Askep cairan& elektrolit (autosaved) AKPER PEMKAB MUNA

33
A. Fisiologi Sistem sirkulasi Dibagi 2 (dua) bagian : 1. Sirkulasi sistemik Ventrikel kiri → Aorta → arteri → arteriol → kapiler→ venula → vena kava sup. Vena kave inf → atrium kanan.w 2. Sirkulasi Pulmonal. Ventrikel kanan → arteri pulmonal → Pulmonum → vena pulmonal → atrium kiri. Bagian dari sirkulasi : 1. Arteri : Transport darah tekann tinggi ke jaringan darah mengalir dengan cepat 2. Arteriol : Tabung-tabung kecil dari system arteri mempunyai katup pengendali 3. Kapiler : Untuk pertukaran cairan, makanan, elekrtolit hormone dan bahan-bahahn lainnya antara darah dengan ruang interstitial. 4. Venula : Mengumpulkan darah dari kapiler 5. Vena : sebagai alat penampung untuk pengangkutan darah dari jaringan kembali ke KMB, Ners B 03 1

Transcript of Askep cairan& elektrolit (autosaved) AKPER PEMKAB MUNA

Page 1: Askep cairan& elektrolit (autosaved) AKPER PEMKAB MUNA

A. Fisiologi Sistem sirkulasi

Dibagi 2 (dua) bagian :

1. Sirkulasi sistemik

Ventrikel kiri → Aorta → arteri → arteriol → kapiler→ venula →

vena kava sup. Vena kave inf → atrium kanan.w

2. Sirkulasi Pulmonal.

Ventrikel kanan → arteri pulmonal → Pulmonum → vena

pulmonal → atrium kiri.

Bagian dari sirkulasi :

1. Arteri : Transport darah tekann tinggi ke jaringan

darah mengalir dengan cepat

2. Arteriol : Tabung-tabung kecil dari system arteri

mempunyai katup pengendali

3. Kapiler : Untuk pertukaran cairan, makanan,

elekrtolit hormone dan bahan-bahahn lainnya

antara darah dengan ruang interstitial.

4. Venula : Mengumpulkan darah dari kapiler

5. Vena : sebagai alat penampung untuk

pengangkutan darah dari jaringan kembali ke

jantung, bertekanan rendah, mempunyai dinding

yang tipis menonjol.

KMB, Ners B 031

Page 2: Askep cairan& elektrolit (autosaved) AKPER PEMKAB MUNA

Tubuh manusia sebagian besar terdiri dari cairan yang fungsi

tubuh tregantung pada volume dan komposisi cairan tubuh

tersebut untuk mempertahankan keseimbangan cairan

Homestatis : berupa equilibrium yang dinamis antara H2O,

subtansia anorganik dan molekul organic yang masuk

Berbagai organ yang terlibat atau berperan dalam pemeliharaan

kondisi hemoestatis antara lian : paru-paru, jantung, kelenjar

pituitary, corteks adrenal, parathyroid, ginjal dan pembuluh

darah

1. Istilah-Istilah :

Solvent (zat pelarut) adalah cairan yang dapat

melarutkan substansi-substansi lain dala suatu larutan

(air).

Solute (zat terlarut) adalah subtansi-subtansi yang

terlarut atau terdapat dalam suatu larutan

Cairan tubuh adalah larutan/air (pelarut/solvent) dan

solute (elektrolit dan non elektrolit)

Elektrolit adalah senyawa kimia yang terlarut dalam

suatu larutan yang dibentuk oleh ion-ion;

a. Kation adalah ion bermuatan Positif

b. Anion adalah ion bermuatan Negatif

* Non elektrolit adalah zat terlarut yang secara elektrolit

bersifat netral (mosalnya vitamin, creatinin, protein,

glukosa dan lipid Non elektrolit yang mempunyai balance

untuk mempertahankan tubuh adlah protein dan glukosa.

KMB, Ners B 032

Page 3: Askep cairan& elektrolit (autosaved) AKPER PEMKAB MUNA

* Keseimbangan elektrolit merupakan suatu kondisi netral

elektrolit dari ion-ion yang terlarut dlm cvairan tubuh.

Untuk mempertanhankan kesiembangan, kesamaan

jumlah anion dan kation harus terjadi setiap saat pada

kedua sisi membrane sel.

* Membrane sel adalah barrier fisik yang melingkupi suatu

ruang cairan pada organisme hidup.

* Permeabilitas membrane adalah tingkat dimana

suatu membrane melewatkan secara bebas beberapa

substansi.

