Askep gagal jantung kongesti

23
BAB I KONSEP MEDIS A. Definisi Gagal jantung kongestif adalah ketidakmampuan jantung untuk memompa darah yang adekuat untuk memenuhi kebutuhan jaringan akan oksigen dan nutrisi. Istilah gagal jantung kongestif paling sering digunakan kalau terjadi gagal jantung sisi kiri dan sisi kanan. Ventrikel kanan dan kiri dapat mengalami kegagalan secara terpisah. Gagal ventrikel kiri paling sering mendahului gagal ventrikel kanan, gagal ventrikel murni sinonim dengan edema paru akut. Karena curah ventrikel berpasangan atau singkron, maka kegagalan salah satu ventrikel dapat mengakibatkan penurunan perfusi jaringan. B. Etiologi 1. Kelainan otot jantung Gagal jantung paling sering terjadi pada penderita kelainan otot jantung,menyebabkan menurunnya kontraktilitas jantung. Kondisi yang mendasari penyebab kelainan fungsi otot mencakup aterosklerosis koroner,hipertensi arterial,dan penyakit otot degeneratif serta inflamasi. 2. Aterosklerosis koroner Mengakibatkan disfungsi miokardium karena terganggunya aliran darah ke otot jantung. Terjadi hipoksia dan asidosis (akibat penumpukan asam laktat). Infark miokardium biasanya mendahului terjadinya gagal jantung.

Transcript of Askep gagal jantung kongesti

Page 1: Askep gagal jantung kongesti

BAB I

KONSEP MEDIS

A. Definisi

Gagal jantung kongestif adalah ketidakmampuan jantung untuk memompa

darah yang adekuat untuk memenuhi kebutuhan jaringan akan oksigen dan

nutrisi. Istilah gagal jantung kongestif paling sering digunakan kalau terjadi

gagal jantung sisi kiri dan sisi kanan.

Ventrikel kanan dan kiri dapat mengalami kegagalan secara terpisah. Gagal

ventrikel kiri paling sering mendahului gagal ventrikel kanan, gagal ventrikel

murni sinonim dengan edema paru akut. Karena curah ventrikel berpasangan

atau singkron, maka kegagalan salah satu ventrikel dapat mengakibatkan

penurunan perfusi jaringan.

B. Etiologi

1. Kelainan otot jantung

Gagal jantung paling sering terjadi pada penderita kelainan otot

jantung,menyebabkan menurunnya kontraktilitas jantung. Kondisi yang

mendasari penyebab kelainan fungsi otot mencakup aterosklerosis

koroner,hipertensi arterial,dan penyakit otot degeneratif serta inflamasi.

2. Aterosklerosis koroner

Mengakibatkan disfungsi miokardium karena terganggunya aliran darah ke

otot jantung. Terjadi hipoksia dan asidosis (akibat penumpukan asam

laktat). Infark miokardium biasanya mendahului terjadinya gagal jantung.

Page 2: Askep gagal jantung kongesti

3. Hipertensi sistemik atau pulmonal

Dapat meningkatkan beban kerja jantung dan mengakibatkan hipertrofi

serabut otot jantung. Efek tersebut (hipertrofi miokard) dapat dianggap

sebagai mekanisme kompensasi karena akan meningkatkan kontraktilitas

jantung. Tetapi untuk alasan yang tidak jelas, hipertrofi otot jantung tadi

tidak dapat berfungsi secara normal dan akhirnya akan terjadi gagal

jantung.

4. Peradangan dan penyakit miokardium degeneratif

Berhubungan dengan gagal jantung karena kondisi ini secara langsung

merusak serabut jantung, menyebabkan kontaktilitas menurun.

