Askep Ht Mgs

33
TINJAUAN TEORI ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN HIPERTENSI TUGAS MATA KULIAH SISTEM KARDIOVASKULER DISUSUN OLEH : 1 . 2015011 22 MOCH. GANDUNG SATRIYA 2 . 2015011 24 NOOR ARIEF BAKHTIAR HABIB 3 . 2015011 26 NURUL CHOTIJAH 4 . 2015011 28 RETNO ASIH PUJI ASTUTI 5 . 2015011 30 RULY INDRA ANISTIA 6 2015011 SLAMET HIDAYAT

Transcript of Askep Ht Mgs

TINJAUAN TEORIASUHAN KEPERAWATAN

PADA PASIEN DENGAN HIPERTENSI

TUGAS MATA KULIAH SISTEM KARDIOVASKULER

DISUSUN OLEH :

1. 201501122 MOCH. GANDUNG SATRIYA2. 201501124 NOOR ARIEF BAKHTIAR HABIB3. 201501126 NURUL CHOTIJAH4. 201501128 RETNO ASIH PUJI ASTUTI5. 201501130 RULY INDRA ANISTIA6. 201501132 SLAMET HIDAYAT7. 201501134 VIDYA SETYAWATI8. 201501136 WIWIK9. 201501138 YORLI A. NABU10.

201501140 EKO PRASETYO SAPUTRO

STIKES KARYA HUSADA KEDIRIPROGRAM STUDI ALIH JENJANG S-1 KEPERAWATAN

2015TINJAUAN TEORI

ASUHAN KEPERAWATAN

PADA PASIEN DENGAN HIPERTENSI

ASUHAN KEPERAWATANAsuhan keperawatan adalah metode dimana suatu konsep diterapkan dalam praktek

keperawatan. Hal ini biasanya disebut sebagai suatu pendekatan problem solving yang memerlukan ilmu teknik dan keterampilan interversional dan ditujukan untuk memenuhi kebutuhan klien.(Iyert el, al, 1996)

I. PENGKAJIAN KEPERAWATAN

PENGKAJIAN Pengkajian adalah langkah pertama dari proses keperawatan melalui kegiatan pengumpulan

data atau perolehan data yang akurat dapat pasien guna mengetahui berbagai permasalahan yang ada. (Aziz Alimul. 2009 : h 85)

PENGUMPULAN DATABiodata identitas klien dan penanggung jawab1. Identitas Klien

Dikaji nama, jenis kelamin, usia, agama, alamat, suku bangsa, pekerjaan, status perkawinan dan lain-lain.

2. Identitas penanggung jawabDikaji nama, alamat, pekerjaan dan hubungan dengan klien.

3. Riwayat Kesehatana. Keluhan Utama

(Menjelaskan keluhan yang paling dirasakan oleh klien saat ini)b. Riwayat Kesehatan Sekarang

(Menjelaskan uraian kronologis sakit klien sekarang sampai klien dibawa ke RS, ditambah dengan keluhan klien saat ini yang diuraikan dalam konsep PQRST)P : Palitatif /Provokatif(Apakah yang menyebabkan gejala, apa yang dapat memperberat dan menguranginya)Q : Qualitatif /Quantitatif(Bagaimana gejala dirasakan, nampak atau terdengar, sejauhmana merasakannya sekarang)R : Region(Dimana gejala terasa, apakah menyebar)S : Skala(Seberapakah keparahan dirasakan dengan skala 1 s/d 10)T : Time(Kapan gejala mulai timbul, berapa sering gejala terasa, apakah tiba-tiba atau bertahap)

Riwayat atau gejala sekarang penyakit jantung koroner dan gagal jantung, penyakit serebrovaskuler, penyakit vaskuler perifer, diabetes mellitus, pirai, dislipidemia, asma bronkhiale, disfungsi seksual, penyakit ginjal, penyakit nyata yang lain dan informasi obat yang diminum.

c. Riwayat Kesehatan Dahulu(Mengidentifikasi riwayat kesehatan yang memiliki hubungan dengan atau memperberat keadaan penyakit yang sedang diderita klien saat ini. Termasuk faktor predisposisi penyakit dan ada waktu proses sembuh).

Lama dan tingkat tekanan darah tinggi sebelumnya dan hasil serta efek sampinng obat antihipertensi sebelumnya.

Riwayat obat-obatan atau bahan lain yang dapat meningkatkan tekanan darah termasuk kontrasepsi oral, obat anti keradangan nonsteroid, liquorice, kokain dan amfetamin. Perhatian juga untuk pemakaian eritropoetin, siklosporin atau steroid untuk penyakit yang bersamaan.

Penilaian faktor risiko termasuk diet lemak, natrium, dan alcohol, jumlah rokok, tingkat aktifitas fisik, dan peningkatan berat badan sejak awal dewasa.

d. Riwayat Kesehatan Keluarga(Mengidentifikasi apakah di keluarga klien ada riwayat penyakit turunan atau riwayat penyakit menular). Riwayat penyakit keluarga hipertensi, diabetes mellitus, dislipidemia, penyakit jantung koroner, stroke atau penyakit ginjal.

e. Pola Aktivitas Sehari-hari(Membandingkan pola aktifitas keseharian klien antara sebelum sakit dan saat sakit, untuk mengidentifikasi apakah ada perubahan pola pemenuhan atau tidak).

4. Pemeriksaan Fisik(Fokus pada struktur dan perubahan fungsi yang terjadi dengan tehnik pemeriksaan yang digunakan Head to Toe yang diawali dengan observasi keadaan umum klien. Dan menggunakan pedoman 4 langkah yaitu Inspeksi, Palpasi, Perkusi, Auskultasi)

5. Data Psikologis(Berisi tentang status emosi klien, kecemasan, pola koping, gaya komunikasi, dan konsep diri)

6. Data Sosial(Berisi hubungan dan pola interaksi klien dalam keluarga dan masyarakat) lingkungan yang dapat mempengaruhi hasil pengobatan antihipertensi termasuk situasi keluarga, lingkungan kerja, dan latar belakang pendidikan.

7. Data Spiritual(Mengidentifikasi tentang keyakinan hidup, optimisme terhadap kesembuhan penyakit, gangguan dalam melaksanakan ibadah)

8. Data Penunjang(Berisi tentang semua prosedur diagnostik dan laporan laboratorium yang dijalani klien, dituliskan hasil pemeriksaan dan nilai normal, dituliskan hanya 3 kali pemeriksaan terakhir secara berturut-turut. Bila hasilnya fluktuatif, buat keterangan secara naratif)

9. Program dan Rencana Pengobatan(Berisi tentang program pengobatan yang sedang dijalani dan yang akan dijalani oleh klien)

PENGKAJIAN DENGAN PENDEKATAN ABCDAirway1. Yakinkan kepatenan jalan napas2. Berikan alat bantu napas jika perlu (guedel atau nasopharyngeal)3. Jika terjadi penurunan fungsi pernapasan segera kontak ahli anestesi dan bawa segera mungkin

ke ICUBreathing1. Kaji saturasi oksigen dengan menggunakan pulse oximeter, untuk mempertahankan

saturasi >92%.2. Berikan oksigen dengan aliran tinggi melalui non re-breath mask.3. Pertimbangkan untuk mendapatkan pernapasan dengan menggunakan bag-valve-mask

ventilation4. Lakukan pemeriksaan gas darah arterial untuk mengkaji PaO2 dan PaCO25. Kaji jumlah pernapasan / Auskultasi pernapasan6. Lakukan pemeriksan system pernapasan7. Dengarkan adanya bunyi krakles / Mengi yang mengindikasikan kongesti paruCirculation1. Kaji heart rate dan ritme, kemungkinan terdengan suara gallop2. Kaji peningkatan JVP3. Monitoring tekanan darah4. Pemeriksaan EKG mungkin menunjukan:

