Askep Osteoporosis

download Askep Osteoporosis

of 16

description

asuhan keperawatan pada muskuloskletal dengan osteoporosis

Transcript of Askep Osteoporosis

ASKEP OSTEOPOROSIS

ASKEP OSTEOPOROSISAfriliana aulia firdaZuhrina irma atianaLies tazkiyah a.fIDRIS A.

OSTEOPOROSIS ???Menurut WHO (World Health Organization)penyakit skeletal sistemik dengan karakteristik massa tulang yang rendah dan perubahan mikroarsitektur dari jaringan tulang dengan akibat meningkatnya fragilitis tulang dan meningkatnya kerentanan terhadap patah tulang. ETIOLOGIOsteoporosis postmenopause terjadi karena kekurangan estrogen (hormon utama pada wanita), yang membantu mengatur peningkatan kalsium ke dalam tulang pada wanita. Osteoporosis senilis kemungkinan merupakan akibat dari kekurangan kalsium yang berhubungan dengan usia dan ketidakseimbangan di antara kecepatan hancurnya tulang dan pembentukan tulang yang baru.osteoporosis sekunder, yang disebabkan oleh keadaan medis lainnya atau oleh obat-obatan. Penyakit ini bisa disebabkan oleh gagal ginjal kronis dan kelainan hormonal (terutama tiroid, paratiroid, dan adrenal) dan obat-obatan (misalnya kortikosteroid, barbiturat, anti-kejang, dan hormon tiroid yang berlebihan). Pemakaian alkohol yang berlebihan dan kebiasaan merokok bisa memperburuk keadaan ini.

WOCMANIFESTASIKepadatan tulang berkurang secara perlahan (terutama pada penderita osteoporosis senilis), sehingga pada awalnya osteoporosis tidak menimbulkan gejala pada beberapa penderita. Jika kepadatan tulang sangat berkurang yang menyebabkan tulang menjadi kolaps atau hancur, maka akan timbul nyeri tulang dan kelainan bentuk. Kolaps tulang belakang menyebabkan nyeri punggung menahun. Tulang belakang yang rapuh bisa menyebabkan kolaps secara spontan atau karena cedera ringan. Jika beberapa tulang belakang hancur, maka akan terbentuk kelengkungan yang abnormal dari tulang belakang (punuk Dowager), yang menyebabkan terjadinya ketegangan otot dan rasa sakit.

PENATALAKSANAANSemua wanita, terutama yang menderita osteoporosis, harus mengonsumsi kalsium dan vitamin D dalam jumlah yang mencukupi. Diet tinggi kalsium dan vitamin D yang mencukupi dan seimbang sepanjang hidup. Tiga gelas susu krim atau makanan lain yang kaya kalsium (misal keju, brokoli kukus, salmon kaleng). Untuk mencukupi asupan kalsium perlu diresepkan preparat kalsium (kalsium karbonat).Terapi penggantian hormon (hormone repalcement therapy-HRT) dengan estrogen dan progesteron perlu diresepkan bagi perempuan menopause, untuk memperlambat kehilangan tulang dan mencegah terjadinya patah tulang. Perlu juga meresepkan obat-obat lain, dalam upaya menanggulangi osteoporosis, termasuk kalsitonin, natrium fluorida, bifosfonat, natrium etridonat, dan alendronat Patah tulang karena osteoporosis harus diobati. Patah tulang panggul biasanya diatasi dengan tindakan pembedahan. Patah tulang pergelangan biasanya digips atau diperbaiki dengan pembedahan. Pada kolaps tulang belakang disertai nyeri punggung yang hebat, diberikan obat pereda nyeri, dipasang supportive back brace dan dilakukan terapi fisik.

ASUHAN KEPERAWATANPENGKAJIANIDENTITASPASIENRIWAYAT PENYAKIT- KELUHAN UTAMA- RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG- RIWAYAT PENYAKIT KELUARGA- RIWAYAT PENYAKIT DAHULUPEMERIKSAAN FISIKPEMERIKSAAN DIAGNOSTIKANALISA DATADIAGNOSIS

Nyeri kronis berhubungan dengan spasme ototHambatan mobilitas fisik berhubungan dengan hilangnya integritas struktur tulang dan nyeriResiko cedera berhubungan dengan penurunan kemampuan pergerakan dan ketidakseimbangan tubuhDefisit perawatan diri berhubungan dengan keterbatasan melakukan pergerakanKonstipasi berhubungan dengan Imobilitas dan penurunan peristaltik ususGangguan citra tubuh berhubungan dengan perubahan dan ketergantungan fisik serta psikologis yang disebabkan penyakit atau terapi

