ASKEB NIFAS

44
ASUHAN KEBIDANAN PADA POST PARTUM NORMAL DI PUSKESMAS PULE DESA PULE KECAMATAN PULE KABUPATEN TRENGGALEK Oleh : RENIKA PUTRI KASTYANINGRUM NPM. 05610112

description

nifas

Transcript of ASKEB NIFAS

Page 1: ASKEB NIFAS

ASUHAN KEBIDANAN

PADA POST PARTUM NORMAL

DI PUSKESMAS PULE DESA PULE

KECAMATAN PULE KABUPATEN TRENGGALEK

Oleh :

RENIKA PUTRI KASTYANINGRUM

NPM. 05610112

PROGRAM STUDI KEBIDANAN (D III)

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS KADIRI

2008

Page 2: ASKEB NIFAS

KATA PENGANTAR

Page 3: ASKEB NIFAS

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Masa nifas (puerperium) adalah masa pulih kembali, mulai dari

persalinan selesai sampai alat-alat kandungan kembali seperti pra hamil. Lama

masa nifas ini yaitu 6-8 minggu. Masa nifas adalah masa dimana setiap wanita

yang telah bersalin akan mengalaminya. Pada masa ini wanita sangat rentan

terhadap terjadinya segala infeksi dan juga berbagai perubahan fisik maupun

psikologis yang bisa mempebgaruhi kondisi ibu dan bayinya. Oleh karena itu

dibutuhkan penanganan yang yepat untuk menghindari komplikasi tersebut.

Diperkirakan bahwa 60 % kematian ibu akibat kehamilan terjadi

setelah persalinan dan 50 % kematian masa nifas terjadi dalam 24 jam pertama.

Sedangkan masa kritis dari kehidupan bayi, dua pertiga kematian bayi terjadi

dalam 4 minggu setelah persalinan dan 60 % kematian bayi baru lahir terjadi

dalam waktu 7 hari setelah lahir. Sehingga asuhan masa nifas sangat diperlukan

dalam periode ini karena merupakan masa kritis baik ibu maupun bayinya.

Dengan pemantauan melekat dan asuhan pada ibu dan bayi asuhan masa nifas

akan dapat mencegah beberapa kematian ini (Abdul Bari Saifuddin, 2002 :

123).

Dari fenomena diatas penulis merasa tertarik untuk melakukan asuhan

kebidanan pada hari ke 1 post partum normal di Puskesmas Pule Kabupaten

Trenggalek.

1.2 Tujuan

1.2.1 Tujuan Umum

Mahasiswa mampu melaksanakan asuhan kebidanan pada ibu post

partum secara komprehensif.

Page 4: ASKEB NIFAS

1.2.2 Tujuan Khusus

Mahasiswa mampu :

1. Melakukan pengkajian data pada ibu post partum hari ke 1

2. Mengidentifikasi masalah yang terjadi pada ibu post partum hari ke

1

3. Merencanakan tindakan asuhan yang dilakukan atas masalah yang

terjadi pada ibu post partum hari ke 1

4. Melaksanakan rencana tindakan pada ibu post partum hari ke 1

5. Mengevaluasi intervensi yang telah dilakukan terhadap ibu post

partum hari ke 1

1.3 Teknik Pengumpulan Data

1. Anamnese

Dengan wawancara pada keluarga klien untuk mendapatkan data subjektif.

2. Pemeriksaan

Dengan melakukan pemerikasaan langsung pada klien untuk memperoleh

data subjektif

3. Studi Dokumenter

Dengan melihat status yang terdapat pada ruangan

4. Studi Pustaka

Dengan menggunakan beberapa referensi buku baik medis maupun

keperawatan yang berhubungan dengan masalah yang ada.

1.4 Sistematika Penulisan

BAB 1 Pendahuluan

BAB 2 Tinjauan Pustaka

BAB 3 Tinjauan Kasus

BAB 4 Pembahasan

BAB 5 Penutup

Page 5: ASKEB NIFAS

BAB II

TINJAUAN TEORI

2.1 KONSEP NIFAS

A. Pengertian

Nifas adalah mulai setelah pertus selesai dan berakhir setelah kira-kira 6

minggu. Akan tetapi, seluruh alat genital baru pulih kembali seperti semula

sebelum ada kehamilan dalam waktu 3 bulan. (Sarwono, 1999 : 237).

Kala puerpurium berlangsung selama 6 minggu atau 42 hari, merupakan

waktu yang diperlukan untuk pulihnya alat kandungan pada keadaan yang

normal. Dijumpai dua kejadian penting dalam puerpurium yaitu involusi uterus

dan proses laktasi. ( Manuaba, 1998 : 190).

Masa nifas atau masa puerpurium adalah masa setelah perpus selesai

dan berakhir kira-kira 6 minggu. (Mansjoer, 2000 : 316)

B. Macam-macam Nifas

Menurut Mochtar Rustam (1998, 115), nifas dibagi menjadi 3 periode

1. Puerpurium dini

Yaitu kepulihan dimana ibu telah diperbolehkan berdiri dan berjalan-jalan.

2. Puerpurium intermedial

Yaitu kepulihan menyeluruh alat-alat genital yang lamanya 6-8 minggu.

3. Remote Puerpurium

Yaitu waktu yang diperlukan untuk sehat sempurna terutama bila ibu

selama hamil atau waktu persalinan mempunyai komplikasi.

