Askep Klien Dengan Hepatitis

27
www.perawattegal.wordpress.com HEPATITIS A. Latar Belakang Hepatitis virus akut merupakan penyakit infeksi yang penyebarannya luas dalam tubuh walaupun efek yang menyolok terjadi pada hepar. Telah ditemukan 5 kategori virus yang menjadi agen penyebab yaitu Virus Hepatitis A (HAV), Virus Hepatitis B (HBV), Virus Hepatitis C (HVC), Virus Hepatitis D (HDV), Virus Hepatitis E (HEV). Walaupun kelima agen ini dapat dibedakan melalui petanda antigeniknya, tetapi kesemuanya memberikan gambaran klinis yang mirip, yang dapat bervariasi dari keadaan sub klinis tanpa gejala hingga keadaan infeksi akut yang total. Bentuk hepatitis yang dikenal adalah HAV ( Hepatitis A ) dan HBV (Hepatitis B). kedua istilah ini lebih disukai daripada istilah lama yaitu hepatitis infeksiosa dan hepatitis serum, sebab kedua penyakit ini dapat ditularkan secara parenteral dan non parenteral. Hepatitis virus yang tidak dapat digolongkan sebagai Hepatitita A atau B melalui pemeriksaan serologi disebut sebagai Hepatitis non-A dan non-B (NANBH) dan saat ini disebut Hepatitis C (Dienstag, 1990). Selanjutnya ditemukan bahwa jenis hepatitis ini ada 2 macam, yang pertama dapat ditularkan secara parenteral (Parenterally Transmitted) atau disebut PT-NANBH dan yang kedua dapat ditularkan secara enteral (Enterically Transmitted)

Transcript of Askep Klien Dengan Hepatitis

Page 1: Askep Klien Dengan Hepatitis

ww

w.p

er

aw

att

eg

al.

wo

rd

pr

es

s.c

om

HEPATITIS

A. Latar Belakang

Hepatitis virus akut merupakan penyakit infeksi yang penyebarannya luas dalam

tubuh walaupun efek yang menyolok terjadi pada hepar. Telah ditemukan 5 kategori

virus yang menjadi agen penyebab yaitu Virus Hepatitis A (HAV), Virus Hepatitis B

(HBV), Virus Hepatitis C (HVC), Virus Hepatitis D (HDV), Virus Hepatitis E (HEV).

Walaupun kelima agen ini dapat dibedakan melalui petanda antigeniknya, tetapi

kesemuanya memberikan gambaran klinis yang mirip, yang dapat bervariasi dari

keadaan sub klinis tanpa gejala hingga keadaan infeksi akut yang total.

Bentuk hepatitis yang dikenal adalah HAV ( Hepatitis A ) dan HBV (Hepatitis

B). kedua istilah ini lebih disukai daripada istilah lama yaitu hepatitis infeksiosa dan

hepatitis serum, sebab kedua penyakit ini dapat ditularkan secara parenteral dan non

parenteral.

Hepatitis virus yang tidak dapat digolongkan sebagai Hepatitita A atau B

melalui pemeriksaan serologi disebut sebagai Hepatitis non-A dan non-B (NANBH)

dan saat ini disebut Hepatitis C (Dienstag, 1990). Selanjutnya ditemukan bahwa jenis

hepatitis ini ada 2 macam, yang pertama dapat ditularkan secara parenteral

(Parenterally Transmitted) atau disebut PT-NANBH dan yang kedua dapat ditularkan

secara enteral (Enterically Transmitted) disebut ET-NANBH (Bradley, 1990; Centers

for Disease Control, 1990). Tata nama terbaru menyebutkan PT-NANBH sebagai

Hepatitis C dan ET-NANBH sebagai Hepatitia E (Bradley,1990; Purcell, 1990).

Virus delta atau virus Hepatitis D (HDV) merupakan suatu partikel virus yang

menyebabkan infeksi hanya bila sebelumnya telah ada infeksi Hepatitis B, HDV dapat

timbul sebagai infeksi pada seseorang pembawa HBV.

