Asma bronkhial AKPER PEMKAB MUNA

24
16 ASUHAN KEPERAWATAN ASMA BRONKIAL A. KONSEP PENYAKIT 1. Pengertian Asma bronkhial adalah penyakit jalan nafas obstruktif intermitten, reversibledimana trakeobronkial berespon secara hiperaktif terhadap stimuli tertentu. Asma bronchial adalah suatu penyakit dengan ciri meningkatnya respontrakea dan bronkus terhadap berbagai rangsangan dengan manifestasi adanya penyempitan jalan nafas yang luas dan derajatnya dapat berubah-ubah baik secara spontan maupun hasil dari pengobatan. 2. Etiologi Ada beberapa hal yang merupakan faktor predisposisi dan presipitasi timbulnya serangan asma bronkhial. a. Faktor predisposisi Genetik Dimana diturunkan adalah bakat alerginya, meskipun belum diketahui bagaimana cara penurunannya yang jelas. Penderita dengan penyakit alergi biasanya cara penurunannya dekat juga menderita penyakit alergi. Karena adanya bakat alergi ini, penderita sangat mudah terkena penyakit asma bronchial jika terpapar dengan factor pendetus. Selain itu hipersentifisitas saluran pernafasannya juga bisa diturunkan

Transcript of Asma bronkhial AKPER PEMKAB MUNA

Page 1: Asma bronkhial AKPER PEMKAB MUNA

16

ASUHAN KEPERAWATAN ASMA BRONKIAL

A. KONSEP PENYAKIT

1. Pengertian

Asma bronkhial adalah penyakit jalan nafas obstruktif intermitten,

reversibledimana trakeobronkial berespon secara hiperaktif terhadap stimuli

tertentu. Asma bronchial adalah suatu penyakit dengan ciri meningkatnya

respontrakea dan bronkus terhadap berbagai rangsangan dengan manifestasi

adanya penyempitan jalan nafas yang luas dan derajatnya dapat berubah-ubah

baik secara spontan maupun hasil dari pengobatan.

2. Etiologi

Ada beberapa hal yang merupakan faktor predisposisi dan presipitasi

timbulnya serangan asma bronkhial.

a. Faktor predisposisi

Genetik

Dimana diturunkan adalah bakat alerginya, meskipun belum diketahui

bagaimana cara penurunannya yang jelas. Penderita dengan penyakit

alergi biasanya cara penurunannya dekat juga menderita penyakit

alergi. Karena adanya bakat alergi ini, penderita sangat mudah terkena

penyakit asma bronchial jika terpapar dengan factor pendetus. Selain

itu hipersentifisitas saluran pernafasannya juga bisa diturunkan

Page 2: Asma bronkhial AKPER PEMKAB MUNA

16

b. Faktor presipitasi

Allergen

Dimana allergen dapat dibagi menjadi 3 jenis yaitu inhalan, yang

masuk melalui saluran pernapasan, ingestan, yang masuk melalui

mulut, kontaktan, yang masuk melalui kontrak dengan kulit

Perubahan cuaca

Cuaca lembab dan hawa pegunungan yang dingin sering

mempengaruhi asama. Atmaosfir yang mendadak dingin merupakan

faktor pemicu terjadinya serangan asma.

Stress

Stress atau gangguan emosi dapat menjadi pencetus serangan asma,

selain itu juga bisa memperberat serangan asma yang sudah ada.

Lingkungan kerja

Mempunyai hubungan langsung dengan sebab terjadinya serangan

asma. Hal ini berkaitan dengan dimana dia bekerja

Olahraga

Sebagian besar penderita asma akan mendapat serangan jika

melakukan aktivitas jasmani atau olahraga yang berat.

Page 3: Asma bronkhial AKPER PEMKAB MUNA

16

3. Klasifikasi

Berdasarkan penyebabnya, asma bronkhial dapat diklasifikasikan menjadi 3

tipe, yaitu :

a. Ekstrinsik (alergik)

Ditandai dengan reaksi alergik yang disebabkan oleh faktor-faktor

pencetus yang spesifik, seperti debu, serbuk bunga, bulu binatang, obat-

obatan (antibiotic dan aspirin) dan spora jamur. Asma ekstrinsik sering

dihubungkan dengan adanya suatu predisposisi genetik terhadap alergi.

