ASKEP KISTA-PANKREAS

28
LAPORAN KISTA PANKREAS Disusun Oleh : Nama : I Putu Agus Indra Saputra NIM : 1002055 Kelompok : V

Transcript of ASKEP KISTA-PANKREAS

Page 1: ASKEP KISTA-PANKREAS

LAPORAN

KISTA PANKREAS

Disusun Oleh :

Nama : I Putu Agus Indra Saputra

NIM : 1002055

Kelompok : V

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BETHESDA

YOGYAKARTA

2011

Page 2: ASKEP KISTA-PANKREAS

KISTA PANKREAS

A. PENGERTIAN

Kista pankreas adalah kumpulan cairan yang dibungkus oleh jaringan fibrosa pada jaringan pankreas (KMB)

Kista pankreas adalah adanya cairan di bagian pankreas, dibedakan menjadi

kista semu (pseudokista) dan kista sejati. Kista sejati, misalnya kista kongenital,

dibatasi oleh dinding epitel. Kista semu tidak dibatasi oleh epitel melainkan hanya

oleh jaringan ikat.

Kista pankreas dapat berukuran antara millimeter hingga sentimeter. Beberapa

kista adalah jinak, dan tidak menimbulkan gejala. Beberapa kista dapat berupa

kanker atau prekanker. Tipe yang berbeda dari kista pankreas, juga berarti isi cairan

yang berbeda. Sebagai contoh isi dari cairan pseudokista yang terbentuk setelah

pankreatitis akut mengandung enzim-enzim pencernaan seperti amilase, dalam

konsentrasi yang tinggi.

B. ANATOMI FISIOLOGI

Pankreas adalah organ dengan panjang sekitar 6 inci yang terletak di belakang

lambung di depan vertebra lumbalis I dan II terdiri dari sel-sel alfa dan beta. Sel alfa

menghasilkan hormone glucagon sedangkan sel beta menhasilkan hormone  insulin.

Insulin merupakan sebuah protein yang dapat turut dicerna oleh enzim-enzim

pencernaan protein. Glukosa yang diabsorbsi dalam daerah sekresi insulin lebih cepat

meningkatkan penyimpanan dalam hati dan meningkatkan glukosa dalam otot dan

meningkatkan transport glukosa.

Konsentrasi glukosa darah mempunyai efek yang berlawanan dengan sekresi

glucagon, penurunan glukosa darah meningkatkan sekresi glucagon. Glukosa rendah

menyebabkan pancreas menyekresi glucagon dalam jumlah besar, asam amino dari

protein meningkatkan sekresi insulin dan menurunkan glukosa dalam darah.

. Pankreas dibagi menjadi 3 bagian; caput, corpus, caudal. Pankreas

menghasilkan beberapa hormon yang disekresikan ke dalam darah termasuk insulin

untuk meregulasi kadar gula darah, seperti juga enzim-enzim pencernaan yang

Page 3: ASKEP KISTA-PANKREAS

berguna untuk mencerna makanan contohnya amilase. Enzim-enzim pencernaan

yang dihasilkan pankreas dikombinasikan dalam cairan kaya bikarbonat yang juga

dihasilkan pankreas. Duktus pankreatikus, tempat dimana pankreas mengumpulkan

cairan yang kaya bikarbonat dan enzim-enzim pencernaan mengalirkannya ke

duodenum.

Gambar 1. Anatomi pankreas (sumber:www.medicine.net.com)

C. KLASIFIKASI

Kista pankreas secara garis besar dibagi menjadi dua, kista inflamasi dan kista

non-inflamasi. Kista inflamasi adalah jinak dan sebagian besar berupa pseudokista.

Sedangkan kista non-inflamasi dapat berupa jinak, prekanker, dan kanker.

caput

corpus

Cauda

Page 4: ASKEP KISTA-PANKREAS

Gambar 2. Berbagai macam kista pankreas serta letaknya

1. Kista inflamasi/ Pseudokista

Lebih dari 75% kista pankreas adalah kista semu. Tiga perempat terbentuk

setelah pankreatitis dan 25% setelah trauma pankreas. Dinding kista ini terdiri atas

jaringan ikat. Di dalam kista terkandung cairan pankreas yang kadang bercampur

darah atau sisa jaringan nekrotik. Cairan pseudokista ini dapat jernih, tetapi dapat

juga berwarna coklat atau coklat kehitaman, terganting isi cairannya. Hampir

semua pseudokista unilokuler dan terletak di bursa omentalis. Kista ini dapat

terbentuk di dalam jaringan pankreas sebagai kista retensi atau di sekitar pankreas,

yaitu di belakang mesokolon, dan ligamentum gastrokolekum. Kadang kista

terdapat di retroperitoneum di belakang pankreas, dan dapat mencapai

mediastinum. Karena pseudokista ini terjadi akibat kerusakan duktus

pankreatikus, letaknya dapat sepanjang duktus pankreatikus antara hilus limpa dan

duodenum.

