ASKEP HIPOGLIKEMIA

33
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada awalnya tubuh memberikan respon terhadap rendahnya kadar gula darh dengan melepasakan epinefrin (adrenalin) dari kelenjar adrenal dan beberapa ujung saraf. Epinefrin merangsang pelepasan gula dari cadangan tubuh tetapi jugamenyebabkan gejala yang menyerupai serangan kecemasan (berkeringat, kegelisahan, gemetaran, pingsan, jantung berdebar-debar dan kadang rasa lapar). Hipoglikemia yang lebih berat menyebabkan berkurangnya glukosa ke otak dan menyebabkan pusing, bingung, lelah, lemah, sakit kepala, perilaku yang tidak biasa, tidak mampu berkonsentrasi, gangguan penglihatan, kejang dan koma. Hipoglikemia yang berlangsung lama bisa menyebabkan kerusakan otak yang permanen. Gejala yang menyerupai kecemasan maupun gangguan fungsi otak bisa terjadi secara perlahan maupun secara tiba-tiba. Hal ini paling sering terjadi pada orang yang memakai insulin atau obat hipoglikemik per-oral. Pada penderita tumor pankreas penghasil insulin, gejalanya terjadi pada pagi hari setelah puasa semalaman, terutama jika cadangan gula darah habis karena melakukan olah raga sebelum sarapan pagi. Pada mulanya hanya terjadi serangan hipoglikemia sewaktu-waktu, tetapi lama- lama serangan lebih sering terjadi dan lebih berat. Hipoglikemia paling sering disebabkan oleh insulin atau obat lain (sulfonilurea) yang diberikan kepada penderita diabetes untuk menurunkan kadar gula darahnya.

Transcript of ASKEP HIPOGLIKEMIA

Page 1: ASKEP HIPOGLIKEMIA

BAB 1

PENDAHULUAN

A.     Latar Belakang

Pada awalnya tubuh memberikan respon terhadap rendahnya kadar gula darh dengan

melepasakan epinefrin (adrenalin) dari kelenjar adrenal dan beberapa ujung saraf. Epinefrin

merangsang pelepasan gula dari cadangan tubuh tetapi jugamenyebabkan gejala yang

menyerupai serangan kecemasan (berkeringat, kegelisahan, gemetaran, pingsan, jantung

berdebar-debar dan kadang rasa lapar). Hipoglikemia yang lebih berat menyebabkan

berkurangnya glukosa ke otak dan menyebabkan pusing, bingung, lelah, lemah, sakit kepala,

perilaku yang tidak biasa, tidak mampu berkonsentrasi, gangguan penglihatan, kejang dan koma.

Hipoglikemia yang berlangsung lama bisa menyebabkan kerusakan otak yang permanen. Gejala

yang menyerupai kecemasan maupun gangguan fungsi otak bisa terjadi secara perlahan maupun

secara tiba-tiba. Hal ini paling sering terjadi pada orang yang memakai insulin atau obat

hipoglikemik per-oral. Pada penderita tumor pankreas penghasil insulin, gejalanya terjadi pada

pagi hari setelah puasa semalaman, terutama jika cadangan gula darah habis karena melakukan

olah raga sebelum sarapan pagi. Pada mulanya hanya terjadi serangan hipoglikemia sewaktu-

waktu, tetapi lama-lama serangan lebih sering terjadi dan lebih berat.

Hipoglikemia paling sering disebabkan oleh insulin atau obat lain (sulfonilurea) yang

diberikan kepada penderita diabetes untuk menurunkan kadar gula darahnya.

Jika dosisnya lebih tinggi dari makanan yang dimakan maka obat ini bisa terlalu banyak

menurunkan kadar gula darah.

Hipoglikemia kadang terjadi pada penderita kelainan psikis yang secara diam-diam

menggunakan insulin atau obat hipoglikemik untuk dirinya.

Hipoglikemia juga bisa terjadi akibat gagal ginjal atau gagal jantung, kanker, kekurangan

gizi, kelainan fungsi hipofisa atau adrenal, syok dan infeksi yang berat.

Penyakit hati yang berat (misalnya hepatitis virus, sirosis atau kanker) juga bisa menyebabkan

hipoglikemia.

B.      Rumusan masalah

1.      Apa pengertian hpoglikemia?

2.      Bagaimana tindakan yang tepat untuk hipoglikemia?

Page 2: ASKEP HIPOGLIKEMIA

3.      Apa gejala Hipoglikemia?

4.      Diagnosa Keperawatannya Bagaimana?

C.     Tujuan

1.      Mengetahui apa pengertian Hipoglikemia

2.      Mengetahui bagaimana tindakan yang tepat untuk Hipoglikemia

3.      Mengetahui gejala yang timbul pada Hipoglikemia

4.      Mengetahui apa diagnosa pada penderita Hipoglikemia

Page 3: ASKEP HIPOGLIKEMIA

BAB 2

PEMBAHASAN

a)      Anatomi dan Fisiologi

Pankreas adalah kelenjar endokrin dan ekrokrin yang berfungsi sebagai sel endokrin

adalah pulau langerhans. Pulau langerhans mempunyai 4 macam sel :

        Sel Alfa menyekresikan hormon glucagon.

        Sel Beta menyekresikan insulin.

        Sel Delta menyekresikan sumatostatin ( menekan keluarnya hormone pertumbuhan insulin dang

aster ).

        Sel F menyekresi polipeptida pancreas.

Stimulus utama keluarnya insulin adalah glukosa. Fungsi keseluruhan glukogen adalah

meningkatkan kadar glukosa dalam darah.

b)      Konsep Dasar Hipoglikemi

a. Pengertian

     Hipoglikemia adalah keadaan dengan kadar glukosa darah dibawah 60 mg/dl, yang merupakan

komplikasi potensial terapi insulin atau obat hipoglikemi oral.( Hudak / Galu)

     Hipoglikemia adalah suatu keadaan dimana kadar gula darah hingga dibawah 60 mg/dl secara

abnormal rendah. ( http :/ www. Indonesiasehat. Com )

b.      Etiologi

      Regimen insulin yang tidak fisiologis.