5. Penyakit jantung lain

Gagal jantung sebagai akibat penyakit jantung yang sebenarnya tidak

secara langsung mempengaruhi jantung. Mekanisme yang biasanya

terlibat mencakup gangguan aliran darah melalui jantung (mis, stenosis

katup semiluner), ketidakmampuan jantung untuk mengisi darah (mis,

temponade perikardium,perikarditis konstriktif,atau stenosis katup AV),

atau pengosongan jantung abnormal (mis,insufisiensi katup AV),

peningkatan afterlood akibat meningkatnya tekanan darah sistemik

(hipertensi “maligna”) dapat menyebabkan gagal jantung meskipun tidak

ada hipertrofi miokardial.

6. Faktor sistemik

Terdapat sejumlah faktor yang berperan dalam perkembangan dan

beratnya gagal jantung. Meningkatnya laju metabolisme

(demam,tirotoksikosis),hipoksia, dan anemia memerlukan peningkatan

curah jantung untuk memenuhi kebutuhan oksigen sistemik. Hipoksia atau

Page 3: Askep gagal jantung kongesti

anemia juga dapat menurunkan suplai oksigen ke jantung. Asidosis

(respiratorik atau metabolik) dan abnbormalitas elektrolit dapat

menurunkan kontraktilitas. Distritmia jantung yang dapat terjadi dengan

sendirinya atau secara sekunder akibat gagal jantung menurunkan

efisiensi keseluruhan fungsi jantung.

C. Patofisiologi

Mekanisme yang mendasari gagal jantung meliputi gangguan kemampuan

kontraktilitas jantung yang menyebabkan curah jantung lebih rendah dari

curah jantung normal.

Frekuensi jantung adalah fungsi sistem saraf ototnom. Bila curah jantung

berkurang, sistem saraf simpati akan memercepat frekuensi jantung untuk

mempertahankan curah jantung. Bila mekanisme kompensasi ini gagal untuk

mempertahankan perfusi jaringan yang memadai, maka volume sekuncup

jantunglah yang harus menyesuaikan diri untuk mempertahankan curah

jantung.

Tetapi pada gagal jantung dengan masalah utama kerusakan dan kekakuan

serabut otot jantung, volume sekuncup berkurang dan curah jantung normal

masih dapat dipertahankan.

Volume sekuncup, jumlah darah yang dipompa pada setiap kontraksi

tergantung pada tiga faktor: preload,kontraktilitas dan afterload.

Preload adalah sinonim dengan hukum Starling pada jantung yang

menyatakan bahwa jumlah darah yang mengisi jantung berbanding

lurus dengan tekanan yang ditimbulkan oleh panjangnya regangan

serabut jantung.

Page 4: Askep gagal jantung kongesti

Kontraktilitas mengacu pada perubahan kekuatan kontraksi yang

terjadi pada tingkat sel dan berhubungan dengan perubahan panjang

serabut jantung dan kadar kalsium

Afterload mengacu pada besarnya tekanan ventrikel yang harus

dihasilkan untuk memompa darah melawan perbedaan tekanan yang

ditimbulkan oleh tekanan arteriola.

Pada gagal jantung, jika satu atau lebih dari ketiga faktor tersebut

terganggu.

D. Manifestasi klinik

Tanda dominan gagal jantung adalah meningkatnya volume intravaskuler.

Kongesti jaringan terjadi akibat tekanan arteri dan vena yang meningkat

akibat turunnya curah jantung pada kegagalan jantung. Peningkatan tekanan

vena pulmonalis dapat menyebabkan cairan mengalir dari kapiler paru ke

alveoli, akibatnya terjadi edema paru yang dimanifestasikan dengan batuk

dan napas pendek. Meningkatnya tekanan vena sistemik dapat

mengakibatkan edema perifer umum dan penambahan berat badan.

Turunnya curah jantung pada gagal jantung dimanifestasikan secara luas

karena darah tidak dapat mencapai jaringan dan organ (perfusi rendah) untuk

menyampaikan oksigen yang dibutuhkan. Beberapa efek yang biasanya

timbul akibat perfusi rendah adalah pusing,konfusi,kelelahan,tidak toleran

terhadap latihan dan panas, ekstremitas dingin dan haluaran urine berkurang.

