Askep Anak Hidrosefalus
-
Upload
patimahziansyah-ruslianwar -
Category
Documents
-
view
422 -
download
9
Embed Size (px)
Transcript of Askep Anak Hidrosefalus
-
8/9/2019 Askep Anak Hidrosefalus
1/26
Askep Hidrosefalus| 1
BAB 1
PENDAHULUAN
I.I Latar Belakang
Hidrosefalus adalah penumpukan CSS sehingga menekan jaringan otak. Jumlah
cairan bisa mencapai 1,5 liter bahkan ada sampai 5 liter, sehingga tekanan intrakranial sangat
tinggi. Hidrosefalus sering di jumpai sebagai kelainan konginetal namun bisa pula oleh sebab
postnatal. Angka kejadian hidrosefalus kira-kira 30 % yang di temui sejak lahir, dan 50%
pada 3 bulan pertama. Frekuensi hidrosefalus ini utero 2:2000 bayi, dan kira-kira 12% dari
semua kelainan konginetal. Hidrosefalus sering menyebabkan distosia persalinan. Apabila
hidrosefalus berlanjut setelah lahir dan tetap hidup akan menjadi masalah pediatri sosial.
Pasien hidrosefalus memerlukan perawatan khusus dan benar karena pada anak yang
mengalami hidrosefalus ada kerusakan saraf yang menimbulkan kelainan neurologis berupa
gangguan kesadaran sampai pada gangguan pusat vital dan resiko terjadi dekubitus.
Mahasiswa keperawatan perlu mempelajari cara mencegah dan menanggulangi
masalah hidrosefalus denganstudent center learningberupa pembuatan makalah dan diskusi
antar teman di kelas.
I.II Rumusan Masalah
1. Bagaimana konsep tentang hidrosefalus ?
2. Bagimana asuhan keperawatan Hydrocephalus ?
I.III Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Memahami konsep dan memberikan asuhan keperwatan pada klien dengan
Hydrocephalus.
2. Tujuan Khusus
a. Mahasiswa dapat menjelaskan tentang definisi Hydrocephalus
b. Mahasiswa dapat menjelaskan tentang epidemiologi dari hidrosefalus
c. Mahasiswa dapat menjelaskan tentang etiologi Hydrocephalus
d. Mahasiswa dapat menjelaskan tentang klasifikasi Hydrocephalus
-
8/9/2019 Askep Anak Hidrosefalus
2/26
-
8/9/2019 Askep Anak Hidrosefalus
3/26
Askep Hidrosefalus| 3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
II.I Definisi
Hidrosefalus (kepala-air, istilah yang berasal dari bahasa Yunani: "hydro" yang
berarti air dan "cephalus" yang berarti kepala; sehingga kondisi ini sering dikenal dengan
"kepala air") adalah penyakit yang terjadi akibat gangguan aliran cairan di dalam otak (cairan
serebro spinal atau CSS). Gangguan itu menyebabkan cairan tersebut bertambah banyak yang
selanjutnya akan menekan jaringan otak di sekitarnya, khususnya pusat-pusat saraf yang
vital.
Hidrosefalus adalah suatu keadaan patologis otak yang mengakibatkan bertambahnya
cairan serebrospinalis, disebabkan baik oleh produksi yang berlebihan maupun gangguan
absorpsi, dengan atau pernah disertai tekanan intrakanial yang meninggi sehingga terjadi
pelebaran ruangan-ruangan tempat aliran cairan serebrospinalis (Darto Suharso,2009)
Hidrosefalus adalah kelainan patologis otak yang mengakibatkan bertambahnya
cairan serebrospinal dengan atau pernah dengan tekanan intrakranial yang meninggi,
sehingga terdapat pelebaran ventrikel (Darsono, 2005:209). Pelebaran ventrikuler ini akibat
ketidakseimbangan antara produksi dan absorbsi cairan serebrospinal. Hidrosefalus selalu
bersifat sekunder, sebagai akibat penyakit atau kerusakan otak. Adanya kelainan-kelainan
tersebut menyebabkan kepala menjadi besar serta terjadi pelebaran sutura-sutura dan ubun-
ubun (DeVito EE et al, 2007:328).
Hidrocephalus adalah suatu keadaan patologis otak yang mengakibatkan
bertambahnya cairan cerebrospinal (CSS) dengan atau pernah dengan tekanan intra kranial
yang meninggi sehingga terdapat pelebaran ruangan tempat mengalirnya CSS
(Ngastiyah,2005).
Hidrocepalus adalah akumulasi cairan serebrospinal dalam ventrikel cerebral, ruang
subarachnoid, atau ruang subdural (Suriadi,2006)
Hidrocephalus adalah sebuah kondisi yang disebabkan oleh produksi yang tidak seimbang
dan penyerapan dari cairan cerebrospinal (CSS) di dalam sistem Ventricular. Ketika produksi
CSS lebih besar dari penyerapan, cairan cerebrospinal mengakumulasi di dalam sistem
Ventricular (nining,2008).
-
8/9/2019 Askep Anak Hidrosefalus
4/26
Askep Hidrosefalus| 4
II.II Epidemiologi
Insidensi hidrosefalus antara 0,2-4 setiap 1000 kelahiran. Insidensi hidrosefalus
kongenital adalah 0,5-1,8 pada tiap 1000 kelahiran dan 11%-43% disebabkan oleh stenosis
aqueductus serebri. Tidak ada perbedaan bermakna insidensi untuk kedua jenis kelamin, juga
dalam hal perbedaan ras. Hidrosefalus dapat terjadi pada semua umur. Pada remaja dan
dewasa lebih sering disebabkan oleh toksoplasmosis. Hidrosefalus infantil; 46% adalah
akibat abnormalitas perkembangan otak, 50% karena perdarahan subaraknoid dan meningitis,
dan kurang dari 4% akibat tumor fossa posterior (Darsono, 2005:211).