Sinus tachikardi Adanya Suara terdengar jelas pada S4 dan S3 right bundle branch block (RBBB) right axis deviation (RAD)

5. Lakukan IV akses dekstrose 5%6. Pasang Kateter7. Lakukan pemeriksaan darah lengkap8. Jika ada kemungkina KP berikan Nifedipin Sublingual9. Jika pasien mengalami Syok berikan secara bolus Diazoksid,NitroprusidDisability1. Kaji tingkat kesadaran dengan menggunakan AVPU2. Penurunan kesadaran menunjukan tanda awal pasien masuk kondisi ekstrim dan membutuhkan

pertolongan medis segera dan membutuhkan perawatan di ICU.Exposure1. Selalu mengkaji dengan menggunakan test kemungkinan KP2. Jika pasien stabil lakukan pemeriksaan riwayat kesehatan dan pemeriksaan fisik lainnya.

3. Jangan lupa pemeriksaan untuk tanda gagal jantung kronik

PENGKAJIAN DATA DASARAdapun pengkajian pada pasien hipertensi menurut Doengoes, et al (2001) adalahA. Aktivitas / Istirahat

1. Gejala Kelemahan Umum Kelelahan / Letih Napas Pendek Gaya Hidup Monoton

2. Tanda Frekuensi jantung meningkat Perubahan irama jantung Takipnea

B. Sirkulasi1. Gejala

Riwayat hipertensi, aterosklerosis, penyakit jantung kongesti / katup, penyakit serebrovaskuler, episode palpitasi.

2. Tanda Kenaikan TD (Kenaikan TD (pengukuran serial dan kenaikan TD diperlukan untuk

menaikkan diagnosis) Hipotensi postural (mungkin berhubungan dengan regimen otak) Nadi : denyutan jelas dari karotis, jugularis,radialis Denyut apical : titik point of maksimum impuls kemungkinan bergeser dan sangat kuat Frekuensi / irama : takikardia, berbagai disritmia Bunyi jantung : murmur, stenosis valvular Bunyi jantung terdengar S2 pada dasar S3 (CHF dini) S4 (pengerasan vertikel kiri / hipertrofi

vertical kiri) Distensi vena jugularis Ekstermitas (Perubahan warna kulit pucat / sianosis, suhu dingin ( vasokontriksi perifer ),

pengisian kapiler mungkin lambat/tertunda)

C. Integritas Ego1. Gejala

Riwayat perubahan kepribadian, ansietas, depresi, euphoria atau jarah kronis (dapat mengidentifikasi kerusakan serebral), marah, faktor stress multiple (hubungan, keuangan, yang berkaitan dengan pekerjaan)

2. Tanda Letupan suasana hati Gelisah Penyempitan kontinue perhatian Tangisan yang meledak Otot muka tegang ( khususnya sekitar mata ) Pernafasan menghela Peningkatan pola bicara

D. Eliminasi1. Gejala

Gangguan ginjal saat ini atau yang lalu ( infeksi, obstruksi, riwayat penyakit ginjal pada masa yang lalu)

E. Makanan / Cairan1. Gejala

Makanan yang disukai yang dapat mencakup makanan tinggi garam, lemak dan kolesterol Mual, Muntah Perubahan BB (meningkatkan/menurun) Riwayat penggunaan diuretik

2. Tanda BB normal atau obesitas Edema (mungkin umum atau tertentu)

Kongesti vena Peningkatan JVP Glikosuria (hampir 10% hipertensi adalah diabetik)

F. Neurosensori1. Gejala

Keluhan pusing / pening Sakit kepala suboksipital (terjadi saat bangun dan menghilang secara spontan setelah

beberapa jam) Episode kebas Kelemahan pada satu sisi tubuh Gangguan penglihatan ( penglihatan kabur, diplopia ) Episode epistaksis

2. Tanda Status mental, perubahan orientasi, pola nafas, isi bicara, afek, proses pikir atau memori

( ingatan ) Respon motorik : penurunan kekuatan genggaman tangan Perubahan retinal optik

G. Nyeri / Ketidaknyamanan1. Gejala

Angina (penyakit arteri koroner / keterlibatan jantung) Nyeri hilang timbul pada tungkai / Klaudasi Sakit kepala oksipital berat seperti yang pernah terjadi sebelumnya. Nyeri abdomen / massa

H. Pernapasan (berhubungan dengan efek cardiopulmonal tahap lanjut dari hipertensi menetap / berat)1. Gejala

Dispnea yang berkaitan dengan aktivitas/kerja Tachypnea Ortopnea Dispnea nocturnal proksimal Batuk dengan atau tanpa sputum Riwayat merokok

2. Tanda Distress respirasi/ penggunaan otot aksesoris pernapasan Bunyi napas tambahan ( krekles, mengi ) Sianosis

I. Keamanan1. Gejala : Gangguan koordinasi / cara jalan Hipotesia pastural2. Tanda : Episode parestesia unilateral transien, hipotensi postural, Frekuensi jantung

meningkat, Perubahan trauma jantung (takipnea)

J. Pembelajaran / Penyuluhan1. Gejala

Factor resiko keluarga ; Hipertensi, Aterosklerosis, Penyakit Jantung, DM, Penyakit Serebrovaskuler, Ginjal

Faktor resiko etnik, penggunaan pil KB atau hormon lain Penggunaan obat / alkohol

II. DIAGNOSA KEPERAWATAN YANG MUNGKIN MUNCULDiagnosa keperawatan merupakan keputusan klinis mengenai seseorang, keluarga atau

masyarakat sebagai akibat dari masalah kesehatan atau proses kehidupan yang aktual atau potensial. (Aziz Alimul, 2009 : h 92)

Nanda menyatakan bahwa diagnosa keperawatan adalah keputusan klinik tentang respon individu. Keluarga dan masyarakat tentang masalah kesehatan aktual atau potensial. Sebagai dasar seleksi intervensi keperawatan untuk mencapai tujuan asuhan keperawatan sesuai dengan kewenangan perawat. Semua diagnosa keperawatan harus didukung oleh data. Dimana menurut Nanda diartikan sebagai defensial arakteristik definisi karakteristik tersebut dinamakan tanda dan gejala suatu yang dapat diobservasi dan gejala sesuai yang dirasakan oleh klien.1. Resiko tinggi terhadap penurunan curah jantung berhubungan dengan peningkatan afterload,

vasokonstriksi, hipertrofi/rigiditas ventrikuler, iskemia miokard2. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan, ketidakseimbangan suplai dan kebutuhan

oksigen.3. Nyeri akut berhubungan dengan peningkatan tekanan vaskuler serebral4. Cemas berhubungan dengan krisis situasional sekunder adanya hipertensi yang diderita klien5. Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurangnya informasi tentang proses penyakit6. Potensial perubahan perfusi jaringan: serebral, ginjal, jantung berhubungan dengan gangguan

sirkulasi.

