Askep cairan& elektrolit (autosaved) AKPER PEMKAB MUNA
-
Upload
operator-warnet-vast-raha -
Category
Documents
-
view
664 -
download
3
Transcript of Askep cairan& elektrolit (autosaved) AKPER PEMKAB MUNA
A. Fisiologi Sistem sirkulasi
Dibagi 2 (dua) bagian :
1. Sirkulasi sistemik
Ventrikel kiri → Aorta → arteri → arteriol → kapiler→ venula →
vena kava sup. Vena kave inf → atrium kanan.w
2. Sirkulasi Pulmonal.
Ventrikel kanan → arteri pulmonal → Pulmonum → vena
pulmonal → atrium kiri.
Bagian dari sirkulasi :
1. Arteri : Transport darah tekann tinggi ke jaringan
darah mengalir dengan cepat
2. Arteriol : Tabung-tabung kecil dari system arteri
mempunyai katup pengendali
3. Kapiler : Untuk pertukaran cairan, makanan,
elekrtolit hormone dan bahan-bahahn lainnya
antara darah dengan ruang interstitial.
4. Venula : Mengumpulkan darah dari kapiler
5. Vena : sebagai alat penampung untuk
pengangkutan darah dari jaringan kembali ke
jantung, bertekanan rendah, mempunyai dinding
yang tipis menonjol.
KMB, Ners B 031
Tubuh manusia sebagian besar terdiri dari cairan yang fungsi
tubuh tregantung pada volume dan komposisi cairan tubuh
tersebut untuk mempertahankan keseimbangan cairan
Homestatis : berupa equilibrium yang dinamis antara H2O,
subtansia anorganik dan molekul organic yang masuk
Berbagai organ yang terlibat atau berperan dalam pemeliharaan
kondisi hemoestatis antara lian : paru-paru, jantung, kelenjar
pituitary, corteks adrenal, parathyroid, ginjal dan pembuluh
darah
1. Istilah-Istilah :
Solvent (zat pelarut) adalah cairan yang dapat
melarutkan substansi-substansi lain dala suatu larutan
(air).
Solute (zat terlarut) adalah subtansi-subtansi yang
terlarut atau terdapat dalam suatu larutan
Cairan tubuh adalah larutan/air (pelarut/solvent) dan
solute (elektrolit dan non elektrolit)
Elektrolit adalah senyawa kimia yang terlarut dalam
suatu larutan yang dibentuk oleh ion-ion;
a. Kation adalah ion bermuatan Positif
b. Anion adalah ion bermuatan Negatif
* Non elektrolit adalah zat terlarut yang secara elektrolit
bersifat netral (mosalnya vitamin, creatinin, protein,
glukosa dan lipid Non elektrolit yang mempunyai balance
untuk mempertahankan tubuh adlah protein dan glukosa.
KMB, Ners B 032
* Keseimbangan elektrolit merupakan suatu kondisi netral
elektrolit dari ion-ion yang terlarut dlm cvairan tubuh.
Untuk mempertanhankan kesiembangan, kesamaan
jumlah anion dan kation harus terjadi setiap saat pada
kedua sisi membrane sel.
* Membrane sel adalah barrier fisik yang melingkupi suatu
ruang cairan pada organisme hidup.
* Permeabilitas membrane adalah tingkat dimana
suatu membrane melewatkan secara bebas beberapa
substansi.
* Membran semipermeabel adalah membrane permeable
yang secara selektif melewatkan beberapa substansi
tetapi tidak semua substansi dapat dilewatinya.
Difusi adalah gerak kinetic yang acak-acakan yang
menyebabkan atom-atom dan molekul menyebar
secara merata dalam ruang pembatas. Sampai
konsentrasi dan distribusinya sama disemua area.
Filtrasi adalah proses fisika dimana cairan didorong
melalui membrane sel oleh karena tekanan yang tidak
sama yang mendesak cairan dari sisi lain membrane
Osmosis adalah perpindahan suatu larutan melewati
membrane semipermiabel ke larutan yang lain yang
mempunyai konsentrasi yang lebih rendah.
