ASKEP KEGAWATDARURATAN ASMA.pptx kep
-
Upload
fini-ramadhani -
Category
Documents
-
view
66 -
download
8
description
Transcript of ASKEP KEGAWATDARURATAN ASMA.pptx kep
ASKEP KEGAWATDARURATAN ASMA
OLEH FINI RAMADHANI
PENGERTIAN
Asma adalah penyakit jalan napas obstruktif intermiten, reversible dimana trakea dan bronkus berespon dalam secara hiperaktif terhadap stimuli tertentu dan dimanifestasikan dengan penyempitan jalan napas, yang mengakibatkan dispnea, batuk dan mengi. (Brunner & Suddarth, 2009).
Asma adalah suatu penyakit peradangan kronik pada jalan napas yang mana peradangan ini menyebabkan perubahan derajat obstruksi pada jalan napas dan menyebabkan kekambuhan. (Lewis, 2010).
KLASIFIKASI
Berdasarkan penyebabnya, asma bronchial dapat diklasifikasikan menjadi 3 tipe, yaitu :
Ekstrinsik (alergik) : Ditandai dengan reaksi alergik yang disebabkan oleh faktor-faktor pencetus yang spesifik, seperti debu, serbuk bunga, bulu binatang, obat-obatan (antibiotic dan aspirin) dan spora jamur..
Intrinsik (non alergik) : Ditandai dengan adanya reaksi non alergi yang bereaksi terhadap pencetus yang tidak spesifik atau tidak diketahui, seperti udara dingin atau bisa juga disebabkan oleh adanya infeksi saluran pernafasan dan emosi..
Asma gabungan Bentuk asma yang paling umum. Asma ini mempunyai karakteristik dari bentuk alergik dan non-alergik.
ETIOLOGI
Ada beberapa hal yang merupakan faktor predisposisi dan presipitasi timbulnya serangan asma bronkhial.
a. Faktor predisposisiGenetik Dimana yang diturunkan adalah bakat alerginya,
meskipun belum diketahui bagaimana cara penurunannya yang jelas. Penderita dengan penyakit alerg biasanya mempunyai keluarga dekat juga menderita penyakit alergi. Karena adanya bakat alergi ini, penderita sangat mudah terkena penyakit asma bronkhial jika terpapar dengan foktor pencetus. Selain itu hipersentifisitas saluran pernafasannya juga bisa diturunkan.
LANJUT
b. Faktor presipitasi1. Alergen
Dimana alergen dapat dibagi menjadi 3 jenis, yaitu :
Inhalan, yang masuk melalui saluran pernapasan ex: debu, bulu binatang, serbuk bunga, spora jamur, bakteri dan polusi
Ingestan, yang masuk melalui mulut ex: makanan dan obat-obatan
Kontaktan, yang masuk melalui kontak dengan kulit ex: perhiasan, logam dan jam tangan
LANJUT
Perubahan cuacaCuaca lembab dan hawa pegunungan yang dingin sering mempengaruhi asma.
StressStress/ gangguan emosi dapat menjadi pencetus serangan asma, selain itu juga bisa memperberat serangan asma yang sudah ada.
Lingkungan kerjaMempunyai hubungan langsung dengan sebab terjadinya serangan asma. Hal ini berkaitan dengan dimana dia bekerja. Misalnya orang yang bekerja di laboratorium hewan, industri tekstil, pabrik asbes, polisi lalu lintas. Gejala ini membaik pada waktu libur atau cuti.
Olah raga/ aktifitas jasmani yang beratSebagian besar penderita asma akan mendapat serangan jika melakukan aktifitas jasmani atau aloh raga yang berat
PATOFISIOLOGI
Asma ditandai dengan kontraksi spastic dari otot polos bronkhiolus yang menyebabkan sukar bernafas. Penyebab yang umum adalah hipersensitivitas bronkhioulus terhadap benda-benda asing di udara. Reaksi yang timbul pada asma tipe alergi diduga terjadi dengan cara sebagai berikut : seorang yang alergi mempunyai kecenderungan untuk membentuk sejumlah antibody Ig E abnormal dalam jumlah besar dan antibodi ini menyebabkan reaksi alergi bila reaksi dengan antigen spesifikasinya.
