Askep Bu Friska Urotilialithis

33
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sistem perkemihan merupakan salah satu sistem yang penting dalam tubuh manusia, sistem perkemihan terdiri dari ginjal,ureter,vesika urinaria dan uretra yang menyelenggarakan serangkaian proses untuk tujuan mempertahankan keseimbangan cairan dan elektrolit,asam basa,mengeluarkan sisa-sisa metabolism seperti urea,kreatinin,asam urat dan urine. Batu saluran kemih (batu urin)terdiri dari metabolisme pada filtrat glomeruli normal,sering pada konsentrasi yang melewati kelarutan maksimumnya. Batu urin terdiri atas beberapa tipe, yaitu kalsium,struvit,asam urat. Secara geografis batu urin ini merupakan penyakit yang penyebarannya merata diseluruh dunia. Di Amerika Serikat batu ginjal mempengaruhi 2-10% dari populasi penduduk dinegara bagian industri, tingkat ke kambuhan setelah serangan pertama adalah 14%,39%, dan 52% pada tahun ke 1 dan 10 secara berurutan. Di indonesia juga ada beberapa prevelanse batu urin masih belum jelas. Batu ginjal (nefrolithialithis) merupakan salah satu sebab utama terjadinya gagal ginjal kronik (GGK) di indonesia.Data ini memang cukup unik mengingat data di negara lain umumnya tidak menempatkan penyakit ini sebagai penyebab utama gagal ginjal kronik. 1.2 Rumusan Masalah 1

description

fdretfyguio

Transcript of Askep Bu Friska Urotilialithis

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar BelakangSistem perkemihan merupakan salah satu sistem yang penting dalam tubuh manusia, sistem perkemihan terdiri dari ginjal,ureter,vesika urinaria dan uretra yang menyelenggarakan serangkaian proses untuk tujuan mempertahankan keseimbangan cairan dan elektrolit,asam basa,mengeluarkan sisa-sisa metabolism seperti urea,kreatinin,asam urat dan urine.Batu saluran kemih (batu urin)terdiri dari metabolisme pada filtrat glomeruli normal,sering pada konsentrasi yang melewati kelarutan maksimumnya. Batu urin terdiri atas beberapa tipe, yaitu kalsium,struvit,asam urat.Secara geografis batu urin ini merupakan penyakit yang penyebarannya merata diseluruh dunia. Di Amerika Serikat batu ginjal mempengaruhi 2-10% dari populasi penduduk dinegara bagian industri, tingkat ke kambuhan setelah serangan pertama adalah 14%,39%, dan 52% pada tahun ke 1 dan 10 secara berurutan. Di indonesia juga ada beberapa prevelanse batu urin masih belum jelas.Batu ginjal (nefrolithialithis) merupakan salah satu sebab utama terjadinya gagal ginjal kronik (GGK) di indonesia.Data ini memang cukup unik mengingat data di negara lain umumnya tidak menempatkan penyakit ini sebagai penyebab utama gagal ginjal kronik.1.2 Rumusan Masalah1. Apa definisi uretrolithiasis2. Bagaimana etiologi uretrolithiasi3. Bagaimana anatomi fisiologi4. Bagaimana manifestasi uretrolithiasis5. Apa saja pemeriksaan diagnostik uretrolithiasis6. Bagaimana penatalaksanaan uretrolithiasis7. Bagaimana konsep asuhan keperawatan 1.3 Tujuan penelitiaan1. Untuk mengetahui uretrolithiasis2. Untuk mengetahui etiologi uretrolithiasis3. Untuk mengetahui anatomi dan fisiologi uretrolithiasis4. Untuk mengetahui manifestasi uretrolithiasis5. Untuk mengetahui pemeriksaan diagnostik uretrolithiasis6. Untuk mengetahui penatalaksaan uretrolithiasis7. Untuk mengetahui konsep asuhan keperawata

BAB IIPEMBAHASAN2.1 Definisi UreterolithiasisUreterolithiasis adalah kalkulus atau batu di dalam ureter (Sue Hinchliff, 1999 Hal 451). Batu ureter pada umumnya berasal dari batu ginjal yang turun ke ureter. Batu ureter mungkin dapat lewat sampai ke kandung kemih dan kemudian keluar bersama kemih. Batu ureter juga bisa sampai ke kandung kemih dan kemudian berupa nidus menjadi batu kandung kemih yang besar. Batu juga bisa tetap tinggal di ureter sambil menyumbat dan menyebabkan obstruksi kronik dengan hidroureter yang mungkin asimtomatik. Tidak jarang terjadi hematuria yang didahului oleh serangan kolik. (R. Sjamsuhidajat, 1998 Hal. 1027).

