AskepNyeri

download AskepNyeri

of 19

Transcript of AskepNyeri

  • 8/2/2019 AskepNyeri

    1/19

    ASUHAN KEPERAWATAN

    PADA PASIEN GANGGUAN RASA AMAN DAN NYAMAN

    NYERI

    Disusun Oleh :

    Heru Raharjo

    SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KARYA HUSADA

    PRODI S1 KEPERAWATAN

    SEMARANG

    2011

  • 8/2/2019 AskepNyeri

    2/19

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang

    Nyeri merupakan kondisi berupa perasaan tidak menyenangkan bersifat

    sangat subyektif karena perasaan nyeri berbeda pada setiap orang dalam hal skala

    atau tingkatannya, dan hanya orang tersebutlah yang dapat menjelaskan atau

    mengevaluasi rasa nyeri yang dialaminya.

    Nyeri merupakan alasan yang paling umum orang mencari perawatan

    kesehatan. Walaupun nyeri merupakan salah satu dari gejala yang paling sering

    terjadi di bidang medis, tetapi nyeri juga merupakan salah satu hal yang paling

    sulit dipahami. Nyeri merupakan penyebab utama frustasi, baik klien maupun

    tenaga kesehatan. Nyeri juga merupakan penyebab utama yang menghambat

    kemampuan dan keinginan individu untuk pulih dari suatu penyakit.

    Asosiasi Internasional untuk Penelitian Nyeri (International Association for

    The Study of Pain, IASP) mendefinisikan nyeri sebagai suatu sensori subyektif

    dan pengalaman emosional yang tidak menyenangkan berkaitan dengan

    kerusakan jaringan yang aktual atau potensial atau yang dirasakan dalam kejadian

    kejadian dimana terjadi kerusakan (IASP, 1979). Penatalaksanaan nyeri yang

    efektif tidak hanya mengurangi ketidaknyamanan fisik tetapi juga meningkatkan

    mobilisasi lebih awal, dan membantu klien kembali bekerja lebih dini,

    mengurangi kunjungan klinik, memperpendek masa hospitalisasi, dan mengurangi

    biaya perawatan kesehatan. Itulah sebabnya penulis menyusun laporan ini.

    B. Tujuan

    Penulis menyusun laporan ini dengan tujuan agar masyarakat dan tenaga

    kesehatan dapat mengenal nyeri lebih dekat dan dapat mengelola nyari lebih baik

    dan efektif sehingga dapat memperoleh hasil yang maksimal dalam proses

    keperawatan.

    BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

  • 8/2/2019 AskepNyeri

    3/19

    Nyeri merupakan suatu kondisi yang lebih dari sekedar sensasi tunggal yang

    disebabkan oleh stimulus tertentu. Nyeri bersifat subyektif dan sangat bersifat

    individual. Nyeri merupakan mekanisme fisiologis yang bertujuan untuk

    melindungi diri. Nyeri mengarah pada penyebab ketidakmampuan.

    Menurut Mc. Coffery (1979) : Nyeri adalah suatu keadaan yang

    mempengaruhi sesorang yang keberadaannya diketahui hanya jika orang tersebut

    pernah mengalaminya. Klasifikasi nyeri secara umum dibagi menjadi dua, yaitu :

    Nyeri Akut

    Merupakan nyeri yang timbul secara mendadak dan cepat menghilang,

    yang tidak melebihi 6 bulan dan ditandai adanya peningkatan tegangan otot.

    Nyeri Kronis

    Merupakan nyeri yang timbul secara perlahan lahan, biasanya

    berlangsung dalam waktu cukup lama, yaitu lebih dari 6 bulan.

    Pengkajian pada masalah nyeri dapat dilakukan dengan cara PQRST,

    yaitu :

    P (Pemacu), yaitu faktor yang mempengaruhi gawat atau ringannya nyeri.

    Q (Quality) dari nyeri, seperti apakah rasa tajam, tumpul atau tersayat.

    R (Region), yaitu daerah perjalanan nyeri.

    S (Severity), adalah keparahan atau intensitas nyeri.

    T (Time), adalah lama / waktu serangan atau frekuensi nyeri.

