Askep Sindrom Nefritis

55
1. G. Pengkajian 1,2,5,6,7 1. Identitas Umumnya 90 % dijumpai pada kasus anak. Enam (6) kasus pertahun setiap 100.000 anak terjadi pada usia kurang dari 14 tahun. Rasio laki-laki dan perempuan yaitu 2 : 1. Pada daerah endemik malaria banyak mengalami komplikasi sindrom nefrotik. 1. Keluhan Utama Badan bengkak, sesak napas, muka sembab dan napsu makan menurun 1. Riwayat Penyakit Dahulu Edema masa neonatus, malaria, riwayat glomerulonefritis akut dan glomerulonefritis kronis, terpapar bahan kimia. 1. Riwayat Penyakit Sekarang Badan bengkak, muka sembab, muntah, napsu makan menurun, konstipasi, diare, urine menurun. 1. Riwayat kesehatan Keluarga Karena kelainan gen autosom resesif. Kelainan ini tidak dapat ditangani dengan terapi biasa dan bayi biasanya mati pada tahun pertama atau dua tahun setelah kelahiran. 1. Riwayat Kesehatan Lingkungan Daerah endemik malaria sering dilaporkan terjadinya kasus sindrom nefrotik sebagai komplikasi dari penyakit malaria. 1. Riwayat Nutrisi Nafsu makan menurun, berat badan meningkat akibat adanya edema. Berat badan = umur (tahun) X 2 + 8 Tinggi badan = 2 kali tinggi badan lahir.

description

jjj

Transcript of Askep Sindrom Nefritis

Page 1: Askep Sindrom Nefritis

1. G.    Pengkajian1,2,5,6,7 1. Identitas

Umumnya 90 % dijumpai pada kasus anak. Enam (6) kasus pertahun setiap 100.000 anak terjadi pada  usia kurang dari 14 tahun. Rasio laki-laki dan perempuan yaitu 2 : 1. Pada daerah endemik malaria banyak mengalami komplikasi sindrom nefrotik.

1. Keluhan Utama

Badan bengkak, sesak napas, muka sembab dan napsu makan menurun

1. Riwayat Penyakit Dahulu

Edema masa neonatus, malaria, riwayat glomerulonefritis akut dan glomerulonefritis kronis, terpapar bahan kimia.

1. Riwayat Penyakit Sekarang

Badan bengkak, muka sembab, muntah, napsu makan menurun, konstipasi, diare, urine menurun.

1. Riwayat kesehatan Keluarga

Karena kelainan gen autosom resesif. Kelainan ini tidak dapat ditangani dengan terapi biasa dan bayi biasanya mati pada tahun pertama atau dua tahun setelah kelahiran.

1. Riwayat Kesehatan Lingkungan

Daerah endemik malaria sering dilaporkan terjadinya kasus sindrom nefrotik sebagai komplikasi dari penyakit malaria.

1. Riwayat Nutrisi

Nafsu makan menurun, berat badan meningkat akibat adanya edema.

Berat badan = umur (tahun) X 2 + 8

Tinggi badan = 2 kali tinggi badan lahir.

Status gizinya adalah dihitung dengan rumus (BB terukur dibagi BB standar) X 100 %, dengan interpretasi : < 60 % (gizi buruk), < 30 % (gizi sedang) dan > 80 % (gizi baik).

1. Pengkajian Kebutuhan Dasar 1. Kebutuhan Oksigenasi

Dispnea terjadi karena telah terjadi adanya efusi pleura. Tekanan darah normal atau sedikit menurun. Nadi 70 – 110 X/mnt.

Page 2: Askep Sindrom Nefritis

1. Kebutuhan Nutrisi dan Cairan

Nafsu makan menurun, berat badan meningkat akibat adanya edema, nyeri daerah perut, malnutrisi berat.

1. Kebutuhan Eliminasi

Urine/24 jam 600-700 ml, hematuria, proteinuria, oliguri. Perubahan urin seperti penurunan volume dan urin berbuih.

1. Kebutuhan Aktivitas dan Latihan

Mudah letih dalam beraktivitas. Edema pada area ektrimitas (sakrum, tumit, dan tangan). Pembengkakan pergelangan kaki / tungkai.

1. Kebutuhan Istirahat dan Tidur

Kesulitan tidur karena mungkin terdapat nyeri, cemas akan hospitalisasi.

1. Kebutuhan Persepsi dan Sensori

Perkembangan kognitif anak usia pra sekolah sampai pada tahap pemikiran prakonseptual ditandai dengan anak-anak menilai orang, benda, dan kejadian di luar penampilan luar mereka.

1. Kebutuhan Kenyamanan

Sakit kepala, pusing, malaise, nyeri pada area abdomen, adanya asites.

1. Kebutuhan Personal Hygiene

Kebutuhan untuk perawatan diri pada anak usia pra sekolah selama di rumah sakit mungkin dibantu oleh keluarga. Kaji perubahan aktifitas perawatan diri sebelum dan selama dirawat di rumah sakit.

1. Kebutuhan Informasi

Pengetahuan keluarga tentang diet pada anak dengan sindrom nefrotik, pertumbuhan dan perkembangan anak, serta proses penyakit dan penatalakasanaan.

1. Kebutuhan Komunikasi

Anak usia pra sekolah dapat mengungkapkan apa yang dirasakan. Kosakata sudah mulai meluas, kalimat kompleks sederhana tapi dipahami. Untuk usia 3 tahun, komunikasi lebih sering berbentuk simbolis.

1. Kebutuhan Seksualitas

Page 3: Askep Sindrom Nefritis

Anak usia pra sekolah mulai membedakan perilaku sesuai jender. Anak mulai menirukan tindakan orangtua yang berjenis kelamin sama. Eksplorasi tubuh mencakup mengelus diri sendiri, manipulasi genital, memeluk boneka.

1. Kebutuhan Konsep Diri

Konsep diri pada anak usia pra sekolah sudah mulai terbentuk dengan anak mengetahui tentang identitas dirinya.

1. Kebutuhan Rekreasi

Anak yang mengalami hospitalisasid alam waktu lama akan mengalami kejenuhan. Kebiasaan yang sering dilakukan mungkin berubah pada saat anak hospitalisasi.

1. Kebutuhan Spiritual

Kebutuhan spiritual pada anak mengikuti orangtua.

1. Pengkajian Fisik 1. Pemeriksaan Kepala

Bentuk kepala mesochepal, wajah tampak sembab karena ada edema fascialis.

1. Pemeriksaan Mata

Edema periorbital, mata tampak sayu karena malnutrisi.

1. Pemeriksaan Hidung

Adanya pernapasan cuping hidung jika klien sesak napas.