* Membran semipermeabel adalah membrane permeable

yang secara selektif melewatkan beberapa substansi

tetapi tidak semua substansi dapat dilewatinya.

Difusi adalah gerak kinetic yang acak-acakan yang

menyebabkan atom-atom dan molekul menyebar

secara merata dalam ruang pembatas. Sampai

konsentrasi dan distribusinya sama disemua area.

Filtrasi adalah proses fisika dimana cairan didorong

melalui membrane sel oleh karena tekanan yang tidak

sama yang mendesak cairan dari sisi lain membrane

Osmosis adalah perpindahan suatu larutan melewati

membrane semipermiabel ke larutan yang lain yang

mempunyai konsentrasi yang lebih rendah.

Asam adalah substansia yang dapat menerima ion

hydrogen yaitu sebagai ion bikarbonat

KMB, Ners B 033

Page 4: Askep cairan& elektrolit (autosaved) AKPER PEMKAB MUNA

Keseimbangan asam basa ditunjukan pada kondisi

dimana cairan tubuh mempertahankan perbandingan

yang stabil antara ion H dan ion bikarbonat.

Konsentrasi ion H ditunjukkan sebagai pH

a. Nilai pH darah antara 7,35 – 7,45

b. Air murni merupakan larutan netral: pH = 7

c. Larutan asam mempunyai pH dibawah 7

d. Larutan basa mempunyai pH diatas 7

Asidosis adalah kondisi yang dikarakteristikkan oleh

peningkatan ion H, atau menurunnya ion bikarbonat, nilai

pH turun dibawah 7,35

Alkalosis adalah kondisi yang dikarakteristikkan oleh

penurunan ion H atau peningkatan ion bikartbonat, nilai pH

diatas 7,45

Buffer adalah sunstansi yang mengatur pH dengan

memelihara konsentrasi ion H yang steril.

2. Cairan Tubuh

A. Fungsi cairan Tubuh

Pembentuk struktur tubuh.

Sarana transportasi (nutria, hormone, protein dan molekul-

molekul ke dalam sel).

Sebagai sarana metabolisme sel

Membantu mengeluarkan sisa metabolisme

Mengatur suhu tubuh

Pelarut elketrolit dan non elektrolit

Mengisi rongga tubuh: cairan pleura, cairan spinal, cairan

pericardium, peritoneal

KMB, Ners B 034

Page 5: Askep cairan& elektrolit (autosaved) AKPER PEMKAB MUNA

Memelihara suhu tubuh dengan kulit

B. Distribusi Cairan Tubuh.

Jumlah cairan tubuh tergantung umur dan jenis kelamin. Pada

bayi lebih besar dari pada orang dewasa. Orang gemuk

lebih kurang dari orang kurus dan perempuan lebih kurang

dari pada laki-laki.

☺ Total Body Water (TBW).

Pada orang dewasa ± 60 % dari BB dalam Kg

☺ Cairan tubuh dibagi dalam 2 bagian :

1. Cairan Intra Seluler

Adalah cairan dalam semua sel tubuh

mengandung 2/3 TBW

(40 %)

2. cairan Ekstra sel, meliputi :

- Interstitiel 15 %

- Intra vaskuler 5 %

- Transelluler (ECS), cairan yang terdapat dalam

rongga badan 1-3 % dari BB.

TBW

(60 %)

C. Faktor yang mempengaruhi presentasi TBW

1. Jaringan lemak mengandung sedikit air dari pada otot

2. usi alebih tua cenderung kehilangan massa otot sehingga

bertambah usia mengakibatkan presentasi cairan tubuh

menurun

KMB, Ners B 03

ICF ECF2/3 2/3(40 %) 20%

5

Page 6: Askep cairan& elektrolit (autosaved) AKPER PEMKAB MUNA

3. bayi mempunyai presentasi lebih tinggi (70 % - 80 %) dari

berat badan adalah air.

UMUR JENIS KELAMIN

LAKI-LAKI PEREMPUAN

10 – 18

18 – 40

40 – 60

> 60

59 %

61 %

51 %

52 %

57 %

51 %

47 %

46 %

ELEKTROLIT

a. Konsentrasi zat terlarut.

