ASKEP KANKER payudara

42
ASKEP KANKER PAYUDARA Posted on April 16, 2008 by harnawatiaj 1. 1. Pengertian 1. Kanker payudara adalah sekelompok sel tidak normal pada payudara yang terus tumbuh berupa ganda. Pada akhirnya sel-sel ini menjadi bentuk bejolan di payudara. Jika benjolan kanker itu tidak dibuang atau terkontrol, sel-sel kanker bisa menyebar (metastase) pada bagian-bagian tubuh lain. Metastase bisa terjadi pada kelenjar getah bening (limfe) ketiak ataupun di atas tulang belikat. Selain itu sel-sel kanker bisa bersarang di tulang, paru-paru, hati, kulit, dan bawah kulit. (Erik T, 2005, hal : 39-40) 2. Kanker payudara adalah pertumbuhan yang tidak normal dari sel-sel jaringan tubuh yang berubah menjadi ganas. (http//www.pikiran-rakyat.com.jam 10.00, Minggu Tanggal 29-8-2005, sumber : Harianto, dkk)

Transcript of ASKEP KANKER payudara

Page 1: ASKEP KANKER payudara

ASKEP KANKER   PAYUDARA

Posted on April 16, 2008 by harnawatiaj

1.1. Pengertian

1. Kanker payudara adalah sekelompok sel tidak

normal pada payudara yang terus tumbuh berupa

ganda. Pada akhirnya sel-sel ini menjadi bentuk

bejolan di payudara. Jika benjolan kanker itu tidak

dibuang atau terkontrol, sel-sel kanker bisa

menyebar (metastase) pada bagian-bagian tubuh

lain. Metastase bisa terjadi pada kelenjar getah

bening (limfe) ketiak ataupun di atas tulang belikat.

Selain itu sel-sel kanker bisa bersarang di tulang,

paru-paru, hati, kulit, dan bawah kulit. (Erik T, 2005,

hal : 39-40)

2. Kanker payudara adalah pertumbuhan yang tidak

normal dari sel-sel jaringan tubuh yang berubah

menjadi ganas. (http//www.pikiran-rakyat.com.jam

10.00, Minggu Tanggal 29-8-2005, sumber :

Harianto, dkk)

2. Etiologi

Page 2: ASKEP KANKER payudara

Etiologi kanker payudara tidak diketahui dengan pasti.

Namun beberapa faktor resiko pada pasien diduga

berhubungan dengan kejadian kanker payudara, yaitu :

1.1.

1. Tinggi melebihi 170 cm

Wanita yang tingginya 170 cm mempunyai resiko terkena

kanker payudara karena pertumbuhan lebih cepat saat usia

anak dan remaja membuat adanya perubahan struktur

genetik (DNA) pada sel tubuh yang diantaranya berubah ke

arah sel ganas.

1.1.

1. Masa reproduksi yang relatif panjang.

1. Menarche pada usia muda dan kurang dari usia

10 tahun.

2. Wanita terlambat memasuki menopause (lebih

dari usia 60 tahun)

2. Wanita yang belum mempunyai anak

Lebih lama terpapar dengan hormon estrogen relatif lebih

lama dibandingkan wanita yang sudah punya anak.

1.1.

1. Kehamilan dan menyusui

Page 3: ASKEP KANKER payudara

Berkaitan erat dengan perubahan sel kelenjar payudara saat

menyusui.

1.1.

1. Wanita gemuk

Dengan menurunkan berat badan, level estrogen tubuh

akan turun pula.

1.1.

1. Preparat hormon estrogen

Penggunaan preparat selama atau lebih dari 5 tahun.

1.1.

1. Faktor genetik

Kemungkinan untuk menderita kanker payudara 2 – 3 x

lebih besar pada wanita yang ibunya atau saudara

kandungnya menderita kanker payudara.

(Erik T, 2005, hal : 43-46)

1.1. Anatomi fisiologi

1. Anatomi payudara

Page 4: ASKEP KANKER payudara

Secara fisiologi anatomi payudara terdiri dari alveolusi,

duktus laktiferus, sinus laktiferus, ampulla, pori pailla, dan

tepi alveolan. Pengaliran limfa dari payudara kurang lebih

75% ke aksila. Sebagian lagi ke kelenjar parasternal

terutama dari bagian yang sentral dan medial dan ada pula

pengaliran yang ke kelenjar interpektoralis.

