Askep Tumor Hipofise Jojo

58
KATA PENGANTAR Om Swastiastu Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat rahmat-Nya kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat waktu, yang isinya membahas tentang “konsep dasar teori auhan keperawatan dengan diagnosa medis tumor hipofise’’ Makalah ini kami tulis dan dibuat berdasarkan revisi dari buku,search di internet dan sumber-sumber yang dapat dipercaya. Dengan dibuatnya pembahasan tentang makalah ini kami berharap mahasiswa dapat memiliki sumber pembelajaran tambahan mengenai ‘’Konsep Dasar Asuhan Keperawatan dengan Diagnosa Medis tumor Hipofise”. Kami menyadari bahwa pembahasan makalah yang berjudul ‘’Konsep Dasar Asuhan Keperawatan dengan Diagnosa Medis Tumor Hipoise” jauh dari kata sempurna. Maka dari itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun agar pembahasan makalah ini menjadi lebih baik. Akhir kata semoga bermanfaat bagi semua yang membaca atau mendengarkan materi ini. Om Santih, Santih, Santih Om Denpasar, 25 September 2012 1

Transcript of Askep Tumor Hipofise Jojo

Page 1: Askep Tumor Hipofise Jojo

KATA PENGANTAR

Om Swastiastu

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat rahmat-Nya

kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat waktu, yang isinya membahas tentang “konsep

dasar teori auhan keperawatan dengan diagnosa medis tumor hipofise’’

Makalah ini kami tulis dan dibuat berdasarkan revisi dari buku,search di internet dan sumber-

sumber yang dapat dipercaya. Dengan dibuatnya pembahasan tentang makalah ini kami berharap

mahasiswa dapat memiliki sumber pembelajaran tambahan mengenai ‘’Konsep Dasar Asuhan

Keperawatan dengan Diagnosa Medis tumor Hipofise”.

Kami menyadari bahwa pembahasan makalah yang berjudul ‘’Konsep Dasar Asuhan

Keperawatan dengan Diagnosa Medis Tumor Hipoise” jauh dari kata sempurna. Maka dari itu

kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun agar pembahasan makalah ini

menjadi lebih baik. Akhir kata semoga bermanfaat bagi semua yang membaca atau

mendengarkan materi ini.

Om Santih, Santih, Santih Om

Denpasar, 25 September 2012

Tim Penyusun

1

Page 2: Askep Tumor Hipofise Jojo

BAB 1

PENDAHULUAN

a. Latar Belakang

Hipofisis merupakan sebuah kelenjar sebesar kacang polong, yang terletak di dalam

struktur bertulang (sela tursika) di dasar otak.  Sela tursika melindungi hipofisa tetapi

memberikan ruang yang sangat kecil untuk mengembang.

Jika hipofisa membesar, akan cenderung mendorong ke atas, seringkali menekan daerah

otak yang membawa sinyal dari mata dan mungkin akan menyebabkan sakit kepala atau

gangguan penglihatan.

1.2 Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah yang kami kemukakan dalam makalah ini antara lain :

1. Apa pengertian dari Tumor Hipofise

2. Apa penyebab dari Tumor Hipofise?

3. Apa Klasifikasi Tumor Hipofise?

4. Apa patofisiologi dariTumor Hipofise?

5. Pathway dari Tumor Hipofise?

6. Bagaimana Manifestasi klinik dari Tumor Hipofise?

7. Bagaimana pengobatan & prognesis dari Tumor Hipofise?

8. Bagaimana penatalaksaan dari Tumor Hipofise?

9. Bagaimana cara melakukan Asuhan Keperawatan pada pasien tumor hipofise?

2

Page 3: Askep Tumor Hipofise Jojo

1.3 Tujuan

Dari rumusan masalah di atas, adapun tujuan yang kami kemukakan dalam makalah ini

antara lain:

Mengetahui pengertian dari 1.3 Tujuan

Dari rumusan masalah di atas, adapun tujuan yang kami kemukakan dalam

makalah ini antara lain:

1 Mengetahui pengertian dari Tumor Hipofise

2 Mengetahui penyebab dari Tumor Hipofise

3 Mengetahui klasifikasi dari Tumor Hipofise

4 Mengetahui patofisiologi dari Tumor Hipofise

5 Mengetahui Pathway dari Tumor Hipofise

6 Mengetahui Manifestasi klinik Tumor Hipofise

7 Mengetahui pengobatan & prognesis dari Tumor Hipofise

8 Mengetahui penatalaksanaan dari Tumor Hipofise

1.4 Metode

Adapun metode yang kami gunakan dalam penyusunan makalah ini adalah kepustakaan.

Yaitu dengan mencari data-data yang menunjang materi/yang berhubungan dengan Tumor

Hipofise & konsep dasar asuhan keperawatan

3

Page 4: Askep Tumor Hipofise Jojo

BAB II

ISI

A. KONSEP DASAR TEORI

1.Definisi

Kelenjar hipofisis medula kelenjar yang sangat penting bagi tubuh manusia, kelenjar

inimengatur fungsi dari kelenjar tiroid, kelenjar adrenal, ovarium dan testis, kontrol

laktasi,kontraksi uterine sewaktu melahirkan dan tumbuh kembang yang linear, dan

mengatur osmolalitas dan volume dari cairan intravascular dengan memelihara resorpsi cairan

diginjal. Kelenjar hipofisis disebut master gland sistem endokrin

. Kelenjar hipofisis terdiri dari 2 lobus,

lobus anterior

terdiri dari limas tpe sel :

1. somatotrf yang memproduksi growth hormon atau hormon pertumbuhan

berfungsi untuk pertumbuhan tulang,otot dan organ-organ lain

2. laktototrof yang memproduksi prolaktin berfungsi untuk mensekresikan ASI

dan mempertahankan korpus luteum

3. kortikotrof yang memproduksi kortikotropin dan hormon lainnya

4. tiritrof yang memproduksi TSH berfungsi untuk pertumbuhan dan aktifitas

sekretorik kelenjar tiroid

5. Gonadotrof yang memproduksi FSH dan LH,

FSH untuk ovulasi,pembentukan korpus luteum,sekresi progresteron

LH untuk sekresi tostesteron

Aktivitas sekresi hormon-hormon ini biasanya diatur oleh faktor-faktor pelepasan

hipotalamik yang bersifat stimulatorik atau oleh faktor-faktor bersifat inhibitor(dopamin)

untuk mengontrol pelepasan prolaktin

lobus posterior

yang terbentuk dari sel-sel glia yang sudah mengalami modifikasi.Hipofisis posteror ada

dua hormon yaitu ADH dan oksitosin.

4

Page 5: Askep Tumor Hipofise Jojo

2 . E p i d e m i o l o g i

Sekitar 10% dari seluruh tumor intrakranial merupakan tumor hipofisis, terutama

terdapat pada usia 20-50 tahun, dengan insiden yang ditemukan seimbang pada laki-laki dan

wanita.Tumor hipofisis terutama timbul pada lobus anterior hipofisis, sedangkan

pada lobus posterior (neurohipofisis) jarang terjadi. Tumor ini biasanya bersifat jinak. 

