Askep Gangguan Sistem Perkemihan

29
PENATALAKSANAAN KEPERAWATAN PASIEN GANGGUAN SISTEM PERKEMIHAN ANATOMI DAN FISIOLOGI SISTEM PERKEMIHAN Sistem perkemihan terdiri atas beberapa organ yaitu ginjal, ureter, vesika urinaria (kandung kemih), dan uretra. Ginjal Fungsi vital ginjal ialah sekresi air kemih dan pengeluarannya dari tubuh manusia. Di samping itu, ginjal juga merupakan salah satu dari mekanisme terpenting homeostasis. Ginjal berperan penting dalam pengeluaran zat-zat toksin/racun, memperlakukan suasana keseimbangan air. mempertahankan keseimbangan asam-basa cairan tubuh, dan mempertahankan keseimbangan garam-garam dan zat-zat lain dalam darah. Bentuk ginjal kiri lebih besar dari ginjal kanan. Ontogenitis, berasal dari mesoderm, terletak dalam rongga perut pada daerah retroperitoneal, di sebelah kanan dan kiri dari kolumna vertebralis dan melekat langsung pada dinding belakang abdomen. Ginjal kanan terletak lebih rendah dari ginjal kiri, hal ini karena adanya hati di sebelah kanan dan menekan ke bawah. Bila ginjal dibelah dua, secara longitudinal (memanjang), dapat terlihat. bagian luar yang bercak-bercak disebut korteks, serta bagian dalam yang bergarisgaris disebut medula. Medula terdiri dari bangunan-bangunan berbentuk kerucut yang disebut renah piramid. Puncak kerucut tadi menghadap ke ;=.aliks yang terdiri dari iubang-lubang kecil (papila renalis). tiara pyramid dipisahkan sate dengan lainnya oleh kolumna renalis. Garis yang terlihat pada piramid disebut tubulus. Pada pemeriksaan secara mikroskopis, terlihat ginjal berbentuk seperti corong dengan batang yang panjang dan berkelok-kelok.

description

Askep

Transcript of Askep Gangguan Sistem Perkemihan

Page 1: Askep Gangguan Sistem Perkemihan

PENATALAKSANAAN KEPERAWATAN PASIEN GANGGUAN

SISTEM PERKEMIHAN

ANATOMI DAN FISIOLOGI SISTEM PERKEMIHAN

Sistem perkemihan terdiri atas beberapa organ yaitu ginjal, ureter, vesika urinaria

(kandung kemih), dan uretra.

Ginjal

Fungsi vital ginjal ialah sekresi air kemih dan pengeluarannya dari tubuh manusia. Di

samping itu, ginjal juga merupakan salah satu dari mekanisme terpenting homeostasis.

Ginjal berperan penting dalam pengeluaran zat-zat toksin/racun, memperlakukan

suasana keseimbangan air. mempertahankan keseimbangan asam-basa cairan tubuh,

dan mempertahankan keseimbangan garam-garam dan zat-zat lain dalam darah.

Bentuk ginjal kiri lebih besar dari ginjal kanan. Ontogenitis, berasal dari mesoderm,

terletak dalam rongga perut pada daerah retroperitoneal, di sebelah kanan dan kiri dari

kolumna vertebralis dan melekat langsung pada dinding belakang abdomen. Ginjal

kanan terletak lebih rendah dari ginjal kiri, hal ini karena adanya hati di sebelah kanan dan

menekan ke bawah. Bila ginjal dibelah dua, secara longitudinal (memanjang), dapat

terlihat. bagian luar yang bercak-bercak disebut korteks, serta bagian dalam yang

bergarisgaris disebut medula. Medula terdiri dari bangunan-bangunan berbentuk

kerucut yang disebut renah piramid. Puncak kerucut tadi menghadap ke ;=.aliks yang

terdiri dari iubang-lubang kecil (papila renalis). tiara pyramid dipisahkan sate dengan lainnya

oleh kolumna renalis. Garis yang terlihat pada piramid disebut tubulus.

Pada pemeriksaan secara mikroskopis, terlihat ginjal berbentuk seperti corong dengan

batang yang panjang dan berkelok-kelok. Bagian corong tersebut dinamakan kapsula

Bowman yang terdiri atas dua lapis sel-sel gepeng. Ruangan kapsula Bowman dan

glomerolus disebut karpusguli renalis (korpuskulam malfigi).

Proses pembentukan urine diawali dengan masuknya darah melalui vas aferen ke

dalam glomerolus clan keluar melalui vas eferent. Bagian yang mer,yerupai bentuk

batang yang terdiri dari tubulus kontortus proksimal, ansa Henle, tubulus kontortus distal.

tubulus koligentes. Pada Bagian-Bagian batang ini terjadi proses: filtrasi, reabsopsi, dan

sekresi.

Proses filtrasi terjadi pada glomerolus karena permukaan aferen lebih began daripada

permukaan eferen. Hal ini akan mengakibatkan terjadinya penyaringan darah. Pada

proses ini yang tersaring adalah Bagian cair dari darah kecuali protein. Selanjutnya,

Page 2: Askep Gangguan Sistem Perkemihan

cairan tersebut, yaitu air, glukosa, natrium, klorida, sulfat, dan bikarbonat. Ditampung

oleh simpai Bowman yang selanjutnya diteruskan ke tubulus-tubulus ginjal.

Proses reabsorbsi terjadi pada tubulus-tubulus ginjal. Di sini terjadi penyerapan

kembali dari sebagian air, glokosa, atrium, klorida, sulfat, bikarbonat dan beberapa

ion bikarbonat. Pada tubulus ginjal bagian atas, terjadi proses pasif (reabsorpsi

obligatori). Sedangkan pada tubulus ginjal bawah terjadi proses aktif (fakultatif reabsorpsi)

yang menyerap kembali natrium dan ion bikarbonat bila diperlukan. Sisa hasil

reabsorpsi akan dialirkan ke papilla renalis.

Pelvis renalis (piala ginjal) merupakan bagian dari ginjal dengan duktus papillaris Bellini

bermuara pada renalis yang menyebabkan terbentuknya area kribiformis pada papilla

ginjal. Papilla renalis terlihat, menonjol ke dalam satu kaliks minor, bersatu menjadi

kaliks mayor, inipun menjadi pelvis renalis. Pelvis renalis ini berlanjut menjadi ureter.

Ureter

Air kemih disekresi oleh ginjal, dialirkan ke vesika urinairia (kandung kemih) melalui

ureter. Ureter berada pada kiri dan kanan kolumna vertebralis (tulang punggung) yang

menghubungkan pelvis renalis dengan kandung kemih. ,

Panjang ureter kurang lebih 30 cm dan berdiameter 0,5 cm. Uretra sebagian

terletak dalam rongga perut (pars abdominalis) dan selanjutnya berjalan di dalam

rongga panggul (pars pelvira). Otogenitis ureter termasuk berasal dari mesoderm,

karena itu, ureter juga terletak pada retroperitonialis. Dinding utera terdiri atas tiga

lapisan, yaitu lapisan mukosa, otot polos, dan

jaringan fibrosa.

Vesika urinaria

Aliran urine dari ginjal akan bermuara ke dalam kandung kemih (vesika urinaria).

