Askep Neuroblastoma a8

54
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Para orang tua perlu mewaspadai adanya gejala kanker pada anak-anak. Tanggal 15 Februari diperingati sebagai Hari Kanker Anak Internasional, untuk mengingatkan kita semua akan semakin meningkatnya kasus-kasus kanker anak. Diperkirakan 2-4% dari keseluruhan kanker menyerang anak- anak. Meskipun angka ini tampak kecil, tetapi kanker menyumbangkan 10% kematian pada anak-anak. Dan menurut data tahun 2007, di Indonesia setiap tahunnya ditemukan. Sumber lain menyebutkan, neuroblastoma terdiri 6-10% dari semua kanker anak dan 15% kematian akibat kanker terjadi pada anak-anak. Angka kematian mencapai 10 juta pertahun pada kelompok umur 0-4 tahun dan 4 juta pada kelompok umur 4-9 tahun. Insiden tertinggi terjadi pada awal tahun kehidupan dan beberapa kasus merupakan kelainan bawaan. Insiden terbesar di tahun pertama dan beberapa kasus adalah karena factor bawaan. Paling mendominasi adalah perempuan termasuk pada orang tua dan dewasa, tetapi hanya 10% pada kasus yang terjadi pada orang tua dari pada anak dengan umur 5 tahun. Study Eropa melaporkan 2% lebih dari 4000 kasus neuroblastoma adalah diatas 18 tahun. Pada tahun 1864 seorang fisika dari Jerman Rudolf Virchow yang pertama kali menjelaskan tumor perut pada anaka 1

Transcript of Askep Neuroblastoma a8

Page 1: Askep Neuroblastoma a8

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Para orang tua perlu mewaspadai adanya gejala kanker pada anak-anak. Tanggal 15

Februari diperingati sebagai Hari Kanker Anak Internasional, untuk mengingatkan kita

semua akan semakin meningkatnya kasus-kasus kanker anak. Diperkirakan 2-4% dari

keseluruhan kanker menyerang anak-anak. Meskipun angka ini tampak kecil, tetapi

kanker menyumbangkan 10% kematian pada anak-anak. Dan menurut data tahun 2007,

di Indonesia setiap tahunnya ditemukan.

Sumber lain menyebutkan, neuroblastoma terdiri 6-10% dari semua kanker anak

dan 15% kematian akibat kanker terjadi pada anak-anak. Angka kematian mencapai 10

juta pertahun pada kelompok umur 0-4 tahun dan 4 juta pada kelompok umur 4-9

tahun.

Insiden tertinggi terjadi pada awal tahun kehidupan dan beberapa kasus merupakan

kelainan bawaan.

Insiden terbesar di tahun pertama dan beberapa kasus adalah karena factor bawaan.

Paling mendominasi adalah perempuan termasuk pada orang tua dan dewasa, tetapi

hanya 10% pada kasus yang terjadi pada orang tua dari pada anak dengan umur 5

tahun. Study Eropa melaporkan 2% lebih dari 4000 kasus neuroblastoma adalah diatas

18 tahun.

Pada tahun 1864 seorang fisika dari Jerman Rudolf Virchow yang pertama kali

menjelaskan tumor perut pada anaka dengan sebutan “Glioma”. Karakter tumor dari

tanda –tanda pada system saraf dan medula adrenal.Pada tahun 1901 di beritakan

secara jelas melalui tahap 4s pada infant (hidup tapi tidak menyebar) yang dijelaskan

oleh William Pepper. Pada tahun 1910 James Homer Wright mengerti bahwa awal

mula terjadi tumor berasal dari sel saraf primitive dan itu dinamakan neuroblastoma.

1.2 Rumusa Masalah

1. Apakah definisi dari Neuroblastoma?

2. Apa saja yang menyebabkan terjadinya Neuroblastoma?

3. Bagaimana patofisiologi Neuroblastoma?

4. Apakah manifestasi klinis dari klien dengan Neuroblastoma?

1

Page 2: Askep Neuroblastoma a8

5. Bagaimana asuhan keperawatan pada klien dengan Neuroblastoma?

1.3 Tujuan Umum

Mengetahui asuhan keperawatan dari gangguan system saraf Neuroblastoma.

1.4 Tujuan Khusus

1. Mengetahui definisi dari Neuroblastoma

2. Mengetahui penyebab terjadinya Neuroblastoma

3. Menjelaskan patofisiologi Neuroblastoma

4. Menjelaskan manifestasi klinis dari klien dengan Neuroblastoma

5. Bagaimana kita sebagai perawat bisa melakukan asuhan keperawatan pada pasien

Neuroblastoma

1.5 Manfaat

1. Lebih memahami apa yang dimaksud dengan Neuroblastoma

2. Mahasiswa dapat melakukan asuhan keperawatan pada klien dengan

Neuroblastoma.

2

Page 3: Askep Neuroblastoma a8

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Tinjauan Pustaka

2.1.1 Definisi

Menurut Sumadi (2001), neuroblastoma adalah tumor ganas yang terjadi pada

sistem persarafan yang berasal dari sel-sel saraf yang terdapat pada medula adrenal dan

sistem saraf simpatik.

Neuroblastoma adalah tumor ganas yang terjadi pada system persarafan yang

berasal dari sel-sel saraf kelenjar adrenal, leher, dada, atau sumsum tulang belakang.

Berasal dari sel Krista neuralis system saraf dan karena itu dapat timbul dimanapun dari

fossa kranialis sampai koksik. Secara histologis, Neuroblastoma terdiri atas sel bulat kecil

dengan granula yang banyak. Neuroblastoma adalah satu-satunya tumor yang dapat

menghasilkan hormon.

Neuroblastoma sering dimulai pada jaringan syaraf kelenjar adrenal. Ada dua

kelenjar adrenal satu di atas setiap ginjal di bagian belakang perut bagian atas. Kelenjar

adrenal memproduksi hormon-hormon penting yang membantu mengendalikan detak

jantung, tekanan darah, gula darah, dan cara tubuh bereaksi terhadap stress. Saat

didiagnosis tumor ini biasa metastasis (menyebar), paling sering ke kelenjar getah bening,

tulang, sumsum tulang, hati, dan kulit.

2.1.2 Etiologi

Faktor Eksternal :

1. Paparan Lingkungan ; polusi udara, asap rokok.

2. Dari makanan yang mengandung zat-zat kimia yang berbahaya bagi tubuh.

3. Pola hidup tidak sehat.

4. Adanya Radiasi.

5. Mutagen

6. Virus

Faktor Internal :

Faktor internal yang dapat menyebabkan neuroblastoma adalah faktor

genetik/keturunan; cacat genetika di dalam kandungan.

3

Page 4: Askep Neuroblastoma a8

2.1.2 Patofisiologi

Sel-sel kanker yang berasal dari medula adrenal dan system saraf simpatik

berploriferasi, menekan jaringan sekitarnya, kemudian menginfasi sel-sel normal

disekitarnya.

Stadium neuroblastoma international berdasarkan menurut INSS (Brodeur dkk, 1993):

a) Stadium 1

Tumor terlokalisasi dengan eksisi luas lengkap dengan / tanpa adanya penyakit

residual secara mikroskopik; tidak ada pembesaran KGB ipsilateral dan

kontralateral terhadap tumor secara mikroskopik (mungkin didapatkan pembesaran

KGB yang melekat pada tumor primer dan diambil secara bersamaan). Semua

tumor yang ada dapat dilihat dan bisa dihilangkan selama operasi.

b) Stadium 2, dibagi menjadi tahap 2A dan 2B

Stadium 2A : Tumor ini hanya dalam satu area (unilateral), tidak ada pembesaran

KGB yang ipsilateral dan tidak melekat pada tumor, dan semua

tumor yang dapat dilihat bisa sepenuhnya dihapus selama operasi.

Stadium 2B: Tumor ini hanya dalam satu area, pembesaran KGB kontralateral

tidak terdapat secara makroskopis, dan semua tumor yang terlihat

mungkin sepenuhnya dihapus selama operasi.

c) Stadium 3

Pada stadium tiga, bila telah terjadi salah satu dari pernyataan dibawah

1. Tumor unilateral yang tidak dapat sepenuhnya dihapus selama operasi dan telah

menyebar dari satu sisi tubuh ke sisi yang lain dan mungkin juga telah

menyebar ke kelenjar getah bening didekatnya.

