asked anak MTBS

download asked anak MTBS

of 21

description

asked anak MTBS

Transcript of asked anak MTBS

BAB IPENDAHULUANA.LATAR BELAKANGSalah satu indikator keberhasilan pembangunan bidang kesehatan suatu daerah/negara dapat ditentukan dengan melihat Angka Harapan Hidup (AHH) penduduknya. AHH akan berbanding terbalik dengan Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB). Dimana bila angka kematian bayi masih tinggi, maka daerah/negara tersebut dikatakan derajat kesehatannya masih rendah, demikian pula sebaliknya.Pemerintah dalam Undang Undang Nomor 36 tahun 2009, menetapkan bahwa kesehatan adalah keadaan sehat, meningkat baik secara fisik, mental, spiritual, maupun sosial yang memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif secara sosial dan ekonomi. Sejalan dengan pengertian tersebut untuk mendukung terwujudnya derajat kesehatan diantaranya dilaksanakan melalui pelayanan kesehatan oleh rumah sakit.Berdasarkan Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2003, dilaporkan bahwa AKB di Indonesia sebesar 35 bayi per 1.000 kelahiran hidup. Artinya sebanyak 157.000 bayi meninggal pada setiap tahunnya atau sebanyak 430 bayi meninggal. Kematian bayi dibawah umur 1 bulan pada umumnya disebabkan oleh gangguan perinatal dan Berat Bayi Lahir Rendah (BBLR), selain itu disebabkan juga oleh Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA), diare, malaria dan campak. Menurut hasil Riskesdas tahun 2013, insiden penyakit diare pada balita adalah 10,2%. Kejadian luar biasa (KLB) diare yang terjadi di Indonesia pada tahun 2011 adalah 0,29 % meningkat menjadi 2,06 % di tahun 2012 lalu mengalami penurunan di tahun 2013 menjadi 1,08 %. Periode prevalen diare pada tahun 2013 untuk seluruh Indonesia adalah 3,5 %. Lima propinsi dengan insiden dan periode prevalen diare tertinggi adalah Papua (6,3 % dan 14,7 %), Sulawesi Selatan (5,2 % dan 10,2 %), Aceh (5,0% dan 9,3 %), Sulawesi Barat ( 4,7 % dan 10,1 % ) dan Sulawesi Tengah (4,4 % dan 8,8 % ). Karakteristik diare balita tertinggi terjadi pada kelompok umur 12-23 bulan (7,6%), laki-laki (5,5%), tinggal di daerah pedesaan (5,3%), dan kelompok kecil indeks kepemilikan terbawah (6,2%). Berdasarkan karakteristik penduduk, kelompok umur balita adalah kelompok yang paling tinggi menderita diare. Diare adalah buang air besar (defekasi) dengan jumlah tinja yang lebih banyak dari biasanya (normal 100-200 cc/jam tinja). Dengan tinja berbentuk cair /setengah padat, dapat disertai frekuensi yang meningkat Menurut WHO (1980), dan sumber lain menyebutkan bahwa diare adalah buang air besar encer lebih dari 3 x sehari. Diare ini dapat terjadi dan disebabkan antara lain karena faktor infeksi, malabsorpsi dan faktor makanan. Oleh karena itu diare semestinya harus ditangani, dengan tujuan agar tidak terjadinya dehidrasi yang dapat mengakibatkan kematian. Dampak penyakit diare terhadap kebutuhan dasar manusia antara lain kebutuhan oksigenasi, kebutuhan cairan dan elektrolit, kebutuhan nutrisi, kebutuhan sirkulasi dan kebutuhan eliminasi. Diare merupakan salah satu dari lima penyakit penyebab utama kematian pada bayi dan balita di negara berkembang. Setiap tahunnya 12 juta anak di dunia meninggal sebelum mencapai usia 5 tahun dan sekitar 70% meninggal disebabkan oleh beberapa penyakit salah satunya adalah diare (Sodikin, 2011).