1.1.

1. Fisiologi payudara

Payudara mengalami tiga perubahan yang dipengaruhi

hormon. Perubahan pertama ialah mulai dari masa hidup

anak melalui masa pubertas, masa fertilitas, sampai ke

klimakterium dan menopause. Sejak pubertas pengaruh

ekstrogen dan progesteron yang diproduksi ovarium dan

juga hormon hipofise, telah menyebabkan duktus

berkembang dan timbulnya asinus.

Perubahan kedua adalah perubahan sesuai dengan

daur menstruasi. Sekitar hari kedelapan menstruasi

payudara jadi lebih besar dan pada beberapa hari sebelum

menstruasi berikutnya terjadi pembesaran maksimal.

Kadang-kadang timbul benjolan yang nyeri dan tidak rata.

Selama beberapa hari menjelang menstruasi payudara

menjadi tegang dan nyeri sehingga pemeriksaan fisik,

Page 5: ASKEP KANKER payudara

terutama palpasi, tidak mungkin dilakukan. Pada waktu itu

pemeriksaan foto mammogram tidak berguna karena

kontras kelenjar terlalu besar. Begitu menstruasi mulai,

semuanya berkurang.

Perubahan ketiga terjadi waktu hamil dan menyusui.

Pada kehamilan payudara menjadi besar karena epitel

duktus lobul dan duktus alveolus berproliferasi, dan tumbuh

duktus baru.

Sekresi hormon prolaktin dari hipofisis anterior memicu

laktasi. Air susu diproduksi oleh sel-sel alveolus, mengisi

asinus, kemudian dikeluarkan melalui duktus ke puting

susu. (Samsuhidajat, 1997, hal : 534-535)

1.1. Insiden

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan bahwa

lima besar kanker di dunia adalah kanker paru-paru, kanker

payudara, kanker usus besar dan kanker lambung dan kanker

hati. Sementara data dari pemeriksaan patologi di Indonesia

menyatakan bahwa urutan lima besar kanker adalah kanker

leher rahim, kanker payudara, kelenjar getah bening, kulit dan

kanker nasofaring (Anaonim, 2004).

Page 6: ASKEP KANKER payudara

Angka kematian akibat kanker payudara mencapai 5 juta

pada wanita. Data terakhir menunjukkan bahwa kematian

akibat kanker payudara pada wanita menunjukkan angka ke 2

tertinggi penyebab kematian setelah kanker rahim.

(http//www.pikiran-rakyat.com.jam 10.00, Minggu Tanggal 29-

8-2005, sumber : Harianto, dkk).

1.1. Patofisiologi

Kanker payudara bukan satu-satunya penyakit tapi

banyak, tergantung pada jaringan payudara yang terkena,

ketergantungan estrogennya, dan usia permulaannya.

Penyakit payudara ganas sebelum menopause berbeda dari

penyakit payudara ganas sesudah masa menopause

(postmenopause). Respon dan prognosis penanganannya

berbeda dengan berbagai penyakit berbahaya lainnya.

Beberapa tumor yang dikenal sebagai “estrogen

dependent” mengandung reseptor yang mengikat estradiol,

suatu tipe ekstrogen, dan pertumbuhannya dirangsang oleh

estrogen. Reseptor ini tidak manual pada jarngan payudara

normal atau dalam jaringan dengan dysplasia. Kehadiran

tumor “Estrogen Receptor Assay (ERA)” pada jaringan lebih

tinggi dari kanker-kanker payudara hormone dependent.

Page 7: ASKEP KANKER payudara

Kanker-kanker ini memberikan respon terhadap hormone

treatment (endocrine chemotherapy, oophorectomy, atau

adrenalectomy). (Smeltzer, dkk, 2002, hal : 1589)

1.1. Gejala klinik

Gejala-gejala kanker payudara antara lain, terdapat

benjolan di payudara yang nyeri maupun tidak nyeri, keluar

cairan dari puting, ada perlengketan dan lekukan pada kulit

dan terjadinya luka yang tidak sembuh dalam waktu yang

lama, rasa tidak enak dan tegang, retraksi putting,

pembengkakan lokal. (http//www.pikiran-rakyat.com.jam

10.00, Minggu Tanggal 29-8-2005, Harianto, dkk)

