Askep Neoplasma

38
ASKEP NEOPLASMA A. Konsep dasar Pada konsep dasar ini akan dijelaskan mengenai pengertian, anatomi dan fisiologi, etiologi , ciri-ciri tumor ganas, penyebaran tumor ganas, derajat keganasan tumor, pemeriksaan diagnostik dan penatalaksanaan serta asuhan keperawatan meliputi pengkajian, diagnosa keperawatan, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi. 1. Pengertian: Neoplasma adalah kumpulan sel abnormal yang terbentuk oleh sel-sel yang tumbuh terus menerus secara tidak terbatas, tidak terkoordinasi dengan jaringan sekitarnya dan tidak berguna bagi tubuh. Sutisna himawan (1996, hal: 77). Kanker adalah istilah umum yang digunakan untuk menggambarkan gangguan pertumbuhan selular dan merupakan kelompok penyakit dan bukan hanya penyakit tunggal. Doengoes (2000, hal 997). Cancer Mastoid adalah: kumpulan sel abnormal yang terbentuk oleh sel-sel yang tumbuh terus menerus secara tidak terbatas, tidak terkoordinasi dengan jaringan sekitarnya dan tidak berguna bagi tubuh terjadi pada tulang mastoid. 2. Anatomi dan Fisiologi Tulang adalah suatu bentuk khusus jaringan ikat, ditandai dengan adanya sel bercabang panjang-panjang dan berkeluk-keluk (osteosit) yang mengisi rongga- rongga (lakuna) dan celah yang kecil (kanalikulus) di dalam matrix yang keras terdiri atas serabut kalogen pada jaringan amorf yang mengandung gugusan fosfat kalsium. Tulang merupakan tempat penyimpanan kalsium dan fosfat, yaitu 99% daripada seluruh kalsium tubuh 1

description

ihjoijjiok

Transcript of Askep Neoplasma

Page 1: Askep Neoplasma

ASKEP NEOPLASMA

A. Konsep dasar

Pada konsep dasar ini akan dijelaskan mengenai pengertian, anatomi dan

fisiologi, etiologi , ciri-ciri tumor ganas, penyebaran tumor ganas, derajat keganasan

tumor, pemeriksaan diagnostik dan penatalaksanaan serta asuhan keperawatan

meliputi pengkajian, diagnosa keperawatan, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi.

1. Pengertian:

Neoplasma adalah kumpulan sel abnormal yang terbentuk oleh sel-sel yang

tumbuh terus menerus secara tidak terbatas, tidak terkoordinasi dengan jaringan

sekitarnya dan tidak berguna bagi tubuh. Sutisna himawan (1996, hal: 77).

Kanker adalah istilah umum yang digunakan untuk menggambarkan

gangguan pertumbuhan selular dan merupakan kelompok penyakit dan bukan

hanya penyakit tunggal. Doengoes (2000, hal 997).

Cancer Mastoid adalah: kumpulan sel abnormal yang terbentuk oleh sel-sel

yang tumbuh terus menerus secara tidak terbatas, tidak terkoordinasi dengan

jaringan sekitarnya dan tidak berguna bagi tubuh terjadi pada tulang mastoid.

2. Anatomi dan Fisiologi

Tulang adalah suatu bentuk khusus jaringan ikat, ditandai dengan adanya

sel bercabang panjang-panjang dan berkeluk-keluk (osteosit) yang mengisi

rongga-rongga (lakuna) dan celah yang kecil (kanalikulus) di dalam matrix yang

keras terdiri atas serabut kalogen pada jaringan amorf yang mengandung gugusan

fosfat kalsium. Tulang merupakan tempat penyimpanan kalsium dan fosfat, yaitu

99% daripada seluruh kalsium tubuh dan 90% daripada fosfat tubuh. Epifisis dan

metafisis ialah bagian tulang yang tumbuh. Sumusum tulang berwarna merah

pada umur muda dan kuning pada dewasa, kecuali tulang gepeng (tengkorak, iga,

vertebra, pelvis). Tulang mastoid merupakan bagian dari tulang tengkorak.

1

Page 2: Askep Neoplasma

Gambar 2.1

Anatomi tulang tekorak Kepala Bagian Samping

Sumber: Atlas of Human Anatomy, Sobotta, 1995.

Tulang panjang :

a. Diafisis

Terdiri dari tulang kompakta dengan rongga sumsum tulang, medulla.

b. Epifisis

Terdiri dari tulang spongiosa dengan kortexnya tulang kompakta.

Pada orang dewasa rongga tulang spongiosa pada epifisis berhubungan

dengan rongga sumsum tulang diafisis. Tetapi pada anak-anak yang masih

tumbuh, epifisis dan diafisis dipisahkan oleh lempeng tulang rawan epifisis, yang

bersatu dengan diafisis melalui suatu tulang spongiosa yang disebut metafisis.

Lempeng tulang rawan epifisis merupakan tempat tulang panjang menjadi

panjang. Semua permukaan tulang diliputi oleh jaringan ikat khusus yang disebut

periosteum, kecuali pada bagian yang membentuk sendi.

Cara pembentukan tulang

a. Ossifikasi intramembranosa, ialah perubahan dari

jaringan ikat, misalnya pada tulang tengkorak, mandibula dan clavicula.

b. Ossifikasi intrakartilaginosa atau endochondral, ialah

perubahan dari tulang rawan, misalnya pada tulang panjang.

2

Page 3: Askep Neoplasma

Unsur-unsur tulang

1. Unsur tetap: Osteosit, matrix (jaringan interseluler) yang mengandung

mineral (calcium phosphate, hydroxapatitecystal)

2. Unsur sementara: Osteoblas,

Osteoklas

Selain ini terdapat pula : sumsum tulang berisi derivat sel retikuloendotel.

Osteosit

Sel tulang menunjukan gambaran sbb : Sel besar bercabang ke bagian arah

dan banyak cabang dbersatu dengan osteosit lain-lain. Badan osteosit terletak di

dalam lakuna dan cabang-cabangnya terletak di dalam kanalikulus. Slah satu ciri

khas osteosit ialah tidak dapat mengadakan mitosis.

Osteoblas

Sel osteogen yang belum berdiferensiasi sempurna. Osteoblas membentuk

dan mengadakan klasifikasi jaringan interseluler. Osteoblas-osteoblas saling

berhubungan melalui jembatan-jembatan interseluler. Pada pembentukan tulang,

beberapa osteoblas aka dikelilingi jaringan intrerseluler yang telah dibentuknya

sendiri dan menjadi cabang daripada osteosit. Osteoblas bila memperbanyak

diri/aktif menghasilkan enzim fosfate alkalik, yang berfungsi mengadakan

klasifikasi pada matrix.

Osteoklas

Sebuah sel raksasa berinti banyak: suatu fagosit tulang, dijumpai pada

permukaan tulang yang mengalami resorpsi. Perubahan vital pada tulang terjadi

oleh karena adanya keseimbangan antar pembentukan dan kerusakan tulang.

Matrix

Mengandung gugusan kalsium-fosfat-karbonat yang memberikan siafat

keras/kukuh daripada tulang. Gugusan ini diendapkan pada jaringan intraseluler

akibat pengaruh enzim fosfatase alkalik. Jaringan intraseluler (matrix) yang

mengandung mineral diseut osteoid.

Untuk kebutuhan tulang dibutuhkan :

a. Diet dengan mineral dan

vitamin yang memadai.

b. Proses biologik dan

biosintetik.

Fungsi tulang :

a. Alat penunjang :

Melindungi alat tubuh vital di kepala dan rongga dada dan mengandung

sumsum tulang didalamnya.

b. Tempat cadangan

kalsium dan fosfor.

3

Page 4: Askep Neoplasma

c. Hematopoiesis.

Kadar kalsium darah kira-kira 8-11 mg% atau 4,5-5,5 mEq dan kadar

fosfor darah adalah 3-5 mg% (1,7-2,3 mEq). Kalsium dalam serum

mempunyai peranan penting dalam fungsi tubuh, yaitu berpengaruh pada

aktivitas enzim, permeabilitas membran sel, irama jantung dan aktivitas

neuromuskuler.