B. TUJUAN PENULISANPenulisan makalai ini bertujuan untuk :1. Memberikan pemahaman tentang Diare berdasarkan bagan MTBS2. Mengetahui klasifikasi Diare berdasarkan bagan MTBS3. Melakukan intervensi Diare berdasarkan bagan MTBS4. Memberikan asuhan keperawatan Diare pada anak berdasarkan bagan MTBS5. Melakukan dokumentasi asuhan keperawatan Diare pada anak berdasarkan bagan MTBS

BAB IILANDASAN TEORIA. PENGERTIANIstilah gastroentrirtis digunakan secara luas untuk menguraikan pasien yang mengalami perkembangan diare atau muntah akut. Istilah ini mengacu pada terdapat proses imflamasi dalam lambugn dan usus, walaupun pada beberapa kasus tidak selalu demikian seperti pada kondisi seperti kolera atau apa yang dihasilkan oleh E.coli, di mana mukosa usus yang gaster secara structural ada kecenderungan normal. Diare adalah defekasi encer lebih dari tiga kali sehari, dengan atau tapa darah dan/ atau lendir dalam feces, sedangkan diare akut sendiri didefinisikan dengan diare yang terjadi secara mendadak pada bayi atau anak yang sebelumnya sehat.Diare didefenisikan sebagai pase feses cair lebih dari tiga dalam sehari disertai kehilangan banyak cairan dan elektrolit melalui feses (Watson, dikutip jones & irving, 1996 ; Behrman, kliegman, & Arvin, 1996). Secara epidemiologic biasanya diare didefinisikan dengan keluarnya feses lunak atau cair tiga kali atau lebih dalam satu hari, namun para ibu mungkin menggunakan istilah yang berbeda untuk menggambarkan diare. Depkes RI & DIRJEN PPM & PLP (1999), lebih praktis mendefenisikan diare sebagai meningkatnya frekuensi atau konsistenya menjadi lebih lunak sehingga dianggapa normal oleh ibunya.

B. KLASIFIKASI DIARESecara klinik, diare didefinisikan menjadi tiga macam sindrom, masing-masing mencerminkan pathogenesis berbeda dan memerlukan pendekatan yang berlainan dalam pengobatanya. Berdasarkan pedoman MTBS diare diklasifikasikan sebagai berikut:

Untuk dehidrasiGEJALAKLASIFIKASITINDAKAN ATAU PENGOBATAN

Terdapat dua atau klebih tanda-tanda berikut : Latergis atau tidak sadar Mata cekung Tidak bisa minum atau malas minum Cubitan kulit perut kembali sangat lambat

Diare dehidrasi berat Jika tidak ada klasifikasi berat lain : Beri cairan untuk dehidrasi berat (rencana terapi C dan tablet zinc) Jika anak juga mempunyai klasifikasi berat rujuk segera, jika masih bisa minum berikan ASI dan larutan oralit selama perjalanan Jika ada kolera didaerah tersebut, beri anti kolera

Terdapat dua atau lebih tanda-tanda berikut: Gelisa, rewel, atau mudah marah : mata cekung Haus, minum dengan lahap Cubitan kulit perut kembali lambat

Diare dehidrasi ringan/sedang Beri cairan dan makanan sesuai rencana terapi B dan tablet zinc Jika anak juga mempunyai klasifikasi berat laiun : Rujuk segera Jika masih bisa minum berikan asi dan larutan oralit selama perjalanan Nasihati kapan kembali segera Kunjungan ulang 5 hari jika tidak ada perbaikan

Tidak cukup tanda-tanda untuk diklasifikasikan sebagai diare dehidrasi berat atau ringan/sedang

Diare tanpa dehidrasi Berikan cairan dan makanan sesuai rencana terapi A dan tablet xinc Nasihat kapan kembali segara Kunjungan ulang 5 hari jika tidak ada perbaikan

Jika diare 14 hari atau lebih

Ada dehidrasi

Diare persisten berat Atasi dehidrasi sebelum dirujuk, kecuali ada klasifikasi berat lain Rujuk