C. Fisiologi Nifas

Page 6: ASKEB NIFAS

Adalah hal-hal yang terjadi dan bersifat karakteristik dalam masa nifas

memberi ciri adanya masa nifas. Hal-hal tersebut adalah perubahan-perubahan

yang dianggap normal dan harus terjadi untuk memenuhi sebagian dari fungsi

masa nifas yang mengadakan keadaan seperti sebelum. ( Cristina, 1998 : 10 )

D. Proses Nifas

Menurut Sarwono Prawiroharjo (1999, 237-239) kejadian yang terpenting dalam

masa nifas adalah involusi dan laktasi.

1. Involusi

Adalah perubahan yang merupakan proses kembalianya alat kandungan

atau uterus dan jalan kelahiran setelah bayi dilahirkan sehingga mencapai

keadaan seperti sebelum hamil.

Perubahan – perubahan yang terjadi :

a. Uterus

Setelah janin dilahirkan fundus uteri kira-kira setinggi pusat, segera

setelah plasenta lahir, tinggi fundus uteri + 2 jari dibawah pusat.

Uterus menyerupai suatu buah alpukat gepeng berukuran panjang + 15

cm, 12 cm dan tebal 10 cm. Dinding uterus sendiri kurang lebih 5 cm,

sedangkan bekas implantasi plasenta lebih tipis daripada bagian lain.

Pada hari ke-5 post partum uterus kurang lebih setinggi 7 cm di atas

simpisis atau setelah simpisis pusat, setelah 12 hari uterus tidak dapat

diraba lagi diatas simpisis. Bagian bekas implantasi plasenta

merupakan suatu luka yang kasar dan menonjol kedalam kavum uteri,

segera setelah persalinan. Penonjolan tersebut, dengan diameter 7,5

cm. Sesudah 2 minggu diameternya menjadi 3,5 cm dan 6 minggu

telah mencapai 2,4 mm. Uterus gravidus aterm beratnya kira-kira 1000

gram. Satu minggu post partum menjadi 300 gram, setelah 6 minggu

post partum 40-60 gram. Dalam proses involusi diikuti pengeluaran

Page 7: ASKEB NIFAS

cairan sisa lapisan endometrium dan sisa dari tempat implantasi

plasenta disebut lochia. (Manuaba, 1998 : 192 – 193)

Pengeluaran lochian dapat di bagi berdasarkan jumlah dan warnannya :

1. Lochia rubra (cruenta)

Terjadi pada hari 1-2, berwarna merah dan hitam terdiri dari

desidua, verniks kaseosa, rambut lanugo, sisa mekonium dan sisa

darah.

2. Lochia sanguiolenta

3-7 hari berwarna putih bercampur darah.

3. Lochia serosa

Keluar mulai hari ke 7-14 dengan warna kekuningan

4. Lochia Alba

Keluar setelah hari ke 14 dengan warna putih.

b. Serviks

Segera post partum bentuk serviks agar menganga seperti corong.

Bentuk ini disebabkan oleh corpus uteri yang dapat mengadakan

kontraksi sedangkan serviks tidak berkontraksi sehingga seolah-oleh

pada perbatasan antara korpus dan serviks uteri terbentuk semacam

cincin. Warna serviks merah kehitaman karena penuh pembuluh darah.

Konsistensi lunak, segera setelah jahitan dilahirkan, tangan pemeriksa

masih dapat dimasukkan ke dalam kavum uteri. Setelah 2 jam hanya

dapat dimasukkan 2-3 jari dan setelah 1 minggu hanya dapat

dimasukkan 1 jari ke dalam kavum uteri.

c. Endometrium

Timbulnya trombosis, degenerasi dan nekrosis di tempat implantasi.

Hari pertama endometrium yang kira-kira setelah 2,5 mm mempunyai

permukaan yang kasar. Setelah 3 hari permukaan endometrium mulai

rata akibat lepasnya sel-sel bagian yang mengalami degenerasi.

Regenerasi endometrium terjadi dari sisa-sisa sel desidua basalis yang

memakan waktu 2 sampai 3 minggu.

Page 8: ASKEB NIFAS

d. Ligamen-ligamen

Ligamen, diafragma pelvis serta fasia yang meregang sewaktu

kehamilan dan pertus, setelah jalan lahir, berangsunr-angsur ciut

kembali seperti sedia kala. Pada 2 hari post partum sudah dapat

diberikan latihan-latihan untuk memulihkan kembali jaringan

penunjang. Otot-otot dinding perut akan berinvolusi pada 6-7 minggu

pasca persalinan.

2. Laktasi

Adalah pembentukan dan pengeluaran ASI.

