askepkarsinomamammae

download askepkarsinomamammae

of 38

Transcript of askepkarsinomamammae

LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN KARSINOMA MAMMAE

1. PENGERTIAN Carsinoma Mammae adalah pertumbuhan dan pembelahan sel khususnya sel pada jaringan mammae yang tidak normal / abnormal yang terbatas yang bertumbuh perlahan karena suplai limpatik yang jarang ke tempat sekitar jaringan mammae yang banyak mengandung banyak pembuluh limfa dan meluas dengan cepat dan segera bermetastase. Penyakit kanker payudara / mammae adalah penyakit keganasan yang berasal dari struktur parnchim payudara. Paling banyak berasal dari epitel duktus laktiferus (70%), epitel lobulus (10%) sisanya sebagian kecil mengenai jaringan oot dan dan kulit payudara. Kanker payudara / mammae tumbuh lokal ditempat semula, lalu selang beberapa waktu menyebar melalui saluran limfe (penyebaran sitemik) ke organ vital lain seperti paru-paru, tulang, hati, otak dan kulit.

2. ETIOLOGI Korsinoma mammae secara posti tidak diketahui penyebabnya tapi pencetus yang sering disebabkan oleh esterogen yang lebih dikenal esterogen denpendent mengandung eseptor yang mengikat estradid, suatu tipe esterogen yang pertumbuhannya dirangsang dirangsang oleh esterogen, karena reseptor ini tidak muncul pada jaringan payudara yang normal. Ada beberapa faktor resiko pada pasien diduga berhubungan dengan kejadian kanker payudara(Ca. Mammae), yaitu : 1. Tinggi melebihi 170 cm Wanita yang tingginya 170 cm mempunyai resiko terkena Ca Mammae karena pertumbuhan lebih cepat saat usia anak dan remaja membuat adanya perubahan struktur genetik (DNA) pada sel tubuh yang diantaranya berubah ke arah sel ganas. 2. Masa reproduksi yang relatif panjang. a. Menarche pada usia muda dan kurang dari usia 10 tahun. b. Wanita terlambat memasuki menopause (lebih dari usia 60 tahun)

3. Wanita yang belum mempunyai anak Lebih lama terpapar dengan hormon estrogen relatif lebih lama dibandingkan wanita yang sudah punya anak. 4. Kehamilan dan menyusui Berkaitan erat dengan perubahan sel kelenjar payudara saat menyusui. 5. Wanita gemuk Dengan menurunkan berat badan, level estrogen tubuh akan turun pula. 6. Preparat hormon estrogen Penggunaan preparat selama atau lebih dari 5 tahun. 7. Faktor genetik Kemungkinan untuk menderita kanker payudara 2 3 x lebih besar pada wanita yang ibunya atau saudara kandungnya menderita kanker payudara.(Erik T, 2005, hal : 43-46)

Anatomi fisiologia. Anatomi payudara Secara fisiologi anatomi payudara terdiri dari alveolusi, duktus laktiferus, sinus laktiferus, ampulla, pori pailla, dan tepi alveolan. Pengaliran limfa dari payudara kurang lebih 75% ke aksila. Sebagian lagi ke kelenjar parasternal terutama dari bagian yang sentral dan medial dan ada pula pengaliran yang ke kelenjar interpektoralis. b. Fisiologi payudara Payudara mengalami tiga perubahan yang dipengaruhi hormon. Perubahan pertama ialah mulai dari masa hidup anak melalui masa pubertas, masa fertilitas, sampai ke klimakterium dan menopause. Sejak pubertas pengaruh ekstrogen dan progesteron yang diproduksi ovarium dan juga hormon hipofise, telah menyebabkan duktus berkembang dan timbulnya asinus.

Perubahan kedua adalah perubahan sesuai dengan daur menstruasi. Sekitar hari kedelapan menstruasi payudara jadi lebih besar dan pada beberapa hari sebelum menstruasi berikutnya terjadi pembesaran maksimal. Kadang-kadang timbul benjolan yang nyeri dan tidak rata. Selama beberapa hari menjelang menstruasi payudara menjadi tegang dan nyeri sehingga pemeriksaan fisik, terutama palpasi, tidak mungkin dilakukan. Pada waktu itu pemeriksaan foto mammogram tidak berguna karena kontras kelenjar terlalu besar. Begitu menstruasi mulai, semuanya berkurang. Perubahan ketiga terjadi waktu hamil dan menyusui. Pada kehamilan payudara menjadi besar karena epitel duktus lobul dan duktus alveolus berproliferasi, dan tumbuh duktus baru. Sekresi hormon prolaktin dari hipofisis anterior memicu laktasi. Air susu diproduksi oleh sel-sel alveolus, mengisi asinus, kemudian dikeluarkan melalui duktus ke puting susu. (Samsuhidajat, 1997, hal : 534-535) **Insiden Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan bahwa lima besar kanker di dunia adalah kanker paru-paru, kanker payudara, kanker usus besar dan kanker lambung dan kanker hati. Sementara data dari pemeriksaan patologi di Indonesia menyatakan bahwa urutan lima besar kanker adalah kanker leher rahim, kanker payudara, kelenjar getah bening, kulit dan kanker nasofaring (Anaonim, 2004). Angka kematian akibat kanker payudara mencapai 5 juta pada wanita. Data terakhir menunjukkan bahwa kematian akibat kanker payudara pada wanita menunjukkan angka ke 2 tertinggi penyebab kematian setelah kanker rahim. (http//www.pikiran-rakyat.com.jam 10.00, Minggu Tanggal 29-8-2005, sumber : Harianto, dkk).

