Askep Hipoglikemi (Repaired)Be Sah

72
KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat beliaulah kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan judul “KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN HIPOGLIKEMI” tepat pada waktunya. Makalah ini berkenaan dengan pemenuhan tugas dan disusun dari berbagai sumber dan menggunakan bahasa yang sederhana sehingga mudah dimengerti oleh pembaca. Makalah ini tidak akan terselesaikan tanpa bantuan dari beberapa pihak. Untuk itu, dengan segala kerendahan hati kami mengucapkan terimakasih kepada dosen yang telah membimbing kami dan kepada pihak lain yang telah membantu dalam penyelesaian tugas malakah ini. Kami sebagai penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu segala kritikan dan saran yang membangun dari pembaca sangat kami harapkan dalam penyempurnaan pembuatan makalah ini. Denpasar, 25 November 2012 i

Transcript of Askep Hipoglikemi (Repaired)Be Sah

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat

beliaulah kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan judul “KONSEP DASAR

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN HIPOGLIKEMI” tepat pada

waktunya.

Makalah ini berkenaan dengan pemenuhan tugas dan disusun dari berbagai sumber

dan menggunakan bahasa yang sederhana sehingga mudah dimengerti oleh pembaca.

Makalah ini tidak akan terselesaikan tanpa bantuan dari beberapa pihak. Untuk itu,

dengan segala kerendahan hati kami mengucapkan terimakasih kepada dosen yang telah

membimbing kami dan kepada pihak lain yang telah membantu dalam penyelesaian tugas

malakah ini.

Kami sebagai penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh

karena itu segala kritikan dan saran yang membangun dari pembaca sangat kami harapkan

dalam penyempurnaan pembuatan makalah ini.

Denpasar, 25 November 2012

Penulis

i

DAFTAR ISI

ContentsI. KATA PENGANTAR......................................................................................................................... i

II. DAFTAR ISI..................................................................................................................................... ii

III. BAB I PENDAHULUAN...............................................................................................................1

A. Latar Belakang...........................................................................................................................1

B. Rumusan Masalah......................................................................................................................2

C. Tujuan........................................................................................................................................2

IV. BAB II PEMBAHASAN................................................................................................................3

A. Konsep Penyakit........................................................................................................................3

1. Pengertian.............................................................................................................................3

2. Etiologi...................................................................................................................................3

3. Manifestasi Klinis................................................................................................................5

4. Patofisiologi...........................................................................................................................6

5. pathway................................................................................................................................8

6. Pemeriksaan penunjang/diagnostik..................................................................................10

7. Penatalaksanaan Medis......................................................................................................10

B. Konsep Asuhan Keperawatan.................................................................................................11

a. Pengkajian..........................................................................................................................11

b. Diagnosa dan Prioritas Masalah.........................................................................................15

c. Rencana Keperawatan.......................................................................................................15

d. Implementasi......................................................................................................................22

e .Evaluasi.............................................................................................................................22

V. BAB III PENUTUP.........................................................................................................................24

A......................................................................................................................................................24

B. KESIMPULAN...........................................................................................................................24

A. SARAN...................................................................................................................................24

VI. DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................................25

VII. SOAL........................................................................................................................................26

VIII. B. Laporan Asuhan Keperawatan Berdasarkan Format Gordon............................................28

A. PENGKAJIAN............................................................................................................................28

B. DIAGNOSA KEPERAWATAN.........................................................................................41

C. RENCANA KEPERAWATAN.....................................................................................................42

ii

D. IMPLEMENTASI.......................................................................................................................47

E. EVALUASI................................................................................................................................48

iii

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dewasa ini masyarakat kian dihadapkan pada berbagai masalah kesehatan.

Berbagai penyakit dari yang sederhana hingga kompleks terjangkit di masyarakat

tanpa membedakan ras, suku, etnik, dan sosial ekonomi. Salah satu penyakit yang

tidak pandang bulu tersebut adalah diabetes mellitus. Diabetes mellitus terus

mengalami kenaikkan angka prevalensi tiap tahunnya. Hal ini dipengaruhi oleh

banyak factor, antara lain pola hidup yang tidak sehat, factor herediter, dan autoimun.

Namun masih banyak masyarakat yang belum mengetahui apa sebenarnya diabetes

melituus itu sendiri. Mengingat kompleksnya masalah kesehatan yang bisa terjadi

pada diabetes mellitus, peran perawat sangatlah penting ketika menjadikan

masyarakat sebagai masyarakat yang kaya akan wawasan kesehatannya.

Pada diabetes, kemampuan tubuh untuk bereaksi terhadap insulin dapat

menurun, atau pankreas dapat menghentikan sama sekali produksi insulin. Keadaan

ini dapat menimbulkan hiperglikemia yang dapat mengakibatkan komplikasi

metabolik akut seperti dibetes ketoasidosis dan sindrom hiperglikemia hiperosmolar

nonketotik (HHNK). Hiperglikemia jangka panjang dapat mengakibatkan komplikasi

mikrovaskular yang kronis (penyakit ginjal dan mata) dan komplikasi.

Terdapat pula komplikasi diabetes lainnya yaitu hipoglikemia. Hipoglikemia

(kadar glukosa darah yang abnormal-rendah) terjadi kalau kadar glukosa turun di

bawah 50 hingga 60 mg/dl (2,7 hingga 3,3mmol/L). Keadaan ini dapat terjadi akibat

pemberian insulin atau preparat oral yang berlebihan, konsumsi makanan yang terlalu

sedikit atau karena aktivitas fisik yang berat. Pada hipoglikemia berat (kadar glukosa

darah hingga di bawah 10 mg/dl), dapat terjadi serangan kejang bahkan dapat terjadi

koma (koma hipoglikemik).

Pada sebagian besar kasus koma hipoglikemik yang ditemukan di tempat

pelayanan kesehatan umum (klinik/RS) penyebab utamanya adalah karena terapi

pemberian insulin pada pasien penderita diabetes mellitus. Pada penelitian survey

yang dilakukan oleh Department of Neurology and Neurological Sciences, and

Program in Neurosciences, Stanford University School of Medicine,terdapat

setidaknya 93,2% penyebab masuknya seseorang dengan gejala koma hipoglikemik

1

adalah mereka yang menderita diabetes mellitus dan telah menjalani terapi pemberian

insulin pada rentang waktu sekitar 1,5 tahunan.

Dengan demikian dalam makalah ini akan dibahas secara terperinci mengenai

konsep dasar penyakit dan asuhan keperawatan pada hiperglikemia dan

hipoglikemia.Makalah juga akan membahas mengenai kedua kelaiinan ini jika dilihat

dari diabetes mellitus itu sendiri.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana pengertian penyakit hipoglikemia?

2. Apa saja yang menjadi etiologi penyakit hipoglikemia?

3. Bagaimana manifestasi klinik penyakit hipoglikemia?

4. Bagaimana patofisiologi penyakit hipoglikemia?

5. Bagaimana pemeriksaan penunjang penyakit hipoglikemia?

6. Bagaimana penatalaksanaan penyakit hipoglikemia?

7. Bagaimana konsep dasar asuhan keperawatan pada pasien dengan penyakit

hipoglikemia?

C. Tujuan

1. Untuk mengetahui pengertian penyakit hipoglikemia

2. Untuk mengetahui etiologi penyakit hipoglikemia

3. Untuk mengetahui manifestasi klinis penyakit hipoglikemia

4. Untuk mengetahui patofisiologi penyakit hipoglikemia

5. Untuk mengetahui pemeriksaan penunjang penyakit hipoglikemia

6. Untuk mengetahui penatalaksanaan penyakit hipoglikemia

7. Untuk mengetahui bagaimana konsep dasar asuhan keperawatan pada pasien

dengan penyakit hipoglikemia

2

BAB II

PEMBAHASAN

A. Laporan Pendahuluan

a. Konsep Penyakit

1. Pengertian

Hipoglikemia adalah sindrom klinik dengan penyebab yang sangat luas

sebagai akibat dari rendahnya kadar glukosa plasma yang akhirnya

menyebabkan neuroglikopenia sedangkan Hiperglikemia adalah kadar gula

darah (glukosa) yang tinggi akibat adanya gangguan metabolisme karbohidrat

karena jumlah insulin yang kurang, atau bisa juga karena kerja insulin yang

tidak optimal. Hiperglikemia pada bayi baru lahir lebih jarang terjadi.

Hipoglikemia merupakan suatu keadaan dimana kadar gula atau glukosa

darah kurang dari 40 mg% (serum atau plasma lebih tinggi 10-15%).