Tanpa dehidrasi

Diare persisten Nasehati pemberian makan untuk diare persisten Kunjungan ulang 5 hari

Jika ada darah dalam tinja

Ada darah dalam tinja

Disentri Beri antibiotik yang sesuai Nasehati kapan kembali segera Kunjungan ulanng 2 haru

C. PENYEBABBehramn, Kiegman & Arvin, Nelson (1996) menjelaskan bahwa penyebab diare secara umum sebagai berikut :Jenis diareBayiAnakRemaja

Akut Gastroenteritis Infeksi sistemik Akibat pemakaian antibiotic Gastroenteritis Keracunan makanan Infeksi sistemik Akibat pemakaian antibiotic Gastroenteritis Keracunan makanan Akibat pemakaian antibiotic

kronik Pasca infeksi Defisisensi disakaridase sekunder Intolransi protein susu Sindrom iritabilitas kolon Fibrosis kistik Penyakit silakus Sindrom usus pendek buatan Pasca infeksi Defisisensi disakaridase sekunder Sindrom iritabilitas kolon Penyakit seliak Intolerasnsi laktosa giardiasis Pasca infeksi Defisisensi disakaridase sekunder Intoleransi laktosa Giardiasis Penyalahgunaan laksatif (anoreksia nervosa)

Hampir sekitar 70-90% penyebab dari diare sudah dapat dipastikan. Secara garis besar penyebab diare dikelompokan menjadi penyebab langsung atau faktor-faktor yang dapat mempermudah atau mempercepat terjadinya diare.Penyebab diare akut dapat dibagi menjadi dua golongan, diare sekresi (secretory diarrhea) dan diare osmotic (osmotic diarrhea). Diare sekresi dapat disebabkan oleh faktor-faktor antaralain: a) Infeksi virus, kuman-kuman patogen, atau penyebab lainnya (seperti keadaan gizi/gizi buruk, hygiene dan sanitasi yang buruk, kepadatan penduduk, sosial budaya, dan sosial ekonomib) Hiperperistaltik usus halus yang dapat disebebakan oleh bahan-bahan kimia, makanan (sperti keracunan makanan makanan yang pedas atau terlalu asam), gangguan psikis (ketakutan, atau gugup) ganguan saraf, hawa dingin, alergi, dan sebagainyac) Defisiensi imun terutama SigA (secretory immunoglobulin A) yang mengakibatkan berlipat gandannya bakteri atau flora usus dan jamur (terutama candida). Diare osmotic (osmotic diarrhea) disebablan oleh malabsorpsi makanan, kekurangan kalori protein (KKP), bayi berat badan lahir rendah (BBLR), dan bayi baru lahir.

D. GAMBARAN KLINISGambaran awal dimulai dengan bayi atau anak menjadi cengeng, gelisah, suhu badan mungkin meningkat, nafsu makan berkurang atau tidak ada, kemudian timbul diare. Feses makin cair, mungkin mengandung darah atau lendir, dan warna feses berubah menjadi kehijaun-hijauan karena bercampur empedu. Akibat seringnya defekasi, anus dan area sekitarnya menjadi lecet karena sifat feses makin lama menjadi asam, hal ini terjadi akibat banyaknya asam laktat yang dihasilkan dari pemecahan laktosa yang tidak dapat diabsorpsi oleh usus.Gejala muntah dapat terjadi sebelum atausesudah diare. Apabila penderita telah banyak mengalami kehilangan air dan elektrolit, maka terjadilah ejala dehidrasi. Berat badan turun. Ubun-ubun besar pada bayi, tonus otot dan turgor kulit berkurang, dan selaput lendir pada mulut dan bibir terlihat kering. Gejala klinis menyesuaikan dengan drajat atau banyaknya kehilangan cairan. Apabila dilihat dari banyaknya cairan yang hilang, derajat dehidrasi dapat dibagi berdasarkan kehilangan berat badan dan skor Maurice king. (Noerrasid, Suraatmadja & Ansil, 1998).Berdasarkan kehilangan berat badan, dehidrasi terbagi menjadi empat kategori yaitu tidak ada dehidrasi (bila terjadi penurunan berat badan 2,5%), dehidrasi ringan (bila terjadi penurunan berat badan 2,5-5%), dehidrasi sedang (bila terjadi penurunan berat badan 5-10%). Dan dehidrasi berat (bila terjadi penurunan berat badan 10%); sedangkan menurut skor Maurice king dapat dijelaskan sebagai berikut Bagian yang diperiksaNilai gejala yang ditentukan