Gejala lain yang ditemukan yaitu konsistensi payudara

yang keras dan padat, benjolan tersebut berbatas tegas

dengan ukuran kurang dari 5 cm, biasanya dalam stadium ini

belum ada penyebaran sel-sel kanker di luar payudara. (Erik T,

2005, hal : 42)

1.1. Klasifikasi kanker payudara

1. Tumor primer (T)

1. Tx : Tumor primer tidak dapat ditentukan

2. To : Tidak terbukti adanya tumor primer

Page 8: ASKEP KANKER payudara

3. Tis : Kanker in situ, paget dis pada papila tanpa teraba tumor

4. T1 : Tumor < 2 cm

T1a : Tumor < 0,5 cm

T1b : Tumor 0,5 – 1 cm

T1c : Tumor 1 – 2 cm

1. T2 : Tumor 2 – 5 cm

2. T3 : Tumor diatas 5 cm

3. T4 : Tumor tanpa memandang ukuran, penyebaran langsung ke

dinding thorax atau kulit.

T4a : Melekat pada dinding dada

T4b : Edema kulit, ulkus, peau d’orange, satelit

T4c : T4a dan T4b

T4d : Mastitis karsinomatosis

1.1.

1. Nodus limfe regional (N)

1. Nx : Pembesaran kelenjar regional tidak dapat ditentukan

2. N0 : Tidak teraba kelenjar axila

Page 9: ASKEP KANKER payudara

3. N1 : Teraba pembesaran kelenjar axila homolateral yang tidak

melekat.

N2 : Teraba pembesaran kelenjar axila homolateral yang

melekat satu sama lain atau melekat pada jaringan

sekitarnya.

N3 : Terdapat kelenjar mamaria interna homolateral

1.1.

1. Metastas jauh (M)

1. Mx : Metastase jauh tidak dapat ditemukan

2. M0 : Tidak ada metastase jauh

3. M1 : Terdapat metastase jauh, termasuk

kelenjar subklavikula

Stadium kanker payudara :

1. Stadium I : tumor kurang dari 2 cm, tidak ada limfonodus

terkena (LN) atau penyebaran luas.

2. Stadium IIa : tumor kurang dari 5 cm, tanpa keterlibatan LN,

tidak ada penyebaran jauh. Tumor kurang dari 2 cm dengan

keterlibatan LN

3. Stadium IIb : tumor kurang dari 5 cm, dengan keterlibatan LN.

Tumor lebih besar dari 5 cm tanpa keterlibatan LN

Page 10: ASKEP KANKER payudara

4. Stadium IIIa : tumor lebih besar dari 5 cm, dengan keterlibatan

LN. semua tumor dengan LN terkena, tidak ada penyebaran

jauh

5. Stadium IIIb : semua tumor dengan penyebaran langsung ke

dinding dada atau kulit semua tumor dengan edema pada

tangan atau keterlibatan LN supraklavikular.

6. Stadium IV : semua tumor dengan metastasis jauh.

(Setio W, 2000, hal : 285)

1.1. Pemeriksaan diagnostik

1. Mammagrafi, yaitu pemeriksaan yang dapat melihat

struktur internal dari payudara, hal ini mendeteksi

secara dini tumor atau kanker.

2. Ultrasonografi, biasanya digunakan untuk

membedakan tumor sulit dengan kista.

3. CT. Scan, dipergunakan untuk diagnosis metastasis

carsinoma payudara pada organ lain

4. Sistologi biopsi aspirasi jarum halus

5. Pemeriksaan hematologi, yaitu dengan cara isolasi

dan menentukan sel-sel tumor pada peredaran

darah dengan sendimental dan sentrifugis darah.

(Michael D, dkk, 2005, hal : 15-66)

Page 11: ASKEP KANKER payudara

1.1. Pencegahan

Perlu untuk diketahui, bahwa 9 di antara 10 wanita

menemukan adanya benjolan di payudaranya. Untuk

pencegahan awal, dapat dilakukan sendiri. Sebaiknya

pemeriksaan dilakukan sehabis selesai masa menstruasi.

Sebelum menstruasi, payudara agak membengkak sehingga

menyulitkan pemeriksaan. Cara pemeriksaan adalah sebagai

berikut :

1. Berdirilah di depan cermin dan perhatikan apakah ada kelainan

pada payudara. Biasanya kedua payudara tidak sama,

putingnya juga tidak terletak pada ketinggian yang sama.