o Konsentrasi total zat terlarut pada cairan tubuh ditujukan

dalam miliosmoles (m osm)

o Osmolaritas menunjukkan konsentrasi dan dilusi N= 270 –

300 m Osm/l

b. KOmposisi elektrolit tubuh

o ICF mengandung air, elektrolit, protein, asam nuleic, lipids,

polysakarida

o ECF mengandung air, elektrolit protein, sel darah merah, sel

darah putih dan platelet

o Elektrolit utama tubuh adalah Sodium, potassium, clhorida,

calsium, magnesium, phosfr, hydrogen dan bikarbonat

o Elektrolit ICF utama ; K dan Mg

o elektrolit ECF utaa ; Na dan Cl

o sumber elektrolit ; intake cairan; makanan dan cairan

c. Fungsi Elektrolit

KMB, Ners B 036

Page 7: Askep cairan& elektrolit (autosaved) AKPER PEMKAB MUNA

Komposisi dari elektrolit-elektrolit tubuh baik pada intarseluler

maupun pada plasma terinci di bawah ini :

No. Elektrolit Ekstraseluler Intraseluler

Plasma Interstitial

1. Kation :

• Natrium (Na+) 144,0 mEq 137,0 mEq 10 mEq

• Kalium (K+) 5,0 mEq 4,7 mEq 141 mEq

• Kalsium (Ca++) 2,5 mEq 2,4 mEq 0

• Magnesium (Mg ++) 1,5 mEq 1,4 mEq 31 mEq

2. Anion :

• Klorida (Cl-) 107,0 mEq 112,7 mEq 4 mEq

• Bikarbonat (HCO3-) 27,0 mEq 28,3 mEq 10 mEq

• Fosfat (HPO42-) 2,0 mEq 2,0 mEq 11 mEq

• Sulfat (SO42-) 0,5 mEq 0,5 mEq 1 mEq

• Protein 1,2 mEq 0,2 mEq 4 mEq

a. Kation :

• Sodium (Na+) :

- Kation berlebih di ruang ekstraseluler

- Sodium penyeimbang cairan di ruang eesktraseluler

- Sodium adalah komunikasi antara nerves dan musculus

- Membantu proses keseimbangan asam-basa dengan menukar ion

hidrigen pada ion sodium

di tubulus ginjal : ion hidrogen di ekresikan

- Sumber : snack, kue, rempah-rempah, daging panggang.

KMB, Ners B 037

Page 8: Askep cairan& elektrolit (autosaved) AKPER PEMKAB MUNA

• Potassium (K+) :

- Kation berlebih di ruang intraseluler

- Menjaga keseimbangan kalium di ruang intrasel

- Mengatur kontrasi (polarissasi dan repolarisasi) dari muscle dan

nerves.

- Sumber : Pisang, alpokad, jeruk, tomat, dan kismis.

• Calcium (Ca++) :

- Membentuk garam bersama dengan fosfat, carbonat, flouride di

dalam tulang dan gigi untuk membuatnya keras dan kuat

- Meningkatkan fungsi syaraf dan muscle

- Meningkatkan efektifitas proses pembekuan darah dengan proses

pengaktifan

protrombin dan trombin

- Sumber : susu dengan kalsium tinggi, ikan dengan tulang,

sayuran, dll.

b.Anion :

• Chloride (Cl -) :

- Kadar berlebih di ruang ekstrasel

- Membantu proses keseimbangan natrium

- Komponen utama dari sekresi kelenjar gaster

- Sumber : garam dapur

• Bicarbonat (HCO3 -) :

Bagian dari bicarbonat buffer sistem

- Bereaksi dengan asam kuat untuk membentuk asam karbonat dan

suasana garam untuk

KMB, Ners B 038

Page 9: Askep cairan& elektrolit (autosaved) AKPER PEMKAB MUNA

menurunkan PH.

• Fosfat ( H2PO4- dan HPO42-) :

- Bagian dari fosfat buffer system

- Berfungsi untuk menjadi energi pad metabolisme sel

- Bersama dengan ion kalsium meningkatkan kekuatan dan

kekerasan tulang

- Masuk dalam struktur genetik yaitu : DNA dan RNA.

1.4 Perpindahan Cairan dan Elektrolit Tubuh

Perpindahan cairan dan elektrolit tubuh terjadi dalam tiga fase yaitu

:

a.Fase I :

Plasma darah pindah dari seluruh tubuh ke dalam sistem sirkulasi,

dan nutrisi dan oksigen diambil dari paru-paru dan tractus

gastrointestinal.

b.Fase II :

Cairan interstitial dengan komponennya pindah dari darah kapiler

dan sel

c.Fase III :

Cairan dan substansi yang ada di dalamnya berpindah dari cairan

interstitial masuk ke dalam sel.