Kandung kemih merupakan kantong yang dapat menggelembung seperti balon karet,

terletak di belakang simfisis pubis, di dalam rongga panggul. Bila terisi penuh,

kandung kemih dapat terlihat sebagian ke luar dari rongga panggul.

Kandung kemih berbentuk seperti kerucut. Bagian-bagiannya ialah verteks, fundus, dan

korpus. Bagian verteks adalah bagian yang meruncing ke arah depan dan berhubungan

dengan ligamentum vesiko umbilikale medius. Bagian fundus merupakan bagian yang

menghadap ke arah belakang dan bawah. Bagian korpus berada di antara verteks

dan fundus. Bagian fundus terpisah dari rektum oleh spasium rektovesikula yang terisi

oleh jaringan ikat, duktus deferens, vesikula seminalis. Dinding kandung kemih terdiri dari

Page 3: Askep Gangguan Sistem Perkemihan

tiga lapisan otot polos dan selapis mukosa yang berlipat-lipat. pada diding belakang

lapisan mukosa, terlihat bagian yang tidak berlipat, daerah ini disebut trigonum liestaudi.

Uretra

Uretra merupakan saluran sempit yang berpangkal pada kandung kemih yang berfungsi

menyalurkan air kemih ke luar dan juga untuk menyalurkan semen. Pada laki-laki, uretra

berjalan berkelok-kelok, menembus prostat, kemudian melewati tulang pubis, selanjutnya

menuju ke penis. Oleh karera itu, pada laki-laki, uretra terbagi menjadi 3 bagian, yaitu

pars proetalika, pars membranosa, dan pars kavernosa. Muara uretra ke arah dunia luar

disebut meatus. Pada perempuan, uretra terletak di belakang simfisis pubis, berjalan

miring, sedikit ke atas, panjangnya kurang lebih 3-4 cm. Muara uretra pada perempuan

terletak di sebelah atas vagina, antara klitoris dan vagina. Uretra perempuan berfungsi

sebagai saluran ekskretori.

PENGKAJIAN SISTEM PERKEMIHAN

Tanda dan gejala gangguan/penyakit pada sistem perkemihan dapat dilihat atau

ditanyakan langsung pada pasien, yang meliputi:

Frekwensi buang berkemih (miksi):

Poliuri (sering miksi)

Oliguri (jumlah urine yang keluar kurang dari normal, minimal urine keluar kurang

lebih 400 cc)

Stranguri (miksi sering tetapi sedikit-sedikit, lambat dan sakit).

Urgensi (pasien berkeinginan untuk miksi, tetapi tidak terkontrol untuk keluar).

Nokturi (pasien terbangun tengah malam untuk miksi).

Pasien mengalami keraguan/kesukaran saat memulai untuk miksi.

Intermiten (pasien mengalami tempo berhenti arcs urinenya selama miksi).

Urine keluar secara menetes atau tidak memancar).

lnkontinen urine (urine keluar dengan sendirinya tanpa disadari).

Kelainan miksi:

Disuri (adanya rasa sakit sewaktu miksi)

Adanya rasa papas sewaktu miksi

Hematuri (adanya darah yang keluar bercampur dengan urine).

Piuri (adanya nanah dalam urine, keadaan ini diketahui melalui pemeriksaan

mikroskopis, disebabkan tidak semua urine menjadi keruh karena

mengandung nanah.

Lituri (urine keluar bersama bate kecil sewaktu miksi)

Page 4: Askep Gangguan Sistem Perkemihan

Selain hal-hal di atas, dalam pengkajian pasien harus termasuk : 1) identitas pasien;

2) riwayat kesehatan umum meliputi berbagai gangguan/penyakit yang lalu, yang

berhubungan atau yang dapat mempengaruhi penyakit perkemihan, riwayat

kesehatan keluarga, dan riwayat kesehatan pasien; 3) riwayat kesehatan sekarang

meliputi keluhan/gangguan yang berhubung

an dengan gangguan/penyakit yang dirasakan saat ini.

GANGGUAN SISTEM PERKEMIHAN

Penyakit ginjal polikistik

Penyakit ginjal polikistik merupakan suatu keadaan ginjal dipenuhi oleh banyak kista.

Penyebab kelainan ini adalah heriditas. Bila penyakit ini mengenai anak-anak, akan

bersifat progresif dan dapat menyebabkan kematian. Bila mengenai orang dewasa,

gejala akan timbul setelah pasien berusia 30 tahun.

Patofisiologi. Ginjal dipenuhi oleh kista yang demikian membesar, mendesak jaringan

ginjal dan sekitarnya yang berangsur-angsur menghancurkan jaringan ginjal, yang.pada

akhirnya pasien menderita kegagalan ginjal.

Gejala dan tanda. Nyeri menusuk di daerah pinggang disertai pembesaran ginjal

yang dapat diraba dari luar. Sebagian besar pasien menderita

hipertensi. Terjadi hematuri dan demam.

Pemeriksaan diagnostik. Untuk memastikan adanya kelainan ini perlu dilakukan

pemeriksaan IVP (intravenous pyeiography). Penggambaran dengan kontras dari piala

ginjal dan saluran-salurannya. Tindakan ini untuk melihat fungsi sekresi dan ekskresi

dari kedua ginjal, melihat apakah ada bate radiopaque dan radio luccut, dan melihat

apakah ada kelainan pada ginjal

Tindakan pengobaton Penatalaksanaan pasien dengan penyakit ginjal polikistik meliputi :

Diet rendah protein yang memperlambat terjadinya kegagalan ginjal.

Pasien harus istirahat di tempat tidur.

Pembedahan dengan operasi Rovsings, suatu tindakan untuk melubangi kista,

ini dilakukan untuk mengurangi rasa nyeri. Persiapan untuk tindakan ini sama

seperti persiapan pasien untuk operasi pada umumnya.

Dialisis renal dan transplantasi ginjal bila pasien mengalami gagal ginjal. Bila

ginjal tidak dapat melaksanakan fungsinya dengan baik, pasien mengalami gagal

ginjal.

Page 5: Askep Gangguan Sistem Perkemihan

Prognosis. Gangguan ini pada anak-anak dapat menyebabkan kematian. Pada orang

dewasa bila tidak ditangani dengan baik dapat menyebabkan kegagalan ginjal.

Persiapan untuk tindakan IVP

Buat perjanj an dengan bagian radiologi

Hasil pemeriksaan ureum dan kreatinin harus dalam Batas normal

Sehari sebelumnya pasien makan bubur kasar

Pukul 18:00 pasien makan terakhir

Pukul 20:000 pasien diberikan 30 gram garam Inggris atau tablet laksansia

Pukul 22:00 dipuasakan'sampa selesai pemeriksaan

Pagi hart diberikan lagi obat tablet, diberikarnsupositoria per awal

Pasien dilarang merokok dan dianjurkan untuk tidak'banyak bicara

GANGGUAN PADA URETER

Kelainan bawaan pada ureter jarang ditemukan. Meskipun demikian, di bawah ini

dikemukakan tentang beberapa kelainan ureter dapat ditemukan.