Hepatitis menjadi masalah kesehatan masyarakat yang penting tidak hanya di

Amerika tetapi juga diseluruh Dunia. Penyakit ini menduduki peringkat ketiga

diantara semua penyakit menular yang dapat dilaporkan di Amerika Serikat (hanya

dibawah penyakit kelamin dan cacar air dan merupakan penyakit epidemi di

kebanyakan negara-negara dunia ketiga. Sekitar 60.000 kasus telah dilaporkan ke

Center for Disease Control di Amerika Serikat setiap tahun, tetapi jumlah yang

sebenarnya dari penyakit ini diduga beberapa kali lebih banyak. Walaupun mortalitas

Page 2: Askep Klien Dengan Hepatitis

ww

w.p

er

aw

att

eg

al.

wo

rd

pr

es

s.c

om

akibat hepatitis virus ini rendah, tetapi penyakit ini sering dikaitkan dengan angka

morbiditas dan kerugian ekonomi yang besar.

Page 3: Askep Klien Dengan Hepatitis

ww

w.p

er

aw

att

eg

al.

wo

rd

pr

es

s.c

om

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. PENGERTIAN

Hepatitis adalah Suatu peradangan pada hati yang terjadi karena toksin seperti;

kimia atau obat atau agen penyakit infeksi (Asuhan keperawatan pada anak, 2002;

131)

Hepatitis adalah keadaan radang/cedera pada hati, sebagai reaksi terhadap virus,

obat atau alkohol (Ptofisiologi untuk keperawatan, 2000;145)

B. ETIOLOGI DAN FAKTOR RESIKO

1. Hepatitis A

a. Virus hepetitis A (HAV) terdiri dari RNA berbentuk bulat tidak berselubung

berukuran 27 nm

b. Ditularkan melalui jalur fekal – oral, sanitasi yang jelek, kontak antara manusia,

dibawah oleh air dan makanan

c. Masa inkubasinya 15 – 49 hari dengan rata – rata 30 hari

d. Infeksi ini mudah terjadi didalam lingkungan dengan higiene dan sanitasi yang

buruk dengan penduduk yang sangat padat.

2. Hepetitis B (HBV)

a. Virus hepatitis B (HBV) merupakan virus yang bercangkang ganda yang

memiliki ukuran 42 nm

b. Ditularkan melalui parenteral atau lewat dengan karier atau penderita infeksi

akut, kontak seksual dan fekal-oral. Penularan perinatal dari ibu kepada bayinya.

c. Masa inkubasi 26 – 160 hari dengan rata- rata 70 – 80 hari.

d. Faktor resiko bagi para dokter bedah, pekerja laboratorium, dokter gigi, perawat

dan terapis respiratorik, staf dan pasien dalam unit hemodialisis serta onkologi

laki-laki biseksual serta homoseksual yang aktif dalam hubungan seksual dan

para pemaki obat-obat IV juga beresiko.

3. Hepatitis C (HCV)

a. Virus hepatitis C (HCV) merupakan virus RNA kecil, terbungkus lemak yang

diameternya 30 – 60 nm.

b. Ditularkan melalui jalur parenteral dan kemungkinan juga disebabkan juga oleh

kontak seksual.

c. Masa inkubasi virus ini 15 – 60 hari dengan rata – 50 hari

Page 4: Askep Klien Dengan Hepatitis

ww

w.p

er

aw

att

eg

al.

wo

rd

pr

es

s.c

om

d. Faktor resiko hampir sama dengan hepetitis B

4. Hepatitis D (HDV)

a. Virus hepatitis B (HDP) merupakan virus RNA berukuran 35 nm

b. Penularannya terutama melalui serum dan menyerang orang yang memiliki

kebiasaan memakai obat terlarang dan penderita hemovilia

c. Masa inkubasi dari virus ini 21 – 140 hari dengan rata – rata 35 hari

d. Faktor resiko hepatitis D hampir sama dengan hepatitis B.

5. Hepattitis E (HEV)

a. Virus hepatitis E (HEV) merupakan virus RNA kecil yang diameternya + 32 –

36 nm.

b. Penularan virus ini melalui jalur fekal-oral, kontak antara manusia

dimungkinkan meskipun resikonya rendah.

c. Masa inkubasi 15 – 65 hari dengan rata – rata 42 hari.

d. Faktor resiko perjalanan kenegara dengan insiden tinggi hepatitis E dan makan

makanan, minum minuman yang terkontaminasi.