012

Keadaan umumSehatGelisah, cengeng, apatis, ngantukMengigau, koma, atau syok

Kekenyalan kulitNormalSedikit kurangSangat kurang

MataNormalSedikit kurangSangat kurang

Ubun-ubun besarNormalSedikit kurangSangat kurang

MulutNormalKeringKering dan sianosis

Denyut nadi/menitKuat < 120 x/menitSedang (120-140) x/menitLemah > 140 x/menit

E. PENYEBARAN KUMAN PENYEBAB DIAREKuman penyebab diare menyebar melalui mulut (ororfecal) antaralain melalui makanan atau minuman akibat tercemar oleh feses dan/atau kontak langsung dengan feses penderita, akan tetapi ada beberapa perilaku khusus yang dapat menyebabkan penyebaran kuman enteric dan meningkatkan risiko terjadinya diare, perilaku yang dimaksud adalah :1) Tidak memberikan ASI secara penuh untuk waktu 4-6 bulan pertama kehidupan. Risiko untuk menderita daire berat beberapa kali lebih besar pada bayi yang tidak diberi ASI dibandingkan dengan bayi yang diberi ASI penuh. Risiko kematian karena diare juga lebih besar.2) Pengunaan botol susu yang tidak bersih, pengunaan botol ini memudahkan pencemaran oleh kuman yang berasal dari feses dan sukar dibersihkan. Sewatu susu dimasukan ke dalam botol yang tidak bersih, maka akan terjadi kontaminasi kuman dan bila tidak segera diminum kuman akan tumbuh.3) Menyiapkan makanan masak pada suhu tidak bersih, jika makanan dimasak dan disimpan untuk digunakan kemudian, keadaan ininmemudahkan terjadinya pencemaran, seperti kontak dengan permukaan alat-alat yang terpapar, karena makanan yang disimpan beberapa jam pada suhu kamar, kuman dapat berkembang biak4) Penggunaan air minum yang tercemar bakteri dari feses. Air mungkin terpapar dari sumbernya atau pada saat disimpan di rumah. Pencemaran dirumah dapat terjadi kalau tempat penyimpanan tidak tertutup, atau apabila tangan yang tercemar kuman mengenai air sewaktu mengambilnya dari tempat penyimpanan5) Tidak mencuci tangan sesudah buang air besar. Sesudah membuang feses, atau sebelum memasak makanan6) Membuang feses (termasuk feses bayi) dengan tidak benar. Ada anggapan di masyarakat bahwa feses bayi tidak membahayakan kesehatan, padahal sebenarnya feses bayi mengandung virus atau bakteri dalam jumlah besar. Feses binatang dapat pula menyebabkan infeksi pada manusia.

F. PEMERIKSAAN PENUNJANGPemeriksaan objektif utama pada pasien dengan diare akut adalah penentuan tingkat keparahan dehidrasi dan deplesi elektrolit. Adanya demam menunjukan infeksi spesies salmonella, shigella, atau kampilobakter. Pemeriksaan colok dubur dan sigmoidoskopi harus dilakukan, keduanya dimaksudkan untuk menilai tingkat peradangan rektal, jika ada, dan mendapatkan feses untuk diperiksa.

