Askep dermatitis

24
BAB 1 TINJAUAN TEORI A. PENGERTIAN DERMATITIS Dermatitis adalah suatu peradangan menahun pada lapisan atas kulit yang menyebabkan rasa gatal. Pada umumnya dermatitis juga disertai dengan tanda-tanda seperti terbentuknya bintik yang berisi cairan (bening atau nanah) dan bersisik. Dermatitis adalah suatu kondisi umum yang biasanya tidak mengancam jiwa atau menular. Tapi kondisi ini dapat membuat seseorang merasa tidak nyaman dan percaya diri. Langkah perawatan diri dan obat-obatan dapat membantu mengobati penyakit dermatitis. Dermatitis adalah istilah umum yang menggambarkan suatu peradangan pada kulit. Ada berbagai jenis dermatitis, termasuk dermatitis seboroik dan dermatitis atopik (eksim). Meskipun gangguan tersebut dapat memiliki banyak penyebab dan terjadi dalam berbagai bentuk, gambaran klinis yang ditimbulkan antara lain bengkak, memerah dan kulit gatal. Dermatitis adalah istilah yang luas yang mencakup berbagai gangguan yang semua mengakibatkan ruam, merah gatal. Beberapa jenis dermatitis hanya mempengaruhi bagian tertentu dari tubuh, sedangkan yang lain dapat terjadi di mana saja. Beberapa jenis dermatitis memiliki penyebab yang diketahui, sedangkan yang lainnya tidak. Namun, penyakit dermatitis selalu berhubungan dengan kulit yang bereaksi terhadap kekeringan berat, menggaruk, zat iritasi, atau alergen. Biasanya, substansi yang datang dalam kontak langsung dengan kulit, tetapi kadang-kadang substansi juga datang karena ditelan (seperti alergi makanan). Dalam semua kasus, menggaruk terus menerus atau menggosok akhirnya dapat menyebabkan penebalan dan pengerasan kulit.

Transcript of Askep dermatitis

Page 1: Askep dermatitis

BAB 1

TINJAUAN TEORI

A. PENGERTIAN DERMATITIS

Dermatitis adalah suatu peradangan menahun pada lapisan atas kulit yang

menyebabkan rasa gatal. Pada umumnya dermatitis juga disertai dengan tanda-tanda

seperti terbentuknya bintik yang berisi cairan (bening atau nanah) dan bersisik.

Dermatitis adalah suatu kondisi umum yang biasanya tidak mengancam jiwa

atau menular. Tapi kondisi ini dapat membuat seseorang merasa tidak nyaman dan

percaya diri. Langkah perawatan diri dan obat-obatan dapat membantu mengobati

penyakit dermatitis.

Dermatitis adalah istilah umum yang menggambarkan suatu peradangan pada

kulit. Ada berbagai jenis dermatitis, termasuk dermatitis seboroik dan dermatitis

atopik (eksim). Meskipun gangguan tersebut dapat memiliki banyak penyebab dan

terjadi dalam berbagai bentuk, gambaran klinis yang ditimbulkan antara lain bengkak,

memerah dan kulit gatal.

Dermatitis adalah istilah yang luas yang mencakup berbagai gangguan yang

semua mengakibatkan ruam, merah gatal. Beberapa jenis dermatitis hanya

mempengaruhi bagian tertentu dari tubuh, sedangkan yang lain dapat terjadi di mana

saja. Beberapa jenis dermatitis memiliki penyebab yang diketahui, sedangkan yang

lainnya tidak. Namun, penyakit dermatitis selalu berhubungan dengan kulit yang

bereaksi terhadap kekeringan berat, menggaruk, zat iritasi, atau alergen. Biasanya,

substansi yang datang dalam kontak langsung dengan kulit, tetapi kadang-kadang

substansi juga datang karena ditelan (seperti alergi makanan). Dalam semua kasus,

menggaruk terus menerus atau menggosok akhirnya dapat menyebabkan penebalan

dan pengerasan kulit.

Page 2: Askep dermatitis

B. KLASIFIKASI

Dermatitis muncul dalam beberapa jenis, yang masing-masing memiliki indikasi dan

gejala berbeda:

1. Contact Dermatitis

Dermatitis kontak adalah dermatitis yang disebabkan oleh bahan/substansi yang menempel

pada kulit. (Adhi Djuanda,2005)

Dermatitis yang muncul dipicu alergen (penyebab alergi) tertentu seperti racun yang

terdapat pada tanaman merambat atau detergen. Indikasi dan gejala antara kulit memerah

dan gatal. Jika memburuk, penderita akan mengalami bentol-bentol yang

meradang. Disebabkan kontak langsung dengan salah satu penyebab iritasi pada kulit atau

alergi. Contohnya sabun cuci/detergen, sabun mandi atau pembersih lantai. Alergennya

bisa berupa karet, logam, perhiasan, parfum, kosmetik atau rumput.