Penurunan kadar kalsium dalam darah akan mengakibatkan tetani dan

kematian, sedangkan kadar yang meninggi akan mengakibatkan gangguan

fungsionil dan efek pada jantung. Bila kadar kalsium serum tinggi, maka

kadar fosfor serum akan menurun.

Kalsium diserap dari bagian atas usus halus. Penyerapan ini terjadi bila

terdapat vitamin D. Kadar kalsium dalam darah bergantung kepada

keseimbangan antara kalsium yang diserap dari usus dan tlang serta kalsium

yang dikeluarkan oleh tubuh melalui air kemih dan tinja dan penimbunan

dalam bentuk garam-garam tulang.

Absorpsi fosfor dari usus dirangsang oleh banyaknya kalsium dan

lemak dalam makanan, dan dipengaruhi sedikit oleh vitamin D.

Metabolisme kalsium dan fosfor dipengaruhi terutama oleh hormon

parathyroid dan vitamin D. Hormon lain-lain juga berpengaruh yaitu estrogen,

androgen, thyroxin, calcitonin (dari thyroid), hormon hipofisis anterior.

3. Etiologi :

Menurut jenisnya kanker/korsinogen dapat berupa:

a. bahan kimia

b. virus

c. konsinogen fisik

d. hormon

Jenis-Jenis Neoplasma :

a. Jinak/non kanker

Adalah suatu perbedaan lokal semata. Peoliferisi sel-sel yang

merupakan neoplasma sangat kohesif,sehingga waktu massa sel neoplasma itu

tumbuh, terjadi perluasan massa secara sentifugal dengan batas yang sangat

nyata. Karena sel-sel yang berpeoliferisi tidak saling meninggalkan maka

pinggir neoplasma kurang lebih cenderung bergerak ke luar dengan lancar

sambil mendesak jarimngan yang berdekatan. Dengan demikian neoplasma

jinak mempunyai kapsul jaringan penyambung yang memisahkan neoplasma

dengan sekelilingnya.

b. Ganas/kanker

Umumnya tumbuh lebih cepat dan hampir selalu tumbuh secara

progesif tanpa belas kasihan, jika tidak di buang sel neoplasma ganas tidak

4

Page 5: Askep Neoplasma

sekohesif sel jinak. Akibatnya pola penyebaran neoplasma ganas sering kali

tidak teratur. Neoplasma ganas cenderung tidak berkapsul, dan biasanya

mereka mudah dipisahkan dari sekitarnya. Bersifat invasif ke sekitar bukan

mendesak ke samping. Sifat lain adalah kemampuan berpeoliferisi sel kanker

untuk melepaskan diri dari tumor induk dan memasuki sirlkulasi untuk

menyebar ke tempat lain. Jadi sifat bahaya neoplasma ganas adalah

kemampuan menginvasi jaringan normal dan kemampuan membentuk

metastasis.

4. Ciri-ciri Tumor Ganas :

1. Tumbuh secara infiltrat

2. Residif

3. Metastasis

4. Tumbuhnya cepat

5. Perubahan pada inti sel/membesar

6. Anoplasia

7. Kehilangan polaritas

8. Menyebabkan kematian

5. Penyebaran Tumor Ganas

a. Penyebaran setempat

Merupakan penjajaran sel-sel tumor dari tumor induk ke jaringan sehat

sekitarnya. Massa sel tumor ini berhubungan dengan tumor induknya.

b. Penyebaran jauh/Metastasis

Merupakan pelepasan sel-sel tumor induk yang kemudian diangkut oleh

aliran darah atau cairan getah bening ke tempat yang jauh, membentuk

pertumbuhan baru yang disebut anak sebar. Massa tumor anak sebar tidak

berhubungan pada penyebaran tumor ganas :

1) danya pelepasan sel-sel tumor yang dapat hidup

outonom.

2) Adanya jalan penyebaran.

3) Adanya lingkungan yang memberikan

kemungkinan untuk hidupnya sel-sel tumor pada tempat yang baru.

6. Derajat Keganasan tumor

Cara membedakan derajat keganasan telah dikembangkan dalam usaha

untuk menghubungkan sifat morfologik tumor dengan sifat-sifat pertumbuhan

yang akan datang sehingga dapat meramalkan pregrosisnya.

a. Melihat gambaran makroshopis, apakah tumor tumbuh exophytic kurang

keganasannya bila dibandingkan dengan tumor yang tumbuh infiltrat.

b. Dibagi atas tingkatan berdasar mikroshopik, melihat derajat deferensiasinya,

kelainan-kelainan pada inti dan tampaknya mitosis.

5

Page 6: Askep Neoplasma

Pembagian menurut Broders :

a. Tingkat I : bila lebih dari 75 % sel-selnya berdeferensiasi baik.

b. Tingkat II : bila 50-75 % sel-selnya berdeferensiasi baik.

c. Tingkat III : bila 25-50 % sel-selnya berdeferensiasi baik

d. Tingkat IV : bila 0-25 % sel-selnya berdeferensiasi baik

Cara diatas sering tidak tepat sangat berbahaya, karena gambaran yang terlihat

dengan mikroskop sangat relatif. Selain itu bahwa tiap bagian dari tumor tidak

sama, melainkan menunjukan gambaran yang berbeda-beda.

Pembagian derajat keganasan tumor atas dasar gambaran mikroshopik tidak

menentukan progrosis, melainkan hanya berhubungan dengan radio sensitivitas

tumor.

Untuk menentukan progrosis lebih baik memakai pembagian secara klinik dengan

memperhatikan umur pasien, lama dan ukuran tumor, sifat pertumbuhan, adanya

metastasis dan keadaan klinik.

7. Pemeriksaan Diagnostik

Tes seleksi tergantung riwayat, manifestasi klinis dan indeks kecurigaan

untuk kanker tertentu. Skan (misal MRI, CT, gallium) dan ultrasound :

Dilakukan untuk tujuan diagnostik, identifikasi metastatik dan evaluasi respons

pada pengobatan. Biopsi (aspirasi, eksisi, jarum, melubangi) : Dilakukan untuk

diagnosis banding dan menggambarkan pengobatan dan dapat dilakukan melalui

sumsum tulang, kulit, organ dan sebagainya. Contohnya : sumsum tulang

dilakukan pada penyakit mieloproliferatif untuk diagnosis: pada tumor solid

untuk pentahapan. Penanda tumor (zat yang dihasilakan dan disekresi oleh sel

tumor dan ditemukan dalam serum misal CEA, antigen spesifik prostat, alfa-

fetoprotein, HCG, asam fosfat prostat, kalsitonin, antigen ankofetal pankreas, CA

15-3, CA 19-9, CA 125 dan sebagainya) : dapat membantu dalam mendiagnosis

kanker tetapi lebih bermanfaat sebagai prognostik dan/atau monitor terapeutik.

Reseptor esktrogen dan progesteron adalah esai yang dilakukan pada jaringan

payudara untuk memberikan informasi tentang apakah atau bukan manipulasi

hormonal akan terapeutik pada kontrol penyakit metastatik.

Tes kimia skrining : misal elektrolit (natrium, kalium, kalsium) : tes ginjal

(BUN/Cr0: tes hepar (bilirum, AST/SGOT alkalin fosfat, LDH): tes tulang

(alkalin fosfat, kalsium). JDL dengan diferensial dan trobosit : dapat menunjukan

anemia, perubahan pada SDM dan SDP: trombosit berkurang atau meningkat.

Sinar X dada : menyelidiki penyakit paru metastatik atau primer.

8. Penatalaksanaan

Penatalaksanaan pada kanker meliputi; pembedahan, kemotherapi dan radiasi

serta medikasi.

6

Page 7: Askep Neoplasma

B. Asuhan Keperawatan

1. Pengkajian:

Menurut Lismidar, H, dkk (1990) bahwa pengkajian adalah suatu

pendekatan sistematis untku mengumpulkan data dan menganalisanya sehingga

dapat di ketahui kebutuuhan perawatan pasien.

Menurut Doengoes E. Marylin, (2000), pengkajian pada kanker meliputi:

a. Aktivitas/istirahat

Gejala : Kelemahan dan/atau keletihan, perubahan pada pola istirahat dan jam

kebiasaan tidur pada malam hari: adanya faktor-faktor yang mempengaruhi

tidur misal, nyeri, ansietas, berkeringat malam, keterbatasan partisipasi dalam

hobi, latihan, pekerjaan atau profesi dengan pemajanan karsinogen

lingkungan, tingkat stres tinggi.

b. Sirkulasi

Gejala : Palpitasi, nyeri dada pada pengerahan kerja.