3 . E t i o l o g i

Penyebab tumor hipofisis tidak diketahui. Sebagian besar diduga tumor hipofisis hasil dari perubahan

pada DNA dari satu sel, menyebabkan pertumbuhan sel yang tidak terkendali.Cacat

genetik,sindroma neoplasia endokrin multipel tipe I dikaitkan dengan tumor hipofisis.

Namun, account cacat ini hanya sebagian kecil dari kasus-kasus tumor hipofisis.Selain itu, tumor hipofisis didapat

dari hasil penyebaran(metastasis)dari kanker situs lain.Kanker payudara pada wanita dan kanker

paru-paru pada pria merupakan kanker yang  paling umum untuk menyebar ke kelenjar

pituitari. Kanker lainnya yang menyebar keke l en j a r p i t u i t a r i t e rmasuk kanke r

g in j a l , kanker prostat, melanoma,dankanker    pencernaan.

4 . K l a s i f i k a s i

Klasifikasi dibedakan berdasarkan hormon yang diproduksi oleh kelenjar hipofisis

dandibedakan menjadi 2 jenis yaitu:

1. Adenoma hipofisis non fungsional (tidak memproduksi hormon)

Tumor ini berkisar sekitar 30% dari seluruh tumor pada hipofisis. Biasanya muncul pada

dekade ke 4 dan ke 5 dari kehidupan, dan biasanya lebih sering ditemukan padal a k i - l a k i

d a r i p a d a w a n i t a . N a m a l a i n d a r i t u m o r i n i y a i t u N u l l c e l l

t u m o r , undifferentiated tumor dan non hormon producing adenoma. Karena tumor ini

tidak memproduksi hormon, maka pada tahap dini seringkali tidak memberikan gejala apa-apa.

Sehingga ketika diagnose ditegakkan umumnya tumor sudah dalam ukuran yangsangat besar,

atau gejala yang timbul karena efek masanya. Tumor biasanya solid walaupun bias

ditemukan tumor dengan campuran solid dan kistik.

5

Page 6: Askep Tumor Hipofise Jojo

2. Adenoma hipofisis fungsional yang terdiri dari:

a. adenoma yang bersekres i pro lakt in  

prolaktiinoma merupakan tumor hipofisis fungsional yang paling sering

ditemukan dan mewakili30% dari semua adenoma. Sebagian besar berupa

makroadenoma yang terbentuk dari sel-sel asidofilik atau kromofobik dengan

granulasi terdispersi tipis.

Hiperprolaktinemia dapat terjasi karena penyebab lain dari adenoma

hipofisis yang ensekresikan Prl. Hiperprolaktinemia terjadi saat hamil dan

memuncak saat melahirkan. Hiperprolaktinemia dapat juga terjadi karena

hiperplasia laktotrof yang disebabkan oleh gangguan proses inhibisi sekresi Prl

normal oleh dopamin.Inhibisi dapat terjadi karena adanya kerusakan pada neuron-

neuron dopaminergik hipothalamus,terutusnya tungkai hipofisis misalnya karena

trauma kepala,obat-obatan yang menyekat reseptor dopamin pada sel laktotrof

Gambaran klinis Peningkatan Prl serum menimbulkan

aminore,galaktore,penurunan libido dan infertilitas

b. adenoma yang bersekresi growth hormon (GH)

Secara mikroskopis,adenoma yang mengandung GH terbentuk dari sel-sel yang

bergranulasi padat dan tampak asidofik dan kromofobik dalam pemeriksaan histologi

rutin terhadap potongn jaringan.Hipersekresi GH yang persisten menstimulasi IGF-1 oleh

hati yang menimbulkan banyak manifestasi klinis. Jika adenoma somatotrof tumbuh pada

anak-anak sebelum lempeng efisis menutup,kenaikan kadar GH menimbulkan

gigantisme.keadaan ini ditandai oleh peningkatan ukuran tubuh secara menyeluruh

dengan tungkai dan lengan yang memanjang secara tidak proposional. Jika peningkatan

GH terjadi setelah penutupan lempeng epifisis,pasien akan mengalami akromegali

dengan pembesaran pada kepala,tangan,kaki,rahang,lidah dan jaringan lunak.

c. adenoma gonadotrof(memproduksi FSH dan LH )

Bentuk ini paling sering ditemukan pada pria dan wanita dalam usia

pertengahan ketika tumor mencapai ukuran yang besar untuk

menimbukan gejala neurologis misalnya gangguan pengelihatan,nyeri

6

Page 7: Askep Tumor Hipofise Jojo

kepala,diplopia atau apopleksia hipofisis. Defisiensi gonadotrof yang

terjadi paling sering berupa gangguan produksi LH akibatnya pada pria

adalah kadar testosteron rendah sehingga terjadi penurunan libido dan

energi sedangkan pada wanita terjadi amenore

d. adenoma tirotrof penghasil TSH

Bentuk ini jarang ditemukan dan mewakili 1%dari semua jenis

adenoma hipofisis,kadang-kadang adenoma tirotrof menjadi penyebab

hipertiroidisme

e. .adenoma yang bersekresiadrenokortikotropik hormon (ACTH)

Sekresi oleh adenoma ini bisa menyebabkan hipersekresi kortisol oleh kelenjar

adrenal disertai hiperkortisolisme.

5. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK

Adenoma Hipofisis non fungsional:

  pada rontgen foto lateral tengkorak terlihat sella turcica membesar, lantai sella menipisdan

membulat seperti balon. Jika pertumbuhan adenomanya asimetrik maka padalateral

foto tengkorak akan menunjukkan double floor. Normal diameter AP dari kelenjar

hipofisis pada wanita usia 13-35 tahun < 11 masing-masing, sedang pada yanglainnya normal < 9 masing-

masing. b. MRI dan CT scan kepala, dengan MRI gambaran a.carotis dan chiasma tampak

lebih jelas, tetapi untuk gambaran anatomi tulang dari sinus sphenoid CT scan lebih baik.c. Test

stimulasi fungsi endokrin diperlukan untuk menentukan gangguan fungsi darikelenjar hipofisis.

Adenoma Fungsional 

Penilaian kadar serum prolactin, kadar serum lebih dari 150 ng/ml biasanya berkorelasidengan

adanya prolactinomas. Kadar prolactin antara 25-150 ng/ml terjadi pada adanya

kompresi tangkai hipofisis sehingga pengaruh inhibisi dopamin berkurang, juga pada stalk effect

(trauma hypothalamus, trauma tungkai hipofisis karena operasi). b.Adenoma yang bersekresi

growth hormonePengukuran kadar GH tidak bisa dipercaya karena sekresi hormon ini

yang berupacetusan, walaupun pada keadaan adenoma. Normal kadar basal Gh <1

ng/ml, pada penderita acromegali bisa meningkat sampai > 5 ng/ml, walaupun pada

penderita biasanya tetap normal. Pengukuran kadar somatemedin C lebih bisa dipercaya,

7

Page 8: Askep Tumor Hipofise Jojo

karenakadarnya yang konstan dan meningkat pada acromegali. Normal kadarnya 0,67

U/ml, pada acromegali mebningkat sampai 6,8 U/ml. Dengan GTT kdar GH akan ditekan