3. TANDA-TANDA GEJALA Tanda tanda gejala paling dini adalah berupa tumbuhnya benjolan pada daerah mammae. Gejala-gejala kanker payudara antara lain, terdapat benjolan di payudara yang nyeri maupun tidak nyeri, keluar cairan dari puting, ada perlengketan dan lekukan pada kulit dan terjadinya luka yang tidak sembuh dalam waktu yang lama, rasa tidak enak dan tegang, retraksi putting, pembengkakan lokal. (http//www.pikiran-rakyat.com.jam 10.00, Minggu Tanggal 29-8-2005, Harianto, dkk)

Gejala lain yang ditemukan yaitu konsistensi payudara yang keras dan padat, benjolan tersebut berbatas tegas dengan ukuran kurang dari 5 cm, biasanya dalam stadium ini belum ada penyebaran sel-sel kanker di luar payudara. (Erik T, 2005, hal : 42)

4. STADIUM KANKER PAYUDARA : 1. Stadium I : tumor kurang dari 2 cm, tidak ada limfonodus terkena (LN) atau penyebaran luas. 2. Stadium IIa : tumor kurang dari 5 cm, tanpa keterlibatan LN, tidak ada penyebaran jauh. Tumor kurang dari 2 cm dengan keterlibatan LN 3. Stadium IIb : tumor kurang dari 5 cm, dengan keterlibatan LN. Tumor lebih besar dari 5 cm tanpa keterlibatan LN 4. Stadium IIIa : tumor lebih besar dari 5 cm, dengan keterlibatan LN. semua tumor dengan LN terkena, tidak ada penyebaran jauh 5. Stadium IIIb : semua tumor dengan penyebaran langsung ke dinding dada atau kulit semua tumor dengan edema pada tangan atau keterlibatan LN supraklavikular. 6. Stadium IV : semua tumor dengan metastasis jauh. (Setio W, 2000, hal : 285)

5. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK i. ii. iii. iv. v. Mammagrafi, yaitu pemeriksaan yang dapat melihat struktur internal dari Ultrasonografi, biasanya digunakan untuk membedakan tumor sulit dengan CT. Scan, dipergunakan untuk diagnosis metastasis carsinoma payudara pada Sistologi biopsi aspirasi jarum halus Pemeriksaan hematologi, yaitu dengan cara isolasi dan menentukan sel-sel tumor

payudara, hal ini mendeteksi secara dini tumor atau kanker. kista. organ lain

pada peredaran darah dengan sendimental dan sentrifugis darah. (Michael D, dkk, 2005, hal : 15-66) 6. PENCEGAHAN

Perlu untuk diketahui, bahwa 9 di antara 10 wanita menemukan adanya benjolan di payudaranya. Untuk pencegahan awal, dapat dilakukan sendiri. Sebaiknya pemeriksaan dilakukan sehabis selesai masa menstruasi. Sebelum menstruasi, payudara agak membengkak sehingga menyulitkan pemeriksaan. Cara pemeriksaan adalah sebagai berikut : 1. Berdirilah di depan cermin dan perhatikan apakah ada kelainan pada payudara. Biasanya kedua payudara tidak sama, putingnya juga tidak terletak pada ketinggian yang sama. Perhatikan apakah terdapat keriput, lekukan, atau puting susu tertarik ke dalam. Bila terdapat kelainan itu atau keluar cairan atau darah dari puting susu, segeralah pergi ke dokter. 2. Letakkan kedua lengan di atas kepala dan perhatikan kembali kedua payudara. 3. Bungkukkan badan hingga payudara tergantung ke bawah, dan periksa lagi. 4. Berbaringlah di tempat tidur dan letakkan tangan kiri di belakang kepala, dan sebuah bantal di bawah bahu kiri. Rabalah payudara kiri dengan telapak jari-jari kanan. Periksalah apakah ada benjolan pada payudara. Kemudian periksa juga apakah ada benjolan atau pembengkakan pada ketiak kiri. 5. Periksa dan rabalah puting susu dan sekitarnya. Pada umumnya kelenjar susu bila diraba dengan telapak jari-jari tangan akan terasa kenyal dan mudah digerakkan. Bila ada tumor, maka akan terasa keras dan tidak dapat digerakkan (tidak dapat dipindahkan dari tempatnya). Bila terasa ada sebuah benjolan sebesar 1 cm atau lebih, segeralah pergi ke dokter. Makin dini penanganan, semakin besar kemungkinan untuk sembuh secara sempurna. Lakukan hal yang sama untuk payudara dan ketiak kanan (www.vision.com jam 10.00, Minggu Tanggal 29-8-2005, sumber : Ramadhan)

7. PATOFISIOLOGI

Infeksi virus (Virus SV-4)

Mutasi gen pengendali pertumbuhan tumor supresor gen

Berfungsinya enkogen (Carsiogenic Agent)

Gangguan mekanisme pengendalian pertumbuhan normal)

Perubahan parenklim sel payudara / mammae

Jinak (Epidermoid, sel besar, adeno carsinoma Kohesif Tumbuh lambat Ketakutan (Kecemasan)

Ganas /kanker (sel kecil/out cell) Kurang kohesif Pertumbuhan cepat Pola tidur teratur

Kompetisi pemakaian nutrisi, rangsangan organ viseral melalui transmitor H1 Serotinin (5HT 3) Host

Metastase Hemarogen / Limfogen / langsung

Multi organ failure sepsis Peningk atan suhu tubuh

Penekanan reseptor pada parenklim payudara prostalagnin, Serotonin, Bradikinin, Norefinefin, Ion

Respon Neuroendokrin Maladaptasi

Syok Sepsis

Morbiditas dan mortalitas

Nyeri

Resiko infeksi

Gangguan nutrisi Kelemahan / Intoleransi aktivitas

8. PENATALAKSANAAN CA MAMMAE / KANKER PAYUDARA a. Pembedahan Terapi bedah bertujuan kuratif dan poliatif Jenis terapi Jenis terapi : lokal / loko regional : terapi utama / terapi tambahan

Prinsip erapi kuratif bedah Pengangkatan sel kanker secara kuratif dapat dilaksanakan dengan cara : Modifed radikal mastektomi Breast conversing treatment (BCT) rekonstruksi payudara Tumorektomi / Lumpektomi / kuadran tektomi / parsial mastektomi diseksi oxsila Pengobatan bedah kuratif dilakukan pada kanker payudara dini (stadium 0, I, dan II), dan pengobatan paliatif bedah adalah dengan mengangkat kanker payudara secara makroskopis dan masih meninggalkan sel kanker secara mikroskopis dan biasanya dilakuakan pada stadium II dan IV dan juga untuk mengurangi keluhankeluhan penderita baik pendarahan, patah tulang dan pengobatan ulkus. Tipe tipe pembedahan untuk membuang ca mammae : Lympectomy : Pembuangan sederhana benjolan tumor. Mastektomi parsial : Pembuangan tumor dan 2,5 7,5 cm (1 sampai 3 inci) jaringan sekitarnya ubcutaneous. Mastektomy : Pembuangan seluruh jaringan yang mendasari tumor payudara. Meninggalkan / membiarkan kulit, aerola dan memasukkan puting (intact). Mastectomy sederhana : Menghilangkan seluruh payudara tapi tidak dengan nodus oxillary. Modifikasi mastectomy radikal : Menghilangkan seluruh payudara ( dengan atau tanpa pectoralis minor) menghilangkan beberapa axilla lympa nodes.

