AskepNyeri
-
Upload
annisa-danni-kartika -
Category
Documents
-
view
216 -
download
0
Transcript of AskepNyeri
-
8/2/2019 AskepNyeri
1/19
ASUHAN KEPERAWATAN
PADA PASIEN GANGGUAN RASA AMAN DAN NYAMAN
NYERI
Disusun Oleh :
Heru Raharjo
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KARYA HUSADA
PRODI S1 KEPERAWATAN
SEMARANG
2011
-
8/2/2019 AskepNyeri
2/19
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Nyeri merupakan kondisi berupa perasaan tidak menyenangkan bersifat
sangat subyektif karena perasaan nyeri berbeda pada setiap orang dalam hal skala
atau tingkatannya, dan hanya orang tersebutlah yang dapat menjelaskan atau
mengevaluasi rasa nyeri yang dialaminya.
Nyeri merupakan alasan yang paling umum orang mencari perawatan
kesehatan. Walaupun nyeri merupakan salah satu dari gejala yang paling sering
terjadi di bidang medis, tetapi nyeri juga merupakan salah satu hal yang paling
sulit dipahami. Nyeri merupakan penyebab utama frustasi, baik klien maupun
tenaga kesehatan. Nyeri juga merupakan penyebab utama yang menghambat
kemampuan dan keinginan individu untuk pulih dari suatu penyakit.
Asosiasi Internasional untuk Penelitian Nyeri (International Association for
The Study of Pain, IASP) mendefinisikan nyeri sebagai suatu sensori subyektif
dan pengalaman emosional yang tidak menyenangkan berkaitan dengan
kerusakan jaringan yang aktual atau potensial atau yang dirasakan dalam kejadian
kejadian dimana terjadi kerusakan (IASP, 1979). Penatalaksanaan nyeri yang
efektif tidak hanya mengurangi ketidaknyamanan fisik tetapi juga meningkatkan
mobilisasi lebih awal, dan membantu klien kembali bekerja lebih dini,
mengurangi kunjungan klinik, memperpendek masa hospitalisasi, dan mengurangi
biaya perawatan kesehatan. Itulah sebabnya penulis menyusun laporan ini.
B. Tujuan
Penulis menyusun laporan ini dengan tujuan agar masyarakat dan tenaga
kesehatan dapat mengenal nyeri lebih dekat dan dapat mengelola nyari lebih baik
dan efektif sehingga dapat memperoleh hasil yang maksimal dalam proses
keperawatan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
-
8/2/2019 AskepNyeri
3/19
Nyeri merupakan suatu kondisi yang lebih dari sekedar sensasi tunggal yang
disebabkan oleh stimulus tertentu. Nyeri bersifat subyektif dan sangat bersifat
individual. Nyeri merupakan mekanisme fisiologis yang bertujuan untuk
melindungi diri. Nyeri mengarah pada penyebab ketidakmampuan.
Menurut Mc. Coffery (1979) : Nyeri adalah suatu keadaan yang
mempengaruhi sesorang yang keberadaannya diketahui hanya jika orang tersebut
pernah mengalaminya. Klasifikasi nyeri secara umum dibagi menjadi dua, yaitu :
Nyeri Akut
Merupakan nyeri yang timbul secara mendadak dan cepat menghilang,
yang tidak melebihi 6 bulan dan ditandai adanya peningkatan tegangan otot.
Nyeri Kronis
Merupakan nyeri yang timbul secara perlahan lahan, biasanya
berlangsung dalam waktu cukup lama, yaitu lebih dari 6 bulan.
Pengkajian pada masalah nyeri dapat dilakukan dengan cara PQRST,
yaitu :
P (Pemacu), yaitu faktor yang mempengaruhi gawat atau ringannya nyeri.
Q (Quality) dari nyeri, seperti apakah rasa tajam, tumpul atau tersayat.
R (Region), yaitu daerah perjalanan nyeri.
S (Severity), adalah keparahan atau intensitas nyeri.
T (Time), adalah lama / waktu serangan atau frekuensi nyeri.