 

sampai < 2 ng/ml sesudah pemberian glukosa oral (100 gr), kegagalan penekanan inimenunjukkan

adanya hpersekresi dari GH. Pemberian GRF atau TRH perdarahan infusakan meningkatkan kadar GH,

pada keadaan normal tidak. Jika hipersekresi telah ditentukan maka pastikan sumbernya

dengan MRI, jika dengan MRI tidak terdapatsesuatu adenoma hipofisis harus dicari sumber ektopik dari

GH..Adenoama yang bersekresi glikoprotein(TSH,FSH,LH). Hormon TSH, LH dan FSH masing-

masing terdiri dari alpha dan beta subarakhnoidun i t , a l pha suba rakhno id un i t nya s ama

un tuk ke t i ga ho rmon , sedangkan be t a subarakhnoid unitnya berbeda. Dengan teknik

immunohistokimia yang spesfik bisadiukur kadar dari alpha subarakhnoid unit atau kadar alpha dan beta

subarakhnoid unit.Pada tumor ini terdapat peninggian kadar alpha subarakhnoid unit, walaupun

padaadenoma non fungsional 22% kadar alpha subarakhnoid unitnya juga meningkat. MRIdengan

gadolinium, pada pemeriksaan ini tidak bisa dibedakan antara adenoma yangsatu dengan yang

lainnya adenoma yang bersekresi d i l epa skan da r i h ipo t a l amus a sd dan akan

merangsang s ek re s i ACTH da r i adenihipofisis, ACTH akanmeningkatkan produksi dan sekresi

cortisol dari adrenalcortex yang selanjutnya dengan umpan balik negatif akan menurunkan ACTH. Padakondisi

stres fisik dan metabolik kadar cortisol meningkat, secara klinik sulitmengukur

ACTH, maka cortisol dalam sirkulasi dan metabolitnya dalam urine d igunakan

un tuk s t a t u s d i agnose da r i keadaan ke l eb ihan ad rena l . Cush ing ’ s syndroma

secara klinik mudah dikenal tapi sulit untuk menentukan etiologinya..Pengukuran plasma kortisol,

kortisol urine dan derifatnya seacra basal maupundalam respon terhadap dexametason, maupun

penetuan plasma ACTH, bisa dipakaiuntuk menentukan apakah penyakitnya primer adrenal,

hipofisis atau sumber keganasan ektopi.

J i k a d a t a t e r s e b u t s e i m b a n g m a k a d i p e r l u k a n p e n g u k u r a n C R H d a n

t e s t  perangsangan CRH dengan pengukuran ACTH dan cortisol perifer atau pada aliranvena

sinus petrosus bilateral untuk membuktikan adanya Cushing’s disease. Jikasudah ditentukan

sumbernya hipofisis, akan lebih sulit lagi menentukan bagian hipofisis yang mana yang

memproduksi hipersereksi ACTH

  m u n c u l s e t e l a h o p e r a s i d a l a m 2 s a m p a i 5 % d a r i p a s i e n d a n

d i p e r l a k u k a n o l e h  penggantinya.

8

Page 9: Askep Tumor Hipofise Jojo

Terapi radiasi:

Terapi radiasi melengkapi operasi dalam mencegah perkembangan ataukekambuhan. Standar teknik

radiasi melibatkan penggunaan tiga bidang (bidang menentangsejajar dengan bidang koronal) atau teknik rotasi

untuk menghindari dosis yang tidak perlud i l obus t empora l . Dos i s 4 .500 -5 .000 cGy

d i s ampa ikan da l am pecahan 180 -cGy disarankan. Secara umum, pasien dengan tumor

subtotally resected diberikan terapi radiasi.Walaupun radiasi mengurangi risiko kekambuhan atau penundaan

kambuhnya setelah brutototal reseksi, kita ikuti serial pasien dengan MRI scan dan pemeriksaan

bidang visual danmenahan radiasi kecuali ada tumor didokumentasikan regrowth.Untuk tumor termasuk

kelenjar pituitary adenoma hipofisis, prolactinoma dan penyakitCushings, keputusan yang

berkaitan dengan pengobatan untuk tumor kelenjar hipofisis bergantung pada pemahaman

lengkap tentang risiko bersaing vs manfaat untuk pengobatanyang berbeda. Pilihan untuk

perawatan tumor kelenjar pituitari dapat mencakup operasi,Radiosurgery dan gamma pisau.

6 . P r o g n o s i s

Pituitary tumor biasanya dapat disembuhkan. Hipofisis adenomas yang

mengeluarkanadrenocorticotropic hormon sering memiliki komplikasi yang kuat untuk kambuh. Sekitar 5%

dari hipofisis adenomas menginvasi jaringan terdekat dan tumbuh dalam ukuran besar.Metastasis tumor

hipofisis sangat jarang terjadi. Namun, karsinoma hipofisis dapat  bermetastasis dan

berhubungan dengan prognosis yang buruk..

7.Komplikasi

Komplikasi akan muncul jika adenoma hipofisis tidak ditangani segera

walaupunsesungguhnya adenoma hipofisis ini bersifat jinak, namun karena tidak mendapatkan

penanganan yang baik, adenoma akan bermetastasi pada organ lain yang akanmenn imbu lkan

kanke r dan o rgan yang t e rdeka t dapa t d i s e r ang ada l ah o t ak yang mengakibatkan

menjadi tumor ataupun kanker otak.Komplikasi pada pembedahanHemoragik, peningkatan CSS, diabetes

insipidus, infeksi pasca oprasi

9

Page 10: Askep Tumor Hipofise Jojo

B. KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN

1. Pengkajian

Pengkajian sekunder 

a. Identitas

Terjadi pada wanita dan pada laki-laki dengan pefalensi seimbang dan mempunyai

insiden puncak antara usia 20 dan 30 tahun.

b. Keluhan Utama

Klien mengeluhkan sakit kepala pada satu atau keduanya, atau di tengah dahi kabur atau

penglihatan ganda; kehilangan samping (perifer) visi, ptosis yang disebabkan oleh

tekanan pada saraf yang menuju ke mata, perasaan mati rasa pada wajah, demensia,

perasaan mengantuk, kepala membesar, makan berlebih atau berkurang.

c. Riwayat penyakit sekarang

Klien mengatakan kepalanya sering mengalami sakit pada kepalanya, dan pandangan

kabur.

d.   Riwayat penyakit dahulu

Kaji apakah sebelumnya klien pernah mengalami tumor pada bagian tubuh, Kaji apakah

klien pernah mengalami cedera kepala berat ataupun ringan.

e.   Riwayat penyakit keluarga

Kaji apakah keluarga pernah menderita penyakit tumor hipofisis.

