ASKEP ARITMIA

44
BAB I PENDAHULUAN 1. LATAR BELAKANG Jantung adalah organ vital tubuh manusia, memompa darah oksihemoglobin keseluruh tubuh maupun kembali kejantung darah mengandung hemoglobin reduksi kemudian disalurkan ke paru-paru. Pemompaan ini merupakan efek dari sistem hantaran atau konduksi jantung. kontraksi yang teratur terjadi karena sel-sel khusus dalam sistem hantaran secara metodis membangkitkan dan menghantarkan impuls listrik ke sel-sel miokardium yaitu nodus sinoatrial (SA node), nodus atrioventrikular (AV node), berkas atrioventrikular (berkas AV atau berkas His). Kerja pemompaan jantung dijalankan oleh kontraksi dan relaksasi ritmik dinding otot. Disritmia dapat diidentifikasi melalui gelombang EKG. Disritmia dinamakan berdasarkan pada tempat danasal impuls dan mekanisme hantaran yang terlibat. Ganguan irama jantung atau aritmia merupakan komplikasi yang sering terjadi pada infark miokard. Kelainan denyut jantung yang meliputi gangguan frekuensi atau irama atau keduanya adalah aritmia. Aritmia dinamakan berdasarkan pada tempat dan asal impuls dan 1

description

askep aritmiatik

Transcript of ASKEP ARITMIA

Page 1: ASKEP ARITMIA

BAB I

PENDAHULUAN

1. LATAR BELAKANG

Jantung adalah organ vital tubuh manusia, memompa darah oksihemoglobin

keseluruh tubuh maupun kembali kejantung darah mengandung hemoglobin reduksi

kemudian disalurkan ke paru-paru. Pemompaan ini merupakan efek dari sistem hantaran

atau konduksi jantung. kontraksi yang teratur terjadi karena sel-sel khusus dalam sistem

hantaran secara metodis membangkitkan dan menghantarkan impuls listrik ke sel-sel

miokardium yaitu nodus sinoatrial (SA node), nodus atrioventrikular (AV node), berkas

atrioventrikular (berkas AV atau berkas His).

Kerja pemompaan jantung dijalankan oleh kontraksi dan relaksasi ritmik

dinding otot. Disritmia dapat diidentifikasi melalui gelombang EKG. Disritmia

dinamakan berdasarkan pada tempat danasal impuls dan mekanisme hantaran yang

terlibat. Ganguan irama jantung atau aritmia merupakan komplikasi yang sering terjadi

pada infark miokard.

Kelainan denyut jantung yang meliputi gangguan frekuensi atau irama atau

keduanya adalah aritmia. Aritmia dinamakan berdasarkan pada tempat dan asal impuls

dan mekanisme hantaran yang terlibat. Disritmia dapat diidentifikasi melalui gelombang

EKG Ganguan irama jantung atau aritmia merupakan komplikasi yang sering terjadi pada

infark miokard.

Berbagai keadaan dapat menimbulkan kelainan pada sistem listrik jantung. Pada

umumnya gangguan sistem listrik jantung akan menimbulkan perubahan irama jantung

menjadi terlalu lambat (Bradiaritmia, jantung berdenyut kurang dari 60 kali permenit)

atau terlalu cepat (Takiaritmia, jantung berdenyut lebih dari 100 kali permenit). Kedua

keadaan tersebut akan berpengaruh terhadap kerja jantung memompa darah ke seluruh

tubuh.

1

Page 2: ASKEP ARITMIA

2. RUMUSAN MASALAH

Adapun rumusan masalah dari askep ini adalah

1. Bagaimana penyusunan askep yang baik ?

2. Apa saja bagian askep yang terpenting ?

3. Bagaimana data dari kasus aritmi ?

4. Bagaiman pengkajian aritmia ?

3. TUJUAN

a. Tujuan Umum: agar mahasiswa keperawatan yang sebagai calon perawat ndapat

mengetahui dan memahami tentang asuhan keperawatan pada pasien dengan diagnosa

medis disritmia/Aritmia.

b. Tujuan Khusus :

- Mengetahui konsep penyakit (definisi)

-   Mengetahui etiologi

- Mengetahui manifestasi klinis

- Mengetahui patofisiologi

- Mengetahui pemeriksaan klinis

-   Mengetaui penatalaksaan

-   Mengetahui klomplikasi

-     Mengetahui konsep Askep

-   Dapat menganalisa dari kasus

4.

2

Page 3: ASKEP ARITMIA

BAB II

KONSEP MEDIK ARITMIA

1. PENGERTIAN

Aritmia atau disritmia adalah perubahan pada frekuensi dan irama jantung

yang disebabkan oleh konduksi elektrolit abnormal atau otomatis (Doenges, 1999).

Aritmia timbul akibat perubahan elektrofisiologi sel-sel miokardium. Perubahan

elektrofisiologi ini bermanifestasi sebagai perubahan bentuk potensial aksi yaitu rekaman

grafik aktivitas listrik sel (Price, 1994). Gangguan irama jantung tidak hanya terbatas

pada iregularitas denyut jantung tapi juga termasuk gangguan kecepatan denyut dan

konduksi (Hanafi, 1996).

Aritmia adalah kelainan elektrofisiologi jantung dan terutama kelainan sistem

konduksi jantung. Aritmia adalah gangguan pembentukan dan/atau penghantaran impuls.

Terminology dan pemakaian istilah untuk aritmia sangat bervariasi dan jauh dari

keseragaman di antara para ahli.