      Overdosis insulin atau sulfonylurea

      Tidak makan

      Tidak mengkonsumsi kudapan yang telah direncanakan

      Gerak badan tanpa kompensasi makanan

      Penyakit ginjal stadium akhir

      Penyakit hati stadium akhir

      Konsumsi alcohol

      Kebutuhan insulin

      Penyembuhan dari keadaan stress

Page 4: ASKEP HIPOGLIKEMIA

      Penggunaan zat – zat hipoglikemia

c. Patofisiologi

Ketergantungan otak pada setiap saat pada glukosa yang disuplai oleh sirkulasi diakibatkan

oleh ketidakmampuan otak untuk membakar asam lemak yang panjang, kurangnya simpanan

glukosa sebagai glukogen didalam otak orang dewasa dan ketidaksetiaan keton dalam fase

makan atau kondisi post absortif. Saat gula daran turun, tiba – tiba otak mengendali defisiensi

energinya setelah kadar serum menurun jauh dibawah sekitar 45mg/dl.

Page 5: ASKEP HIPOGLIKEMIA

d.      Tanda dan Gejala Klinis

                                 i.            Gejala adrenergic atau system syaraf otonom :

   Pucat

   Diahforesis

   Takikardi

   Rasa lapar

   Palpitasi

   Tremor halus

   Gugup

   Cepat marah

   Parestisia pada bibir dan Jari

   Piloereksi

                               ii.            Gejala Neuroglikopenia atau system syaraf pusat :

   Sakit kepala

   Konfulsi

   Parestesis sirkumoral

   Merasa lelah

   Bicara tidak jelas

   Diplopia

   Emosi labil

   Sering menguap

   Gerakan spastic pada tungkai bawah

   Kejang dan koma

                              iii.            Perubahan Psikis karena hipoglikemia :

   Depresi dan iritabel

   Ngantuk pada jam bangun dan malam hari tidak bias tidur

   Tidak mampu kosentrasi

                             iv.            Gejala karena efek hipoglikemik pada system muskuler :

   Lemah

   Mudah capek

Page 6: ASKEP HIPOGLIKEMIA

e. Pemeriksaan Diagnostik

      Tes glukosa darah melalui finger – stick

      Hemoglobin glikosilat bisa normal atau tinggi

      Lipid serum bisa normal atau abnormal

      Keton  bias negative atau positif

      Dasar  diagnosis terbukti hipoglikemi dipakai trias whipple :

o       Hipoglikemi dengan gejala – gejala syaraf pusat, psikiatrik,  vasomotrik.

o       Penentuan kadar glukosa darah berulang ditemukan dengan harga < 50mg %.

o       Gejala akan hilang dengan pemberian glukosa.

f.  Penatalaksanaan

1)      Bila pasien sadar atau fase adrenergic, beri karbohidrat 15g ( 3 tablet glukosa atau 120cc jus

buah tanpa gula atau 3 permen atau 3 sendok makan glukosa atau 6 ons minuman cola, dan 6 ons

jus jeruk ).

2)      Bila pasien tidak sadar atau fase neurologic, beri 1 ampul 50% dextrose ( iv bolus ) atau D40%,

25 – 50cc iv, cairan ruwatan D10 – hipoglikemi menghilang.

3)      Mencari dan mengobati penyakit dasar.

c)      Askep secara teori pada hipoglikemia

         Pengkajian

o       Biodata

o       Riwayat Penyakit Sekarang

o       Riwayat Penyakit Dahulu

o       Riwayat Penyakit Keluarga

o       Kardiovaskuler

o       Neurovaskuler

o       Gastrointestinal

o       Urinarius

o       Seksual

o       Penglihatan Kabur

Page 7: ASKEP HIPOGLIKEMIA

         Pemeriksaan Fisik

         Inspeksi :

         Palpasi :

         Perkusi :

         Auskultasi :

         Diet

         Aktifitas Fisik

         Diagnosa Keperawatan

      Resiko kekurangan volume cairan yang berhubungan dengan poliuria, asupan kurang, dan

kurang pengetahuan.

      Kelelahan yang berhubungan dengan nutrisi yang tidak adekuat ( dari keadaan glikemik ) dan

kelamahan otot.

      Perubahan nutrisi kurang atau lebih dari kebutuhan tubuh yang berhubungan dengan perubahan

metabolisme, dan kurang asupan makanan.

      Kurang pengetahuan mengenai penyakit, prognosis, dan kebutuhan kebutuhan.

      Resiko tinggi infeksi yang berhubungan dengan glukosa darah yang tinggi.

       Ketakutan yang berhubungan dengan penyakit kronis yang berlangsung selama hidup,

perubahan pola hidup, pemakaian insulin, dan kehilangan pekerjaan.

      Defisit pengetahuan tentang penyakit DM, obat serta efek dan efek samping, keterampilan

perawatan diri ( injeksi insulin dan  HBGM ( memantau glukosa darah dirumah ), diet, aktivitas

yang berhubungan dengan tidak ada informasi baru tentang DM, serta pengobatannya.

      Resiko terhadap infektif penatalaksanaan regimen terapeutik ( individual ).

         Kriteria Hasil

      Menunjukan tanda – tanda keseimbangan cairan

      Rasa lelah berkurang dengan skala 0 – 5

      Resiko infeksi berkurang

      Menunjukan tanda nutrisi yang adekuat

      Rasa cemas  berkurang

Page 8: ASKEP HIPOGLIKEMIA

      Memperoleh pengetahuan yang cukup

         Intervensi

      Memperbaiki status cairan

      Mempertahankan nutrisi yang adekuat

      Mengurangi kelelahan

      Menghindari infeksi

      Mengurangi rasa cemas atau takut

      Memberi pengetahuan

         Evaluasi

      Keseimbangan cairan membaik

      Kelelahan berkurang dan tidak merasa lelah

      Resiko infeksi berkurang

      Nutrisi yang adekuat dan dapat mempertahankan berat badan dan dapat memilih makanan,

jumlah, dan distribusi makanan yang cocok.

      Rasa takut atau cemas berkurang

      Memperoleh pengetahuan yang cukup

Page 9: ASKEP HIPOGLIKEMIA

BAB 3

PENUTUP

a ) Kesimpulan

Hipoglikemi adalah suatu keadaan, dimana kadar gula darah plasma puasa kurang dari 50 mg/%.

Type hipoglikemi digolongkan menjadi beberapa jenis yakni antara lain Transisi dini neonatus

( early Transitional neonatal ),  Hipoglikemi klasik sementara (Classic transient neonatal),

Sekunder (Scondary), Berulang ( Recurrent). Gejala hipoglikemia yang sering terjadi adalah

sering merasa ngantuk,lemas,dan sering sakit kepala. Hal ini tidak boleh dibiarkan berlarut-larut.