III. RENCANA KEPERAWATANPerencanaan adalah proses penyusunan berbagai intervensi keperawatan yang dibutuhkan

untuk mencegah, menghilangkan atau mengurangi masalah pasien. (Aziz Alimul. 2009 : h 106)

RENCANA KEPERAWATAN

NO DXDIANGOSA

KEPERAWATAN DAN KOLABORASI

TUJUAN (NOC) INTERVENSI (NIC)

1 Resiko tinggi terhadap penurunan curah jantung berhubungan dengan peningkatan afterload, vasokonstriksi, hipertrofi / rigiditas ventrikuler, iskemia miokard

NOC : Cardiac Pump effectiveness Circulation Status Vital Sign Status

Kriteria Hasil: Tanda Vital dalam rentang

normal (Tekanan darah, Nadi, respirasi)

Dapat mentoleransi aktivitas, tidak ada kelelahan

Tidak ada edema paru, perifer, dan tidak ada asites

Tidak ada penurunan Kesadaran

NIC :Cardiac Care1. Evaluasi adanya nyeri dada (Intensitas,

lokasi, durasi)2. Catat adanya disritmia jantung3. Catat adanya tanda dan gejala penurunan

cardiac putput4. Monitor status kardiovaskuler5. Monitor status pernafasan yang menandakan

Gagal jantung6. Monitor abdomen sebagai indicator

penurunan perfusi7. Monitor balance cairan8. Monitor adanya perubahan tekanan darah9. Monitor respon pasien terhadap efek

pengobatan antiaritmia10. Atur periode latihan dan istirahat untuk

menghindari kelelahan11. Monitor toleransi aktivitas pasien12. Monitor adanya dyspneu, fatigue, tekipneu

dan ortopneu13. Anjurkan untuk menurunkan stress

Vital Sign Monitoring1. Monitor TD, nadi, suhu, dan RR2. Catat adanya fluktuasi tekanan darah3. Monitor VS saat pasien berbaring, duduk,

atau berdiri

4. Auskultasi TD pada kedua lengan dan bandingkan

5. Monitor TD, nadi, RR, sebelum, selama, dan setelah aktivitas

6. Monitor kualitas dari nadi7. Monitor adanya pulsus paradoksus8. Monitor adanya pulsus alterans9. Monitor jumlah dan irama jantung10.Monitor bunyi jantung11.Monitor frekuensi dan irama pernapasan12.Monitor suara paru13.Monitor pola pernapasan abnormal14.Monitor suhu, warna, dan kelembaban kulit15.Monitor sianosis perifer16.Monitor adanya cushing triad (tekanan nadi

yang melebar, bradikardi, peningkatan sistolik)

17.Identifikasi penyebab dari perubahan vital sign

2 Intoleransi aktivitasberhubungan dengankelemahan, ketidakseimbangan suplai dan kebutuhan oksigen.

NOC : Energy conservation Self Care : ADLs

Kriteria Hasil : Berpartisipasi dalam

aktivitas fisik tanpa disertai

NIC :Energy Management1. Observasi adanya pembatasan klien dalam

melakukan aktivitas2. Dorong anal untuk mengungkapkan perasaan

terhadap keterbatasan3. Kaji adanya factor yang menyebabkan

peningkatan tekanan darah, nadi dan RR

Mampu melakukan aktivitas sehari hari (ADLs) secara mandiri

kelelahan4. Monitor nutrisi dan sumber energi

tangadekuat5. Monitor pasien akan adanya kelelahan fisik

dan emosi secara berlebihan6. Monitor respon kardivaskuler terhadap

aktivitas7. Monitor pola tidur dan lamanya tidur/istirahat

pasien

Activity Therapy1. Kolaborasikan dengan Tenaga Rehabilitasi

Medik dalammerencanakan progran terapi yang tepat.

2. Bantu klien untuk mengidentifikasi aktivitas yang mampu dilakukan

3. Bantu untuk memilih aktivitas konsisten yangsesuai dengan kemampuan fisik, psikologi dan social

4. Bantu untuk mengidentifikasi dan mendapatkan sumber yang diperlukan untuk aktivitas yang diinginkan

5. Bantu untuk mendpatkan alat bantuan aktivitas seperti kursi roda, krek

6. Bantu untu mengidentifikasi aktivitas yang disukai

7. Bantu klien untuk membuat jadwal latihan diwaktu luang

8. Bantu pasien/keluarga untuk mengidentifikasi kekurangan dalam beraktivitas

9. Sediakan penguatan positif bagi yang aktif beraktivitas

10.Bantu pasien untuk mengembangkan motivasi diri dan penguatan

11.Monitor respon fisik, emoi, social dan spiritual

3 Nyeri akut berhubungan dengan peningkatan tekanan vaskuler serebral

NOC : Pain Level, Pain control, Comfort level

Kriteria Hasil : Mampu mengontrol nyeri

(tahu penyebab nyeri, mampu menggunakan tehnik nonfarmakologi untuk mengurangi nyeri, mencari bantuan)

Melaporkan bahwa nyeri berkurang dengan menggunakan manajemen nyeri

Mampu mengenali nyeri (skala, intensitas, frekuensi dan tanda nyeri)

Menyatakan rasa nyaman setelah nyeri berkurang

Tanda vital dalam rentang normal

NIC :Pain Management1. Lakukan pengkajian nyeri secara

komprehensif termasuk lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas dan faktor presipitasi

2. Observasi reaksi nonverbal dari ketidaknyamanan

3. Gunakan teknik komunikasi terapeutik untuk mengetahui pengalaman nyeri pasien

4. Kaji kultur yang mempengaruhi respon nyeri5. Evaluasi pengalaman nyeri masa lampau6. Evaluasi bersama pasien dan tim kesehatan

lain tentang ketidakefektifan kontrol nyeri masa lampau

7. Bantu pasien dan keluarga untuk mencari dan menemukan dukungan

8. Kontrol lingkungan yang dapat mempengaruhi nyeri seperti suhu ruangan, pencahayaan dan kebisingan

9. Kurangi faktor presipitasi nyeri10.Pilih dan lakukan penanganan nyeri

(farmakologi, non farmakologi dan inter personal)

11.Kaji tipe dan sumber nyeri untuk menentukan

intervensi12.Ajarkan tentang teknik non farmakologi13.Berikan analgetik untuk mengurangi nyeri14.Evaluasi keefektifan kontrol nyeri15.Tingkatkan istirahat16.Kolaborasikan dengan dokter jika ada

keluhan dan tindakan nyeri tidak berhasil17.Monitor penerimaan pasien tentang

manajemen nyeri

Analgesic Administration1. Tentukan lokasi, karakteristik, kualitas, dan

derajat nyeri sebelum pemberian obat2. Cek instruksi dokter tentang jenis obat, dosis,

dan frekuensi3. Cek riwayat alergi4. Pilih analgesik yang diperlukan atau

kombinasi dari analgesik ketika pemberian lebih dari satu

5. Tentukan pilihan analgesik tergantung tipe dan beratnya nyeri

6. Tentukan analgesik pilihan, rute pemberian, dan dosis optimal

7. Pilih rute pemberian secara IV, IM untuk pengobatan nyeri secara teratur

8. Monitor vital sign sebelum dan sesudah pemberian analgesik pertama kali

9. Berikan analgesik tepat waktu terutama saat nyeri hebat

10.Evaluasi efektivitas analgesik, tanda dan gejala (efek samping)

4 Cemas berhubungan dengan krisis situasional sekunder adanya hipertensi yang diderita klien

Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam, cemas pasien berkurang dengan kriteria hasil:

1. Anxiety Control2. Coping3. Vital Sign Status

Menunjukan teknik untuk mengontrol cemas è teknik nafas dalam

Postur tubuh pasien rileks dan ekspresi wajah tidak tegang

Mengungkapkan cemas berkurang

TTV dbnTD = 110-130/ 70-80 mmHgRR = 14 – 24 x/ menitN = 60 -100 x/ menitS = 365 – 375 0C

