askep osteomalasia print.doc

43
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Sebagaimana diketahui salah satu mineral utama penyusun tulang adalah kalsium. Kurangnya konsumsi kalsium akan mengakibatkan berkurangnya kalsium yang terdapat pada tulang, sehingga lama kelamaan akan terjadi perubahan pada mikroarstektur tulang dan tulang menjadi lunak. Akibatnya tulang menjadi kehilangan kepadatan dan kekuatannya, sehingga mudah retak/patah. Osteomalasia ialah perubahan patologik berupa hilangnya mineralisasi tulang yang disebabkan berkurangnya kadar kalsium fosfat sampai tingkat di bawah kadar yang diperlukan untuk mineralisasi matriks tulang normal, hasil akhirnya ialah rasio antara mineral tulang dengan matriks tulang berkurang. Banyak faktor yang dapat menyebabkan osteomalasia . Kekurangan kalsium dan vitamin D terutama di masa kecil dan remaja saat di mana terjadi pembentukan massa tulang yang maksimal, merupakan penyebab utama 1

description

askep

Transcript of askep osteomalasia print.doc

Page 1: askep osteomalasia print.doc

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Sebagaimana diketahui salah satu mineral utama penyusun tulang adalah

kalsium. Kurangnya konsumsi kalsium akan mengakibatkan berkurangnya

kalsium yang terdapat pada tulang, sehingga lama kelamaan akan terjadi

perubahan pada mikroarstektur tulang dan tulang menjadi lunak. Akibatnya

tulang menjadi kehilangan kepadatan dan kekuatannya, sehingga mudah

retak/patah.

Osteomalasia ialah perubahan patologik berupa hilangnya mineralisasi

tulang yang disebabkan berkurangnya kadar kalsium fosfat sampai tingkat di

bawah kadar yang diperlukan untuk mineralisasi matriks tulang normal, hasil

akhirnya ialah rasio antara mineral tulang dengan matriks tulang berkurang.

Banyak faktor yang dapat menyebabkan osteomalasia . Kekurangan

kalsium dan vitamin D terutama di masa kecil dan remaja saat di mana terjadi

pembentukan massa tulang yang maksimal, merupakan penyebab utama

osteomalasia Konsumsi kalsium yang rendah atau menurunnya kemampuan

tubuh untuk menyerap kalsium yang umumnya terjadi pada dewasa , dapat

menyebabkan osteomalasia, selain itu ganguan pada sindroma malabsorbsi usus,

penyakit hati, gagal ginjal kronis dapat juga menyebab terjadinya osteomalasia.

Terjadinya osteomalasia merupakan rangkaian awal terjadinya osteoporosis,

pada saat sekarang ini angka kejadian tersebut sangat meningkat tajam baik pada

anak – anak, dewasa atau pun orang tua.

Berdasarkan hasil penelitian University of Otago, Selandia Baru, bekerja

sama dengan Seameo Tropmed RCCN, Universitas Indonesia dan Universitas

1

Page 2: askep osteomalasia print.doc

Putra Malaysia, yang dipublikasikan European Journal of Clinical Nutrition

tahun 2007, perempuan Indonesia hanya mengonsumsi 270 miligram kalsium

per hari. Hal tersebut berarti asupan perempuan Indonesia bahkan kurang dari

50% rekomendasi kalsium harian yang dibutuhkan untuk menjaga kekuatan dan

kesehatan tulang. Asupan yang kurang dari 50% rekomendasi harian tersebut

bahkan juga terjadi di 9 negara Asia, seperti terlihat pada penelitian yang

dilakukan Lyengar dan tim pada 2004. Kebutuhan kalsium yang dianjurkan per

harinya adalah 1.000-1.200 mg.

Data kepadatan tulang yang dianalisa oleh Pusat Penelitian dan

Pengembangan (Puslitbang) Gizi Bogor pada 2005, ditemukan bahwa 2 dari 5

orang Indonesia berisiko menderita kerapuhan tulang. Dari jumlah kejadian

diatas dan kondisi penyakit yang memerlukan pendeteksian dan penanganan

sejak dini, penulis tertarik untuk menulis makalah “ Asuhan Keperawatan

osteomalasia

B. TUJUAN PENULISAN

1. Tujuan umum

Untuk mendapatkan gambaran dan mengetahui tentang bagaimana

Asuhan Keperawatan pada klien Osteomalasia.

2. Tujuan khusus

a. Menignkatkan pengetahuan tentang asuhan keperawatan pada klien

dengan osteomalasia.

b. Memberi gambaran dalam pelaksanaan asuhan keperawatan pada klien

dengan osteomalasia.

c. Mengetahui faktor penghambat dan pendukung dalam melaksanakan

asuhan keperawatan pada klien dengan osteomalasia.

d. Memenuhi tugas mata kuliah keperawatan medical bedah.

2

Page 3: askep osteomalasia print.doc

C. RUANG LINGKUP PENULISAN

Dalam penulisan makalah ini hanya membatasi pada ruang lingkup

penulisan “asuhan keperawatan pada klien dengan system muskuloskletal

(osteomalasia).

D. METODE PENULISAN

Dalam menyusun makalah ini penulis menggunakan metode deskriftif.

Metode penulisan ini dengan cara mengumpulkan data baik dari keperpustakaan

yaitu mempelajari buku buku dan lainnya untuk mendapaktan dasar dasar

ilmiah yang berhubungan dengan permasalahan kasus ini.