1. Pemeriksaan Telinga

Fungsi pendengaran, kebersihan telinga, ada tidaknya keluaran.

1. Pemeriksaan Gigi dan Mulut

Kebersihan gigi, pertumbuhan gigi, jumlah gigi yang tanggal, mukosa bibir biasanya kering, pucat.

1. Pemeriksaan Leher

Adanya distensi vena jugularis karena edema seluruh tubuh dan peningkatann kerja jantung.

1. Pemeriksaan Jantung

Page 4: Askep Sindrom Nefritis

Mungkin ditemukan adanya bunyi jantung abnormal, kardiomegali.

1. Pemeriksaan Paru

Suara paru saat bernapas mungkin ditemukan ronkhi karena efusi pleura, pengembangan ekspansi paru sama atau tidak.

1. Pemeriksaan Abdomen

Adanya asites, nyeri tekan, hepatomegali.

1. Pemeriksaan Genitalia

Pembengkakan pada labia atau skrotum.

1. Pemeriksaan Ektstrimitas

Adanya edema di ekstrimitas atas maupun bawah seperti di area sakrum, tumit, dan tangan.

1. H.    Pemeriksaan Penunjang

Selain proteinuria masif, sedimen urin biasanya normal. Bila terjadi hematuria mikroskopik lebih dari 20 eritrosit/LPB dicurigai adanya lesi glomerular (misal sklerosis glomerulus fokal). Albumin plasma rendah dan lipid meningkat. IgM dapat meningkat, sedangkan IgG menurun. Komplemen serum normal dan tidak ada krioglobulin2.

Anamnesis penggunaan obat, kemungkinan berbagai infeksi, dan riwayat penyakit sistemik klien perlu diperhatikan. Pemeriksaan serologit dan biopsi ginjal sering diperlukan untuk menegakkan diagnosis dan menyingkirkan kemungkinan penyebab GN sekunder. Pemeriksaan serologit sering tidak banyak memberikan informasi dan biayanya mahal. Karena itu sebaiknya pemeriksaan serologit hanya dilakukan berdasarkan indikasi yang kuat3.

1. I.       Diagnosa Keperawatan

Diagnosa keperawatan yang dapat muncul pada anak dengan sindrom nefrotik adalah sebagai berikut8 :

1. Kelebihan volume cairan berhubungan dengan gangguan mekanisme regulasi (00026).2. Ansietas berhubungan dengan hospitalisasi (00146).3. Ketidakseimbangan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan

ketidakmampuan untuk mengabsorbsi nutrien (00002).4. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan umum (00092).5. Gangguan rasa nyaman berhubungan dengan gejala terkait penyakit : pusing, malaise

(00214).6. Kerusakan integritas kulit berhubungan dnegan faktor internal : perubahan status cairan,

penurunan sirkulasi (00046).

Page 5: Askep Sindrom Nefritis

7. Resiko infeksi berhubungan dengan ketidakadekuatan pertahanan sekunder : imunosuprsi, malnutrisi (00004).

8. Resiko keterlambatan perkembangan berhubungan dengan faktor resiko individual : penyakit kronis, nutrisi yang tidak adekuat (00112).

9. Gangguan pola tidur berhubungan dengan hospitalisasi (00198).10. Penurunan koping keluarga berhubungan dengan krisis situasional yang dapat dihadapi

orang yang penting bagi klien (00074).

1. J.      Intervensi Keperawatan

Intervensi keperawatan berdasarkan diagnosa yang muncul adalah sebagai berikut9,10 :

1. Kelebihan volume cairan berhubungan dengan gangguan mekanisme regulasi (00026).

Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam keseimbangan volume cairan tercapai dengan kriteria hasil :

1. Tidak ada edema2. Berat badan stabil3. Intake sama dengan output4. Berat jenis urin atau hasil laboratorium mendekati normal5. TTV dalam batas normal

Intervensi yang dilakukan adalah :

1. Fluid and Electrolyte Management (2080)

1)      Monitor tanda vital.

2)      Monitor hasil laboratorium terkait keseimbangan cairan dan elektrolit seperti penurunan hematokrit, peningkatan BUN, kadar natrium serum dan kalium.

3)      Pertahankan terapi intravena pada flow rate yang konstan.

4)      Kolaborasi dengan dokter jika tanda dan gejala kelebihan cairan tetap atau semakin memburuk.

5)      Monitor intake dan output cairan.

6)      Monitor kuantitas dan warna haluaran urin

1. Fluid monitoring (4130)

1)      Pantau hasil laboratorium berat jenis urin.

2)      Monitor serum albumin dan total protein dalam urin.

Page 6: Askep Sindrom Nefritis

3)      Monitor membran mukosa, turgor kulit, dan rasa haus.

4)      Monitor tanda dan gejala asites.

5)      Timbang berat badan setiap hari

1. Ansietas berhubungan dengan hospitalisasi (00146).

Setelah dilakuakan tindakan keperawatan selama 1 x 24 jam ansietas teratasi dengan kriteria hasil :

1. Anak tidak rewel2. Anak tidak menangis saat dilakukan tindakan3. Anak kooperatif dalam perawatan

Intervensi keperawatan yang akan dilakukan adalah :

1. Mood Management (5330)

1)      Kaji perasaan anak tentang hospitalisai.

2)      Kaji persepsi anak tentang hospitalisasi.

3)      Tanyakan pada keluarga tentang perubahan sikap, emosi, ataupun ekspresi klien saat dirawat di rumah sakit.

1. Therapeutic Play (4430)

1)      Kaji kebutuhan anak tentang bermain yang dapat dilakukan di rumah sakit.

2)      Lakukan pendekatan terapeutik dengan anak.

3)      Rencanakan untuk terapi bermain sesuai dengan kebutuhan anak.

1. Ketidakseimbangan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan ketidakmampuan untuk mengabsorbsi nutrien (00002).

Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam maka nutrisi pada klien seimbang dnegan kriteria hasil :

1. Anak tidak mengeluh mual2. Keluarga mengatakan nafsu makan anak meningkat3. Protein dan albumin dalam batas normal

Intervensi keperawatan yang dilakukan adalah :

Page 7: Askep Sindrom Nefritis

1. Nutritiont Management (1100)

1)      Kaji makanan yang disukai oleh klien

2)      Anjurkan klien untuk makan sedikit namun sering, misal dengan mengemil tiap jam

3)      Anjurkan keluarga untuk menyuapi klien apabila klien kesulitan untuk makan sendiri

1. Nutritiont Therapy (1120)

1)      Anjurkan keluarga untuk tidak membolehkan anak makan-makanan yang banyak mengandung garam.

2)      Kolaborasi dengan ahli gizi untuk diet yang tepat bagi anak dengan sindrom nefrotik.