2.2 EtiologiEtiologi ureterolothiasis adalah kondisi-kondisi yang mendukung terbentuknya batu yaitu matrik protein dan inflamasi bakteri, peningkatan konsentrasi urine, sebagai pencetus percepatan pembentukan kristal seperti kalsium, asam urat dan posfat. Selain itu level keasaman yang abnormal (alkali) juga mempercepat pembentukan kristal. Selain itu, statis urin juga sebagai predisposisi pembentukan batu.Faktor-faktor yang berperan pada pembentukan batu dibagi atas 2 golongan, yaitu :1.Faktor endogen a.Faktor genetik : Hipersistinuria : gangguan metabolisme yang menyebabkan terjadinya absorbsi khusus yang berlebihan juga pengaruh vitamin D dan hiperparatiroid. Hiperkalsiuria primer : kebocoran pada ginjal. Hiperokalsuria primer : inflamasi saluran cerna, reseksi usus halus, by jejenoikal, sindrom malabsorbsi.

2.Faktor eksogena.Faktor lingkungan : InfeksiInfeksi saluran kemih dapat menyebabkan nekrosis jaringan ginjal dan akan menjadi inti pembentukan batu saluran kemih. Infeksi oleh bakteri yang memecah ureumdan membentuk amonium akan mengubah pH urin menjadi alkali dan mengendapkan garam-garam fosfat. Jenis kelaminData menunjukkan bahwa batu saluran kemih lebih banyak ditemukan pada pria. Ratio pria dan wanita yang mengalami urolithiasis adalah 4 : 1. Air minumMemperbanyak diuresis dengan cara banyak minum akan mengurangi kemungkinan terjadinya batu, sedangkan bila kurang minum menyebabkan kadar semua substansi dalam urin meningkat dan akan mempermudah pembentukan batu. Kejenuhan air yang diminum sesuai dengan kadar mineralnya terutama kalsium diperkirakan mempengaruhi terbentuknya batu saluran kemih. PekerjaanPekerja-pekerja keras yang banyak bergerak misalnya buruh dan petani akan mengurangi kemungkinan terjadinya batu saluran kemih bila dibandingkan dengan pekerja-pekerja yang banyak duduk. MakananPada orang yang banyak mengkonsumsi banyak protein hewani angka morbiditas batu saluran berkurang. Penduduk vegetarian yang kurang makan putih telur lebih sering menderita batu saluran kemih. SuhuTempat yang bersuhu panas, misalnya daerah tropis, menyebabkan banyak mengeluarkan keringat, akan mengurangi produksi urin dan mempermudah pembentukan saluran kemih.(Toto s, Abdul. 2010)

Etiologi pembentukan batu meliputi idiopatik, gangguan aliran kemih, gangguan metabolisme, infeksi saluran kemih oleh mikroorganisme berdaya membuat urease (Proteus mirabilis), dehidrasi, benda asing, jaringan mati (nekrosis papil) dan multifactor (www. detikhealth.com/konsultasi/ urologi / html, 20 maret 2014 Jam 11.54).Banyak teori yang menerangkan proses pembentukan batu di saluran kemih, tetapi hingga kini masih belum jelas teori mana yang paling benar.Beberapa teori pembentukan batu adalah :a. Teori NukleasiBatu terbentuk di dalam urine karena adanya inti batu sabuk batu (nukleus).Partikel-partikel yang berada dalam larutan yang kelewat jenuh (supersaturated) akan mengendap di dalam nukleus itu sehingga akhirnya membentuk batu. Inti batu dapat berupa kristal atau benda asing di saluran kemih.b. Teori MatriksMatriks organik terdiri atas serum/protein urine (albumin, globulin, dan mukoprotein) merupakan kerangka tempat diendapkannya kristal-kristal batu.c. Penghambatan kristalisasiUrine orang normal mengandung zat penghambat pembentuk kristal, antara lain : magnesium, sitrat, pirofosfat, mukoprotein dan beberapa peptida. Jika kadar salah satu atau beberapa zat itu berkurang, akan memudahkan terbentuknya batu di dalam saluran kemih (Basuki, 2000 hal. 63).