    Intensitas nyeri dapat diketahui dengan bertanya kepada pasien melalui skala

    nyeri berikut :

    Tidak Nyeri Sedikit Nyeri Sedang Parah/Berat

    Tidak Nyeri Ringan Sedang Parah Separah parahnya

    0 : Tidak Nyeri 0 : Tidak Nyeri 0 : Tidak Nyeri

    1 : Nyeri Ringan 1 : Nyeri Ringan 1 : Sedikit Nyeri

  • 8/2/2019 AskepNyeri

    4/19

    2 : Tidak Nyaman 2 : Nyeri Sedang 2 : Nyeri Sedang

    3 : Mengganggu 3 : Nyeri Parah 3 : Nyeri Parah

    4 : Sangat Mengganggu 4 : Nyeri Sangat Parah

    METODE / CARA MENGHILANGKAN NYERI

    1. Distraksi

    Adalah suatu metode untuk menghilangkan nyeri dengan cara mengalihkan

    perhatian pada hal hal yang lain sehingga pasien akan lupa terhadap nyeri yang

    dialaminya.

    Beberapa teknik distraksi antara lain :

    Menonton televisi

    Mendengarkan musik

    Berbincang bincang dengan orang lain

    2. Massage

    Adalah tindakan keperawatan dengan cara memberikan pijatan pada klien

    dalam memenuhi kebutuhan rasa nyaman (nyeri) pada daerah superfisial atau otot

    / tulang.

    3. Relaksasi

    Ada 3 hal utama yang dibutuhkan dalam teknik relaksasi :

    Posisi pasien yang tepat

    Pikiran beristirahat

    Lingkungan yang tenang

    4. Guide Imagery

    Adalah suatu tindakan keperawatan untuk menghilangkan nyeri dengan

    meminta klien untuk memikirkan hal hal yang menyenangkan atau pengalaman

    yang membantu penggunaan semua indera dengan suara yang lembut.

    5. Kompres

    Adalah memberikan rasa nyaman pada pasien dengan menggunakan cairan

    atau alat pada bagian tubuh yang memerlukan.

  • 8/2/2019 AskepNyeri

    5/19

    BAB III

    LAPORAN PROSEDUR TINDAKAN

  • 8/2/2019 AskepNyeri

    6/19

    A. PENGKAJIAN

    Tanggal Masuk : 31 Maret 2007

    Jam : 23:40:26

    Nomor Registrasi : 5505928

    Nama Mahasiswa : Rizky Rahayu Pradani

    NIM : P17424306.1123

    I. BIODATA

    a. Identitas Pasien

    Nama : Tn. S

    Umur : 65 Tahun

    Jenis Kelamin : Laki-laki

    Suku/bangsa : Jawa/Indonesia

    Agama : Islam

    Pendidikan : SD

    Pekerjaan : Buruh bengkel

    Alamat : Kp. Lengkong Kambing RT: 5 RW: 3

    Semarang

    Diagnosa Medis : Tumor Kauda Pankreas

    Tanggal Pengkajian : 26 April 2007

    Jam Pengkajian : 12.30 WIB

    b. Identitas Penanggung Jawab

    Nama : Ny. N

    Umur : 45 Tahun

    Jenis Kelamin : Perempuan

    Suku/bangsa : Jawa/Indonesia

    Agama : Islam

    Pendidikan : SD

    Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga

    Hubungan dengan Pasien : Istri

    Alamat : Kp. Lengkong Kambing RT:5 RW:3

    Semarang

  • 8/2/2019 AskepNyeri

    7/19

    II. KELUHAN UTAMA

    Pasien merasa nyeri pada bagian abdomen bawah. Selain itu, pasien

    merasa panas pada bagian abdomen.

    III. RIWAYAT KESEHATAN

    a. Riwayat Kesehatan Sekarang

    2 bulan yang lalu pasien merasa kesakitan di bagian abdomen,

    kemudian keluarga pasien membawa pasien ke Puskesmas dan

    didiagnosa menderita maag. Tetapi pasien masih tetap merasakan nyeri

    di abdomen sehingga keluarga pasien membawa pasien ke RSU.

    Ketileng. Tanggal 27 Maret 2007, Pasien dirujuk ke RSUP Dr.Kariadi di

    bangsal A3/bedah pria dan dirawat inap dengan diagnosa awal Tumor

    Kauda Pankreas. Pada tanggal 26 April pasien masih mersakan nyeri

    pada bagian abdomen. Selain itu, pasien juga mengalami mual dan

    muntah pada saat makan dan minum.

    b. Riwayat Kesehatan Masa Lalu

    Klien baru pertama kali sakit seperti ini dan klien baru pertama kali

    dirawat inap.

    c. Riwayat Kesehatan Keluarga

    Keluarga pasien tidak ada yang menderita penyakit Tumor Kauda

    Pankreas dan penyakit menular lainnya, seperti: TBC, AIDS, dan

    Hepatitis. Istri pasien mengatakan istri pasien pernah mengalami gejala

    Typoid tetapi tidak sampai dirawat inap.

    d. Genogram

    Keluarga pasien tidak ada yang menderita Tumor Pankreas dan

    penyakit menurun lainnya, seperti: Diabetes Mellitus dan Hipertensi.

