Askep pada pasien amputasi AKPER PEMKAB MUNA

23
Tugas: KMB II Dosen : La Rangki, S.Kep Asuhan Keperawatan Pada Pasien “ Amputasi “ Disusun Oleh : Kelompok 2 RASAP JASENG WD. YUYUN ANGGRAINI WD. YUL SARTIKA LILI ASMIN AKADEMI KEPERAWATAN PEMERINTAH KABUPATEN MUNA 2011 / 2012 KATA PENGANTAR

Transcript of Askep pada pasien amputasi AKPER PEMKAB MUNA

Page 1: Askep pada pasien amputasi AKPER PEMKAB MUNA

Tugas : KMB II

Dosen : La Rangki, S.Kep

Asuhan Keperawatan Pada Pasien

“ Amputasi “

Disusun Oleh : Kelompok 2

RASAP JASENG WD. YUYUN ANGGRAINI

WD. YUL SARTIKA LILI ASMIN

AKADEMI KEPERAWATAN

PEMERINTAH KABUPATEN MUNA

2011 / 2012

KATA PENGANTAR

Page 2: Askep pada pasien amputasi AKPER PEMKAB MUNA

“Syukur Alhamdulillah” ungkapan yang patutu dipanjatkan kehadirat Allah SWT

atas limpahan rahmat, kasih sayang dan pertolongan – Nya sehingga makalah yang berjudul

“ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN PPOK” ini dapat terselesaikan sebagaimana

yang diharapkan.Shalawat dan Taslim kepada Rasulullah SAW, keluarga, dan pengikutnya

hingga hari kiamat.

Adalah penting bagi manasiswa memahami serta menginterprestaikan mengenai

KMB mengenai Asuhan Keperawatan pada berbagai penyakit khuusnya Asuhan Keperawatan

Pada Pasien PPOK.Oleh karena itu, penyusun merasa perlu penyajian makalah yang dapat

mendukung salah satu indikator pembelajaran KMB.

Dengan segala kerendahan hati, penyusun menyampaikan bahwa makalah ini masih

banyak kekurang sehingga diperlukan kritik dan saran yang sifatnya membangun guna

penyempurnaan makalah ini.Namun terlepas dari kekurangan yang ada, semoga makalah ini

dapatbermanfaat bagi para penggunanya “Mahasiswa AKPER PEMKAB MUNA”.

Raha, Oktober 2011

Penyusun

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR …………………………………………………………… i

Page 3: Askep pada pasien amputasi AKPER PEMKAB MUNA

DAFTAR ISI …………………………………………………………………….. ii

BAB I : PENDAHULUAN

A. Latar belakang …………………………………………….. 1

B. Permasalahan …………………………………………….. 1

C. Tujuan ………………………………………………………. 1

D. Metode Penulisan…………………………………………….

BAB II : TINJAUAN TEORITIS………………………………………...

A. Pengertian ……………………………..………………… 2

B. Anatomi & Fisiologi…………………………………………..

C. Etiologi..............................…………………………………. 2

D. Manifestasi Klinis…………………………………………….

E. Patofisiologi………………………………………………….

F. Komplikasi ............................................................................. 3

G. Pemerikasaan Penunjang……………………………………..

H. Penatalaksanaan Medis………………………………………

BAB III : KONSEP ASKEP PADA PASIEN PPOK………………………

A. Pengkajian ……………………………………………..……

B. Diagnosa……………………………………………………

C. Perencanaa………………………………………………….

BAB IV PENUTUP

A. Kesimpulan………………………………………………

B. Saran……………………………………………………..

DAFTAR PUSTAKA

Page 4: Askep pada pasien amputasi AKPER PEMKAB MUNA

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Amputasi berasal dari kata “amputare” yang kurang lebih diartikan “pancung”.

Amputasi dapat diartikan sebagai tindakan memisahkan bagian tubuh sebagian atau

seluruh bagian ekstremitas. Tindakan ini merupakan tindakan yang dilakukan dalam

kondisi pilihan terakhir manakala masalah organ yang terjadi pada ekstremitas sudah

tidak mungkin dapat diperbaiki dengan menggunakan teknik lain, atau manakala kondisi

organ dapat membahayakan keselamatan tubuh klien secara utuh atau merusak organ

tubuh yang lain seperti dapat menimbulkan komplikasi infeksi.