G. PRINSIP PENGOBATAN DAN MANAJEMEN PERAWATANPemeriksaan etiologi diare secara spesifik dan rutin di laboratorium tidak praktis dan gejala kliniknya juga tidak spesifik, oleh sebab itu pengobatan yang diberikan ke penderita diare harus berdasarkan gejala utama penyakit dan pengertian dasar tentang mekanisme patogenesisnya. Prinsip pengobatan diare adalah sebagai berikut.1. Diare cair membutuhkan penggatian cairan dan elektrolit tanpa melihat etiologinya.2. Makanan harus diberikan bahkan harus ditingkatkan selama diare untuk menghindarkan efek buruk pada gizi.3. Antibiotic dan antiparasite tidak boleh digunakan secara rutin karena tidak ada mamfaatnya untuk kebanyakan kasus, termasuk dalam hal ini pada diare berat dan diare dengan panas, kecuali:a) Disentri yang harus diobati dengan anti mikroba yang efektif untuk shigella. Penderita-penderita yang tidak memberi respons dengan pengobatan ini harus dikaji lebih lanjut atau diobati untuk kemunkinan amoebiasis.b) Suspek kolera dengan dehidrasi beratc) Diare persisten, jika ditemukan tropozit atau kista G. lamblia atau tropozit E.histolitika di feses atau cairan usus, atau bila bakteri usus patogen ditemukan dalam kultur feses.

I. Pencegahan DiareBerbagai kuman penyebab diare disebarkan melalui jalan orofekal seperti air, makanan, dan tangan yang tercemar. Upaya pemutusan penyebaran kuman penyebab harus difokuskan pada cara penyebaran ini. Berbagai upaya yang terbukti efektif adalah sebagai berikut.1) Pemberian ASI eklusif (pemberian makanan berupa ASI saja pada bayi umur 4-6 bulan).2) Menghindari penggunaan susu botol.3) Memperbaiki cara penyiapan dan penyimanan makanan pendamping ASI (untuk mengurangi paparan ASI dan perkembangbiakan bakteri).4) Pengunaan air bersih unutk minum5) Mencuci tangan baik sesudah buang air besar dan membuang feses bayi sebeum menyiapkan makanan atau saat makan (Xue, 2008).6) Membuang feses (termasuk feses bayi) secara benar.

H. MEMEPERKUAT DAYA TAHAN TUBUHSejumlah faktor resiko diare yang sering dan berat menunjukan daya tahan tubuh yang turun. Cara-cara yang dapat diambil untuk meningkatkan daya tahan tubuh untuk menguragi risiko diare adalah sebagai berikut.1) Melaksanakan pemberian ASI paling tidak sampai 2 tahun pertama kehidupan 2) Memperbaiki status gizi (dengan memperbaiki nilai gizi makanan pendamping ASI dan memberikan anak lebih banyak makanan).3) Imunisasi campak.

I. PATHWAYJ. Orang ke orang (tangan)SepticemiameningitisInfeksi dibagian lain tubuhAskes ke sirkulasi sistemikEkskresi interstisialDehidrasiKemunduran dan kolapsDiare Hipertermia dan edemaPeradangan lapisan jaringan di bawah epitel mukosaDarah, lendir,dalam fesesBoros sekresi air dan elektrolitInvasi sistemikUlserasi dangkal dari mukosaBerinteraksi dengan mukosaPenghancuran sel-sel epitelProduksi enterotoksinInvasi saluran cernaEscherichia coliShigellaSalmonellaStaphylococcus aurousMakanan atau air terkontaminasiHewan peliharaan

K. DIAGNOSE KEPERAWATAN YANG MUNGKIN MUNCUL1. Kurang volume cairan berhubungan dengan kehilangan gastrointestinal berlebihan melalui feses atau emesis.2. Perubahan nutrisi : kurang dari kebutuhan dengan kehilangana cairan melalui diare, masukan yang tidak adekuat.3. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan iritasu karena diare.