PATOFISIOLOGI
Pada asma, diameter bronkiolus lebih berkurang selama ekspirasi daripada selama inspirasi karena peningkatan tekanan dalam paru selama eksirasi paksa menekan bagian luar bronkiolus. Karena bronkiolus sudah tersumbat sebagian, maka sumbatan selanjutnya adalah akibat dari tekanan eksternal yang menimbulkan obstruksi berat terutama selama ekspirasi. Pada penderita asma biasanya dapat melakukan inspirasi dengan baik dan adekuat, tetapi sekali-kali melakukan ekspirasi. Hal ini menyebabkan dispnea
MANIFESTASI KLINIK
Biasanya pada penderita yang sedang bebas serangan tidak ditemukan gejala klinis, tapi pada saat serangan penderita tampak bernafas cepat dan dalam, gelisah, duduk dengan menyangga ke depan, serta tanpa otot-otot bantu pernafasan bekerja dengan keras. Gejala klasik dari asma bronkial ini adalah sesak nafas, mengi ( whezing ), batuk, dan pada sebagian penderita ada yang merasa nyeri di dada. Gejala-gejala tersebut tidak selalu dijumpai bersamaan.
Pada serangan asma yang lebih berat , gejala-gejala yang timbul makin banyak, antara lain : silent chest, sianosis, gangguan kesadaran, hyperinflasi dada, tachicardi dan pernafasan cepat dangkal . Serangan asma seringkali terjadi pada malam hari.
PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
a. Pemeriksaan laboratorium1. Pemeriksaan sputum 2. Pemeriksaan darah
Pemeriksaan penunjang Pemeriksaan radiologi Pemeriksaan tes kulit Dilakukan untuk
mencari faktor alergi dengan berbagai alergen yang dapat menimbulkan reaksi yang positif pada asma.
Elektrokardiografi Scanning paru Spirometri
PENATALAKSANAAN
Prinsip umum pengobatan asma bronchial adalah : Menghilangkan obstruksi jalan nafas dengan
segara. Mengenal dan menghindari fakto-faktor yang
dapat mencetuskan serangan asma Memberikan penerangan kepada penderita
ataupun keluarganya mengenai penyakit asma, baik pengobatannya maupun tentang perjalanan penyakitnya sehingga penderita mengerti tujuan penngobatan yang diberikan dan bekerjasama dengan dokter atau perawat yang merawatnnya.
Pengobatan pada asma bronkhial terbagi 2, yaitu: 1. Pengobatan non
farmakologik: Memberikan penyuluhan Menghindari faktor pencetus Pemberian cairan Fisiotherapy Beri O2 bila perlu.
2. Pengobatan farmakologik : Bronkodilator : obat yang melebarkan
saluran nafas. Terbagi dalam 2 golongan :Simpatomimetik/ andrenergik (Adrenalin dan efedrin)Nama obat :
Orsiprenalin (Alupent) Fenoterol (berotec) Terbutalin (bricasma)
1. Santin (teofilin)Nama obat :
Aminofilin (Amicam supp) Aminofilin (Euphilin Retard) Teofilin (Amilex)
2. Kromalin3. Ketolifen
TINJAUAN KASUS
Dokumentasi Asuhan Keperawatan Identitas Klien Nama : Tn. B Umur : 75 tahun Jenis kelamin : Laki-laki Agama : Islam Alamat : Cokroyasan, Ngombol, Purworejo Tanggal masuk : 16 November 2012 Jam masuk : 07.40 WIB No. RM : 1036804 Diagnosa Medis : Asma Bronkheal
Riwayat Kesehatan Keluhan Utama Klien mengeluh sesak nafas
Pengkajian Primer Airway
Jalan nafas klien tidak efektif, terdapat sumbatan jalan nafas, klien tampak sesak nafas.
Breathing RR : 28x/menit, klien tampak sianosis, terpasang O2 binasal kanul 4 L/menit.
Circulation TD : 220/110 mmHg, N : 100 x/menit, CRT : > 2 detik, membran mukosa tampak pucat, akral hangat saat diraba pada ekstremitas atas.
Disability GCS 15 : E4M6V5, kesadaran composmentis
Pengkajian Sekunder Riwayat Kesehatan Sekarang Klien datang ke IGD RSUD Saras Husada Purworejo pada tanggal
16 November 2012 pukul 07.40 WIB dengan keluhan dadanya sesak dan batuk, klien juga mengatakan tubuhnya lemas.Berdasarkan hasil pemeriksaan vital sign TD : 220/110 mmHg, N : 100x/m, RR : 28x/m, S : 37ºC.
