ASKEP ARITMIA
-
Upload
cita-anggraeni -
Category
Documents
-
view
316 -
download
6
description
Transcript of ASKEP ARITMIA
BAB I
PENDAHULUAN
1. LATAR BELAKANG
Jantung adalah organ vital tubuh manusia, memompa darah oksihemoglobin
keseluruh tubuh maupun kembali kejantung darah mengandung hemoglobin reduksi
kemudian disalurkan ke paru-paru. Pemompaan ini merupakan efek dari sistem hantaran
atau konduksi jantung. kontraksi yang teratur terjadi karena sel-sel khusus dalam sistem
hantaran secara metodis membangkitkan dan menghantarkan impuls listrik ke sel-sel
miokardium yaitu nodus sinoatrial (SA node), nodus atrioventrikular (AV node), berkas
atrioventrikular (berkas AV atau berkas His).
Kerja pemompaan jantung dijalankan oleh kontraksi dan relaksasi ritmik
dinding otot. Disritmia dapat diidentifikasi melalui gelombang EKG. Disritmia
dinamakan berdasarkan pada tempat danasal impuls dan mekanisme hantaran yang
terlibat. Ganguan irama jantung atau aritmia merupakan komplikasi yang sering terjadi
pada infark miokard.
Kelainan denyut jantung yang meliputi gangguan frekuensi atau irama atau
keduanya adalah aritmia. Aritmia dinamakan berdasarkan pada tempat dan asal impuls
dan mekanisme hantaran yang terlibat. Disritmia dapat diidentifikasi melalui gelombang
EKG Ganguan irama jantung atau aritmia merupakan komplikasi yang sering terjadi pada
infark miokard.
Berbagai keadaan dapat menimbulkan kelainan pada sistem listrik jantung. Pada
umumnya gangguan sistem listrik jantung akan menimbulkan perubahan irama jantung
menjadi terlalu lambat (Bradiaritmia, jantung berdenyut kurang dari 60 kali permenit)
atau terlalu cepat (Takiaritmia, jantung berdenyut lebih dari 100 kali permenit). Kedua
keadaan tersebut akan berpengaruh terhadap kerja jantung memompa darah ke seluruh
tubuh.
1
2. RUMUSAN MASALAH
Adapun rumusan masalah dari askep ini adalah
1. Bagaimana penyusunan askep yang baik ?
2. Apa saja bagian askep yang terpenting ?
3. Bagaimana data dari kasus aritmi ?
4. Bagaiman pengkajian aritmia ?
3. TUJUAN
a. Tujuan Umum: agar mahasiswa keperawatan yang sebagai calon perawat ndapat
mengetahui dan memahami tentang asuhan keperawatan pada pasien dengan diagnosa
medis disritmia/Aritmia.
b. Tujuan Khusus :
- Mengetahui konsep penyakit (definisi)
- Mengetahui etiologi
- Mengetahui manifestasi klinis
- Mengetahui patofisiologi
- Mengetahui pemeriksaan klinis
- Mengetaui penatalaksaan
- Mengetahui klomplikasi
- Mengetahui konsep Askep
- Dapat menganalisa dari kasus
4.
2
BAB II
KONSEP MEDIK ARITMIA
1. PENGERTIAN
Aritmia atau disritmia adalah perubahan pada frekuensi dan irama jantung
yang disebabkan oleh konduksi elektrolit abnormal atau otomatis (Doenges, 1999).
Aritmia timbul akibat perubahan elektrofisiologi sel-sel miokardium. Perubahan
elektrofisiologi ini bermanifestasi sebagai perubahan bentuk potensial aksi yaitu rekaman
grafik aktivitas listrik sel (Price, 1994). Gangguan irama jantung tidak hanya terbatas
pada iregularitas denyut jantung tapi juga termasuk gangguan kecepatan denyut dan
konduksi (Hanafi, 1996).
Aritmia adalah kelainan elektrofisiologi jantung dan terutama kelainan sistem
konduksi jantung. Aritmia adalah gangguan pembentukan dan/atau penghantaran impuls.
Terminology dan pemakaian istilah untuk aritmia sangat bervariasi dan jauh dari
keseragaman di antara para ahli.
2. ETIOLOGI
Etiologi aritmia jantung dalam garis besarnya dapat disebabkan oleh :
1. Peradangan jantung, misalnya demam reumatik, peradangan miokard (miokarditis
karena infeksi)
2. Gangguan sirkulasi koroner (aterosklerosis koroner atau spasme arteri koroner),
misalnya iskemia miokard, infark miokard.
3. Karena obat (intoksikasi) antara lain oleh digitalis, quinidin dan obat-obat anti
aritmia lainnya
4. Gangguan keseimbangan elektrolit (hiperkalemia, hipokalemia)
5. Gangguan pada pengaturan susunan saraf autonom yang mempengaruhi kerja dan
irama jantung
6. Ganggguan psikoneurotik dan susunan saraf pusat.
7. Gangguan metabolik (asidosis, alkalosis)
3
8. Gangguan endokrin (hipertiroidisme, hipotiroidisme)
9. Gangguan irama jantung karena kardiomiopati atau tumor jantung
10. Gangguan irama jantung karena penyakit degenerasi (fibrosis sistem konduksi
jantung)
3. MANIFESTASI KLINIK
Ada beberapa tanda dan gejala Aritmia, yaitu :
1. Perubahan TD ( hipertensi atau hipotensi ); nadi mungkin tidak teratur; defisit nadi;
bunyi jantung irama tak teratur, bunyi ekstra, denyut menurun; kulit pucat, sianosis,
berkeringat; edema; haluaran urin menurun bila curah jantung menurun berat.