Patogenesis pseudokista pankreas berawal dari adanya gangguan pada

duktus pankreatikus, bisa oleh proses inflamasi yang akut maupun kronik dan

trauma. Pada pankreatitis akut, terjadi gangguan pada duktus akibat dari nekrosis

pada sebagian sel-sel di pankreas dan kebocoran duktus (postnecrotic pseudocyst).

Akibatnya, terjadi ekstravasasi enzim-enzim pankreas termasuk enzim pencernaan

dari sel-sel asinus. Normalnya sel-sel tersebut melepaskan enzim-enzim

pencernaaan ke dalam duktus pengumpul yang kemudian mengalirkan ke duktus

Kista musinosa

Kista serosa

IPMN

pseudokista

Solid pseudopapillary

Page 5: ASKEP KISTA-PANKREAS

pankreatikus menuju ke lumen duodenum. Ekstravasasi enzim-enzim ini dapat

menyebabkan terjadinya autodigesti pada jaringan pankreas. Edema dengan cepat

terjadi kemudian disusul dengan terjadinya nekrosis pankreas, oklusi pembuluh

darah dan respon inflamasi. Ini  menjelaskan kandungan kista yang terdiri dari

cairan pankreas yang kadang bercampur darah atau sisa jaringan nekrotik

Terkumpulnya sekresi pankreas selanjutnya menyebabkan terjadinya

pembentukan dinding (walling-off) oleh jaringan granulasi sehingga terbentuklah

suatu kista pankreas tanpa lapisan epitel pada dindingnya yang disebut

pseudokista.  Pada pasien dengan pankreatitis kronik, terjadi peningkatan tekanan

pada duktus pankreatikus akibat dari striktur, batu pada duktus, penumpukan

protein dan lain-lain sehingga terjadi ruptur pada duktus. Pada trauma pankreas,

pseudokista terjadi disebabkan oleh gangguan pada duktus yang biasanya akibat

dari trauma tumpul. Terjadi  perlukaan pada duktus biasanya yang berdekatan

dengan kolum vertebra sehingga akhirnya terbentuklah pseudokista pada 

pankreas.

2. Kista non-inflamasi :

a. Kista adenoma serosa

Kista jenis adenoma serosa adalah jinak dan umumnya terjadi pada

perempuan usia pertengahan dan selalu terletak pada bagian corpus dan cauda

dari pankreas. Umumnya kista tersebut berukuran kecil dan tidak

menimbulkan gejala, dan jarang menyebabkan nyeri perut.

b. Kista adenoma musinosa

30% dari kista jenis ini adalah kanker, selebihnya adalah prekanker. Kista

adenoma musinosa umumnya terletak pada bagian corpus dan cauda dari

pankreas.

c. Intraductal papillary mucinous neoplasm (IPMN)

Kista jenis ini sangat besar kemungkinannya untuk menjadi ganas. Pada saat

terdiagnosa, 40-50% sudah menjadi kanker. Kista jenis ini sering terjadi pada

laki-laki usia pertengahan. Kista ini sering terletak pada bagian caput

pankreas dan umumnya memproduksi mucus dalam jumlah besar yang dapat

Page 6: ASKEP KISTA-PANKREAS

dilihat mengalir melalui ampula vater saat dilakukan endoscopic retrograde

cholangio-pancreatography (ERCP). Kista tersebut dapat menyebabkan nyeri

perut, jaundice, dan pankreatitis.

d. Solid pseudopapillary tumor of the pancreas

Kista jenis ini adalah tumor yang jarang dan umumnya terdapat pada orang

asia muda dan perempuan yang berkulit hitam. Kista ini dapat mencapai

ukuran yang besar dan menjadi ganas. Prognosisnya baik setelah dilakukan

reseksi tumor tersebut.