2. Tumor hanya ada di satu bidang, di satu sisi tubuh, tetapi telah menyebar ke

kelenjar getah bening di sisi tubuh lain

3. Tumor berada di tengah-tengah tubuh dan telah menyebar ke jaringan atau

kelenjar getah bening di kedua sisi tubuh, dan tumor tidak dapat dihilangkan

dengan pembedahan.

d) Stadium 4, pada tahap ini dibagi menjadi tahap 4 dan tahap 4S

Stadium 4: Tumor menginvasi nodus limfe lebih jauh, mengenai tulang sumsum

tulang, hati, kulit, dan organ lain.

Stadium 4S :

4

Page 5: Askep Neuroblastoma a8

1. Menyerang anak kurang dari 1 tahun.

2. Kanker telah menyebar ke kulit, hati, dan atau tulang sumsum.

3. Sel-sel kanker dapat ditemukan dalam kelenjar getah bening di dekat tumor.

Gambar: Stadium neuroblastoma pada anak

Ada 3 kelompok resiko pada neuroblastoma :

a. Beresiko rendah dan menengah neuroblastoma beresiko memiliki

peluang besar untuk sembuh.

b. Risiko sedang pada pasien yang dirawat dengan operasi dan

kemoterapi.

c. Neuroblastoma beresiko tinggi, mungkin sulit untuk disembuhkan.

2.1.3 Manifestasi Klinis

Neuroblastoma bisa tumbuh di berbagai bagian tubuh. Kanker ini berasal

dari jaringan yang membentuk sistem saraf simpatis (bagian dari sistem saraf yang

mengatur fungsi tubuh involunter/diluar kehendak, dengan cara meningkatkan

denyut jantung dan tekanan darah, mengkerutkan pembuluh darah dan merangsang

hormon tertentu).

Kebanyakan tumor primer terjadi dalam rongga abdomen (65%). Pada bayi

tumor primer lebih sering terjadi pada daerah toraks dan leher. Kira-kira 1% dari

pasien tidak ditemukan tumor primernya. Metastasis dapat melalui kelenjar limfe

regional terjadi sebanyak 35%. Penyebaran secara hematogen sering terjadi ke

sumsum tulang, tulang, hepar dan kulit, seperti yang telah kami jelaskan

dipembahasan sebelumnya. Jarang terjadi penyebaran penyakit ke paru dan parenkim

5

Page 6: Askep Neuroblastoma a8

otak, yang biasanya terjadi akibat kambuhnya penyakit atau penyakit sudah dalam

stadium terminal.

Gejala awal biasanya berupa:

a. Sekitar 90% neuroblastoma menghasilkan hormon (misalnya epinefrin,

yang dapat menyebabkan meningkatnya denyut jantung dan terjadinya

kecemasan)

b. Kulitnya pucat, irritable, dan lemah (sering terjadi pada anak usia 3-5

tahun)

c. Pada bayi, pembesaran hepar dengan nodul subkutan

d. Proptosis dan ekimose periorbital akibat infiltrasi tumor ke tulang periorbita

e. Sesak napas

f. Mudah memar atau pendarahan, petachiae (datar, menunjukkan titik-titik di

bawah kulit yang disebabkan oleh pendarahan)

g. Tekanan darah tinggi

h. Gerakan mata tidak terkendali

i. Pembengkakan pada kaki, pergelangan kaki, atau skrotum

j. Diare yang parah berair

k. Rasa tidak enak badan (malaise) berlangsung selama berminggu-minggu

atau berbulan-bulan

l. Keringat berlebihan

m. Rewel

Perlu berkonsultasi kepada petugas medis bila terdapat gejala :

a. Benjolan di perut, leher, atau dada

b. Mata melotot.

c. Di sekeliling mata tampak lingkaran hitam.

d. Nyeri tulang.

e. Bengkak perut, dan kesulitan bernapas pada bayi.

f. Sakit, benjolan kebiruan di bawah kulit pada bayi.

g. Kelemahan atau paralysis (kehilangan kemampuan untuk memindahkan

bagian tubuh)

Neuroblastoma akan lebih parah bila tumor menekan jaringan terdekat seperti

tumbuh atau menyebarnya kanker yang bergantung pada asal dan luas penyebaran

tumor . Ciri-ciri:

6

Page 7: Askep Neuroblastoma a8

a. Kanker yang telah menyebar ke tulang akan menyebabkan nyeri tulang.

b. Kanker yang telah menyebar ke paru-paru bisa menyebabkan gangguan pernafasan

c. Perut yang membesar, perut terasa penuh dan nyeri perut.

d. Kanker yang telah menyebar ke kulit bisa menyebabkan terbentuknya benjolan-

benjolan di kulit.

e. Kanker yang telah menyebar ke korda spinalis bisa menyebabkan kelemahan pada

lengan dan tungkai.

f. Kanker yang telah menyebar ke sumsum tulang menyebabkan:

1. Berkurangnya jumlah sel darah merah sehingga terjadi anemia.

2. Berkurangnya jumlah trombosit sehingga anak mudah mengalami memar.

3. Berkurangnya jumlah sel darah putih sehingga anak rentan terhadap infeksi.

2.1.3 Pemeriksaan Diagnostik

1. Pemeriksaan Sumsum Tulang

Berdasarkan INSS(International Neuroblastoma Staging System) disepakati bahwa

pasien neuroblastoma harus menjalani pemeriksaan histologi terhadap aspirat

sumsum tulang dan trephine yang diambil dari 2 tempat yang berbeda.

Pemeriksaan aspirat sumsum tulang dapat dilihat menggunakan mikroskop.

Biasanya terdapatkan kelompok-kelompok keganasan non –hematopoeitik multipel

bila ada metastasis. Sel-sel non –hematopoeitik tersebut cenderung mengelompok

dan membentuk pseudorosette. Panduan internasional menyarankan pemeriksaan

histologi sumsum tulang terhadap minimal 1 cm jaringan hematopoietik untuk

mendapatkan hasil yang adekuat.

2. X-ray

3. Radiodiagnostik

Pemeriksaan pencitraan dengan CT scan MRI dapat digunakan untuk

menentukan batas atau perluasan tumor primer dan pembesaran kelenjar getah

bening (KGB). Deteksi metastase ke hepar dapat dilakukan dengan CT scan

abdomen, sedangkan adanya pembesaran KGB dan batas tumor primer dapat

dilihat dengan CT scan atau MRI dengan hasil yang cukup baik. Bila dikerjakan

dengan seorang ahli radiologis anak yang berpengalaman, maka pemeriksaan CT

scan atau MRI dapat digantikan dengan ultrasonografi abdomen. MRI merupakan

7

Page 8: Askep Neuroblastoma a8

teknik yang optimal untuk menunjukkan adanya perluasan ke intraspinal melalui

foramen neural.

4. USG perut dan dada (Ultra Sonografi)

Sebuah prosedur yang tinggi energi gelombang suara (ultrasound) yang memantul

jaringan atau organ internal dan membuat gema. Gema membentuk gambaran

jaringan tubuh disebut sonogram. Gambar dapat dicetak untuk dilihat di kemudian

hari.

5. MIBG scanning

Meta iodobenzylguanidine (MIBG) merupakan subsyansi yang akan masuk ke

dalam sel sistem saraf simpatis yang terutama terlibat dalam sintesis katekolamin.

Oleh karena itu, bila substansi tersebut diberi label radioaktif maka dapat

menunjukkan lokalisasi neuroblastoma primer dan metastasisnya denagn

sensitivitas >90% dan spesifisitas >90%. Untuk mencegah pengambilan zat iodine

radioaktif oleh tiroid, maka sebelum pemberian isotop akan diberikan iodine lugol

yang dapat menghambat proses pengambilan tersebut secara spesifik.

Pada 5-10% kasus neurobalstoma tidak terjadi pengambilan MIBG sehingga tidak

dapat dideteksi adanya metastasis dengan tidak didapatkannya hasil positif pada

penerikasaan ini terhadap trumor primer.

2.1.4 Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan lain yang biasa dilakukan untuk mendeteksi berbagai jaringan dan

cairan tubuh pada penderita neuroblastoma yaitu:

1. Pemeriksaan Darah Lengkap

Pemeriksaan untuk mengetahui kadar eritrosit, leukosit, trombosit dan hemoglobin

yang terkandung dalam darah. Gejala neuroblastoma umumnya menunjukkan

jumlah dopamine dan norepinefrin lebih tinggi dari biasanya.