II.III Etiologi
Cairan Serebrospinal merupakan cairan jernih yang diproduksi dalam ventrikulus otak
oleh pleksus koroideus, Cairan ini mengalir dalam ruang subaraknoid yang membungkus otak
dan medula spinalis untuk memberikan perlindungan serta nutrisi(Cristine Brooker:The
Nurses Pocket Dictionary). CSS yang dibentuk dalam sistem ventrikel oleh pleksus
khoroidalis kembali ke dalam peredaran darah melalui kapiler dalam piamater dan arakhnoid
yang meliputi seluruh susunan saraf pusat (SSP). Cairan likuor serebrospinalis terdapat dalam
suatu sistem, yakni sistem internal dan sistem eksternal. Pada orang dewasa normal jumlah
CSS 90-150 ml, anak umur 8-10 tahun 100-140 ml, bayi 40-60 ml, neonatus 20-30 ml dan
prematur kecil 10-20 ml. Cairan yang tertimbun dalam ventrikel 500-1500 ml (Darsono,
2005).
Aliran CSS normal ialah dari ventrikel lateralis melalui foramen monroe ke ventrikel
III, dari tempat ini melalui saluran yang sempit akuaduktus Sylvii ke ventrikel IV dan melalui
foramen Luschka dan Magendie ke dalam ruang subarakhnoid melalui sisterna magna.
Penutupan sisterna basalis menyebabkan gangguan kecepatan resorbsi CSS oleh sistem
kapiler. (DeVito EE et al, 2007:32)
Hidrosefalus terjadi bila terdapat penyumbatan aliran cairan serebrospinal (CSS) pada
salah satu tempat antara tempat pembentukan CSS dalam sistem ventrikel dan tempat
absorbsi dalam ruang subaraknoid. Akibat penyumbatan, terjadi dilatasi ruangan CSS
diatasnya (Allan H. Ropper, 2005). Teoritis pembentukan CSS yang terlalu banyak dengan
kecepatan absorbsi yang abnormal akan menyebabkan terjadinya hidrosefalus, namun dalam
klinik sangat jarang terjadi. Penyebab penyumbatan aliran CSS yang sering terdapat pada
bayi dan anak ialah :
-
8/9/2019 Askep Anak Hidrosefalus
5/26
Askep Hidrosefalus| 5
1) Kelainan Bawaan (Kongenital)
Stenosis akuaduktus Sylvii merupakan penyebab terbayank pada hidrosefalus bayi
dan anak (60-90%). Aqueduktus dapat merupakan saluran yang buntu sama sekali atau
abnormal, yaitu lebih sempit dari biasa. Umumnya gejala hidrosefalus terlihat sejak lahit atau
progresif dengan cepat pada bulan-bulan pertama setelah kelahiran.
a. Spina bifida dan kranium bifida
Hidrosefalus pada kelainan ini biasanya yang berhubungan dengan
sindrom Arnould-Jhiari akibat tertariknya medulla spinalis dengan medulla
oblongata dan cerebellum letaknya lebih rendah dan menutupi foramen magnum
sehingga terjadi penyumbatan sebagian atau total.
b. Sindrom Dandy-Walker
Merupakan atresia congenital Luscha dan Magendie yang menyebabkan
hidrosefalus obtruktif dengan pelebaran system ventrikel terutama ventrikel IV,
yang dapat sedemikian besarnya sehingga merupakan suatu kista yang besar di
daerah fosa pascaerior.
c. Kista araknoid dan anomali pembuluh darah
Dapat terjadi congenital tapi dapat juga timbul akibat trauma sekunder
suatu hematoma.
d. Anomali Pembuluh Darah
2) Infeksi
Akibat infeksi dapat timbul perlekatan meningen sehingga dapat terjadi obliterasi
ruangan subarahnoid. Pelebaran ventrikel pada fase akut meningitis purulenta terjadi bila
aliran CSS terganggu oleh obstruksi mekanik eksudat pirulen di aqueduktus sylviin atau
system basalis. Hidrosefalus banyak terjadi pada klien pasca meningitis. Pembesaran kepala
dapat terjadi beberapa minggu sampai beberapa bulan sesudah sembuh dari meningitis.
Secara patologis terlihat pelebaran jaringan piamater dan arahnoid sekitar system
basalis dan daerah lain. Pada meningitis serosa tuberkulosa, perlekatan meningen terutama
terdapat di daerah basal sekitar sistem kiasmatika dan interpendunkularis, sedangkan pada
meningitis purunlenta lokasisasinya lebih tersebar.
-
8/9/2019 Askep Anak Hidrosefalus
6/26
Askep Hidrosefalus| 6
3) Neoplasma
Hidrosefalus oleh obstruksi mekanik yang dapat terjadi di setiap tempat aliran CSS.
Pengobatannya dalam hal ini di tujukan kepada penyebabnya dan apabila tumor tidak di
angkat, maka dapat di lakukan tindakan paliatif dengan mengalihkan CSS melalui saluran
buatan atau pirau. Pada anak, penyumbatan ventrikel IV atau akuaduktus Sylvii biasanya
suatu glioma yang berasal dari serebelum, penyumbatan bagian depan ventrikel III
disebabkan kraniofaringioma.
4) Perdarahan
Perdarahan sebelum dan sesudah lahir dalam otak, dapat menyebabkan fibrosis
leptomeningen terutama pada daerah basal otak, selain penyumbatan yang terjadi akibat
organisasi dari darah itu sendiri (Allan H. Ropper, 2005:360).
II.IV Klasifikasi
Klasifikasi hidrosefalus bergantung pada faktor yang berkaitan dengannya,
berdasarkan:
1) Gambaran klinis, dikenal hidrosefalus manifes (overt hydrocephalus) dan hidrosefalus
tersembunyi (occult hydrocephalus).
2) Waktu pembentukan, dikenal hidrosefalus kongenital dan hidrosefalus akuisita.