Perhatikan apakah terdapat keriput, lekukan, atau puting susu

tertarik ke dalam. Bila terdapat kelainan itu atau keluar cairan

atau darah dari puting susu, segeralah pergi ke dokter.

2. Letakkan kedua lengan di atas kepala dan perhatikan kembali

kedua payudara.

3. Bungkukkan badan hingga payudara tergantung ke bawah,

dan periksa lagi.

4. Berbaringlah di tempat tidur dan letakkan tangan kiri di

belakang kepala, dan sebuah bantal di bawah bahu kiri.

Rabalah payudara kiri dengan telapak jari-jari kanan.

Periksalah apakah ada benjolan pada payudara. Kemudian

Page 12: ASKEP KANKER payudara

periksa juga apakah ada benjolan atau pembengkakan pada

ketiak kiri.

5. Periksa dan rabalah puting susu dan sekitarnya. Pada

umumnya kelenjar susu bila diraba dengan telapak jari-jari

tangan akan terasa kenyal dan mudah digerakkan. Bila ada

tumor, maka akan terasa keras dan tidak dapat digerakkan

(tidak dapat dipindahkan dari tempatnya). Bila terasa ada

sebuah benjolan sebesar 1 cm atau lebih, segeralah pergi ke

dokter. Makin dini penanganan, semakin besar kemungkinan

untuk sembuh secara sempurna. Lakukan hal yang sama untuk

payudara dan ketiak kanan (www.vision.com jam 10.00,

Minggu Tanggal 29-8-2005, sumber : Ramadhan)

1.1. Penanganan

1. Pembedahan

1.1. Mastektomi parsial (eksisi tumor lokal dan penyinaran).

Mulai dari lumpektomi sampai pengangkatan segmental

(pengangkatan jaringan yang luas dengan kulit yang

terkena).

2. Mastektomi total dengan diseksi aksial rendah seluruh

payudara, semua kelenjar limfe dilateral otocpectoralis

minor.

Page 13: ASKEP KANKER payudara

3. Mastektomi radikal yang dimodifikasi

Seluruh payudara, semua atau sebagian besar jaringan

aksial

1.1. Mastektomi radikal

Seluruh payudara, otot pektoralis mayor dan minor

dibawahnya : seluruh isi aksial.

1.1. Mastektomi radikal yang diperluas

Sama seperti mastektomi radikal ditambah dengan

kelenjar limfe mamaria interna.

1.1.

1. Non pembedahan

1. Penyinaran

Pada payudara dan kelenjar limfe regional yang tidak

dapat direseksi pada kanker lanjut; pada metastase

tulang, metastase kelenjar limfe aksila.

1. Kemoterapi

Page 14: ASKEP KANKER payudara

Adjuvan sistematik setelah mastektomi; paliatif pada

penyakit yang lanjut.

1. Terapi hormon dan endokrin

Kanker yang telah menyebar, memakai estrogen,

androgen, antiestrogen, coferektomi adrenalektomi

hipofisektomi.

(Smeltzer, dkk, 2002, hal : 1596 – 1600)

1. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan

1. Pengkajian keperawatan

Pengkajian mencakup data yang dikumpulkan melalui

wawancara, pengumpulan riwayat kesehatan, pengkajian fisik,

pemeriksaan laboratorium dan diagnostik, serta review

catatan sebelumnya.

Langkah-langkah pengkajian yang sistemik adalah

pengumpulan data, sumber data, klasifikasi data, analisa data

dan diagnosa keperawatan.

1.1.

1. Pengumpulan data

Page 15: ASKEP KANKER payudara

Adalah bagian dari pengkajian keperawatan yang

merupakan landasan proses keperawatan. Kumpulan data

adalah kumpulan informasi yang bertujuan untuk mengenal

masalah klien dalam memberikan asuhan keperawatan .

1.1.

1. Sumber data

Data dapat diperoleh melalui klien sendiri, keluarga,

perawat lain dan petugas kesehatan lain baik secara

wawancara maupun observasi.

Data yang disimpulkan meliputi :

1.1.

1.1. Data biografi /biodata

Meliputi identitas klien dan identitas penanggung antara

lain : nama, umur, jenis kelamin, agama, pendidikan,

pekerjaan dan alamat.

1.1.