2. Sinkop, pusing, berdenyut, sakit kepala, disorientasi, bingung, letargi, perubahan
pupil.
3. Nyeri dada ringan sampai berat, dapat hilang atau tidak dengan obat antiangina,
gelisah
4. Nafas pendek, batuk, perubahan kecepatan/kedalaman pernafasan; bunyi nafas
tambahan (krekels, ronki, mengi) mungkin ada menunjukkan komplikasi pernafasan
seperti pada gagal jantung kiri (edema paru) atau fenomena tromboembolitik
pulmonal; hemoptisis.
5. Demam; kemerahan kulit (reaksi obat); inflamasi, eritema, edema (trombosis
siperfisial); kehilangan tonus otot/kekuatan
6. Palpitasi
7. Pingsan
8. Rasa tidak nyaman di dada
9. Lemah atau keletihan (perasaan)
10. Detak jantung cepat (tachycardia)
11. Detak jantung lambat (bradycardia)
4
4. PATOFISIOLOGI
Secara klinis, diagnosa aritmia berdasarkan pada interpretasi
Elektrokardiogram (EKG). Kelainan atau gangguan irama jantung dapat digolongkan
sesuai mekanisme dasar penyebab timbulnya aritmia :
1. kelainan otomatisitas nodus sinus (nodus sinotrial = NSA).
Kecepatan denyut jantung normal sekitar 60 – 100 denyut per menit (=60 – 100
dpm). Perubahan kecepatan mengadakan impuls dari NSA dapat terjadi dua
keadaan :
pembentukan impuls cepat maka kecepatan denyut jantung bertambah,
misanya diatas 100 dpm disebut takikardia.
Pembentukan impuls pelan maka kecepatan denyut jantung
berkurang,misalnya dibawah 60 dpm disebut barhikardia.
2. Adanya face maker ektopik
Dalam hal ini facemake tidak pada NSA, tetapi pada tempat diluar NSA. Jadi
setiap impuls yang berasal dari luar NSA dianggap sebagai keadaan abnormal
yang menimbulkan denyut ektopik.
3. Gangguan sistem induksi
Dalam hal ini terjadi gangguan penghantar rangsangan atau impuls pada jantung,
terutama disebabkan adanya blok system konduksi jantung. Blok jantung
mengakibatkan:
Penghambatan penghantaran impuls sehingga periode waktu penghantaran
impuls memanjang (menjadi lebih lama), menyebabkan kecepatan denyut
jantung dapat berkurang sampai dibawah normal.
Pemutusan (penghentian) penghantar impuls, dapat terjadi henti jantun
(=cardiac arrest).
5
5. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
1. EKG
Menunjukkan pola cedera iskemik dan gangguan konduksi. Menyatakan tipe/sumber
disritmia dan efek ketidakseimbangan elektrolit dan obat jantung.
2. Monitor Halter
Gambaran EKG (24 jam) mungkin diperlukan untuk menentukan dimana disritmia
disebabkan oleh gejala khusus bila pasien aktif (di rumah/kerja). Juga dapat
digunakan untuk mengevaluasi fungsi pacu jantung/efek obat antidisritmia.
3. Foto dada
Dapat menunjukkan pembesaran bayangan jantung sehubungan dengan disfungsi
ventrikel atau katup.
4. Skan pencitraan miokardia
Dapat menunjukkan area iskemik/kerusakan miokard yang dapat mempengaruhi
konduksi normal atau mengganggu gerakan dinding dan kemampuan pompa.
5. Tes stress latihan
Dapat dilakukan untuk mendemonstrasikan latihan yang menyebabkan disritmia.
6. Elektrolit
Peningkatan atau penurunan kalium, kalsium dan magnesium dapat menyebabkan
disritmia.
7. Pemeriksaan obat
Dapat menyatakan toksisitas jantung, adanya obat jalanan atau dugaan interaksi obat,
contoh digitalis, quinidin dan lain-lain.
8. Pemeriksaan Tiroid
Peningkatan atau penurunan kadar tiroid serum dapat menyebabkan/ meningkatnya
disritmia.
9. Laju Sedimentasi
Peninggian dapat menunjukkan proses inflamasi akut/aktif, contoh endokarditis
sebagai faktor pencetus untuk disritmia.
10. GDA/Nadi Oksimetri
Hipoksemia dapat menyebabkan/mengeksaserbasi disritmia.
6
6. PEMERIKSAAN PENUNJANG
a. EKG : menunjukkan pola cedera iskemik dan gangguan konduksi. Menyatakan
tipe/sumber disritmia dan efek ketidakseimbangan elektrolit dan obat jantung.
b. Monitor Holter : Gambaran EKG (24 jam) mungkin diperlukan untuk menentukan
dimana disritmia disebabkan oleh gejala khusus bila pasien aktif (di rumah/kerja).