2. Tes Urine (Tes Esbach)

Tes yang dilakukan untuk mengukur jumlah zat tertentu pada kandungan urin. Jika

jumlah normal zat asam homovanilic (HMA) dan asam vanilyl mandelic (VMA)

meningkat, ada kemungkinan penderita mengidap penyakit neuroblastoma. Kadar

dopamin dapat pula diperiksa sebagai pemeriksaan tambahan. Pada 90-95% urin

pasien neuroblastoma akan didapat kan peningkatan sekresi metabolit-metabolit

tersebut.

8

Page 9: Askep Neuroblastoma a8

3. Uji Neurologis

Serangkaian tes untuk memeriksa fungsi otak, saraf tulang belakang, dan fungsi

saraf. Selain itu juga untuk memeriksa status mental seseorang, koordinasi, dan

kemampuan untuk berjalan dengan normal, seberapa baik otot, indra, dan refleks

bekerja.

4. Pengkajian neurohistokimia

Yaitu sebuah prosedur pewarnaan atau penambahan enzim ke darah / sampel

sumsum tulang untuk menguji antigen tertentu.

2.1.5 Penatalaksanaan

Sebelum melakukan penatalaksanaan kita perlu menentukan kriteria lebih dulu.

Kriteria ini meliputi usia pasien, penyebaran penyakit, gambaran mikroskopis, dan fitur

genetika termasuk DNA ploidy dan N-myc onkogen amplifikasi (N-myc mengatur

microRNA) menjadi rendah, menengah, dan penyakit berisiko tinggi. Sebuah studi biologi

(COG ANBL00B1) menganalisis neuroblastoma 2687 pasien dan risiko spektrum

penugasan ditentukan: 37% dari kasus neuroblastoma risiko rendah, 18% adalah resiko

menengah, dan 45% risiko tinggi.

Anak-anak yang dirawat karena neuroblastoma memiliki resiko yang lebih tinggi

untuk kambuh. Beberapa pengobatan memiliki efek samping yang muncul setelah

pengobatan berakhir. Meliputi masalah fisik, perubahan suasana hati, perasaan, tindakan,

berpikir, belajar, memori dan kambuh kembali penyakitnya.

Ada berbagai jenis pengobatan neuroblastoma pada anak oleh karena itu perlu melibatkan

pasien, keluarga, dan tim perawatan kesehatan. Seperti :

1. Bedah

Pembedahan tergantung di mana letak tumor, apakah sudah menyebar atau belum.

Bila sudah menyebar biopsy dapat dilakukan sebagai gantinya.

2. Radiasi

Terapi radiasi untuk mengobati kanker yang menggunakan energy tinggi sinar x atau

jenis radiasi untuk membunuh sel-sel kanker atau mencegah mereka berkembang. Ada

2 jenis terapi radiasi, radiasi eksternal menggunakan mesin di luar tubuh untuk

mengirim radiasi terhadap kanker. Terapi radiasi internal menggunakan zat radioaktif

yang terletak di dalam jarum, biji, kabel, atau kateter yang ditempatkan secara

9

Page 10: Askep Neuroblastoma a8

langsung ke dalam atan didekat kanker. Cara terapi radisi diberikan tergantung pada

jenis dan stadium kanker pasien.

3. Kemoterapi

Kemoterapi adalah pengobatan kanker yang menggunakan obat untuk menghentikan

pertumbuhan sel kanker, baik dengan membunuh sel-sel atau dengan menghentikan

mereka dari membagi. Ketika kemoterapi diambil oleh mulut atau disuntikkan ke

pembuluh darah atau otot, obat masuk ke aliran darah dan dapat mencapai sel-sel

kanker di seluruh tubuh (sistemik kemoteraopi). Ketika kemoterapi dimasukkan

langsung ke tulang belakang. Organ atau rongga badan seperti perut, terutama obat-

obatan yang mempengaruhi sel-sel kanker di daerah-daerah (regional terapi). Cara

kemoterapi diberikan tergantung pada jenis dan stadium kanker pasien.

4. Terapi antibody monoclonal adalah pengobatan kanker yang menggunakan antibody

yang dibuat dilaboratorium, dari satu jenis sel system kekebalan. Antibody ini dapat

mengidentifikasi zat-zat pada sel-sel kanker atau normal zat-zat yang dapat membantu

sel-sel kanker tumbuh. Antibody melekat pada zat dan membunuh sel-sel kanker ,

menghambat pertumbuhan mereka, atau mencegah mereka menyebar. Antibody

monoclonal diberikan oleh infuse. Mereka dapat digunakan sendiri atau bersama

dengan obat-obatan, dan langsung ke bahan radioaktif langsung ke sel-sel kanker.

5. Dosis tinggi kemoterapi dan terapi radiasi dengan transplantasi sel induk.

Ini merupakan suatu cara pemberian dosis tinggi kemoterapi dan terapi radiasi dan

menggantikan sel-sel pembentuk darah yang hancur akibat pengobatan kanker. Sel

induk(sel darah imatur) dikeluarkan dari darah atau sumsum tulang pasien atau donor,

dan dibekukan dan disimpan. Setelah kemoterapi dan radiasi selesai, sel-sel induk

disimpan dicairkan dan diberikan kembali ke pasien melalui infuse. Reinfused ini

tumbuh menjadi sel-sel induk (dan mengembalikan) tubuh sel-sel darah.

6. Terapi obat lain

13-cis retinoic acid adalah vitamin seperti obat yang memperlambat kanker

kemampuan untuk menghasilkan lebih banyak sel-sel kanker dan perubahan cara sel-

sel ini terlihat dan bertindak.

Pengobatan untuk penderita neuroblastoma resiko rendah :

a. Operasi diikuti dengan waspada menunggu pada bayi

b. Operasi diikuti dengan kemoterapi, bila kurang dari setengah dari tumor dihilangkan

atau ketika gejala serius tidak bisa dihilangkan dengan pembedahan.

10

Page 11: Askep Neuroblastoma a8

c. Terapi radiasi untuk mengobati tumor yang menyebabkan masalah serius dan tidak

merespon dengan cepat terhadap kemoterapi.

d. Kemoterapi dosis rendah.

Pengobatan neuroblastoma resiko menengah :

a. kemoterapi

b. kemoterapi diikuti pembedahan dan atau terapi radiasi.

c. Terapi radiasi untuk mengobati tumor yang menyebabkan masalah serius dan tidak

merespon dengan cepat terhadap kemoterapi.

Pengobatan neuroblastoma resiko tinggi :

a. kemoterapi dosis tinggi yang diikuti dengan pembedahan untuk membuang sebanyak

mungkin tumor.

b. Terapi radisi tumor ke situs tersebut, dan jika diperlukan, ke bagian lain dari tubuh

dengan kanker.

c. Transplantasi sel induk.

d. Kemoterapi diikuti oleh 13-cis retinoic acid.

e. Terapi antibodi monoklonal setelah kemoterapi.

f. Terapi radiasi dengan radioaktif iodine sebelum transplantasi sel induk.

g. Transplantasi sel induk diikuti oleh 13-cis retinoic acid.

Bila lesi terlokalisasi, masih ada kemungkinan untuk disembuhkan. Namun, bagi

anak-anak dengan kelangsungan hidup sangat pendek dan bagi usia diatas 18 tahun terapi

multimodal sering digunakan, seperti intensif kemoterapi, pembedahan, terapi radiasi,

transplantasi sel induk, agen diferensiasi Isotretinoin juga disebut 13-cis-retinoic acid, dan

sering immunotherapy dengan anti-terapi antibodi monoklonal GD2.

Ada beberapa bukti bahwa tinggi dan rendahnya tipe risiko disebabkan oleh

berbagai mekanisme dan tidak hanya dua mekanisme yang sama. Terapi dilaksanakan

berdasarkan kategori resiko.

Pasien risiko rendah dapat sembuh tanpa pengobatan sama sekali atau sembuh

dengan pembedahan saja. Pada pasien dengan resiko intermediate dirawat dengan operasi

dan kemoterapi. Pasien dengan risiko tinggi, dilakukan kemoterapi secara intensif,

pembedahan, terapi radiasi, tulang sumsum/Hematopoietic transplantasi sel induk dan

secara biologis berbasis terapi dengan 13-cis-retinoic acid (Isotretinoin atau Accutane) dan

terapi antibodi biasanya diberikan dengan sitokin GM-CSF dan IL-2.

