Askeb Komunitas KB Suntik.doc

74
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan kesehatan pada hakekatnya merupakan pembangunan sumber daya manusia. Sejalan dengan ini tujuan pembangunan kesehatan telah ditetapkan dalam Sistem Kesehatan Nasional (SKN) yaitu tercapainya kemampuan untuk hidup sehat bagi setiap penduduk agar dapat mewujudkan dengan kesehatan masyarakat yang optimal. Untuk mencapai tujuan tesebut maka telah diatur oleh pemerintah dan masyarakat melalui pembatasan pertumbuhan penduduk supaya tidak berlebihan. Tanpa adanya usaha-usaha penekanan laju peningkatan jumlah penduduk yang terlalu cepat, pembangunan di segala bidang yang telah dilaksanakan kurang dapat dinikmati oleh setiap penduduk. (Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan dan Keluarga Berencana Untuk Pendidikan Bidan, Penerbit Buku Kedokteran EGC). Upaya untuk menekan laju pertumbuhan penduduk antara lain melalui program keluarga berencana (KB), karena salah satu tujuan melakukan keluarga berencana adalah ingin mengatur jarak anak dan mengurangi jumlah kehamilan. Untuk dapat mewujudkan, maka diperlukan penggunaan alat

Transcript of Askeb Komunitas KB Suntik.doc

ASUHAN KEBIDANAN PADA Ny L P50005 POST PARTUM SPONTAN B HARI PERTAMA FISIOLOGIS

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pembangunan kesehatan pada hakekatnya merupakan pembangunan sumber daya manusia. Sejalan dengan ini tujuan pembangunan kesehatan telah ditetapkan dalam Sistem Kesehatan Nasional (SKN) yaitu tercapainya kemampuan untuk hidup sehat bagi setiap penduduk agar dapat mewujudkan dengan kesehatan masyarakat yang optimal. Untuk mencapai tujuan tesebut maka telah diatur oleh pemerintah dan masyarakat melalui pembatasan pertumbuhan penduduk supaya tidak berlebihan. Tanpa adanya usaha-usaha penekanan laju peningkatan jumlah penduduk yang terlalu cepat, pembangunan di segala bidang yang telah dilaksanakan kurang dapat dinikmati oleh setiap penduduk. (Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan dan Keluarga Berencana Untuk Pendidikan Bidan, Penerbit Buku Kedokteran EGC).

Upaya untuk menekan laju pertumbuhan penduduk antara lain melalui program keluarga berencana (KB), karena salah satu tujuan melakukan keluarga berencana adalah ingin mengatur jarak anak dan mengurangi jumlah kehamilan. Untuk dapat mewujudkan, maka diperlukan penggunaan alat kontrasepsi yang rasional, efektif dan yang sifatnya sesuai tujuan. (Ilmu Kebidanan, Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo, 2005).

Berdasarkan komposisinya, kontrasepsi pil, suntik dan implant tergolong kontrasepsi hormonal, dimana alat kontrasepsi implant terdiri dari non plant, jadena, indoplant, atau implanon. (Ilmu Kebidanan, Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo, 2005).

Berdasarkan data kependidikan dan KB di Indonesia pada Tahun 2002, yang menggunakan kontrasepsi suntik sebesar 9.743.550 akseptor, daerah Jawa Timur 950.719 akseptor, sedangkan dijumlah akseptor KB secara umum 822.126 akseptor yang terdiri dari KB suntik 64.636 akseptor, IUD 27.287 akseptor, MOP 1.596 akseptor, MOW 14.372 akseptor, implant 16.890 akseptor, pil 39.345 akseptor dan kondom 658 akseptor (IBKKBN, 2002).

1.2 Tujuan

1.2.1 Tujuan Umum

Menerapkan dan mengembankan manajemen kebidanan Helen Varney dalam memecahkan masalah pada ibu akseptor KB suntik 3 bulan dengan bertambah berat badan serta mendapat pengalaman nyata dan teori yang diperoleh dalam melestarikan asuhan kebidanan.

1.2.2 Tujuan Khusus

Setelah melakukan asuhan kebidanan pada Ny U akseptor KB suntik 3 bulan diharapkan mahasiswa dapat :

1. Melakukan pengkajian data

2. Mengidentifikasi diagnosa, masalah

3. Mengidentifikasi masalah potensial

4. Mengidentifikasikan kebutuhan segera

5. Merumuskan suatu tindakan yang komprehensif

6. Melaksanakan tindakan suatu rencana

7. Mengevaluasi pelaksanaan asuhan kebidanan

1.3 ManfaatPenulisan asuhan kebidanan ini dapat bermanfaat bagi para tenaga kesehatan khususnya pada bidan dan mahasiswa akademi kebidanan untuk mengidentifikasi acuan dalam memberikan asuhan kepada klien akseptor KB suntik 3 bulan dengan kenaikan berat badan.1.4 Uraian Kegiatan

Penulisan asuhan kebidanan pada Ny U akseptor KB suntik 3 bulan dengan bertambah berat badan di Dusun Gempol Dampit Desa Ngrandu Lor Kecamatan Peterongan Kabupaten Jombang melalui : 1. Wawancara langsung dengan keluarga pasien.

2. Melakukan pengamatan langsung dan pemeriksaan fisik.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA2.1. Konsep Komunitas

1.Pengertian

Masyarakat adalah sekumpulan manusia yang saling bergaul/dengan istilah lain berinteraksi. Kesatuan hidup manusia yang berinteraksi menurut suatu sistem adat-istiadat tertentu yang bersifat kontinyu dan terikat oleh suatu rasa identitas bersama. (Koetjaraningrat, 1990).

Masyarakat atau komunitas adalah menunjukkan pada sebagian masyarakat yang bertempat tinggal disuatu wilayah (dalam arti geografi), dengan batas-batas tertentu dimana yang lebih besar dari anggota-anggotanya dibandingkan dengan penduduk diluar batas wilayahnya. (Soerdjono Soekamto, 1982).