2.3 Anatomi dan FisiologiUreter adalah suatu saluran muskuler berbentuk silinder yang menghantarkan urin dari ginjal menuju kandung kemih. Panjang ureter adalah sekitar 20-30 cm dengan diameter maksimum sekitar 1,7 cm di dekat kandung kemih dan berjalan dari hilus ginjal menuju kandung kemih. Ureter dibagi menjadi pars abdominalis, pelvis,dan intravesikalis. Dindingnya terdiri atas mukosa yang dilapisi oleh sel-sel transisional, otot-otot polos sirkuler dan longitudinal yang dapat melakukan gerakan peristaltik (berkontraksi) guna mengeluarkan urine ke buli-buli. Secara anatomis terdapat beberapa tempat yang ukuran diameternya relative lebih sempit daripada di tempat lain Sehingga batu atau benda-benda lain yang berasal dari ginjal seringkali tersangkut. Tempat-tempat penyempitan itu antara lain adalah : Pada perbatasan antara pelvis renalis dan ureter atau pelvi-ureter junction. Tempat ureter menyilang arteri iliaka di rongga pelvis. Pada saat ureter masuk ke buli-buliSistem perdarahan ureter bersifat segmental dan berasal dari pembuluh arteri ginjal, gonad, dan buli-buli dengan hubungan kolateral kaya sehingaa umumnya perdarahan tidak terancam pada tindak bedah ureter. Persyarafan ureter bersifat otonom.2.4 PatofisiologiKomposisi batu saluran kemih yang dapat ditemukan adalah dari jenis urat, asam urat, oksalat, fosfat, sistin, dan xantin. Batu oksalat kalsium kebanyakan merupakan batu idiopatik. Batu campuran oksalat kalsium dan fosfat biasanya juga idiopatik; di antaranya berkaitan dengan sindrom alkali atau kelebihan vitamin D. Batu fosfat dan kalsium (hidroksiapatit) kadang disebabkan hiperkalsiuria (tanpa hiperkalsemia). Batu fosfat amonium magnesium didapatkan pada infeksi kronik yang disebabkan bakteria yang menghasilkan urease sehingga urin menjadi alkali karena pemecahan ureum. Batu asam urin disebabkan hiperuremia pada artritis urika. Batu urat pada anak terbentuk karena pH urin rendah (R. Sjamsuhidajat, 1998 Hal. 1027).