Oleh karena itu jika ada faktor-faktor pencetus spesifik seperti yang

disebutkan di atas, maka akan terjadi serangan asma ekstrinsik.

b. Intrinsik (non alergik)

Ditandai dengan adanya reaksi non alergi yang bereaksi terhadap pencetus

yang tidak spesifik atau tidak diketahui, seperti udara dingin atau bisa juga

disebabkan oleh adanya infeksi saluran pernafasan dan emosi. Serangan

asma ini menjadi lebih berat dan sering sejalan dengan berlalunya waktu

dan dapat berkembang menjadi bronkhitis kronik dan emfisema. Beberapa

pasien akan mengalami asma gabungan.

c. Asma gabungan

Page 4: Asma bronkhial AKPER PEMKAB MUNA

16

Bentuk asma yang paling umum. Asma ini mempunyai karakteristik dari

bentuk alergik dan non-alergik.

4. Patofisiologi

Asma ditandai dengan kontraksi spastic dari otot polos bronkhiolus yang

menyebabkan sukar bernafas. Penyebab yang umum adalah hipersensitivitas

bronkhioulus terhadap benda-benda asing di udara. Reaksi yang timbul pada

asma tipe alergi diduga terjadi dengan cara sebagai berikut : seorang yang

alergi mempunyai kecenderungan untuk membentuk sejumlah antibody Ig E

abnormal dalam jumlah besar dan antibodi ini menyebabkan reaksi alergi bila

reaksi dengan antigen spesifikasinya. Pada asma, antibody ini terutama

melekat pada sel mast yang terdapat pada interstisial paru yang berhubungan

erat dengan brokhiolus dan bronkhus kecil. Bila seseorang menghirup alergen

maka antibody Ig E orang tersebut meningkat, alergen bereaksi dengan

antibodi yang telah terlekat pada sel mast dan menyebabkan sel ini akan

mengeluarkan berbagai macam zat, diantaranya histamin, zat anafilaksis yang

bereaksi lambat (yang merupakan leukotrient), factor kemotaktik eosinofilik

dan bradikinin. Efek gabungan dari semua faktor-faktor ini akan

menghasilkan adema lokal pada dinding bronkhioulus kecil maupun sekresi

mucus yang kental dalam lumen bronkhioulus dan spasme otot polos

bronkhiolus sehingga menyebabkan tahanan saluran napas menjadi sangat

meningkat.

Page 5: Asma bronkhial AKPER PEMKAB MUNA

16

Pada asma, diameter bronkiolus lebih berkurang selama ekspirasi daripada

selama inspirasi karena peningkatan tekanan dalam paru selama eksirasi paksa

menekan bagian luar bronkiolus. Karena bronkiolus sudah tersumbat

sebagian, maka sumbatan selanjutnya adalah akibat dari tekanan eksternal

yang menimbulkan obstruksi berat terutama selama ekspirasi. Pada penderita

asma biasanya dapat melakukan inspirasi dengan baik dan adekuat, tetapi

sekali-kali melakukan ekspirasi. Hal ini menyebabkan dispnea. Kapasitas

residu fungsional dan volume residu paru menjadi sangat meningkat selama

serangan asma akibat kesukaran mengeluarkan udara ekspirasi dari paru. Hal

ini bisa menyebabkan barrel chest.

5. Manifestasi Klinis

Biasanya pada penderita yang sedang bebas serangan tidak ditemukan gejala

klinis, tapi pada saat serangan penderita tampak bernafas cepat dan dalam,

Pencetus :• Allergen• Olahraga• Cuaca• Emosi

Imunrespon

menjadiaktif

Pelepasan mediatorhumoral• Histamine• SRS-A• Serotonin• Kinin

• Bronkospasme• Edema mukosa• Sekresi

meningkat• inflamasi

Penghambatkortikosteroid

Page 6: Asma bronkhial AKPER PEMKAB MUNA

16

gelisah, duduk dengan menyangga ke depan, serta tanpa otot-otot bantu

pernafasan bekerja dengan keras. Gejala klasik dari asma bronkial ini adalah

sesak nafas, mengi ( whezing ), batuk, dan pada sebagian penderita ada yang

merasa nyeri di dada. Gejala-gejala tersebut tidak selalu dijumpai bersamaan.

Pada serangan asma yang lebih berat , gejala-gejala yang timbul makin

banyak, antara lain : silent chest, sianosis, gangguan kesadaran, hyperinflasi

dada, tachicardi dan pernafasan cepat dangkal . Serangan asma seringkali

terjadi pada malam hari.

