Askep Gout

21
Kelompok 5 1. Litha Dwi P 4. Nidea Sari 2. Lusiana Dewi 5. Oktario Muhlisin 3. Mia Yurismi H ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN GOUT Tingkat II B Keperawatan

description

muskuloskeletal

Transcript of Askep Gout

  • Kelompok 51. Litha Dwi P4. Nidea Sari2. Lusiana Dewi5. Oktario Muhlisin3. Mia Yurismi H ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN GOUTTingkat II B Keperawatan

  • PengertianGout adalah gangguan suatu peradangan sendi sebagai manifestasi dari akumulasi endapan kristal monosoium urat, yang terkumpul di dalam sendi sebagai akibat dari tingginya kadar asam urat di dalam darah (hiperurisemia). Ini dapat mempengaruhi sendi tetapi lebih umum mempengaruhi kaki. Secara khas, sendi metatarsofalangeal pertama dari ibu jari kaki besar adalah sisi primer yang terlibat. Sendi lain yang terlibat dapat meliputi lutut dan pergelangan.

  • EtiologiGout disebabkan oleh adanya kelainan metabolik dalam pembentukan purin atau ekresi asam urat yang kurang dari ginjal yang menyebakan hiperurisemia. Hyperuricemia pada penyakit ini disebabkan oleh :1. Pembentukan asam urat yang berlebih.Goutprimer metabolik disebabkan sistensi langsung yang bertambah.Goutsekunder metabolik disebabkan pembentukan asam urat berlebih karena penyakit lain, sepertileukimia.

  • 2. Kurang asam urat melalui ginjal.Goutprimer renal terjadi karena ekresi asam urat di tubulus distal ginjal yang sehat. Penyebab tidak diketahui.Goutsekunder renal disebabkan oleh karena kerusakan ginjal, misalnya glumeronefritis kronik ataugagal ginjal kronik.

    3. Perombakan dalam usus yang berkurang. Namun secara klinis hal ini tidak penting.

  • Manifestasi KlinisManifestasi klinik dibagi atas dua jenis yaitu artritis gout tipikal dan artitis gout antipikal.Artitis Gout TipikalBeratnya serangan artitis mempunyai sifat tidak bisa berjalan, tidak dapat memakai sepatu dan mengganggu tidur. Rasa nyeri digambarkan sebagai excrutiating pain dan mencapai puncak dalam waktu 24 jam.Serangan biasanya bersifat monoartikuler dengan tanda inflamasi yang jelas seperti merah, bengkak, nyeri, terasa panas dan sakit jika digerakkan.Hiperurisemia.Faktor pencetus adalah trauma sendi, alkohol, obat-obatan dan tindakan pembedahan.

  • - Artitis Gout AtipikalGambaran klinik yang khas seperti artritis berat, monoartikuler, dan remisi sempurna tidak ditemukan. Tofi yang biasanya timbul beberapa tahunsesudah serangan pertama ternyata ditemukan bersama dengan serangan akut.

  • PATOFISIOLOGI

  • Pemeriksaan Diagnostik1. LaboratoriumPemeriksaan cairan synovia didapatkan adanya Kristal monosodium urat intraseluler.Pemeriksaan serum asam urat meningkat >7mg/dL.Urinalis 24 jam didapatkan ekskresi >800 mg asam uratUrinalis untuk mendeteksi resiko batu asam urat.2. RadiodiagnostikRadiografi untuk mendeteksi adanya kalsifikasi sendi.Radiografi didapatkan adanya erosi pada permukaan sendi dan kapsul sendi.

  • Penatalaksanaan1. MedikasiObat-obat yang diberikan pada serangan akut antara lain:KolkisinOAINS

    OAINS yang paling sering digunakan adalah indometasin. KortikosteroidAnalgesik

    Diberikan bila rasa nyeri sangat hebat.

  • 2. PerawatanDiet

    Dianjurkan menurunkan berat badan pada pasien yang gemuk. Hindari makanan tinggi purin (hati, ikan sarden, daging kambing, dan sebagainya), termasuk roti manis. Meningkatkan asupan cairan (banyak minum).Hindari obat-obatan yang mengakibatkan hiperurisemia seperti tiazid, diuretik, aspirin, dan asam nikotinat yang menghambat ekskresi asam urat dari ginjal. Mengurangi konsumsi alcohol (bagi peminum alkohol).Tirah baring

  • PengkajianAnamnesisMeliputi nama, jenis kelamin (lebih sering pada pria daripada wanita), usia (terutama pada usia 30-40 thn), alamat, agama, bahasa yang digunakan, status perkawinan, pendidikan, pekerjaan, asuransi kesehatan, golongan darah, nomor register, tanggal masukrumah sakit, dan diagnosis medis.