Kegiatan amputasi merupakan tindakan yang melibatkan beberapa sistem tubuh

seperti sistem integumen, sistem persyarafan, sistem muskuloskeletal dan sisten

cardiovaskuler. Labih lanjut ia dapat menimbulkan masalah psikologis bagi klien atau

keluarga berupa penurunan citra diri dan penurunan produktifitas.

B. Tujuan

1. Tujuan Umum

Untuk menunaikan atau menyelesaikan tugas dari dosen pembimbing.

2. Tujuan Khusus

a. Untuk mengetahui penyakit Amputasi tersebut

b. Untuk mengetahui etiologi, patofisiologi, tanda dan gejala, komplikasi,

pemeriksaan penunjang serta penetalaksanaan medis dari penyakit Amputasi

c. Untuk mengatahui cara penanganan penyakit tersebut.

Page 5: Askep pada pasien amputasi AKPER PEMKAB MUNA

C. Rumusan Masalah

Masalah yang timbul dari pembuatan makalah ini adalah :

1. Apa devenisi dari penyakit Amputasi ?

2. Apa etiologi, patofisiologi, tanda dan gejala, komplikasi, pemeriksaan penunjang

serta penetalaksanaan medis dari penyakit Amputasi ?

3. Bagaimana cara penanganan penyakit Amputasi itu sendiri ?

D. Metode Penulisan

Metode penulisan makalah ini adalah dengan melakakan metode pustaka, taitu

dengan mencari reverensi – reverensi melalui buku – buku atau internet sebagai acuan.

Page 6: Askep pada pasien amputasi AKPER PEMKAB MUNA

BAB II

KONSEP PENYAKITNYA

A. Pengertian

Amputasi adalah tindakan pembedahan dengan memotong / membuang bagian

tubuh.

B. Etiologi

1) Fraktur multople organ tubuh yang tidak mungkin dapat diperbaiki

2) Kehancuran jaringan kulit yang tidak mungkin diperbaiki

3) Gangguan vaskuler / sirkulasi pada ekstremitas yang benar

4) Adanya tumor pada organ yang tidak mungkin diterapi secara konservatif

C. Metode – Metode Amputasi

Dilakukan sebagian kecil sampai dengan sebagian besar dari tubuh, dengan 2

metode :

1) Metode terbuka (Guillotine Amputasi)

Metode ini digunakan pada klien dengan infeksi yang mengembang.Bentuknya

benar – benar terbuka dan dipasang drainase agar luka bersih, dan luka dapat

ditutup setelah tidak terinfeksi.

2) Metode Tertutup (Flap Amputasi)

Pada metode ini, kulit tepi ditarik pada atas ujung tulang dan dijahit pada daerah

yang diamputasi.

Page 7: Askep pada pasien amputasi AKPER PEMKAB MUNA

D. Jenis Amputasi

Berdasarrkan pelaksanaan amputasi, dibedakan menjadi :

1. Amputasi slektif / terencana

2.

3. Amputasi akibat trauma

4. Amputasi darurat

Jenis – jenis yang dikenal adalah :

1. Amputasi terbuka

Amputasi terbuka dilakaukan pada kondisi infeksi yang berat dimana

pemotongan pada tulang dan otot pada tingkat yang sama.

2. Amputasi tertutup

Amputasi tertutup dilakukan dalam kondisi yang lebih memungkinkan dimana

dibuat skaif kulit untuk menutup luka dibuat dengan memotong kurang lebih

5 cm dibawah potongan otot dan tulang.

E. Tingkatan Amputasi

1. Ekstremitas atas

Amputasi pada eksremitas atas dapat mengenai tangan kanan atau kiri.Hal ini

berkaitan dengan aktivitas sehari – hari seperti makan, minum, mandi, berpakaian dan

aktivitas yang lainnya yang melibatkan tangan.

2. Ekstremitas bawah

Amputasi pada ekstremitas in dapat mengenai semua atau sebagian dan jari – jari kaki

yang menimbulkan seminimal mungkin kemampuannya.