2.   Pemeriksaan fisik 

Inspeksi :

1. Sistem pencernaan

Tampak striae abdominal

Anoreksia

Perut kembung

2. Sistem perkemihan dan eliminasi

Konstipasi

Poliuri

Polidipsi

10

Page 11: Askep Tumor Hipofise Jojo

Polipagi

3. Sistem reproduksi

Klien mengalami penurunan libidodo

Aminore

Galaktorea

Oligomenhorea

4. Sistem imun

Klien mengeluh cepat lelah

Klien tampak lemah

Klien tampak pucat

5. Sistem kardiovaskular

Klien mengalami hipertensi

6. Sistem endokrin

a. klien tampak mengalami pembesaran yang abnormal pada seluruh bagian tubuh (jika

timbul saat usia dini)

b. Klien tampak mengalami akromegali atau pembesaran yang abnormal pada ujung-ujung

tubuh seperti kaki, tangan, hidung, dagu (timbul pada saat usia dewasa)

c. Klien mengalami moon face, buffalo hump

d. Tinggi badan klien melebihi normal

e. Rambut klien tampak halus dan jarang

7. Sostem sensori persepsi

Klien mengeluh pandangannya ganda dan kabur 

Lapang pandang klien berkurang

  Tampak atropi pada pupil Klien tampak susah membedakan warna

8. Sistem integrumen

11

Page 12: Askep Tumor Hipofise Jojo

1. Kulit klen tampak kering dan lunak 

2. Kulit klien tampak gosong

9. Sistem muskuluskeletal

Klien tampak tidak mampu mengangkat tangan dan kaki (kelemahan otot) 

Klien tampak susah menggerakkan organ-organ tubuh karena kelemahan otot

10. Sistem neuromuskular

Klien mengeluh nyeri kepala

Klien mengeluh nyeri wajah

3.   Diagnosa keperawatan berdasarkan prioritas

a)     Nyeri akut berhubungan dengan penekanan korteks serebri di hipotalamus

b)     Hipertermi berhubungan dengan kerusakan control suhu sekunder akibat

tumor hipofisis

c)      GSP, Penglihatan berhubungan dengan penekanan pada ciasma optikum

d)     PK Hiperglikemia

e)     PK Hipertensi

f)       Gangguan pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan gangguan

metabolic ( hipermetabolik)

g)     Kelebihan volume cairan berhubungan dengan retensi air akibat peningkatan sekresi ADH

h)     Kelemahan berhubungan dengan ketidakmampuan menyokong tubuh

i)       Risiko cidera berhubungan dengan kerusakan fungsi sensori penglihatan 

j)       Gangguan citra tubuh berhubungan dengan perubahan penampilan fisik 

k)     Inefektif menyusui berhubungan dengan kurangnya pelepasan oksitosin

4.   Perencanaan keperawatan

12

Page 13: Askep Tumor Hipofise Jojo

1)  Nyeri akut berhubungan dengan penekanan korteks serebri di hipotalamus

Tujuan : Setelah diberikan asuhan keperawatan ..x24 jam diharapkan pasien

• melaporkan nyeri berkurang,

• klien tampak tidak meringis lagi,

• skala nyeri bahkan hilang (skala nyeri 0)

Intervensi

Mandiri

Kaji tingkat nyeri klien

R/Mengetahui tingkat nyeri yangdirasakan klien

b)  Kompres dengan air hangat

R/Air hangat dapat mengurangi rasa nyeri

c)   Anjurkan untuk melakukan aktivitas pengalih

R/Mengalihkan Nyeri klien

Kolaborasi

a)   Pemberian analgesik 

R/Mengurangi rasa nyeri 

2)  Hipertermi berhubungan dengan kerusakan control suhu sekunder akibat tumor hipofisis

Tujuan : Setelah diberikan asuhan keperawatan ..x24 jam diharapkan klien tidak mengalami

peningkatan suhu tubuh. Dengan kriteria hasil :

suhu tubuh klien dalam rentang normal (36,50 – 37,50C)

kulit klien tidak tampak kemerahan,

klien tidak mengeluhkan panas lagi

Intervensi

a)   Pantau suhu tubuh pasien (derajatdan pola) perhatikan adanyamenggigil.

R/Demam biasanya terjadi karena proses inflamasi tetapi mungkinmerupakan komplikasi

darikerusakan pada hipotalamus.

b)  Pantau suhu lingkungan.Batasi penggunaan selimut.

R/Suhu ruangan/jumlah selimut harusdiubah untuk mempertahankan suhumendekati normal.

c)   Berikan kompres hangat jika adademam. Hindari penggunaanalkohol.

R/Kompres air hangat menyebabkantubuh dingin melalui proseskonduksi.

13

Page 14: Askep Tumor Hipofise Jojo

d)  Pantau masukan dan haluaran. Catat karakteristik urine, turgor kulit, dan membrane mukosa

R/Hipertermia meningkatkankehilangan air tak kasat mata danmeningkatkan resiko dehidrasi,

terutama jika tingkat kesadaranmenurun /munculnya mualmenurunkan pemasukan

melaluioral.

e)   Kolaborasi : Berikan antipiretik, misalnya ASA (aspirin), asetaminofen (Tylenol).

R/ Digunakan untuk mengurangidemam dengan aksi sentralnya padahipotalamus, berguna

juga untuk membatasi pertumbuhan organismdan meningkatkan autodestruktif dari sel-sel

yang terinfeksi.

3)  GSP, Penglihatan berhubungan dengan penekanan pada ciasma optikum ditandaidengan

Tujuan : Setelah diberikan asuhan keperawatan ..x24 jam diharapkan :

a) Penurunan tajam dan lapang pandang klien tidak semakin memburuk,

b) Klien mangatakan pandangan kabur dan ganda mulai berkurang bahkan hilang.

Intervensi

a)   Kaji adanya ptosis, diplopia,gerakan bola mata dan visus.

R/Dapat mengidentifikasi penyebabkeluhan dan mengetahui besar tajamserta lapang pandang

penglihatanklien

b)  Kaji fungsi saraf III, IV, VI,VII.

R/Menentukan adekuatnya saraf cranial yang berhubungan dengan kemampuan pergerakan

mata

c)   Gunakan obat tetes mata dan pelindung.

R/Memberikan lubrikan danmelindungi mata

d)  Orientasikan pasien padalingkungan sekitar sebagaimana kebutuhan.

R/Mengenali lingkungan

e)   Tutup kedipan cahaya yangtidak penting dengan selotip atau pita, gunakan cahaya yang

redupmalam hari, dorong menggunakan penutup mata.

R/Dapat mengurangi ataumenghilangkan factor-factor  penunjang dan mengurangi pandangan

kilauan dari lingkunganluar.

4)  Potensial komplikasi: Hiperglikemia

14

Page 15: Askep Tumor Hipofise Jojo

Tujuan : Setelah diberikan Asuhan Keperawatan …x24 jam diharapkan tidak terjadi

hiperglikemi dengan kriteria hasil:

Kadar gula dalam darah kembali normal

Tidak terdapat tanda-tanda hiperglikemik 

Intervensi

a)   Observasi tanda-tanda hipeglikemi

Membantu dalam menentukanintervensi selanjutnya

b)  Berikan suntik insulin menurutsleding scale

Mengupayakan agar gula darah dalamkeadaan normal

c)   Awasi pemeriksaan laboratoriumterutama GDS

Gula darah yang tinggi merupakan indicator terjadi hiperglikemi

5)  Potensial Komplikasi, Hipertensi

Tujuan : Setelah diberikan Asuhan Keperawatan selama ….x24 jam diharapkantidak terjadi

hipertensi dengan kriteria hasil:

Tekanan darah normal 120/80mmHg

Tidak ada tanda-tanda hipertensi

Intervensi

a)   Observasi tanda-tanda hipertensi

Membantu dalam menentukanintervensi selanjutnya

b)  Awasi tekanan darah klien setiap jamKolaborasi

Tekanan darah yang tinggimerupakan indicator terjadihipertensi

c)   Berikan obat anti hipertensi

Sebagai antihipertensi

5. IMPLEMENTASI

Implemetasi sesuai dengan intervensi

6. Evaluasi

DX 1

melaporkan nyeri berkurang,

klien tampak tidak meringis lagi,

skala nyeri bahkan hilang (skala nyeri 0)