Mastectomy radikal : Menghilangkan seluruh payudara, acillary lympa nodes, pectorolis muscle (besar atau kecil), dan lemah dan fasia yang berdekatan dengan pembedahan.

b. Radio terapi Pengobatan radioterapi adalah untuk pengobatan lokal / loko regional yang sifatnya bisa kuratif datau paliatif. Radioterapi dapat merupakan terapi utama. Misalnya pada operasi BCT dan kanker payudara stadium lanjut III. Sebagai terapi dengan terapi bedah dan tambahan / adjuvan biasanya diberikan bersama mono faramasi / mono terapi. c. Hormon terapi Pengobatan hormon terapi untuk pengobatan sistemik unuk meningkatkan survival, yaitu dengan pemberian anti esterogen. Pemberian hormon aromatase inhibitas, anti Gn RH, ovorektomi. Pemberian hormon ini sebagai adjuvan stadium I, II, III, IV terutama pada pasien yang reseptor hormon positif, hormon terapi dapat juga digunakan sebagai terapi Pravelensi kanker payudara. d. Terapi paliatif dan pain Terapi paliatif untuk dapat dikerjakan sesuai keluahan pasien. Untuk tujuan perbaikan kualitas hidup. Dapat bersifat medika mentosa. Paliatif (pemberian obatobat paliatif) dan non medika mentosa (radiasi paliatif dan pembedahan paliantif). e. Immunoterapi dan ioterapi Sampai saat ini penggunaan immunoterapi seperti pemberian interferon, modified molekuler, biologi agent masih bersifat teratas sebagai terapi adjuvan untuk mendukung keberhasilan pengobatan- pengobatan lainnya. Pengobatan bioterapi dengan rekayasa genetika untuk mengoreksi mutasi genetik untuk mengoreksi mutasi masih dalam penelitian. f. Rehabilitas fisik dan psikis Penderita kanker payudara sebaiknya setelah mendapatkan pengobatan konvensional seperti pembedahan, Penyinaran, kemoterapi. Sebaiknya dilaksanakan rehabilitasi fisik untuk mencegah timbulnnya komplikasi akibat treatment tersebut.

kemoterapi pada kanker stadium I, II, dan III A. Pengobatan kemoterapi biasanya

Rehabilitasi psikis juga digunakan untuk mendorong semangat hidup yang lebih baik. g. Kemoterapi Pengobatan kemoterapi adalah pengobatan sistemik yang menggunakan obat-obat sitostatika malalui aliran sistemik. Sebagai terapi pada kanker stadium lanjut (stadium III B dan IV) dan sebagai terapi tambahan Pada kasus karsinoma mammae dapat dilakukan pengobatan dengan radiasi dan pengangkatan mammae (mastektomi). Pengankatan tergantuang sejauh mana pertumbuhan dan penyebarannya dipilih berdasarkan stadiumnya dan chemoterapy.

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN

CA MAMMAE

A. PENGKAJIAN 1. Biodata Ca mammae terutama terjadi pada usia lanjut (diatas 50 tahun), tetapi 80% terjadi pada usia 35 tahun 65 tahun cenderung meningkat 6 kali lipat jenis kelamin lakilaki dibanding perempuan 1 : 100 2. Keluhan utama DS : Klien mengeluh adanya benjolan / ulkus pada payudara kadang-kadang timbul nyeri , serta perasaan takut atau cemas DO : Pada payudara terdapat adanya borak / nodul-nodul yang mengeras serta bau tidak enak yang menyengat. Klien tampak enggan bergaul dan berintegrasi dengan pasien lain klien terlihat sedih dan sering malamun. Observasi gejala memegang payudara dan wajah tampak menyeringai. 3. Riwayat penyakit a. Sekarang : Klien mengeluh adanya benjolan / ulkus pada payudara dan kadangkadang timbul nyeri, serta perasaan takut / cemas. Pada payudara terdapat adanya borak / nodus-nodus yang mengeras serta bau tidak enak yang menyengat klien tampak enggan bergauld an berintegrasi dengan pasien lain klien terlihat sedih dan sering melamun. Observasi memegang payudara dan wajah tampak menyeringai. b. Dahulu : Adanya siklus perubahan hormonal yang lama-lama tidak ada hentihentinya menarche awal. Manopause terlambat dan tidak ada kehamilan (long 1996). Adanya riwayat kanker sebelumnya, riwayat kehamilan (nullipasa, multipasa), penggunaan onbat-obatan hormonal kontrasepsi, riwayat menstruasi (cadly meneteclate

manopause). Adanya paparan radiasi riwayat peminum alkohol.

c. Keluarga : Ibu dan anak perempuan khususnya dengan kanker premanopause / kanker payudara bilateral. Adanya anggota yang menderita ca mammae. 4. Pemeriksaan ca mammae / kanker payudara meliputi : A. Pemeriksaan Skreping Tujuan untuk menemukan kanker payudara dini pada penderita asimplomatis (tanpa keluhan) dengan tujuan menurunkan angka kematian standar pemeriksaan skrining payudara dapat dilakukan dengan : Mammografi : terbukti -90 % B. Pemeriksaan diagnostik Meliputi : 1. Anamnesa, cermat mengenai waktu timbulnya tumor dan ada tidaknya faktor resiko 2. Inspeksi tanda-tanda kecurigaan kanker payudara. 3. Palpasi. Tanda-tanda kanker payudara. C. Pemevilis. Imaging Terdiri dari : a. Manimografi b. USG c. MRI D. Pemeriksaan Mikroskopik terdiri dari : a. Pemeriksaan Biopsi trbuka (Open Biopsy), insisional biopsi dan sksisional biopsi b. Pemeriksaan Biopsi tertutup (minimal invasif biopsy), needle aspiration biopsy, trucul biopsy needle aspiration nierup. Pilihan utama untuk pemeriksaan diagnostik tumor payudara yang palpable maks. Accuration rate 95%. lebih akurat mendeteksi kanker payudara berdiameter kurang dari 0,5 cm dengan accuration rate : 80

