Askep CA Mamme
-
Upload
muhammad-hasnul-fahmy -
Category
Documents
-
view
21 -
download
1
description
Transcript of Askep CA Mamme
BAB I
PENDAHULUAN
1
1.1.Latar Belakang Masalah
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan bahwa lima besar kanker
di dunia adalah kanker paru-paru, kanker payudara, kanker usus besar dan
kanker lambung dan kanker hati. Sementara data dari pemeriksaan patologi di
Indonesia menyatakan bahwa urutan lima besar kanker adalah kanker leher rahim,
kanker payudara, kelenjar getah bening, kulit dan kanker nasofaring (Anaonim,
2004).
Kanker payudara merupakan keganasan kedua terbanyak di Indonesia setelah
kanker serviks uteri. Berdasarkan data patologi anatomi tahun 1997 insidens KPD di
Indonesia sebesar 11,6% dari seluruh keganasan, sedangkan di Amerika kanker payudara
menduduki tempat pertama sebagai jenis kanker terbanyak pada wanita sekitar 180.000
wanita terdiagnosis sebagai kanker payudara (KPD) setiap tahun. Angka kematian
akibat kanker payudara mencapai 5 juta pada wanita. Data terakhir menunjukkan
bahwa kematian akibat kanker payudara pada wanita menunjukkan angka ke 2
tertinggi penyebab kematian setelah kanker rahim. (http//www.pikiran-
rakyat.com.jam 10.00, Minggu Tanggal 29-8-2005, sumber : Harianto, dkk).
Kanker payudara merupakan jenis kanker yang paling umum yang diderita kaum
wanita. Kaum pria juga dapat terserang kanker payudara ini, walaupun kemungkinan
lebih kecil 1 : 1000. Pengobatan yang paling lazim adalah dengan pembedahan dan jika
perlu dilajutkan dengan kemoterapi maupun radiasi.
Kanker payudara merupakan kanker pada jaringan payudara atau suatu kondisi
dimana sel telah kehilangan pengendalian dan mekanisme normalnya sehingga
mengalami pertumbuhan yang tidak normal, cepat dan tidak terkendali
(http:www.mediasehat.com/utama07.php). Penyebabnya tidak diketahui, tetapi ada
beberapa factor resiko yang menyebabkan seseorang wanita menjadi lebih mungkin
menderita kanker payudara. Yang mengakibatkan wanita-wanita yang terkena kangker
payudara tersebut harus mendapat perawatan secara intensif di rumah sakit.
RSUD Dr. Achmad Mochtar merupakan sebuah rumah sakit tipe B yang terletak
di Bukittinggi dan menjadi sebuah rumah sakit pendidikan sebagai lahan praktek untuk
instansi pendidikan kesehatan termasuk praktek untuk profesi keperawatan. Di RSUD
Dr.Achmad Mochtar mempunyai banyak ruangan pelayanan kesehatan baik itu rawat
2
inap maupun rawat jalan, Salah satunya ruangan rawat inap Bedah wanita dimana Di
ruangan rawat inap bedah wanita banyak ditemui kasus kasus bedah seperti kasus kanker
pada payudara ini.
Dari data yang yang diperoleh Kanker payudara merupakan 10 penyakit
terbanyak diruang Bedah Wanita yang menempati urutan ke 7 yang memerlukan
penatalaksanaan segera. Perawat sebagai bagian dari pelayananan kesehatan harus
mampu memebantu klien dan kelurga dalam menyelesaikan masalah kesehatan salah
satunya kanker payudara
1.1 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka kelompok tertarik untuk mengangkat
asuhan keperawatan pada Ny.S dengan Ca mamae di ruangan Bedah RSUD Dr. Achmad
Mochtar Bukittinggi sebagai bahan yang akan diseminarkan.
1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
Untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan mahasiswa praktek profesi
KMB dalam memberikan asuhan keperawatan pada pasien dengan Ca mamae
1.2.2 Tujuan Khusus
Mahasiswa mampu melakukan asuhan keperawatan pada Ny.S denagn Ca.mamae
1.2.2.1 Mampu melakukan pengkajian asuhan keperawatan pada Ny.S dengan Ca.mamae
1.2.2.2 Mampu menentukan diagnosa keperawatan pada Ny.S dengan Ca.mamae
1.2.2.3 Mampu membuat rencana keperwatan pada Ny.S dengan Ca.mamae
1.2.2.4 Mampu melaksankan tindakan keperawatan pada Ny.S dengan Ca.mamae
1.2.2.5 Mampu melaksankan evaluasi keperawatan pada Ny.S dengan Ca.mamae
1.3 Ruang Lingkup
Dalam makalah ini kami membahas tentang Ca.mamae dengan ruang lingkup
defenisi, etiologi, tanda dan gejala, patofisiologi, dan woc, penetalaksanaan, komplikasi
serta asuhan keperawatan dari pengkajian, diagnosa, intervensi, implementasi serta
evaluasi keperawatan.
3
1.4 Mamfaat Makalah
1.4.1 Bagi kelompok
Menambah wawasan dan pengetahuan kelompok dalam mengaplikasikan dan
pendokumentasian asuhan keperawatan medical bedah pada kasus ca.mamae
1.4.2 Bagi Instisusi Pendidikan
Sebagai bahan reperensi untuk penggembangan keilmuan peserta didik khususnya
pada program studi keperawatan di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Perintis.
1.4.3 Bagi Lahan
Sebagai bahan masukan dan gambaran bagi rumah sakit sebagai instansi
pelayanan kesehatan khususnya pada kasus Ca. Mammae
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
4
2.1 Konsep Dasar
2.1.1 Pengertian
Kanker payudara adalah sekelompok sel tidak normal pada payudara yang terus
tumbuh berupa ganda. Pada akhirnya sel-sel ini menjadi bentuk bejolan di payudara.
Jika benjolan kanker itu tidak dibuang atau terkontrol, sel-sel kanker bisa menyebar
(metastase) pada bagian-bagian tubuh lain. Metastase bisa terjadi pada kelenjar getah
bening (limfe) ketiak ataupun di atas tulang belikat. Selain itu sel-sel kanker bisa
bersarang di tulang, paru-paru, hati, kulit, dan bawah kulit. (Erik T, 2005, hal : 39-40)
Kanker payudara adalah pertumbuhan yang tidak normal dari sel-sel jaringan
tubuh yang berubah menjadi ganas. (http//www.pikiran-rakyat.com.jam 10.00, Minggu
Tanggal 29-8-2005, sumber : Harianto, dkk)
Kanker payudara merupakan kanker pada jaringan payudara atau suatu kondisi
dimana sel telah kehilangan pengendalian dan mekanisme normalnya sehingga
mengalami pertumbuhan yang tidak normal, cepat dan tidak terkendali
(http:www.mediasehat.com /utama07.php).
2.1.2. Etiologi
Etiologi kanker payudara tidak diketahui dengan pasti. Namun beberapa faktor
resiko pada pasien diduga berhubungan dengan kejadian kanker payudara, yaitu :
a. Tinggi melebihi 170 cm ( Wanita yang tingginya 170 cm mempunyai resiko
terkena kanker payudara karena pertumbuhan lebih cepat saat usia anak dan
remaja membuat adanya perubahan struktur genetik (DNA) pada sel tubuh yang
diantaranya berubah ke arah sel ganas )
b. Masa reproduksi yang relatif panjang ( Menarche pada usia muda dan kurang dari
usia 10 tahun. Wanita terlambat memasuki menopause lebih dari usia 60 tahun,
Wanita yang belum mempunyai anak, Lebih lama terpapar dengan hormon
estrogen relatif lebih lama dibandingkan wanita yang sudah punya anak.)
c. Kehamilan dan menyusui ( Berkaitan erat dengan perubahan sel kelenjar payudara
saat menyusui )
d. Wanita gemuk ( Dengan menurunkan berat badan, level estrogen tubuh akan turun
pula )
5
e. Preparat hormon estrogen ( Penggunaan preparat selama atau lebih dari 5 tahun )
f. Faktor genetic ( Kemungkinan untuk menderita kanker payudara 2 – 3 x lebih
besar pada wanita yang ibunya atau saudara kandungnya menderita kanker
payudara. (Erik T, 2005, hal : 43-46 )
2.1.3. Anatomi fisiologi
2.1.3.1 Anatomi payudara
Secara fisiologi anatomi payudara terdiri dari alveolusi, duktus laktiferus,
sinus laktiferus, ampulla, pori pailla, dan tepi alveolan. Pengaliran limfa dari
payudara kurang lebih 75% ke aksila. Sebagian lagi ke kelenjar parasternal
terutama dari bagian yang sentral dan medial dan ada pula pengaliran yang ke
kelenjar interpektoralis.
