ASKEP HIPERTENSI

30
ASKEP HIPERTENSI Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Kardiovaskuler Dosen pengampuh : Ns. Ainur Rochmah, S.Kep Disusun oleh DEWI FATMAWATI SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN CENDIKIA UTAMA KUDUS 2009 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

Transcript of ASKEP HIPERTENSI

Page 1: ASKEP HIPERTENSI

ASKEP HIPERTENSI

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Kardiovaskuler

Dosen pengampuh : Ns. Ainur Rochmah, S.Kep

Disusun oleh

DEWI FATMAWATI

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

CENDIKIA UTAMA KUDUS

2009

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Hipertensi merupakan salah satu penyakit system kardiovaskuler yang banyak

dijumpai di masyarakat. Hipertensi bukanlah penyakit menular, namun harus senantiasa

diwaspadai. Tekanan Darah tinggi atau Hipertesi dan arteriosclerosis ( pengerasan arteri )

adalah dua kondisi pokok yang mendasari banyak bentuk penyakit kardiovaskuler. Lebih

Page 2: ASKEP HIPERTENSI

jauh, tidak jarang tekanan darah tinggi juga menyebabkan gangguan ginjal.Sampai saat ini,

usaha-usaha baik mencegah maupun mengobati penyakit hipertensi belum berhasil

sepenuhnya, karena adanya factor-faktor penghambat seperti kurang pengetahuan tentang

hipertensi ( pengertian, tanda dan gejala, sebab akibat, komplikasi ) dan juga perawatannya.

Saat ini, angka kematian karena hipertensi di Indonesia sangat tinggi. Oleh karena perlu di

galakkan pada masyarakat mengenai pengobatan dan perawatan Hipertensi. Diharapkan

dengan di buatnya Asuhan Keperawatan keluarga resiko tinggi hipertensi ini dapat

mengurangi angka kesakitan dan kematian karena hipertensi dalam masyarakat khususnya

dalam keluarga.

Tekanan darah merupakan salah satu parameter hemodinamik yang sederhana dan

mudah dilakukan pengukurannya. Tekanan darah menggambarkan situasi hemodinamik

seseorang saat itu. Hemodinamik adalah suatu keadaan dimana tekanan darah, aliran darah,

dapat mempertahankan perfusi atau pertukaran zat di jaringan tubuh. Tekanan darah yang

tinggi atau hipertensi sering tidak memberikan keluhan pada seseorang , tetapi penderita

mempunyai resiko kematian kardiovaskuler lebih besar dibanding dengan orang yang

mempunyai tekanan darah normal.

Hipertensi sering menyebabkan perubahan pada pembuluh darah yang sering

mengakibatkan makin tingginya tekanan darah. Oleh sebab itu pengobatan dini pada

hipertensi sangatlah penting, karena dapat mencegah timbulnya komplikasi pada beberapa

organ tubuh seperti jantung, ginjal dan otak. Tekanan darah akan berubah setiap saat

bergantung pada keadaan seseorang. Tekanan darah terendah adalah pada saat keadaan tidur.

Tekanan darah dapat naik pada saat aktivitas fisik ataupun psikis.

B. TUJUAN

1. Tujuan Umum

Meningkatkan ilmu pengetahuan mahasiswa tentang penyakit hipertensi dan

meningkatkan kemampuan mahasiswa dalam menjaga kesehatan.

2. Tujuan Khusus

Page 3: ASKEP HIPERTENSI

a. Mengetahui arti hipertensi, penyebab, gejala dan penatalaksanaan yang tepat.

b. Menentukan asuhan keperawatan yang tepat untuk mengatasi hipertensi.

c. Memelihara lingkungan baik fisik, psikis maupun social sehingga dapat menunjang

peningkatan kesehatan.

BAB II

TINJAUAN TEORI

A. Pengertian

Hipertensi dapat didefinisikan sebagai tekanan darah persistem dimana tekanan

sistoliknya diatas 140 mmHg dan tekanan diastolic diatas 90 mmHg (Brunner dan Suddarth,

2002 : 896).

Hipertensi adalah tekanan darah sistolik ≥ 140 mmHg dan tekanan darah sistolik ≥

90 mmHg, atau bila pasien memakai obat antihipertensi (Arief Mansjoer, 2001).

Hipertensi atau penyakit darah tinggi adalah suatu gangguan pada pembuluh darah

yang mengakibatkan suplai oksigen dan nutrisi yang dibawa oleh darah, terhambat sampai

kejaringan tubuh yang membutuhkan, sering kali disebur sebagai pembuluh gelap karena

termasuk penyakit yang mematikan.(http://www.hipertensi/2007.com.).