Hipoglikemia dapat asimplomatik atau disertai gejala gangguan susunan syaraf

pusat dan kardiopulmonal yang berat

Hipoglikemia (hypo+glic+emia) merupakan konsentrasi glukosa dalam darah

berkurangnya secara abnormal yang dapat menimbulkan gemetaran, keringat

dan sakit kepala apabila kronik dan berat,dapat menyebabkan manifestasi

susunan saraf pusat (Kamus Kedokteran Dorland:2000).

Hipoglikemia ( kadar glukosa darah yang abnormal rendah ) terjadi kalau

kadar glukosa darah turun dibawah 50 hingga 60 mg/dl ( 2,7 hingga 3,3

mmol/L). Keadaan ini dapat terjadi akibat pemberian insulin atau preparat oral

yang berlebihan, konsumsi makanan yang terlalu sedikit atau karena aktivitas

fisik yang berat. Hipoglikemia dapat terjadi setiap saat pada siang atau malam

hari. Kejadian ini bisa di jumpai sebelum makan khususnya jika waktu makan

tertunda atau bila pasien lupa makan camilan ( Brunner & Suddarth ).

2. Etiologi

Hipoglikemia walaupun jarang terjadi pada anak tetapi banyak pada bayi,

namun masih tetap merupakan problem untuk dokter anak karena pertama

Gejalanya samar-samar dan tidak spesifik kedua mekanisme yang

menyebabkan hipoglikemia sangat banyak dan komplek

3

Pada bayi yang berusia lebih dari 2 bulan, anak dan dewasa penurunan

guala darah kurang dari 40 mg/ DL dapat menimbulkan rasa lapar dan

merangsang pelepasan epinefrin yang berlebihan sehingga menyababkan

lemah , gelisah, keringat dingin, gemetar dan takikardi.

Pada hipoglikemi ringan :

Ketika kadar glukosa darah menurun, sistem saraf simpatik akan

terangsang pelimpahan adrenalin ke dalam darah menyebabkan gejala seperti

perspirasi, tremor, takikardi, palpitasi, kegelisahan dan rasa lapar.

Pada hipoglikemi sedang :

Penurunan kadar glukosa darah menyebabkan sel-sel otak tidak

memperoleh cukup bahan bakar untuk bekerja dengan baik. Tanda-tanda

gangguan fungsi pada sistem saraf pusat mencakup ketidakmampuan

berkonsentrasi, sakit kepala, vertigo, konfusi, penurunan daya ingat, pati rasa di

daerah bibir serta lidah bicara pelo, gerakan tidak terkoordinasi, perubahan

emosional, perilaku tidak rasional, penglihatan ganda dan perasaan ingin

pingsan. Kombinasi semua gejala ini dapat terjadi pada hipoglikemi sedang.

Pada hipoglikemi berat :

Fungsi sistem saraf pusat mengalami gangguan yang sangat berat

sehingga pasien memerlukan pertolongan orang lain untuk mengatasi

hipoglikemia yang dideritanya. Gejalanya dapat mencakup perilaku disorientasi,

serangan kejang, sulit dibangunkan dari tidur atau bahkan kehilangan kesadaran.

Gejala hipoglikemia, dapat diklasifikasikan dalam dua kelompok besar,

yaitu: berasal dari sistem syaraf autonom dan berhubungan dengan kurangnya

suplai glukosa pada otak (neuroglikopenia).

1) Gejala akibat dari system syaraf autonom adalah berkeringat,

gemetar, gelisah dan nausea.

2) Akibat neuroglikopenia adalah pening, bingung, rasa lelah, sulit

bicara, sakit kepala dan tidak dapat konsentrasi. Kadang disertai

rasa lapar, pandangan kabur, mengantuk dan lemah

Tanda dan Gejala Lain

a) Sianosis

b) Kejang atau tremor

c) Letargi dan tdk kuat mengisap

4

d) Tangisan yang lemah atau bernada tinggi

e) Hipotermia

f) Keringat dingin

g) Penurunan kesadaran

h) Koma

3. Manifestasi Klinis

Gejala gejala hipoglikemia terdiri dari dua fase,yaitu :

1) Fase I, gejala –gejala akibat aktivasi pusat autonom di hipotalamus

sehingga hormon epinefrin di lepaskan. Gejala awal ini merupakan

peringatan karena saat itu pasien masih sadar sehingga dapat di ambil

tindakan yang perlu untuk mengatasi hipoglikemia lanjut.

2) Fase II, gejala-gejala yang terjadi akibat mulai terganggunya fungsi

otak , karena itu dinamakan gejala neurologis.

Penelitian pada orang bukan diabetes menunjukan adanya gangguan

fungsi otak yang lebih awal dari Fase I dan dinamakan Fungsi otak

subliminal. Disamping gejala peringatan dan neurologis,kadang-kadang

hipoglikemia menunjukan gejala yang tidak khas.

Kadang-kadang gejala fase adrenergic tidak muncul dan pasien

langsung jatuh pada Fase gangguan fungsi otak. Terdapat dua jenis hilangnya

kewaspadaan yaitu akut dan kronik.Yang akut misalnya pada pasien dengan

glukosa darah terkontrol sangat ketat mendekati normal,adanya neuropati

autonom pada pasien yang sudah lama menderita DM dan penggunaan bloker

yang nonselektif. Kehilangan kewaspadaan yang kronik biasanya ireversibel

dan dianggap merupakan komplikasi DM yang serius. Sebagai dasar

diagnosis dapat digunakan trias Whipple yaitu hipoglikemia dengan gejala-

gejala saraf pusat ; kadar glukosa kurang dari 50mg% dan gejala akan

menghilang dengan pemberian glukosa.

Faktor-faktor yang dapat menimbulkan hipoglikemi berat dan

berkepanjangan adalah sekresi hormon glucagon dan adrenalin ( pasien telah

lama menderita DM ) ,adanya antibody terhadap insulin,blockade

farmakologik,dan pemberian obat sulfonylurea.

5

4. Patofisiologi

Pada waktu makan cukup tersedia sumber energi yang diserap dari usus.

Kelebihan energi disimpan sebagai makromolekul dan dinamakan fase anabotik.

60% dari glukosa yang di serap usus dengan pengaruh insulin akan di simpan di

hati sebagai glikogen, sebagian dari sisanya akan disimpan di jaringan lemak

dan otot sebagai glikogen juga. Sebagian lagi dari glukosa akan mengalami

metabolisme anaerob maupun aerob untuk energi seluruh jaringan tubuh

terutama otak sekitar 70% pemakaian glukosa berlangsung di otak tidak dapat

menggunakan asam lemak bebas sebagai sumber energi. 

Pencernaan dan penyerapan protein akan menimbulkan peningkatan asam

amino di dalam darah yang dengan bantuan insulin akan disimpan di hati dan

otak sebagai protein. Lemak diserap dari usus melalui saluran limfe dalam

bentuk kilomikron yang kemudian akan dihidrolasi oleh lipoprotein lipase

menjadi asam lemak. Asam lemak akan mengalami esterifikasi dengan gliserol

membentuk trigliserida, yang akan disimpan di jaringan lemak. Proses tersebut

berlangsung dengan bantuan insulin. 

Pada waktu sesudah makan atau sesudah puasa 5-6 jam, kadar glukosa

darah mulai turun keadaan ini menyebabkan sekresi insulin juga menurun,

sedangkan hormon kontraregulator yaitu glukagon, epinefrin, kartisol, dan

hormon pertumbuhan akan meningkat. Terjadilah keadaan kortison sebaliknya

(katabolik) yaitu sintetis glikogen, protein dan trigliserida menurun sedangkan

pemecahan zat-zat tersebut akan meningkat. 

Pada keadaan penurunan glukosa darah yang mendadak: glukogen dan

epinefrilah yang sangat berperan. Kedua hormon tersebut akan memacu

glikogenolisis, glukoneogenisis, dan proteolisis di otot dan lipolisis di jaringan

lemak. Dengan demikian tersedia bahan untuk glukoneogenesis yaitu asam

amino terutama alanin, asam laktat, piruvat, sedangkan hormon, kontraregulator

yang lain berpengaruh sinergistk glukogen dan adrenalin tetapi perannya sangat

lambat. Secara singkat dapat dikatakan dalam keadaan puasa terjadi penurunan

insulin dan kenaikan hormon kontraregulator. Keadaan tersebut akan

menyebabkan penggunaan glukosa hanya di jaringan insulin yang sensitif dan

dengan demikian glukosa yang jumlahnya terbatas hanya disediakan untuk

jaringan otak.

