ASKEP BAYI HIPERBILIRUBIN

14
ASUHAN KEPERAWATAN PADA BAYI DENGAN HIPERBILIRUBINEMIA I. PENGERTIAN Hiperbilirubinemia, peningkatan serum bilirubin adalah suatu kondisi pada neonatus yang ditandai dengan jaundice pada ulit, skelra mata, selaput lendir dan cairan tubuh. II. ETIOLOGI A. Fisiologis 1. Umur sel darah merah yang pendek 2. Penghancuran sel darah merah 3. Defisiensi atau penurunan aktifitas glukoronil transferase 4. Reabsorpsi enterohepatik bilirubin indirek 5. Hiperalimentasi atau pemberian intralipid B. Patologis 1. Penyakit hemolitik seperti: inkompatibiliti rhesus dan ABO, eritroblastosis berat atau penggunaan obat-obatan tertentu misal K3 2. Defisiensi G6PD 3. Kelainan genetik seperti galaktosemia, kelainan enzim, hemoglobinopati dan sperositosis.

description

ASUHAN KEPERAWATAN BAYI DENGAN HIPERBILIRUBIN

Transcript of ASKEP BAYI HIPERBILIRUBIN

Page 1: ASKEP BAYI HIPERBILIRUBIN

ASUHAN KEPERAWATAN PADA

BAYI DENGAN HIPERBILIRUBINEMIA

I. PENGERTIAN

Hiperbilirubinemia, peningkatan serum bilirubin adalah suatu kondisi pada

neonatus yang ditandai dengan jaundice pada ulit, skelra mata, selaput lendir dan

cairan tubuh.

II. ETIOLOGI

A. Fisiologis

1. Umur sel darah merah yang pendek

2. Penghancuran sel darah merah

3. Defisiensi atau penurunan aktifitas glukoronil transferase

4. Reabsorpsi enterohepatik bilirubin indirek

5. Hiperalimentasi atau pemberian intralipid

B. Patologis

1. Penyakit hemolitik seperti: inkompatibiliti rhesus dan ABO,

eritroblastosis berat atau penggunaan obat-obatan tertentu misal K3

2. Defisiensi G6PD

3. Kelainan genetik seperti galaktosemia, kelainan enzim, hemoglobinopati

dan sperositosis.

4. Pendarahan ekstravaskuler seperti tertelan darah selama proses

persalinan, hematoma, ptechiae, dan pendarahan serebral

5. Polisitemia karena fetal transfusion atau fetal hypoxia dan hiperviskositas

6. Sirkulasi enterohepatik hebat karena obstruksi usus atau penurunan

peristaltik

7. Penurunan uptake bilirubin oleh hepar, karena penurunan kadar protein

8. Penurunan konyugasi bilirubin yang dipengaruhi oleh obat-obatan:

sulfonamida, salisilat, kortikosteroid, dan kloramfenikol atau penurunan

enzim kongenital

Page 2: ASKEP BAYI HIPERBILIRUBIN

9. Obstruksi biliaris karena tumor, penyakit liver, atau atresia biliaris

10. Infeksi pada bayi, infeksi perinatal atau prenatal, TORCH, sifilis,

hepatitis

11. Bayi prematur dengan atau tanpa penyakit serius

12. Bayi dari ibu dengan diabetes mellitus

III. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK

A. Pemeriksaan golongan darah dan rhesus pada ibu dan bayi

B. Coombs test direk dan indirek

C. Kadar bilirubin total dan direk

D. Darah lengkap

E. G6PD

IV. PENATALAKSANAAN

A. Terapi sinar

B. Transfusi tukar

V. ASUHAN KEPERAWATAN

A. PENGKAJIAN

1. Perilaku

Lemah (kernikterik)

Gelisah (kernikterik)

Tangisan melengking (kernikterik)

2. Riwayat maternal dan keluarga

Orangtua/sibling dengan neonatal jaundice atau penyakit liver

Antenatal care

Ibu dengan diabetes mellitus

Infeksi seperti: toksoplasmosis, sifilis, hepatitis, rubela,

cytomegalovirus dan herpes yang mungkin terinfeksi intrauterine

melalui plasenta selama kehamilan

Kedua orang tua menggunakan obat-obat terlarang

Ibu engan rhesus negatif dan ayah rhesus positif

Page 3: ASKEP BAYI HIPERBILIRUBIN

Pasca transfusi dengan rhesus positif, tetapi ibu rhesus negatif

Pemberian obat-obatan seperti sulfonamides, nitrofurantoins dan

antimalaria selama kehamilan.