Tekanan perfusi ginjal menurun, mengakibatkan pelepasan renin dari ginjal,

Page 5: Askep gagal jantung kongesti

yang akan menyebabkan sekresi aldosteron, retensi natrium dan cairan serta

peningkatan volume intravaskuler.

E. Pentalaksanaan

Tujuan dasar penalaksanaan pasien dengan gagal jantung adalah sebagai

berikut:

1. Dukung istrahat untuk mengurangi beban kerja jantung

2. Meningkatkan kekuatan dan efisiensi kontraksi jantung dengan bahan-

bahan farmakologis

3. Menghilangkan penimbunan cairan tubuh berlebihan dengan terapi

diuretik diet dan istrahat.

F. Pemeriksaan Diagnostik

a. EKG : Hipertrofi atrial atau ventrikuler, penyimpangan aksis, iskemia

san kerusakan pola mungkin terlihat. Disritmia mis : takhikardi, fibrilasi

atrial. Kenaikan segmen ST/T persisten 6 minggu atau lebih setelah

imfark miokard menunjukkan adanya aneurime ventricular.

b. Sonogram : Dapat menunjukkan dimensi pembesaran bilik, perubahan

dalam fungsi/struktur katub atau are penurunan kontraktilitas

ventricular.

c. Skan jantung : Tindakan penyuntikan fraksi dan memperkirakan

pergerakan dinding.

d. Kateterisasi jantung : Tekanan bnormal merupakan indikasi dan

membantu membedakan gagal jantung sisi kanan verus sisi kiri, dan

Page 6: Askep gagal jantung kongesti

stenosi katup atau insufisiensi, Juga mengkaji potensi arteri kororner.

Zat kontras disuntikkan kedalam ventrikel menunjukkan ukuran

bnormal dan ejeksi fraksi/perubahan kontrktilitas

Page 7: Askep gagal jantung kongesti

BAB II

KONSEP KEPERAWATAN

1. Pengkajian

Aktivitas/istirahat

Gejala : keletihan atau kelelahan terus menerus sepanjang hari

Insomnia

Nyeri dada dengan aktivitas

Dispnea pada istrahat/pda pengerahan tenaga

Tanda : gelisah, perubahan status mental, mis; letargi

Tanda vital berubah pada aktivitas

Sirkulasi

Gejala :hipertensi,IM akut, penyakit jantung, endokarditis,anemia,syok

septik, bengkak pada kaki, telapak kaki,abdomen

Tanda : takikardi, distritmia, sianotik, edema

Integritas ego

Gejala : ansietas, kuatir, takut

Stres yang berhubungan dengan penyakit

Tanda : ansietas, marah, ketakutan mudah tersinggung

Eliminasi

Gejala : penurunan berkemih

Page 8: Askep gagal jantung kongesti

Makanan / cairan

Gejala : kehilangan napsu makan, mual/muntah,penambahan berat badan

Tanda : penambahan berat badan cepat,distensi abdomen,edema.

Higiene

Gejala : keletihan,kelelahan selama aktivitas perawatan diri

Tanda : penampilan menandakan kelainan perawatan personal

Neurosensori

Gejala : kelemahan, pusing

Tanda : letargi

Nyeri/kenyamanan

Gejala : nyeri dada, nyeri abdomen kanan atas

Tanda : tidak tenang, gelisah

Pernapasan

Gejala : dispnea saat aktivitas, batuk

Tanda : napas dangkal, batuk kering,bunyi napas tidak terdengar

Keamanan

Gejala : perubahan dalam fungsi mental, kehilangan tonus otot

Page 9: Askep gagal jantung kongesti

2. Diagnosa keperawatan

1. Pola napas tidak efektfif b/d edema paru

2. Nyeri (dada) berhubungan dengan ketidakseimbangan suplai dan

kebutuhan oksigen miokard

3. Penurunan curah jantung berhubungan dengan ; Perubahan kontraktilitas

miokardial/perubahan inotropik, Perubahan frekuensi, irama dan konduksi

listrik, Perubahan structural

4. Intoleran aktivitas berhubungan dengan : Ketidak seimbangan antar suplai

okigen. Kelemahan umum, Tirah baring lama/immobilisasi. Ditandai

dengan : Kelemahan, kelelahan, Perubahan tanda vital, adanya distritmia,

Dispnea, pucat, berkeringat.

5. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d

mual/muntah,anoreksia

6. Kelebihan volume cairan berhubungan dengan : menurunnya laju filtrasi

glomerulus (menurunnya curah jantung)/meningkatnya produksi ADH dan

retensi natrium/air. ditandai dengan : Ortopnea, bunyi jantung S3,

Oliguria, edema, Peningkatan berat badan, hipertensi, Distres

pernapasan, bunyi jantung abnormal

7. Resiko terhadap perubahan perfusi jaringan b/d penurunan aliran darah

8. Ansietas berhubungan dengan kurangnya pengetahuan tentang penyakit

dan prosedur tindakan medis dan keperawatan ditandai dengan klien

menyatakan takut.

Page 10: Askep gagal jantung kongesti

3. Perencanaan

1. Pola napas tidak efektif berhubungan dengan edema paru,perubahan

menbran kapiler-alveolus.

Tujuan /kriteria evaluasi,

Klien akan : Mendemonstrasikan ventilasi dan oksigenisasi dekuat pada

jaringan ditunjukkan oleh oksimetri dalam rentang normal dan bebas gejala

distress pernapasan., Berpartisipasi dalam program pengobatan dalam btas

kemampuan/situasi.

Intervensi :

Pantau bunyi nafas, catat krekles

Rasional : menyatakan adnya kongesti paru/pengumpulan secret

menunjukkan kebutuhan untuk intervensi lanjut.

Ajarkan/anjurkan klien batuk efektif, nafas dalam.

Rasional : membersihkan jalan nafas dan memudahkan aliran oksigen.

Dorong perubahan posisi.

Rasional : Membantu mencegah atelektasis dan pneumonia.

Kolaborasi dalam Pantau/gambarkan seri GDA, nadi oksimetri.

Rasional : Hipoksemia dapat terjadi berat selama edema paru.

Berikan obat/oksigen tambahan sesuai indikasi

2. Penurunan curah jantung berhubungan dengan ; Perubahan kontraktilitas

miokardial/perubahan inotropik, Perubahan frekuensi, irama dan konduksi

listrik, Perubahan structural, ditandai dengan ;

Page 11: Askep gagal jantung kongesti

a. Peningkatan frekuensi jantung (takikardia) : disritmia, perubahan

gambaran pola EKG

b. Perubahan tekanan darah (hipotensi/hipertensi).

c. Bunyi ekstra (S3 & S4)

d. Penurunan keluaran urine

e. Nadi perifer tidak teraba

f. Kulit dingin kusam

g. Ortopnea,krakles, pembesaran hepar, edema dan nyeri dada.

Tujuan

Klien akan : Menunjukkan tanda vital dalam batas yang dapat diterima

(disritmia terkontrol atau hilang) dan bebas gejala gagal jantung ,

Melaporkan penurunan epiode dispnea, angina, Ikut serta dalam aktivitas

yang mengurangi beban kerja jantung.

Intervensi

Auskultasi nadi apical ; kaji frekuensi, iram jantung

Rasional : Biasnya terjadi takikardi (meskipun pada saat istirahat) untuk

mengkompensasi penurunan kontraktilitas ventrikel.

Catat bunyi jantung

Rasional : S1 dan S2 mungkin lemah karena menurunnya kerja pompa.

Irama Gallop umum (S3 dan S4) dihasilkan sebagai aliran darah

kesermbi yang disteni. Murmur dapat menunjukkan

Inkompetensi/stenosis katup.

