Menjunjung tinggi nama organisasi, dan Kode Etik APKLINDO.
5. Menjaga nama baik dan reputasi usaha sesama anggota.
6. Berusaha menjalankan bisnis dengan baik dan profesional.
Pasal 7
Hak Anggota
1. Memilih dan dipilih menjadi pengurus.
2. Mengajukan usul, saran, dan pendapat bagi kebaikan organisasi.
3. Mendapatkan pembinaan dan bantuan teknis dalam upaya pengembangan usaha anggota.
4. Mengikuti kegiatan dan mendapatkan pelayanan yang disediakan bagi anggota.
5. Mendapat informasi, bimbingan, pelayanan, bantuan dan perlindungan dalam menjalankan
profesi.
Pasal 8
Masa Berlaku dan Berakhirnya Keanggotaan
1. Masa berlakunya keanggotaan sama dengan masa berlaku sertifikat keanggotaan, yaitu
selama 1 (satu) tahun kalender.
2. Keanggotaan berakhir karena :
a. Badan Usaha dinyatakan bubar/pailit/likuidasi berdasarkan putusan pengadilan
yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap.
b. Perusahaan menyatakan mengundurkan diri.
c. Karena menjadi anggota organisasi sejenis.
d. Dihentikan keanggotaannya oleh APKLINDO karena melanggar ketentuan
organisasi yang telah ditetapkan.
Pasal 9
Sanksi Organisasi
1. Peringatan tertulis diberikan kepada anggota yang melalaikan kewajibannya.
2. Pemberhentian sementara diberikan kepada anggota yang secara berturut – turut
mendapat peringatan tertulis sebanyak 3 (tiga) kali.
3. Pemecatan tanpa peringatan tertulis terlebih dahulu diberikan kepada anggota yang :
a. Melakukan pelanggaran serius terhadap AD&RT dan ketentuan organisasi.
b. Merusak nama baik organisasi.
c. Menyalah gunakan nama atau hak milik organisasi.
Pasal 10
Tata Cara Pemberhentian Anggota
1. Sebelum anggota diberhentikan terlebih dahulu diberikan Peringatan tertulis 3 (tiga) kali
secara berturut-turut oleh Dewan Pengurus Provinsi.
2. Jarak waktu peringatan pertama, kedua, dan ketiga masing-masing selama 10 (sepuluh)
hari kalender, apabila setelah peringatan terakhir tidak dihiraukan, kepada anggota yang
bersangkutan diberhentikan sementara selama 60 (enam puluh) hari kalender.
3. Keputusan pemberhentian sementara ditetapkan oleh Dewan Pengurus Provinsi,
keputusan pemberhentian tetap ditetapkan oleh Dewan Pengurus Nasional.
4. Dalam hal anggota menjabat suatu jabatan dalam organisasi, pemberhentian sementara
ditetapkan oleh Dewan Pengurus Nasional.
5. Anggota yang diberhentikan sementara dan atau diberhentikan secara tetap, berhak
mengajukan peninjauan kembali atas keputusan tersebut kepada Dewan Pengurus yang
lebih tinggi sampai kepada MUNAS.
Pasal 11
Pembelaan Diri
1. Mereka yang dikenakan sanksi dapat membela diri dan dibela di muka suatu Tim
Arbitrasi yang dibentuk oleh Dewan Pengurus sesuai dengan tingkatannya.
2. Keputusan Tim Arbitrasi dapat berisi saran pembatalan atau perubahan sanksi.
3. Keputusan Tim Arbitrasi disampaikan kepada Dewan Pengurus secara tertulis untuk
dipertimbangkan .
4. Apabila Dewan Pengurus menyatakan yang bersangkutan tidak bersalah, maka Dewan
Pengurus merehabilitir yang bersangkutan.
BAB III
PENGURUS
Pasal 12
Kriteria Kepengurusan
1. Beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
2. Pengusaha yang namanya tercatat dalam Akte Pendirian sebagai Pengurus Perusahaan
dan badan usahanya minimal dalam 2 (dua) tahun terakhir tercatat dalam keanggotaan
APKLINDO.
3. Tidak sedang dicabut haknya sebagai Anggota.
4. Tidak dalam keadaan pailit atau secara lain tidak kehilangan hak untuk menguasai
kekayaannya.
5. Tidak dinyatakan bersalah karena melakukan tindak pidana kejahatan berdasarkan
putusan pengadilan yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap dengan ancaman
serendah-rendahnya 5 (lima) tahun.