BatuGinjal

BatuTurunKe Ureter

GerakPristaltik Ureter MendorongBatuke Distal

PerubahanPolaBerkemihObstruksiMekanik

RestiKurang Volume CairanDiuresis Osmotik

NyeriAkutInflamasiJaringan

Hematuria

KurangPengetahuanKurangInformasi

2.5 Manifestasi KlinisManifestasi klinis adanya batu dalam traktus urinarius (Batu di ureter) bergantung pada adanya obstruksi, infeksi dan edema : Nyeri pinggang menyebar sampai ke paha dan genitalia. Rasa ingin berkemih namun hanya sedikit urine yang keluar. Hematuria akibat aksi abrasi batu. Biasanya batu bisa keluar secara spontan dengan diameter batu 0,5-1cm. Gerakan pristaltik ureter mencoba mendorong batu ke distal, sehingga menimbulkan kontraksi yang kuat dan dirasakan sebagai nyeri hebat (kolik). Nyeri ini dapat menjalar hingga ke perut bagian depan, perut sebelah bawah, daerah inguinal, dan sampai ke kemluan. Batu yang terletak di sebelah distal ureter dirasakan oleh pasien sebagai nyeri pada saat kencing atau sering kencing. Batu yang ukurannya kecil (< 5 mm) pada umumnya dapat keluar spontan sedangkan yang lebih besar seringkali tetap berada di ureter dan menyebabkan reaksi peradangan (periureteritis) serta menimbulkan obstruksi kronik berupa hidroureter/hidronefrosis (Basuki, 2000 Hal 69).2.6 PemeriksaanDiagnostik1. Urinalisa :Warna kuning, coklat gelap, berdarah. Secara umum menunjukkan adanya sel darah merah, sel darah putih dan kristal serta serpihan, mineral, bakteri, pus, pH urine asam.2. Urine (24 jam) :Kreatinin, oksalat atau sistin meningkat.3. Survei biokimia :Peningkatan kadar magnesium, kalsium, asam urat, fosfat, protein dan elektrolit.4. Kadar klorida dan bikarbonat serum : peningkatan kadar klorida dan penurunan kadar bikarbonat menunjukkan terjadinya asidosis tubulus ginjal.5. Darah lengkap : Leukosit :Meningkat menunjukkan adanya infeksi. Eritrosit :Biasanya normal. Hb, Ht :Abnormal bila pasien dehidrasi berat atau polisitemia.6. Foto rontgen :Menunjukkan adanya kalkuli atau perubahan anatomik pada area ginjal dan sepanjang ureter.7. IVP :Memberikan konfirmasi cepat urolithiasis, seperti penyebab nyeri abdominal atau panggul.8. USG Ginjal : untuk menentukan perubahan obstruksi, lokasi batu.2.7 Penatalaksanaan1. Non farmakologi MedikamentosaDitujukan untuk batu yang ukurannya < 5 mm, karena batu diharapkan dapat keluar spontan. Terapi yang diberikan bertujuan mengurangi nyeri, memperlancar aliran urine dengan pemberian diuretikum, dan minum banyak supaya dapat mendorong batu keluar.

ESWL (Extracorporeal Shockwave Lithotripsi)Alat ESWL adalah pemecah batu yang diperkenalkan pertama kali oleh Caussy pada tahun 1980. Alat ini dapat memecah batu ginjal, batu ureter proksimal, atau batu buli-buli tanpa melalui tindakan invasif atau pembiusan. Batu dipecah menjadi fragmen-fragmen kecil sehingga mudah dikeluarkan melalui saluran kemih. EndourologiPNL (Percutaneous Nephro Litholapaxy) : mengeluarkan batu yang berada di saluran ginjal dengan cara memasukkan alat endoskopi ke sistem kaliks melalui insisi kulit. Batu kemudian dikeluarkan atau dipecah terlebih dahulu. Litotripsi Memecah batu buli-buli atau batu uretra dengan memasukkan alat pemecah batu (litotriptor) ke dalam buli-buli. Pecahan batu dikeluarkan dengan evakuator Ellik. Ureteroskopi atau uretero-renoskopi Memasukkan alat ureteroskopi per uretram guna melihat keadaan ureter atau sistem pielokaliks ginjal. Dengan memakai energi tertentu, batuyang berada di dalam ureter maupun sistem pelvikalises dapat dipecah melalui tuntunan ureteroskopi atau uretero-renoskopi ini. Ekstraksi Dormia mengeluarkan batu ureter dengan menjaringnya dengan keranjang Dormia. Bedah LaparoskopiPembedahan laparoskopi untuk mengambil batu saluran kemih saat ini sedang berkembang. Cara ini banyak dipakai untuk mengambil batu ureter. Bedah terbuka Ureterolitotomi mengambil batu di ureter.2. Pengobatan farmakologi Obat-obatan dalam tindakan penatalaksanaan medis : Analgesia untuk meredakan nyeri dan memberi kesempatan batu untuk keluar sendiri. Opioid (injecsi morfin sulfat, petidin hidroklorida)au obat AINS (mis ketorolac dan naproxen) dapat diberikan, bergantung pada intensitas nyeri. Propantelin dapat digunakan untuk mengatasi spasme ureter. Allopurinol untuk batu asam urat. Renisillin untuk batu systin. Pada batu struvit yang tidak dapat dibuang, maka diberikan Acetohydroxamidc acid (AHA) untuk mencegah infeksi yang dapat mengarah terbentuknya batu. Jika batu cystine tidak dapat dikontrol melalui minum banyak, maka Thiola dan Cuprimine, akan membantu menurunkan jumlah cystine dalam urine. Pemberian antibiotic dilakukan apabila terdapat infeksi saluran kemih atau pada pengangkatan batu untuk mencegah infeksi sekunder. Setelah dikeluarkan, batu ginjal dapat dianalisis dan obat tertentu dapat diresepkan untuk mencegah atau menghambat pembentukan batu berikutnya. Preparat diuretic tiazida akan mengurangi kandungan kalsium dalam urine dengan menurunkan ekskresi kalsium dalam tubulus ginjal. Produksi asam urat dapat dikurangi dengan pemberian alopurinal. Urine yang asam harus dibuat basa dengan preparat sitrat.(Chang, Esther, 2009 hal: 239).2.8 Konsep Asuhan KeperawatanA. Pengkajian1. Data DemografiIdentitas pasien meliputi: Nama, jenis kelamin, umur, alamat, agama, bangsa/suku, pekerjaan, status perkawinan, ruangan , no bed, tanggal masuk, tanggal pengkajian dan diagnosa.