Ureter Kembar Atau Ureter Bifida

Ureter kembar ialah terdapatnya dua ureter pada satu ginjal, sedangkan ureter yang

bercabang pada suatu tempat sehingga berbentuk huruf Y. Kelainan ini berasal clan

dua buah ureter, biasanya disertai piala ginjal

kembar atau dapat pula terjadi sebuah piala yang besar dengan piala ginjal yang

bercabang.

Pembuluh Darah Ginjal Aferens

Kelainan ini dapat terjadi pada vena maupun arteri yang berasal dari arteri renalis

maupun aorta. Pembuluh darah ginjal aferens dapat mengakibatkan ureter terjepit dan

menimbulkan gejala-gejala sumbatan.

Kelainan Lumen Ureter

Kelainan ini terjadi akibat penyempitan yang dapat menimbulkan gejala obstruksi pada

ureter dapat diperkirakan dari melilit atau tertekuk di ureter.

Kelainan Muara Ureter

Kelainan muara ureter yaitu berpindahnya muara ureter dan melekat pada organ yang

lain. Pada laki-laki, muara ini melekat pada uretra pays prostalika, duktus ejakulatorius,

vesikula seminalis, dapat pula pada vas deferens. Sedangkan pada perempuan,

muara ini dapat melekat pada uterus, uretra,

vagina.

Page 6: Askep Gangguan Sistem Perkemihan

GANGGUAN PADA KANDUNG KEMIH

Kelainan bawaan pada kandung kemih dapat berupa tidak adanya kandung kemih don

ekstrofi kandung kemih.

Gangguan pada uretra

Kelainan pada uretra antara lain hipospadia pada pria, yaitu suatu keadaan di mana

uretra pada bagian distal penis, tidak berkembang dengan sempuma. Tindakan yang

dapat dilakukan ialah operasi bedah plastik untuk menyambung defek tersebut. Operasi

dilakukan bila usia anak sudah mencapai kurang lebih empat tahun.

Gangguan berkemih

Retensi Urine

Retensi urine adalah tertahannya urine di dalam kandung kemih, dapat terjadi secara

akut maupun kronik. Pada keadaan akut, berkemih berhenti secara mendadak di mana

pasien tiba-tiba tidak bisa berkemih. Dalam keadaan kronik, retensi urine terjadi akibat

adanya obstruksi yang terusmenerus pada uretra.

Penyebab gangguan ini adalah:

pada lumen uretra, misalnya karena adanya kalkulus.

pada dinding uretra, yaitu karena adanya striktur.

pada dinding uretra yang tertekan, misalnya karena hipertrofi prostat, fimosis.

Patofisiologi. Obstruksi pada uretra menyebabkan kesulitan miksi serta menimbulkan

hipertrofi otot kandung kemih. Hal ini akan menimbulkan urine yang jumlahnya makin

meningkat selanjutnya terjadi dilatasi permanen pada kandung kemih.

Gejala don tanda. Diawali dengan aliran urine yang makin lambat,

kemudian terjadi poliuria yang makin lama makin parch disebabkan oleh pengosongan

kandung kemih yang tidak efisien. Selanjutaya, akan terjadi distensi abdomen akibat

dilatasi kandung kemih.

Prognosis. Bila penatalaksanaan pada keadaan akut kurang baik dapat menyebabkan

retensi kronik.

Penatalaksanaan. Untuk gangguan ini dilakukan kateterisasi uretra, dilatasi uretra

dengan bougi, don drainase supra pubik.

Katetertsasi

Katetecisasi urine.adalah memasukkan kateter e dalam kandung; kemih mePalcti uretra.

MengetuarKan air tcemtn

Page 7: Askep Gangguan Sistem Perkemihan

Mengosol gkan kandung kemih untuk, suatu pemeriksan dan persiapan operas!.

Menampung air kemih.

indikasi:.

Pasiein yang mengalami retensi.i urine.

Pasien yang perlu pemeriksaan urine stern.

Pasien yang.akan dilakukan foto daerah kandung kemih.

Persiapan pasien

Pasien diberitahu engenai.tindakan yang akan dilakuk n

Menjaga privasi clan rasa aman pasien

Atur p©sis tidur pasien dengan coca menekuk kedu fu ut.

Inkontinensi Urine

Inkontinensia urine adalah suatu keadaan urine bocor secara terus menerus. Penyebab

gangguan ini adalah trauma sfingter, gangguan neurogenik dari saluran urinaria

bagian bawah, adanya fistula karena operasi, kongenital fistula, ektopik uretral

orifisium.

INFEKSI SALURAN KEMIH

Pielonefritis

Pielonefritis adalah infeksi bakteri pada jaringan ginjal yang dimulai dari saluran

kemih bagian bawah terns naik ke ginjal. Infeksi ini dapat mengenai baik parenkirn

maupun pelvis ginjal.

Gangguan ini dapat disebabkan oleh bakteri E.coli, karena resisten terhadap obat

antibiotik, atau obstruksi ureter yang mengakibatkan hidronefrosis.

Patofisiologi. Gangguan akut terjadi bila infeksi bakteri naik dari saluran kemih bagian

bawah ke arah ginjal, hal ini akan mempengaruhi fungsi ginjal. Sedangkan gangguan

kronik terjadi bila infeksi dapat terjadi karena adanya bakteri tetapi dapat juga karena

faktor lain, seperti obstruksi saluran kemih. Pielonefritis kronik dapat merusak jaringan

ginjal secara parmanen dan dapat menyebabkan terjadinya gagal ginjal kronik.

Pielonefritis akut Bering juga ditemukan pada perempuan hamil biasanya diawali

dengan hidroureter dan hidronefritis akibat obstruksi ureter karena uterus yang

membesar. Tanda dan gejala pielonefritis akut adalah rasa nyeri dan nyeri tekan pada

daerah ginjal, pangs tinggi dan terjadi respons sistemik yang umum, sering miksi dan

terasa nyeri, dan dalam urine ditemukan adanya leukosit dan bakteri.

Page 8: Askep Gangguan Sistem Perkemihan

Penatalaksanaan gangguan ini dengan memberi pasien banyak minum dan tempi

antibiotika.

Pielonefritis kronik terjadi akibat infeksi yang berulang-ulang sehingga kedua ginjal

perlahan-lahan menjadi rusak. Tanda dan gejala gangguan ini ditunjukkan dengan

adanya serangan pielonefritis akut yang berulang-ulang darn kesehatan pasien

semakin menurun pada akhirnya pasien mengalami gagal ginjal.

Pemeriksaan diagnostik untuk infeksi saluran kemih adalah dengan IVP, sistoskopi,

kultur urine, atau biopsi ginjal.

Prognosis baik bila dilakukan pengobatan tepat, tetapi bila infeksi berlangsung terns,

dapat terjadi atrofi pielonefritis. Komplikasi penyakit ini meliputi hipertensi, pembentukan

batu dan kegagalan ginjal. Sehingga perlu dilakukan pencegahan, dengan deteksi dini

dan perawatan serta pengobatan yang adekuat terhadap infeksi saluran kemih bagian

bawah (ureteritis, sistitis. uretritis).

Kultur urine

Kultur urine adalah menyiapkan urine steril untuk pemeriksaan kultur dengan cara

pengambilan urine tengah (mid-stream). Tujuan pemeriksaan ini untuk mengathui infeksi

saluran kemih.