3) Proses terbentuknya, dikenal hidrosefalus akut dan hidrosefalus kronik.
4) Sirkulasi CSS, dikenal hidrosefalus komunikans dan hidrosefalus non komunikans.
Hidrosefalus interna menunjukkan adanya dilatasi ventrikel, hidrosefalus eksternal
menunjukkan adanya pelebaran rongga subarakhnoid di atas permukaan korteks.
Hidrosefalus obstruktif menjabarkan kasus yang mengalami obstruksi pada aliran likuor.
Berdasarkan gejala, dibagi menjadi hidrosefalus simptomatik dan asimptomatik. Hidrosefalus
arrested menunjukan keadaan dimana faktor-faktor yang menyebabkan dilatasi ventrikel pada
saat tersebut sudah tidak aktif lagi. Hidrosefalus ex-vacuo adalah sebutan bagi kasus
ventrikulomegali yang diakibatkan atrofi otak primer, yang biasanya terdapat pada orang tua.
(Darsono, 2005)
Hidrosephalus pada anak atau bayi pada dasarnya dapat di bagi dua:
1) Kongenital merupakan Hidrosephalus yang sudah diderita sejak bayi dilahirkan,
sehingga pada saat lahir keadaan otak bayi terbentuk kecil. Terdesak oleh banyaknya
-
8/9/2019 Askep Anak Hidrosefalus
7/26
-
8/9/2019 Askep Anak Hidrosefalus
8/26
Askep Hidrosefalus| 8
sebagai akibat dari obstruksi lesi pada sistem ventricular atau bentukan jaringan
adhesi atau bekas luka didalam system di dalam system ventricular. Pada klien
dengan garis sutura yang berfungsi atau pada anakanak dibawah usia 1218 bulan
dengan tekanan intraranialnya tinggi mencapai ekstrim, tandatanda dan gejalagejala
kenaikan ICP dapat dikenali. Pada anak-anak yang garis suturanya tidak bergabung
terdapat pemisahan / separasi garis sutura dan pembesaran kepala.
3) Hidrocephalus Bertekan Normal ( Normal Pressure Hidrocephalus )
Di tandai pembesaran sister basilar dan fentrikel disertai dengan kompresi
jaringan serebral, dapat terjadi atrofi serebral. Tekanan intrakranial biasanya normal,
gejala gejala dan tanda tanda lainnya meliputi ; dimentia, ataxic gait, incontinentia
urine. Kelainan ini berhubungan dengan cedera kepala, hemmorhage serebral atau
thrombosis, mengitis; pada beberapa kasus (Kelompok umur 60 70 tahun) ada
kemingkinan ditemukan hubungan tersebut.
II.V Patofisiologi dan Patogenesis
Dikarenakan kondisi CSS yang tidak normal hidrosefalus secara teoritis terjadi
sebagai akibat dari tiga mekanisme yaitu:
A. Produksi likuor yang berlebihan
B. Peningkatan resistensi aliran likuor
C. Peningkatan tekanan sinus venosa
Konsekuensi tiga mekanisme di atas adalah peningkatan tekanan intrakranial(TIK)
sebagai upaya mempertahankan keseimbangan sekresi dan absorbsi. Mekanisme terjadinya
dilatasi ventrikel cukup rumit dan berlangsung berbeda-beda tiap saat selama perkembangan
hidrosefalus. Dilatasi ini terjadi sebagai akibat dari :
Kompresi sistem serebrovaskuler.
Redistribusi dari likuor serebrospinalis atau cairan ekstraseluler
Perubahan mekanis dari otak.
Efek tekanan denyut likuor serebrospinalis
Hilangnya jaringan otak.
Pembesaran volume tengkorak karena regangan abnormal sutura kranial.
-
8/9/2019 Askep Anak Hidrosefalus
9/26
Askep Hidrosefalus| 9
Produksi likuor yang berlebihan disebabkan tumor pleksus khoroid. Gangguan aliran
likuor merupakan awal dari kebanyakan kasus hidrosefalus. Peningkatan resistensi yang
disebabkan gangguan aliran akan meningkatkan tekanan likuor secara proporsional dalam
upaya mempertahankan resorbsi yang seimbang.
Peningkatan tekanan sinus vena mempunyai dua konsekuensi, yaitu peningkatan
tekanan vena kortikal sehingga menyebabkan volume vaskuler intrakranial bertambah dan
peningkatan tekanan intrakranial sampai batas yang dibutuhkan untuk mempertahankan
aliran likuor terhadap tekanan sinus vena yang relatif tinggi. Konsekuensi klinis dari
hipertensi vena ini tergantung dari komplians tengkorak. (Darsono, 2005:212)
II.VI Manifestasi Klinis
Tanda awal dan gejala hidrosefalus tergantung pada derajat ketidakseimbangan
kapasitas produksi dan resorbsi CSS (Darsono, 2005). Gejala-gejala yang menonjol
merupakan refleksi adanya hipertensi intrakranial. Manifestasi klinis dari hidrosefalus pada
anak dikelompokkan menjadi dua golongan, yaitu :
A. Hidrosefalus terjadi pada masa neonatus
Meliputi pembesaran kepala abnormal, gambaran tetap hidrosefalus kongenital dan
pada masa bayi. Lingkaran kepala neonatus biasanya adalah 35-40 cm, dan pertumbuhan
ukuran lingkar kepala terbesar adalah selama tahun pertama kehidupan. Kranium terdistensi
dalam semua arah, tetapi terutama pada daerah frontal. Tampak dorsum nasi lebih besar dari
biasa. Fontanella terbuka dan tegang, sutura masih terbuka bebas. Tulang-tulang kepala
menjadi sangat tipis. Vena-vena di sisi samping kepala tampak melebar dan berkelok. (Peter
Paul Rickham, 2003).