    IV. POLA-POLA KESEHATAN FUNGIONAL

    a. Pola Persepsi dan Managemen Kesehatan

    Istri pasien mengatakan setiap ada anggota keluarga yang sakit,

    seperti: flu, keluarga pasien memberikan obat yang dijual di warung

    atau apotek. Tetapi bila keadaan darurat, keluarga membawa anggota

    keluarga yang sakit ke Rumah Sakit.

  • 8/2/2019 AskepNyeri

    8/19

    b. Pola Nutrisi

    Sebelum masuk Rumah Sakit, pasien makan 3xsehari. Menunya

    bervariasi, yang terdiri dari nasi, lauk, dan sayur. Pasien jarang

    mengkonsumsi buah-buahan. Setiap hari pasien minum 7-8 gelas air

    putih sehari. Sejak masuk Rumah Sakit, pasien mengatakan jarang

    mengkonsumsi makanan yang disediakan Rumah Sakit karena makanan

    yang disajikan berupa tumisan dan keringan sehingga pasien kesulitan

    dalam mengkonsumsinya. Istri pasien mengatakan bahwa pasien hanya

    menghabiskan 6-8 sendok makan/hari. Pasien biasanya hanya mau

    mengkonsumsi bubur kacang hijau dan susu.

    c. Pola Eliminasi

    Istri pasien mengatakan bahwa sebelum masuk Rumah Sakit, pasien

    BAK 8xsehari dan BAB 1xsehari dengan karakteristik BAK

    (warna:kuning;bau:amoniak;jumlah:-) dan BAB

    (warna:kecoklatan;konsistensi:tidak terlalu encer dan tidak terlalu

    keras). Selama dirawat di Rumah Sakit, pasien BAB 3xsehari dengan

    karakteristik tetap dan tidak mengalami perubahan pada pola eliminasi

    BAK.

    d. Pola Aktivitas dan Latihan

    Sebelum masuk Rumah Sakit, aktivitas dan latihan pasien dapat

    dipenuhi dengan baik dan mandiri. Padien bekerja dari jam 8 pagi

    sampai 4 sore dengan istirahat selama 2 jam pada saat bekerja. Tetapi,

    setelah dirawat di Rumah Sakit, pasien mengalami perubahan, setiap

    kali beraktivitas pasien merasa nyeri pada bagian abdomen bawah.

    e. Pola Istirahat dan Tidur

    Sebelum masuk Rumah Sakit, Pasien Tidur 8 jam/hari. Tetapi

    setelah masuk Rumah Sakit, pasien mengalami gangguan dan sering

    terbangun saat tidur. Pasien hanya tidur 5 jam sehari

    f. Pola Persepsi dan Kognitif

    Pendengaran dan penglihatan pasien tidak mengalami gangguan.

    Pasien masih bisa mendengar dan melihat sesuatu dan pasien mampu

  • 8/2/2019 AskepNyeri

    9/19

    menjawabsemua pertanyaan yang ditujukan kepadanya. Pola kognitif

    pasien tidak terganngu, pasien bisa mengingat peristiwa yang terjadi

    beberapa waktu yang lalu. Orientasi pasien terhadap tempat tidak

    terganggu.

    g. Pola Persepsi dan Konsep Diri

    Pasien mengatakan sering nyeri dan mengalami kesakitan di

    abdomen bawah, ditunjukkan dengan muka meringis dan merintih

    kesakitan. Pasien kurang nyaman dengan keadaan sekarang ini.

    h. Pola Peran dan Hubungan

    Klien berperan sebagai ayah sekaligus kepala keluarga dar 4 anak.