D. PATOFISIOLOGI

Kista pankreas dapat berukuran sangat besar. Karena terletak di belakang

peritonium posterior, maka ketika terjadi pembesaran, kista tersebut akan terjebak

dan mendorong lambung atau kolon yang berada di dekatnya. Akhirnya, akibat

tekanan atau infeksi sekunder akan timbut gejala yang membuat isi kista tersebut

harus dialirkan keluar.

Adenokarsinoma invasif pada pankreas tumbuh dari lesi prekursor noninvasif

yang ditentukan secara morfologis dan dinamakan neoplasma intraepitelial pankreas.

Mutasi bawaan pada gen BRCA2, STK11, p16 dan PRSSI merupakan predisposisi

terjadinya kanker pankreas. Aktivasi mutasional onkogen KRAS terjadi pada 90%

kanker pankreas. Gen supresor tumor p16/CDKN2A mengalami inktivasi pada lebih

dari 9%, TP53 pada 50% hingga 70% dan SMAD4?DPCA4 pada 55%. Perubahan

genetik lainnya meliputi hipermetilasi promotor gen supresor tumor dan amlifikasi

gen lainnya yang meliputi gen AKT2. Sebab-sebab terjadinya perubahan genetik

dengan pola yang mengejutkan ini masih belum diketahui.

E. GEJALA KLINIS

Tidak ada gejala yang khas untuk kista pankreas dan setiap individu dapat

memberikan gejala yang berbeda. Kista dengan ukuran kurang dari 2 cm, umumnya

tidak menimbulkan gejala. Selain itu, timbulnya gejala bergantung dari ukuran kista

tersebut.

Page 7: ASKEP KISTA-PANKREAS

1. Rasa nyeri, ikterus atau keduanya terdapat pada lebih dari 90% pasien, dan

seiring dengan penurunan berat badan, tanda-tanda tersebut dipandang selah

bagai tanda-tanda klasik karsinoma pankreas. Manifestasi ini mungkin akan

muncul setelah,  pasien memasuki stadium yang sangat lanjut. Tanda-tanda ini

mencangkup penurunan berat badan yang cepat, mencolok dan progresif

disamping gangguan rasa nyaman atau nyeri yang samar-samar pada abdomen

bagian atas atau bagian tengah; gangguan ini sulit dijelaskan dan tidak disertai

gangguan fungsi gastrointestinal.

2. Gangguan rasa nyaman menyebar sebagai rasa nyeri yang menjengkelkan di

bagian tengah punggung dan tidak berhubungan dengan postur tubuh maupun

aktvitas. Penderita sering merasakan bahwa serangan nyeri dapat dikurangi jika

ia duduk atau membungkuk; rasa nyeri seringkali bertambah parah bila

penderita berbaring terlentang. Nyeri dapat bersifat progresif dan hebat. Nyeri

akan terasa lebih hebat pada malam hari.

3. Asites dapat terjadi akibat terlepasnya sel-sel ganas pada sel pankreas dan

masuk ke rongga peritonium yang dapat berakibat pada metastasis.

4. Suatu tanda yang sangat penting adalah jika timbul gejala-gejala defiiensi

insulin yang terdiri dari glukosaria, hiperglikemia dan toleransi glukosa yang

abnormal. Diabetes dapat menjadi tanda dini karsinoma pankreas. Makan

sering meningkatkan nyeri epigastrium dan gambaran ini biasanya sudah

terjadi beberapa minggu sebelum munculnya ikterus serta pruritus. Pembuatan

foto-seri gastrointestinal memperlihatkan deformitas organ visera di dekat

pankreas yang disebabkan oleh massa pankreas yang terjepit itu.

F. PEMERIKSAAN DIAGNOSIS

Secara umum, diagnosis dapat ditegakkan melalui anamnesis yang baik,

pemeriksaan fisis dan pemeriksaan-pemeriksaan penunjang yang lain. 1, 3

1. Anamnesis

Kista pankreas harus dicurigai pada pasien dengan riwayat pankreatitis atau

trauma pankreas 2 atau 3 minggu sebelumnya. Dari anamnesa diperoleh

Page 8: ASKEP KISTA-PANKREAS

informasi seperti : pasien mengeluhkan nyeri yang menetap pada daerah

pertengahan epigastrium dan menjalar tembus sampai ke punggung, demam, dan

sering merasa mual dan muntah. Menurut Crass and Becker, nyeri pada

epigastrium dikeluhkan hampir 90% dari penderita. Anoreksia terdapat pada

sekitar 20% penderita. Selain itu, kista yang terletak di bagian caput pankreas

juga dapat menyebabkan jaundice.