Intensitas nyeri dapat diketahui dengan bertanya kepada pasien melalui skala
nyeri berikut :
Tidak Nyeri Sedikit Nyeri Sedang Parah/Berat
Tidak Nyeri Ringan Sedang Parah Separah parahnya
0 : Tidak Nyeri 0 : Tidak Nyeri 0 : Tidak Nyeri
1 : Nyeri Ringan 1 : Nyeri Ringan 1 : Sedikit Nyeri
-
8/2/2019 AskepNyeri
4/19
2 : Tidak Nyaman 2 : Nyeri Sedang 2 : Nyeri Sedang
3 : Mengganggu 3 : Nyeri Parah 3 : Nyeri Parah
4 : Sangat Mengganggu 4 : Nyeri Sangat Parah
METODE / CARA MENGHILANGKAN NYERI
1. Distraksi
Adalah suatu metode untuk menghilangkan nyeri dengan cara mengalihkan
perhatian pada hal hal yang lain sehingga pasien akan lupa terhadap nyeri yang
dialaminya.
Beberapa teknik distraksi antara lain :
Menonton televisi
Mendengarkan musik
Berbincang bincang dengan orang lain
2. Massage
Adalah tindakan keperawatan dengan cara memberikan pijatan pada klien
dalam memenuhi kebutuhan rasa nyaman (nyeri) pada daerah superfisial atau otot
/ tulang.
3. Relaksasi
Ada 3 hal utama yang dibutuhkan dalam teknik relaksasi :
Posisi pasien yang tepat
Pikiran beristirahat
Lingkungan yang tenang
4. Guide Imagery
Adalah suatu tindakan keperawatan untuk menghilangkan nyeri dengan
meminta klien untuk memikirkan hal hal yang menyenangkan atau pengalaman
yang membantu penggunaan semua indera dengan suara yang lembut.
5. Kompres
Adalah memberikan rasa nyaman pada pasien dengan menggunakan cairan
atau alat pada bagian tubuh yang memerlukan.
-
8/2/2019 AskepNyeri
5/19
BAB III
LAPORAN PROSEDUR TINDAKAN
-
8/2/2019 AskepNyeri
6/19
A. PENGKAJIAN
Tanggal Masuk : 31 Maret 2007
Jam : 23:40:26
Nomor Registrasi : 5505928
Nama Mahasiswa : Rizky Rahayu Pradani
NIM : P17424306.1123
I. BIODATA
a. Identitas Pasien
Nama : Tn. S
Umur : 65 Tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Suku/bangsa : Jawa/Indonesia
Agama : Islam
Pendidikan : SD
Pekerjaan : Buruh bengkel
Alamat : Kp. Lengkong Kambing RT: 5 RW: 3
Semarang
Diagnosa Medis : Tumor Kauda Pankreas
Tanggal Pengkajian : 26 April 2007
Jam Pengkajian : 12.30 WIB
b. Identitas Penanggung Jawab
Nama : Ny. N
Umur : 45 Tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Suku/bangsa : Jawa/Indonesia
Agama : Islam
Pendidikan : SD
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Hubungan dengan Pasien : Istri
Alamat : Kp. Lengkong Kambing RT:5 RW:3
Semarang
-
8/2/2019 AskepNyeri
7/19
II. KELUHAN UTAMA
Pasien merasa nyeri pada bagian abdomen bawah. Selain itu, pasien
merasa panas pada bagian abdomen.
III. RIWAYAT KESEHATAN
a. Riwayat Kesehatan Sekarang
2 bulan yang lalu pasien merasa kesakitan di bagian abdomen,
kemudian keluarga pasien membawa pasien ke Puskesmas dan
didiagnosa menderita maag. Tetapi pasien masih tetap merasakan nyeri
di abdomen sehingga keluarga pasien membawa pasien ke RSU.
Ketileng. Tanggal 27 Maret 2007, Pasien dirujuk ke RSUP Dr.Kariadi di
bangsal A3/bedah pria dan dirawat inap dengan diagnosa awal Tumor
Kauda Pankreas. Pada tanggal 26 April pasien masih mersakan nyeri
pada bagian abdomen. Selain itu, pasien juga mengalami mual dan
muntah pada saat makan dan minum.
b. Riwayat Kesehatan Masa Lalu
Klien baru pertama kali sakit seperti ini dan klien baru pertama kali
dirawat inap.
c. Riwayat Kesehatan Keluarga
Keluarga pasien tidak ada yang menderita penyakit Tumor Kauda
Pankreas dan penyakit menular lainnya, seperti: TBC, AIDS, dan
Hepatitis. Istri pasien mengatakan istri pasien pernah mengalami gejala
Typoid tetapi tidak sampai dirawat inap.
d. Genogram
Keluarga pasien tidak ada yang menderita Tumor Pankreas dan
penyakit menurun lainnya, seperti: Diabetes Mellitus dan Hipertensi.