Hipertensi menurut penyebabnya dibagi menjadi 2 golongan yaitu :

1. Hipertensi essensial atau primer adalah hipertensi yang tidak / belum diketahui

penyebabnya, sekitar 90% penderita hipertensi primer.

2. Hipertensi sekunder adalah hipertensi yang menyebabkan dapat diketahui antara lain

kelainan pembuluh darah ginjal, gangguan kelenjar tiroid (hiperfitiroid), penyakit

kelenjar adrenal (hiperaldosteronisme).

Page 4: ASKEP HIPERTENSI

B. Anatomi dan patofisiologi

1. Anatomi

Jantung merupakan organ berupa otot, berbentuk kerucut, berongga dan dengan basisnya

di atas dan puncaknya dibawa. Apexnya (puncak) ke sebelah kiri.

Jantung terletak dalam mediastinum di rongga dada, yaitu diantara kedua paru-paru.

Ukuran jantung kira-kira sebesar kepalan tangan. Jantung dewasa beratnya antara 220gr –

260 gr.

Jantung tersusun atas otot-otot yang bersifat khusus.

Jantung terbungkus oleh sebuah membrane yang disebut perikardium.

Membrane itu terdiri atas dua lapis :

Pericardium visceral adalah membrane serus yang lekat sekali dengan jantung.

Pericardium pariteral adalah lapisan fibrus yang terlipat keluar dari basis jantung dan

membungkus jantung sebagai kantong longgar.

Miokardium (lapisan otot tengah)

Endokardium (batas dalam)

2. Fisiologi

Jantung merupakan organ pemompa yang besar yang memelihara peredaran melalui

seluruh tubuh.

Arteri membawa darah dari jantung

Vena membawa darah kejantung

Page 5: ASKEP HIPERTENSI

Kapiler menggabungkan arteri dan vena, terentang di antaranya dan merupakan jalan lalu

lintas antara makanan dan bahan buangan. Di sini juga terjadi pertukaran gas dalam

cairan extraselluler / intertisiil.

Atrium kanan berfungsi sebagai tempat penyimpanan darah, dan sebagai penyalur darah

dari vena sirkulasi sistemik ke dalam ventrikel kanan dan kemudian ke paru-paru.

Ventrikel kanan berfungsi menyimpan darah dari atrium kanan dan menyalurkannya ke

paru-pary melewati arteri pulmonalis.

Atrium kiri berfungsi menerima darah dari apru-paru dan penyalur darah ke ventrikel

kiri.

Ventrikel kiri berfungsi menerima dari atrium kiri dan menyalurkannya ke seluruh tubuh

melalui aorta.

Sirkulasi darah

a. Peredaran sistemik

Darah meninggalkan ventrikel kiri jantung aorta arteri arteriola kapiler

bergabung membentuk venula vena vena cava superior / inferior jantung.

b. Peredaran darah pulmonal

Darah dari vena atrium kanan ventrikel kanan arteri pulmonalis paru-paru

kanan dan kiri arteri arteriola kapiler pulmonal yang mengitari alveoli untuk

memungut O2 dan melepaskan CO2 vena pulmonar jantung.

(Evelyn C Pearce, 2002)

C. Etiologi

Berdasarkan penyebabnya hipertensi dibagi menjadi 2 bagian yaitu :

Page 6: ASKEP HIPERTENSI

(Mansjoer Arif,dkk,2001)

1. Hipertensi Essensial atau hipertensi primer yang tidak diketahui penyebabnya disebut juga

Hipertensi Idiopatik.

Terdapat sekitar 95 % kasus. Faktor resiko dari hipertensi essensial adalah :

a. Usia

b. Jenis kelamin

c. Riwayat keluarga

d. Obesitas

e. Serum lipid

f. Diet

g. Perokok

2. Hipertensi Sekunder atau Hipertensi Renal

a. Penyempitan arteri renalis atau penyakit parenkhim ginjal

b. Berbagai obat

c. Disfungsi organ

d. Tumor dan kehamilan

e. Gangguan emosi

f. Obesitas

g. Konsumsi alcohol yang berlebihan

Page 7: ASKEP HIPERTENSI

h. Rangsangan kopi yang berlebihan

i. Stress

D. Pathofisiologi

Mekanisme yang mengontrol konstriksi dan relaksasi pembuluh darah terletak di

pusat vasomotor, pada medulla di otak. Dari pusat vasomotor ini bermula jaras simpatis,

yang berlanjut ke bawah ke kardo spinalis dan keluar dari kolumna medulla spinalis ke

ganggria simpatis di toraks dan abdomen rangsangan pusat vasomotor dihantarkan dalam

bentuk impuls yang bergerak ke bawah melalui system saraf simpatis ke gonalis simpatis.