    Di Rumah Sakit, ia dapat bergaul dengan tenaga kesehatan dan pasien

    lain. Dalam keluarganya, ia termasuk anggota keluarga yang suka

    membantu keluarga yang lain. Jika ada masalh keluarga, ia selalu

    berpartisipasi dalam menyelesaikan masalah. Ia juga sering mengikuti

    kegiatan sosial di desanya.

    i. Pola Reproduksi dan Seksual

    Pasien Tn. S menikah yang kedua dengan Ny. N umur

    pernikahannya sudah 25 tahun. Selama pernikahannya dengan Ny. N,

    Tn. S dikaruniai 4 anak. Tn. S mengikuti program kontrasepsi dengan

    metode vasektomi. Selama Tn. S sakit, Tn. S dan Ny. N tidak

    melakukan hubungan seksual lagi.

    j. Pola Koping Terhadap Stress

    Dalam menghadapi masalah, pasien selalu menceritakan kepada

    istrinya. Pasien mengungkapkan denagn kata-kata seberapa sakit yang

    dialaminya. Kadang pasien menangis dan merintih dengan apa yang

    dirasakannya.

    k. Pola Tata Nilai dan Kepercayaan

    Pasien tinggal dalam lingkungan muslim. Sebelum sakit, ia biasa

    mengaji dan solat walaupun jarang. Setelah sakit, pasien tidak bisa solat

    dan mengaji lagi.

    V. PEMERIKSAAN FISIK

  • 8/2/2019 AskepNyeri

    10/19

    Keadaan Umum : Baik

    Tingkat Kesadaran :

    Tingkat kesadaran pasien menurut GCS adalah sebagai berikut :

    Respon motoriknya bernilai 6 karena klien dapat

    mengikuti perintah yang diinstruksikan

    Respon verbal bernilai 5 karena klien dapat menjawab

    semua pertanyaan dan mengerti semua identitas dirinya.

    Respon mata bernilai 4 karena mata dapat membuka

    spontan

    Nilai motorik 6

    Nilai verbal 5

    Membuka mata 4 +

    Jumlah 15 (komposmentis atau baik)

    Tanda-tanda Vital

    Suhu : 37,6 oC

    Nadi : 76x/menit

    Pernafasan : 22x/menit

    Tekanan Darah : 120/90 mmHg

    Kepala : bentuk mesosephal, rambut hitam, beruban, tidak mudah

    rontok, bersih dan tidak berketombe.

    Mata : respon pupil mengecil, konjungtiva tidak anemis, selaput

    sklera tidak ada sekret, iris hitam dan terdapat warna abu-

    abu di bagian tepinya.

    Hidung : simetris, bersih, tidak ada sekret maupun polip.

    Telinga : simetris, tidak ada serumen, tidak ada lesi.

    Mulut : gigi lengkap, rongga mulut bersih, mukosa mulut kering,

    tidak ada stomatitis, lidah merah muda, tonsil tidak

    membesar, tidak ada sianosis.

    Leher : tidak ada pembesaran kelenjar limfe dan kelenjar tiroid,

    trakea lurus, tidak ada nyeri tekan.

    Dada :

  • 8/2/2019 AskepNyeri

    11/19

    Inspeksi : bentuk simetris, terdapat cekungan pada daerah sternum,

    iktus kordis tidak tampak

    Palpasi : gerak dada simetris, teraba detak jantung, tidak ada

    tonjolan.

    Perkusi : bunyi sonor.

    Auskultasi : bunyi paru normal, suara nafas tanpa wheezing dan ronchi

    Abdomen :

    Inspeksi : perut agak membuncit, tidak ada lesi.

    Palpasi : terasa agak panas, keras, teraba seperti cairan, tidak ada

    pembesaran hati dan limpa.

    Perkusi : bunyi hipertympani.

    Auskultasi : terdengar peristaltik usus selama 5x / menit.

    Ekstremitas : tidak ada sianosis baik di tangan maupun kaki, simetris

    tanpa lesi, tidak ada oedema, tidak ada varises.

    Genitourinaria : bersih, tidak ada hernia, tidak ada iritasi pada anus, kulit

    sekitar kelamin dan alat vitalnya berfungsi dengan

    semestinya.

    Kulit : warna sawo matang, bersih, turgor cepat kembali ke posisi

    semula, tidak ada lesi, tidak sianosis.

    VI. PEMERIKSAAN PENUNJANG

    Hasil pemeriksaan foto thorax, tanggal : 18 April 2007

    Kesan : tidak tampak gambaran metastase cor dan pulmo tidak tampak

    kelainan.