2. ETIOLOGI

Etiologi aritmia jantung dalam garis besarnya dapat disebabkan oleh :

1. Peradangan jantung, misalnya demam reumatik, peradangan miokard (miokarditis

karena infeksi)

2. Gangguan sirkulasi koroner (aterosklerosis koroner atau spasme arteri koroner),

misalnya iskemia miokard, infark miokard.

3. Karena obat (intoksikasi) antara lain oleh digitalis, quinidin dan obat-obat anti

aritmia lainnya

4. Gangguan keseimbangan elektrolit (hiperkalemia, hipokalemia)

5. Gangguan pada pengaturan susunan saraf autonom yang mempengaruhi kerja dan

irama jantung

6. Ganggguan psikoneurotik dan susunan saraf pusat.

7. Gangguan metabolik (asidosis, alkalosis)

3

Page 4: ASKEP ARITMIA

8. Gangguan endokrin (hipertiroidisme, hipotiroidisme)

9. Gangguan irama jantung karena kardiomiopati atau tumor jantung

10. Gangguan irama jantung karena penyakit degenerasi (fibrosis sistem konduksi

jantung)

3. MANIFESTASI KLINIK

Ada beberapa tanda dan gejala Aritmia, yaitu :

1. Perubahan TD ( hipertensi atau hipotensi ); nadi mungkin tidak teratur; defisit nadi;

bunyi jantung irama tak teratur, bunyi ekstra, denyut menurun; kulit pucat, sianosis,

berkeringat; edema; haluaran urin menurun bila curah jantung menurun berat.

2. Sinkop, pusing, berdenyut, sakit kepala, disorientasi, bingung, letargi, perubahan

pupil.

3. Nyeri dada ringan sampai berat, dapat hilang atau tidak dengan obat antiangina,

gelisah

4. Nafas pendek, batuk, perubahan kecepatan/kedalaman pernafasan; bunyi nafas

tambahan (krekels, ronki, mengi) mungkin ada menunjukkan komplikasi pernafasan

seperti pada gagal jantung kiri (edema paru) atau fenomena tromboembolitik

pulmonal; hemoptisis.

5. Demam; kemerahan kulit (reaksi obat); inflamasi, eritema, edema (trombosis

siperfisial); kehilangan tonus otot/kekuatan

6. Palpitasi

7. Pingsan

8. Rasa tidak nyaman di dada

9. Lemah atau keletihan (perasaan)

10. Detak jantung cepat (tachycardia)

11. Detak jantung lambat (bradycardia)

4

Page 5: ASKEP ARITMIA

4. PATOFISIOLOGI

Secara klinis, diagnosa aritmia berdasarkan pada interpretasi

Elektrokardiogram (EKG). Kelainan atau gangguan irama jantung dapat digolongkan

sesuai mekanisme dasar penyebab timbulnya aritmia :

1. kelainan otomatisitas nodus sinus (nodus sinotrial = NSA).

Kecepatan denyut jantung normal sekitar 60 – 100 denyut per menit (=60 – 100

dpm). Perubahan kecepatan mengadakan impuls dari NSA dapat terjadi dua

keadaan :

pembentukan impuls cepat maka kecepatan denyut jantung bertambah,

misanya diatas 100 dpm disebut takikardia.

Pembentukan impuls pelan maka kecepatan denyut jantung

berkurang,misalnya dibawah 60 dpm disebut barhikardia.

2. Adanya face maker ektopik

Dalam hal ini facemake tidak pada NSA, tetapi pada tempat diluar NSA. Jadi

setiap impuls yang berasal dari luar NSA dianggap sebagai keadaan abnormal

yang menimbulkan denyut ektopik.

3. Gangguan sistem induksi

Dalam hal ini terjadi gangguan penghantar rangsangan atau impuls pada jantung,

terutama disebabkan adanya blok system konduksi jantung. Blok jantung

mengakibatkan:

Penghambatan penghantaran impuls sehingga periode waktu penghantaran

impuls memanjang (menjadi lebih lama), menyebabkan kecepatan denyut

jantung dapat berkurang sampai dibawah normal.

Pemutusan (penghentian) penghantar impuls, dapat terjadi henti jantun

(=cardiac arrest).

5

Page 6: ASKEP ARITMIA

5. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK

1.      EKG

Menunjukkan pola cedera iskemik dan gangguan konduksi. Menyatakan tipe/sumber

disritmia dan efek ketidakseimbangan elektrolit dan obat jantung.

2.      Monitor Halter

Gambaran EKG (24 jam) mungkin diperlukan untuk menentukan dimana disritmia

disebabkan oleh gejala khusus bila pasien aktif (di rumah/kerja). Juga dapat

digunakan untuk mengevaluasi fungsi pacu jantung/efek obat antidisritmia.

3.      Foto dada

Dapat menunjukkan pembesaran bayangan jantung sehubungan dengan disfungsi

ventrikel atau katup.

4.      Skan pencitraan miokardia

Dapat menunjukkan area iskemik/kerusakan miokard yang dapat mempengaruhi

konduksi normal atau mengganggu gerakan dinding dan kemampuan pompa.

5.      Tes stress latihan

Dapat dilakukan untuk mendemonstrasikan latihan yang menyebabkan disritmia.

6.      Elektrolit

Peningkatan atau penurunan kalium, kalsium dan magnesium dapat menyebabkan

disritmia.

7.      Pemeriksaan obat

Dapat menyatakan toksisitas jantung, adanya obat jalanan atau dugaan interaksi obat,

contoh digitalis, quinidin dan lain-lain.