Pembuluh darah kapiler dan membran sel yang merupakan

membran semipermiabel mampu memfilter tidak semua substansi

dan komponen dalam cairan tubuh ikut berpindah. Metode

perpindahan dari cairan dan elektrolit tubuh dengan cara :

KMB, Ners B 039

Page 10: Askep cairan& elektrolit (autosaved) AKPER PEMKAB MUNA

• Diffusi

• Filtrasi

• Osmosis

• Aktiv Transport

Diffusi dan osmosis adalah mekanisme transportasi pasif. Hampir

semua zat berpindah dengan mekanisme transportasi pasif. Diffusi

sederhana adalah perpindahan partikel-partikel dalam segala arah

melalui larutan atau gas. Beberapa faktor yang mempengaruhi

mudah tidaknya difusi zat terlarut menembus membran kapiler dan

sel yaitu :

• Permebelitas membran kapiler dan sel

• Konsenterasi

• Potensial listrik

• Perbedaan tekanan.

Osmosis adalah proses difusi dari air yang disebabkan oleh

perbedaan konsentrasi. Difusi air terjadi pada daerah dengan

konsenterasi zat terlarut yang rendah ke daerah dengan

konsenterasi zat terlarut yang tinggi.

Perpindahan zat terlarut melalui sebuah membrane sel yang

melawan perbedaan konsentrasi dan atau muatan listrik disebut

transportasi aktif. Transportasi aktif berbeda dengan transportasi

pasif karena memerlukan energi dalam bentuk adenosin trifosfat

(ATP). Salah satu contonya adalah transportasi pompa kalium dan

natrium.

Natrium tidak berperan penting dalam perpindahan air di dalam

KMB, Ners B 0310

Page 11: Askep cairan& elektrolit (autosaved) AKPER PEMKAB MUNA

bagian plasma dan bagian cairan interstisial karena konsentrasi

natrium hampir sama pada kedua bagian itu. Distribusi air dalam

kedua bagian itu diatur oleh tekanan hidrostatik yang dihasilkan

oleh darah kapiler, terutama akibat oleh pemompaan oleh jantung

dan tekanan osmotik koloid yang terutama disebabkan oleh

albumin serum. Proses perpindahan cairan dari kapiler ke ruang

interstisial disebut ultrafilterisasi. Contoh lain proses filterisasi

adalah pada glomerolus ginjal.

Meskipun keadaan di atas merupakan proses pertukaran dan

pergantian yang terus menerus namun komposisi dan volume

cairan relatif stabil, suatu keadaan yang disebut keseimbangan

dinamis atau homeostatis.

Pengaturan Normal keseimbangan Cairan dan ELektrolit

a. Ketentuan volume cairan

Kebutuhan cairan tubuh yang normal intake dan output

b. Intake Cairan Normal

Orang dewasa sehat memasukkan cairan N 90 % dari intake

cairan/ harinya (± 2500 cc) ± 10 % intake cairan dihasilkan

dari metabolisme

c. Out Put Cairan Normal

Balance cairan dipertahankan karena: paru-paru, kulit,

saluran cerna, ginjal mensekresikan sejumlah cairan sama

dengan intake cairan total

IWL (Insensible Water Loss) adalah hilangnay cairan yang

tidak dapat dilihat melalui evaporasi dan respirasi

o Dewasa : 8 – 10 cc/kgBB/24 jam

KMB, Ners B 0311

Page 12: Askep cairan& elektrolit (autosaved) AKPER PEMKAB MUNA

o Anak : 30 cc/kg BB/24 jam

o Dengan atas suhu : 10 cc/kgBB + 200 cc (suhu tubuh –

36,8 º C)

Sensible Water Loss adalah hilangnya cairan yang dapat

diamati yaitu:

o Urine : 1 – 2 cc/kgBB/jam

o Faeces : 100 – 200 cc/24 jam

Out put urine setiap hari hamper sama dengan intake

balance cairan individu dapat diperkirakan dengan

membandingkan intake oral dan out put urine.

No. Umur Berat Badan (kg) Kebutuhan Cairan (mL/24 Jam).

1. 3 hari 3,0 250-300

2 1 tahun 9,5 1150-1300

3. 2 tahun 11,8 1350-1500

4. 6 tahun 20,0 1800-2000

5. 10 tahun 28,7 2000-2500

6. 14 tahun 45,0 2200-2700

7. 18 tahun(adult) 54,0 2200-2700

Sumber Masukan dan Pengeluaran Elektrolit

1. Masukan elektrolit tubuh

- Masukan cairan (minum)

- Makanan

2. Ekskresi Elektrolit

- Melalui ginjal th/diuretic

- Gastrointestinal saat diarefh

- Saluran cerna bagian atas hydrogen + potassium

- Saluran cerna bagian bawah bicarbonate

KMB, Ners B 0312

Page 13: Askep cairan& elektrolit (autosaved) AKPER PEMKAB MUNA

- Diaphoresis berlebihan sodium dan clorida

- Drainage pada pembedahan

PENGATURAN CAIRAN TUBUH

1. Regulasi oleh ginjal

Ginjal adalah pengatur utama keseimbangan Na + dan

cairan dalam ECF

Sel dlm glomerulus mensecresi enzim rennin jika ada

penurunan konsentrasi sodium dan volume plasma.