Anxiety Reduction1. Gunakan pendekatan yang menenangkan2. Nyatakan dengan jelas harapan terhadap

pelaku pasien3. Jelaskan semua prosedur dan apa yang

dirasakan selama prosedur4. Temani pasien untuk memberikan keamanan

dan mengurangi takut5. Berikan informasi faktual mengenai

diagnosis, tindakan prognosis6. Dorong keluarga untuk menemani anak7. Lakukan back / neck rub8. Dengarkan dengan penuh perhatian9. Identifikasi tingkat kecemasan10.Bantu pasien mengenal situasi yang

menimbulkan kecemasan11.Dorong pasien untuk mengungkapkan

perasaan, ketakutan, persepsi12.Instruksikan pasien menggunakan teknik

relaksasi13.Barikan obat untuk mengurangi kecemasan

5 Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurangnya informasi tentang proses penyakit

NOC : Kowlwdge : disease

process Kowledge : health Behavior

NIC :Teaching : disease Process1. Berikan penilaian tentang tingkat

pengetahuan pasien tentang proses penyakit yang spesifik

Kriteria Hasil : Pasien dan keluarga

menyatakan pemahaman tentang penyakit, kondisi, prognosis dan program pengobatan

Pasien dan keluarga mampu melaksanakan prosedur yang dijelaskan secara benar

Pasien dan keluarga mampu menjelaskan kembali apa yang dijelaskan perawat/tim kesehatan lainnya.

2. Jelaskan patofisiologi dari penyakit dan bagaimana hal ini berhubungan dengan anatomi dan fisiologi, dengan cara yang tepat.

3. Gambarkan tanda dan gejala yang biasa muncul pada penyakit, dengan cara yang tepat

4. Gambarkan proses penyakit, dengan cara yang tepat

5. Identifikasi kemungkinan penyebab, dengna cara yang tepat

6. Sediakan informasi pada pasien tentang kondisi, dengan cara yang tepat

7. Hindari harapan yang kosong8. Sediakan bagi keluarga atau SO informasi

tentang kemajuan pasien dengan cara yang tepat

9. Diskusikan perubahan gaya hidup yang mungkin diperlukan untuk mencegah komplikasi di masa yang akan datang dan atau proses pengontrolan penyakit

10.Diskusikan pilihan terapi atau penanganan11.Dukung pasien untuk mengeksplorasi atau

mendapatkan second opinion dengan cara yang tepat atau diindikasikan

12.Eksplorasi kemungkinan sumber atau dukungan, dengan cara yang tepat

13.Rujuk pasien pada grup atau agensi di komunitas lokal, dengan cara yang tepat

14.Instruksikan pasien mengenai tanda dan gejala untuk melaporkan pada pemberi perawatan kesehatan, dengan cara yang tepat

DAFTAR PUSTAKA

1. Brunner & Suddarth. 2002. Buku Ajar : Keperawatan Medikal Bedah Vol 2, Jakarta, EGC,Hamzah, www.wikicek.com : Ensiklopedia Artikel Indonesia, Surabaya

2. Doengoes, Marilynn E. 2000. Rencana Asuhan Keperawatan : Pedoman untuk Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan pasien, Jakarta, Penerbit Buku Kedokteran, EGC,

3. Goonasekera CDA, Dillon MJ, 2003. The child with hypertension. In: Webb NJA, Postlethwaite RJ, editors. Clinical Paediatric Nephrology. 3rd edition. Oxford: Oxford University Press

4. Johnson, M., et all. 2000. Nursing Outcomes Classification (NOC) Second Edition. New Jersey: Upper Saddle River

5. Mc Closkey, C.J., et all. 1996. Nursing Interventions Classification (NIC) Second Edition. New Jersey: Upper Saddle River

6. Santosa, Budi. 2007. Panduan Diagnosa Keperawatan NANDA 2005-2006. Jakarta: Prima Medika7. Smet, Bart.1994. Psikologi Kesehatan. Pt Grasindo:Jakarta8. Soeparman dkk,2007 Ilmu Penyakit Dalam , Ed 2, Penerbit FKUI, Jakarta9. Smeljer,s.c Bare, B.G ,2002 Buku ajar Keperawatan Medikal Bedah,10. Imam, S Dkk.2005. Asuhan Keperawatan Keluarga.Buntara Media:malang

II. DIAGNOSA KEPERAWATAN YANG MUNGKIN MUNCULDiagnosa keperawatan merupakan keputusan klinis mengenai seseorang, keluarga atau

masyarakat sebagai akibat dari masalah kesehatan atau proses kehidupan yang aktual atau potensial. (Aziz Alimul, 2009 : h 92)

Diagnosa keperawatan adalah cara mengidentifikasi, memfokuskan dan mengatasi kebutuhan spesifik pasien serta respons terhadap masalah actual dan resiko tinggi. Menurut Marllyn Doengoes (2000),

Menurut Doengoes, et al (2001), diagnosa keperawatan yang mungkin ditemukan pada pasien dengan hipertensi adalah :1. Curah jantung, penurunan, resiko tinggi terhadap b/d peningkatan afterload, vasokontriksi,

iskemia miokardia, hipertrofi d/d tidak dapat diterapkan adanya tanda-tanda dan gejala yang menetapkan diagnosis aktual

2. Nyeri (akut), sakit kepala sakit kepala b/d peningkatan tekanan vaskuler selebral d/d melaporkan tentang nyeri berdenyut yang terletak pada regiu suboksipital. Terjadi pada saat bangun dan hilang secara spontan setelah beberapa waktu

3. Intoleran aktivitas b/d kelemahan umum, ketidakseimbangan suplai dan kebutuhan oksigen.d/d laporan verbal tentang kelebihan atau kelemahan

4. Nutrisi, perubahan lebih dari kebutuhan tubuh b/d masukan berlebihan dengan kebutuhan merabolik d/d berat badan 10%-20% lebih dari ideal untuk tinggi dan bentuk tubuh

5. Koping, individual, infektif b/d krisis situasional/maturasional, perubahan hidup beragam d/d menyatakan ketidak mampuan untuk mengatasi atau meminta bantuan

6. Kurang pengetahuan (kebutuhan belajar) mengenai kondisi rencana pengobatan b/d kurang pengetahuan / daya ingat d/d menyatakan masalah, meminta informasi.

7. Potensial perubahan perfusi jaringan: serebral, ginjal, jantung berhubungan dengan gangguan sirkulasi.

III. INTERVENSIPerencanaan adalah proses penyusunan berbagai intervensi keperawatan yang dibutuhkan

untuk mencegah, menghilangkan atau mengurangi masalah pasien. (Aziz Alimul. 2009 : h 106)Intervensi keperawatan adalah preskripsi untik prilaku spesifik yang diharapkan dari pasien

dan/atau tindakan yang harus dilakukan oleh perawat. Tindakan keperawatan dibagi menjadi, mandiri (dilakukan perawat) dan kolaboratif (dilakukan oleh pemberiperawatan lainnya).

Perencanaan keperawatan pada pasien dengan hipertensi menurut Dongoes et al (2000) adalah

DIAGNOSA KEPERAWATAN 1. :Curah jantung, penurunan, resiko tinggi terhadap b/d peningkatan afterload, vasokontriksi, iskemia miokardia, hypertropi/rigiditas (kekakuan) ventrikuler d/d tidak dapat diterapkan adanya tanda-tanda dan gejala yang menetapkan diagnosis actualTujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam, diharapkan :1. Mempertahankan tekanan darah dalam rentang individu yang dapat diterima.2. Memperlihatkan irama dan frekuensi jantung stabil dalam rentang dan pasien.