Sejak kehamilan muda sudah terjadi persiapan-persiapan pada kelenjar-

kelenjar mamae untuk menghadapi masa laktasi ini. Perubahan yang

terdapat pada mamae antara lain :

a. Proliferasi jaringan, terutama kelenjar-kelenjar alveolus mamae dan

lemak.

b. Pada duktus laktiferus terdapat cairan yang kadang-kadang dapat

dikeluarkan berwarna kuning (kolostrum)

c. Hipervaskularisasi terdapat pada permukaan maupun pada bagian

dalam mamae. Pembuluh-pembuluh vena berdilatasi dan tampak

dengan jelas.

d. Setelah pertus, pengaruh menekan dari estrogen dan progesteron

terhadap hipofisis hilang. Timbul pengaruh hormon-hormon hipotesis

kembali antara lain lactogenic hormone (prolaktin) yang akan

dihasilkan pula. Mamae yang telah dipersiapkan pada masa hamil

terpengaruhi dengan akibat kelenjar-kelenjar susu berkontraksi,

sehingga pengeluaran air susu dilaksanakan. Umumnya produksi air

susu berlangsung betul pada hari ke 2-3 post partum. Pada hari-hari

pertama air susu mengandung kolostrum yang merupakan cairan kuning

lebih kental dari pada air susu, mengandung banyak protein albumin

dan globulin dari benda-benda kolostrum dengan diameter 0,001-0,025

mm. Dengan menetekkan ASI. Kadar estrogen dan gonadotropin

Page 9: ASKEB NIFAS

menurun pada laktasi, akan tetapi akan meningkat lagi pada waktu

frekuensi menetekkan dikurangi umpannya bila bayi mulai dapat

tambahan makanan. Rangsangan psikis merupakan reflek dari mata ibu

ke otak, mengakibatkan oksitosin dihasilkan sehingga air susu dapat

dikeluarkan dan pula sebagai efek sampingan, memperbaiki involusi

uterus.

Hal-hal yang mempengaruhi pembentukan dan pengeluaran ASI

a. Faktor anatomis buah dada

Bila jumlah lobulus sedikit, maka produksi air susu sedikit, karena

sel-sel yang menghisap zat makanan dari pembuluh darah akan

berkurang.

b. Faktor fisiologsi

Bila ada kelainan hormon prolaktin maka pembentukan air susu

terganggu.

c. Nutrisi ibu

Makanan dan minuman ibu mempengaruhi kualitas-kualitas air

susu kerena dalam tubuh ibu terdapat cadangan / persediaan zat gizi

yang digunakan sewaktu-waktu, kalau cadangan kurang produksi

dan kualitas ASI berkurang.

d. Faktor istirahat

Istirahat diperlukan untuk pelemasan sel-sel tubuh agar dapat

kembali termasuk sel-sel tubuh agar dpat kembali termasuk

jaringan buah dada. Bila tidak mendapatkan istirahat yang cukup

akan mengalami kelemahan dalam menjalankan fungsinnya.

Dengan demikian pembentukan dan pengeluaran air susu

berkurang.

e. Faktor hisapan anak

Page 10: ASKEB NIFAS

Hisapan anak akan merangsang kontraksi putting susu dan kelenjar-

kelenjar air susu. Hisapan anak yng tidak teratur akan mengurangi

produksi air susu.

f. Obat-obatan

Yang mempengaruhi produksi air susu adalah obat-obatan yang

mengandung hormon.

g. Psikologi

Ketegangan psikologi akan mempengaruhi organ-organ lain seperti

alat pencernaan sehingga mempengarui fungsi buah dada.

E. Perubahan lain pada masa nifas

a. After pains mules-mules sesudah partus akibat kontraksi uterus kadang

sangat mengganggu selama 2-3 post partum. Perasaan ini lebih terasa bila

wanita tersebut sedang menyusui. Perasan ini lebih terasa bila wanita

tersebut menyusui. Perasaan sakit itu pun timbul bila masih terdapat sisa-

sisa selaput ketuban, sisa-sisaplasenta atau gumpalan darah di dalam kavum

uteri.

b. Suhu badan wanita inpartu tidak lebih dari 37,20C. Sesudah partus dapat

naik 0,50C dari keadaan normal, tetapi tidak melebihi 380C. Sesudah 12 jam

pertama melahirkan, umumnya suhu badan akan kembali normal.

c. Nadi berkisar umumnya antara 60-80 denyutan permenit. Segera setelah

pertus dapat terjadi bradikardi. Pada masa nifas umumnya denyut nadi lebih

dibandingkan suhu badan.

d. Setelah melahirkan, shunt akan hilang dengan tiba-tiba. Volume darah pada

ibu relatif akan bertambah. Keadaan ini menimbulkan dekompensasi kordis

pada penderita vitium kordis. Untung keadaan ini dapat diatasi dengan

mekanisme kompensasi dengan timbulnya kemokonsentrasi sehingga

volume darah kembali seperti sedia kala. Umumnya ini terjadi pada hari ke-

3 sampai hari ke-5 post partum.

e. Penurunan berat badan rata-rata 6 kg sebagaiakibat pengosongan uterus dan

perdarahan yang normal, bisanya terdapat penambahan penurunan berat

Page 11: ASKEB NIFAS

badan. Selama masa nifas + 2,5 kg. Tambahan penurunan berat badan

tersebut disebabkan oleh hilangnya cairan terutama melalui urine.

f. Aspek Psikososial (Hamilton, 1995 : 295)

1. Phase taking in

Perhatian ini terutama akan kebutuhan dirinya mungkin pasif tergantung

1-2 hari. Ibu tidak menginginkan kontak dengan bayinya tetapi bukan

berarti tidak memperhatikan.

2. Phase taking hold

Perhatian terhadap kemampuan mengatasi fungsi tubuhnya, misalnya

BAB/BAK melakukan berbagai aktivitas, duduk, jalan, ingin belajar

tentang perawatan diri sendiri dan bayinya, sering timbul kurang

percaya diri.

3. Phase letting go

Terjadinya peningkatan kemandirian dalam perawatan diri dan bayinya.