Juga dapat digunakan untuk mengevaluasi fungsi pacu jantung/efek obat
antidisritmia.
c. Foto dada : Dapat menunjukkanpembesaran bayangan jantung sehubungan dengan
disfungsi ventrikel atau katup
d. Scan pencitraan miokardia : dapat menunjukkan aea iskemik/kerusakan miokard
yang dapat mempengaruhi konduksi normal atau mengganggu gerakan dinding dan
kemampuan pompa.
e. Tes stres latihan : dapat dilakukan untuk mendemonstrasikan latihan yang
menyebabkan disritmia.
f. Elektrolit : Peningkatan atau penurunan kalium, kalsium dan magnesium dapat
mnenyebabkan disritmia.
g. Pemeriksaan obat : Dapat menyatakan toksisitas obat jantung, adanya obat jalanan
atau dugaan interaksi obat contoh digitalis, quinidin.
h. Pemeriksaan tiroid : peningkatan atau penururnan kadar tiroid serum dapat
menyebabkan.meningkatkan disritmia.
i. Laju sedimentasi : Penignggian dapat menunukkan proses inflamasi akut contoh
endokarditis sebagai faktor pencetus disritmia.
j. GDA/nadi oksimetri : Hipoksemia dapat menyebabkan/mengeksaserbasi disritmia.
7. KOMPLIKASI DAN PROGNOSIS
a. Komplikasi
Aritmia tertentu dapat meningkatkan risiko mengembangkan kondisi seperti:
Stroke.
Gagal jantung
fibrilasi ventrikel.
7
Tekanan darah menurun secara drastis, dapat merusak organ vital, termasuk otak,
yangsangat membutuhkan suplai darah.
Dalam kasus yang parah, irama jantung dapat menjadi begitu kacau sehingga
menyebabkankematian mendadak.
b. Prognosis
Sebagian besar aritmia tidak menyebabkan gejala atau menganggu kemampuan
jantung untuk memompa darah. Jadi biasanya aritmia menimbulkan resiko yang
sedikit atau tidak ada, meskipun aritmia dapat menyebabkan kecemasan yang besar ,
jika seseorang menyadari aritmia.
8. PENATALAKSANAAN MEDIS
a. Terapi Medis
Obat-obat antiaritmia dibagi 4 kelas yaitu :
a. Anti aritmia Kelas 1 : sodium channel blocker
Kelas 1 A
Quinidine adalah obat yang digunakan dalam terapi pemeliharaan
untuk mencegah berulangnya atrial fibrilasi atau flutter.
Procainamide untuk ventrikel ekstra sistol atrial fibrilasi dan aritmia
yang menyertai anestesi.
Dysopiramide untuk SVT akut dan berulang.
Kelas 1 B
Lignocain untuk aritmia ventrikel akibat iskemia miokard, ventrikel
takikardia.
Mexiletine untuk aritmia entrikel dan VT
Kelas 1 C
Flecainide untuk ventrikel ektopik dan takikardi
b. Anti aritmia Kelas 2 (Beta adrenergik blokade)
Atenolol, Metoprolol, Propanolol : indikasi aritmi jantung, angina pektoris
dan hipertensi.
8
c. Anti aritmia kelas 3 (Prolong repolarisation)
Amiodarone, indikasi VT, SVT berulang
d. Anti aritmia kelas 4 (calcium channel blocker)
Verapamil, indikasi supraventrikular aritmia
b. Terapi Mekanis
a). Kardioversi : mencakup pemakaian arus listrik untuk menghentikan disritmia
yang memiliki kompleks GRS, biasanya merupakan prosedur elektif.
b). Defibrilasi : kardioversi asinkronis yang digunakan pada keadaan gawat
darurat.
c). Defibrilator kardioverter implantabel : suatu alat untuk mendeteksi dan
mengakhiri episode takikardi ventrikel yang mengancam jiwa atau pada
pasien yang resiko mengalami fibrilasi ventrikel.
d). Terapi pacemaker : alat listrik yang mampu menghasilkan stimulus listrik
berulang ke otot jantung untuk mengontrol frekuensi jantung.
9
BAB III
KONSEP KEPERAWATAN
A. PENGKAJIAN
1. Aktivitas dan Istirahat
Gejala : kelemahan dan kelelahan umum dan karena kerja
Tanda : perubahan frekuensi jantung/TD dengan
aktivitas/olahraga.
2. Sirkulasi
Gejala : riwayat IM sebelumnya/akut (90%-95 mengalami
distrimia), kardiomiopati, GJK, penyakit katup jantung,
hipertensi.
Tanda : Perubahan TD, contoh hipertensi atau hipotensi selama
periode distrimia.
Nadi: mungkin tidak teratur, contoh denyut kuat; pulsus
alternant (denyut kuat teratur/denyut lemah) nadi
begeminal (denyut kuat tak teratur /denyut lemah).
Defisit nadi(perbedaan antara nadi apical dan nadi radial).
Bunyi jantung: irama tak teratur, bunyi ekstra, denyut
menurun.
Kulit: warna dan kelembaban berubah, contoh pucat,
sianosis, berkeringat (gagal jantung , syok).