Page 8: Askep pada pasien amputasi AKPER PEMKAB MUNA

F. Penatalaksanaan

Amputasi dianggap selesai dipasang prostetis yang baik dan berfungsi. Ada 2 cara

perawatan post amputasi, yaitu :

1. Rigid dressing

Yaitu dengan menggunak plester of paring yang dipasang waktu dikamar

operasi.Pada waktu memasang harus direncanakan apakah penderita harus

direncanakan apakah penderita harus immobilidsasi atau tidak. Bila tidak

diperlukan pemasangan segera dengan memperhatikan jangan sampai

menyebabkan kontruksi stump dana memamsang bulatan pada ujung stump serta

tempat – tempat tulang yang menonjol. Keuntungan cara ini bisa mencegah

oedema, mengurangi nyeri dan mempercepat posisi berdiri.

Setelah pemasangan rigid dressing bisa dianjutkan dengan mobilisasi segera,

mobilisasi setelah 7-10 post operasi setelah luka sembuh, setelah 2-3 minggu,

setelah stump sembuh dan mature. Namun untuk mobilisasi dengan rigid dressing

ini dipertimbangan juga factor usia, kekuatan, kecerdasan penderita, tersedianya

perawata yang terampil, therapist dan prosthetist serta keleraan dan kemauan

dokter bedah untuk melakukan supervise program perawatan. Rigid dressing

dibuka pada hari ke 7-10 post operasi untuk tanda – tanda infeksi likal atau

sistemik.

2. Soft dressing

Yaitu bila ujung stump dirawat secara konvesional, maka digunakan pembalut

steril dan rapid an semua tulang yang menonjol dipasang bantalan yang cukup.

Harus diperhatikan penggunaan elastic verban jangan sampai menyebabkan

kontriksi pada stump. Ujung stump dielevasi dengan meninggikan kaki tempat

tidur, melakukan elevasi dengan mengganjal bantal pada stump tidak baik sebab

Page 9: Askep pada pasien amputasi AKPER PEMKAB MUNA

akan menyebabkan fleksi kontraktur. Biasanyya luka diganti balutan dan

draindicabut setelah 48 jam. Ujung stump ditekan sedikit dengan soft dressing dan

pasien diizinkan secspat mungkin untuk berdiri setelah kondisinya

memungkinkan. Biasanya jahitan dibuka pada hari ke 10-14 post operasi.Pada

ampuutasi diatas lutut, penderita diperingatkan untuk tidak meletakkan bantal

dibawah stump, hal ini perlu diperhatikan untuk mencegah terjadinya kontraktur.

Page 10: Askep pada pasien amputasi AKPER PEMKAB MUNA

BAB III

KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN

A. Pengkajian

a) Pengumpulan Data

Aktivitas / istirahat

Gejala : klien mengatakan sulit untuk bergerak

Tanda : klien mengtakan sendinya terasa nyeri bila digerakkan, tonus dan

kekuatan otot lemah, klien tidak mampu beraktivitas

Neuronsensori

Gejala : klien mengatakan sendinya terasa nyeri bila digerakkan

Tanda : kaku pada persendian

Nyeri / keamanan

Gejala : klien mengatakan nyeri pada bagian tubuh yang diamputasi

Tanda : klien tidak mampu beraktivitas

Integritas Ego

Gejala : klien mengatakan malu dengan keadaan sekarang

Tanda : body image dan harga diri kilen turun

Personal hygiene

Gejala : klien mengatakan tidak mampu melakukan perawatan diri

Tanda : tubuh, mulut, dan gigi kotor dan serta bau

Page 11: Askep pada pasien amputasi AKPER PEMKAB MUNA

Kuku panjang dan kotor

Rambut kotor dan berantakan

Pakaian, tempat tidur dan meja klien kotor dan berantakan.

b) Klasifikasi Data

Data subyektif :

Klien mengatakan sulit untuk bergerak

Klien mengatakan malu dengan keadaanya sekarang

Klien mengatakan nyeri pada bagian tubuh yang diamputasi

Klien mengataka ntidak mampu melakukan perawatan diri

Klien mengatakan sendinya terasa nyeri bila digerakkan

Klien mengatakan luka akibat tindakan amputasi belum sembuh

Klien mengatakan cemas dengan keadaan

Data obyektif :