1. c.       Nutritional Monitoring (1160)

1)      Pantau perubahan kebiasaan makan pada klien.

2)      Pantau adanya mual atau muntah.

3)      Pantau kebutuhan kalori pada catatan asupan.

1. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan umum (00092).

Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam klien dapat beraktivitas dengan normal dengan kriteria hasil :

1. Energy Conservation

1)      Istirahat dan aktivitas seimbang

2)      Mengetahui keterbatasan energinya

3)      Mengubah gaya hidup sesuai tingkat energi

4)      Memelihara nutrisi yang adekuat

5)      Persediaan energi cukup untuk beraktivitas

1. Activity Tolerance

1)      Saturasi oksigen dalam batas normal / dalam respon aktivitas

2)      Nadi dalam batas normal / dalam respon aktivitas

Page 8: Askep Sindrom Nefritis

3)      Pernafasan dalam batas normal / dalam respon aktivitas

4)      Tekanan darah dalam batas normal/dalam respon aktivitas

5)      Kekuatan ADL telah dilakukan

Intervensi keperawatan sebagai berikut :

Activity Therapy (4310)

1. Menentukan penyebab intoleransi aktivitas.2. Berikan periode istirahat saat beraktivitas.3. Pantau respon kardipulmonal sebelum dan setelah aktivitas.4. Minimalkan kerja kardiopulmonal.5. Tingkatkan aktivitas secara bertahap.6. Ubah posisi pasien secara perlahan dan monitor gejala intoleransi aktivitas.7. Monitor dan catat kemampuan untuk mentoleransi aktivitas.8. Monitor intake nutrisi untuk memastikan kecukupan sumber energy.9. Ajarkan pasien tehnik mengontrol pernafasan saat aktivitas.10. Kolaborasikan dengan terapi fisik untuk peningkatan level aktivitas11. Gangguan rasa nyaman berhubungan dengan gejala terkait penyakit : pusing, malaise

(00214).

Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam, gangguan rasa nyaman teratasi dnegan kriteria hasil :

1. Klien tidak mengeluh lemas2. Klien tidak mengeluh merasa pusing3. Klien dapat meningkatkan ADL

Intervensi keparawatan yang dilakukan sebagai berikut :

1. Relaxation Theraphy (6040)

1)      Anjurkan klien untuk bernapas dalam ketika merasa tidak nyaman.

2)      Anjurkan klien untuk beristirahat.

1. Environtmental Management : Comfort (6482)

1)      Kaji ketidaknyamanan yang dirasakan oleh klien.

2)      Berikan posisi yang nyaman pada klien.

3)      Batasi pengunjung saat klien beristirahat.

Page 9: Askep Sindrom Nefritis

1. Kerusakan integritas kulit berhubungan dnegan faktor internal : perubahan status cairan, penurunan sirkulasi (00046).

Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam kerusakan integritas kulit teratasi dengan kriteria hasil :

1. Capilarry refill < 3 detik2. Tidak ada pitting edema3. Integritas kulit yang baik bisa dipertahankan (sensasi, elastisitas, temperatur, hidrasi,

pigmentasi)

Intervensi keperawatan yang dilakukan adalah :

Pressure Management (3500)

1. Kaji lingkungan dan peralatan yang menyebabkan terjadinya tekanan.2. Anjurkan pasien untuk menggunakan pakaian yang longgar.3. Hindari adanya lipatan pada tempat tidur.4. Jaga kebersihan kulit agar tetap bersih dan kering.5. Lakukan mobilisasi pasien (ubah posisi pasien) setiap dua jam sekali.6. Monitor integritas kulit akan adanya kemerahan.7. Oleskan lotion atau minyak/baby oil pada derah yang tertekan .8. Monitor aktivitas dan mobilisasi pasien.9. Monitor status nutrisi pasien.10. Mandikan pasien dengan sabun dan air hangat.11. Resiko infeksi berhubungan dengan ketidakadekuatan pertahanan sekunder :

imunosuprsi, malnutrisi (00004).

Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam, resiko infeksi tidak terjadi dengan kriteria hasil :

1. Klien bebas dari tanda dan gejala infeksi2. Menunjukkan kemampuan untuk mencegah timbulnya infeksi3. Jumlah leukosit dalam batas normal4. Menunjukkan perilaku hidup sehat5. Status imun, gastrointestinal, genitourinaria dalam batas normal

Intervensi keperawatan sebagai berikut :

Infection Control (6550)

1. Pertahankan teknik aseptic.2. Batasi pengunjung bila perlu.3. Cuci tangan setiap sebelum dan sesudah tindakan keperawtan.4. Gunakan baju, sarung tangan sebagai alat pelindung.5. Tingkatkan intake nutrisi.

Page 10: Askep Sindrom Nefritis

6. Monitor tanda dan gejala infeksi sistemik dan lokal.7. Inspeksi kulit dan membran mukosa terhadap kemerahan, panas, drainase.8. Anjurkan klien untuk meningkatkan istirahat.9. Ajarkan keluarga pasien  tanda dan gejala infeksi.10. Kaji suhu badan pada pasien neutropenia setiap 4 jam.11. Resiko keterlambatan perkembangan berhubungan dengan faktor resiko individual :

penyakit kronis, nutrisi yang tidak adekuat (00112).

Setelah dilakukan tindakan keperawatan, reiko keterlambatan perkembangan dapat teratasi dnegan kriteria hasil :

1. Anak mampu melakukan kebiasaan sesuai dengan umur.2. Kemampuan kognitif anak sesuai dengn usia tumbuh kembang.3. Kemampuan motorik anak sesuai dengan usia tumbuh kembang.

Intervensi keperawatan yang dilakukan adalah sebagai berikut :

1. Parent Education : Adolescent (5562)

1)      Tanyakan pada orang tua tentang karakteristik anak.

2)      Diskusikan pola asuh yang biasa dilakukan pada anak.

3)      Monitor perasaan orang tua terhadap anak.

4)      Ajarkan pada orang tua tentang metode komunikasi yang tepat pada anak sesuai dengan karakteristik anak.

1. Developmental Enhancement : Adolescent (8272)

1)      Informasikan pada orang tua tentang perkembangan anak yang seharusnya telah dipenuhi.

2)      Jelaskan pada orang tua tentang perkembangan yang belum terpenuhi.

3)      Rencanakan untuk kegiatan stimulus perkembangan anak.