  • Pada umumnya keluhan utama pada kasus gout adalah nyeri pada sendi metatarsofalangeal ibu jari kaki. Untuk memperoleh pengkajian yang lengkap tentang nyeri klien,perawat dapat menggunakan metode PQRST.Provoking Incident: hal yang menjadi factor presipitasi nyeriadalah gangguan metabolism puroin yang ditandai dengan hiperurisemia dan serangan sinovitis akut berulang.Quality of pain: nyeri yang dirasakan bersifat menusuk.Region, Radiation, Relief: Nyeri pada sendi metatarsofalangeal ibu jari kaki.Severity (Scale) of pain: Nyeri yang dirasakan antara 1-3 pada rentang pengukuran 0-4. Tidak ada hubungan antara beratnya nyeri dan luas kerusakan yang terlihat pada pemeriksaan radiologi.Time: Berapa lama nyeri berlangsung, kapan, apakahbertambah buruk pada malam hari atau siang hari.

  • Riwayat Penyakit Sekarang

    Pengumpulan data dilakukan sejak munculnya keluhan dan secara umum mencakup awitan gejala dan bagaimana gejala tersebutberkembang. Penting ditanyakan berapa lama pemakaian obat analgesic, alopurinolRiwayat Penyakit dahulu

    Pada pengkajian ini, ditemukan kemungkinan penyebab yang mendukung terjadinya gout (mis: penyakit gagal ginjal kronis, leukemia, hiperparatiroidisme). Masalah lain yang perlu ditanyakan adalah pernahkah klien dirawat dengan masalah yang sama. Kaji adanya pemakaian alcohol yang berlebihan,penggunaan obat diuretik.Riwayat penyakit keluarga

    Kaji adanya keluarga dari generasi terdahulu yang mempunyai keluhan yang sama dengan klien karena klien gout dipengaruhi oleh factor genetic. Ada produksi/ sekresi asam urat yangberlebihan dan tidak diketahui penyebabnya.

  • Riwayat psikososial

    Kaji respon emosi klien terhadap penyakit yang dideritanya danperan klien dalam keluarga dan masyarakat.

    2. Pemeriksaan fisikB1 (Breathing)Inspeksi: bila tidak melibatkan system pernafasan, biasanya ditemukan kesimetrisan rongga dada, klien tidak sesak nafas, tidakada penggunaan otot bantu pernafasan.Palpasi: Taktil fremitus seimbang kanan dan kiri.Perkusi: Suara resonan pada seluruh lapang paru. Auskultasi: Suara nafas hilang/ melemah pada sisi yang sakit,biasanya didapatkan suara ronki atau mengi.B2 (Blood)

    Pengisian kapiler kurang dari 1 detik, sering ditemukan keringat dingin dan pusing karena nyeri. Suara S1 dan S2 tunggal.

  • B3 (Brain)Kepala dan wajah: Ada sianosis.Mata: Sklera biasanya tidak ikterik, konjungtiva anemispada kasus efusi pleura hemoragi kronis.Leher: Biasanya JVP dalam batas normal.B4 (Bladder)

    Produksi urine biasanya dalam batas normal dan tidak ada keluhanpada sistem perkemihan, kecuali penyakit gout sudah mengalami komplikasi ke ginjal berupa pielonefritis, batu asam urat, dan gagal ginjal kronik yang akan menimbulkan perubahan fungsi pada system ini.B5 (Bowel)

    Kebutuhan eliminasi pada kasus gout tidak ada gangguan, tetapi tetap perlu dikaji frekuensi, konsistensi, warna, serta bau feses. Selain itu, perlu dikaji frekuensi, kepekatan, warna, bau, danjumlah urine. Klien biasanya mual, mengalami nyeri lambung. Dan tidak nafsu makan, terutama klien yang memakan obat alnagesikdan anti hiperurisemia.

  • B6 ( Bone ).