1.1. Riwayat keluhan utama.

Page 16: ASKEP KANKER payudara

Riwayat keluhan utama meliputi : adanya benjolan yang

menekan payudara, adanya ulkus, kulit berwarna merah

dan mengeras, bengkak, nyeri.

1.1.

1.1. Riwayat kesehatan masa lalu

Apakah pasien pernah mengalami penyakit yang sama

sebelumnya.

Apakah ada keluarga yang menderita penyakit yang sama

.

1.1.

1.1. Pengkajian fisik meliputi :

1.1. Keadaan umum

2. Tingkah laku

3. BB dan TB

4. Pengkajian head to toe

2. Pemeriksaan laboratorium

1.1. Pemeriksaan darah hemoglobin

biasanya menurun, leukosit

meningkat, trombosit meningkat

Page 17: ASKEP KANKER payudara

jika ada penyebaran ureum dan

kreatinin.

2. Pemeriksaan urine, diperiksa apakah

ureum dan kreatinin meningkat.

3. Tes diagnostik yang biasa dilakukan

pada penderita carsinoma mammae

adalah sinar X, ultrasonografi,

xerora diagrafi, diaphanografi dan

pemeriksaan reseptor hormon.

3. Pengkajian pola kebiasaan hidup sehari-hari

meliputi :

1.1. Nutrisi

Kebiasaan makan, frekuensi makan, nafsu makan,

makanan pantangan, makanan yang disukai,

banyaknya minum. Dikaji riwayat sebelum dan sesudah

masuk RS.

1.1. Eliminasi

Kebiasaan BAB / BAK, frekuensi, warna, konsistensi,

sebelum dan sesudah masuk RS.

1.

Page 18: ASKEP KANKER payudara

1.1.

1. Istirahat dan tidur

Kebiasaan tidur, lamanya tidur dalam sehari sebelum dan

sesudah sakit.

1.1.

1.1. Personal hygiene

1.1. Frekuensi mandi dan menggosok

gigi dalam sehari

2. Frekuensi mencuci rambut dalam

seminggu

3. Dikaji sebelum dan pada saat di RS

2. Identifikasi masalah psikologis, sosial dan

spritual

1. Status psikologis

Emosi biasanya cepat tersinggung, marah, cemas,

pasien berharap cepat sembuh, merasa asing tinggal

di RS, merasa rendah diri, mekanisme koping yang

negatif.

1.1.

1.1.

Page 19: ASKEP KANKER payudara

1. Status sosial

Merasa terasing dengan akibat klien kurang

berinteraksi dengan masyarakat lain.

1.1.

1.1.

1. Kegiatan keagamaan

Klien mengatakan kegiatan shalat 5 waktu berkurang.

1.1.

1.1. Klasifikasi Data

Data pengkajian :

1.1.

1.1.

1.1.

1. Data subyektif

Data yang diperoleh langsung dari klien dan keluarga,

mencakup hal-hal sebagai berikut : klien mengatakan

nyeri pada payudara, sesak dan batuk, nafsu makan

menurun, kebutuhan sehari-hari dilayani di tempat

Page 20: ASKEP KANKER payudara

tidur, harapan klien cepat sembuh, lemah, riwayat

menikah, riwayat keluarga.

1.1.

1.1.

1.1.

1. Data obyektif

Data yang dilihat langsung atau melalui pengkajian

fisik atau penunjang meliputi : asimetris payudara kiri

dan kanan, nyeri tekan pada payudara, hasil

pemeriksaan laboratorium dan diagnostik.

1.1.

1. Analisa Data

Merupakan proses intelektual yang merupakan kemampuan

pengembangan daya pikir yang berdasarkan ilmiah,

pengetahuan yang sama dengan masalah yang didapat pada

klien.

1.1. Diagnosa keperawatan

1.1. Nyeri berhubungan dengan adanya penekanan massa

tumor.

Page 21: ASKEP KANKER payudara

2. Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan imobilisasi

lengan/bahu.

3. Kecemasan berhubungan dengan perubahan gambaran

tubuh.

4. Gangguan harga diri berhubungan dengan kecacatan

bedah

5. Resiko infeksi berhubungan dengan luka operasi.

6. Kurangnya pengetahuan tentang kondisi, prognosis, dan

serta pengobatan penyakitnya berhubungan dengan

kurangnya informasi.

7. Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi berhubungan

dengan intake tidak adekuat.

1.1. Perencanaan

Perencanaan keperawatan adalah pengembangan dari

pencatatan perencanaan perawatan untuk memenuhi

kebutuhan klien yang telah diketahui.

Pada perencanaan meliputi tujuan dengan kriteria hasil,

intervensi, rasional, implementasi dan evaluasi.

1.1.

1. Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan

adanya penekanan massa tumor ditandai dengan :

Page 22: ASKEP KANKER payudara

1. DS : - Klien mengeluh nyeri pada sekitar payudara

sebelah kiri menjalar ke kanan.

2. DO : - Klien nampak meringis

- Klien nampak sesak

- Nampak luka di verban pada payudara sebelah kiri

Tujuan : Nyeri teratasi.

Kriteria :

1.1.

1.1.

1.1. Klien mengatakan nyeri berkurang

atau hilang

2. Nyeri tekan tidak ada

3. Ekspresi wajah tenang

4. Luka sembuh dengan baik

Intervensi :

1.1.

1.1.

1.1.

1.

Page 23: ASKEP KANKER payudara

1. Kaji karakteristik nyeri,

skala nyeri, sifat nyeri,

lokasi dan penyebaran.

Rasional : Untuk mengetahui sejauhmana perkembangan

rasa nyeri yang dirasakan oleh klien sehingga

dapat dijadikan sebagai acuan untuk intervensi

selanjutnya.

1.1.

1.1.

1.1.

1.1. Beri posisi yang

menyenangkan.

Rasional : Dapat mempengaruhi kemampuan klien untuk

rileks/istirahat secara efektif dan dapat

mengurangi nyeri.

1.1.

1.1.

1.1.

1.1. Anjurkan teknik relaksasi

napas dalam.

Page 24: ASKEP KANKER payudara

Rasional : Relaksasi napas dalam dapat mengurangi rasa

nyeri dan memperlancar sirkulasi O2 ke seluruh

jaringan.

1.1.

1.1.

1.1.

1.1. Ukur tanda-tanda vital

Rasional : Peningkatan tanda-tanda vital dapat menjadi

acuan adanya peningkatan nyeri.

1.1.

1.1.

1.1.

1.1. Penatalaksanaan

pemberian analgetik

Rasional : Analgetik dapat memblok rangsangan nyeri

sehingga dapat nyeri tidak dipersepsikan.

1.1.

1. Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan

imobilisasi lengan/bahu.

Page 25: ASKEP KANKER payudara

Ditandai dengan :

1.1.

1.1.

1.

1. DS :

Klien mengeluh sakit jika lengan digerakkan.

Klien mengeluh badan terasa lemah.

Klien tidak mau banyak bergerak.

1.1.

1.1.

1.

1. DO : klien tampak takut

bergerak.

Tujuan : Klien dapat beraktivitas

Kriteria :

1. Klien dapat beraktivitas sehari – hari.

2. Peningkatan kekuatan bagi tubuh yang sakit.

Intervensi :

1.1.

Page 26: ASKEP KANKER payudara

1.1.

1.

1.1.

1. Latihan rentang

gerak pasif sesegera

mungkin.

Rasional : Untuk mencegah kekakuan sendi yang dapat

berlanjut pada keterbatasan gerak.

1.1.

1.1.

1.

1.1.

1. Bantu dalam

aktivitas perawatan

diri sesuai keperluan

Rasional : Menghemat energi pasien dan mencegah

kelelahan.

1.1.

1.1.

1.

1.1.

Page 27: ASKEP KANKER payudara

1. Bantu ambulasi dan

dorong memperbaiki

postur.

Rasional : Untuk menghindari ketidakseimbangan dan

keterbatasan dalam gerakan dan postur.

c. Kecemasan berhubungan dengan perubahan gambaran

tubuh.

Ditandai dengan :

1. DS :

Klien mengatakan takut ditolak oleh orang lain.

Ekspresi wajah tampak murung.

Tidak mau melihat tubuhnya.

1. DO : klien tampak takut melihat anggota tubuhnya.

Tujuan : Kecemasan dapat berkurang.

Kriteria :

1. Klien tampak tenang

2. Mau berpartisipasi dalam program terapi

Intervensi :

Page 28: ASKEP KANKER payudara

1. Dorong klien untuk mengekspresikan perasaannya.

Rasional : Proses kehilangan bagian tubuh membutuhkan

penerimaan, sehingga pasien dapat membuat

rencana untuk masa depannya.

