askeb komunitas.docx

38
A. PENDAHULUAN Masa nifas adalah masa (kira-kira) 6 minggu) setelah kelahiran bayi (Bahiyatun, 2009). Masa nifas adalah masa pemulihan alat reproduksi setelah proses persalinan (2 jam setelah kala IV sampai 6-8 minggu kemudian). Kunjungan rumah diberikan 2 minggu postpartum dan dilanjutkan minggu ke-4 sampai ke-6. B. DEFINISI Asuhan ibu postpartum adalah suatu bentuk manajemen kesehatan yang dilakukan pada ibu nifas dimasyarakat. Pemberian asuhan secara menyeluruh, tidak hanya kepada ibu nifas, akan tetapi pemberian asuhan melibatkan seluruh keluarga dan anggota masyarakat disekitaranya C. JADWAL KUNJUNGAN DI RUMAH Ibu nifas sebaiknya paling sedikit melakukan 4 kali kunjungan masa nifas dilakukan untuk menilai keadaan ibu dan bayi baru lahir dan untuk mencegah, mendeteksi dan menangani masalah– masalah yang terjadi. Dimana hal ini dilakukan untuk menjaga kesehatan ibu dan bayinya, baik fisik maupun psikologik, melaksanakan skirining yang komperhensif, mendeteksi masalah, mengobati atau merujuk bila terjadi komplikasi pada ibu maupun bayinya, memberikan pendidikan kesehatan tentang perawatan kesehatan diri, nutrisi, keluarga berencana, menyusui, pemberian imunisasi kepada bayinya dan perawatan bayi sehat, serta memberikan pelayanan keluarga berencana (Prawirohardjo, 2002) Namun dalam pelaksanaan kunjungan masa nifas sangat jarang terwujud dikarenakan oleh beberapa faktor diantaranya yaitu faktor fisik dan lingkungan ibu yang biasanya ibu mengalami keletihan setelah proses persalinan dan membutuhkan waktu yang cukup lama untuk beristirahat, sehingga mereka enggan untuk melakukan kunjungan nifas kecuali bila tenaga kesehatan dalam hal ini bidan yang melakukan pertolongan persalinan datang melakukan kunjungan ke rumah ibu. Dilihat dari faktor lingkungan dan keluarga juga berpengaruh dimana biasanya ibu setelah melahirkan tidak dianjurkan untuk berpergian sendiri tanpa ada yang menemani sehingga ibu memiliki kesulitan untuk menyesuaikan waktu dengan anggota keluarga yang bersedia untuk mengantar ibu melakukan

Transcript of askeb komunitas.docx

Page 1: askeb komunitas.docx

A. PENDAHULUAN Masa nifas adalah masa (kira-kira) 6 minggu) setelah kelahiran bayi (Bahiyatun, 2009).Masa nifas adalah masa pemulihan alat reproduksi setelah proses persalinan (2 jam setelah kala IV sampai 6-8 minggu kemudian). Kunjungan rumah diberikan 2 minggu postpartum dan dilanjutkan minggu ke-4 sampai ke-6.B. DEFINISIAsuhan ibu postpartum adalah suatu bentuk manajemen kesehatan yang dilakukan pada ibu nifas dimasyarakat. Pemberian asuhan secara menyeluruh, tidak hanya kepada ibu nifas, akan tetapi pemberian asuhan melibatkan seluruh keluarga dan anggota masyarakat disekitaranyaC. JADWAL KUNJUNGAN DI RUMAH Ibu nifas sebaiknya paling sedikit melakukan 4 kali kunjungan masa nifas dilakukan untuk menilai keadaan ibu dan bayi baru lahir dan untuk mencegah, mendeteksi dan menangani masalah–masalah yang terjadi. Dimana hal ini dilakukan untuk menjaga kesehatan ibu dan bayinya, baik fisik maupun psikologik, melaksanakan skirining yang komperhensif, mendeteksi masalah, mengobati atau merujuk bila terjadi komplikasi pada ibu maupun bayinya, memberikan pendidikan kesehatan tentang perawatan kesehatan diri, nutrisi, keluarga berencana, menyusui, pemberian imunisasi kepada bayinya dan perawatan bayi sehat, serta memberikan pelayanan keluarga berencana (Prawirohardjo, 2002)Namun dalam pelaksanaan kunjungan masa nifas sangat jarang terwujud dikarenakan oleh beberapa faktor diantaranya yaitu faktor fisik dan lingkungan ibu yang biasanya ibu mengalami keletihan setelah proses persalinan dan membutuhkan waktu yang cukup lama untuk beristirahat, sehingga mereka enggan untuk melakukan kunjungan nifas kecuali bila tenaga kesehatan dalam hal ini bidan yang melakukan pertolongan persalinan datang melakukan kunjungan ke rumah ibu. Dilihat dari faktor lingkungan dan keluarga juga berpengaruh dimana biasanya ibu setelah melahirkan tidak dianjurkan untuk berpergian sendiri tanpa ada yang menemani sehingga ibu memiliki kesulitan untuk menyesuaikan waktu dengan anggota keluarga yang bersedia untuk mengantar ibu melakukan kunjungan nifas.Asuhan post partum di rumah difokuskan pada pengkajian, penyuluhan dan konseling. Dalam memberikan asuhan kebidanan di rumah bidan dan keluarga diupayakan dapat berinteraksi dalam suasana yang respek dan kekeluargaan. Tantangan yang dihadapi bidan dalam melakukan pengkajian dan peningkatan perawatan pada ibu dan bayi di rumah pada pelaksanaannya bisa cukup umur, sehingga bidan akan memberi banyak kesempatan untuk menggunakan keahlian berpikir secara kritis untuk meningkatkan suatu pikiran kreatif perawatan bersama keluarga.1. Perencanaan Kunjungan Rumaha. Merencanakan kunjungan rumah dalam waktu tidak lebih dari 24-48 jam setelah kepulangan klien ke rumahb. Pastikan keluarga telah mengetahui rencana mengenai kunjungan rumah dan waktu kunjungan bidan ke rumah telah direncanakan bersama anggota keluarga.c. Menjelaskan maksud dan tujuan kunjungan.2. Keamanan merupakan hal yang harus dipikirkan oleh bidan. Tindakan kewaspadaan ini dapat meliputi:a. Mengetahui dengan jelas alamat yang lengkap arah rumah klien