C. INSIDEN

1. Hepetitis A

Penyakit endemik dibeberapa bagian dunia, khususnya area dengan sanitasi yang

buruk. Walaupun epidemik juga terjadi pada negara – negara dengan sanitasi baik.

2. Hepatitis B

Ditemukan dibeberapa negara insidennya akan meningkat pada area dengan

populasi padat dengan tingkat kesehatan yang buruk.

3. Hepatitis C

90 % kasus terjadi akibat post transpusi dan banyak kasus sporadik, 4 % kasus

hepatitis disebabkan oleh hepatitis virus dan 50 % terjadi akibat penggunaan obat

secara intra vena

4. Hepatitis D

Selalu ditemukan dengan hepatitis B, delta agent adalah indemik pada beberapa

area seperti negara mediterania, dimana lebih dari 80 % karier hepatitis B dapat

menyebabkan infeksi

5. Hepatitis E

Adalah RNA virus yang berbeda dari hepatitis A dan eterovirus biasanya terjadi di

India, Birma, Afganistan, Alberia, dan Meksiko.

Page 5: Askep Klien Dengan Hepatitis

ww

w.p

er

aw

att

eg

al.

wo

rd

pr

es

s.c

om

A. PATOFISIOLOGI

Virus hepatitis yang menyerang hati menyebabkan peradangan dan infiltrat pada

hepatocytes oleh sel mononukleous. Proses ini menyebabkan degrenerasi dan nekrosis

sel perenchyn hati.

Respon peradangan menyebabkan pembekakan dalam memblokir sistem

drainage hati, sehingga terjadi destruksi pada sel hati. Keadaan ini menjadi statis

empedu (biliary) dan empedu tidak dapat diekresikan kedalam kantong empedu

bahkan kedalam usus, sehingga meningkat dalam darah sebagai hiperbilirubinemia,

dalam urine sebagai urobilinogen dan kulit hapatoceluler jaundice.

Hepatitis terjadi dari yang asimptomatik samapi dengan timbunya sakit dengan

gejala ringan. Sel hati mengalami regenerasi secara komplit dalam 2 sampai 3 bulan

lebih gawat bila dengan nekrosis hati dan bahkan kematian. Hepattis dengan sub akut

dan kronik dapat permanen dan terjadinya gangguan pada fungsi hati. Individu yang

dengan kronik akan sebagai karier penyakit dan resiko berkembang biak menjadi

penyakit kronik hati atau kanker hati

Page 6: Askep Klien Dengan Hepatitis

ww

w.p

er

aw

att

eg

al.

wo

rd

pr

es

s.c

om

PENYIMPANGAN KDM HEPATITIS

Faktor resiko higiene & sanitasi buruk

Rentan terhadap infeksi virus hepatitis

Invasi virus ke dalam tubuh

Masuk sirkulasi

Masuk dalam aliran vena hepatikus

Virus berkembang biak dalam sel hati

Kerusakan pada hepar Proses peradangan sel hati

Produksi garam empedu ↓ Kerusakan jaringan hepar Terjadi imflamasi sel hati

Suasana duadenum menjadi Pelepasan zat proteolitik Pembatasan aktivitas

asam

Merangsang ujung saraf Perubahan aktivitas rutin Mengiritasi duadenum

Ditransmisikan ke kortex Efek gravitasi pada Impuls iritatif ke otak serebri melalui talamus gerakan feses

Gejala GI Nyeri Feses menjadi keras

Rangsangan M.Oblongata Konstipasi

Fungsi hepar terganggu

Mual muntahGangguan metabolismeKH, Protein dan Lemak

Anoreksia

KH tidak dapat simpan

Page 7: Askep Klien Dengan Hepatitis

ww

w.p

er

aw

att

eg

al.

wo

rd

pr

es

s.c

om

Intake kurang

Energi yang dihasilkan berkurang Kelemahan Defisit perawatan diri Nutrisi kurang

E. MANIFESTASI KLINIK

Menifestasi klinik dari semua jenis hepatitis virus secara umum sama.

Manifestasi klinik dapat dibedakan berdasarkan stadium. Adapun manifestasi dari

masing – amsing stadium adalah sebagai berikut.

1. Stadium praicterik berlangsung selama 4 – 7 hari. Pasien mengeluh sakit kepala,

lemah, anoreksia, muntah, demam, nyeri pada otot dan nyeri diperut kanan atas

urin menjadi lebih coklat.