8.      Pemeriksaan Tiroid

Peningkatan atau penurunan kadar tiroid serum dapat menyebabkan/ meningkatnya

disritmia.

9.      Laju Sedimentasi

Peninggian dapat menunjukkan proses inflamasi akut/aktif, contoh endokarditis

sebagai faktor pencetus untuk disritmia.

10.  GDA/Nadi Oksimetri

Hipoksemia dapat menyebabkan/mengeksaserbasi disritmia.

6

Page 7: ASKEP ARITMIA

6. PEMERIKSAAN PENUNJANG

a. EKG : menunjukkan pola cedera iskemik dan gangguan konduksi. Menyatakan

tipe/sumber disritmia dan efek ketidakseimbangan elektrolit dan obat jantung.

b. Monitor Holter : Gambaran EKG (24 jam) mungkin diperlukan untuk menentukan

dimana disritmia disebabkan oleh gejala khusus bila pasien aktif (di rumah/kerja).

Juga dapat digunakan untuk mengevaluasi fungsi pacu jantung/efek obat

antidisritmia.

c. Foto dada : Dapat menunjukkanpembesaran bayangan jantung sehubungan dengan

disfungsi ventrikel atau katup

d. Scan pencitraan miokardia : dapat menunjukkan aea iskemik/kerusakan miokard

yang dapat mempengaruhi konduksi normal atau mengganggu gerakan dinding dan

kemampuan pompa.

e. Tes stres latihan : dapat dilakukan untuk mendemonstrasikan latihan yang

menyebabkan disritmia.

f. Elektrolit : Peningkatan atau penurunan kalium, kalsium dan magnesium dapat

mnenyebabkan disritmia.

g. Pemeriksaan obat : Dapat menyatakan toksisitas obat jantung, adanya obat jalanan

atau dugaan interaksi obat contoh digitalis, quinidin.

h. Pemeriksaan tiroid : peningkatan atau penururnan kadar tiroid serum dapat

menyebabkan.meningkatkan disritmia.

i. Laju sedimentasi : Penignggian dapat menunukkan proses inflamasi akut contoh

endokarditis sebagai faktor pencetus disritmia.

j. GDA/nadi oksimetri : Hipoksemia dapat menyebabkan/mengeksaserbasi disritmia.

7. KOMPLIKASI DAN PROGNOSIS

a. Komplikasi

Aritmia tertentu dapat meningkatkan risiko mengembangkan kondisi seperti: 

Stroke.

Gagal jantung

fibrilasi ventrikel.

7

Page 8: ASKEP ARITMIA

Tekanan darah menurun secara drastis, dapat merusak organ vital, termasuk otak,

yangsangat membutuhkan suplai darah.

Dalam kasus yang parah, irama jantung dapat menjadi begitu kacau sehingga

menyebabkankematian mendadak.

b. Prognosis

Sebagian besar aritmia tidak menyebabkan gejala atau menganggu kemampuan

jantung untuk memompa darah. Jadi biasanya aritmia menimbulkan resiko yang

sedikit atau tidak ada, meskipun aritmia dapat menyebabkan kecemasan yang besar ,

jika seseorang menyadari aritmia.

8. PENATALAKSANAAN MEDIS

a. Terapi Medis

Obat-obat antiaritmia dibagi 4 kelas yaitu :

a. Anti aritmia Kelas 1 : sodium channel blocker

Kelas 1 A

Quinidine adalah obat yang digunakan dalam terapi pemeliharaan

untuk mencegah berulangnya atrial fibrilasi atau flutter.

Procainamide untuk ventrikel ekstra sistol atrial fibrilasi dan aritmia

yang menyertai anestesi.

Dysopiramide untuk SVT akut dan berulang.

Kelas 1 B

Lignocain untuk aritmia ventrikel akibat iskemia miokard, ventrikel

takikardia.

Mexiletine untuk aritmia entrikel dan VT

Kelas 1 C

Flecainide untuk ventrikel ektopik dan takikardi

b. Anti aritmia Kelas 2 (Beta adrenergik blokade)

Atenolol, Metoprolol, Propanolol : indikasi aritmi jantung, angina pektoris

dan hipertensi.

8

Page 9: ASKEP ARITMIA

c. Anti aritmia kelas 3 (Prolong repolarisation)

Amiodarone, indikasi VT, SVT berulang

d. Anti aritmia kelas 4 (calcium channel blocker)

Verapamil, indikasi supraventrikular aritmia

b. Terapi Mekanis

a). Kardioversi : mencakup pemakaian arus listrik untuk menghentikan disritmia

yang memiliki kompleks GRS, biasanya merupakan prosedur elektif.

b). Defibrilasi : kardioversi asinkronis yang digunakan pada keadaan gawat

darurat.

c). Defibrilator kardioverter implantabel : suatu alat untuk mendeteksi dan

mengakhiri episode takikardi ventrikel yang mengancam jiwa atau pada

pasien yang resiko mengalami fibrilasi ventrikel.

d). Terapi pacemaker : alat listrik yang mampu menghasilkan stimulus listrik

berulang ke otot jantung untuk mengontrol frekuensi jantung.

9

Page 10: ASKEP ARITMIA

BAB III

KONSEP KEPERAWATAN

A. PENGKAJIAN

1. Aktivitas dan Istirahat

Gejala : kelemahan dan kelelahan umum dan karena kerja

Tanda : perubahan frekuensi jantung/TD dengan

aktivitas/olahraga.