2. Pemeriksaan fisik

Dari pemeriksaan fisik didapatkan pada 50-75 % penderita teraba massa kistik di

epigastrium. Massa ini kadang  mudah digerakkan atau agak terfiksasi

tergantung dari hebatnya radang dan perlengketan pada jaringan sekitarnya.

Kadang massa ini dapat berubah menjadi besar atau mengecil, bergantung pada

adanya patensi saluran pankreas. Dapat terjadi pendarahan varises esofagus

akibat bendungan pada vena porta oleh pseudokista tersebut. Tekanan pada

duktus koledokus dapat menimbulkan ikterus ringan sampai berat tergantung

hebatnya tekanan.

3. Pemeriksaan penunjang

Pemeriksaan laboratorium

a. Darah rutin

1) Didapatkan peningkatan kadar amilase serta leukositosis pada sebagian

dari penderita pseudokista pankreas.

2) Bilirubin dan LFT meningkat jika cabang duktus biliaris ikut terlibat

b. Analisis cairan kista ; dapat membantu dalam membedakan pseudokista

dengan tumor

1) Kadar tumor marker CEA (Carcino Embryogenic Antigen ) dan CEA-

125 rendah pada pseudokista dan tinggi pada tumor

2) Viskositas cairan rendah pada pseudokista dan tinggi pada tumor

3) Kadar amilase yang tinggi pada pseudokista dan rendah pada tumor

4) Pemeriksaan sitologi dapat membantu dalam mendiagnosis tumor tetapi

hasil sitologi yang negatif tidak menyingkirkan kemungkinan adanya

tumor.

Page 9: ASKEP KISTA-PANKREAS

4. Pemeriksaan radiologi

a. CT scan, USG, MRI

Karena kista pankreas berukuran kecil dan tidak menimbulkan gejala, kista

pankreas sering ditemukan secara tidak sengaja pada pemeriksaan radiologi

abdomen (CT scan, USG, MRI) yang dilakukan untuk memeriksa keluhan

yang lain. sayangnya, (CT scan, USG, MRI) tidak dapat membedakan lesi

kista yang jinak (biasanya tidak memerlukan terapi) dengan lesi kanker dan

prekanker yang memerlukan terapi bedah.

b. Endoscopic ultrasound (EUS) menjadi semakin berguna dalam menentukan

apakah kista pankreas jinak, prekanker, atau kanker. Selama pemeriksaan

EUS, sebuah endoskop dengan transduser ultrasound yang kecil pada

ujungnya dimasukkan melalui mulut ke esophagus, gaster, sampai

duodenum. Dari lokasi yang sangat dekat dengan pankreas, hati, dan

kandung empedu, gambaran yang rinci dan akurat dapat diperoleh.

c. ERCP (Endoscopic Retrograde Cholepancreatography)

Dapat dilakukan untuk mengetahui anatomi pankreas dan mengevaluasi

patensi drainase pankreas. Merupakan pemeriksaan diagnostik yang penting

untuk menegakkan diagnosis karsinoma pankreas

G. PENATALAKSANAAN

Aspek paling penting dalam tatalaksana kista pankreas adalah menentukan

apakah kistanya jinak (tidak perlu terapi) atau kanker dan harus di buang. Aspek

penting berikutnya adalah menentukan apakah pasien dengan lesi pada prekanker

atau kanker dapat dioperasi. Pada pusat-pusat kesehatan yang melakukan operasi

pankreas, kista prekanker atau kanker memiliki angka kesembuhan yang tinggi.

Belum ada rekomendasi standar tata laksana kista pankreas. Pusat-pusat

kesehatan yang berbeda menganut pendekatan yang berbeda untuk diagnosis dan

tatalaksananya. Pilihan tata laksana harus disesuaikan dengan tiap-tiap pasien.