E. Pemeriksaan tambahan a. Pemeriksaan torak foto b. Pemeriksaan bone scanning / bone survey c. Pemeriksaan USG Abdomen / bone survey d. Pemeriksaan USG Abdomen / CT Scan Abdomen e. Pemeriksaan tumor marker f. Pemeriksaan darah / fungsi liver dan tulang g. Pemeriksaan head CT Scan F. Komplikasi Kemotherapi : 1. Efek samping : - Nausea voniting - Alopecia - Rasa pengecap (menurun) - Mucositis Toksik - Hematoogin : depresi susmsum tulang, anemia. - Ginjal, hepar. 5. Pemeriksaan Fisik A. Sistem Integumen 1. Perhatian : nyeri, Gengkak, klibitis, ulkus. 2. Inspeksi kemerahan dan gatal, eritema 3. Perhatian pigmentasi kulit. 4. Kondisi gusi, gigi, mukosa dan lidah. B. Sistem Gastro intestinalis 1. kaji frekwensi, mulai durasi, berat ringannya mual dan muntah setelah pemberian kemotherapi. 2. Observasi perubahan keseimbangan cairan dan elektrolit 3. Kaji diare dan konstipasi 4. Kaji anoreksia 5. Kaji : jaudice, nyeri abdomen kuadran atas kanan

C. Sistem Hematopoetik 1. Kaji Netropenia Kaji tanda infeksi Avekultasi paru Perhatikan garuk produktif dan nafas dispnoe Kaji suhu

2. Kaji Trombositepemia = < 50.000 / m3 menengah < 20.000 / m3 berat 3. Kaji Aemia Warna kecil , Cappilarry refill Disponae, lemah, palpitasi, vertigo.

D. Sistem Respiratorik dan kardiovaskuler 1. Kaji terhadap fibrasis paru yang ditandai : Dispnol, kering, batuk non produktif. Terutama kleomisi. 2. 3. Kaji tanda CHF Lakukan pemeriksaan ECG E. Sistem Neuoomuskuleo 1. Perhatikan adanya perubahan aktivitas motorik. 2. Perhatikan adanya parestesia. 3. Evaluasi refles. 4. Kaji ataksia, lemah, menyeret kaki. 5. Kaji gangguan pendengaran. 6. Diskusikan ADL F. Sistem genitokoinari 1. Kaji frekwensi BAK 2. Perhatikan ban, warna, kekeruhan urine 3. Kaji : hematuria, Oliguria, Anvria 4. Monitor BUN, Kreatinin B. DIAGNOSA KEPERAWATAN 1. Resiko terjadi infeksi ybd. Netropenia

2. Resiko penularan ybd. Trombositopenia 3. Lemah berhubungan dengan anemia 4. Perubahan nutrisi : kurang darah kebal ybd efek samping 5. Cemas/takut ybd. Situasi krisis (kanker) 6. Perubahan gambaran diri ybd. Alopecia. C. INTERVENSI KEPERAWATAN 1. Mencegah infeksi 2. Mencegah pendarahan 3. Meningkatkan nutrisi 4. Mengurangi kecemasan 5. Meningkatkan koping pada perubahan gambaran diri. THERAPI RADIASI Terapi radiasimenggunakan energi tinggi dan getaran ion dapat menimbulkan kerusakan molekul sel dan perubahan biokimia : mematikan sel kanker. Jenis terapi radiasi : Tile therapy : cobact,lineaca Brokhitherapy : dosis tinggi lebih terlokalisasi Intra operative radioterapi. Hipertermia. Indikasi : digunakan tersendiri / kombinasi Perencanaan pengab.

Pertimbangan klinis :

KOMPLIKASI Komplikasi terjadi dari lokasi jenis radiasi,dosis,status kesehatan klien. 1. Efek samping akut 1 6 bulan

Eritemia Lemah dan lunglai Nausea, muntah, diare Oral : kering, mucositis, xerostomia Dispnae, pneumonia Sistitis 2. Efek Samping Kronis > dari 6 bulan Kulit : fibradis, kehitaman permanent atrpi Gsastro intestinal ; fibrsis, obstruksi, ulkus, sriktur Oral : xerostomia, pengecapan menurun, caries gigi Paru : fibrosis Ginjal : nefritis, fibrasis Kanker lain 5-7% leukemia Pengkajian a. Sistem terkait b. emosi /psikologis klien Intervensi Keperawatan : 1. Mempertahankan perawatan kulit secara optimal 1. Informasikan tentang reaksi kulit 2. Jangan menggunakan lotion, minyak kosmetik pada lokasi therapi hanya tepung maroka 3. Hindari penekanan, penggosokan, garuk. 2. Memastikan terlindungi dari efek radiasi

Prioritas keperawatan Pre dan Post Operasi PREOPERASI

1.

Ansietas ybd. Kurng pengetahuan tentang pre dan pascaoperasi dan takut akan kecacatan. Batasan karakteristik : mengungkapkan keluhan khusus. Merasa tidak mampu, meminta informasi, mengungkapkan kurang mengerti dan gelisah, menolak operasi : Tujuan : Ket : Cemas berkurang atau hilang Mengungkapkan mengerti tentang perasaan pre dan pikirannya operasi. secara Secara terbuka, verbal yaitu melaporkan berkurangnya cemas dan takut, mengungkapkan dan post apa mengemukakan Rencana tindakan : 1. Jelaskan apa yang terjadi sel;ama periode pre operasi dan pasca operasi, termasuk tes laboratorium praoperasi, persiapan kulit, alas an ststus puasa obat-obatan pra operasi, obat-obatan post operasi, tinggal di ruang pemulihan, dan program pasca operasi. Informasikan pada klien obat nyeri tersedia bila diperlukan untuk mengontrol nyeri. Rasional : pengetahuan tentang apa yang diperkirakan membantu mengurangi kecemasan dan meningkatkan kerja sama pasien. 2. Jika mastektomi akan dilakukan, konsultasikan dulu dengan pasien dan dokter untuk mendapatkan kunjungan dari tim medis yang bersangkutan. Atur waktu untuk berdiskusi dengan terapi tentang alternative metodametoda untuk rehabilitasi suara. Rasional : mengetahui apa yang diharapkan dan melihat hasil yang sukses membantu menurunkan kecemasan dan memungkinkan pasien berfikir realistic. 3. Izinkan pasien untuk mengetahui keadaan pasca operasi : satu atau dua hari akan dirawat di UPI sebelum kembali keruangan semula. Rasional : pengetahuan tentang apa yang diharapkan dari intervensi bedah membantu menurunkan kecemasan dan memungkinkan pasien untuk memikirkan tujuan yang realistic. menyadari yang diinginkannya

menyesuaikan diri terhadap perubahan fisiknya.