11

Page 12: Askep Neuroblastoma a8

Pasien dengan risiko rendah dan menengah memiliki prognosis yang sangat baik

dengan angka kesembuhan di atas 90% untuk risiko rendah dan 70%-90% untuk risiko

menengah. Sebaliknya, terapi neuroblastoma berisiko tinggi dengan angka kesembuhan

hanya sekitar 30%. Tambahan terapi antibodi dapat meningkatkan ketahanan hidup secara

signifikan untuk klien dengan penyakit berisiko tinggi. Pada bulan Maret 2009 analisis

awal dari Children Oncology Group (COG) melakukan survei pada 226 pasien dengan

risiko tinggi dan hasilnya menunjukkan bahwa dua tahun setelah transplantasi sel induk

66% dari kelompok ch14.18 diacak untuk menerima antibodi dengan GM-CSF dan IL-2

itu hidup dan bebas penyakit dibandingkan dengan hanya 46% dalam kelompok yang tidak

menerima antibodi.

Penatalaksanaan kemoterapi berdasarkan tingkat stadium

1. Stadium 1 dan 2

Konsensus yang berlaku menetapkan bahwa tumor stadium 1 dan 2 dapat diobati

hanya dengan tindakan operasi tanpa adanya gejala sisa akut maupun jangka panjang.

Walaupun didapatkan penyakit residual, tidak ada indikasi untuk pemberian kemoterapi

maupun radioterapi. Saat ini, Kelompok Studi Neuroblastoma Eropa merekomendasikan

terapi untuk tumor terlokalisasi yang rekuren hanya dengan operasi dan regresi spontan

masih mungkin didapatkan.

2. Stadium 3

Dahulu bayi dengan stadium 3 mendapatkan kemoterapi pasca operasi yang kemudian

dihubungkan dengan gejala sisa akut dan jangka panjang akibat kemoterapi, juga

ditemukan morbiditas dan mortalitas yang signifikan akibat operasi. Kematian lebih

banyak ditemukan oleh karena terapi yang diberikan daripada oleh penyakit itu sendiri.

Saat ini direkomendasikan bahwa diperlukan observasi ketat pasca operasi dengan

pengukuran kadar katekolamin dalam urin dan ditunjang dengan pemeriksaan radiologi.

Adanya massa residual yang persisten yang diketahui dengan adanya kenaikan kadar

beberapa jenis katekolamin dalam urin dapat dicurigai sebagai suatu ganglioneuroma

matur. Adanya progresivitas penyakit hanya dicurigai bila didapatkan peningkatan ukuran

tumor secara bermakna.

12

Page 13: Askep Neuroblastoma a8

Anak berusia lebih dari 1 tahun dengan stadium 3 telah banyak diterapi dengan

kombinasi operasi/reseksi tumor primer, kemoterapi, operasi lanjutan/evaluasi dan diikuti

dengan radioterapi dan/atau kemoterapi lebih lanjut. Stadium 3 ini sekarang

disubklasifikasikan berdasar pada amplifikasi gen MYCN dan bila ada amplifikasi

dan/atau delesi 1p menunjukkan indikasi untuk pemberian kemoterapi secara intensif.

3. Stadium 4 pada anak berusia lebih dari 1 tahun

Pendekatan terapi yang secara umum dipakai adalah dengan pemberian kemoterapi

awal, diikuti dengan operasi tumor primer dan konsolidasi dengan terapi mieloablatif dan

sel stem hemopoik. Modulasi sistem imun dengan 13-cis-asam retinoat, antibodi GD 2, IL-

2, seringkali diberikan pada penyakit dengan residual yang minimal yang diberikan

sesudah terapi mieloablatif. Permutasi obat sitotoksik aktif telah digunakan pada

kemoterapi induksi. Akan tetapi yang paling sering digunakan adalah senyawa platinum,

baik ciplastin/carboplatin, etoposid dan siklofosfamid. Belum diketahui keuntungan

doksorubisin dalam pengobatan. Regimen VECI merupakan contoh yang baik.

Dewasa ini terdapat kecenderungan untuk pemberian dosis yang lebih tinggi dengan

jadwal yang intensif. Penelitian tersamar sedang berjalan untuk mempelajari tentang

keuntungan peningkatan dosis ini.

4. Bayi dengan neuroblastoma stadium 4s dan stadium 4

Sebagian besar bayi dengan neuroblastoma stadium 4s tidak membutuhkan terapi karena

pada umumnya terjadi regresi spontan. Indikasi terapi hanya bila didapatkan kegawatan

seperti diperlukannya penunjang pernapasan karena pembesaran hepar secara progresif.

Beberapa pilihan terapi yang dapat digunakan meliputi radioterapi dosis rendah pada hepar

dan kemoterapi intensitas rendah. Penting untuk diingat bahwa pemberian terapi dalam

jumlah sekecil mngkin adalah yang efektif dan seringkali hanya diperlukan satu serial

terapi untuk menginduksi terjadinya regresi. Melalui pendekatan ini, 85% bayi akan dapat

disembuhkan.

Dahulu pasien berusia kurang dari 1 tahun dengan neuroblastoma stadium 4 yang

tidak memenuhi kriteria stadium 4s, diberikan kemoterapi konvensional tanpa terapi

mieloablatif. Hal ini disebabkan oleh prognosis yang lebih baik pada bayi dan toksisitas

dan terapi mieloablatif tersebut.

13

Page 14: Askep Neuroblastoma a8

Dampak Hospitalisasi Anak Penderita neuroblastoma dan keluarganya

Reaksi Hospitalisasi

Reaksi hospitalisasi bersifat individual dan sangat tergantung pada usia

perkembangan anak, pengalaman sebelumnya terhadap penyakit yang diderita, sistem

pendukung yang tersedia dan kemampuan koping yang dimilikinya. Pada umumnya,

reaksi anak terhadap penyakit adalah kecemasan karena perpisahan, kehilangan, perlukaan

tubuh, dan rasa nyeri.

a. Reaksi anak pada hospitalisasi :

1. Masa bayi(0-1 th)

Dampak perpisahan

Pembentukan rasa P.D dan kasih saying. Usia anak > 6 bln terjadi stanger anxiety

/cemas

Menangis keras, pergerakan tubuh yang meningkat, mengeluh, rewel.

2. Masa todler (2-3 th)

Sumber utama adalah cemas akibat perpisahan.Disini respon perilaku anak dengan

tahapnya.

a. Tahap protes menangis, menjerit, menolak perhatian orang lain

b. Anak tidak aktif, kurang menunjukkan minat bermain, sedih, apatis

c. Pengingkaran/denial

d. Mulai menerima perpisahan

e. Membina hubungan secara dangkal

f. Anak mulai menyukai lingkungannya

3. Masa prasekolah ( 3 sampai 6 tahun )

Menolak makan, sering bertanya, sering mengomel dan menangis, tidak kooperatif

terhadap petugas kesehatan

Pada perawatan di rumah sakit, anak kehilangan kontrolnya, membatasi aktivitas,

sering kali dipersepsikan anak sekolah sebagai hukuman. Sehingga ada perasaan

malu, takut sehingga menimbulkan reaksi agresif, marah, berontak, tidak mau

bekerja sama dengan perawat.

14

Page 15: Askep Neuroblastoma a8

4. Masa sekolah 6 sampai 12 tahun

Perawatan di rumah sakit memaksakan anak meninggalkan lingkungan yang

disukai, keluarga, kelompok sosial sehingga menimbulkan kecemasan dan

ketakutan. Kehilangan kontrol berdampak pada perubahan peran dalam keluarga,

kehilangan kelompok sosial, perasaan takut mati, kelemahan fisik.

