Askep Pada Urolithiasis2

23
ASKEP PADA UROLITHIASIS BY KELOMPOK 5

description

Askep Pada Urolithiasis2

Transcript of Askep Pada Urolithiasis2

ASKEP PADA UROLITHIASIS

ASKEP PADA UROLITHIASISBY KELOMPOK 5

DEFINISIUrolithiasis merujuk pada adanya batu dalam system perkemihan. Batu atau kalkuli dibentuk didalam saluran kemih mulai dari ginjal ke kandung kemih oleh kristalisasi dari substansi ekskresi didalam urin. (Nursalam, 2006)

KLASIFIKASI BERDASARKAN JENIS BATUBatu kalsium: paling banyak dijumpai, yaitu kurang lebih 70-80% dari seluruh batu saluran kemih. Batu struvit: disebut juga sebagai batu infeksi karena terbentuknya batu tersebut disebabkan oleh adanya infeksi saluran kemih.Batu Asam Urat: 5-10% batu saluran kemih adalah batu asam urat. Batu jenis lain: seperti batu sistin, batu Xanthin, batu triamteren dan batu silikat sangat jarang dijumpai.

KLASIFIKASI BERDASARKAN LOKASINYABatu Ginjal dan Batu UreterBatu Kandung EmpeduBatu Uretra

ETIOLOGIFaktor intrinsikHerediter (keturunan) : penyakit ini diduga diturunkan dari orang tuanyaUmur: sering pada usia 30-50 tahunJenis kelamin : pasien laki-laki lebih banyak dari perempuanGangguan Metabolik : Hiperparatiroidisme, Hiperkalsiuria, Hiperuresemia.

Faktor ekstrinsikGeografiIklim dan temperatureAsupan airDietPekerjaanMANIFESTASI KLINISPATOFISIOLOGIBatu terdiri atas kristal-kristal yang tersusun oleh bahan-bahan organik maupun anorganik yang terlarut di dalam urin. Kristal-kristal tersebut tetap berada dalam keadaan metastable (tetap terlarut) dalam urin jika tidak ada keadaan-keadaan tertentu yang menyebabkan terjadinya presipitasi kristal. Kristal-kristal yang saling mengadakan presipitasi membentuk inti batu (nukleasi) yang kemudian akan mengadakan agregasi, dan menarik bahan-bahan lain sehingga menjadi kristal yang lebih besar. Meskipun ukurannya cukup besar, agregat kristal masih rapuh dan belum cukup mampu membuntu saluran kemih. Untuk itu, agregat kristal menempel pada epitel saluran kemih (membentuk retensi kristal), dan dari sini bahan-bahan lain diendapkan pada agregat itu sehingga membentuk batu yang cukup besar untuk menyumbat saluran kemih (Purnomo, Basuki. 2011).WOC KLIK HEREPEMERIKSAAN DIAGNOSTIKPemeriksaan Laboratorium

Pemeriksaan RadiologiPENATALAKSANAANSecara Farmakologi:KimiawiHerbal: Jus Kulit Manggis dan Daun Sirsak Manajemen nyeriManajemen urinTindakan ESWL (Extracorporeal Shockwave Lithotripsy)Tindakan Operasi:Bedah LaparoskopiBedah terbuka

KOMPLIKASIObstruksi GinjalPerdarahanInfeksiHidronefrosis dan HidroureterNyeri menetap atau nyeri berulang-ulang

PENCEGAHANBatu Ginjal KalsiumSumber Kalsium: keju, susu dan olahan susu, teri, dan ikan yang dimakan dengan tulangnya.Sumber Oksalat: kentang, ubi, bayam, bit, stobery, anggur, kacang-kacangan, teh, coklat, ovaltine dan milo.Konsumsi cairan dalam jumlah banyak, 1,5-2,5 liter perhariBatu Ginjal Asam UratKonsumsi cairan dalam jumlah banyak, 1,5-2,5 liter perhariBatasi makanan yang menghasilkan sisa asam tinggiHindari makanan yang mengandung purin tinggiKonsumsi makanan yang menghasilkan sisa basa tinggiBatu Ginjal Struvit: Infeksi harus diobati dengan antibiotik

16PROGNOSISPrognosis batu ginjal tergantung dari faktor-faktor ukuran batu, letak batu, dan adanya infeksi serta obstruksi. Makin besar ukuran suatu batu, makin buruk prognosisnya. Letak batu yang dapat menyebabkan obstruksi dapat mempermudah terjadinya infeksi. Makin besar kerusakan jaringan dan adanya infeksi karena faktor obstruksi akan dapat menyebabkan penurunan fungsi ginjal. (Umamy, 2007) ASKEP UMUMPengkajianAnamnesaIdentitas Keluhan UtamaRiwayat Penyakit Sekarang, Dahulu, dan Riwayat Penyakit KeluargaRiwayat penggunaan obatPemeriksaan FisikPemeriksaan DiagnostikDiagnosa Keperawatan UmumNyeri akut b.d peningkatan frekuensi dorongan dan gesekan saluran kemihRetensi urin b.d sumbatan saluran urinAnsietas b.d ancaman integritas biologis actual atau yang dirasa sekunder akibat penyakitINTERVENSIKASUSStudy CaseTn. L berusia 48 tahun datang kerumah sakit dengan keluhan utama nyeri pada pinggang kanan. 3 hari SMRS pasien mengeluh mual-mual dan langsung dibawa ke dokter dengan diagnose batu ginjal kanan. Klien sudah diberi obat oleh dokter namun gejala masih menetap. Selanjutnya dokter menganjurkan untuk MRS. Pasien memiliki riwayat penyakit kronis DM+ sejak 2 tahun yang lalu dan tidak terkontrol. Pada tahun 1997 tn. L didiagnosa batu ureter. Selain itu pasien pernah merokok sejak usia 21 tahun (1 hari habis 5 batang) dan baru berhenti sekarang saat sakit. Ayah pasien pernah mengalami kasus yang sama. Berdasarkan hasil Pemeriksaan fisik ditemukan TTV, Suhu : 36,5 C, N: 82x/menit, T: 12/80, RR 21x/menit dengan BB: 52kg, TB 162cm. Pada pemeriksaan system perkemihan ditemukan genitalia dan meatus uretra dalam keadaan bersih, pasien terpasang dower catheter hari ke 2, produksi urin 1500/24jam, intake oral 1200cc, intake parenteral 1000cc (hitung balance cairan?). Pasien direncakan untuk dilakukan tindakan uretero vitotomi + pielolitotomi, pada system pencernaan ditemukan : mukosa lembab, mulut bersih, terdapat mual + dan skibala +. Nafsu makan pasien menurun dengan porsi makan sedikit (3sendok tiap kali makan). Berdasarkan pemeriksaan diagnostic ditemukan WBC: 19.6 , BUN: 9.8 ,Creatinin :1.8 ,Natrium: 124 meq, Hb: 8.4 mg/dl dengan terapi Cefotoxin 3x1gram, ranitidine 2x1amp, Antrain 1x1amp, calnex 3x1 mg. Tn. L saat ini didiagnosa dengan Batu staghorn dextra + batu ureter dextra hidronefrosis sedang dextra.

ASUHAN KEPERAWATAN KASUSTHANK YOU