Pada titik ini, neuron perganglion melepaskan asetilkolin, yang akan merangsang

serabut saraf pasca ganglion ke pembuluh darah dimana dengan melepaskannya norepinefrin

mengakibatkan konstriksi pembuluh darah. Berbagai faktor seperti kecemasan dan ketakutan

dapat mempengaruhi respon pembuluh darah terhadap rangsang vasokonstritor. Individu

dengan hipertensi sangat sensitive terhadap norepinefrin meskipun tidak diketahui dengan

jelas mengapa hal tersebut bisa terjadi. (Brunner & Suddarth, 2002).

E. Pathway

1. Hipertensi primer

Obesitas Stress Kelebihan Na Iskemia Ginjal

Page 8: ASKEP HIPERTENSI

Insulin Katekolamin Hormon natriuretik

Renin-Angiotensin

Faktor

Pertumbuhan

Faktor Genetik Perubahan Fungsi Faktor Autokrin

Membran Sel Parakrin

Kalsium Intra Sel Pertukaran Na / H

Kontraksi Otot Polos Hipertrofi Vaskular

Tahanan Perifer

Hipertensi

2. Hipertensi sekunder

Page 9: ASKEP HIPERTENSI

Saraf simpatis

Renin

Angiotensinogen (hati)

Angiotensin I (paru)

ACE

Angiotensin II

Rangsang saraf pusat Vasokonstriksi Aldosteron

(haus)

Page 10: ASKEP HIPERTENSI

ADH Retensi Na

Over

volume T.D Over volume

F. Manifestasi klinis

Peninggian tekanan darah kadang-kadang merupakan satu-satunya gejala bila

demikian, gejala baru ada setelah terjadi komplikasi pada ginjal, mata, otak atau jantung.

Gejala lain yang sering ditemukan adalah sakit kepala, epistaksis, marah, telinga berdenging,

mata berkunang-kunang dan pusing . (Mansjoer Arif, 2001).

G. Penatalaksanaan

Tujuan deteksi dan penatalaksanaan hipertensi adalah menurunkan risiko penyakit

kardiovaskuler dan mortalitas serta morbiditas yang berkaitan. Tujuan terapi adalah

mencapai dan mempertahankan tekanan sistolik di bawah 140 mmHg dan tekanan diastolic

di bawah 90 mmHg dan mengontrol faktor risiko. Hal ini dapat dicapai melalui modifkasi

gaya hidup saja, atau dengan obat antihipertensi.

Penatalaksanaan berdasarkan klasifikasi risiko :

Tekanan darah Kelompok risiko A Kelompok risiko B Kelompok risiko C

130-139/85-89 Modifikasi gaya hidup Modifikasi gaya hidup Dengan obat

140-159/90-99 Modifikasi gaya hidup Modifikasi gaya hidup Dengan obat

≥160/≥100 Dengan obat Dengan obat Dengan obat

Page 11: ASKEP HIPERTENSI

Modifikasi gaya hidup cukup efektif, dapat menurunkan risiko kardiovaskuler dengan biaya

sedikit dan risiko minimal. Tata laksana ini tetap dianjurkan meski harus disertai obat

antihipertensi karena dapat menurunkan jumlah dan dosis obat.

Langkah-langkah yang dianjurkan untuk :

Menurunkan berat badan bila terdapat kelebihan (indeks massa tubuh ≥ 27)

Membatasi alcohol

Meningkatkan aktivitas fisik aerobic (30 – 45 menit /hari).

Mengurangi asupan natrium (<100>

Mempertahankan asupan kalsium dan magnesium yang adekuat.

Mempertahankan asupan kalium yang adekuat (90 mmol/hari).

Berhenti merokok dan mengurangi asupan lemak jenuh dan kolesterol dalam makanan.