5. Masa remaja (12 sampai 18 tahun )

Anak remaja begitu percaya dan terpengaruh kelompok sebayanya. Saat MRS

mengalami kecemasan karena berpisah dengan kelompok sebayanya, pembatasan

aktifitas kehilangan kontrol. Reaksi yang muncul, menolak perawatan/indakan yang

dilakukan, tidak kooperatif dengan petugas

Perasaan sakit akibat perlukaan menimbulkan respon :

a. bertanya-tanya

b. menarik diri

c. menolak kehadiran orang lain

d. mendiam diri

b. Reaksi orang tua terhadap hospitalisasi

Perasaan yang muncul dalam hospitalisasi:

1. Takut dan cemas, perasaan sedih dan frustasi kehilangan anak yang dicintainya:

Prosedur yang menyakitkan, informasi buruk tentang diagnosa medis, perawatan

yang tidak direncanakan, pengalaman perawatan sebelumnya

1. Perasaan sedih:

Kondisi terminal perilaku isolasi /tidak mau didekati orang lain.

2. Perasaan frustasi :

Kondisi yang tidak mengalami perubahan Perilaku tidak kooperatif, putus asa,

menolak tindakan.

Reaksi saudara kandung terhadap perawatan anak di RS, Marah, cemburu, benci,

rasa bersalah, takut, menangis, pendiam.

15

Page 16: Askep Neuroblastoma a8

WOC Neuroblastoma

BAB III

16

Menyerang medulla adrenal & sistem saraf simpatik

Berploriferasi menekan jaringan sekitar & menginfasi sel-sel normal

Neuroblastoma

B2 (Blood)B1 (Breath) B3 (Brain) B4 (Bladder) B5 (Bowel) B6 (Bone)

Epinefrin

RR

Sirkulasi udara terutama O2 tidak sempurna

Oksigen

Sesak

MK : Ketidakefektifan pola napas

HR

TD

Pembuluh darah pecah

Anemia

MK : kekurangan nutrisi

Penyebaran tumor ke bag saraf

Penekanan pada saraf

MK: Nyeri

Tumor menyebar ke kelenjar adrenal

Penekanan kandung kemih

Kandung kemih terhimpit

Retensi urin

Metastase ke bagian perut

Tumor menyebar ke bagian perut

Distensi abdomen

Mual

MK: Intoleransi aktifitas

Kelemahan lengan dan tungkai

Kanker menyebar ke korda spinalis

Faktor eksternal

1. Polusi udara 2. Asap rokok3. Makanan yang mengandung

banyak zat kimia berbahaya4. Pola hidup tidak sehat5. Radiasi6. Mutagen7. virus

Faktor internal

1. Cacat genetic

Menekan diafragma

MK: oliguri

Metastasis ke bagian paru

Pendarahan patachiae

Metastase ke pebuluh darah

Page 17: Askep Neuroblastoma a8

Lanjutan

17

Dampak hospitalisasi

Kurang mengtahui tujuan tindakan perawatan yang dilakukan

Kurang mengerti tujuan tindakan

Kurang mengerti kondisi penyakit anak

Tindakan keperawatan (contoh: infasiv)

Orang tuaAnak

MK: Ketakutan

MK: Ansietas MK: kurang pengetahuan

Pertumbuhan dan perkembangan

Gangguan pada saraf

Penerimaan stimulus terganggu

MK: gangguan pertumbuhan dan perkembangan

Page 18: Askep Neuroblastoma a8

BAB III

ASUHAN KEPERAWATAN

3.1 Pengkajian

3.1.1 Anamnesa

1. Data demografi

Identitas pada klien yang harus diketahui diantaranya: nama, umur, agama,

pendidikan, pekerjaan, suku/bangsa, alamat, jenis kelamin, status perkawinan, dan

penanggung biaya.

2. Keluhan utama

Pasien yang datang ke Rumah Sakit biasanya mengeluh dengan adanya gejala-

gejala awal yang terjadi seperti perut membesar, perut terasa penuh, dan nyeri

perut. Bisa juga pasien datang ke Rumah Sakit karena tumor yang sudah menyebar

di beberapa bagian tubuh seperti jika tumor sudah menyebar pada tulang. Pasien

akan mengalami nyeri tulang. Jika tumor telah menyebar ke bagian sumsum tulang

akan terjadi anemia dan memar. Jika telah menyebar di bagian kulit akan terjadi

benjolan pada kulit. Yang lebih parahnya jika tumor telah menyebar ke daerah

paru-paru akan terjadi gangguan pernapasan.

3. Riwayat penyakit dahulu

Pasien pernah dirawat di Rumah Sakit selama beberapa hari karena terjadi

pendarahan dan wajah tampak pucat. Pendarahan yang ditandai dengan terjadinya

patachiae.

4. Riwayat penyakit sekarang

Pasien datang ke Rumah Sakit dengan mengeluh demam tinggi dengan didukung

wajah yang pucat. Keluarnya banyak keringat juga dialami oleh pasien. Pasien

selalu mengeluh nyeri yang ditandai dengan anak selalu rewel. Namun keluarga

pasien dan pasien tidak tahu apa yang terjadi dalam t ubuhnya, seberapa parah

tumor itu telah menyebar.

3.1.2 Pemeriksaan fisik

Pemeriksaan fisik berdasarkan Review of System :

1. B1 (Breath) : Sesak napas.

18

Page 19: Askep Neuroblastoma a8

2. B2 (Blood) : Meningkatnya denyut jantung, tekanan darah meningkat,

perdarahan di bawah kulit, pucat.

3. B3 (Brain) : nyeri

4. B4 (Bladder) : retensi urin

5. B5 (Bowel) : pembesaran perut, mual

6. B6 (Bone) : Rasa tidak enak badan (malaise), pembengkakan pada kaki,

pergelangan kaki atau skrotum, lelah. Terjadinya ptachiae.

3.2 Diagnosa keperawatan

1. Nyeri berhubungan dengan penyebaran tumor ke semua organ

Tujuan : Nyeri yang dirasakan pada klien berkurang

Kriteria hasil :

- Klien mengungkapkan nyeri yang dirasakan berkurang.

- Klien tidak merasa kesakitan

Intervensi Rasional

1. Kaji kebutuhan untuk

penatalaksanaan nyeri.

2. Evaluasi efektifitas penghilang nyeri

dengan derajat kewaspadaan.

3. Lakukan teknik pengurangan nyeri

nonfarmakologis yang tepat.

4. Hindari aspirin atau senyawanya

1. Mengetahui tingkat nyeri yang

dialami pasien.

2. Menurunkan derajat nyeri pada

pasien.

3. Menghindari untuk terjadinya

pendarahan pada pasien.

4. aspirin meningkatkan

kecenderungan pendarahan.

2. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan kehilangan

nafsu makan

Tujuan : Kebutuhan nutrisi klien dapat terpenuhi dengan adekuat

Kriteria hasil :

- Antropometri: berat badan tidak turun (stabil), tinggi badan,

lingkar lengan

- Biokimia: albumin normal dewasa (3,5-5,0) g/dl

Hb normal anak (11 sampai 13 gr/dl)

19

Page 20: Askep Neuroblastoma a8

- Clinis: tidak tampak kurus, terdapat lipatan lemak, rambut tidak

jarang dan merah

- Diet: klien menghabiskan porsi makannya dan nafsu makan

bertambah

Intervensi Rasional

1. Dorong orang tua untuk

merilekskan tekanan pada saat

makan.

2. Izinkan anak untuk memakan semua

makanan yang dapat ditoleransi.

3. Perkaya makanan dengan suplemen

nutrisi seperti susu bubuk.

4. Izinkan anak untuk terlibat dalam

persiapan dan pemilihan makanan.

1. Meningkatkan nafsu makan pada

anak

2. Memenuhi kebutuhan nutrisi yang

adekuat.

3. Susu banyak mengandung

komponen nutrisi yang dibutuhkan

oleh anak

4. untuk mendorong anak mau

makan

3. Ketidakefektifan pola nafas berhubungan metastase ke paru dan abdomen, adanya

tekanan pada diafragma sehingga dadat idak mengembang secara optimal

Tujuan : Pola napas efektif.

Kriteria hasil : mempertahankan pola napas efektif.

Intervensi Rasional

1. Pantau adanya pucat dan cyanosis.

2. Pantau kedalaman, kecepatan, irama dan usaha respirasi.

3. Pantau pola pernapasan. Informasikan kepada pasien dan keluarga tentang teknik relaksasi

4. Berikan posisi semifowler pada pasien untuk mengoptimalkan pernapasan

1. Memastikan pasien tidak

kekurangan suplai oksigen.

2. Memastikan bahwa pasien tidak

mengalami gangguan pernapasan.

3. Untuk meningkatkan pola

pernapasan.