2. Sirkulasi

Gejala : riwayat IM sebelumnya/akut (90%-95 mengalami

distrimia), kardiomiopati, GJK, penyakit katup jantung,

hipertensi.

Tanda : Perubahan TD, contoh hipertensi atau hipotensi selama

periode distrimia.

Nadi: mungkin tidak teratur, contoh denyut kuat; pulsus

alternant (denyut kuat teratur/denyut lemah) nadi

begeminal (denyut kuat tak teratur /denyut lemah).

Defisit nadi(perbedaan antara nadi apical dan nadi radial).

Bunyi jantung: irama tak teratur, bunyi ekstra, denyut

menurun.

Kulit: warna dan kelembaban berubah, contoh pucat,

sianosis, berkeringat (gagal jantung , syok).

Edema: dependen, umum, DVJ (pada adanya gagal

jantung)

Haluaran urine: menurun bila curah jantung menurun

berat.

10

Page 11: ASKEP ARITMIA

3. Integritas Ego

Gejala : perasaan gugup (disertai takidistrmia), perasaan terancam.

Stressor sehubungan dengan masalah medic.

Tanda : cemas, akut, menolak, marah gelisah menangis.

4. Makanan/Cairan

Gejala : hilang napsu makan, anoreksia

Tidak toleran terhadap makanan (karena adanya obat)

Mual/muntah

Perubahan berat badan.

Tanda : perubahan berat badan.

Edema

Perubahan pada kelembaban kulit/turgor

Pernapasan krekels

5. Neurosensori

Gejala : pusing, berdenyut, sakit kepala.

Tanda : status mental/ sensori berubah, contoh disorientasi,

bingung, bingung, kehilangan memori, perubahan pola

bicara/kesadaran, pingsan, koma.

Perubahan perilaku, contoh, menyerang, latergi,

halusinansi.

Perubahan pupil (kesamaan dan reaksi terhadap sinar)

Kehilangan reflex tendon dalam dengan distrimia yang

mengancam hidup (takikardia ventrikel, brakikardi berat)

11

Page 12: ASKEP ARITMIA

6. Nyeri/Ketidaknyamanan

Gejala : nyeri dada, ringan sampai berat, dimana dapat atau tidak

bisa hilang oleh obat antiangina.

Tanda : perilaku distraksi, contoh gelisah

7. Pernapasan

Gejala : penyakit paru kronis

Riwayat atau penggunaan tembakau berulang.

Napas pendek

Batuk (dengan /tanpa produksi sputum)

Tanda : perubahan kecepatan/kedalam pernapasan selama episode

distrimia

Bunyi napas: bunyi tambahan (krekels, ronki, mengi)

mungkin ada menunjukan komplikasi pernapasan, seperti

pada gagal jantung kiri (edema paru) atau fenomena

tromboembolitik pulmonal.

Hemoptisis.

8. Keamanan

Tanda : demam

Kemerahan kulit (reaksi obat)

Inflamasi, eritema, edema (thrombosis superfisial).

Kehilangan tonus otot/kekuatan.

12

Page 13: ASKEP ARITMIA

9. Penyuluhan/Pembelajaran

Gejala : factor risiko keluarga contoh, penyakit jantung, stroke.

Penggunaan/tak menggunakan obat yang diresepkan,

contoh obat jantung (digitalis); antikoagulan (Coumadin);

atau obat yang dijual bebas, contoh sirup batuk dan

analgesik berisi ASA.

Kurang pemahaman tentang proses penyakit/program

terapeutik.

Adanya kegagalan untuk memperbaiki, contoh distrimia

berulang/tak dapat sembuh yang mengancam hidup.

Pertimbangan : DRG menunjukan rerata lama dirawat: 3,2 hari

Rencana pemulangan : perubahan pengguaan obat/terapi.

B. DIAGNOSA KEPERAWATAN

a. Resiko tinggi terhadap penurunan curah jantung berhubungan dengan gangguan

konduksi eliktrikal; penurunan kontraktilitas miokardial.

b. Kurang pengetahuan tentang penyebab/kondisi pengobatan berhubungan dengan kurang

informasi/salah pengertian kondisi medis/kebutuhan terapi; tidak mengenal sumber

informasi; kurang mengungat

c. Nyeri berhubungan dengan iskemia jaringan

d. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan/kelelahan

e. Risiko terhadap perubahan perfusi jaringan berhubungan dengan inadekuat suplay

oksigen ke jaringan.

13

Page 14: ASKEP ARITMIA

C. INTERVENSI

1. Curah jantung menurun resiko tinggi terhadap gangguan konduksi elektrikal dan penurunan

kontraktilitasn miokard

Raba nadi (radial, carotid, femoral, dorsalis pedis) catat frekwensi, keteraturan,

amplitude (penuh/kuat) dan simetris. Catat adanya pulsus alternan, nadi bigeminal

atau defisit nadi

R/ mengetahui perbedaan frekuensi, kesamaan dan

keteraturan nadi.

Auskultasi bunyi jantung, catat frekwensi, irama. Catat adanya denyut jantung ekstra,

penurunan nadi.

R/ lebih terdeteksi dengan pendengaran daripada dengan palpasi

Pantau tanda vital dan kaji keadekuatan curah jantung/perfusi jaringan. Laporkan

variasi penting pada TD/frekwensi nadi, kesamaan, pernapasan, perubahan pada

warna kulit/suhu, tingkat kesadaran/sensori, dan haluaran urine selama episode

disritmia.

R/ penanganan cepat untuk mengakhiri aritmia diperlukan pada adanya gangguan

curah jantung dan perfusi jaringan

Tentukan tipe disritmia dan catat irama (bila pantau jantung /telemetri tersedia).