Untuk menjaga agar kadar gula selalu normal,perhatikan pola makan ,olah raga ringan  secara

teratur untuk membantu pembakaran glukosa menjadi nergi dan merangsang produksi

insulin,hindarkan stress atau gangguan emosional lainnya dan disiplin minum obat sesuai anjuran

dokter

b ) Saran

Kesadaran mengontrol gula darah adalah cara yang bias di lakukan oleh setiap warga

masyarakat, kami sangat menyarankan agar masyarakat sadar akan penyakit yang akan timbul

jika tidak mengontrol gula darah masing-masing. Kami berharap makalah ini bias menjadi

tambahan referensi pengetahuan mengenai penyakit hipoglikemia.

DAFTAR PUSTAKA

Rumahorbo Hotma , S.kep. 1999. “ Asuhan Keperawatan Klien dengan Sistem Endokrin “.

Jakarta : EGC.

Page 10: ASKEP HIPOGLIKEMIA

Baradero Mary , SPC , MN. 2009.”  Seri Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan

Endokrin “. Jakarta : EGC.

Gallo & Hundak. 1996. “Keperawatan Kritis Pendekatan Holistik Volume II ”. Jakarta : EGC.

http://astagina-br-ginting.info – Hipoglikemia

http://www.ilmu-keperawatan.com – Askep pasien dengan Hipoglikemia

http://www.wikipedia.org/hipoglikemia

Page 11: ASKEP HIPOGLIKEMIA

HIPOGLIKEMIA

BAB IPENDAHULUAN

A. Latar Belakang MasalahHipoglikemia (kadar glukosa darah yang abnormal-rendah) terjadi kalau kadar glukosa turun di bawah 50 hingga 60 mg/dl (2,7 hingga 3,3mmol/L). Keadaan ini dapat terjadi akibat pemberian insulin atau preparat oral yang berlebihan, konsumsi makanan yang terlalu sedikit atau karena aktivitas fisik yang berat. Pada hipoglikemia berat (kadar glukosa darah hingga di bawah 10 mg/dl), dapat terjadi serangan kejang bahkan dapat terjadi koma (koma hipoglikemik).Pada sebagian besar kasus koma hipoglikemik yang ditemukan di tempat pelayanan kesehatan umum (klinik/RS) penyebab utamanya adalah karena terapi pemberian insulin pada pasien penderita diabetes mellitus. Pada penelitian survey yang dilakukan oleh Department of Neurology and Neurological Sciences, and Program in Neurosciences, Stanford University School of Medicine,terdapat setidaknya 93,2% penyebab masuknya seseorang dengan gejala koma hipoglikemik adalah mereka yang menderita diabetes mellitus dan telah menjalani terapi pemberian insulin pada rentang waktu sekitar 1,5 tahunan.

B. TujuanAdapun tujuan dari pembuatan makalah ini yaitu untuk mengetahui pengertian, penyebab, tanda dan gejala serta penanganan kegawat daruratan pada HIPOGLIKEMIA.

C. Sistematika PenulisanPada penulisan makalah ini dibagi dalam tiga bab, setiap bab diuraikan secara singkat dan dalam bentuk makalah yakni :Bab satu terdiri dari pendahuluan yang berisikan latar belakang, tujuan penulisan, dan sistematika penulisan. Bab dua terdiri dari konsep dasar keperawatan dan asuhan keperawatan gawat darurat. Dan bab tiga berisi kesimpulan dan saran-saran.

BAB II ISI

A. KONSEP DASAR TEORI1 PengertianHipoglikemia merupakan salah satu kegawatan diabetic yang mengancam, sebagai akibat dari menurunnya kadar glukosa darah < 60 mg/dl. Adapun batasan hipoglikemia adalah:• Hipoglikemi murni : ada gejala hipoglikemi, glukosa darah < 60 mg/dl• Reaksi hipoglikemi : gejala hipoglikemi bila gula darah turun mendadak, misalnya dari 400

Page 12: ASKEP HIPOGLIKEMIA

mg/dl menjadi 150 mg/dl• Koma hipoglikemi : koma akibat gula darah < 30 mg/dl• Hipoglikemi reaktif : gejala hipoglikemi yang terjadi 3 – 5 jam sesudah makan2. Anatomi Fisiologi1. Pengaturan Kadar Glukosa DarahPeristiwa glukoneogenesis berperan penting dalam penyediaan energi bagi kebutuhan tubuh, khususnya sistem saraf dan peredaran darah (eritrosit). Kegagalan glukoneogenesis berakibat FATAL, yaitu terjadinya DISFUNGSI OTAK yang berakibat KOMA dan kematian. Hal ini terjadi bilamana kadar glukosa darah berada di bawah nilai kritis. Nilai normal laboratoris dari glukosa dalam darah ialah : 65 – 110 ml/dL atau 3.6 – 6.1 mmol/L. Setelah penyerapan makanan kadar glukosa darah pada manusia berkisar antara 4.5 – 5.5 mmol/L. Jika orang tersebut makan karbohidrat kadarnya akan naik menjadi sekitar 6.5 – 7.2 mmol/L. Saat puasa kadar glukosa darah turun berkisar 3.3 – 3.9 mmol/L.Pengaturan kadar glukosa darah dilakukan melalui mekanisme metabolik dan hormonal. pengaturan tersebut termasuk bagian dari homeostatik. Aktivitas metabolik yang mengatur kadar glukosa darah dipengaruhi oleh berbagai faktor antara lain : (1) Mutu dan Jumlah Glikolisis dan glukoneogenesis, (2) Aktivitas enzim-enzim, seperti glukokinase dan heksokinase.hormon penting yang memainkan peranan sentral dalam pengaturan kadar glukosa darah adalah insulin. insulin dihasilkan dari sel-sel b dari pulau-pulau langerhans pankreas dan disekresikan langsung ke dalam darah sebagai reaksi langsung bila keadaan hiperglikemia. Proses pelepasan insulin dari sel B pulau Langerhans Pankreas dijelaskan sebagi berikut :• Glukosa dengan bebas dapat memasuki sel-sel B Langerhans karena adanya Transporter glut 2. glukosa kemudian difosforilasi oleh enzim glukokinase yang kadarnya tinggi. Konsentrasi glukosa darah mempengaruhi kecepatan pembentukan ATP dari proses glikolisis, glukoneogenesis, siklus Kreb dan Electron Transport System di mitokondria.• Peningkatan produksi ATP akan menghambat pompa kalium ( K+ pump) sehingga membran sel-sel B mengalami depolarisasi sehingga ion-ion Kalsium ( Ca2+ ) masuk ke dalam membran dan mendorong terjadinya eksositosis insulin. Selanjutnya insulin dibawa darah dan mengubah glukosa yang kadarnya tinggi menjadi glikogen.• Enzim yang kerjanya berlawanan dengan insulin adalah glukagon. glukoagon dihasilkan oleh sel-sel a langerhans pankreas. sekresi hormon ini distimulasi oleh keadaan hipoglikemia. bila glukoagon yang dibawa darah sampai di hepar maka akan mengaktifkan kerja enzim fosforilase sehingga mendorong terjadinya glukoneogenesis.2. Otak Mengatur Asupan Makanan2. Etiologi1. Hipoglikemia pada DM stadium mellitus (DM)2. Hipoglikemia dalam rangka pengobatana. penggunaan insulinb. penggunaan sulfonylureac. bayi yang lahir dari ibu pasien DM3. Hipoglikemia yang tidak berkaitan dengan DMa. hiperinsulinisme alimenter paska gastrektomi b. insulinoma c. penyakit hati beratd. tumor ekstrapan kreatik: vibrosarkoma, karsinoma ginjale. hipopituitarisme