2.1.3.2 Fisiologi payudara
6
Payudara mengalami tiga perubahan yang dipengaruhi hormon. Perubahan
pertama ialah mulai dari masa hidup anak melalui masa pubertas, masa fertilitas,
sampai ke klimakterium dan menopause. Sejak pubertas pengaruh ekstrogen dan
progesteron yang diproduksi ovarium dan juga hormon hipofise, telah
menyebabkan duktus berkembang dan timbulnya asinus.
Perubahan kedua adalah perubahan sesuai dengan daur menstruasi. Sekitar
hari kedelapan menstruasi payudara jadi lebih besar dan pada beberapa hari
sebelum menstruasi berikutnya terjadi pembesaran maksimal. Kadang-kadang
timbul benjolan yang nyeri dan tidak rata. Selama beberapa hari menjelang
menstruasi payudara menjadi tegang dan nyeri sehingga pemeriksaan fisik,
terutama palpasi, tidak mungkin dilakukan. Pada waktu itu pemeriksaan foto
mammogram tidak berguna karena kontras kelenjar terlalu besar. Begitu
menstruasi mulai, semuanya berkurang.
Perubahan ketiga terjadi waktu hamil dan menyusui. Pada kehamilan
payudara menjadi besar karena epitel duktus lobul dan duktus alveolus
berproliferasi, dan tumbuh duktus baru.
Sekresi hormon prolaktin dari hipofisis anterior memicu laktasi. Air susu
diproduksi oleh sel-sel alveolus, mengisi asinus, kemudian dikeluarkan melalui
duktus ke puting susu. (Samsuhidajat, 1997, hal : 534-535)
2.1.4. Patofisiologi
Kanker payudara bukan satu-satunya penyakit tapi banyak, tergantung
pada jaringan payudara yang terkena, ketergantungan estrogennya, dan usia
permulaannya. Penyakit payudara ganas sebelum menopause berbeda dari
penyakit payudara ganas sesudah masa menopause (postmenopause). Respon dan
prognosis penanganannya berbeda dengan berbagai penyakit berbahaya lainnya.
Beberapa tumor yang dikenal sebagai “estrogen dependent” mengandung
reseptor yang mengikat estradiol, suatu tipe ekstrogen, dan pertumbuhannya
dirangsang oleh estrogen. Reseptor ini tidak manual pada jarngan payudara
normal atau dalam jaringan dengan dysplasia. Kehadiran tumor “Estrogen
Receptor Assay (ERA)” pada jaringan lebih tinggi dari kanker-kanker payudara
7
hormone dependent. Kanker-kanker ini. memberikan respon terhadap hormone
treatment (endocrine chemotherapy, oophorectomy, atau adrenalectomy).
(Smeltzer, dkk, 2002, hal : 1589)
Transformasi sel-sel kanker dibentuk dari sel-sel normal dalm suatu proses
rumit yang disebut transformasi, yang terdiri dari tahap insiasi dan promosi. Pada
tahap insiasi terjadi suatu peubahan dalam bahan genetic sel yang memancing sel
menjadi panas Perubahan dalam bahan genetic sel ini disebabkan oleh suatu agen
yang disebu kasinogen, yang bisa beupa bahan kimia, virus, radiasi
( penyinaran )atau sinar matahari, tetapi tidak semua sel memiliki kepekaan yang
sama terhadap suatu karsinogen. Kelainan genetic dalam sel atau bahan lainnya
yang disebu promoter, menyebabkan sel lebih rentan terhadap suatu karsinogen.
Bahkan gangguan fisik menahunpun bisa membuat sel menjadi lebih peka untuk
mengalami inisiasi yang berubah menjadi ganas. Sel yang belum melewati tahap
insisasi tidak akan terpengaruh oleh promosi , karena itu diperlukan beberapa
fakktor untuk terjadinya keganasan ( gabungan dari suatu sel yang peka dari suatu
karsinogen )
2.1.5. Manifestalsi Klinis
Gejala-gejala kanker payudara antara lain : ( Terdapat benjolan di
payudara yang nyeri maupun tidak nyeri, .keluar cairan dari puting, ada
perlengketan dan lekukan pada kulit dan terjadinya luka yang tidak sembuh dalam
waktu yang lama, rasa tidak enak dan tegang, retraksi putting, pembengkakan
lokal. (http//www.pikiran-rakyat.com.jam 10.00, Minggu Tanggal 29-8-2005,
Harianto, dkk)
Gejala lain yang ditemukan yaitu konsistensi payudara yang keras dan
padat, benjolan tersebut berbatas tegas dengan ukuran kurang dari 5 cm, biasanya
dalam stadium ini belum ada penyebaran sel-sel kanker di luar payudara. (Erik T,
2005, hal : 42)
PATHWAYS
8
Hormon Genetik Tinggi badan > 170 cm
Hiperplasia pada sel mamae
9
MendesakSel syaraf
MendesakPembuluh darah
Mensuplai nutrisi ke
jaringan ca
Menekan jaringan pada mammae
MK:nyeri
Aliran darah terhambat
Peningkatan konsistensi mammae
Hipermetabolis ke jaringan
Suplai nutrisi jaringan lain
Berat badan turun
Mammae membengkak
Massa tumor mendesak ke jaringan luar
Perfusi jaringan terganggu
Ulkus
MK:Gg integritas kulit/ jaringan
Ukuran mammae abnormal
Mammae asimetrik
Mk:Gg body image
Aliran darah ke jaringan berkurang
Pertahan tubuh menurun
MK: Infeksi
MK:Nutrisi kurang dari kebutuhan
Interupsi sel saraf sel
MK:Kurang pengetahuan
MK:cemas
Infiltrasi pleura parietale
Expansi paru menurun
MK: Gg pola nafas
Bakteri Patogen
Mendesakjaringan sekitar
2.1.6. Klasifikasi kanker payudara
1. Tumor primer (T)
1. Tx : Tumor primer tidak dapat ditentukan
2. To : Tidak terbukti adanya tumor primer
3. Tis : Kanker in situ, paget dis pada papila tanpa teraba tumor
4. T1 : Tumor < 2 cm
T1a : Tumor < 0,5 cm
T1b : Tumor 0,5 – 1 cm
T1c : Tumor 1 – 2 cm
5. T2 : Tumor 2 – 5 cm
6. T3 : Tumor diatas 5 cm
7. T4 : Tumor tanpa memandang ukuran, penyebaran langsung ke
dinding thorax atau kulit.
T4a : Melekat pada dinding dada
T4b : Edema kulit, ulkus, peau d’orange, satelit
T4c : T4a dan T4b
T4d : Mastitis karsinomatosis
2. Nodus limfe regional (N)
1. Nx : Pembesaran kelenjar regional tidak dapat ditentukan
2. N0 : Tidak teraba kelenjar axila
3. N1 : Teraba pembesaran kelenjar axila homolateral yang tidak
melekat.
N2 : Teraba pembesaran kelenjar axila homolateral yang melekat satu
sama lain atau melekat pada jaringan sekitarnya.
N3 : Terdapat kelenjar mamaria interna homolateral
3. Metastase jauh (M)
1. Mx : Metastase jauh tidak dapat ditemukan
2. M0 : Tidak ada metastase jauh
3. M1 : Terdapat metastase jauh, termasuk kelenjar subklavikula
10
2.1.7 Stadium kanker payudara :
1. Stadium I : tumor kurang dari 2 cm, tidak ada limfonodus terkena (LN)
atau penyebaran luas.
2. Stadium IIa : tumor kurang dari 5 cm, tanpa keterlibatan LN, tidak ada
penyebaran jauh. Tumor kurang dari 2 cm dengan keterlibatan LN
3. Stadium IIb : tumor kurang dari 5 cm, dengan keterlibatan LN. Tumor
lebih besar dari 5 cm tanpa keterlibatan LN
4. Stadium IIIa : tumor lebih besar dari 5 cm, dengan keterlibatan LN.
semua tumor dengan LN terkena, tidak ada penyebaran jauh
5. Stadium IIIb : semua tumor dengan penyebaran langsung ke dinding
dada atau kulit semua tumor dengan edema pada tangan atau
keterlibatan LN supraklavikular.
6. Stadium IV : semua tumor dengan metastasis jauh. (Setio W, 2000, hal
: 285)
2.1.8. Pemeriksaan diagnostik
1. Mammografi, yaitu pemeriksaan yang dapat melihat struktur
internal dari payudara, hal ini mendeteksi secara dini tumor atau
kanker.