L. INTERVENSIKurang volume cairan berhubungan dengan kehilangan gastrointestinal berlebihan melalui feses atau emesis.

Sasaran Anak menunjukan tanda-tanda rehidrasi dan mempertahankan hidrasi adekuatHasil yang diharapkan :Anak menujukan tanda-tanda hidrasi yang adekuatIntervensi:1. Anjurkan keluarga untuk meberikan dengan rendah natrium seperti air, ASI, formula bebas laktosa, atau formula setengah laktosa untuk mempertahankan terapi cairan.2. Anjurkan keluarga untuk menghindari masukan cairan seperti jus buah, minuman berkarbonat, dan gelatin karena cairan ini biasanya tinggi karbohidrat, rendah elektrolit dan mempunyai osmolitas tinggi3. Intruksikan keluarga dalam memberikan terapi yang tepat, pemantauan pemasukan dan pengeluaran, dan menhkaji tanda-tanda dehidrasi untuk menjamin hasil yang optimum dan memperbaiki kepatuhan terhadap aturan terapeutik.

Perubahan nutrisi : kurang dari kebutuhan berhubungan dengan kehilangan cairan melalui diare , masukan yang tidak adekuat.

SasaranAnak mengosumsi nutrisi adekuat untuk mempertahankan berat badan dengan usiaHasil yang diharapkan :Anak mengosusmsi nutrisi yang ditentukan dan menunjukan penambahan berat badan yang memuaskanIntervensi :1. Setelah rehidrasi, intruksikan ibu melanjutkan pemberian ASI, karena hal ini cenderung mengurangi pengobatan dan indikasi penyakit.2. Instruksikan orang tua untuk menghindari pemberian pisang, beras, apel, dan roti panggan atau teh, karena diet ini rendah eneri dan protein, terlalu tinggi dalam karbohidrat, dan rendah elektrolit3. Intruksikan keluarga dalam memberikan diet yang tepat untuk meningkatkan kepatuhan terhadap program terapeutik.

Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan iritasi diare

sasaran kulit anak tetap utuhHasil yang diharapkanAnak tidak mengalami bukti-bukti kerusakan kulitIntervensi1. Anjurkan ganti popok sering untuk menjaga agar kulit tetap bersih dan kering2. Anjurkan membersihkan bokong perlahan-lahan dengan sabun lunak non-alkaline dan air atau celubkan anak dalam bak untuk pembersihan dengan lembut karena feses diare dapat sangat mengiritasi kulit

BAB IIITINJAUAN KASUS3.1. PengkajianA. Biodata1. Biodata anakNama: An. AUmur/tanggal lahir: 29 bulan/19 April 2015Jenis kelamin: PerempuanAgama: IslamAlamat: Cangkol Utara Rt 06 Rw 04 Kota CirebonSuku bangsa: JawaTanggal masuk: 22 September 2015Tanggal pengkajian: 22 - 23 September 2015No. RM: -Diagnosa medis: Diare dehidrasi ringan/sedang2. Biodata orang tuaa. Identitas ayahNama: Tn. IUmur: 35 tahunAgama: IslamPendidikan: SMUPekerjaan: SupirAlamat: Cangkol Utara RT 06 Rw 04 Kota Cirebonb. Identitas ibuNama: Ny. SUmur: 29 tahunAgama: IslamPendidikan: SLTPPekerjaan: Ibu Rumah TanggaAlamat: Cangkol Utara RT 06 Rw 04 Kota Cirebon

B. Riwayat Kesehatan1. Keluhan UtamaIbu An. A mengeluh anaknya buang air besar 5 kali dalam sehari.

2. Riwayat Kesehatan SekarangAn. A dibawa ke Puskesmas Cangkol Utara diantar oleh ibunya pada tanggal 22 September 2015 pukul 09.00 WIB, Ibu klien mengeluh anaknya buang air besar 5 kali dalam sehari dengan konsistensi encer sejak satu hari yang lalu. Keluhan lainnya An. A tampak rewel, suka menangis, dan matanya terlihat cekung.

3. Riwayat Kesehatan DahuluAn. A sebelumnya pernah mengalami diare, batuk dan pilek. Ketika sakit biasanya An. A dibawa oleh ibunya berobat ke Puskesmas dan mendapatkan obat dari Puskesmas.