Page 13: ASKEP HIPOGLIKEMIA

3. Faktor predisposisiFaktor predisposisi terjadinya hipoglikemia pada pasien yang mendapat pengobatan insulin atau sulfonilutea. 1) factor-faktor yang berkaitan dengan pasien• pengurangan atau keterlambatan makan• kesalahan dosis obat• pelatihan jasmani yang berlebihan • perubahan tempat penyuntikan insulin• penurunan kebutuhan insulin• hari-hari pertama persalinan • penyakit hati berat• gastroparesis diabetic

2) factor yang berkaitan dengan dokter• pengendalian gula darah yang tepat• pemberian obat obat yang mempnyai potensi hipoglikemik• penggantian jenis insulin4. PatofisologiKetergantungan otak setiap saat pada glukosa yang disuplai oleh sirkulasi diakibatkan oleh ketidak mampuan otak untuk membakar asam lemak berantai panjang, kurangnya simpanan glukosa sebagai glikogen didalam otak orang dewasa, dan ketidak tersediaan keton dalam fase makan atau posabsorbtif.

Puasa / intake kurangGlikogenolisisDeficit glikogen pada heparGula darah menurun < 60 mg/dlPenurunan nutrisi jaringan otak Respon SSP

Respon Otak Respon Vegetatif Kortek serebri Pelepasan norepinefrin & kurang suplai energi ( < 50mg/dl) adrenalin

Kekaburan yang dirasa dikepala Takikardia, pucat, gemetar,Sulit konsentrasi / berfikir berkeringatGemetar Kepala terasa melayang Tidak sadarGangguan proses berfikir Stupor, kejang, koma

Page 14: ASKEP HIPOGLIKEMIA

5. Manifestasi KlinisGejala gejala hipoglikemia terdiri dari dua fase,yaitu :a. Fase I,gejala –gejala akibat aktivasi pusat autonom di hipotalamus sehingga hormon epinefrin di lepaskan.Gejala awal ini merupakan peringatan karna saat itu pasien masih sadar sehingga dapat di ambil tindakan yang perlu untuk mengatasi hipoglikemia lanjut.b. Fase II,gejala-gejala yang terjadi akibat mulai terganggunya fungsi otak , karna itu dinamakan gejala neurologis.Penelitian pada orang bukan diabetes menunjukan adanya gangguan fungsi otak yang lebih awal dari Fase I dan dinamakan Fungsi otak subliminal.Disamping gejala peringatan dan neurologis,kadang-kadang hipoglikemia menunjukan gejala yang tidak khas.Kadang-kadang gejala fase adrenergic tidak muncul dan pasien langsung jatuh pada Fase gangguan fungsi otak.Terdapat dua jenis hilangnya kewaspadaan yaitu akut dan kronik.Yang akut misalnya pada pasien DMTT dengan glukosa darah terkontrol sangat ketat mendekati normal,adanya neuropati autonom pada pasien yang sudah lama menderita DM dan penggunaan bloker yang nonselektif.Kehilangan kewaspadaan yang kronik biasanya ireversibel dan dianggap merupakan komplikasi DM yang serius.Sebagai dasar diagnosis dapat digunakan trias Whipple yaitu hipoglikemia dengan gejala-gejala saraf pusat ; kadar glukosa kurang dari 50mg% dan gejala akan menghilang dengan pemberian glukosa.Faktor-faktor yang dap[at menimbulkan hipoglikemi berat dan berkepanjangan adalah sekresi hormon glucagon dan adrenalin ( pasien telah lama menderita DM ) ,adanya antibody terhadap insulin,blockade farmakologik,dan pemberian obat sulfonylurea.6. Penatalaksanaan• Glukosa darah diarahkan kekadar glukosa puasa : 120 mg/dl• Dengan rumus 3 – 2 – 1

Hipoglikemi:• Pisang / roti / karbohidrat lain, bila gagal• Teh gula, bila gagal tetesi gula kental atau madu dibawah lidah.Koma hipoglikemi:• Injeksi glukosa 40% iv 25 ml infus glukosa 10%, bila belum sadar dapat diulang setiap ½ jam sampai sadar (maksimum 6 x) bila gagal• Injeksi efedrin bila tidak ada kontra indikasi jantung dll 25 – 50 mg atau injeksi glukagon 1 mg/im, setelah gula darah stabil, infus glukosa 10% dilepas bertahap dengan glukosa 5% stop.7. Fokus Pengkajian1. Data dasar yang perlu dikaji adalah :a. Keluhan utama : sering tidak jelas tetapi bisanya simptomatis, dan lebih sering hipoglikemi merupakan diagnose sekunder yang menyertai keluhan lain sebelumnya seperti asfiksia, kejang, sepsis.b. Riwayat :• ANC• Perinatal• Post natal• Imunisasi• Diabetes melitus pada orang tua/ keluarga