6. Berpendidikan, berbudaya dan jujur.
7. Memiliki visi dan misi serta bersedia mengabdikan tenaga dan pikirannya dalam
memajukan APKLINDO.
8. Khusus untuk jabatan Ketua Umum / Sekretaris Jenderal, Ketua /Sekretaris adalah
Pengusaha yang badan Usahanya minimal 5 (lima) tahun terakhir tercatat dalam
keanggotaan APKLINDO, dan pernah duduk dalam Kepengurusan APKLINDO baik di tingkat
Nasional, Provinsi maupun Kabupaten/ Kota.
Pasal 13
Pembentukan Dewan Pengurus
1. Dilakukan dalam Persidangan Pemilihan Dewan Pengurus.
2. Dewan Pengurus APKLINDO dibentuk oleh formatur, sebanyak-banyaknya 5 (lima) orang.
3. Formatur terdiri dari Ketua Formatur dan Anggota.
4. Ketua Formatur adalah Ketua Umum/Ketua Dewan Pengurus APKLINDO terpilih.
5. Keputusan formatur tidak dapat diganggu gugat.
Pasal 14
Tata Cara Pemilihan Ketua Umum/Ketua dan Anggota Formatur
1. Dilakukan pencalonan dan penetapan calon Ketua Umum/Ketua Dewan Pengurus
APKLINDO
2. Apabila dari calon Ketua Umum/ Ketua terdapat 2 (dua) orang yang memiliki jumlah suara
terbanyak dengan jumlah yang sama, dilakukan pemilihan ulang terhadap kedua calon
tersebut.
3. Setelah Ketua Umum/Ketua APKLINDO ditetapkan, selanjutnya dilakukan pemilihan
anggota formatur.
Pasal 15
Pergantian Antar Waktu
Pergantian Antar Waktu Dewan Pengurus :
1. Apabila Ketua Umum / Ketua, Sekjen/ Sekretaris berhalangan tetap / atau karena suatu
sebab tidak dapat menjalankan / menyelesaikan kewajiban sampai masa jabatan Dewan
Pengurus berakhir, maka jabatan Ketua Umum/Ketua, Sekretaris Jendral /Sekretaris diganti
Ketua / wakil ketua, wakil sekjen/ Wakil Sekretaris dipilih dan ditetapkan dalam rapat harian
Dewan Pengurus, untuk masa jabatan tersisa.
2. Apabila karena suatu sebab terjadi lowongan keanggotaan Dewan Pengurus, maka
penggantian untuk mengisi lowongan tersebut dilakukan dalam Rapat Dewan Pengurus
yang bersangkutan untuk jabatan yang tersisa.
3. Pergantian Ketua Umum / Sekjen dan pengisian lowongan Dewan Pengurus Nasional
sebagaimana dimaksud ayat 1 dan ayat 2 pasal ini harus sudah diumumkan selambat
lambatnya 7 (tujuh) hari kalender setelah ditetapkan.
4. Pergantian Ketua/Sekretaris dan pengisian lowongan Dewan Pengurus Provinsi/ Dewan
Pengurus Kabupaten/Kota sebagaimana dimaksud ayat 1 dan ayat 2 pasal ini selambat
lambatnya 7 (tujuh) hari kalender setelah ditetapkan, harus sudah dilaporkan kepada
Dewan Pengurus yang lebih tinggi untuk mendapatkan Surat Keputusan Kepengurusan.
Pasal 16
1. Dewan Pengurus disetiap tingkatan, bekerja secara kolektif. Dan karena itu, semua
kebijaksanaan yang ditetapkan harus didasarkan atas keputusan rapat Dewan Pengurus.
2. Dalam hal-hal yang sangat mendesak, Ketua Umum/Ketua, bersama-sama Sekretaris
Jenderal/ Sekretaris, dapat mengambil kebijakan dan berkewajiban melaporkan dan
mempertanggung jawabkan dalam rapat Dewan Pengurus menurut tingkatannya, selambat
lambatnya dalam waktu 7 (tujuh) hari.
Pasal 17
Pembagian tugas Dewan Pengurus
1. Pembagian tugas diantara Dewan Pengurus dilakukan dalam rapat Dewan Pengurus
menurut tingkatannya.