2. Ultrasonografi, biasanya digunakan untuk membedakan tumor sulit
dengan kista.
3. CT. Scan, dipergunakan untuk diagnosis metastasis carsinoma
payudara pada organ lain
4. Sistologi biopsi aspirasi jarum halus
5. Pemeriksaan hematologi, yaitu dengan cara isolasi dan
menentukan sel-sel tumor pada peredaran darah dengan
sendimental dan sentrifugis darah. (Michael D, dkk, 2005, hal : 15-
66)
11
2.1.9.Tabel Persentase Kanker Payudara
Stadium T N M 5 year survival rate
0 Tis
(LCIS/DCIS)
- -
I T1 N0 M0 93%
IIA T1
T2
N1
N0
M0
M0
72%
IIB T2
T3
N1
N0
M0
M0
72%
IIIA T1/T2
T3
N2
N1/N2
M0
M0
41%
IIIB T4 Any N M0 41%
IV Any T Any N M1 18%
2.1.10. Pencegahan
Perlu untuk diketahui, bahwa 9 di antara 10 wanita menemukan adanya
benjolan di payudaranya. Untuk pencegahan awal, dapat dilakukan sendiri.
Sebaiknya pemeriksaan dilakukan sehabis selesai masa menstruasi. Sebelum
menstruasi, payudara agak membengkak sehingga menyulitkan pemeriksaan. Cara
pemeriksaan adalah sebagai berikut :
1. Berdirilah di depan cermin dan perhatikan apakah ada kelainan pada
payudara. Biasanya kedua payudara tidak sama, putingnya juga tidak
terletak pada ketinggian yang sama. Perhatikan apakah terdapat keriput,
lekukan, atau puting susu tertarik ke dalam. Bila terdapat kelainan itu atau
keluar cairan atau darah dari puting susu, segeralah pergi ke dokter.
2. Letakkan kedua lengan di atas kepala dan perhatikan kembali kedua
payudara.
3. Bungkukkan badan hingga payudara tergantung ke bawah, dan periksa
lagi.
12
4. Berbaringlah di tempat tidur dan letakkan tangan kiri di belakang kepala,
dan sebuah bantal di bawah bahu kiri. Rabalah payudara kiri dengan
telapak jari-jari kanan. Periksalah apakah ada benjolan pada payudara.
Kemudian periksa juga apakah ada benjolan atau pembengkakan pada
ketiak kiri.
5. Periksa dan rabalah puting susu dan sekitarnya. Pada umumnya kelenjar
susu bila diraba dengan telapak jari-jari tangan akan terasa kenyal dan
mudah digerakkan. Bila ada tumor, maka akan terasa keras dan tidak dapat
digerakkan (tidak dapat dipindahkan dari tempatnya). Bila terasa ada
sebuah benjolan sebesar 1 cm atau lebih, segeralah pergi ke dokter. Makin
dini penanganan, semakin besar kemungkinan untuk sembuh secara
sempurna. Lakukan hal yang sama untuk payudara dan ketiak kanan
(www.vision.com jam 10.00, Minggu Tanggal 29-8-2005, sumber :
Ramadhan)
2.1.11 Penanganan/Penatalaksanaan
1. Pembedahan/Operasi
1. Mastektomi parsial (eksisi tumor lokal dan penyinaran). Mulai dari
lumpektomi sampai pengangkatan segmental (pengangkatan
jaringan yang luas dengan kulit yang terkena).
2. Mastektomi total dengan diseksi aksial rendah seluruh payudara,
semua kelenjar limfe dilateral otocpectoralis minor.
3. Mastektomi radikal yang dimodifikasi Seluruh payudara, semua
atau sebagian besar jaringan aksial
4. Mastektomi radikal Seluruh payudara, otot pektoralis mayor dan
minor dibawahnya : seluruh isi aksial.
5. Mastektomi radikal yang diperluas Sama seperti mastektomi
radikal ditambah dengan kelenjar limfe mamaria interna.
13
2. Non pembedahan
1. Penyinaran
Pada payudara dan kelenjar limfe regional yang tidak dapat direseksi
pada kanker lanjut; pada metastase tulang, metastase kelenjar limfe
aksila.
2. Kemoterapi
Adjuvan sistematik setelah mastektomi; paliatif pada penyakit yang
lanjut.
3. Terapi hormon dan endokrin
Kanker yang telah menyebar, memakai estrogen, androgen,
antiestrogen, coferektomi adrenalektomi hipofisektomi.(Smeltzer, dkk,
2002, hal : 1596 – 1600)
2.1.12. Komplikasi
Komplikasinya dapat terjadi metastesis yang luas, tempat metastases
antara lain adalah tulang, hati dan ovarium. Angka bertahap hidung tergantung
pada stadium 1 (tumor,2cm tanpa metastasis 80 %). Stadium II (tmor 2-5cm
metasyasis kelenjar getah bening ketiak 50%) Stadium III (tumor2-5cm metastasis
kelenjar getah bening ketiak dan menyebar kekulit atau dinding dada 40%)
Stadium IV (metastasis luas 10%)
2.2. ASKEP SECARA TEORITIS
2.2.1 Pengkajian keperawatan
Pengkajian mencakup data yang dikumpulkan melalui wawancara,
pengumpulan riwayat kesehatan, pengkajian fisik, pemeriksaan laboratorium dan
diagnostik, serta review catatan sebelumnya. Langkah-langkah pengkajian yang
sistemik adalah pengumpulan data, sumber data, klasifikasi data, analisa data dan
diagnosa keperawatan.
14
1. Pengumpulan data
Adalah bagian dari pengkajian keperawatan yang merupakan landasan proses
keperawatan. Kumpulan data adalah kumpulan informasi yang bertujuan untuk
mengenal masalah klien dalam memberikan asuhan keperawatan .
2. Sumber data
Data dapat diperoleh melalui klien sendiri, keluarga, perawat lain dan petugas
kesehatan lain baik secara wawancara maupun observasi.
Data yang disimpulkan meliputi :
1. Data biografi /biodata
Meliputi identitas klien dan identitas penanggung antara lain : nama, umur,
jenis kelamin, agama, pendidikan, pekerjaan dan alamat.
1. Riwayat keluhan utama.
Riwayat keluhan utama meliputi : adanya benjolan yang menekan
payudara, adanya ulkus, kulit berwarna merah dan mengeras, bengkak,
nyeri.
2. Riwayat kesehatan masa lalu
Apakah pasien pernah mengalami penyakit yang sama sebelumnya.
3. Riwayat kesehatan keluarga
Apakah ada keluarga yang menderita penyakit yang sama .
Pengkajian fisik meliputi :
1. Keadaan umum
2. Tingkah laku
3. BB dan TB
4. Pengkajian head to toe
a. Aktivitas dan Istirahat
Gejala : kelemahan dan keletihan, Perubahan pola istirahat dan jam kebiasaan tidur
pada malam hari, adanya factor-faktor yang mempengaruhi tidur misalnya ;
nyeri, ansieatas, berkeringat malam. Pekerjaan atau profesi dengan
pemajanan karsinogen lingkungan, tingkat stress tinggi.
15
b. Sirkulasi
Gejala : palpitasi, nyeri pada pengerahan kerja.
Kebiasaan : Perubahan pada tekanan Darah
c. Integritas Ego
Gejala : Faktor stress ( keuangan,pekerjaan, perubahan peran ) dan cara mengatasi
stress (misalnya : merokok, minum alcohol, menunda mencari pengobatan,
keyakinan religious/ spiritual)Masalah tentang perubahan dalam penampila
misalnya : lesi cacat, pembedahan, menyangkal diagnosis, perasaan tidak
berdaya, putus asa, tidak bermakna, kehilangan kontrol dan depresi
Tanda : Menyangkal, menarik diri, marah
d. Eliminasi
Gejala : Perubahan pada pola defekasi misalnya : darah pada feses dan nyeri pada
defekasi
Tanda : Perubahan pada bising usus, distensi abdomen
e. Makanan dan cairan
Gejala : Kebiasaan diit buruk, ( misalnya rendah serat, tinggi lemak, aditif, bahan
pengawet) Anoreksia, mual dan muntah, Perubahan pada berat badan
hebat, kakeksia, berkurangnya masaa otot)
Tanda ; Perubahan pada kelembaban / turgor kulit : odema
f. Neorosensori
Gejala : pusing, sinkope
g. Nyeri kenyamanan
Gejala : tidak ada atau ada derajat bevariasi misalnya : ketidakyamanan ringan
sampai nyeri berat
h. Pernafasan
Gejala : merokok ( pemajanan abses)
i. Keamanan
Gejala : Pemajanan pada kimia toksik, karsinogen, pemajanan matahari lama atau
berlebihan
Tanda : demam, ruam kulit, ulserasi
16
j. Seksualitas
Gejala : masalah seksualitas misalnya dampak pada hubungan, perubahan pada
tingkat kepuasan nuligravida l;ebih besar dari usia 30 tahun
Multigarvida : pasangan seks multiple,aktivitas seksual dini
k. Interaksi social
Gejala : ketidak adekuatan atau kelemahan system pendukung
l. Penyuluhan dan pembelajaran
Gejala : Riwayat kanker pada keluarga misalnya, ibu atau bibidenan kanker
payudara, sisi primer : penyakit primer, tangga ditemukan/terdiagnois.