6

Walaupun metabolik rantai pendek asam lemak bebas, yaitu asam

asetoasetat dan asam β hidroksi butiran (benda keton) dapat digunakan oleh otak

untuk memperoleh energi tetapi pembentukan benda-benda keton tersebut

memerlulan waktu beberapa jam pada manusia. Karena itu ketogenesis bukan

merupakan mekanisme protektif terhadap terjadinya hipoglikemia yang

mendadak. 

Selama homeostatis glukosa tersebut di atas berjalan, hipoglikemia tidak

akan terjadi. Hipoglikemia terjadi jika hati tidak mampu memproduksi glukosa

karena penurunan bahan pembentukan glukosa, penyakit hati atau

ketidakseimbangan hormonal. 

7

5. pathway

8

9

6. Pemeriksaan penunjang/diagnostik

Gejala hipoglikemia jarang terjadi sebelum kadar gula darah mencapai 50

mg/dL. Diagnosis hipoglikemia ditegakkan berdasarkan gejala-gejalanya dan

hasil kesehatan penderita, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan laboratorium

sederhana. Jika dicurigai suatu hipoglikemia autoimun, maka dilakukan

pemeriksaan darah untuk mengetahui adanya antibodi terhadap insulin. Untuk

mengetahui adanya tumor penghasil insulin, dilakukan pengukuran kadar

insulin dalam darah selama berpuasa (kadang sampai 72 jam). Pemeriksaan CT

scan, MRI atau USG sebelum pembedahan, dilakukan untuk menentukan lokasi

tumor.

8. Penatalaksanaan Medis

1) Hipoglikemia ringan:

15 gram karbohidrat dapat dikonsumsi dalam bentuk minuman, permen,

tablet glukosa akan memberikan reaksi dalam beberapa menit. Setelah itu

dilanjutkan dengan konsumsi 10-20 gr karbohidrat dalam bentuk roti atau

nasi.

2) Hipoglikemia sedang:

Injeksi Glukagon 1 mg im/iv/sc. Jika tidak ada perbaikan dalam beberapa

menit dan diberi Glukosa iv

3) Hipoglikemia berat :

Glukosa iv

Penatalaksanaan Medis Yang Lain :

1) Bila pasien sadar, tindakan dapat dilakukan oleh pasien sendiri dengan

minum larutan gula 10 – 30 g.

2) Bila pasien tidak sadar berikan suntikan dekstrosa 15 – 25 g. bila tindakan

tersebut tidak bisa dilakukan, dioleskan madu atau sirup ke mukosa pipi.

3) Bila koma hipoglikemi terjadi pada pasien dengan menggunakan terapi

insulin, maka selain dekstrosa dapat juga disuntikan glukagon 1 mg (IM),

terlebih bila suntikan dekstrose IV sulit dilakukan.

4) Pemberian dekstrosa diteruskan dengan pemberian dekstrosa 10% 3 hari.

Monitor gula darah tiap 3 – 4 jam dan kadar gula dipertahankan antara 90 –

180 mg%. Hipoglikemia karena sulfonilurea ini tidak efektif dengan

pemberian glukagon.

10

A. Konsep Asuhan Keperawatan

a. Pengkajian

1) Identitas pasien

Nama :

Umur :

Jenis Kelamin :

Status Perkawinan :

Pendidikan :

Pekerjaan :

Lama Bekerja :

Alamat :

No. Registrasi :

Tanggal MRS :

Kebangsaan :

2) Status Kesehatan

a) Status Kesehatan Saat Ini

Saat MRS

Keluhan Utama. Keluhan utama yang dialami pasien hiperglikemia

biasanya adalah polipagi, polidipsia,kekakuan otot. Sedangkan

pada pasien dengan hipoglikemia pasien akan mengeluh pusing,

mata kabur, lemas, dsb.

Saat Pengkajian

Alasan MRS

Pasien masuk rumah sakit biasanya dengan keluhan

keidakmampuan dalam mentoleransi keluhan utama di atas.

Upaya yang Dilakukan Untuk Mengatasi

Begitu keluhan mulai dirasakan pasien memilih penanganan

kesehatan yang dianggapnya baik dan dapat mengatasi masalah

kesehatannya. Namun apabila penanganan tersebut ternyata tidak

efektif, pasiien akhirn ya memilih untuk MRS. Disinilah perlu

untuk dikaji oleh perawat penanganan apa saja yang telah

11

ditempuh oleh pasien guna mengetahui sejauh mana tingkat

perkembangan masalah kesehatan pasien.

b) Status Kesehatan Masa Lalu

Penyakit Yang Pernah Dialami

Penyakit-penyakit kelainan endokrin lainnya, seperti ketoasidosis,

atau riwayat hipertensi, dsb.

Pernah Dirawat

Alergi obat/makanan

Riwayat Penyakit

- Riwayat Penyakit Sekarang :

Tanyakan sejak kapan pasien merasakan keluhan seperti yang

ada pada keluhan utama dan tindakan apa saja yang dilakukan

pasien untuk menanggulanginya.

- Riwayat Penyakit Dahulu

Apakah pasien dulu pernah menderita penyakit seperti ini atau

penyakit kelainan metabolic lainnya.

- Riwayat Penyakit Keluarga

Apakah ada keluarga yang pernah menderita penyakit seperti

ini atau penyakit metabollik, kardiovaskuler, dsb.

- Riwayat Psikososial

Apakah pasien merasakan kecemasan yang berlebihan.

Apakah sedang mengalami stress yang berkepanjangan.

- Kebiasaan

Pasien memiliki kebiasaan seperti merokok, aktivitas

berlebihan, dsb.

3) Pola Kebutuhan Dasar Manusia (Gordon)

a) Health perception-Health management

Fokus pengkajian antara lain status kesehatan secara

keseluruhan. Kaji apakah adanya masalah-masalah endokrin yang

pernah didapat atau yang pernah diderita seperti misalnya pituitary,

tiroid, paratiroid, adrenal, dan terutama pada organ atau kelenjar

pankreas. Tanyakan pasien upaya yang dilakukan untuk mengatasi

12

meliputi terapi obat dan penanganan medis yang diterima demikian

pula perawatan yang didapat dan perawatan di rumah.

Kaji adanya aktivitas merokok, berapa intensitasnya dalam 24 jam Kaji

adanya konsumsi alcohol, catat jenis dan banyaknya dalam 24 jam;

Tanyakan bagaimana pasien mempersepsikan mengenai seberapa

penting kesehan dan apakah ia tahu mengenai kadarr galuua darahnya;

Kaji aktivitas latihan/olahraga.

b) Nutritional metabolic

Fokus pengkajian antara lain kebiasaan diet selama 24 jam,

bagaimana intake dalam satu periode makan (berapa porsi); selain

makanan, uraikan pula kebiasaan minum selama 24 jam, apakah sering

merasa haus; kaji dan uraikan adanya perubahan selera makan dan

bagaimana dengan perubahan berat badan

c) Elimination

Kaji kebiasaan pola berkemih selama 24 jam, tanyakan juga

banyak urin yang diikeluarkan dalam satu kali berkemih, perubahan

bau urin dan warna urin, ada tidaknya perubahan warna.

Kaji pula apakah pasien pernah mengalami perubahan pola eliminasi

secara mendadak dan uraikan pula apakah pasien memiliki riwayat

penyakit kelainan ppada system urinary.

d) Aktivitas-Latihan

Fokus pengkajian adalah kebiasaan aktivitas klien selama 24

jam, meliputi aktivitas apasaja yang dilakukan selama 24 jam; kaji

adanya perubahan pola kebiasaan aktivitas; kaji adanya peningkatan

kebutuhan energy selama beraktivitas atau kaji adanya aktivvitas yang

membuat kelelahan.

e) Istirahat-Tidur

Kaji posisi tidur, lamanya tiidur dalam 24 jam, ada tidaknya

gangguuan tidur, dan perasaan saat bangun tidur.

f) Cognitif-Persepsi

Fokus pengkajian antara lain adanya perasaan bingung,

menarik diri, pengurangan aktivitas, atau kelelahan. Kaji adanya

13

palpitasi jantung. Uraikan masalah sakit kepala, amnesia, perubahan

persepsi, gangguan persepsi, depresi, dll.

g) Konsep diri

Fokus pengkajian adalah bagaimana perasaan pasien mengenai

masalah kesehatan yang didapatinya, apa efek bagi dirinya sendiri dan

masa depannya

h) Role-Relationship ( Peran – Hubungan )

Fokus pengkajian adalah seberapa jauh penyakit yang diderita

pasien mempengaruhi kehidupannya. Hal ini meliputi perubahan

peran dan tanggung jawab pasien di dalam keluarganya setelah

mendapatkan penyakit yang dideritanya. Disamping itu, kaji pula

apakah penyakit yang dideritanya mempengaruhi kemampuan pasien

untuk bekerja.

i) Sexuality-Reproduksi

Fokus pengkajian adalah; kemampuan dalam berhhubungan

seks; intensitas berhubungan dalam periode waktu tertentu; ada

tidaknya perubahan dalam aktivitas seks; masa menjadi orang

tua;mmasa kehamilan. Pelu juga yntuk diuraiikan berat badan bayi

ketika lahir dan perasaan atau status kesehatan pasca persalinan

j) Coping-Stress

Kaji orang-orang terdeka pasien untukk mengetahui lebih jauh

mengenai tingakat stress yang dialami pasien. Uraikan tindakan apa

yang biasanya dilakukan oleh pasien untuk mengatasi stress.

k) Keyakinan-Kepercayaan

Kaji kepercayaan diri pasien akan kesembuhan; sejauh mana ia

percayya bahwa kesembuhan akan diraihnya. Kaji pula pola beribadah

pasien dan apakah ibadah membentu kesembuhan pasien

.