Page 2: askeb komunitas.docx

b. Gambar rute alamat klien dengan peta sebelum berangkat perhatikan keadaan disekitar lingkungan rumah klienc. Beritahu rekan kerja anda ketika anda pergi untuk kunjungand. Beri kabar kepada rekan anda segera setelah kunjungan selesai (Ambar, 2009).Kesehatan ibu merupakan komponen yang sangat penting dalam kesehatan reproduksi karena seluruh komponen yang lain sangat dipengaruhi oleh kesehatan ibu. Apabila ibu sehat maka akan menghasilkan bayi yang sehat yang akan menjadi generasi kuat. Ibu yang sehat juga menciptakan keluarga sehat dan bahagia. Jadwal kunjungan rumah paling sedikit dilakukan 4x, yaitu diantaranya :1. Kunjungan 1 (6-8 jam setelah persalinan)Kunjungan pertama dilakukan setelah 6-8 jam setelah persalinan, jika memang ibu melahirkan dirumahnya. Kunjungan dilakukan karena untuk jam-jam pertama pasca salin keadaan ibu masih rawan dan perlu mendapatkan perawatan serta perhatian ekstra dari bidan, karena 60% ibu meninggal pada saat masa nifas dan 50% meninggal pada saat 24 jam pasca salin.Adapun tujuan dari dilakukan kunjungan tersebut ialah :a. Mencegah perdarahan masa nifas karena atonia uterib. Memberikan konseling pada ibu atau salah satu anggota keluarga bagaimana mencegah perdarahan masa nifas karena atonia uteri.c. Pemberi ASI awal : bidan mendorong pasien untuk memberikan ASI secara ekslusif, cara menyusui yag baik, mencegah nyeri puting dan perawatan puting (Meilani, 2009: 54)d. Menjaga bayi tetap sehat dengan cara mencegah hipotermi.e. Mendeteksi dan merawat penyebab lain perdarahan, rujuk jika perdarahan berlanjut.f. Jika petugas kesehatan menolong persalinan, ia harus tinggal dengan ibu dan bayi baru lahir untuk 2 jam pertama setelah kelahiran atau sampai ibu dan bayi dalam keadaan stabil .g. Perdarahan : bidan mengkaji warna dan banyaknya/ jumlah yang semestinya, adakah tanda-tanda perdarahan yang berlebihan, yaitu nadi cepat dan suhu naik, uterus tidak keras dan TFU menaik.h. Involusi uterus : bidan mengkaji involusi uterus dan beri penjelasan ke pasien mengenai involusi uterus.i. Pembahasan tentang kelahiran, kaji perasaan ibu.j. Bidan mendorong ibu untuk memperkuat ikatan batin antara ibu dan bayi (keluarga), pentingnya sentuhan fisik, komunikasi dan rangsangan.k. Bidan memberikan penyuluhan tentang tanda-tanda bahaya baik bagi ibu maupun bayi dan rencana menghadai kegawat daruratan (Meilani, 2009: 54).2. Kunjungan 2 (6 hari setelah persalinan)Kunjungan kedua dilakukan setelah enam hari pasca salin dimana ibu sudah bisa melakukan aktivitasnya sehari-hari seperti sedia kala.Tujuan dari dilakukannya kunjungan yang kedua yaitu :a. Memastikan involusi uterus berjalan normal, uterus berkontraksi, fundus dibawah umbikalis, tidak ada perdarahan abnormal, tidak ada bau.b. Memastikan ibu menyusui dengan baik dan tidak memperlihatkan tanda-tanda penyulit.c. Memberikan konseling pada ibu mengenai seluruh asuhan pada bayi, tali pusat, menjaga bayi

Page 3: askeb komunitas.docx

tetap hangat, dan merawat bayi sehari-hari .d. Menilai adanya tanda-tanda demam, infeksi atau perdarahan abnormal.e. Memastikan ibu mendapatkan cukup makanan, cairan dan istirahat (Ambarwati, 2010).f. Diet : makanan seimbang, banyak mengandung protein, serat dan air sebanyak 8-10 gelas per hari untuk mencegah konstipasi kebutuhan kalori untuk laktasi, zat besi, vitamin A.g. Kebersihan/ perawatan diri sendiri, terutama putting susu dan perineum.h. Senam kegel serta senam perut yang ringan tergantung pada kondisi ibu.i. Kebutuhan akan istirahat : cukup tidur.j. Bidan mengkaji adanya tanda-tanda post partum blues.k. Keluarga berencana melanjutkan hubungan seksual setelah selesai masa nifas.l. Tanda-tanda bahaya : kapan dan bagaimana menghubungi bidan jika ada tanda-tanda bahaya,m. Perjanjian untuk pertemuan berikutnya (Meilani, 2009: 54).3. Kunjungan 3 ( 2-4 minggu setelah persalinan)Kunjungan ke tiga dilakukan setelah 2 minggu pasca dimana untuk teknis pemeriksaannya sama persis dengan pemeriksaan pada kunjungan yang kedua. Untuk lebih jelasnya tujuan daripada kunjungan yang ketiga yaitu :a. Menilai adanya tanda-tanda demam, infeksi atau perdarahan abnormal (Ambarwati, 2010).b. Memastikan ibu mendapatkan cukup makanan, cairan dan istirahatc. Memastikan ibu menyusui dengan baik dan tidak memperlihatkan tanda-tanda penyulitd. Memberikan konseling pada ibu mengenai seluruh asuhan pada bayi, tali pusat, menjaga bayi tetap hangat, dan merawat bayi sehari-hari .e. Gizi : zat besi/ folat, makanan yang bergizif. Menentukan dan menyediakan metode dan alat KBg. Senam : rencana senam lebih kuat dan menyeluruh setelah otot abdomen kembali normalh. Keterampilan membesarkan dan membina anaki. Rencana untuk asuhan selanjutnya bagi ibuj. Rencana untuk chek-up bayi serta imunisasi (Meilani, 2009: 54-55).4. Kunjungan 4 (4-6 minggu setelah persalinan)Untuk kunjungan yang ke empat lebih difokuskan pada penyulit dan juga keadaan laktasinya. Lebih jelasnya tujuan dari kunjungan ke empat yaitu :a. Menanyakan pada ibu tentang penyulit-penyulit yang ia atau ibu hadapib. Tali pusat harus tetap kencangc. Perhatikan kondisi umum bayi (Ambarwati, 2009: 88).d. Memberikan konseling mengenai imunisasi, senam nifas serta KB secara dini .Tindakan yang baik untuk asuhan masa nifas normal pada ibu di rumah yaitu:1. Kebersihan Diria. Menganjurkan kebersihan seluruh tubuh.b. Mengajarkan ibu bagaimana membersihkan daerah kelamin dengan sabun dan air. Pastikan bahwa ia mengerti untuk membersihkan daerah di sekitar vulva terlebih dahulu dari depan ke belakang baru kemudian membersihkan daerah sekitar anus. Nasehatkan ibu untuk membersihkan diri setiap kali selesai buang air kecil atau besar.c. Menyarankan ibu untuk mengganti pembalut atau kain pembalut setidaknya dua kali sehari.

Page 4: askeb komunitas.docx

Kain dapat digunakan ulang jika telah dicuci dengan baik, dan dikeringkan di bawah matahari atau disetrika.d. Menyarankan ibu untuk mencuci tangan dengan sabun dan air sebelum dan sesudah membersihkan daerah kelaminnya.e. Jika ibu mempunyai luka episiotomi atau laserasi, sarankan kepada ibu untuk menghindari menyentuh daerah luka.2. Istirahata. Menganjurkan ibu untuk istirahat cukup untuk mencegah kelelahan yang berlebihan.b. Menyarankan ibu untuk kembali ke kegiatan-kagiatan rumah tangga biasa secara perlahan-lahan, serta untuk tidur siang atau beristirahat selagi bayi tidur.c. Menjelaskan kepada ibu bahwa kurang istirahat akan mempengaruhi ibu dalam berbagai hal :1) Mengurangi jumlah ASI yang diproduksi2) Memperlambat proses involusi uterus dan memperbanyak perdarahan3) Menyebabkan depresi dan ketidakmampuan untuk merawat bayi dan dirinya sendiri3. Latihana. Mendiskusikan pentingnya mengembalikan otot-otot perut dan panggul kembali normal. Ibu akan merasakan lebih kuat dan ini menyebabkan otot perutnya menjadi kuat sehingga mengurangi rasa sakit pada punggung.b. Menjelaskan bahwa latihan-latihan tertentu beberapa menit setiap hari dapat membantu mempercepat mengembalikan otot-otot perut dan panggul kembali normal, seperti:1) Tidur telentang dengan lengan di samping, menarik otot perut selagi menarik nafas, tahan nafas ke dalam dan angkat dagu ke dada, tahan satu hitungan sampai lima. Rileks dan ulangi 10 kali.2) Untuk memperkuat otot vagina, berdiri dengan tungkai dirapatkan. Kencangkan otot-otot pantat dan dan panggul tahan sampai 5 kali hitungan. Kendurkan dan ulangi latihan sebsnyak 5 kali.3) Mulai dengan mengerjakan 5 kali latihan untuk setiap gerakan. Setiap minggu naikkan jumlah latihan 5 kali lebih banyak. Pada minggu ke-6 setelah persalinan ibu harus mengerjakan latihan sebanyak 30 kali.4. GiziPendidikan untuk Ibu menyusui harus:a. Mengkonsumsi tambahan 500 kalori setiap harib. Makan dengan diet berimbang untuk mendapatkan protein, mineral dan vitamin yang cukup.c. Minum sedikitnya 3 liter air setiap hari (anjurkan ibu untuk minum setiap kali menyusui)d. Tablet zat besi harus diminum untuk menambah zat gizi setidaknya selama 40 hari pasca bersalin.e. Minum kapsul vit. A (200.000 unit) agar bisa memberikan vitamin A kepada bayinya melalui ASInya.5. Perawatan PayudaraPerawatan payudara untuk ibu postpartum dirumah yaitu :a. Menjaga payudara tetap bersih dan kering.b. Mengenakan BH yang menyokong payudara.