F. Perawatan masa puerpurium

Menurut Manuaba (1998 : 195-195) perawatan puerpurium lebih aktif dengan

dianjurkan untuk melakukan mobilisasi dini yang mempunyai keuntungan :

1. Melaksanakan pengeluaran lochia, mengurangi infeksi puerpurium.

2. Mempercepat involusi alat kandungan

3. Melancarkan fungsi alat gastrointestinal dan alat perkemihan

4. Meningkatkan kelancaran peredaran darah, sehingga mempercepat fungsi

ASI dan pengeluaran sisa metabolisme.

Perawatan puerpurium dilakukan dalam bentuk pengawasan sebagai berikut :

1. Rawat gabung

Perawatan ibu dan bayi dalam satu ruangan bersama-sama sehingga ibu

lebih banyak memperhatikan bayinya, segera dapat memberikan ASI,

sehingga kelancaran pengeluaran ASI lebih terjamin.

Page 12: ASKEB NIFAS

2. Pemerikasaan umum

- Kesadaran

- Keluhan yang terjadi setelah persalinan

3. Pemeriksaan khusus

Fisik : tekanan darah, nadi, suhu

Fundus uteri : tinggi fundus uteri, kontraksi uterus

Payudara : puting susu, pembengkakan atau stuwing ASI, pengeluaran

ASI.

Pantau Lochia : lochia rubra, sanguinolenta

Luka jahitan episiotomi apakah baik atau terbuka ada tanda-tanda infeksi.

4. Pemulangan pasien dan pengawasan ikutan

Pasien dengan persalinan belajar lancar dan spontan dapat dipulangkan

setelah 2 sampai 3 hari dirawat.

Nasihat yang perlu diberikan saat memulangkan adalah :

a. Diet, menu seimbang

b. Pakaian : pakaian agak longgar terutama di daerah dada supaya tidak

menekan payudara. Daerah perut juga tidak perlu diikat. Pakaian hendaknya

yang menyerap.

c. Miksi dan BAB tidak menahan kencing / berak.

d. ASI dan puting susu : menyusukan bayi pada kedua payudara dan sering

membersihkan puting susu sebelum memberikan ASI.

e. Kembalinya datang bulan

Sebagian besar menstruasi kembali setelah 4 minggu sampai 6 bulan. Pada

waktu 3 bulan sebelum menstruasi, dapat menjamin bertindak sebagai

kontrasepsi setelah melampaui 3 bulan perlu mempergunakan alat

kontrasepsi sehingga terlindung dari kemungkinan hamil dalam waktu

singkat.

Page 13: ASKEB NIFAS

2.2 KONSEP DASAR ASUHAN KEBIDANAN POST PARTUM

1. Pengkajian

Merupakan mendapatkan data tentang keadaan ibu, melalui anamnese,

pemeriksaan fisik, pemeriksaan penunjang. Data tersebut diklasifikasikan

sebagai data subyektif, obyektif dan data penunjang tanggal pengkajian .........

jam......... meliputi :

DATA SUBYEKTIF

1. BIODATA

Pada dasarnya biodata penting untuk mengetahui latar belakang, identitas

tingkat intelektual status social, serta berkaitan dengan rencana pemberian

konseling, dan KIE.

2. KELUHAN UTAMA

Apa yang menjadi keluhan atau, dirasakan sehingga ibu datang untuk

memeriksakan diri.

3. RIWAYAT KESEHATAN SEKARANG

Kesehatan ibu saat berkunjung untuk memeriksakan diri.

4. RIWAYAT KESEHATAN YANG LALU

Apakah ibu mempunyai penyakit krinis yang ada dapat menganggu, dalam

proses kehamilan persalinan dan nifas.

5. RIWAYAT KESEHATAN KELUARGA

Page 14: ASKEB NIFAS

Adakah keluarga dekat yang menderita penyakit yang memungkinkan ibu

tersebut tertular.

6. RIWAYAT PERKAWINAN

Status perkawinan saat ini, perkawinan yang ke ... lamanya menikah,

pertama nikah umur.

7. RIWAYAT HAID

Menarche, HPHT, Lama, Siklus, teratur/tidak, Disminorhoe Fluor Albus

HPL, jumlahnya untuk mengetahui adanya kelainan-kelainan riwayat

menstruasi ibu dan untuk menafsirkan kelahiran pada kehamilan ini.

8. RIWAYAT KEHAMILAN PERSALINAN, NIFAS YANG LALU

Pada dasrnya untuk mengetahui riwayat kehamilan dan persalinan yang lalu

adalah kelainan.

9. RIWAYAT KEHAMILAN SEKARANG

Hal-hal yang dirasakan oleh ibu selama kehamilan saat ini ... apakah sudah

memeriksakan diri, dan mendapatkan pelayanan apa saja saat periksa ...

10. KEADAAN PSIKOSOSIAL, CULTURAL, SPIRITUAL

Hubungan ibu dengan suami, keluarga dan masyarakat juga adakah

budaya-budya yang bertentangan dengan kehamilannya, sudahkah ibu

mempunyai keyakinan teraturkah cara beribadahnya.

11. RIWAYAT KB

KB yang diikuti sebelum hamil, dan rencana KB setelah persalinan.

12. POLA KEBIASAAN SEHARI-HARI

Tulang, nutrisi, elemenisasi, istirahat aktifitas dan kebersihan yang

dilakukan oleh ibu sehari-harinya.