R/ berguna dalam menentukan kebutuhan / tipe intervensi

Takikardia

Bradikardia

Disritmia atrial

Disritmia ventrikel

Blok jantung

Berikan lingkungan tenang. Kaji alasan untuk membatasi aktivitas selama fase akut.

R/ untuk menurunkan rangsang dan penghilangan stres

akibat katekolamin.

Demonstrasikan /dorong penggunaan perilaku pengaturan stress, contoh tehnik

relaksasi , bimbingan imajinasi, napas lambat/dalam.

14

Page 15: ASKEP ARITMIA

R/membantu pasien untuk mengeluarkan rasa kontrol dalam

situasi penuh stres.

Selidiki laporan nyeri dada, catat lokasi, lamanya, intensitas, dan faktor

penghilang/pemberat. Catat petunjuk nyeri non-verbal, contoh wajah mengkerut,

menangis, perubahan TD/frekwensi jantung.

R/ untuk mengetahui sebab nyeri.

Siapkan /lakukan resusitasi jantung paru sesuai indikasi.

R/ memerlukan upaya intervensi untuk mencegah kerusakan iskemi/kematian.

Kolaborasi

R/untuk mengetahui ketidakseimbangan elektrolit.

Pantau pemeriksaan laboratorium, contoh elektrolit.

Kadar obat

Berikan oksigen tambahan sesuai indikasi.

Berikan obat sesuai indikasi.

Kalium,

Antidisritmia :

Kelompok Ia, contoh disopiramid (norpace), prokainamid (pronestly), quinidin

(quinagulate).

Kelompok Ib contoh lidokain, fenitoin, tokainidin, meksiletine.

Kelompok Ic, contoh enkainid, flekainid, propafenon.

Kelompok II, contoh propranolol, nadolol, asebutolol, esmolol.

Kelompok III, contoh bretilium toslat, aminodaron.

Kelompok IV, contoh verapamil, nifedipin, diltiazem.

Lain-lain, contoh atropine sulfat, isoproterenol, glkosid jantung , digitalis.

Siapkan untuk/Bantu kardioversi elektif.

Bantu pemasangan/mempertahankan fungsi pacu jantung.

Masukan/pertahankan masukan IV

Siapkan untuk prosedur diagnostic invasive/bedah sesuai indikasi.

Siapkan untuk/Bantu penanaman otomatik kardioversi atau defibrilator (AICD) bila

diindikasikan.

15

Page 16: ASKEP ARITMIA

2. Kurang pengetahuan tentang penyebab/kondisi pengobatan.

Kaji ulang fungsi jantung normal/konduksi elektrikal.k memahami fariasi individual

dan memahami intervensi terapeutik

R/ memberikan dasar pengetahuan un

Jelaskan/tekankan masalah disritmia khusus dan tindakan terapeutik pada

pasien/orang terdekat.

R/penjelasan berulang diperlukan karena kecemasan dan atau hambatan informasi

baru dapat menghambat/ membatasi belajar

Identifikasi efek merugikan/komplikasi disritmia khusus, contoh kelemahan, edema

dependen, perubahan mental lanjut, vertigo.

R/ disritmia dapat menurunkan curah jantungdimanifestasikan oleh gejala gagal

jantung/ gangguan perfusi serebral

Anjurkan /catat pendidikan tentang obat. Termasuk mengapa obat diperlukan

(tindakan yang dibutuhkan), bagaimana dan kapan minum obat, apa yang dilakukan

bila dosis terlupakan (informasi dosis dan penggunaan), efek samping yang

diharapkan atau kemungkinan reaksi merugikan, interaksi dengan obat lain/obat yang

dijual bebas atau substansi (alcohol, tembakau), sesuai dengan apa dan kapan

melaporkan ke dokter.informasi perlu untuk pasien dalam membuat pilihan

berdasarkan informasi dan menangani program pengobatan

R/informsi perlu untuk membuat pilihan berdasarkan informasi dan menangani

program pengobatan

Dorong pengembangan latihan rutin, menghindari latihan berlebihan. Identifikasi

tanda/gejala yang memerlukan aktivitas cepat, contoh pusing, silau, dispnea, nyeri

dada.

R/program latihan berguna dalam memperbaiki kesehatan kardiovaskuler

Kaji ulang kebutuhan diet individu/pembatasan, contoh kalium dan kafein.

R/ pasien perlu meningkatkan diet kalium dan kafien dibatasi untuk mencegah

eksitasi jantung

16

Page 17: ASKEP ARITMIA

Memberikan informasi dalam bentuk tulisan bagi pasien/orang terdekat untuk dibawa

pulang.

R/ instruksi tulisan membantu pasien dalam kontak tak langsung dengan tim

kesehatan

Anjurkan pasien melakukan pengukuran nadi dengan tepat. Dorong pencatatan nadi

harian sebelum minum obat/latihan. Identifikasi situasi yang memerlukan intervensi

medis cepat.

Observasi atau pemantauan sendiri terus menerus memberikan intervensi berkala

untuk menghindari komplikasi

Kaji ulang kewaspadaan keamanan, tehnik untuk mengevaluasi/mempertahankan

pacu jantung atau fungsi AICD dan gejala yang memerlukan intervensi medis.

R/meningkatkan perawatan mandiri, memberikan intervensi berkala untuk mencegah

komplikasi serius

Kaji ulang prosedur untuk menghilangkan PAT contoh pijatan karotis/sinus

maneuver. Valsalva bila perlu.