2. Stadium icterik berlangsung selama 3 – 6 minggu. Icterus mula –mula terlihat

pada sklera, kemudian pada kulit seluruh tubuh. Keluhan – keluhan berkurang,

tetapi klien masih lemah, anoreksia dan muntah. Tinja mungkin berwarna kelabu

atau kuning muda. Hati membesar dan nyeri tekan.

3. Stadium pascaikterik (rekonvalesensi). Ikterus mereda, warna urin dan tinja

menjadi normal lagi. Penyebuhan pada anak – anak menjadi lebih cepat pada

orang dewasa, yaitu pada akhir bulan ke 2, karena penyebab yang biasanya

berbeda

F. TES DIAGNOSTIK

1. ASR (SGOT) / ALT (SGPT)

Awalnya meningkat. Dapat meningkat 1-2 minggu sebelum ikterik kemudian

tampak menurun. SGOT/SGPT merupakan enzim – enzim intra seluler yang

terutama berada dijantung, hati dan jaringan skelet, terlepas dari jaringan yang

rusak, meningkat pada kerusakan sel hati

2. Darah Lengkap (DL)

SDM menurun sehubungan dengan penurunan hidup SDM (gangguan enzim hati)

atau mengakibatkan perdarahan.

3. Leukopenia

Trombositopenia mungkin ada (splenomegali)

4. Diferensia Darah Lengkap

Leukositosis, monositosis, limfosit, atipikal dan sel plasma.

5. Alkali phosfatase

Page 8: Askep Klien Dengan Hepatitis

ww

w.p

er

aw

att

eg

al.

wo

rd

pr

es

s.c

om

Agaknya meningkat (kecuali ada kolestasis berat)

6. Feses

Warna tanah liat, steatorea (penurunan fungsi hati)

7. Albumin Serum

Menurn, hal ini disebabkan karena sebagian besar protein serum disintesis oleh

hati dan karena itu kadarnya menurun pada berbagai gangguan hati.

8. Gula Darah

Hiperglikemia transien / hipeglikemia (gangguan fungsi hati).

9. Anti HAVIgM

Positif pada tipe A

10. HbsAG

Dapat positif (tipe B) atau negatif (tipe A)

11. Masa Protrombin

Mungkin memanjang (disfungsi hati), akibat kerusakan sel hati atau berkurang.

Meningkat absorbsi vitamin K yang penting untuk sintesis protombin.

12. Bilirubin serum

Diatas 2,5 mg/100 ml (bila diatas 200 mg/ml, prognosis buruk, mungkin

berhubungan dengan peningkatan nekrosis seluler)

13. Tes Eksresi BSP (Bromsulfoptalein)

Kadar darah meningkat.

BPS dibersihkan dari darah, disimpan dan dikonyugasi dan diekskresi. Adanya

gangguan dalam satu proses ini menyebabkan kenaikan retensi BSP.

14. Biopsi Hati

Menujukkan diagnosis dan luas nekrosis

15. Skan Hati

Membantu dalam perkiraan beratnya kerusakan parenkin hati.

16. Urinalisa

Peningkatan kadar bilirubin.

Gangguan eksresi bilirubin mengakibatkan hiperbilirubinemia terkonyugasi.

Karena bilirubin terkonyugasi larut dalam air, ia dsekresi dalam urin menimbulkan

bilirubinuria.

G. PENATALAKSANAAN MEDIK

Page 9: Askep Klien Dengan Hepatitis

ww

w.p

er

aw

att

eg

al.

wo

rd

pr

es

s.c

om

Tidak ada terpi sfesifik untuk hepatitis virus. Tirah baring selama fase akut dengan

diet yang cukup bergizi merupakan anjuran yang lazim. Pemberian makanan intravena

mungkin perlu selama fase akut bila pasienterus menerus muntah. Aktivitas fisik

biasanya perlu dibatasi hingga gejala-gejala mereda dan tes fungsi hati kembali

normal.

H. ASUHAN KEPERAWATAN

1. Pengkajian

a. Biodata.

Identitas.

- Identitas klien meliputi, nama, umur, agama, jenis kelamin, pendidikan,

tanggal masuk rumah sakit, tanggal pengkajian, No register, dan dignosa

medis.