Persiapan pasien a tat.

Pasien diberi tahu mengenai keadaan yang akan dilakukan

Sediakan `botol pemeriksaan steril dan tutupnya (disteril secara kering).

Bersihkan area kelamin dengan menggunakan larutan sabun.

Urine yang pertama keluar tidak ditampung, pasien diminta untuk menahan

urinenya.

Selanjutnya urine ditampungg dalam botol stern secara hati-hati.

Biopsi Ginjal

Biopps! ginjal adalah mengambil sedikit jaringah—ginjal Tujuan tindakan ini untuk

nengetahui patologi-anatomi (PA) dari: jaringan ginjal. Indikasi tindakan inik untuk

pasien dengan penyakit ginjal seperti sindrom nefrotik atau karsinoma ginjal.

Persiapan pasien:

Dilakukan pemeriksaan laboratorium Betas lengkap terutama fungsi ginjal, yaitu

VCT, urine lengkap, masa protrombin (masa pembekuan dan masa perdarahan)

dan dash lengkap dan BNO/lVP

Tiga hari sebelum dilakukan biopsi pasien diberi vitamin K tablet atau suntikan

vitamin K selama 3 hari,berturut-turut.

Page 9: Askep Gangguan Sistem Perkemihan

Ureteritis

Ureteritis adalah peradangan pada ureter. Gangguan ini terjadi karena adanya

infeksi baik pada ginjal maupun kandung kemih.

Patofisiologi. Infeksi di ginjal (pielonefritis) menjadi ureteritis selanjutnya menjadi sistitis

(akibat infeksi desendens) atau sebaliknya. Aliran urine dari ginjal ke buli-buli dapat

terganggu karena timbulnya fibrosis pada dinding ureter, menyebabkan striktur dan

hidronefrosis, selanjutnya ginjal menjadi rusak, juga mengganggu peristaltik ureter.

Sistitis

Sistitis adalah peradangan pada vesika urinaria dan sering ditemui. Infeksi ini terjadi

karena E. coli (banyak ditemukan pada perempuan), infeksi ginjal, dan hipertrofi prostat

karena adanya urine sisa.

Sistitis primer adalah radang buli-buli yang terjadi karena adanya penyakit atau

gangguan antara lain batu buli-buli, divertikal buli-buli, hipertrofi prostat, atau

striktura uretra. Sistitis sekunder adalah gejala sistitis timbul sebagai akibat dari penyakit

pada sistem lain.

Sistitis akut menunjukkan tanda dan gejala peningkatan frekuensi miksi, baik diurnal

maupun noktural. Disuri karena epitelium yang meradang tertekan, rasa nyeri pada

daerah suprapubis atau perineal. Pemeriksaan diagnostik dilakukan dengan

spesimen (bahan) urine porsi tengah (midstream) diperiksa dan dibenihkan. Infeksi

pada buli-buli mempunyai kemungkinan untuk dapat sembuh dengan sendirinya bila

tidak terjadi komplikasi. Tindakan pengobatan dilakukan dengan pemberian antibiotika,

antiepamodik, tranquilizer, robordatia dan banyak minum untuk melarutkan bakteri.

Sistitis kronik disebabkan oleh infeksi kronik dari traktus urinarius bagian atas, adanya

sisa urine, stenosis dari traktus urinarius bagian bawah, pengobatan sistitis akut

yang tidak sempurna, adanya faktor predisposisi. Tanda dan gejala sama dengan

sistitis akut tetapi berlangsung lama dan sering tidak begitu menonjol. Pemeriksaan

diagnostik pada pasien perlu dilakukan NP dan sistoskopi. Tindakan

penanggulangan dengan banyak minum untuk melarutkan bakteri, pemberian

antibiotika, irigasi kandung kemih dengan larutan antiseptik ringan. Pencegahan sistitis

khususnya untuk perempuan, dengan menggunakan celana dalam yang selalu berada

dalam keadaan kering, bilas alat genital dari arah depan ke belakang.

Irigasi kandung kemih

Irigasi;kandung kemih adalah.#indakan mencuci kandungg kemih dengan cairan yang

mengalir. Tindakan ini dilakukan untuk memberi pengobatan, memanaskan mukosa

Page 10: Askep Gangguan Sistem Perkemihan

kandung kemih, membersihkan kandung kemih. Persiapan pasien sama seperti pers

apan pada pelaksanaan tindakan kateterisasi.

Indikasi tindakan:

Radang kandung kemih

Peradangan saluran kemih bagian atas

Peradangan kandung kemih

Pasien menggunakan kateter.

Rendam duduk

Rendam duduk adalah merendam daerah anus dan sekitarnya serta daerahh

genetalia. Tujuan tindakan ini ialah memberikan perawatan/penanggulangan untuk

membersihkan luka dan untuk mengurang rasa sakit. Tindakan ini dilakukan untuk

pasien dengan peradangan, luka terbuka-yang kotor pada daerah anus dan

genetalia,

Persiapan alat dan bahan:

Zeil bak rendam duduk spiritus bakar dalam tempatnya

Korek api

Termometer air

Peniti

Handuk

Plester

taunting .

Bak steril bertutup berisi kain kasa dan pinset

Cairan obat yang diperlukan (mis. kalium permanagat 4%)

Selimut mandi

Tirai

Cara mengaiar:

Pasien diberi tahu tentang tindakan yang akan dikerjakan.

Alat-alat disiapkan dan diletakkan dekat pasien.

Tirai dipasang.

Perawat mencuci tangan.

Zeil rendam duduk di flambir, kemudian diisi cairan obat sebanyak sepertiga

bagian,, ukur suhu cairan dengan menggunakan termometer air, dengan suhu

40-43°C

Pasang Selimut mandi sampai menutupi seluruh bokong pasien, pakaian bawah

pasien dilepaskan. Pakaian pasien bagian atas dilipat dan diberi peniti agar

tidak terendam air. Pasien diminta untuk duduk di atas zeil selama 10-15 menit.

Bila sudah selesai, bokong pasien dikeringkan dengan handuk. Tutup luka

dengan menggunakan kasa steril dan pinset, kemudian luka diplester. Pakaian

Page 11: Askep Gangguan Sistem Perkemihan

bawah pasien dipakaikan kembali, selimut diangkat. Pasien dianjurkan untuk

istirahat kembali di tempat tidur. Alat-alat dibereskan dan dibersihkan.

URETRITIS

Uretritis adalah peradangan pada uretra. Infeksi ini disebabkan oleh kuman gonorroe

atau kuman lain, kadang-kadang uretritis terjadi tanpa adanya bakteri.

Uretritis akut biasanya terjadi karena naiknya infeksi atau sebaliknya, oleh karena

prostat mengalami infeksi. Keadaan ini lebih sering diderita oleh kaum lake-lake. Tanda

dan gejala uretritis meliputi mukosa merah edema, terdapat cairan eksudat yang

purulen, ada ulserasi pada uretra, ada rasa ' gatal yang menggelitik, gejala khas pada

uretritis GO, yaitu "good morning sign". Pada lake-lake, pembuluh darah kapiler melebar,

kelenjar uretra tersumbat oleh kelompok nanah. Pada perempuan, jarang ditemukan

ureteritis akut, kecuali bila pasien menderita GO.