14

4) Pemeriksaan Fisik Hipoglikemia

a) Integumen

Dingin, kulit yg mengeluarkan keringat dingin.

b) Neurosensori

Pucat,dilated pupilas, kebingungan, hipotermia, perilaku agresif atau

koma, Hemiplegia atau tanda-tanda lain stroke, parestisia pada bibir

dan jari, gelisah, gugup, tremor, kejang, kaku,

c) Respiration System

Dangkal respirations tetapi tingkat normal, nafas cepat irregular, apnea,

d) Kardiovaskuler

Angina pectoris tanpa kelainan arteri koronaria

e) Gastrointestinal

Menolak makan

b. Diagnosa dan Prioritas Masalah

1. Ketidakstabilan kadar glukosa darah b/d gula darah yang tidak terkontrol

2. Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d ketidak seimbangan intake & output,

penurunan kesadaran

3. Gangguan sensori persepsi: penglihatan b/d gangguan penglihatan.

4. Intoleransi aktivitas b/d kelemahan fisik umum

5. Kurang pengetahuan b/d kurang terpajan informasi

c. Rencana Keperawatan

NO DIAGNOSA TUJUAN DAN

KRITERIA HASIL

INTERVENSI RASIONAL

1. Ketidakstabilan

kadar glukosa

darah

berhubungan

dengan gula

Setelah dilakukan

tindakan keperawatan

selama .... x 24 jam,

diharapkan

ketidakstabilan gula

Observasi:

1. Kaji factor risiko

riwayat penyakit

keluarga, kurang

pengetahuan tentang

1. Mengetahui factor

pemberat agar tidak

terjadi

ketidakstabilan gula

15

darah tidak

terkontrol

darah hilang dengan

kriteria hasil:

Gula darah dalam

batas normal (GD

puasa < 120 mg/dl)

glukosa darah,

gangguan pola makan,

dan olahraga.

Mandiri:

2. Anjurkan pasien untuk

memeriksakan kadar

glukosa darah secara

rutin, waktu dan dosis

obat, diet, aktivitas

3. Libatkan keluarga

pasien untuk

perencanaan makan

4. Identifikasi persepsi dan

harapan kliententang

pengobatan yang sedang

dilakukan

5. Ajari klien untuk

mengembangkanstrategi

pencegahan untuk

menjagaketidakstabilan

gula darah

Health Education:

1. Berikan pengetahuan

pada kliententang

kondisi dan pengobatan

yangsedang dilakukan

Kolaborasi :

1.KolaborasiKonsultasikan

dengan ahli gizi tentang

diet yang tepat untuk

hipoglikemi

darah secara

berulang.

2. Untuk memantau

kadar gula darah

3. Memberikan

informasi pada

keluarga

untukmemahami

kebutuhan nutrisi

pasien

4. Meberikan motivasi

kepada kliententang

harapan kesembuhan

klien.

5. Kestabilan guladarah

tidak hanyadiperoleh

dari pengobatan

tetapi daripencegahan

yang dilakukan klien.

1. Mengurangi ansietas

terhadap kondisidan

pengobatan yang

dilakukan

1. Membantu

meningkatkan kadar

gula darah

16

2. Nutrisi kurang

dari kebutuhan

tubuh

berhubungan

dengan ketidak

seimbangan

intake & output,

penurunan

kesadaran

Setelah dilakukan

tindakan keperawatan

selama .... x 24 jam,

diharapkan tidak

terjadi nutrisi kurang

dari kebutuhan tubuh

dengan kriteria hasil :

- Berat badan stabil

- Mencerna jumlah

kalori/nutrient

yang tepat,

Mandiri :

1. Auskultasi bising usus

dan kaji apakah ada

nyeri perut mual atau

muntah.

2. Catat adanya kulit yang

dingin atau basah,

perubahan tingkat

kesadaran, nadi yang

cepat, peka, rangsang,

nyeri kepala,

sempoyongan.

3. Pantau masukan

makanan dan timbang

berat badan

1. Kekurangan

kontrisol dapat

menyebabkan gejala

gastrointestinal berat

yang mempengaruhi

pencernaan dan

absorpsi dan

makanan

2. Gejala hipoglikemia

dengan timbulnya

tanda tersebut

mungkin perlu

pemberian glukosa

dan mengindikasikan

pemberian tambahan

glukokortikoid

3. Anoreksia,

kelemahan dan

kehilangan

pengaturan

metabolisme oleh

kortisol terhadap

makanan dapat

mengakibatkan

penurunan berat

badan dan terjadinya

malnutrisi yang

serius. Perhatikan :

berat badan yang

meningkat dengan

cepat merupakan

indikasi terjadinya

retensi cairan atau

17

4. Beri makanan dengan

porsi kecil tetapi dengan

sering, tinggi kalori dan

protein bila makanan

lewat oral telah dapat di

lakukan.

Kolaborasi :

1. Lakukan pemeriksaan

terhadap kadar gula

darah sesuai indikasi

2. Berikan glukosa

intavena dan obat –

obatan sesuai indikasi.

pengaruh dari

pemberian

glukokortikoid.

4. Makanan dalam porsi

kecil kalau diberikan

akhirnya jumlah

kalori yang di

butuhkan perhari bisa

terpenuhi. Di

samping itu juga

dapat mengurangi

mual dan muntah.

Pemberian makan

padat dapat di

gantikan dengan

makanan parentral .

peningkatan

pemasukan kalori

mungkin di butuhkan

untuk meningkatkan

berat badan dan

mencegah

hipoglikemia.

1. Mengkaji kadar gula

darah dan kebutuhan

terapi. Jika menurun

sebaikanya diet

mampu memberikan

glukokortikoid di kaji

kembali.

2. Memperbaiki

hipoglikemia,

member sumber

18

3. Konsultasi dengan ahli

gizi.

energy untuk fungsi

seluler.

3. Bermanfaat

menentukan

penggunaan atau

kebutuhan kalori

dengan tepat.

3. Gangguan

sensori persepsi:

penglihatan

berhubungan

dengan

gangguan

penglihatan

Setelah dilakukan

tindakan keperawatan

selama .... x 24 jam,

diharapkan tidak

terjadi penurunan

ketajaman penglihatan

dengan kriteria hasil :

- Meningkatkan

ketajaman

penglihatan dalam

batas situasi

individu

- Mengenal

gangguan sensori

dan berkompensai

terhadap

perubahan

- Mengidentifikasi /

memperbaiki

potensial bahaya

dalam lingkungan.

Mandiri :1. Tentukan ketajaman

penglihatan, cacat

apakah satu / kedua

mata terlihat.

2. Orientasikan pasien

terhadap lingkungan,

staf dan orang lain

diareanya.

3. Observasi tanda dan

gejala disorientasi :

pertahankan pagar

tempat tidur.

1. Kebutuhan individu

dan pilihan intervensi

bervariasi sebab

kehilangan

penglihatan terjadi

lambat dan progresif.

Bila bilateral, tiap

mata dapat berlanjut

pada laju yang

berbeda.

2. Memberiakn

peningkatan

kenyamanan dan

kekeluargaan,

menurunkan cemas

dan disorientasi

3. terbangun dalam

lingkungan yang tak

dikenal dan

mengalami

keterbatasan

penglihatan dapat

mengakibatkan

bingung pada orang

tua. Menurunkan

resiko jatuh bila

19

4. Lakukan tindakan untuk

membantu pasien

menangani keterbatasan

penglihatan, contoh :

kurangi kekacauan, atur

perabot: ingatkan

memutar kepala ke

subjek yang terlihat :

perbaiki sinar suram

Kolaborasi :

5. dengan pengobatan

sesuai indikasi

pasien bingung/tak

kenal ukuran tempat

tidur.