Page 5: askeb komunitas.docx

c. Apabila putting susu lecet oleskan colostrum atau ASI yang keluar pada sekitar putting susu setiap kali selesai menyusui. Menyusui tetap dilakukan dari putting susu yang tidak lecet.d. Apabila lecet sangat berat dapat diistirahatkan selama 24 jam. ASI dikeluarkan dan diminumkan dengan sendok.e. Apabila payudara bengkak akibat bendungan ASI, lakukan:1) Pengompresan payudara dengan menggunakan kain basah dan hanagat selama 5 menit.2) Urut payudara dari arah pangkal menuju putting atau gunakan sisir untuk mengurut payudara dengan arah “Z” menuju putting.3) Keluarkan ASI sebagian dari nagian depan payudara sehingga putting susu menjadi lunak.4) Susukan bayi setiap 2-3 jam sekali. Apabila tidak dapat menghisap seluruh ASI keluakan dengan tangan.5) Letakkan kain dingin pada payudara setelah menyusui.6) Payudara dikeringkan.6. Hubungan Perkawinan atau Rumah TanggaSecara fisik aman untuk memulai hubungan suami istri begitu darah merah berhenti dan ibu dapat memasukkan satu atau dua jarinya ke dalam vagina tanpa rasa nyeri. Begitu darah merah berhenti dan tidak merasakan ketidaknyamanan, aman untuk memulai melakukan hubungan suami istri kapan saja ibu siap. Banyak budaya mempunyai tradisi menunda hubungan suami istri sampai masa waktu tertentu, misalnya setelah 40 hari atau 6 minggu setelah persalinan. Keputusan tergantung pada pasangan yang bersangkutan.7. Keluarga BerencanaIdealnya pasangan harus menunggu sekurang-kurangnya 2 tahun sebelum ibu hamil kembali. Setiap pasangan harus menentukan sendiri kapan dan bagaimana mereka ingin merencanakan tentang keluarganya. Namun, petugas kesehatan dapat membantu merencanakan keluarganya dengan mengajarkan kepada mereka cara mencegah kehamilan yang tidak diinginkan. Biasanya wanita tidak menghasilkan telur (ovulasi) sebelum ia mendapatkan lagi haidnya selama menyusui. Oleh karena itu, metode amenore laktasi dapat dipakai sebelum haid pertamakembaliUntuk mencegah terjadinya kehamilan baru. Resiko cara ini adalah 2% kehamilan. Meskipun beberapa metode KB mengandung resiko, menggunakan kontrasepsi tetap lebih aman, terutama apabila ibu telah haid lagi.Sebelum menggunakan metode KB hal-hal berikut sebaiknya dijelaskan dahulu kepada ibu:a. Bagaiman metode ini dapat mencegah kehamilan dan efektifitasnyab. Kelebihan/ keuntunganc. Kekurangannyad. Efek sampinge. Bagaimana menggunakan metode ini.f. Kapan metode itu dapat mulai digunakan untuk wanita pasca salin yang menyusuiJika seorang ibu telah memiliki metode KB tertentu, ada baiknya untuk bertemu dengannya lagi 2 minggu utuk mengetahui apakah ada yang ingin ditanyakan oleh ibu/ pasangan itu dan melihat apakah metode tersebut bekerja baik.D. MANAJEMEN POST PARTUM

Page 6: askeb komunitas.docx

1. DefenisiAsuhan ibu postpartum adalah asuhan yang diberikan pada ibu segera setelah kelahiran, sampai 6 minggu setelah kelahiran.2. TujuanAdapun tujuannya yaitu untuk memberikan asuhan yang adekuat dan terstandar pada ibu segera setelah melahirkan dengan memperhatikan riwayat selama kehamilan dalam persalinan dan keadaan segera setelah melahirkan agar terlaksananya asuhan segera/ rutin pada ibu post partum termasuk melakukan pengkajian, membuat diagnosa, mengidentifikasi masalah dan kebutuhan ibu, mengidentifikasi diagnosa dan masalah potensial, tindakan segera serta merencanakan asuhan.Manajemen ibu postpartum antara lain :1. Pengkajian/ Pengumpulan dataDidasarkan pada data subjektif daan juga Objektif. Data subjektif yaitu data yang didapatkan langsung daari pasien atau Pasien atau keluarganya langsung yang berbicara. Sedangkan data Objektif adalah data yang dihasilkan dari hasil pemeriksaan bidan atau tenaga kesehatan.a. Melakukan pengkajian dgn mengumpulkan semua data yang dibutuhkan untuk mengevaluasi keadaan ibu.b. Melakukan pemeriksaan awal post partum.c. Meninjau catatan/ record pasien, seperti :1) Catatan perkembangan antepartum dan intra partum2) Berapa lama (jam/ hari) pasien post partum3) Keadaan suhu, nadi, respirasi dan Tekanan Darah postpartum4) Pemeriksaan laboratorium & laporan pemeriksaan tambahan5) Catatan obat-obat6) Catatan bidan/ perawatd. Menanyakan riwayat kesehatan & keluhan ibu,seperti :1) Mobilisasi2) BAK dan BAB3) Keadaan Nafsu makan4) Ketidaknyamana/ rasa sakit5) Kekhawatiran6) Makanan bayi7) Reaksi pada bayiPemeriksaan FisikPemeriksaan fisik meliputi :a. Tekanan Darah, Suhu, nadib. Kepala, wajah, mulut dan Tenggorokan, jika diperlukanc. Payudara & putting susud. Auskultasi paru2, jika diperlukane. Abdomen yang di lihat adalah kandung kencing, keadaan uterus (perkembangannya)f. Lochea yang dilihat adalah warna, jumlah dan baug. Perineum : edema, inflamasi, hematoma, pus, bekas luka episiotomi/robek, jahitan,