Kebiasaan : Perubahan pada TD.

c. Integrita ego

Gejala : Faktor stres (keuangan, pekerjaan, perubahan peran) dan cara

mengatasi stres (misal, merokok, minium alkohol, menunda mencari

pengobatan, keyakinan relegius/spiritual), menyangkal diagnosis, perasaan

tidak bedaya, putus asa, tidak mampu, tidak bermakna, rasa bersalah,

kehilangan kontrol, depresi.

Tanda : Menyangkal, menarik diri, marah.

d. Eliminasi

Gejala : Perubahan pada pola defekasi misal, darah pada feses, nyeri pada

defekasi, perubahan eliminasi urinaris misal, nyeri atau rasa terbakar pada saat

berkemih, hematuria, sering berkemih.

Tanda : Perubahan pada bising usus, distensi abdomen.

e. Makanan/Cairan

Gejala : Kebiasaan diet buruk (misal, rendah serat, tinggi lemak, aditif, bahan

pengawetan), Anoreksia, mual/muntah, Intoleransi makanan. Tanda :

Perubahan pada kelembaban/turgor kulit: edema.

f. Neurosensori

Gejala : Pusing: sinkope.

g. Nyeri/Kenyamanan

Gejala : Tidak ada nyeri, atau derajat bervariasi misal ketidaknyamanan

ringan sampai nyeri berat (dihubungkan dengan proses penyakit).

h. Pernafasan

7

Page 8: Askep Neoplasma

Gejala : Merokok (tembakau, mariyuana, hidup dengan seseorang yang

merokok), pemajanan asbes.

i. Keamanan

Gejala : Pemajanan pada kimia toksik, karsinogen, pemajanan matahari

lama/berlebihan.

Tanda : Demam, ruam kulit, ulserasi.

j. Seksualitas

Gejala : Masalah seksual misal dampak pada hubungan, perubahan pada

tingkat kepuasan, Nuligravida lebih besar dari usia 30 tahun, Mulgravida,

pasangan seks multipel, aktivitas seksual dini, Herpes genital.

k. Interaksi sosial

Gejala : Ketidakadekuatan/kelemahan sistem pendukung, riwayat perkawinan

(berkenaan dengan kepuasan di rumah, dukungan atau bantuan), masalah

tentang fungsi/tanggung jawab peran.

l. Penyuluhan/pembelajaran

Gejala : Riwayat kanker pada keluarga misal ibu atau bibi dengan kanker

payudara, sisi primer: penyakit primer, tangga ditemukan/didiagnosis,

penyakit metastatik: sisi tambahan yang terlibat: bila tidak ada, riwayatt

alamiah dari primer kan memberikan informasi penting untuk mencari

metastatik, riwayat pengobatan: pengobatan sebelumnya untuk tempat kanker

dan pengobatan yang diberikan.

Pertimbangan rencana pemulangan : DRG menunjukan rerata lama dirawat :

tergantung pada sistem khusus yang terkena dan kebutuhan. Rujuk pada

sumber-sumber yang tepat. Memerlukan bantuan dalam keuangan, obat-

obatan/pengobatan, yang diberikan.

2. Diagnosa Keperawatan

Menurut Gordon (1978) dan Lismidar, H (1990) diagnosa keperawatan

adalah suatu masalah kesehatan yang aktual dan potensial yang mana perawat

dengan keahliannya yang diperoleh dari pendidikan dan pengalamannya mampu

dan diberi ijin untuk menanganinya.

Menurut Doengoes, E. Marylin (2000), diagnosa keperawatan pada Ca.

Mastoid adalah sebagai berikut:

a. Ketakutan/Ansietas (Uraikan Tingkatan)

Dapat dihubungkan dengan : Krisis situasi (kanker),

ancaman/perubahan pada status kesehatan/sosioekonomik, fungsi peran, pola

interaksi, ancaman kematian, perpisahan dari keluarga (hospitalisasi,

pengobatan), transmisi/penularan perasaan interpersonal.

8

Page 9: Askep Neoplasma

Kemungkinan dibuktikan oleh : Peningkatan ketegangan, gemetar, ketakutan,

gelisah, mengekspresikan masalah mengenai perubahan dalam kejadian

hidup, stimulasi simpatis, keluhan somatik.

b. Nyeri, [Akut]

Dapat dihubungkan dengan : Proses penyakit (kompresi/destruksi

jantung saraf, infiltrasi saraf atau suplai vaskularnya, obstruksi jaras saraf,

inflamasi.

Kemungkinan dibuktikan oleh : Keluhan nyeri, memfokuskan pada diri

sendiri/pnyempitan fokus, distraksi/perilaku berhati-hati, respons autonomik,

gelisah

c. Nutrisi, Perubahan: Kurang dari Kebutuhan Tubuh

Dapat dihubungkan dengan : Status hipermetabolik berkenaan dengan

kanker, konsekuensi kemoterapi, radiasi, pembedahan, misal anoreksia, iritasi

lambung, penyimpangan rasa mual, distres emosional, keletihan, kontrol nyeri

buruk. Kemungkinan dibuktikan oleh : Keluhan masukan makanan tidak

adekuat, perubahan sensasi pengecap, kehilangan minat pada makanan,

ketidakmampuan untuk mencerna yang dirasakan/aktual, Berat badan 20%

atau lebih dibawah berat badan ideal untuk tinggi dan bentuk tubuh,

penurunan lemak subkutan/massa otot, sariawan, rongga mulut terinflamasi,

diare dan/atau konstiasi, kram abdomen.

d. Kekurangan Volume Cairan, Risiko tinggi terhadap

Faktor risiko meliputi : Kehilangan berlebihan melalui rute normal

dan/atau abnormal (misal selang indwelling, luka), status hipermetabolik,

kerusakan masukan cairan.

Kemungkinan dibuktikan oleh : Tidak dapat diterapkan: adanya tanda-tanda

dan gejala-gejala membuat diagnosa aktual.

e. Keletihan

Dapat dihubungkan dengan : Penurunan produksi energi metabolik,

peningkatan kebutuhan energi (status hipermetabolik), kebutuhan

psikologis/emosional berlebihan, perubahan kimia tubuh: efek samping obat-

obatan, kemoterapi.

Kemungkinan dibuktikan oleh : Kekurangan energi yang tidak terpenuhi

berulang/berlebihan, ketidak mampuan untuk mempertahankan rutinitas

biasanya, penurunan kinerja, kerusakan kemampuan untuk berkonsentrasi,

letargi/gelisah, tidak berminat terhadap sekitarnya.

f. Infeksi, Risiko tinggi terhadap

Faktor risiko meliputi : Ketidakadekuatan pertahanan sekunder dan

imunosupresi misal, supresi sumsum tulang (efek samping pembatasan dosis

baik kemoterapi dan radiasi), malnutrisi proses penyakit kronis, prosedur

9

Page 10: Askep Neoplasma

invasif. Kemungkinan dibuktikan oleh : Tidak dapat diterapkan: adanya

tanda-tanda dan gejala-gejala membuat diagnosa aktua

g. Integritas Kulit/Jaringan, Kerusakan, Risiko Tinggi Terhadap

Faktor risiko meliputi : Efek radiasi dan kemoterapi, penurunan

imunologis, perubahan status nutrisi, anemia.

Kemungkian dibuktikan oleh : Tidak dapat diterapkan: adanya tanda-tanda

dan gejala-gejala membuat diagnosa aktual.

h. Kurang Pngetahuan [Kebutuhan Belajar], Mengenai Penyakit Prognosis

dan Kebutuhan Pengobatan

Dapat dihubungkan dengan : Kurang pemajanan/mengingat: kesalahan

interpretasi informasi, mitos, tdak megenal sumebr informasi, keterbatasan

kognitif. Kemungkinan dibuktikan oleh : Pernyataan /meminta informasi,

mengungkapkan masalah, pernyataan salah konsepsi, ketidakakuratan

mengikuti instruksi/terjadinya komplikasi yang dapat dicegah.