Renin megaktifkan angiotensin I → angiotensin II(suatu

kuatan vasokonstriksi)

Jika sodium menurun, volume plasma naik. Jika filtrasi

glomerulus naik maka urine naik

Angitensin II menyebabkan lepasnya reabsorbsi sodium

+ air dan elektrolit.

2. Pengaturan Secara Endokrin

a. Anti diuretik Hormon

- Diproduksi di hypothalamus, yang dikeluarkan oleh kelenjar

pituitary posteror.

- bekerja terhadap tubulus renalis untuk menahan air dan

menurunkan urine out put

b. Aldosteron

- Disekresi oleh korteks adrenal

- Bekerja terhadap tubulus renalis untuk reabsorbsi Na + dan

Ci – ekresi potassium

- menaikkan volume sirkulasi/ reabsorbsi air bersama Na +

c. Parathormon

KMB, Ners B 0313

Page 14: Askep cairan& elektrolit (autosaved) AKPER PEMKAB MUNA

- Dihasilkan oleh kelejar parathyroid

- Melancarkan absorbsi Ca dari tulang

- Menaikan ekskresi cairan phosfat oleh ginjal

STREES

Hiphalamus melepas CRH

Posterior pituitary gland kel. Pituitari

anterior

↑secresi ADH ACTH

↑ Retensi cairan ↑ Secresi aldosteron

Pembentukan urine ↑ Reabsorbsi air dan

Na

Retensi cairan dan Na + di tubulus ginjal

3. Pengaturan oleh sistem cardiovaskuler

Sistem ini mengatur valume cairan, sensorik tekanan dan

atrial natriuretik factor

Valume darah normal, pompaan drh ke ginjal pd tekanan

yang optimal, ferfusi ginjal adekuat

Valume drh meningkat, CO meningkat tek. Arteri meningkat,

shg meningkatkan urine out put dan sebaliknya

KMB, Ners B 0314

Page 15: Askep cairan& elektrolit (autosaved) AKPER PEMKAB MUNA

Tekanan arteri mneingkat hingga baroreseptor berespon

dan streech reseptor mengirimkan imfuls utk system saraf

simpatik

Refleks imfus saraf simpatik menyebabkan dilatasi arteriole

ginjal hingga urine out put meningkat

Factor natriuretik atrial (ANF) adalah hormone polipeptida

yang disekresikan oleh atrial jtg ke drh

Sinyal ANF pd ginjal meningkatkan reabsorbsi tubulus

terhdp Na + hingga out put meningkat dan volume drh

menurun.

4. Pengaturan oleh saluran cerna

- Proses enzimatik dan hormonal, dikombinasix dgn

transport aktif dan fasif mll mekanisme dimana

saluran cerna berpartisifasi dlm pengaturan

volume cairan

- Awal pencenaan, cairan, air dan secresi saluran

cerna bergerak ke usus halus ± 85 – 95 % air

diabsorbsi dan nutrient ditransport ke plasma

- Colon mengabsorbsi 500 – 1000 ml dan menyerap

elektrolit sebelum bergerak menuju rectum dan

anus yang akan dikelurkan sbg faeces

5. Pengaturan oleh paru.

- Berupa IWL hingga ± 500 cc/hr

- Jumlah IWL bervariasi tergantung hyperpentilasi

dan mekanisme ventilasi

KMB, Ners B 0315

Page 16: Askep cairan& elektrolit (autosaved) AKPER PEMKAB MUNA

GANGGUAN KESEIMBANGAN ELEKTROLIT

A. Natrium

1. Hypontaremia

Keadaan kekurangan natrium plasma

Penyebabnya adalah pemberian diuretic yang lama,

diare yang sering, minum berlebihan

Gejala :

o Rasa haus berlebihan

o Rasa cemas, takut dan bingung

o Kulit dingin dan lembab

o Kram perut, nadi cepat dan lemah

o TD menurun

o Konvulsi

o Na < 135 mg/l

2. Hypernatremia

Keadaan Na yang berlebihan didlm plasma

Etilogi : dehidrasi, diare, intake air kurang, intake

garam berlebihan.