Asam adalah substansia yang dapat menerima ion
hydrogen yaitu sebagai ion bikarbonat
KMB, Ners B 033
Keseimbangan asam basa ditunjukan pada kondisi
dimana cairan tubuh mempertahankan perbandingan
yang stabil antara ion H dan ion bikarbonat.
Konsentrasi ion H ditunjukkan sebagai pH
a. Nilai pH darah antara 7,35 – 7,45
b. Air murni merupakan larutan netral: pH = 7
c. Larutan asam mempunyai pH dibawah 7
d. Larutan basa mempunyai pH diatas 7
Asidosis adalah kondisi yang dikarakteristikkan oleh
peningkatan ion H, atau menurunnya ion bikarbonat, nilai
pH turun dibawah 7,35
Alkalosis adalah kondisi yang dikarakteristikkan oleh
penurunan ion H atau peningkatan ion bikartbonat, nilai pH
diatas 7,45
Buffer adalah sunstansi yang mengatur pH dengan
memelihara konsentrasi ion H yang steril.
2. Cairan Tubuh
A. Fungsi cairan Tubuh
Pembentuk struktur tubuh.
Sarana transportasi (nutria, hormone, protein dan molekul-
molekul ke dalam sel).
Sebagai sarana metabolisme sel
Membantu mengeluarkan sisa metabolisme
Mengatur suhu tubuh
Pelarut elketrolit dan non elektrolit
Mengisi rongga tubuh: cairan pleura, cairan spinal, cairan
pericardium, peritoneal
KMB, Ners B 034
Memelihara suhu tubuh dengan kulit
B. Distribusi Cairan Tubuh.
Jumlah cairan tubuh tergantung umur dan jenis kelamin. Pada
bayi lebih besar dari pada orang dewasa. Orang gemuk
lebih kurang dari orang kurus dan perempuan lebih kurang
dari pada laki-laki.
☺ Total Body Water (TBW).
Pada orang dewasa ± 60 % dari BB dalam Kg
☺ Cairan tubuh dibagi dalam 2 bagian :
1. Cairan Intra Seluler
Adalah cairan dalam semua sel tubuh
mengandung 2/3 TBW
(40 %)
2. cairan Ekstra sel, meliputi :
- Interstitiel 15 %
- Intra vaskuler 5 %
- Transelluler (ECS), cairan yang terdapat dalam
rongga badan 1-3 % dari BB.
TBW
(60 %)
C. Faktor yang mempengaruhi presentasi TBW
1. Jaringan lemak mengandung sedikit air dari pada otot
2. usi alebih tua cenderung kehilangan massa otot sehingga
bertambah usia mengakibatkan presentasi cairan tubuh
menurun
KMB, Ners B 03
ICF ECF2/3 2/3(40 %) 20%
5
3. bayi mempunyai presentasi lebih tinggi (70 % - 80 %) dari
berat badan adalah air.
UMUR JENIS KELAMIN
LAKI-LAKI PEREMPUAN
10 – 18
18 – 40
40 – 60
> 60
59 %
61 %
51 %
52 %
57 %
51 %
47 %
46 %
ELEKTROLIT
a. Konsentrasi zat terlarut.