Penyakit metastasis : sisi tambahan yang terlibat, bila tidak ada riwayat
alamiah dari priimer akan memberikan informasi penting untuk mencari
metastatik
2.2.2. Klasifikasi Data
Data pengkajian :
1. Data subyektif
Data yang diperoleh langsung dari klien dan keluarga, mencakup hal-hal sebagai
berikut : klien mengatakan nyeri pada payudara, sesak dan batuk, nafsu makan
menurun, kebutuhan sehari-hari dilayani di tempat tidur, harapan klien cepat sembuh,
lemah, riwayat menikah, riwayat keluarga.
2. Data obyektif
Data yang dilihat langsung atau melalui pengkajian fisik atau penunjang meliputi :
asimetris payudara kiri dan kanan, nyeri tekan pada payudara, hasil pemeriksaan
laboratorium dan diagnostik.
Analisa Data
Merupakan proses intelektual yang merupakan kemampuan pengembangandaya
pikir yang berdasarkan ilmiah, pengetahuan yang sama dengan masalah yang didapat
pada klien.
17
2.2.3. Diagnosa keperawatan
1. Ansietas berhubungan dengan ancaman atau perubahan pada status
kesehatan (perubahan gambaran tubuh )
2. Berduka berhubugan dengan kehilangan yang diantisipai dari
kesejahteraan fisiologis (kehilangan bagian tubuh, perubahan fungsi tubuh)
3. Ganggaun harga diri berhubungan dengan biofisikal : kecacatan bedah
4. Nyeri berhubungan dengan adanya penekanan massa tumor.
5. Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan imobilisasi lengan/bahu.
6. Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
berhubungan dengan intake tidak adekuat.
7. Keletihan berhubungan dengan penurunan produksi energy metabolic ,
peningkatan kebutuhan energy(status hipermetabolik)
8. Resiko infeksi berhubungan dengan ketidk adekuatan pertahanan sekunder
dan imunospresi
9. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan penurunan imunologis..
10. Kurangnya pengetahuan tentang kondisi, prognosis, dan serta pengobatan
penyakitnya berhubungan dengan kurangnya informasi. (Doengoes
marylien.2000)
2.2..4. Perencanaan/Intervensi
Perencanaan keperawatan adalah pengembangan dari pencatatan perencanaan
perawatan untuk memenuhi kebutuhan klien yang telah diketahui.
Pada perencanaan meliputi tujuan dengan kriteria hasil, intervensi, rasional,
implementasi dan evaluasi.
Kecemasan berhubungan dengan perubahan gambaran tubuh
Ditandai dengan
DS : ( Klien mengatakan takut ditolak oleh orang lain, Ekspresi wajah tampak
murung, Tidak mau melihat tubuhnya. )
DO : klien tampak takut melihat anggota tubuhnya.
Tujuan : Kecemasan dapat berkurang.
Kriteria : ( Klien tampak tenang, Mau berpartisipasi dalam program terapi )
18
Intervensi :
1. Dorong klien untuk mengekspresikan perasaannya.
Rasional : Proses kehilangan bagian tubuh membutuhkan penerimaan,
sehingga pasien dapat membuat rencana untuk masa depannya.
2. Diskusikan tanda dan gejala depresi.
Rasional : Reaksi umum terhadap tipe prosedur dan kebutuhan dapat dikenali
dan diukur.
3. Diskusikan tanda dan gejala depresi
Rasional : Kehilangan payudara dapat menyebabkan perubahan gambaran diri,
takut jaringan parut, dan takut reaksi pasangan terhadap perubahan
tubuh.
4. Diskusikan kemungkinan untuk bedah rekonstruksi atau pemakaian prostetik.
Rasional : Rekonstruksi memberikan sedikit penampilan yang lengkap,
mendekati normal.
2. Gangguan harga diri berhubungan dengan kecacatan bedah Ditandai dengan :
DS : ( klien mengatakan malu dengan keadaan dirinya )
DO : ( Klien jarang bicara dengan pasien lain, Klien nampak murung.)
Tujuan : klien dapat menerima keadaan dirinya.
Kriteria : ( Klien tidak malu dengan keadaan dirinya, Klien dapat menerima efek
pembedahan. )
Intervensi :
1. Diskusikan dengan klien atau orang terdekat respon klien terhadap
penyakitnya.
Rasional : membantu dalam memastikan masalah untuk memulai proses
pemecahan masalah.
2. Tinjau ulang efek pembedahan
Rasional : bimbingan antisipasi dapat membantu pasien memulai proses
adaptasi.
3. Berikan dukungan emosi klien.
19
Rasional : klien bisa menerima keadaan dirinya.
4. Anjurkan keluarga klien untuk selalu mendampingi klien.
Rasional : klien dapat merasa masih ada orang yang memperhatikannya.
3. Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan adanya penekanan massa
tumor ditandai dengan :
DS : ( Klien mengeluh nyeri pada sekitar payudara sebelah kiri menjalar ke
kanan )
DO : ( Klien nampak meringis, Klien nampak sesak, Nampak luka di verban pada
payudara )
Tujuan : Nyeri teratasi.
Kriteria :
1. Klien mengatakan nyeri berkurang atau
hilang
2. Nyeri tekan tidak ada
3. Ekspresi wajah tenang
4. Luka sembuh dengan baik
Intervensi :
1. Kaji karakteristik nyeri, skala nyeri, sifat nyeri, lokasi dan penyebaran.
Rasional : Untuk mengetahui sejauhmana perkembangan rasa nyeri yang
dirasakan oleh klien sehingga dapat dijadikan sebagai acuan
untuk intervensi selanjutnya
2. Beri posisi yang menyenangkan.
Rasional : Dapat mempengaruhi kemampuan klien untuk rileks/istirahat secara
efektif dan dapat mengurangi nyeri.
3. Anjurkan teknik relaksasi napas dalam.
Rasional : Relaksasi napas dalam dapat mengurangi rasa nyeri dan
memperlancar sirkulasi O2 ke seluruh jaringan.
4. Ukur tanda-tanda vital
Rasional : Peningkatan tanda-tanda vital dapat menjadi acuan adanya
peningkatan nyeri.
20
5. Penatalaksanaan pemberian analgetik
Rasional : Analgetik dapat memblok rangsangan nyeri sehingga dapat nyeri tidak
dipersepsikan.
4, Resiko infeksi berhubungan dengan luka operasi Ditandai dengan :
DS : ( Klien mengeluh nyeri pada daerah sekitar operasi.
DO : ( Adanya balutan pada luka operasi, Terpasang drainase, Warna drainase
merah muda )
Tujuan : Tidak terjadi infeksi.
Kriteria : ( Tidak ada tanda – tanda infeksi, Luka dapat sembuh dengan sempurna.
Intervensi :
1. Kaji adanya tanda – tanda infeksi.
Rasional : Untuk mengetahui secara dini adanya tanda – tanda infeksi sehingga
dapat segera diberikan tindakan yang tepat.
2. Lakukan pencucian tangan sebelum dan sesudah prosedur tindakan.
Rasional : Menghindari resiko penyebaran kuman penyebab infeksi.
3. Lakukan prosedur invasif secara aseptik dan antiseptik.
Rasional : Untuk menghindari kontaminasi dengan kuman penyebab infeksi.
4. Penatalaksanaan pemberian antibiotik.
Rasional : Menghambat perkembangan kuman sehingga tidak terjadi proses
infeksi.
5. Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi berhubungan dengan intake yang tidak
adekuat, ditandai dengan :
DS : ( Klien mengeluh nafsu makan menurun, Klien mengeluh lemah.)