Masyarakat adalah sekelompok manusia yang mendiami tertorial tertentu dan adanya sifat sifat saling tergantung adanya pembagian kerja dan kebudayaan bersama. (Macliaver, 1957).

Masyarakat merupakan sekelompok manusia yang telah lama hidup dan bekerjasama,sehingga dapat mengorganisasikan diri dan berfikir tentang dirinya sebagai kesatuan sosial dengan batas-batas tertentu. (Linton, 1936).

2.Ciri-Ciri Masyarakat

Dari berbagai pengertian diatas maka dapat disimpulkan bahwa masyarakat memiliki ciri-ciri sebagai berikut :

a. Interaksi antara sesama anggota masyarakat

Didalam masyarakat terjadi interaksi sosial yang merupakan hubungan sosial yang menyangkut hubungan antar perseorangan, antar kelompok-kelompok maupun antar perseorangan dengan kelompok. Untuk terjadi interaksi harus memiliki 2 syarat, yaitu : kontak sosial dan komunitas.

b. Menempati wilayah-wilayah dengan batas tertentu

Suatu kelompok masyarakat menempati suatu wilayah tertentu menurut suatu keadaan geografis sebagai tempat tinggal komunitasnya baik dalam ruang lingkup yang terkecil RT/RW, Dusun, Desa, Kelurahan, Kecamatan, Kabupaten, Provinsi dan bahkan Negara.

c. Saling tergantung satu dengan yang lain

Anggota masyarakat yang hidup pada suatu wilayah tertentu saling tergantung satu dengan yang lainnya dalam memenuhi kebutuhan manusia. Tiap-tiap anggota masyarakat mempunyai ketrampilan sesuai dengan kemampuan dan profesi masing-masing. Mereka hidup saling melengkapi, saling memenuhi agar tetap berhasil dalam kehidupanya.

d. Memiliki adat istiadat tertentu / kebudayaan

Adat istiadat dan kebudayaan dicipta untuk mengatur tatanan kehidupan bermasyarakat, yang mencakup bidang yang sangat luas diantara tata cara berinteraksi, kelompok-kelompok yang ada dimasyarakat apakah itu dalam perkawinan, kesenian, mata pencaharian, system kekerabatan.

e. Memiliki identitas masalah

Suatu kelompok masyarakat memiliki identitas yang dapat dikenali oleh anggota masyarakat lainya. Hal ini penting untuk menopang kehidupan dalam bermasyarakat yang lebih kuat.identitas kelompok dapat berupa lambang-lambang bahasa, pakaian, simbol-simbol tertentu dari perumahan benda-benda tertentu seperti alat pertanian, mata uang, senjata tajam, kepercayaan dan sebagainya.

3.Tipe-Tipe Masyarakat

Menurut Gilin and Gilin lembaga masyarakat di klasifikasikan sebagai berikut :

A)Dilihat dari sudut perkembanganya

1.Cresive Institution

Lembaga kemasyarakatan yang sengaja dibentuk untuk memenuhi tujuan tertentu, misalnya yang menyangkut : Lembaga hutang piutang yang secara tidak sengaja tumbuh dari adat istadat, misalnya yang menyangkut : Hak milik, perkawinan, agama, dan seterusnya.

2.Enacted Institution

Lembaga kemasyarakatan yang sengaja dibentuk untuk memenuhi tujuan tertentu, misalnya yang menyangkut: Lembaga hutang piutang, lembaga perdagangan, pertanian, pendidikan yang ke semua berakar kepada kebiasaan-kebiasaan dalam masyarakat. Pengalaman-pengalaman dalam melaksanakan kebiasaan-kebiasaan di sistemativasi, yang kemudian dituangkan kedalam lembaga-lembaga.

B)Dilihat dari sudut system nilai yang diterima oleh masyarakat

1.Basic Institution

Adalah lembaga kemasyarakatan yang sangat penting untuk memelihara dan mempertahankan tata tertib dalam masyarakat diantaranya keluarga, sekolah-sekolah yang dianggap sebagai institusi dasar yang pokok.

2. Subsidiary Institution

Lembaga-lembaga kemasyarakatan yang muncul tetapi dianggap kurang penting karena untuk memenuhi kegiatan-kegiatan tertentu saja. Misalnya pembentukan panitia rekreasi, pelantikan/wisuda bersama dan sebagainya.

C).Dari sudut penerimaan masyarakat

1.Approved/Sosial Sanctioned Institution

Adalah lembaga yang diterima oleh masyarakat seperti sekolah, perusahaan, koperasi, dsb.

2.Unsanctioned Instituton

Adalah lembaga-lembaga masyarakat yang ditolak oleh masyarakat walaupun kadang-kadang masyarakat tidak dapat memberantasnya misalnya kelompok penjahat, pemeras, gelandangan, dan pengemis.

D)Dari Sudut Penyebarannya

1. Generasi Institution

Adalah lembaga masyarakat berdasarkan atas faktor penyebaranya. Misalnya agama karena dikenal hampir semua masyarakat dunia.

2. Restrited Institution

Adalah lembaga-lembaga yang dianut oleh masyarakat tertentu saja misalnya Budha banyak dianut oleh Muangtai, Vietnam, Kristen katolik banyak dianut oleh masyarakat Italia, Perancis, Roma. Islam banyak dianut oleh masyarakat Arab.

E)Dari Sudut Fungsi

1.Operatif Institution

Adalah lembaga masyarakat yang menghimpun pola-pola/tata cara yang diperlukan untuk mencapai tujuan lembaga yang bersangkutan seperti lembaga industri.

2.Regulatif instituation

Adalah lembaga yang bertujuan untuk mengawasi adat istiadat / tata kelakuan yang tidak menjadi bagian mutlak dari pada lembaga itu sendiri, misalnya lembaga hukum diantaranya kejaksaan, pengadilan, dan sebagainya.