1. Gangguan pola tidur berhubungan dengan hospitalisasi (00198).

Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam, gangguan pola tidur teratasi dengan kriteria hasil :

1. Klien mengatakan dapat tidur dengan nyenyak.2. Klien tampak segar dan tidak mengantuk.

Intervensi keperawatan yang dilakukan adalah sebagai berikut :

Page 11: Askep Sindrom Nefritis

Sleep Enhancement (1850)

1. Kaji kebiasaan tidur klien selama di rumah.2. Kaji penyebab klien susah tidur.3. Modifikasi lingkungan yang nyaman agar klien bisa tidur nyenyak.4. Batasi pengunjung saat jam klien istirahat.5. Anjurkan keluarga untuk mengingatkan klien saat waktu tidur.6. Penurunan koping keluarga berhubungan dengan krisis situasional yang dapat dihadapi

orang yang penting bagi klien (00074).

Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1 x 24 jam, koping keluarga meningkat dengan kriteria hasil :

1. Keluarga mengungkapkan kesiapan dalam perawatan anak.2. Keluarga menemukan solusi untuk pemcahan masalah yang sedang dialami.3. Keluarga kooperatif dalam perawatan.

Intervensi keperawatan yang dilakukan sebagai berikut :

1. Counseling (5240)

1)      Dorong keluarga untuk mengungkapkan perasaan yang sedang dialami.

2)      Gunakan teknik komunikasi terapeutik.

1. Family Therapy (7150)

1)      Kaji sumber kekuatan keluarga.

2)      Kaji persepsi setiap keluarga tentang kondisi yang dialami oleh klien.

3)      Fasilitasi keluarga untuk diskusi.

4)      Berikan informasi mengenai kondisi klien dan tindakan perawatan yang akan dilakukan.

5)      Bantu keluarga untuk mencari solusi.

1. Emotional Support (5270)

1)      Berikan dukungan emosional pada keluarga dengan memberikan motivasi untuk kooperatif dalam tindakan perawatan.

2)      Informasikan kepada keluarga tentang perkembangan kondisi klien.

Page 12: Askep Sindrom Nefritis

2.8 ASUHAN KEPERAWATAN

 A. Pengkajian

1. Keadaan umum

2. Riwayat :

-          Identitas anak: nama, usia, alamat, telp, tingkat pendidikan, dll.

-          Riwayat kesehatan yang lalu: pernahkah sebelumnya anak sakit seperti ini?

-          Riwayat kelahiran, tumbuh kembang, penyakit anak yang sering dialami, imunisasi,

hospitalisasi sebelumnya, alergi dan pengobatan.

-          Pola kebiasaan sehari–hari : pola makan dan minum, pola kebersihan, pola istirahat tidur,

aktivitas atau bermain, dan pola eliminasi.

 3. Riwayat penyakit saat ini:

-          Keluhan utama

-          Alasan masuk rumah sakit

-          Faktor pencetus

-          Lamanya sakit

4. Pengkajian sistem

-          Pengkajian umum : TTV, BB, TB, lingkar kepala, lingkar dada (terkait dgn edema ).

-          Sistem kardiovaskuler : irama dan kualitas nadi, bunyi jantung, ada tidaknya cyanosis,

diaphoresis.

-          Sistem pernafasan :  kaji pola bernafas, adakah wheezing atau ronki, retraksi dada, cuping

hidung.

-          Sistem persarafan : tingkat kesadaran, tingkah laku ( mood, kemampuan intelektual,proses

pikir ), sesuaikah dgn tumbang? Kaji pula fungsi sensori, fungsi pergerakan dan fungsi pupil.

-          Sistem gastrointestinal : auskultasi bising usus, palpasi adanya hepatomegali / splenomegali,

adakah mual, muntah. Kaji kebiasaan buang air besar.

-          Sistem perkemihan : kaji frekuensi buang air kecil, warna dan jumlahnya.

5. Pengkajian keluarga

-          Anggota keluarga

-          Pola komunikasi

-          Pola interaksi

Page 13: Askep Sindrom Nefritis

-          Pendidikan dan pekerjaan

-          Kebudayaan dan keyakinan

-          Fungsi keluarga dan hubungan  

B. Diagnosa Keperawatan

1. Gangguan integritas kulit b/d edema dan menurunnya sirkulasi.

2. Resiko infeksi b/d terapi immunosuppresivedan hilangnya gama globulin.

3. Resiko kurangnya volume cairan (intravaskuler) b/d proteinuria, edema dan efek diuretik.

4. Resiko kelebihan volume cairan b/d retensi sodium dan air.

5.Kecemasan pada anak dan keluarga b/d hospitalisasi pada anak.

C. Intervensi Keperawatan

1. Gangguan integritas kulit b/d edema dan menurunnya sirkulasi.

a. Tujuan : integritas kulit terjaga.

b. KH : Tidak ada tanda kemerahan, lecet dan tidak terjadi tenderness bila disentuh.

c. Intervensi :

-          Mengatur atau merubah posisi setiap 2 jam atau sesuai kondisi.

R/: untuk mencegah terjadinya penekanan terlalu lama dan terjadi decubitus

-          Pertahankan kebersihan tubuh anak setiap hari dan pengalas tempat tidur.

R/: untuk mencegah terjadainya resiko terinfeksi atau terkontaminasi

-          Gunakan lotion bila kulit kering.

R/: memberikan kelembapan pada kulit

-          Kaji area kulit : kemerahan, tenderness dan lecet.

R/: untuk mengetahui apakah ada tanda-tanda peradangan pada kulit

-          Support daerah yang edema dengan bantal.

R/: agar tidak terjadi penekanan

-          Lakukan aktifitas fisik sesuai dengan kondisi anak.

R/: mencegah terjadinya cidera

2. Resiko infeksi b/d terapi imunosuppresive dan hilangnya gama globulin.

a. Tujuan : tidak terjadi infeksi

b. Kriteria hasil :

Page 14: Askep Sindrom Nefritis

-          Hasil laborat ( leukosit ) dbn

-          Tanda- tanda vital stabil

-          Tidak ada tanda- tanda infeksi

c. Intervensi :

-          Mencuci tangan setiap akan kontak dengan anak

R/: mencegah terjadinya terkontaminasi

-          Kaji tanda–tanda infeksi

R/: untuk merencanakan intervensi selanjutnya

-          Monitor tanda–tanda vital

R/: mengetahui perkembangan dan keadaan umum klien.

-          Monitor pemeriksaan laboratorium Kolaborasi medis untuk pemberian antibiotik

R/: untuk menngetahui kadar atau nilai yang menandakan terjadinya infeksi, dan untuk

mencegah terjadinya infeksi.