Berikut ini adalah contoh bagaimana dokter menangani kista pancreas :

1. Pseudokista pankreas memerlukan terapi jika tetap ada setelah 6 minggu pasca

pancreatitis akut, terutama jika mencapai ukuran yang cukup besar dan

Page 10: ASKEP KISTA-PANKREAS

menyebabkan gejala seperti obstruksi gaster atau duktus hepatikus komunis,

nyeri abdomen, atau terinfeksi.

2. Kista yang kecil (kista dengan ukuran kurang dari 2 cm) memiliki

kemungkinan kecil untuk menjadi kanker dan bisa di observasi. Tetapi bahkan

kista yang kecil pun bisa menjadi besar dan menjadi kanker dikemudian hari.

Sehingga pasien-pasien ini dimonitor dengan scan tiap tahun. Pasien-pasien ini

dapat dievaluasi dengan EUS dan dilakukan FNAB jika ksitanya bertambah

besar atau menyebabkan gejala.

3. Kista pankreas dengan ukuran lebih dari 2 cm pada pasien yang masih muda

dan sehat biasanya di tatalaksana dengan operasi, terutama jika kistanya

menimbulkan gejala.

4. Kista pankreas dengan ukuran lebih dari 2 cm pada pasien yang lebih tua dapat

dipelajari dengan EUS dan FNAB. Jika sitologi cairan kista dan pemeriksaan

CEA menunjukkan adanya prekanker atau kanker, pasien dapat di evaluasi

untuk rencana operasi.

Untuk pseudokista, pembedahan merupakan pilihan utama. Tujuan

pembedahan adalah mencegah komplikasi infeksi, perdarahan sekunder, ruptur

pseudokista atau kista terus membesar. Pembedahan berupa:

a. Bila kista kecil

Ekstirpasi kista

Drainase transfingterik melalui ampula Vater secara endoskopik

b. Bila kista besar

Drainase interna : Sistogastrostomi atau sistoyeyunostomi

Drainase eksterna : marsupialisasi

Pseudokista yang membesar, atau yang ada selama lebih dari 6 minggu, harus

diterapi. Kista harus dibiarkan matang, biasanya memakan waktu 6 minggu. Yang

paling efektif adalah drainase interna, biasanya melalui sistogastrostomi, tetapi

sistojejunotomi, sistoduodenostomi dan pankreatektomi distal merupakan pilihan

Page 11: ASKEP KISTA-PANKREAS

lain. Drainase eksterna hanya diindikasikan untuk kista tipis yang sangat halus atau

kista sejati.

1. Pankreatektomi distal : Pankreatektomi distal merupakan suatu

penatalaksanaan definitif terhadap pseudokista kronis yang terjadi pada kaudal

pankreas. Prosedur ini juga dianjurkan untuk dilakukan pada pseudokista yang

sebelumnya terjadi trauma dengan syarat korpus dan kaudanya masih normal.

Pada prosedur ini cairan kista didrainase bisa secara internal atau eksternal.

2. Drainase eksternal : Drainase eksterna paling baik dilakukan pada pasien yang

sakit berat atau apabila dinding kista belum cukup matang sehingga tidak bisa

dilakukan anastomose ke organ lain. Drainase eksterna dapat berkomplikasi

menjadi fistula pankreatikus sehingga perlu dilakukan drainase surgikal. 70-80%

fistula yang menutup secara spontan setelah beberapa bulan.

3. Drainase internal : Sistojejunostomi yaitu anastomosis kista dengan jejunum

yang dilakukan secara Roux-en-Y. Sistogastrostomi yaitu anastomosis kista

dengan dinding posterior gaster, dan Sistoduodenostomi yaitu anastomosis kista

dengan duodenum. Sistogastrostomi dilakukan pada kista yang terletak di

belakang dan melengket pada gaster. Roux-en-Y sistojejunostomi memberikan

fungsi drainase yang lebih baik dan dianjurkan terhadap kista yang letaknya sulit

dicapai. Sistoduodenostomi diindikasikan untuk kista yang berada di kaput

pankreas dan melengket pada dinding medial duodenum, yang menjadikan lesi

ini sulit untuk didrainase menggunakan teknik lain.