Pemeriksaan diagnostik untuk uretritis akut dilakukan pemeriksaan terhadap sekret

uretra untuk mengetahui kuman penyebab. Tindakan pengobatan dengan memberi

antibiotika. Bila terjadi striktur dilakukan dilatasi uretra dengan menggunakan boligit.

Bila komplikasi berikan antibiotika.

Uretritis kronik. Infeksi ini disebabkan oleh pengobatan yang tidak sempurna pada

masa akut, prostates kronik, atau striktura uretra. Tanda dan gejala infeksi ini berupa

mukosa terlihat granuler dan merah dan getah uretra positif terlihat pada page hari

sebelum miksi pertama. Bila tidak diobati dengan baik, infeksi dapat menjalar ke

kandung kemih, ureter, ginjal. Tindakan pengobatan dilakukan dengan pemberian

kemoterapi dan antibiotika atau banyak minum untuk melarutkan bakteri (kurang

lebih 3000 cc/ hari). Komplikasi gangguan ini berupa radang yang dapat menjalar ke

prostat.

• Batu saluran kemih

Batu saluran kemih adalah adanya bate pada saluran kemih yang bersifat idiopatik dan

dapat menimbulkan stasis dan infeksi. Penyebab gangguan ini masih belum dapat

dipastikan, kemungkinan karena adanya faktor infeksi (infeksi tersering disebabkan oleh

E. coli), defisiensi vitamin A, diet yang salah, kekurangan minum atau dihidrasi,

hiperparatiroidisme (penyakit metabolik bawaan, faktor lingkungan dari sumber air

minum.

Bab 2 Penatalaksanaan Keperawatan Pasien Gangguan Sistem Perkemihan

Dikenal dua jenis bate, yaitu batu anorganik (misalnya, tripel fosfat, kalsium oksalat,

kalsium fosfat, dan batu yang mengandung magnesium) dan batu organik (misalnya,

asam urat, sistin, xantin). Secara radiologis, batubatu ini dikenal berupa batu

radiopaque, (umumnya bate ini adalah batu anorganik) dan bate radiolucent

(umumnya dari batu-batu organik).

Patofisiologi. Di dalam air seni terdapat pembentuk bate, yaitu asam urat dan oksalat.

Kelarutan bahan-bahan tersebut di dalam saluran urine tergantung pada pH urine.

Selain dari bahan-bahan tersebut, di dalam urine terdapat juga bahan koloid, yaitu

Page 12: Askep Gangguan Sistem Perkemihan

musin, asam musin, kontraitin. Bila salah satu dari ketiga bahan tersebut tidak ada, akan

terjadi kristalisasi dari bahanbahan yang lain. Selanjutnya, kristalisasi berlangsung terns

mengendap pada organ saluran kemih dan menjadi batu saluran kemih.

Pemeriksaan diagnostik. Pemeriksaan laboratorium dilakukan dengan analisis urine

(volume urine, berat jenis urine, protein, reduksi, sedimen) dan kultur urine (terhadap

mikroorganisme, tes sensitivitas). Juga dilakukan foto ronsen dengan BNO (bulk

nier oueazicht) atau foto abdomen. Dare pemeriksaan ini dapat diketahui batu dalam

saluran kemih, contoh di ginjal. Sedangkan IVP dilakukan untuk mengetahui struktur

sistem kalis ginjal, ureter dan kandung kemih.

Pemeriksaan BN0

Pemeriksaan BNO adalah penggambaran dari ginjal dan kandung kemih kemih.

Tujuan tindakan inii untuk menilai kontur, letak dan besar batu ginjal dan untuk melekat

kolunma vertebralis.

Persiapan pasien:

Sehari sebelum pemeriksaan, pasien barns makan bubur

kecap.

Pukul 19.00 pasien makan malam terakhir selanjutnya pasien

puasa, dilarang merokok dan mengurangi bicara.

Pukul 20.00 pasien minum garam Inggris sebanyak 30 gram.

Pukul 04.00 pasien dilakukan klisma.

Pukul 08.00 pasien diantar ke bagian radiologi.

• Tipe batu pada sistem perkemihan

Tipe bate dapat dibedakan menurut tempatnya, yaitu batu ginjal, ureter, kandung kemih

(vesikolitiasis), dan batu uretra.

BATU GINJAL

Batu yang terbentuk di ginjal dapat menetap pada beberapa tempat di ginjal seperti di

kaliks minor atas, kaliks minor bawah, kaliks mayor, di daerah pielum, dan batu di atas

up junction.

Batu di kaliks minor atas. Batu ini merupakan silent stones. Tanda dan gejalanya

meliputi rasa pegal di daerah pinggang, sakit terus-menerus dan menekan pada daerah

pinggang, kolik ginjal yang terjadi tiba-tiba dan menghilang secara perlahan-lahan, rasa

nyeri di daerah pinggang, menjalar ke perut tengah-bawah, selanjutnya ke arah penis

dan vulva. Dapat disertai anoreksia, muntah dan perut kembung. Hasil pemeriksaan

laboratorium dinyatakan urine tidak mengandung batu, leukosit banyak hematuri.

Bila terjadi kolik, diberi analgesik dan pasien harus banyak minum. Bila merupakan silent

stones, tanpa ada tanda-tanda kolik, tidak ada infeksi dan perdarahan, pada batu ini

Page 13: Askep Gangguan Sistem Perkemihan

tidak dilakukan tindakan medis. Bila menimbulkan pielonefritis berulang, dilakukan

nefrektomi partial. Hal ini dikarenakan bila hanya dilakukan pengangkatan batu saja,

dapat bersifat residif.

Batu di kaliks minor bawah. Batu yang terdapat pada bagian ini biasanya merupakan

bate koral (staghorn stone) dan berbentuk seperti arsitektur dari kaliks. Batu ini makin

lama makin bertambah besar dan mendesak parenkm ginjal, sehingga parenkim ginjal

makin menipis. Jadi batu ini berpotensi bahaya bagi ginjal.

Untuk bate unilateral bila faal ginjal lainnya masih balk, tindakan yang dilakukan adalah

nefrektomi total pada ginjal yang sakit. Bila menimbulkan nefrotiasis dan perdarahan,

dilakukan nefrolitotomi, satu per satu. Untuk batu bilateral pada orang muda dengan

faal ginjal masih baik (kadar ureum dan kreatinin baik) dilakukan tindakan nefrotomi

satu per sate. Pada orang tua, tidak dilakukan operasi, pengobatan bersifat konservatif

yaitu dengan pemberian diuretika dan antibiotika.

Batu di kalix mayor. Jenis batunya adalah batu koral (steghorn stone) tetapi tidak

menyumbat. Batu pada daerah ini, sering tidak menimbulkan gejala yang

mencolok/akut, tetapi sering ditemukan terjadinya pielonefritis karena infeksi yang

berulang-ulang. Batu inipun makin lama makin membesar dan mendesak parenkim ginjal

sehingga parenkim makin menipis. Batu inipun berbahaya bagi ginjal.