3. Perencanaan

Menurut Lismidar, H (1990), perencanaan adalah menyususun rencana

tindakan keperawtan yang akan dilaksanakan untuk menanggulangi masalah

sesuai dengan diagnosa keperawatan yang telah ditentukan dengan tujuan

kebutuhan pasien dapat tercapai.

Adapun perencanaan menurut Doengoes, E. Marylin (2000) adalah sebagai

berikut:

a. Diagnosa keperawatan pertama: Ketakutan/Ansietas

[Uraikan Tingkatan]

Tindakan/intervensi

Mandiri

1) Tinjau ulang pengalaman pasien/orang terdekat sebelumnya dengan

kanker. Tentukan apakah dokter telah mengatakan pada pasien dan

apakah kesimpulan pasien telah dicapai. Rasional : Membantu dalam

identifikasi rasa takut dan kesalahan konsep berdasarkan pada

pengalaman dengan kanker.

2) Dorong pasien untuk mengungkapkan pikiran dan perasaan.

Rasional : Memberikan kesempatan untuk memeriksa rasa takut realitis

serta kesalahan konsep tentang diagnosis.

3) Berikan lingkungan terbuka dimana pasien merasa aman

untuk mendiskusikan perasaan atau menolak untuk bicara. Rasional :

Membantu pasien untuk merasa diterima pada adanya kondisi tanpa

perasaan dihakimi dan meningkatkan rasa terhormat dan kontrol.

4) Pertahankan kontak sering dengan pasien, bicara dengan

menyentuh pasien bila tepat. Rasional : Memberikan keyakinan bahwa

10

Page 11: Askep Neoplasma

pasien tidak sendiri atau ditolak: berikan respek dan penerimaan individu,

mengembangkan kepercayaan.

5) Sadari efek-efek isolasi pada pasien bila diperlukan untuk

imunosupresi atau implan radiasi. Batasi penggunaan pakaian

pasien/masker isolasi bila mungkin. Rasional Penyimpangan sensori

dapat terjadi nilai stimulan yang cukup tidak tersedia dan dapat

memperberat perasaan ansietas/takut.

6) Bantu pasien/orang terdekat dalam mengenali dan

mengklarifikasi rasa takut untuk memulai mengembangkan strategi

koping untuk menghadapi rasa takut ini. Rasional : keterampilan koping

rusak setelah diagnosis dan selama fase pengobatan yang berbeda.

Dukungan dan konseling sering perlu untuk memungkinkan individu

mengenal dan menghadapi rasa takut dan untuk menyakini bahwa strategi

kontrol/koping tersedia.

7) Berikan informasi akurat, konsisten mengenai prodnosis,

hindari memperdebatkantentang persepsi pasien terhadap situasi. Rasional

: Dapat menurunkan ansietas dan memungkinkan pasien membuat

keputusan/pilihan berdasarkan realita.

8) Ijinkan ekspresi marah, kecewa tanpa konfrontasi, berikan

nformasi dimana perasaan adalah normal dan dekspresikan secara tepat.

Rasional : Penerimaan perasaan memungkinkan pasien mulai meghadapi

situasi.

9) Jelaskan pengobatan yang dianjurkan, tujuannya dan

potensial efek samping, membantu pasien menyiapkan pengobatan.

Rasional : Tujuan pengobatan kanker adalah menghancurkan sel-sel

maglinan sambil meminimasi kerusakan pada sel yang normal.

Pengobatan dapat meliputi pembedahan (kuratif, preventif, paliatif) serta

kemoterapi, radiasi (internal, eksternal) atau pengobatan lebih

baru/spesifek seperti hipertemia seluruh tubuh atau bioterapi.

Transplantasi sumsum tulang mungkin dianjurkan untuk beberapa tipe

kanker.

10) Jelaskan prosedur, berikan kesempatan untuk bertanya dan

jawaban jujur, tinggal dengan pasien selama prosedur yang menimbulkan

ansietas dan konsultasi. Rasional : Informasi akurat memungkinkan

pasien menghadapi situasi lebih efektif dengan realitas, karenanya

menurunkan ansietas dan rasa takut karena ketidaktahuan.

11) Berikan pemberi perawatan primer atau konsisten kapanpun

mungkin. Rasional : Membantu menurunkan ansietas dengan

11

Page 12: Askep Neoplasma

mengembangkan hubungan terapeutik dan memudahkan perawatan

kontinu.

12) Tingkatkan rasa tenang dan lingkungan tenang. Rasional :

Memudahkan istirahat, meghemat energi, dan meningkatkan kemampuan

koping.

13) Identifikasi tahap/stadium berduka pasien dan orang terdekat

yang sedang dialami (rujuk pada DK : berduka, Antisipasi). Rasional :

Pilihan intervensi ditentukan oleh tahap berduka, perilaku koping, misal

marah/menarik diri, menyangkal.

14) Perhatikan koping takefektif, misal interaksi sosial buruk,

tidak berdaya, fungsi menyerah setiap hari dan kepuasan sumber.

Rasional : Mengidentifikasi masalah individu dan memberikan dukungan

pada pasien/orang terdekat dalam menggunakan keterampilan koping

efektif.

15) Waspada pada tanda menyangkal/depresi, misal menarik diri,

marah, tanda tidak tepat. Tentukan adanya ide bunuh diri dan kaji

potensial nyeri pada skala 1-10. Rasional : Pasien dapat menggunakan

mekanisme pertahanan dari menyangkal dan mengekspresikan harapan

dimana diagnosis tidak akurat. Perasaan bersalah, distres spiritual, gejala

fisik atau kurang perawatan diri dapat menyebabkan pasien menjadi

menarik diri dan yakin bahwa bunuh diri adalah pilihan yang ada.

16) Dorong dan kembangkan interaksi pasien dengan sistem

pendukung. Rasional : Mengurangi perasaan isolasi. Bila sistem

pendukung keluarga tidak tersedia, sumber luar mungkin diperlukan

dengan segera, misal kelompok pendukung kanker lokal.

17) Berikan informasi yang dapat dipercaya dan konsisten dan

dukungan untuk orang terdekat. Rasional : Memungkinkan untuk

interaksi interpersonal lebih baik dan meniurunkan ansietas dan rasa

takut.

18) Libatkan orang terdekat sesuai indikasi bila keputusan mayor

akan dibuat. Rasional : Menjamin sistem pendukung untuk pasien dan

memungkinkan orang terdekat terlibat dengan tepat.

b. Diagnosa keperawatan kedua: Nyeri, [Akut]

Tindakan/Intervensi

Mandiri

1) Tentukan riwayat nyeri, misal lokasi nyeri, frekuensi, durasi, dan

intensitas (skala 0-10) dan tindakan penghilangan yang digunakan.

Rasional : Informasi memberikan data dasar untuk mengevaluasi

12

Page 13: Askep Neoplasma

kebutuhan/keefektifan intervensi. Catatan: pengalaman nyeri adalah

individual yang digabungkan dengan baik respons fisik dan emosional.

2) Evaluasi/sadari terapi tertentu, misal pembedahan, radiasi, kemoterapi,

bioterapi. Ajarkan pasien/orang terdekat apa yang diharapkan. Rasional :

Ketidaknyamanan rentang luas adalah umum, (misal nyeri, insisi, kulit

terbakar, nyeri punggung bawah, sakit kepala) tergantung pada prosedur

yang digunakan.

3) Berikan tindakan kenyamanan dasar (misal reposisi, gosokan punggung)

dan aktivitas hiburan (misal musik, televisi). Rasional : meningkatkan

relaksasi dan membantu memfokuskan kembali perhatiian.

4) Dorong penggunaan keterampilan manajemen nyeri, (misal teknik

relaksasi, visualisasi, bimbingan imajinasi), tertawa, musik dan sentuhan

terapeutik. Rasional : Memungkinkan pasien untuk berpartisipasi secara

aktif dan meningkatkan rasa kontrol.

5) Evaluasi penghilangan nyeri/kontrol. Nilai aturan pengobatan bila perlu.

Rasional : Tujuannya adalah kontrol nyeri maksimum dengan pengaruh

minimum pada AKS.

Kolaborasi

6) Kembangkan rencana manajemen nyeri dengan pasien dan dokter.

Rasional : Rencana terorganisasi mengembankan kesempatan untuk

kontrol nyeri. Terutama dengan nyeri kronis, pasien/orang terdekat harus

aktif menjadi partisipasi dalam manajemen nyeri di rumah.