Klien tidak dapat menggerakkan anggota tubuh lainnya yang masih ada

Klien tidak bisa merubah posisi dari posisi tidur ke posisi duduk

Tonus dan kekuatan otot lemah

Body image dan harga diri klien menurun

Ekspresi wajah klien meringis kesakitan

Kuku panjang dan kotor

Rambut kotor dan berantakan

Pakaian, tempat tidur dan meja klien kotor dan berantakan

Kulit kotor dan kelemmbapan kurang

Kulit berwarna marah

Klien tidak dapat melakukan latihan rentang gerak

Page 12: Askep pada pasien amputasi AKPER PEMKAB MUNA

Sendi tidak dapat digerakaan dengan baik

Kaku pada persendihan

Luka tampak belum kering

Daerah sekitar luka kemerahan dan tidak bengakak

c) Analisa Data

SYMPTOM ETIOLOGI PROBLEM

Data subyektif :

Klien mengatakan sulit

untuk bergerak

Data obyektif :

Klien tidak dapat

menggerkkan anggota

tubuh laiinya yang ada

Klien tidak dapat merubah

posisi dari posisi tidur ke

posisi duduk

Tonus dan kekuatan otot

lemah

Klien tidak dapat

melakukan ambulasi

Tindakan amputasi

Kelemahan dan tidak

keberdayaan tonus otot

Keterbatasan gerak

Gangguan mobilitas

fisik

Gangguan

mobilitas fisik

Data subyektif :

Klien mengatakan malu

dengan keadaan sekarang

Data obyekdif :

Body image dan harga diri

Amputasi

Kehilangan salah satu

anggota tubuh

Gangguan konsep

diri : body image

Page 13: Askep pada pasien amputasi AKPER PEMKAB MUNA

klien menurun

Klien tidak dapat berperan

secara aktif selama

rehabilitasi dan self care

Gangguan konsep diri

dan body image

Data subyektif :

Klien mengatakan nyeri

pada bagian tubuh yang

diamputasi

Data obyektif :

Ekspresi wajah klien

meringis kesakitan

Klien tidaak mampu

Beraktifitas tanpa

mengeluh nyeri

Adanya factor

penyebab

Terputusnya kontunitas

jaringan tulang

Nyeri

Data sukyektif :

Klien mengatakan tidak

mampu melakukan

perawatan diri

Data obyektif :

Tubuh, mulut dan gigi

kotor serta bau

Kuku panjasng dan kotor

Rambut kotor dan

berantakan

Pakaian, tempat tidur dan

meja klien kotor dan

Keterbatasan gerak

Tirah baring / istrahat

total

Personal hygien tidak

terpenuhi

Gangguan

pemenuhan ADL

personal hygien

Page 14: Askep pada pasien amputasi AKPER PEMKAB MUNA

berantakan.

Data subyektif :

Klien mengtakanan tidak

bisa tidur memikirkan

penyakitnya

Data obyektif :

Klien Nampak gelisah

Adanya factor

penyebab

Kurang pengetahuan

tentang penyakitnya

Gelisah

ansietas

Ansietas

d) Prioritas Masalah

1) Gangguan mobilitas fisik

2) Gangguan konsep diri : body image

3) Nyeri

4) Gangguan pemenuhan kebutuhan

5) Ansietas

B. Diagnosa Keperawatan

1) Gangguan mobilisasi fisik berhubungan dengan kehilangan anggota tubuh, yang

ditandai dengan :

Data subyektif :

Klien mengatakan sulit untuk bergerak

Data obyektif :

Page 15: Askep pada pasien amputasi AKPER PEMKAB MUNA

Klien tidak dapat menggerakkan anggota tubuhnya yang lain masih ada

Klien tidak dapat merubah posisi dari posisi tidur ke posisi duduk

Tonus dan kekuatan otot lemah

Klien tidak dapat melakukan abulasi.

2) Gangguasn konsep diri : body image berhubungan dengan perubahan fisik, yang

ditandai dengan :

Data subyektif :

Klien mengatakan malu dengan keadaan yacng sekarang

Data obyektif :

Body image dan harga diri klien menurun

Klien tidak dapat berperan secara aktif selama rehabiilitasi dan self care.