2. Apabila Ketua Umum / Ketua, Sekjen/Sekretaris berhalangan sementara, dan atau karena
suatu sebab tidak menjalankan kewajibannya untuk masa tertentu, maka Ketua/Wakil
Ketua, Wakil Sekjen/Wakil Sekretaris yang namanya tercantum pada urutan pertama,
mewakili organisasi bertindak untuk dan atas nama Ketua Umum/Ketua, Sekretaris
Jenderal/Sekretaris, demikian sesuai dengan urutannya.
BAB IV
MUSYAWARAH
Pasal 18
Musyawarah Nasional
1. Musyawarah Nasional (MUNAS) adalah Musyawarah Tingkat Nasional yang merupakan
pemegang kekuasaan tertinggi diadakan 5 (lima) tahun satu kali.
2. MUNAS berwenang :
a. Menetapkan / mengubah Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga.
b. Menetapkan program umum.
c. Menilai laporan Pertanggung jawaban Dewan Pengurus Nasional.
d. Memilih dan menetapkan Dewan Pengurus Nasional.
e. Menetapkan keputusan lainnya yang dianggap perlu.
3. MUNAS diselenggarakan oleh Dewan Pengurus Nasional.
4. Acara dan tata-tertib MUNAS /tata-tertib pemilihan Dewan Pengurus ditetapkan oleh
MUNAS.
5. Rancangan Materi MUNAS disiapkan oleh Dewan Pengurus Nasional dan disampaikan ke
seluruh peserta MUNAS sebelum MUNAS diselenggarakan.
6. Sidang-sidang MUNAS sampai dengan disahkannya acara dan tata-tertib MUNAS dipimpin
oleh Dewan Pengurus Nasional selanjutnya dipimpin oleh peserta MUNAS yang memiliki
hak suara.
Pasal 19
Peserta Musyawarah Nasional
Peserta Musyawarah Nasional terdiri dari:
1. Dewan Pengurus Nasional.
2. Utusan Dewan Pengurus Provinsi. Terdiri dari Ketua dan Sekretaris, dalam hal Ketua dan
Sekretaris berhalangan penggantiannya adalah Wakil Ketua dan Wakil Sekretaris yang
dipilih oleh dan dalam rapat harian Dewan Pengurus Provinsi.
3. Utusan Dewan Pengurus Kabupaten/Kota terdiri dari Ketua dan Sekretaris, dalam hal Ketua
dan Sekretaris berhalangan, penggantiannya adalah Wakil Ketua dan Wakil Sekretaris yang
dipilih oleh dan dalam rapat harian Dewan Pengurus Kabupaten/Kota.
4. Peninjau terdiri dari :
a. Dewan Pembina, Dewan Pertimbangan dan Dewan Penasehat
b. Anggota Kehormatan dan Anggota Luar Biasa yang jumlahnya ditentukan oleh
Dewan Pengurus Nasional
Pasal 20
Hak bicara dan hak suara
1. Setiap Peserta MUNAS mempunyai hak bicara.
2. Dewan Pengurus Pusat, Dewan Pengurus Provinsi dan Dewan Pengurus Kabupaten/Kota
masing-masing secara kolektif mempunyai hak 1 (satu) suara.
Pasal 21
Musyawarah Kerja Nasional
1. Musyawarah Kerja Nasional diadakan untuk memusyawarahkan dan mengambil keputusan
tentang masalah-masalah yang berhubungan dengan pelaksanaan keputusan-keputusan
MUNAS dan masalah lain yang dianggap mendesak, diadakan sekurang-kurangnya sekali
antar dua MUNAS.
2. Musyawarah Kerja Nasional diadakan oleh Dewan Pengurus Nasional Peserta
Musyawarah Kerja Nasional yaitu :
a. Dewan Pengurus Nasional.
b. Dewan Pembina, Dewan Pertimbangan dan Dewan Penasehat.
c. Ketua dan Sekretaris Departemen / Lembaga.
d. Ketua dan Sekretaris Dewan Pengurus Provinsi.
3. Musyawarah Kerja Nasional diadakan oleh Dewan Pengurus Nasional. Peserta
Musyawarah dan Rancangan Materi Musyawarah Kerja Nasional disiapkan oleh Dewan
Pengurus Nasional.
4. Sidang Musyawarah Kerja Nasional dipimpin oleh Dewan Pengurus Nasional.
Pasal 22
Musyawarah Provinsi
1. Musyawarah Provinsi (MUSPROV) adalah Musyawarah tingkat Provinsi yang merupakan
pemegang kekuasaan tertinggi diadakan 5 (lima) tahun satu kali.