4. Drainase perkutaneus (drainase non-surgical) : Drainase perkutaneus

dianjurkan pada pseudokista yang terinfeksi dan pada pseudokista yang

ukurannya sangat besar, karena secara teknik, sulit untuk melakukan drainase

internal ke dalam organ lain. Drainase perkutaneus dapat dilakukan dengan cara

memasukkan kateter ke dalam kista dengan dimonitor oleh CT-scan, USG atau

fluoroskopi. Drainase percutaneus dilakukan dengan cara memasukkan jarum

yang dimonitor oleh imej (image-guided needle)  ke dalam pseudokista.

Kemudian suatu selang (guidewire) dimasukkan melalui jarum tadi ke dalam

kista dan seterusnya kateter pigtail diameter 7F – 12F dimasukkan mengikuti

Page 12: ASKEP KISTA-PANKREAS

guidewire tadi sampai ke dalam kista. Komplikasi yang bisa terjadi adalah

pembentukan fistula pankreatikus eksternal setelah pelepasan kateter, yang

mengambil tempat letaknya kateter.

H. PENGOBATAN

1. Penelitian kini sedang dilaksanakan untuk mengkaji efek preparat antiestrogen

dan antiandrogen terhadap kanker pankreas. Pada kanker pankreas rasa nyeri

hebat, diperlukan penggunaan preparat opioid secra bebas; PCA (patient-

controlled analgesia) atau penggunaan analgesik yang dikendalikan oleh pasien

sendiri harus dipertimbangkan pada pasien dengan nyeri hebat dan terus

meningkatkan intensitasnya.

2. Keperawatan

Penanganan nyeri dan perhatian terhadap kebutuhan nutrisi merupakan

tindakan keperawatan yang penting untuk memperbaiki tingkat kenyamanan

pasien. Perawatan kulit dan tindakan keperawatan yang lain ditujukan untuk

mengurangi rasa nyeri dan gangguan rasa nyaman ynag disertai ikterus,

anoreksia serta penurunan berat badan yang mencolok. Bantalan karet busa

sepanjang tubuh pasien yang diletakkan di bagian bawah tubuh pasien akan

melindungi bagian tubuh yang menonjol dari penekanan.

3. Prioritas keperawatan :

a. Dukungan adaptasi dan kemandirian

b. Meningkatkan kenyamanan

c. Mempertahankan fusngsi fiiologis optimal

d. Mencegah komplikasi

e. Memberikan informasi tentang proses/kondisi penyakit, prognosis dan

kebutuhan pengobatan

I. EPIDEMIOLOGI

Insidens kanker pankreas terus meningkat sejak 20 hingga 30 tahun lalu,

khususnya diantara orang-orang yang bukan kulit putih. Tumor pankreas meupakan

Page 13: ASKEP KISTA-PANKREAS

penyebab kematian terkemuka yang menempati urutan keempat di Amerika Serikat

dan paling sering ditemukan pada usia 60-an hingga 70-an.

J. PROGNOSIS

Dalam kenyataannya, karsinoma pankreas memiliki angka keberhasilan hidup

5-tahun kurang dari . Palimg rendah bila dibandingkan dengan 60 lokasi kanker

lainnya. Pada penderita kista pancreas memiliki prognosis yang masih belum

jelas. (Warshaw & Fernandez-del Castillo, 1992)

K. KOMPLKASI

Komplikasi dari kista pankreas adalah metastase ke organ yang lain.

Komplikasi potensial dari karsinoma pankreas yaitu hiperglikemia, hiperinsulinisme,

diabete melitus, steatore, tromboflebitis, hepatomegali, kecenderungan perdarahan,

defisiensi vitamin K dan asites.

L. ASUHAN KEPERAWATAN

1. Pengkajian

a. Aktifitas/Istirahat 

Gejala: Kelemahan dan atau keletihan. Perubahan pada pola istirahat & jam

kebiasaan tidur pada malam hari, adanya faktor-faktor yang mempeiatan.

Pekerjaan mempengaruhi tidur, mis nyeri, ansietas, berkeringat malam, serta

Keterbatasan partisipasi dalam melakukan kegiatan. Pekerjaan dengan

pemajanan karsinogen lingkungan, tingkat stress tinggi.

b. Sirkulasi

Gejala: Palpitasi, nyeri dada pada pengerahan kerja.

Kebiasaan : Perubahan pada TD

c. Integritas Ego

Gejala : Faktor stres (keuangan, pekerjaan, perubahan peran) dan cara

mengatasi stress, mis: merokok, minum alkohol, keyakinan/religious.