2. Neurodermatitis

Peradangan kulit kronis, gatal, sirkumstrip, ditandai dengan kulit tebal dan garis kulit

tampak lebih menonjol(likenifikasi) menyerupai kulit batang kayu, akibat garukan atau

gosokan yang berulang-ulang karena berbagai ransangan pruritogenik. (Adhi

Djuanda,2005)

Timbul karena goresan pada kulit secara berulang, bisa berwujud kecil, datar dan dapat

berdiameter sekitar 2,5 sampai 25 cm. Penyakit ini muncul saat sejumlah pakaian ketat

yang kita kenakan menggores kulit sehingga iritasi. Iritasi ini memicu kita untuk

menggaruk bagian yang terasa gatal. Biasanya muncul pada pergelangan kaki, pergelangan

tangan, lengan dan bagian belakang dari leher.

3. Seborrheich Dermatitis

Kulit terasa berminyak dan licin; melepuhnya sisi-sisi dari hidung, antara kedua alis,

belakang telinga serta dada bagian atas. Dermatitis ini seringkali diakibatkan faktor

keturunan, muncul saat kondisi mental dalam keadaan stres atau orang yang menderita

penyakit saraf seperti Parkinson.

4. Statis Dermatitis

Merupakan dermatitis sekunder akibat insufisiensi kronik vena(atau hipertensi vena)

tungkai bawah. (Adhi Djuanda,2005)

Page 3: Askep dermatitis

Yang muncul dengan adanya varises, menyebabkan pergelangan kaki dan tulang kering

berubah warna menjadi memerah atau coklat, menebal dan gatal. Dermatitis muncul

ketika adanya akumulasi cairan di bawah jaringan kulit. Varises dan kondisi kronis lain

pada kaki juga menjadi penyebab.

5. Atopic Dermatitis

Merupakan keadaan peradangan kulit kronis dan resitif, disertai gatal yang umumnya

sering terjadi selama masa bayi dan anak-anaka, sering berhubungan dengan peningkatan

kadar IgE dalam serum dan riwayat atopi pada keluarga atau penderita(D.A, rinitis

alergik, atau asma bronkial).kelainan kulit berupa papul gatal yang kemudian mengalami

ekskoriasi dan likenifikasi, distribusinya dilipatan(fleksural). (Adhi Djuanda,2005)

Dengan indikasi dan gejala antara lain gatal-gatal, kulit menebal, dan pecah-pecah.

Seringkali muncul di lipatan siku atau belakang lutut. Dermatitis biasanya muncul saat

alergi dan seringkali muncul pada keluarga, yang salah satu anggota keluarga memiliki

asma. Biasanya dimulai sejak bayi dan mungkin bisa bertambah atau berkurang tingkat

keparahannya selama masa kecil dan dewasa.

C . ETIOLOGI

Faktor Genetik, terdapat riwayat stigmata atopi berupa asma bronchial, rinitis alergik,

konjungtivitis alergik, dan dermatitis atopic dalam keluarganya.

Faktor Imunologik, pada penderita ditemukan peningkatan jumlah IgE dalam serum.

Faktor Psikologik, seperti stress emosional dapat memperburuk dermatitis atopik.

Faktor pencetus yang dapat memperburuk dermatitis atopik (makanan, inhalan, dan

alergen lain, kelembaban rendah, keringat berlebih, penggunaan bahan iritasi).

Penyebabnya secara umum dapat dibedakan menjadi 2 yaitu :

1. Luar ( eksogen ) misalnya bahan kimia ( deterjen, oli, semen ), fisik ( sinar matahari,

( mikroorganisme, jamur).

2. Dalam ( endogen ) misalnya dermatitis atopik.

Page 4: Askep dermatitis

Penyebab dermatitis dapat berasal dari luar(eksogen), misalnya bahan kimia (contoh :

detergen,asam, basa, oli, semen), fisik (sinar dan suhu), mikroorganisme (contohnya : bakteri,

jamur) dapat pula dari dalam(endogen), misalnya dermatitis atopik.

Sejumlah kondisi kesehatan, alergi, faktor genetik, fisik, stres, dan iritasi dapat menjadi

penyebab eksim. Masing-masing jenis eksim, biasanya memiliki penyebab berbeda

pula. Seringkali, kulit yang pecah-pecah dan meradang yang disebabkan eksim menjadi infeksi.

Jika kulit tangan ada strip merah seperti goresan, kita mungkin mengalami selulit infeksi bakteri

yang terjadi di bawah jaringan kulit. Selulit muncul karena peradangan pada kulit yang terlihat

bentol-bentol, memerah, berisi cairan dan terasa panas saat disentuh dan .Selulit muncul pada

seseorang yang sistem kekebalan tubuhnya tidak bagus. Segera periksa ke dokter jika kita

mengalami selulit dan eksim.

D. FAKTOR PREDISPOSISI

Keringnya kulit.

Iritasi oleh sabun, deterjen, pelembut pakaian, dan bahan kimia lain.

Menciptakan kondisi yang terlalu hangat untuk anak, misalnya membungkus anak dengan

pakaian berlapis.

Alergi atau intoleransi terhadap makanan tertentu.

Alergi terhadap debu, serbuk bunga, atau bulu hewan.

Virus dan infeksi lain.

Perjalan ke Negara dengan iklim berbeda.

E .GEJALA KLINIS

Pada umumnya penderita dermatitis akan meneluh gatal, dimana gejala klinis lainnya

bergantung pada stradium penyakitnya.