4. menurunkan bahaya

keamanan

sehubungan dengan

perubahan lapang

pandang/kehilangan

penglihatan dan

akomodasi pupil

terhadap sinar

lingkungan.

5.Meningkatkan tingkat

kesadarn klien

4. Intoleransi

aktivitas

berhubungan

dengan

kelemahan fisik

umum.

Setelah dilakukan

asuhan keperawatan

selama …x 24 jam,

diharapkan Klien

menunjukan perbaikan

kemampuan untuk

berpartisipasi dalam

melakukan aktivitas

secara mandiri dengan

criteria hasil :

- Pasien

mengungkapkan

peningkatan

tingkat energy.

- Pasien

menunjukkan

perbaikan

Observasi :

1. Kaji tingkat

kemampuan klien

dalam beraktivitas.

Mandiri :

1. Libatkan keluarga

dalam membantu

aktivitas klien sehari-

hari.

2. Observasi TTV

1. Menerapkan kemam-

puan klien dalam

memenuhi

kebutuhan-nya dan

memudahkan

intervensi

selanjutnya.

1. Memungkinkan

keluarga terlibat

secara aktif dalam

pemenuhan ADL

klien.

2. Untuk mengetahui

keadaan klien secara

20

kemampuan untuk

berartisipasi

dalam aktifitas

yang diinginkan.

3. Dekatkan alat-alat

yang dibutuhkan klien.

4. Tingkatkan partisipasi

klien dalam melakukan

aktivitas sehari-hari

sesuai dengan yang

dapat ditoleransi.

umum.

3. Membantu

memenuhi aktivitas

klien dengan

menggunakan energi

minimal.

4. Meningkatkan

kepercayaan diri

yang positif sesuai

tingkat aktivitas

yang ditoleransi

klien.

5. Kurang

pengetahuan

berhubungan

dengan kurang

terpajan

informasi

Setelah dilakukan

tindakan keperawatan

selama selama … x24

jam diharapkan px

dapat mengungkapkan

pemahamannya

dengan kriteria hasil :

- Mengidentifikasi

hubungan

tanda/gejala dengan

proses penyakit dan

menghubungkan

gejala dengan factor

penyebab, dengan

benar melakukan

prosedur yang perlu

dan menjelaskan

rasional tindakan,

melakukan

perubahan gaya

hidup dan

berpartisipasi dalam

Mandiri:

1. Tinjau ulang keadaan

penyakit dan harapan

masa depan

2. Sarankan pasien untuk

tetap mempertahankan

secara aktif jadwal

yang teratur dalam

makanan, tidur, dan

latihan.

3. Diskusikan mengenai

diet seperti diet yang

teratur, diet tinggi

karbohidrat dan tinggi

protein. Anjurkan

untuk menyertakan

1. Berikan pengetahuan

pasien yang dapat

memilih berdasarkan

informasi.

2. Membantu untuk

meningkatkan

perasaan

menyenangkan,

sehat, dan untuk

memahami bahwa

aktifitas fisik yang

tidak teratur dapat

meningkatkan

kebutuhan

hormone.

3. Mencegah

kehilangan berat

badan dan

menurunkan risiko

timbulnya

21

program

pengobatan.

makanan tinggi

karbohidart dalam

pemberian makanan

tambahan diantara

waktu makan.

4. Tekankan pentingnya

mempertahankan

pemeriksaan gula

darah setiap hari,

waktu dan dosis obat,

diet, aktivitas,

perasaan atau sensasi

dan peristiwa ddalam

hidup.

hipoglikemia

4. Membantu dalam

menciptakan

gambaran nyata dari

keadaan pasien

untuk melakukan

control penyakitnya

dengan lebih baik

dan meningkatkan

perawatan diri atau

kemandiriannya.

d. Implementasi

Implementasi yang dibuat disesuaikan dengan intervensi yang ada.

e. Evaluasi

Dx 1 : Gula darah dalam batas normal (GD puasa < 120 mg/dl)

Dx 2 : - Berat badan stabil

- Mencerna jumlah kalori/nutrient yang tepat,

Dx 3 : - Meningkatkan ketajaman penglihatan dalam batas situasi individu

- Mengenal gangguan sensori dan berkompensai terhadap perubahan

- Mengidentifikasi / memperbaiki potensial bahaya dalam lingkungan

Dx 4 : - Pasien mengungkapkan peningkatan tingkat energy.

- Pasien menunjukkan perbaikan kemampuan untuk berartisipasi

dalam aktifitas yang diinginkan.

22

Dx 5 : Mengidentifikasi hubungan tanda/gejala dengan proses penyakit dan

menghubungkan gejala dengan factor penyebab, dengan benar

melakukan prosedur yang perlu dan menjelaskan rasional tindakan,

melakukan perubahan gaya hidup dan berpartisipasi dalam program

pengobatan.

BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Hipoglikemi adalah suatu keadaan, dimana kadar gula darah plasma puasa

kurang dari 50 mg/%. Type hipoglikemi digolongkan menjadi beberapa jenis yakni

23

antara lain Transisi dini neonatus ( early Transitional neonatal ),  Hipoglikemi klasik

sementara (Classic transient neonatal), Sekunder (Scondary), Berulang ( Recurrent).

Gejala hipoglikemia yang sering terjadi adalah sering merasa ngantuk,lemas,dan

sering sakit kepala. Hal ini tidak boleh dibiarkan berlarut-larut. Untuk menjaga agar

kadar gula selalu normal,perhatikan pola makan ,olah raga ringan  secara teratur untuk

membantu pembakaran glukosa menjadi nergi dan merangsang produksi

insulin,hindarkan stress atau gangguan emosional lainnya dan disiplin minum obat

sesuai anjuran dokter

B. SARAN

Kami menyarankan bagi semua orang agar menjaga kesehatannya dari segi

makan yang di konsumsi dan gaya hidup. Karena kesehatan merupakan hal yang

terpenting, terutama dalam menjaga gula darah.

DAFTAR PUSTAKA

Carpenito-Moyet, Lynda Jaull. 2006. Buku Saku Diagnosis Keperawatan. Jakarta: EGC

24

Doenges, Marilynn E, dkk. 1999. Rencana Asuhan Keperawatan. Ed.3. Jakarta : Penerbit

Buku Kedokteran EGC

Guyton dan Hall. 2008. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Jakarta : Penerbit Buku

Kedokteran EGC

Suddart, & Brunner. 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah,Vol:1 dan 2. Jakarta:

Penerbit Buku Kedokteran EGC

SOAL

DM Relatif Hipoglikemi + Dispepsia

25

Pasien laki-laki Tn. WT 61 tahun datang ke IRD pada jam 17.00 dengan keluhan lemas sejak

2 hari yang lalu, mual (+), muntah (-), demam (-), makan terakhir jam 13.00.

TD = 100/70 mmHg, Heart Rate = 74 x/menit, RR = 20 x/menit, S = 36,3 ºC, CRT <2 detik

Hasil Lab :

WBC : 6,7

RBC : 4,75

HGB : 14,5

HCT : 42,5

PLT : 275

GDS : 127 mg/dl

Terapi Medis :

IVFD RL 20 tpm

Antasida 3x1 tablet

Pantoprazole 2x1 ampule (40 mg)

Diet 1900 kkal

Riwayat Pengobatan glibenclamid 2x1 tablet

Riwayat penyakit sebelumnya : Pasien sudah menderita penyakit DM sejak lama ±5 tahun,

sempat memeriksa GDS ± 3 hari yang lalu dengan hasil 500 mg/dl

Silahkan kritisi dari kasus di atas :

1. Data apa yang perlu dikaji?

2. Diagnosa keperawatan yang muncul apa saja?

3. Susunlah rencana keperawatan dilengkapi dengan rasional sesuai literature!

B. Laporan Asuhan Keperawatan Berdasarkan Format Gordon

26

A. PENGKAJIAN

1. Identitas

a. Identitas Pasien

Nama : Tn. WT

Umur : 61 Th

Agama : Hindu

Jenis Kelamin : Laki-laki

Status : Kawin

Pendidikan : SMA

Pekerjaan : Petani

Suku Bangsa : Bali

Alamat : Klungkung

Tanggal Masuk : 25-11-2012 (17.00)

Tanggal Pengkajian : 26-11-2012 (07:30)

No. Register : 052799

Diagnosa Medis : DM Relatif Hipoglikemi+ Dispepsia

b. Identitas Penanggung Jawab

Nama : Ny. CID

Umur : 52 Th

Hub. Dengan Pasien : Istri px

Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga

Alamat : Klungkung

2. Status Kesehatan

a. Status Kesehatan Saat Ini

27

1). Keluhan Utama (Saat MRS dan Saat Ini)

Saat MRS

Px mengeluhkan lemas sejak 2 hari yang lalu

Saat Pengkajian

Px masih mengeluhkan lemas

2). Alasan Masuk Rumah Sakit & Perjalanan Penyakit Saat Ini

Px mengeluhkan lemas sejak 2 hari yang lalu disertai dengan mual

pada tanggal 23-11-2012 jam 08.00. Pasien sudah menderita penyakit

DM sejak lama ± 5 tahun yang lalu. Pada tanggal 22-11-2012 pasien

sempat melakukan pemeriksaan GDS dengan hasil 500 mg/dl. Riwayat

pengobatan sebelumnya yaitu glibenclamid 2x1 tablet. Tiga hari

kemudian pada tanggal 25-11-2012, pasien di bawa ke RSUD

Klungkung pada jam 17.00 karena lemas.