Page 7: askeb komunitas.docx

memar,hemorrhoid (wasir/ambeien).h. Ekstremitas : varises, betis apakah lemah dan panas,edema, reflek.2. Menginterpretasikan Data.Melakukan identifikasi yang benar terhadap masalah adalah diagnosa berdasarkan interpretasi yangg benar atas data yg telah dikumpulkan. Diagnosa, masalah dan kebutuhan ibu postpartum tergantung dari hasil pengkajian terhadap ibu3. Identifikasi Diagnosa dan Masalah PotensialMengidentifikasi diagnosa atau masalah potensial yang mungkin akan terjadi berdasarkan masalah atau diagnosa yang sudah diidentifikasi dan merencanakan antisipasi tindakan.Contoh :Diagnosa : Bendungan PayudaraMasalah potensial : MastitisAntisipasi Tindakan : kompres hangat payudara4. Menetapkan Tindakan SegeraMengidentifikasi dan menetapkan perlunya tindakan segera oleh bidan atau dokter dan atau untuk dikonsultasikan atau ditangani bersama dengan anggota tim kesehatan yang lain sesuai dengan kondisi pasien.Contoh :a. Ibu kejang, segera lakukan tindakan segera untuk mengatasi kejang dan segera berkolaborasi merujuk ibu untuk perawatan selanjutnya.b. Ibu tiba-tiba mengalami perdarahan, lakukan tindakan segera sesuai dengan keadaan pasien, misalnya : bila kontraksi uterus kurang baik segera berikan uterotonika. Bila teridentifikasi adanya tanda2 sisa plasenta, segera kolaborasi dgn dokter utk tindakan curettage.5. Membuat Rencana AsuhanYaitu dengan Merencanakan asuhan menyeluruh yang rasional sesuai dengan temuan dari langkah sebelumnya.Contoh :Manajemen asuhan awal postpartum :a. Kontak dini dan sesering mungkin dengan bayi.b. Mobilisasi/istirahat baring di tempat tidurc. Gizi/ dietd. Perawatan perineumAsuhan lanjutan :a. Tambahan vit atau zat besi atau keduanya jika diperlukanb. Perawatan payudarac. Pemeriksaan lab terhadap komplikasi jika diperlukand. Rencana KBe. Kebiasaan rutin yang tidak bermanfaat bahkan membahayakan6. Implementasi Asuhan :Mengarahkan atau melaksanakan rencana asuhan secara efisien dan aman daripada rencana asuhan tadi.7. Evaluasi

Page 8: askeb komunitas.docx

Mengevaluasi keefektifan dari asuhan yang sudah diberikan, ulangi kembali proses manajemen dengan benar terhadap setiap aspek asuhan yang sudah dilaksanakan tetapi belum efektif atau merencanakan kembali asuhan yang belum terlaksana jika masih ada.Bidan harus melakukan evaluasi secara terus menerus selama masa nifas. Evaluasi secara terus menerus meliputi:1. Meninjau ulang dataa. Catatan intrapartum dan antepartumb. Jumlah jam atau hari PPc. Catatan pengawasan dan perkembangan sebelumnyad. Catatan hasil lab.e. Catatan suhu, nadi, pernapasan dan TDf. Catatan pengobatan2. Mengkaji riwayata. Ambulansi : apakah ibu melakukan ambulansi seberapa seringb. Berkemih : bagaimana frekuensinya, jumlah, apakah ada nyeri/ disuriac. Defekasi : bagaimana frekuensinya, jumlah dan konsistennya3. Pemeriksaan fisika. Mengukur TD suhu, nadi dan pernapasanb. Memeriksa payudara dan puttingc. Memeriksa abdomend. Memeriksa lokheae. Memeriksa perineum dan kakiMenurut Bahiyatun (2009), manajemen kebidanan terbagi atas :1. Manajemen nyeri dan ketidaknyamananPada masa nifas banyak terjadi, walaupun tanpa komplikasi saat melahirkan.2. After pain atau kram perutDisebabkan oleh adanya serangkaian kontraksi dan relaksasi yang terus-menerus pada uterus, lebih banyak terjadi pada wanita dengan paritas yang banyak (multipara) dan wanita menyusui.3. Pembengkakan payudaraTerjadi karena adanya gangguan antara akumulasi air susu dan meningkatnya vaskularitas dan kongesti4. Manajemen konstipasiSebagian besar wanita akan defekasi dalam waktu tiga hari pertama setelah persalinan kemudian akan kembali kekebiasaan semula5. Manajemen hemoroidJika pasien tidak menderita hemoroid akan hilang dalam beberapa minggu, selama kehamilan sebagian wanita mengalami perdarahan yang keluar dari anus.6. Manajemen Diuresis dan DiaforesisSelama kehamilan, terjadi penyimpanan cairan tambahan untuk membantu meningkatkan pertumbuhan bayi.7. Manajemen infeksia. Infeksi genital

Page 9: askeb komunitas.docx

Disebabkan karena adanya luka pada area pelepasan plasenta, laserasi pada saluran genital.b. Infeksi saluran kemihDapat terjadi karena kurang menjaga kebersihan.c. Infeksi saluran pernapasan atas8. Manajemen cemasPeran bidana. Bidan dapat memperhatikan dan memberi ucapan selamat atas kehadiran bayinya.b. Bidan dapat memberikan informasi dan konseling mengenai kebutuhan ini.c. Bidan dapat mendukung pendidikan kesehatanE. POST PARTUM GROUPDi dalam melaksanakan asuhan pada ibu post partum di komunitas salah satunya adalah dalam bentuk kelompok. Ibu post partum dikelompokkan dengan mempertimbangkan jarak antara satu orang ibu post partum dengan ibu post partum lainnya .Kegiatan dapat dilaksanakan di salah satu rumah ibu post partum/ posyandu dan polindes. Kegiatannya dapat berupa penyuluhan dan konseling.tentang :1. Kebersihan diri2. Istirahat3. Gizia. Nasi 200 gram (1 piring sedang)b. Lauk 1 potong sedangc. Tahu/tempe 1 potong sedangd. Sayuran 1 mangkuk sedange. Buah1 potong sedangf. Mengkonsumsi tambahan 500 kalori tiap harig. Makanan dengan diet berimbang: protein, mineral, vitamin yang cukuph. Minum sedikitnya 3 liter per hari (8 gelas sehari)i. Meminum pil zat besi selama 40 hari pasca persalinanj. Minum kapsul vitamin A4. Menyusuia. Nasi 200 gram (1 piring sedang)b. Lauk 1 potong sedangc. Tahu/tempe 1 potong sedangd. Sayuran 1 mangkuk sedange. Buah1 potong sedangf. Mengkonsumsi tambahan 500 kalori tiap harig. Makanan dengan diet berimbang: protein, mineral, vitamin yang cukuph. Minum sedikitnya 3 liter per hari (8 gelas sehari)i. Meminum pil zat besi selama 40 hari pasca persalinanj. Minum kapsul vitamin A5. LocheaPembagian lochea antara lain:a. Lochea rubra (1-3 hari postpartum) : warna merah segar dan berisi gumpalan darah, sisa