2. Riwayat Kesehatan Keluhan Utama Keluhan utama merupakan faktor utama yang mendorong pasien mencari pertolongan atau berobat ke rumah sakit.Frekuensi berkemih yang meningkat, urine yang masih menetes setelah berkemih, merasa tidak puas setelah berkemih, sering berkemih pada malam hari, penurunan kekuatan, dan ukuran pancaran urine, mengedan saat berkemih, tidak dapat berkemih sama sekali, nyeri saat berkemih, hematuria, nyeri pinggang, peningkatan suhu tubuh disertai menggigil, penurunan fungsi seksual, keluhan gastrointestinal seperti nafsu makan menurun, mual,muntah dan konstipasi.

Alasan Masuk Rumah Sakit Biasanya karena susah buang air kecil, nyeri yang hebat menyebar ke paha dan genitalia, terkadang sampai hematuria akibat aksi abrasi batu, Nyeri dapat menjalar hingga ke perut bagian depan, perut sebelah bawah, dan sampai ke kemaluan. Riwayat Kesehatan KeluargaMencari diantara anggota keluarga apakah ada yang mederita penyakit yang sama dengan pasien. GenogramMengetahui silsilah penyakit keluarga untuk dalam bentuk diagram dan mengetahui riwayat suatu penyakit apakah dalam keluarga tersebut terdapat penyakit keturunan atau tidak.3. Pola Fungsi Kesehatan a. Aktivitas / istirahatGejala : pekerjaan monoton, pekerjaan di mana klien terpajan pada lingkungan bersuhu tinggi, keterbatasan aktivitas / mobilitas sehubungan kondisi sebelumnya.b. Sirkulasitanda :Peningkatan td / nadi, (nyeri, obstruksi oleh kalkulus) kulit hangat dan kemerahan, pucat.c. EliminasiGejala:Riwayat adanya isk kronis, penurunan haluaran urine, distensi vesica urinaria,rasa terbakar,dorongan berkemih,diare. Tanda:oliguria, hematuria, piuruia, perubahan pola berkemih.d. Makanan / cairanGejala :mual / muntah, nyeri tekan abdomen, diet tinggi purin, kalsium oksalat / fosfat, ketidakcukupan intake cairan.Tanda : distensi abdominal, penurunan / tidak ada bising usus , muntah.e. Nyeri / kenyamananGejala : episode akut nyeri berat, lokasi tergantung pada lokasi batu, nyeri dapat digambarkan sebagai akut, hebat, tidak hilang dengan perubahan posisi atau tindakan lain. Tanda : melindungi, prilaku distraksi, nyeri tekan pada area abdomenf. Keamanan gejala : pengguna alkohol, demam, menggigil4. Pemeriksaan fisik Pemeriksaan yang ditemukan pada klien ini adalah sebagai berikut : Status Kesehatan Umum Tanda-tanda vital normal / tidak- TD : 100/70 130/90 mmHg.- Nadi : 60-100 x/menit.- Suhu : 36,5 37,5 C.- Pernafasan : 16-24 x/menit Kesadaran klien biasanya CMC5. Diagnosa Keperawatan Nyeri (akut) berhubungan dengan peningkatan frekuensi kontraksi ureteral, taruma jaringan, edema dan iskemia seluler. Perubahan eliminasi urine berhubungan dengan stimulasi kandung kemih oleh batu, iritasi ginjal dan ureter, obstruksi mekanik dan peradangan. Kekurangan volume cairan (resiko tinggi) berhubungan dengan mual/muntah (iritasi saraf abdominal dan pelvis ginjal atau kolik ureter, diuresis pasca obstruksi. Kurang pengetahuan tentang kondisi, prognosis dan kebutuhan terapi berhubungan dengan kurang terpajan atau salah interpretasi terhadap informasi, keterbatasan kognitif, kurang akurat/lengkapnya informasi yang ada.