DO : ( Setengah porsi makan tidak dihabiskan, Klien nampak lemah, Nampak
terpasang cairan infuse, Hb rendah ).
Tujuan : kebutuhan nutrisi terpenuhi
Kriteria : ( Nafsu makan meningkat, Klien tidak lemah, Hb normal (12 – 14 gr/dl)
Intervensi :
1. Kaji pola makan klien
21
Rasional : Untuk mengetahui kebutuhan nutrisi klien dan merupakan asupan
dalam tindakan selanjutnya.
2. Anjurkan klien untuk makan dalam porsi kecil tapi sering
Rasional : dapat mengurangi rasa kebosanan dan memenuhi kebutuhan nutrisi
sedikit demi sedikit.
3. Anjurkan klien untuk menjaga kebersihan mulut dan gigi.
Rasional : agar menambah nafsu makan pada waktu makan.
4. Anjurkan untuk banyak makan sayuran yang berwarna hijau.
Rasional : sayuran yang berwarna hijau banyak mengandung zat besi penambah
tenaga.
5. Libatkan keluarga dalam pemenuhan nutrisi klien
Rasional : partisipasi keluarga dpat meningkatkan asupan nutrisi untuk kebutuhan
energi.
2.2.5. Implementasi
Implementasi merupakan tahap keempat dari proses keperawatan dimana
rencana keperawatan dilaksanakan : melaksanakan intervensi/aktivitas yang telah
ditentukan, pada tahap ini perawat siap untuk melaksanakan intervensi dan aktivitas
yang telah dicatat dalam rencana perawatan klien.
Agar implementasi perencanaan dapat tepat waktu dan efektif terhadap biaya,
pertama-tama harus mengidentifikasi prioritas perawatan klien, kemudian bila
perawatan telah dilaksanakan, memantau dan mencatat respons pasien terhadap
setiap intervensi dan mengkomunikasikan informasi ini kepada penyedia perawatan
kesehatan lainnya. Kemudian, dengan menggunakan data, dapat mengevaluasi dan
merevisi rencana perawatan dalam tahap proses keperawatan berikutnya.
2.2.6. Evaluasi
Tahapan evaluasi menentukan kemajuan pasien terhadap pencapaian hasil yang
diinginkan dan respons pasien terhadap dan keefektifan intervensi keperawatan
kemudian mengganti rencana perawatan jika diperlukan.Tahap akhir dari proses
keperawatan perawat mengevaluasi kemampuan pasien ke arah pencapaian hasil.
22
BAB III
TINJAUAN KASUS
3.1 PENGKAJIAN
I. Identitas Klien
Nama : Ny. S
Umur : 50 th
Jenis Kelamin : Wanita
No MR : 24 18 01
Status Perkawinan : Kawin
Agama : Islam
Suku : Minang/Sikumbang
Alamat : Panganak Atas Bukittinggi
Pendidikan ; DIII UNP
Tanggal Masuk : 17 – 05 – 2010 / Jam 24.00 wib
Tanggal Pengkajian : 20 - 05 -2010 / Jam 14.30 wib
Sumber informasi : Anak Klien / Klien.
Pekerjaan : Guru SMP
Lama Pekerjaan : Dari tahun 1983 / ± 27 th
II. Status Kesehatan Saat Ini / Riwayat Kesehatan Sekarang
1. Alasan kunjungan
PBM melalui IGD pada tgl 17 – 05 – 2010 jam 24.00 wib dengan keluhan nyeri
hebat pada payudara sebelah kiri, sudah pecah, bernanah, demam, mata sebelah
kiri menonjol dan mengeluarkan air bercampur nanah, tidak bisa melihat normal,
sejak 4 hari yll karena keluarga khawatir segera membawa klien ke Rumah Sakit.
2. Keluhan yang di rasakan saat ini :
Nyeri hebat yang dirasakan pada payudara sebelah kiri dengan skala nyeri atau
ambang nyeri 7 dan 8 dan nyeri lebih meningkat saat luka dibersihkan, nyeri
sudah menjalar kepunggung, luka terbuka dan sudah terinfeksi dengan adanya
cairan pus bercampur darah, sekitar area ulkus memerah , luka ulkus 10 x 15 x 1
23
cm dan mata kiri tidak bisa melihat dengan normal, visus penglihatan dan lapang
pandang klien menurun, nafsu makan kurang.
3. Faktor pencetus :
Kanker payudara yang sudah metastase kemata kiri pasien.
4. Upaya yang dilakukan untuk mengatasi :
Datang kepelayanan kesehatan dan pengobatan alternatif.
5. Diagnosa medis :
Ca Mamae Stadium IV
III. Riwayat Kesehatan Dahulu
Kanker payudara sudah terdeteksi dari tahun 1984 ± 26 th yll, dianjurkan dokter
untuk dioperasi tapi pasien menolak, pasien malah berobat ke pengobatan
alternative itu pun tidak menetap selalu pindah – pindah pengobatan mengikuti
anjuran dari teman – teman pasien, akhir tahun 2007 pasien berobat ke dokter
Zamri spesialis bedah dokter menganjurkan untuk di operasi tapi klien tetap
menolak cuma mau di kemoterapi saja sebanyak 12 kali, pasien melanjutkan lagi
berobat ke alternative, pada tahun bulan maret 2009 payudara klien pecah,
meletus mengeluarkan banyak darah dan nanah. Sejak 1 minggu yll sebelum di
bawa kerumah sakit mata klien sebelah kiri tidak dapat melihat, dan menonjol
mengeluarkan air bercampur nanah, sebelumnya klien tidak pernah sakit yang
parah sehingga sampai dirawat.
IV. Riwayat Kesehatan Keluarga
Tidak ada keluarga yang menderita penyakit yang sama hingga 2 generasi keatas,
tidak ada keluarga yang menderita penyakit kanker, jantungan, hipertensi dan
penyakit DM
24
Genogram
Keterangan :
= Laki – laki
= Wanita
X = Meninggal
K = Klien
= Tinggal Serumah
25
XX
K
X X
V. Data Aktivitas Sehari hari
No Aktivitas Di Rumah Di Rumah Sakit
1.
2
3.
4.
Pola Nutrisi dan cairan
Pola Eliminasi
Pola tidur dan istirahat.
Pola aktifi- tas dan lati- han
Frekwensi makan3x1 hari .
Intake cairan± 8 gelas/hari
Makan dan minuman yang di sukai :
Makan bakso Jus buah
Nafsu makan:Baik
Keluhan yg dirasakan :Klien sangat sibuk aktivitas yg padat pekerjaan RT di kerjakan sendiri makan kurang teratur dan selalu telat.
BAB : 1x1 hari setiap mau mandi BAB dulu.
Warna : kuning (normal) Konsistensi : biasa
kadang keras kadang lembek.
BAK : 4-6x/hr Warna : kuning jernih Bau : Pesing
Waktu tidur : lama 8 jam Kebiasaan pengantar
tidur : 1 bantal 1 guling
Frekwensi makan3x1 selama di rawat nafsu makan klien menurun, harus di paksa dulu baru makan, itu pun Cuma 1-3 sendok saja.
Intake cairanKlien pasang infuse RL 20 gtt/i (1500 cc/hr) minum ± 4 gelas (900cc/hr)
Makan dan minum yg di sukai: Roti selai Air putih dan susu
Nafsu makan : Menurun
Keluhan yang di rasakan :Tidak ada nafsu makan
Diit : ML (makanan lunak)
BAB : 1x3 hari kadang – kadang tidak ada BAB
Warna : agak kuning pekat dan berbau
Konsistensi : agak encer BAK : Klien pasang kateter output
( 1800 ml/hari ) Warna : kuning pekat Bau : Pesing
Waktu tidur : lama 10 jam Kebiasaan pengantar tidur :
1 bantal 1 selimut Di kipasin
26
1 selimut Kesulitan tidur : tidak
ada
Kegiatan dlm pekerjaan: Klien seorang guru SMP
Olah raga : jogging dan senam
Keluhan dlm hal : jarang berolah raga karena kesibukan keseharian
Kesulitan tidur : terganggu jika sedang nyeri pasien sering teriak – teriak, meringis.
Kegiatan dlm peker jaan : slama sakit pasien tidak kerja.
Olah raga : tidak ada
Keluhan dlm hal : setiap gerak ganti posisi nyeri, seluruh tubuh pegal dan linu.
VI. Data lingkungan
Rumah sendiri, tinggal di perumahan, rumah permanen, ventilasi cukup,
pencahayaan bagus, sampah diambil petugas, wc ada, septik tang ada, kebersihan
lingkungan rumah bersih.