DATA OBYEKTIF

1. PEMERIKSAAN UMUM

Kesadaran umum : baik/cukup/lemah

Kesadaran : ada/tidak reaksi terhadap rangsangan

Page 15: ASKEB NIFAS

Keadaan emosional : normal/gelisah

Tensi : normal/ tinggi/rendah

Suhu : normal/tinggi/rendah

Denyut nadi : normal/tidak

Pernafasan : pelan/cepat

TB : <140 cm/tidak

BB : sebelum hamil, saat hamil dan setelah

melahirkan.

LILA : untuk mengetahui status gizi ibu.

2. PEMERIKSAAN KHUSUS

1. INSPEKSI

Proses pandang yang menggunakan mata untuk mendeteksi tanda-tanda

fisik yang berhubungan dengan status fisik meliputi.

1.1 Kepala Warna rambut : hitam / merah Benjolan : tidak ada /

ada Rontok : tidak Ketombe : ada / tidak.

1.2 Muka cloasma gravidarum : tidak / tidak, pucat / tidak

1.3 Mata kelopak mata : oederma / tidak Konjungtiva : anemis / tidak

Selera : ikatan / tidak

1.4 Hidung simetris : tidak Sekret : ada / tidak Polip : ada / tidak

1.5 Mulut dan Gigi Lidah : kotor / tidak Caries : ada / tidak Gusi :

normal / ada stomatitis.

1.6 Telinga Serumen kanan : ada / tidak ada Serumen kiri : ada / tidak

ada

1.7 Leher Pembesaran kelenjar tiroid : ada / tidak ada

Pembesaran vena jugularis : ada / tidak ada

1.8 Axilla : pembesaran kelenjar limfe ada / tidak ada

1.9 Dada Payudara : keras/lunak Pembesaran : membesar/tidak

Simetris : ya/tidak Hiperpigmentasi : ada/tidak Papilla

Mamae : menonjol/tidak Benjolan : merata/tidak ada

Page 16: ASKEB NIFAS

Pengeluaran : ASI ada/tidak Strie : ada/tidak Kebersihan :

bersih/kotor

1.10 Abdomen pembesaran : ada/tidak ada, kearah bujur/lintangLinea

nigra : ada/tidak Strie Livide/albican : ada/tidak Bekas luka

operasi : ada/tidak ada.

1.11 Panggung posisi tulang belakang normal/lordosis/kiposis/scoliosis

1.12 Ekstremitas : Oedema ; ada/tidak Verises : ada/tidak Simetris :

ya/tidak.

1.13 Ana Genital : keadaan perineum : utuh/bekas luka jahitan

menonjol

Warna vulva : ada/tidak ada benjolan/membuka Oedema

Vulva : ada/tidak ada Anus tampak hmoroid ada/tidak

Lochea : rubra/sanguilenta purulen

2. PALPASI

Periksa raba / sentuhan untuk memeriksa ciri-ciri jaringan atau organ.

- Leher Teraba pembesaran kelenjar tiroid : / tidak

Teraba pembesaran pembesaran vena jugularis : / tidak

- Axilla Pembesaran kelenjar limfe ada / tidak ada

- Perut TFU, Kontraksi uterus,nyeri tekan

3. AUSKULTASI

Metode pengkajian yang menggunakan stetuskop atu mmperjelas

pendengaran.

Dada, pernafasan ronchi / wheezing.

Perut : bising usus normal / tidak

4. PERKUSI

Reflek patella (+) / (-)

5. PEMERIKSAAN LAB, DAN PENUNJANG LAIN

HB, Albumin, protekinuri

6. PERIKSA DALAM

Page 17: ASKEB NIFAS

Dalam pemriksaan daam /VT dilakukan evaluasi ; Keadaan jalan lahir,

cervik, keadaan ketuban dan bagian terencah.

7. DATA BAYI

Lahir tanggal : jam

Pemeriksaan umum : Kesadaran, KU, Pernafasan, S.N, BB, PB,

reflek, Nutrisi

Pemeriksa Fisik : keadaan

Kepala : cepal, caput, bejolan, ukuran kepala

Mata : konjungtiva, anemis, sclera ikterus

Telinga : serumen ada/tidak

Mulut : ada, kelainan

Dada : lingkar dada

Perut : benjolan / kelainan

Genetal : ada kelainan apa, tidak jenis kelainan

Anus : ada / tidak

II. INTEPRETASI DATA DIAGNOSA / MASALAH

Merupakan penggabungan mengenai masalah dari intepretasi data kedalam

identifikasi yang sfesifik.

Diagnosa : P ....ab .... Post Partum Hari ke

DS :

DO : TFU, UC, Perineum, Lochea, ASI, TTV, data penunjang / Keb

Masalah

1. Nyeri pada luka jahitan

2. Gangguan meneteksi / laktasi

3. Gangguan aktifitas

4. Gangguan eleminasi

5. Gangguan konsep diri / psikologi

Kebutuhan

Page 18: ASKEB NIFAS

1. Gizi ibu dan bayi

2. Perawatan bayi

3. Rencana KB

III. ANTISIPASI MASALAH POTENSIAL

Adalah masalah yang mungkin timbul dan bila tidak diatasi dapat menggaggu

keselamatan klien mengacu pada data dasar.

IV. IDENTIFIKASI KEBUTUHAN SEGERA

Adalah indikasi adanya situasi gawat dan perlu tindakan segera.