B. Hidrosefalus terjadi pada akhir masa kanak-kanak
Pembesaran kepala tidak bermakna, tetapi nyeri kepala sebagai manifestasi hipertensi
intrakranial. Lokasi nyeri kepala tidak khas. Dapat disertai keluhan penglihatan ganda
(diplopia) dan jarang diikuti penurunan visus. Secara umum gejala yang paling umum terjadi
pada pasien-pasien hidrosefalus di bawah usia dua tahun adalah pembesaran abnormal yang
progresif dari ukuran kepala. Makrokrania mengesankan sebagai salah satu tanda bila ukuran
-
8/9/2019 Askep Anak Hidrosefalus
10/26
Askep Hidrosefalus| 10
lingkar kepala lebih besar dari dua deviasi standar di atas ukuran normal. Makrokrania
biasanya disertai empat gejala hipertensi intrakranial lainnya yaitu:
Fontanel anterior yang sangat tegang.
Sutura kranium tampak atau teraba melebar.
Kulit kepala licin mengkilap dan tampak vena-vena superfisial menonjol.
Fenomena matahari tenggelam (sunset phenomenon).
Gejala hipertensi intrakranial lebih menonjol pada anak yang lebih besar
dibandingkan dengan bayi. Gejalanya mencakup: nyeri kepala, muntah, gangguan kesadaran,
gangguan okulomotor, dan pada kasus yang telah lanjut ada gejala gangguan batang otak
akibat herniasi tonsiler (bradikardia, aritmia respirasi). (Darsono, 2005:213)
Kepala bisa berukuran normal dengan fontanela anterior menonjol, lama kelamaan
menjadi besar dan mengeras menjadi bentuk yang karakteristik oleh peningkatan dimensi
ventrikel lateral dan anterior posterior diatas proporsi ukuran wajah dan bandan bayi.
Puncak orbital tertekan ke bawah dan mata terletak agak kebawah dan keluar dengan
penonjolan putih mata yang tidak biasanya. Tampak adanya dsitensi vena superfisialis dan
kulit kepala menjadi tipis serta rapuh.Uji radiologis : terlihat tengkorak mengalami penipisan
dengan sutura yang terpisah pisah dan pelebaran vontanela. Ventirkulogram menunjukkan
pembesaran pada sistim ventrikel . CT scan dapat menggambarkan sistim ventrikuler dengan
penebalan jaringan dan adnya massa pada ruangan Occuptional. Pada bayi terlihat lemah dan
diam tanpa aktivitas normal. Proses ini pada tipe communicating dapat tertahan secara
spontan atau dapat terus dengan menyebabkan atrofi optik, spasme ekstremitas, konvulsi,
malnutrisi dan kematian, jika anak hidup maka akan terjadi retardasi mental dan fisik.
I. Bayi
a. Kepala menjadi makin besar dan akan terlihat pada umur 3 tahun.
b. Keterlambatan penutupan fontanela anterior, sehingga fontanela menjadi tegang,
keras, sedikit tinggi dari permukaan tengkorak.
c. Tanda tanda peningkatan tekanan intracranial antara lain :
Muntah
Gelisah
Menangis dengan suara ringgi
-
8/9/2019 Askep Anak Hidrosefalus
11/26
Askep Hidrosefalus| 11
d. Peningkatan sistole pada tekanan darah, penurunan nadi, peningkatan pernafasan
dan tidak teratur, perubahan pupil, lethargi stupor.
e. Peningkatan tonus otot ekstrimitas
f. Dahi menonjol bersinar atau mengkilat dan pembuluh-pembuluh darah terlihat
jelas.
g. Alis mata dan bulu mata ke atas, sehingga sclera telihat seolah-olah di atas Iris
h. Bayi tidak dapat melihat ke atas, sunset eyes
i. Strabismus, nystagmus, atropi optic
j. Bayi sulit mengangkat dan menahan kepalanya ke atas.
II. Anak yang telah menutup suturanya
Tanda-tanda peningkatan tekanan intrakranial :
a. Nyeri kepala
b. Muntah
c. Lethargi, lelah, apatis, perubahan personalitas
d. Ketegangan dari sutura cranial dapat terlihat pada anak berumur 10 tahun
e. Penglihatan ganda, kontruksi penglihatan perifer
f. Strabismus
g. Perubahan pupil
II.VII Pemeriksaan diagnostik
Selain dari gejala-gejala klinik, keluhan pasien maupun dari hasil pemeriksaan fisik
dan psikis, untuk keperluan diagnostik hidrosefalus dilakukan pemeriksaan-pemeriksaan
penunjang yaitu :
1) Rontgen foto kepala
Dengan prosedur ini dapat diketahui:
a. Hidrosefalus tipe kongenital/infantile, yaitu: ukuran kepala, adanya pelebaran
sutura, tanda-tanda peningkatan tekanan intrakranial kronik berupa imopressio
digitate dan erosi prosessus klionidalis posterior.
b. Hidrosefalus tipe juvenile/adult oleh karena sutura telah menutup maka dari foto
rontgen kepala diharapkan adanya gambaran kenaikan tekanan intrakranial.
-
8/9/2019 Askep Anak Hidrosefalus
12/26
Askep Hidrosefalus| 12
2) Transimulasi
Syarat untuk transimulasi adalah fontanela masih terbuka, pemeriksaan ini dilakukan
dalam ruangan yang gelap setelah pemeriksa beradaptasi selama 3 menit. Alat yang dipakai
lampu senter yang dilengkapi dengan rubber adaptor. Pada hidrosefalus, lebar halo dari tepi
sinar akan terlihat lebih lebar 1-2 cm.
3) Lingkaran kepala
Diagnosis hidrosefalus pada bayi dapat dicurigai, jika penambahan lingkar kepala
melampaui satu atau lebih garis-garis kisi pada chart (jarak antara dua garis kisi 1 cm) dalam
kurun waktu 2-4 minggu. Pada anak yang besar lingkaran kepala dapat normal hal ini
disebabkan oleh karena hidrosefalus terjadi setelah penutupan suturan secara fungsional.