VII. Data psikososial
1.Pola pikir dan persepsi
a. Alat bantu yang di butuhkan : kaca mata
b. Kesulitan yang dialami : susah melihat pada mata kiri, mulut pasien
terbuka saat tidur dan sering teriak – teriak dan meringis bila kesakitan.
c. Klien memikirkan tentang penyakitnya apa masih bisa sembuh.
2. Persepsi diri
a. Hal yang di pikirkan saat ini : klien ingin cepat sembuh, klien ingin cepat
pulang, klien cuti selama sakit.
b. Harapan setelah menjalani perawatan : klien berharap cepat sembuh,
penyakitnya bisa diobati, klien dapat sembuh total bebas dari penyakit
kankernya.
c. Kesan terhadap perwat : klien berharap agar perawat dapat membantu
dalam pelaksanaan pengobatan, perawatan ulkus di payudara klien,
perawatan mata dengan baik.
3. Hubungan / komunikasi
a. Bahasa utama : bahasa minang
27
Klien tinggal dengan suami saja dirumah, 2 orang anak klien kuliah di
Padang.
b. Kehidupan keluarga : ekonomi menengah
4.Kebiasaan seksual.
Selama dirawat di rumah sakit klien mengalami gangguan hubungan sex,
tidak berhubungan sex.
5. Pertahanan koping
a. Pengambilan Keputusan : keputusan di musyawarahkan terlebih dahulu
b. Yang ingin dirubah dari kehidupan : klien merasa menyesal karena tidak
mau di operasi dulunya sesuai anjuran dokter.
c. Yang di lakukan klien jika stress : nonton TV, dengarkan musik kadang –
kadang tidur.
6. System nilai kepercayaan
a. Klien beragama Islam, dan percaya akan Allah
b. Kegiatan Agama / kepercayaan yg di lakukan :
Sewaktu sehat klien rajin sholat wajib yg 5 waktu, ikut pengajian/wirit,
arisan bersama ibu – ibu tetangga dan di sekolah
c. Saat klien di rumah sakit tidak ada sholat karena keterbatasan aktivitas
VII.Pengkajian Fisik
Pengkajian Fisik Umum
1. Tingkat Kesadaran : compos mentis
2. Keadaan Umum : Lemah
3. Tanda – Tanda Vital :
TD : 110/90 mmHg
N : 80 x/i
S : 37oC
P : 24 x/i
4. BB/TB : 45 kg/155cm dan LILA 18 cm ( 20-05-2010 )
Pemeriksaan Head to Toe.
28
Kepala : Bulat, rambut sebahu, sudah ada uban, kulit kapala bersih tidak
ada ketombe, lesi tidak tidak di temukan, benjolan tidak ada.
Mata : Sebelah kiri menonjol, berair bercampur nanah, terlihat kotor.
Kanan konjungtiva anemis, sklera tidak ickterik, kantong mata tidak ada.
Hidung : nafas tidak terlihat cuping hidung, bersih secret tidak ada,
serumen ada, konka tidak ada peradangan polip tidak di temukan.
Mulut dan tenggorokkan : mukosa bibir sedikit kering diakibatkan mulut
sering terbuka saat tidur, gigi 4 buah yang tanggal, lidah kotor kebersihan
oral kurang.
Leher : KGB tidak membesar, tidak ada peradangan
Dada / pernafasan
I : Ictus cordis tidak terlihat, tulang – tulang iga terlihat, terlihat ulkus pada
payudara sebelah kiri yang di bungkus dengan kassa, keluar air bercampur
darah dan nanah, tidak berbau dan keadaan luka 13cm x10 cmx 1 cm
P : Ictus cordis teraba.
P : Pekak
A : Pernafasan dada, normal
Abdomen
I : Simetris Ki / Ka
P : Tidak ada benjolan
P : Tympani
A : Bising usus normal ( 25x/i)
Genito Urinaria : terpasang cateter, alat kelamin tidak di periksa.
Ekstremitas : tungkai kecil terlihat kurus, tidak ada udem dan bersih.
Kulit : sawo matang, pucat, turgor kulit lembab
Neorologis : GCS dengan niai 15 tidak ada masalah, disorientasi baik,
tinkah laku sesuai,tidak ada riwayat epilepsy, reflek baik, kekuatan
mengenggam baik, nervus baik dan kekuatan otot cukup baik
VIII. Hasil Pemeriksaan Penunjang
Lab tgl 17 – 05 – 2010 hasilnya : Tangal 18-05-2010 hasilnya: Normal :
WBC : 9,2 X 103/µL : 6,7 x 103/µL (4,5-5.5) juta/ µL
29
RBC : 2,95 X 106/µL : 3,79 X 106/µL
HGB : 8,9 g/dL : 11,1 g/dl (13-16 g/dl)
HCT : 26,0 % : 33,4% (40-48)vol%
MCV : 88,1 FL
MCH : 30,2 g/dL : 29,3
MCHC : 34,2 g/Dl : 33,2 g/dl
PLT PL* : 131X 103/µL (5000-10000) /µL
LYM % : 28,0 %
MXD % : 4,8 %
NEUT % : 67,2 %
LYM# : 2.6 X 103/µL
MXD# : 0,4X103/µL
NEUT# : 6,2X103/µL
RDW : 15,6 %
PDW : *8,8FL
MPV PL : *8,5FL
P-LCR PL : *18,2%
Laboratorium Darah ( tanggal 18-05-2010)
Glokosa ; 129,1 mg/dl
Creatinin : 1,47 mg/dl
Ureum : 91,3 mg/dl
Patologi : Urine hasilnya :
Kreatinin : 1,1 mg/100 ml
Ureum : 68,0 mg/100 ml
Nuckter : 175mg/100 ml
Rontgen : pada saat pengkajian belum di lakukan tapi di rencanakan
IX. Pengobatan/therapy ( tanggal 18 – 22 mei 2010 )
Infus NaCl : RL 18 gtt/i
Cefotaxin : 2x1 gr
Ketorolac : 2x1 amp
30
Ranitidine : 2x1 amp
Transfusi Darah : 4 kolf ( 2 hari ) tanggal 17s/d18-05-2010
3.2. DATA FOCUS
Data Subjektif :
1. Klien mengatakan nyeri pada daerah payudara kiri sampai ke belakang sampai
ke punggung
2. Klien mengatakan mata kiri tidak dapat melihat, terasa nyeri sampai ke kepala.
3. Klien mengatakan payudara yang sebelah kiri sudah pecah sejak tahun 2009,
4. Klien mengataan keluar cairan, nanah bercampur darah pada daerah ulkus
5. klien mengatakan sekitar ulkus merah
6. Klien mengatakan tidak mau makan sejak sakit.
7. Klien mengatakan badannya lemah
8. Klien mengatakan nafsu makannya menurun diit yang disajikan hanya hbis 3
sendok sampai ½ porsi
9. Klien mengatakan kepalanya sering pusing dan mata berkunang – kunang.
10. Klien mengatakan tidak bisa tidur karena nyeri yang dirasakannya
11. Klien mengatakan luka payudaranya di bersihkan 1x1 hari
12. Klien mengatakan malu dengan kondisi seperti sekarang
13. Klien mengatakan malu tidak dapat menjadi istri yang sempurna
14. klien mengatakan tidak berdaya dan tak kuat dengan keadaanya sekarang
Data Objektif :
1. Klien gelisah tidak bisa tidur dan beraktifitas dengan tenang
2. Klien tampak meringis kadang berteriak
3. Klien terlihat lemah, dan letih
4. Klien terlihat kurus, pucat dan memprihatinkan
5. Klien gelisah tidak bisa tidur dan beraktifitas dengan tenang
6. Klien tampak meringis kadang – kadang berteriak
7. Lila klien 18 cm
8. Terlihat ulkus di payudara klien 15x10x1 cm
31
9. Ulkus pada payudara tampak mengeluarkan cairan, nanah bercampur darah
10. Mata kiri klien menonjol ( eksotalmus ) dan mengeluarkan air bercampur
nanah.
11. Klien terlihat tidak mau makan , makanan yg di sediakan tampak tersisa di
atas meja lebih dari ½ porsi
12. TTV ( TD : 110/90 mmhg, N : 80x/I, P : 24x/I, S : 37o c
13. Klien mengeluh malu dengan kondisi fisiknya
3.3. ANALISA DATA
No Tanggal Data Etiologi M.Keperawatan
1 Kamis
20-05-10
Data Subjektif :
- Klien mengatakan nyeri pada
daerah payudara kiri sampai
ke belakang sampai ke
punggung
- Klien mengatakan mata kiri
tidak dapat melihat, terasa
nyeri sampai ke kepala.