1. Diskusikan tanda dan gejala depresi.

Rasional : Reaksi umum terhadap tipe prosedur dan

kebutuhan dapat dikenali dan diukur.

1. Diskusikan tanda dan gejala depresi

Rasional : Kehilangan payudara dapat menyebabkan

perubahan gambaran diri, takut jaringan parut,

dan takut reaksi pasangan terhadap perubahan

tubuh.

1. Diskusikan kemungkinan untuk bedah rekonstruksi atau

pemakaian prostetik.

Rasional : Rekonstruksi memberikan sedikit penampilan

yang lengkap, mendekati normal.

d. Gangguan harga diri berhubungan dengan kecacatan bedah

Ditandai dengan :

Page 29: ASKEP KANKER payudara

1) DS : klien mengatakan malu dengan keadaan dirinya

2) DO :

Klien jarang bicara dengan pasien lain

Klien nampak murung.

Tujuan : klien dapat menerima keadaan dirinya.

Kriteria :

o

1. Klien tidak malu dengan keadaan dirinya.

2. Klien dapat menerima efek pembedahan.

Intervensi :

1.1.

1.1. Diskusikan dengan klien atau orang terdekat

respon klien terhadap penyakitnya.

Rasional : membantu dalam memastikan masalah untuk

memulai proses pemecahan masalah

1.1.

1.1. Tinjau ulang efek pembedahan

Page 30: ASKEP KANKER payudara

Rasional : bimbingan antisipasi dapat membantu pasien

memulai proses adaptasi.

1.1.

1.1. Berikan dukungan emosi klien.

Rasional : klien bisa menerima keadaan dirinya.

1.1.

1.1. Anjurkan keluarga klien untuk selalu

mendampingi klien.

Rasional : klien dapat merasa masih ada orang yang

memperhatikannya.

e. Resiko infeksi berhubungan dengan luka operasi.

Ditandai dengan :

1. DS : Klien mengeluh nyeri pada daerah sekitar operasi.

2. DO :

Adanya balutan pada luka operasi.

Terpasang drainase

Warna drainase merah muda

Tujuan : Tidak terjadi infeksi.

Page 31: ASKEP KANKER payudara

Kriteria :

1. Tidak ada tanda – tanda infeksi.

2. Luka dapat sembuh dengan sempurna.

Intervensi :

1. Kaji adanya tanda – tanda infeksi.

Rasional : Untuk mengetahui secara dini adanya tanda –

tanda infeksi sehingga dapat segera diberikan

tindakan yang tepat.

1. Lakukan pencucian tangan sebelum dan sesudah prosedur

tindakan.

Rasional : Menghindari resiko penyebaran kuman

penyebab infeksi.

1. Lakukan prosedur invasif secara aseptik dan antiseptik.

Rasional : Untuk menghindari kontaminasi dengan kuman

penyebab infeksi.

1. Penatalaksanaan pemberian antibiotik.

Rasional : Menghambat perkembangan kuman sehingga

tidak terjadi proses infeksi.

Page 32: ASKEP KANKER payudara

f. Kurangnya pengetahuan tentang kondisi, prognosis, dan

serta pengobatan penyakitnya berhubungan dengan

kurangnya informasi.

Ditandai dengan :

1. DS : Klien sering menanyakan tentang penyakitnya.

2. DO : Ekspresi wajah murung/bingung.

Tujuan : Klien mengerti tentang penyakitnya.

Kriteria :

1. Klien tidak menanyakan tentang penyakitnya.

2. Klien dapat memahami tentang proses penyakitnya dan

pengobatannya.

Intervensi :

1. Jelaskan tentang proses penyakit, prosedur pembedahan dan

harapan yang akan datang.

Rasional : Memberikan pengetahuan dasar, dimana

pasien dapat membuat pilihan berdasarkan

informasi, dan dapat berpartisipasi dalam

program terapi.

Page 33: ASKEP KANKER payudara

1. Diskusikan perlunya keseimbangan kesehatan, nutrisi,

makanan dan pemasukan cairan yang adekuat.

Rasional : Memberikan nutrisi yang optimal dan

mempertahankan volume sirkulasi untuk

mengingatkan regenerasi jaringan atau proses

penyembuhan.