o Konsentrasi total zat terlarut pada cairan tubuh ditujukan
dalam miliosmoles (m osm)
o Osmolaritas menunjukkan konsentrasi dan dilusi N= 270 –
300 m Osm/l
b. KOmposisi elektrolit tubuh
o ICF mengandung air, elektrolit, protein, asam nuleic, lipids,
polysakarida
o ECF mengandung air, elektrolit protein, sel darah merah, sel
darah putih dan platelet
o Elektrolit utama tubuh adalah Sodium, potassium, clhorida,
calsium, magnesium, phosfr, hydrogen dan bikarbonat
o Elektrolit ICF utama ; K dan Mg
o elektrolit ECF utaa ; Na dan Cl
o sumber elektrolit ; intake cairan; makanan dan cairan
c. Fungsi Elektrolit
KMB, Ners B 036
Komposisi dari elektrolit-elektrolit tubuh baik pada intarseluler
maupun pada plasma terinci di bawah ini :
No. Elektrolit Ekstraseluler Intraseluler
Plasma Interstitial
1. Kation :
• Natrium (Na+) 144,0 mEq 137,0 mEq 10 mEq
• Kalium (K+) 5,0 mEq 4,7 mEq 141 mEq
• Kalsium (Ca++) 2,5 mEq 2,4 mEq 0
• Magnesium (Mg ++) 1,5 mEq 1,4 mEq 31 mEq
2. Anion :
• Klorida (Cl-) 107,0 mEq 112,7 mEq 4 mEq
• Bikarbonat (HCO3-) 27,0 mEq 28,3 mEq 10 mEq
• Fosfat (HPO42-) 2,0 mEq 2,0 mEq 11 mEq
• Sulfat (SO42-) 0,5 mEq 0,5 mEq 1 mEq
• Protein 1,2 mEq 0,2 mEq 4 mEq
a. Kation :
• Sodium (Na+) :
- Kation berlebih di ruang ekstraseluler
- Sodium penyeimbang cairan di ruang eesktraseluler
- Sodium adalah komunikasi antara nerves dan musculus
- Membantu proses keseimbangan asam-basa dengan menukar ion
hidrigen pada ion sodium
di tubulus ginjal : ion hidrogen di ekresikan
- Sumber : snack, kue, rempah-rempah, daging panggang.
KMB, Ners B 037
• Potassium (K+) :
- Kation berlebih di ruang intraseluler
- Menjaga keseimbangan kalium di ruang intrasel
- Mengatur kontrasi (polarissasi dan repolarisasi) dari muscle dan
nerves.
- Sumber : Pisang, alpokad, jeruk, tomat, dan kismis.
• Calcium (Ca++) :
- Membentuk garam bersama dengan fosfat, carbonat, flouride di
dalam tulang dan gigi untuk membuatnya keras dan kuat
- Meningkatkan fungsi syaraf dan muscle
- Meningkatkan efektifitas proses pembekuan darah dengan proses
pengaktifan
protrombin dan trombin
- Sumber : susu dengan kalsium tinggi, ikan dengan tulang,
sayuran, dll.
b.Anion :
• Chloride (Cl -) :
- Kadar berlebih di ruang ekstrasel
- Membantu proses keseimbangan natrium
- Komponen utama dari sekresi kelenjar gaster
- Sumber : garam dapur
• Bicarbonat (HCO3 -) :
Bagian dari bicarbonat buffer sistem
- Bereaksi dengan asam kuat untuk membentuk asam karbonat dan
suasana garam untuk
KMB, Ners B 038
menurunkan PH.
• Fosfat ( H2PO4- dan HPO42-) :
- Bagian dari fosfat buffer system
- Berfungsi untuk menjadi energi pad metabolisme sel
- Bersama dengan ion kalsium meningkatkan kekuatan dan
kekerasan tulang
- Masuk dalam struktur genetik yaitu : DNA dan RNA.
1.4 Perpindahan Cairan dan Elektrolit Tubuh
Perpindahan cairan dan elektrolit tubuh terjadi dalam tiga fase yaitu
:
a.Fase I :
Plasma darah pindah dari seluruh tubuh ke dalam sistem sirkulasi,
dan nutrisi dan oksigen diambil dari paru-paru dan tractus
gastrointestinal.
b.Fase II :
Cairan interstitial dengan komponennya pindah dari darah kapiler
dan sel
c.Fase III :
Cairan dan substansi yang ada di dalamnya berpindah dari cairan
interstitial masuk ke dalam sel.
Pembuluh darah kapiler dan membran sel yang merupakan
membran semipermiabel mampu memfilter tidak semua substansi
dan komponen dalam cairan tubuh ikut berpindah. Metode
perpindahan dari cairan dan elektrolit tubuh dengan cara :
KMB, Ners B 039
• Diffusi
• Filtrasi
• Osmosis
• Aktiv Transport
Diffusi dan osmosis adalah mekanisme transportasi pasif. Hampir
semua zat berpindah dengan mekanisme transportasi pasif. Diffusi
sederhana adalah perpindahan partikel-partikel dalam segala arah
melalui larutan atau gas. Beberapa faktor yang mempengaruhi
mudah tidaknya difusi zat terlarut menembus membran kapiler dan
sel yaitu :
• Permebelitas membran kapiler dan sel
• Konsenterasi
• Potensial listrik
• Perbedaan tekanan.