7) Berikan analgetik sesuai indikasi, misal Brompton’s cocktail, morfin,

metadon atau campuran narkotik IV khusus. Berikan hanya untuk

memberikan analgesik dalam sehari. Ubah dari analgesik kerja pendek

menjadi kerja panjang bila diindikasikan. Rasional : Nyeri adalah

komplikasi sering dari kanker, meskipun repons individual berbeda. Saat

peri=ubahan penyakit/pengobatan terjadi, penilaian dosis dan pemberian

akan diperlukan, catatan: adiksi atau ketergantungan pada obat bukan

masalah.

8) Berikan/instruksi penggunaan PCA dengan tepat. Rasional : Analgesia

dikontrol pasien sehingga pemberian obat tepat waktu, mecegah fluktuasi

pada intensitas nyeri, sering pada dosis total rendah akan diberikan

melalui metode konvensional.

9) Siapkan/bantu dalam prosedur misal blok saraf, kordotomi, mielotomi

komisura. Rasional : Mungkin digunakan dalam nyeri berat yang tidak

berespons pada tindakan lain.

c. Nutrisi, Perubahan: Kurang dari Kebutuhan Tubuh

Tindakan/Intervensi

13

Page 14: Askep Neoplasma

Mandiri

1) Pantau masukan makanan setiap hari, biarkan pasien menyimpan buku

harian tentang makanan sesuai indikasi. Rasional : Mengidentifikasi

kekuatan/defisiemsi nutrisi.

2) Ukur tinggi, berat badan dan ketebalan lipatan kulit trisep (atau

pengukuran antropometrik lain sesuai indikasi). Pastikan jumlah

penurunan berat badan saat ini. Timbang berat badan setiap hari atau

sesuai indikasi. Rasional : Membantu dalam identifikasi malnutrisi

protein-kalori khususnya bila berat badan dan pengukuran antrometrik

kurang dari normal.

3) Dorong pasien untuk makan diet tinggi kalori kaya nutrien, dengan

kasukan cairan adekuat. Dorong penggunaan suplemen dan makan

sering/lebih sedikit yang dibagi-bagi selama sehari. Rasional :

Kebutuhanjaringan metabolik ditingkatkan begitu juga cairan (untuk

menghilangkan produk sisa). Suplemen dapat memainkan peran penting

dalam mempertahankan masukan kalori dan protein adekuat.

4) Nilai diet sebelumnya dan segera setelah pengobatan misal makanan

bening, cairan dingin, saring, kerkers sering, roti panggang, minuman

berkarbonat. Berikan cairan 1 jam sebelum atau 1 jam setelah makan.

Rasional : Keefektifan penilaian diet sangat individual dalam

penghilangan mual pascaterapi. Pasien harus mencoba untuk

menemukan solusi/kombinasi ter baik.

5) Kontrol faktor lingkungan (misal bau kuat/tidak sedap atau kebisingan),

hindari terlalu manis, berlemak atau makanan pedas. Rasional : Dapat

mentriger respons mual/muntah.

6) Ciptakan suasana makan malam yang menyenangkan, dorong pasien

untuk berbagi makanan dengan keluarga/teman. Rasional : Membuat

waktu makan lebih menyenagkan yang dapat meningkatkan masukan.

7) Dorong penggunaan teknik relaksasi, visualisasi, bimbingan imajinasi,

latihan sedang sebelum makan. Rasional : Dapat mencegah awitan atau

penurunan beratnya mual, penurunan anoreksia, dan memungkinkan

pasien meningkatkan masukan oral.

8) Identifikasi pasien yang mengalami mual/muntah yang diantisipasi.

Rasional : Mual/muntah psikogenik terjadi sebelum kemoterapi mulai

secara umum tidak berespons terhadap obat antiemetik. Perubahan

lingkungan pengobatan atau rutinitas pasien pada hari pengobatan

mungkin efektif.

9) Dorong komunikasi terbuka mengenai masalah anoreksia. Rasional :

Sering sebagai sumber distres emosi khususnya untuk orang terdekat

14

Page 15: Askep Neoplasma

yang menginginkan untuk memberikan makan pasien dengan sering. Bila

pasien menolak, orang terdekat dapat merasakan ditolak/frustasi.

10) Berikan antiemetik pada jadwal reguler sebelu/selama dan setelah

pemberian agen antineoplastik dengan sesuai. Rasional : Mual/muntah

paling menurunkan kemampuan dan efek samping psikologis kemoterapi

yang menimbulkan stres.

11) Evaluasi keefektifan antiemetik. Rasional : Individu berespon secara

berbeda pada semua obat-obatan. Antiemetik firstine mungkin tidak

bekerja, memerlukan perubahan pada atau kombinasi terapi obat.

12) Hematest feses, sekresi lambung. Rasional : Terapi tertentu (misal

antimetabolik) menghambat pembaharuan lapisan sel-sel epitel saluran

GI, yang dapat menyebabkan perubahan yang direntang dari eritema

ringan sampai ulserasi berat dengan perdarahan.

Kolaborasi

13) Tinjau ulang pemeriksaaan laboratorium sesuai indikasi misal jumlah

limfosit total, transferin serum, dan albumin. Rasional : Membantu

mengidentifikasi derajat ketidak seimbangan biokimia/malnutrisi dan

mempengaruhi piluhan intervensi diet, catatan pengobatan antikanker

dapat juga mengubah pemeriksaan nutrisi sehingga semua hasil harus

diperbaiki dengan status linis pasien.

14) Berikan obat-obatan sesuai indikasi :

Fenotiazin misal prokloperazin (Compazine), tietilperazin (Torecan):

antidopaminergik, misal metoklorpramid (Reglan), ondansetron (Zofran):

antihistamin misal difenhidramin (Benadryl). Rasional : Kebanyakan

antiemetik bekerja untuk mempengaruhi stimulasi pusat muntah sejati

dan kemoreseptor mentriger agen zona juga bertindak secara perifer

untuk menghambat peristaltik balik.

Kortikosteroid misal deksametazon (Decadron): kanabinoid misal 9-

tetrahidrokanabinol: benzodiazepin misal diazepam (Valium). Rasional :

Terapi kombinasi (misal Torecan dengan Decadron atau Valium)

seringkali lebih efektif daripada agen tunggal.

Vitamin, khususnya A,D, E dan B6. Rasional : Mencegah kekurangan

karena penuruan absorpsi vitamin larut dalam lemak. Defisiensi B6

dapat memperberat/mengeksaserbasi depresi, peka rangsang.

Antasid. Rasional : Maminimalkan iritasi lambung dan mengurangi risiko

ulserasi mukosa.

15) Rujuk pada ahli diet/tim pendukung nutrisi. Rasional : memberikan

rencana diet khusus untuk memenuhi kebutuhan individu dan

15

Page 16: Askep Neoplasma

menurunkan masalah berkenaan dengan malnutrisi protein/kalori dan

defisiensi mikronutrien.

16) Pasang/pertahankan selang NG atau pemberian makan untuk makanan

enteral, atau jalur sentarl untuk hiperalimentasi parenteral bila

diindikasikan. Rasional : Pada adanya malnutrisi berat (misal kehilangan

berat badan 25%-30% dalam 2 bulan), atau pasien telah dipuasakan

selama 5 hari dan tidak mungkin untuk mampu makan selama 2 minggu,

pemberian makan per selang atau NPT mungkin perlu untuk memenuhi

kebutuhan nutrisi. Catatan: NPT digunakan dengan kewaspadaan yang

dihubungkan dengan peningkatan lebih dari 4 kali lipat pada risiko

infeksi signifikan.

d. Kekurangan Volume Cairan, Risiko tinggi terhadap

Tindakan/Intervensi

Mandiri

1) Pantau masukan dan keluaran dan berat jenis: masukan semua sumber

haluran misal, muntah, diare, luka basah. Hitung keseimbangan 24 jam.

Rasional : Keseimbangan cairan negatif terus menerus, menurunkan

haluaran renal konsentrasi urine menunjukan terjadinya dehidrasi dan

perlunya peningkatan penggantian cairan.

2) Timbang berat badan sesuai indikasi. Rasional : Pengukuran sensitif

terhadap fluktuasi keseimbangan cairan.