4. Riwayat Kesehatan KeluargIbu An. A mengatakan dalam anggota keluarganya tidak ada yang mempunyai riwayat penyakit menular dan riwayat penyakit yang diturunkan seperti TB paru, asma, DM, ataupun hipertensi.

5. Genogram

Keterangan : = laki-laki

= perempuan= laki-laki meninggal

= perempuan meninggal= orang terdekat

= tinggal serumah

= klien

C. Riwayat Kehamilan dan Persalinan1. PrenatalIbu An. A mendapatkan 2 kali Imunisasi TT dengan masa kehamilan 10 bulan. Selama hamil Ibu An.A rutin memeriksakan kehamilannya ke Puskesmas dan tidak ada keluhan yang muncul selain keluhan diawal kehamilan.2. IntranatalIbu An.A menjalani persalinan di Bidan desa dekat dengan rumah orang tuanya di daerah Mandalangan pada tanggal 19 April 2013 pukul 23.00 WIB dengan waktu persalinan selama 5 jam persalinan normal dan tidak dibantu oleh obat perangsang (Oksitosin)3. PostnatalAn. A lahir dengan berat lahir 2900 gram dan panjang badan 49 cm, berwarna kemerahan dan tidak sianosis.

D. Riwayat ImunisasiAn. A diberikan imunisasi secara teratur sesuai dengan usianya. Imunisasi yang telah diberikan antara lain BCG, HB-0, HB-1, HB-2, HB-3, DPT-1, DPT-2, DPT-3, Campak, Polio-1, Polio-2, Polio-3, Polio-4.

E. Riwayat NutrisiAn. A diberikan Asi oleh ibunya dari awal An. A lahir sampai 6 bulan berikutnya. Setelah 6 bulan An. A diberikan Asi dengan ditambahkan selingan Nestle.

F. Riwayat Tumbuh Kembang1. Pertumbuhana. FisikBerat badan lahir : 2900 gramPanjang badan lahir: 49 cmb. Gigi geligiGigi susu An. A mulai tumbuh pada saat berusia 2 bulan2. PerkembanganIbu An.A mengatakan bahwa An.A bisa tengkurap pada usia 3 bulan dan pada usia 13 bulan An.A sudah bisa merangkak. An. A bisa memakai baju secara mandiri dan jika merasa haus An.A langsung meminta minum pada ibunya.

G. Riwayat PsikologisIbu An.A merasa khawatir dengan keadaannya anaknya pada saat sakit, karena ibu An. A tampak bertanya-tanya tending keadaan anaknya dan perkembangan kesehatan anaknya.

H. Riwayat SosialAn. A selama dirumah diasuh oleh kedua orang tuanya tanpa adanya keluarga lain dan pengasuh. An. A mempunyai seorang kakak laki-laki satu orang. An. A dan keluarganya tinggal di Cangkol Utara Rt 06 Rw 04 Kota Cirebon, rumah An. A terletak tidak jauh dari selokan setempat yang sangat kotor, An. A tinggal di kawasan padat penduduk, disebelah kanan, kiri, depan dan belakang terdapat rumah tetangga, hanya terdapat satu ventilasi udara kecil dirumahnya. Sehari-hari An. A senang membeli jajanan dliuar dan sering mengkonsumsi air gallon isi ulang dari pengisian gallon di wilayah setempat.