6. Manajemen medik

Prinsip umum pengobatan asma bronchial adalah :

a. Menghilangkan obstruksi jalan napas dengan segera

b. Mengenal dan menghindari factor yang dapat mencetuskan serangan asma

c. Memberikan penerangan kepada penderita ataupun keluarganya mengenai

penyakit asma, baik pengobatannya maupun tentang perjalanan

penyakitnya, sehingga penderita mengerti tujuan pengobatan yang

diberikan.

Pengobatan pada asma bronchial terbagi atas 2 yaitu :

a. Pengobatan non farmakologik

Memberikan penyuluhan

Menghindari factor pencetus

Pemberian cairan

Page 7: Asma bronkhial AKPER PEMKAB MUNA

16

Fisiotherapy

Beri O2 bila perlu

b. Pengobatan farmakologik

Bronkodilator : obat yang melebarkan saluran napas, seperti

simpatomimetik / anrenergi (orsiprenalin, fenoterol, terbutalin), sentin

(teofilin) seperti aminofilin, aminofilin, teofilin)

Kromalin bukan bronkodilator tetapi merupakan obat pencegahan

serangan asma, terutama untuk asma alergik.

Ketolifen yang mempunyai efek pencegahan terhadap asma seperti

kromalin.

7. Komplikasi

Berbagai komplikasi yang mungkin timbul adalah :

a. Status asmatikus

b. Atelektasis

c. Hipoksemia

d. Pneumothoraks

e. Emfisema

f. Deformitas thoraks

g. Gagal napas.

Page 8: Asma bronkhial AKPER PEMKAB MUNA

16

B. KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN

1. Pengkajian

a. Pengumpulan data

Aktivitas / Istrahat

Tanda : kelemahan, adanya penurunan kemampuan/peningkatan

kebutuhan bantuan melakukan aktivitas sehari-hari. Tidur

dalam posisi duduk tinggi

Gejala : Klien mengatakan tidak dapat melakukan aktivitas sehari-

hari karena sulit bernapas.

Pernapsan

Tanda : Dispenea, bunyi napas mengi, adanya batuk berulang,

napas memburuk ketika pasien berbaring terlentang,

susah dalam bernapas

Gejala : Klien mengatakan kesusahan dalam bernapas.

Sirkulasi

Tanda : Peningkatan tekanan darah, peningkatan frekuensi

jantung, kemerahan atau berkeringat

Integritas ego

Tanda : Ansietas, ketakutan, peka rangsangan, gelisah

Page 9: Asma bronkhial AKPER PEMKAB MUNA

16

Gejala : Klien mengatakan kekhawatiran terhadap kondisinya,

klien mengatakan tidak dapat beristrahat dengan cukup

Makanan dan cairan

Tanda : Penurunan berat badan, porsi makan tidak dihabiskan

Gejala : Klien mengatakan ketidakmampuan untuk makan karena

susah untuk bernapas, klien mengatakan nafsu makannya

menurun.

Interaksi sosial

Tanda : Keterbatasan mobilitas fisik, susah bicara atau terbata-

bata, adanya ketergantungan pada orang lain.

Gejala : Klien mengatakan susah untuk berbicara.

Seksualitas

Tanda : Penurunan libido

Gejala : Klien mengatakan nafsu untuk melakukan seks menurun

b. Klasifikasi Data

Data Subyektif

Klien mengatakan tidak dapat melakukan aktivitas sehari-hari karena

sulit bernapas.

Klien mengatakan kesusahan dalam bernapas.

Klien mengatakan kekhawatiran terhadap kondisinya.

Klien mengatakan ketidakmampuan untuk makan karena susah untuk

bernapas

Page 10: Asma bronkhial AKPER PEMKAB MUNA

16

Klien mengatakan tidak dapat beristrahat dengan cukup karena susah

bernapas

Klien mengatakan nafsu makannya menurun.

Klien mengatakan susah untuk berbicara.