4.Ciri-Ciri Masyarakat Indonesia

Dilihat dari struktur sosial dan kebudayaan masyarakat Indonesia dibagi 3 kategori :

1)Masyarakat Desa

Ciri-cirinya :

a. Hubungan keluarga dan masyarakat sangat kuat.

b.Hubungan didasarkan atas adat istiadat yang kuat sebagai organisasi sosial.

c. Percaya kepada kekuatan ghaib

d. Tingkat buta huruf relatif tinggi

e. Perilaku hukum tidak tertulis yang intinya diketahui dan dipahami oleh setiap orang

f.Tidak ada lembaga pendidikan khusus dibidang teknologi dan ketrampilan diwariskan oleh orang tua langsung kepada keturunanya.

g.Sistem ekonomis sebagian besar ditujukan untuk memenuhi kebutuhan keluarga dan sebagaian kecil dijual dipasaran untuk memenuhi kebutuhan dan uang berperan sangat terbatas.

h. Semangat gotong-royong dalam bidang sosial dan ekonomi.

2)Masyarakat Madya

Ciri-cirinya :

a. Hubungan keluarga masih tetap kuat, dan hubungan kemasyarakatan mulai mengendor.

b. Adat istiadat masih tetap dihormati dan disikapi masyarakat mulai terbuka dari pengaruh luar.

c. Tmbul rasionalitas pada cara berfkir, sehingga kepercayaan terhadap kekuatan-kekuatan gaib mulai berkurang dan akan timbul apabila telah kehabisan akal

d. Timbul lembaga pendidikan formal dalam masyarakat terutama pendidikan dasar dan menengah.

e. Tingkat buta huruf sudah mulai menurun.

f. Hukum tertulis mulai mendampingi hukum tidak tertulis.

g. Ekonomi masyarakat lebih banyak mengarah kepada produksi pasaran, sehingga menimbulkan deferensiasi dalam struktur masyarakat karena uang semakin meningkat penggunaanya.

h. Gotong royong tradisional tinggal untuk keperluan sosial dikalangan keluaga dan tetangga.dan kegiatan umum lainya didasarkan upah.

3)Ciri-Ciri Masyarakat Modern

a.Hubungan antar manusia dihubungkan akan kepentingan- kepentingan pribadi.

b.Hubungan antar masyarakat dilakukuan secara terbuka dalam suasana saling pengaruh mempengaruhi.

c.Kepercayaan masyarakat yang kuat terhadap manfaat ilmu pengetahuan dan teknologi sebagai sarana untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

d.Strata masyarakat digolongkan menurut profesi dan keahlian yang dapat dipelajari dan ditingkatkan dalam lembaga-lembaga ketrampilan dan kejuruan.

5.Ciri-Ciri Masyarakat Sehat

a. Peningkatan kemampuan masyarakat untuk hidup sehat

b.Mengatasi masalah kesehatan sederhana melalui upaya peningkatan, pencegahan, penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan untuk ibu dan anak.

c. Meningkatkan upaya kesehatan lingkungan terutama penyediaan sanitasi dasar yang dikembangkan dan meningkatkan mutu lingkungan hidup.

d. Peningkatan status gizi masyarakat berkaitan dengan peningkatan status sosial ekonomi masyarakat.

e. Penurunan angka kesakitan dan kematian dari berbagai sebab dan penyakit.

6. Indikator Ciri Masyarakat Sehat

Menurut WHO beberapa indikator dari masyarakat sehat adalah :

A. Menurut yang berhubungan dengan status kesehatan masyarakat meliputi :

1. Indikator komprehensif

- Angka kematian kasar menurun

- Rasio angka mortalitas prosional rendah

- Umur harapan hidup rendah

2. Indikator spesifik

- Angka kematian anak dan ibu menurun

- Angka kematian karena penyakit menular menurun

- Angka kelahiran menurun

B.Indikator pelayanan kesehatan

1.Rasio antara tenaga kesehatan dan jumlah penduduk seimbang

2. Distrbusi nakes merata

3. Informasi lengkap tentang jumlah tempat tidur di rumah sakit, fasilitas kesehatan lain dan sebagainya.

4.Informasi tentang jumlah sarana pelayanan kesehatan diantaranya : rumah sakit, puskesmas, rumah barsalin, dan sebagainya.

7) Masalah-Masalah Kesehatan Dan Masyarakat Indonesiaa. Jenis masalah:

1. Tingginya angka pertumbuhan penduduk (1,98%)

2. Tingginya angka kematian ibu dan anak

a) Angka kematian ibu (420 per 100.000 penduduk)

b) Angka kemtian bayi (52 per 10.000 penduduk)

c) Angka kematian balita (84 per 1.000)

3. Tingginya angka kesakitan karena penyakit menular diantaranya adalah :

a) Penyakit infeksi usus

b) Tuberkulosis

c) Demam berdarah

d) ISPA

e) Infeksi saluran nafas bawah

4Meningkatnya angka kesakitan penyakit tidak menular diantaranya adalah :

a). Penyakit jantung

b) Neoplasma

c) Penyakit karena cidera

d) Penyakit gangguan mental

5. Masalah kesehatan lingkungan

a) Keadaan lingkungan fisik dan biologis yang belum memadai.

b) Baru sebagian kecil penduduk yang menikmati air bersih dan fasilitas kesehatan lingkungan .

c) Pembinaan program peningkatan lingkungan belum berjalan sesuai yang diharapkan.

b.Penyebab Masalah

1. Faktor sosial ekonomi

2. Gaya hidup dan perilaku sehat

3. Lingkungan masyarakat yang berkaitan dengan sistem pelayanan kesehatan.

2.2. Konsep Keluarga 1. Pengertian Keluarga adalah suatu kelompok atau kumpulan manusia yang hidup bersama sebagai satu kesatuan atau unit masyarakat yang terkecil,dan biasanya,tetapi ntidak selalu ada hubungan darah, ikatan perkawinan atau ikatan-ikatan lain, mereka hidup bersama dalam satu rumah (tempat tinggal), biasanya dibawah asuhan seorang kepala rumah tangga dan makan dari satu priuk .(Dep. Kes. RI, 1993).

Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga dan tinggal di suatu tempat dibawah suatu atap dalam keadaan saling ketergantungan (Dep. Kes. RI, 1993).

Keluarga adalah dua atau lebih dari dua individu yang tergabung karena adanya hubungan darah, hubungan perkawinan atau pengakuan dan mereka hidup dalam suatu rumah tangga. Beriteraksi satu sama lain dan didalam perananya masing-masing dan menciptakan serta mempertahankan suatu kebudayaan. (Salvicon G. Bailon dan Maglaya, 1989).

Dari ketiga batasan masalah di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa keluarga itu adalah :

Unit terkecil masyarakat

Terdiri dari 2 orang atau lebih

Hidup dalam suatu rumah tangga

Dibawah asuhan seorang kepala rumah tangga

Berinteraksi satu sama lain

Setiap anggota keluarga menjalankan peranya masing-masing

Menciptakan dan mempertahankan suatu kebudayaan

2. Struktur keluarga

Struktur keluarga ada bermacam-macam diantaranya adalah:

1. Partilineal

Adalah keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah dalam beberapa generasi dimana hubungan itu disusun melalui jalur garis ayah.

2. Matrilineal

Adalah keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah dalam beberapa generasi dimana hubungan itu melalui jalur garis ibu.

3. Matrilokal

Adalah sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga sedarah istri.

4. Patrilokal

Adalah sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga sedarah suami.

5. Keluarga kawinan

Adalah hubungan suami istri sebagai dasar dari pembinaan keluarga dan beberapa sanak saudara yang menjadi bagian dari keluarga karena adanya hubungan dengan suami atau istri.

Ciri-ciri struktur keluarga Anderson Carter

Terorganisasi :

Saling berhubungan, saling ketergantuhgan antara anggota keluarga.

Ada keterbatas :

Setiap anggota memiliki keterbatasan tetapi mereka juga mempunyai keterbatasan dalam menjalani fungsi dan tugasnya masing-masing.

Ada perbedaan dan kekhususan :

Setiap anggota keluarga memiliki peranan dan fungsi masing-masing.

3. Tipe / Bentuk Keluarga

a. Keluarga inti (Nuclear family) adalah keluarga yang terdiri dari ayah, ibu dan anak.

b. Keluarga besar (Extended family) adalah keluarga inti ditambah sanak keluarga misalnya nenek, kakek, keponakan, saudara sepupu dan sebagainya.

c. Keluarga berantai (Serial family) adalah keluarga yang terdiri dari pria dan wanita yang menikah lebih dari satu kali dan merupakan kelurga inti.

d. Keluarga Duda / janda (Single family) adalah keluarga yang terjadi karena perceraian atau kematian.

e. Keluarga berkomposisi (Composite) adalah keluarga yang perkawinanya berpoligami dan hidup secara bersama.

f. Keluarga kabitas (kahabitation) adalah 2 orang yang menjadi satu tanpa pernikahan tetapi membentuk suatu keluarga.

Tipe keluarga Indonesia umumnya menganut keluarga besar (Extended family) karena mayarakat Indonesia yang terdiri dari berbagai suku hidup dalam komunti dengan adat istiadat yang sangat kuat.

4. Tipe / Bentuk Keluarga

a. Keluarga Inti (Nuclear Family) adalah keluarga yang terdiri dari ayah, ibu dan anak.

b. Keluarga besar (Extended Family) adalah keluarga inti ditambah sanak keluarga misanya nenek, kakek, keponakan, saudara sepupu, dan sebagainya.

c. Keluarga berantai (Serial Family) adalah keluarga yang terdiri dari pria dan wanita yang menikah dari satu kali dan merupakan keluarga inti.

d. Keluarga duda/janda (Single Family) adalah keluarga yang terjadi karena perceraian atau kematian.

e. Keluarga komposisi (Camposite) adalah keluarga yang perkawinannya berpoligami dan hidup bersama.

5. Pemegang Kekuasaan Dalam Keluarga

a. Partiakal, yang dominan dan memegang kekuasaan dalam keluarga adalah pihak ayah.

b. Matriakal, yang dominan dan memegang kekuasaan dalam keluarga adalah pihak ibu.

c. Ekualitarian, yang memegang kekuasaan dalamkeluarga adalah ayah dan ibu.

6. Peranan Keluarga

Peranan keluarga menggambarkan seperangkat perilaku interpersonal sifat, kegiatan yang berhubungan dengan individu dalam posis dan situasi tertentu. Peranan individu didasari oleh harapan dan perilaku dari keluarga,kelompok dan masyarakat.

Berbagai peranan yang terdapat di dalam keluarga adalah sebagai berikut :

a. Peranan ayah

Ayah adalah suami dari istri dan berperan sebagai pencari nafkah,pendidikan,perlindungan dan memberi rasa aman sebagai kepala keluarga,sebagai anggota dari kelompok sosialnya serta sebagai anggota dari kelompok sosialnya serta anggota masyarakat dari lingkunganya.

b. Peranan Ibu

Sebagai istri dan ibu dari anak-anaknya, ibu mempunyai peranan untuk mengurus rumah tangga, sebagai salah satu kelompok dari peranan sosialnya serta sebagai anggota masyarakat dari lingkunganya, sebagai pengasuh dan pendidik anak-anaknya, pelindung serta berperan sebagai pencari nafkah tambahan dalam keluarga.

c. Peranan anak

Anak-anak melaksanakan peranan psikososial sesuai dengan tingkat perkembanganya baik fisik, mental, sosial dan spiritual (uraian selengkapnya dapat dipelajari dalam perawatan anak).