3. Afterload tidak meningkat, tidak terjadi vasokonstriksi, tidak terjadi iskemia miokard.Kriteria Hasil : Klien berpartisifasi dalam aktivitas yang menurunkan tekanan darah / beban kerja jantung, Tanda Vital dalam rentang normal (Tekanan darah, Nadi, respirasi) Dapat mentoleransi aktivitas, tidak ada kelelahan Tidak ada edema paru, perifer, dan tidak ada asites Tidak ada penurunan kesadaran

TINDAKAN/INTERVENSI RASIONAL

1. Pantau tekanan darah.

2. Catat keberadaan, kualitas denyutan sentral dan perifer.

3. Auskultasi tonus jantung dan bunyi nafas.

4. Amati warna kulit, kelembaban suhu, dan masa pengisian kapiler.

5. Catat edema umum/tertentu.

6. Beri lingkungan tenang, nyaman, kurangi aktifitas/keributan lingkungan dan batasi jumlah pengunjung dan lamannya tinggal.

7. Pertahankan pembatasan aktifitas (jadwal istirahat tanpa gangguan, istirahat di tempat tidur/kursi), bantu pasien melakukan aktifitas perawatan diri sesuai kebutuhan.

8. Lakukan tindakan yang nyaman (pijatan punggung dan leher, meninggikan kepala tempat tidur).

9. Anjurkan tehnik relaksasi, distraksi, dan panduan imajinasi.

10. Pantau respon terhadap obat untuk mengontrol tekanan darah.

11. Kolaborasi dalam pemberian obat-obat sesuai indikasi seperti:

12. Diuretik tiazoid: diuril, esidrix, bendroflumentiazoid

13. Kolaborasi dalam memerikan pembatasan cairan dan diet natrium sesuai indikasi.

14. Siapkan untuk pembedahan bila ada indikasi.

1. Perbandingan dari tekanan memberikan gambaran yang lebih lengkap tentang keterlibatan/bidang masalah vaskuler.

2. Denyutan karotis, jugularis, radialis, dan femoralis mungkin diamati atau tekanan palpasi. Denyutan pada tungkai mungkin menurun: efek dari vasokontraksi.

3. Bunyi jantung IV umum terdengar pada hipertensi berat dan kerusakan fungsi adanya krakels mengi dapat mengindikasi kongesti paru sekunder terhadap atau gagal jantung kronik.

4. Mungkin berkaitan dengan vasokontraksi atau mencerminkan dekompensasi atau penurunan curah jantung.

5. Mengindikasi gagal jantung, kerusakan ginjal atau vaskuler.

6. Membantu untuk menurunkan rangsangan simpatis, menurunkan relaksasi.

7. Menurunkan stress dan ketegangan yang mempengaruhi tekanan darah dan perjalanan penyakit hipertensi.

8. Mengurangi ketidaknyamanan dan dapat menurunkan rangsang simpatis.

9. Menurunkan rangsangan stress membuat efek tenang, sehingga akan menurunkan tekanan darah.

10. Respon terhadap terapi obat tergantung pada individu dan efek sinergis obat.

11. Dapat memperkuat agen antihipertensi lain dengan membatasi retensi cairan.

12. dapat menangani retensi cairan dengan respon hipertensi yang dapat melibatkan beban kerja jantung.

13. Bila hipertensi berhubungan dengan adanya fcokromositoma maka pengangkatan tumor dapat memperbaiki kondisi.

Sumber : Marllyn Doengoes, (2000)

DIAGNOSA KEPERAWATAN 2 :

Nyeri (akut), sakit kepala b/d peningkatan tekanan vaskuler selebral d/d melaporkan tentang nyeri berdenyut yang terletak pada regiu suboksipital. Terjadi pada saat bangun dan hilang secara spontan setelah beberapa waktuTujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2 x 24 jam, dihaerapkan :Tekanan vaskuler serebral tidak meningkat.Kriteria Hasil : Pasien mengungkapkan tidak adanya sakit kepala dan tampak nyaman. Melaporkan nyeri/ketidaknyamanan hilang/tidak terkontrol dengan menggunakan manajemen

nyeri Mengungkapkan metode yang memberikan pengurangan Mampu mengontrol nyeri (tahu penyebab nyeri, mampu menggunakan tehnik nonfarmakologi

untuk mengurangi nyeri, mencari bantuan) Mampu mengenali nyeri (skala, intensitas, frekuensi dan tanda nyeri) Menyatakan rasa nyaman setelah nyeri berkurang Tanda vital dalam rentang normal

INTERVENSI RASIONAL1. Pertahankan tirah baring selama fase akut.

2. Berikan tindakan nonfarmakologi untuk menghilangkan sakit kepala, misalnya kompres dingin pada dahi, pijat punggung, dan leher, tenang, redupkan lampu kamar, tehnik relaksasi.

3. Hilangnya/minimalkan aktifitas vasokonstriksi yang dapat menurunkan dan sakit kepala, misalnya: batuk panjang, mengejan saat BAB, dan lain-lain.

4. Bantu pasien dalam ambulasi sesuai kebutuhan.

5. Berikan cairan, makanan lunak, perawatan mulut yang teratur bila terjadi perdarahan hidung atau kompres di hidung telah dilakukan untuk menghentikan perdarahan.

6. Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian obat analgetik, anti ansietas, diazepam dll.

1. Meminimalkan stimulasi dan meningkatkan relaksasi.

2. Menurunkan tekanan vaskuler serebral dan yang memperlambat/ memblok respon simpatis efektif dalam menghilangkan sakit kepala dan komplikasi.

3. Menyebabkan sakit kepala pada adanya tekanan vaskuler serebral karena aktifitas yang meningkatkan vaskonotraksi.

4. Pusing dan pengelihatan kabur sering berhubungan dengan sakit kepala, Meminimalkan penggunaan oksigen dan aktivitas yang berlebihan yang memperberat kondisi klien.

5. Menaikkan kenyamanan kompres hidung dapat mengganggu menelan atau membutuhkan nafas dengan mulut, menimbulkan stagnasi sekresi oral dan mengeringkan mukosa.

6. Analgetik menurunkan nyeri dan menurunkan rangsangan saraf simpatis serta dapat mengurangi tegangan dan ketidaknyamanan yang diperbuat oleh stress.

Sumber : Marllyn Doengoes, (2000)

DIAGNOSA KEPERAWATAN 3 :Intoleran aktivitas b/d kelemahan umum, ketidakseimbangan suplai dan kebutuhan oksigen d/d laporan verbal tentang kelebihan atau kelemahan Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2 x 24 jam, dihaerapkan :Aktivitas pasien terpenuhi.Kriteria Hasil : Klien dapat berpartisipasi dalam aktivitas yang di inginkan / diperlukan, Melaporkan peningkatan dalam toleransi aktivitas yang dapat diukur, Menunjukkan penurunan dalam tanda-tanda toleransi fisiologis Berpartisipasi dalam aktivitas fisik tanpa disertai peningkatan tekanan darah, nadi dan RR Mampu melakukan aktivitas sehari hari (ADLs) secara mandiri

Intervensi Rasional1. Kaji respon pasien terhadap aktifitas frekuensi

nadi, peningkatan tekanan darah yang nyata 1. Menyebutkan parameter membantu dalam

mengkaji respon fisiologis stress terhadap

selama/sesudah aktifitas.