Klien mengatakan nafsu untuk melakukan seks menurun

Data Obyektif

Kelemahan, adanya penurunan kemampuan

Dispenea, susah dalam bernapas

Bunyi napas mengi

Adanya batuk berulang

Napas memburuk ketika pasien berbaring terlentang,

Peningkatan tekanan darah

Peningkatan frekuensi jantung

Kemerahan atau berkeringat

Ansietas

Gelisah

Penurunan berat badan

porsi makan tidak dihabiskan

Keterbatasan mobilitas fisik

Page 11: Asma bronkhial AKPER PEMKAB MUNA

16

Susah bicara atau terbata-bata

Penurunan libido

c. Analisa Data

Data Penyebab Masalah1 2 3

Ds :

Klien mengatakan

kesusahan dalam

bernapas.

Do :

Dispenea

Susah dalam

bernapas

Bunyi napas mengi

Adanya batuk

berulang

Napas memburuk

ketika pasien

berbaring

terlentang,

Peningkatan

frekuensi jantung

Faktor penyebab asma

(ekstrinsik dan

intrinsik)

Respon imun yang

buruk terhadap

lingkungan

Merangsang produksi

antibody Ig E

Merangsang

parasimpatis otonom

sistem napas : reflex

axon neuropeptida

Degranulasi sel mast,

epitel, makrofag

Merangsang pelepasan

mediator kimia terjadi

pengeluaran histamine,

bradikinin

Konstriksi otot polos

Gangguan pertukaran gas

Page 12: Asma bronkhial AKPER PEMKAB MUNA

16

bronkus

Bronkospasme

Udara terperangkap

dalam saccus alveolus

Penurunan ventilasi

alveolus

Difusi gas terganggu

Gangguan pertukaran

gas Ds :

Klien mengatakan

ketidakmampuan

untuk makan

karena susah untuk

bernapas

Klien mengatakan

nafsu makannya

menurun.

Faktor penyebab asma

bronchial

Bronkospasme

Udara terperangkap

dalam saccus alveolus

Penurunan ventilasi

alveolus

Difusi gas terganggu

Penurunan suplay O2

dalam darah

Gangguan pemenuhan keb. nutrisi

Page 13: Asma bronkhial AKPER PEMKAB MUNA

16

Do :

Penurunan berat

badan

porsi makan tidak

dihabiskan

Kelemahan

Adanya penurunan

kemampuan

Susah dalam

bernapas

Kompensasi tubuh

untuk mendapatkan

suplay O2 yang cukup

kejaringan yaitu

dengan peningkatan

usaha bernapas

Kontraksi otot

pernapasan

Energy banyak

digunakan untuk

bernapas

Ketidakmampuan

untuk mengunyah

makanan

Nafsu makan menurun

Intake nutrisi kurang

Gangguan pemenuhan

nutrisi

Page 14: Asma bronkhial AKPER PEMKAB MUNA

16

Ds :

Klien mengatakan

tidak dapat

beristrahat dengan

cukup karena susah

bernapas

Klien mengatakan

kekhawatiran

terhadap

kondisinya.

Do :

Ansietas

Gelisah

Stimulasi sesak

Merangsang susunan

saraf pusat ototnom

mengaktivasi

noreefineprin

Merangsang saraf

simpatis untuk

mengaktivasi RAS

Mengaktifkan kerjsa

organ tubuh

REM menurun

Klien terjaga

Gangguan pemenuhan

kebutuhan istrahat dan

tidur.

Gangguan pemenuruhan kebutuhan istrahat dan tidur

Page 15: Asma bronkhial AKPER PEMKAB MUNA

16

d. Prioritas masalah

1) Kerusakan pertukaran gas berhubungan dengan gangguan suplay

oksigen

2) Gangguan pemenuhan nutrisi berhubungan dengan anoreksia

3) Gangguan pemenuhan istrahat dan tidur berhubungan dengan

stimulasi sesak

2. Diagnosa Keperawatan

a. Kerusakan pertukaran gas berhubungan dengan gangguan suplay oksigen

ditandai dengan :

Ds : Klien mengatakan kesusahan dalam bernapas.