1. Anjurkan untuk banyak beristirahat dan membatasi aktifitas

yang berat.

Rasional : Mencegah membatasi kelelahan, meningkatkan

penyembuhan, dan meningkatkan perasaan

sehat.

1. Anjurkan untuk pijatan lembut pada insisi/luka yang sembuh

dengan minyak.

Rasional : Merangsang sirkulasi, meningkatkan elastisitas

kulit, dan menurunkan ketidaknyamanan

sehubungan dengan rasa pantom payudara.

1. Dorong pemeriksaan diri sendiri secara teratur pada payudara

yang masih ada. Anjurkan untuk Mammografi.

Page 34: ASKEP KANKER payudara

Rasional : Mengidentifikasi perubahan jaringan payudara

yang mengindikasikan terjadinya/berulangnya

tumor baru.

g. Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi berhubungan

dengan intake yang tidak adekuat, ditandai dengan :

1. DS :

Klien mengeluh nafsu makan menurun

Klien mengeluh lemah.

1. DO :

1.1.

1.1. Setengah porsi makan tidak dihabiskan

Klien nampak lemah.

Nampak terpasang cairan infus 32

tetes/menit.

Hb 10,7 gr %.

Tujuan : kebutuhan nutrisi terpenuhi

Kriteria :

1. Nafsu makan meningkat

Page 35: ASKEP KANKER payudara

2. Klien tidak lemah

3. Hb normal (12 – 14 gr/dl)

Intervensi :

1. Kaji pola makan klien

Rasional : Untuk mengetahui kebutuhan nutrisi klien dan

merupakan asupan dalam tindakan selanjutnya.

1. Anjurkan klien untuk makan dalam porsi kecil tapi sering

Rasional : dapat mengurangi rasa kebosanan dan

memenuhi kebutuhan nutrisi sedikit demi sedikit.

1. Anjurkan klien untuk menjaga kebersihan mulut dan gigi.

Rasional : agar menambah nafsu makan pada waktu

makan.

1. Anjurkan untuk banyak makan sayuran yang berwarna hijau.

Rasional : sayuran yang berwarna hijau banyak

mengandung zat besi penambah tenaga.

1. Libatkan keluarga dalam pemenuhan nutrisi klien

Rasional : partisipasi keluarga dpat meningkatkan asupan

nutrisi untuk kebutuhan energi.

Page 36: ASKEP KANKER payudara

1.1. Implementasi

Implementasi merupakan tahap keempat dari proses

keperawatan dimana rencana keperawatan dilaksanakan :

melaksanakan intervensi/aktivitas yang telah ditentukan, pada

tahap ini perawat siap untuk melaksanakan intervensi dan

aktivitas yang telah dicatat dalam rencana perawatan klien.

Agar implementasi perencanaan dapat tepat waktu dan

efektif terhadap biaya, pertama-tama harus mengidentifikasi

prioritas perawatan klien, kemudian bila perawatan telah

dilaksanakan, memantau dan mencatat respons pasien

terhadap setiap intervensi dan mengkomunikasikan informasi

ini kepada penyedia perawatan kesehatan lainnya. Kemudian,

dengan menggunakan data, dapat mengevaluasi dan merevisi

rencana perawatan dalam tahap proses keperawatan

berikutnya.

1.1. Evaluasi

Tahapan evaluasi menentukan kemajuan pasien terhadap

pencapaian hasil yang diinginkan dan respons pasien terhadap

dan keefektifan intervensi keperawatan kemudian mengganti

rencana perawatan jika diperlukan.

Page 37: ASKEP KANKER payudara

Tahap akhir dari proses keperawatan perawat

mengevaluasi kemampuan pasien ke arah pencapaian hasil.

Daftar Pustaka:

Doenges M., (2000), Rencana Asuhan Keperawatan, Edisi 3, EGC, Jakarta

Dixon M., dkk, (2005), Kelainan Payudara, Cetakan I, Dian Rakyat, Jakarta.

Mansjoer, dkk, (2000), Kapita Selekta Kedokteran, Edisi 3, Jakarta.

Sjamsuhidajat R., (1997), Buku Ajar Ilmu Bedah, Edisi Revisi, EGC, Jakarta

Tapan, (2005), Kanker, Anti Oksidan dan Terapi Komplementer, Elex Media Komputindo, Jakarta