Page 12: Askep gagal jantung kongesti

Palpasi nadi perifer

Rasional : Penurunan curah jantung dapat menunjukkan menurunnya

nadi radial, popliteal, dorsalis, pedis dan posttibial. Nadi mungkin cepat

hilang atau tidak teratur untuk dipalpasi dan pulse alternan.

Pantau TD

Rasional : Pada GJK dini, sedng atu kronis tekanan drah dapat

meningkat. Pada HCF lanjut tubuh tidak mampu lagi mengkompensasi

danhipotensi tidak dapat norml lagi.

Kaji kulit terhadp pucat dan sianosis

Rasional : Pucat menunjukkan menurunnya perfusi perifer ekunder

terhadap tidak dekutnya curh jantung; vasokontriksi dan anemia. Sianosis

dapt terjadi sebagai refrakstori GJK. Area yang sakit sering berwarna biru

atu belang karena peningkatan kongesti vena.

Berikan oksigen tambahan dengan kanula nasal/masker dan obat sesuai

indikasi (kolaborasi)

Rasional : Meningkatkn sediaan oksigen untuk kebutuhan miokard untuk

melawan efek hipoksia/iskemia. Banyak obat dapat digunakan untuk

meningkatkan volume sekuncup, memperbaiki kontraktilitas dan

menurunkan kongesti.

3. Nyeri (dada) berhubungan dengan ketidakseimbangan suplai dan kebutuhan

oksigen miokard

Tujuan dan krtieria hasil:

Menyatakan / menunjukkan nyeri berkurang /hilang dengan kiteria

Page 13: Askep gagal jantung kongesti

- Klien mengungkapkan pengurangan nyeri

- Nampak relaks dan menunjukkan rasa tenang

Intervensi :

Kaji tingkat nyeri

Rasional : Untuk mengetahui skala nyeri

Kompres air hangat

Rasional : dapat mengurangi nyeri pada klien

Berikan lingkungan yang nyaman

Rasional : menurunkan tegangan otot

Berikan tindakan nyaman

Rasional : meningkatkan relaksasi dan meningkatkan kemampuan koping.

Berikan oksigen sesuai indikasi

Rasional :meningkatkan sediaan oksigen untuk kebutuhan miokard

4. Intoleran aktivitas berhubungan dengan : Ketidak seimbangan antar suplai

okigen. Kelemahan umum, Tirah baring lama/immobilisasi. Ditandai dengan :

Kelemahan, kelelahan, Perubahan tanda vital, adanya disrirmia, Dispnea,

pucat, berkeringat.

Tujuan /kriteria evaluasi :

Klien akan : Berpartisipasi pad ktivitas yang diinginkan, memenuhi perawatan

diri sendiri, Mencapai peningkatan toleransi aktivitas yang dapat diukur,

dibuktikan oelh menurunnya kelemahan dan kelelahan.

Page 14: Askep gagal jantung kongesti

Intervensi

Periksa tanda vital sebelum dan segera setelah aktivitas, khususnya bila

klien menggunakan vasodilator,diuretic dan penyekat beta.

Rasional : Hipotensi ortostatik dapat terjadi dengan aktivitas karena efek

obat (vasodilasi), perpindahan cairan (diuretic) atau pengaruh fungsi

jantung.

Catat respons kardiopulmonal terhadap aktivitas, catat takikardi, diritmia,

dispnea berkeringat dan pucat.

Rasional : Penurunan/ketidakmampuan miokardium untuk meningkatkan

volume sekuncup selama aktivitas dpat menyebabkan peningkatan

segera frekuensi jantung dan kebutuhan oksigen juga peningkatan

kelelahan dan kelemahan.

Evaluasi peningkatan intoleran aktivitas.

Rasional : Dapat menunjukkan peningkatan dekompensasi jantung

daripada kelebihan aktivitas.