15

Page 16: Askep Tumor Hipofise Jojo

DX2

suhu tubuh klien dalam rentang normal (36,50 – 37,50C)

kulit klien tidak tampak kemerahan,

klien tidak mengeluhkan panas lagi

DX3

Penurunan tajam dan lapang pandang klien tidak semakin memburuk,

Klien mangatakan pandangan kabur dan ganda mulai berkurang bahkan hilang

DX4

Kadar gula dalam darah kembali normal

Tidak terdapat tanda-tanda hiperglikemik 

DX 5

Tekanan darah normal 120/80mmHg

Tidak ada tanda-tanda hipertensi

KASUS:

NY.M (45thn) MRS kemarin di ruang Bedah dengan keluhan nyeri kepala dan mual sejak 5 hari

yang lalu,muntah sebanyak 3 kali sehari sebelum MRS,Pasien mengalami intoleransi terhadap

suhu dingin,berkeringat,poliuri,konstipasisejak 4 hari yang lalu,oligomenhorrea dan juga

insomnia.Pasien direncanakan akan menjalani operasi hipofisektomi lusa

pagi.TD:150/90mmHg,HR:88x/mnt,RR:20x/mnt,Suhu:36,80C.Hasil pemeriksaan Lab

menunjukan adanya peningkatan Na serum,Hasil pemeriksaan EKG saat MRS menunjukan

adanya superventricular tachycardia,atrial fibrilation.

16

Page 17: Askep Tumor Hipofise Jojo

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN Ny. M

DENGAN DIAGNOSA MEDIS ADENOMA HIPOFISIS PRE OP

DI RS X DENPASAR

TANGGAL: 23-25 SEPTEMBER2012

I.       PENGKAJIAN

1.       Identitas

a.      Identitas Pasien

Nama : Ny. M

Umur : 45 thn

Agama : Hindu

Jenis Kelamin : Perempuan

Status : Menikah

Pendidikan :SMA

Pekerjaan :Pedagang

Suku Bangsa : Indonesia

Alamat : jln kecak

Tanggal Masuk : 23-09-2012

Tanggal Pengkajian : 24-09-2012

No. Register : 12345

Diagnosa Medis : Tumor Hipofisis

b.      Identitas Penanggung Jawab

Nama : Ny.T

Umur : 50thn

Hub. Dengan Pasien : Saudara kandung

Pekerjaan : Pedagang

Alamat : Jl.letda reta

17

Page 18: Askep Tumor Hipofise Jojo

2.      Status Kesehatan

Status Kesehatan Saat Ini

1. Keluhan Utama (Saat MRS dan saat ini)

Pasien mengeluh nyeri kepala.

2. Alasan masuk rumah sakit dan perjalanan penyakit saat ini

Pasien mual sejak 5hari yang lalu,muntah sebanyak 3x sebelum masuk MRS dan

pasien mengalami intolernsi terhadap suhu dingin,pasien tampak berkeringat.

3. Upaya yang dilakukan untuk mengatasinya

Pasien di bawa ke rumah sakit X pada tanggal 23september 2012

b. Satus Kesehatan Masa Lalu

1)      Penyakit yang pernah dialami

Pasien mengatakan pernah sakit batuk,pilek

2)      Pernah dirawat

Pasien mengatakan tidak pernah dirawat

3)      Alergi

Pasien mengatakan tidak memiliki alergi

4)      Kebiasaan (merokok/kopi/alkohol dll)

Pasien mengatakan tidak memiliki kebiasaan merokok,minum kopi dan minum

alkohol

c.       Riwayat Penyakit Keluarga

Pasien mengatakan tidak memiliki penyakit keturunan

d.      Diagnosa Medis dan therapy

Adenoma Hipofisis pre op hipofisektomi

3.      Pola Kebutuhan Dasar ( Data Bio-psiko-sosio-kultural-spiritual)

a.       Pola Persepsi dan Manajemen Kesehatan

pasien mengatakan percaya penyakitnya karena masalah medis

b.      Pola Nutrisi-Metabolik

18

Page 19: Askep Tumor Hipofise Jojo

   Sebelum sakit :

-pasien makan dengan 3x sehari lengkap dengan lauk pauk

   Saat sakit :

-pasien mengalami mual sejak 5 hari yang lalu dan muntah sebanyak 3kali sehari sebelum

masuk rumah sakit

c.       Pola Eliminasi

1)   BAB

  Sebelum sakit :

-pasien mengatakan bab dengan normal 1x sehari dengan bau khas feces,warna coklat

dan konsistensi lembek

   Saat sakit :

Pasien dikatakan mengalami konstipasi,sejak 4hari yang lalu.

2)   BAK

   Sebelum sakit :

Pasien mengatakan kencing 6x sehari warna kuning bau khas urin

Saat sakit :

Pasien dikatan mengalami poliuri.

d.      Pola aktivitas dan latihan

1)   Aktivitas

Kemampuan

Perawatan Diri

0 1 2 3 4

Makan dan minum

Mandi

Toileting

Berpakaian

Berpindah

0: mandiri, 1: Alat bantu, 2: dibantu orang lain, 3: dibantu orang lain dan alat, 4: tergantung total

19

Page 20: Askep Tumor Hipofise Jojo

2)  Latihan

Sebelum sakit

Pasien mampu menggerakan ekstremitasnya

Saat sakit

Pasien mampu menggerakan ekstremitasnya

e.       Pola kognitif dan Persepsi

pasien mengerti mengenai penyebab penyakitnya

f.       Pola Persepsi-Konsep diri

pasien mengatakan tidak malu terhadap penyakitnya

g.       Pola Tidur dan Istirahat

Sebelum sakit :

Pasien mengatakan tidur dengan nyenyak,pada malam hari tidur dari pikul23.00-06.00

Saat sakit :

Pasien dikatakan mengalami insomnia.

h.      Pola Peran-Hubungan

pasien mengatakan tidak memiliki masalah dengan saudara dan suaminya

di RS pasien tidak ada masalah dengan perawat

i.        Pola Seksual-Reproduksi

Sebelum sakit :

Pasien sudah menikah,mempunyai 2 anak dan menstruasi pasien teratur

Saat sakit :

-pasien mengalami oligomenhorea

j.        Pola Toleransi Stress-Koping

pasien mengatakan jika ada masalah bercerita kepada suami dan saudaranya

k.      Pola Nilai-Kepercayaan

pasien mengatakan agama hindu dan sembahyang 1x sehari

20

Page 21: Askep Tumor Hipofise Jojo

4.      Pengkajian Fisik

a.       Keadaan umum: sedang

Tingkat kesadaran : komposmetis

GCS : verbal:5 Psikomotor : 6 Mata :4

b.      Tanda-tanda Vital : Nadi = 88x/menit , Suhu =36,8oC , TD =150/90mmHg,

RR =20x/menit. 

c. Keadaan fisik

a.       Kepala dan leher :

kepala

inspeksi : kepala px simetris,tidak ada benjolan,bengkak,distribusi rambut rata,tidak

adaketpmbe dan kutu pasien mengeluh nyeri pada kepala

palpasi : tidak ada nyeri tekan

b.      Dada :