BAB IIIASUHAN KEPERWATAN PADA TN.A DENGAN URETROLITHIASIS DI RSUD BAYU ASIH PURWAKARTA

3.1 PengkajianIdentitasKliena. Nama:Tn.Ab. Umur:30 tahunc. Jenis Kelamin:Laki-Lakid. Agama:Islame. Pendidikan:SMAf. Pekerjaan:Petanig. Suku/Bangsa:Sundah. Alamat:Jln.Sukasari No.12 RT/06/02 Subangi. Tanggal Masuk:26 Maret 2014j. Tanggal Pengkajian:27 Maret 2014k. Nomor Medrek:1554326l. Ruang/Kelas:Mawar /02m. Diagnosa Medis:UretrolithiasisBiodataPenanggungJawaba. Nama:Tn.Sb. Umur:52tahunc. Pendidikan:SDd. Pekerjaan:Wiraswastae. Alamat:Jln.Sukasari No.12 RT/06/02 Subang.f.Hubungan Dengan Klien:Ayah Kandung3.2 RiwayatKesehatan KeluhanUtamaNyeri hebat yang menyebar ke daerah paha dan genetelia. RiwayatKesehatanSekarangKlien mengtatakan nyeri yang hebat menyebar kepaha dan genitalia,terkadang sampai hematuria akibat aksi abrasi batu, nyeri dapat menjalar hingga keperut bagian depan,perut sebelah bawah dan sampai ke kemaluan skala nyeri 4 dari skala 0-5. RiwayatKesehatanDahuluKlien mengatankan pernah mengalami infeksi saluran kemih, seorang olahragawan dan penderita osteoporosis dengan pemakaian pengobatan kalsium. RiwayatKesehatanKeluargaKlien mengatakan 3.3 PemeriksaanFisik Keadaan Umuma. Penampilan: Rapib. Kesadaran:Composmentis Keadaan Status Gizia.Tinggi Badan:162cmb.Berat Badan:67kg Tanda Tanda Vitala.Tensi Darah:120/70mmHgb.Nadi:78X/menitc.Respirasi:18X/menitd.Suhu:36,60C

Daerah Kepala Dan Lehera.KepalaRambut: Hitam, tidak rontok,tidak ada uban.b.Kulit kepala: Bersih, putih, tidak ada luka, tidak ada lesi ,tidak ada benjolan,tidak ada nyeri tekan.c.Mata - Kelopak mata: Simetris,tidak ada nyeri tekan- Iris : Normal- Pupil : Ada reaksi terhadap rangsangan cahaya.- Konjungtiva: An anemis- Sklera: An Ikterik- Fungsi: Masih dapat melihat, klien masih dapat membaca.d.Hidung-Bentuk: Simetris - Warna: Normal - Sekret: Tidak ada -Perdarahan: Tidak ada - Peradangan: Tidak ada - Nyeri tekan: Tidak adae.Mulut - Bentuk: Simetris - Kelembaban: Lembab - Gigi : 28, tidak ada caries, warna putih.- Gusi: Warna pucat, tidak ada sariawan.- Lidah: Warna putih, perasa pahit, normal.f.Telinga- Bentuk: Simetris-Warna: Kemerahan- Serumen: Tidakada- Cairan: Tidak ada- Peradangan: Tidak ada- Nyeri: Tidak ada- Fungsi: Dapat mendengar suarag.Leher- Bentuk: Simetris - Pemb.kelenjar: Tidak ada- Pemb.KGB: Tidak ada Thoraxa.Bentuk: Simetrisb.Warna kulit: Tidak Kemerahanc.Bunyi napas: Normal(Vesikuler)d.Bunyi jantung: Normal (S1:Lup S2:Dup)e.Nyeri tekan: Tidak ada Abdomena.Bentuk: Simetrisb. Warna kulit: Tidak kemerahanc.Nyeri tekan: Tidak adad.Bising usus: 12x/menit Daerah Genitaliaa.Bentuk: Simetrisb.Warna kulit: Tidak kemerahanc.Peradangan: Tidak adad.Kebersihan: Bersihe.Alat: Terpasang katheter Ekstremitasa.AtasBentuk: SimetrisTonus otot: 5 5Reflek: Normal(Bisep+ Trisep+)Alat: Terpasang Infus di tangan sebelah kananBengkak: Tidak adaCRT: Kurang dari 2 detikb.BawahBentuk: SimetrisTonus otot: 5 5Reflek: Normal(Babinski+,Patela+)Bengkak: Tidak adaCRT: Kurang dari 2 detik