3) Pantau tanda vital. Evaluasi nadi perifer, pengisian kapiler. Rasional :

Menunjukan keadekuatan volume sirkulasi.

4) Kaji turgor kulit dan kelembaban membran mukosa. Perhatikan keluhan

haus. Rasional : Indikator tidak langsung dari status hidrasi/derajat

kekurangan.

5) Dorong peningkatan masukan cairan sampai 3000 ml/hari sesuai toleransi

individu. Rasional : Membantu dalam memelihara kebutuhan cairan dan

menurunkan risiko efek samping yang membahayakan, misal sistitis

hemoragi pada pasien yang mendapat siklofosfamid (Cytoxan).

6) Observasi terhadap kecenderungan perdarahan misal rembesan dari

membran mukosa, sisi fungsi: adanya ekimosis atau petekie. Rasional :

Identifikasi diri terhadap masalah (yang dapat terjadi sebagai akibat

kanker dan/atau terapi) memungkinkan dengan fungsi vena.

7) Meminimalkan fungsi vena (misal kombinasikan memulai IV dengan

pengambilan contoh darah). Dorong pasien untuk mempertimbangkan

16

Page 17: Askep Neoplasma

penempatan kanker vena sentral. Rasional : Menurunkan potensial

hemoragi dan infeksi berkenaan dengan fungsi vena berulang.

8) Hindari trauma dan pemberian tekanan pada sisi fungsi. Rasional :

Mengurangi potensial terhadap perdarahan/pembentukan hematoma.

Kolaborasi

9) Berikan cairan IV sesuai indikasi. Rasional : Diberikan untuk hidrasi

umum serta mengencerkan obat antineoplastik dan menurunkan efek

samping merugikan misal, mual/muntah atau nefrotoksisitas.

10) Berikan terapi antiemetik (rujuk pada DK: nutrisi, perubahan: kurang dari

kebutuhan tubuh). Rasional : Penghilangan mual/muntah menurunkan

kehilangan gastrik dan memungkinkan peningkatan masukan oral.

11) Pantau pemeriksaan laboratorium misal, JDL, elektrolit, albumin serum.

Rasional : Memberikan informasi tentang tingkat hidrasi dan

kekurangan yang menyertai, catatan : malnutrisi dan efek penurunan

kadar albumin menimbulkan perpindahan cairan/pembentukan odema.

12) Berikan transfusi sesuai indikasi misal, SDM. Rasional : Mungkin

diperlukan untuk memperbaiki jumlah darah dan mencegah manifestasi

anemia yang sering ada pada pasien kanker misal, takikardia, takipnea,

pusing dan kelemahan.

13) Berikan transfusi sesuai indikasi misal, Trombosit. Rasional :

Trombositopenia (yang dapat terjadi sebagai efek samping kemoterapi,

radiasi, atau proses kanker) meningkatkan risiko perdarahan dari

membran mukosa dan sisi tubuh yang lain. Perdarahan spontan secara

umum terjadi pada trombosit kurang dari 20.000.

14) Hindari penggunaan aspirin, iritan lambung, atau inhibitor trombosit.

Rasional : Menimbulkan risiko perdarahan.

e. Keletihan

Tindakan/Intervensi

Mandiri

1) Rencanakan perawatan untuk memungkinkan periode istirahat. Jadwalkan

aktivitas periodik bila pasien mempunyai energi paling banyak. Libatkan

pasien/orang terdekat dalam jadwal perencanaan. Rasional : Periode

istirahat sering diperlukan untuk memperbaiki/menghemat energi.

Perencanaan akan memungkinkan pasien menjadi aktif selama waktu

dimana tingkat energi lebih tinggi, yang dapat memperbaiki perasaan

sejahtera dan rasa kontrol.

2) Buat tujuan aktivitas realistis dengan pasien. Rasional : Memberikan rasa

kontrol dan perasaan mampu menyelesaikan.

17

Page 18: Askep Neoplasma

3) Dorongan pasien untuk melakukan apa saja bila mungkin misal, mandi

duduk, bangun dari kursi, berjalan. Tingkatkan tingkat aktivitas sesuai

kemampuan. Rasional : Meningkatkan kekuatan/stamina dan

memampukan pasien menjadi lebih aktif tanpa kelelahan yang berarti.

4) Pantau respons fisiologi terhadap aktivitas misal,perubahan pada TD atau

frekuensi jantung/pernafasan. Rasional : Toleransi sangat bervariasi

tergantung pada tahap proses penyakit, status nutrisi, keseimbangan

cairan, dan reaksi terhadap aturan terapeutik.

5) Dorongan masukan nutrisi (rujuk pada DK: nutrisi, perubahan: kurang

dari kebutuhan tubuh). Rasional : Masukan/penggunaan nutrisi adekuat

perlu untuk memenuhi kebutuhan energi untuk aktivitas.

Kolaborasi

6) Berikan O2 suplemen sesuai indikasi. Rasional : Adanya

anemia/hipoksemia menurunkan ketersediaan O2 untuk ambilan selular

dan memperberat keletihan.

7) Rujuk pada terapi fisik/okupasi. Rasional : Latihan yang terprogram

setiap hari dan aktivitas membantu pasien

mempertahankan/meningkatkan kekuatan dan tonus otot, meningkatkan

rasa sejahtera. Penggunaan alat adaptasi dapat membantu menghemat

energi.

f. Infeksi, Risiko tinggi terhadap

Tindakan/Intervensi

Mandiri

1) Tingkatkan prosedur mencuci tangan yang baik dengan staf dan

pengunjung. Batasi pengunjung yang mengalami infeksi. Tempatkan pada

isolasi sesuai indikasi. Rasional : Lindungi pasien dari sumber-sumber

infeksi seperti, pengunjung dan staf yang mengalami ISK.

2) Tekan higiene personal. Rasional : Membantu potensial sumber infeksi

dan/atau pertumbuhan sekunder.

3) Pantau suhu. Rasional : Peningkatan suhu terjadi (bila tidak tertutup oleh

obat kortikosteroid dan anti inflamasi) karena berbagai faktor misal efek

samping kemoterapi, proses penyakit atau infeksi. Identifikasi dini proses

infeksi memungkinkan terapi yang tepat untuk dimulai dengan segera.

4) Kaji semua sistem (misal, kulit, pernafasan, genitourinaria) terhadap

tanda/gejala infeksi secara kontinu. Rasional : Pengenalan diri dan

intervensi segera dapat mencegah progresi pada situasi/sepsis yang lebih

serius.

18

Page 19: Askep Neoplasma

5) Ubah posisi dengan sering: pertahankan linen kering dan bebas kerutan.

Rasional : Menurunkan tekanan dan iritasi pada jaringan dan mencegah

kerusakan kulit (sisi potensial untuk pertumbuhan bakteri).

6) Tingkatkan istirahat adekuat/periode latihan. Rasional : Membatasi

keletihan, mendorong gerakan yang cukup untuk mencegah komplikasi

statis misal, pneumonia, dekubitus dan pembentukan trombus.

7) Tekankan pentingnya higiene oral yang baik. Rasional : Terjadinya

stomatitis meningkatkan risiko terhadap infeksi/pertumbuhan sekunder.

8) Hindari/batasi prosedur invasif. Taati teknik aseptik. Rasional :

Menurunkan risiko kontaminasi, membatasi entri portal terhadap agen

infeksius.

Kolaborasi

9) Pantau JDL dengan ADP diferensial dan jumlah granulosit dan trombosit

sesuai indikasi. Rasional : Aktivitas sumsum tulang dihambat oleh efek

kemoterapi, status penyakit, atau terapi radiasi. Pemantauan status

melosupresi penting, untuk mencegah komplikasi lanjut (misal, infeksi,

anemia atau hemoragi) dan jadwal pemberian obat, catatan: Nadir (titik

terendah penurunan jumlah darah) terlihat 7-10 hari setelah pe,mberian

kemoterapi.

10) Dapatkan kultur sesuai indikasi. Rasional : Mengidentifikasi organisme

penyebab dan terapi yang tepat.