Stadium akut : kelainan kulit berupa eritema, edema, vesikel atau bula, erosi dan

eksudasi sehingga tampak basah.

Stadium subakut : eritema, dan edema berkurang, eksudat mongering menjadi kusta.

Stadium kronis : lesi tampak kering, skuama, hiperpigmentasi, papul dan likenefikasi.

Stadium tersebut tidak selalu berurutan, bisa saja sejak awal suatu dermatitis sejak awal

memberi gambaran klinis berupa kelainan kulit stadium kronis.

Page 5: Askep dermatitis

F .PATOFISOLOGI

Kelainan kulit timbul akibat kerusakan sel yang disebabkan oleh iritan melalui kerja

kimiawi atau fisik. Bahan irisan merusak lapisan tanduk, denaturasi keratin, menyingkirkan

lemak lapisan tanduk, dan mengubah daya ikat air kulit. Keadaan ini akan merusak sel

epidermis. Ada 2 jenis bahan iritan yaitu: iritan kuat dan iritan lemah. Iritan kuat akan

menimbulkan kelainan kulit pada pajanan pertama pada hampir semua orang, sedang iritan

lemah hanya pada mereka yang paling rawan atau mengalami kontak berulang-ulang.

Faktor lain yang dapat mempengaruhi yaitu: kelembaban udara, tekanan, gesekan,

mempunyai andil pada terjadinya kerusakan tersebut. Berkaitan dengan gejala diatas dapat

menimbulkan rasa nyeri yang timbul akibat lesi kulit, erupsi dan gatal. Selain itu, dapat

menimbulkan gangguan intergritas kulit dan gangguan citra tubuh yang timbul karena vesikel

kecil, kulit kering, pecah-pecah dan kulit bersisik.

1 .Dermatitis Kontak

Terdapat 2 tipe dermatitis kontak yang disebabkan oleh zat yang berkontak dengan kulit yaitu

dermatitis kontak iritan dan dermatitis kontak alergik.

Dermaitis Kontak Iritan : Kulit berkontak dengan zat iritan dalam waktu dan

konsentrasi cukup, umumnya berbatas relatif tegas. Paparan ulang akan

menyebabkan proses menjadi kronik dan kulit menebal disebut skin hardering.

Dermatitis Kontak Alergik : Batas tak tegas. Proses yang mendasarinya ialah

reaksi hipersensitivitas. Lokalisasi daerah terpapar, tapi tidak tertutup

kemungkinan di daerah lain.

2 . Dermatitis Atopik

Bersifat kronis dengan eksaserbasi akut, dapat terjadi infeksi sekunder. Riwayat stigmata atopik

pada penderita atau keluarganya.

3 . Dermatitis Numularis

Kelainan terdiri dari eritema, edema, papel, vesikel, bentuk numuler, dengan diameter bervariasi

5 – 40 mm. Bersifat membasah (oozing), batas relatif jelas, bila kering membentuk krusta.

bagian tubuh.

4 . Dermatitis Statis

Akibat bendungan, tekanan vena makin meningkat sehingga memanjang dan melebar. Terlihat

berkelok-kelok seperti cacing (varises). Cairan intravaskuler masuk ke jaringan dan terjadilah

Page 6: Askep dermatitis

edema. Timbul keluhan rasa berat bila lama berdiri dan rasa kesemutan atau seperti ditusuk-

tusuk. Terjadi ekstravasasi eritrosit dan timbul purpura. Bercak-bercak semula tampak merah

berubah menjadi hemosiderin.

5. Dermatitis Seiboroika

Merupakan penyakit kronik, residif, dan gatal. Kelainan berupa skuama kering, basah atau kasar;

krusta kekuningan dengan bentuk dan besar bervariasi.Tempat kulit kepala, alis, daerah

nasolabial belakang telinga, lipatan mammae, presternal, ketiak, umbilikus, lipat bokong, lipat

paha dan skrotum.Pada kulit kepala terdapat skuama kering dikenal sebagai dandruff dan bila

basah disebutpytiriasis steatoides ;

PENYIMPANGAN KDM

Page 7: Askep dermatitis

G . MANIFESTASI KLINIS

Pada umumnya manifestasi klinis dermatitis adanya tanda-tanda radang akut terutama

pruritus ( gatal ), kenaikan suhu tubuh, kemerahan, edema misalnya pada muka ( terutama

palpebra dan bibir ), gangguan fungsi kulit dan genitalia eksterna.

Stadium akut : kelainan kulit berupa eritema, edema, vesikel atau bula, erosi dan

eksudasi sehingga tampak basah.

Stadium subakut : eritema, dan edema berkurang, eksudat mengering menjadi

kusta.

Stadium kronis : lesi tampak kering, skuama, hiperpigmentasi, papul dan

likenefikasi.

tidak selalu berurutan, bisa saja sejak awal suatu dermatitis sejak awal memberi

kulit stadium kronis.

H . PEMERIKSAAN PENUNJANG

1. Pemeriksaan penunjang :

Percobaan asetikolin ( suntikan dalam intracutan, solusio asetilkolin 1/5000).