    HASIL PEMERIKSAAN LABORATORIUM 18 APRIL 2007 JAM 11.46 WIB

    hasil nilai normal keterangan

    HEMATOLOGI

    Analyzer hema

    Hemoglobin 11,4 gr % 13,00 - 16,00 L

    Hematokrit 33,5 % 40,0 - 54,0 L

    Eritrosit 3,79 jt/mmk 4,50 - 6,50 L

    MCH 29,90 pg 27,00 - 32,00

    MCV 88,30 fl 76,00 - 96,00

  • 8/2/2019 AskepNyeri

    12/19

    MCHC 33,9 g/dl 29,00 - 36,00

    Lekosit 16,00 ribu/mmk 4,00 - 11,00 H

    Trombosit 426,0 ribu/mmk 150,0 - 400,0 HPlasma Protombin time

    Waktu protombin 10,7 detik 10,0 - 15,0

    PPT kontrol 12,0 detik

    Partial tromboplastin

    Waktu tromboplastin 34,7 detik 23,4 - 36,8

    APTT kontrol 36,2 detik

    KLINIK KIMIA

    Glukosa sewaktu 141 mg/dl 80 - 110 H

    Ureum 67 mg/dl 15 - 39 H

    Creatinin 1,34 mg/dl 0,60 - 1,30 H

    Albumin 3,2 gr/dl 3,4 - 5,0 L

    SGOT (AST) 23 V/I 15 - 37SGPT (ALT) 25 V/I 30 - 65 L

    Elektrolit

    Natrium 135 mmol/L 136 - 146 L

    Kalium 4,7 mmol/L 9,5 - 5,1

    Chlorida 99 mmol/L 98 - 107

    Hasil pemeriksaan USG tanggal 21 Maret 2007

    Kesan : Tumor kauda Pankreas

    B. P. H (ringan)

    Hasil pemeriksaan CT scan tanggal 4 April 2007

    Kesan : massa korpus pankreas, cenderung

    Maligna

    Ascites

    HASIL PEMERIKSAAN LABORATORIUM 19 APRIL 2007 JAM 10.08 WIB

    hasil nilai normal keterangan

    KIMIA KLINIK

    Bilirubin total 0,51 mg/dl 0,00 - 1,00

    Bilirubin direk 0,07 mg/dl 0,00 - 0,30

  • 8/2/2019 AskepNyeri

    13/19

    Terapi : - MST 2 tablet x sehari

    - Vitamin K 1 tablet x sehari

    - Profenit Sp 2 tablet x sehari

    Diet : diet biasa (tinggi kalori dan tinggi protein)

    VII. DAFTAR MASALAH

    No Tgl/Jam Data fokus Masalah Tindakan TTD

    1. 26 April

    2007

    Data Subyektif

    1. Klien

    mengatakan

    bahwa ia

    sering

    merasakan

    nyeri dan

    sakit pada

    abdomen.

    Data Obyektif

    1. Abdomen

    teraba tegang.

    Gangguan rasa

    nyaman / nyeri

    abdomen.

    Mengajarkan

    teknik relaksasi

    dengan napas

    dalam (10.00).

    Distraksi dengan

    memberikan sarana

    untuk mengurangi

    nyeri, seperti

    diajak bercerita.

    Menciptakan

    lingkungan yang

    tenang dan

    nyaman, dengan

    mengatur posisi

    tubuh pasien

    (10.35).

    Memberikan

    kompres air hangat

    untuk mengurangi

    nyeri (11.00).

    Mempersilakan

    pasien berbaring

    dan tidur (11.15).

    No Tgl/Jam Data fokus Masalah Tindakan TTD

  • 8/2/2019 AskepNyeri

    14/19

    2. 26 April

    2007

    2. Skala nyeri

    pasien

    bernilai 6

    3. Pola nyeri :

    P : tumor kauda

    pankreas

    Q : panas,

    tegang

    R : abdomen

    bagian

    bawah

    S : bernilai 6

    T : setiap saat

    Data Subyektif

    1. Pasien

    mengatakan

    sulit tidur

    akibat

    nyerinya.

    Data obyektif

    1. Pasien

    terlihat letih

    dan lemah.

    2. Mata pasien

    terlihat

    cekung.

    Gangguan

    istirahat dan

    tidur

    Memonitor nyeri

    dan menanyakanskala nyeri

    (12.00).

    Memberikan

    Massage pada

    daerah ekstremitas

    (12.15).

    Memberikan obat

    analgesik (12.30).

    Menciptakan

    kondisi senyaman

    mungkin

    sehinggapasien

    merasa baik dan

    nyaman (10.35).