3). Upaya yang Dilakukan untuk Mengatasinya

Pada tanggal 22-11-2012 pasien melakukan pemeriksaan GDS dengan

hasil 500 mg/dl. Keesokan harinya jam 08.00 pasien merasakan lemas

yang disertai mual. Dua hari kemudian px di rujuk ke RSUD

Klungkung pada tanggal 25-11-2012 jam 17.00. Setelah dilakukan

pemeriksaan di IRD, kemudian px dipindahkan ke ruangan interna E

pada tanggal yang sama di kamar III.

b. Status Kesehatan Masa Lalu

1). Penyakit yang Pernah Dialami

Px mengatakan sudah menderita penyakit DM sejak ± 5 tahun yang

lalu.

2). Pernah Dirawat

Px mengatakan belum pernah di rawat di RS sebelumnya, pasien hanya

mengikuti pengobatan gratis dengan mengecek gula darahnya saja

namun tidak pernah membawa ke RS, sekarang adalah yang pertama

kalinya pasien masuk RS setelah 5 tahun menderita penyakit DM.

3). Alergi

Px mengatakan tidak memiliki riwayat alergi terhadap makanan

maupun obat-obatan.

28

4). Kebiasaan (Merokok/Kopi/Alkohol/dll)

Px mengatakan tidak memiliki kebiasaan merokok, minum kopi dan

minum alkohol.

c. Riwayat Penyakit Keluarga

Px mengatakan tidak memiliki riwayat penyakit keluarga seperti

Hipertensi (-), DM (-), Asma (-), Jantung (-), serta leukemia (-).

d. Diagnosa Medis & Therapy

Diagnosa Medis : DM Relatif Hipoglikemi+ Dispepsia

Riwayat Pengobatan :

- Glibenclamid (2x1 tablet) : p.o

Untuk membantu mengontrol kadar gula

dalam darah

Therapy :

- Antasida (3x1 tablet) : p.o

Untuk mengurangi rasa perih akibat suasana

lambung yang terlalu asam dengan cara

menetralkan asam lambung

- Diet 1900 kkal

Infus :

- IVFD RL (20 tpm)

Obat Injeksi :

- Pantoprazole 2x1 ampule (40 mg) : IV

Untuk menurunkan asam lambung

A. 3. Pola kebutuhan dasar (data bio-psiko-sosio-kultural-spiritual)

a. Pola persepsi dan manajemen kesehatan

29

Pasien mengatakan ketika dia sakit seperti batuk,pilek,&demam biasanya akan

membeli obat untuk mengobati penyakitnya tsb. Dan obat glibenclamid di

dapatkannya dari pengobatan gratis yang diadakan di banjarnya, pada saat itu pasien

melakukan pengecekan GDS dan diberikan obat glibenclamid yang dikonsumsinya

sampai sekarang.

b. Pola nutrisi-metabolik

Sebelum sakit

Kaji pola makan, jenis dan frekuensi makan pasien. Kaji pola minum, jenis dan

frekuensi minum pasien.

Saat sakit

Pasien mengatakan saat sakit pola makan px terganggu karena pasien mual. Pasien

makan terakhir jam 13.00. Pasien terlihat lemas.

c. Pola eliminasi

1) BAB

Sebelum sakit

Kaji konsistensi, bau, frekuensi warna serta konstituen

Saat sakit

Kaji konsistensi, bau, frekuensi warna serta konstituen

2) BAK

Sebelum sakit

Kaji konsistensi, bau, warna, frekuensi, serta konstituen

Saat sakit

Kaji konsistensi, bau, warna, frekuensi, serta konstituen

d. Pola aktivitas dan latihan

1. Aktivitas

kemampuan perawatn diri 0 1 2 3 4

makan dan minum

Toileting

30

Berpakaian

Berpindah

Mandi

Keterangan : 0: mandiri, 1: alat bantu, 2: dibantu orang lain, 3: dibantu orang lain

dan alat, 4 : tergantung total.

2. Latihan

Sebelum sakit

Kaji pola aktivitas dan latihan pasien.

Setelah sakit

Pasien mengatakan tidak bisa melaksanakan aktivitas sehari-hari karena

lemas.

e. Pola kognitif dan persepsi

Kognitif

Pasien mengatakan tidak mengetahui tentang perawatan dan pola makan untuk

penyakit DM. Pasien terlihat kurang kooperatif dalam perawatan penyakit

DM.

Kaji apakah panca indera mengalami gangguan atau tidak

f. Pola persepsi dan konsep diri

Kaji pola persepsi dan konsep diri pasien

g. Pola tidur dan istirahat

Sebelum sakit

Kaji kualitas dan kuantitas tidur pasien sebelum sakit

31

Setelah sakit

Kaji kualitas dan kuantitas tidur pasien saat sakit

h. Pola peran hubungan

Sebelum sakit

Kaji pola peran hubungan pasien seperti : bagaimana komunikasi di dalam

keluarga, bagaimana peran masing-masing anggota keluarga, kapan anggota

keluarga dapat berkumpul.

Setelah sakit

Kaji pola peran hubungan pasien pada saat sakit seperti : apakah pasien dan

anggota keluarganya masih dapat tetap berkumpul, apakah peran anggota

keluarga ketika sakit menghilang.

i. Pola seksual-reproduksi

Sebelum sakit

Kaji pola seksual dan reproduksi pasien seperti : pasien anak ke berapa dari

berapa bersaudara, Jika pasien seseorang yang telah menikah kaji berapa anak

yang dimiliki pasien. Serta kaji pula apakah ada gangguan seksual.

Saat sakit

Kaji apakah pasien memiliki gangguan seksual.

j. Pola toleransi stres-koping

Kaji pola toleransi stress dan koping seperti, ketika pasien sedang mengalami

masalah akan membicarakannya dengan keluarga atau tidak.

k. Pola nilai-kepercayaan

Sebelum sakit

Kaji berapa kali pasien melakukan persembahyangan menurut agamanya

masing-masing.

Saat sakit

Saat sakit kaji apakah pasien masih dapat melakukan persembahyangan atau

tidak.

32

4. Pengkajian fisik

a. Keadaan umum : Pasien terlihat lemas

Tingkat kesadaran : -

GCS :

Mata : -

Motorik : -

Verbal : -

b. Tanda-tanda vital

Nadi : 74x/menit (60-100x/menit)

Suhu : 36,3o C (36-37o C)

Tekanan Darah : 100/70 mmhg (120/80 mmhg)

RR : 20x/menit (16-20x/menit)

c. Keadaan fisik

a. Kepala dan leher

Inspeksi

Rambut : Kaji warna, jenis, ada atau tidaknya ketombe, persebaran rambut,

serta bentuk kepala.

Mata : Kaji kesimetrisan letak kedua bola mata, kaji ada tidaknya

exsopthalmus, kaji ada tidaknya hordeolum dan kalazion, kaji

penyebaran bulu mata, kaji ada tidaknya strabismus dan

nistagmus, kaji ada tidaknya oedem pada palpebra, kaji ukuran

dan kesimetrisan pupil, kaji konjungtiva, sclera.

Hidung : Kaji kesimetrisan hidung, ada tidaknya pembengkakan dan

epistaxis.

Mulut : Kaji ada tidaknya stomatitis, kebersihan lidah, serta mukosa

bibir.

Leher : Amati bentuk leher apakah tampak membesar, kesimetrisan,

warna kulit sekitar leher apakah terjadi hiper/hipopigmentasi.

