Asma Bronkhial

54
ASMA BRONKHIAL Dwi Nuria 20050310190

description

ghfgvnjm

Transcript of Asma Bronkhial

  • ASMA BRONKHIALDwi Nuria20050310190

  • Kasus

    NamaBp. HYUmur37 thPendidikanSLTAPekerjaanPedagangAgamaIslamSuku/bangsaJawa / IndonesiaAlamatMagersari Magelang

  • Keluhan utama : Sesak nafasRPS : 4 Hsmrs Pasien mengeluh sesak napas dan batuk kering, di bawa ke puskesmas diberi obat sesek hilang, 1 Hsmrs sesak di rasa bertambah dan disertai bunyi mengi, pasien merasa pada posisi duduk sesak sedikit berkurang dibanding posisi tidur. Sesak sering kambuh bila pasien melakukan aktivitas berat. RPD : sejak dulu pasien sudah sering masuk rumah sakit karena sesak nafas. Dan setiap sesak disertai mengi. Sesak dirasa lebih sering bila cuaca dingin.

  • Pemeriksaan FisikKeadaan umum: Tampak SesakKesadaran : Compos mentisVital sign : Tensi : 120/90 mmHg Nadi : 76 x/menit Respirasi : 32 x/menit Suhu : 37,5Kepala : Conjungtiva Pucat ( -/- )Leher : Lnn ttb

  • Pulmo : Inspeksi : Retraksi ( - ), Ketinggalan gerak ( - ) Palpasi : Ketinggalan gerak ( - ) Perkusi : Sonor (+/+) Auskultasi : Vesikuler, ronkhi ( - /-), Wheezing (+/+) ekspirasi memanjangJantung : Inspeksi : Ictus Cordis tak tampak Palpasi : Ictus Cordis teraba di SIC IV Perkusi : Redup Auskultasi : Regular, bising ( - )Abdomen : Inspeksi : Perut sejajar dada. Palpasi : Hepar / lien tidak teraba Perkusi : Pekak alih ( - ) Auskultasi : Peristaltik baikEktremitas : akral hangat , nadi kuat. Udem (- )

  • Pemeriksaan7-12-2009Nilai normal (male)SatuanDarah rutinWBC15,444.8 10.8103/uLRBC5,164.7 6.1106/uLHGB14,914 18g/dLHCT45,1042 52%MCV87,479 99fLMCH28,927 31pgMCHC3333 37g/dLPLT218150 450103/dL

  • GDS103,275 - 150UREUM18,910 - 50-CREATININ0,70,6 - 1,2SGOT27,6< 38SGPT22,7< 42

  • Diferential DiagnosisAsma bronkhialeBronkitis Kronis

  • TerapiInfus D5 + AminophilinOksigenAmbroxol 3x1Salbutamol 3x1Dexametason 2x1Ciprofloxasin 2x1Diit BK

  • DEFINISIAsma adalah suatu sindrom klinik ditandai dengan respon dari saluran trakeo-bronkial terhadap berbagai macam rangsangan dengan manifestasi berupa penyempitan jalan nafas yang luas, dan beratnya serangan dapat berubah-ubah yang bersifat refersibel, baik secara spontan maupun dengan pengobatan

  • ETIOLOGI

    GENETIKLINGKUNGANHiperreaktivitasAtopi/Alergi bronkusFaktor yang memodifikasi penyakit genetikJenis KelaminRas/EtnikAlergen)Obat-obatan tertentu (misalnya golongan aspirin, NSAID, beta-blocker dll)Ekspresi emosi berlebihAsap rokokPolusi udara di luar dan di dalam ruanganExercise induced asthmaPerubahan cuaca

  • FAKTOR PENCENTUSISPA (rhinovirus, influenza, pneumonia, dll)Alergen (debu, serbuk sari bunga, tungau, dll)Lingkungan (udara dingin,asap rokok, polutant, dll)Emosi : stress, cemasOlahraga : terutama jika udara kering dan dingin. Stimulus pekerjaan (Kelelahan) Obat : OAINS, - blocker

  • Faktor resiko lingkunganINFLAMASIHiperesponsif jalan nafasObstruksi jalan nafasPencetusGejala