Page 14: ASKEP KISTA-PANKREAS

d. Masalah tentang perubahan dalam penampilan, mis : lesi cacat, alopesia,

pembedahan. Menyangkal diagnosis, perasaan tidak berdaya, putus asa,

tidak mampu, tidak bermakna, rasa bersalah, kehilangan control, serta

depresi.

Tanda : Menyangkal, menarik diri, marah

e. Cairan/Makanan

Gejala : Kebiasaan diet buruk (mis: rendah serat, tinggi lemak, aditif,

bahan pengawet).

Anoreksia, mual/muntah

Intoleransi makanan

Perubahan pada BB: penurunan BB hebat, berkurangnya massa otot. 

Tanda : Perubahan pada kelembaban / turgor kulit, mis edema.

f. Nyeri/Kenyamanan

Gejala: Tidak ada nyeri, atau derajat bervariasi mis: ketidaknyamanan

ringan sampai nyeri berat.

g. Pernapasan

Gejala : Merokok (tembakau, mariyuana, hidup dengan seseorang yang

merokok)

h. Keamanan

Gejala : Pemajanan pada kimia toksik, karsinogen.

Pemajanan matahari lama / berlebihan.

Tanda : Demam, Ruam kulit, ulserasi.

2. Diagnosa

a. Nyeri berhubungan dengan obstruksi pankreas

b. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan

anoreksia, gangguan sekresi insulin, mual, dare, keletihan

c. Koping tidak efektif berhubungan dengan perubahan fungsi fisik dan

prognosis yang buruk

d. Resiko volume cairan tubuh kurang dari kebutuhan berhubungan dengan

gangguan metabolisme tubuh

Page 15: ASKEP KISTA-PANKREAS

e. Kekurangan volume cairan berhubungan dengan obstruksi saluran cerna.

f. Kurang pengetahuan berhubungan dengan salah interpretasi penyakit atau

ketidaktahuan tentang penyakit tersebut.

3. Perencanaan

a. Nyeri akut berhubungan dengan proses penyakit di tandai dengan :

Keluhan nyeri memfokuskan pada diri sendiri,

distraksi /perilaku hati-hati

respon autonomik

Kriteria hasil :

melaporkan penghilangan nyeri maksimal

mendemonstrasikan penggunaan keterampilan relaksasi

mengikuti aturan farmakologis yang ditentukan

INTERVENSI RASIONAL

1.      Tentukan riwayat nyeri

2.      Evaluasi atau sadari terapi tertentu

3.      Berikan tindakan kenyamanan

dasar dan aktivitas hiburan

4.      Dorong penggunaan keterampilan

managemen nyeri

5.      Berikan analgesik sesuai indikasi.

Ubah dari analgesik kerja pendek

menjadi kerja panjang bila diindikasika

1.      Informasi memberikan data

dasr untuk mengetahui kebutuhan

dan keefektifan intervensi

2.      Ketidaknyamanan rentang

luas adalah umum tergantung pada

prosedur atau agen yang digunakan

3.      Meningkatkan relaksasi dan

membantu memfokuskan kembali

perhatian

4.      Memungkinkan pasien untuk

berpartisipasi secara aktif dan

meningkatkan rasa kontrol

5.      Nyeri adalah komplikasi

sering dari kanker, meskipun

respon individual berbeda. Saat

perubahan penyakit atau

Page 16: ASKEP KISTA-PANKREAS

6.      Berikan atau instruksikan

penggunaan pca dengan tepat

pengobatan terjadi penilaian dosis

dan pemberian akan di perlukan

Catatan : adiksi atau

ketergantungan pada obat bukan

masalah

6.      Analgesik dikontrol pasien

sehingga pemberian obat tepat

waktu mencegah fluktuasi pada 

intensitas nyeri. Sering pada dosis

total rendah akan diberikan metode

konvensional

b. Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan  status

hipermetabolik berkenaan dengan kanker ditandai  oleh:

Masukan makanan tidak adekuat

Perubahan sensasi pengecap

Kehilangan minat pada makan

Ketidak mampuan untuk mencerna

Berat badan 20% atau lebih dibawah berat badan ideal

Kriteria hasil;

Mendemstrasikan berat badan stabil

Penambahan berat badan progresif

Normalisasi nilai laboratorium

INTERVENSI RASIONAL

1.      Pantau masukan makanan tiap

hari

2.      Lakukan pengukuran

antroometrik sesuai indikasi. Lakukan

penimbangan BB setiap hari

3.      Dorong pasien untuk makan TK

1.      Mengidentifikasi kekuatan atau

defisiensi Nutrisi

2.      Membantu dalam identifikasi

malnutrisi protein/kalori

3.      Kebutuhan jaringan metabolik

Page 17: ASKEP KISTA-PANKREAS

dengan masukan cairan adekuat.