    Mengkaji

    penyebab lain

    (10.40).

    Menciptakan

    kondisi senyaman

    mungkin (10.45).

    Mengatur posisi

    pasien dan

    mempersilakan

    tidur (11.15).

    No Tgl/Jam Data fokus Masalah Tindakan TTD

  • 8/2/2019 AskepNyeri

    15/19

    3. 26 April

    2007

    Data Subyektif

    1. Pasien

    mengatakan

    bahwa pasien

    kesulitan

    dalam

    mengkonsum

    si makanan

    dan minuman

    karena

    nyerinya.

    Data obyektif

    1. Pasien mual

    dan muntah.

    Gangguan

    pemenuhan

    kebutuhan

    nutrisi.

    Memberikan

    asupan nutrisiyang mudah

    dikonsumsi pasien

    (13.00).

    Memberikan

    asupan nutrisi lain

    yang tidak

    merangsang pasien

    untuk mual dan

    muntah (13.05).

    Memberikan ruang

    ventilasi yang

    cukup untuk

    pasien (13.15).

    BAB IV

    PEMBAHASAN

  • 8/2/2019 AskepNyeri

    16/19

    Tn. S adalah penderita Tumor kauda pankreas yang telah menjalani

    beberapa tes laboratorium seperti : hematologi, kimia klinik, CT scan, dan USG.

    Selain itu, pasien juga menjalani program diet biasa dengan jumlah kalori tinggi

    dan protein tinggi. Karena nafsu makan Tn. S menurun yang disebabkan oleh rasa

    nyerinya, Tn. S menjadi lemas. Selain itu, Tn. S sering mual dan muntah sehingga

    makanan yang dikonsumsinya tidak dapat diterima tubuh dan dikeluakan kembali.

    Tn. S juga diberi obat analgetik untuk mengurangi rasa nyerinya. Kadar

    hemoglobin Tn. S adalah 11,4 gr % yang termasuk dalam kategori low / rendah.

    Tetapi dalam kenyataannya di lapangan, kadar Hb Tn. S termasuk baik karena di

    dalam lapangan kadar Hb minimal pasien adalah 10 gr %. Jadi, kadar Hb Tn. S

    sudah di atas minimal, dan termasuk kategori baik. Selain mendapatkan obat

    analgetik, Tn. S juga mendapatkan suplemen vitamin K. Pasien selalu minum

    obat secara teratur karena ingin cepat sembuh.

    BAB V

    PENUTUP

    A. KESIMPULAN

  • 8/2/2019 AskepNyeri

    17/19

    Nyeri merupakan suatu rasa yang tidak nyaman, baik ringan maupun berat.

    Nyeri bersifat subyektif sangat bersifat individual.

    Nyeri mempunyai skala dan tingkatan yang berbeda antara individu satu

    dengan individu yang lain. Penatalaksanaan nyeri yang efektif dapat

    menimbulkan meningkatnya mobilisasi, membantu klien bekerja lebih dini,

    mengurangi kunjungan klinik, mengurangi masa hospitalisasi dan biaya

    perawatan kesehatan.

    B. SARAN

    1. Lakukanlah deteksi dini jika ditemukan keabnormalitasan.

    2. Berikan manajemen nyeri pada waktu dan cara yang tepat.

    3. Cuci tangan sebelum dan sesudah melakukan tindakan.

    4. lakukan evaluasi mengenai respon klien.

    DAFTAR PUSTAKA

  • 8/2/2019 AskepNyeri

    18/19

    Asosiasi Institusi Pendidikan D III Keperawatan Jawa Tengah. 2002. Standar

    Operasional Prosedur.

    Carpenito, L. J. 1999.Dokumentasi Keperawatan. Jakarta : EGC.

    Dongoes, M. E. 2003.Rencana Asuhan Keperawatan Pedoman untuk Perencanaan

    dan Pendokumentasian Perawatan Pasien. Jakarta : EGC.

    Hidayat, A. Aziz Alimut. 2004. Buku Saku Praktikum Kebutuhan Dasar Manusia.

    Jakarta : EGC.

    Hidayat, A. Aziz Alimut. 2006. Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia Aplikasi

    Konsep dan Proses Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika.

    Semarang,

  • 8/2/2019 AskepNyeri

    19/19

    Pembimbing Klinik Mahasiswa

    ( Endang Dwi L. )

    140216135

    Mengetahui,

    Pebimbing Akademik

    ( Endri Astuti )

    140104725