R/kadang-kadang prosedur ini perlu pada beberapa pasien untuk memperbaiki irama

tertentu/curah jantung pada situasi darurat

D. EVALUASI

Hasil yang diharapkan pada proses keperawatan klien distritmia/aritmia meliputi hal-hal

berikut :

Menunjukkan peningkatan curah jantung

Tanda-tanda vital kembali normal

Terhindar dari resiko penurunan prfusi perifer.

Terpenuhinya aktifitas sehari-hari.

   Menunjukkan penurunan kecemas

Memahami penyakit dan tujuan perawatannya.

Mematuhi semua aturan medis.

  Mengetahui kapan harus meminta bantuan medis bila nyeri menetap atau sifatnya

berubah.

17

Page 18: ASKEP ARITMIA

DOKUMENTASI ASUHAN KEPERAWATAN ARIDMIA DI RSUD BAHATERAMAS

SULTRA

Ruangan : Teratai

Tanggal Pengkajian : 28 juni 2012

I. IDENTITAS DIRI KLIEN

Nama : Tn. N No. Reg. : 235721

Umur : 60 Tahun Tgl. MRS : 27 juni 2012

Jenis Kelamin : Laki-laki

Suku/Bangsa : Bugis

Agama : Islam

Pekerjaan : wiraswasta

Pendidikan : SMA

Alamat : kec. kambu

Penanggung : askes

Sumber informasi ; Pasien dan keluarga pasien.

STATUS KESEHATAN SAAT INI

1. Keluhan utama Resiko tinggi terhadap penurunan curah jantung berhubungan dengan

gangguan konduksi eliktrikal.

2. Riwayat Keluhan utama:

18

Page 19: ASKEP ARITMIA

Awalnya klien merasa cepat kelelahan saat melakukan aktivitas, dan jantungnya berdebar

kencang.

Faktor Pencetus : Tidak diketahui

3. Lamanya Keluhan : 6 bulan

4. Timbulnya Keluhan : ( )Bertahap ( √ ) Mendadak

5. Diagnosa Medik : Disritmia

II. RIWAYAT KESEHATAN MASA LALU

1. Penyakit Yang Pernah Dialami.

a. Kanak-kanak : tidak ada

b. Kecelakaan : pernah

c. Pernah dirawat : pernah

Diagnosa : aterosklerosis

Waktu : 20 mei tahun 2010

Tempat : BAHTERAMAS SULTRA

Tindakan : pengobatan

2. Alergi : tidak ada

3. Obat-obatan

a. Riwayat Pengobatan :

b. Pengobatan sekarang :

4. Pola Nutrisi

Sebelum Sakit :

a) Berat badan : 60 kg

b) Tinggi badan : 165 cm

c) Makanan yang disukai : daging dan makanan laut kecuali udang

d) Makanan yang tidak disukai : Udang

e) Makanan pantangan : -

19

Page 20: ASKEP ARITMIA

f) Nafsu makan : ( √ ) Baik

( ) Sedang – alasan ; mual / muntah / sariawan

( ) Kurang - alasan ; mual / muntah / sariawan

Perubahan Setelah Sakit :

a) Jenis diet : nasi dan lauk

b) Nafsu makan : ( ) Baik

( ) Sedang – alasan ; muntah

( √ ) Kurang - alasan ; mual , muntah, anoreksia

c) Rasa mual : ( √ )

Muntah : ( √ )

d) Perubahan berat badan 6 bulan terakhir : berat badan menuuurun sekitar 8 kg

e) Berat Badan saat dikaji : 50 kg

Data Lainnya :

IMT : BB/TB2

= 50 /( 1.65 ) 2

= 50 /2.7225

= 18.36 ( normal )

Nilai normal IMT : 18-25

BBI : (TB-100) – 10% (TB-100)

= ( 165-100 ) – 10% ( 165-100 )

= 65-6.5

= 58.5 kg

Klien tidak memenuhi standardisasi Beart Badan Ideal

PNI : (10 x albumin) + (0,005 x Lymphosit)

20

Page 21: ASKEP ARITMIA

= ( 10 x 3.79 ) + (0,005 x 2.0 )

= 37.9+0.01

= 37.91

Prognostic Nutritional Index : gizi buruk

Gizi baik ≥40

Gizi buruk ≤40

5. Pola Eliminasi

Sebelum Sakit :

a) Buang Air Besar

Frekuensi : 2x sehari

Penggunaan pencahar : tidak ada

Konsistensi : padat

Buang Air Kecil

Frekuensi : 4x sehari

Warna : kuning

Bau : -

Perubahan Setelah Sakit

a) BAB : 1-2x sehari

b) BAK : dua kali dalam sehari

6. Pola Tidur dan Istirahat

Sebelum Sakit :

a) Waktu Tidur : pukul 20.00 - 01.00

b) Lama tidur / hari : 8 jam

c) kesulitan dalam tdr : tidak ada

Perubahan Setelah Sakit :

21

Page 22: ASKEP ARITMIA

a) Waktu Tidur (jam) : tidak menentu Siang : tidak menentu

b) Lama tidur / hari : tidak menentu

c) Sering terbangun jika irama jantung meningkat

d) Posisi tidur klien supinasi dan miring ke kanan.

e) Kesulitan dalam tidur :

( ) Menjelang tidur ( ) Merasa tidak puas setelah bangun tidur

( √ ) Sering / mudah terbangun

7. Pola aktifitas dan latihan

Sebelum Sakit :

a) Kegiatan : berdagang

b) Olah raga

Jenis : tidak ada

Frekuensi : tidak ada

Tempat : tidak ada

Perubahan Setelah Sakit :

Klien tidak bisa melakukan aktifitas kesehariannya yaitu berdagang karena keadaan

penyakitnya yang mengganggu.