Page 15: ASKEP HIPOGLIKEMIA

• Pemakaian parenteral nutrition• Sepsis• Enteral feeding• Pemakaian Corticosteroid therapy• Ibu yang memakai atau ketergantungan narkotika• Kanker 2. Data focusa. Data Subyektif:• Sering masuk dengan keluhan yang tidak jelas• Keluarga mengeluh bayinya keluar banyaj keringat dingin• Rasa lapar (bayi sering nangis)• Nyeri kepala• Sering menguap• Irritabelb. Data obyektif:• Parestisia pada bibir dan jari, gelisah, gugup, tremor, kejang, kaku,• Hight—pitched cry, lemas, apatis, bingung, cyanosis, apnea, nafas cepat irreguler, keringat dingin, mata berputar-putar, menolak makan dan koma• Plasma glukosa < 50 gr/%3. Diagnose dan Rencana Keperawatan1) Resiko komplikasi berhubungan dengan kadar glukosa plasma yang rendah seperti, gangguan mental, gangguan perkembangan otak, gangguan fungsi saraf otonom, koma hipoglikemiRencana tindakan:• Cek serum glukosa sebelum dan setelah makan• Monitor : kadar glukosa, pucat, keringat dingin, kulit yang lembab• Monitor vital sign• Monitor kesadaran• Monitor tanda gugup, irritabilitas• Lakukan pemberian susu manis peroral 20 cc X 12• Analisis kondisi lingkungan yang berpotensi menimbulkan hipoglikemi.• Cek BB setiap hari• Cek tanda-tanda infeksi• Hindari terjadinya hipotermi• Lakukan kolaborasi pemberian Dex 15 % IV• Lakukan kolaborasi pemberian O2 1 lt – 2 lt /menit2) Resiko terjadi infeksi berhubungan dengan penurunan daya tahan tubuhRencana tindakan:• Lakukan prosedur perawatan tangan sebelum dan setelah tindakan• Pastikan setiap benda yang dipakai kontak dengan bayi dalam keadaan bersih atau steril• Cegah kontak dengan petugas atau pihak lain yang menderita infeksi saluran nafas.• Perhatikan kondisi feces bayi• Anjurkan keluarga agar mengikuti prosedur septik aseptik.• Berikan antibiotik sebagai profolaksis sesuai dengan order.• Lakukan pemeriksaan DL, UL, FL secara teratur.3) Resiko Ggn Keseimbangan cairan dan elektrolit berhubungan dengan peningkatan pengeluaran keringat

Page 16: ASKEP HIPOGLIKEMIA

• Cek intake dan output• Berikan cairan sesuai dengan kebutuhan bayi /kg BB/24 jam• Cek turgor kulit bayi• Kaji intoleransi minum bayi• Jika mengisap sudah baik anjurkan pemberian ASI4) Keterbatasan gerak dan aktivitas berhubungan dengan hipoglikemi pada otot• Bantu pemenihan kebutuhan sehari-hari• Lakukan fisiotherapiB. ASUHAN KEPERAWATAN GAWAT DARURAT1. Pengkajian1) AirwayTidak ada gangguan2) BreathingMerasa kekurangan oksige dan napas tersengal-sengal3) CirculationKebas,kesemutan di bagian ekstremitas,keringat dingin,hipotermi, dan penurunan kesadaran2. Diagnosa dan Intervensi1) Gangguan perfusi jaringan berhubungan dengan hipoksia jaringan, ditandai dengan peningkatan TIK, nekrosis jaringan, pembengkakan jaringan otak, depresi SSP dan oedemaTujuan : gangguan perfusi jaringan berkurang/hilang setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1 jam.Kriteria hasil : • tidak ada tanda – tanda peningkatan TIK• Tanda – tanda vital dalam batas normal• Tidak adanya penurunan kesadaranIntervensia. Tentukan faktor yang berhubungan dengan keadaan tertentu, yang dapat menyebabkan penurunan perfusi dan potensial peningkatan TIKb. Catat status neurologi secara teratur, bandingkan dengan nilai standartc. Kaji respon motorik terhadap perintah sederhanad. Pantau tekanan darahe. Evaluasi : pupil, keadaan pupil, catat ukuran pupil, ketajaman pnglihatan dan penglihatan kaburf. Pantau suhu lingkungang. Pantau intake, output, turgorh. Beritahu klien untuk menghindari/ membatasi batuk,muntahi. Perhatikan adanya gelisah meningkat, tingkah laku yang tidak sesuaij. tinggikan kepala 15-45 derajatk. Berikan oksigen sesuai indikasil. Berikan obat sesuai indikasi2) Resiko komplikasi berhubungan dengan kadar glukosa plasma yang rendah seperti, gangguan mental, gangguan perkembangan otak, gangguan fungsi saraf otonom, koma hipoglikemiRencana tindakan:• Cek serum glukosa sebelum dan setelah makan• Monitor : kadar glukosa, pucat, keringat dingin, kulit yang lembab• Monitor vital sign

Page 17: ASKEP HIPOGLIKEMIA

• Monitor kesadaran• Monitor tanda gugup, irritabilitas• Lakukan pemberian susu manis peroral 20 cc X 12• Analisis kondisi lingkungan yang berpotensi menimbulkan hipoglikemi.• Cek BB setiap hari• Cek tanda-tanda infeksi• Hindari terjadinya hipotermi• Lakukan kolaborasi pemberian Dex 15 % IV• Lakukan kolaborasi pemberian O2 1 lt – 2 lt /menit3) Pola nafas tak efektif berhubungan dengan adanya depresan pusat pernapasanTujuan :Pola nafas efektif setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1 jamKriteria hasil:• RR 16-24 x permenit• Ekspansi dada normal• Sesak nafas hilang / berkurang• Tidak suara nafas abnormalIntervensi :• Kaji frekuensi, irama, kedalaman pernafasan.• Auskultasi bunyi nafas.• Pantau penurunan bunyi nafas.• Berikan posisi yang nyaman : semi fowler• Berikan instruksi untuk latihan nafas dalaM• Catat kemajuan yang ada pada klien tentang pernafasan• Berikan oksigenasi sesuai advis• Berikan obat sesuai indikasiBAB IIIPENUTUPA. KesimpulanAdapun kesimpulan dari makalah ini adalah Hipoglikemia merupakan salah satu kegawatan diabetic yang mengancam, sebagai akibat dari menurunnya kadar glukosa darah < 60 mg/dl. Tanda dan gejala hipoglikemia terdiri dari Fase I,gejala –gejala akibat aktivasi pusat autonom di hipotalamus sehingga hormon epinefrin di lepaskan.Gejala awal ini merupakan peringatan karna saat itu pasien masih sadar sehingga dapat di ambil tindakan yang perlu untuk mengatasi hipoglikemia lanjut.Fase II,gejala-gejala yang terjadi akibat mulai terganggunya fungsi otak , karna itu dinamakan gejala neurologis.Pengkajian khusus paha hipoglikemia adalah Airway: Tidak ada gangguan; Breathing: Merasa kekurangan oksige dan napas tersengal-sengal dan Circulation: Kebas,kesemutan di bagian ekstremitas,keringat dingin,hipotermi, dan penurunan kesadaran