2. MUSPROV berwenang :
a. Menetapkan program kerja
b. Menilai laporan pertanggung jawaban Dewan Pengurus Provinsi
c. Memilih dan menetapkan Dewan Pengurus Provinsi
d. Menetapkan keputusan lainnya yang dianggap perlu
3. MUSPROV diselenggarakan oleh Dewan Pengurus Provinsi.
4. Acara dan tata-tertib MUSPROV/tata-tertib pemilihan Dewan Pengurus Provinsi ditetapkan
oleh MUSPROV.
5. Rancangan Materi MUSPROV disiapkan oleh Dewan Pengurus Provinsi dan disampaikan
ke seluruh peserta MUSPROV sebelum MUSPROV diselenggarakan.
6. Sidang-sidang MUSPROV sampai dengan disahkannya acara dan tata-tertib MUSPROV
dipimpin oleh Dewan Pengurus Provinsi selanjutnya dipimpin oleh dan dari peserta
MUSPROV yang memiliki hak suara.
Pasal 23
Peserta Musyawarah Provinsi
1. Dewan Pengurus Provinsi.
2. Utusan Dewan Pengurus Kabupaten/Kota. Terdiri Ketua dan Sekretaris dalam hal Ketua
dan Sekretaris berhalangan, maka penggantiannya adalah Wakil Ketua dan Wakil
Sekretaris yang dipilih dari dan dalam Rapat Harian Dewan Pengurus Kabupaten/Kota.
3. Bagi APKLINDO Provinsi yang belum memiliki Dewan Pengurus Kabupaten/Kota (DPK),
Musyawarah Provinsi diikuti oleh Anggota yang masih terdaftar secara aktif pada saat
Musyawarah Provinsi berlangsung.
4. Peninjau terdiri dari :
a. Dewan Pembina dan Dewan Penasehat.
b. Anggota kehormatan dan anggota luar biasa jumlahnya ditetapkan oleh Dewan
Pengurus Provinsi.
Pasal 24
Hak Bicara dan Hak Suara
1. Setiap Peserta MUSPROV mempunyai Hak Bicara dan Hak Suara.
2. Dewan Pengurus Provinsi, dan Dewan Pengurus Kabupaten/Kota masing-masing secara
kolektif mempunyai 1 (satu) suara
Pasal 25
Musyawarah Kerja Provinsi
1. Musyawarah Kerja Provinsi diadakan untuk memusyawarahkan dan mengambil keputusan
tentang masalah-masalah yang berhubungan dengan pelaksanaan keputusan-keputusan
MUSPROV dan masalah lain yang dianggap mendesak, diadakan sekurang-kurangnya
sekali antar dua MUSPROV.
2. Peserta Musyawarah Kerja Provinsi :
a. Dewan Pengurus Provinsi
b. Dewan Pembina dan Dewan Penasehat
c. Ketua dan Sekretaris Biro/Lembaga
d. Ketua dan Sekretaris Dewan Pengurus Kabupaten/Kota
3. Rancangan Materi Musyawarah Kerja Provinsi disiapkan oleh Dewan Pengurus Provinsi
yang disampaikan kepada seluruh peserta Musyawarah Kerja Provinsi sebelum
diselenggarakan Musyawarah Kerja Provinsi.
4. Sidang-sidang Musyawarah Kerja Provinsi dipimpin oleh Dewan Pengurus Provinsi.
Pasal 26
Musyawarah Kabupaten/Kota
1. Musyawarah Kabupaten/Kota (MUSKAB/KOTA) adalah Musyawarah tingkat
Kabupaten/Kota yang merupakan pemegang kekuasaan tertinggi diadakan 5 (lima) tahun
satu kali.
2. MUSKAB/KOTA berwenang :
a. Menetapkan program kerja.
b. Menilai laporan pertanggung jawaban Dewan Pengurus Kabupaten/Kota.
c. Memilih dan menetapkan Dewan Pengurus Kabupaten/Kota.
d. M enetapkan keputusan lainnya yang dianggap perlu.
3. MUSKAB/KOTA diselenggarakan oleh Dewan Pengurus Kabupaten/Kota
4. Acara dan tata-tertib MUSKAB/KOTA/tata-tertib pemilihan Dewan Pengurus
Kabupaten/Kota ditetapkan oleh MUSKAB/KOTA
5. Rancangan Materi MUSKAB/KOTA disiapkan oleh Dewan Pengurus Kabupaten/Kota dan
disampaikan ke seluruh peserta MUSPROV sebelum MUSKAB/KOTA diselenggarakan.