Percobaan histamin hostat disuntikkan pada lesi

2. Laboratorium

Darah : Hb, leukosit, hitung jenis, trombosit, elektrolit, protein total, albumin, globuli

Urin : pemerikasaan histopatologi

Pemeriksaan ini tidak memberi gambaran khas untuk diagnostik karena gambaran

histopatologiknya dapat juga terlihat pada dermatitis oleh sebab lain. Pada dermatitis akut

perubahan pada dermatitis berupa edema interseluler (spongiosis), terbentuknya vesikel atau

bula, dan pada dermis terdapat dilatasi vaskuler disertai edema dan infiltrasi perivaskuler sel-sel

mononuclear. Dermatitis sub akut menyerupai bentuk akut dengan terdapatnya akantosis dan

kadangkadang parakeratosis. Pada dermatitis kronik akan terlihat akantosis, hiperkeratosis,

parakeratosis, spongiosis ringan, tidak tampak adanya vesikel dan pada dermis dijumpai infiltrasi

perivaskuler, pertambahan kapiler dan fibrosis. Gambaran tersebut merupakan dermatitis secara

Page 8: Askep dermatitis

umum dan sangat sukar untuk membedakan gambaran histopatologik antara dermatitis kontak

alergik dan dermatitis kontak iritan.

Pemeriksaan ultrastruktur menunjukkan 2-3 jam setelah paparan antigen, seperti

dinitroklorbenzen (DNCB) topikal dan injeksi ferritin intrakutan, tampak sejumlah besar sel

langerhans di epidermis. Saat itu antigen terlihat di membran sel dan di organella sel Langerhans.

Limfosit mendekatinya dan sel Langerhans menunjukkan aktivitas metabolik. Berikutnya sel

langerhans yang membawa antigen akan tampak didermis dan setelah 4-6 jam tampak rusak dan

jumlahnya di epidermis berkurang. Pada saat yang sama migrasinya ke kelenjar getah bening

setempat meningkat. Namun demikian penelitian terakhir mengenai gambaran histologi,

imunositokimia dan mikroskop elektron dari tahap seluler awal pada pasien yang diinduksi

alergen dan bahan iritan belum berhasil menunjukkan perbedaan dalam pola peradangannya.

I. KOMPLIKASI

1. Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit

2. Infeksi sekunder khususnya oleh Stafilokokus aureus

3. hiperpigmentasi atau hipopigmentasi post inflamasi

4. jaringan parut muncul pada paparan bahan korosif atau ekskoriasi

J . PENATALAKSANAAN

Pada prinsipnya penatalaksanaan yang baik adalah mengidentifikasi penyebab dan

menyarankan pasien untuk menghindarinya, terapi individual yang sesuai dengan tahap

penyakitnya dan perlindungan pada kulit.

1. Pencegahan

Merupakan hal yang sangat penting pada penatalaksanaan dermatitis kontak iritan dan

kontak alergik. Di lingkungan rumah, beberapa hal dapat dilaksanakan misalnya penggunaan

sarung tangan karet di ganti dengan sarung tangan plastik, menggunakan mesin cuci, sikat

bergagang panjang, penggunaan deterjen.

2. Pengobatan

1 . Pengobatan topikal

Obat-obat topikal yang diberikan sesuai dengan prinsip-prinsip umum pengobatan

dermatitis yaitu bila basah diberi terapi basah (kompres terbuka), bila kering berikan terapi

Page 9: Askep dermatitis

kering. Makin akut penyakit, makin rendah prosentase bahan aktif. Bila akut berikan kompres,

bila subakut diberi losio, pasta, krim atau linimentum (pasta pendingin ), bila kronik berikan

salep

2 .. Pengobatan sistemik

Pengobatan sistemik ditujukan untuk mengontrol rasa gatal dan atau edema, juga pada kasus-

kasus sedang dan berat pada keadaan akut atau kronik. Jenis-jenisnya adalah :

K . PENCEGAHAN

Hindari kontak dengan iritan atau allergen. Jika anda alergi maka hindarilah

faktor pencetus alergi, seperti debu,bulu binatang

Jika gatal, jangan menggaruk karena dapat terjadi luka, radang dan bernanah

Hindari stres dan menjalankan pola hidup yang sehat

Jaga kebersihan diri dan lingkungan.

Jaga kelembaban kult dengan cara menghndari perubahan suhu.

Hindari berkeringat terlalu banyak atau kepanasan.

Hindari sabun dengan bahan yang terlalu keras

L. PENGOBATAN

Tujuan utama dari pengobatan adalah menghilangkan rasa gatal untuk

mencegah terjadinya infeksi. Ketika kulit terasa sangat kering dan gatal, lotion dan krim

pelembab sangat dianjurkan untuk membuat kulit menjadi lebih lembab. Tindakan ini

biasanya dilakukan saat kulit masih sedikit basah, seperti saat habis mandi sehingga

lotion yang dioleskan akan mempertahankan kelembaban kulit. Kompres dingin juga

diduga dapat mengurangi rasa gatal yang terjadi.