Osmosis adalah proses difusi dari air yang disebabkan oleh
perbedaan konsentrasi. Difusi air terjadi pada daerah dengan
konsenterasi zat terlarut yang rendah ke daerah dengan
konsenterasi zat terlarut yang tinggi.
Perpindahan zat terlarut melalui sebuah membrane sel yang
melawan perbedaan konsentrasi dan atau muatan listrik disebut
transportasi aktif. Transportasi aktif berbeda dengan transportasi
pasif karena memerlukan energi dalam bentuk adenosin trifosfat
(ATP). Salah satu contonya adalah transportasi pompa kalium dan
natrium.
Natrium tidak berperan penting dalam perpindahan air di dalam
KMB, Ners B 0310
bagian plasma dan bagian cairan interstisial karena konsentrasi
natrium hampir sama pada kedua bagian itu. Distribusi air dalam
kedua bagian itu diatur oleh tekanan hidrostatik yang dihasilkan
oleh darah kapiler, terutama akibat oleh pemompaan oleh jantung
dan tekanan osmotik koloid yang terutama disebabkan oleh
albumin serum. Proses perpindahan cairan dari kapiler ke ruang
interstisial disebut ultrafilterisasi. Contoh lain proses filterisasi
adalah pada glomerolus ginjal.
Meskipun keadaan di atas merupakan proses pertukaran dan
pergantian yang terus menerus namun komposisi dan volume
cairan relatif stabil, suatu keadaan yang disebut keseimbangan
dinamis atau homeostatis.
Pengaturan Normal keseimbangan Cairan dan ELektrolit
a. Ketentuan volume cairan
Kebutuhan cairan tubuh yang normal intake dan output
b. Intake Cairan Normal
Orang dewasa sehat memasukkan cairan N 90 % dari intake
cairan/ harinya (± 2500 cc) ± 10 % intake cairan dihasilkan
dari metabolisme
c. Out Put Cairan Normal
Balance cairan dipertahankan karena: paru-paru, kulit,
saluran cerna, ginjal mensekresikan sejumlah cairan sama
dengan intake cairan total
IWL (Insensible Water Loss) adalah hilangnay cairan yang
tidak dapat dilihat melalui evaporasi dan respirasi
o Dewasa : 8 – 10 cc/kgBB/24 jam
KMB, Ners B 0311
o Anak : 30 cc/kg BB/24 jam
o Dengan atas suhu : 10 cc/kgBB + 200 cc (suhu tubuh –
36,8 º C)
Sensible Water Loss adalah hilangnya cairan yang dapat
diamati yaitu:
o Urine : 1 – 2 cc/kgBB/jam
o Faeces : 100 – 200 cc/24 jam
Out put urine setiap hari hamper sama dengan intake
balance cairan individu dapat diperkirakan dengan
membandingkan intake oral dan out put urine.
No. Umur Berat Badan (kg) Kebutuhan Cairan (mL/24 Jam).
1. 3 hari 3,0 250-300
2 1 tahun 9,5 1150-1300
3. 2 tahun 11,8 1350-1500
4. 6 tahun 20,0 1800-2000
5. 10 tahun 28,7 2000-2500
6. 14 tahun 45,0 2200-2700
7. 18 tahun(adult) 54,0 2200-2700
Sumber Masukan dan Pengeluaran Elektrolit
1. Masukan elektrolit tubuh
- Masukan cairan (minum)
- Makanan
2. Ekskresi Elektrolit
- Melalui ginjal th/diuretic
- Gastrointestinal saat diarefh
- Saluran cerna bagian atas hydrogen + potassium
- Saluran cerna bagian bawah bicarbonate
KMB, Ners B 0312
- Diaphoresis berlebihan sodium dan clorida
- Drainage pada pembedahan
PENGATURAN CAIRAN TUBUH
1. Regulasi oleh ginjal
Ginjal adalah pengatur utama keseimbangan Na + dan
cairan dalam ECF
Sel dlm glomerulus mensecresi enzim rennin jika ada
penurunan konsentrasi sodium dan volume plasma.