Penatalaksanaan dengan obat antihipertensi bagi sebagian besar pasien dimulai

dengan dosis rendah kemudian ditingkatkan secara titrasi sesuai dengan umur, kebutuhan dan

usia. Terapi yang optimal harus efektif selama 24 jam, dan lebih disukai dalam dosis tuggal

karena kepatuhan lebih baik, lebih murah, dapat mengontrol hipertensi terus-menerus dan

lancar dan melindungi pasien terhadap berbagai faktor risiko dari kematian mendadak,

serangan jantung, atau strok akibat peningkatan tekanan darah mendadak saat bangun tidur.

Sekarang terdapat pula obat yang berisi kombinasi dosis rendah dua obat dari golongan yang

berbeda. Kombinasi ini terbukti memberikan efektivitas tambahan dan mengurangi efek

samping.

Setelah diputuskan untuk memakai obat antihipertensi dan bila tidak terdapat

indikasi untuk memilih golongan tertentu, diberikan diuretic atau betabloker. Jika respons

tidak baik dengan dosis penuh. Dilanjutkan sesuai algoritma. Diuretic biasanya menjadi

tambahan karena dapat meningkatkan efek obat yang lain. Jika tambahan obat kedua dapat

Page 12: ASKEP HIPERTENSI

mengontrol tekanan darah dengan baik minimal setelah 1 tahun, dapat dicoba menghentikan

obat pertama melalui penurunan dosis secara perlahan dan progresif.

Pada beberapa pasien mungkin dimulai terapi dengan lebih dari satu obat secara

langsung. Pasien dengan tekanan darah ≥ 200 / ≥ 120 mmHg harus diberikan terapi dengan

segera dan jika terdapat gejala kerusakan organ harus dirawat di rumah sakit.

H. Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan laboratorium rutin yang dilakukan sebelum memulai terapi bertujuan

menentukan adanya kerusakan organ dan faktor risiko lain atau mencari penyebab hipertensi.

Biasanya diperiksa urinalisa, darah perifer lengkap kimia darah (kalium, natrium, kreatinin,

gula darah puasa, kolesterol total, kolesterol HDL, dan EKG.

Sebagai tambahan dapat dilakukan pemeriksaan lain, seperti urium kreatinin,

protein urin 24 jam, asam urat, kolesterol LDL, TSH, dan ekokardiografi bila diperlukan.

BAB III

TINJAUAN KASUS

A. PENGKAJIAN

Pengkajian dilakukan tanggal 27 Maret 2009 , Jam 08.00 WIB di

1. BIODATA

a. Identitas pasien

Nama : Tn. A

Umur : 50 tahun

Jenis kelamin : Laki-laki

Page 13: ASKEP HIPERTENSI

Agama : Islam

Pendidikan : -

Pekerjaan : -

Suku / Bangsa : Jawa / Indonesia

Alamat : -

Status perkawinan : Menikah

Tanggal masuk : - Jam : - WIB

Ruang perawatan :

Diagnosa Medis : Hipertensi

b. Identitas penanggung jawab

Nama :

Umur :

Jenis kelamin :

Pekerjaan :

Alamat :

Hubungan dengan pasien :

2. RIWAYAT KESEHATAN PASIEN

a. Keluhan utama

Sakit kepala, mual dan muntah.

Page 14: ASKEP HIPERTENSI

b. Riwayat kesehatan kesehatan sekarang

Pasien mengatakan kepalanya sakit, dan mempunyai penyakit hipertensi ditandai

dengan tensi darah 210/115 mmHg.

c. Riwayat kesehatan dulu

Pasien pernah mengalami riwayat penyakit hipertensi sebelumnya.

d. Riwayatan kesehatan keluarga

Dalam keluarga pasien, tidak ada yang menderita penyakit keturunan seperti DM,

hipertensi, dsb.

3. Pemeriksaan fisik

Pemeriksaan fisik tanggal 04 Februari 2009

a. Keadaan umum

KU : Lemah

Tanda-tanda : TD : 210 / 115 mmHg

N : 90x / menit

S : 3672C

RR : 26 x/menit

b. Kepala

Mesochepal, rambut hitam, kulit kepala bersih tidak ada ketombe.

c. Mata

Page 15: ASKEP HIPERTENSI

Sklera tidak ikhterik, conjungtiva tampak merah (tidak anemis), pupil isokor,

penglihatan baik.

d. Telinga

Simetris, terdapat sedikit serumen, pendengaran baik.

e. Hidung

Simetris, tidak ada polip, penciuman baik.

f. Mulut

Tidak cyanosis, tidak ada aphtae (sariawan), tidak ada stomatitis, radang mukcosa.

g. Gigi

Ada gigi yang tanggal, ada gigi berlubang

h. Lidah

Bersih, warna merah muda

i. Tenggorokkan

Pasien mampu menelan dengan baik, tidak ada gangguan menelan, tidak ada

pembesaran tonsil.

j. Leher

Tidak terdapat pembesaran kelenjar tyroid pada pemeriksaan palpasi.

k. Kulit

Turgor kulit jelek dikarenakan sering mual dan muntah.

l. Dada

Page 16: ASKEP HIPERTENSI

1) Paru-paru : Inspeksi : RR 26x /menit, gerakan naik turun dada tidak teratur.