IV. POLA-POLA KESEHATAN FUNGIONAL
a. Pola Persepsi dan Managemen Kesehatan
Istri pasien mengatakan setiap ada anggota keluarga yang sakit,
seperti: flu, keluarga pasien memberikan obat yang dijual di warung
atau apotek. Tetapi bila keadaan darurat, keluarga membawa anggota
keluarga yang sakit ke Rumah Sakit.
-
8/2/2019 AskepNyeri
8/19
b. Pola Nutrisi
Sebelum masuk Rumah Sakit, pasien makan 3xsehari. Menunya
bervariasi, yang terdiri dari nasi, lauk, dan sayur. Pasien jarang
mengkonsumsi buah-buahan. Setiap hari pasien minum 7-8 gelas air
putih sehari. Sejak masuk Rumah Sakit, pasien mengatakan jarang
mengkonsumsi makanan yang disediakan Rumah Sakit karena makanan
yang disajikan berupa tumisan dan keringan sehingga pasien kesulitan
dalam mengkonsumsinya. Istri pasien mengatakan bahwa pasien hanya
menghabiskan 6-8 sendok makan/hari. Pasien biasanya hanya mau
mengkonsumsi bubur kacang hijau dan susu.
c. Pola Eliminasi
Istri pasien mengatakan bahwa sebelum masuk Rumah Sakit, pasien
BAK 8xsehari dan BAB 1xsehari dengan karakteristik BAK
(warna:kuning;bau:amoniak;jumlah:-) dan BAB
(warna:kecoklatan;konsistensi:tidak terlalu encer dan tidak terlalu
keras). Selama dirawat di Rumah Sakit, pasien BAB 3xsehari dengan
karakteristik tetap dan tidak mengalami perubahan pada pola eliminasi
BAK.
d. Pola Aktivitas dan Latihan
Sebelum masuk Rumah Sakit, aktivitas dan latihan pasien dapat
dipenuhi dengan baik dan mandiri. Padien bekerja dari jam 8 pagi
sampai 4 sore dengan istirahat selama 2 jam pada saat bekerja. Tetapi,
setelah dirawat di Rumah Sakit, pasien mengalami perubahan, setiap
kali beraktivitas pasien merasa nyeri pada bagian abdomen bawah.
e. Pola Istirahat dan Tidur
Sebelum masuk Rumah Sakit, Pasien Tidur 8 jam/hari. Tetapi
setelah masuk Rumah Sakit, pasien mengalami gangguan dan sering
terbangun saat tidur. Pasien hanya tidur 5 jam sehari
f. Pola Persepsi dan Kognitif
Pendengaran dan penglihatan pasien tidak mengalami gangguan.
Pasien masih bisa mendengar dan melihat sesuatu dan pasien mampu
-
8/2/2019 AskepNyeri
9/19
menjawabsemua pertanyaan yang ditujukan kepadanya. Pola kognitif
pasien tidak terganngu, pasien bisa mengingat peristiwa yang terjadi
beberapa waktu yang lalu. Orientasi pasien terhadap tempat tidak
terganggu.
g. Pola Persepsi dan Konsep Diri
Pasien mengatakan sering nyeri dan mengalami kesakitan di
abdomen bawah, ditunjukkan dengan muka meringis dan merintih
kesakitan. Pasien kurang nyaman dengan keadaan sekarang ini.
h. Pola Peran dan Hubungan
Klien berperan sebagai ayah sekaligus kepala keluarga dar 4 anak.