Gejala :

- Mukosa kering, haus

- Turor menurun, kulit merah dan bengkak

- Lidah kasar dan kering

- Konvulsi

- Suhu badan naik

- Na > 145 meg/l

B. Kalium.

1. Hypokalemi

Keadaan kalium plasma kurang

KMB, Ners B 0316

Page 17: Askep cairan& elektrolit (autosaved) AKPER PEMKAB MUNA

Etilogi : diaer, penyakit usus, luka baker, pemberian

diuretic, alkalosis metabolic, stress fisik dan emosi

Gejala :

- denyut nadi lemah

- tekanan drh menurun, malaesa

- anareksia, muntah-muntah

- bengkak

- otot lunak dan lemah

- K + < 4 meg/l

2. Hiperkalemia

Keadaan kadar kalium plasma berlebihan

Etilogi : luka-luka, penyakit ginjal, adrenal menurun,

asidosis metabolisme.

Gejala :

- Mual, lemah, oliguria, anuria

- Nadi aritmia, ventrikuler vibrasi

- K + > 5,6 meg/l

C. Kalsium

1. Hypokalsemia

Jumlah kalsium did lm cairan ECF kurang

Etilogi: peritonitis, post op kel. Parathyroid, diare,

koreksi asidosis berlebihan

Gejala :

- Kesemutan pada jari

- Kejang otot perut

- Tetany, konvulsi

- Ca < 4,5 meg/l

2. Hyperkalsemia

KMB, Ners B 0317

Page 18: Askep cairan& elektrolit (autosaved) AKPER PEMKAB MUNA

Jumlah kalsium didlm cairan ECF berlebihan

Etiologi : Bed rest lama,tumor kel parathyroid

Gejala: - Relaksasi otot, batu ginjal

- nyeri tulang, mula muntah

- stuport, coma

- Ca > 5,8 meg/l

D. Magnesium

1. Hypomagnesimia

Jumlah magnesium kurang

Etilogi: pancreatitis akut, sindroma malabsorbsi, diare,

muntah, intake K + berlebihan, alkoholisme, reseksi

usus, by pass usus, sekresi ginjal berlebihan.

Gejala : - Tremor, tetani, refleks meningkat

- konvulsi, disorientasi, gelisah

- depresi, halusinasi, gerakan kedutan, konvulsi

- parastesia pada kaki

- anoreksia, mual

- takikardia, hipotensi

- kontraksi premature strium/ventrikel

2. Hipermagnesium

Berlebihan jumlah magnesium

Etiologi : gagal ginjal, insufisiensi adrenal, masukan

obat yang mengandung Mg, diabet ketoasidosis,

hyeprparathiroid

Gejala: - Mengantuk, lethargi, mual

- Refleks tendon dlm hilang

- Depresi pernafasan

KMB, Ners B 0318

Page 19: Askep cairan& elektrolit (autosaved) AKPER PEMKAB MUNA

- Henti jantung, hipotensi, bradikardi, nadi lemah,

coma

KMB, Ners B 0319

Page 20: Askep cairan& elektrolit (autosaved) AKPER PEMKAB MUNA

Faktor yang Berpengaruh pada Keseimbangan Cairan dan

Elektrolit

Faktor-faktor yang berpengaruh pada keseimbangan cairan dan

elektrolit tubuh antara lain :

a.Umur :

Kebutuhan intake cairan bervariasi tergantung dari usia, karena

usia akan berpengaruh pada luas permukaan tubuh, metabolisme,

dan berat badan. Infant dan anak-anak lebih mudah mengalami

gangguan keseimbangan cairan dibanding usia dewasa. Pada usia

lanjut sering terjadi gangguan keseimbangan cairan dikarenakan

gangguan fungsi ginjal atau jantung.

b.Iklim :

Orang yang tinggal di daerah yang panas (suhu tinggi) dan

kelembaban udaranya rendah memiliki peningkatan kehilangan

cairan tubuh dan elektrolit melalui keringat. Sedangkan seseorang

yang beraktifitas di lingkungan yang panas dapat kehilangan cairan

sampai dengan 5 L per hari.

c.Diet :

Diet seseorag berpengaruh terhadap intake cairan dan elktrolit.

Ketika intake nutrisi tidak adekuat maka tubuh akan membakar

protein dan lemak sehingga akan serum albumin dan cadangan

protein akan menurun padahal keduanya sangat diperlukan dalam

proses keseimbangan cairan sehingga hal ini akan menyebabkan

edema.

d.Stress :

Stress dapat meningkatkan metabolisme sel, glukosa darah, dan

KMB, Ners B 0320

Page 21: Askep cairan& elektrolit (autosaved) AKPER PEMKAB MUNA

pemecahan glykogen otot. Mrekanisme ini dapat meningkatkan

natrium dan retensi air sehingga bila berkepanjangan dapat

meningkatkan volume darah.

e.Kondisi Sakit :

Kondisi sakit sangat b3erpengaruh terhadap kondisi keseimbangan

cairan dan elektrolit tubuh Misalnya :

- Trauma seperti luka bakar akan meningkatkan kehilangan air

melalui IWL.