3. Resiko kurangnya volume cairan (intravaskuler) b/d proteinuria, edema dan efek diuretik

a. Tujuan : cairan tubuh seimbang

b. Kriteria hasil :

-          Mukosa mulut lembab

-          Tanda vital stabil

c. Intervensi :

-          Monitor intake dan output ( pada anak < 1ml/kg/jam)

R/: untuk mengetahui batasan masukan yang masuk dan pengeluaran dari tubuh klien

-          Monitor tanda-tanda vital

R/: untuk menegetahui perkembangan dan keadaan umum klien

-          Monitor pemeriksaan laboratorium (elektrolit)

R/: untuk mengetahui status cairan yang dibutuhkan klien.

-          Kaji membran mukosa mulut dan elastisitas turgor kulit

R/: untuk mengetahui tanda-tanda terjadinya dehidrasi

-          Kaji pengisian kembali kapiler (capilarry Refill)

R/: untuk mengetahui apakah ada kelaianan yang lain yang terjadi pada klien.

4. Resiko kelebihan cairan b/d retensio sodium dan air

Page 15: Askep Sindrom Nefritis

a. Tujuan : Volume cairan tubuh seimbang

b. Kriteria hasil : 

-          BB stabil 

-          tanda vital dbn dan tidak ada edema

c. Intervensi :

-          Monitor intake dan output, dan timbang BB setiap hari

R/: uintuk mengetahui status cairan tubuh klien

-          Monitor tekanan darah

R/: sebagai acuan untuk mengetahui apakah ada penekanan atau penambahan kerja jantung klien

-          Mengkaji status pernafasan termasuk bunyi nafas

R/: untuk mengetahui peninggkatan RR

-          Pemberian deuretik sesuai program

R/: mencegah terjadinya demam

-          Ukur dan catat ukuran lilitan abdomen

R/: untuk mengetahui status klien, untuk menentukan intervensi selanjutnya, dan apakah ada

tanda-tanda  terjadinya asites

5. Kecemasan pada anak atau keluarga b/d hospitalisasi pada anak

a. Tujuan : kecemasan hilang

b. Kriterai hasil : 

-          Orang tua tampak lebih santai

-          Orang tua berpartisipasi dalam perawatan dan memahami kondisi anak

c. Intervensi :

-          Anjurkan orang tua dan anak untuk mengekspresikan rasa takut dan cemas

R/: membina hubungan saling percaya baik pada pasien maupun keluarga

-          Berikan penjelasan tentang penyakit Sindrom Nefrotik, perawatan dan pengobatannya

R/: untuk meningkatkan pengetahuan klien dan keluarga

-          Ajarkan pada orang tua untuk membantu perawatan pada anaknya

R/: membuat sautu kepercayaan agar keluarga agar merasa keluarga dianggap ada disamping

klien

-          Berikan aktivitas bermain yang sesuai dgn tumbang anak dan kondisinya.   

R/: membuat suasana seperti berada dirumah.

Page 16: Askep Sindrom Nefritis

KONSEP DASAR KEPERAWATAN

A. Pengkajian

1.      Riwayat kesehatan

a. Aktivitas / istirahat : pasien susah tidur dan mudah lelah bila beraktivitas

b. Eliminasi : Klien diare BAB >3x sehari, dengan konsitensi encer, wrna kuning

bau khas dan BAK 4-5x sehari, dengan bau khas warna kuning jernih.

c. Makanan /cairan : anoreksia, mual, muntah

d. Nyeri /kenyamanan : nyeri pada abdomen dan pembengkakan pada

abdomen

e. Pernapasan : kesulitan pernafasan (efusi pleura)

f. Seksualitas : pembengkakan labial (scrotal)

g. Pola persepsi diri dan konsep diri : putus asa, rendah diri

B. Pemeriksaan Penunjang

a.       Laboratorium

1)     Urine

Volume biasanya kurang dari 400 ml/24 jam (fase oliguria). Warna urine kotor, sediment

kecoklatan menunjukkan adanya darah, hemoglobin, mioglobin, porfirin.

2)     Darah

Hemoglobin menurun karena adanya anemia. Hematokrit menurun. Natrium biasanya

meningkat, tetapi dapat bervariasi. Kalium meningkat sehubungan dengan retensi seiring

Page 17: Askep Sindrom Nefritis

dengan perpindahan seluler (asidosis) atau pengeluaran jaringan (hemolisis sel darah

merah). Klorida, fsfat dan magnesium meningkat. Albumin <>

b.      Biosi ginjal dilakukan untuk memperkuat diagnosa.

C.      Diagnosa Keperawatan

a.       Kelebihan volume cairan b. d. penurunan tekanan osmotic plasma.

b.      Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d. anoreksia.

c.       Resti infeksi b.d. menurunnya imunitas, prosedur invasive.

d.      Intoleransi aktivitas b.d. kelelahan.

e.       Gangguan integritas kulit b.d. immobilitas.

D. intervensi Keperawatan

1.            Kelebihan volume cairan b. d. penurunan tekanan osmotic plasma

Tujuan :

tidak terjadi akumulasi cairan dan dapat mempertahankan keseimbangan intake dan

output.

Kriteria Hasil :

menunjukkan keseimbangan dan haluaran, tidak terjadi peningkatan berat badan, tidak

terjadi edema.

Intervensi:

Page 18: Askep Sindrom Nefritis

1)     Pantau, ukur dan catat intake dan output cairan

R/: Pemantauan membantu menentukan status cairan pasien.

2)     Observasi perubahan edema

R/: Edema terjadi terutama pada jaringan yang tergantung pada

tubuh.

3)     Batasi intake garam

R/:Mungkin diberikan untuk mengatasi hipertensi dengan efek berbalikan dari

penurunan aluran darah ginjal,dan/atau kelebihan volume sirkulasi

4)     timbang berat badan setiap hari

R/: Penimbangan berat badan harian adalah pengawasan status cairan terbaik.

Peningkatan berat badan lebih dari 0,5 kg/hari diduga ada retensi cairan.

2.Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d. anoreksia.

Tujuan : kebutuhan nutrisi terpenuhi

Kriteria Hasil : tidak terjadi mual dan muntah, menunjukkan masukan yang adekuat, mempertahankan

berat badan

Intervensi:

1)     tanyakan makanan kesukaan pasien

R/: Pasien cenderung mengonsumsi lebih banyak porsi makan jika ia diberi beberapa

makanan kesukanannya

2)     Timbang BB tiap hari.

R/: Perubahan kelebihan 0,5 kg dapat menunjukkan perpindahan keseimbangan cairan.

3)     Kaji / catat pemasukan diet.

R/: Membantu dan mengidentifikasi defisiensii dan kebutuhan diet.

4)     berikan makanan sedikit tapi sering

Page 19: Askep Sindrom Nefritis

R/: meminimalkan anoreksia dan mual sehubungan dengan status uremik

3.Resti infeksi b.d. menurunnya imunitas, prosedur invasif.