Edema: dependen, umum, DVJ (pada adanya gagal
jantung)
Haluaran urine: menurun bila curah jantung menurun
berat.
10
3. Integritas Ego
Gejala : perasaan gugup (disertai takidistrmia), perasaan terancam.
Stressor sehubungan dengan masalah medic.
Tanda : cemas, akut, menolak, marah gelisah menangis.
4. Makanan/Cairan
Gejala : hilang napsu makan, anoreksia
Tidak toleran terhadap makanan (karena adanya obat)
Mual/muntah
Perubahan berat badan.
Tanda : perubahan berat badan.
Edema
Perubahan pada kelembaban kulit/turgor
Pernapasan krekels
5. Neurosensori
Gejala : pusing, berdenyut, sakit kepala.
Tanda : status mental/ sensori berubah, contoh disorientasi,
bingung, bingung, kehilangan memori, perubahan pola
bicara/kesadaran, pingsan, koma.
Perubahan perilaku, contoh, menyerang, latergi,
halusinansi.
Perubahan pupil (kesamaan dan reaksi terhadap sinar)
Kehilangan reflex tendon dalam dengan distrimia yang
mengancam hidup (takikardia ventrikel, brakikardi berat)
11
6. Nyeri/Ketidaknyamanan
Gejala : nyeri dada, ringan sampai berat, dimana dapat atau tidak
bisa hilang oleh obat antiangina.
Tanda : perilaku distraksi, contoh gelisah
7. Pernapasan
Gejala : penyakit paru kronis
Riwayat atau penggunaan tembakau berulang.
Napas pendek
Batuk (dengan /tanpa produksi sputum)
Tanda : perubahan kecepatan/kedalam pernapasan selama episode
distrimia
Bunyi napas: bunyi tambahan (krekels, ronki, mengi)
mungkin ada menunjukan komplikasi pernapasan, seperti
pada gagal jantung kiri (edema paru) atau fenomena
tromboembolitik pulmonal.
Hemoptisis.
8. Keamanan
Tanda : demam
Kemerahan kulit (reaksi obat)
Inflamasi, eritema, edema (thrombosis superfisial).
Kehilangan tonus otot/kekuatan.
12
9. Penyuluhan/Pembelajaran
Gejala : factor risiko keluarga contoh, penyakit jantung, stroke.
Penggunaan/tak menggunakan obat yang diresepkan,
contoh obat jantung (digitalis); antikoagulan (Coumadin);
atau obat yang dijual bebas, contoh sirup batuk dan
analgesik berisi ASA.
Kurang pemahaman tentang proses penyakit/program
terapeutik.
Adanya kegagalan untuk memperbaiki, contoh distrimia
berulang/tak dapat sembuh yang mengancam hidup.
Pertimbangan : DRG menunjukan rerata lama dirawat: 3,2 hari
Rencana pemulangan : perubahan pengguaan obat/terapi.
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
a. Resiko tinggi terhadap penurunan curah jantung berhubungan dengan gangguan
konduksi eliktrikal; penurunan kontraktilitas miokardial.
b. Kurang pengetahuan tentang penyebab/kondisi pengobatan berhubungan dengan kurang
informasi/salah pengertian kondisi medis/kebutuhan terapi; tidak mengenal sumber
informasi; kurang mengungat
c. Nyeri berhubungan dengan iskemia jaringan
d. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan/kelelahan
e. Risiko terhadap perubahan perfusi jaringan berhubungan dengan inadekuat suplay
oksigen ke jaringan.
13
C. INTERVENSI
1. Curah jantung menurun resiko tinggi terhadap gangguan konduksi elektrikal dan penurunan
kontraktilitasn miokard
Raba nadi (radial, carotid, femoral, dorsalis pedis) catat frekwensi, keteraturan,
amplitude (penuh/kuat) dan simetris. Catat adanya pulsus alternan, nadi bigeminal
atau defisit nadi
R/ mengetahui perbedaan frekuensi, kesamaan dan
keteraturan nadi.
Auskultasi bunyi jantung, catat frekwensi, irama. Catat adanya denyut jantung ekstra,
penurunan nadi.
R/ lebih terdeteksi dengan pendengaran daripada dengan palpasi
Pantau tanda vital dan kaji keadekuatan curah jantung/perfusi jaringan. Laporkan
variasi penting pada TD/frekwensi nadi, kesamaan, pernapasan, perubahan pada
warna kulit/suhu, tingkat kesadaran/sensori, dan haluaran urine selama episode
disritmia.
R/ penanganan cepat untuk mengakhiri aritmia diperlukan pada adanya gangguan
curah jantung dan perfusi jaringan
Tentukan tipe disritmia dan catat irama (bila pantau jantung /telemetri tersedia).
R/ berguna dalam menentukan kebutuhan / tipe intervensi
Takikardia
Bradikardia
Disritmia atrial
Disritmia ventrikel
Blok jantung
Berikan lingkungan tenang. Kaji alasan untuk membatasi aktivitas selama fase akut.
R/ untuk menurunkan rangsang dan penghilangan stres
akibat katekolamin.
Demonstrasikan /dorong penggunaan perilaku pengaturan stress, contoh tehnik
relaksasi , bimbingan imajinasi, napas lambat/dalam.