E. SISTEMATIKA PENULISAN

Dalam penulisan makalah ini terdiri dari 4 (empat) bab yang disusun

dengan sistematika sebagai berikut:

BAB I :pendahuluan yang terdiri dari latar belakang masalah, metode

penulisan, ruang lingkup penulisan,metode penulisan dan

sistematika penulisan.

BAB II :landasan teoritis, yang terdiri dari, Anatomi fisiologi system

musculoskeletal (osteomalasia) konsep dasar osteomalasia

BAB III :asuhan keperawatan

BAB IV :penutup, yang terdiri dari kesimpulan dan saran.

DAFTAR PUSTAKA

3

Page 4: askep osteomalasia print.doc

BAB II

LANDASAN TEORITIS

A. ANATOMI FISIOLOGI

System muskuloskletal merupakan suatu system yang dibentuk oleh

tulang sendi dan otot.

1. Tulang

System skeletal (tulang) dibuat lebih dari 200 tulang, bekerja sama

untuk menciptakan kerangka kerja kehidupan yang kuat dan dapat bergerak

untuk tubuh. Fungsi system ini ada empat. Fungsinya menyokong

melindungi jaringan lunak sekitarnya dan organ vital: tulang membantu

tubuh dalam bergerak dengan membebrikan perlekatan keotot dan

memberikan gerakan sendi, tulang merupakan pusat pembentukan sel darah

disum sum tulangnya dan merupakan penyimpan garam mineral terutama

fosfor dan kalsium. Ujung tulang satu dengan ujung tulang lainnya

dihubungkan dengan otot straiata melalui tendo. Bila otot berkontraksi,

tulang satu dengan tulang lainnya akan bergerak melalui sendi, tulang tukang

tubuh kita akan membentuk kerangka.

Tengkorak manusia merupakan rongga terbesar yang berisi otak.

Tulang tulang yang menyusun kerangka dibagi empat kelompok, yaitu

tulang panjang, tulang pendek, tulang pipih, dan tulang tidak teratur.

a. Tulang tulang panjang

1) Humerus, radius, ulna, femur, tibia, fibula.

2) Tulang tulang ini tidak benar benar lurus, tapi agak melengkung,

tujuannya supaya tulang menjadi kuat menahan beban dan takanan.

4

Page 5: askep osteomalasia print.doc

b. Tulang tulang pendek

1) Perbandingan tebal dan panjang hampir sama, terdapat pada

pergelangan tangan dan kaki, bentuknya seperti kubus.

c. Tulang tulang pipih

1) tulang iga, tempurung kepala, panggul dan belikat.

2) bentuk pipih berpungsi untuk pelindung otak, rongga

dada dan perlekatannya yang luas.

d. Tulang tulang tidak teratur

1) Tulang tulang pada wajah dan vertebra.

2) Ada kelompok tulang yang lain,tetapi fungsinya berbeda,yaitu tulang

tulang sesamoid, terdapat pada pergelangan tangan dan patella

(lutut).

Tulang tersusun oleh jaringan tulang kanselus atau kortikal tulang

terdiri atas batang tulang ( diafisis ) yang terdiri darikortikal ujung tulang

panjang yang disebut epifisis dan terutama tersusun oleh tulang

canselus .plat epifisis memisahkan epifisis dari diafisis dan merupakan pusat

pertumbuhan longitudinal pada manusia. Ujung tulang panjang di tutup oleh

kartilago artikular pada sendi – sendinya.Tulang panjang disusun untuk

menyangga berat badan dan gerakan, tulang pendek terdiri dari tulang

canselus ditutpi selapis tulang kompak, tulang pipih merupakan tempat

penting untuk hematopoesis, dan sering memberikan perlindungan bagi

organ vital. Tulang pipih tersusun dari tulang calselus diantara 2 tulang

kompak. Tulang tak teratur mempunyai bentuk yang unik, sesuai dengan

fungsinya. Secara umum struktur tulang tak teratur sama dengan tulang

pipih. Tulang tersusun atas sel, matriks tulang protein dan deposit mineral,

sel – sel nya terdiri atas 3 jenis dasar yaitu Ostoblas ,Osteosit dan Osteosklas

.

5

Page 6: askep osteomalasia print.doc

Osteoblas berfungsi dalam pembentukan tulang dengan mensekresikan

matriks tulang. matrik tulang tersusun atas 98% kolagen dan 2% substansi

dasar dan proteiglikan. Matrik merupakan kerangka dimana garam – garan

mineral anorganik ditimbun.

Osteosit adalah sel dewasa yang terlibat dalam pemeliharaan fungsi

tulang dan terletak dalam osteon. Osteoklas adalah sel multi nuclear yang

berperan dalam penghancuran, resobsi dan remodeling tulang, osteon

merupakan unit fungsional mikroskopis tulang dewasa. Di tengah osteon

terdapat kapiler, di keliling kapiler tersebut merupakan matrik tulng yang

disebut lamella. Di dalam lamella terdapat osteosit yang memperoleh nutrisi

melaui proses yang berlanjut ke dalam kanalikuli yang halus.

B. KONSEP DASAR OSTEOMALASIA

1. PENGERTIAN

Osteomalasia adalah penyakit rakhitis pada orang dewasa dan

sebagaimana penyakit rakhitis, kelainan ini berkaitan dengan gangguan

kalsium pada matriks tulang (gangguan mineralisasi).( Muttaqin Arief,

2008).