Tujuan : tidak terjadi infeksi

Kriteria Hasil : tidak terdapat tanda-tanda infeksi, tanda-tanda vitl dalam batas normal, leukosit dalam

batas normal.

Intervensi:

1)     cuci tangan sebelum dan sesudah tindakan

R/: Menurunkan resiko kontaminasi silang.

2)     Awasi tanda vital untuk demam, peningkatan frekuensi/kedalaman pernapasan.

R/: Reaksi demam adanya indikator infeksi lebih lanjut

3)     lakukan perawatan pada daerah yang dilakukan prosedur invasive

R/: Membatasi introduksi bakteri kedalam tubuh.

4)     kolaborasi pemberian antibiotic.

R/: Membantu pemilihan pengobatan infeksi paling efektif.

4.Intoleransi aktivitas b.d. kelelahan.

Tujuan : pasien dapat mentolerir aktivitas dan mrnghemat energi

Kriteria Hasil : menunjukkan kemampuan aktivitas sesuai dengan kemampuan, mendemonstrasikan

peningkatan toleransi aktivitas

Intervensi:

1)     Tingkatkan tirah baring / duduk.

R/: meningkatkan istirahat dan ketenangan klien, posisi telentang meningkatkan filtrasi

ginjal dan menurunkan produksi ADH sehingga meningkatkan diuresis.

2)     rencanakan dan sediakan aktivitas secara bertahap

Page 20: Askep Sindrom Nefritis

R/: melatih kekuatan otot sedikit demi sedikit.

3)     Berikan perawatan diri sesuai kebutuhan klien.

R/: memenuhi kebutuhan perawatan diri klien selama intoleransi aktivitas.

4)     berikan informasi pentingnya aktivitas bagi pasien

R/: melatih kekuatan otot sedikit demi sedikit.

5.Gangguan integritas kulit b.d. immobilitas.

Tujuan : tidak terjadi kerusakan integritas kulit

Kriteria Hasil : integritas kulit terpelihara, tidak terjadi kerusakan kulit

Intervensi:

1)     inspeksi seluruh permukaan kulit dari kerusakan kulit dan iritasi

R/: Menentukan garis dasar dimana perubahan pada status dapat dibandingkan dan

melakukan intervensi yang tepat

2)     ubah posisi tidur setiap 4 jam

R/: Mengurangi stress pada titik tekanan, meningkatkan aliran darah ke jaringan da

meningkatkan proses kesembuhan

3)     gunakan alas yang lunak untuk mengurangi penekanan pada kulit.

R/: Meninggikan atau menopang daerah yang edema dapat mengurangi edema.

Menggnakan bedak dapat mengurangi kelembapan dan gesekan yang ditimbulkan

ketika permukaan tubuh saling bergesek.

Page 21: Askep Sindrom Nefritis

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN Tn.P

DENGAN GANGGUAN SISTEM PERKEMIHAN “SINDROM NEFROTIK”

DI RUANG PERAWATAN V IIIB

RSUD SYEKH YUSUF

No. RM : 300999

Tanggal : 26/03/13

Tempat : PR V/III B

I.          DATA UMUM

1.    Identitas klien

Nama : An. P Umur : 13 tahun

Jenis kelamin : laki-laki Status perkawinan : belum nikah

Agama : Islam Pendidikan terakhir : SMP Suku

: makassar Pekerjaan : - Alamat

: barombong Tanggal MRS : 25/03/13

Sumber info : klien, keluarga dan rekam medik

2.    Penanggungjawab/ pengantar

Page 22: Askep Sindrom Nefritis

Nama : Ny. K

Umur : 32 Thn

Hubungan dengan klien : ibu klien

Pekerjaan : guru

Alamat : barombong

II.          RIWAYAT KESEHATAN SAAT INI

Alasan masuk RS : klien mengatakan tidak merasa lelah dan sering mual dn muntah

1.      sejak 4 bulan yang lalu dan terasa perih seperti teriris – iris, pasien juga mengatakan mual

– mual, nafsu makan menurun dan perasaan lemah.

2.      Keluhan utama : Nyeri uluh hati

3.      Riwayat penyakit

P : Klien mengatakan nyeri uluh hati

Q : nyeri selalu terasa (PENYEBABNYA)

R : bagian abdomen (BAGIAN)

S : 36,7 oC (SKALA SAKIT)

T : pagi – siang – malam.(WAKTU PENYAKI, MISALNYA HILNG TIMBUL, KADANG2)

III.              RIWAYAT KESEHATAN MASA LALU

1.      Penyakit yang pernah dialami

Saat kecil/kanak-kanak : -

Penyebab : -

Page 23: Askep Sindrom Nefritis

Riwayat perawatan : Klien mengatakan di rawat di rumah sakit labuang baji 4 bulan yang lalu dengan

keluhan yang sama.

Riwayat operasi : Tidak pernah

Riwayat pengobatan : - (HARUS ADA KETERANGAN NO (-) )

2.      Riwayat alergi : -

3.      Riwayat imunisasi : -

IV.              RIWAYAT KESEHATAN KELUARGA

Genogram:

 

Page 24: Askep Sindrom Nefritis

 

Keterangan:

: perempuan meninggal : laki-laki

: laki-laki meninggal :

Serumah

: klien : perempuan

Penjelasan : G1 : kakek dn nenek klien meninggal karena faktor usia

G2 : ibu klien pernah mengalami pembengkakan pada saat neonatus

G3 : klien tiga bersaudara dan tidak memiliki riwayat penyakit

Kesimpulan : penyakit klien berhubungan dengan riwayat keehatan keluarga karena penyakit klien

diturunkan dari ibunya.

V.              RIWAYAT PSIKO – SOSIO – SPRITUAL

1.      Pola pikir dan persepsi.

a.       Alat bantu yang digunakan : tidak ada

b.      Kesulitan yang dialami : tidak ada

Page 25: Askep Sindrom Nefritis

2.      Persepsi diri

  Hal yang amat dipikirkan saat ini : Klien memikirkan penyakitnya yang tak kunjung sembuh

  Harapan setelah menjalani perawatan : Klien berharap cepat sembuh dan klien bisa pulang

ke rumahnya kembali

3.      Suasana hati : Klien kadang-kadang terlihat gelisah memikirkan penyakitnya dan sering

bertanya tentang penyakitnya.

4.      Hubungan / Komunikasi.

a.       Bicara : jelas

Bahasa utama :.Bahasa Indonesia

Bahasa daerah : makassar

b.      Tempat tinggal :

Kebiasaan keluarga :

  Adat istiadat yang dianut : makassar

  Pembuat keputusan dalam keluarga : suami

  Pola komunikasi antar keluarga : baik.