Tetapi jika hidrosefalus telah ada sebelum penutupan suturan kranialis maka penutupan
sutura tidak akan terjadi secara menyeluruh.
4) Ventrikulografi
Yaitu dengan memasukkan konras berupa O2 murni atau kontras lainnya dengan alat
tertentu menembus melalui fontanela anterior langsung masuk ke dalam ventrikel. Setelah
kontras masuk langsung difoto, maka akan terlihat kontras mengisi ruang ventrikel yang
melebar. Pada anak yang besar karena fontanela telah menutup untuk memasukkan kontras
dibuatkan lubang dengan bor pada kranium bagian frontal atau oksipitalis. Ventrikulografi ini
sangat sulit, dan mempunyai risiko yang tinggi. Di rumah sakit yang telah memiliki fasilitas
CT Scan, prosedur ini telah ditinggalkan.
5) Ultrasonografi
Dilakukan melalui fontanela anterior yang masih terbuka. Dengan USG diharapkan
dapat menunjukkan system ventrikel yang melebar. Pendapat lain mengatakan pemeriksaan
USG pada penderita hidrosefalus ternyata tidak mempunyai nilai di dalam menentukan
keadaan sistem ventrikel hal ini disebabkan oleh karena USG tidak dapat menggambarkan
anatomi sistem ventrikel secara jelas, seperti halnya pada pemeriksaan CT Scan.
6) CT Scan kepala
Pada hidrosefalus obstruktif CT Scan sering menunjukkan adanya pelebaran dari
ventrikel lateralis dan ventrikel III. Dapat terjadi di atas ventrikel lebih besar dari occipital
-
8/9/2019 Askep Anak Hidrosefalus
13/26
Askep Hidrosefalus| 13
horns pada anak yang besar. Ventrikel IV sering ukurannya normal dan adanya penurunan
densitas oleh karena terjadi reabsorpsi transependimal dari CSS.
Pada hidrosefalus komunikans gambaran CT Scan menunjukkan dilatasi ringan dari semua
sistem ventrikel termasuk ruang subarakhnoid di proksimal dari daerah sumbatan.
7) MRI (Magnetic Resonance Imaging)
Untuk mengetahui kondisi patologis otak dan medula spinalis dengan menggunakan
teknik scaning dengan kekuatan magnet untuk membuat bayangan struktur tubuh.
II.VIIIPenatalaksanaan
Penanganan hidrocefalus masuk pada katagori live saving and live sustaining yang
berarti penyakit ini memerlukan diagnosis dini yang dilanjutkan dengan tindakan bedah
secepatnya. Keterlambatan akan menyebabkan kecacatan dan kematian sehingga prinsip
pengobatan hidrocefalus harus dipenuhi yakni:
1) Mengurangi produksi cairan serebrospinal dengan merusak pleksus koroidalis dengan
tindakan reseksi atau pembedahan, atau dengan obat azetasolamid (diamox) yang
menghambat pembentukan cairan serebrospinal.
2) Memperbaiki hubungan antara tempat produksi caira serebrospinal dengan tempat
absorbsi, yaitu menghubungkan ventrikel dengan subarachnoid
Pengeluaran cairan serebrospinal ke dalam organ ekstrakranial, yakni:
1) Drainase ventrikule-peritoneal
2) Drainase Lombo-Peritoneal
3) Drainase ventrikulo-Pleural
4) Drainase ventrikule-Uretrostomi
5) Drainase ke dalam anterium mastoid
6) Mengalirkan cairan serebrospinal ke dalam vena jugularis dan jantung melalui kateter
yang berventil (Holter Valve/katup Holter) yang memungkinkan pengaliran cairan
serebrospinal ke satu arah. Cara ini merupakan cara yang dianggap terbaik namun,
kateter harus diganti sesuai dengan pertumbuhan anak dan harus diwaspadai
terjadinya infeksi sekunder dan sepsis.
7) Tindakan bedah pemasangan selang pintasan atau drainase dilakukan setelah
diagnosis lengkap dan pasien telah di bius total. Dibuat sayatan kecil di daerah kepala
-
8/9/2019 Askep Anak Hidrosefalus
14/26
Askep Hidrosefalus| 14
dan dilakukan pembukaan tulang tengkorak dan selaput otak, lalu selang pintasan
dipasang. Disusul kemudian dibuat sayatan kecil di daerah perut, dibuka rongga perut
lalu ditanam selang pintasan, antara ujung selang di kepala dan perut dihubiungakan
dengan selang yang ditanam di bawah kulit hingga tidak terlihat dari luar.
8) Pengobatan modern atau canggih dilakukan dengan bahan shunt atau pintasan jenis
silicon yang awet, lentur, tidak mudah putus.
Ada 2 macam terapi pintas / shunting :
1) Eksternal
CSS dialirkan dari ventrikel ke dunia luar, dan bersifat hanya sementara. Misalnya:
pungsi lumbal yang berulang-ulang untuk terapi hidrosefalus tekanan normal.
2) Internal
a. CSS dialirkan dari ventrikel ke dalam anggota tubuh lain :
Ventrikulo-Sisternal, CSS dialirkan ke sisterna magna (Thor-Kjeldsen)
Ventrikulo-Atrial, CSS dialirkan ke sinus sagitalis superior
Ventrikulo-Bronkhial, CSS dialirkan ke Bronhus.
Ventrikulo-Mediastinal, CSS dialirkan ke mediastinum
Ventrikulo-Peritoneal, CSS dialirkan ke rongga peritoneum.
b. Lumbo Peritoneal Shunt
CSS dialirkan dari Resessus Spinalis Lumbalis ke rongga peritoneum
dengan operasi terbuka atau dengan jarum Touhy secara perkutan.
Teknik Shunting :
Sebuah kateter ventrikular dimasukkan melalui kornu oksipitalis atau
kornu frontalis, ujungnya ditempatkan setinggi foramen Monroe.