2. Instruksikan tehnik penghematan energi (menggunakan kursi saat mandi, duduk, menyisir rambut atau menyikat gigi, lakukan aktifitas dengan perlahan).

3. Berikan dorongan untuk melakukan aktifitas/perawatan diri bertahap jika dapat ditoleransi. Berikan bantuan sesuai kebutuhan.

aktifitas dan bila ada merupakan indicator dari kelebihan kerja yang berkaitan dengan tingkat aktifitas.

2. Dapat mengurangi penggunaan energi dan membantu keseimbangan antara suplai antara suplai dan kebutuhan O2.

3. Kemajuan aktifitas bertahap mencegah penurunan kerja jantung tiba.

Sumber : Marllyn Doengoes, (2000)

DIAGNOSA KEPERAWATAN 4 :Nutrisi, perubahan, lebih dari kebutuhan tubuh b/d masukan berlebihan dengan kebutuhan merabolik, Pola hidup monoton d/d berat badan 10%-20% lebih dari ideal untuk tinggi dan bentuk tubuh.Tujuan :Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2 x 24 jam, dihaerapkan :1. Perubahan nutrisi lebih dari kebutuhan tubuh teratasi2. Mengidentifikasi hubungan antara hipertensi dan kegemukan.3. Menunjukkan perubahan pola makan.4. Mempertahankan berat badan yang diinginkan dengan pemeliharaan kesehatan optimal.5. Melakukan/mempertahankan program olahraga yang tepat.Kriteria Hasil :BB ideal sesuai dengan tinggi dan berat badan

Intervensi Rasional1. Kaji pemahaman pasien tentang hubungan

langsung antara hipertensi dan kegemukan.

2. Bicarakan pentingnya menurunkan masukan kalori dan batasi masukan lemak, garam, gula sesuai indikasi.

3. Tetapkan keinginan pasien untuk menurunkan berat badan.

4. Kaji ulang masukan kalori harian dan pilihan diet.

5. Instruksikan dan bantu memilih makanan yang tepat, hindari makanan dengan kejenuhan lemak tinggi dan kolesterol.

6. Kolaboratif, rujuk ke ahli gizi sesuai indikasi.

1. Kegemukan adalah resiko tambahan pada hipertensi karena kondisi proporsi antara kapasitas aorta dan peningkatan curah jantung berkaitan dengan peningkatan massa tubuh.

2. Kesalahan kebiasaan makan menunjang terjadinya aterosklerosis, dan kegemukan yang merupakan predisposisi untuk hipertensi dan komplikasinya.kelebihan masukan garam memperbanyak volume cairan intra vaskuler dan dapat merusak ginjal yang lebih memperburuk hipertensi, Penurunan masukan kalori seseorang sebanyak 50 kalori per hari secara teori dapat menurunkan BB 0,5 kg/hari.

3. Motivasi penurunan berat badan adalah internal. Individu harus berkeinginan untuk menurunkan berat badan bila tidak maka program sama sekali tidak berhasil.

4. Membantu dalam menentukan kebutuhan individu untuk penyesuaian/penyuluhan dan mengidentifikasi kekuatan/ kelemahan dalam program diet terakhir.

5. Penting untuk mencegah perkembangan aterogenesis.

6. Memberikan konseling dan bantuan dengan memenuhi kebutuhan diet individual.

Sumber : Marllyn Doengoes, (2000)

DIAGNOSA KEPERAWATAN 5 :

Koping individual, inefektif berhubungan dengan: Krisis situasional / diaturasional / maturasional. Perubahan hidup beragam. Relaksasi tidak adekuat. System pendukung tidak adekuat. Persepsi tidak realistic. Sedikit atau tidak pernah olahraga. Nutrisi buruk. Harapan yang tidak terpenuhi. Kerja tidak berlebihan. Metode koping tidak efektif.

d/d menyatakan ketidak mampuan untuk mengatasi atau meminta bantuan.

Tujuan :Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2 x 24 jam, dihaerapkan :1. Mengidentifikasi kesadaran kemampuan koping/kekuatan pribadi.2. Mengidentifikasi potensial situasi stress dan mengambil langkah untuk menghindari /

mengubahnya.Kriteria Hasil :Mendemonstrasikan penggunaan keterampilan / metode koping efektif

Intervensi Rasional1. Kaji keefektifan strategi koping dengan

mengobservasi perilaku, misalnya: kemampuan menyatakan perasaan dan perhatian, keinginan berpartisipasi dalam rencana pengobatan.

2. Catat laporan gangguan tidur, peningkatan keletihan, kerusakan konsentrasi, peka rangsang, penurunan toleransi sakit kepala, ketidakmampuan untuk mengatasi atau menyelesaikan masalah.

3. Bantu pasien untuk mengidentifikasi stressor spesifik dan kemungkinan strategi untuk mengatasi atau menyelesaikan masalah.

4. Libatkan pasien dalam perencanaan perawatan dan berikan dorongan partisipasi maksimum dalam rencana pengobatan.

5. Dorong pasien untuk mengevaluasi prioritas atau tujuan hidup.

1. Mekanisme adaptif perlu untuk mengubah pola hidup seseorang, mengatasi hipertensi kronik, dan mengintegrasikan terapi yang diharuskan ke dalam kehidupan sehari-hari.

2. Manifestasi mekanisme koping maladaptik mungkin merupakan indicator marah yang ditekan dan diketahui telah menjadi penentu utama tekanan darah diastolic.

3. Pengenalan terhadap stressor adalah langkah pertama dalam mengubah respon seseorang terhadap stressor.

4. Memperbaiki keterampilan koping dan dapat meningkatkan kerjasama dalam regimen teraupetik.

5. Fokus perhatian pasien pada realitas situasi yang ada relatif terhadap pandangan pasien tentang apa yang diinginkan.

Sumber : Marllyn Doengoes, (2000)

DIAGNOSA KEPERAWATAN 6 :Kurang pengetahuan (kebutuhan belajar) mengenai kondisi rencana pengobatan berhubungan dengan: Kurang pengetahuan / daya ingat Misinterpretasi informasi Keterbatasan kopnitif. Menyangkal diagnosa.

d/d menyatakan masalah, menerima informasi

Tujuan:Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1 x 24 jam, dihaerapkan :1. Menyatakan pemahaman tentang proses penyakit dan regimen pengobatan2. Mempertahankan tekanan darah dalam parameter normal.3. Mengidentifikasi efek samping obat dan kemungkinan komplikasi yang perlu diperhatikan.Kriteria Hasil :

1. Pasien dan keluarga menyatakan pemahaman tentang penyakit, kondisi, prognosis dan program pengobatan

2. Pasien dan keluarga mampu melaksanakan prosedur yang dijelaskan secara benar3. Pasien dan keluarga mampu menjelaskan kembali apa yang dijelaskan perawat/tim kesehatan

lainnya.

Intervensi Rasional1. Kaji kesiapan dan hambatan dalam belajar,

termasuk orang terdekat.2. Tetapkan dan nyatakan batas tekanan darah

normal, jelaskan tentang hipertensi dan efeknya pada jantung, pembuluh darah, ginjal, dan otak.

3. Hindari mengatakan tekanan darah normal dan gunakan istilah terkontrol dengan baik saat menggambarkan tekanan darah pasien dalam batas yang diinginkan.