Pola Pekerjaan

Sebelum Sakit :

a. Jenis pekerjaan : wiraswasta

b. Lama kerja : kurang lebih 8 jam dalam shari

c. Jadwal : selama toko terbuka yaitu pukul 09.00-17.00

Perubahan Setelah Sakit :

Klien tidak lagi melaksanakan rutinitasnya sebagai seorang pedagang karena penyakit

yang dialaminya.

22

Page 23: ASKEP ARITMIA

III. RIWAYAT KELUARGA

Genogram :

Keterangan :

: Laki-Laki : Tinggal Serumah

: Klien

: Perempuan : Garis perkawinan

: Meninggal : Garis keturunan

Generasi I :

- kakek dan nenek dari bapak klien telah meninggal karena faktor usia.

- kakek dan nenek dari ibu klien telah meninggal dunia karena faktor usia.

Generasi II :

- Bapak dan saudara bapak klien tidak ada yang menderita penyakit yang

sama.

- Ibu dan saudara ibu klien tidak ada yang menderita yang sama.

23

Page 24: ASKEP ARITMIA

Generasi III :

- Klien menderita hipertensi dan saudaranya yang masi hidup.

IV. RIWAYAT PSIKO-SOSIO-SPIRITUAL

1. Pola koping : pola koping klien tidak efektif

2. Harapan klien terhadap penyakitnya : klien mengatakan tekanan darahnya dapat

3. Faktor streso : klien merasa cemas terhadap penyakitnya

4. Konsep diri : klien mengatakan merasa terganggu terhadap penyakitnya.

5. Pengetahuan klien tentang penyakitnya : klien mengatakan tidak mengetahui

tentang penyakitnya.

6. Adaptasi : klien dapat beradaptasi dengan penyakitnya.

V. RIWAYAT LINGKUNGAN

Klien tinggal dirumah sendiri bersama istri dan kedua orang anaknya. Tinggal di

kompleks BTN.

VI. ASPEK PSIKOSOSIAL

1. Pola Pikir & Persepsi

a. Alat Bantu yang digunakan : tidak ada

b. Kesulitan yang dialami : tidak ada

2. Persepsi sendiri

-Klien selalu memikirkan proses penyakitnya yang sedang dialaminya

-Klien khawatir tentang penyakit yang dialaminya.

-Ekspresi wajah klien tersenyum saat perawat datang melakukan intervensi.

Persepsi Keluarga :

- Keluarga klien selalu bertanya tentang proses penyakit keluarganya.

- Keluarga kooperatif dalam pengambilan data, terapi dan pengobatan.

Harapan setelah perawatan :

- segera pulih seperti semula dan dapat melakukan kegiatan seperti semula.

Perubahan setelah sakit : Tidak mampu lagi melakukan kegiatan kesehariannya

24

Page 25: ASKEP ARITMIA

Hubungan / komunikasi

a. Bicara

( √ ) Jelas Bahasa Utama : Indonesia

( √ ) Relevan Bahasa Daerah : -

( √ ) Mampu mengekspresikan

( √ ) Mampu mengerti orang lain

b. Tempat Tinggal.

( √ ) Rumah milik sendiri

( ) Rumah kontrakan

c. Kehidupan Keluarga.

1. Adat istiadat yang dianut : bugis

2. Pembuat Keputusan Keluarga : sendiri bersama istri

3. Pola komunikasi : terjalin baik dengan anggta keluarga

4. Pola keuangan : (√) Memadai ( ) Kurang

d. Kesulitan dalam keluarga.

Tidak ada.

3. Pertahanan koping

Pengambilan keputusan.

( ) Sendiri

(√) Dibantu orang lain : Keluarga terutama ibu

4. Yang dilakukan jika stres :

( ) Pemecahan ( ) Makan

25

Page 26: ASKEP ARITMIA

( ) Tidur ( ) Makan obat

( ) Cari pertolongan

(√) marah

PENGKAJIAN FISIK

1. Kesadaran : kompos mentis

Keadaan umum : lemah

Tanda-tanda Vital

TD : 160/100 mmHg N : 100 x/menit

P : 30 x/menit S : 37 o C

2. Kepala :

a. Inspeksi

Bentuk kepala : mesosepal

kesimetrisan muka, tengkorak : simetris

Warna rambut : hitam

distribusi rambut : banyak dan beruban

b. Palpasi

massa tekan : tidak ada

nyeri tekan : tidak ada

c. Keluhan yang berhubungan

Nyeri kepala berat

3. Mata :

a. Inspeksi

Kelopak mata :normal

Kunjungtiva : pucat

Sklera : putih

Ukuran pupil :2 mm isokor kiri dan kanan.

Reaksi terhadap cahaya ( + ).

26

Page 27: ASKEP ARITMIA

Akomodasi (+)

b. Palpasi

peningkatan TIO : tidak ada

Massa tekan : tidak ada

Nyeri tekan : tidak ada

c. Lain-lain

Fungsi Penglihatan : normal

Pemeriksaan mata terakhir : -

4. Hidung :

a. Inspeksi

Simetris

Udem : tidak ada

Secret : tidak ada

b. Palpasi

Nyeri tekan : tidak ada

c. Lain-lain

reaksi alergi : tidak ada

5. Mulut dan tenggorokan

Gigi geligi

3 2 1 2 2 1 2 3

3 2 1 2 2 1 2 3

Caries : tidak ada

Mukosa lembab

27

Page 28: ASKEP ARITMIA

6. leher

Inspeksi

Simetris

Warna : coklat muda sama dengna daerah sekitar.