Di Rumah Sakit, ia dapat bergaul dengan tenaga kesehatan dan pasien
lain. Dalam keluarganya, ia termasuk anggota keluarga yang suka
membantu keluarga yang lain. Jika ada masalh keluarga, ia selalu
berpartisipasi dalam menyelesaikan masalah. Ia juga sering mengikuti
kegiatan sosial di desanya.
i. Pola Reproduksi dan Seksual
Pasien Tn. S menikah yang kedua dengan Ny. N umur
pernikahannya sudah 25 tahun. Selama pernikahannya dengan Ny. N,
Tn. S dikaruniai 4 anak. Tn. S mengikuti program kontrasepsi dengan
metode vasektomi. Selama Tn. S sakit, Tn. S dan Ny. N tidak
melakukan hubungan seksual lagi.
j. Pola Koping Terhadap Stress
Dalam menghadapi masalah, pasien selalu menceritakan kepada
istrinya. Pasien mengungkapkan denagn kata-kata seberapa sakit yang
dialaminya. Kadang pasien menangis dan merintih dengan apa yang
dirasakannya.
k. Pola Tata Nilai dan Kepercayaan
Pasien tinggal dalam lingkungan muslim. Sebelum sakit, ia biasa
mengaji dan solat walaupun jarang. Setelah sakit, pasien tidak bisa solat
dan mengaji lagi.
V. PEMERIKSAAN FISIK
-
8/2/2019 AskepNyeri
10/19
Keadaan Umum : Baik
Tingkat Kesadaran :
Tingkat kesadaran pasien menurut GCS adalah sebagai berikut :
Respon motoriknya bernilai 6 karena klien dapat
mengikuti perintah yang diinstruksikan
Respon verbal bernilai 5 karena klien dapat menjawab
semua pertanyaan dan mengerti semua identitas dirinya.
Respon mata bernilai 4 karena mata dapat membuka
spontan
Nilai motorik 6
Nilai verbal 5
Membuka mata 4 +
Jumlah 15 (komposmentis atau baik)
Tanda-tanda Vital
Suhu : 37,6 oC
Nadi : 76x/menit
Pernafasan : 22x/menit
Tekanan Darah : 120/90 mmHg
Kepala : bentuk mesosephal, rambut hitam, beruban, tidak mudah
rontok, bersih dan tidak berketombe.
Mata : respon pupil mengecil, konjungtiva tidak anemis, selaput
sklera tidak ada sekret, iris hitam dan terdapat warna abu-
abu di bagian tepinya.
Hidung : simetris, bersih, tidak ada sekret maupun polip.
Telinga : simetris, tidak ada serumen, tidak ada lesi.
Mulut : gigi lengkap, rongga mulut bersih, mukosa mulut kering,
tidak ada stomatitis, lidah merah muda, tonsil tidak
membesar, tidak ada sianosis.
Leher : tidak ada pembesaran kelenjar limfe dan kelenjar tiroid,
trakea lurus, tidak ada nyeri tekan.
Dada :
-
8/2/2019 AskepNyeri
11/19
Inspeksi : bentuk simetris, terdapat cekungan pada daerah sternum,
iktus kordis tidak tampak
Palpasi : gerak dada simetris, teraba detak jantung, tidak ada
tonjolan.
Perkusi : bunyi sonor.
Auskultasi : bunyi paru normal, suara nafas tanpa wheezing dan ronchi
Abdomen :
Inspeksi : perut agak membuncit, tidak ada lesi.
Palpasi : terasa agak panas, keras, teraba seperti cairan, tidak ada
pembesaran hati dan limpa.
Perkusi : bunyi hipertympani.
Auskultasi : terdengar peristaltik usus selama 5x / menit.
Ekstremitas : tidak ada sianosis baik di tangan maupun kaki, simetris
tanpa lesi, tidak ada oedema, tidak ada varises.
Genitourinaria : bersih, tidak ada hernia, tidak ada iritasi pada anus, kulit
sekitar kelamin dan alat vitalnya berfungsi dengan
semestinya.
Kulit : warna sawo matang, bersih, turgor cepat kembali ke posisi
semula, tidak ada lesi, tidak sianosis.
VI. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Hasil pemeriksaan foto thorax, tanggal : 18 April 2007
Kesan : tidak tampak gambaran metastase cor dan pulmo tidak tampak
kelainan.