Implementasi program rehabilitasi jantung/aktivitas (kolaborasi)

Rasional : Peningkatan bertahap pada aktivitas menghindari kerja

jantung/konsumsi oksigen berlebihan. Penguatan dan perbaikan fungsi

jantung dibawah stress, bila fungsi jantung tidak dapat membaik kembali

5. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d mual/muntah,anoreksia

Tujuan/ kriteria evaluasi:

memenuhi kebutuhan nutrisi.

menunjukan BB stabil atau menngkat sesuai dengan yang diharapkan

Page 15: Askep gagal jantung kongesti

intervensi :

Catat derajat kesulitan makan

Rasional : pasien distres pernapasan akut sering anoreksia karena

dispnea,produksi sputum

Auskultasi bising usus dan kaji apakah ada nyeri perut, mual atau muntah.

Penurunan bising usus dapat mempengaruhi pencernaan dan absorbsi

makanan

Berikan makanan sesuai indikasi

6. Kelebihan volume cairan berhubungan dengan : menurunnya laju filtrasi

glomerulus (menurunnya curah jantung)/meningkatnya produksi ADH dan

retensi natrium/air. ditandai dengan : Ortopnea, bunyi jantung S3, Oliguria,

edema, Peningkatan berat badan, hipertensi, Distres pernapasan, bunyi

jantung abnormal.

Tujuan /kriteria evaluasi,

Klien akan : Mendemonstrasikan volume cairan stabil dengan keseimbangan

masukan danpengeluaran, bunyi nafas bersih/jelas, tanda vital dalam

rentang yang dapat diterima, berat badan stabil dan tidak ada edema.,

Menyatakan pemahaman tentang pembatasan cairan individual.

Intervensi :

Pantau pengeluaran urine, catat jumlah dan warna saat dimana diuresis

terjadi.

Rasional : Pengeluaran urine mungkin sedikit dan pekat karena

penurunan perfusi ginjal. Posisi terlentang membantu diuresis sehingga

pengeluaran urine dapat ditingkatkan selama tirah baring.

Page 16: Askep gagal jantung kongesti

Pantau/hitung keseimbangan pemaukan dan pengeluaran selama 24 jam

Rasional : Terapi diuretic dapat disebabkan oleh kehilangan cairan tiba-

tiba/berlebihan (hipovolemia) meskipun edema/asites masih ada.

Pertahakan duduk atau tirah baring dengan posisi semifowler selama fase

akut.

Rasional : Posisi tersebut meningkatkan filtrasi ginjal dan menurunkan

produksi ADH sehingga meningkatkan diuresis.

Pantau TD dan CVP (bila ada)

Rasional : Hipertensi dan peningkatan CVP menunjukkan kelebihan

cairan dan dapat menunjukkan terjadinya peningkatan kongesti paru,

gagal jantung.

Kaji bisisng usus. Catat keluhan anoreksia, mual, distensi abdomen dan

konstipasi.

Rasional : Kongesti visceral (terjadi pada GJK lanjut) dapat mengganggu

fungsi gaster/intestinal.

Pemberian obat sesuai indikasi (kolaborasi)

Konsul dengan ahli diet.

Rasional : perlu memberikan diet yang dapat diterima klien yang

memenuhi kebutuhan kalori dalam pembatasan natrium.

7. Resiko terhadap perubahan perfusi jaringan b/d penurunan aliran darah

Tujuan/kriteria evaluasi

Klien akan : mempertahankan perfusi yang adekuat

Intervensi

Page 17: Askep gagal jantung kongesti

Selidiki perubahan tiba-tiba atau gangguan mental seperti cemas,bingung

letargi,pingsan.

Rasional : perfusi serebral secara langsung sehubungan dengan curah

jantung. Dipengaruhi oleh elektrolit,hipoksia

Lihat pucat,sianosis,kulit dingin. Catat kekuatan nadi perifer

Rasional : vasokontriksi sistemik diakibatkan oleh penurunan curah

jantung mungkin dibuktikan oleh penurunan perfusi kulit dan penurunan

nadi.

Dorong latihan kaki aktif/pasif.

Rasional : menurunkan statis vena,meningkatkan aliran balik vena dan

menurunkan resiko tromboflebitis

Pantau data laboratorium.