7. Fungsi Keluarga

Ada beberapa fungsi yang dapat dijalankan oleh keluarga sebagai berikut :

a. Fungsi Biologis

- Untuk meneruskan keturunan

- Memelihara dan membesarkan anak

- Memenuhi kebutuhan gizi keluarga

- Memelihara dan merawat anggota keluarga

b. Fungsi Psikologis

- Memberikan kasih sayang rasa aman

- Memberikan perhatian diantara keluarga

- Membina kedewasaan kepribadian anggota keluarga

- Memberikan identitas keluarga

c. Fungsi sosialisasi

- Membina sosialisasi

-Membentuk norma-norma tingkah laku sesuai dengan tingkat Perkembangan anak.

- Meneruskan nilai-nilai budaya keluarga

d. Fungsi Ekonomi

- Mencari sumber-sumber untuk memenuhi kebutuhan keluarga

-Mengatur penggunaan penghasilan keluarga untuk memenuhi kebutuhan keluarga.

- Menabung untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan keluarga dimasa akan datang, misalnya pendidikan anak-anak, jaminan hari tua dan sebagainya.

e. Fungsi Pendidikan

- Menyekolahkan anak untuk memberikan pengetahuan, ketrampilan dan membentuk perilaku anak yang sesuai dengan bakat dan minat yang dimilikinya.

-Mempersiapkan anak untuk memenuhi peranan sebagai orang dewasa.

- Mendidik anak sesuai dengan tingkat tingkat perkembanganya.

Ahli lain membagi fungsi keluarga sebagai berikut:

1. Fungsi pendidikan dalam hal ini tugas keluarga adalah mendidik dan menyekolahkan anak untuk mempersiapakn kedewasaan dan masa depan anak bila kelak dewasa nanti.

2. Fungsi sosialisasi anak, tugas keluarga dalam menjalankan fungsi ini adalah sebagaimana keluarga mempersiapakan anak menjadi anggota masyarakat yang baik.

3. Fungsi perlindungan. Tugas keluarga dalam hal ini adalah menjaga untuk melindungi anak dari tindakan-tindakan yang tidak baik, sehingga anggota keluarga merasa terlindungi dan merasa aman.

4. Fungsi perasaan. Tugas keluarga dalam hal ini adalah menjaga secara instuitif, merasakan perasaan dan suasana anak dan anggota yang lain

dalam berkomunikasi dan berinteraksi antar sesama anggota keluarga sehingga saling pengertian satu sama lain dalam menumbuhkan keharmonisan dalam keluarga.

5. Fungsi religius. Tugas keluarga dalam hal ini adalah memperkenalkan dan mengajak anak-anak dan anggota keluarga lain dalam kehidupan beragama, dan tugas kepala keluarga untuk menanamkan keyakinan bahwa ada kekuatan lain yang mengatur kehidupan ini dan ada kehidupan lain setelah di dunia ini.

6. Fungsi ekonomis. Tugas keluarga dalam hal ini adalah mencari sumber-sumber kehidupan dalam memenuhi fungsi-fungsi keluarga yang lain, kepala keluarga bekerja untuk memperoleh penghasilan, mengatur penghasilan tersebut sedemikian rupa sehingga dapat memenuhi kebutuhan keluarga.

7. Fungsi rekreatif. Tugas keluarga dalam hal ini adalah tidak selalu pergi ke tempat rekreasi, tapi yang penting bagaimana menciptakan suasana yang menyenangakan dalam keluarga sehingga dapat mencapai keseimbangan kepribadian masing-masing anggotanya. Rekreasi dapat dilakukan dirumah dengan cara menonton TV bersama, bercerita tentang pengalaman masing-masing, dan sebagainya.

8. Fungsi biologis. Tugas keluarga dalam hal ini untuk meneruskan keturunan sebagai generasi penerus.

Dari berbagai fungsi diatas ada 3 fungsi pokok keluarga terhadap anggota keluarganya, adalah:

1. Asih, adalah meberikan kasih sayang, perhatian, rasa aman, kehangatan kepada anggota keluarga sehingga memungkinkan mereka tumbuh dan berkembang sesuai dengan usia dan kebutuhannya.

2. Asuh, adalah menuju kebutuhan pemeliharaan dan perawatan anak agar kesehatannya selalu terpelihara, sehingga diharapkan menjadikan mereka anak-anak yang sehat baik fisik, mental, sosial dan spiritual.

3. Asah, adalah memenuhi kebutuhan pendidikan anak, sehingga siap menjadi manusia dewasa yang mandiri dan mempersiapkan masa depannya.

8. Tahap-Tahap Kehidupan Keluarga

Tahap-tahap kehidupan menurut Duvail adalah sebagai berikut:

1. Tahap pembentukan keluarga : tahap ini dimulai dari pernikahan, yang dilanjutkan dalam bentuk rumah tangga.

2. Menjelang kelahiran anak : tugas keluarga yang utama untuk mendapatkan keturunan sebagai generasi penerus, melahirkan anak merupakan kebanggaan bagi keluarga yang merupakan saat-saat yang dinantikan.

3. Tahap menghadapi bayi : dalam hal ini keluarga mengasuh, mendidik, dan memberikan kasih sayang pada anak, karena pada tahap ini bayi kehidupannya sangat tergantung pada kedua orang tuanya kondisinya masih sangat lemah.

4. Tahap menghadapi anak pra sekolah: pada tahap ini anak sudah mengenal kehidupan sosialnya, sudah mulai bergaul dengan teman sebayanya, tetapi sangat rawan dalam masalah kesehatan, karena tidak mengetahui mana yang kotor dan mana yang bersih. Dalam fase ini anak sangat sensitive terhadap pengaruh lingkungan dan tugas keluarga adalah mulai menanamkan norma-norma kehidupan. Norma agama, norma sosial budaya dan sebagainya.