Osteomalasia adalah penyakit metabolisme tulang yang ditandai

dengan tidak memadainya mineralisasi tulang(kondisi serupa pada anak

dinamakan rikets). (Brunner dan suddrth, 2002).

Osteomalasia ialah pelunakan tulang setelah pertumbuhan selesai.

Sebagaimana rachitis, juga disebabkan oleh defisiensi vitamin D,

sehingga penyerapan kalsium dari usus terhalang. ( Himawan sutisna,

1996).

Osteomalassia adalah penyakit metabolisme tulang yang

dikarakteristikkan oleh kurangnya mineral dari tulang (menyerupai

penyakit yang menyerang anak-anak yang disebut rickets) pada orang

6

Page 7: askep osteomalasia print.doc

dewasa, osteomalasia berlangsung kronis dan terjadi deformitas skeletal,

terjadi tidak separah dengan yang menyerang anak-anak karena pada

orang dewasa pertumbuhan tulang sudah lengkap (komplit). .( Smeltzer.

2001: 2339 )

Osteomalasia adalah penyakit pada orang dewasa yang ditandai

oleh gagalnya pendepositan kalsium kedalam tulang yang baru tumbuh.

Istilah lain dari osteomalasia adalah ”soft bone” atau tulang lunak.

Penyakit ini mirip dengan rakitis, hanya saja pada penyakit ini tidak

ditemukan kelainan pada lempeng epifisis (tempat pertumbuhan tulang

pada anak) karena pada orang dewasa sudah tidak lagi dijumpai lempeng

epifisis.( http://www.klikdokter.com/illness/detail/99 )

Osteomalasia terutama disebabkan deficit vitamin D dan asidosis

tulang tubulus ginjal. Ada beberapa kasus osteomalasia yang terjadi

akibat gangguan umum metabolism mineral. Faktor terjadinya resiko

osteomalasia meliputi kekurangan dalam diet, malabsopsi, gastriktomi,

gagal ginjal kronik, terpiantikonvulsan berkepanjangan (fenitoin,

fenobarbital), dan kekurangan vitamin D(diet, sinar matahari). Tipe

malnutrisi( kekurangan vitamin D sering berhubungan dengan asupan

kalsium yang buruk ) terutama akibat kemiskinan, tetapi mematangkan

makanan dan kurangnya pengetahuan mengenai nutrisi juga merupakan

salah satu faktor. Osteomalasia paling sering terjadi dibagian dunia

tempat vitamin D tidak ditambahkan dalam makanan, Terjadi

kekurangan dalam diet, dan jauh dari sinar matahari. Osteomalasia dapat

terjadi akibat kegagalan absorpsi atau kehilangan kalsium berlebihan dari

tubuh. Kelainan gastrointestinal karena absorpsi lemak tidak memadai

sering menimbulkan osteomalasia melalui kehilangan vitamin D

(bersama dengan vitamin yang larut lemak lainnya), dan kalsium kalsium

di ekskresikan melalui feses dalam kombinasi dengan asam lemak.

7

Page 8: askep osteomalasia print.doc

Kelainan ini meliputi penyakit seliak, obstruksi traktus biliaris kronis,

pancreatitis kronis, dan reseksi usus halus.

Gagal ginjal berat menyebabkan asidosis. Kalsium yang tersedia

dipergunakan untuk menetralkan asidosis, dan hormone paratiroid terus

meyebabkan pelepasan kalsium dari skelet sebagai usaha untuk

mengembalikan pH fisiologis. Selama pelepasan kalsium skelet terus

menerus ini terjadi fibrosis tulang dan kista tulang. Glomerulonefritis

kronis, uropati obstruksi, dan keracunan logam berat mengakibatkan

berkurangnya kadar fosfat serum dan dimineralisasi tulang.

Selain itu penyakit hati dan ginjal dapat mengakibatkan

kekurangan vitamin D karena keduanya merupakan organ yang

melakukan konversi vitamin D kebentuk aktif. Akhirnya

hiperparatiroidisme mengakibatkan dekalsifikasi skelet, dan artinya

osteomalasia, dengan peningkatan ekskresi fosfat dalam urine. Klien

dapat mengalami anoreksia, Penurunan berat badan, kelemahan otot,

nyeri tulang dan deformitas yang progresif pada tualng belakang serta

anggota gerak bawah.

Gejala yang paling sering dan mencemaskan pada osteomalasia

adalah nyeri tulang dan nyeri tekan tulang . Sebagai akibat kekurangan

kalsium, biasanya terjadi kelemahan otot. Klien akan mengalami cara

jalan bebek atau pincang.

Pada penyakit yang telah lanjut, tungkai menjadi melengkung

( karna berat tubuh dan tarikan otot).Vertebra yang melunak mengalami

kompresi hingga mengakibatkan kemendekan tinggi badan dan merusak

bentuk torak (kiposis). Sakrum terdorong kebawah dan kedepan, dan

pelpis tertekan kelateral. Kedua deformitas tersebut menggambarkan

bentuk khas velvis yang sering mengakibatkan perlunya dilakuka seksio

sesaria pada ibu hamil yang terkena penyakit ini. Kelemahan dan ketidak

seimbangan meningkatkan resiko jatuh dan fraktur.

8

Page 9: askep osteomalasia print.doc

Osteomalasia sering terjadi pada wanita hamil, kelaparan,

gangguan penyerapan lemak (oleh karena vitamin D melarut dalam

lemak) dan gangguan fungsi ginjal.