Telinga : Amati kesimetrisan telinga, amati ada tidaknya serumen,

bagaimana keadaan membran timpani

33

Palpasi

Kepala : kaji adanya nyeri tekan dan benjolan

Mata : kaji adanya nyeri tekan

Hidung : kaji adanya nyeri tekan

Telinga : kaji adanya nyeri tekan

Leher : kaji adanya nyeri tekan di antara kelenjar limfe dan tiroid

b. Dada

Paru

Inspeksi : Amati pergerakan dinding dada

Palpasi : Kaji vokal fremitus

Perkusi : Kaji suara ketukan paru

Auskultasi : Kaji suara paru

Jantung

Inspeksi : Amati ictus cordis

Palpasi : Kaji ictus cordis

Perkusi : Kaji ketukan suara jantung

Auskultasi : Kaji suara jantung

c. payudara dan ketiak

Inspeksi

Payudara : Amati warna puting, kesimetrisan.

Ketiak : Amati persebaran rambut.

Palpasi

Payudara : Kaji ada tidaknya benjolan dan edema

Ketiak : Kaji adanya pembesaran pada kelenjar limpe,dan ada tidaknya

benjolan

d. Abdomen

Inspeksi : Amati ada tidaknya bekas luka, asites . kaji penggunakan alat

bantu pernapasan, kaji ada tidaknya distensi dan retraksi, ada tidaknya

penonjolan pada umbilicus.

34

Auskultasi :Kaji suara peristaltik usus

Perkusi : Kaji suara ketukan lambung

Palpasi : Kaji ada tidaknya benjolan, ada tidaknya nyeri tekan, ada

tidaknya hepatomegali dan splenomegali

e. Genetalia

Kaji ada tidaknya masalah pada alat kelaminnya.

f. Integumen

Inspeksi : Amati ada tidaknya lesi, hiperpigmentasi, bengkak dan bekas

luka

Palpasi : Kaji keelastisan turgor kulit, kelembaban kulit, dan akral

g. Ekstremitas

Atas

Inspeksi : Amati ada tidaknya edema, pergerakan tangan. Ada tidaknya

kebiruan pada kuku/ sianosis, Pada tangan kanan terpasang

infuse RL 20 tpm

Palpasi : Kaji adanya clubbing finger, suhu akral, keelastisan turgor

kulit, kelembaban kulit, ada tidaknya nyeri tekan. CRT

< 2 detik

Bawah

Inspeksi :Amati ada tidaknya edema, pergerakan kaki, penyebaran bulu,

ada tidaknya kebiruan pada kuku/ sianosis

Palpasi : Kaji ada tidaknya nyeri tekan, CRT < 2 detik

Kaji kekuatan otot

h. Neurologis

Pengkajian saraf Kranial

1). Nervus Olfaktorius (I)

Kaji penciuman pasien.

2). Nervus Optikus (II)

Kaji visus(ketajaman penglihatan) pasien

35

3). Nervus Okulomotorius, Trochlearis, Abdusen (III,IV,VI)

Kaji adanya strabismus dan nistagmus, ukuran dan kesimetrisan pupil,

pergerakan bola mata .

4). Nervus Trigeminus (V)

Kaji rangsangan yang diberikan ke wajah pasien, tonus

muskulomasketer, reflek berkedip ketika diberikan rangsangan.

5). Nervus Fasialis (VII)

Kaji senam wajah yang dilakukan pasien, kaji apakah pasien dapat

menyebutkan benda yang dirasakan

6). Nervus Vestibulochoclearis (VIII)

Kaji apakah pasien terdapat tuli konduksi maupun tuli sensori pada

pemeriksaan dengan garpu tala (rinne, weber dan skwaba)

7). Nervus Glossopharyngeus (IX)

Kaji apakah pasien dapat merasakan dan menyebutkan manis, pahit,

dan asin

8). Nervus Vagus (X)

Kaji apakah reflek menelan px normal, bagaimana suara pasien,

apakah ovula px normal (tidak terjadi deviasi)

9). Nervus Accesorius (XI)

Kaji apakah pada bahu sebelah kiri pasien dapat menahan tahanan

tangan perawat jika tahanan yang diberikan ringan, kaji apakah pada

bahu sebelah kanan pasien dapat melawan tahanan tangan perawat dgn

kuat. Kaji apakah pasien mampu melawan tahanan yang diberikan

perawat dan apakah terjadi kontraksi sternokleidomastoideus.

10). Nervus Hipoglosus (XII)

Kaji ada tidaknya tremor pada lidah pasien, kaji apakah pasien dapat

mendorong pipi dengan menggunakan lidah.

Pemeriksaan Refleks

1). Kaji Reflek Bisep

2). Kaji Reflek Trisep

3) Kaji Reflek Patela

36

4). Kaji Reflek Brakhiradialis

Kaji Reflex babinski

Kaji Reflex kremaster

B. d. Pemeriksaan Penunjang

Hasil Nilai Normal Ket

GD Sewaktu 127 mg/dl < 110 mg/dl

WBC 6,7 ribu/μL 3,8-10,6 ribu/μL N

RBC 4,75 juta/μL 4,5-6,5 juta/μL N

HGB 14,5 g/dl 13,0-18,0 g/dl N

HCT 42,5 % 40-52 % N

PLT 275 ribu/μL 150 – 400 ribu/μL N

C. 5. ANALISA DATA

A. Tabel Analisa Data

Data Interpretasi Masalah

Ds :

Pasien mengatakan lemas

Pasien mengatakan

menderita DM sejak 5 tahun

yang lalu

Pasien mengatakan terakhir

Manajemen medikasi yang

tidak tepat

GD tidak terkontrol

Ketidakstabilan

kadar glukosa

darah

37

Ketidakstabilan kadar glukosa

darah

makan jam 13.00

Do :

GDS : 127 mg/dl

TD = 100/70 mmHg

Riwayat pengobatan

glibenclamid

Ds: Pasien mengatakan lemas sejak

2 hari yang lalu

Do: Pasien terlihat lemas

TD = 100/70 mmHg

Penurunan kadar glukosa

Kekurangan transpor glukosa

ke jaringan

Kadar glukosa di otot

berkurang

Kelemahan fisik umum

Intoleransi

aktifitas

Ds: Pasien mengatakan tidak

mengetahui tentang perawatan dan

pola makan untuk penyakit DM.

Do:

Pasien terlihat kurang kooperatif

dalam perawatan penyakit DM.

Kurangnya terpajan

informasi

Ketidakmampuan perawatan

terhadap penyakit

Kurang

pengetahuan

38

Intoleransi aktifitas

.

Timbul pertanyaan secara

terus-menerus

Ds : Pasien mengatakan mual

Do:

Pasien mengkonsumsi

antasida 3x1 tablet

Pasien diberikan

pantoprazole (IV) 2x1

ampule (40 mg)

Dispepsia

Nafsu makan menurun

Mual

Resiko

ketidakseimbangan

nutrisi kurang dari

kebutuhan tubuh

B. DIAGNOSA KEPERAWATAN

N

O

Tanggal /

jam

ditemukan

Diagnosa

keperawatan

Tanggl

teratasi

TT

D

1 Ketidakstabilan kadar glukosa darah b/d gula darah

yang tidak terkontrol d/d

Pasien mengatakan lemas

Pasien mengatakan menderita DM sejak 5

39

Kurang pengatahuan

Risiko Nutrisi kurang dari

kebutuhan tubuh

tahun yang lalu

Pasien mengatakan terakhir makan jam 13.00

GDS : 127 mg/dl

TD = 100/70 mmHg

Riwayat pengobatan glibenclamid

2 Intoleransi aktifitas b/d kelemahan fisik umum d/d

Pasien mengatakan lemas sejak 2 hari yang

lalu

Pasien terlihat lemas

TD = 100/70 mmHg

3 Kurang pengetahuan b/d kurang terpajan informasi d/d

Pasien mengatakan tidak mengetahui tentang

perawatan dan pola makan untuk penyakit DM.

Pasien terlihat kurang kooperatif dalam

perawatan penyakit DM.

4 Resiko ketidakseimbangan nutrisi kurang dari

kebutuhan tubuh b/d ketidakseimbangn intake dan

output d/d

Pasien mengatakan mual

Pasien mengkonsumsi antasida 3x1 tablet

Pasien diberikan pantoprazole (IV) 2x1 ampule

(40 mg)

D. C. RENCANA KEPERAWATAN

NO DIAGNOSA TUJUAN DAN INTERVENSI RASIONAL

40

KRITERIA HASIL

1. Ketidakstabilan

kadar glukosa

darah

berhubungan

dengan gula

darah tidak

terkontrol

Setelah dilakukan

tindakan keperawatan

selama .... x 24 jam,

diharapkan

ketidakstabilan gula

darah hilang dengan

kriteria hasil:

Gula darah dalam

batas normal (GD

puasa < 120 mg/dl)

Observasi:

6. Kaji factor risiko

riwayat penyakit

keluarga, kurang

pengetahuan tentang

glukosa darah,

gangguan pola makan,

dan olahraga.