14
R/membantu pasien untuk mengeluarkan rasa kontrol dalam
situasi penuh stres.
Selidiki laporan nyeri dada, catat lokasi, lamanya, intensitas, dan faktor
penghilang/pemberat. Catat petunjuk nyeri non-verbal, contoh wajah mengkerut,
menangis, perubahan TD/frekwensi jantung.
R/ untuk mengetahui sebab nyeri.
Siapkan /lakukan resusitasi jantung paru sesuai indikasi.
R/ memerlukan upaya intervensi untuk mencegah kerusakan iskemi/kematian.
Kolaborasi
R/untuk mengetahui ketidakseimbangan elektrolit.
Pantau pemeriksaan laboratorium, contoh elektrolit.
Kadar obat
Berikan oksigen tambahan sesuai indikasi.
Berikan obat sesuai indikasi.
Kalium,
Antidisritmia :
Kelompok Ia, contoh disopiramid (norpace), prokainamid (pronestly), quinidin
(quinagulate).
Kelompok Ib contoh lidokain, fenitoin, tokainidin, meksiletine.
Kelompok Ic, contoh enkainid, flekainid, propafenon.
Kelompok II, contoh propranolol, nadolol, asebutolol, esmolol.
Kelompok III, contoh bretilium toslat, aminodaron.
Kelompok IV, contoh verapamil, nifedipin, diltiazem.
Lain-lain, contoh atropine sulfat, isoproterenol, glkosid jantung , digitalis.
Siapkan untuk/Bantu kardioversi elektif.
Bantu pemasangan/mempertahankan fungsi pacu jantung.
Masukan/pertahankan masukan IV
Siapkan untuk prosedur diagnostic invasive/bedah sesuai indikasi.
Siapkan untuk/Bantu penanaman otomatik kardioversi atau defibrilator (AICD) bila
diindikasikan.
15
2. Kurang pengetahuan tentang penyebab/kondisi pengobatan.
Kaji ulang fungsi jantung normal/konduksi elektrikal.k memahami fariasi individual
dan memahami intervensi terapeutik
R/ memberikan dasar pengetahuan un
Jelaskan/tekankan masalah disritmia khusus dan tindakan terapeutik pada
pasien/orang terdekat.
R/penjelasan berulang diperlukan karena kecemasan dan atau hambatan informasi
baru dapat menghambat/ membatasi belajar
Identifikasi efek merugikan/komplikasi disritmia khusus, contoh kelemahan, edema
dependen, perubahan mental lanjut, vertigo.
R/ disritmia dapat menurunkan curah jantungdimanifestasikan oleh gejala gagal
jantung/ gangguan perfusi serebral
Anjurkan /catat pendidikan tentang obat. Termasuk mengapa obat diperlukan
(tindakan yang dibutuhkan), bagaimana dan kapan minum obat, apa yang dilakukan
bila dosis terlupakan (informasi dosis dan penggunaan), efek samping yang
diharapkan atau kemungkinan reaksi merugikan, interaksi dengan obat lain/obat yang
dijual bebas atau substansi (alcohol, tembakau), sesuai dengan apa dan kapan
melaporkan ke dokter.informasi perlu untuk pasien dalam membuat pilihan
berdasarkan informasi dan menangani program pengobatan
R/informsi perlu untuk membuat pilihan berdasarkan informasi dan menangani
program pengobatan
Dorong pengembangan latihan rutin, menghindari latihan berlebihan. Identifikasi
tanda/gejala yang memerlukan aktivitas cepat, contoh pusing, silau, dispnea, nyeri
dada.
R/program latihan berguna dalam memperbaiki kesehatan kardiovaskuler
Kaji ulang kebutuhan diet individu/pembatasan, contoh kalium dan kafein.
R/ pasien perlu meningkatkan diet kalium dan kafien dibatasi untuk mencegah
eksitasi jantung
16
Memberikan informasi dalam bentuk tulisan bagi pasien/orang terdekat untuk dibawa
pulang.
R/ instruksi tulisan membantu pasien dalam kontak tak langsung dengan tim
kesehatan
Anjurkan pasien melakukan pengukuran nadi dengan tepat. Dorong pencatatan nadi
harian sebelum minum obat/latihan. Identifikasi situasi yang memerlukan intervensi
medis cepat.
Observasi atau pemantauan sendiri terus menerus memberikan intervensi berkala
untuk menghindari komplikasi
Kaji ulang kewaspadaan keamanan, tehnik untuk mengevaluasi/mempertahankan
pacu jantung atau fungsi AICD dan gejala yang memerlukan intervensi medis.
R/meningkatkan perawatan mandiri, memberikan intervensi berkala untuk mencegah
komplikasi serius
Kaji ulang prosedur untuk menghilangkan PAT contoh pijatan karotis/sinus
maneuver. Valsalva bila perlu.
R/kadang-kadang prosedur ini perlu pada beberapa pasien untuk memperbaiki irama
tertentu/curah jantung pada situasi darurat
D. EVALUASI
Hasil yang diharapkan pada proses keperawatan klien distritmia/aritmia meliputi hal-hal
berikut :
Menunjukkan peningkatan curah jantung
Tanda-tanda vital kembali normal
Terhindar dari resiko penurunan prfusi perifer.