Page 10: askeb komunitas.docx

selaput ketuban, sisa vernik, lanugo.b. Lochea sanguolenta (3-7 hari postpartum) : berwarna merah kekuningan, berisi darah dan vernik kaseosa.c. Lochea serosa (7-14 hari postpartum) : Berwarna kekuning-kuningan, berisi serumd. Lochea alba ( 14-40 hari post partum) : berwarna putih.6. Involusi uterusSetelah bayi dilahirkan, uterus yang selama persalinan mengalami kontraksi dan retraksi akan menjadi keras, sehingga dapat menutup pembuluh darah besar yang bermuara pada bekas implantasi placenta. Pada involusi uteri, jaringan ikat dan jaringan otot mengalami proses proteolitik, berangsur-angsur akan mengecil sehingga akhir kala nifas besarnya seperti semula dengan berat 30 gram.7. SenggamaSecara fisik untuk memulai hubungan suami istri, begitu darah merah berhenti, ibu dapat memasukkan satu atau dua jari ke dalam vagina tanpa rasa nyeri. Memulai hubungan suami istri tergantung pada pasangannya.8. Keluarga berencanaKadang-kadang ibu yang baru menjalani masa menjadi seorang ibu ingin mencari kelompok khusus dari orang-orang yang sudah berpengalaman. Kadangkala ibu postpartum yang sudah pernah bertemu dalam kelas prenatal mulai bergabung untuk membentuk kelompok pendukung yang saling membantu. Melihat hal tersebut, ternyata kelompok pendukung merupakan kelompok yang sangat penting dalam membantu seorang wanita yang mengalami transisinya dalam siklus kehidupan.Kelompok pendukung post partum atau yang disebut dengan postpartum group adalah kumpulan pribadi yang sedang menjalani masa post partum yang mencoba untuk memuaskan kebutuhan personal, berinteraksi dengan menghargai tujuan bersama serta untuk mengalami kenikmatan suatu hubungan yang interdipenden. Para ibu yang mengalami post partum membutuhkan pengalaman yang sesungguhnya, salah satunya yaitu diberikan dukungan dari kelompok pendukung seperti dukungan psikologis dan juga dukungan fisik yang harus juga dipenuhi. Mereka membutuhkan kesempatan untuk mengekspresikan pikiran dan perasaan mereka dari situasi yang menakutkan. Mungkin juga mereka membutuhkan pengobatan atau istirahat, atau seringkali merasa gembira mendapatkan pertolongan yang praktis dan dukungan dari kelompok dukungan postpartum. Dengan bantuan dan dukungan teman ataupun keluarga, mereka mungkin perlu mengatur atau menata kembali kegiatan rutin sehari-hari, atau mungkin menghilangkan beberapa kegiatan disesuaikan dengan konsep mereka tentang keibuan dan perawatan bayi. Bila memang diperlukan dapat diperlukan dorongan dan pertolongan dari para ahli, misalnya dari seorang psikologi atau konselor yang berpengalaman dalam bidang tersebut. Para ahli obstetrik memegang peranan penting untuk mempersiapkan para wanita kemungkinann terjadinya gangguan mental post partum dan segera memberikan penanganan yang tepat bila terjadi gangguan tersebut, bahkan merujuk para ahli psikologi atau konseling bila memang diperlukan. Kelompok pendukung yang memadai dari para petugas obstetrik yaitu dokter dan bidan atau perawat sangat diperlukan, misalnya dengan cara memberikan informasi yang memadai atau adekuat tentang proses persalinan dan kehamilan, termasuk penyulit-

Page 11: askeb komunitas.docx

penyulit yang mungkin timbul dalam masa-masa tersebut serta penanganannya. Dibutuhkan penanganan menyeluruh atau holistik dan dukungan dari kelompok pendukung dari penanganan para ibu yang mengalami post partum. Pengobatan medis, konseling, emosional, dan bantuan-bantuan praktis dan pemahaman secara intelektual tentang pengalaman dann harapan-harapan pada saat tertentu. Secara garis besar dapat dikatakan bahwa dapat dibutuhkan penanganan ditingkat perilaku, emosional, intelektual, sosial dan psikologis serta bersama-sama dengan melibatkan lingkungannya yaitu suami, keluarga, dan juga teman dekatnya.Cara dukungan untuk mengatasi postpartum dari kelompok pendukung postpartum :1. Cara pendekatan komunikasi terapeutik yang tujuannya untuk menciptakan hubungan baik antara bidan dan juga pasien dalam rangka kesembuhannya dengan cara :a. Mendorong pasien mampu meredakan segala ketegangan emosib. Dapat memahami dirinyac. Dapat mendukung tindakan konstruktif.2. Cara peningkatan support mental post partum dapat dilakukan keluarga misalnya :a. Sekali-kali ibu meminta suami untuk ikut membantu dalam mengerjakan pekerjaan rumah seperti membantu mengurus bayinya, memasak, menyiapkan susu, dllb. Memanggil orang tua ibu bayi agar bisa menemani ibu dalam menghadapi kesibukan merawat bayinya.c. Suami seharusnya tahu permasalahan yang dihadapi istrinya dan lebih perhatian terhadap istrinya.d. Menyiapkan mental dalam menghadapi anak pertama yang akan lahir.e. Memperbanyak dukungan dari suami.f. Suami menggantikan peran istri saat istri kelelahan.g. Ibu dianjurkan untuk sering sharing dengan teman-temannya yang baru saja melahirkan.h. Bayi memakai pampers untuk meringankan kerja ibu.i. Mengganti suasana dengan bersosialisasi.j. Suami sering menemani istri dalam mengurus bayinya.Selain hal diatas dukungan post partum dari dirinya sendiri diantaranya dengan cara :a. Belajar tenang dengan menarik nafas panjang dan meditasi.b. Tidurlah ketika bayi tidur.c. Berolahraga ringan.d. Ikhlas dan tulus dengan peran baru ssebagai ibu.e. Tidak perfectsionis dalam hal mengurus bayi,f. Bicarakan rasa cemas dan komunikasikan.g. Bersikap fleksibel.h. Kesempatan merawat bayinya hanya datang satu kali.i. Bergabung dengan kelompok ibu.Kelompok postpartum merupakan salah satu bentuk kelompok atau organisasi kecil dari ibu nifas. Bertujuan untuk mendeteksi, mencegah, dan mengatasi permasalahan-permasalahan yang timbul masa nifasMelahirkan adalah sebuah karunia terbesar bagi wanita dan momen yang sangat

Page 12: askeb komunitas.docx

membahagiakan, tapi kadang harus menemui kenyataan bahwa tak semua menganggap seperti itu karena ada juga wanita yang mengalami depresi setelah melahirkan.Ibu nifas sering mnegalami gangguan psikologi yang dikenal dengan postpartum blues. Dikomunitas sebaiknya dibentuk postpartum group yaitu kelompok ibu-ibu nifas. Dalam postpartum group para ibu nifas bisa saling berkeluh kesah dan mendiskusikan pengalaman melahirkannya, perasaannya saat ini dan bagaimana cara menghadapi masa nifas. Lewat postpartum group ini maka gangguan-gangguan psikologis saat nifas diharapkan bisa diatasi (Niken Meilani, 2009: 56).Depresi sesudah melahirkan ini adalah gangguan psikologis yang dalam bahasa kedokterannya adalah depresi postpartum atau baby blues atau Postpartum Blues. Postpartum blues merupakan masa transisi mood setelah melahirkan yang sering terjadi pada 50-70% wanita (Suherni, 2009).Di dalam melaksanakan asuhan pada ibu postpartum di komunitas, salah satunya adalah dalam bentuk kelompok. Ibu-ibu postpartum dikelompokkan dengan mempertimbangkan jarak antara satu orang ibu postpartum dengan ibu postpartum lainnya1. Program Ibu NifasKunjungan pada ibu nifas dan neonatus, ASI eksklusif, tablet tambah darah dan vitamin A2. Pengumpulan DataPengumpulan data dilakukan bersamaan dengan kunjungan pada ibu nifas dan neonates. Data yang dibutuhkan antara lain : jumlah ibu nifas; kebiasaan atau tradisi setempat; permasalahan pada masa nifas; sumber daya masyarakat; dan penentu kebijakan.3. Mengatur StrategiPendekatan dengan keluarga ibu, tomas, togam, kepala desa dan kader sebagai pengambil keputusan dan penentu kebijakan sangat diperlukan untuk mewujudkan suatu kelompok ibu nifas.4. PerencanaanBuat usulan atau proposal yang didalamnya memuat tentang latar belakang dan tujuan dari pembentukan kelompok. Perencanaan meliputi kegiatan yang kan dilakukan, tempat dan waktu, anggaran, serta peserta.5. PelaksanaanJadikan contoh (Role Model) orang sebagai penentu kebijakan dan lakukan diskusi untuk membentuk susunan organisasi. Bidan bisa sebagai narasumber, kemudian buat rencana tindak lanjut.6. EvaluasiDilakukan pada akhir masa nifas, setelah kunjungan ke-4. Pastikan bahwa tujuan akhir dari pembentukan kelompok benar-benar tercapai, ibu dan bayi sehat, serta nifas berjalan normal .