  Keuangan : cukup

c.       Kesulitan dalam keluarga : tidak ada

5.      Pertahanan Koping

a.       Pengambilan keputusan : suami

b.      Yang disukai tentang diri sendiri : tidak ada

c.       Yang ingin diubah dari kehidupan : tidak ada

d.      Yang ingin dilakukan jika sukses : tidak tahu

Page 26: Askep Sindrom Nefritis

6.      Spiritual – Kepercayaan

a.       Siapa / apa sumber kekuatan : Tuhan YME

b.      Apakah Tuhan, Agama, Kepercayaan penting untuk anda : penting

c.       Kegiatan agama atau kepercayaan yang dilakukan (macam dan frekuensi) : sholat lima

waktu dan berdoa.

d.      Kegiatan agama / kepercayaan yang ingin dilakukan selama di Rumah sakit : sholat dan

berdoa

VI.              KEBUTUHAN DASAR/POLA KEBIASAAN SEHARI – HARI

1.      Pola Nutrisi

Sebelum masuk rumah sakit

a.       Jenis makanan : nasi, sayur, lauk pauk, buah-buahan

b.      Makanan yang disukai : nasi goreng

c.       Makanan pantang : Tidak ada

d.      Nafsu makan :. baik

Setelah msk RS :

klien mengatakan ia hanya makan bubur, nafsu makan menurun, takut makan banyak

karena biasanya terasa mual dan muntah, frekuensi makan sedikit tapi sering

2.      Pola Eliminasi

1.    BAB :

Sebelum sakit : Setelah sakit :

Frekuensi : 1x/hari Frekuensi : 1x/hari

Page 27: Askep Sindrom Nefritis

Waktu : pagi Waktu : pagi

Konsistensi: lembek Konsistensi : lembek

2.         BAK :

Frekuensi : 4-6x/hari

Warna : kuning muda bau pesing

Setelah sakit tidak ada perubahan

b)      Pola Tidur dan Istirahat

1.Waktu tidur (Jam) ; 21.00 s/d 05.30

2.Lama tidur/hari : 7 – 8 jam

3.Kebiasaan pengantar tidur : tidak ada

4.Kebiasaan saat tidur : tidak ada

5.Kesulitan dalam hal tidur : tidak ada

3.      Pola aktivitas dan latihan

Sebelum sakit : kegiatan yang dilakukan adalah kuliah sebagai suatu rutintas sehari-hari

sebagai seorang mahasiswa

Setelah sakit : Rutinitas terganggu karena harus dirawat di rumah sakit

Pola pekerjaan

4.      Lingkungan tempat tinggal klien : klien tinggal di rumah sendiri, kondisi lingkugan bersih

dan bebas polusi

5.      Hubungan kilen dengan lingkungan sekitar : baik

6.        PEMERIKSAAN FISIK

Page 28: Askep Sindrom Nefritis

Hari : senin Tanggal : 1 mei 2013 Jam : 17:00

a)        Keadaan umum

Kehilangan BB : menurun

Kelemahan : klien terbaring dan nampak lemas

Perubahan Mood : ekspresi wajah nampak meringis dan tegang dan kadang – kadang

gelisah.

Tingkat kesadaran : Komposmentis

Vital sign

TD : 100/60 mmHg

N : 80 x/i

P : 20x/i

S : 36,7 oC

b)        Head to toe

1.    Kepala / Rambut :

Inspeksi : warna hitam lurus.

palpasi : tidak ada benjolan dan tidak ada nyeri tekan.

2.    Mata

Kelopak mata bengkak

3.    Hidung

Reaksi alergi : tidak ada

Pernah mengalami flu : pernah

Pasase udara : Normal

Page 29: Askep Sindrom Nefritis

Sekret/cairan : tidak ada

4.    Mulut dan tenggorokan

Gigi : lengkap

Stomatitis : tidak ada

Gangguan bicara : tidak ada

Kesulitan menelan : tidak ada

5.    Leher : tdk nampak adanya pembesaran thyroid

6.    Pernafasan

Inspeksi : Pengembangan dada simetris kiri dan kanan

Pergerakan dada ikut gerak nafas

Auskultasi : Suara pernafasan : bronkhovesikuler

7.    Sirkulasi

Auskultasi: Suara jantung S1 dan S2 normal, tdk ada suara tambahan

Inspeksi :Perubahan warna (Kulit, Kuku, Bibir) : tdk ada

8.    Abdomen

Palpasi : pembengkakan pada perut kanan bagian atas, nyeri tekan.

9.    Nutrisi

Jenis Diet : bubur saring nafsu makan : menurun

Rasa mual : ada muntah : ada

Intake cairan : ±2500 cc/hari

c)        Pengkajian data fokus (Pengkajian sistem)

Page 30: Askep Sindrom Nefritis

Sistem Gastrointestinal

I : Gerakan abdomen mengikuti irama napas

P : Nyeri tekan pada abdomen bagian kanan atas

P : Bunyi tympani

A : peristaltik usus

d)       Pemeriksaan diagnostik

1        mei 2013

1.      Pemerikasaan Darah :Hemoglobin menurun karena adanya anemia. Hematokrit menurun.

Natrium biasanya meningkat, tetapi dapat bervariasi. Kalium meningkat sehubungan

dengan retensi seiring dengan perpindahan seluler (asidosis) atau pengeluaran jaringan

(hemolisis sel darah merah). Klorida, fsfat dan magnesium meningkat. Albumin <>

2.      Biosi ginjal untuk memperkuat diagnosa.

DATA FOKUS

DATA SUBYEKTIF DATA OBYEKTIF

Page 31: Askep Sindrom Nefritis

1.      Klien mengeluh nyeri uluhati, perih

seperti teriris-iris.

2.      Klien mengeluh mual, napsu makan

menurun, perasaan lemah.

3.      Klien selalu memikirkan pekerjaannya

yang terbengkalai karna ia sakit.

4.      klien berharap cepet sembuh dan klien

bisa pulang.

5.      Klien sering memikirkan penyakitnya

dan sering bertanya tentang

penyakitnya.

Nyeri tekan epigastrium.

Porsi makan tidak dihabiskan

cemas

Tanda-tanda Vital

TD : 100/60 mmHg

N : 80 x/mnt

P : 20x/mnt

S : 36,7 oC

Ekspresi wajah nampak meringis dan

Tegang

klien kadang-kadang gelisah.

Page 32: Askep Sindrom Nefritis

ANALISA DATA

NO DATA ETIOLOGI MASALAH

Page 33: Askep Sindrom Nefritis

1

2

DS :

- klien mengeluh nyeri

pada uluhati, perih

seperti teriris-iris.