Suatu reservoir yang memungkinkan aspirasi dari CSS untuk dilakukan
analisis.
Sebuah katup yang terdapat dalam sistem Shunting ini, baik yang
terletak proksimal dengan tipe bola atau diafragma (Hakim, Pudenz,
Pitz, Holter) maupun yang terletak di distal dengan katup berbentuk
celah (Pudenz). Katup akan membuka pada tekanan yang berkisar
antara 5-150 mm, H2O.
-
8/9/2019 Askep Anak Hidrosefalus
15/26
Askep Hidrosefalus| 15
Ventriculo-Atrial Shunt. Ujung distal kateter dimasukkan ke dalam
atrium kanan jantung melalui v. jugularis interna (dengan thorax x-ray
ujung distal setinggi 6/7).
Ventriculo-Peritneal ShuntSlang silastik ditanam dalam lapisan subkutan
Ujung distal kateter ditempatkan dalam ruang peritoneum.
Pada anak-anak dengan kumparan silang yang banyak,
memungkinkan tidak diperlukan adanya revisi walaupun badan
anak tumbuh memanjang. Komplikasi yang sering terjadi pada
shunting: infeksi, hematom subdural, obstruksi, keadaan CSS yang
rendah, ascites akibat CSS, kraniosinostosis.
II.IX Komplikasi
Komplikasi sering terjadi karena pemasangan VP shunt adalah infeksi dan malfungsi.
Malfungsi disebakan oleh obstruksi mekanik atau perpindahan didalam ventrikel dari bahan
bahan khusus (jaringan/eksudat) atau ujung distal dari thrombosis sebagai akibat dari
pertumbuhan. Obstruksi VP shunt sering menunjukan kegawatan dengan manifestasi klinis
peningkatan TIK yang lebih sering diikuti dengan status neurologis buruk.
Komplikasi yang sering terjadi adalah infeksi VP shunt. Infeksi umumnya akibat dari
infeksi pada saat pemasangan VP shunt. Infeksi itu meliputi septik, Endokarditis bacterial,
infeksi luka, Nefritis shunt, meningitis, dan ventrikulitis. Komplikasi VP shunt yang serius
lainnya adalah subdural hematoma yang di sebabkan oleh reduksi yang cepat pada tekanan
ntrakranial dan ukurannya. Komplikasi yang dapat terjadi adalah peritonitis abses abdominal,
perforasi organ-organ abdomen oleh kateter atau trokar (pada saat pemasangan), fistula
hernia, dan ilius.
II.X Prognosis
Keberhasilan tindakan operatif serta prognosis hidrosefalus ditentukan ada atau
tidaknya anomali yang menyertai, mempunyai prognosis lebih baik dari hidrosefalus yang
bersama dengan malformasi lain (hidrosefalus komplikata). Prognosis hidrosefalus infatil
mengalami perbaikan bermakna namun tidak dramatis dengan temuan operasi pisau. Jika
-
8/9/2019 Askep Anak Hidrosefalus
16/26
Askep Hidrosefalus| 16
tidak dioperasi 50-60% bayi akan meniggal karena hidrosefalus sendiri ataupun penyakit
penyerta. Skitar 40% bayi yang bertahan memiliki kecerdasan hampir normal. Dengan bedah
saraf dan penatalaksanaan medis yang baik, sekitar 70% diharap dapat melampaui masa bayi,
sekitar 40% dengan intelek normal, dan sektar 60% dengan cacat intelek dan motorik
bermakna. Prognosis bayi hidrosefalus dengan meningomilokel lebih buruk.
Hidrosefalus yang tidak diterapi akan menimbulkan gejala sisa, gangguan neurologis
serta kecerdasan. Dari kelompok yang tidak diterapi, 50-70% akan meninggal karena
penyakitnya sendiri atau akibat infeksi berulang, atau oleh karena aspirasi pneumonia.
Namun bila prosesnya berhenti (arrested hidrosefalus) sekitar 40% anak akan mencapai
kecerdasan yang normal (Allan H. Ropper, 2005).
Pada kelompok yang dioperasi, angka kematian adalah 7%. Setelah operasi sekitar
51% kasus mencapai fungsi normal dan sekitar 16% mengalami retardasi mental ringan.
Adalah penting sekali anak hidrosefalus mendapat tindak lanjut jangka panjang dengan
kelompok multidisipliner. (Darsono, 2005)
-
8/9/2019 Askep Anak Hidrosefalus
17/26
Askep Hidrosefalus| 17
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
III.I Pengkajian
1. Anamnesa
Pengumpulan data : nama, usia, jenis kelamin, suku/bangsa, agama,
pendidikan, pekerjaan, alamat
Keluhan utama : Muntah, gelisah, nyeri kepala, lelah apatis,
penglihatan ganda, perubahan pupil, kontriksi
penglihatan perifer.
Riwayat Penyakit :
Antrenatal : Perdarahan ketika hamil
Natal : Perdarahan pada saat melahirkan,
trauma sewaktu lahir
Postnatal : Infeksi, meningitis, TBC, neoplasma
Riwayat keluarga : Pengkajian persistem
1) B1 ( Breath ) : Dispnea, ronchi, peningkatan frekuensi napas
2) B2 ( Blood ) : Pucat, peningkatan systole tekanan darah,
penurunan nadi
3) B3 ( Brain ) : Sakit kepala, gangguan kesadaran, dahi
menonjol dan mengkilat, pembesaran kepala,
perubahan pupil, penglihatan ganda, kontruksi
penglihatan perifer, strabismus ( juling ), tidak
dapat melihat keatas sunset eyes , kejang
4) B4 ( Bladder ) : Oliguria
5) B5 ( Bowel ) : Mual, muntah, malas makan
6) B6 ( Bone ) : Kelemahan, lelah, peningkatan tonus otot
ekstrimitas
Observasi tanda tanda vital
1) Peningkatan systole tekanan darah
2) Penurunan nadi / bradikardia
3) Peningkatan frekuensi pernapasan
-
8/9/2019 Askep Anak Hidrosefalus
18/26
Askep Hidrosefalus| 18
III.II Diagnosa , Intervensi dan Rasional Keperawatan
No Diagnosa Tujuan Kriteria hasil Intervensi Rasional
1. Potensial
komplikasi
peningkatan
tekanan intrakranialberhubungan
dengan akumulasi
cairan
serebrospinal.