Page 13: askeb komunitas.docx

ASUHAN KEBIDANAN KOMUNITAS PADA KELUARGA Tn.”W”

ASUHAN KEBIDANAN KOMUNITAS PADA KELUARGA Tn.”W” DENGAN SALAH

SATU ANGGOTA IBU YANG TIDAK MENJADI AKSEPTOR KBDI DESA KUDUNG

TURI KECAMATAN TAMAN KABUPATEN SIDOARJO TANGGAL 24 JANUARI – 18

FEBRUARI 2011

3.1 PENGKAJIAN

Tanggal 25 Januari 2011 Pukul 11.30

A. Data dan Identifikasi Keluarga

(1) Biodata

Nama KK : Tn.W

Umur : 29 th

Agama : Islam

Pendidikan : STM

Pekerjaan : Swasta

Suku Bangsa : Jawa / Indonesia

Alamat : Desa Kedung turi RT 13 / RW 05

(2) Nama Anggota Keluarga

No Nama

Anggota

klg

Umur Jenis

Kelamin

Status Pendidikan Pekerjaan Agama Ket

1 Ny. M 50 th P Janda Tdk

sekolah

Wiraswas

ta

Islam Ibu

2 Tn. W 29 th L Kawin STM Swasta Islam Suami

3 Ny. E 28 th P Kawin SMA Swasta Islam Istri

4 An. N 3,5 th L Blm

Kawin

Blm

sekolah

Blm

bekerja

Islam Anak

5 An. D 7 bln L Blm

Kawin

Blm

sekolah

Blm

bekerja

Islam Anak

Page 14: askeb komunitas.docx

Tn.S

 

Tn.I†

  (3) Riwayat kesehatan keluarga

 

Page 15: askeb komunitas.docx

Gambar : Genogram Keluarga Tn.W

Keterangan gambar :

= perempuan

  

= laki – laki

 

= garis keturunan

-------------- = keluarga dalam satu rumah

= menikah

 

= ibu tidak memakai KB

(4) Pengambilan Keputusan

Ny.E mengatakan pengambilan keputusan pertama dalam keluarga adalah Tn.W dan jika terjadi

masalah kegawatdaruratan atau permasalahan kesehatan. Dan Ny.E adalah pengambil keputusan

kedua apabila Tn.W tidak ada di tempat.

(5) Hubungan dalam Keluarga

Ny.E mengatakan dinamika dan interaksi di dalam keluarga baik, komunikasi di dalam keluarga

lancar, di dalam keluarga tetap menaati nilai atau norma yang dianut oleh orang Jawa.

(6) Keadaan Psikologis dan Spiritual

Ny.E mengatakan di dalam keluarga baik dirinya, Ny.M, dan Tn.W selalu sholat setiap hari

sebanyak 5 kali sehari. Ny.M kadang – kadang mengikuti pengajian yang diadakan RW 05 setiap

minggu sekali, tepatnya pada hari selasa.

(7) Sosio Kultural

Page 16: askeb komunitas.docx

Ny.E mengatakan di dalam keluarga mengikuti budaya dan adat Jawa yang ada dalam

masyarakat, dan tidak menghambat perilaku keluarga di dalam kesehatan.

(8) Kebiasaan sehari-hari

a) Kebiasaan tidur

1. Ny.M : Tidur siang ± 2 jam/hr, tidur malam ± 6 jam/hr

2. Tn.W : Tidak pernah tidur siang, tidur malam ± 7 jam

3. Ny. E : Tidur siang ± 2 jam/hr, tidur malam ± 7 jam

4. An.N : Tidur siang ± 2 jam/hr, tidur malam ± 8 jam/hr

5. An. D : Tidur siang ± 2 jam/hr, tidur malam ± 8 jam

b) Kebiasaan makan sehari-hari

Semua anggota keluarga makan sehari 3 kali dengan makanan pokok beras, lauk pauk sesuai

kemampuan keluarga (tahu, tempe, daging, telor). Keluarga tidak pernah makan bersama-sama,

karena kesibukan masing-masing. Tn.S dan Ny.E makan dirumah hanya sarapan pagi saja,

kadang-kadang tidak sarapan pagi . Kedua anaknya makan sehari 3 kali

c) Pola Eleminasi

Seluruh anggota keluarga menyatakan BAB ± 1 kali/hr dan BAK ± 5 kali/hr

1. Ny.M : BAB ± 1 kali/hr dan BAK ± 5 kali/hr

2. Tn.W : BAB ± 1 kali/hr dan BAK ± 5 kali/hr

3. Ny. E : BAB ± 1 kali/hr dan BAK ± 5 kali/hr

4. An.N : BAB ± 1 kali/hr dan BAK ± 5 kali/hr

5. An. D : BAB ± 1 kali/hr dan BAK ± 5 kali/hr

d) Kebersihan perorangan / personal higiene

1. Ny.M : Mandi, gosok gigi dan ganti baju 2 x/hr

2. Tn.W : Mandi, gosok gigi dan ganti baju 2 x/hr

3. Ny. E : Mandi, gosok gigi dan ganti baju 2 x/hr

4. An.N : Mandi, gosok gigi dan ganti baju 2 x/hr

5. An. D : Mandi, dan ganti baju 2 x/hr

e) Pola kebiasaan

1) Ny.E mengatakan Tn.W merokok

2) Ny.E mengatakan tidak ada waktu khusus untuk berolahraga

f) Penggunaan waktu senggang

Page 17: askeb komunitas.docx

Ny.E mengatakan seluruh keluarga jika ada waktu senggang dihabiskan waktunya di rumah

untuk menonton tv dan bercengkrama bersama keluarga, kadang – kadang saja berekreasi.

g ) Rekreasi Keluarga

Ny.E mengatakan di dalam keluarga kadang –kadang saja berekreasi bahkan jarang sekali

untuk berekreasi.

h) Keadaan Sosial Ekonomi

Ny.E mengatakan penghasilan rata – rata dia dan Tn.W Rp. 1.000.000,- / bln. Jumlah

tersebut dipergunakan untuk memenuhi kebutuhan sehari – hari. Dan Ny.M mempunyai

penghasilan sendiri dengan berjualan membuka warung di depan rumah.

(9) Lingkungan

Situasi lingkungan

a) Rumah milik sendiri

Page 18: askeb komunitas.docx

U

1

S

2 Keterangan :

Page 19: askeb komunitas.docx

1. Warung Ny.M

3 2. Teras rumah

10m 3. Ruang tamu

4 4. Kamar tidur

5. Kamar tidur

5 7 6. Kamar tidur

6 7 Lorong Rumah

8. Dapur Bersih / Ruang Makan

Page 20: askeb komunitas.docx

8 9. Dapur kotor

 

9

4 m

Rumah dekat dari jalan desa, dengan luas tanah 50 m² dan luas rumah ± 40 m² (10m x 4m) yang

terisi dari 1 ruang tamu, 3 kamar tidur dan 2 dapur

b) Jenis rumah : seluruh bagian rumah terbuat dari tembok

c) Atap rumah : genting

d) Lantai : porselen

e) Ventilasi : ada jendela di ruang tamu, di kamar tidur ada lubang angin, pintu dibuka

pada pagi hari dan siang hari

f) Kebersihan dan kerapian : kebersihan terjaga dan kerapian yang kurang.

g) Pembuangan sampah : terbuka dibelakang rumah, dan diambil ole petugas kebersihan setiap dua hari sekali.

h) Sumber Air

Sumber air yang dipergunakan untuk keperluan sehari-hari : air PDAM

(1). Penggunaan air : dimasak

(2). Tempat penyimpanan air : tertutup

(3). Pengurasan tempat air minum satu minggu sekali

(4). Kualitas air : tidak berbau, tidak berwana, dan tidak berasa

i) Saluran Pembuangan Air Limbah (SPAL) : terbuka

(1). Jarak sumber pembuangan limbah lebih dari 20 m dari sumur (± 25m)