Terpenuhinya aktifitas sehari-hari.
Menunjukkan penurunan kecemas
Memahami penyakit dan tujuan perawatannya.
Mematuhi semua aturan medis.
Mengetahui kapan harus meminta bantuan medis bila nyeri menetap atau sifatnya
berubah.
17
DOKUMENTASI ASUHAN KEPERAWATAN ARIDMIA DI RSUD BAHATERAMAS
SULTRA
Ruangan : Teratai
Tanggal Pengkajian : 28 juni 2012
I. IDENTITAS DIRI KLIEN
Nama : Tn. N No. Reg. : 235721
Umur : 60 Tahun Tgl. MRS : 27 juni 2012
Jenis Kelamin : Laki-laki
Suku/Bangsa : Bugis
Agama : Islam
Pekerjaan : wiraswasta
Pendidikan : SMA
Alamat : kec. kambu
Penanggung : askes
Sumber informasi ; Pasien dan keluarga pasien.
STATUS KESEHATAN SAAT INI
1. Keluhan utama Resiko tinggi terhadap penurunan curah jantung berhubungan dengan
gangguan konduksi eliktrikal.
2. Riwayat Keluhan utama:
18
Awalnya klien merasa cepat kelelahan saat melakukan aktivitas, dan jantungnya berdebar
kencang.
Faktor Pencetus : Tidak diketahui
3. Lamanya Keluhan : 6 bulan
4. Timbulnya Keluhan : ( )Bertahap ( √ ) Mendadak
5. Diagnosa Medik : Disritmia
II. RIWAYAT KESEHATAN MASA LALU
1. Penyakit Yang Pernah Dialami.
a. Kanak-kanak : tidak ada
b. Kecelakaan : pernah
c. Pernah dirawat : pernah
Diagnosa : aterosklerosis
Waktu : 20 mei tahun 2010
Tempat : BAHTERAMAS SULTRA
Tindakan : pengobatan
2. Alergi : tidak ada
3. Obat-obatan
a. Riwayat Pengobatan :
b. Pengobatan sekarang :
4. Pola Nutrisi
Sebelum Sakit :
a) Berat badan : 60 kg
b) Tinggi badan : 165 cm
c) Makanan yang disukai : daging dan makanan laut kecuali udang
d) Makanan yang tidak disukai : Udang
e) Makanan pantangan : -
19
f) Nafsu makan : ( √ ) Baik
( ) Sedang – alasan ; mual / muntah / sariawan
( ) Kurang - alasan ; mual / muntah / sariawan
Perubahan Setelah Sakit :
a) Jenis diet : nasi dan lauk
b) Nafsu makan : ( ) Baik
( ) Sedang – alasan ; muntah
( √ ) Kurang - alasan ; mual , muntah, anoreksia
c) Rasa mual : ( √ )
Muntah : ( √ )
d) Perubahan berat badan 6 bulan terakhir : berat badan menuuurun sekitar 8 kg
e) Berat Badan saat dikaji : 50 kg
Data Lainnya :
IMT : BB/TB2
= 50 /( 1.65 ) 2
= 50 /2.7225
= 18.36 ( normal )
Nilai normal IMT : 18-25
BBI : (TB-100) – 10% (TB-100)
= ( 165-100 ) – 10% ( 165-100 )
= 65-6.5
= 58.5 kg
Klien tidak memenuhi standardisasi Beart Badan Ideal
PNI : (10 x albumin) + (0,005 x Lymphosit)
20
= ( 10 x 3.79 ) + (0,005 x 2.0 )
= 37.9+0.01
= 37.91
Prognostic Nutritional Index : gizi buruk
Gizi baik ≥40
Gizi buruk ≤40
5. Pola Eliminasi
Sebelum Sakit :
a) Buang Air Besar
Frekuensi : 2x sehari
Penggunaan pencahar : tidak ada
Konsistensi : padat
Buang Air Kecil
Frekuensi : 4x sehari
Warna : kuning
Bau : -
Perubahan Setelah Sakit
a) BAB : 1-2x sehari
b) BAK : dua kali dalam sehari
6. Pola Tidur dan Istirahat
Sebelum Sakit :
a) Waktu Tidur : pukul 20.00 - 01.00
b) Lama tidur / hari : 8 jam
c) kesulitan dalam tdr : tidak ada
Perubahan Setelah Sakit :
21
a) Waktu Tidur (jam) : tidak menentu Siang : tidak menentu
b) Lama tidur / hari : tidak menentu
c) Sering terbangun jika irama jantung meningkat
d) Posisi tidur klien supinasi dan miring ke kanan.
e) Kesulitan dalam tidur :
( ) Menjelang tidur ( ) Merasa tidak puas setelah bangun tidur
( √ ) Sering / mudah terbangun
7. Pola aktifitas dan latihan
Sebelum Sakit :
a) Kegiatan : berdagang
b) Olah raga
Jenis : tidak ada
Frekuensi : tidak ada
Tempat : tidak ada
Perubahan Setelah Sakit :
Klien tidak bisa melakukan aktifitas kesehariannya yaitu berdagang karena keadaan
penyakitnya yang mengganggu.