Untuk batu unilateral. bila faal ginjal lainnya masih baik, tindakan yang dilakukan adalah

nefrektomi total, dengan alasan batu ini bersifat residif. Sesudah operasi sering

berakibat menurunnya fungsi ginjai karena ginjal mengalami fibrosis. Dapat terjadi

perdarahan sesudah operasi yang akhirnya memerlukan tindakan nefrektomi.

Pendapat lain mengatakan bahwa

tindakan awal yang perlu dilakukan adalah neftolitotomi, dan bila terjadi pendarahan,

dilakukan tindakan nefrektomi.

Batu di pielum ginjal. Batu-batu ini kadang-kadang dapat menyumbat dan dapat

menimbulkan infeksi sehingga dapat menyebabkan nyeri kolik dan gejala lain.

Sebaiknya batu pada daerah ini dilakukan pengangkatan batu, karena batu dapat

tumbuh terus ke dalam kaliks mayor sehingga tindakan operasi akan lebih sulit

untuk dilaksanakan.

Batu di atas up junction. Daerah up junction merupakan salah satu tempat penyempitan

ureter yang fisiologis sehingga besarnya batu diperkirakan tidak dapat melalui daerah

tersebut. Tindakan penanggulangan dengan durante operasionum disertai kalibrasi

lumen up junction dan batu akan residif kembali. Pemasangan bongie dilakukan

sampai dengan ukuran 18F masih dapat lewat dengan mudah. Apabila upaya tersebut

tidak dapat dilakukan, tindakan selanjutnya adalah pielum plastik.

• Batu ureter

Page 14: Askep Gangguan Sistem Perkemihan

Tiba-tiba timbul nyeri kolik mulai dari pinggang hingga testis pada laki-laki atau ovarium

pada perempuan. Pada posisi apapun pasien sangat kesakitan kadang-kadang disertai

perut kembung, mual, muntah, gross hematuri. Diagnosis gangguan ini ditegakkan

dengan pemeriksaan laboratorium dan BNO/ IVP, pada pemeriksaan laboratorium

terlihat urine banyak mengandung eritrosit.

Tindakan penanggulangan pada gangguan ini kalau perlu dilakukan tindakan operasi.

Ada kalanya tidak perlu dilakukan operasi, hal ini bergantung pada besar-kecilnya batu.

Untuk batu yang kecil dengan bentuk memanjang kurang dari 1 cm, diperkirakan dapat

turun ke kandung kemih, diberikan terapi konservatif yaitu pemberian diuretika,

antispasmodik, antibiotik, pasien dianjurkan untuk banyak minum. Dan observasi

dilakukan selama kurang lebih 3-6 bulan.

• Batu kandung kemih (vesikolitiasis)

Batu kandung kemih diperkirakan dapat terjadi karena kuranguya higiene pada saluran

kemih dan kurangnya nilai gizi.

PATOFISIOLOGI

Bata kandung kemih pada anak terutama karena faktor gizi yang kurang baik, sehingga

dapat mengakibatkan malnutrisi yang dapat menurunkan daya tahan tubuh sehingga

mudah timbul infeksi. Pada infeksi saluran kemih bakteri dapat mengakibatkan sel-sel

epitel terlepas dan menjadi modus, kemudian mengendapkan zat-zat organik dan

terbentuk batu.

PEMBAGIAN BATU KANDUNG KEMIH

Batu buli-bull Pada anak-anak. Tanda dan gejala berupa rasa nyeri sekali pada waktu

miksi, anak menangis keras, mengejan, pada anak laki-laki menarik penisnya sambil

berlari ke sana ke maxi karena menahan sakit. Kadang-kadang disertai prolaps ani.

Tindakan pengobatan dilakukan dengan pemberian antibiotika untuk mencegah infeksi

sekunder, pemberian antispasmodik, dilakukan ketok batu dengan jalan

mengosongkan kandung kemih, kemudian masukkan bongie ke dalam kandung kemih,

bila hasilnya positif berarti ada batu. Tindakan operatif opositif vesiko liotkotomi (sectio

alto).

Tindak lanjut opeasi batu buli-buli dilakukan 3 bulan untuk mencegah terbentuknya batu

kembali.

Batu kandung kemih pada orang dewasa. Tanda dan gejala biasa disebut sebagai

trias batu kandung kemih (buli-buli), yaitu hematuria, disuria, dan urine keruh (pancaran

urine terganggu dan menjadi lancar kembali, bila dilakukan perubahan posisi).

Pemeriksaan diagnostik dilakukan dengan foto BNO/IVP dan analisis urine. Tindakan

pengobatan dilakukan dengan pemberian antibiotika, antispasmodik, dan analgetik.

Batu uretra

Page 15: Askep Gangguan Sistem Perkemihan

Batu uretra biasanya adalah batu yang berasal dari ginjal atau kandung kemih. Pasien

yang mengalami gangguan ini menunjukkan gejala sulit miksi. sewaktu miksi terasa

sakit, urine keluar sedikit-sedikit (menetes). Kandung kemih penuh berisi urine.

Pemeriksaan diagnostik dengan memasukkan kateter ke dalam uretra, bila terasa ada

tekanan kemungkinan uretra ter

sumbat batu.

Tindakan pengobatan dilakukan dengan pemberian obat-obatan pelarut batu. Lakukan

kateterisasi atau pungsi kandung kemih untuk mengeluarkan urine, kalau perlu

dilakukan operasi. Akan balk bila dilakukan penanganan Betas cepat dan tepat, ukuran

batu masih kecil dan pungsi kandung kemih masih baik. Pasien dianjurkan untuk

banyak minum. 2-3 liter per hari. Olahraga terutama kegiatar. melompat-lompat agar

bate yang masih kecil dapat ikut keluar bersama urine. Bila batu keluar, perlu dilakukan

pemeriksaan laboratorium untuk mengetahui jenis batunya Pasien diberi diet rendah

protein, agar tidak terbentuk batu kembali.

Bab 2 Penatalaksanaan Keperawatan Pasien Gangguan Sistem Perkemihan

• Trauma traktus urinarius

Trauma traktus urinarius terjadi karena adanya benturan yang mengenai

traktus urinarius. Trauma traktus urinarius dapat mengenai ginjal, ureter, kandung kemih,

uretra.

Gangguan atau penyakit ginjal meliputi karbunkel ginjal, tuberkulosis ginjal,

glomerulonefritis (akut, kronik), nefrotik sindrom, hindronefrosis, gagal ginjal (akut,

kronik).

PROSES KEPERAWATAN: PASIEN GANGGUAN SISTITIS

• Pengkajian

Geiala subjektif:

» Pasien mengeluh sexing miksi dan bertanya tentang penyakitnya

Pada waktu miksi terasa sakit

• Kadang-kadang urine keluar bercampur darah

» Terasa nyeri pada daerah suprapubik dan perineal

Geiala objektif:

Pasien Bering miksi

Terdapat hematuri

Pasien meringis kesakitan sewaktu miksi (disuria)

Hasil pemeriksaan IVP dan sistoskopi menunjukkan adanya kelainan

• Diagnosa keperawatan

Perubahan ketidaknyamanan yang berhubungan dengan peradangan dan infeksi

kandnug kemih.

Perubaban pola eliminasi urinarius yang berhubungan dengan proses peradangan.

Kurang pengetahuan tentang penyakit, perawatan dan pengobatannya.