  • PREVALENSIJenis kelaminUmurStatus atopiFaktor keturunanFaktor lingkungan

  • KLASIFIKASIAsma alergik (ekstrinsik)Asma non alergikAsma yang berkaitan dengan penyakit paru obstruksi kronik

  • Menurut berat ringannyaAsma IntermitenAsma persisten ringanAsma persisten sedangAsma persisten berat

  • FAKTOR PENYEBAB ASMA1. Gangguan Imunologis (Faktor Ekstrinsik) reaksi alergi atau reaksi atopik2. Gangguan keseimbangan sistem saraf otonom (Faktor Intrinsik) :Terjadi karena peningkatan reaksi parasimpatis akibat reseptor kolinergik yang sensitif sehingga sedikit rangsangan sudah bisa menimbulkan konstriksi bronkus melalui refleks vagus

  • PATOGENESISAsma sebagai penyakit inflamasiBerbagai sel inflamasi berperan: sel mast, eosinofil, sel limfosit T, makrofag, neutrophil, dan sel epitelProses inflamasi:Inflamasi akutInflamasi kronik

  • Inflamasi AkutReaksi asma tipe cepatAlergen terikat dgn IgE menempel pada sel mast mediator inflamasi kontraksi otot polos bronkhus, sekresi mukus dan vasodilatasiReaksi fase lambatTimbul 6 9 jam setelah reaksi cepat aktivasi eosinofil, sel T, CD4+, neutrofil dan makrofag

  • Inflamasi kronikBerbagai sel terlibat dan teraktivasi pada inflamasi kronik seperti: limfosit T, eosinofil, makrofag, sel mast, sel epitel, fibroblast dan otot polos bronkhus

  • Cont..Terdapat 2 jalur:Jalur imunologis : IgEJalur saraf autonom : Hsil khir berupa inflamasi dan HSN (hiperreaktivitas saluran nafas)Keadaan yg dapat meningkatkan HSN:Inflamasi sal napasKerusakan sel-sel epitelMekanisme neurologisGangguan intrinsikObstruksi saluran napas

  • Reaksi inflamasi

  • Airway remodellingHubungan antara inflamasi akut, kronis & airway remodellingInflamasi AkutInflamasi KronikBronkhokonstriksiExcacebation non specific hyper reactivityObstruksi persisten aliran udara

  • Airway remodellingHipertrofi dan hiperplasi otot polos jalan nafasHipertrofi dan hiperplasi kelenjar mukusPenebalan membran reticular basalPembuluh darah meningkatMatriks ekstra selular fungsinya meningkatPerubahan struktur parenkimPeningkatan fibrogenic growth factor fibrosis

  • PATOFISIOLOGI

  • Gambaran KlinisSerangan episodik, batuk, mengi, sesak napasPada awal serangan rasa berat di dadaPada asma alergik : pilek / bersin-bersin

  • Penderita tampak sakit berat dan sianosisSesak nafas, bicara terputus-putus.Banyak berkeringat, bila kulit kering menunjukkan kegawatan sebab penderita sudah jatuh dalam dehidrasi berat.Pada keadaan awal kesadaran penderita mungkin masih cukup baik, tetapi lambat laun dapat memburuk yang diawali dengan rasa cemas, gelisah kemudian jatuh ke dalam koma.

  • FAKTOR RESIKOInteraksi antara :Faktor penjamu (host)Faktor lingkungan Faktor penjamu:Genetik asma, alergi, hipereaktiviti bronkhus, jenis kelamin dan rasFaktor lingkungan:Alergen, sensitasi lingkungan, polusi udara, infeksi pernafasan, diet, sosialekonomi

  • PENEGAKAN DIAGNOSIS ASMARiwayat penyakitPemeriksaan fisikPemeriksaan penunjang Uji faal paru

  • RIWAYAT PENYAKITBersifat episodik, seringkali reversible dengan atau tanpa pengobatanBatuk, sesak nafas, mengiGejala memburuk terutama pada malam hariDiawali oleh faktor pencetus yang bersifat individuRespon dengan terapi bronkodilatorRiwayat keluarga (+), riwayat atopi