Osteomalasia kini jarang disebabkan oleh deficit vitamin D,

melainkan lebih sering oleh berbagai keadaan lain, diantaranya adalah:

a) Defisiensi absorpsi kalsium atau vitamin D dalam usus misalnya

pada ”intestinal malabsorption syndrome”, celiac disease, psilosis

( sprue), pancreatitis chronic.

b) Renal tubular asidosis, terjadi ekskresi kalsium berlebihan akibat

defek pada tubulus dalam hal sekresi ion hydrogen, sehingga terjadi

kehilangan kation yang berguna.

c) Payah ginjal menahun, dapat menimbulkan kelainan kerangka yaitu

renal rickets dan renal osteodystrophy.

d) Kelainan herediter yang merupakan predesposisi bagi osteomalasia.

Dalam golongan ini termasuk sindromfanconi dan osteomalasia

yang resisten terhadap vitamin D.

2. ETIOLOGI

a. Klien kekurangan kalsium dan vitamin D. Klien yang kekurangan

kalsium akan mengalami gangguan pada proses mineralisasi.

Demikian juga apabila ia kekurangan vitamin D. Di dalam tubuh

vitamin D berfungsi membantu penyerapan kalsium di dalam tubuh.

Jika kedua unsur ini tidak terpenuhi makan tulang-tulang menjadi

lunak dan mudah patah. Proses mineralisasi adalah proses proses

terakhir pembentukan tulang. Jika kebutuhan kalsium tercukupi maka

otomatis proses mineralisasi dalam tubuh akan berlangsung dengan

baik.

9

Page 10: askep osteomalasia print.doc

b. Klien menderita gangguan hati seperti sirosis. Hal ini karena organ

hatinya tak mampu memroses vitamin D sehingga fase mineralisasi

tidak terjadi.

c. Adanya gangguan fungsi ginjal sehingga proses ekskresi/pembuangan

kalsium akan meningkat. Dengan begitu proses mineralisasi akan

terhambat.

d. Pemakaian obat dalam jangka waktu panjang. Pada kasus tertentu,

efek pemakaian obat seperti streroid dalam jangka waktu yang panjang

rentan terhadap penyakit ini.

e. Gangguan malabsorbsi

Penyebab utama osteomalasia yang terjadi setelah masa anak-

anak ialah :

1) Menurunnya penyerapan vitamin D akibat penyakit bilier, penyakit

mukosa usus halus proksimal dan penyakit ileum.

2) Peningkatan katabolisme vitamin D akibat obat yang me- nyebabkan

peningkatan kerja enzim-enzim oksidase hati.

3) Gangguan tubulus renalis yang disertai terbuangnya fosfat (acquired),

renal tubular acidosis yang disertai disproteinemia kronik

3. PATOFISIOLOGI

Ada berbagai kasus osteomalasia yang terjadi akibat gangguan

umum metabolismle mineral. Faktor resiko terjadi osteomalasia meliputi

kekurangan dalam diet, malabsorbsi, gastriktomi, gagal ginjal kronik,

terapi antikonvulsan (fenitoin, fenobarbital), dan kekurangan vitamin D

(diet, sinar matahari).

Tipe malnutrisi (kekurangan vitamin D sering berhubungan

dengan asupan kalsium yang jelek) terutama akibat kemiskinan, tapi

mematang makanan dan kurangnya pengatahuan mengenai nutrisi juga

merupakan salah satu factor. Paling sering terjadi dibagian dunia

10

Page 11: askep osteomalasia print.doc

dibagian dunia vitamin D tidak ditambahkan dalam makanan dan dimana

terjadi kekurangan dalam diet dan jauh dari sinar matahari.

Osteomalasia dapat terjadi sebagai akibat kegagalan absorpsi

kalsium atau kehilangan kalsium berlebihan dari tubuh. Kelainan

gastrointestinal dimana absorpsi lemak tidak memadai sering

menimbulkan osteomalasia melalui kehilangan vitamin D (bersam

dengan vitamin yamg larut lemak lainnya) dan kalsium, kalsium

diekskresikan melalui feses dengan kombinasi asam lemak. Kelainan ini

meliputi penyakit seliak, obstruksi traktus biliaris kronik, pancreatitis

kronik, dan reaksi usus halus.

Gagal ginjal berat menyebabkan asidosis. Kalsium yang tersedia

dipergunakan untuk menetralkan asidosis, dan hormone para tiroid terus

menyebabkan pelepasan dari kalsium skelet sebagai usaha untuk

mengembalikan pH fisiologis.

Selama pelepasan kalsium skelet terus menerus ini, terjadi

fibrosis tulang dan kista tulang. Glomerulonefritis kronik, uropati

obstruksi, dan keracunan logam berat mengakibatkan berkurangnnya

kadar fosfat serum dan minneralisasi tulang. Selain itu penyakit hati dan

ginjal dapat mengakibatkan kekurangan vitamin Dm, karna keduanya

merupakan organ yang melakukan konversi vitamin D kebentuk aktif.

Akhirnya hiperparatiroidisme mengakibatkan dekalsifikasi skelet, dan

artinya osteomalasia, dengan peningkatan ekskresi fosfat dalam urine.

Pertimbangan gerontilogik. Diet yang brgizi tinggi sangat penting

terutama lansia. Dianjurkan peningkatan kalsium dan vitamin D. Karena

sinar matahari penting, lansia harus didorong untuk banyak berjemur

dibawah sinar matahari.