Renin megaktifkan angiotensin I → angiotensin II(suatu
kuatan vasokonstriksi)
Jika sodium menurun, volume plasma naik. Jika filtrasi
glomerulus naik maka urine naik
Angitensin II menyebabkan lepasnya reabsorbsi sodium
+ air dan elektrolit.
2. Pengaturan Secara Endokrin
a. Anti diuretik Hormon
- Diproduksi di hypothalamus, yang dikeluarkan oleh kelenjar
pituitary posteror.
- bekerja terhadap tubulus renalis untuk menahan air dan
menurunkan urine out put
b. Aldosteron
- Disekresi oleh korteks adrenal
- Bekerja terhadap tubulus renalis untuk reabsorbsi Na + dan
Ci – ekresi potassium
- menaikkan volume sirkulasi/ reabsorbsi air bersama Na +
c. Parathormon
KMB, Ners B 0313
- Dihasilkan oleh kelejar parathyroid
- Melancarkan absorbsi Ca dari tulang
- Menaikan ekskresi cairan phosfat oleh ginjal
STREES
Hiphalamus melepas CRH
Posterior pituitary gland kel. Pituitari
anterior
↑secresi ADH ACTH
↑ Retensi cairan ↑ Secresi aldosteron
Pembentukan urine ↑ Reabsorbsi air dan
Na
Retensi cairan dan Na + di tubulus ginjal
3. Pengaturan oleh sistem cardiovaskuler
Sistem ini mengatur valume cairan, sensorik tekanan dan
atrial natriuretik factor
Valume darah normal, pompaan drh ke ginjal pd tekanan
yang optimal, ferfusi ginjal adekuat
Valume drh meningkat, CO meningkat tek. Arteri meningkat,
shg meningkatkan urine out put dan sebaliknya
KMB, Ners B 0314
Tekanan arteri mneingkat hingga baroreseptor berespon
dan streech reseptor mengirimkan imfuls utk system saraf
simpatik
Refleks imfus saraf simpatik menyebabkan dilatasi arteriole
ginjal hingga urine out put meningkat
Factor natriuretik atrial (ANF) adalah hormone polipeptida
yang disekresikan oleh atrial jtg ke drh
Sinyal ANF pd ginjal meningkatkan reabsorbsi tubulus
terhdp Na + hingga out put meningkat dan volume drh
menurun.
4. Pengaturan oleh saluran cerna
- Proses enzimatik dan hormonal, dikombinasix dgn
transport aktif dan fasif mll mekanisme dimana
saluran cerna berpartisifasi dlm pengaturan
volume cairan
- Awal pencenaan, cairan, air dan secresi saluran
cerna bergerak ke usus halus ± 85 – 95 % air
diabsorbsi dan nutrient ditransport ke plasma
- Colon mengabsorbsi 500 – 1000 ml dan menyerap
elektrolit sebelum bergerak menuju rectum dan
anus yang akan dikelurkan sbg faeces
5. Pengaturan oleh paru.
- Berupa IWL hingga ± 500 cc/hr
- Jumlah IWL bervariasi tergantung hyperpentilasi
dan mekanisme ventilasi
KMB, Ners B 0315
GANGGUAN KESEIMBANGAN ELEKTROLIT
A. Natrium
1. Hypontaremia
Keadaan kekurangan natrium plasma
Penyebabnya adalah pemberian diuretic yang lama,
diare yang sering, minum berlebihan
Gejala :
o Rasa haus berlebihan
o Rasa cemas, takut dan bingung
o Kulit dingin dan lembab
o Kram perut, nadi cepat dan lemah
o TD menurun
o Konvulsi
o Na < 135 mg/l
2. Hypernatremia
Keadaan Na yang berlebihan didlm plasma
Etilogi : dehidrasi, diare, intake air kurang, intake
garam berlebihan.