Mobilisasi leher baik

7. Dada, Paru – paru dan Jantung

Inspeksi

Bentuk dada normal

Simetris antara kiri dan kanan

Pernapasan cepat : 30 kali permenit (takipnea)

Palpasi

Nyeri tekan : tidak ada

Massa tumor : tidak ada

Taktil Fremitus: tidak ada

Denyut apeks : cepat

Perkusi

Perkusi daerah dada : Resonan

Auskultasi

Takikardi

Takipnea

Palpitasi

Kenaikan tekanan darah 160/100mmhg.

Terdengar bunyi jantung S3

8. Abdomen

Inspeksi

Simetris

Warna: coklat muda sama dengan daerah sekitar

Tidak ada benjolan

28

Page 29: ASKEP ARITMIA

Auskultasi

Peristaltik usus : 20 kali per menit

Bising usus ( - )

9. Genitalia dan Reproduksi

Penggunaan kateter ( - )

10. Status Neurologis : GCS E : 4 M : 6 V : 5

11. Ekstremitas

Keadaan ekstremitas :

Atropi : tidak ada

Edema : tidak ditemukan

Sianosis : pada daerah sekitar tangan dan ekstremitas bawah

Cappilary refill time (CRT): lebih dari 3 detik

12. Integumen

Rambut : tipis dan distribusi normal

Kulit : kulit lembab.

Kuku : normal dan berwarna putih

13. Sistem Muskuloskeletal

Kelemahan umum pada otot pasien sehubungan dengan suplai darah yang tidak adekuat ke

jaringan. atas.

14. Pengkajian data fokus

Sistem kardiovaskuler

Tekanan darah 160/100

Takikardi

Sistem neurologi

Klien mengeluh sesak napas,pusing dan mual-mual.

15. Data tambahan

Keluarga klien tampak cemas dan sering bertanya tentang kondisi klien.

29

Page 30: ASKEP ARITMIA

5. DATA PENUNJANG

HASIL LABORATORIUM NILAI NORMAL

1. RBC : 3.7 × 1033 / mm3 4 x 106-6x 106 /mm3

2. WBC : 8.0 × 103 / mm3 4 x 103-10 x103 /mm3

3. HCT : 33.40 % 37-48%

4. SGOT : 32 < 32

5. SGPT : 12 < 31

6. Ureum : 25.1 10-50 mg/dL

7. Kreatinin : 1.2 < 1,1 mg/dL

8. GDS : 140 140 mg/dL

9. Albumin : 3.79 3,5-5 gr/d

10. Limposit : 2.0 103 /μl (1-3.7)

11. Hb : 10.0

12. Trombosit : 185×103 150000-450000

13. Peningkatan kadar kolesterol dalam darah.

14. EKG : pembesaran jantung

15. Foto dada : obstruksi pada aorta

30

Page 31: ASKEP ARITMIA

BAB IV

PENUTUP

A. KESIMPULAN

- Aritmia atau disritmia adalah perubahan pada frekuensi dan irama jantung yang

disebabkan oleh konduksi elektrolit abnormal atau otomatis

- Etiologi aritmia jantung dalam garis besarnya dapat disebabkan oleh Peradangan

jantung,Gangguan sirkulasi koroner, Karena obat, Gangguan keseimbangan elektrolit

Gangguan pada pengaturan susunan saraf autonom, Ganggguan psikoneurotik dan

susunan saraf pusat.Gangguan metabolic, Gangguan Gangguan irama jantung karena

kardiomiopati atau tumor jantung,Gangguan irama jantung karena penyakit degenerasi

- Ada beberapa tanda dan gejala Aritmia, yaitu :Perubahan TD ( hipertensi atau hipotensi

Sinkop, pusing, berdenyut, sakit kepala, disorientasi, bingung, letargi, perubahan pupil.

Nyeri dada ringan sampai berat, Nafas pendek, batuk, perubahan kecepatan/kedalaman

pernafasan; bunyi nafas tambahan. Demam; Palpitasi Pingsan Rasa tidak nyaman di dada

Lemah atau keletihan (perasaan) Detak jantung cepat (tachycardia) Detak jantung lambat

(bradycardia)

- Secara klinis, diagnosa aritmia berdasarkan pada interpretasi Elektrokardiogram (EKG).

- Komplikasi Aritmia tertentu dapat meningkatkan risiko mengembangkan kondisi

seperti: Stroke., Gagal jantung, fibrilasi ventrikel., Tekanan darah menurun secara drastis,

dapat merusak organ vital, termasuk otak, yangsangat membutuhkan suplai darah., Dalam

kasus yang parah, irama jantung dapat menjadi begitu kacau sehingga

menyebabkankematian mendadak.

- Penatalaksanaan di lakukan dengan terapi medis dan terapi mekanik

- Konsep keperawatan penyakit arirmia ada beberapa tahap meliputu, pengkajian, diagnose

intervensi dan evaluasi

31

Page 32: ASKEP ARITMIA

B. SARAN

Disampaikan kepada seluruh mahasiswa khususnya dari STIKES MW agar mempelajari

askep terlebih dahulu sebelum melakukan tindakan keperawatan, dan di himbau kepada

pembaca untuk kritik dan saran yang membangun demi kelengkapan isi askep ini.

32