4. Posisi semifowler membantu

meringankan ekspansi dada

20

Page 21: Askep Neuroblastoma a8

4. Retensi urin berhubungan dengan metastase pada kelenjar adrenal

Tujuan : pasien dapat BAK dengan normal

Kriteria hasil : jumlah urin pasien 100 cc/jam

Intervensi Rasional

1.inspeksi adanya pembesaran pada

daerah abdomen

2. kolaborasi dengan dokter dalam

pemberian obat-obatan yang dapat

melancarkan BAK serta engurangi rasa

nyeri

1. untuk mengetahui adanya penyebaran

tumor pada kelenjar adrenal

2. hal tersebut diperlukan untuk

membntu pasien BAK

5. Intoleransi aktifitas berhubungan dengan kelemahan, hipermetabolisme, dan

anemia.

Tujuan : pasien dapat beraktifitas secara normal

Kriteria hasil : pasien dapat mobilisasi tanpa gangguan

Intervensi Rasional

1. Berikan lingkungan tenang dan

batasi pengunjung selama perawatan,

dorong penggunaan manajemen stress

dan pengalihan yang cepat

2. Perhatikan dispneu, peningkatan

kelemahan perubahan vital,

tachycardia selama dan setelah

aktivitas.

3. Jelaskan pentingnya istirahat dalam

rencana pengobatan dan perlunya

keseimbangan aktivitas dan istirahat

4. Bantu aktivitas perawatan diri.

Berikan peningkatan aktivitas selama

fase penyembuhan.

1. Agar klien dapat merasakan tenang

dan dapat beristirahat total sehingga

dapat mendukung proses

kesembuhannya.

2.Agar kondisi pasien dapat terpantau

tiap harinya sehingga dapat menentukan

sejauh apa kemajuannya.

3. Pasien dapat patuh untuk beristirahat

sehingga dapat membantu kesembuhan

klien.

4. Pasien dapat sedikit demi sedikit

melakukan seluruh aktivitasnya seecara

mandiri

21

Page 22: Askep Neuroblastoma a8

6. Ketakutan/kecemasan berhubungan dengan tes diagnosa, prosedur dan pengobatan.

Tujuan : Pasien tidak mengalami ketakutan yang berlebih.

Kriteria hasil : Pasien menunjukkan penurunan rasa takut yang berhubungan

dengan prosedur dan tes diagnostik.

Intervensi Rasional

1. Jelaskan prosedur dengan cermat

sesuai dengan tingkat pemahaman

anak.

2. Jelaskan tentang apa yang

dilakukan dan apa yang akan

dirasakan, dilihat dan di dengar

anak.

3. Gunakan metode mengingatkan

kembali setiap langkah sebagai

metode distraksi.

4. Jelaskan permintaan-permintaan

khusus pada anak untuk

mendorong kerjasama.

1. Memberikan informasi dan upaya

menurunkan tingkat kecemasan

dan ketakutan pada anak.

2. Mempermudah dalam melakukan

prosedur pengobatan.

3. Untuk meningkatkan rasa control,

mendorong kerjasama dan

mendukung keterampilan koping

anak.

4. Diharapkan anak dapat koopertif

dalam pelaksanaan tindakan

7. Resiko ketidak efektifan penatalaksanaan program terapeutik berhubungan dengan

ketidakcukupan pengetahuan tentang kondisi perawatan mata, pengobatan, tehnik

keamanan, pembatasan aktifitan dan perawatan tindak lanjut

Intervensi Rasional

1. Memberikan health education

pada klien dan keluarga

2. informasikan pada keluarga tata

cara tentang perawatan klien

agar mempercepat proses

penyembuhan

1. Supaya klien dan keluarga bisa

melakukan pencahan dan perawatan

diri

2. peran keluarga sangat penting bagi

proses penyembhan klien, baik dari

segi perhatian maupun perawatan

fisik.

22

Page 23: Askep Neuroblastoma a8

8. Gangguan pertumbuhan dan perkembangan pada anak

Tujuan : anak dapat tumbuh dan berkembang denga normal

Kriteria hasil :periode tumbuh dan kembang anak berlangsung secara teratur sesuai

dengan masa-masa pada periodenya

Intervensi Rasional

1.kaji gerak kasar atau motorik kasar

2. kaji gerak halus atau motorik halus

pada anak

3. Kaji gangguan bicara dan bahasa

pada anak

4. kaji sosialisasi dan kemandirian

pada anak

1. hal ini berhubungan dengan

kemampuan anak melakukan

pergerakan dan sikap tubuh yang

melibatkan otot-otot besar seperti

duduk, berdiri, dan sebagainya

2. berhubungan dengan kemampuan

anak melakukan yang melibatkan

bagian-bagian tubuh tertentu yang

dilakukan oleh otot kecil tetapi

memerlukan koordinasi yang cermat,

seperti menulis, mengamati sesuatu dan

sebagainya

3. hal ini berhubungan dengan

kemampuan untuk memberikan respon

terhadap suara, berbicara,

berkomunikasi, mengikuti perintah, dan

sebagainya.

4. berhubungan dengan kemampuan

mandiri anak (makan sendiri,

memberskan mainan sendiri),

bersosialisasi dan berinteraksi dengan

lingkungannya dan sebagainya

23

Page 24: Askep Neuroblastoma a8

Tinjauan Kasus

Seorang Ibu membawa anak M laki-laki yang berumur 2,5 tahun dengan berat

badan 8 kg,suhu 39 C,RR = 40 x /menit, bagian tubuh tertentu memerah. .Anak sesak

napas serta nafsu makan menurun. Datang ke Rumah Sakit dengan keluhan nyeri

karena pembesaran abdomen. Anak mengalami kelelahan atau lemas selama 3

minggu. Bayi juga terdengar sangat rewel dan mengalami hipertermi. Keluarga

khawatir dan terus bertanya pada petugas kesehatan tentang keadaan anak.

Berdasarkan hasil anamnesa, ibu menceritakan bahwa kakeknya dulu operasi bedah

kanker paru.

Asuhan Keperawatan

Pengkajian

1. Data demografi

Nama : M

Usia : 1,5 tahun

Jenis kelamin : laki-laki

Alamat : Jl. Merdeka II/12

Status perkawinan : -

Agama : Islam

Suku : Jawa

Pendidikan : -

Pekerjaan : -

Lama bekerja : -

MRS : 3 November 2009

2. Keluhan utama

Nyeri pada daerah abdomen.

3. Riwayat penyakit dahulu

Anak M pernah mengalami meningokel saat baru lahir, sempat dilakukan

operasi dan akhirnya sembuh. Semenjak saat itu, meningokelnya tidak pernah

kambuh lagi, akan tetapi anak sering mengalami gejala seperti kejang.

4. Riwayat penyakit sekarang

Kadang-kadang anak M tiba-tiba kejang tanpa sebab. Selain itu, wajah anak M

tampak pucat, rewel, dan hipertermi. Anehnya, ketika diberikan obat penurun

panas, suhu badan anak tidak kunjung normal.

24

Page 25: Askep Neuroblastoma a8

5. Riwayat penyakit keluarga

Kakek pernah menjalani operasi bedah kanker paru.

6.Riwayat Psikososial :

a. Orang tua klien mengungkapkan kecemasannya.

b. Orang tua klien meminta informasi tentang tindakan yang dilakukan.

c. Orang tua klien sering bertanya tentang penyakit anaknya.

d. Orang tua tampak gelisah

e. Klien selalu menangis.

f. Tampak penonjolan pada daerah abdomen.

Pemeriksaan Fisik

B1 (Breath) : Terjadinya sesak napas.

B2 (Brain) : Mengalami hipertermi

B3 (Blood) : Tekanan darah meningkat.

B4 (Bowel) : Mengalami kejang perut

B5 (Bladder) : Nyeri saat BAK.