    Pada pengkajian ini di temukan: Look: Keluhan nyeri sendi yang merupakan keluhan utama yang mendorong klien mencari pertolongan (meskipun mungkin sebelumnya sendi sudah kaku dan berubah bentuknya). Nyeribiasanya bertambah dengan gerakan dan sedikit berkurang dengan istirahat. Beberapa gerakan tertentu kadang menimbulkan nyeri yang lebih dibandingkan dengan gerakan yang lain. Feel: Ada nyeri tekan pada sendi kaki yang membengkak.Move: Hambatan gerak sendi biasanya semakin bertambahberat.

    3. Pemeriksaan diasnostik. Gambaran radiologis pada stadium dini terlihat perubahan yang berarti dan mungkin terlihat osteoporosis yang ringan. Pada kasus lebih lanjut, terlhat erosi tulang seperti lubang-lubang kecil (punch out).

  • Diagnosa KeperawatanNyeri sendi b/d peradangan sendi, penimbunan Kristal pada membrane sinovia, tulang rawan artikular, erosi tulang rawan, prolifera sinovia dan pembentukan panus.Hambatan mobilitas fisik b/d penurunan rentang gerak, kelamahan otot pada rentang gerakan, dan kekakuan pada sendi kaki sekunder akibat erosi tulang rawan dan pembentukan panus.Gangguan citra diri b/d perubahan bentuk kaki dan terbentuknya tofus.

  • Rencana Asuhan KeperawatanDiagnosa 1Tujuan: Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama x24 jam, nyeri yang dirasakan klien berkurang Kriteria hasil: Klien melaporkan penelusuran nyeri Menunjukkan perilaku yang lebih rileks Skala nyeri nyeri berkurang dari 0 1 atau teratasi. Intervensi:Kaji lokasi, intensitas dan tipe nyeri. Observasi kemajuan nyeri kedaerah yang baru. Kaji nyeri dengan skala 0 4.

    - Bantu klien dalam mengidentifikasi faktor pencetus. - Jelaskan dan bantu klien terkait dengan tindakan pereda nyeri non farmakologi dan non invasive.- Ajarkan relaksasi : teknik terkait ketegangan otot rangka yang dapat mengurangi intensitas nyeri nyeri. - Ajarkan metode distraksi selama nyeri akut. - Tingkatkan pengetahuan tentang penyebab nyeri dan hubungan dengan berapa lama nyeri akan berlangsung.- Hindarkan klien meminum alkohol, kafein dan diuretic.- Kolaborasi dengan dokter pemberian allopurinol.

  • Diagnosa 2Tujuan: Setelah dilakukan tindakan keperawatan klien mampu melaksanakan aktivitas fisik sesuai dengan kemampuannya.Kriteria hasil:

    Klien ikut dalam program latihan Tidak mengalami kontraktur sendiKekuatan otot bertambahKlien menunjukkan tindakan untuk meningkatkan mobilitas dan mempertahankan koordinasi optimal. Intervensi:

    Kaji mobilitas yang ada dan observasi adanya peningkatan kerusakan.Ajarkan klien melakukan latihan ROM dan perawatan diri sesuai toleransi.Kolaborasi dengan ahli fisioterapi untuk latihan fisik klien.

  • Diagnosa 3Tujuan : Citra diri meningkat. Kriteria hasil:

    Klien mampu mengatakan dan mengkomunikasikan dengan orang terdekat tentang situasi dan perubahan yang terjadi Mampu menyatakan penerimaan diri terhadap situasi. Mengakui dan menggabungkan dalam konsep diri.Intervensi:

    a.Kaji perubahan persepsi dan hubungan dengan derajat ketidakmampuan b.Tingkatkan kembali realitas bahwa masih dapat menggunakan sisi yang sakit dan belajar mengontrol sisi yang sehat c.Bantu dan anjurkan perawatan yang baik dan memperbaiki kebiasaan d. Anjurkan orang terdekat untuk mengizinkan klien melakukan sebanyak mungkin hal untuk dirinya. e. Bersama klien mencari alternative koping yang ositif. f. Dukung erilaku atau usaha peningkatan minat atau partisipasi dalam aktivitas rehabilitasi. g. Kolaborasi dengan ahli neuropsikologi dan konseling bila ada indikasi.

    *

  • Tengs for attention...

    *