Gejala :
- Mukosa kering, haus
- Turor menurun, kulit merah dan bengkak
- Lidah kasar dan kering
- Konvulsi
- Suhu badan naik
- Na > 145 meg/l
B. Kalium.
1. Hypokalemi
Keadaan kalium plasma kurang
KMB, Ners B 0316
Etilogi : diaer, penyakit usus, luka baker, pemberian
diuretic, alkalosis metabolic, stress fisik dan emosi
Gejala :
- denyut nadi lemah
- tekanan drh menurun, malaesa
- anareksia, muntah-muntah
- bengkak
- otot lunak dan lemah
- K + < 4 meg/l
2. Hiperkalemia
Keadaan kadar kalium plasma berlebihan
Etilogi : luka-luka, penyakit ginjal, adrenal menurun,
asidosis metabolisme.
Gejala :
- Mual, lemah, oliguria, anuria
- Nadi aritmia, ventrikuler vibrasi
- K + > 5,6 meg/l
C. Kalsium
1. Hypokalsemia
Jumlah kalsium did lm cairan ECF kurang
Etilogi: peritonitis, post op kel. Parathyroid, diare,
koreksi asidosis berlebihan
Gejala :
- Kesemutan pada jari
- Kejang otot perut
- Tetany, konvulsi
- Ca < 4,5 meg/l
2. Hyperkalsemia
KMB, Ners B 0317
Jumlah kalsium didlm cairan ECF berlebihan
Etiologi : Bed rest lama,tumor kel parathyroid
Gejala: - Relaksasi otot, batu ginjal
- nyeri tulang, mula muntah
- stuport, coma
- Ca > 5,8 meg/l
D. Magnesium
1. Hypomagnesimia
Jumlah magnesium kurang
Etilogi: pancreatitis akut, sindroma malabsorbsi, diare,
muntah, intake K + berlebihan, alkoholisme, reseksi
usus, by pass usus, sekresi ginjal berlebihan.
Gejala : - Tremor, tetani, refleks meningkat
- konvulsi, disorientasi, gelisah
- depresi, halusinasi, gerakan kedutan, konvulsi
- parastesia pada kaki
- anoreksia, mual
- takikardia, hipotensi
- kontraksi premature strium/ventrikel
2. Hipermagnesium
Berlebihan jumlah magnesium
Etiologi : gagal ginjal, insufisiensi adrenal, masukan
obat yang mengandung Mg, diabet ketoasidosis,
hyeprparathiroid
Gejala: - Mengantuk, lethargi, mual
- Refleks tendon dlm hilang
- Depresi pernafasan
KMB, Ners B 0318
- Henti jantung, hipotensi, bradikardi, nadi lemah,
coma
KMB, Ners B 0319
Faktor yang Berpengaruh pada Keseimbangan Cairan dan
Elektrolit
Faktor-faktor yang berpengaruh pada keseimbangan cairan dan
elektrolit tubuh antara lain :
a.Umur :
Kebutuhan intake cairan bervariasi tergantung dari usia, karena
usia akan berpengaruh pada luas permukaan tubuh, metabolisme,
dan berat badan. Infant dan anak-anak lebih mudah mengalami
gangguan keseimbangan cairan dibanding usia dewasa. Pada usia
lanjut sering terjadi gangguan keseimbangan cairan dikarenakan
gangguan fungsi ginjal atau jantung.
b.Iklim :
Orang yang tinggal di daerah yang panas (suhu tinggi) dan
kelembaban udaranya rendah memiliki peningkatan kehilangan
cairan tubuh dan elektrolit melalui keringat. Sedangkan seseorang
yang beraktifitas di lingkungan yang panas dapat kehilangan cairan
sampai dengan 5 L per hari.
c.Diet :
Diet seseorag berpengaruh terhadap intake cairan dan elktrolit.
Ketika intake nutrisi tidak adekuat maka tubuh akan membakar
protein dan lemak sehingga akan serum albumin dan cadangan
protein akan menurun padahal keduanya sangat diperlukan dalam
proses keseimbangan cairan sehingga hal ini akan menyebabkan
edema.
d.Stress :
Stress dapat meningkatkan metabolisme sel, glukosa darah, dan
KMB, Ners B 0320
pemecahan glykogen otot. Mrekanisme ini dapat meningkatkan
natrium dan retensi air sehingga bila berkepanjangan dapat
meningkatkan volume darah.
e.Kondisi Sakit :
Kondisi sakit sangat b3erpengaruh terhadap kondisi keseimbangan
cairan dan elektrolit tubuh Misalnya :
- Trauma seperti luka bakar akan meningkatkan kehilangan air
melalui IWL.