Mandiri:

7. Anjurkan pasien untuk

memeriksakan kadar

glukosa darah secara

rutin, waktu dan dosis

obat, diet, aktivitas

8. Libatkan keluarga pasien

untuk perencanaan

makan

9. Identifikasi persepsi dan

harapan kliententang

pengobatan yang sedang

dilakukan

10. Ajari klien untuk

mengembangkanstrategi

pencegahan untuk

menjagaketidakstabilan

gula darah

Health Education:

2. Berikan pengetahuan

pada kliententang kondisi

dan pengobatan

6. Mengetahui factor

pemberat agar tidak

terjadi

ketidakstabilan gula

darah secara

berulang.

7. Untuk memantau

kadar gula darah

8. Memberikan informasi

pada keluarga

untukmemahami

kebutuhan nutrisi

pasien

9. Meberikan motivasi

kepada kliententang

harapan kesembuhan

klien.

10. Kestabilan

guladarah tidak

hanyadiperoleh dari

pengobatan tetapi

daripencegahan yang

dilakukan klien.

2. Mengurangi ansietas

terhadap kondisidan

41

yangsedang dilakukan

Kolaborasi :

2.KolaborasiKonsultasikan

dengan ahli gizi tentang

diet yang tepat untuk

hipoglikemi

pengobatan yang

dilakukan

2. Membantu

meningkatkan kadar

gula darah

2 Intoleransi

aktivitas

berhubungan

dengan

kelemahan fisik

umum.

Setelah dilakukan

asuhan keperawatan

selama …x 24 jam,

diharapkan Klien

menunjukan

perbaikan

kemampuan untuk

berpartisipasi dalam

melakukan aktivitas

secara mandiri

dengan criteria hasil :

- Pasien

mengungkapkan

peningkatan

tingkat energy.

- Pasien

menunjukkan

perbaikan

kemampuan

untuk

berartisipasi

dalam aktifitas

yang diinginkan

Observasi :

2. Kaji tingkat

kemampuan klien

dalam beraktivitas.

Mandiri :

5. Libatkan keluarga

dalam membantu

aktivitas klien sehari-

hari.

6. Observasi TTV

7. Dekatkan alat-alat

yang dibutuhkan klien.

8. Tingkatkan partisipasi

klien dalam

melakukan aktivitas

sehari-hari sesuai

dengan yang dapat

ditoleransi.

2. Menerapkan

kemam-puan klien

dalam memenuhi

kebutuhan-nya dan

memudahkan

intervensi

selanjutnya.

5. Memungkinkan

keluarga terlibat

secara aktif dalam

pemenuhan ADL

klien.

6. Untuk mengetahui

keadaan klien

secara umum.

7. Membantu

memenuhi aktivitas

klien dengan

menggunakan

energi minimal.

8. Meningkatkan

kepercayaan diri

yang positif sesuai

tingkat aktivitas

yang ditoleransi

42

klien.

3 Kurang

pengetahuan

berhubungan

dengan kurang

terpajan

informasi

Setelah dilakukan

tindakan keperawatan

selama selama … x24

jam diharapkan px

dapat

mengungkapkan

pemahamannya

dengan kriteria hasil :

- Mengidentifikasi

hubungan

tanda/gejala

dengan proses

penyakit dan

menghubungkan

gejala dengan

factor penyebab,

dengan benar

melakukan

prosedur yang

perlu dan

menjelaskan

rasional tindakan,

melakukan

perubahan gaya

hidup dan

berpartisipasi

dalam program

pengobatan.

Mandiri:

5. Tinjau ulang keadaan

penyakit dan harapan

masa depan

6. Sarankan pasien untuk

tetap mempertahankan

secara aktif jadwal

yang teratur dalam

makanan, tidur, dan

latihan.

7. Diskusikan mengenai

diet seperti diet yang

teratur, diet tinggi

karbohidrat dan tinggi

protein. Anjurkan

untuk menyertakan

makanan tinggi

karbohidart dalam

pemberian makanan

tambahan diantara

waktu makan.

8. Tekankan pentingnya

mempertahankan

pemeriksaan gula

darah setiap hari,

waktu dan dosis obat,

diet, aktivitas,

2. Berikan

pengetahuan pasien

yang dapat memilih

berdasarkan

informasi.

3. Membantu untuk

meningkatkan

perasaan

menyenangkan,

sehat, dan untuk

memahami bahwa

aktifitas fisik yang

tidak teratur dapat

meningkatkan

kebutuhan

hormone.

4. Mencegah

kehilangan berat

badan dan

menurunkan risiko

timbulnya

hipoglikemia

5. Membantu dalam

menciptakan

gambaran nyata

dari keadaan pasien

untuk melakukan

43

perasaan atau sensasi

dan peristiwa ddalam

hidup.

control

penyakitnya

dengan lebih baik

dan meningkatkan

perawatan diri atau

kemandiriannya.

4. Risiko nutrisi

kurang dari

kebutuhan tubuh

berhubungan

dengan ketidak

seimbangan

intake & output,

penurunan

kesadaran

Setelah dilakukan

tindakan keperawatan

selama .... x 24 jam,

diharapkan tidak

terjadi nutrisi kurang

dari kebutuhan tubuh

dengan kriteria hasil :

- pasien tidak mual

- Mencerna jumlah

kalori/nutrient

yang tepat,

Mandiri :

5. Auskultasi bising usus

dan kaji apakah ada

nyeri perut mual atau

muntah.

6. Catat adanya kulit yang

dingin atau basah,

perubahan tingkat

kesadaran, nadi yang

cepat, peka, rangsang,

nyeri kepala,

sempoyongan.

7. Pantau masukan

makanan dan timbang

berat badan

5. Kekurangan

kontrisol dapat

menyebabkan gejala

gastrointestinal berat

yang mempengaruhi

pencernaan dan

absorpsi dan

makanan

6. Gejala hipoglikemia

dengan timbulnya

tanda tersebut

mungkin perlu

pemberian glukosa

dan

mengindikasikan

pemberian tambahan

glukokortikoid

7. Anoreksia,

kelemahan dan

kehilangan

pengaturan

metabolisme oleh

kortisol terhadap

makanan dapat

mengakibatkan

penurunan berat

44

8. Beri makanan dengan

porsi kecil tetapi

dengan sering, tinggi

kalori dan protein bila

makanan lewat oral

telah dapat di lakukan.

Kolaborasi :

4. Lakukan pemeriksaan

terhadap kadar gula

darah sesuai indikasi

badan dan terjadinya

malnutrisi yang

serius. Perhatikan :

berat badan yang

meningkat dengan

cepat merupakan

indikasi terjadinya

retensi cairan atau

pengaruh dari

pemberian

glukokortikoid.

8. Makanan dalam

porsi kecil kalau

diberikan akhirnya

jumlah kalori yang

di butuhkan perhari

bisa terpenuhi. Di

samping itu juga

dapat mengurangi

mual dan muntah.

Pemberian makan

padat dapat di

gantikan dengan

makanan parentral .

peningkatan

pemasukan kalori

mungkin di

butuhkan untuk

meningkatkan berat

badan dan mencegah

hipoglikemia.

4. Mengkaji kadar gula

darah dan kebutuhan

45

5. Berikan glukosa

intavena dan obat –

obatan sesuai indikasi.

6. Konsultasi dengan ahli

gizi.

terapi. Jika menurun

sebaikanya diet

mampu memberikan

glukokortikoid di

kaji kembali.

5. Memperbaiki

hipoglikemia,

member sumber

energy untuk fungsi

seluler.

6. Bermanfaat

menentukan

penggunaan atau

kebutuhan kalori

dengan tepat.

E. D. IMPLEMENTASI

Disesuaikan dengan intervensi yang telah dibuat

F. E. EVALUASI

Dx 1 : Gula darah dalam batas normal (GD puasa < 120 mg/dl)

Dx 2 : - Pasien mengungkapkan peningkatan tingkat energy.

- Pasien menunjukkan perbaikan kemampuan untuk berartisipasi

dalam aktifitas yang diinginkan.

Dx 3 : Mengidentifikasi hubungan tanda/gejala dengan proses penyakit dan

menghubungkan gejala dengan factor penyebab, dengan benar

melakukan prosedur yang perlu dan menjelaskan rasional tindakan,

melakukan perubahan gaya hidup dan berpartisipasi dalam program

pengobatan.

Dx 4 : - Pasien tidak mual

- Mencerna jumlah kalori/nutrient yang tepat,

46

47