Pencegahan, identifikasi, dan penanganan osteomalasia pada

lansia sangat penting untuk menurunkan insiden fraktur. Bila

osteomalasia terjadi bersama dengan osteoporosis, maka insiden fraktur

akan semakin meningkat.

11

Page 12: askep osteomalasia print.doc

4. TANDA DAN GEJALA

Gejala yang paling sering dan paling mencemaskan pada

osteomalasia adalah nyeri tulang dan nyeri tekanan tulang. Sebagai akibat

kekurangan kalsium, biasanya terjadi kelemahan otot. Pasien akan

mengalami cara jalan bebek atau pincang. Pada penyakit yang telah lanjut,

tungkai menjadi melengkung(karna berat tubuh dan tarikan otot). Vertebra

yang melunak mengalami kompresi sehingga mengakibatkan pemendekan

tinggi badan dan merusak bentuk thorax (kifosis). Sacrum terdorong

kebawah dan kedepan, dan pelvis tertekan kelateral. Kedua depormitas

tersebut menerangkan bentuk khas pelvis yang sering mengakibatkan

perlunya dilakukan seksio sesaria pada wanita hamil yang terkena

penyakit ini. Kelemahan dan ketidak seimbangan mengakibatkan resiko

jatuh dan fraktur. Studi laboraatorium biasanya akan menampakan

peningkatan fosfat alkalin dan ketidak normalan lainnya, tergantung pada

etiologi pokok. Sinar X memunculkan diskontinyuitas kecil pada korteks

tulang dan fraktur pada tahapan penyakit yang sudah lanjut.

Gejala lainnya yang sering terjadi pada osteomalasia, penyembuhan

luka yang lama, gangguan pembentukan tulang. Perubahan terlihat pada

daerah efifisis tulang yang sedang tumbuh. Keadaan yang terjadi,

seharusnya suatu proses ossifikasi endochondral, yaitu mula mula

terbentuk tulang rawan yang akan bertambah terus, lalu akan terjadi

pengendapan mineral. Tulang rawan yang mengandung mineral itu akan

diganti oleh osteoid yang dibentuk oleh osteoblas dan bila osteoid diendapi

kalsium maka akan terbentuklah tulang.

Pada scorbutus, osteoblas gagal membentuk osteoid sehingga

tulang rawan yang mengandung mineral itu, tidak diganti. Jadi pada

kelainan ini tidak terbentuk osteoid, sedangkan pada rachitis tidak terjadi

kalsifikasi.

12

Page 13: askep osteomalasia print.doc

Dibawah ini merupakan gambar bentuk tulang yang terkena

osteomalasia.

Gambar: osteomalsia (http://the-medical-dictionary.com/pics)

5. PEMERIKSAAN PENUNJANG

a. Kalsium dan fosfat anorganik rendah atau di bawah normal

b. Fosfatase alkali meninggi

c. Rontgen menunjukkan fraktur yang khas (Looser's zones) pada tulang-

tulang pelvis dan tulang panjang dan terutama metatarsal dan

metacarpal.

d. Kadar vitamin D.

Pemeriksaan tambahan Pada pemeriksaan darah, dapat terlihat kurangnya kadar vitamin D,

kalsium, dan fosfat. Pemeriksaan tambahan yang dapat dilakukan untuk

menegakkan kelainan ini adalah foto roentgen tulang. Hasil yang dapat

terlihat adalah berupa perubahan bentuk yang nyata. Karena tulang

menjadi lunak, maka dapat dijumpai garis patah tulang di berbagai temapt

seperti pada tulang iga, panggul, paha, dll.

13

Page 14: askep osteomalasia print.doc

6. PENATALAKSANAAN

a. Atasi penyebab dasar osteomalasia

b. Pemberian diet kaya protein dan kalsium dan vitamin D tinggi.

c. Pemberian vitamin D dan kalsium dosis tinggi akan meningkatkan

konsenterasi kalsium dan fosfor dalam cairan ekstrasel sehingga

tersedia ion kalsium dan fosfor untuk meningkatkan klasifikasi pada

matriks.

d. Pemajanan sinar matahari sebagai radiasi ultraviolet untuk

mentransforamsi bahan kolesterol(7-dehidrokolesterol) yang tersedia

dikulit menjadi vitamin D perlu dianjurkan.

e. Osteotomi bila terjadi deformitas yang menetap.

f. Pemantauan jangka panjang klien diperlukan untuk

secara umum penatalaksanaan dibagi menjadi dua yaitu:

a. Penatalaksanaan medic

1) Jika penyebabnya kekurangan vitamin D, maka dapat disuntikkan

vitamin D 200.000 IU per minggu selama 4-6 minggu, yang

kemudian dilanjutkan dengan 1.600 IU setiap hari atau 200.000 IU

setiap 4-6 bulan.

2) Jika terjadi kekurangan fosfat (hipofosfatemia), maka dapat diobati

dengan mengonsumsi 1,25-dihydroxy vitamin D.

b. Penatalaksanaan non medic

1) Jika kekurangan kalsium maka yang harus dilakukan adalah

memperbanyak konsumsi unsur kalsium. Agar sel osteoblas

(pembentuk tulang) bisa bekerja lebih keras lagi. Selain

mengkonsumsi sayur-sayuran, buah, tahu, tempe, ikan teri, daging,

yogurt. Konsumsi suplemen kalsium sangatlah disarankan.