- Penyakit ginjal dan kardiovaskuler sangat mempengaruhi proses
regulator
keseimbangan cairan dan elektrolit tubuh
- Pasien dengan penurunan tingkat kesadaran akan mengalami
gangguan pemenuhan intake
cairan karena kehilangan kemampuan untuk memenuhinya secara
mandiri.
f.Tindakan Medis :
Banyak tindakan medis yang berpengaruh pada keseimbangan
cairan dan elektrolit tubuh seperti : suction, nasogastric tube dan
lain-lain.
g.Pengobatan :
Pengobatan seperti pemberian deuretik, laksative dapat
berpengaruh pada kondisi cairan dan elektrolit tubuh.
h.Pembedahan :
Pasien dengan tindakan pembedahan memiliki resiko tinggi
mengalami gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit tubuh,
KMB, Ners B 0321
dikarenakan kehilangan darah selama pembedahan.
1.7 Gangguan Keseimbangan Cairan dan Elektrolit Tubuh
Tiga kategori umum yang menjelaskan abnormalitas cairan tibuh
adalah :
• Volume
• Osmolalitas
• Komposisi
Ketidakseimbangan volume terutama mempengaruhi cairan
ekstraseluler (ECF) dan menyangkut kehilangan atau bertambahnya
natrium dan air dalam jumlah yang relatif sama, sehingga berakibat
pada kekurangan atau kelebihan volume ekstraseluler (ECF). f
Ketidakseimbangan osmotik terutama mempengaruhi cairan
intraseluler (ICF) dan menyangkut bertambahnya atau kehilangan
natrium dan air dalam jumlah yang relatif tidak seimbang.
Gangguan osmotik umumnya berkaitan dengan hiponatremia dan
hipernatremia sehingga nilai natrium serum penting untuk
mengenali keadaan ini.
Kadar dari kebanyakan ion di dalam ruang ekstraseluler dapat
berubah tanpa disertai perubahan yang jelas dari jumlah total dari
partikel-partikel yang aktif secara osmotik sehingga mengakibatkan
perubahan komposisional.
a. Ketidakseimbangan Volume
• kurangan Volume Cairan Ekstraseluler (ECF)
Kekurangan volume ECF atau hipovolemia didefinisikan sebagai
KMB, Ners B 0322
kehilangan cairan tubuh isotonik, yang disertai kehilangan natrium
dan air dalam jumlah yang relatif sama. Kekurangan volume
isotonik sering kali diistilahkan dehidrasi yang seharusnya dipakai
untuk kondisi kehilangan air murni yang relatif mengakibatkan
hipernatremia.
- airan Isotonis adalah cairan yang konsentrasi/kepekatannya sama
dengan cairan
tubuh, contohnya : larutan NaCl 0,9 %, Larutan Ringer Lactate (RL).
- Cairan hipertonis adalah cairan yang konsentrasi zat
terlarut/kepekatannya
melebihi cairan tubuh, contohnya Larutan dextrose 5 % dalam NaCl
normal, Dextrose
5% dalam RL, Dextrose 5 % dalam NaCl 0,45%.
- Cairan Hipotonis adalah cairan yang konsentrasi zat
terlarut/kepekataannya kurang
dari cairan tubuh, contohnya : larutan Glukosa 2,5 %., NaCl.0,45 %,
NaCl 0,33 %.
• Kelebihan Volume ECF :
Kelebihan cairan ekstraseluler dapat terjadi bila natrium dan air
kedua-duanya tertahan dengan proporsi yang kira- kira
sama.Dengan terkumpulnya cairan isotonik yang berlebihan pada
ECF (hipervolumia) maka cairan akan berpindah ke kompartement
cairan interstitial sehingga mnyebabkan edema. Edema adalah
penunpukan cairan interstisial yang berlebihan. Edema dapat
terlokalisir atau generalisata.
b.Ketidakseimbangan Osmolalitas dan perubahan komposisional
KMB, Ners B 0323
Ketidakseimbangan osmolalitas melibatkan kadar zat terlarut dalam
cairan-cairan tubuh. Karena natrium merupakan zat terlarut utama
yang aktif secara osmotik dalam ECF maka kebanyakan kasus
hipoosmolalitas (overhidrasi) adalah hiponatremia yaitu rendahnya
kadar natrium di dalam plasma dan hipernatremia yaitu tingginya
kadar natrium di dalam plasma. Pahami juga perubahan
komposisional di bawah ini :
• Hipokalemia adalah keadaan dimana kadar kalium serum kurang
dari 3,5 mEq/L.