Krim atau salep kortikosteroid seperti hydrokortison bisa mengurangi

ruam dan mengendalikan rasa gatal. Krim kortikosteroid yang dioleskan

pada daerah yang luas atau dipakai dalam jangka panjang bisa

menyebabkan masalah kesehatan yang serius, karena obat ini diserap ke

dalam aliran darah. Untuk kasus kasus yang berat, dokter akan

memberikan tablet kortikosteroid dan apabila pada daerah eksim telah

Page 10: Askep dermatitis

terinfeksi maka bisa diberikan antibiotika untuk membunuh bakteri

penyebab infeksi.

Pada beberapa penderita, ruam semakin memburuk setelah mereka

mandi, bahkan sabun dan air menyebabkan kulit menjadi kering dan

penggosokan dengan handuk bisa menyebabkan iritasi. Karena itu

dianjurkan untuk lebih jarang mandi, tidak terlau kuat mengusap-usap

kulit dengan handuk dan mengoleskan minyak atau pelumas yang tidak

berbau (misalnya krim pelembab kulit).

Antihistamin (difenhidramin, hidroksizin) bisa mengendalikan rasa gatal,

terutama dengan efek sedatifnya. Obat ini menyebabkan kantuk, jadi

sebaiknya diminum menjelang tidur malam hari. Kuku jari tangan

sebaiknya tetap pendek untuk mengurangi kerusakan kulit akibat garukan

dan mengurangi kemungkinan terjadinya infeksi dan cyclosporin untuk

penderita yang tidak berespon terhadap semua jenis pengobatan yang

diberikan.

Penderita sebaiknya belajar mengenali tanda-tanda dari infeksi kulit pada

dermatitis atopik (yaitu kulit bertambah merah, pembengkakan, terdapat

gurat-gurat merah dan demam). Jika terjadi infeksi, berikan antibiotik.

. M . PENATALAKSANAAN MEDIS DAN PERAWAT

Menurut Adhi Jaunda, 2005 penatalaksanaan medis dan perawat yang dilakukan pada

kasus dermatitis adalah :

Terapi Sistemik : pada dermatitis ringan diberi antihistamin atau kombinasi

antihistamin, antiserotonin, antigraditinin, arit-SRS-A dan pada kasus berat

dipertimbangkan pemberian kortikosteroid.

Terapi topical : dermatitis akut diberi kompres bila sub akut cukup diberi

bedak kocok bila kronik diberi salep.

Diet : tinggi kalori dan tinggi protein (TKTP) contoh : daging,

susu, ikan, kacamg-kacangan, jeruk, pisang dan lain-lain.

Page 11: Askep dermatitis

BAB II

KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN

A.PENGKAJIAN

1 . identintas klien

Identitas terdiri dari nama, jenis kelamin. Umur, agama, suku bangsa, pendidkan

pendapatan pekerjaan,nomor akses, alamat dan lain- lain.

2 . Identitas Penanggung jawab Identitas penanggung jawab adalah identitas dari seseorang yang bertanggung jawab atas

pasien termasuk dalam hal menanggung biaya. Biasanya terdiri dari nama, usia, alamat,

pekerjaan, agama, status, dan hubungan dengan pasien

3 .Keluhan utama

Pada kasus dermatitis biasanya klien mengeluh kulitnya terasa gatal serta nyeri.Gejala yang

sering menyebabkan penderita datang ke tempat pelayanan kesehatan adalah nyeri pada lesi

yang timbul.

4 .data riwayat kesehatan

a) Riwayat Kesehatan sekarang

Tanyakan sejak kapan pasien merasakan keluhan seperti yang ada pada keluhan utama

dan tindakan apa saja yang dilakukan pasien untuk menanggulanginya.

b) Riwayat penyakit dahulu

Apakah pasien dulu pernah menderita penyakit seperti ini atau penyakit kulit lainnya

c) Riwayat penyakit keluarga

Apakah ada keluarga yang pernah menderita penyakit seperti ini atau penyakit kulit

lainnya.

d) Riwayat psikososial

Apakah pasien merasakan kecemasan yang berlebihan. Apakah sedang mengalami

stress yang berkepanjangan.

e ) Riwayat pemakaian obat

Apakah pasien pernah menggunakan obat-obatan yang dipakai pada kulit, atau

pernahkah n (alergi) terhadap sesuatu obat

Page 12: Askep dermatitis

5 . Pemeriksaan fisik

1. Keadaan umum

Ringan, sedang, berat.

2. Tingkat Kesadaran

Kompos mentis.

Apatis.

Samnolen, letergi/hypersomnia.

Delirium.

Stupor atau semi koma.

Koma

Tingkat Kesadaran dermatitis kontak biasanya tidak terganggu Dermatitis kontak termasuk

tidak berbahaya, dalam arti tidak membahayakan hidup dan tidak menular. Walaupun demikian,

penyakit ini jelas menyebabkan rasa tidak nyaman dan amat mengganggu.

3. Tanda-tanda vital

Tekanan darah

Denyut nadi

Suhu tubuh

Pernafasan

Berat Badan

Tinggi Badan

Kulit.

a. Inspeksi

radang akut terutama priritus ( sebagai pengganti dolor).

kemerahan (rubor),

gangguan fungsi kulit (function laisa).

biasanya batas kelainan tidak tegas an terdapat lesi polimorfi yang dapat timbul

secara serentak atau beturut-turut.

terdapat Vesikel-veikel fungtiformis yang berkelompok yang kemudian membesar.