DO :

-    Nyeri tekan

epigastrium

-    Ekspresi wajah

nampak meringis dan

tegang

-    Klien terlihat kadang-

kadang gelisah

DS :

-    Klien mengeluh mual,

napsu makan menurun,

perasaan lemah.

Ulkus peptikum

Peningkatan asam

lambung dan deudenum

  Erosi

  

Merangsang ujung saraf

yang terpajan

mengeluarkan bradikinin,

histamin dan serotinin

Rangsangan diteruskan

ke thalamus

 

Nyeri

Nyeri

Gangguan pemenuhan

kebutuhan nutrisi

Page 34: Askep Sindrom Nefritis

DO :

-    Porsi makan tidak di

habiskan

-    TB : 168 Cm

BB : 48 Kg

Ulkus

peptikum

  Pembengkakan membran

mukosa yang mengalami

inflamasi

 

Merangsang thalamus

bagian distal ( TGZ)

sebagai pusat yang

menimbulkan mual

Napsu

makan

menurun

 

Intake

nutrisi

kurang

Page 35: Askep Sindrom Nefritis

NO DATA ETIOLOGI MASALAH

3 DS :

-     Kliensering

memikirkan

penyakitnya dan sering

bertanya tenteng

penyakitnya

-     Klien selalu

memikirkan pekerjaan

yang terbengkalai

karna ia sakit

DO :

-     Ekspresi wajah

nampak tegang

Nyeri

 

Perubahan status

kesehatan

Koping individu

inefektif

kecemasan

kecemasan

Page 36: Askep Sindrom Nefritis

 

Page 37: Askep Sindrom Nefritis

DIAGNOSA KEPERAWATAN

Inisial klien : Tn. B No. RM : 300338 Tempat : PR V / III D

NO MASALAH/DIAGNOSA TGL DITEMUKAN TGL TERATASI

1

2

3

Gangguan pemenuhan kebutuhan

nutrisi B/D intek yang tidak

adekuat

Nyeri B/D ulkus peptic

Kecemasan B/D Perubahan status

kesehatan

Page 38: Askep Sindrom Nefritis

RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN

Inisial klien : Tn. B No. RM : 300338 Tempat : PR V / III D

NODIAGNOSA

KEPERAWATANTUJUAN INTERVENSI RASIONAL

1 Gangguan

pemenuhan

kebutuhan nutrisi

kurang dari

kebutuhan B/D

intake yang tidak

adekuat ditandai ;

DS :

        Klien mengeluh

mual, napsu

makan menurun,

perasaan lemah.

DO :

        Porsi makan tidak

dihabiskan

        TB : 168 Cm

BB : BB Kg

Kebutuhan nutrisi

terpenuhi dengan

criteria;

        mual tidak ada

        porsi makan

habis

1.   Anjurkan klien

makan dalam porsi

kecil tapi sering.

2.   Anjurkan pemberian

makanan yang

bervariasi menurut

dietnya sajikan

dalam keadaan

hangat.

3.   Anjurkan untuk

tidak berbaring

setelah makan.

4.   Kolaborasi

pemberian

  membantu

mempertahankan

partikel makanan

dalam lambung

yang dapat

membantu

menetralisir asam

lambung.

  merangsang nafsu

makan klien

  mencegah

terjadinya refleks

asam lambung yang

dapat

menyebabkan

Page 39: Askep Sindrom Nefritis

2.

Nyeri B/D ulkus

peptikum ditandai

dengan :

DS :

        Klien mengeluh

nyeri pada uluhati

perih seperti

teriris-iris.

DO :

        Nyeri tekan pada

epigastrium.

        Ekspresi wajah

tampak meringis.

        Klien terlihat

kadang-kadang

gelisah.

Nyeri berkurang

atau hilang

dengan criteria :

        Nyeri tekan

epigastrium (-).

        Nyeri uluhati (-)

        Ekspresi wajah

nampak tenang.

        Klien tidak

gelisah.

antiemetik.

5.   kolaborasi

pemberian diet

lunak TKTP.

1.      Kaji tingkat nyeri

2.      ajarkan teknik

relaksasi (telnik

napas dalam).

3.      anjurkan untuk

menghindari

makanan/minuman

yang dapat

merangsang

perasaan tidak

nyaman pada mulut

sehingga bisa

terjadi muntah.

  mencegah

terjadinya mual.

  membantu

memenuhi

kebutuhan nutrisi

klien

  pedoman untuk

menentukan

intervensi

selanjutnya.

  teknik relaksasi

dapat memberikan

rasa nyaman

sehingga dapat

Page 40: Askep Sindrom Nefritis

peningkatan asam

lambung.

4.      penatalaksanaan

pemberian obat-

obatan sesuai

program

  Radin

  Omeprasol

  Strokain

mengurangi nyeri.

  Membantu

mencegah iritasi

yang lebih lanjut

sehingga bisa

  meminimalkan nyeri

yang dirasakan.

  menghambat sekresi

asam dengan

memblok kerja

histamin pada

reseptor histamin

dari sel parietal di

lambung

  menurunkan sekresi

asam lambung

dengan --

menghambat

pompa hydrogen

kalium adenosin

triposfat (H+, K+,

Page 41: Askep Sindrom Nefritis

Kecemasan B/D

perubahan status

kesehatan

ditandai dengan :

DS :

        Klien sering

memikirkan

penyakitnyanya

dan sering

bertanya tentang

penyakitnya

        Klien selalu

memikirkan

pekerjaannya

Rasa cemas

teratasi dengan

ATPase) pada

permukaan sel-sel

parietal.

  Sebagai analgetik

untuk

menghilangkan

nyeri.

1.      Pedoman untuk

intervensi

selanjutnya.

2.      Memberikan

informasi tentang

keadaan

penyakitnya, tujuan

pengobatan dan

perawatan yang

diberikan.

3.      Membantu pasien

untuk kesalahan

konsep.

Page 42: Askep Sindrom Nefritis

3.

yang terbengkalia

karena sakit.

DO :

        Ekspresi wajah

nampak tegang.

criteria :

        klien tenang

        klien tidak

terlalu

memikirkan dan

mengerti tentang

penyakitnya.

        Klien dapat

mengembangkan

koping efektif.

1.      Kaji tingkat

kecemasan klien.

2.      Berikan informasi

tentang keadaan

penyakitnya.

3.      Anjurkan untuk

teknik relaksasi dan

manajemen stress

lainnya.

4.      Dorong pasien untuk

mengungkapkan

perasaannya dan

berikan umpan balik.

4.      mengatasi

perasaan cemasnya

dan meningkatkan

mekanisme koping.

5.      Membuat

hubungan

terapeutik,

membantu klien

menerima

perasaannya dan

memberikan

kesempatan untuk

memperjelas