4. Bantu pasien dalam mengidentifikasi factor-faktor resiko kardiovaskuler yang dapat diubah misalnya obesitas, diet, tinggi lemak jenuh, kolesterol, pola hidup monoton, dan minum alcohol, pola hidup stress.

5. Rekomendasikan untuk menghindari mandi air panas, ruang penguapan, penggunaan alcohol yang berlebihan.

6. Anjurkan pasien untuk berkonsultasi dengan pemberi perawatan sebelum menggunakan obat.

7. Instruksikan pasien tentang peningkatan masukan makanan atau cairan tinggi kalium.

1. Mengidentifikasi kemampuan klien dalam menerima pembelajaran.

2. Meningkatkan pengetahuan klien tentang tekanan darah normal dan efek hipertensi.

3. Tekanan darah normal pada setiap orang berbeda tergantung pada banyak faktor.

4. Mencegah meningkatnya tekanan darah dengan memperhatikan faktor – faktor resiko.

5. Dapat menyebabkan tekanan darah berubah – ubah.

6. Menghindari terjadinya resiko overdosis obat.

7. Mempertahankan keseimbangan cairan dan elektrolit tubuh.

Sumber : Marllyn Doengoes, (2000)

DIAGNOSA KEPERAWATAN 7 :Potensial perubahan perfusi jaringan: serebral, ginjal, jantung berhubungan dengan gangguan sirkulasi.Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2 x 24 jam, dihaerapkan :Sirkulasi tubuh tidak terganggu.Kriteria Hasil :Pasien mendemonstrasikan perfusi jaringan yang membaik seperti ditunjukkan dengan : TD dalam batas yang dapat diterima, tidak ada keluhan sakit kepala, pusing, nilai-nilai laboratorium dalam batas normal.

Intervensi :1. Pertahankan tirah baring; tinggikan kepala tempat tidur.2. Kaji tekanan darah saat masuk pada kedua lengan; tidur, duduk dengan pemantau tekanan arteri

jika tersedia.3. Pertahankan cairan dan obat-obatan sesuai pesanan.4. Amati adanya hipotensi mendadak.5. Ukur masukan dan pengeluaran.6. Pantau elektrolit, BUN, kreatinin sesuai pesanan.7. Ambulasi sesuai kemampuan; hindari kelelahan.

IV. IMPLEMENTASI

Implementasi adalah proses keperawatan dengan melaksanakan berbagai strategis keperawatan (tindakan keperawatan) yaitu telah direncanakan. (Aziz Alimuml. 2001 : h 11)

Pelaksanaan keperawatan/implementasi harus sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan sebelumnya dan pelaksanaan ini disesuaikan dengan masalah yang terjadi.

Tujuan dari pelaksanaan adalah membantu klien dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan yang mencakup peningkatan kesehatan pencegahan penyakit. Pemulihan kesehatan dan mempasilitas koping perencanaan tindakan keperawatan akan dapat dilaksanakan dengan baik. Jika klien mempunyai keinginan untuk berpatisipasi dalam pelaksanaan tindakan keperawatan selama tahap pelaksanaan perawat terus melakukan pengumpulan data dan memilih tindakan perawatan yang paling sesuai dengan kebutuhan klien tindakan.

Dalam pelaksanaan keperawatan ada 4 tindakan yang dilakukan yaitu :1. Tindakan mandiri2. Tindakan observasi3. Tindakan health education4. Tindakan kolaborasi

Adapun implementasi pada pasien hipertensi adalah :

Diagnosa keperawatan 1 :1. Memantau TD Ukur pada kedua tangan/paha untuk evaluasi awal. Gunakan ukuran manset yang

tepat dan teknik yang akurat.2. Mencatat keberadaan, kualitas denyutan sentral dan perifer.3. Aukultasi tonus jantung dan bunyi nafas.4. Mengamati warna kulit, kelembaban, suhu, dan masa pengisian kapiler 5. Mencatat edema umum/tertentu6. Memberikan lingkungan yang tenang, nyaman, kurang aktivitas / keributan lingkungan, Batasi

jumlah pengunjung dan lamanya tinggal. 7. Pertahankan pembatasan aktivitas, seperti istirahat ditempat tidur/kursi; jadwal periode istirahat

tanpa gangguan; bantu pasian melakukan aktivitas perawatan diri sesuai kebutuhan. 8. Lakukan tindakan-tindakan yang nyaman seperti pijatan punggung dan leher, meninggikan

kepala tempat tidur. Anjurkan teknik relaksasi, panduan imajinasi, aktivitas pengalihan9. Berkolaborasi dengan dokter dalam pemberian terapi

Diagnosa keperawatan 2 :1. Pertahankan tirah baring, lingkungan yang tenang, sedikit penerangan2. Minimalkan gangguan lingkungan dan rangsangan.3. Batasi aktivitas.4. Hindari merokok atau menggunkan penggunaan nikotin.5. Beri obat analgesia dan sedasi sesuai pesanan.6. Beri tindakan yang menyenangkan sesuai indikasi seperti kompres es, posisi nyaman, tehnik

relaksasi, bimbingan imajinasi, hindari konstipasi.

Diagnosa keperawatan 3 :1. Mengkaji respon pasien terhadap aktivitas2. Memberikan dorongan untuk melakukan aktivitas3. Mengintruksikan pasien terhadap teknik penghematan energy

Diagnosa keperawatan 4 :1. Membicarakan pentingnya menurunkan masukan kalori dan batasi masukan lemak, garam dan

gula sesuai indikasi2. Menetapkan keinginan pasien menurunkan berat badan3. Mengkaji ulang masukkan kalori harian dan pilihan diet membantu memilih makanan yang tepat,

hindari makanan dengan kejenuhan lemak tinggi (mentega, keju, telur, es krim, daging dll) dan kolesterol (daging berlemak, kuning telur, produk kalengan,jeroan).

4. Timbang berat badan tiap ha

Diagnosa keperawatan 51. Mengkaji keefektifan strategi koping dengan mengobservasi prilaku2. Mencatat laporan gangguan tidur3. Membantu pasien untuk mengidentifikasi stesor spesifik dan kemungkinan strategi untuk

mengatasinya4. Mendorong pasien untuk mengevaluasi prioritas tubuh

Diagnosa keperawatan 61. Mengkaji kesiapan dan hambatan dalam belajar2. Menetapkan dan nyatakan batas Hd normal3. Membantu pasien untuk mengidentifikasi faktor-faktor resiko kardiovaskuler4. Membahas pentingnya menghentikan merokok

Diagnosa keperawatan 7 :1. Memberi penguatan pentingnya kerjasama dalam regimen pengobatan dan mempertahankan

perjanjian tindak lanjut2. Menjelaskan tentang obat yang diresep bersamaan dengan rasional3. Menyarankan untuk sering mengubah posisi, olaraga kaki saat baring

V. EVALUASI

Evaluasi adalah tahap terakhir proses keperawatan dengan cara menilai sejauh mana tujuan diri rencana keperawatan tercapai atau tidak. (Aziz Alimul. 2009 : hi 12)

Tujuan evaluasi adalah untuk melihat kemampuan klien dalam mencapai tujuan. Hal ini dapat dilaksanakan dengan mengadakan hubungan dengan klien berdasarkan respon klien terhadap tindakan keperawatan yang diberikan sehingga perawat dapat mengambil keputusan: Mengakhiri tindakan keperawatan (klien telah mencapai tujuan yang ditetapkan) Memodifikasi rencana tindakan keperawatan (klien memerlukan waktu yang lebih lama untuk

mencapai tujuan)(lyer, at al, 1996)