B6 (Bone) : Lemah atau malaise dan rewel

25

Page 26: Askep Neuroblastoma a8

Analisa Data

DATA ETIOLOGI MASALAH

DS : nyeri

DO: anak menangis dan

rewel

Tumor menyebar ke daerah

abdomen

Penekanan pada syaraf

Nyeri

Tumor telah bermetastase ke

daerah abdomen sehingga

anak merasa nyeri pada

abdomen

DS: anak merasa gerah

DO: suhu tubuh meningkat

menjadi 39 C

Infeksi pada abdomen

Hipertermi

Infeksi yang menebar

menyebabkan hipertermi

DS: anak merasa sulit

bernapas

DO: RR meningkat menjadi

Metastase ke bagian paru

Epinefrin & RR meningkat

Sirkulasi O2 tidak sempurna

Sesak

Pola napas tidak teratur

.Ketidakefektifan pola nafas

DS: -

DO: Keluarga terus

menanyakan kondisi

anaknya

Benjolan di abdomen

Bayi rewel

Keluarga terus menanyakan kondisi anak

Anxietas

DS: tubuh anak memerah

DO: infeksi

Infeksi pada kanker yang

meluas

Hipertermi dan memerah

Resiko tinggi infeksi meluas

pada jaringan tubuh yang

lain

DS: Anak tidak mau makan

DO: Nafsu makan menurun

Metastase ke bagian perut Resiko tinggi kekurangan

nutrisi

26

Page 27: Askep Neuroblastoma a8

Distensi abdomen

Menekan diafragma

Mual

DS: anak merasa lemas

DO: kelelahan

Kanker menyebar ke korda

spinalis

Pendarahan patachia

Kelemahan lengan dan

tungkai

Intoleransi aktivitas

. Intoleransi aktivitas

DS: -

DO: tingkat pengetahuan

mengenai kesahatan sangat

kurang.

Operasi pembedahan

Bayi dibawa pulang

Kurangnya pengetahuan

keluarga

DS: -

DO: berat badan menurun

dan keterlambatan tumbuh

kembang

Metastase kanker ke

sumsum tulang

Gangguan pembentukan darah

Menghambat proses tumbuh kembang anak

Gangguan pertumbuhan dan

perkembangan anak

27

Page 28: Askep Neuroblastoma a8

Diagnosa Keperawatan

a. Nyeri berhubungan dengan metastase tumor di bagian abdomen

Tujuan : nyeri berkurang, kenyamanan anak tidak terganggu

Kriteria hasil : anak tidak merasakan nyeri setelah dilakukan tindakan

Intervensi Rasional

1. Tanyakan pasien tentang

nyeri. Tentukan karakteristik

nyeri (P,Q,R,S,T). Misal :

Terus-menerus, sakit

menusuk, terbakar. Buat skala

nyeri 0-10 rentang

intensitasnya.

2. Kaji pertanyaan verbal dan

non verbal nyeri pasien

3. Berikan tindakan

kenyamanan. Misal : sering

ubah posisi, pijat punggung,

sokongan bantal, dorong

penggunaan teknik relaksasi,

misal : visualisasi, bimbingan

imajinasi danaktivitas hiburan

yang tepat

4. Berikan analgetik rutin sesuai

indikasi.

1.Membantu dalam mengevaluasi

gejala nyeri karena kanker yang dapat

melibatkan visera, saraf atau jaringan

tulang. Penggunaan skala rentang

membantu pasien dalam mengkaji

tingkat nyeri dan memberikan alat

unutk evaluasi keefektifan analgetik,

meningkatkan kontrol nyeri.

2. Ketidak sesuaian antara petunjuk

verbal atau non verbal dapat

memberikan petunjuk derajat nyeri,

kebutuhan / keefektifan intervensi.

3. Meningkatkan relaksasi dan

pengalihan perhatian. Menghilangkan

ketidak nyamanan dan meningkatkan

efek terapeutik analgesik.

4. Mempertahankan kadar obat lebih

konstan menghindari “puncak”

periode nyeri, alat dalam

menyembuhkan otot.

28

Page 29: Askep Neuroblastoma a8

b. Hipertermi (peningkatan suhu badan) berhubungan dengan infeksi.

Tujuan : menurunkan suhu badan

Kriteria hasil : suhu badan anak normal yaitu 36-37 C

Intervensi Rasional

1.Kaji suhu anak

2.Kolaborasi dengan dokter serta tim

farmasi untuk pemberian obat

antipiretik

1.Memastikan kondisi anak normal,

serta mengetahui kemungkinan

terjadinya gejala dari infeksi.

2.Hal ini digunakan untuk menurunkan

panas anak

c.Ketidakefektifan pola nafas berhubungan metastase ke paru dan abdomen,

adanya tekanan pada diafragma sehingga dada idak mengembang secara optimal

Tujuan : Pola napas efektif.

Kriteria hasil : mempertahankan pola napas efektif.

Intervensi Rasional

1.Pantau adanya pucat dan cyanosis.

2.Pantau kedalaman, kecepatan, irama dan usaha respirasi.

3.Pantau pola pernapasan. Informasikan kepada pasien dan keluarga tentang teknik relaksasi

4.Berikan posisi semifowler pada pasien untuk mengoptimalkan pernapasan

1.Memastikan pasien tidak

kekurangan suplai oksigen.

2.Memastikan bahwa pasien tidak

mengalami gangguan pernapasan.

3.Untuk meningkatkan pola

pernapasan.

4.Posisi semifowler membantu

meringankan ekspansi dada

29

Page 30: Askep Neuroblastoma a8

d.Anxietas berhubungan dengan kondisi bayi yang terus rewel dan kejang-kejang.

Tujuan : Mengurangi frekuensi kejang pada bayi.

Kriteria hasil : Anak berhenti kejang perut dan rewel.

Intervensi Rasional

1. Kolaborasi pemberian obat-obat anti

kejang.

2. Observasi TTV, suhu tubuh.

3. Berikan cairan infuse.

4. Berikan informasi kepada ibu atau orang

tua si bayi untuk selalu berada di dekat

anak.

1.Mengurangi frekuensi kejang pada

pasien

2.Mengetahui kondisi pasien

3.Pemenuhan kebutuhan cairan yang

adekuat.

4.Mengurangi ketakutan dan

kecemasan yang dirasakan oleh anak

e.Risiko tinggi infeksi meluas keseluruh jaringan tubuh berhubungan dengan

pengaruh pendarahan karena metastase di dalam sumsum tulang.

Tujuan : Infeksi tidak menyebar dan menimbulkan perdarahan

Kriteria hasil : Pasien tidak menunjukkan bukti-bukti pendarahan serta tidak

adanya pethacie.

Intervensi Rasional

1. Gunakan semua tindakan untuk

mencegah infeksi.

2. Batasi aktifitas keras.

3. Libatkan anak dalam tanggung

jawab untuk membatasi aktifitas

bila jumlah trombosit turun .

1. Infeksi menyebabkan

kecenderungan pendarahan.

2. Aktifitas keras dapat

menyebabkan cedera yang tidak

disengaja.

3. Memberikan dorongan

kepatuhan akan prosedur

pengobatan.

30

Page 31: Askep Neuroblastoma a8

f.Resiko tinggi kekurangan nutrisi berhubungan dengan hilangnya nafsu makan.

Tujuan : Kebutuhan nutrisi terpenuhi

Kriteria Hasil : Berat badan normal, nafsu makan meningkat, kadar

albumin dan glukosa dalam darah normal.

Intervensi Rasional

1. Kaji kemampuan pasien untuk

makan, batuk, dan mengatasi sekresi

2. Timbang BB sesuai indikasi

3. Tingkatkan kenyamanan

lingkungan yang baik untuk

sosialisasi saat makan

4. Berikan makan dalam jumlah kecil

dan dalam waktu yang sering dan

teratur.

1.Faktor ini menentukan

pemilihan jenis makanan hingga

pasieen terlindungi dari aspirasi.

2.Mengevaluasi keefektifan atau

mengubah kebutuhan pemberian

nutrisi.

3.Perbaikan lingkungan dan

sosialisasi waktu makan dapat

meningkatkan pemasukan dan

menormalkan fungsi makanan.

4.Meningkatkan proses

pencernaan dan toleransi pada

pasien terhadap nutrisi yang

diberikan.

31

Page 32: Askep Neuroblastoma a8

g. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan suplai oksigen ke jaringan menurun

Tujuan : Klien dapat melakukan aktivitas sehari-harinya dengan normal

Kriteria hasil : klien terlihat sehat, tidak mengalami malaise.

Intervensi Rasional

1. Berikan lingkungan tenang dan batasi

pengunjung selama perawatan, dorong

penggunaan manajemen stress dan

pengalihan yang cepat

2. Perhatikan dispneu, peningkatan

kelemahan perubahan vital, tachycardia

selama dan setelah aktivitas.