B. SaranUntuk memudahkan pemberian tindakan keperawatan dalam keadaan darurat secara cepat dan tepat, mungkin perlu dilakukan prosedur tetap/protokol yang dapat digunakan setiap hari. Bila memungkinkan , sangat tepat apabila pada setiap unit keperawatan di lengkapi dengan buku-buku yang di perlukan baik untuk perawat maupun untuk klien.

Page 18: ASKEP HIPOGLIKEMIA

DAFTAR PUSTAKA

Carpenito (1997), L.J Nursing Diagnosis, Lippincott , New YorMarino (1991), ICU Book, Lea & Febiger, LondonNelson (1993), Ilmu Kesehatan Anak, EGC, JakartaSuparman (1988), Ilmu Penyakit Dalam , Universitas Indonesia, Jakarta.Wong and Whaley (1996) Peiatric Nursing ; Clinical Manual, Morsby, PhiladelpiaWaspadji S. Kegawatan pada diabetes melitus. Dalam: Prosiding simposium: penatalaksanaan kedaruratan di bidang ilmu penyakit dalam. Jakarta: Pusat Informasi dan Penerbitan Bagian Ilmu Penyakit Dalam FKUI; 2000. hal.83-4.

Page 19: ASKEP HIPOGLIKEMIA

ASKEP GADAR KOMA HIPOGLIKEMIA

GADAR KOMA HIPOGLIKEMIA

DefinisiHipoglikemia adalah kadar glukosa puasa yang lebih rendah dari 70 mg/dl.Hipoglikemia merupakan salah satu kegawatan diabetic yang mengancam, sebagai akibat dari menurunnya kadar glukosa darah < 60 mg/dl.Hipoglikemia dapat terjadi karena ketidakseimbangan antara makanan yang dimakan dan latihan jasmani serta obat yang digunakan. Pengobatan terbaik hipoglikemia adalah mencegah terjadinya hipoglikemia. EtiologiEtiologi hipoglikemi pada diabetes melitus (DM)1. Hipoglikemi pada DM stadium dini.2. Hipoglikemi dalam rangka pengobatan.a. Penggunaan insulin. b. Penggunaan sulfonilurea.c. Bayi yang lahir dari ibu berkaitan dengan DM3. Hipoglikemi yang tidak berkaitan dengan DM.a. Hiperinsulinisme alimenter pascagastrektoni.b. Insulinomac. Tumor ekstrapankreatik : fibsosorkoma, karsinoma ginjal.d. Hipopituitarisme.

Faktor PredisposisiFaktor predisposisi terjadinya hipoglikemi pada pasien yang mendapat pengobatan insulin atau sulfonilurea.1. Faktor-faktor yang berkaitan dengan pasien.

Page 20: ASKEP HIPOGLIKEMIA

- Pengurangan/keterlambatan makan.- Kesalahan dosis akut.- Perubahan tempat suntikan insulin.- Penurunan kebutuhan insulin.• Penyembuhan dari penyakit.• Nefropati diabetik• Hipotiroidisma.• Penyakit addison.• Hipopiturtarisme.- Hari-hari pertama persalinan.- Penyakit hati berat.- Gastroparesis diabetik.

2. Faktor- faktor yang berkaitan dengan dokter.- Pengendalian glukosa darah yang ketat.- Pemberian obat-obat yang mempunyai potensi hipoglikemik.- Penggantian jenis insulin. PatofisiologiKetergantungan otak setiap saat pada glukosa yang disuplai oleh sirkulasi diakibatkan oleh ketidakmampuan otak untuk membakar asam lemak berantai panjang, kurangnya simpanan glukosa sebagai glikogen di dalam otak orang dewasa, dan ketidaktersediaan keton dalam fase makan atau kondisi posabsorptif.Terdapat sedikit perdebatan tentang manakala gula darah turun dengan tiba-tiba, otak mengenali defisiensi energinya setelah kadar serum turun jauh dibawah sekitar 45 mg/dl. Kadar dimana gejala-gejala timbul akan berbeda dari satu pasien dengan pasien lain, dan bukanlah hal yang tidak lazim pada kadar serendah 30 sampai 35 mg/dl untuk terjadi (spt, selama tes toleransi glukosa) tanpa gejala-gejala yang telah disebutkan.Yang lebih kontroversial adalah pertanyaan tentang apakah gejala-gejala dapat berkembang dalam berespon terhadap turunnya kadar gula darah bahkan sebelum turun di bawah batasan kadar normal. Karena suatu respon fisiologi tertentu, seperti pelepasan hormon pertumbuhan, terjadi dengan penurunan gula darah namun tetap normal, tampaknya gejala-gejala terjadi pada kondisi ini, tetapi stimulus penurunan kadar kemungkinan kurang kuat dan konsisten dibanding penurunan dibawah ambang absolut. Bagaimanapun, otak tampak dapat beradaptasi sebagian terhadap penurunan kadar gula darah, terutama jika penurunan terjadi lambat dan kronis. Bukanlah hal yang tidak lazim bagi pasien dengan gula darah yang sangat rendah, seperti yang terjadi pada tumor pensekresi insulin, untuk memperlihatkan fungsi serebral yang sangat normal dalam menghadapi gula darah yang rendah terus menerus dibawah batasan normal. Manifestasi KlinisGejala-gejala hipoglikemia disebabkan oleh pelepasan epinefrin (berkeringat, gemetar, sakit kepala, dan palpitasi), juga akibat kekurangan glukosa dalam otak (tingkah laku yang aneh, sensorium yang tumpul, dan koma).