Terdapat bula atau pustule,

ekskoriasi dengan krusta. Hal ini berarti dermatitis menjadi kering disebut ematiti

sika.

Page 13: Askep dermatitis

terjadi deskuamasi, artinya timbul sisik. Bila proses menjadi kronis tapak likenifikasi

dan sebagai sekuele telihat

hiperpigmentasi tau hipopigmentasi.

b. Palpasi

Nyeri tekan

edema atau pembengkakan

Kulit bersisik

4. Keadaan Kepala

a . Inspeksi

tekstur rambut klien halus dan jarang, kulit kepala nampak kotor.

b .Palpasi

Periksa apakah ada pembengkakan/ benjolan nyeri tekan atau adanya massa.

5. Keadaan mata

a .Inspeksi

Palpebrae :tidak edema, tidak radang

Sclera :Tidak ictertu

Conjuctiva :Tidak terjadi peradanga

Pupil : Isokor

b Palpasi

Tidak ada nyeri tekan

Tekanan Intra Okuler ( TIO ) tidak ada

6. Keadaan hidung.

a. inspeksi

simetris kiri dan kanan

Tidak ada pembengkakan dan sekresi

Tidak ada kemerahan pada selaput lendir

b. Palpasi

Tidak ada nyeri tekan

Tidak ada benjolan/tumor

6 Keadaan telinga

inspeksi

Page 14: Askep dermatitis

telinga bagian luar simetris

tidak ada serumen/cairan, nanah

6 . Pola Kegiatan Sehari-hari Nutrisi

Yang perlu dikaji adalah bagaimana kebiasaan klien dalam hal pola makan, frekwensi

maka/hari, nafsu makan, makanan pantang, makanan yang disukai banyak

minuman dalam sehari serta apakah ada perubahan.

Eliminasi

Pada eliminasi yang perlu dikaji adalah Kebiasaan BAK dan BAB seperti

frekuensi,warna dan konsistensi baik sebelum dan sesudah sakit

Aktivitas

Pada penderita penyakit dermatitis kontak biasanya akan mengalami gangguan

dalam aktifitas karena adanya rasa gatal dan apabila mengalami infeksi maka

akan mengalami gangguan dalam pemenuhan aktifitas sehari-hari.

Istirahat

Klien biasanya mengeluh susah tidur dimalam hari karena gatal serta adanya

nyeri. Adanya gangguan pola tidur akibat gelisah, cemas.

Pola Interaksi social

Secara umum klien yang mengalami dermatitis kontak biasanya pola interaksi sosialnya

terganggu biasanya akan merasa malu dengan penyakitnya.

Keadaan Psikologis

Biasanya klien mengalami perubahan dalam berinteraksi dengan orang lain dan biasanya klien

lebih suka menyendiri dan sering cemas dengan penyakit yang diderita. Pada keadaaan

psikologis ada beberapa hal yang perlu dikaji seperti bagaimana persepsi klien terhadap

penyakit yang diderita sekarang, bagaimana harapan klien terhadap keadaan

kesehatannyaserta bagaimana pola interaksi dengan tenaga kesehatan &

lingkungan.

Kegiatan Keagamaan

Biasanya klien beranggapan bahwa penyakit yang dideritanya merupakan cobaan untuknya

dan pasti terdapat hikmah untuknya.yang perlu dikaji pada kegiatan keagamaan seperti klien

menganut agama apa selama sakit klien sering berdoa.

Page 15: Askep dermatitis

7. analisa data

DATA ETIOLOGI MASALAH

KEPERAWATAN

DO:

Kulit klien kemerahan,

terkelupas, dan lecet

Kekeringan pada kulit Gangguan integritas kulit

DO:

Kulit klien tampak kering,

berwarna kemerahan,

terkelupas dan lecet.

paparan allergen Resiko kerusakan kulit

DO:

Klien tampak gatal, dan

sering menggaruk.

Pruritus (rasa gatal) Perubahan rasa nyaman

B . DIAGNOSA KEPERAWATAN

Kerusakan integritas kulit yang berhubungan dengan perubahan fungsi barier kulit.

Nyeri dan gatal yang berhubungan dengan lesi kulit.

Perubahan pola tidur yang berhubungan dengan pruritus.

Perubahan citra tubuh yang berhubungan dengan penampakan kulit yang tidak baik.

Kurang pengetahuan tentang perawatan kulit dan cara – cara menangani kelainan

kulit.

Resiko infeksi berhubungan dengan lesi, bercak – bercak merah pada kulit.

Page 16: Askep dermatitis

C . INTERFENSI

INTERVENSI RASIONAL

Mandiri:

1. pantau keadaan kulit pasien

2. Jaga dengan cermat terhadap resiko

terjadinya cedera termal akibat

penggunaan kompres hangat dengan

suhu yang terlalu tinggi dan akibat

cidera panas yang tidak terasa (

bantalan pemanasan, radiator )

HE:

1. Anjurkan pasien untuk menggunakan

kosmetik dan preparat tabir surya.

kolaborasi

1. Kolaborasi dengan dokter dalam

pemberian obat anti histamine dan

salep kulit

Mengetahui kondisi kulit untuk

dilakukan pilihan intervensi

yang tepat

Penderita dermatosis dapat

mengalami penurunan

sensitivitas terhadap panas.