   Paru

a. Inspeksi : Dada pasien simetris,pasien tidak menggunakan otot bantu napas,tidak ada luka

pada dada,tidak ada lesi

b. Palpasi :tidak ada nyeri tekan,vocalpremitus sama

c. Perkusi: terdengar sonor

d. Auskultasi :suara napas pasien vasikuler

   Jantung

Inspeksi : ictus cordis terlihat berdenyut di ICS4,Tidak ada deformits pada dada

Palpasi :tidak ada nyeri tekan,iktus cordis teraba lemah

Perkusi:terdengar dulnes

Auskultasi : terdengar suara S1 dan S2 reguler

c.       Payudara dan ketiak :

payudara

inspeksi : tidak ada benjolan,payudara kanan dan kiri simetris

palpasi :tidak ada masa dan nyeri tekan

ketiak

21

Page 22: Askep Tumor Hipofise Jojo

inspeksi :ketiak pasien bersih,terdapat bulu dan tidak ada pembesaran kelenjar

limfe

palasi: tidak ada nyeri tekan

d.      abdomen:

inspeksasi:tidak ada tanda-tanda asites,abdomen px tampak distensi

auskultasi :bising usus px 3x/mnt

palpasi: tidak ada nyeri tekan,tidak ada pembesaran hepar,limpha,dan ginjal dan

tidak ada tanda-tanda apendik

perkusi: terdengar timpani

e.       Genetalia :

pasien mengatakan mengalami menstruasi yang tidak teratur

f.       Integumen :

inspeksi:pasien mengatakan mengalami intoleransi terhadap suhu,dingin,tidak ada

luka,kemerhan,ruam,kulit pasien elastis

palpasi :kulit px teraba hangat

g.       Ekstremitas :

         Atas

inspeksi: tangan kanan dankiri px simetris,tidak ada fraktur,kekuatan otot px normal

palpasi:teraba hangat,elastisitaskulit bagus,CRT<3detik

       Bawah

Inspeksi: : tangan kanan dankiri px simetris,tidak ada fraktur,kekuatan otot px

normal

palpasi:teraba hangat,elastisitaskulit bagus,CRT<3detik

h. Neurologis

Status mental dan emosi

Keluarga pasien mengatakan pasien sering gelisah karena rasa sakit pada kepala

Pengkajian saraf kranial

o Fungsi nervus olfaktorius pasien baik, pasien masih mampu mengenali bau-bauan.

o Fungsi nervus okulomotoris, troklearis dan abdusen pasien masih baik otot bola mata

pasien baik, reflek cahaya baik, tidak terdapat strabismus dan nistagmus.

22

Page 23: Askep Tumor Hipofise Jojo

o Fungsi nervus trigeminus pasien baik, pasien bisa membedakan rangsangan tumpul,

tajam, dan lembut, tonus muskulus masketer pasien baik.

o Nervus facialis (VII)

Fungsi nervus facialis px baik, pasien mampu mengembungkan pipi,tidak terjadi

parese nervus cranial VII

o Nervus vestibulu “Acusticus (VIII)

Fungsi nervus vestibulo Acusticus px baik pasien mampu mendengarkan bisikan.

o Nervus gloso faringeus (IX)

Fungsi glosofaringeus px baik, px mampu membedakan rasa

o Nervus vagas (X)

Nervus vagus px baik, kejernihan suara px baikdan fungsi reflek muntah px baik.

o Nervus Assesorius (XI)

Fungsi nervus assesorius pasien baik

o Nervus Hipoglosus (XII)

Fungsi nervus hipoglosus px mampu menjulurkan lidah dan mampu mendorong pipi

dengan lidah tidak terjadi parese n.XII dekstra sentral

Pemeriksaan refleks

o Reflek trisep

Reflek trisep px baik baik terjadi gerakan menyentak dari kontraksi trisep.

o Reflek patella

Reflek patella px baik, terjadi kontraksi otot kuadtisep

o Reflek brakhiradialis

Reflek brakhiradialis baik, terjadi gerakan menyentak pada tangan.

-Reflek babinski px negatif (-)

d.      Pemeriksaan PenunjanG

Data laboratorium yang berhubungan

Terjadi peningkatan pada Na serum

4.      Pemeriksaan penunjang diagnostic lain

Hasil pemeriksaan EKG menunjukan adanya superventricular tachycardia, atrial fibrillati

23

Page 24: Askep Tumor Hipofise Jojo

5. Analisa Data

A.     Tabel Analisa Data

DATA Interpretasi MASALAH

Ds : pasien

mengeluhkan nyeri

kepala

Do: pasien tampak

meringis

Tumor

makroadenoma

Peregangan

duramater

Sakit kepala

Nyeri akut

Ds : pasien mengeluh

mual dan muntah

sejak 5 hari yang

lalu,muntah sebanyak

3xsehari sebelum

MRS

Do : pasien tampak

mual dan muntah

defisiensi ADH

Diabetes Insipidius

Gangguan

metabolisme KH,lipid

dan protein

perubahan nutrisi

kurang dari

kebutuhan

Perubahan nutrisi

kurang dari

kebutuhan tubuh

Ds : pasien Disfungsi ACTH Resiko tinggi

24

Page 25: Askep Tumor Hipofise Jojo

mengatakan itoleransi

terhadap suhu

dingin,berkeringat

Do : TD:

150/90mmHg

EKG menunjukan

adanya

superventricular

tachycardia

Ketika terjadi stres

Peningkatan

norepinefrin dan

epinefrin

Vasokontriksi

pembuluh darah

Peningkatan tekanan

darah

penurunan curah

jantung

Ds : pasien

mengatakan

mengalami konstipasi

sejak 4 hari yang lalu

Do : pasien tampak

tidak nyamana

abdomen pasien

tampakdistensi

bising usus px 3x/mnt

Kadar LH dan FSH

terganggu

Meningkatnya

hormon progresteron

dan estrogen

Penurunan peristaltik

usu

konstipasi

Konstipasi

25

Page 26: Askep Tumor Hipofise Jojo

Ds : pasien

mengatakan

mengalami kencing

terus-terusan(poliuri )