Page 21: ASKEP HIPOGLIKEMIA

Gejala-gejala hipoglikemia juga terdiri dari dua fase, yaitu :1. Fase 1, gejala-gejala akibat aktivasi pusat autonom di hipotalamus sehingga hormon epinefrin dilepaskan. Gejala awal ini merupakan peringatan karena saat itu pasien masih sadar sehingga dapat diambil tindakan yang perlu untuk mengatasi hipoglikemia lanjut.2. Fase 2, gejala-gejala yang terjadi akibat mulai terganggunya fungsi otak, karena itu dinamakan gejala neurologis.Hipoglikemi terjadi karena adanya kelebihan insulin dalam darah sehingga menyebabkan rendahnya kadar gula dalam darah. Kadar gula darah yang dapat menimbulkan gejala-gejala hipoglikemi, bervariasi antara satu dengan yang lain.Pada awalnya tubuh memberikan respon terhadap rendahnya kadar gula darah dengan melepasakan epinefrin (adrenalin) dari kelenjar adrenal dan beberapa ujung saraf. Epinefrin merangsang pelepasan gula dari cadangan tubuh tetapi jugamenyebabkan gejala yang menyerupai serangan kecemasan (berkeringat, kegelisahan, gemetaran, pingsan, jantung berdebar-debar dan kadang rasa lapar). Hipoglikemia yang lebih berat menyebabkan berkurangnya glukosa ke otak dan menyebabkan pusing, bingung, lelah, lemah, sakit kepala, perilaku yang tidak biasa, tidak mampu berkonsentrasi, gangguan penglihatan, kejang dan koma. Hipoglikemia yang berlangsung lama bisa menyebabkan kerusakan otak yang permanen. Gejala yang menyerupai kecemasan maupun gangguan fungsi otak bisa terjadi secara perlahan maupun secara tiba-tiba. Hal ini paling sering terjadi pada orang yang memakai insulin atau obat hipoglikemik per-oral. Pada penderita tumor pankreas penghasil insulin, gejalanya terjadi pada pagi hari setelah puasa semalaman, terutama jika cadangan gula darah habis karena melakukan olah raga sebelum sarapan pagi. Pada mulanya hanya terjadi serangan hipoglikemia sewaktu-waktu, tetapi lama-lama serangan lebih sering terjadi dan lebih berat.

Pemeriksaan penunjangPemeriksaan glukosa darah sebelum dan sesudah suntikan dekstrosa. Penatalaksanaan KegawatdaruratanGejala hipoglikemia akan menghilang dalam beberapa menit setelah penderita mengkonsumsi gula (dalam bentuk permen atau tablet glukosa) maupun minum jus buah, air gula atau segelas susu. Seseorang yang sering mengalami hipoglikemia (terutama penderita diabetes), hendaknya selalu membawa tablet glukosa karena efeknya cepat timbul dan memberikan sejumlah gula yang konsisten. Baik penderita diabetes maupun bukan, sebaiknya sesudah makan gula diikuti dengan makanan yang mengandung karbohidrat yang bertahan lama (misalnya roti atau biskuit). Jika hipoglikemianya berat dan berlangsung lama serta tidak mungkin untuk memasukkan gula melalui mulut penderita, maka diberikan glukosa intravena untuk mencegah kerusakan otak yang serius. Seseorang yang memiliki resiko mengalami episode hipoglikemia berat sebaiknya selalu membawa glukagon. Glukagon adalah hormon yang dihasilkan oleh sel pulau pankreas, yang merangsang pembentukan sejumlah besar glukosa dari cadangan karbohidrat di dalam hati. Glukagon tersedia dalam bentuk suntikan dan biasanya mengembalikan gula darah dalam waktu 5-15 menit. Tumor penghasil insulin harus diangkat melalui pembedahan. Sebelum pembedahan, diberikan obat untuk menghambat pelepasan insulin oleh tumor (misalnya diazoksid). Bukan penderita diabetes yang sering mengalami hipoglikemia dapat menghindari serangan hipoglikemia dengan sering makan dalam porsi kecil.

 ASUHAN KEPERAWATAN

Page 22: ASKEP HIPOGLIKEMIA

Pengkajian1. Riwayat• Sakit kepala• Gangguan penglihatan• Palpitasi• Mual dan mutah• Kelemahan• Peningkatan tekanan darah• Kejang• Koma

Hasil Pemeriksaan Diagnostik• Prosedur khusus: untuk hipoglikemia reaktif tes toleransi glukosa postpradial oral 5 jam menunjukkan glukosa serum <50 mg/dl setelah 5 jam.• Pengawasan di tempat tidur: peningkatan tekanan darah.• Pemeriksaan laboratorium: glukosa serum <50 mg/dl, spesimen urin dua kali negatif terhadap glukosa.• EKG: Takikardia.

3. Pemeriksaan Fisik• Inspeksi: Pucat, diaforesis, Kulit lembab dan dingin, gemetar, peningkatan pernafasan dangkal.• Palpasi: Piloreksi, kelemahan motorik.• Auskultasi:Gastrointestinal: peningkatan bising usus.Kardiovaskuler: Takikardia.3.2 Diagnosa Keperawatan1. Resiko komplikasi b/d kadar glukosa plasma yang rendah seperti, gangguan mental, gangguan perkembangan otak, gangguan fungsi saraf otonom, koma hipoglikemi2. Perubahan sensori perseptual b/d ketidakseimbangan glukosa3. Nutrisi kurang dari kebutuhan b/d penurunan masukan oral4. Kelelahan b/d penurunan energi metabolik

3.3 Intervensi1. Resiko komplikasi b/d kadar glukosa plasma yang rendah seperti, gangguan mental, gangguan perkembangan otak, gangguan fungsi saraf otonom, koma hipoglikemi.

Cek serum glukosa sebelum dan setelah makan Monitor : kadar glukosa, pucat, keringat dingin, kulit yang lembab

Monitor vital sign

Monitor kesadaran

Monitor tanda gugup, irritabilitas

Page 23: ASKEP HIPOGLIKEMIA

Lakukan pemberian susu manis peroral 20 cc X 12

Analisis kondisi lingkungan yang berpotensi menimbulkan hipoglikemi.