HASIL PEMERIKSAAN LABORATORIUM 18 APRIL 2007 JAM 11.46 WIB
hasil nilai normal keterangan
HEMATOLOGI
Analyzer hema
Hemoglobin 11,4 gr % 13,00 - 16,00 L
Hematokrit 33,5 % 40,0 - 54,0 L
Eritrosit 3,79 jt/mmk 4,50 - 6,50 L
MCH 29,90 pg 27,00 - 32,00
MCV 88,30 fl 76,00 - 96,00
-
8/2/2019 AskepNyeri
12/19
MCHC 33,9 g/dl 29,00 - 36,00
Lekosit 16,00 ribu/mmk 4,00 - 11,00 H
Trombosit 426,0 ribu/mmk 150,0 - 400,0 HPlasma Protombin time
Waktu protombin 10,7 detik 10,0 - 15,0
PPT kontrol 12,0 detik
Partial tromboplastin
Waktu tromboplastin 34,7 detik 23,4 - 36,8
APTT kontrol 36,2 detik
KLINIK KIMIA
Glukosa sewaktu 141 mg/dl 80 - 110 H
Ureum 67 mg/dl 15 - 39 H
Creatinin 1,34 mg/dl 0,60 - 1,30 H
Albumin 3,2 gr/dl 3,4 - 5,0 L
SGOT (AST) 23 V/I 15 - 37SGPT (ALT) 25 V/I 30 - 65 L
Elektrolit
Natrium 135 mmol/L 136 - 146 L
Kalium 4,7 mmol/L 9,5 - 5,1
Chlorida 99 mmol/L 98 - 107
Hasil pemeriksaan USG tanggal 21 Maret 2007
Kesan : Tumor kauda Pankreas
B. P. H (ringan)
Hasil pemeriksaan CT scan tanggal 4 April 2007
Kesan : massa korpus pankreas, cenderung
Maligna
Ascites
HASIL PEMERIKSAAN LABORATORIUM 19 APRIL 2007 JAM 10.08 WIB
hasil nilai normal keterangan
KIMIA KLINIK
Bilirubin total 0,51 mg/dl 0,00 - 1,00
Bilirubin direk 0,07 mg/dl 0,00 - 0,30
-
8/2/2019 AskepNyeri
13/19
Terapi : - MST 2 tablet x sehari
- Vitamin K 1 tablet x sehari
- Profenit Sp 2 tablet x sehari
Diet : diet biasa (tinggi kalori dan tinggi protein)
VII. DAFTAR MASALAH
No Tgl/Jam Data fokus Masalah Tindakan TTD
1. 26 April
2007
Data Subyektif
1. Klien
mengatakan
bahwa ia
sering
merasakan
nyeri dan
sakit pada
abdomen.
Data Obyektif
1. Abdomen
teraba tegang.
Gangguan rasa
nyaman / nyeri
abdomen.
Mengajarkan
teknik relaksasi
dengan napas
dalam (10.00).
Distraksi dengan
memberikan sarana
untuk mengurangi
nyeri, seperti
diajak bercerita.
Menciptakan
lingkungan yang
tenang dan
nyaman, dengan
mengatur posisi
tubuh pasien
(10.35).
Memberikan
kompres air hangat
untuk mengurangi
nyeri (11.00).
Mempersilakan
pasien berbaring
dan tidur (11.15).
No Tgl/Jam Data fokus Masalah Tindakan TTD
-
8/2/2019 AskepNyeri
14/19
2. 26 April
2007
2. Skala nyeri
pasien
bernilai 6
3. Pola nyeri :
P : tumor kauda
pankreas
Q : panas,
tegang
R : abdomen
bagian
bawah
S : bernilai 6
T : setiap saat
Data Subyektif
1. Pasien
mengatakan
sulit tidur
akibat
nyerinya.
Data obyektif
1. Pasien
terlihat letih
dan lemah.
2. Mata pasien
terlihat
cekung.
Gangguan
istirahat dan
tidur
Memonitor nyeri
dan menanyakanskala nyeri
(12.00).
Memberikan
Massage pada
daerah ekstremitas
(12.15).
Memberikan obat
analgesik (12.30).
Menciptakan
kondisi senyaman
mungkin
sehinggapasien
merasa baik dan
nyaman (10.35).