Palpasi : Tidak ada nyeri tekan pada dinding dada.

Perkusi : bunyi sonor

Auskultasi : Tidak terdapat bunyi ronkhi / wheezing bunyi nafas

vesikuler

m. Jantung

Inspeksi : Tidak tampak ictus cordis

Palpasi : Denyut jantung tidak teratur teratur

Perkusi : Terdengar bunyi pekak

Auskultasi : Irama jantung tidak teratur, tidak terdapat bunyi gallop.

n. Abdomen

Inspeksi : Tidak terlihat adanya pembesaran (Asites)

Auskultasi : Peristaltik 15 x / menit

Palpasi : Tidak ada massa / benjolan

Perkusi : Terdengar bunyi timpani

o. Genetalia

Tidak terpasang DC, tidak ada kelainan

p. Anus

Tidak terdapat haemoroid

Page 17: ASKEP HIPERTENSI

q. Reproduksi

Pasien mengatakan tidak ada masalah

4. Data biologis

a. Nutrisi

Nafsu makan klien menurun dan pasien makan tidak habis satu porsi dikarenakan

mual dan muntah serta kepalanya sakit.

b. Eliminasi

Klien mengatakan di rumah biasa BAB 1x/hari. Konsistensi lunak warna kuning.

BAK ± 6 x / hari, warna kuning jernih, tidak ada nyeri, tidak ada pendarahan.

c. Istirahat tidur

Istirahat tidur ± 6 – 7 jam sehari dan terganggu dikarenakan sakit kepala, mual dan

muntah.

d. Aktivitas

Aktivitas pasien dibantu oleh keluarga dan perawat.

5. Data psikologis

Klien mengatakan cemas akan pengobatan yang akan dijalani karena klien kurang

pengetahuan tentang penyakitnya.

6. Data sosiologis

Klien mengatakan orang terdekatnya adalah istri dan anak.

7. Data spiritual

Page 18: ASKEP HIPERTENSI

Klien mengatakan beragama islam dan taat menjalankan ibadah sholat.

8. Data komunikasi

Klien mampu berkomunikasi dengan jelas kepada pasien yang lain, keluarga serta

perawat.

B. ANALISA DATA

No Data Etiologi Masalah

1 Do :

TD : 210 / 115 mmHg

N : 90x / menit

S : 3672C

RR : 26 x/menit

Ds : Pusing, mual , dan

muntah

Hipertrofi / rigiditas

ventrikuler

Penurunan curah

jantung

2 Do : porsi makan tidak

habis, muntah 2 x selama

sehari, pucat, turgor kulit

jelek, tidak selera makan.

Ds : Pasien merasa mual.

Mual dan muntah Kekurangan

volume cairan

3 Do : Pasien gelisah, tidak

nyaman tidur.

Ds : pasien mengeluh

pusing.

Peningkatan tekanan

vaskular serebral

Nyeri

4 Do : Aktivitas pasien

dibantu keluarga dan

Kelemahan umum Intoleran aktivitas

Page 19: ASKEP HIPERTENSI

perawat.

Ds : lemas, pusing bila

berjalan.

C. DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Resiko Penurunan Curah jantung berhubugan dengan hipertrofi / rigiditas ventrikuler.

2. Resiko kekurangan volume cairan berhubungan dengan mual dan muntah.

3. Nyeri sakit kepala berhubungan dengan peningkatan tekanan vaskuler serebral.

4. Intoleran aktivitas berhubungan dengan kelemahan umum.

D. Intervensi Keperawatan

Dx Kriteria hasil Intervensi

1 Setelah dilakukan tindakan

keperawatan 2 x 24 jam

diharapkan

TD stabil 140/90 – 140/80 mmHg

Kaji TTV pasien

Kolaborasi pemberian obat untuk

menurunkan TD oleh dr.

Kolaborasi dengan bagian gizi untuk

diit

Pasien bisa istirahat tidur dengan

cukup ± 6-8 jam/hari.