V. INTERVENSI

Merencanakan asuhan yang menyeluruh yang ditemukan oleh langkah

sebelumnya didasari dengan rasional, dicantumkan intervensi dan criteria hasil.

Diagnosa : P .... ab ... Post Partum Hari ke

DS

DO : TFU, UC, Perineum, ASI, TTV, data penunjang / Keb.

Tujuan : -

Kriteria Hasil :

Intervensi dan Rasional :

VI. IMPLEMENTASI

Sesuai dengan Intervensi, melakukan apa yang telah direncanakan.

VII. EVALUASI

Mengacu pada kriteria hasil, Menggunakan SOAP

Page 19: ASKEB NIFAS

BAB III

TINJAUAN KASUS

4.1 PENGKAJIAN

TANGGAL : 18 Januari 2008 Jam 08.00

A. Data Subyektif

1. IDENTITAS

Nama Pasien : Ny. “S” Nama Suami : Tn. “A”

Umur : 22 tahun Umur : 26 tahun

Suku Bangsa : Indonesia Suku Bangsa : Indonesia

Agama : Islam Agama : Islam

Pendidikan : SMA Pendidikan : SMA

Pekerjaan : Ibu rumah tangga Pekerjaan : Swasta

Penghasilan : - Penghasilan : -

Alamat : Jatiparhu Rt. 25 Rw. 04

2. KELUHAN UTAMA

Ibu mengatakan nyeri pada jaitannya.

3. RIWAYAT KESEHATAN SEKARANG

Ibu mengatakan badanya sehat.

Page 20: ASKEB NIFAS

4. RIWAYAT PERKAWINAN

Status perkawinan : kawin

Nikah ke : 1 x

Lamanya : 1 tahun

Umur menikah : 24 tahun

5. RIWAYAT HAID

Menarche : 14 tahun

Lama haid : 28 hari

Teratur / tidak : teratur

Disminorhe : kadang-kadang

Flour albus : kadang-kadang, 2 hari sebelum menstruasi

HPHT : 13 – 04 – 2007

6. RIWAYAT KEHAMILAN PERSALINAN, NIFAS YANG LALUNo Tgl./thn

Persalinan

Temp.

Persalinan

UK Jenis

Persalinan

Penolong Penyulit

Kehamilan

Persalinan

Anak KetJK BB PB

Hamil ini

7. RIWAYAT KEHAMILAN PERSALINAN NIFAS SEKARANG

Kehamilan : HPHT 13-04-2007 Saat hamil mual-mual selama 2 bulan,

muntah-muntah jarang, pemeriksaan tes kencing dilakukan saat terlambat

2 minggu, gerakan janin dirasakan saat kehamilan 5 bulan, ANC sebanyak

10 kali di BPS, (trb 1 3 kl, trib II 3 kl, trib III 4 kl ), TT 1 kali, ibu rutin

minum tablet tambah darah 1 x 1 / hari, sejak usia kehamilan 6 bulan

melahirkan.

Persalinan :

Persalinan tanggal : 16-01-2007

Page 21: ASKEB NIFAS

Usia kehamilan : 40 minggu

Jenis persalinan : Spontan Belakang Kepada

Penolong : Bidan

Tempat persalinan : BPS Siti Chususiah

Penyulit persalinan : Tidak ada

8. RIWAYAT KB DAN RENCANA KB

Ibu belum pernah ikut KB, setelah melahirkan anak pertamanya ingin

mengikuti KB Suntik, tetapi menunggu anaknya umur 2 bulan.

9. POLA KEBIASAAN

Pola Sebelum nifas Selama nifas

Nutrisi Ibu makan 3 x sehari dengan

lauk, tahu, tempe, ayam,

sayur minum 8 gelas/hari.

Makan 3 x sehari dengan

komposisi nasi, lauk

daging/ayam/tahu, sayur,

buah, susu minum air

putih / manis 5-8

gelas/hari.

Eliminasi BAK, tidak ada gangguan

setiap 3 – 4 jam sekali.

BAB lancar setiap hari 1 kali.

BAK. Lancar mulai 2 jam

post partum selanjutnya

lagi 5-6 jam sekali BAB.

Belum bisa

Istirahat Tidur 8-9 jam bila siang ibu

tidak boleh tidur.

Istirahat tidur belum bisa

nyenyak karena anaknya

sebentar-sebentar minta

minum.

Aktifitas Sehari-hari ibu mengerjakan

pekerjaan rumah.

Ibu setelah 2 jam PP bisa

jalan-jalan ke kamar,

mandi, meneteki bayinya

Page 22: ASKEB NIFAS

meskipun belum keluar.

Pola Sebelum nifas Selama nifas

Kebersihan Ibu mandi 2 kali sehari gosok

gigi 2 kali sehari cuci rambut

setiap pasi, ganti soflek tiap 3

jam.

Ibu sudah mandi sendiri

ganti pembalut bila basah

dan mencuci luka jahitan

dengan masih takut.

10. KEADAAN PSIKOSOSIAL

Ibu merasa senang dengan kelahiran bayinya, selalu ingin kontak. Dan

menggendongnya, ibu masih takut dengan perubahan dirinya, bila berjalan

memegangi perutnya.

11. LATAR BELAKANG SOSIAL BUDAYA

Ibu dan keluarga masih percaya, tidak boleh meneteki sambil tidur,

menggendong bayinya saat mahgrib, selamatan, brokohan, sepasaran dan

dan selapanan dan ibu masih memakai stagen untuk mengencangkan

perut.