Persalinan dengan induksi oksitosin

Kelahiran dengan vacuum extraction

3. Status kelahiran bayi

Prematur, IUGR

Nilai APGAR untu melihat indikasi asfiksia

Keterlambatan pemutusan tali pusat

Persalinan traumatik dengan adanya hematoma atau injuri

Sepsis neonatorum

hepatosplenomegali

4. Sistem kardiovaskuler

Edema umum atau penurunan volume darah petunjuk adanya gagal

jantung pada hydrops fetalis

5. Sistem pernapasan

Apnea, sianosis, dispnea pada kernikterik

Asfiksia, effussion paru pada hydrops fetalis

6. Sistem gastrointestinal

Malas minumm (menolak minum, muntah jika kadar bilirubin

meningkat)

Penurunan berat badan sampai 5% dalam 24 jam karena intake kurang

akibat malas minum

Pasase mekonium terlambat atau jarang buang air besar akan

menyebabkan meningkatnya sirkulasi enterohepatik

Hepatosplenomegali

7. Sistem integumen

Page 4: ASKEP BAYI HIPERBILIRUBIN

Ikterik pada 24 jam pertama setelah lahir adalah patologik, setelah 24

jam pertama fisiologik dan setelah 1 minggu adalah breast feeding

jaundice.

Pucat, disebabkan oleh anemia yang terjadi bila ada hemolisis berat.

8. Sistem persarafan

Hipotonus

Tremor, tidak ada refleks moro dan refleks isap, kurangnya refleks otot

jika terjadi ensefalopati

Kejang, kaku otot dan ada opistotonus.

9. Sistem perkemihan

Warna urin pekat

B. DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Resiko tinggi injury internal: kern ikterik berhubungan dengan

peningkatan kadar bilirubin dalam darah

Tujuan:tidak terjadi injuri internal

Kriteria evaluasi:

Keadaan umum baik

Kesadaran composmentis

Tidak ada tangisan melengking

Tidak ada kejang subtle ataupun nyata

Kadar bilirubin total <12 mg/dl (fullterm)

Kadar bilirubin total <10 mg.dl (preterm)

Intervensi:

Kaji faktor resiko terjadinya hiperbilirubinemia

Kaji dan catat adanya tanda/gejala hiperbilirubinemia

Observasi keadaan umum, tangisan dan tanda-tanda vital bayi setiap 3

jam dan kalau perlu

Observasi dan catat adanya gerakan-gerakan abnormal/kejang subtle

dan kejang nyata

Page 5: ASKEP BAYI HIPERBILIRUBIN

Kolaborasi dalam pemeriksaan kadar bilirubin total/direk, darah rutin,

trombosit dan G6PD

Kolaborasi dalam pemberian photo therapy, catat waktu pemasangan,

pemberhentian, lama pnyinaran, dan check keefektifan lampu

Antisipasi kebutuhan untuk transfusi tukar

Lain-lain

2. Resiko tinggi defisit cairan berhubungan dengan peningkatan IWL dan

diare karena efek dari terapi sinar

Tujuan: status cairan baik

Kriteria evaluasi:

Penurunan berat badan tidak boleh lebih dari 2%

Turgor kulit elastik

Produksi urin 1-3 cc/kgBB/jam

Ubun-ubun tidak cekung

Mukosa lembut

Suhu 36,5oC-37,2oC

Intervensi:

Perthankan intake cairan

Berikan minum sesuai jadwal

Timbang berat badan setiap hari

Observasi suhu tubuh setiap 3 jam atau kalu perlu

Observasi mukos, ubun-ubun dan turgor kulit

Monitor dan catat intake, output

Monitor jumlah dan warna urine

Monitor dan catat konsistensi serta freuensi air besar

Berikan ekstra minum atau kolaborasi dalam pemberian cairan

intravena jika ada penurunan berat badan > 2%, peningkatan suhu

tubuh, buang air besar yang berlebihan, mencret serta produksi urin

kurang dari 1 cc/kgBB/jam

Lain-lain

Page 6: ASKEP BAYI HIPERBILIRUBIN

3. Resiko tinggi gangguan integritas kulit berhubungan dengan efek terapi

sinar dan diare

Tujuan: integritas kulit tubuh

Kriteria evaluasi:

Tidak ada rash pada kulit

Tidak ada iritasi pada kulit genital/sekitar bokong

Intervensi:

Observasi dan catat adanya perubahan-perubahan pada ulit seperti rash

dan iritasi

Gunakan sabun yang lembut untuk membersihkan kulit, hindari cairan

yang dapat mengakibatkan iritasi pada kulit

Jaga agar popok tetap kering dan bersih

Ubah posisi setiap 3 jam atau kalu perlu

Lain-lain

4. Resiko tinggi perubahan persepsi sensori: visual berhubungan dengan

penutupan mata selama dilakukan terapi sinar

Tujuan: tidak terjadi perubahan persepsi sensori: visual

Kriteria evaluasi:

Tidak ada tanda-tanda konjungtivitis

Ada kontak mata ketika penutup mata dibuka

Berespon terhadap suara dan sentuhan

Intervensi:

Pasang penutup mata selama terapi sinar

Pertahankan jarak lampu dengan bayi kira-kira 60 cm

Buka seluruh pakaian bayi selama pemberian terapi sinar

Pertahankan penutup mata, jangan sampai menutupi hidung bayi

Matikan lampu dan buka penutup mata setiap bayi akan dimandikan,

pemberian minum serta observasi keadaan mata

Ajaklah bayi berbicara dan sentuhlah dengan lembut selama merawat

bayi

Page 7: ASKEP BAYI HIPERBILIRUBIN

Anjurkan orangtua untuk mengunjungi dan berpartisipasi dalam

perawatan bayinya

Lain-lain

5. Resiko yinggi injury (biokimia dan internal) berhubungan dengan efek

tindakan transfusi tukar

Tujuan: tidak terjadi injuri internal dan biokimia

Kriteria evaluasi:

Tanda-tanda vital dalam batas normal selama dan sesudah prosedur

tindakan transfusi tukar

Tidak terjadi cardiac arrest atau kejadian kritis yang lain selama

transfusi tukar

Tidak ada tanda-tanda perforasi intestinal setelah transfusi tukar

Ada penurunan kadar bilirubin darah

Elektrolit dan gula darah dalam batas normal

Intervensi:

Sebelum tindakan transfusi tukar:

Informasikan pada orang tua tentang tindakan transfusi tukar

Siapkan informed consent

Siapkan peralatan untuk transfusi tukar

Kolaborasi dalam persiapan darah yang akan dipakai transfusi tukar

Bayi dipuasakan 3-4 jam sebelum dilakukan transfusi tukar

Kompres tali pusat dengan NaCl 0,9% steril, jika tali pusat belum

lepas

Cek golongan darah, jenis darah, nomor kantong, volume darah,

identitas klien dan ada saksi

Hangatkan darah sebelum digunakan

Siapkan radiant warmer, monitor cardiorespiratory dan alat resusitasi

jika perlu

Restrain ke 4 (empat) ekstremitas bayi

Bantu dokter ketika akan memasang umbilikal kateter, jika perlu

Page 8: ASKEP BAYI HIPERBILIRUBIN

Kolaborasi dalam pemeriksaan: darah rutin, trombosit, gula darah,

elektrolit, bilirubin total/direk dan coomb test

Selama tindakan transfusi tukar:

Observasi dan catat denyut jantung serta pernapasan setiap 15’

Ukur suhu axilla setiap 15-30 menit

Lakukan suction jika perlu

Observasi perilaku, gerakan abnormal seperti lethargy, kejang dan

perubahan suara tangisan

Check penyambung tubing secara periodik selama tindakan

Catat jumlah darah yang keluar dan masuk, waktu setiap pertukaran,

jumlah volume darah yang dipergunakan dan dikeluarkan selama

transfusi tukar

Observasi tanda-tanda reaksi alergi karena transfusi

Berikan kalsium glukonas setiap selesai exchange 100cc (tergantung

dari antikoagulan dalam darah yang diberikan)

Berikan dot (pacifier) jika diperlukan

Sesudah tindakan transfusi tukar:

Monitor denyut jantung dan pernapasan setiap 30 menit sampai stabil

Check suhu axilla setiap 3 jam atau kalu perlu

Ukur intake dan output secara akurat

Pertahankan pemberian infus sampai toleransi minum baik

Observasi pendarahan dari umbilikal setiap 5-15 menit selama 1-2 jam

setelah umbilikal kateter dilepas

Berikan minum 4-6 jam setelah transfusi tukar sesuai order

Anjurkan orangtua mengunjungi bayinya setelah prosedur transfusi

tukar dan ikut sertakan dalam merawat bayinya jika mungkin

Lain-lain

6. Perubahan peran orang tua berhubungan dengan berpisah dengan bayinya

dan terputusnya bonding

Tujuan: peran orang tua maksimal

Page 9: ASKEP BAYI HIPERBILIRUBIN

Kriteria evaluasi:

Orang tua menunjukkan perilaku bonding (memberi minum,

menggendong, menyentuh, menggantikan popok, dan berbicara

dengan bayi)

Orang tua mengatakan secara verbal perasaannya dan perhatiannya

Intervensi:

Pertahankan kontak orang tua dengan bayi

Angkat bayi dari fototerapi jika orangtua berkunjung atau sesuai

indikasi

Dorong orangtua untuk memberi minum ASI/SF, menggendong dan

mengganti popok

Sediakan waktu untuk mendengarkan ekspresi perasaan orangtua

Lain-lain

7. Kurang pengetahuan pada orang tua berhubungan dengan kurang

pengalaman dalam merawat anak dengan hiperbilirubinemia

Tujuan: pengetahuan orang tua bertambah

Kriteria evaluasi:

Orangtua dapat menyebutkan fisiologi penyakit, kondisi dan

pengobatan bayinya

Orangtua berpartisipasi dalam merawat bayinya

Orangtua dapat mengutarakan secara verbal tentang komplikasi

penyakit bayinya

Orangtua dapat mengidentifikasi sumber-sumber/pusat kesehatan

Intervensi:

Berikan informasi yang jelas tentang fisiologi penyakit

Sadari pertanyaan-pertanyaan yang tidak sesuai sebagai tanda

ketidakmengertian keluarga

Libatkan orangtua dalam merawat bayinya

Diskusikan gejala dan tanda komplikasi penyakit, ulangi tanda dan

gejala yang paling diketahui orang tua

Page 10: ASKEP BAYI HIPERBILIRUBIN

Verifikasi pengetahuan orangtua tentang pembuatan perjanjian kontrol

dan sumber kesehatan yang ada di masyarakat