Tahapan evaluasi merupakan proses yang menentukan sejauh mana tujuan dapat dicapai, sehingga dalam mengevaluasi efektivitas tindakan keperawatan. Perawat perlu mengetahui kriteria keberhasilan dimana kriteria ini harus dapat diukur dan diamati agar kemajuan perkembangan keperawatan kesehatan klien dapat diketahui

Langkah-langkah untuk mengevaluasi pelayanan keperawatan :1. Menentukan garis besar masalah kesehatan yang di hadapi ,2. Menentukan bagaimana rumasan tujuan perawatan yang akan dicapai,3. Manantukan kriteria dan standar untuk evaluasi. Kriteria dapat berhubungan dengan sumber-

sumber proses atau hasil, tergantung kepada dimensi evaluasi yang diinginkan,4. Menentukan metode atau tehnik evaluasi yang sesuai serta sumber-sumber data yang

diperlukan,5. Membandingkan keadaan yang nyata (sesudah perawatan) dengan kriteria dan standar untuk

evaluasi,6. Identivikasi penyebab atau alasan yang tidak optimal atau pelaksanaan yang kurang

memuaskan,7. Perbaiki tujuan berikutnya. Bila tujuan tidak tercapai perlu ditentukan alasan : mungkin tujuan

tidak realistik, mungkin tindakan tidak tepat, atau mungkin ada faktor lingkungan yang tidak diatasi.

Macam-macam evaluasi yaitu :a. Evalusi kuantitatif

Evaluasi ini dilaksanakan dalam kuantitas atau jumlah pelayanan atau kegiatan yang telah dikerjakan. Contoh : jumlah pasien hipertensi yang telah dibina selama dalam perawatan perawat.

b. Evaluasi kualitatifEvaluasi kualitatif merupakan evaluasi mutu yang dapat difokuskan pada salah satu dari tiga diimensi yang saling terkait yaitu :1. Struktur atau sumber

Evaluasi ini terkait dengan tenaga manusia, atau bahan-bahan yang diperlukan dalam pelaksanaan kegiatan. Dalam upaya keperawatan hal ini menyangkut antara lain: ü Kualifikasi perawat ü Minat atau dorongan ü Waktu atau tenaga yang dipakai ü Macam dan banyak peralatan yang dipakai ü Dana yang tersedia

2. Proses

Evaluasi proses berkaitan dengan kegiatan-kegiatan yang dilakukan untuk mencapai tujuan. Misalnya : mutu penyuluhan yang diperlukan kepada klien dengan gejala-gejala yang ditimbulkan.

3. HasilEvaluasi ini difokuskan kepada bertambahnya klien dalam melaksanakan tugas-tugas kesehatan.

Dalam evaluasi dapat dikemukakan 4 kemungkinan yang menentukan keperawatan selanjutnya yaitu :1. Masalah klien dapat dipecahkan .2. Sebagian masalah klien dapat dipecahkan.3. Masalah klien tidak dapat dipecahkan.4. Dapat muncul masalah baru.

Evaluasi untuk klien dengan hipertensi dapat disesuaikan dengan masalah yang telah ditanggulangi dengan mengacu pada tujuan yang telah ditentukan.1. Apakah tekanan darah dalam rentang yang dapat diterima oleh klien?.2. Apakah klien dapat beraktifitas secara mandiri ?.3. Apakah kebutuhan nutrisi klien terpenuhi ?.4. Apakah klien dapat menggunakan koping yang efektif ?.5. Apakah pemahaman klien tentang penyakit meningkat ?.

Hasil dari keperawatan pasien dapat diukur melalui 3 bidang :1. Keadaan fisik

Pada keadaan fisik dapat diobservasi melalui suhu tubuh turun, berat badan naik , perubahan tanda klinik.

2. Psikologik-sikapSeperti perasaan cemas berkurang, keluarga bersikap positif terhadap patugas kesehatan.

3. Pengetahuan-perilakuMisalnya keluarga dapat menjalankan petunjuk yang diberikankeluarga dapat menjelaskan manfaat dari tindakan keperawatan.

Adapun evaluasi keperawatan pada pasien dengan hipertensi adalah :

Diagnosa 11. Berpatisipasi dalam aktivitas yang menurunkan Td beban kerja jantung2. Mempertahankan Td dalam rentang individu yang dapat diterima3. Memperlihatkan irama dan frekuensi jantung stabil dalam rentang normal pasien

Diagnosa 21. Melaporkan nyeri / ketidak nyamanan hilang / terkontrol2. Mengungkan metode yang memberikan pengurangan3. Mengikuti reqman farmokologi yang diresepkan

Diagnosa 31. Berpatisipasi dalam aktivitas yang diinginkan/diperlukan2. Melaporkan tindakan dalam toleransi aktivitas yang dapat diukur3. Menunjukkan penurunan dalam tanda intoleransi fisiologi

Diagnosa 41. Mengidentifikasi hubungan antara hipertensi dan kegemukan2. Menunjukkan perubahan pola makan3. Melakukan / mempertahankan program olaraga yang tepat seacar individual

Diagnosa 51. Mengidentifikasi prilaku koping efektif konsekuensinya2. Mendemontrasikan penggunaan keterampilan / metode koping efektif

Diagnosa 61. Menyatakan pemahaman tentang proses penyakit dan regimen

2. Mempertahankan Td dalam perimeter normal

DAFTAR PUSTAKA

1. Doengoes, Marilynn E, Rencana Asuhan Keperawatan : Pedoman untuk Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan pasien, Jakarta, Penerbit Buku Kedokteran, EGC, 2000

2. Aziz alimul, 2009, konsep dasar manusia, penerbit salemba medika, Jakarta 3. Capernito, Linda Juall. 1993. Diagnosa Keperawatan Aplikasi Pada Praktek Klinis, ed 6. Jakarta:

EGC.4. Gunawan, Lany. Hipertensi : Tekanan Darah Tinggi , Yogyakarta, Penerbit Kanisius, 20015. Sobel, Barry J, et all. Hipertensi : Pedoman Klinis Diagnosis dan Terapi, Jakarta, Penerbit

Hipokrates, 19996. Kodim Nasrin. Hipertensi : Yang Besar Yang Diabaikan, @ tempointeraktif.com, 20037. Smith Tom. Tekanan darah Tinggi : Mengapa terjadi, Bagaimana mengatasinya ?, Jakarta,

Penerbit Arcan, 19958. Semple Peter. Tekanan Darah Tinggi, Alih Bahasa : Meitasari Tjandrasa Jakarta, Penerbit Arcan,

19969. Brunner & Suddarth. Buku Ajar : Keperawatan Medikal Bedah Vol 2, Jakarta, EGC, 200210. Chung, Edward.K. Penuntun Praktis Penyakit Kardiovaskuler, Edisi III, diterjemahkan oleh Petrus

Andryanto, Jakarta, Buku Kedokteran EGC, 199511. Marvyn, Leonard. Hipertensi : Pengendalian lewat vitamin, gizi dan diet, Jakarta, Penerbit Arcan,

199512. Tucker, S.M, et all . Standar Perawatan Pasien : Proses Keperawatan, diagnosis dan evaluasi ,

Edisi V, Jakarta, Buku Kedokteran EGC, 199813. Mansjoer, Arif, dkk. 2000. Kapita Selekta Kedokteran, ed 3, jilid 2. Jakarta: Aesculapius14. http://kumpulan-asuhan-keperawatan.blogspot.com/2009/03/kumpulan-asuhan-keperawatan-

askep.html