Do : Dispenea

Susah dalam bernapas

Bunyi napas mengi

Adanya batuk berulang

Napas memburuk ketika pasien berbaring terlentang,

Peningkatan frekuensi jantung

Page 16: Asma bronkhial AKPER PEMKAB MUNA

16

b. Gangguan pemenuhan nutrisi berhubungan dengan anoreksi ditandai

dengan :

Ds : Klien mengatakan ketidakmampuan untuk makan karena

susah untuk bernapas

Klien mengatakan nafsu makannya menurun. Do : Penurunan berat badan

porsi makan tidak dihabiskan

Kelemahan

Adanya penurunan kemampuan

Susah dalam bernapasc. Gangguan pemenuhan istrahat dan tidur berhubungan dengan stimulasi

sesak ditandai dengan :

Ds : Klien mengatakan tidak dapat beristrahat dengan cukup

karena susah bernapas

Klien mengatakan kekhawatiran terhadap kondisinya.Do : Ansietas

Gelisah

Page 17: Asma bronkhial AKPER PEMKAB MUNA

16

3. Rencana Keperawatan

No Diagnosa KeperawatanRencana Keperawatan

Tujuan Intervensi Rasional

1 Kerusakan pertukaran gas

berhubungan dengan

gangguan suplay oksigen

ditandai dengan :

Ds :

Klien mengatakan

kesusahan dalam

bernapas.

Do :

Dispenea

Susah dalam bernapas

Bunyi napas mengi

Adanya batuk berulang

Napas memburuk

Tupan :

Dalam waktu 5 hari

kerusakan pertukaran gas

teratasi

Tupen :

Setelah dilakukan intervensi

selama 3 X 24 jam, klien

akan memperlihatkan

perbaikan dalam pertukaran

gas dengan kriteria :

- Klien tidak mengeluh

sesak

- Frekuensi nafas normal

1. Pertahankan

posisi tidur semi fowler

dengan miring kearah

yang terkena

2. Bimbing dan latih teknik

nafas dalam secara

teratur, monitor dan catat

TTV

3. Monitor fungsi

pernapasan : cepat,

dangkal, dyspneu dan

perkembangan dada

1. Meningkatkan inspirasi

maksimal, mengurangi

penekanan pada sisi

yang normal, serta

ekspansi paru dan

ventilasi pada sisi yang

tidak sakit.

2. Diharapkan sesak

napas klien berkurang

dan perubahan kondisi

klien dapat terobservasi

3. Perubahan dan

peningkatan frekuensi

pernapasan dapat

terobservasi

4. Diharapkan sesak

Page 18: Asma bronkhial AKPER PEMKAB MUNA

16

ketika pasien berbaring

terlentang,

Peningkatan frekuensi

jantung

16 – 20 x/menit

- Pergerakan otot

pernpasan normal

- Pergerakkan dada

simetris

- Tidak terdapat retraksi

interkostalis

4. Berikan O2 BC sesuai

program yaitu 3

liter/menit

berkurang dan

kebutuhan O2

terpenuhi

2 Gangguan pemenuhan

kebutuhan nutrisi

berhubungan dengan

anoreksia ditandai dengan ;

Ds :

Klien mengatakan

ketidakmampuan untuk

makan karena susah

untuk bernapas

Klien mengatakan

Tupan :

Setelah diberikan tindakan

keperawatan selam 5 hari,

kebutuhan nutrisi klien

teratasi

Tupen :

Setelah diberikan tindakan

keperawatan selama 3 hari,

kebutuhan klien akan nutrisi

beransur-ansur terpenuhi

dengan kriteria :

1. Kaji kebiasaan diet,

masukan makanan saat

ini. Catat derajat

kerusakan makanan

2. Sering lakukan

perawatan oral, buang

sekret, berikan wadah

khusus untuk sekali

pakai

3. Berikanan makanan

1. Pasien distress

pernapasan akut sering

anoreksia karena

dispneu

2. Rasa tak enak, bau

menurunkan nafsu

makan dan dapat

menyebabkan

mual/muntah dengan

peningkatan kesulitan

napas

3. Makanan dan dalam

Page 19: Asma bronkhial AKPER PEMKAB MUNA

16

nafsu makannya

menurun.

Do :

Penurunan berat badan

porsi makan tidak

dihabiskan

Kelemahan

Adanya penurunan

kemampuan

Susah dalam bernapas

- Nafsu makan klien

meningkat

- Porsi makan dihabiskan

- Berat badan meningkat.

dalam bentuk cair, dan

dengan porsi sedikit tapi

sering

4. Kolaborasi dengan tim

gizi dalam menentukan

diit yang akan diberikan

pada klien sesuai

indikasi.

bentuk cair memudah

klien dalam mencerna

makanan yang

diberikan serta porsi

sedikit tapi sering

membantu

meningkatkan

kebutuhan nutrisi klien

4. Membantu mengatasai

kebutuhan klien akan

nutrisi

Page 20: Asma bronkhial AKPER PEMKAB MUNA

16

3 Gangguan pemenuhan

istirahat tidur b.d

teraktivasinya RAS

ditandai dengan :