- Identitas orang tua yang terdiri dari : Nama Ayah dan Ibu, agama, alamat,

pekerjaan, penghasilan, umur, dan pendidikan terakhir.

- Identitas saudara kandung meliputi : Nama, umur, jenis kelamin,

pendidikan, dan hubungan dengan klien.

b. Keluhan utama

Keluhan anak sehingga anak membutuhkan perawatan. Keluhan dapat berupa

nafsu makan menurun, muntah, lemah, sakit kepala, batuk, sakit perut kanan

atas, demam dan kuning

c. Riwayat kesehatan

1. Riwayat Kesehatan Sekarang

Gejala awal biasanya sakit kepala, lemah anoreksia, mual muntah, demam,

nyeri perut kanan atas

2. Riwayat Kesehatan Masa lalu

Riwayat kesehatan masa lalu berkaitan dengan penyakit yang pernah

diderita sebelumnya, kecelakaan yang pernah dialami termasuk keracunan,

prosedur operasi dan perawatan rumah sakit serta perkembangan anak

dibanding dengan saudara-saudaranya

3. Riwayat kesehatan keluarga

Berkaitan erat dengan penyakit keturunan, riwayat penyakit menular

khususnya berkaitan dengan penyakit pencernaan.

2. Diagnosa keperawatan yang lazim muncul .

Page 10: Askep Klien Dengan Hepatitis

ww

w.p

er

aw

att

eg

al.

wo

rd

pr

es

s.c

om

a. Intoleransi aktifitas berhubungan dengan kelemahan umum.

b. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan

kegagalan masukan metabolik, anoreksia, mual/muntah.

c. Resiko tinggi terhadap kekurangan volume cairan berhubungan dengan

kehilangan yang berlebihan melalui muntah dan diare.

d. Isolasi sosial berhubungan dengan perawatan isolasi.

e. Resiko tinggi terhadap infeksi berhubungan dengan pertahanan primer tidak

adekuat.

f. Resiko infeksi pada orang lain berhubungan dengan kontak pada anak yang

terinfeksi.

g. Resiko tinggi kerusakan integritas kulit berhubungan dengan akumulasi garam

empedu dalam jaringan.

h. Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurangnya informasi dengan proses

penyakit.

i. Hipertermi berhunbungan dengan proses infeksi.

j. Diare berhubungan dengan peningkatan peristaltik usus.

k. Konstipasi berhubungan dengan kurangnya aktifitas.

l. Nyeri berhubungan dengan kerusakan jaringan hepar.

m. Kehilangan kontrol berhubungan dengan perubahan aktifitas rutin.

3. Rencana keperawatan.

DX.I . Intoleransi aktifitas berhubungan dengan kelemahan umum.

Tujuan : Klien menunjukkan perbaikan terhadap aktifitas.

Kriteria hasil :

Mengekspresikan pemahaman tentang pentingnya perubahan tingkat

aktifitas.

Meningkatkan aktifitas yang dilakukan sesuai dengan perkembangan

kekuatan otot.

Intervensi Rasional

1. Tingkatkan tirah baring,

ciptakan lingkunga yang

tenang.

2. Tingkat aktifitas sesuai

Meningkatkan ketenangan istirahat dan

menyediakan energi yang digunakan untuk

penyembuhan.

Tiarah baring lama dapat menurunkan

Page 11: Askep Klien Dengan Hepatitis

ww

w.p

er

aw

att

eg

al.

wo

rd

pr

es

s.c

om

toleransi

3. Awasi kadar enzim hepar.

kemampuan. Ini dapat terjadi karena

keterbatasan aktifitas yang mengganggu

periode istirahat.

Membantu menurunkan kadar aktifitas

tepat, sebagai peningkatan prematur pada

potensial resiko berulang.

DX . II. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan

kegagalan masukan metabolik, anoreksia, mual/ muntah

Tujuan : Klien menunjukkan status nutrisi yang adekuat.

Kriteria hasil :

Nafsu makan baik.

Tidak ada keluhan mual/muntah.

Mencapai BB , mengarah kepada BB normal .

Intervensi Rasional

1. Awasi keluhan anoreksia,

mual/muntah.

2. Awasi pemasukan

diet/jumlah kalori.