I. Riwayat Spiritual KeluargaAn. A dari sejak berusia 24 bulan sudah diajarkan sholat oleh orang tuanya, dan keluarga An. A penganut agama islamJ. Pola Aktifitas dan KebiasaanNoKebutuhan DasarSebelum SakitSaat Sakit

1Pola nutrisiAn. A selalu diberilkan Asi dan nestle oleh ibunya. Serta selalu mengkonsumsi air gallon isi ulang dan jajanan dari luarAn. A menjadi rewel, jarang makan, hanya ingin meminum susu dan air gallon isi ulang

2Pola istirahat tidurAn. A selalu tidur siang dan jika malam hari An. A tidur selama 9 jam dari jam 21.00 sampai jam 06.00An. A sulit tidur ketika malam dan lebih sering tidur dari pagi hari sampai siang

3Pola eliminasiAn. A buang air kecil 8 kali dalam sehari, urine berwarna kuning dengan bau khas. Buang air besar 1 kali sehari dengan konsistensi feses berwarna kuning, padat., dan berbau khas feses.An. A menjadi sering buang air kecil dikarenakan sering mengkonsumsi galon isi ulang. Frekuensi buang air besar klien menjadi 5 kali dalam sehari dengan konsistensi berwarna coklat, encer, dan berbau

4Personal hygieneAn. A selalu mandi 2 kali sehari dengan dibantu oleh ibunyaAn. A hanya diseka dengan air hangat oleh ibunya

K. Pemeriksaan Fisik1. Keadaan umuma. Tanda-tanda vitalNadi: 108 x/menitRespirasi: 40 x/menitSuhu: 36,4 Cb. AntropometrikBB: 11 kgPB: 83 cmLLA: 16 cmLK: 46 cmLD: 47 cmLP: 46 cm

2. Pemeriksaan per-sistema. Sistem pernapasanRespirasi : 40 x/menit dan tidak ada kelainan atau gangguan lain.b. Sistem kardiovaskulerNadi : 108 x/menit, CRT < 3 detik.c. Sistem muskuloskeletalAn.A mampu menggerakkan anggota badannya dan tidak ada kelainan atau gangguan lain.d. Sistem IntegumenWarna kulit An.A sawo matang, kulit tampak kotor, turgor kulit tidak melambat, rambut tampak kurang bersih.

L. Data penunjangTerapi pengobatan dengan menggunakan terapi B 4 bungkus oralit 100-200 ml setiap 3 jam Tablet Zinc 10 tablet selama 10 hari

3.2. Analisa DataNoDataMasalah

1DO :Anak tampak rewel, suka menangis, dan mata terlihat cekungNadi : 108 x/menitRespirasi : 40 x/menitSuhu : 36,4 CDS :Ibu An. A mengeluh anaknya buang air besar 5 kali dalam sehari dengan konsistensi encer sejak satu hari yang laluDiare Dehidrasi Ringan/Sedang

3.3. Nursing Care PlanMasalah keperawatanTindakanRasional

Diare dehidrasi ringan/sedang1. Beri terapi B pengobatan Diare menurut MTBS: 4 bungkus oralit 100-200 ml setiap 3 jam. Tablet Zink 10 tablet selama 10 hari Kunjungan ulang 5 hari jika tidak ada perbaikan2. Anjurkan keluarga untuk menghindari masukan cairan seperti jus buah, minuman berkarbonat, dan gelatin3. Instruksikan keluarga untuk menghindari pemberian pisang, apel, beras, dan roti4. Anjurkan keluarga untuk mengobservasi kondisi anaknya5. Anjarkan cara cuci tangan dengan benar

6. Beri pendidikan kesehatan tentang cara menjaga kebersihan diri7. Beri pendidikan kesehatan tentang cara pencegahan diare8. Beri pendidikan kesehatan tentang PHBS1. Terapi B merupakan terapi pengobatan diare dehidrasi ringan/sedang berdasarkan bagan MTBS

2. cairan ini biasanya tinggi karbohidrat, rendah elektrolit dan mempunyai osmolitas tinggi

3. diet ini rendah eneri dan protein, terlalu tinggi dalam karbohidrat, dan rendah elektrolit4. Untuk mengetahui perkembangan dari kondisi anaknya5. Cuci tangan yang benar dapat meminimalisir terjadinya infeksi6. Memberikan pengetahuan cara menjaga kebersihan diri 7. Memberikan pengetahuan bagaimana cara pencegahan diare8. Memberikan pengetahuan mengenai PHBS