Banyak masalah kosmetika

pada hakekatnya semua

kelainan malignitas kulit dapat

dikaitkan dengan kerusakan

kulit kronik.

Penggunaan anti histamine

dapat mengurangi respon gatal

serta mempercepat proses

pemulihan

2. Nyeri dan yang berhubungan dengan lesi kulit

Sasaran : peredaan ketidaknyamanan

Hasil yang diharapkan :

Mencapai peredaan gangguan ras

Mengutarakan dengan kata – kata bahwa gatal telah reda

Memperlihatkan tidak adanya gejala ekskoriasi kulit karena garukan

Mematuhi terapi yang diprogramkan

Page 17: Askep dermatitis

Pertahankan keadekuatan hidrasi dan lubrikasi kulit.

Menunjukkan kulit utuh ; kulit menunjukkan, kemajuan dalam penampilan yang sehat.

INTERVENSI RASIONAL

Mandiri:

Periksa daerah yang terlibat

2. Upaya untuk menemukan penyebab

gangguan rasa nyaman

3. Mencatat hasil – hasil observasi secara rinci

dengan memakai terminology deskriptif

4. Mengantisipasi reaksi alergi yang mungkin

terjadi ; mendapatkan riwayat pemakaian

obat.

Kendalikan factor – factor

iritan

6. Pertahankan kelembaban kira – kira 60 % ;

gunakan alat pelembab.

7. Pertahankan lingkungan dingin

Gunakan sabun ringan ( Dove

) atau sabun yang dibuat untuk

kulit sensitive ( Neutrogena,

Avveno ).

Lepaskan kelebihan pakaian

atau peralatan di tempat tidur.

Pemahaman tentang luas dan

karakteristik kulit meliputi bantuan

dalam menyusun rencana

intervensi.

Membantu mengidentifikasi

tindakan yang tepat untuk

memberikan kenyamanan.

Deskripsi yang akurat tentang

erupsi kulit diperlukan untuk

diagnosisi dan pengobatan. Banyak

kondisi kulit tampak serupa tetapi

mempunyai etiologi yang berbeda.

Respons inflamasi kutan mungkin

mati pada pasien lansia.

Ruam menyeluruh terutama dengan

aeitan yang mendadak dapat

mennjukkan reaksi alergi terhadap

obat.

Rasa gatal diperburuk oleh panas,

kimia, dan fisik.

Dengan kelembaban yang rendah, kulit

akan kehilangan air.

Kesejukan mengurangi gatal

Page 18: Askep dermatitis

10. Cuci linen tempat tidur dan pakaian dengan

sabun ringan

11. Hentikan pemajanan berulang terhadap

detergen, pembersih, dan pelarut.

12. Gunakan tindakan perawatan kulit untuk

mempertahankan integritas kulit dan

meningkatkan kenyamanan pasien.

13. lakukan kompres penyejuk dengan air suam –

suam kuku ataukompres dingin guna

meredakan rasa gatal.

Atasi kekeringan ( serosis )

sebagaimana dipreskripsikan.

Kolaborasi:

Oleskan lotion dan krim kulit

segera setelah mandi

2. Gunakan terapi topical seperti yang

dipreskripsikan.

Anjurkan pasien untuk

menghindari pemakaian salep

ayau lotion yang dibeli tanpa

resep dokter.

Jaga agar kuku selalu

terpangkas.

Upaya ini mencakup tidak adanya

larutan detegen, zat pewarna atau

bahan pengeras.

Meningkatkan lingkungan yang

sejuk

Sabun yang keras dapat

menimbulkan iritasi kulit.

Setiap substansi yang

mneghilangkan air, lipid atau

protein dari epidermis akan

mengubah fungsi barier kulit.

Kulit merupakan barier yang

penting yang harus dipertahankan

keutuhannya agar dapat berfungsi

dengan benar.

Penghisapan air yang bertahap dari

kasa kompres akan menyejukkan

kulit dan meredakan pruritus.

Kulit yang kering dapat

menimbulkan daerah dermatitis dengan

kemerahan, gatal, deskuamasi dan pada

bentuk yang lebih berat, pembengkakan,

pembentukan lepuh, keretakan dan

eksudat.

Hidrasi yang efektif pada stratum

Page 19: Askep dermatitis

korneum mencegah gangguan

lapisan barier pada kulit.

Tindakan ini membantu meredakan

gejala

Masalah pasien dapat disebabkan

oleh iritasi atau sensitisasi karena

pengobatan sendiri.

Pemotongan kuku akan mengurangi

kerusakan kulit karena garukan.

3. perubahan pola tidur yang berhubungan dengan pruritus

Sasaran : Pencapaian tidur yang nyenyak.