3) Nyeri berhubungan terputusnya kontinuitas jaringan tulang dan otot, yang

ditandai dengan :

Data subyektif :

Klien mengatakan nyeri pada bagian tubuh yang diamputasi

Data obyektif :

Ekspresi wajah klien meringis kesakitan

Klien tidak mampu beraktivitas tanpa mengelu nyeri

4) Gangguan pemenuhan ADL : personal hygein kurang berhubungan dengan

kurangnya kemampuan dalam merawat diri, yang ditandai dengan :

Data subyektif :

Klien mengatakan tidak mampu melakukan perawatan diri

Data obyektif :

Page 16: Askep pada pasien amputasi AKPER PEMKAB MUNA

Tubuh, mulut dan gigi kotor serta berbau

Kuku panjang dan kotor

Rambut kotor dan berantakan

Pakaian, tempat tidur dan meja klien kotor dan berantakan.

5) Ansietas berhubungan dengan kurangnya pengetahuan tentang penyakitnya,

ditandai dengan :

Data subyektif :

Klien mengatakan tidak bisa tidur karena memikirkan penyakitnya

Data obyektif :

Klien Nampak gelisah

C. Rencana Keperawatan

NO

DX

TUJUAN INTERVENSI RASIONAL

1 Tupan : setelah

dilakukan tindakan

keperawatan selama 3

hari gangguan

mobilisasi fisik teratasi.

Tupen : setelah

dilakukan tindakan

keperawatan selama

bebebrapa hari,

mobilisasi fisik

1. Dengan mengetahui

derajat ketidakmampuan

bergerak klien dan

persepsi klien terhadap

imobilisasi akan dapat

menemukan aktivitas

manan saja yang perlu

dilakukan.

2. Pergerakkan akan dapat

1. Kaji ketidakmampuan

bergerak klien yang

diakibatkan oleh

prosedur pengobatan

dan cacat persepsi klien

terhadap immobilisasi

2. Latih klien untuk

Page 17: Askep pada pasien amputasi AKPER PEMKAB MUNA

berangsur – angsur

teratasi, dengan criteria

hasil :

- Klien dapat

menggerakkan

tubuhnya yang

lainnya yang

masih ada

- Klien dapat

merubah posisi

tidur ke posisi

duduk

- ROM tonus dan

kekuatan otot

terpelihara

meningkatkan aliran

darah ke otot,

memelihara pergerakan

sendi dan mecegah

kontraktur, atropi.

3. Pergantian posisi setiap

3 – 4 jam dapat

mencegah terjadinya

kontraktur.

4. Membantu klien dalam

meningkattkan

kemampuan dalam didik

dan turun dari tempat

tidur

menggerakkan anggota

badan yang masih ada.

3. Ganti posisi klien setiap

3 – 4 jam secara

periodic.

4. Bantu klien mengganti

posisi dari tidur

keduduk dan turun dari

tempa tidur

2 Tupan : setelah

dilakukan tindakan

keperawatan selama 3

hari gangguan konsep

diri teratasi

Tupen : setelah

dilakukakan tindakan

keperawatan selama 1

hari, gangguan konsep

diri berangsur – angsur

1. Meninjau perkembangan

klien.

2. Mendorong antisipasi,

meningkatkan adaptasi

pada perubahan citra

tubuh

1. Falidasi masalah yang

dihadapi klien.

2. Libatkan klien dalam

melakukan perawatan

diri yang langsung

menggunakan putum :

Perawatan luka

Mandi

Page 18: Askep pada pasien amputasi AKPER PEMKAB MUNA

teratasi, dengan criteria

hasil :

- Klien dapat

meningkatkan

body image dan

harga diri

3. Meningkatkan status

klien

4. Mengfasilitasi

penerimaan terhadap diri

Menggunakn

peralatan

3. Berikan dukungan

moral.

4. Hadirkan orang pernah

amputasi yang telah

menerima diri

3 Tupan : stelah

dilakukan tindakan

keperawatan selama 3

hari nyeri teratasi.

Tupen : setelah

dilakukan tindakan

keperawatan selama

beberapa hari nyeri

berangsur – angsur

teratasi, dengan criteria

hasil :

- Ekspresi wajah

klien tidak

meringis

kesakitan

- Klien

1. Tinggikan posisi stump

2. Evaluasi derajat nyeri,

catat lokasi, karakteristik

dan intensitasnya, catat

perubahan TTV dan

emosi.

3. Berikan teknik

penanganan stress

seperti relaksasi, latihan

napas dalam atau

1. Posisi stump lebih

tinggi akan

meningkatkan aliran

balik vena, mengurangi

edema dan nyeri.

2. Merupakan intervensi

monitoring yang efektif,

tingkat kegelisahan

mempengaruhi persepsi

reaksi nyeri.