2) Jika kekurangan vitamin D, sangat dianjurkan untuk

memperbanyak konsumsi makanan seperti ikan salmon, kuning

telur, minyak ikan, dan susu. Untuk membantu pembentukan

14

Page 15: askep osteomalasia print.doc

vitamin D dalam tubuh cobalah sering berjemur di bawah sinar

matahari pagi antara pukul 7 - 9 pagi dan sore pada pukul 16 - 17.

Penyebab dasar osteomalasia harus dikoreksi bila mungkin. Bila

osteomalasia akibat kkesalahan diet, maka perlu diberikan diet kaya

protein dan kalsium dan vitamin D tinggi.Suplemen vitamin Dharus

diresepkan.vitamin D akan meningkatkan konsentrasi kalsium dan fosfor

dalam cairan ekstrasel dan maka tersedia ion kalsium dan fosfor untuk

mineralisasi tulang.

Bila osteomalasia disebabkan oleh malabsorpsi penambahan dosis

vitamin D selain suplemen kalsium biasanya diresepkan. Pemajanan sinar

matahari sebagai radiasi ultraviolet untuk mentransformasi bahan

kolesterol (7-dehidrokolesterol) yang tersedia dikulit menjadi vitamin D

perlu dianjurkan.Sering masalah skelet yang berhubungan dengan

osteomalasia sembuh sendiri bila kekurangan nutrisi atau proses patologis

yang mendasarinya telah ditangani secara adekuat. Pemantauan jangka

panjang pasien diperlukan untuk meyakinkan stabilisasi atau kesembuhan

osteomalasia. Berbagai deformitas ortopedik persisten mungkin perlu

ditangani dengan brace atau pembedahan (dapat dilakukan osteotomi

untuk mengoreksi deformitas tulang panjang).

Pasien dengan osteomalasia biasanya mengeluh nyeri tulang umum

biasanya pada punggung bawah dan ekstrimitas biasanya disertai dengan

nyeri takan. Gambaran ketidak nyamanan tidak jelas. Pasien mungkin

datang dengan fraktur. Selama wawancara,Informasi yang mengenai

penyakit juga ada (misalnya sindrom mal absorpsi) Dan kebiasaan diet

harus diperoleh. Pada pemerikmsaan fisik,didapatkan deformitas skelet.

Deformitas vertebra dan deformitas lengkungan tulang panjang

memebuat penampakan pasien menjadi tidak normal dan jalannya

membebek. Dapat terjadi kelemahan otot, Pasien ini merasa tidak nyaman

dengan penampilan mereka.

15

Page 16: askep osteomalasia print.doc

7. KOMPLIKASI

a. Kesemutan ditangan dan kaki

b. Cocok (kejang).

c. Kram

d. Rasa berkedut dalam tubuh

16

Page 17: askep osteomalasia print.doc

BAB III

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN OSTEOMALASIA

A. PENGKAJIAN

1. Data Biografi: nama, umur, jenis kelamin, alamat, pekerjaan, agama, status,

dan identitas yang lain berikutnya.

2. Riwayat kesehatan:

a. Riwayat kesehatan sekarang

1) Pasien mengeluh nyeri tulang

2) Ekstremitas disertai nyeri tekan

3) Kelemahan otot

4) Cara jalan bebek atau pincang

b. Riwayat kesehayan dahulu

1) Kemungkinan klien pernah malabsorpsi

2) Kekurangan kalsium dalam diet

3) Klien pernah mengalami gagal ginjal kronik

4) Klien pernah mengalami gangguan hati

c. Riwayat kesehatan keluarga

1) Orang tua klien pernah mengalami osteomalasia

3. Pemeriksaan fisik

1) Ekstremitas

2) Deformitas skelet

3) Deformitas Vertebra

4) Deformitas lengkungan tulang panjang

5) Otot lemah

4. Data pengkajian dasar

a. Aktivitas atau istirahat

Tanda : keterbatasan fungsi pada bagian yang terkena, nyeri

17

Page 18: askep osteomalasia print.doc

1) Sirkulasi

tanda : takikardia (Respon stress)

2) neorosensori

tanda :deformitas local, kelemahan.

Gejala :hilang gerakan

3) nyeri atau kenyamanan

gejala :nyeri tekan

5. Pemeriksaan diagnostik

Pada foto x – ray umumnya nampak kekurangan mineral dari tulang

sangat nyata. Berdasar dari vertebra mungkin menunjukkan fraktur

kompressi dengan nyeri pada ujung vertebra. Pemeriksaan laboratorium

menunjukkan lambatnya rata-rata serum kalsium dan jumlah fosfor serta

kurangnya kenaikan alkaline phosfat. Ekskresi urine calsium dan creatinin

lamba.

18

Page 19: askep osteomalasia print.doc

Berikut merupakan gambaran osteomalasia yang telah dilakukan x-ray

berikut adalah x-ray

menunjukan pseudofracture

(panah merah) dari seorang

dewasa yang memiliki x-link

rackhitis hypophosphatemic.

Ini adalah pseudofracture

klasik dan patognomonok

untuk osteomalasia.