5. Tahap menghadapi anak sekolah : dalam tahap ini tugas keluarga adalah bagaimana mendidik anak, mengajari anak untuk mempersiapkan masa depannya, membiasakan anak belajar secara teratur, mengontrol tugas-tugas sekolah anak, dan meningkatkan pengetahuan umum anak.

6. Tahap menghadapi anak remaja : tahap ini adalah tahap yang paling rawan, karena dalam tahap ini anak akan mencari identitas diri dalam membentuk kepribadiannya, oleh karena itu suri tauladan dari orang tuanya sangat diperlukan. Komunikasi dan saling pengertian antar kedua orang tua dengan anak perlu dipelihara dan dikembangkan.

7. Tahap melepas anak ke masyarakat : setelah melakukan tahap remaja dan anak telah dapat menyelesaikan pendidikannya, maka tahap selanjutnya adalah melepaskan anak ke masyarakat dalam memulai kehidupannya yang sesungguhnya, dalam tahap ini anak akan memulai kehidupan rumah tangga.

8. Tahap berdua kembali : setelah anak besardan menempuh kehidupan keluarga sendiri-sendiri, tinggal suami dan istri saja. Dalam tahap keluarga akan merasa sepi, dan apabila tidak menerima kenyataan akan menimbulkan depresi dan stress.

9. Tahap masa tua : tahap ini masuk ke tahap lanjut usia, dan kedua orang tua mempersiapkan diri untuk meninggalkan dunia.

9. Tugas-Tugas Keluarga

Pada dasarnya tugas keluarga ada 8 tugas pokok sebagai berikut:

1. Pemeliharaan fisik keluarga dan para anggotanya.

2. Pemeliharaan sumber-sumber daya yang ada dalam keluarga.

3. Pembagian tugas masing-masing anggotanya sesuai dengan kedudukan masing-masing.

4. Sosialisasi antar anggota keluarga

5. Pengaturan jumlah anggota keluarga

6. Pemeliharaan ketertiban anggota keluarga

7. Penempatan anggota keluarga dalam masyarakat yang lebih luas

8. Membangkitkan semangat para anggota keluarga

10. Ciri-Ciri Keluarga

1. Di ikat dalam suatu perkawinan

2. Ada hubungan darah

3. Ada ikatan batin

4. Ada tanggung jawab masing-masing anggota keluarganya

5. Ada pengambilan keputusan

6. Kerja sama diantara anggota keluarga

7. Komunikasi interaksi antar anggota keluarga

8. Tinggal dalam satu rumah

11. Ciri-Ciri Keluarga Indonesia

1. Suami sebagai pengambilan keputusan

2. Merupakan suatu kesatuan yang utuh

3. Berbentuk monogram

4. Bertanggung jawab

5. Mengambil keputusan

6. Meneruskan nilai-nilai budaya bangsa

7. Mempunyai semangat gotong royong

12. Pola Kehidupan Keluarga Indonesia

1. Daerah pedesaan

- Tradisional

- Agraris

- Tenang

- Sederhana

- Akrab

- Menghormati orang tua

2. Daerah perkotaan

- Dinamis

- Rasional

- Konsumtif

- Demokratif

- Individual

- Terlibat dalam kehidupan politik

2.3. Kopsep Dasar Kontrasepsi

2.3.1. PengertianKontrasepsi adalah upaya untuk mencegah terjadinya kehamilan yang dapat bersifat sementara, dapat pula bersifat permanent. (Hanifa Wiknjosastro, 2005).

2.3.2. Tujuan Kontrasepsi

Menunda kehamilan (pasangan dengan istri berusia dibawah 20 tahun)

Ciri-ciri kontrasepsi yang diperlukan :

Reversibel yang tinggi karena peserta belum mempunyai anak, efektivitasnya yang relatif tinggi, penting karena dapat menyebabkan kehamilan resiko tinggi.Kontrasepsi yang sesuai : pil, AKDR, minimal cara sederhana. Menjarangkan kehamilan (mengatur kesuburan)Masa saat istri berusia 20-30 tahun adalah yang paling baik untuk melahirkan 2 anak dengan jarak kehamilan 3-4 tahun.

Ciri kontrasepsi yang diperlukan :

Reversibel cukup tinggi, efektivitasnya cukup tinggi karena peserta masih mengharapkan mempunyai anak.

Tidak menghambat produksi ASI

Kontrasepsi yang sesuai : AKDR, suntik, cara sederhana, implant, kontrasepsi mantap.

Ciri-ciri kontrasepsi yang diperlukan :

Efektivitas sangat tinggi karena kegagalan dapat menyebabkan kehamilan dengan resiko tinggi bagi ibu dan anak, reversibelitas rendah, dapat dipakai jangka panjang, tidak menambah kelainan yang sudah ada. (Mansjoer, Arif. 2001).

2.3.3. Macam-Macam Metode Kontrasepsi1. Metode sederhana

a. Tanpa alat

KB alamiah : metode kalender, metode suhu badan basal, metode lendir serviks, metode simpto-termal.

Koitus interuptus (senggama terputus)

b. Dengan alat

Mekanis (Barrier) : kondom, barier intra-vaginal

Kimiawi : spermisid

2. Metode Modern

a. Hormonal

Oral kontrasepsi

Suntikan

AKBK (alat kontrasepsi bawah kulit)

b. AKDR (alat kontrasepsi dalam rahim)

c. Kontrasepsi mantap

Pada wanita : MOW (metode operasi wanita)

Pada pria : MOP (metode operasi pria)

(Hanafi Hartanto, 2004 : 42).