4.

Jika akan dilaksanakan masektomi, ajarkan pasien dan latih cara-cara latihan sebagai berikut : Latihan awal bagi pasien pasca masektomi : Pada hari pembedahan dan meluaskan gerakan jari-jari membalikkan lengan. Hari pertama pasca operasi harus sudah dimulai pisio terapi pasif dan aktif seperti Fisioterpi aktif : melatih gerakan-gerakan sendi bahu reduksi , rotasi sendi bahu jika fisioterpi diterapkan sedini mungkin tidak akan terjadi kontraktur sendi bahu di kemudian hari dan juga dengan fisioterapi dini, aliran darah lebih aktif dan lancer. Selanjutnya pasien dapat menggosokkan gigi dan mnyisir rambut, pasien harus mengetahui gerakan apa yang dilakukan dalam setiap latihan. Misal dapat mengankat lengan keatas, kesamping, dan kedepan, dapat menyisir rambut sendiri danj dapat memakai rambut sendiri dengan lengan yang sakit, latihan harus kontinyu dan istirahat bila merasa sakit.

2.

Menolak operasi ybd kurang pengetahuan tentang prosedur pre dan pasca operasi kecemasan, ketakutan akan kecacatan dan ancaman kematian. Karakteristik data : kurang keraa sama dan menolak untuk dioperasi, menanyakan informasi tentang persiapan pre dan prosedur post operasi. Tujuan : KH : Klien akan bersedia di operasi mengungkapkan perasaan dan pikirnnya secara terbatas,

mengatakan mengerti pre dan post operasi, mengatakan berkurangnya kecemasan klien dioperasi Rencana tindakan : 1. 2. Kaji faktor-faktor yang menyebabkan klien menolak untuk dioperasi Anjurkan keluarga untuk memberikan support seperti dukungan

spiritual

3.

direncanakan tindakan sesuai diagnosa keperawatan no 1.

POST OPERASI 1. 2. 3. 4. 5. 6. Mempertahankan jalan napas tidak terbuka, ventilasi adekwat Membantu pasien dalam mengembangkan metode komunikasi alternative. Memperbaiki / mempertahankan integritas kulit. Membuat atau mempertahankan nutrisi adekuat Memberikan dukungan emosi untuk penerimaan gambar diri yang terganggu. Memberikan informasi tentang proses penyakit / prognosis dan pengobatan Tujuan pemulangan : 1. 2. 3. 4. 5. Ventilasi / oksigenasi adekuat untuk kebutuhan individu Komunikasi dengan efektif Komplikasi tercegah atau minimal. Memulai untuk mengatasi gambaran diri Proses penyakit / prognosis dan program tertapi dapat dipahami.

DAFTAR PUSTAKA

1. dunna.D.I. Et. Al.1995. Medical surgical nursing: A Nursing Process Approach 2nd edition : WB Sauders. 2. Long.C.Barbara (1996). Essential Of Medical. Surgical Nursing A Nursing Process Approcach. C.V mosby Company St Louis.USA. 3. Rothrock, CJ 2000. Perencanaan Asuhan Keperawatan Perioperatif ECG : Jakarta. 4. Sjamsu hidayat & Wim De Jong 1997. Bahan Ajar Ilmu Bedah ECG : Jakarta.

PENGKAJIAN Tgl / Jam MRS : 25 Juli 2007 jam 13.35

Ruang No. Register Dx. Medis Tgl. Pengkajian A.

: Bedah Dahlia : 38.81 75 : Ca Mammae Sinistra : 2 Agustus 2007 jam 08.00

IDENTITAS KLIEN Nama Umur Jenis Kelamin Agama Suku / Bangsa Bahasa Pendidikan Pekerjaan Status Alamat : Ny. N : 40 tahun : Perempuan : Islam : Madura : Madura : SD TT :: Kawin : Kejawan RT 16 RW 3 Grujugan Nama Alamat Suami Nama Pekerjaan Alamat : : Tn NS : Tani : Kejawan RT 16/ RW 3 Grujugan Penanggung jawab : : Tn NS : Kejawan RT 16 RW 3 Grujugan

B.

KELUHAN UTAMA Benjolan dan luka pada mammae sebelah kiri

C.

RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG Klien mengatakan : biasanya klien rutin menstruasi setiap bulan dan lamanya 7 hari mulai 10 bulan ini menstruasi sedikit sekali dan ada benjolan pada mammae sebelah kiri bulan ini benjolan pada mammae sebelah kiri tiba-tiba poecah dan keluar nanah. 5 hari kemudian keluar darah dan gumpalan-gumpalan daging. Kemudian dipijat-pijat terus kemudian bidan setempat mendengar hal tersebut dari tetangga klien lalu langsung dibawa ke RS dengan menggunakan kendaraan carry. Upaya yang telah dilakukan : Sebelum dibawa ke RS klien hanya mengobati penyaklitnya dengan membeli obat superteta dan remaksil di toko. Terapi yang telah diberikan :

D. E.

TKTP Cek lab FN AB

R/ Ampisilin 4 x 1gr Antrain 3 x 1 amp

BWC 2x / hr Adona 3 x 1 gr

RIWAYAT KESEHATAN DAHULU Klien mempunyai penyakit reumatik RIWAYAT KESEHATAN KELUARGA Keluarga klien tidak ada yang menderita penyakit seperti klien Genogram :

F.

Keadaan lingkungan yang mempengaruhi timbulnya penyakit Klien mengatakan rumahnya permanen dari tembok, ada jendela alas rumah keramik. Kebiasaan klien memasak memakai penyedap rasa / vetsin.

G.