Do: Na serum

meningkat

Sekresi hormon

terganggu

Defisit ADH

Ketidak mampuan

ginjal mereabsobsi

urin

Poliuri

Gangguan eliminasi

urin

Ds : pasien

mengatakan

mengalami

menstruasi yang tidak

teratur

Do: pasien tampak

megalami

oligomenhnorrhea

Disfungsi sel

gonadotrof

Kadar LH dan FSH

terganggu

Oligomenhnorhea

Disfungsi seksual

Ds : pasien

mengatakan

mengalami insomnia

Do: pasien tampak

lemas

Defisit ADH

Ketidak mampuan

ginjal mereabsobsi

urin

Poliuri

Terbangun terus

menerus pada malam

Insomnia

26

Page 27: Askep Tumor Hipofise Jojo

hari karena ingin

kencing

Gangguan pola tidur

B. Tabel Daftar Diagnosa Keperawatan /Masalah Kolaboratif Berdasarkan Prioritas

NO TANGGAL /

JAM

DITEMUKAN

DIAGNOSA KEPERAWATAN TANGGAL

TERATASI

Ttd

Dx

1

Dx

2

Dx

3

Dx

4

Dx

5

a. Resiko Tinggi Penurunan curah jantung b/d

vasokontriksi d/d TD: 150/90mmHg.EKG

menunjukan adanya superventricular tachycardia

b. Nyeri akut berhubungan dengan penekanan

tumor hipofised/d pasien mengeluhkan nyeri

kepala

c. Gangguan eliminasi urin b/d disfungsi

reabsobsi ginjal d/d poliuria

d. Resiko Tinggi Terhadap Disfungsi seksual b/d

perubahan kadar hormon LH dan FSH d/d

oligomenhorea

e. Perubahan nutrisi b / d gangguan metabolik d/d

pasien mengeluh mual dan muntah sejak 5

hari yang lalu,muntah sebanyak 3xsehari

sebelum MRS

f. Konstipasi b/d perubahan hormon d/d pasien

mengeluh mengalami konstipasi

g. Insomnia b/d faktor internal:poliuria d/d

27

Page 28: Askep Tumor Hipofise Jojo

Dx

6

Dx

7

pasien mengalami insomnia

a) Perencanaan

No. Diagnosa

Keperwatan

Tujuan &

kriteria hasil

Intervensi Rasional

Dx 1 Setelah diberikan

asuhan

keperawatan

selama 3x24 jam

Diharapkan TD

pasien dalam

batas normal

dengan KH:

TD

Pasien dalam

batas normal

120/90mmHG

Pemeriks

aan EKG

menunjukan

perbaikan/nor

Mandiri

Observasi

tanda vital

pasien:Teruta

ma nadi dan

TD

Observasi

suhu

tubuh ,catat

bila ada

perubahan

yang

peningkatan TD

merupakan

manisfestasi

awal sebagai

kompensasi

hipovolemia

dan penurunan

curah jantung

hiperpiraksia

yang tiba-tiba

dapat terjadi

yang diikuti

oleh hipotermi

sebagai akibat

dari

28

Page 29: Askep Tumor Hipofise Jojo

mal

Nadi

pasien dalam

batas normal

60-100x/mnt

Suhu

tubuh pasien

dalam batas

normal 360c-

37,50c

mencolok dan

tiba-tiba.

kaji warna

kulit ,suhu,pe

ngisian

kapiler,dan

nadi perifer.

ukur jumlah

haluaran

urine.

lakukan

pengukuran

CVP.

ketidakseimban

gan

hormonal,caira

n,dan elektrolit

yang

mempengaruhi

FJ dan curah

jantung.

pucat,kulit yang

dingin,pengisia

n kapiler yang

memanjang,nad

i yang lambat

dan lemah

merupakan

indikasi terjadi

syok.

walaupun

biasanya ada

poliuria ,penuru

nan haluaran

urine

menggambarka

n penurunan

perfusi ginjal

oleh penurunan

curah jantung

CVP

memberikan

gambaran

pengukuran

29

Page 30: Askep Tumor Hipofise Jojo

Kolaborasi

kolaborasi

pemberian

obat-obatan

sesuai indikasi

contoh:

diuretik tiazid

yang langsung

terhadap

volume cairan

dan

berkembangnya

komplokasi

tiazid mungkin

digunakan

sendiri atau

dicampur

dengan obat

lain untuk

menurunkan

TD pada pasien

.

Dx 2 Setelah diberikan

asuhan

keperawatan

selama 3x24 jam

Diharapkan

:pasien tidak

mengeluh nyeri

dengan KH:

a. skala nyeri

pasien hilang

atau

terkontrol 1-

10.

a) Menunjukan

1. Observasi adanya

tanda nyeri non

verbal. Misalnya

ekspresi wajah,

gelisah, menangis

2. kaji tanda-tanda

adanya nyeri baik

verbal maupun non

verbal,catat

lokasi,intensitas(sk

ala 0-10),dan

lamanya.

3. Berikan kompres

a.Merupakan

indikator derajat

nyeri secara tidak

langsung

b. bermaanfaat

dalam evaluasi

nyeri ,menentuka

n pilihan

intervensi,menet

ukan efektivitas

terapi.

c. Meningkatk

an rasa nyaman

30

Page 31: Askep Tumor Hipofise Jojo

penggunan

keterampilan

relaksasi dan

aktivitas

terapeutik

sesuai

indikasi

dingin pada

kepala.

4. Berikan kompres

panas/ lembab

pada leher, lengan

sesuai kebutuhan

5. Kolaborasi

pemberian obat

analgetik sesuai

indikasi

dengan

menurunkan

vasodilatasi

d. Meningkatk

an sirkulasi pada

otot yang

meningkatkan

relaksasi dan

mengurangi

ketegangan

e. Penanganan

nyeri secara umum

kadang bermanfaat

yang disebabkan

karena gangguan

vaskuler.

Dx 3 Setelah diberikan

asuhan

keperawatan

selama 3x24 jam

Diharapkan:

1. Berkemih

dengan jumlah

normal tanpa

retensi.

2. Menunju

kkan perilaku

yang

meningkatkan

Observasi dan catat

warna urin

Kaji haluaran urin

dan system

kateter/drainase,

khususnya selama

irigasi kandung

kemih

Awasi elektrolit

terutama natrium

- Untuk memantau

kondisi pasien

- Retensi dapat

terjadi karena

edema area bedah,

bekuan darah, dan

spasme kandung

kemih.

- Dapat menunjuka

tejadinya

gangguan fungsi

ginjal

31

Page 32: Askep Tumor Hipofise Jojo

control

kandung

kemih/ urinaria

3. Nilai Na

serum pasien

dalambatas

normal

Ukur volume residu

bila ada kateter

suprapubik

Dorong pasien untuk

berkemih bila terasa

dorongan tetapi

tidak lebih dari 2-4

jam per protocol

Dorong pemasukan

cairan 3000 ml

sesui toleransi.

Batasi cairan pada

malam, setelah

kateter dilepas

Instruksikan pasien

untuk latihan

paringeal, cont:

mengencangkan

bokong,

menghentikan dan

memulai aliran urin

- Meningkatka

tonus kandung

kemih dan bantuan

latihan ulang

kandung kemih

- Berkemih dengan

dorongan

mencegah retensi

urin. Keterbatasn

berkemih untuk

tiap empat jam

(bila ditoleransi)

- Mengawasi

keefektihan

pengosongan

kandung kemih.

Residu lebih dari

50 ml menunjukan

perlunya

kontinuitas kateter

sampai tonus

kandung kemih

membaik

- Mempertahankan

hidrasi adekuat

dan perpusi gunjal

untuk aliran urin.