- Klien mengatakan kepalanya
sering pusing dan mata
berkunang – kunang.
- Klien mengatakan tidak bisa
tidur karena nyeri yang
dirasakannya
Data Objektif :
- Klien gelisah tidak bisa tidur
dan beraktifitas dengan tenang
- Klien tampak meringis
kadang berteriak
- Terlihat ulkus di payudara
klien 10x13x1 cm
Hyperplasia pada sel
mamme -> mendesak
sel syaraf ->
kompredesi/destruksi
syaraf -> nyeri
Ganguan rasa
nyaman nyeri b/d
kompresi/destruksi
jaringan syaraf
32
- TTV (TD : 110/90 mmhg,
N : 80x/I, P : 24x/I, S : 37o c )
2 Kamis
20-05-10
Data Subjektif :
- Klien mengatakan payudara
yang sebelah kiri sudah pecah
sejak tahun 2009,
- Klien mengataan keluar
cairan, nanah bercampur darah
pada daerah ulkus
- klien mengatakan sekitar
ulkus merah
Data Objektif :
- Terlihat ulkus di payudarah
klien 10x13x1cm
- Ulkus pada payudara tampak
mengeluarkan cairan, nanah
bercampur darah
- Mata kiri klien menonjol
( eksotalmus)dan
mengeluarkan air bercampur
nanah.
- Klien mengatakan luka
payudaranya di bersihkan 1x1
hari
Leukosit : 6,7x10 3/ul
Hyperplasia pada sel
mamme -> mendesak
sel syaraf jaringan ->
destuksi jaringan ->
ulkus -> kurangnya
imunologis ->
penyebaran infeksi
Infeksi b/d
ketidakadekuatan
pertahanan
skunder dan
imunosupresi
33
3
4.
5.
Kamis
20-05-10
Kamis
20-05-10
DataSubjektif :
- Klien mengatakan tidak mau
makan sejak sakit.
- Klien mengatakan badannya
lemah
- Klien mengatakan nafsu
makannya menurun diit yang
disajikan hanya habis ½ porsi
Data Objektif :
- Klien terlihat lemah, dan
letih
- Klien terlihat kurus, pucat
dan memprihatinkan
- Klien terlihat tidak mau
makan , makanan yg di
sediakan tampak tersisa di
atas meja lebih dari ½ porsi
- Lila 18 cm
Data Subjektif :
-Klien mengatakan tidak mau
makan sejak sakit.
-Klien mengatakan badannya
lemah
-Klien mengatakan malu
dengan kondisi seperti
sekarang
- Klien mengatakan malu tidak
dapat menjadi istri yang
sempurna
- klien mengatakan tidak
berdaya dan tak kuat dengan
Suplai nutrisi kejaringan
ca.mamme berkurang ->
hipermetabolisme
kejaringan -> suplai
nutrisi kejaringan lain
menurun -> BB
menurun -> kebutuhan
nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh
Ukuran mamae
abnormal-> mamae
asimetris->ganguan
body image
Perubahan nutrisi
kuang dari
kebutuhan tubuh
b/d status
hipermetabolik
Gangguan harga
diri/citra tubuh b/d
perubahan
biofisika
34
keadaanya sekarang
Data Objektif :
- Klien gelisah tidak bisa tidur
dan beraktifitas dengan tenang
-Klien mengeluh malu dengan
kondisi fisiknya
1.
3.4. Diagnosa Keperawatan
1. Gangguan rasa nyaman nyeri ( berat ) b/d adanya penekanan massa ca payudara
atau penekanan jaringan syaraf
2. Infeksi b/d ketidakadekuatan pertahanan skunder dan imunosupresi
3. Perubahan nutrisi kuang dari kebutuhan tubuh b/d status hipermetabolik
4. Gangguan harga diri/citra tubuh b/d perubahan biofisika.
CATATAN PERKEMBANGAN
Hari
/tggl
No
DX
Implementasi Evaluasi Paraf
Kamis I 1.Membina hubungan saling pecaya S: klien mengatakan
35
20-5-10
Kamis
20-5-10
II
dengan klien ( memperkenalkan
diri dengan komunikasi yang
terapeutik )
Hasil : klien mau berinteraksi dan
terbuka dengan perawat
2.Menentukan riwayat nyeri dengan
menanyakan tingkat nyeri,lokasi
dan, intensitas nyeri yang
diarasakan klien
Hasil : Nyeri yang dirasakan amat
sangat dengan skala 8 dan lokasi
nya dari dada kiri menjalar
kepunggung
3.Mengajarkan teknik penanganan
stress dengan menyuruh klien
latihan relaksasi dan menarik nafas
dalam
Hasil ;nyeri yang dirasakan
berkurang sejenak saat dilakukan
teknik relaksasi namun berulang
kembali beberapa saat kemudin
4.Mengukur TTV Klien
Hasil : TD: 100/90.N:80x/i. P:22x/i
S:370 C
5.Mengkolaborasikan dengan
dokter dalam pemberian therapy
analgesic ( menginjeksikan .
Keterolak 2x1 ampl)
1.Mengkaji karakteristik infeksi,
penyebab, tindakan, dan
nyeri yang dirasakan
amat sangat dan klien
mengatakan dengan
teknik relaksasi yang
diajarkan nyeri sedikit
berkurang namun
beberapa saat lagi neri
muncul lagi
O : Klien tampak masih
gelisah, masih sering
meringis, TD : 110/80.N
: 82x/i. P: 24x/I. S:370 C
A: Masalah mulai
teratasi
P : Intervensi 2-5
dilanjutkan
S : Klien mengatakan
Luka ada dibersihkan
36
Kamis
20-5-10
III
penatalaksanan
Hasil : infeksi sudah menyebar
kejaringan sekitar dan sudah
mengeluarkan cairan nanah
bercampur darah
2.Melakukan peawatan redressing
1x1hr ( membersihkan luka ulkus )
Hasil : luka bernanah dan
bercampur darah
3.Memperthankan teknik aseptic
setiap melakukan tindakan
( mencuci tangan sebelum dan
sesudah melakukan tindakan)
4.Mengkolaborasikan dengan
dokter dalam pemberian antibiotic
(menginjeksikan cefotaxim 2x1 gr)
1.Memantau masukan nutrisi klien
Hasil : diit yang disajikan tidak
pernah habis dan selalu ada sisa
lebih dari ½ porsi
2.Menyajikan makanan dalam
keadaan hangat
Hasil : klien mau makan dalam
keadaan makanan yang hangat
3.Menganjurkan klien makan
sedikit-sedikit tapi sering
4.Menganjurkan keluarga klien
untuk memberi makanan tambahan
yang diinginkan klien namun tidak
terlepas dari pantangan klien
tadi pagi dan alat
tenunnya pun sudah
diganti
O : Luka klien tertutup,
bersih, tempat tidur rapi
dsn bersih
A : Masalah mulai
teratasi
P : Intervensi 1-4
dilanjutkan
S : Klien mengatakan
nafsu makan masih
kurang dan belum mau
banyak makan
O : Klien masih tampak
lemah, BB : 45 kg, diit
yang disajikan habis
3sendok sampai ¼ porsi
A : Masalah belum teratasi P : Intervensi 1-5
dilanjutkan
37
Kamis
20-5-10IV
5.Mengkolaborasikan dengan
dokter dalam pemberian therapi
(Memberikan ranitidin injeksi 2x1
ampul)
1.Berdiskusikan situasi/pernyataan takut /masalah2. Mendukung dan dorong pasien, berilan perawatan yang positif, perilaku bersahabat3. Mendorong keluarga untuk mendukung klien4. Memantu pasien untuk mengatasi
perubahan
S : klien mengatakan
masih cemas dengan
keadaanya
O: Klien masih
mengeluhkan akan
kondiinya
A; Masalah belum
teratasi
P: intervensi 2,3.4
diprtahankan
Hari
/tggl
No
DX
Implementasi Evaluasi Paraf
Jumat
21-5-10
I 1.Menentukan riwayat nyeri
dengan menanyakan tingkat
nyeri,lokasi dan, intensitas nyeri
yang diarasakan klien
Hasil : Nyeri yang dirasakan masih
sama dengan yang dirasakan
kemaren amat sangat dengan skala
8 dan lokasi nya dari dada kiri
menjalar kepunggung
2.Mengajarkan teknik penanganan
stress dengan menyuruh klien
latihan relaksasi dan menarik nafas
dalam
S: klien mengatakan
nyeri yang dirasakan
masih terasa dan amat
sangat dan klien