(2). Keadaan terpelihara

j) Jamban

(1). Kondisi : terpelihara

(2) Jarak jamban dengan sumber air : (± 7 m)

k) Kandang ternak : tidak ada

l) Pemanfaatan pekarangan : untuk membuka warung Ny.M

Page 21: askeb komunitas.docx

m) Pemanfataan fasilitas kesehatan : jika ada anggota klg yg sakit diperiksakan ke Puskesmas, atau

kalau memang sudah parah di bawa ke RS, dan jika melahirkan ke BPS

n) Keluarga tidak mempunyai Asuransi Kesehatan Keluarga Miskin

(10) Fasilitas kesehatan

Meliputi pemanfaatan fasilitas kesehatan, jarak rumah dengan fasilitas kesehatan:

Jika keluarga ada yang sakit berobatnya ke Puskesmas Taman, dengan jarak dari rumah kurang

lebih 1 km, jika melahirkan ke BPS terdekat yang ada di desa tersebut dengan jarak 500 m.

(11) Keadaan kesehatan keluarga

a) Riwayat perkawinan : lamanya 4 tahun , merupakan pernikahan pertama bagi Tn.W dan Ny.E.

Hubungan dalam keluarga cukup harmonis

b) Riwayat kehamilan, persalinan, nifas yang lalu

Tiga bulan terakhir tidak ada anggota keluarga yang sakit

c) Tiga bulan terakhir tidak ada anggota keluarga yang sakit

d) Anak pertama yaitu An.N saat masih bayi sudah mendapatkan imunisasi dasar lengkap (BCG 1x,

Polio 1 dan HB unijek saat usia bayi 1 hari ,DPT-HB Combo 3x suntikan mulai usia 2 bulan,

Polio 4x , campak 1x saat usia 9 bulan

Anak yang kedua yaitu An.D sudah mendapatkan imunisasi BCG 1x, Polio 1 dan HB unijek saat

usia bayi 1 hari ,DPT-HB Combo 3x suntikan mulai usia 2 bulan, Polio 4x , dan kurang

imunisasi campak yang akan diberikan pada saat berusia 9 bulan.

e) Ketiga anaknya saat balita status gizinya baik

BB An.N : 18 kg, dalam keadaan sehat, dulu diberi ASI sampai umur 2 tahun, dan diberi

makanan tambahan pada umur 6 bulan dan diberi makan bubur.

BB An.D : 7,9 kg, dalam keadaan sehat, dulu diberi ASI sampai umur 2 tahun, dan diberi

makanan tambahan pada umur 6 bulan dan diberi makan bubur.

Sua

mi

Ke

Anak

Ke

Kehamilan Persalinan Bayi Nifas KB

Usia Penyulit Jenis Penyakit Tempat Penolong L/P BB/PB Keadaan Penyulit Laktasi

1. 1.39

mgTdk ada Spt B Tdk ada BPS Bidan ♂

51cm/

3500

gram

Baik Tdk ada 2th -

1. 2.39

mgTdk ada Spt B Tdk ada BPS Bidan ♂

49cm/

3500

gram

Baik Tdk ada 2th -

Page 22: askeb komunitas.docx

f) Riwayat KB

Setelah melahirkan Ny.E tidak memakai KB baik dari anak yang pertama sampai yang kedua.

Ny.E mengatakan pengetahuan tentang KB kurang, sehingga beliau takut untuk memakai KB

sampai saat ini.

g) Riwayat Ginekologi.

Ny.E mengatakan tidak pernah menderita penyakit radang panggul, ataupun penyakit yang

berhubungan dengan organ reproduksi, ibu tidak pernah menderita tumor payudara ataupun

kanker sistem reproduksi.

h) Riwayat makanan tambahan

Ny.E mengatakan anak yang pertama yaitu An.N diberikan makanan tambahan pada saat berusia

6 bulan, yaitu diberi bubur. Dan pada anak yang kedua, yaitu An.D diberikan makanan tambahan

juga pada saat berusia 6 bulan dan diberi bubur juga.

Pengumpulan data Obyektif

Pemeriksaan Fisik

1). Ny.M

Kepala : Mesocephal, rambut hitam, agak bergelombang, tidak ada benjolan.

Wajah : Oval, tidak oedem, tidak anemis

Mata : simetris, konjungtiva tidak anemis, sklera putih

Hidung : Bersih, tidak ada pernafasan cuping hidung.

Telinga : Bersih, simetris, tidak ada serumen

Mulut dan gigi : Tidak ada stomatitis, ada caries, ada beberapa gigi yang berlubang

Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar tyroid, dan tidak ada pembesaran vena jugularis.

Ketiak : Tidak ada pembesaran kelenjar limfe, bersih

Dada : Simetris, tidak terdengar whezing dan ronchi

Perut : Datar, hati dan limfe tidak teraba

Punggung : Lordosis

Genitalia : Tidak diperiksa

Ekstremitas : Tidak oedem , tidak cyanosis

Postur tubuh : Tinggi

TTV : T : 120/80 mmHg SH : 36,5 ° C

N : 78x/mnt RR : 20x/mnt

Page 23: askeb komunitas.docx

Pemeriksaan Fisik

2). Tn.W

Kepala : Mesocephal, rambut hitam, lurus

Wajah : Oval, tidak oedem, tidak anemis

Mata : Simetris, konjungtiva tidak anemis, sklera putih

Hidung : Bersih, tidak ada pernafasan cuping hidung.

Telinga : Bersih, simetris, tidak ada serumen.

Mulut dan gigi : Tidak ada stomatitis, ada caries, tidak ada gigi yang berlubang.

Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar tyroid, dan tidak ada pembesaran vena jugularis.

Ketiak : Tidak ada pembesaran kelenjar limfe

Dada : Simetris, tidak terdengar whezing dan ronchi

Perut : Datar, hati dan limfe tidak teraba

Punggung : Lordosis

Genitalia : Tidak diperiksa

Ekstremitas : Tidak oedem , tidak cyanosis

Postur tubuh : Tinggi

TTV : T : 120/80 mmHg SH : 36.5 ° C

N : 80x/mnt RR : 20x/mnt

Pemeriksaan Fisik

3). Ny. E

Kepala : Mesocephal, rambut panjang, hitam, lurus

Wajah : Oval, tidak oedem, tidak anemis

Mata : Simetris, konjungtiva tidak anemis, sklera putih

Hidung : Bersih, tidak ada pernafasan cuping hidung

Telinga : Bersih, simetris, tidak ada serumen

Mulut dan gigi : Tidak ada stomatitis, gigi tidak ada yang berlubang, tidak ada gigi palsu, ada caries sedikit

Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar tyroid, dan tidak ada pembesaran vena

jugularis.

Ketiak : Tidak ada pembesaran kelenjar limfe

Dada : Simetris, tidak terdengar whezing dan ronchi

Perut : Datar, hati dan limfe tidak teraba

Page 24: askeb komunitas.docx

Punggung : Lordosis

Genitalia : Tidak diperiksa

Ekstremitas : Tidak oedem , tidak cyanosis

Postur tubuh : Tinggi

TTV : T : 120/80 mmHg SH : 36,5° C

N :80x/mnt RR :20x/mnt

Pemeriksaan Fisik

4). An. N

Kepala : Mesocephal, rambut hitam, lurus

Wajah : Oval, tidak pucat, tidak oedem

Mata : Simetris, konjungtiva tidak anemis, sklera putih

Hidung : Bersih, tidak ada pernafasan cuping hidung

Telinga : Bersih, simetris, tidak ada serumen

Mulut dan gigi : Tidak ada stomatitis, tidak ada caries, ada gigi yang berlubang

Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar tyroid, dan tidak ada pembesaran vena jugularis.