Pola Pekerjaan
Sebelum Sakit :
a. Jenis pekerjaan : wiraswasta
b. Lama kerja : kurang lebih 8 jam dalam shari
c. Jadwal : selama toko terbuka yaitu pukul 09.00-17.00
Perubahan Setelah Sakit :
Klien tidak lagi melaksanakan rutinitasnya sebagai seorang pedagang karena penyakit
yang dialaminya.
22
III. RIWAYAT KELUARGA
Genogram :
Keterangan :
: Laki-Laki : Tinggal Serumah
: Klien
: Perempuan : Garis perkawinan
: Meninggal : Garis keturunan
Generasi I :
- kakek dan nenek dari bapak klien telah meninggal karena faktor usia.
- kakek dan nenek dari ibu klien telah meninggal dunia karena faktor usia.
Generasi II :
- Bapak dan saudara bapak klien tidak ada yang menderita penyakit yang
sama.
- Ibu dan saudara ibu klien tidak ada yang menderita yang sama.
23
Generasi III :
- Klien menderita hipertensi dan saudaranya yang masi hidup.
IV. RIWAYAT PSIKO-SOSIO-SPIRITUAL
1. Pola koping : pola koping klien tidak efektif
2. Harapan klien terhadap penyakitnya : klien mengatakan tekanan darahnya dapat
3. Faktor streso : klien merasa cemas terhadap penyakitnya
4. Konsep diri : klien mengatakan merasa terganggu terhadap penyakitnya.
5. Pengetahuan klien tentang penyakitnya : klien mengatakan tidak mengetahui
tentang penyakitnya.
6. Adaptasi : klien dapat beradaptasi dengan penyakitnya.
V. RIWAYAT LINGKUNGAN
Klien tinggal dirumah sendiri bersama istri dan kedua orang anaknya. Tinggal di
kompleks BTN.
VI. ASPEK PSIKOSOSIAL
1. Pola Pikir & Persepsi
a. Alat Bantu yang digunakan : tidak ada
b. Kesulitan yang dialami : tidak ada
2. Persepsi sendiri
-Klien selalu memikirkan proses penyakitnya yang sedang dialaminya
-Klien khawatir tentang penyakit yang dialaminya.
-Ekspresi wajah klien tersenyum saat perawat datang melakukan intervensi.
Persepsi Keluarga :
- Keluarga klien selalu bertanya tentang proses penyakit keluarganya.
- Keluarga kooperatif dalam pengambilan data, terapi dan pengobatan.
Harapan setelah perawatan :
- segera pulih seperti semula dan dapat melakukan kegiatan seperti semula.
Perubahan setelah sakit : Tidak mampu lagi melakukan kegiatan kesehariannya
24
Hubungan / komunikasi
a. Bicara
( √ ) Jelas Bahasa Utama : Indonesia
( √ ) Relevan Bahasa Daerah : -
( √ ) Mampu mengekspresikan
( √ ) Mampu mengerti orang lain
b. Tempat Tinggal.
( √ ) Rumah milik sendiri
( ) Rumah kontrakan
c. Kehidupan Keluarga.
1. Adat istiadat yang dianut : bugis
2. Pembuat Keputusan Keluarga : sendiri bersama istri
3. Pola komunikasi : terjalin baik dengan anggta keluarga
4. Pola keuangan : (√) Memadai ( ) Kurang
d. Kesulitan dalam keluarga.
Tidak ada.
3. Pertahanan koping
Pengambilan keputusan.
( ) Sendiri
(√) Dibantu orang lain : Keluarga terutama ibu
4. Yang dilakukan jika stres :
( ) Pemecahan ( ) Makan
25
( ) Tidur ( ) Makan obat
( ) Cari pertolongan
(√) marah
PENGKAJIAN FISIK
1. Kesadaran : kompos mentis
Keadaan umum : lemah
Tanda-tanda Vital
TD : 160/100 mmHg N : 100 x/menit
P : 30 x/menit S : 37 o C
2. Kepala :
a. Inspeksi
Bentuk kepala : mesosepal
kesimetrisan muka, tengkorak : simetris
Warna rambut : hitam
distribusi rambut : banyak dan beruban
b. Palpasi
massa tekan : tidak ada
nyeri tekan : tidak ada
c. Keluhan yang berhubungan
Nyeri kepala berat
3. Mata :
a. Inspeksi
Kelopak mata :normal
Kunjungtiva : pucat
Sklera : putih
Ukuran pupil :2 mm isokor kiri dan kanan.
Reaksi terhadap cahaya ( + ).
26
Akomodasi (+)
b. Palpasi
peningkatan TIO : tidak ada
Massa tekan : tidak ada
Nyeri tekan : tidak ada
c. Lain-lain
Fungsi Penglihatan : normal
Pemeriksaan mata terakhir : -
4. Hidung :
a. Inspeksi
Simetris
Udem : tidak ada
Secret : tidak ada
b. Palpasi
Nyeri tekan : tidak ada
c. Lain-lain
reaksi alergi : tidak ada
5. Mulut dan tenggorokan
Gigi geligi
3 2 1 2 2 1 2 3
3 2 1 2 2 1 2 3
Caries : tidak ada
Mukosa lembab
27
6. leher
Inspeksi
Simetris
Warna : coklat muda sama dengna daerah sekitar.