Tidak terjadi
peningkatan TIK
Kesadaran
Komposmetis
Tidak terjadi
nyeri kepalaTTV norma
tampak rileks,
tidak meringis
kesakitan
Observasi ketat tanda-tanda peningkatan TIK
(Nyeri kepala, muntah, lethargi, lelah, apatis,
perubahan personalitas, ketegangan dari sutura
cranial dapat terlihat pada anak berumur 10tahun, penglihatan ganda, kontruksi
penglihatan perifer strabismus, Perubahan
pupil)
Pantau terus tingkat kesadaran anak
Pantau terus adanya perubahan TTV
Berkolaborasi dengan dokter untuk melakukan
pembedahan, untuk mengurangi peningkatan
Kaji pengalaman nyeri pada anak, minta anak
menunjukkan area yang sakit dan menentukan
peringkat nyeri dengan skala nyeri 0-5 (0 =tidak nyeri, 5 = nyeri sekali)
Rasional : Membantu dalam mengevaluasi rasa
nyeri.
Bantu anak mengatasi nyeri seperti dengan
Untuk mengetahui
secara dini
peningkatan TIK
Penurunankeasadaran
menandakakan
adanya
peningkatan TIK
Untuk mengetahui
kondisi aliran
darah dan aliran
oksigen ke otak
Dengan dilakukan
pembedahan,diharapkan cairan
cerebrospinal
berkurang,
sehingga TIK
-
8/9/2019 Askep Anak Hidrosefalus
19/26
Askep Hidrosefalus| 19
memberikan pujian kepada anak untuk
ketahanan dan memperlihatkan bahwa nyeri
telah ditangani dengan baik.
menurun, tidak
terjadi penekanan
pada lobus
oksipitalis dan
tidak terjadi
pembesaran pada
kepala Membantu dalam
mengevaluasi rasa
nyeri.
Pujian yang
diberikan akan
meningkatkan
kepercayaan diri
anak untuk
mengatasi nyeri
dan kontinuitas
anak untuk terus
berusaha
menangani
nyerinya dgn baik.
-
8/9/2019 Askep Anak Hidrosefalus
20/26
Askep Hidrosefalus| 20
2. Gangguan persepsi
sensori
berhubungan
dengan penekanan
lobus oksipitalis
karena
meningkatnya TIK
Tidak terjadi
disorientasi pada
anak
Penurunan visus
tidak bertambah
lebih parah
Anak bisa
mengenali
lingkungan
sekitarnya
Mempertahankan visus agar tidak terjadi
penurunan visus yang lebih parah
a. Membantu ADL pasien
b. Membantu orientasi tempat
c. Berikan tempat yang nyaman dan aman (
pencahayaan terang, bed plang dll
dipasang agar tidak cedera ) Membantu pasien untuk mengenali sesuatu
dengan kondisi penglihatan yang terganggu
Ketidakmampuan
dalam penglihatan
tidak bertambah
parah, klien tidak
mengalami
disorientasi tempat,
Klien merasanyaman dan aman
Klien tidak banyak
bergantung pada
orang lain
3. Kurang
pengetahuan orang
tua berhubungan
dengan penyakit
yang di derita oleh
anaknya
Meningkatkan
pengetahuan orang
tua mengenai
penyakit yang
diderita anaknya
Kecemasan
orang tua pada
kondisi
kesehatan
anaknya dapat
berkurang Orang tua
mengungkapkan
pemahaman
tentang
Beri kesempatan orang tua untuk
mengekspresikan kesedihannya
Beri kesempatan orang tua untuk bertanya
mengenai kondisi anaknya
Jelaskan tentang kondisi penderita, prosedur,
terapi dan prognosanya. Ulangi penjelasan tersebut bila perlu dengan
contoh bila keluarga belum mengerti
Keluarga dapat
mengemukakan
perasaannya
sehinnga perasaan
orang tua dapat lebih
lega Pengetahuan orang
tua bertambah
mengenai penyakit
yang di derita oleh
-
8/9/2019 Askep Anak Hidrosefalus
21/26
Askep Hidrosefalus| 21
penyakit,
pengobatan dan
perubahan pola
hidup yang
dibutuhkan
anaknya sehinnga
kecemasan orang tua
dapat berkurang
Pengetahuan kelurga
bertambah dan dapat
mempersiapkan
keluarga dalammerawat klien post
operasi
Keluarga dapat
menerima seluruh
informasi agar tidak
menimbulkan salah
persepsi
4. Resiko
ketidakefektifan
pola nafas yangberhubungan
dengan penurunan
refleks batuk
Jalan nafas tetap
efektif
Anak tidak
sesak napas
Tidak terdapatronchi
Tidak retraksi
otot bantu
pernapasan
Posisikan klien posisi semifowler
Pemberian oksigen
Observasi pola dan frekuensi napas
Auskultasi suara napas
Klien merasa
nyaman dan tidak
merasa sesak napas Suplai oksigen klien
dapat tercukupi
sehingga klien tidak
mengalami hipoksia
-
8/9/2019 Askep Anak Hidrosefalus
22/26
Askep Hidrosefalus| 22
Pernapasan
teratur, RR
dalam batas
normal
Untuk mengetahui
ada tidaknya
ketidakefektifan pola
napas
Untuk mengetahui
adanya kelainan
suara5. Gangguan
pertumbuhan dan
perkembangan
berhubungan
pembesaran kepala
Klien tidak
mengalami
gangguan
pertumbuhan dan
perkembangan
Pertumbuhan
dan
perkembangan
klien tidak
mengalami
keterlambatan
dan sesuai
dengan tahapan
usia
Memberikan diet nutrisi untuk pertumbuhan
(asuh)
Memberikan stimulasi atau rangsangan untuk
perkembangan kepada anak (asah)
Memberikan kasih sayang (asih)
Mempertahankan
berat badan agar
tetap stabil
Agar perkembangan
klien tetap optimal
Memenuhi
kebutuhan psikologis
6. Resiko tinggiinfeksi
berhubungan
dengan pemasangan
drain/shunt
Tidak terdapattanda-tanda infeksi
( 3 x 24 jam)
TD dalam batasnormal
Tidak terdapat
perdarahan
Tidak terdapat
Pantau tanda-tanda infeksi (letargi, nafsumakan menurun, ketidakstabilan, perubahan
warna kulit)
Lakukan rawat luka
Pantau asupan nutrisi
Mengetahuipenyebab terjadinya
infeksi
Mencegah timbulnya
ifeksi
-
8/9/2019 Askep Anak Hidrosefalus
23/26
Askep Hidrosefalus| 23
kemerahan Kolaborasi dalam pemberian antibiotik Asupan nutrisi dapat
membantu
menyembuhkan luka
Antibiotik dapat
mencegah timbulnya
infeksi
7. Ketidakseimbangannutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh
yang berhubungan
dengan muntah
sekunder akibat
kompresi serebral
dan iritabilitas.