- Penyakit ginjal dan kardiovaskuler sangat mempengaruhi proses

regulator

keseimbangan cairan dan elektrolit tubuh

- Pasien dengan penurunan tingkat kesadaran akan mengalami

gangguan pemenuhan intake

cairan karena kehilangan kemampuan untuk memenuhinya secara

mandiri.

f.Tindakan Medis :

Banyak tindakan medis yang berpengaruh pada keseimbangan

cairan dan elektrolit tubuh seperti : suction, nasogastric tube dan

lain-lain.

g.Pengobatan :

Pengobatan seperti pemberian deuretik, laksative dapat

berpengaruh pada kondisi cairan dan elektrolit tubuh.

h.Pembedahan :

Pasien dengan tindakan pembedahan memiliki resiko tinggi

mengalami gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit tubuh,

KMB, Ners B 0321

Page 22: Askep cairan& elektrolit (autosaved) AKPER PEMKAB MUNA

dikarenakan kehilangan darah selama pembedahan.

1.7 Gangguan Keseimbangan Cairan dan Elektrolit Tubuh

Tiga kategori umum yang menjelaskan abnormalitas cairan tibuh

adalah :

• Volume

• Osmolalitas

• Komposisi

Ketidakseimbangan volume terutama mempengaruhi cairan

ekstraseluler (ECF) dan menyangkut kehilangan atau bertambahnya

natrium dan air dalam jumlah yang relatif sama, sehingga berakibat

pada kekurangan atau kelebihan volume ekstraseluler (ECF). f

Ketidakseimbangan osmotik terutama mempengaruhi cairan

intraseluler (ICF) dan menyangkut bertambahnya atau kehilangan

natrium dan air dalam jumlah yang relatif tidak seimbang.

Gangguan osmotik umumnya berkaitan dengan hiponatremia dan

hipernatremia sehingga nilai natrium serum penting untuk

mengenali keadaan ini.

Kadar dari kebanyakan ion di dalam ruang ekstraseluler dapat

berubah tanpa disertai perubahan yang jelas dari jumlah total dari

partikel-partikel yang aktif secara osmotik sehingga mengakibatkan

perubahan komposisional.

a. Ketidakseimbangan Volume

• kurangan Volume Cairan Ekstraseluler (ECF)

Kekurangan volume ECF atau hipovolemia didefinisikan sebagai

KMB, Ners B 0322

Page 23: Askep cairan& elektrolit (autosaved) AKPER PEMKAB MUNA

kehilangan cairan tubuh isotonik, yang disertai kehilangan natrium

dan air dalam jumlah yang relatif sama. Kekurangan volume

isotonik sering kali diistilahkan dehidrasi yang seharusnya dipakai

untuk kondisi kehilangan air murni yang relatif mengakibatkan

hipernatremia.

- airan Isotonis adalah cairan yang konsentrasi/kepekatannya sama

dengan cairan

tubuh, contohnya : larutan NaCl 0,9 %, Larutan Ringer Lactate (RL).

- Cairan hipertonis adalah cairan yang konsentrasi zat

terlarut/kepekatannya

melebihi cairan tubuh, contohnya Larutan dextrose 5 % dalam NaCl

normal, Dextrose

5% dalam RL, Dextrose 5 % dalam NaCl 0,45%.

- Cairan Hipotonis adalah cairan yang konsentrasi zat

terlarut/kepekataannya kurang

dari cairan tubuh, contohnya : larutan Glukosa 2,5 %., NaCl.0,45 %,

NaCl 0,33 %.