• Perencanaan dan implementasi

Page 16: Askep Gangguan Sistem Perkemihan

INTERVENSI KEPERAWATAN

- Merecirkan nyeri clan ketidaknyamanan. Nyeri dan ketidaknyamanan yang

berkaitan dengan infeksi saluran perkemihan cepat hilang bila

49

50

Keperawatan Medikal Bedah untuk AKPER

Bab 2 Penatalaksanaan Keperawatan Pasien Gangguan Sistem Perkemihan

dilakukan terapi antibiotik. Agens antispasmodik mungkin bermanfaat dalam

meredakan kepekaan kandung kemih dan nyeri. Aspirin, kompres papas pada

perineum, dap rendam duduk pangs membantu menghilangkan ketidaknyamanan dap

spasme.

2. Meredakan frekuensi, dorongan, dap hesitansi dalam berkemih. Pasien dianjurkan

untuk banyak minum secara bebas (air adalah pilihan terbaik) untuk meningkatkan

aliran darah ginjal dap membilas bakteri dari traktus urinarius. Cairan yang dapat

mengiritasi kandung kemih (mis. kopi, teh, cola, alkohol) dihindari. Dianjurkan sexing

berkemih (setiap 2-3 jam) untuk mengosonkan kandung kemih secara seksama,

karena ini bermanfaat dalam menurunkan jumlah bakteri urine, mengurangi stasis

urine, dap mencegah infeksi ulang.

3. Pendidikan pasien. Perempuan yang mengalami infeksi urinarius ber

ulang harus mendapat instruksi detil tentang hal-hal berikut:

a. Kurangi konsentrasi patogen pada liang vagina dengan tindakan higienik.

» Mandi guyur daripada mandi rendam, karena bakteri di bak mandi banyak yang

memasuki uretra.

» Bersihkan sekitar perineum dap meatus uretra setelah setiap defekasi (dengan

gerakan dari depan ke belakang)

b. Minum cairan dengan jumlah bebas selama sehari untuk membilas bakteri,

mengeluarkan kopi, teh, cola, clan alkohol.

c. Berkemih setiap 2 sampai 3 jam selama sehari dap pengosongan kandung kemih

komplet. Tindakan ini mencegah distensi kandung kemih dap menurunkan suplai darah

ke dinding kandung kemih, yang mempredisposisikan pasien pada ISK.

d. Bila hubungan seksual menimbulkan kejadian bakteriuria: Berkemih dengan segera

setelah hubungan seksual.

Gunakan dosis tunggal agens antimikroba oral setelah hubungan seksual.

e. Bila bakteri terus tampak dalam urine, terapi antimikroba jangka panjang mungkin

diperlukan untuk mencegah kolonisasi area periuretral dap kambuhan infeksi. Obat

harus digunakan setelah pengosongan kandung kemih sebelum pergi tidur untuk

menjamin konsentrasi obat adekuat selama periode malam hari.

1. Mengalami peredaan nyeri:

Page 17: Askep Gangguan Sistem Perkemihan

a. Melaporkan tidak ada nyeri, dorongan, disuria, atau hesitansi pada saat berkemih.

b. Menggunakan analgesik dap agens antimikroba sesuai ketentuan. c. Minum 8

sampai 10 gela cairan setiap hari. d. Berkemih setiap 2 sampai 3 jam. e. Urine jernih

dap bebar bau.

2. Meningkatkan pengetahuan tentang tindakan pencegahan dap peng

obatan.

3. Bebas dari komplikasi:

a. Melaporkan tidak ada infeksi atau gagal ginjal (mual, muntah,

keletihan, pruritus).

b. Mempunyai kadar kreatinin serum dap BUN normal, kultur darah

dap urine negatif.

c. Menunjukkan tanda vital dap suhu normal; tidak ada tanda sepsis. d.

Mempertahankan haluaran urine adekuat (>30 ml/jam).

PROSES KEPERAWATAN:

PASIEN GANGGUAN BATU GINJAL

• Pengkajian

Pasien dengan kecurigaan bate ginjal dikaji untuk nyeri dap ketidaknyamanan. Berat

dap lokasi nyeri ditentukan bersamaan dengan penyebaran nyeri. Pasien juga dikaji

untuk adanya gejala yang berkaitan, seperti meal, muntah, diare, dap distensi abdomen.

Pengkajian keperawatan meliputi mengobservasi tanda infeksi traktus urinarius

(menggigil, demam; disuria, Bering berkemih, dap hesitansi) dap obstruksi (Bering

berkemih dengan jumlah sedikit, oliguria, atau anuria). Selain itu, urine dilihat terhadap

adanya darah dan pecahan batu.

Riwayat difokuskan pada faktor-faktor yang mencetuskan pasien pada bate traktus

urinarius. Faktor-faktor yang mencetuskan pasien pada pembentukan batu dapat

meliputi riwayat keluarga tentang batu, adanya kanker atau gangguan sumsum tulang,

atau penggunakan agens kemoterapi, Penyakit inflamasi usus, atau diet tinggi kalsium

atau purin. Faktor-faktor

;• Evaluasi

HASIL YANG DIHARAPKAN

51

52

Keperawatan Medikal Bedah untuk AKPER

yang dapat mencetuskan pembentukan batu pada pasien yang telah meng

alami batu ginjal meliputi episode dehidrasi, imobilisasi dalam waktu lama, dan infeksi.

Pengetahuan pasien tentang batu ginjal dan tindakan pencegahan kejadian atau

kekambuhannya juga dikaji.

• Diagnosa keperawatan

Page 18: Askep Gangguan Sistem Perkemihan

Berdasarkan data pengkajian, diagnosa keperawatan pasien dengan bate ginjal

meliputi:

Nyeri yang berhubungan dengan inflamasi, obstruksi, dan abrasi traktus

urinarius

Kurang pengetahuan tentang pencegahan kekambuhan batu ginjal

:• Perencanaan dan implementasi INTERVENSI KEPERAWATAN

I . Meredakan nyeri. Peredaan segera pada nyeri hebat karena kolik ureteral atau renal

diatasi dengan analgesik narkotik. Pemberian intravena dan intramuskular dapat

diresepkan untuk memberikan peredaan cepat. Pasien dianjurkan dan dibantu untuk

memilih posisi yang nyaman. Bila aktivitas menimbulkan peredaan nyeri, pasien

dibantu untuk ambulasi. Nyeri pasien dipantau dengan ketat, dan peningkatan

kehebatannya dilaporkan dengan segera pada dokter sehingga peredaan dapat diberi-

kan dan tindakan tambahan dilakukan.

2. Pendidikan pasien. Karma tidak diketahuai apakah batu urinarius terhadap setelah

pertama kali batu tersebut terbentuk, pasien dianjurkan untuk mengikuti program untuk

menghindari pembentukan bate lebih lanjut. Salah sate pencegahannya adalah

mempertahankan masukan cairan ban yak, karena batu terbentuk dalam urine pekat.