Mengkaji
penyebab lain
(10.40).
Menciptakan
kondisi senyaman
mungkin (10.45).
Mengatur posisi
pasien dan
mempersilakan
tidur (11.15).
No Tgl/Jam Data fokus Masalah Tindakan TTD
-
8/2/2019 AskepNyeri
15/19
3. 26 April
2007
Data Subyektif
1. Pasien
mengatakan
bahwa pasien
kesulitan
dalam
mengkonsum
si makanan
dan minuman
karena
nyerinya.
Data obyektif
1. Pasien mual
dan muntah.
Gangguan
pemenuhan
kebutuhan
nutrisi.
Memberikan
asupan nutrisiyang mudah
dikonsumsi pasien
(13.00).
Memberikan
asupan nutrisi lain
yang tidak
merangsang pasien
untuk mual dan
muntah (13.05).
Memberikan ruang
ventilasi yang
cukup untuk
pasien (13.15).
BAB IV
PEMBAHASAN
-
8/2/2019 AskepNyeri
16/19
Tn. S adalah penderita Tumor kauda pankreas yang telah menjalani
beberapa tes laboratorium seperti : hematologi, kimia klinik, CT scan, dan USG.
Selain itu, pasien juga menjalani program diet biasa dengan jumlah kalori tinggi
dan protein tinggi. Karena nafsu makan Tn. S menurun yang disebabkan oleh rasa
nyerinya, Tn. S menjadi lemas. Selain itu, Tn. S sering mual dan muntah sehingga
makanan yang dikonsumsinya tidak dapat diterima tubuh dan dikeluakan kembali.
Tn. S juga diberi obat analgetik untuk mengurangi rasa nyerinya. Kadar
hemoglobin Tn. S adalah 11,4 gr % yang termasuk dalam kategori low / rendah.
Tetapi dalam kenyataannya di lapangan, kadar Hb Tn. S termasuk baik karena di
dalam lapangan kadar Hb minimal pasien adalah 10 gr %. Jadi, kadar Hb Tn. S
sudah di atas minimal, dan termasuk kategori baik. Selain mendapatkan obat
analgetik, Tn. S juga mendapatkan suplemen vitamin K. Pasien selalu minum
obat secara teratur karena ingin cepat sembuh.
BAB V
PENUTUP
A. KESIMPULAN
-
8/2/2019 AskepNyeri
17/19
Nyeri merupakan suatu rasa yang tidak nyaman, baik ringan maupun berat.
Nyeri bersifat subyektif sangat bersifat individual.
Nyeri mempunyai skala dan tingkatan yang berbeda antara individu satu
dengan individu yang lain. Penatalaksanaan nyeri yang efektif dapat
menimbulkan meningkatnya mobilisasi, membantu klien bekerja lebih dini,
mengurangi kunjungan klinik, mengurangi masa hospitalisasi dan biaya
perawatan kesehatan.
B. SARAN
1. Lakukanlah deteksi dini jika ditemukan keabnormalitasan.
2. Berikan manajemen nyeri pada waktu dan cara yang tepat.
3. Cuci tangan sebelum dan sesudah melakukan tindakan.
4. lakukan evaluasi mengenai respon klien.
DAFTAR PUSTAKA
-
8/2/2019 AskepNyeri
18/19
Asosiasi Institusi Pendidikan D III Keperawatan Jawa Tengah. 2002. Standar
Operasional Prosedur.
Carpenito, L. J. 1999.Dokumentasi Keperawatan. Jakarta : EGC.
Dongoes, M. E. 2003.Rencana Asuhan Keperawatan Pedoman untuk Perencanaan
dan Pendokumentasian Perawatan Pasien. Jakarta : EGC.
Hidayat, A. Aziz Alimut. 2004. Buku Saku Praktikum Kebutuhan Dasar Manusia.
Jakarta : EGC.
Hidayat, A. Aziz Alimut. 2006. Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia Aplikasi
Konsep dan Proses Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika.
Semarang,
-
8/2/2019 AskepNyeri
19/19
Pembimbing Klinik Mahasiswa
( Endang Dwi L. )
140216135
Mengetahui,
Pebimbing Akademik
( Endri Astuti )
140104725