mengatakan dengan
teknik relaksasi yang
diajarkan mampu
mengatasi nyeri sesaat
O : Klien tampak sedikit
gelisah, masih sering
meringis, TD :
110/70.N : 86x/i.P:
24x/I.S:36,50 C
38
Jumat
21-5-10
Jumat
21-05-
II
III
Hasil ;nyeri yang dirasakan
berkurang sejenak saat dilakukan
teknik relaksasi namun berulang
kembali beberapa saat kemudin
3.Mengukur TTV Klien
Hasil : TD: 110/70.N:86x/i. P:24x/i
S:36,50 C
4.Melaanjutkan pemberian
therapy analgesic ( menginjeksikan
keterolak 2x1 ampl)
1.Mengkaji karakteristik infeksi,
penyebab, tindakan, dan
penatalaksanan
Hasil : disekitar ulkus tampak
memerah dan ulkus bernanah dan
bercampur darah
2.Melakukan peawatan redressing
1x1hr ( membersihkan luka ulkus )
Hasil : luka masih bernanah dan
bercampur darah
3.Memperthankan teknik aseptic
setiap melakukan tindakan
( mencuci tangan sebelum dan
sesudah melakukan tindakan)
4.Melanjutkan pemberian
antibiotic (menginjeksikan
cefotaxim 2x1 gr)
1.Memantau masukan nutrisi klien
Hasil : diit yang disajikan tidak
A: Masalah ½ teratasi
P : Intervensi 2-5
dilanjutkan
S : Klien mengatakan
Luka ada dibersihkan
perawat tadi pagi dan
luka ulkusnya masih ada
nanah bercapur darah
O : Luka klien tertutup,
bersih, tempat tidur rapi
A : Masalah belum
teratasi
P : Intervensi 1-4
dilanjutkan
S : Klien mengatakan
39
10
IV
habis dan selalu ada sisa lebih dari
½ porsi
2.Menyajikan makanan dalam
keadaan hangat
Hasil : klien mau makan dalam
keadaan makanan yang hangat
3.Menganjurkan klien makan
sedikit-sedikit tapi sering
4.Menganjurkan keluarga klien
untuk memberi makanan tambahan
yang diinginkan klien namun tidak
terlepas dari pantangan klien
5.Melanjutkan pemberian ranitidin
injeksi 2x1 ampul
1. Mendukung dan dorong pasien,
berilan perawatan yang positif,
perilaku bersahabat
2. Mendorong keluarga untuk
mendukung klien
3. Memantu pasien untuk
mengatasi perubahan
nafsu makan masih
kurang namun sudah
mau makan tambahan
yang lain
O : Klien masih tampak
lemah, BB : 45 kg, diit
yang disajikan habis
masih ada sisa
A : Masalah belum
teratasi
P : Intervensi 1-5
dilanjutkan
S: Klien mengatakan dia
menyerahakn semuanya
pada Allah yang maha
kuasa
O : klien bersabar
dengan kondisinya
A: masalah teratasi
P :Intervensi
dipertahakan
Hari
/tggl
No
DX
Implementasi Evaluasi Paraf
Sabtu I 1.Menentukan riwayat nyeri S: klien mengatakan
40
22-5-10
Sabtu
22-5-10
II
dengan menanyakan tingkat
nyeri,lokasi dan, intensitas nyeri
yang diarasakan klien
Hasil : Nyeri yang dirasakan masih
sama dengan yang dirasakan hari
sebelumnya namun klien tampak
tidak begitu gelisah seperti
kemaren, skala nyeri masih
berkisar 8 dan lokasi nya dari dada
kiri menjalar kepunggung
2.Mengajarkan teknik penanganan
stress dengan menyuruh klien
latihan relaksasi dan menarik nafas
dalam
Hasil ;nyeri yang dirasakan
berkurang sejenak saat dilakukan
teknik relaksasi namun berulang
kembali beberapa saat kemudin
3.Mengukur TTV Klien
Hasil : TD: 100/60.N:78x/i. P:24x/i
S:36,40 C
4.Melanjutkan pemberian therapy
analgesic ( menginjeksikan
katerolak 2x1 ampul)
1.Mengkaji karakteristik infeksi,
penyebab, tindakan, dan
penatalaksanan
Hasil : infeksi masih terlihat seperti
kemaren ada nanah dan darah
2.Melakukan peawatan redressing
nyeri yang dirasakan
masih dan klien
mengatakan selalu
mengatasi dengan teknik
relaksasi namun masih
sering terasa nyeri
O : Klien tampak tidak
begitu gelisah,namun
masih sering meringis,
TD : 100/60.N : 78x/i. P:
24x/I. S:36,40 C
A: Masalah ½ teratasi
P : Intervensi 2-5
dipertahankan
S : Klien mengatakan
sedikit nyaman setelah
ulkus pada mamme
dibersihkan dan diganti
perbannya
O : Luka klien tertutup,
41
Sabtu
22-5-10
III
1x1hr ( membersihkan luka ulkus )
Hasil : luka bersih setelah
dibersihkan dan di tutup dengan
perban
3.Memperthankan teknik aseptic
setiap melakukan tindakan
( mencuci tangan sebelum dan
sesudah melakukan tindakan)
4.Melanjutkan pemberian
antibiotic (menginjeksikan
cefotaxim 2x1 gr)
1.Memantau masukan nutrisi klien
Hasil : diit yang diberikan belum
juga pernah tampak habis diatas
meja dan masih ada sisa lebih dari
½ porsi
2.Menyajikan makanan dalam
keadaan hangat
Hasil : klien mau makan dalam
keadaan makanan yang hangat
3.Menganjurkan klien makan
sedikit-sedikit tapi sering
4.Menganjurkan keluarga klien
untuk memberi makanan tambahan
yang diinginkan klien namun tidak
terlepas dari pantangan klien
5.Melanjutkan pemberian ranitidin
injeksi 2x1 ampul
bersih, tempat tidur rapi
A : Masalah mulai
teratasi
P : Intervensi 1-4
dipertahankan
S : Klien mengatakan
belum juga mau makan
banyak dan keinginan
makan itupun masih
kurang
O : Klien masih tampak
lemah, BB : 45 kg, diit
yang disajikan habis ¼
porsi
A : Masalah belum
teratasi
P : Intervensi 1-5
dipertahankan
BAB IV
PENUTUP
42
4.1 Kesimpulan
Kanker payudara adalah sekelompok sel tidak normal pada payudara yang
terus tumbuh berupa ganda. Pada akhirnya sel-sel ini menjadi bentuk bejolan di
payudara. Jika benjolan kanker itu tidak dibuang atau terkontrol, sel-sel kanker bisa
menyebar (metastase) pada bagian-bagian tubuh lain. Metastase bisa terjadi pada
kelenjar getah bening (limfe) ketiak ataupun di atas tulang belikat. Selain itu sel-sel
kanker bisa bersarang di tulang, paru-paru, hati, kulit, dan bawah kulit. (Erik T, 2005,
hal : 39-40)
Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama 3 hari dengan 4 diagnosa yaitu
Gangguan rasa nyaman nyeri ( berat ) b/d adanya penekanan massa ca payudara atau
penekanan jaringan syaraf, Infeksi b/d ketidakadekuatan pertahanan skunder dan
imunosupresi, Perubahan nutrisi kuang dari kebutuhan tubuh b/d status hipermetabolik
dan Gangguan harga diri/citra tubuh b/d perubahan biofisika, masalah pasa Ny.S
belum teratasi, sehingga perlu dilanjutkan intervensi oleh bapak dan ibu diruangan
bedah wanita RSUD Dr. Achmat Muchtar Bukittinggi untuk mengatasi masalah pada
Ny.S.
4.2 Saran
4.2.1 Bagi Rumah Sakit
Harapan sebagai masukan bagi rumah sakit dalam upaya promotif dan
kuratif pada pasien dengan Ca. Mamae dapat memberikan asuhan keperawatan
yang lebih intensif.
4.2.2 Bagi keluarga klien dan masyarakat
Kepada klien dan masyarakat agar adapat menjaga kesehatan dengan
melakukan pola hidup yang sehat dan mendeteksi dini penyakit yang diderita agar
tidak terjadi komplikasi dan klien dapat sembuh optimal.
4.2.3 Bagi Mahasiswa/i
Sebagai tambahan ilmu pengetahuan tentang pemberian asuhan
keperawatan pada pasien dengan Ca. Mamae.
43
44