• Kelebihan Volume ECF :

Kelebihan cairan ekstraseluler dapat terjadi bila natrium dan air

kedua-duanya tertahan dengan proporsi yang kira- kira

sama.Dengan terkumpulnya cairan isotonik yang berlebihan pada

ECF (hipervolumia) maka cairan akan berpindah ke kompartement

cairan interstitial sehingga mnyebabkan edema. Edema adalah

penunpukan cairan interstisial yang berlebihan. Edema dapat

terlokalisir atau generalisata.

b.Ketidakseimbangan Osmolalitas dan perubahan komposisional

KMB, Ners B 0323

Page 24: Askep cairan& elektrolit (autosaved) AKPER PEMKAB MUNA

Ketidakseimbangan osmolalitas melibatkan kadar zat terlarut dalam

cairan-cairan tubuh. Karena natrium merupakan zat terlarut utama

yang aktif secara osmotik dalam ECF maka kebanyakan kasus

hipoosmolalitas (overhidrasi) adalah hiponatremia yaitu rendahnya

kadar natrium di dalam plasma dan hipernatremia yaitu tingginya

kadar natrium di dalam plasma. Pahami juga perubahan

komposisional di bawah ini :

• Hipokalemia adalah keadaan dimana kadar kalium serum kurang

dari 3,5 mEq/L.

• Hiperkalemia adalah keadaan dimana kadar kalium serum lebih

dari atau sama dengan

5,5 mEq/L.

• Hiperkalemia akut adalah keadaan gawat medik yang perlu

segera dikenali, dan

ditangani untuk menghindari disritmia dan gagal jantung yang fatal.

2. Proses Keperawatan

2.1 Pengkajian

Pengkajian keperawatan secara umum pada pasien dengan

gangguan atau resiko gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit

meliputi :

• Kaji riwayat kesehatan dan kepearawatan untuk identifikasi

penyebab gangguan

keseimbangan cairan dan elektrolit

• Kaji manifestasi klinik melalui :

- Timbang berat badan klien setiap hari

- Monitor vital sign

KMB, Ners B 0324

Page 25: Askep cairan& elektrolit (autosaved) AKPER PEMKAB MUNA

- Kaji intake output

• Lakukan pemeriksaan fisik meliputi :

- Kaji turgor kulit, hydration, temperatgur tubuh dan neuromuskuler

irritability.

- Auskultasi bunyi /suara nafas

- Kaji prilaku, tingkat energi, dan tingkat kesadaran

• Review nilai pemeriksaan laboratorium : Berat jenis urine, PH

serum, Analisa Gas

Darah, Elektrolit serum, Hematokrit, BUN, Kreatinin Urine.

k

2.2 Diagnosis Keperawatan hh

Diagnosis keperawatan yang umum terjadi pada klien dengan

resiko atau gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit adalah :

• Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan ansietas, gangguan

mekanisme

pernafasan, abnormalitas nilai darah arteri

• Penurunan kardiak output berhubungan dengan dysritmia kardio,

ketidakseimbangan

elektrolit

• Gangguan keseimbangan volume cairan : kurang dari kebutuhan

tubuh berhubungan

dengan diare, kehilangan cairan lambung, diaphoresis, polyuria.

• Gangguan keseimbangan cairan tubuh : berlebih bwerhubungan

dengan anuria,

penurunan kardiak output, gangguan proses keseimbangan,

Penumpukan cairan di

ekstraseluler.

• Kerusakan membran mukosa mulut berhubungan dengan

KMB, Ners B 0325

Page 26: Askep cairan& elektrolit (autosaved) AKPER PEMKAB MUNA

kekurangan volume cairan

• Gangguan integritas kulit berhubungan dengan dehidrasi dan

atau edema

• Gangguan perfusi jaringan berhubungan dengan edema

2.3 Intervensi Keperawatan

Intervensi keperawatan yang umum dilakukan pada pasien

gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit adalah :

a. Atur intake cairan dan elektrolit

b. Berikan therapi intravena (IVFD) sesuai kondisi pasien dan

intruksi dokter dengan

memperhatikan : jenis cairan, jumlah/dosis pemberian, komplikasi

dari tindakan

c. Kolaborasi pemberian obat-obatan seperti :deuretik, kayexalate.

d. Provide care seperti : perawatan kulit, safe environment.

2.4 Evaluasi/Kreteria hasil :

Kreteria hasil meliputi :

• Intake dan output dalam batas keseimbangan

• Elektrolit serum dalam batas normal

• Vital sign dalam batas normal.

# Rujukan :

Barbara Kozier, Fundamental Of Nursing Concept, Process and

Practice, Fifth Edition, Addison Wsley Nursing, California, 1995

Dolores F. Saxton, Comprehensive Review Of Nursing For NCLEK-

KMB, Ners B 0326

Page 27: Askep cairan& elektrolit (autosaved) AKPER PEMKAB MUNA

RN, Sixteenth Edition, Mosby, St. louis, Missouri, 1999.

Sylvia Anderson Price, Alih : Peter Anugerah, Pathofisiologi Konsep

Klinis Proses-proses Penyakit, Edisi kedua, EGC, Jakarta, 1995.

KMB, Ners B 0327