3. Jelaskan pentingnya istirahat dalam

rencana pengobatan dan perlunya

keseimbangan aktivitas dan istirahat

4. Bantu aktivitas perawatan diri. Berikan

peningkatan aktivitas selama fase

penyembuhan.

1.Agar klien dapat merasakan tenang dan

dapat beristirahat total sehingga dapat

mendukung proses kesembuhannya.

2.Agar kondisi pasien dapat terpantau

tiap harinya sehingga dapat menentukan

sejauh apa kemajuannya.

3.Pasien dapat patuh untuk beristirahat

sehingga dapat membantu kesembuhan

klien.

4.Pasien dapat sedikit demi sedikit

melakukan seluruh aktivitasnya seecara

mandiri

h. Kurang pengetahuan keluarga terhadap penyakit yang diderita anak yang

menyebabkan mereka cemas.

Tujuan : Orang tua mengerti penyakit yang diderita anak.

Kriteria hasil : Orang tua tidak merasa cemas terhadap kondisi anak

Intervensi Rasional

1.Beri kesempatan orang tua untuk mengekspresikan kesedihannya dan bertanya mengenai kondisi anaknya

2.Jelaskan tentang kondisi penderita, prosedur, terapi dan prognosanya.

3.Ulangi penjelasan tersebut bila perlu dengan contoh bila keluarga belum mengerti

1.Keluarga dapat mengemukakan perasaannya sehinnga perasaan orang tua dapat lebih lega selain itu mereka mendapat pengetahuan baru

2.Pengetahuan kelurga bertambah dan dapat mempersiapkan keluarga dalam merawat klien setelah pembedahan.

3.Keluarga dapat menerima seluruh informasi agar tidak menimbulkan salah

32

Page 33: Askep Neuroblastoma a8

persepsI

i.Gangguan pertumbuhan dan perkembangan berhubungan dengan kebutuhan positioning, deficit stimulasi dan perpisahan.

Tujuan : Anak mendapat stimulasi perkembangan

Kriteria hasil :

a. Bayi/anak berespon terhadap stimulasi yang diberikan.b. Bayi/anak tidak menangis berlebihanc. Orang tua dapat melakukan stimulasi perkembangan yang tepat untuk

bayi/anaknya.

NO Intervensi Rasional1.

2.

3.

Ajarkan orang tua cara merawat bayinya dengan memberikan terapi pemijatan bayi.Posisikan bayi prone atau miring ke salah satu sisi.Lakukan stimulasi taktil/pemijatan saat melakukan perawatan kulit.

1. Agar orang tua dapat mandiri dan menerima segala sesuatu yang sudah terjadi.

2. Untuk mencegah terjadinya luka infeksi dan tekanan terhadap luka.

3. Untuk mencegah terjadinya luka memar dan infeksi yang melebar disekitar luka.

j..Intervensi Perawatan Dalam Mengatasi Dampak Hospitalisasi

Fokus intervensi keperawatan pada hospitalisasi adalah:

1) mengurangi stressor

2) memaksimalkan manfaat hospitalisasi memberikan dukungan psikologis pada

anggota

keluarga

3) mempersiapkan anak sebelum masuk rumah sakit

1. Upaya meminimalkan stresor atau penyebab stress

Dapat dilakukan dengan cara mencegah atau mengurangi dampak perpisahan,

perasaan kehilangan kontrol dan meminimalkan rasa takut terhadap perlukaan tubuh

dan rasa nyeri

33

Page 34: Askep Neuroblastoma a8

2. Upaya mengurangi dampak perpisahan

Melibatkan orang tua berperan aktif dalam perawatan anak,memodifikasi ruang

perawatan serta menjalin hubungan melalui surat menyurat dan bertemu teman sekolah

3. Mencegah perasaan kehilangan kontrol:

Hindarkan pembatasan fisik jika anak dapat kooperatif, bila anak diisolasi lakukan

modifikasi lingkungan,buat jadwal untuk prosedur terapi,latihan,bermain dan memberi

kesempatan anak mengambil keputusan dan melibatkan orang tua dalam perencanaan

kegiatan

4. Meminimalkan rasa takut terhadap cedera tubuh dan rasa nyeri

Mempersiapkan psikologis anak dan orang tua untuk tindakan prosedur yang

menimbulkan rasa nyeri, lakukan permainan sebelum melakukan persiapan fisik anak,

menghadirkan orang tua bila memungkinkan, tunjukkan sikap empatie. Pada tindakan

elektif bila memungkinkan menceritakan tindakan yang dilakukan melalui cerita, gambar.

Perlu dilakukan pengkajian tentang kemampuan psikologis anak menerima informasi ini

dengan terbuka.

5. Memaksimalkan manfaat hospitalisasi anak

Membantu perkembangan anak dengan memberi kesempatan orang tua untuk

belajar, memberi kesempatan pada orang tua untuk belajar tentang penyakit anak,

meningkatkan kemampuan kontrol diri, memberi kesempatan untuk sosialisasi dan

memberi support kepada anggota keluarga.

6. Mempersiapkan anak untuk mendapat perawatan di rumah sakit

Siapkan ruang rawat sesuai dengan tahapan usia anak dan mengorientasikan situasi

rumah sakit.

Pada hari pertama lakukan tindakan :

a. Kenalkan perawat dan dokter yang merawatnya

b. Kenalkan pada pasien yang lain.

c.Berikan identitas pada anak.

34

Page 35: Askep Neuroblastoma a8

d. Jelaskan aturan rumah sakit.

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Neuroblastoma adalah kanker pada sistem saraf yang sering ditemukan pada masa

kanak-kanak. Neuroblastoma bisa tumbuh di berbagai bagian tubuh. Kanker ini berasal

dari jaringan yang membentuk sistem saraf simpatis (bagian dari sistem saraf yang

mengatur fungsi tubuh involunter/diluar kehendak, dengan cara meningkatkan denyut

jantung dan tekanan darah, mengkerutkan pembuluh darah dan merangsang hormon

tertentu). Neuroblastoma paling sering berasal dari jaringan kelenjar adrenal di perut.

Kanker ini biasanya segera menyebar ke kelenjar getah bening, hati, tulang dan sumsum

tulang. Sekitar 75% kasus ditemukan pada anak yang berumur kurang dari 5 tahun.

Neuroblastoma terjadi pada 1 diantara 100,000 orang dan agak lebih sering menyerang

anak laki-laki. Serta pengobatan utamanya adalah dengan pembedahan. Pembedahan

berdasarkan stadium yang dialami klien.

4.2 Saran

1. Hendaknya mewaspadai terhadap gejala-gejala neuroblastoma agar penanganannya

tidak terlambat.

2. Sebagai perawat hendaknya mampu memberikan asuhan keperawatan sesuai

dengan rencana keperawatan pada penderita Neuroblastoma..

35

Page 36: Askep Neuroblastoma a8

DAFTAR PUSTAKA

Bai, Nining. 2009. Asuhan Keperawatan WebBlog. 13 november 2009.

http://askep.blogspot.com/2009html

Indriasmoko, Ferry. 2009. Bayi 28 Hari Terkena Neuroblastoma. 12 November 2009.

http://belajar-mri.blogspot.com

Kusmawa, Eka. 2009. Gejala Kanker Pada Anak. 12 November 2009.

www.rumahkanker.com

Kusmawa, Eka. 2009. Gejal-gejala Tumor/Kanker Otak. 12 November 2009.

www.rumahkanker.com

Lacayo, NJ. 2009. Neuroblastoma: follow-up. 13 November 2009. www.emedicine.com

Permono, Bambang dkk. 2006. Buku Ajar Hematologi-Onkologi Anak. IDAI: Jakarta

Wilkinson, JM. 2007. Buku Saku Diagnosis Keperawatan. EGC: Jakarta

Wong, DL. 2004. Pedoman klinik Keperawatan Pediatrik. EGC: Jakarta

_________. 2007. Opsi Pengobatan Overview Neuroblastoma. 13 November 2009.

www.vitadocs.com

_________. 2007. Progresif/rukuren Neuroblastoma. 13 November 2009.

www.vitadocs.com

_________. 2008. Neuroblastoma. 12 November 2009. www.klikdokter.com

_________. 2009. Neuroblastoma. 12 November 2009. www.medicastor.com

_________. 2009. Neuroblastoma. 13 November 2009. www.wikiipadia.com

36