Berikan antibiotik sesuai indikasi. Rasional : Mungkin digunakan untuk

mengidentifikasi infeksi atau diberikan secara profilaktik pada pasien

imunosupresi.

g. Integritas Kulit/Jaringan, Kerusakan, Risiko Tinggi Terhadap

Tindakan/Intervensi

Mandiri

1) Kaji kulit dengan sering terhadap efek samping terapi kanker, perhatikan

kerusakan/pelambatan penyembuhan luka. Tekankan pentingnya

melaporkan area terbuka pada pemberi perawatan. Rasional : Efek

kemerahan dan/atau kulit samak (reaksi radiasi) dapat terjadi dalam area

radiasi. Deskuamasi kering (kekeringan dan pruritus), deskuamasi

lembab (lepuh), ulserasi, kehilangan rambut, kehilangan dermis, dan

kelenjar keringat juga dapat terlihat. Selainitu reaksi kulit (misal, ruam

alergi, hiperpigmentasi, pruritus dan alopesia) dapat terjadi pada

beberapa agen kemoterapi.

2) Mandikan dengan air hangat dan sabun ringan. Rasional : Memertahankan

kebersihan tanpa mengiritasi kulit.

19

Page 20: Askep Neoplasma

3) Dorong pasien untuk menghindari menggaruk dan menepuk kulit yang

kering daipada menggaruk. Rasional : Membantu mencegah friksi/trauma

kulit.

4) Balikkan/ubah posisi dengan sering. Rasional : Meningkatkan sirkulasi

dan mencegah tekanan pada kulit/jaringan yang tidak perlu.

5) Anjurkan pasien untuk menghindari krim kulit apapun, salep, dan bedak

kecuali diizinkan dokter. Rasional : Dapat meningkatkan iritasi/reaksi

secara nyata.

6) Tinjau protokol perawatan kulit untuk pasien yang mendapat terapi

radiasi. Rasional : Dilakukan untuk meminimalkan trauma pada area

terapi radiasi.

7) Hindari menggaruk atau menggunakan sabun, losion atau deodoran pada

area: hindari memberikan panas atau mengusahakan mencuci tanda/tato

yang ada di kulit sebagai identifikasi area iradiasi. Rasional : Dapat

menimbulkan atau bahkan mempengaruhi pemberian radiasi.

8) Anjurkan menggunakan pakaian lembut dan longgar pada area tersebut:

biarkan pasien menghindari menggunakan bra bila ini memberikan

tekanan. Rasional : Kulit sangat sensitif selama pengobatan dan

setelahnya: dan semua iritasi harus dihindari untuk mencegah cedera

dermal.

9) Berikan tepung kanji pada area sesuai kebutuhan dan Eucerin (atau krim

lain yang dianjurkan) pada area dua kali sehari setelah radiasi selesai.

Rasional : Membantu mengontrol kelembaban atau pruritus.

Mempertahankan perawatan diperlukan sampai jaringan kulit telah

beregenerasi dan kembali normal.

10) Tinjau penggunaan tabir surya/blok tabir surya. Rasional : Melindungi

kulit dari sinar ultraviolet dan menurunkan risiko reaksi berulang.

11) Tinjau ulang protokol perawatan kulit untuk pasien yang mendapat

kemoterapi, misal : Penggunaan yang tepat kateter vena sentral atau

perifer, encerkanobat antikanker per protokol dan pastikan bahwa IV

diberikan dengan baik. Rasional : Menurunkan risiko iritasi/ekstravasasi

jaringan dari agen ke dalam jaringan.

12) Instruksikan pasien untuk memberi tahu pemberi perawatan dengan segera

tentang ketidaknyamanan pada sisi pemasangan IV. Rasional : Terjadinya

iritasi menandakan perlunya pengubahan kecepatan/pengenceran

kemoterapi dan/atau perubahan sisi IV untuk mencegah reaksi yang lebih

medis.

13) Kaji sisi IV/kulit dan vena terhadap eritema, edema, nyeri tekan: bercak

sepeti bilur, gatal/rasa terbakar: atau bengkak, rasa terbakar, luka, lepuh

20

Page 21: Askep Neoplasma

yang makin menjadi ulserasi/nekrosis jaringan. Rasional : Adanya

flesibitis, kemerahan vena (reaksi alergi lokal) atau ekstravasasi

memerlukan penghentian segera dari agen antineoplastik dan intervensi

medis.

14) Cuci kulit dengan segera dengan sabun dan air bila agen antineoplastik

tercecer pada kulit yang tidak terlindungi (pasien atau pemberi

perawatan). Rasional : Mengencerkan obat untuk menurunkan risiko

iritasi kulit/luka bakar kimia.

15) Anjurkan pasien yang menerima 5FU dan metotreksat untuk menghindari

pemajanan pada matahari. Tunda metotreksat bila ada luka bakar.

Rasional : Matahari dapat menyebabkan eksaserbasi dari titik luka bakar

(efek samping dari 5-Fluorouracil) atau dapat menyebabkan area ruam

merah dengan metotreksat yang dapat mengeksaserbasikan efek obat.

16) Tinjau ulang efek samping dermatologis yang dicurigai pada kemoterapi

misal ruam, hiperpigmentasi dan pengelupasan telapak oleh 5FU.

Rasional : Pedoman antisipasi membantu menurunkan masalah bila efek

samping terjadi.

17) Informasikan pasien bahwa bila terjadi alopesia, rambut dapat tumbuh

kembali setelah kemoterapi selesai, tetapi dapat/tidak dapat tumbuh

kembali setelah terapi radiasi. Rasional : Pedoman antisipasi dapat

membantu penilaian/persiapan untuk kebotakan. Pria sering sensitif

terhadap kehilangan rambut demikian juga wanita. Efek radiasi pada

akar rambut mungkin permanen, tergantung pada dosis.

Kolaborasi

18) Berikan antidot yang tepat bila terjadi eksaserbasi, misal :

Rasional : Mengurangi kerusakan jaringan lokal.

19) DMSO topikal. Rasional : Mungkin bermanfaat untuk mitomisin,

doksorubisin (Adriamycin)/daunorubisin, catatan: injeksi Benadryl dapat

menghilangkan gejala kemerahan vena.

20) Hialuronidase (Wydase). Rasional : Diinjeksikan secara subkutan untuk

inflasi vinkrisin.

21) NaHCO3. Rasional : Injeksi IV dan/atau pada jaringan sekitar untuk

Bisantrene.

22) Tiosulfat. Rasional : Diinjeksikan secara subkutan untuk mustrad

nitrogen.

23) Berikan salep topikal misal, sulfadiazin perak (Silvadene) dengan tepat.

Rasional : Mungkin digunakan untuk mencegah enfeksi/memudahkan

penyembuhan bila terjadi luka bakar kimia (ekstravasasi).

21

Page 22: Askep Neoplasma

Berikan kompres es/kompres hangat per protokol. Rasional : Intervensi

kontroversial tergantung pada tipe agen yang digunakan. Es membatasi

aliran darah, mempertahankan obat terlokalisasi, sedangkan panas

menyebarkan antidot.

h. Kurang Pengetahuan [Kebutuhan Belajar], Mengenai Penyakit

Prognosis dan Kebutuhan Pengobatan

Tindakan/Intervensi

Mandiri

1) Tinjau ulang dengan pasien/orang terdekat pemahaman diagnosa khusus,

alternatif pengobatan dan sifat harapan. Rasional : Memvalidasi tingkat

pemahaman saat ini, mengidentifikasi kebutuhan belajar, dan

memberikan dasar pengetahuan dimana pasien membuat keputusan

berdasarkan informasi.

2) Tentukan persepsi pasien tentang kanker dan pengobatan kanker:

tanyakan tentang pengalaman pasien sendiri/sebelumnya atau pengalaman

orang lain yang mempunyai (atau pernah mempunyai) kanker. Rasional :

Membantu penilaian diagnosa kanker, memberikan informasi yang

diperlukan selama waktu menyerapnya. Catatan: kecepatan dan metode

pemberian informasi perlu diubah agar menurunkan ansietas pasien dan

meningkatkan kemampuan untk mengasimilasi informasi.

3) Berikan pedoman antisipasi pada pasien/orang terdekat mengenai

protokol pengobatan, lama terapi, hasil yang diharapkan, kemungkinan

efek samping. Bersikap jujur dengan pasien. Rasional : Pasien

mempunyai hak untuk tahu (diinfornasikan ) dan berpartisipasi dalam

pohon keputusan. Informasi akurat dan detil membantu menghilangkan

rasa takut dan ansietas, mengklarifikasi rutinitas yang diharapkan dan

memungkinkan pasien mempertahankan bebrapa derajat kontrol.