3.4 Pola aktivitasNOAktivitasDi RumahDi RumahSakit

1Pola Nutrisia. MakanFrekuensiJenisPorsib. MinumFrekuensiJenis

3x sehariNasi dan lauk paukHabis

Air putih/the/susu

3x sehariBubur dan lauk paukHabis

Air putih/susu/the

2Pola Eliminasia. BABFrekuensiJenisWarnab. BAKFrekuensiWarna

1x sehariLembekKuning Khas feses

3x sehariKuning jernih

1x sehariLembekKuning khas feses

4x sehariKuning jernih

3Pola Istirahat tidura. MalamFrekuensiGangguanb. SiangFrekuensiGangguan

8 jam/hariTidakada

2 jam /hariTidak ada

8 jam/hariTidakada

2 jam /hariTidak ada

3.5 LabolatoriumNoNama pemeriksaanHasilNilai normal

1Pemeriksaan Hematologi Hb Hematokrit Eritrosit Leukosit16,2 g/dl48%5,5 jt/ul10,600 ul13-18 g/dl40-52 %4,3-6,0 jt/ul4800-10.800 ul

2Pemeriksaan Kimia Ureum Kreatin Natrium USG abdomen24 mg/dl1,4 mg/dl146 meq/lNegative20-50 mg/dl0,5-1,4 mg/dl139-145 meq/lNegative

3.7 Analisa DataNoDataEtiologiMasalah

1DS: Klien mengatakan nyeri pada daerah punggung sampai perut.DO:Klien tampak kesakitan,meringis,dan pucat.Terdapat peningkatan natriumTD: 120/70 mmHgN:78/menitS:36,60CRR:18x/menitBatu ginjal

Batu turun ke ureter Gerak pristaltik ureter mendorong batu ke distal

Perubahan pola berkemih

Resti kurang volume cairan

Nyeri akutNyeriAkut

2DS: klien mengatakan sering bak , 4 x dalam sehari

DO : klien tampak Bak sering 4 x sehariBatu ginjal

Batu turun ke ureter

Gerak pristaltik ureter mendorong batu ke distal

Perubahan pola berkemihPerubahan Eliminasi

3DS:Klien mengatakan kurang memahami tentang penyakitnya.DO: Klien tampak bingung,Klien minta dijelaskan tentang penyakitnya.Batu ginjal

Batu turun ke ureter

Gerak pristaltik ureter mendorong batu ke distal

Obstruksi mekanik

Diuresis osmotik

Inflamasi JaringanHematuria

Kurang Informasi

Kurang PengetahuanKurang pengetahuan

3.8 DiagnosaKeperawatan Nyeri berhubungan dengan peningkatan frekuensi / dorongan kontrak siuretra. Perubahan eliminasi urine berhubungan dengan situasi kandung kemih oleh batu,iritasi ginjal atau uretra. Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurang terpajan/ menginggat salah interpertasi informasi

3.9 Rencana asuhan keperawatan NoDiagnosaTujuanIntervensi

1.Nyeri berhubungan dengan peningkatan frekuensi / dorongan kontrak siuretra di tandai denganDS: Klien mengatakan nyeri pada daerah punggung sampai perut.DO: Klien tampak kesakitan,meringis,dan pucat.Terdapat peningkatan natriumTD: 120/70 mmHgN:78/menitS:36,60CRR:18x/menit