  • PEMERIKSAAN FISIKPaling sering ditemukan wheezing pada auskultasi paruHiperinflasi paruExpirasi yang memanjangPengunaan otot bantu nafas

  • FAAL PARUUntuk menilai:Obstruksi jalan nafasReversibilitas kelainan paruVariabilitas faal paruPemeriksaan uji faal paru:SpirometriArus puncak ekspirasi (APE)

  • Interprestasi pengukuran Spirometri

  • Arus Puncak Respirasi (APE)Dengan alat sederhana peak expiratory flow meter (PEF Meter)Untuk melihat reversibiliti perbaikan nilai APE 15% setelah inhalasi bronkodilatorUntuk menilai variabiliti diukur APE harian selama 1 2 minggu, nilai variabiliti APE harian > 20% dipertimbangkan sebagai asma

  • PEMERIKSAAN PENUNJANGSpirometriUji provokasi bronkusPemeriksaan sputumUji kulitPemeriksaan kadar IgE total dan IgE spesifikFoto dadaAnalisa gas darah

  • DEFERENSIAL DIAGNOSISBronkitis kronisEmfisema ParuGagal jantung kiri akutEmboli Paru

  • KOMPLIKASIPneumotoraksPneumodiastinum dan emfisema subcutisAtelektasisAspergilosis bronkopulmoner alergikGagal napasBronkitisFraktur iga

  • RinganSedangBeratAktvtsdpt berjalanJalan terbatassuka berjalandpt berbaringLbh suka dudukDuduk m'bungkukBicarabbrp kalimatkalimat terbataskata per kataKesadaranbiasakadang terganggubiasanya tergangguFrek napasmeningkatmeningkatsering >30 menitRetraksi otot bantutdk adakadang kala adaadaMengilemah-sedangkeraskerasNadi120

  • PenatalaksanaanMenghilangkan dan mengendalikan gejala asmaMencegah eksaserbasi akutMeningkatkan dan mempertahankan faal paru seoptimal mungkinMengupayakan aktivitas normalMenghindari efek samping obatMencegah airflow limitation yang ireversibelMencegah kematian karena asma

  • Komponen penatalaksanaan asmaEdukasiMenilai & monitor beratnya asma secara berkalaIndentifikasi & mengendalikan faktor pencetusMerencanakan terapi jangka panjangMenetapkan terapi pada serangan akutKontrol secara teraturPola hidup sehat

  • Terapi Akut dan Kronik(Reliever vs Controller)

  • Terapi khusus pada wanita hamilPencegahan asma pd wanita hamil sama dg pd pasien lainnya misalnya beklomethason atau budesonide inhalasiaman digunakan dlm kehamilanSodium kromoglikat jg digunakan sbg profilaksis asma dgn inhalasi,cukup aman pd kehamilanTreatment: salbutamol,terbutalinjk digunakan scr inhalasi,tdk mempengaruhi uteruskortikosteroid oral jangka pendek, spti prednisolon 20-50mg/hr utk 4-7hr cukup amanJk perlu,sblm melahirkan injeksi hidrokortison i.m atau i.v 100mg setiap 8jam selama 24 jam cukup menjamin ketersedianya kortikosteroid eksogenTeofilin sebaiknya tdk digunakan pd masa akhir kehamilanefek stimulan : irritability,takikardi pd neonatus

  • TOTAL KONTROLTidak ada gejala, termasuk gejala malam hariHasil tes fungsi paru normalTidak ada serangan asma Tidak ada kunjungan gawat daruratTidak perlu memakai obat pelegaTidak ada keterbatasan dalam melakukan aktifitas, termasuk olah ragaTidak ada efek samping obat yang mengharuskan penggantian obat

  • Rute pemberianInhalasi lebih efektif karena dapat mencapai konsntrasi tinggi dalam saluran pernafasan, efek sistemik minimal dan waktu kerja lebih cepatCara pemberian inhalasi:MDI (metered dose inhaler)Breath actuated MDIDry powder inhaler (DPI)TurbuhalerNebuliser

  • Wassalamualaikum Terima Kasih

    ****************************