Berikan makanan sedikit

dalam frekwensi sering.

3. Lakukan perawatan mulut

sebelum makan.

4. Timbang berat badan.

5. Berikan obat vit. B

kompleks, vit c dan

tambahan diet lain sesuai

indikasi.

Berguna dalam mendefinisikan derajat

luasnya masalah dan pilihan intervensi yang

tepat.

Makan banyak sulit untuk mengatur bila

klien anoreksia. Anoreksia juga paling

buruk pada siang hari, membuat masukan

makanan sulit pada sore hari.

Menghilangkan rasa tidak enak dan

meningkatkan nafsu makan.

Penurunan BB menunjukkan tidak

adekuatnya nutrisi klien.

Memperbaiki kekurangan dan membantu

proses penyembuhan.

Page 12: Askep Klien Dengan Hepatitis

ww

w.p

er

aw

att

eg

al.

wo

rd

pr

es

s.c

om

DX. III. Resiko tinggi terhadap kekurangan volume cairan berhubungan dengan

kehilangan berlebihan melalui muntah dan diare.

Tujuan : Klien akan menunjukkan status cairan adekuat.

Kriteria hasil :

Tanda – tanda vital stabil :

TD : 90/50 – 120/70 mmhg

N : 85 – 100 x/mnt

S : 36 – 37

P : 15 – 25 x/mnt

Turgor kulit normal ( cepat kembali )

Intake dan output seimbang.

Intervensi Rasional

1. Monitor intake dan

output

2. Kaji tanda vital, nadi

perifer, pengisian kapiler ,

turgor kulit dan membran

mukosa .

3. Berikan cairan IV

(biasanya glukosa),

elektrolit.

Memberikan informasi tentang penggantian

/efek terapi.

Indikator volume sirkulasi / perfusi .

Mmmmemberikan cairan dan penggatian

elektrolit.

DX. IV. Isolasi sosial berhubungan dengan perawatan isolasi.

Tujuan : Klien memperlihatkan prilaku yang menimbulkan interaksi

sosial.

Kriteria hasil :

Klien berpartsipasi dalam aktifitas.

Klien dapat mengungkapkan perasaan / persepsi.

Intervensi Rasional

1. Tingkatkan hubungan

sosial.

Partisipasi orang lain dapat meningkatkan

rasa kebersamaan.

Page 13: Askep Klien Dengan Hepatitis

ww

w.p

er

aw

att

eg

al.

wo

rd

pr

es

s.c

om

2. Jelaskan tentang tujuan

dari perawatan .

3. Dorong klien / keluarga

untuk mengeksperisikan

perasaan dan

permasalahan

Pemahaman alasan untuk perlindungan dari

mereka sendiri dan oranmg lain dapat

mengurangi perasaan isolasi.

Membantu mengidentiufikasi dan

memperjelas alasan kesulitan berinteraksi

DX. V. Resiko tinggi terhadap infeksi berhubungan dengan pertahanan primer

tidak adekuat.

Tujuan : Klien akan menunjukkan tehnik melakukan perubahan pola

hidup untuk menghindari infeksi ulang dan transmisi ke orang

lain.

Kriteria hasil :

Memperlihatkan pengertian tentang tindakan kewaspadaan

dengan mengikuti petunjuk.

Mempertahankan suhu tubuh yang normal , pernapasan jelas

dengan tidak ada bukti lain terjadinya infeksi.

Intervensi Rasional

1. Lakukan tehnik isolasi

untuk infeksi enterik dan

pernapasan sesuai

kebijakan rumah sakit

termasuk cuci tangan

efektif.

2. Awasi / batasi pengunjung

sesuai indikasi

3. jelaskan prosedur isolasi

pada klien/orang terdekat.

4. Berikan antibiotik untuk

Mencegah transmisi virus ke orang lain.

Melalui cuci tangan efektif dalam

mencegah transmisi virus.

Klien terpajan terhadap proses infeksi

(khususnya respiratorius) dan potensial

resiko komplikasi sekunder.

Pemahaman alasan untuk perlindungan diri

sendiri dan orang lain.