Page 23: ASKEB NIFAS

B. DATA OBYEKTIF

1. PEMERIKSAAN UMUM

Keadaan umum : baik

Kesadaran : composmentis

Keadaan emosional : tentang

Tensi : 110/70 mmHg

Suhu : 370C

Denyut nadi : 100x / mnt

Pernafasan : 24 x / mnt

BB Sekarang : 45 kg

BB hamil : 50 kg

Lingkar lengan atas : 24 cm

2. PEMERIKSAAN KHUSUS

1. INSPEKSI

1.1 Kepala Warna : hitam

Benjolan : tidak ada

Rontok : tidak

Page 24: ASKEB NIFAS

Ketombe : tidak ada

1.2 Muka Cloasma gravidarum : (+)

1.3 Mata Kelompok mata : oedema (-)

Konjungtiva : anemia (-)

Sklera : ikterus (-)

1.4 Hidung simetris : ya

Sekret : tidak ada

Polip : tidak ada

1.5 Mulut dan gigi bersih

Lidah : bersih

Caries : (+)

Gusi : stomatis tidak ada

1.6 Telingan Serumen kanan (-)

Serumen kiri (-)

1.7 Leher Pembesaran kelenjar tiroid : -/-

Pembesaran vena jugularis : -/-

1.8 Axilla Pembesaran kelenjar limfe : -/-

1.9 Payudara

Pembesaran +/+

Simetris : ya

Hiperpigmentasi : ada

Papilla mamae : menonjol +/+

Benjolan : ada

Kebersihan : bersih

1.10 Abdomen pembesaran :

Linea alba/nigra : (+)

Bekas luka operasi : (-)

Strie livide/albican : (+)

1.11 Punggung

Posisi tulang belakang normal : ya

Page 25: ASKEB NIFAS

1.12 Ekstremitas

Oedema : -/-

Varises : -/-

Simetris : ya

1.13 Ana Ginetal

Keadaan perineum : luka jahitan, zide 4

Warna vulva : merah muda

Oedema vulva : -/-

Anus : ambeyen : -/-

Lochea : rubra

2. PALPASI

Leher : tidak ada pembesaran kelenjar tiroid dan vena jugularis

Axilla : tidak ada pembesaran, kelenjar limfe

Payudara : pengeluaran ASI belum lanjar

Abddomen : TFU 3 jari bawah pusat, UC baik, nyeri tekan tidak ada.

3. AUSKULTASI

Dada : tidak terdengar rochi dan wheezing

4. PERKUSI

Reflek patella (+/+)

5. PEMERIKSAAN PENUNJANG

Tidak dilakukan

4.2 INTEPRETASI DATA DASAR

a. DX : Ibu dengan P1001 Post partum hari ke2, nyeri luka jaitan. KU

baik.

DS : Ibu mengatakan telah melahirkan bayinya tgl. 16-1-2008 jam 05.00

DO : KU : baik, kes : composmetis, T : 110/70 mmHg, N : 88 x/m, S: 37 c

R ; 24 x/m, Pal : Tfu 3 jr bawah pst, UC : baik Lochea ; rubra

Page 26: ASKEB NIFAS

b. Masalah nyeri luka jaitan

DS : Ibu mengatakan jaitannya terasa nyeri

DO : Ibu kelihatan menyeringai saat bergerak, luka jaitan zide 4 tampak

kering dan agak kotor

4.3 ANTISIPASI MASALAH POTENSIAL

Tidak ada

4.4 KEBUTUHAN SEGERA

Tidak ada

4.5 INTERVENSI

DX : Ibu dengan P1001 Post partum hari ke2, KU baik

Tujuan : Nifas berjalan normal dalam waktu 6 minggu

Kriteria hasil : KU ibu baik, Asi lancar, TFU dan lochea normal.

Intervensi : 1. Lakukan KIE Gizi Ibu nifas

R. untuk mengembalikan kesehatan ibu

2. ajari cara perawatan bayi

R. Ibu bisa merawat bayinya

3. Anjurkan untuk mobilisasi

R. mempercepat involusi

4. Jelaskan tanda-tanda bahaya nifas

R. Ibu mengerti tanda-tanda bahaya nifas

5. Jelaskan tentang cara merawat payudara dan manfaat

perawatan payudara.

R. Ibu mengerti cara merawat payudara dan manfaat

perawatan payudara.

6. Jelaskan manfaat ASI bagi ibu dan bayi, cara meneteki

yang benar.

R. Ibu mengerti manfaat ASI bagi bayi dan cara meneteki

yang benar mencegah putting lecet.

7. Kie tentang KB

R. Membantu ibu memilih kontraepsi yang cocok

Page 27: ASKEB NIFAS

8. Anjurkan untuk control

R. Mengetahui kesehatan ibu dan kelainan-kelainan yang

terjadi.

Masalah : Nyeri jaitan

Tujuan : Luka jaitan tidak terjadi infeksi

Kriteria hasil : Ku ibu baik

Nyeri jaitan berkurang

Intervensi : 1. Anjurkan ibu untuk personal hygiene

R. Mencegah terjadinya infeksi

2. Berikan analgesic dan Antibiotik

R. Mengurangi rasa akit dan mempercepat kesembuhan luka

3. Anjurkan ibu untuk mengompres luka dengan betain

R. Mencegah terjadinya Infleksi

4. Berikan penjelasan nyeri jaitan adalah normal

R. Ibu merasa tenang

5. Anjurkan untuk control jaitan 1 minggu lagi

R. Mengetahui keadaan luka

4.6 IMPLEMENTASI

DX : Ibu dengan P1001 Post partum hari ke2, KU baik

1. Memberikan KIE pemenuhan gizi ibu nifas, porsi 2 kali lebih banyak,

TKTP, tidak perlu pantang makanan.