Rasional : indikator perfusi / fungsi organ

Hindari obat intramuskuler

Rasional : Edema interstisial dan gangguan sirkulasi memperlambat

absorbsi obat dan predisposisi untuk kerusakan kulit/terjadinya infeksi..

8. Ansietas berhubungan dengan kurangnya pengetahuan tentang penyakit dan

prosedur tindakan medis dan keperawatan ditandai dengan klien

menyatakan takut

Tujuan/kriteria evaluasi

Menunjukan rileks dan laporan ansietas menurun.

- Klen mengerti tentang penyakit.

- Klien tidak takut dan gelisah.

Page 18: Askep gagal jantung kongesti

Intervensi

Kaji rasa cemas klien

Rasional : Sebagai data awal untuk mengetahui tingkat kecemasan klien

Beri kesempatan pada klien mengungkapkan rasa cemasnya.

Rasional : Agar dapat mengetahui penyebab cemas yang dialami serta

mengurangi beban psikologis klien

Jelaskan pada klien tentang diet yang bisa dijalankan setelah sembuh.

Rasional : Klien dapat mematuhi diet serta menghindari kambuh

penyakitnya kembali

Jelaskan pada klien tantang prosedur pengobatan/perawatan yang akan

dilakukan dan dianjurkan kooperatif didalamnya.

Rasional : Dapat memahami dan menerima segala tindakan yang

dilakukan untuk proses penyembuhan penyakit

Berikan motivasi pada klien tentang kesembuhannya.

Rasional : Klien dan keluarga optimis atas penyembuhan penyakit klien

dan mematuhi segala anjuran

Page 19: Askep gagal jantung kongesti

KATA PENGANTAR

Puji Syukur penyusun panjatkan kehadirat Allah SWT, atas segala Rahmat dan

Hidayah-Nya sehingga Penyusun masih dapat diberikan kekuatan dan kesehatan untuk

dapat menyelesaikan penyusunan makalah “ ASKEP GAGAL JANTUNG KONGESTIF”.

Penulisan makalah ini kami buat guna memenuhi tugas yang telah di berikan oleh

dosen,kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu

kritik dan saran yang sifatnya membangun sangat di harapkan demi kesempurnaan

makalah ini.

Akhir kata,semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Wassalam.

Kendari, 16 desember 2010

Penyusun

Page 20: Askep gagal jantung kongesti

DAFTAR PUSTAKA

Doengoes, Marilynn E; Rencana Asuhan Keperawatan ed.3; Jakarta; EGC; 1999.

Guyton,Arthur C. Buku ajar Fisiologi Kedokteran,ed.11.Jakarta:EGC.2007.

Price, Sylvia Anderson; Patofisiologi ed.6, vol.1; Jakarta; EGC; 2005.

Smeltzer, Suzanne C; Buku ajar keperawatan medical bedah ed.8, vol.1; Jakarat; EGC;

2001.

www.geoogle.com

Page 21: Askep gagal jantung kongesti

Makalah : KMB( keperawatan medikal bedah)

ASKEP GAGAL JANTUNG KONGESTIF

OLEH :

CITRA YULIA ASTUTI

IMRAATU SAALIHAH

LINDA SUKMA

NELIANTI

SATRIAN SYAH

SUMARNI

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MANDALA WALUYA

JURUSAN KEPERAWATAN

KENDARI

2010

Page 22: Askep gagal jantung kongesti

Klasifikasi data :

Data subjektif:

- klien megeluh nyeri dada

- klien mengatakan kurang nafsu makan

- klien merasa lemah

- klien jarang BAK

- klien merasa sakit kepala

- klien merasa khawatir dengan penyakitnya

Data objektif :

- Klien nampak meringis

- Klien nampak gelisah

- Klien nampak letih,lesu

- Klien nampak pucat

- Apatis,letargi

- Klien nampak gelisah,tidak tenang

Page 23: Askep gagal jantung kongesti