2 Setelah dilakukan tindakan

keperawatan 2 x 24 jam volume

cairan menjadi seimbang

- intake / output stabil

- turgor kulit baik

- tidak lemas

Pertahankan input dan output, cairan

/ 24 jam dalam jumlah yang cukup

dan seimbang.

- Porsi makan pasien dihabiskan

- Mual, muntah hilang

- Kolaborasi obat anti muntah dan

Page 20: ASKEP HIPERTENSI

cairan infus

3 Setelah dilakukan keperawatan 2 x

24 jam rasa nyeri / pusing hilang

atau berkurang

- Pasien dapat beristirahat dengan

cukup

- Pasien tidak terganggu

aktivitasnya.

- Pasien tahu teknik relaksasi

- Pasien merasa nyaman dan dapat

beristirahat dengan tenang.

- Kolaborasi pemberian analgetik

oleh dr.

4 Setelah dilakukan tindakan

keperawatan 1 x 24 jam pasien

dapat melakukan sendiri

- Pasien dapat beraktivitas secara

mandiri

- Pusing berkurang / hilang

- Pasien tidak lemas bila beraktivitas

E. Implementasi

Tanggal

/ Jam

Dx Implementasi

1 - Mengkaji TTV pasien

- Memberi pengobatan penurun TD sesuai advis dr.

- Beri diit rendah garam sesuai progam

- Ciptakan lingkungan yang terang dan nyaman

dalam ruang perawatan pasien.

2 - Menghitung jumlah cairan masuk dan keluar / 24

jam

- Kolaborasi dengan ahli gizi untuk pemberian

Page 21: ASKEP HIPERTENSI

porsi makan yang masih hangat, segar dan tidak

pedas / asam.

- Kolaborasi pemberian cairan infuse sesuai advis

dokter

- Memotivasi pasien untuk banyak makan dan

minum

- Melakukan oral hygiene

3 - Melatih tehnik relaksasi

- Hindari kondisi ruangan yang panas dan

bercahaya terlalu terang.

- Ciptakan suasana terang

- Beri obat analgetik sesuai advis dokter

4 - Membantu aktivitas pasien

- Memberi dorongan untuk melakukan aktivitas dan

perawatan diri bertahap jika dapat ditoleransi

DAFTAR PUSTAKA

Brunner & Suddarth. 2002. Keperawatan Medical Bedah. edisi 8 volume 2. jakarta : EGC.

Doengoes, ME, 2000, Rencana Asuhan Keperawatan, Edisi 3, EGC, Jakarta.

Mansjoer Arif, 2000, kapita Selekta kedokteran, Jilid 2, Edisi 3, EGC. Jakarta

R. Sjamsuhidayat, dkk, 2003, Ilmu Bedah, Edisi 2, EGC, Jakarta

http: //Ns. Nining. Blogspot.com/ 2008/08/ Asuhan Keperawatan. Apendicitis. Html

Page 22: ASKEP HIPERTENSI

Diposkan oleh Wie2_F@[email protected] di 08.46 Kirimkan Ini lewat Email BlogThis! Berbagi ke Twitter Berbagi ke Facebook Berbagi ke Google Buzz Label: Askep Hipertensi

0 komentar:

Poskan Komentar

Posting Lebih Baru Posting Lama Beranda Langgan: Poskan Komentar (Atom)

Pengikut

Arsip Blog

▼   2010 (23) o ►   Desember (3)

Askep Jiwa Defisit Perawatan Diri Askep Dekubitus Pada Lansia Askep Endometriosis

o ►   Agustus (9) Askep Perawatan Luka Selulitis Askep Anosmia Askep Agnosia Askep Trachoma Askep Glaukoma Askep Asfiksia Neonatorum Askep Infark Miokardium Askep Appendicitis Askep Peritonitis

o ▼   Juli (11) Rongga Hati Askep Bartholini Sejarah Perkembangan Ilmu Masyarakat Askep Peritonitis ASkep Hipertensi ANATOMI DAN FISIOLOGI SISTEM REPRODUKSI ASKEP PADA PASIEN DENGAN MASTEKTOMI Makalah Ca Cerviks Tehnik Pemeriksaan fisik pada Jantung mungkinkah jadi bintang lilin kecil

Page 23: ASKEP HIPERTENSI

Mengenai Saya

Wie2_F@[email protected] hidup dan matiku pada Allah...

Lihat profil lengkapku

Template Watermark. Didukung oleh Blogger.