Ini merupakan Xray

seorang anak dengan

kaki bengkok akibat

rakhitis (terima kasih

kepada Dr Mike

Richardson).

melihat lebih dekat dari

pelat lutut menunjukan

pertumbuhan tebal

yang muncul fuzzy,

dan melebar sendi

lutut.

gambar osteomalasia: (http://depts.washington.edu/bonebio/ASBMF)

19

Page 20: askep osteomalasia print.doc

B. DIAGNOSA KEPERAWATAN

Muttaqin Arief(2008).Buku Ajar Asuhan Keperawatan Klien Gangguan

Sistem Muskuloskeletal, dan

Brunner&Suddarth(2002). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Edisi

kedelapan jilid III.

1. nyeri yang berhubungan dengan nyeri tekan tulang dan kemungkinan fraktur

2. Kurang pengetahuan berhubungan dengan proses penyakit dan program

tindakan

3. Gangguan konsep diri : harga diri rendah berhubungan dengan tungkai

melengkung, jalan bebek, deformitas vertebra

4. kerusakan mobilitas fisik berhubungan dengan kerusakan musculoskletal dan

neoromuscular

Intervensi keperawatan

a. Nyeri yang berhubungan dengan nyeri tekan tulang dan kemungkinan

fraktur

Tujuan: mencapai pengurangan rasa nyeri

Kriteria hasil: pasien melaporkan perasaan nyaman serta berkurangnya

kelemahan tulang.

20

Page 21: askep osteomalasia print.doc

Intervensi Rasional

1) kaji status nyeri( lokasi, frekuensi,

durasi dan intensitas nyeri.

2) Ajarkan teknik manajemen nyeri

seperti teknik relaksasi napas

dalam, visualisasi, dan bimbingan

imajinasi.

3) Berikan lingkungan yang nyaman.

4) Anjurkan untuk bergerak ringan

pada waktu pengkajian misalnya

dengan mengubah posisi secara

berulang-ulang.

5) Beri aktivitas yang mengalihkan

perhatian pasien ke hal lain seperti

mengajak bicara, nonton TV, dan

tehnik distraksi lain, hal tersebut

akan mengurangi persepsi klien

terhadap nyeri.

6) Berikan analgesik sesuai kebutuhan

untuk nyeri (kolaborasi).

1) Memberikan data dasar untuk

menentukan dan mengevaluasi

intervensi yang diberikan.

2) meningkatkan relaksasi yang

dapat menurunkan rasa nyeri

klien.

3) Meningkatkan relaksasi klien.

4) untuk membantu mengurangi

gejala ketidaknyamanan dengan

immobilitas.

5) hal tersebut akan mengurangi

persepsi klien terhadap nyeri.

6) Mengurangi nyeri dan spasme

otot.

b. Kurang pengetahuan berhubungan dengan proses penyakit dan program

tindakan.

Tujuan: menunjuka peningkatan pengetahuan klien.

21

Page 22: askep osteomalasia print.doc

Kriteria hasil: mengetahui penyakit dan program tindakan, menunjukn

kepercayaan diri mengenai kemampuannya.

Intervensi Rasional

1) Kaji proses penyakit

2) Diskusikan perlunya

keseimbangan kesehatan , nutrisi.

3) Anjurkan pasien mengkonsumsi

kalsium dan Vit, D sesuai jumlah

terapeutik dan anjurkan

pemajanan terhadap sinar

matahari.

4) Menerangkan factor spesifik yang

berperan dalam proses penyakit.

5) Memonitor tekanan rata rata

serum kalsium klien.

1) Memberikan pengetahuan dasar

dimana pasien dapat membuat

pilihan berdasarkan informasi.

2) Memberikan nutrisi optimal untuk

meningkatkan regenerasi jaringan.

3) Untuk mempercepat proses

penyembuhan, Dimana target

penting dan dibutuhkan untuk

memproduksi vitamin D dalam

tubuh.

4) Meminimalisasi kecemasan klien.

5) Dosis yang tinggi dari vitamin D

dapat menjadi racun dan faktor

penunjang untuk terjadinya

hypercalsemia.

c. Gangguan konsep diri : harga diri rendah berhubungan dengan tungkai

melengkung, jalan bebek, deformitas vertebra

Tujuan: menunjukan kepercayaan diri mengenai kemampuannya.

Kriteria hasil: meningkatkan tingkat keaktivitasan klien, meningkatkan

interaksi sosial.

22

Page 23: askep osteomalasia print.doc

Intervensi Rasional

1) Mengajak pasien berdiskusi

tentang body image dan metode

koping yang efektif.

2) Pasien diberi kesempatan untuk

mengenal dan mengungkapkan

perasaannya.

3) Membantu klien dalam interaksi

sosia

1) Untuk membangun sebuah

hubungan kepercayaan pasien

dalam hubungannnya dengan

pelayanan perawat.

2) Menciptakan partisipasi aktif

pasien dan perawat dalam

rangka mengontrol diri dan

perasaannya untuk membantu

memecahkan masalah.

3) Membantu penerimaan klien

akan keadaannya yang telah

mengalami perubahan.

d. Kerusakan mobilitas fisik berhubungan dengan kerusakan

musculoskletal dan neuromuscular.

Tujuan: meningkatkan atau mempertahankan mobilitas pada tingkat

paling tinggi.

Kriteria hasil: meningkatkan kekuatan atau fungsi yang sakit dan

mengkompensasi bagian tubuh.

Intervensi Rasional

1) Kaji derajat imobilisasi yang

dihasilkan oleh cedera/pengobatan

dan perhatikan persepsi klienb

terhadap imobilisasi.