POLA FUNGSI KESEHATAN 1. Pola persepsi dan tata laksana kesehatan Klien mengatakan kalau keluarganya sakit biasa nya hanya beli obat di toko. Persepsi klien saat di RS : petugas RS sangat baik 2. Pola nutrisi dan metabolisme Frekuensi makan 3 x sehari dengan nasi, sayur dan lauk pauk, nafsu makan biasa, minum 4-5 gelas /hr Saat di RS : Makan terasa tidak enak dan hanya makan sedikit (2 sendok) minum 3 4 gelas / hr Sebelum di RS :

3.

Pola eliminasi Kebiasaan b.a.b 1x/hr pada pagi hari dan b.a.k 3-4x/hr b.a.b 1x/hr padat dan hanya sedikit b.a.k 3-4x/hr :

Sebelum di RS : Saat di RS 4.

Pola aktifitas Aktivitas klien setiap hari mengerjakan pekerjaan rumah tangga memasak dan sebagainya. Kadang-kadang membantu suami di sawah

Sebelum di RS :

Saat di RS

:

- Klien hanya berbaring dan - Termenung - Ada benjolan dan luka di mammae sebelah kiri Dan terasa nyeri

5.

Pola istirahat-tidur - Tidur malam 6 jam (jam 22.00 04.00) - Tidur siang 2 jam Tidur tidak nyenyak dan sering terbangun

Sebelum di RS : Saat di RS 6. 7. :

Pola kognitif dan persepsi sensori Status mental : sadar Pendengaran : tidak ada kelainan Penglihatan Penciuman Pengecapan : tidak ada kelainan : tidak ada kelainan : tidak ada kelainan

Perabaan : tidak ada kelainan Pola konsep diri Citra tubuh : Klien merasa malu dengan keadaannya tersebut sehingga bias melakukan aktifitas di rumah lagi. Peran diri : Klien mengatakan penyakitnya sangat mklien dalam menjalankan aktivitas sehari-hari Ideal diri : Klien ingin penyakitnya segera sembuh dan dapat pulang

-

Harga diri

: sebagai ibu rumah tangga klien ingin cepat sembuh dan menjalankan tugasnya di rumah.

8.

Pola hubungan peran

Klien mengatakan klien sah menikah dan bekerja sebagai petani. Bahssa sehari-hari bahasa Madura klien tinggal bersama suami. Jika ada masalah klien meinta bantuan kepada suami. Pengambil keputusan dalam keluarga suami. Komunikasi dengan perawat RS : baik 9. Pola fungsi seksual seksualitas Klien mengatakan mulai pertama dating bulan pada umur 14 tahun dan rutin setiap bulan 10 bulan ini menstruasi hanya sedikit-sedikit klien mempunyai anak 2 dan sudah meninggal semua. 10. 11. Pola mekanisme koping Pola nilai dan kepercayaan Klien sholat 5 waktu, ikut tibaan (pengajian dsb) Klien tidak bias melkukan sholat 5 waktu dan hanya berbaring saja. H. I. STATUS MENTAL (PSIKOLOGIS) Klien mengatakan sangat sedih dan cemas PEMERIKSAAN FISIK 1.Status kesehatan umum Keadaan / penampilan umum : lemah Kesadaran BB sebelum sakit BB saat ini BB ideal GCS : Composmentris : Tidak terkaji : Tidak terkaji : Tidak terkaji :456 : Klien mengatakan bila ada masalah klien membicarakan dengan suami Sebelum di RS : Saat di RS

Perkembangan BB : Tidak terkaji

TB Tanda tanda vital TD N Suhu RR 2.Kepala 3.Leher Rambut Bentuk Mata

: Tidak terkaji : : 120/70 mmHg : 88 x/mnt : 37.50 C : 24 x / mnt

: lurus warna hitam : ukuran simetris : Skelra icterus - / -, konjugtiva : pucat - / -

Telinga: Pendengaran baik / tidak ada kelainan Hidung: tidak ada kelainan Mulut : basah / lembab

Tidak ada pembesaran vina yugularis Tidak ada pembesaran tyooid 4.Thorax (dada) Inspeksi - Bentuk dan pergerakan simetris - Terdapat benjolan dan luka pada mammae sebelah kiri dengan ukuran 25 x 20 cm baras tegas terdapat ulkus (+) darah (+) - Pernafasan normal / teratur Palpasi : vocal fremitus (+) Perkusi : sonor Auskultasi : cor : S1S2 tunggal , Ronchi (-), wheezing (-) suara jantung teratur 5.Abdomen Inspeksi Palpasi Auskultasi Perkusi : flat (tidak ada kelainan) : Tidak ada nyeri tekan dan tidak ada pembesaran : Bising usus (+) 10 x / mnt : tympani

6.Tulang belakang Tidak ada iordosis, kifosis dan skeliosis 7.Ekstrimitas Aksal dingin + + + + -

-

Aedem

8. Genetalia dan anus Tidak terkaji 9.Pemeriksaan neurologist J. GCS Reflek babrinsky (-) Reflek bisep (-) Reflek trisep (-) :456

PEMERIKSAAN DIGNOSTIK 1. Laboratorium LED : 99 mm HB : 10,3 gr% Lekosit : 13.200 mm lo ba st sg 83 lym 3 mc 4

Gula darah sewaktu : 118 mgr % LFT : SGOT : 99 u/l SGPT : 82 U/L RFT : Kreatinin : 0,84 mgr %

Urea : 29 mg% Uric Acid : 5,0 mgr% Lemak : cholesterol : 198 mgr% 2. K. Radiology hasil PA tgl : 2/8 07 Kesp : tumor jinak + Bronchupneumonia TERAPI 1.Oral 2.Parenteral Diit TKTP Lnj. Ampialin 4 x 1 gr Lnj. Antrain 3 x 1 amp Lnj. Adona 3 x 1 amp Lnj dexametasome 3 x 0,5 gr tgl 3/8 07 advis dari akit lnj : Diaz 4 amp / hr Infus RC : 05 % 2 : 2