INTERVENSIDX : Nyeri kronis berhubungan dengan spasme ototTujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2 x 24 jam nyeri berkurang Kriteria Hasil : Nyeri dapat terkontrol dan berkurangIntervensiKaji keluhan nyeri/ketidaknyamanan perhatikan lokasi dan karakteristik termasuk intensitas nyeri (skala 0-10)Perhatikan petunjuk nyeri non verbal (perubahan pada tanda vital dan emosi atau perilaku) Pertahankan mobilisasi bagian yang sakit dengan tirah baringAjarkan terapi relaksasi contoh: pijatan, pijatan punggung, perubahan posisi.Kolaborasi pemberian obat sesuai indikasi : analgesik non narkotik, NSAID injeksi contoh : ketoralak (Toradol), dan atau relaksan otot, contoh : Siklobenzaprin (Flekseril), Indroksin (Vistaril), berikan narkotik sekitar pada jamnya selama 3-5 hariAjarkan tehnik distraksi dan relaksasiBerikan terapi farmakologis ketoralak untuk mengurangi nyeri punggung

pencegahanPencegahan PrimerDilaksanakan bila belum ditemukan adanya tanda-tanda Osteoporosis dengan menghindari faktor resiko, seperti :Diit yang mengandung cukup kalsium (300 mg/hari)Mengkonsumsi makanan yang lebih bervariasiMengkonsultasikan ke dokter tentang kemungkinan perlunya mengkonsumsi metabolit aktif vitamin D3, terapi pengganti hormon Estrogen, dan penggunaan segala obat dalam waktu lamaBerhenti merokok dan tidak mengkonsumsi alkohol dan steroid. Olahraga rutin

PENCEGAHANPencegahan SekunderJika telah dinyatakan mengalami atau adanya tanda-tanda terkena Osteoporosis, maka perlu berkonsultasi dengan dokter tentang:Mengkonsumsi kalsium 500-1200 mg/hari, tergantung usiaTerapi Sulih Hormon (TSH)Estrogen, dengan atau tanpa kombinasi progesteron pada wanita menopauseLatihan fisik yang bersifat spesifik dan individualKalsitoninPerbanyak mengkonsumsi vitamin D3, tergantung kebutuhan pasienBifosfonatRaloxifene

PENCEGAHANPencegahan TersierPencegahan tersier dilakukan setelah sistem ditangani dengan strategi-strategi pencegahan sekunder. Pencegahan tersier difokuskan pada perbaikan kembali ke arah stabilitas sistem klien secara optimal. Tujuan utamanya adalah untuk memperkuat resistansi terhadap stressor untuk mencegah reaksi timbul kembali atau regresi, sehingga dapat mempertahankan energi. Pencegahan tersier cenderung untuk kembali pada pencegahan primer.

ASPEK LEGAL ETIKAutonomiIdentifikasi IsuPerawat sedang memeriksa Ny. N usia 80 tahun, dibawa ke poli umum dengan keluhan nyeri pada punggung dengan skala 8. Nyeri berkuran jika stirahat dan meningkat saat digunkan beraktivitas. Nyeri dirasakan sejak setahun yang lalu. Setiap terasa nyeri, pasien mengoleskan salep atau menempelkan koyo cabe pada daerah nyeri. Pasien mengatakan khawatir dengan keadaannya dan tidak tahu menderita penyaakit apa dari pemeriksaan fisik di dapatkan data tekanan darah 120/90 mmHg, nadi 101 x/menit, frekuensi nafas 21 x/menit, dan didiagnosa osteoporosis. Ny N merasa cemas dengan keadaan penyakitnya karena perawat yang memeriksanya tidak memberi ASPEK LEGAL ETIKAnalisaPada kasus tersebut perawat telah melanggar aspek AutonomiSebagai seorang perawat harus mengetahiu hak pasien untuk mengetahui penyakit dirinya sendiri dan kewajiban bagi seorang perawat untuk memberitahukan penyakit yang di derita dan harus ada informed consent.Keputusan Kita sebagai seorang perawat mempunyai kewajiban dalam memberikan informasi tentang penyakit yang di derita pasien osteoporosis dengan cara yang tidak membuat pasien putus asa, syok dan bertujuan agar pasien tersebut mengetahui bagaimana cara penyembuhan, proses penyakit osteoporosi

TERIMA KASIH