Mobilisasi leher baik
7. Dada, Paru – paru dan Jantung
Inspeksi
Bentuk dada normal
Simetris antara kiri dan kanan
Pernapasan cepat : 30 kali permenit (takipnea)
Palpasi
Nyeri tekan : tidak ada
Massa tumor : tidak ada
Taktil Fremitus: tidak ada
Denyut apeks : cepat
Perkusi
Perkusi daerah dada : Resonan
Auskultasi
Takikardi
Takipnea
Palpitasi
Kenaikan tekanan darah 160/100mmhg.
Terdengar bunyi jantung S3
8. Abdomen
Inspeksi
Simetris
Warna: coklat muda sama dengan daerah sekitar
Tidak ada benjolan
28
Auskultasi
Peristaltik usus : 20 kali per menit
Bising usus ( - )
9. Genitalia dan Reproduksi
Penggunaan kateter ( - )
10. Status Neurologis : GCS E : 4 M : 6 V : 5
11. Ekstremitas
Keadaan ekstremitas :
Atropi : tidak ada
Edema : tidak ditemukan
Sianosis : pada daerah sekitar tangan dan ekstremitas bawah
Cappilary refill time (CRT): lebih dari 3 detik
12. Integumen
Rambut : tipis dan distribusi normal
Kulit : kulit lembab.
Kuku : normal dan berwarna putih
13. Sistem Muskuloskeletal
Kelemahan umum pada otot pasien sehubungan dengan suplai darah yang tidak adekuat ke
jaringan. atas.
14. Pengkajian data fokus
Sistem kardiovaskuler
Tekanan darah 160/100
Takikardi
Sistem neurologi
Klien mengeluh sesak napas,pusing dan mual-mual.
15. Data tambahan
Keluarga klien tampak cemas dan sering bertanya tentang kondisi klien.
29
5. DATA PENUNJANG
HASIL LABORATORIUM NILAI NORMAL
1. RBC : 3.7 × 1033 / mm3 4 x 106-6x 106 /mm3
2. WBC : 8.0 × 103 / mm3 4 x 103-10 x103 /mm3
3. HCT : 33.40 % 37-48%
4. SGOT : 32 < 32
5. SGPT : 12 < 31
6. Ureum : 25.1 10-50 mg/dL
7. Kreatinin : 1.2 < 1,1 mg/dL
8. GDS : 140 140 mg/dL
9. Albumin : 3.79 3,5-5 gr/d
10. Limposit : 2.0 103 /μl (1-3.7)
11. Hb : 10.0
12. Trombosit : 185×103 150000-450000
13. Peningkatan kadar kolesterol dalam darah.
14. EKG : pembesaran jantung
15. Foto dada : obstruksi pada aorta
30
BAB IV
PENUTUP
A. KESIMPULAN
- Aritmia atau disritmia adalah perubahan pada frekuensi dan irama jantung yang
disebabkan oleh konduksi elektrolit abnormal atau otomatis
- Etiologi aritmia jantung dalam garis besarnya dapat disebabkan oleh Peradangan
jantung,Gangguan sirkulasi koroner, Karena obat, Gangguan keseimbangan elektrolit
Gangguan pada pengaturan susunan saraf autonom, Ganggguan psikoneurotik dan
susunan saraf pusat.Gangguan metabolic, Gangguan Gangguan irama jantung karena
kardiomiopati atau tumor jantung,Gangguan irama jantung karena penyakit degenerasi
- Ada beberapa tanda dan gejala Aritmia, yaitu :Perubahan TD ( hipertensi atau hipotensi
Sinkop, pusing, berdenyut, sakit kepala, disorientasi, bingung, letargi, perubahan pupil.
Nyeri dada ringan sampai berat, Nafas pendek, batuk, perubahan kecepatan/kedalaman
pernafasan; bunyi nafas tambahan. Demam; Palpitasi Pingsan Rasa tidak nyaman di dada
Lemah atau keletihan (perasaan) Detak jantung cepat (tachycardia) Detak jantung lambat
(bradycardia)
- Secara klinis, diagnosa aritmia berdasarkan pada interpretasi Elektrokardiogram (EKG).
- Komplikasi Aritmia tertentu dapat meningkatkan risiko mengembangkan kondisi
seperti: Stroke., Gagal jantung, fibrilasi ventrikel., Tekanan darah menurun secara drastis,
dapat merusak organ vital, termasuk otak, yangsangat membutuhkan suplai darah., Dalam
kasus yang parah, irama jantung dapat menjadi begitu kacau sehingga
menyebabkankematian mendadak.
- Penatalaksanaan di lakukan dengan terapi medis dan terapi mekanik
- Konsep keperawatan penyakit arirmia ada beberapa tahap meliputu, pengkajian, diagnose
intervensi dan evaluasi
31
B. SARAN
Disampaikan kepada seluruh mahasiswa khususnya dari STIKES MW agar mempelajari
askep terlebih dahulu sebelum melakukan tindakan keperawatan, dan di himbau kepada
pembaca untuk kritik dan saran yang membangun demi kelengkapan isi askep ini.
32