3. Distraksi untuk

mengalihkan perhatian

klien terhadap nyeri

karena perhatian klien

Page 19: Askep pada pasien amputasi AKPER PEMKAB MUNA

mengataka

nyerinya

berkurang

- Klien mampu

beraktivitas

tanpa mengeluh

nyeri

massase atau distraksi

4. Kolaborasi pemberian

analgetik

dialihkan pada hal-hal

lain, teknik relaksasi

akan mengurangi

ketegangan pada otot

yang menurunkan

rangsang nyeri pada

saraf-saraf nyeri.

4. Analgetik dapat

meningkatkan ambang

nyeri pada pusat nyeri

diotak atau dapat

membloking rangsang

nyeri sehingga tidak

sampai kesusunan saraf

pusat.

4 Tupan : setelah

dilakukan tindakan

keperawatan selama 3

hari gangguan

pemenuhan ADL :

personal hygien

berkurang.

Tupen : setelah

dilakukan tindakan

keperawatan selama

1. Bantu klien dalam hal

mandi dan gosok gigi

dengan cara

mendekatkan alat-alat

mandi, dan menyediakan

air dipinggirnya jika

klien mampu.

2. Bantu klien dalam

mencuci rambut dan

1. Dengan menyediakan

air dan mendekatkan

alat-alat mandi maka

akan mendorong

kemandirian klien

dalam hal.

2. Dengan memnbtu klien

dalam mencuci rambut

Page 20: Askep pada pasien amputasi AKPER PEMKAB MUNA

beberapa hari,

gangguan pemenuhan

ADL : personal hygien

teratasi dengan kriteria

hasil :

- Tubuh, mulut

dan gigi bersih

serta tidak

berbau

- Kuku pendek

dan bersih

- Rambut bersih

dan rapi

- Pakaian, tempat

tidur dan meja

klien bersih dan

rapi

- Klien

mengatakan

kerasa nyaman

memotong kuku.

3. Anjurkan klien untuk

senantiasa merapikan

rambut dan mengganti

pakaiannya setiap hari.

dan memotong kuku

maka kebersihan

rambut dan kuku

terpenuhi.

3. Dengan membersihkan

dan merapikan

lingkungan akan

memberikan rasa

nyaman klien.

5 Tupan : setelah

dilakukan tndakan

keperawatan selama 3

hari ansietas klien

teratasi.

Tupen : setelah

1. Pantau tingkat

kecemasan yang

dirasakan klien saat ini.

2. Dukung klien

mengungkapkan

1. Sebagai acuan

intervensi selanjutnya.

2. Mengurangi perasaan

beban klien.

Page 21: Askep pada pasien amputasi AKPER PEMKAB MUNA

dilakukan tindakan

keperawatan selama

beberapa hari ansietas

klien berangsur –

angsur teratasi, dengan

criteria hasil :

- Klien nampak

sudah

memahami

penyakitnya.

perasaan yang menjadi

kecemasannya.

3. Beri penjelasan kepada

klien mengenai prosedur

yang akan dilakukan.

3. Mencegah terjadinya

rasa cemas

Page 22: Askep pada pasien amputasi AKPER PEMKAB MUNA

BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

Amputasi adalah tindakan pembedahan dengan memotong / membuang bagian

tubuh. Diagnosa atau masalah yang timbul adalah :

1) Gangguan mobilitas fisik

2) Gangguan konsep diri : body image

3) Nyeri

4) Gangguan pemenuhan kebutuhan

5) Ansietas.

B. Saran

Makalah ini masih jauh dari kesempurnaan olenya itu dibutuhkan kritik dan saran yang

sifatnya membangun.

Page 23: Askep pada pasien amputasi AKPER PEMKAB MUNA

DAFTAR PUSTAKA

http://www.Google.co.id

Price, Sylvia A. dan Lorraine M. Wilson. 2006. Patofisiologi Konsep Klinis Proses – proses

Penyakit. Jakarta : Buku Kedokteran EGC

Robbins & Kumar. 1995. Patofisiologi II Edisi 4. Jakarta : Buku Kedokteran EGC

Smeltzer, Sizanne C. & Brenda G. Bare. 2002. Keperawatan Medikal-Bedah Edisi 8. Jakarta :

Buku Kedokteran EGC