“penjadwalan”

masukan cairan

menurunkan

32

Page 33: Askep Tumor Hipofise Jojo

Pertahankan irigasi

kandung kemih

kontinu(continous

bladder irrigation)

sesui indikasi pada

periode pasca

operasi dini

kebutuhan

berkemih/

gangguan tidur

selama malam hari

- Mencuci kandung

kemih dari bekuan

darah dan debris

untuk

mempertahankan

patensi kateter/

aliran urin

Dx 4 Setelah diberikan

asuhan

keperawatan

selama 3x24 jam

Diharapkan:

a) Pasien

tampak rileks

dan melaporkan

ansietas

menurun

sampai tingkat

dapat diatasi.

b) Menyatak

an pemahaman

situasi

individual

c) Menunju

kan

keterampilan

- Memberika

keterbukaan

pda pasien/

orang terdekat

untuk

membicarakan

tentang

masalah

inkontinensia

dan fungsi

seksual

- Instruksikan latihan

parineal dan

interupsi/ kontinu

aliran urin

-Berikan informasi

a) Dapat mengalami

ansietas tentang

efek bedah dan

dapat

menyembunyikan

perntanyaan yang

diperlukan.

Ansietas dapat

mempengaruhi

kemampuan untuk

menerima

informasi.

b) Meningkatkan

peningkatan

control otot

kontinensia

urinaria dan fungsi

seksual

c) Mengetahui

33

Page 34: Askep Tumor Hipofise Jojo

pemecahan

masalah

akurat tentang

harapan kembalinya

fungsi seksual

-Rujuk ke penasehat

seksual sesuai

indikasi

kondisi seksual

d) Masalah menetap

atau tidak teratasi

memerlukan

intervensi

professional

Dx 5 Setelah diberikan

asuhan

keperawatan

selama 3x24 jam

diharapkan

nutrisi pasien

seimbang dan

terpenuhi dengan

Kh:

Mendemonst

rasikan

pemeliharaan

atau

kemajuan

peningkatan

BB sesuai

tujuan

Tidak

mengalami

mal nutrisi

Nilai Hb dan

albumin

daam batas

normal

Mandiri

1. kaji apakah ada

nyeri perut ,mual

atau muntah.dan

auskultasi bising

usus dan

2. catat adanya kulit

yang dingin atau

basah ,perubahan

tingkat

kesadaran ,nadi

yang cepat peka

rangsang ,nyeri

kepala,sempoyong

an .

3. pantau pemasukan

makanan dan

timbang berat

1.kekurangan

kortisol dapat

menyebabkan

gejala

gastrointestinal

berat yang

mempengaruhi

pencernaan dan

absorpsi dari

makanan.

2. gejala

hipoglikemia

dengan

timbulnya tanda

tersebut mungkin

perlu pemberian

glukosa dan

mengindikasikan

pemberian

tambahan

glukokortikoid.

3

.Perhatikan:berat

badan yang

34

Page 35: Askep Tumor Hipofise Jojo

Pasien tidak

mual dan

muntah

badan setiap hari.

4. catat muntah

mengenai jumlah

kejadian ,atau

karakteristik

lainnya.

5. berikan atau bantu

perawatan mulut.

meningkat

dengan cepat

merupakan

indikasi

terjadinya retensi

cairan atau

pengaruh dari

pemberian

glukokortikoid.

4. anoreksia ,kelem

ahan dan

kehilangan

pengaturan

metabolisme oleh

kortisol terhadap

makanan dapat

mengakibatkan

penurunan berat

badan dan

terjadinya

malnutrisi yang

serius.

5. ini dapat

membantu untuk

menentukan

derajat

kemampuan

pencernaan atau

absorpsi

35

Page 36: Askep Tumor Hipofise Jojo

6. berikan lingkungan

yang nyaman

untuk makan

contoh bebas dari

bau tidak

sedap ,tidak terlalu

ramai,udara yang

tidak nyaman.

7. berikan informasi

tentang menu

pilihan

8. pantau hasil

laboratorium

terutama albumin

dan Hb

makanan.

mulut yang

bersih dapat

meningkatakan

nafsu makan.

6. dapat

meningkatkan

nafsu makan

dan

memperbaiki

pemasukan

makanan.

7. perencanaan

menu yang

disukai pasien

dapat dapat

menstimulasi

nafsu makan

dan

meningkatkan

pemasukan

makanan.

8. Untuk

mengetahui

perkembangan

kondisi pasien

Dx 6 Setelah diberikan

asuhan

keperawatan

selama 3x24 jam

1. Tinjau ulang

pada diet dan

jumlah/tipe

masukan

1. Masukan adekuat

dari serat dan

makanan kasar

memberikan

36

Page 37: Askep Tumor Hipofise Jojo

diharapkan

pasien tidak

konstipasi lagi

dengan kH:

1. Membuat

pola eliminasi

sesuai

kebutuhan

fisik dan gaya

hidup dengan

ketepatan

jumlah dan

konsistensi.

2. BAB 1x

sehari dengan

konsistensi

lembek,

warna coklat

dan bau khas

feses.

3. Bising usus

pasien dalam

batas normal

5-35x/mnt

cairan.

2. Pastikan

kebiasaan

detekasi

pasien dan

gaya hidup

sebelumnya.

3. Auskultasi

bising usus.

4. Kolaborasi

pemberian

pelunak feces,

supositoria

gliserin sesuai

indikasi.

bulk, dan cairan

adalah faktor

penting dalam

menentukan

konsistensi feces

2. Membantu dalam

pembentukan

jadwal irigasi

efektif.

3. Kembalinya

fungsi, G1

mungkin

terlambat oleh

efek depresan

dari anaestesi.

4. Mungkin perlu

untuk

merangsang

peristaltik

dengan perlahan/

evakuasi feses

Dx 7 Setelah diberikan

asuhan

keperawatan

selama 2x24jam

Mandiri :

1. Batasi

masukan

makanan/

1. Kafein dapat

memeperlam

bat pasien

untuk tidur

37

Page 38: Askep Tumor Hipofise Jojo

diharapkan pola

tidur paien

teratur dengan

KH:

1) Tidur pasien

nyenyak

2) Melaporkan

peningkatan

rasa sehat dan

merasa dapat

istirahat

3) Jumlah jam

tidur dalam

batas normal

yaitu7-9jam

perha

4) Pola

tidur,kualitas

dalam batas

normal

5) Perasaan

fresh sesudah

tidur/istirahat

6) Mampu

mengidentifik

asi hal-hal

yang

meningkatka

n tidur

minuman

mengandu

g kafein

2.Fasilitasi untuk

mempertahanka

n aktivitas

sebelum tidur

(membaca)

3. Ciptakan

lingkunga

n yang

nyaman

4. Jelaskan

pentingny

a tidur

yang

adekuat

Kolaborasi:

5. Kolaburasi

pemberian

obat tidur

dan

mempengaru

hi tidur tahap

REM,menga

kibatkan

pasien tidak

merasa segar

saat bangun

2. Meningkatka

n relaksasi

dan kesiapan

untuk tidur

3. Agar pola

tidur pasien

teratur dan

tidak

terganggu

4. Agar pasien

mengerti dan

mau

mnerapkan

pola tidur

yang teratur

5. Obat tidur

dapat

meningkatka

n

38

Page 39: Askep Tumor Hipofise Jojo

istirahat/tidur

pasien

Daftar Pustaka

1. Brunner and Suddarth(2002).Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah.Edisi

8,Volume2.Jakarta: EGC

2. Dongoes,Marilynn.E.1999.Rencana Asuhan Keperawatan.Edisi 3.Jakarta: EGC

3. Mubin Halim.2007.Ilmu Penyakit Dalam.Edisi 2.Jakarta:EGC

4. Barodero,M.2009.Klien Gangguan Endokrin .Jakarta:EGC

39