Hasil yang diharapkan :

Mencapai tidur yang nyenyak

Melaporkan peredaan rasa gatal

Mempertahankan kondisi lingkungan yang tepat

Menghindari konsumsi kafein pada sore gari dan menjelang tidur pada malam hari.

Mengenali tindakan untuk mneingkatkan tidur.

Mengalami pola tidur / istirahat yang memuaskan.

Page 20: Askep dermatitis

INTERVENSI RASIONAL

Mandiri :

1. Bantu pasien melakukan gerak

badan secara teratur

2. jaga kamar tidur agar tetap memiliki

ventilasi dan kelembaban yang baik.

Kolaborasi:

1. Cegah dan obati kulit yang

kering

HE:

1. Anjurkan kepada klien menjaga

kulit selalu lembab

2. Anjurkan klien Menghindari minuman

yang mengandung kafein menjelang

tidur di malam hari.

3. Anjurkan klien Mengerjakan

hal – hal yang ritual dan rutin

menjelang tidur.

Gerak badan memberikan efek yang

menguntungkan untuk tidur jika

dilaksanakan pada sore hari.

Udara yang kering membuat kulit terasa

gatal. Lingkungan yang nyaman

meningkatkan relaksasi.

Pruritus noeturnal mengganggu tidur yang

normal.

Tindakan ini mencegah kehilangan air.

Kulit yang kering dan gatal biasanya tidak

dapat disembuhkan tetapi bisa

dikendalikan.

Kafein memiliki efek puncak 2 – 4 jam

sesudah dikonsumsi

Tindakan ini memudahkan peralihan dari

keadaan terjaga menjadi keadaan tertidur.

4. Perubahan citra tubuh yang berhubungan dengan penampakan kulit yang tidak baik.

Sasaran : Pengembangan peningkatan penerimaan diri.

Hasil yang diharapkan :

Mengembangkan peningkatan kemauan untuk menerima keadaan diri.

Mengikuti dan turut berpatisipasi dalam tindakan perawatan – mandiri.

Melaporkan perasaan dalam penegndalian situasi.

Page 21: Askep dermatitis

BAB III

PENUTUP

A . KESIMPULAN

Dermatitis adalah peradangan kulit ( epidermis dan dermis ) sebagai respon terhadap

pengaruh faktor eksogen atau pengaruh faktor endogen, menimbulkan kelainan klinis berupa

efloresensi polimorfik ( eritema, edema, papul, vesikel, skuama) dan keluhan gatal. Klasifikasi

Dermatitis adalah dermatitis kontak, dermatitis atopik, dermatitis numularis dan demertitis

soboik. Penyebab dermatitis belum diketahui secara pasti.

Sebagian besar merupakan respon kulit terhadap agen-agen misal nya zat kimia, bakteri dan

fungi selain itu alergi makanan juga bisa menyebabkan dermatitis. Manifestasi klinis dermatitis

adanya tanda-tanda radang akut terutama pruritus ( gatal ), kenaikan suhu tubuh, kemerahan,

edema misalnya pada muka ( terutama palpebra dan bibir ), gangguan fungsi kulit dan genitalia

eksterna. Pemeriksaan penunjang dan lab dibutuhkan untuk menegakkan diagnosa medis

maupun keperawatan, komlikasi yang mungkin muncul pada penatalaksaan medis dan

keperawatan adalah infeksi.

Asuhan keperawatan yang dapat dilakukan mencakup beberapa diagnosa yaitu Nyeri

berhubungan dengan adanya lesi kulit, kerusakan integritas kulit berhubungan dengan inflamasi

dermatitis, respon menggaruk, gangguan pola tidur berhubungan dengan pruritus, gangguan

citra tubuh berhubungan dengan penampakan kulit yang tidak baik dan resiko infeksi

berhubungan dengan kerusakan perlindungan kulit.

B. SARAN

Diharapkan kepada mahasiswa dapat mempelajari dan memahami tentang penyakit

dermatitis dan pencegahannya.

Dalam bidang keperawatan, mempelajari suatu penyakit itu penting, dan diharapkan kepada

mahasiswa mampu membuat konsep teoritis suatu penyakit tersebut beserta asuhan

keperawatannya.

Page 22: Askep dermatitis

DAFTAR PUSTAKA

Djuanda, Prof. DR. Adhi, dkk. 2002. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Jakarta: Fakultas

Kedokteran Universitas Indonesia.

dart. 2002. Keperawatan Medical-Bedah. Jakarta: Buku Kedokteran EGC Volume 3.

Mansyoer, arief, dkk. 2000. Kapita Selekta Kedokteran. Jakarta: Media Aesculapius FKUI Jilid

Alimul. 2006. Pengantar ilmu Keperawatan Anak . Jakarta: Salemba Medika

http://keperawatan-gun.blogspot.com/2007/07/asuhan-keperawatan-dengan-klien.html

Page 23: Askep dermatitis

TUGAS : KMB

DOSEN :NS YATABA S.KEP

“ ASKEP DERMATITIS “

Oleh

Kelompok v

1. Hastina susen

2. SUSANTI

3. Sarmina

4. Heti wulan sari

5. Emi sailan

STIK AVICENNA KAMPUS IV MUNA

Page 24: Askep dermatitis

THN. 2015