2. Mengajari ibu cara perawatan tali pusat, mengganti pakaian yang kotor

dancara membungkus bayi.

3. Menyarankan pada ibu untuk mobilitasi, jalan-jalan, duduk dan

menggendong bayinya.

4. Menjelaskan pada ibu tentang tanda-tanda bahaya nifas, yaitu badan panas,

nyeri perut yang hebat atau lochea berbau.

Page 28: ASKEB NIFAS

5. Menjelaskan cara merawat payudara, mulai membersihkan, memutar-mutar

dan menarik putting, mengurut payudara dengan benar, manfaat perawatan

payudara dengan betul akan memperlancar produksi ASI

6. Menjelaskan manfaat ASI baik untuk bayi, dan cara meneteki yang benar,

putting harus masuk kemulut bayi sampai areola, meneteki minimal 1-2

jam/tiap bayi menangis.

7. Menjelaskan tujuan ber KB, kapan waktu yang tepat ber KB, cara kerja alat

kontrasepsi dan membantu ibu memilih alat KB yang diinginkan.

8. Menganjurkan untuk control 1 minggu lagi ibu dengan bayinya melihat

TTV, ibu dan bayi.

MASALAH : Nyeri luka jaitan

1. Menganjurkan ibu untuk ganti pembalut tiap 3 jam / bila sewaktu-waktu

basah, membersihkan jalan lahir dengan sabun, cara cebok dari depan ke

belakang.

2. Memberikan asam mafenamat dan amoksilin, dan menganjurkan meminum

3x 1 tab setiap hari.

3. Menganjurkan untuk merawat luka disabun, dikeringkan dan diberi

kompres betadin.

4. Memberi penjelasan nyeri luka jaitan adalah masih batas normal

5. Menganjurkan untuk control luka jaitan 1 minggu lagi.

4.7 EVALUASI

Tanggal 18 Januari 2007 Jam : 11.00

DX : Ibu dengan P1001 Post partum hari ke2, KU baik

S. Ibu mengerti dengan apa yang disampaikan

O. Ibu sudah bisa mengganti pakaian bayinya

Page 29: ASKEB NIFAS

Ibu bisa meneteki bayinya dengan betul

Ibu bisa melakukan perawatan payudara dengan baik

Ibu sudah jalan-jalan dan menggendong bayinya

A. Ibu dengan P1001 Post partum hari ke2, KU baik

P. Ibu boleh pulang

MASALAH : Nyeri luka jaitan

S. Ibu mengerti dengan apa yang disampaikan

O. Ibu kelihatan sudah tidak kesakitan lagi

A. Ibu dengan nyeri luka jahitan

P. Ibu boleh pulang, 1 minggu kontrol

BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Setelah dilakukan asuhan kebidanan pada Ny. “S” P1001 Post partum

hari ke-III dengan nyeri luka jahitan, dapat disimpulkan bahwa masalah tersebut

adalah fisiologis. Dalam penerimaan masalah baik fisiologis maupun potologis

setiap orang berbeda-beda hal ini tergantung dari tingkat pengetahuan maupun

wawasan masing-masing individu serta lingkungan dan budaya yang selalu

mempengarui kehidupannya.

Asuhan kebidanan pada ibu nifas akan lebih baik bila melibatkan

keluarga, Oleh karena orang terdapat dalam memberikan asuhan adalah keluarga

disamping ituibu juga masih memerlukan bantuan dan dukungan penuh untuk

kesehatan fisik maupun psikologis.

Dalam memberikan asuhan kebidanan pada Ny. “S” P1001 post

partum hari ke-III dengan nyeri luka jaitan petugas tidak mengalami kedaladan

Page 30: ASKEB NIFAS

hambatan. Semua berjalan dengan baik. Dan ibu setelah mendapatkan asuhan

dinyatakan sehat dan boleh pulang.

4.2 Saran

Bagi Tenaga Kesehatan : Diharapkan petugas memberikan pelayanan

Kesehatan yang komprehensif dan meningkatkan mutu pelayanan pada

masyarakat.

Bagi Pembimbing : Mohon dalam melakukan bimbingan penyusunan asuhan

kebidanan mengacu pada satu pedoman, agar mahasiswa tidak kesulitan dalam

penyusunan Askeb.

DAFTAR PUSTAKA

Saiffudin, Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Material Neonatal, Jakarta,

Yayasan Bina Pustaka Sarwono, JNPKKR, 2002

Manuaba, Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan dan Keluarga Berencana Untuk

Bidan, EGC, 1998.

Depkes RI Dirjen Binkesmas, Pedoman Pelayanan Kebidanan Dasar, Dirjen

Binkesmas, 2000.

Hanifa, Ilmu Kebidanan, Jakarta, Yayasan Bina Pustaka Sarwono, 2005.

Rustam Mochtar, Sinopsis Obstetri Jilit I, EGC, 1998

Depkes RI, Standart Pelayanan Kebidanan Buku I, Jakarta, Depkes RI, 2003