Riwayat Kesehatan DahuluSebelumnya klien pernah dirawat di RS dengan penyakit yang sama. Klien juga mempunyai riwayat penyakit hipertensi sejak 3 tahun yang lalu, klien berobat ke puskesmas, tidak teratur, berobat jika ada keluhan, jenis obat tidak tahu
Riwayat Kesehatan KeluargaDalam keluarga pasien terdapat anggota keluarga yang menderita asma, yaitu bapak dari pasien. Bapak pasien telah meninggal karena asma sudah lebih dari 14 tahun.
Riwayat Alergi : klien tidak mempunyai riwayat alergi.
Keadaan Umum : baik Kesadaran : composmentis Vital Sign : TD :220/110 mmHg N : 100x/menit RR: 28x/menit S : 37oC
Pengkajian Head to Toe
Normal Tidak NormalKepala Normal
Mata Normal
Mulut Normal
Leher Normal
Dada Terdapat penggunaan otot bantu
pernafasan,suara wheezing.
Perut Normal
Ekstremitas Normal
Genetalia Normal
Pemeriksaan Fisik
Kepala : bentuk mesochepal, rambut lurus beruban, rambut agak kotor, tidak ada lesi.
Mata : Bentuk simetris, tidak ikterik, konjungtiva anemis, pupil isokor
Hidung : Bentuk simetris, tidak ada polip, tidak ada nyeri tekan, ada secret, terpasang oksigen
Telinga : Bentuk simetris, tidak ada sirumen berlebih, tidak menggunakan alat bantu pendengaran, tidak ada infeksi.
Mulut : Bibir kering, sianosis, gigi bersih, dan terdapat karies tidak ada nyeri tekan pada langit-langit mulut, tidak ada pendarahan gusi.
Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar tyroid, kaku leher, tidak ada pembesaran venajugularis
Paru : I : bentuk simetris,tetapi saat klien bernafas klien terlihat
pengembangan dada yang tidak simetris. A : terdapat bunyi wheezing(mengi) P : bunyi pekak,menunjukan adanya penumpukan secret. P : saat dilakukan palpasi taktil fremitus dapat terasa getaran
yang berat.
Jantung : I : bentuk simetris Pa : cordis teraba pada ICS 4 mid klavicula kiri membesar
kelateral kiri Pe : suara pekak A : bunyi jantung 1 dan 2 murni reguler
Abdomen I = Tidak ada lesi, cembung A = terdengar bising usus 10 x/m. P = tidak ada nyeri tekan P = tympaniInguinal : tidak terpasang DCntegumen : Warna kulit sawo matang, jumlah rambut banyak,
kulit pucat,tekstur lembut, tidak ada lesi.Extermitas Akral dingin, edema -/-, gerak yang tidak disadari -/-, atropi-/-.
Perifer tampak pucat. CRT . 2 detikTulang belakangTidak ada lordosis, kifosis atau scoliosis.
Genetalia : tidak ada lesi, distribusi rambut merata, tidak ada nyeri tekan, tidak ada benjolan
Therapi Medis Infus RL 20 tpm Aminophilin Methylpread Terapi Oksigen 2-4 l/m Nebulizer ventolin Interasik
ANALISA DATA
1 Data Fokus Problem
DS :
- Pasien mengatakan batuk sering terjadi pada
malam hari
- Pasien mengatakan dahak tidak bisa keluarDO :- TD : 220/110 mmHg- N : 100 x/m- S :37 C- RR : 28 x/m- Batuk pasien terdengar grok-grok
- Pasien tidak dapat mengeluarkan dahak
- Auskultasi suara nafas whezing (+),ronkhi (+)
ketidakefektifan bersihan jalan nafas
Diagnosa Keperawatan yang munculKetidakefektifan bersihan jalan nafas b.d obstruksi jalan nafas.
INTERVENSI
1 Dx Tujuan dan Kriteria Hasil (NOC)
Intervensi keperawatan (NIC)
Ketidakefektifan bersihan jalan nafas
b.d obstruksi jalan nafas.
Setelah dilakukan
tindakan
keperawatan selama
7 jam diharapkan
bersihan jalan nafas
efektif
1. Identifikasi
pasien perlunya
pemasangan alat
jalan napas
buatan
2. Monitor respirasi
dan status o2
3. Posisikan semi fowler
pasien untuk
memaksimalkan
ventilasi(15-300C)
4. Auskultasi suara nafas,
catat adanya suara
tambahan.
5. Keluarkan secret
dengan batuk atau
suction/nebulizer
TERIMA KASIH