Ketiak : Tidak ada pembesaran kelenjar limfe

Dada : Simetris, tidak terdengar whezing dan ronchi

Perut : Datar, hati dan limfe tidak teraba

Punggung : Lordosis

Genitalia : Tidak diperiksa

Ekstremitas : Tidak oedem , tidak cyanosis

Postur tubuh : Pendek

TTV : T : - mmHg SH : 36,3 ° C

N : - x/mnt RR : 24 x/mnt

Pemeriksaan Fisik

5). An. D

Kepala : Mesocephal, rambut hitam, agak ikal

Wajah : Oval, tidak anemis, tidak oedem

Mata : Simetris, konjungtiva tiak anemis, sklera putih

Hidung : Bersih, tidak ada pernafasan cuping hidung

Telinga : Bersih, simetris, tidak ada serumen.

Page 25: askeb komunitas.docx

Mulut dan gigi : Tidak ada stomatitis, tidak ada caries, tidak ada gigi yang berlubang

Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar tyroid, dan tidak ada pembesaran vena jugularis.

Ketiak : Tidak ada pembesaran kelenjar limfe, bersih

Dada : Simetris, tidak terdengar whezing dan ronchi

Perut : Datar, hati dan limfe tidak teraba

Punggung : Lordosis

Genitalia : Tidak diperiksa

Ekstremitas : Tidak oedem , tidak cyanosis

Postur tubuh : Pendek

TTV : T : - mmHg SH : 36° C

N : - x/mnt RR : 30x/mnt

Analisis Data

Masalah yang ada pada keluarga Tn. W disebabkan karena keterbatasan pengetahuan dari Ny.E

dan selurung anggota keluarga, Masalah yang ditemukan di dalam keluarga Tn.W adalah

kurangnya pengetahuan Ny.E tentang KB, sehingga muncul ketakutan dari dalam diri Ny.E

untuk ber KB. Dari segi lingkungan dapat disimpulkan pengetahuan dan perhatian keluarga

tentang kriteria rumah sehat sudah cukup baik. Dalam pembinaan terhadap keluarga Tn.E, tenaga

kehatan khususnya bidan harus bekerja sama dengan keluarga untuk membahas masalah yang

timbul dan memikirkan alternatif pemecahan masalahnya. Dalam hal ini intervensi yang dapat

diberikan bidan sebagai langkah awal adalah memberikan pendidikan kesehatan tentang KB,

sehingga diharapkan keluarga dapat menyelesaikan masalah yang timbul secara tepat dan

mandiri, sehingga ketakutan Ibu ber KB akan dapat teratasi.

B. Diagnosis / Perumusan masalah

Adapun permasalahan yang ada pada keluarga Tn.W adalah:

1)      Kurangnya pengetahuan tentang KB

Data subyektif : Ibu menyatakan tidak mengetahui tentang KB

2)      Ketakutan Ibu untuk ber KB

Data subyektif : Ibu mengatakan takut untuk memakai KB

Data Obyektif:

1)      Keadaan umum : Baik

2)      Kesadaran : Compos Mentis

Page 26: askeb komunitas.docx

3)      BB : 52 kg TB : 158 cm

4)      TTV : TD : 120/80 mmhg S : 36 °C

N : 80x/mnt RR : 20x/mnt

C. Prioritas masalah / Perencanaan

1. Kurangnya pengetahuan tentang KB

Kriteria Nila

i

Bobot Skor Keterangan

Sifat masalah 3 1 3 Ancaman thd kegagalan penerimaan keadaan

yang berhubungan dengan KB

Kemungkinan

masalah dapat

diubah

2 2 4 Masalah sebenarnya dapat diubah, tetapi secara

bertahap, sesuai dg pemahaman keluarga.

Potensi masalah

utk diubah

3 1 3 Masalah dapat dicegah dengan pendidikan

kesehatan

Menonjolnya

masalah

1 1 1 Ibu merasakan sebagai masalah dan perlu

segera ditangani

Jumlah 5 11

2. Ketakutan Ibu apabila memakai KB

Kriteria Nila

i

Bobot Skor Keterangan

Sifat masalah 3 1 3 Ancaman terhadap pemakaian KB

Kemungkinan

masalah dapat

diubah

2 2 4 Masalah sebenarnya dapat diubah secara

bertahap, tergantung komunikasi terapeutik

yang dilakukan oleh petugas kesehatan

Potensi masalah

utk diubah

3 1 3 Masalah dapat diubah dengan pendidikan

kesehatan.

Menonjolnya

masalah

1 1 3 Masalah harus segera diatasi agar Ibu tidak

mempunyai anak terlalu banyak.

Jumlah 5 13

Page 27: askeb komunitas.docx

Berdasaarakan prioritas masalah dan hasil pembobotan masalah kesehatan pada keluarga Tn.S

adalah sebagai berikut:

1.      Kurangnya pengetahuan Ibu tentang KB

2.      Ketakutan Ibu apabila memakai KB.

CATATAN PERKEMBANGAN

NO. Tgl/Jam Diagnosa S.O.A.P

1 25-01-11

Pukul

11.30

WIB

Ny. E usia

28 tahun

dengan

ketakutan

memakai

KB

  S : Ibu mengatakan tidak ada keluhan

  O : KU ibu baik, kesadaran Compos mentis,

TTV : Tensi : 120/80 mmHg

Nadi : 80x/menit

Suhu : 36 °C

Pernafasan : 20 x/menit

BB : 52 kg

TB : 158

   A : Ny.E usia 28 tahun dengan ketakutan

memakai KB

   P : Memberi nasehat pada ibu tentang

        Memakai kontrasepsi pada pasangan usia subur

        Berkonsultasi tentang KB ke bidan atau petugas

kesehatan terdekat

        Membatasi dan mengatur jarak kehamilan atau

anak

2. 30-01-11

Pukul

18.30

WIB

Ny. E usia

28 tahun

dengan

ketakutan

memakai

KB

  S : Ibu mengatakan tidak ada keluhan

Ibu mengatakan senang mendapat informasi

tentang KB

  O : KU ibu baik, kesadaran Compos mentis,

TTV : Tensi : 120/80 mmHg

Nadi : 82x/menit

Suhu : 36,5°C

Pernafasan : 20 x/menit

Page 28: askeb komunitas.docx

   A : Ny.E usia 28 tahun dengan ketakutan

memakai KB

   P : Memberi nasehat pada ibu tentang

        Mengajak ibu dan suami mendiskusikan rencana

memakai KB

        Menyarankan ibu untuk segera berkonsultasi

tentang KB ke bidan atau petugas kesehatan

terdekat.

        Rencana kunjungan ulang 3 hari lagi

3. 03-02-11

Pukul

18.30

WIB

Ny. E usia

28 tahun

dengan

ketakutan

memakai

KB

  S : Ibu mengatakan tidak ada keluhan

Ibu mengatakan akan ber KB pada hari ke 5

haidnya sekarang

  O : KU ibu baik, kesadaran Compos mentis,

TTV : Tensi : 120/80 mmHg

Nadi : 82x/menit

Suhu : 36,5°C

Pernafasan : 20 x/menit

   A : Ny.E usia 28 tahun dengan ketakutan

memakai KB

   P : Memberi nasehat pada ibu tentang

        Menanyakan kepada Ibu KB apa yang beliau

inginkan

        Apabila Ibu masih bingung dalam pemilihan KB

yang tepat, maka kita sarankan agar langsung

menuju rumah bidan atau petugas kesehatan

terdekat.