Pengobatan hepatitis virus dan bacterial

Page 14: Askep Klien Dengan Hepatitis

ww

w.p

er

aw

att

eg

al.

wo

rd

pr

es

s.c

om

agen pencegahan. untuk mencegah/membatasi infeksi

sekunder

DX. VI. Resiko infeksi pada orang lain berhubungan dengan kontak pada anak

yang terinfeksi.

Tujuan : Keluarga dan orang lain tidak tertular infeksi.

Kriteria hasil :

Keluarga mengerti tentang cara penularan.

Orang tua menerapkan pola hidup yang sehat dan bersih.

Intervensi Rasional

1. Ajarkan tehnik mencuci

tangan yang benar.

2. Ajarkan tentang

kebersihan perorangan.

3. Imunisasi bila indikasi

ketularan

Cuci tangan mencegah transmisi virus.

Infeksi hepatitis dapat terjadi didalam

lingkungan dengan hygiene dan sanitasi

yang buruk.

Karena terbatasnya pengobatan terhadap

hepatitis maka penekanan lebih diarahkan

pada pencegahan melalui imunisasi.

DX. VII. Resiko tinggi kerusakan integritas kulit berhubungan dengan akumulasi

garam empedu dalam jaringan .

Tujuan : Klien menunjukkan jaringan kulit yang utuh.

Kriteria hasil :

Melaporkan penurunan proritus atau menggaruk.

Ikut serta dalam aktifitas untuk mempertahankan integritas kulit.

Intervensi Rasional

1. Lakukan perawatan kulit

dengan sering, hindari

sabun alkali.

2. Pertahankan kuku klien

terpotong pendek.

Instruksikan klien

Mencegah kulit kering berlebihan.

Memberikan penghilang gatal

Untuk menurunkan resiko kerusakan kulit

bila menggaruk.

Page 15: Askep Klien Dengan Hepatitis

ww

w.p

er

aw

att

eg

al.

wo

rd

pr

es

s.c

om

menggunakan ujung jari

atau menggunakan ujung

jari untuk menekan pada

kulit bila sangat perlu

menggaruk.

3. Pertahankan liner dan

pakaian kering. Pakaian basah dan berkeringat adalah

sumber ketidaknyamanan .

DX. VIII. Kurang pengetahuan berhubungan kurangnya informasi tentang proses

penyakit.

Tujuan : Klien dan keluarga mengetahui tentang proses penyakitnya.

Kriteria hasil :

Mengungkapkan pengertian tentang proses penyakit.

Melakukan perubahan perilaku dan berpartisipasi pada

pengobatan

Intervensi Rasional

1. Kaji tingkat

pemahaman proses

penyakit, harapan

/prognosis, kemungkinan

pilihan pengobatan.

2. Berikan informasi

khusus tentang

penyakitnya.

3. jelaskan pentingnya

istirahat dan latihan

Mengidentifikasi area kekurangan/salah

informasi dan memberikan informasi

tambahan sesuai keperluan.

Kebutuhan atau rekomendasi akan

bervariasi karena tipe hepatitis dan situasi

individu.

Aktifitas perlu dibatasi sampai hepar

kembali normal.

DX. IX. Hipertermi berhubungan dengan proses infeksi.

Tujuan : Klien menujukkan suhu tubuh dalam batas normal

Page 16: Askep Klien Dengan Hepatitis

ww

w.p

er

aw

att

eg

al.

wo

rd

pr

es

s.c

om

Kriteria hasil :

Klien tidak mengeluh panas

Badan tidak teraba hangat

Suhu tubuh 36 – 37 0C

Intervensi Rasional

1. Kaji adanya keluahan

tanda – tanda peningkatan

suhu tubuh

2. Monitor tanda –

tanda vital terutama suhu

tubuh

3. Berikan kompres

hangat pada aksila/ dahi

Peningkatan suhu tubuh akan

menujukkan berbagai gejala seperti

uka merah, badan teraba hangat.

Demam disebabkan efek – efek dari

endotoksin pada hipotalamus dan

efinefrin yang melepaskan pirogen

Akxila merupakan jaringan tipis

dan terdapat pembulu darah

sehingga akan mempercepat pross

konduksi dan dahi berada didekat

hipotalamus sehingga cepat

memberikan respon dalam

mengatur suhu tubuh.

DX. X. Diare berhubungan dengan peningkatan peristaltik usus.