6. Sidang-sidang MUSKAB/KOTA sampai dengan disahkannya acara dan tata-tertib
MUSKAB/KOTA dipimpin oleh Dewan Pengurus Kabupaten/Kota selanjutnya dipimpin oleh
dan dari peserta MUSKAB/KOTA yang memiliki hak suara.
Pasal 27
Peserta MUSKAB/KOTA
1. Dewan Pengurus Kabupaten/Kota
2. Dewan Pembina dan Dewan Penasehat
3. Ketua dan Sekretaris Bagian
4. Anggota yang terdaftar dan sah
Pasal 28
Musyawarah Kerja Kabupaten/Kota
1. Musyawarah Kerja Kabupaten/Kota diadakan untuk memusyawarahkan dan mengambil
keputusan tentang masalah-masalah yang berhubungan dengan pelaksanaan keputusan
keputusan MUSKAB/KOTA dan masalah lain yang dianggap mendesak, diadakan
sekurang-kurangnya sekali antar dua MUSKAB/KOTA
2. Peserta Musyawarah Kerja Kabupaten/Kota :
a. Dewan Pengurus Kabupaten/Kota
b. Dewan Pembina dan Penasehat
c. Ketua dan Sekretaris Bagian
3. Rancangan Materi Musyawarah Kerja Kabupaten/Kota disiapkan oleh Dewan Pengurus
Kabupaten/Kota yang disampaikan kepada seluruh peserta sebelum diselenggarakan
Musyawarah Kerja Kabupaten/Kota.
Pasal 29
Hak Bicara dan Hak Suara
1. Setiap Peserta MUSKAB/KOTA mempunyai hak Bicara dan Hak Suara.
2. Dewan Pengurus Kabupaten/Kota masing-masing secara kolektif mempunyai 1(satu)
suara.
Pasal 30
Musyawarah Luar Biasa
1. Musyawarah luar biasa di Tingkat Pusat / Provinsi / Kabupaten/Kota hanya dapat
diselenggarakan bilamana terjadi penyimpangan atau pelanggaran oleh Dewan Pengurus
atau jika ada kebutuhan dan hal-hal penting dan mendesak yang tidak dapat ditunda
penyelesaiannya sampai MUNAS/MUSPROV/MUSKAB/KOTA diselenggarakan.
2. Musyawarah Luar Biasa mempunyai wewenang yang sama dengan MUNAS/ MUSPROV/
MUSKAB/KOTA serta dapat membubarkan Organisasi.
3. Pembubaran Organisasi hanya dapat dilaksanakan dalam Musyawarah Luar Biasa atas
undangan khusus untuk pembubaran Organisasi.
4. Musyawarah Luar Biasa hanya dapat diselengarakan atas permintaan :
a. Minimal 2/3 (dua pertiga) jumlah DPP dan DPK untuk MUNAS-LUB.
b. Minimal 2/3 (dua pertiga) jumlah DPK untuk MUSPROV-LUB dan/ atau 2/3
(dua pertiga) anggota terdaftar apabila DPK belum terbentuk.
c. Minimal 2/3 (dua per tiga) anggota terdaftar untuk MUSPROV-LUB.
5. Ketentuan-ketentuan yang menyangkut tentang penyelenggaraan Musyawarah Luar Biasa
baik di tingkat Nasional Provinsi maupun Kabupaten/Kota penyelenggaraannya sama
dengan penyelenggaraan Musyawarah di tingkat Nasional, Provinsi maupun
Kabupaten/Kota.
BAB V
RAPAT PENGURUS
Pasal 31
Rapat Pengurus Nasional
Rapat Pengurus Nasional diselenggarakan untuk membahas dan mengkoordinir pelaksanaan
berbagai keputusan organisasi yang bersifat khusus dihadiri oleh Dewan Pengurus Nasional,
Ketua Dewan Pengurus Provinsi, Ketua Dewan Pembina, Dewan Pertimbangan, dan Dewan
Penasehat.
Pasal 32
Rapat Pengurus Provinsi
Rapat Pengurus Provinsi diselenggarakan untuk membahas dan mengkoordinir berbagai
keputusan yang bersifat khusus, dihadiri oleh Dewan Pengurus Provinsi, Ketua Dewan Pembina
dan Dewan Penasehat.