2) Dorong partisipasi pada aktivitas

terapuetik/reaksi, pertahankan

rangsangan lingkungan contoh,

1) Pasien mungkin dibatasi oleh

pandangan diri/persepsi diri

tentang keterbatasan fisik

aktual/memerlukan informasi

atau intervensi untuk

meningkatkan kemajuan

23

Page 24: askep osteomalasia print.doc

radio, tv, koran, barang milik

pribadi/lukisan , jam kalender,

kunjungan keluarga atau teman.

3) Intrusikan pasien untuk/bantu dalam

rentang gerak pasien/aktif pada

ekstremitas yang sakit dan yang tak

sakit

4) Dorong penggunaan latihan

isometrik, mulai dengan tungkai

yang tak sakit.

5) Tempatkan dalam posisi terlentang

secara periodik bila mungkin, bila

traksi digunakan untuk menstabilkan

fraktur tungkai bawah.

6) Bantu atau dorong perawatan

diri/kebersihan (contoh mandi).

kesehatan.

2) Memberikan kesempatan

untuk mengeluarkan

energi,memfokuskan kembali

perhatian,meningkatkan rasa

kontrol diri, harga diri dan

membantu menurunkan

isolasi sosial.

3) Meningkatkan aliran darah ke

otot dan tulang untuk

meningkatkan tonus otot,

mempertahankan gerak sendi,

mencegah kontraktur/atrofi,

dan resopsi kalsium karna

tidak digunakan.

4) Kontraksi otot isometrik tanpa

menekuk sendi atau

menggerakan tungkai dan

membantu mempertahankan

kekuatan dan masa otot.

5) Menurunkan resiko kontraktur

fleksi panggul.

6) Meningkatkan kekuatan otot

dan sirkulasi, meningkatkan

kontrol pasien dalam situasi,

dan meningkatkan kesehatan

diri langsung

24

Page 25: askep osteomalasia print.doc

BAB IV

PENUTUP

A. KESIMPULA

Osteomalasia terjadi akibat defisiensi vitamin D ataupun akibat defisiensi

kalsium.Penyakit malabsorbsi, gangguan hati dan gagal ginjal kronik dapat

juga mengakibatkan terjadinya osteomalasia. Adapun tanda dan gejala dari

osteomalasia ini adalah nyeri tulang dan kelemahan. Sebagai akibat dari

defisiensi kalsium, biasanya terdapat kelemahan otot, pasien kemudian nampak

terhuyung-huyung atau cara berjalan loyo/lemah. Nyeri tulang yang dirasakan

menyebar, terutama pada daerah pinggang dan paha .Kemajuan penyakit, kaki

terjadi bengkok (karena tinggi badan dan kerapuhan tulang), vertebra menjadi

tertekan, pemendekan batang tubuh pasien dan kelainan bentuk thoraks

(kifosis).dan banyak tanda dan gejala lainnya. Osteomalasia yang paling sering

disebabkan oleh kekurangan vitamin D berkepanjangan. Vitamin D berasal dari

dua sumber utama: sinar matahari, yang bertanggung jawab atas 80 persen dari

vitamin D yang Anda perlukan, dan diet anda dari mana Anda mendapatkan

sisa 20 persen.

B. SARAN

1. Untuk mahasiswa perawat

Dengan adanya makalah ini mahasiswa dappat mengetahui kelainan-

kalainan apa saja yang terjadi pada tulang dan juga dapat mengetahui tanda

dan gejala apabila seseorang mengalami osteomalasia.

2. Untuk perawat

a) Diharapkan kepada para perawat dapat melakukan tindakan keperawatan

sesuai dengan kebutuhan yang dibutuhkan pada pasien dengan

osteomalasia.

b) Dapat memberikan asuhan keperawatan dengan sesuai baik dan benar.

25

Page 26: askep osteomalasia print.doc

c) Dapat bekerjasama demi penyembuhan klien dengan osteomalasia.

d) Perawat bisa memberikan pendidikan kesehatan kepada klien tentang apa

saja yang harus ditingkatkan untuk penyembuhan penyakit osteomalasia

e) Perawat harus memfasilitasi klien dengan memberikan suport dan

dukungan kepada klien untuk meminimalisasi tentang kecemasann klien

tentang penyakit osteomalasia

f) Perawat bisa mencapai pengurangan/menghilangkan rasa nyeri yang

diderita klien osteomalasia

26

Page 27: askep osteomalasia print.doc

DAFTAR PUSTAKA

Brunner&Suddarth(2002). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Edisi kedelapan

jilid III. Penerbit Buku Kedoktoran EGC. Jakarta.

Harnowo Sapto& Susanto Titri(2001). Keperawatan Medikal Bedah Untuk Akademi

Keperawatan. Widya Medika. Jakarta.

Henderson M A(1980).Ilmu Bedah Untuk Perawat. Penerbit Yayasan Essantia

Medica. Yogyakarta.

J Charlene&Roux Reeves Gayle&Lockhart Robin(2001). Keperawatan Medikal

Bedah. Salemba Medika. Jakarta.

Muttaqin Arief(2008).Buku Ajar Asuhan Keperawatan Klien Gangguan Sistem

Muskuloskeletal. Penerbit Buku Kedoktoran EGC. Jakarta.

http://harrawatias.wordpress.com

http://books.google.co.id intervensi+kerusakan+mobilitas

http://the medical dictionary.com/pics

http://depts.washington.edu/bonebio/ASBMF

27