Pasien yang cenderung membentuk batu harus minum cairan cukup untuk menge-

luarkan 3000 sampai 4000 ml urine setiap 24 jam. harus mentaati diet yang

ditentukan, dan harus menghindari peningkatan suhu lingkungan tiba-tiba, yang dapat

menyebabkan penurunan volume urine. Pekerjaan dan aktivitas yang menimbulkan

berkeringat hebat dapat menimbulkan dehidrasi hebat: karenannya masukan cairan

harus ditingkatkan. Cairan yang cukup harus diminum pada sore hari untuk mencegah

urine menjadi terlalu pekat pada malam hari. Kultur urine dilakukan setiap 1 sampai 2

bulan pada tahun pertama dan kemudian secara periodik.

1. Mengalami peredaan nyeri

2. Menunjukkan peningkatan pengetahuan tentang perilaku sehat untuk mencegah

kekambuhan.

a. Mengkonsumsi masukan cairan tinggi (10-12 gelas cairan per hari) b. Melakukan

aktivitas yang tepat.

c. Mengkonsumsi diet yang ditentukan untuk mengurangi faktor-faktor

diet yang mencetuskan pembentukan batu.

d. Mengidentifikasi gejala yang harus dilaporkan pada pemberi pe

rawatan kesehatan (demam, menggigil, nyeri panggul, hematuria). e. Pantau pH

urinarius sesuai petunjuk.

f. Menggunakan obat yang diresepkan sesuai petunjuk untuk me

ngurangi pembentukan batu.

3. Tidak ada komplikasi.

a. Tidak menunjukkan sepsis dan infeksi.

b. Berkemih 200 sampai 400 ml urine jernih tanpa sel darah merah

Page 19: Askep Gangguan Sistem Perkemihan

setiap berkemih.

c. Melaporkan tidak ada disuria, sering berkemih, dan hesitansi. d. Tidak menunjukkan

suhu tubuh normal.

PROSES KEPERAWATAN:

PASIEN GLOMERULONEFRITIS AKUT

• Pengkajian

Riwayat komprehensif harus dilakukan pada pasien dengan kecurigaan

glomerulonefritis tentang adanya infeksi traktus respiratorius atas yang baru

dan infeksi kulit, atau riwayat glomerulonefritis. Adanya prosedur invasif juga harus

ditanyakan. Pemeriksaan fisik dapat menunjukkan asites, efusi pleural, dan manifestasi

gagal jantung kongestif dengan edema pare. Urine harus diperiksa dengan ketat

terhadap warna, jumlah, dan adanya substansi abnormal. Tanda vital harus diperiksa

dengan ketat, khususnya tekanan darah.

Diagnosa keperawatan

Perubahan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh yang berhubungan dengan anoreksia

dan penurunan kebutuhan metabolik.

Bab 2 Penatalaksanaan Keperawatan Pasien Gangguan Sistem Perkemihan

• Evaluasi

HASIL YANG DIHARAPKAN

53

54

Keperawatan Medikal Bedah untuk AKPER

Bab 2 Penatalaksanaan Keperawatan Pasien Gangguan Sistem Perkemihan

55

Kelebihan volume cairan yang berhubungan dengan penurunan haluaran urine.

Keletihan yang berhubungan dengan peningkatan kebutuhan metabolik karena

penyakit.

Risiko terhadap kerusakan integritas kulit yang berhubungan dengan edema.

Risiko terhadap infeksi yang berhubungan dengan perubahan respons imun sekunder

akibat pengobatan.

• Perencanaan dan implementasi

INTERVENSI KEPERAWATAN

Page 20: Askep Gangguan Sistem Perkemihan

1. Memenuhi kebutuhan nutrisi. Penting sekali melindungi ginjal sementara ginjal tersebut

memulihkan fungsinya. Diet ditentukan oleh dokter yang secara umum tinggi kalori dan

rendah protein. Diet ini menghindari katabolisme protein dan memungkinkan ginjal

beristirahat karena ginjal berperan lebih sedikit menangani molekul dan metabolit

protein. Derajat pembatasan protein bergantung pada jumlah protein yang

diekskresikan dalam urine dan kebutuhan pasien. Natrium juga dibatasi bergantung pada

jumla edema yang ada. Anoreksia. mual dan muntah dapat mempengaruhi masukan

adekuat, yang menuntut intervensi kreatif pada pihak perawat. Ahli diet dapat

membantu merencanakan diet klien dalam keadaan pembatasan ini.

2. Mempertahankan keseimbangan cairan. Keseimbangan cairan yang tepat adalah

penting. Pemantauan yang tepat terhadap berat badan dan masukan serta haluaran

membantu menentukan progresi edema karena memberikan perkiraan fungsi ginjal.

Pengukuran harian terhadap fungsi ginjal (mis. kaki dan abdomen) juga memberikan

perkiraan fungsi ginjal. Masukan cairan harus dibatasi. Rasa haws dapat diatasi

dengan menghisap permen atau menggunakan batu es daripada segelas air. Bantu

pasien untuk merencanakan distribusi cairan selama sehari (mis. bersamaan dengan

makan).

3. Memenuhi kebutuhan istirahat. Istirahat adalah penting-baik secara fisik dan emosi.

Terdapat hubungan antara aktivitas dan jumlah hematuria dam proteinuria. Latihan

juga meningkatkan aktivitas katabolik. Aktivitas yang diizinkan bergantung pada basil

pemeriksaan urinalisis. Tirah baring dilakukan sesuai dengan periode aktivitas yang

sangat dibatasi, dapat dilanjutkan selama beberapa minggu sampai bulan.

Aktivitas pengalih yang tepat dapat membantu pasien menghadapi imobilitas fisik yang

lama ini.

4. Memelihara integritas kulit. Edema mempengaruhi nutrisi selular, yang membuat klien

lebih rentan terhadap kerusakan kulit. Gunakan kewaspadaan untuk mencegah

komplikasi ini. Intervensi meliputi higiene yang baik, masase, dan perubahan posisi,

serta penggunaan tindakan profilaktik seperti alat di tempat tidur.

5. Mencegah infeksi. Glomerulus sangat menurunkan pertahanan tubuh pasien terhadap

infeksi, khususnya organisme streptokokal. Karenanya, imunosupresif dan kortikosteroid

lebih lanjut menurunkan pertahanan pasien. Meskipun isolasi tidak perlu, diperlukan

perlindungan klien dari orang yang mengalami infeksi. Tindakan pendukung umum

membantu menguatkan mekanisme pertahankan pasien. Penyuluhan pasien harus

mencakup cara yang tepat untuk menghindari infeksi, khususnya infeksi

pernapasan dan saluran kemih.

• Evaluasi

HASIL YANG DIHARAPKAN

1. Pasien mempertahankan masukan nutrisi adekuat, dibuktikan oleh tidak adanya

penurunan berat badan, tidak ada keseimbangan nitrogen negatif, dan elektrolit normal.

Page 21: Askep Gangguan Sistem Perkemihan

2. Pasien mempertahankan masukan dan haluaran seimbang, dibuktikan oleh tidak

adanya manifestasi edema atau kelebihan beban cairan.

3. Pasien mengalami keseimbangan istirahat dan aktivitas yang adekuat, dibuktikan

oleh tidak adanya keluhan keletihan.

4. Pasien tidak mengalami kerusakan kulit, dibuktikan oleh kulit tetap utuh. 5. Pasien

tidak mengalami infeksi, dibuktikan oleh suhu normal.