Pasal 33
Rapat Harian Dewan Pengurus
Rapat harian Dewan Pengurus diselenggarakan untuk membahas dan mengambil Keputusan
tentang kebijakan Dewan Pengurus sekurang-kurangnya sekali dalam 3 (tiga) bulan dan dihadiri
oleh seluruh Anggota Dewan Pengurus menurut tingkatannya
Pasal 34
Rapat Paripurna Dewan Pengurus
Rapat Paripurna Dewan Pengurus diselenggarakan untuk membahas dan mengkoordinir
tentang teknis pelaksanaan program oleh Dewan Pengurus sekurang-kurangnya sekali dalam 6
(enam) bulan, dihadiri oleh seluruh anggota Dewan Pengurus menurut tingkatannya dan Ketua
Departemen/Lembaga/Bagian
BAB VI
KEUANGAN
Pasal 35
Uang Pangkal dan Uang Iuran
1. Besarnya uang pangkal dan iuran anggota dan tata cara penarikannya ditetapkan oleh
Dewan Pengurus Provinsi sesuai dengan pedoman yang ditetapkan oleh Dewan Pengurus
Nasional
2. Besarnya uang pangkal dan uang iuran anggota dibedakan berdasarkan klasifikasi
perusahaan yang ada di Departemen Perdagangan.
Pasal 36
Perimbangan Pembagian Keuangan
1. Pembagian hasil uang pangkal dan iuran diatur sebagai berikut ;
a. 20 % untuk Dewan Pengurus Nasional
b. 60 % untuk Dewan Pengurus Provinsi
c. 20 % untuk Dewan Pengurus Kabupaten/Kota
2. Bagi Provinsi yang belum terbentuk Kabupaten/Kota diatur sebagai berikut ;
a. 30 % untuk Dewan Pengurus Nasional
b. 70 % untuk Dewan Pengurus Provinsi
3. Dewan Pengurus Provinsi bertanggung jawab atas pembagian keuangan untuk Dewan
Pengurus Nasional dan Dewan Pengurus Kabupaten/Kota.
Pasal 37
Kekayaan Apklindo
1. Segala bentuk sistem kekayaan APKLINDO hanya dapat dipergunakan untuk
keperluan organisasi.
2. Dewan Pengurus disemua tingkat, tidak berhak atau berkuasa mengendalikan
kekayaan APKLINDO baik yang bergerak maupun tidak bergerak terkecuali atas
persetujuan rapat harian Dewan Pengurus disemua tingkatan.
Pasal 38
Manajemen Keuangan
1. Rencana Anggaran dan Pendapat Belanja Organisasi disusun oleh Bendahara dengan
mendapat persetujuan rapat Dewan Pengurus
2. Manajemen keuangan dilaksanakan sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi
3. Bendahara berkewajiban melaporkan secara periodik tentang pengolahan keuangan dan
kekayaan organisasi kepada Dewan Pengurus dalam rapat harian Dewan Pengurus
4. Pembukuan Organisasi disetiap tingkat dimulai setiap 1 Januari sampai dengan 31
Desember tahun berjalan.
BAB VII
PENUTUP
Pasal 39
Penutup
1. Hal-hal yang belum atau tidak cukup diatur di dalam Anggaran Rumah Tangga ini, akan
diatur dan ditetapkan lebih lanjut oleh Dewan Pengurus Nasional.
2. Dalam hal terjadi perbedaan penafsiran, yang menjadi pegangan sesuai dengan urutannya
adalah; Keputusan MUNAS, Keputusan Mukernas, Keputusan Rapimnas, Keputusan
Dewan Pengurus Nasional.
3. Anggaran Rumah Tangga ini mulai berlaku sejak ditetapkan.
Ditetapkan di : Jakarta
Pada Tanggal : 10 Oktober 2008
DEWAN PENGURUS NASIONAL
ASOSIASI PERUSAHAAN KLINING SERVIS INDONESIA
H. Imran Noor Hj. Dwiyana Bravan
Tim Penyempurnaan Anggaran Dasar/ Anggaran Rumah Tangga:
Hi Abdurrahman Husain Bafadhal, SH
Ketua
Hj.Dwiyana Bravani, Skomp
Sekretaris
Ir.Bambang Wiragil, MM
Anggota
H.M Shiddiq, SP
Anggota
Ricky Rumengan
Anggota