Ds :

Klien mengatakan tidak

dapat beristrahat

dengan cukup karena

susah untuk bernapas

Do :

Gelisah

Insomnia

Tupan:

Setelah dilakukan perawatan

selama 5 hari kebutuhan

Istirahat tidur klien

terpenuhi

Tupen:

Setelah dilakukan intervensi

selama 2 x 24 jam klien

dapat istirahat tidur dengan

kriteria evaluasi :

- Klien mengatakan

tidurnya nyenyak tanpa

sering terbangun

- Klien dapat tidur malam

selama 8 jam

- Tidak tampak banyangan

hitam dikelopak mata

1. Identifikasi penyebab

klien tidak bisa tidur

2. Anjurkan klien untuk

berelaksasi dengan

minum segelas susu

hangat sebelum tidur

3. Anjurkan klien untuk

tidur dengan posisi yang

nyaman

4. Anjurkan klien untuk

melakukan

kebiasaannya sebelum

tidur

5. Ciptakan lingkungan

yang nyaman

1. Dapat

mengidentifikasi

penyeban klien tidak

bisa tidur dan untuk

menentukan intervensi

selanjutnya

2. susu mengandung

triptopan yang

mempunyai efek

sedative

3. dapat

meningkatkan ekspansi

paru yang maksimal

4. meningkatkan

relaksasi dan kesiapan

tidur

5. lingkungan tenang

membantu klien untuk

Page 21: Asma bronkhial AKPER PEMKAB MUNA

16

dapat beristrahat cukup

Page 22: Asma bronkhial AKPER PEMKAB MUNA

16

NoHari /

tanggalDiagnosa

KeperawatanJam Impelementasi

1 2 3 4 5

1 Senin

1 – 6 - 09

Kerusakan

pertukaran gas

berhubungan

dengan gangguan

suplay oksigen

1. Mempertahankan posisi tidur

semi fowler dengan miring

kearah yang terken

Hasil :

klien nyaman dengan posisi

semi fowler

2. Membimbing dan latih teknik

nafas dalam secara teratur,

monitor dan catat TTV

Hasil :

Klien kooperatif dan mau

dilatih teknik napas dalam dan

klien merasa lega

3. memantau fungsi pernapasan :

cepat, dangkal, dyspneu dan

perkembangan dada

4. Memberikan O2 BC sesuai

program yaitu 3 liter/menit

2 Senin Gangguan 1. Memantau kebiasaan diet,

1. dfd2. dfdf3. dfdf4. Pelaksanaan

Page 23: Asma bronkhial AKPER PEMKAB MUNA

16

1 – 6 - 09 pemenuhan

kebutuhan nutrisi

masukan makanan saat ini.

Catat derajat kerusakan

makanan

Hasil :

Nafsu makan klien menurun,

porsi makan tidak dihabiskan.

2. Sering lakukan perawatan

oral, buang sekret, berikan

wadah khusus untuk sekali

pakai

Hasil :

Klien mau untuk mengikuti

instruksi perawat

3. Memberikanan makanan

dalam bentuk cair, dan dengan

porsi sedikit tapi sering

4. Penatalaksanaan pemberian

diit yang akan diberikan pada

klien sesuai indikasi. 3 Senin

1 – 6 - 09

Gangguan

pemenuhan

istirahat tidur b.d

stimulasi sesak.

1. Mengidentifikasi penyebab

klien tidak bisa tidur

Hasil :

Klien tidak dapat beristrahat

karena sesak napas

2. Menganjurkan klien untuk

berelaksasi dengan minum

segelas susu hangat sebelum

tidur

Hasil :

Page 24: Asma bronkhial AKPER PEMKAB MUNA

16

Klien merasa nyaman setelah

relaksasi

3. Menganjurkan klien untuk tidur

dengan posisi yang nyaman

Hasil :

Klien kooperatif dan mengikuti

anjuran perawat

4. Menganjurkan klien untuk

melakukan kebiasaannya

sebelum tidur

Hasil :

Klien mau untuk mengikuti

instruksi perawat

5. Menciptakan lingkungan yang

nyaman

Hasil :

Keluarga klien mau membantu

perawat dalam menciptakan

lingkungan yang nyaman.