Tujuan: Nyeri hilang/berkurang dengan spasmeter kontrol. Tampak rileks

Catat lokasi, lamanya intensitas (0-10) dan penyebaran.(R):Membantu mengevaluasi tempat abstruksi dan kemajuan gerakan kalkulus. Jelaskan penyebab nyeri dan pentingnya melaporkan tentang perubahan kejadian / karakteristik nyeri.(R):Berikan kesempatan untuk pemberian analgesik sesuai waktu (membantu dalam meningkatkan koping pasien dan dapat menurunkan ansietas). Berikan tindakan nyaman contoh pijatan punggung.(R):Menaikkan relaksasi menurunkan tegangan otot dan menaikkan koping Perhatikan keluhan/menetapnya nyeri abdomen.(R) :Obstruksi lengkap ureter dapat menyebabkan perforasi dan ekstravasasi urine kedalam area perineal.

2Perubahan eliminasi urine berhubungan dengan situasi kandung kemih oleh batu,iritasi ginjal atau uretra ditandai dengan:

DS: klien mengatakan sering bak , 4 x dalam sehari.DO : klien tampak Bak sering 4 x sehari.Tujuan : Berkemih dengan jumlah normal dan pola biasanya Tidak mengalami tanda obstruksi

Awasi pemasukan dan keluaran serta karakteristik urine(R) : Memberikan informasi tentang fungsi ginjal, dan adanya komplikasi contoh infeksi dan perdarahan. Tentukan pola berkemih normal dan perhatikan variasi(R): Kalkulus dapat menyebabkan ekstibilitas yang menyebabkan sensasi kebutuhan berkemih segera. Dorong meningkatkan pemasukan cairan(R): Peningkatan hidrasi membilas bakteri,darah dan debris dan dapat membantu lewatnya batu. Periksa semua urine catat adanya keluaran batu dan kirim ke laboratorium untuk analisa(R): Penemuan batu memungkinkan identifikasi tipe batu dan mempengaruhi pilihan terapi

3Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurang terpajan/ mengingga tsalah interpertasi informasi ditandai dengan :DS: Klien mengatakan kurang memahami tentang penyakitnya.DO: Klien tampak bingung,Klien minta dijelaskan tentang penyakitnya.Tujuan: Menyatakan pemahaman proses penyakit. Menghubungkan gejala dan factor penyebab. Melakukan perubahan prilaku yang perlu dan berpastrisipasi dalam program pengobatan

Kaji ulang proses penyakit dan harapan di masa yang datang(R):memberikan pengetahuan dasar dimana pasien dapat membuat pilihan berdasarkan informasi. Diskusikan program obat-obatan, hindari obat yang dijual bebas dan membaca semua label produk/ kandungan dalam makanan(R):obat-obatan diberikan untuk mengasamkan mengakalikan urine, tergantung pada penyebab dasar pembentukan batu. Mendengar dengan aktif tentang terapi / perubahan pola hidup. (R):membantu pasien berkerja melalui perasaan dan meningkatkan rasa control apa yang terjadi.

BAB IVPENUTUP

4.1 Kesimpulan Ureterolithiasis adalah kalkulus atau batu di dalam ureter (Sue Hinchliff, 1999 Hal 451). Batu ureter pada umumnya berasal dari batu ginjal yang turun ke ureter. Batu ureter mungkin dapat lewat sampai ke kandung kemih dan kemudian keluar bersama kemih. Batu ureter juga bisa sampai ke kandung kemih dan kemudian berupa nidus menjadi batu kandung kemih yang besar. Batu juga bisa tetap tinggal di ureter sambil menyumbat dan menyebabkan obstruksi kronik dengan hidroureter yang mungkin asimtomatik. Tidak jarang terjadi hematuria yang didahului oleh serangan kolik. Maka dari itu sebagai perawat kita harus terampil memberikan asuhan untuk menghindari terjadinya batu saluran kencing/Uretrolithiasis tersebut.4.2 SaranSetelah membaca dan menyimak makalah tersebut di harapkan mahasiswa dapat memahami dan menerapkan materi yang telah di sampaikan. Karena isi dari makalah tersebut merupakan salah satu materi (Keperawatan Medikal Bedah III) yang harus di pahami oleh mahasiswa untuk meningkatkan pengetahuan dan membantu mahasiswa ketika peraktek di lapangan.

21