Cek BB setiap hari

Cek tanda-tanda infeksi

Hindari terjadinya hipotermi

Lakukan kolaborasi pemberian Dex 15 % IV

Lakukan kolaborasi pemberian O2 1 lt – 2 lt /menit

2. Diagnosa keperawataan: Defisit volume cairan b/d kehilangan gastrik berlebihan.Kriteria hasil:Mendemonstrasikan hidrasi adekuat dibuktikan oleh tanda vital stabil, nadi perifer dapat diraba, turgor kulit dan pengisian kapiler baik, haluaran urin tepat secara individu, dan kadar elektrolit dalam batas normal.Intervensi RasionalMandiriPantau tanda-tanda vital, catat adanya perubahan ortostatik. Hipoglikemia dapat dimanifestasikan oleh takikardiaKaji nadi perifer, pengisian kapiler, turgor kulit, dan membran mukosa. Merupakan indikator dari tingkat dehidrasi, atau volume sirkulasi yang adekuat.Ukur berat badan setiap hari. Memberikan hasil pengkajian yang terbaik dari status cairan yang sedang berlangsung dan selanjutnya dalam memberikan cairan penggantiCatat hal-hal yang sering di laporkan seperti mual, nyeri abdomen, muntah dan distensi lambung. Kekurangan cairan dan elektrolit mengubah motilitas lambung, yang seringkali akan menimbulkan muntah dan secara potensial akan menimbulkan kekurangan cairan dan elektrolit.KolaborasiBerikan terapi cairan sesuai dengan indikasi, normal salin atau setengah normal salin dengan atau tanpa dekstrosa. Mengembalikan cairan yang adekuat.

3. Diagnosa Keperawatan : Perubahan sensori perseptual b/d ketidakseimbangan glukosa.Kriteria Hasil :

Mempertahankan tingkat mental biasanya. Mengenali dan mengkompensasi adanya kerusakan sensori.

Intervensi RasionalMandiriPantau tanda-tanda vital dan status mental. Sebagai dasar untuk membandingkan temuan abnormal, seperti suhu yang meningkat dapat mempengaruhi mental.Panggil pasien dengan nam, orientasikan kembali sesuai dengan kebutuhannya, misalnya terhadap

Page 24: ASKEP HIPOGLIKEMIA

tempat, orang, dan waktu. Menurunkan kebingungan dan membantu untuk mempertahankan kontak dengan realitas.Lindungi pasien dari cedera (gunakan pengikat) ketika tingkat kesadaran pasien terganggu. Berikan bantalan lunak pada pagar tempat tidur dan berikan jalan nafas buatan yang lunak jika pasien kemungkinan mengalami kejang. Pasien mengalami disorientasi merupakan awal kemungkinan timbulnya cedera, terutama amalam hari dan perlu pencegahan sesuai indikasi.Berikan tempat tidur yang lembut. Pelihara kehangatan kaki/tangan, hindari terpajan terhadap air panas atau dingin atau penggunaan bantalan atau pemanas. Meningkatkan rasa nyaman dan menurunkan kemungkinan kerusakan kulit karena panas.KolaborasiPantau nilai laboratorium, glukosa darah. Keseimbangan nilai laboratorium ini dapat menurunkan fungsi mental.

4. Diagnosa Keperawatan : Nutrisi kurang dari kebutuhan b/d penurunan masukan oralKriteria Hasil :

Mencerna jumlah kalori/nutrien yang tepat. Menunjukkan tingkat energi biasanya.

Mendemonstrasikan berat badan stabil atau penambahan ke arah rentang biasanya/yang diinginkan dengan nilai laboratorium normal.

Intervensi RasionalMandiriTimbang berat badan setiap hari atau sesuai dengan indikasi. Mengkaji pemasukan makanan yang adekuat (termasuk absorpsi dan utilitisnya).Tentukan program diet dan pola makan pasien dan bandingkan dengan makanan yang dapat dihabiskan pasien. Mengidentifikasi kekurangan dan penyimpangan dari kebutuhan terapeutik.Berikan makanan cair yang mengandung zat makanan (nutrien) dan elektrolit dengan segera jika pasien sudah dapat mentoleransinya melalui pemberian cairan melalui oral. Pemberian makanan melalui oral lebih baik jika paien sdar dan fungsi gastrointestinalnya baik.Libatkan keluarga pasien pada perencanaan makan ini sesuai dengan indikasi. Meningkatkan rasa keterlibatannya, memberikan informasi pada keluarga untuk memahami kebutuhan nutrisi pasien.KolaborasiKonsultasi dengan ahli diet. Sangat bermanfaat dalam perhitungan dan penyesuaian diet untuk memenuhi kebutuhan nutrisi pasien.

5. Diagnosa Keperawatan : Kelelahan b/d penurunan energi metabolikKriteria Hasil :

Mengungkapkan peningkatkan energi. Menunjukkan perbaikan kemampuan untuk berpartisipasi dalam aktivitas yang diinginkan.

Intervensi RasionalMandiri

Page 25: ASKEP HIPOGLIKEMIA

Diskusikan dengan pasien kebutuhan akan aktivitas. Pendidikan dapat memberikan motivasi untuk meningkatkan tingkat aktifitas meskipun pasien mungkin sangat lemah.Pantau nadi, frekuensi pernafasan dan tekanan darah sebelum/sesudah melakukan aktivitas. Mengidentifikasi tingkat aktifitas yang dapat ditoleransi secara fisiologis.Tingkatkan partisipasi pasien dalam melakukan aktivitas sehari-hari sesuai dengan yang dapat ditoleransi. Meningkatkan kepercayaan diri/harga diri yang positif sesuai tingkat aktivitas yang dapat ditoleransi pasien.

Implementasi Memperbaiki status cairan Mempertahankan nutrisi yang adekuat

Mengurangi kelelahan

Mengurangi rasa cemas atau takut

Memberi pengetahuan

Evaluasi

Keseimbangan cairan membaik Kelelahan berkurang dan tidak merasa lelah

Nutrisi yang adekuat dan dapat mempertahankan berat badan dan dapat memilih makanan, jumlah, dan distribusi makanan yang cocok.

Rasa takut atau cemas berkurangMemperoleh pengetahuan yang cukup

DAFTAR PUSTAKAArif, M. Mansjoer. Kapita Selekta Kedokteran FKUI. Jakarta : Media Aesculapius.Carpenito Lynda Juall. 2000. Buku Saku Diagnosa Keperawatan. Jakarta : EGC.Doenges, E. Marilynn. 1999. Rencana Asuhan Keperawatan. Jakata : EGC.Emedicine Journal, Emergency medicine.http://doctorsjournals.wordpress.com/Hudak, M. Carolyn. 1996. Keperawatan Kritis. Jakarta : EGC.

Page 26: ASKEP HIPOGLIKEMIA