Setelah dilaksakanasuhan
keperawatan
diharapkan
ketidakseimbangan
nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh
teratasi dengan
tidak terjadipenurunan berat
badan sebesar
10% dari berat
awal, tidak
adanya mual-
muntah.
Pertahankan kebersihan mulut dengan baiksebelum dan sesudah mengunyah makanan.
Tawarkan makanan porsi kecil tetapi sering
untuk mengurangi perasaan tegang pada
lambung
Atur agar mendapatkan nutrien yang
berprotein/ kalori yang disajikan pada saat
individu ingin makan
Timbang berat badan pasien saat ia bangun
dari tidur dan setelah berkemih pertama.
Konsultasikan dengan ahli gizi mengenaikebutuhan kalori harian yang realistis dan
adekuat.
Mulut yang tidakbersih dapat
mempengaruhi rasa
makanan dan
meninbulkan mual
Makan dalam porsi
kecil tetapi sering
dapat mengurangi
beban saluran
pencernaan. Saluran
pencernaan ini dapatmengalami gangguan
akibat hidrocefalus
Agar asupan nutrisi
dan kalori klien
-
8/9/2019 Askep Anak Hidrosefalus
24/26
Askep Hidrosefalus| 24
adeakuat
Menimbang berat
badan saat baru
bangun dan setelah
berkemih untuk
mengetahui berat
badan mula-mulasebelum
mendapatkan
nutrient
Konsultasi ini
dilakukan agar klien
mendapatkan nutrisi
sesuai indikasi dan
kebutuhan kalorinya.
-
8/9/2019 Askep Anak Hidrosefalus
25/26
Askep Hidrosefalus| 25
BAB IV
PENUTUP
IV.I Kesimpulan
Hidrocephalus adalah: suatu keadaan patologis otak yang mengakibatkan
bertambahnya cairan cerebrospinal (CSS) dengan atau pernah dengan tekanan intra kranial
yang meninggi sehingga terdapat pelebaran ruangan tempat mengalirnya CSS.
Merupakan sindroma klinis yang dicirikan dengan dilatasi yang progresif pada sistem
ventrikuler cerebral dan kompresi gabungan dari jaringan jaringan serebral selama produksi
CSF berlangsung yang meningkatkan kecepatan absorbsi oleh vili arachnoid. Akibat
berlebihannya cairan serebrospinalis dan meningkatnya tekanan intrakranial menyebabkan
terjadinya peleburan ruang ruang tempat mengalirnya liquor. Berdasarkan letak obstruksi
CSF hidrosefalus pada bayi dan anak ini juga terbagi dalam dua bagian yaitu :
1) Hidrochepalus komunikan
2) Hidrochepalus non-komunikan
3) Hidrochepalus bertekanan normal
4) Insidens hidrosefalus pada anak-anak belum dapat ditentukan secara pasti dan
kemungkinan hai ini terpengaruh situasi penanganan kesehatan pada masing-masing
rumah sakit.
IV.II Saran
Tindakan alternatif selain operasi diterapkan khususnya bagi kasus-kasus yang yang
mengalami sumbatan didalam sistem ventrikel. Dalam hal ini maka tindakan terapeutik
semacan ini perlu.
-
8/9/2019 Askep Anak Hidrosefalus
26/26
Daftar Pustaka
Anonymuous, 2010.http://ms32.multiply.com/journal/item/23. Diakses tanggal 23 Oktober 2010
Anonymous,2010.http://idmgarut.wordpress.com/2009/02/02/hidrosefalus/.Diakses tanggal 23
Oktober 2010
Anonymuous, 2010.http://Asuhan keperawatan pada klien HIDROSEFALUS Blog Penuh
Cinta.htm. Diakses tanggal 23 Oktober 2010
Ropper, Allan H. And Robert H. Brown. 2005.Adams And Victors Principles Of Neurology: Eight
Edition. USA.
Anonymuous 2010. http://hesa-andessa.blogspot.com/2010/08/asuhan-keperawatan-anak-
dengan.htmltanggal akses 20 Oktober 2010 pukul 18.00 WIB
Anonymuous ,2010 .http://putrisayangbunda.blog.com/2009/11/30/asuhan-keperawatan-pada-klien-
hidrosefalus-2/.tanggal akses 20 Oktober 2010 pukul18.15 WIB
Muttaqin, arief. 2008, Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan System Persyarafan hal 396-
399.Jakarta, Salemba Medika.