• Hiperkalemia adalah keadaan dimana kadar kalium serum lebih
dari atau sama dengan
5,5 mEq/L.
• Hiperkalemia akut adalah keadaan gawat medik yang perlu
segera dikenali, dan
ditangani untuk menghindari disritmia dan gagal jantung yang fatal.
2. Proses Keperawatan
2.1 Pengkajian
Pengkajian keperawatan secara umum pada pasien dengan
gangguan atau resiko gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit
meliputi :
• Kaji riwayat kesehatan dan kepearawatan untuk identifikasi
penyebab gangguan
keseimbangan cairan dan elektrolit
• Kaji manifestasi klinik melalui :
- Timbang berat badan klien setiap hari
- Monitor vital sign
KMB, Ners B 0324
- Kaji intake output
• Lakukan pemeriksaan fisik meliputi :
- Kaji turgor kulit, hydration, temperatgur tubuh dan neuromuskuler
irritability.
- Auskultasi bunyi /suara nafas
- Kaji prilaku, tingkat energi, dan tingkat kesadaran
• Review nilai pemeriksaan laboratorium : Berat jenis urine, PH
serum, Analisa Gas
Darah, Elektrolit serum, Hematokrit, BUN, Kreatinin Urine.
k
2.2 Diagnosis Keperawatan hh
Diagnosis keperawatan yang umum terjadi pada klien dengan
resiko atau gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit adalah :
• Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan ansietas, gangguan
mekanisme
pernafasan, abnormalitas nilai darah arteri
• Penurunan kardiak output berhubungan dengan dysritmia kardio,
ketidakseimbangan
elektrolit
• Gangguan keseimbangan volume cairan : kurang dari kebutuhan
tubuh berhubungan
dengan diare, kehilangan cairan lambung, diaphoresis, polyuria.
• Gangguan keseimbangan cairan tubuh : berlebih bwerhubungan
dengan anuria,
penurunan kardiak output, gangguan proses keseimbangan,
Penumpukan cairan di
ekstraseluler.
• Kerusakan membran mukosa mulut berhubungan dengan
KMB, Ners B 0325
kekurangan volume cairan
• Gangguan integritas kulit berhubungan dengan dehidrasi dan
atau edema
• Gangguan perfusi jaringan berhubungan dengan edema
2.3 Intervensi Keperawatan
Intervensi keperawatan yang umum dilakukan pada pasien
gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit adalah :
a. Atur intake cairan dan elektrolit
b. Berikan therapi intravena (IVFD) sesuai kondisi pasien dan
intruksi dokter dengan
memperhatikan : jenis cairan, jumlah/dosis pemberian, komplikasi
dari tindakan
c. Kolaborasi pemberian obat-obatan seperti :deuretik, kayexalate.
d. Provide care seperti : perawatan kulit, safe environment.
2.4 Evaluasi/Kreteria hasil :
Kreteria hasil meliputi :
• Intake dan output dalam batas keseimbangan
• Elektrolit serum dalam batas normal
• Vital sign dalam batas normal.
# Rujukan :
Barbara Kozier, Fundamental Of Nursing Concept, Process and
Practice, Fifth Edition, Addison Wsley Nursing, California, 1995
Dolores F. Saxton, Comprehensive Review Of Nursing For NCLEK-
KMB, Ners B 0326
RN, Sixteenth Edition, Mosby, St. louis, Missouri, 1999.
Sylvia Anderson Price, Alih : Peter Anugerah, Pathofisiologi Konsep
Klinis Proses-proses Penyakit, Edisi kedua, EGC, Jakarta, 1995.
KMB, Ners B 0327