2.3.4. Syarat-Syarat Metode Kontrasepsi Yang Baik

1. Aman / tidak berbahaya

2. Dapat diandalkan

3. Sederhana, sedapat-dapatnya tidak usah dikerjakan oleh seorang dokter

4. Murah

5. Dapat diterima oleh orang banyak

6. Pemakaian jangka lama (continuation rate tinggi)

(Hanafi Hartanto, 2004 : 36)

2.3.5. Faktor-Faktor Dalam Memilih Metode Kontrasepsi

1. Faktor pasangan (motivasi dan rehabilitas)

Umur

Gaya hidup

Frekuensi senggama

Jumlah keluarga yang diinginkan

Pengalaman dengan kontrasepsi yang lalu Sikap kewanitaan

Sikap kepriaan

2. Faktor kesehatan (kontraindikasi absolute atau relatif) Status kesehatan

Riwayat haid

Riwayat keluarga

Pemeriksaan fisik

Pemeriksaan panggul3. Faktor metode kontrasepsi (penerimaan dan pemakaian berkesinambungan) Efektivitas

Efek samping minor Kerugian

Komplikasi-komplikasi yang potensial

Biaya

(Hanafi Hartanto, 2004 : 36)2.4. Konsep Dasar Kontrasepsi Suntik Depo Progestin

2.4.1. Definisi

a. Suntikan depo progestin (DMPA) adalah suatu sintesa progestin yang mempunyai efek seperti progesteron asli dari tubuh wanita (UNPAD Teknik Keluarga Berencana, 1980 : 65).

b. KB suntik adalah kontrasepsi yang menyuntikkan suatu sintesa progestin yang mempunyai efek seperti progesteron asli dari tubuh wanita (Manuaba, 1999)

2.4.2. Macam-Macam KB Suntik

Terdapat 2 jenis kontrasepsi suntikan yang hanya mengandung progestin :

a. Depo Medroxi Progesteron Asetat (DMPA) mengandung 150 mg DMPA, yang diberikan setiap 3 blan dengan cara disuntikkan intra muskuler (di daerah bokong).

b. Norigest 200 mg yang merupakan derivat testosteron, diberikan setiap 2 bulan dengan cara disuntikkan intra muskuler.

2.4.3. Cara Kerja

a. Mencegah ovulais

b. Mengentalkan lendir serviks, sehingga sulit ditembus spermatozoa

c. Perubahan peristaltik tuba fallopi, sehingga konsepsi dihambat

d. Mengubah suasana endometrium, sehingga tidak sempurna untuk implantasi hasil konsepsi

2.4.4. Efektivitas

Depo progestin memiliki efektivitas tinggi (3 kehamilan per 1000 perempuan), asal penyuntikan dilakukan secara teratur sesuai jadwal yang ditentukan.

2.4.5. Keuntungan

a. Tingkat efektivitasnya tinggi

b. Tidak mempengaruhi hubungan suami istri

c. Tidak mengandung estrogen sehingga tidak berdampak serius terdapat penyakit jantung dan gangguan pembekuan darah

d. Dapat dipakai, diberikan pascapersalinan, pasca keguguran atau pasca menstruasi

e. Tidak mengganggu pengeluaran laktasi dan tumbuh kembang bayi

f. Dapat digunakan oleh wanita >35 tahun sampai premenopause2.4.6. Kerugian

a. Sering ditemukan gangguan haid, seperti : Siklus haid yang memendek atau memanjang

Perdarahan yang banyak atau sedikit

Perdarahan tidak teratur dan perdarahan bercak (spotting)

Tidak haid sama sekai (amenorrhoe)b. Permasalahan berat badan merupakan efek samping tersering

c. Tidak menjamin perlindungan terhadap penularan IMS atau ineksi virus HIV

d. Terlambatnya kembali kesuburan setelah penghentian pemakaian

2.4.7. Yang Dapat Menggunakan Kontrasepsi Suntikan Depo Progestin

1. Usia reproduksi

2. Nulipara dan yang telah memiliki anak

3. Menghendaki kontrasepsi jangka panjang dan yang memiliki efektivitas tinggi

4. Menyusui dan membutuhkan kontrasepsi yang sesuai

5. Setelah melahirkan dan tidak menyusui

6. Setelah abortus atau keguguran

7. Telah banyak anak, tetapi belum menghendaki tubektomi

8. Perokok

9. Menggunakan obat epilepsi (fenitoin dan barbiturat) atau obat TBC (rifampisin)

10. Tidak dapat memakai kontrasepsi yang mengandung estrogen

11. Sering lupa menggunakan pil kontrasepsi2.4.8. Yang Tidak Boleh Menggunakan Kontrasepsi Nsuntikan Progestin

1. Hamil atau dicurigai hamil

2. Perdarahan pervaginam yang belum jelas penyebabnya

3. Tidak dapat menerima terjadinya gangguan haid, terutama amenorea

4. Menderita kanker payudara atau riwayat kanker payudara

5. Diabetes Mellitus disertai komplikasi2.4.9. Waktu Mulai Menggunakan Kontrasepsi Suntikan Progestin1. Setiap saat selama siklus haid, asal ibu tersebut tidak hamil

2. Mulai hari pertama sampai hari ke-7 siklus haid

3. Pada ibu yang tidak haid, injeksi pertama dapat diberikan setiap saat, asalkan saja ibu tersebut tidak hamil. Selama 7 hari setelah suntikan tidak boleh melakukan hubungan seksual4. Ibu yang menggunakan kontrasepsi hormonal lain dan ingin mengganti dengan kontrasepsi hormonal sebelumnya secara benar dan ibu tersebut tidak hamil, suntikan pertama dapat segera diberikan.