Tujuan : Klien akan menujukkan pola eliminasikembali sperti biasa

Kriteria hasil :

Klien tidak mengluh sering buang air besar

Feses tidak encer

Intervensi Rasional

1. Observasi, catat frekwensi

defekasi, karakteritik dan

jumlah proses penyakit,

harapan / prognosis,

kemungkinanpilihan

pengobatan.

Membantu menentukan berat episode

(diare)

Page 17: Askep Klien Dengan Hepatitis

ww

w.p

er

aw

att

eg

al.

wo

rd

pr

es

s.c

om

2. berikan diet yang tepat,

hindari makanan tinggi

lemak,makanan dengan

kandunganserat tinggi

3. Berikan anti diare yang

ditentukan dan evaluasi

keevektipan

Stimulan GI yang meningkatkan mobilitas/

frekensi defekasi.

Untuk mengontrol diare. Diare tidak

terkontrol dapat menyebabkan kekurangan

cairan

DX. XI. Konstipasi berhubungan dengan kurangnya aktivitas

Tujuan : Klien akan menujukkan pola eliminasikembali seperti biasa

Kriteria hasil :

Konsistensi feses lembek

Buang air besar setiap hari

Intervensi Rasional

1. Monitor ferkuwensi,

karakteristik dan jumlah

feses

2. Tingakatkan diet pasien

dengan banyak makan

makanan berserat dan

buah

3. Tingkatkan pemenuhan

cairan dengan minum

banyak minimal

1.000ml/hari

4. Berikan pelunak feses,

supositoria sesuai

indikasi

Mengidentifikasi derajat gangguan dan

kemungkinan bantuan yang diperukan

Meningkakan konstintensi fekal untuk dapat

melewati usus dengan mudah dan

menurunkan konstipasi

Dapat melembekkan feses dan mefasilitasi

eliminasi

Mungkin perlu untuk merangsang peristaltik

dengan pelahan / evaluasi feses

DX. XII. Nyeri berhubungan dengan kerusakan jaringan hepar

Tujuan : klien mengungkapkan nyeri berkurang / teratasi

Page 18: Askep Klien Dengan Hepatitis

ww

w.p

er

aw

att

eg

al.

wo

rd

pr

es

s.c

om

Kriteria hasil ;

Tidak ada keluhan nyeri

Ekspresi wajah ceria

Tanda – tanda vital dalam batas normal

TD : 90 / 50 - 120 / 70 mmHg

N : 85 – 100 / menit

P : 15 – 25 / menit

SB : 36 – 370 C

Intervensi Rasional

1. Kaji tingkat nyeri

2. Monitor tanda – tanda

vital

3. Berikan tindakan

kenyamanan misalnya

perubahan posisi relaksasi

Mengetahui persepsi dan reaksi klien

terhadap nyeri serta sebagai dasar

keefektifan untuk intervensi selanjutnya

Perubahan frekuwensi jantungatau TD

menujukkan bahwa pasien mengalami

nyeri, khususnya bila alasan lain untuk

perubahan tanda vital talah terlihat

Tindakan non analgetik diberikan dengan

sentuhan lembut dapat menghilangkan

ketidaknyamanan

DX> XIII. Kehilangan kontrol berhubungan dengan perubahan aktivitas rutin

Tujuan: Klien akan menujukkan reaksi positif ssuai dengan tingkat

perkembangan.

Kriteria hasil :

Klien dapat bermain sesuai toleransi

Klien aktif dalam melakukan aktifitas

Intervensi Rasional

1. Kaji ulang reaksi yang

terjadiakibat

hospitalisasi

Akibat hopitalisasi pada anak usia sekolah

akan menimbulkan reaksi regresi,

negativisme, depresi, cemas dan deniel

Page 19: Askep Klien Dengan Hepatitis

ww

w.p

er

aw

att

eg

al.

wo

rd

pr

es

s.c

om

2. Kaji aktif\vitas yang

disenangi oleh klien

3. Ajak klien bermain ssuai

toleransi

4. Libatkan keluarga dalam

merencanakan jadwal

harian sesuai dengan

jadwal dirumah

Membantu dalam menentukan pilihan

intervensi

Bermain merupakan aspek yang penting

bagi kesehatan menal, emosional dan social

Membantu mengurangi dampak

hospitalisasi akibat prubahan rutinitas