Dorong penggunaan suplemen dan

makan sering/lebih sedikit yang

dibagi-bagi selama sehari

4.      Kontrol faktor lingkungan

5.      Kolaborasi pemberian vitamin

kususnya A,D,E dan B6

6.      Kolaborasi pemberian antasid

7.      Kolaborasikan pemberian

kortikosteroid

ditingkatkan begitu juga cairan (untuk

menghilangkan produksi sel

4.      Dapat menstimulus respon

mual/muntah

5.      Mencegah kekuragan karena

penurunan absorbsi vitamin larut

dalam lemak. Defisiensi B6 dapat

memperberat atau mengeksaserbasi

depresi, peka rangsang.

6.      Meminimalkan iritasi lambung

dan mengurangi resiko ulserasi

mukosa

7.      Terapi kombinasi sering lebih

efektif dari pada agen tunggal.

M. JURNAL TERKAIT

Pengobatan kista pankreas asimtomatik: UCLA-Veterans Affairs tim peneliti mengembangkan alat evaluasi

Page 18: ASKEP KISTA-PANKREAS

abstrac

Sebagai hasil dari teknologi pencitraan ditingkatkan, kista pankreas semakin didiagnosis pada individu asimtomatik yang menjalani scan untuk alasan lain. Dan sementara sebagian besar kista jinak mengikuti kursus, sejumlah kecil tapi signifikan baik ganas pada saat diagnosis atau memiliki potensi untuk berkembang menjadi kanker pankreas selama seumur hidup pasien.

Dilema bagi pasien dan dokter adalah menentukan kista untuk meninggalkan sendiri dan yang untuk pembedahan menghapus. Pedoman pengobatan yang ada tidak jelas alamat banyak pilihan pengobatan luar penghapusan bagian dari pankreas - suatu usaha besar untuk lesi asimtomatik.

Sekarang, UCLA-Veterans Affairs tim peneliti telah mengembangkan alat evaluasi untuk membantu memandu pengobatan kista pankreas asimtomatik. Diterbitkan dalam edisi Februari jurnal Gastroenterology, alat memperhitungkan kesehatan secara keseluruhan, usia, ukuran kista, risiko bedah dan pandangan pasien tentang kualitas hidup.

Para peneliti menemukan bahwa untuk memaksimalkan kelangsungan hidup secara keseluruhan, terlepas dari kualitas hidup, operasi pengangkatan adalah strategi dominan untuk kista lebih besar dari 2 cm, meskipun usia pasien atau masalah kesehatan lainnya - ini lebih kecil dari ambang cm 3 didukung oleh arus pedoman pengobatan untuk intervensi bedah. Pengawasan adalah strategi dominan untuk setiap kista kurang dari 1 cm, yang mirip dengan pedoman saat ini.

Para peneliti mencatat bahwa data dan informasi tentang bagaimana menggunakan alat evaluasi baru tersedia dalam naskah studi, dan bahwa alat ini siap digunakan oleh dokter.

http://www.news-medical.net/news/20100225/80/Indonesian.aspx

N. DAFTAR PUSTAKA

1. Brunner & Suddarth.2001.Keperawatan Medikal Bedah Volume 2 Edisi 8.EGC:

Jakarta

2. Corwin Elizabeth J.2009. Buku Saku Patofisiologi Edisi Revisi 3. Jakarta: EGC

Page 19: ASKEP KISTA-PANKREAS

3. Doengoes Marilynn E dkk.1999.Rencana Asuhan Keperawatan Edisi 3. Jakarta:

EGC

4. http://pauluspbp.blogspot.com/2012/06/asuhan-keperawatan-kista-pankreas.html

5. Suyono Hadi, Yayat Ruchiyat, Warko Karnadiharja. Pankreas dalam Buku Ajar

Ilmu Bedah. Edisi 2. EGC Jakarta. 2004