3.Lain-lain B W C 2 x / hr Bondowoso, 2 Agustus 2007 Mahasiswa,

SRI SETYOWATI NIM : 06-32.KB

ANALISA DATA

Tgl / Jam 2-8-2007 08.00 Ds -

Pengelompokan Data

Masalah Resiko tinggi

Kemungkinan Penyebab Infeksi

TTD

Luka sejak bulan yang lalu tidak sembuh-sembuh Klien mengeluh badan terasa panas dingin

perluasan infeksi

DO Luka lebar 25 x 20 cm merah campour nanah darah dan berbau Perawatan luka 2 x / hr dengan BWO Suhu : 37,5 0 C Lab LED : 99 mm HB : 10,3 gr % Lekosit : 13.200 mm Gula darah Sewaktu : 118 mgr % LFT SGOT : 0,9 u/l SGPT : 82 u/l RFT Kreatinin : 0,84 mgr % Urea : 29 mgr % Uric Acid : 5,0 mgr % Lemak Cholesterol : 198 mgr %

2-8-2007 08.00

DS Klien menanyakan bagaimana dengan penyakitnya apakah perlu dioperasi atau tindakanlainnya Kalau opersi kapan operasinya dilaksanakan karena biaya selama menunggu dioperasi semakin menipis (Klien peserta JPS) Klien belum mempunyai pengalaman tentang operasi DO Rencana tindakan masih menunggu pemeriksaan PA Klien tmpak lelah Aksal dingin Menghindari kontak mata Skala cemas sedang TTV Suhu : 370 C Nadi : 92 x / mnt Tensi : 110/60 mmHg -

Situasi krisis (Kanker)

Cemas

DAFTAR DIAGNOSA KEPERAWATAN BERDASARKAN URUTAN PRIORITAS NO 1 TGL / JAM 2-8-2007 08.00 DIAGNOSA KEPERAWATAN PARAF Kerusakan Integritas jaringan Ybd infeksi / tidak adekuatnya pertahanan tubuh sekunder dan system imun yang ditandai dengan DS : Luka sejak bulan yang lalu tidak sembuh-sembuh Klien mengeluh badan teras panas dingin Luka lebar 25 x 20 cm. merah campur nanah, darah dan berbau Perawatan luka 2x/hr dengan BWC Suhu 37,5 0 C

DO :

Ansietas / cemas ybd situasi krisis (kanker), perubahan 2 2-8-3007 08.00 kesehatan, tindakan dan operasi yang mungkin akan dijalani yang ditandai dengan : DS : Klien menanyakan bagaimana dengan penyakitnya apakah perlu dioperasi atau tundakan lainnya Kalau opersi kapan operasinya dilaksanakan karena biaya selama menunggu dioperasi semakin menipis (Klien peserta JPS) DO Rencana tindakan masih menunggu pemeriksaan PA Klien tmpak lelah Pandangan klien tampak kososng Klien tampak berkeringat dan tegang Menghindari kontak mata Klien belum mempunyai pengalaman tentang operasi

PERENCANAAN NO 1. TGL / JAM 02 Agustus 2007 08.00 Dx KEP. TUJUAN & KH Dx. I Tujuan ; - Klien mampu mengidentifikasi dan berpartisipasi dalam tindakan pencegahan infeksi yang lebih luas dengan waktu 3 hari KH : - Badan tidak panas, tidak nyeri dan klien bisa tidur - Tidak menunjukkan tandatanda infeksi lebih luas - Tidak menunjukkan tandatanda infeksi lebih luas (suhu 36 375oC) dan penyembuhan luka primer INTERVENSI 1. Berikan penjelasan tentang penyakit, tanda-tanda infeksi kepada klien dan keluarga 2. Cuci tangan sebelum melakukan tindakan rawat luka 3. Anjurkan klien dan keluarga ikut menjaga personal hygiene klien dan lingkungan dengan baik 4. Tingkatkan daya tahan tubuh klien dengan makan & minum TKTP 5. Hindarkan / batasi prosedur invasif & jaga aseptif prosedur 6. Monitor temperatur / TTU 7. Observasi tanda-tanda infeksi 8. Laksanakan hasil kolaborasi dengan dokter dengan RASIONAL 1. Klien dan keluarga mengerti tentang penyakit & tandatanda / gejala infeksi 2. Mencegah terjadinya infeksi silang 3. Menurunkan / mengurangi adanya organisme hidup 4. Dengan gizi yang cukup dapat meningkatkan daya tahan tubuh 5. Mencegah terjadinya infeksi 6. Peningkatan suhu merupakan tanda terjadinya infeksi 7. Mencegah / mengurangi terjadinya resiko infeksi 8. Segera dapat diketahui apabila terjadi infeksi. Adanya indikasi yang jelas sehingga antibiotik yang diberikan dapat mengatasi organisme penyebab infeksi PARAF

pemberian Ampisillin 4x 1 gr. 1. Menjelaskan tentang 2. 02 Agustus 2007 08.00 Dx II Tujuan : Klien dapat mengurangi 1 hari Klien lebih rileks dan dapat melihat dirinya secara obyektif Menunjukkan koping yang efektif serta mampu berpartisipasi dalam pengobatan KH : Klien merasa senang bila diajak ngobrol Klien tampak rileks dan dapat tertawa wajar Klien mengerti akan prosedur operasi dan bahaya yang bisa timbul pada saat operasi klien, bicara dan sentuhlah dengan wajar 3. Berikan informasi tentang penyakit, penatalaksanaan, prognosis secara akurat 4. Berikan lingkungan yang tenang dan nyaman 5. Beri kesempatan pada klien untuk mengepresikan rasa marah dan takut. Beri informasi dengan emosi yang wajar dan ekspresi yang sesuai 6. Monitor koping yang tidak efektif seperti kurang 1. Dengan memahami / mengerti prosedur operasi klien tidak takut untuk operasi 2. Klien mendapatkan kepercayaan diri dan keyakinan bahwa dia benarbenar ditolong 3. Pemberian informasi dapat membantu klien memahami proses penyakitnya 4. Dapat menurunkan kecemasan klien 5. Membantu klien dalam memahami kebutuhan untuk pengobatan dan efek sampingnya 6. Pola koping klien serta mengatasinya / memberikan solusi dalam upaya

rasa cemas dalam waktu 2. Pertahankan kontak dengan

prosedur operasi Klien mengerti akan prosedur operasi Klien tidak cemas lagi

interaksi sosial, ketidakberdayaan dan lainlain. 7. Anjurkan untuk mengembangkan interaksi dengan support sistem 8. Observasi tanda-tanda kecemasan

meningkatkan kekuatan dalam mengatasi kecemasan 7. Agar klien memperoleh dukungan dari orang terdekat / keluarga. 8. Untuk mengetahui tingkat kecemasan klien