4) Minta pasien untuk umpan balik verbal dan perbaiki kesalahan konsep

tentang tipe kanker individu dan pengobatannya. Rasional : Kesalahan

konsep tentang kanker lebih menggangu daripada kenyataan dan

mempengaruhi pengobatan/penurunan penyembuhan.

5) Nyatakan secara normal keterbatasan yang akan dialami (bila ada) pada

AKS (misal, membatasi pemajanan sinar matahari, masukan alkohol,

kehilangan waktu kerja karena pengobatan dirumah sakit). Rasional : Bila

pembatasan diperlukan, memungkinkan pasien/orang tedekat mulai

menempatkan mereka pada perspektif dan rencana/adaptasi sesuai

indikasi.

6) Berikan materi tertulis tentang kanker, pengobatan dan ketersediaan

sistem pendukung. Rasional : Ansietas dan berpikir terus menerus

22

Page 23: Askep Neoplasma

dengan pikiran tentang kehidupan dan kematian sering mempengaruhi

kemampuan pasien untuk mengasimilasi informasi adekuat. Materi

tertulis yang dibawa pulang memberi penguatan dan klarifikasi tentang

informasi sesuai kebutuhan pasien.

7) Tinjau ulang atiuran pengobatan khusus dan penggunaan obat yang dijual

bebas. Rasional : Meningkatkan kemampuan untuk mengatur perawatan

diri dan menghindari potensial komplikasi, reaksi/interaksi obat.

8) Beri tahu kebutuhan perawatan khusus di rumah misal, kemampuan untuk

hidup sendiri, melakukan pengobatan/prosedur yang diperlukan dan

bahan yang dibutuhkan. Rasional : Memberikan informasi mengenai

perubahan yang diperlukan dalam rencana memenuhi kebutuhan

terapeutik.

9) Lakukan evaluasi sebelum pulang ke rumah sesuai indikasi. Rasional :

Membantu dalam transisi ke lingkungan rumah dengan memberikan

informasi tentang kebutuhan perubahan pada situasi fisik, penyediaan

bahan yang diperlukan.

10) Rujuk pada sumber-sumber di komunitas sesuai indikasi, misal pelayanan

sosial (bila ada). Rasional : Meningkatkan kompeten perawatan mandiri

dan kemandirian optimal. Mempertahankan pasien dalam situasi yang

diinginkan/dirumah.

11) Tinjau ulang dengan pasie/orang terdekat pentingnya mempertahankan

status nutrisi optimal. Rasional : Meningkatkan kesejahteraan,

memudahkan pemulihan dan memungkinkan pasien mentoleransi

pengobatan.

12) Dorong variasi diet dan pengalaman dalam pencernaan makan dan

persiapan makanan misal, memasak dengan jus manis, anggur,

menyediakan makanan dingin atau pada suhu ruangan dengan tepat (salat

telur, es krim). Rasional : Kreativitas dapat meningkatkan keinginan dan

masukan, khususnya bila makanan protein terasa lebih pahit,

13) Berikan buku masak yang didesain untuk pasien kanker. Rasional :

Membantu dalam memberian menu/ide bumbu khusus.

14) Anjurkan meningkatkan masukan cairan dan serat dalam diet serta latihan

teratur. Rasional : Memperbaiki konsistensi feses dan merangsang

peristaltik.

15) Instruksikan pasien untuk mengakji membran mukosa oral secara rutin,

perhatiakn eritema, ulserasi. Rasional : Pengenalan dini tentang masalah

meningkatkan intervensi dini, meminimalkan komplikasi yang merusak

masukan oral dan memberikan kesempatan untuk infeksi sistemik.

23

Page 24: Askep Neoplasma

16) Anjurkan pasien memperhatikan kulit dan perawatan rambut misal,

menghindari sampo keras, pewarna rambut, air garam permanen, air

mengandung klor: menghindari pemajanan pada angin kencang dan panas

atau dingin yang ekstrem: hindari pemajanan sinar matahari pada area

target selama 1 tahun setelah akhir pengobatan radiasi dan memberikan

blok tabir surya (SPF 15 atau lebih besar). Rasional : Mencegah

kerusakan rambut lebih berat dan iritasi kulit, dapat mencegah reaksi

ulangan.

17) Tinjau tanda dan gejala, kebutuhan evaluasi medis misal,infksi,

pelambatan penyembuhan, reaksi obat, peningkatan nyeri (tergantung

pada situasi individu). Rasional : Identifikasi dan pengobatan dapat

membatsi beratnya komplikasi.

Tekankan pentingnya melakukan evaluasi medis. Rasional : Memberikan

pemantauan terus menerus tentang kemajuan/resolusi proses penyakit

dan kesempatan untuk diagnosa dan pengobatan tepat waktu terhadap

komplikasi. Catatan : beberapa komplikasi dapat terjadi selama setelah

terapi selasai misal, fraktur patologis, sistitis/nefritis radiasi.

4. Pelaksanaan

Menurut Lismidar, H (1990), pelaksanaan adalah pemberian asuhan

keperawatan yang diberikan secara nyata kepada pasien sesuai dengan rencana

tindakan keperawatan.

Pelaksanaan adalah pemberian asuhan keperawatan secara nyata berupa

rangkaian kegiatan yang sistematik berdasarkan perencanaan untuk mencapai hasil

yang optimal.

Dalam pelaksanaannya semua tindakan yang telah dilakukan dicatat di dalam

buku catatan keperawatan. Catatan keperawatan dapat dijadikan sebagai bahan

dokumentasi yang berguna untuk komunikasi antar tim kesehatan sehingga

memungkinkan pemberian tindakan yang berkesinambungan dan mencegah

terjadinya pemberian tindakan yang berulang dalam bentuk yang sama.

5. Evaluasi

Menurut Lismidar, H (1990), evaluasi merupakan tahap akhir dari proses

keperawatan yang digunakan sebagai alat untuk mengukur keberhasilan dari asuhan

keperawatan dan proses ini berlangsung terus menerus yang diarahkan kepada

pencapaian tujuan yang diinginkan.

Ada empat masalah kemungkinan yang dapat terjadi di dalam tahap evaluasi

yaitu : Masalah teratasi seluruhnya, masalah teratasi sebagian, masalah tidak dapat

teratasi dan timbul masalah baru.

Berdasarkan teoritis maka evaluasi yang akan dicapai adalah:

1. Tidak terjadi kecemasan atau kecemasan teratasi.

24

Page 25: Askep Neoplasma

2. Pasien tidak menunjukan rasa nyeri.

3. Tidak terjadi perubahan nutrisi.

4. Volume cairan dapat teratasi.

5. Pasien dapat menunjukkan aktivitas dan terhindar dari

keletihan.

6. Tidak terjadi infeksi selama proses perawatan.

7. Kulit utuh dan tidak terdapat infeksi.

8. Pengetahuan pasien dan keluarga dapat meningkat.

DAFTAR PUSTAKA

Adam’s, (1995), The World’s Best Anatomical Charts, Amerika, Anatomical Chart

Company.

Arif Mansjoer, (1999), Kapita Selekta Kedokteran, Jakarta, Penerbit Fakultas

Kedokteran Universitas Indonesia.

Doenges Marylin E, Moorhouse Mary Francer, Geisser Alice C, (1999), Rencana

Asuhan Keperawatan, Jakarta, Penerbit Buku Kedokteran EGC.

Himawan Sutisna, (1996), Patologi, Jakarta, Penerbit Fakultas Kedokteran

Universitas Indonesia.

Lismidar H, dkk, (1990), Proses Keperawatan, Jakarta, Penerbit Fakultas Kedokteran

Universitas Indonesia.

Luckman and Sorensan’s, (1993), Medical Surgical of Nursing, Philadelphia, W.B,

Sounders Company.

Tambayong, Jan, (2000), Patofisiologi Untuk Keperawatan, Jakarta, Penerbit Buku

Kedokteran EGC.

Sobotta, (1995), Atlas of Human Anatomy, Urban & Schwarzenberg, USA.

25