PENATALAKSANAAN Dx KEP Dx I TGL / JAM 2 8 2007 08.00 TINDAKAN 1. Mencuci tangan dan menggunakan handscoen bila akan melakukan tindakan perawatan luka R/ klien berbaring 2. Mengobservasi tanda-tanda infeksi dan tingkatkan daya tahan tubuh klien dengan makan dan minum TKTP R/ klien menghabiskan 2 sendok makan 10.00 3. Menganjurkan klien dan keluarga ikut menjaga personal hygiene klien dan lingkungan dengan baik R/ klien dan keluarga mau melaksanakan anjuran petugas 12.00 4. Melakukan kolaboratif yaitu : Infeksi Ampicillin 1 gr Infeksi Antrain 1 amp Infeksi Adona 1 amp Infeksi Dexametasone 0,5 mg R/ klien berbaring 5. Memonitor temperatur suhu R/ suhu klien 375oC Dx II 2 8 2007 08.00 1. Mempertahankan kontak dengan klien, bicara dan sentuhlah dengan wajar dan menjelaskan kontrak yang akan dilakukan pada klien dan keluarganya. R/ klien bersedia untuk dilakukan tindakan 2. Mengatur lingkungan yang tenang dan nyaman R/ Klien tampak rileks 3. Memberikan informasi tentang penyakit, penatalaksanaan, prognosis secara akurat PARAF

R/ klien menerima / bersedia untuk dilakukan tindakan yang sudah ditentukan / yang akan dilaksanakan 4. Memberi kesempatan pada klien untuk 12.00 mengekpresikan rasa marah, takut dsb. Beri informasi dengan emosi wajar dan ekspresi yang sesuai R/ klien merasa lega setelah amarahnya keluar 5. Menganjurkan dan melibatkan keluarganya untuk mengembangkan interaksi dengan support system R/ klien bisa tertawa dan tampak lebih tenang. 1. Mencuci tangan dan menggunakan hanscoen bila akan melakukan tindakan perawatan luka Dx I 3 8 2007 R/ klien berbaring 2. Mengobservasi tanda-tanda infeksi dan tingkatkan daya tahan ubuh klien dengan makan dan minum TKTP R/ klien menghabiskan 2 sendok makan 3. Menganjurkan klien dengan ikut menjaga personal hygiene klien dan lingkungan dengan baik 10.00 R/ klien dan keluarga mau melaksanakan anjuran petugas 4. Memonitor temperatur suhu R/ suhu klien 37oC 12.00 1. Mengatur lingkungan yang tenang dan nyaman R/ klien tampak rileks Dx II 3 8 2007 08.00 10.00 2. Memberikan informasi tentang penyakit, penatalaksanaan, prognosis secara akurat. R/ klien bersedia untuk dilakukan tindakan yang sudah ditentukan / yang akan dilaksanakan

3. Memberi kesempatan pada klien untuk mengekpresikan rasa marah, takut dsb. Beri informasi 12.00 dengan emosi wajar dan ekspresi yang sesuai. R/ klien merasa lega setelah amarahnya keluar 4. Menganjurkan dan melibatkan keluarganya untuk mengembangkan interaksi dengan support system R/ klien bisa tertawa dan tampak lebih tenang

EVALUASI Dx KEP Dx I TGL / JAM 2 8 2007 CATATAN PERKEMBANGAN S : Klien mengatakan : PARAF

13.30

Mampu mengidentifikasi tanda-tanda infeksi lanjut (panas badan, nyeri, nanah dan gangguan istirahat) dan berpartisipasi dalam tindakan pencegahan infeksi yang lebih luas dengan menjaga kebersihan tempat tidur dan lingkungan terutama sekitar luka. C: Tidak menunjukkan tanda-tanda infeksi lebih luas dan penyembuhan luka dari tepi nanah minimal luka merah, nekroning. Suhu 375oC, N : 92x/mnt T: 120/70 mmHg RR : 24x/mnt A: Masalah belum teratasi P: Lanjutkan intertensi 1, 2, 3, 4 dan 6

Dx II

2 8 2007 13.30

S : Klien mengatakan Dapat mengurangi rasa cemasnya dengan diajak ngobrol. Klien menunjukkan koping yang efektif serta mampu berpartisipasi dalam pengobatan dan tindakan C: Klien tampak rileks dan dapat melihat dirinya secara obyektif. Tidak cemas, akral hangat suhu 375oC N : 92x/mnt T : 120/70 mmHg RR : 24x/mnt A: Masalah teratasi sebagian P: Lanjutkan intervensi : 2, 3, 4 dan 5

S : Klien mengatakan : Dx I 3 8 2007 13.30 Mampu mengidentifikasi tanda-tanda infeksi lanjut dan berpartisipasi dalam tindakan pencegahan infeksi yang lebih luas dengan menjaga kebersihan tempat tidur dan lingkungan terutama sekitar luka. O: Tidak menunjukkan tanda-tanda infeksi lebih luas suhu 37oC N : 84x/mnt T : 110/70 mmHg RR 22x/mnt A: 10.00 P: Lanjutkan intervensi 1, 2, 3, 4 dan 6 Masalah belum teratasi

EVALUASI TGL / JAM 3 8 2007 13.30 Dx KEP Dx II CATATAN PERKEMBANGAN S: Klien mengatakan dengan diajak ngobrol klien dapat mengurangi rasa cemasnya Klien menunjukkan koping yang efektif serta mampu berpartisipasi dalam pengobatan dan PARAF

indakan O : Klien tampak rileks Klien tidak cemas, akral hangat, suhu : 37oC N : 84x/mnt T : 110/70 mmHg RR : 22x/mnt A : Masalah teratasi sebagian P : Lanjutkan intervensi 2, 3, 4 dan 5 3 8 - 2007 Dx III S : Klien mengatakan sakit menelan O : - Klien hanya makan 2 sendok - Klien trismus - Klien sakit menelan - Klien sulit membuka mulut A : Resiko Nutrisi kurang ybd disfagia sekunder terhadap kelainan Neuro Muskuler (timbul masalah baru) P: 1. Jelaskan tentang pentingnya nutrisi yang adekuat 2. Pasang sonde 3. Beri makanan melalui sonde 4. Observasi intake dan out put 5. Kolaborasi dengan tim gizi dan tim medis