5. Ibu yang menggunakan kontrasepsi non hormonal dan ingin menggantinya dengan kontrasepsi hormonal, suntikan pertama dapat diberikan asal ibu tidak hamil. Bila ibu disuntik setelah hari ke 7 haid, ibu tidak boleh melakukan hubungan seksual selama 7 hari setelah penyuntikan

6. Ibu tidak haid atau ibu dengan perdarahan tidak teratur, suntikan pertama diberikan setiap saat, asal saja ibu tidak hamil dan selama 7 hari setelah suntikan tidak boleh melakukan hubungan seksual.

2.4.10. Cara Penggunaan Kontrasepsi Suntik Progestin

1. Diberikan setiap 12 minggu dengan suntikan IM

2. Bersihkan kulit yang akan disuntik dengan kapas alkohol, biarkan kering lalu suntikkan

3. Kocok dengan baik dan hindarkan gelembung-gelembung udara bila terdapat endapan putih di dasar ampul. Upayakan menghilangkannya dengan menghangatkan.

2.4.11. Informasi Yang Perlu Disampaikan

a. Kontrasepsi suntik dapat menimbulkan gangguan (emenorhe), bersifat sementara dan sedikit mengganggu kesehatan.

b. Dapat terjadi efek samping seperti peningkatan berat badan, sakit kepala, nyeri payudara dan efek tersebut tidak berbahaya dan cepat hilang

c. Kembalinya kesuburan terlambat, perlu untuk ibu muda yang ingin menunda kehamilan

d. Bila klien ingin mengganti dengan kontrasepsi suntikan yang lain, maka injeksi diberikan sesuai jadwal suntikan dari kontrasepsi hormonal sebelumnya

e. Setelah suntikan dihentikan, hamil tidak segera datang dan kembali umumnya setelah 6 bulan. Tapi bila setelah 3-6 bulan tidak haid, klien harus ke dokter atau tempat pelayanan kesehatan untuk dicari penyebabnya.

f. Bila klien lupa jadwal suntikan, suntikan dapat segera diberikan asal saja diyakini ibu tersebut tidak hamil.

2.4.12. Peringatan Bagi Pemakai Kontrasepsi Suntikan Progestin

a. Setiap terlambat harus dipikirkan adanya kemungkinan kehamilan

b. Nyeri abdomen bagian bawah yang berat mungkin gejala kehamilan ektopik terganggu

c. Timbulnya abses atau perdarahan tempat injeksi

d. Sakit kepala migran, sakit kepala berulang yang berat atau kaburnya penglihatan

e. Perdarahan berat yang 2x lebih panjang dimasa haid atau 2x lebih banyak dalam satu periode masa haid

2.4.13. Penanganan Gangguan Haid

1. Amenorhoe

Tidak perlu penanganan / tindakan apapun, cukup konseling saja

Bila klien tidak dapat menerima kelainan haid tersebut, anjurkan klien memakai jenis kontrasepsi lain

2. Perdarahan

Perdarahan ringan / spotting sering dijumpai, tapi tidak berbahaya

Bila perdarahan / spotting terus berlanjut atau setelah tidak haid terjadi perdarahan maka perlu dicari penyebabnya. Obatilah dengan cara yang sesuai

Bila ditemukan penyakit radang panggul atau penyakit akibat hubungan seksual

Perdarahan banyak atau memanjang (lebih dari 8 hari atau 2x lebih banyak dari perdarahan yang biasanya dialami pada siklus haid normal)

Bila gangguan tersebut menetap, perlu dicari penyebab dan bila ditemukan kelainan ginekologik, klien perlu diobati dan dirujuk

Bila perdarahan yang terjadi mengancam kesehatan klien atau klien tidak dapat menerima perdarahan yang terjadi, suntikan jangan dilanjutkan untuk cegah anemia beri klien preparat besi.

2.4.14. Keadaan Yang Memerlukan Perhatian

1. Penyakit hati akut (yang disebabkan oleh virus)

2. Penyakit jantung

3. Stroke

2.4.15. Institusi Bagi Klien

Klien harus kembali ke tempat pelayanan kesehatan untuk mendapatkan suntikan kembali setiap 12 minggu.2.4.16. Tatalaksana Efek Samping

a. Amenorrhea

Pastikan hamil atau tidak, bila hamil dirujuk, bila tidak hamil tidak perlu pengobatan, bila KET dirujuk

Jangan berikan terapi hormonal untuk menimbulkan perdarahan karena tidak akan berhasil. Tunggu 3-6 bulan kemudianbila tidak terjadi perdarahan juga dirujuk ke klinikb. Perdarahan bercak (spotting)

KIE : perdarahan ringan sering dijumpai, bukan masalah serius, tidak perlu penanganan

Klien tidak bisa menerima, dapat diberikan dan pilihan pengobatan :

1) Satu siklus pil kombinasi (30-35 mg etinilestradiol), ibu profen (sampai 80 mg 3 x/hari untuk 5 hari)

2) Bila terjadi perdarahan banyak pil kombinasi diberikan 2 tablet/hari selama 3-7 hari dilanjutkan dengan 1 siklus pil kontrasepsi hormonal atau diberi 50 mg etinilestradiol atau 1,25 mg estrogen equir konjugalis untuk 14-21 hari.

c. Perubahan berat badan

Bila berat badan berlebihan, hentikan suntikan dan anjurkan metode kontrasepsi lain

d. Depresi

KIE : progesteron menyebabkan kurangnya vit B6 dalam tubuh dan adanya retensi garam natrium dalam tubuh

Berikan B6 50 mg/hari

Bila berlanjut, suntikan dihentikan

e. Leucorrhea

Penyebab : progesteron mengubah flora dan PH vagina sehingga jamur mudah tumbuh dalam vagina dan menimbulkan keputihan

Penanganan :

1) Kebersihan daerah vagina

2) Diberi preparat antimycolic melalui oral / vagina

Misal : albotyl, bila tidak menolong hentikan

f. Acne / jerawat

KIE : - Kurangi makan berlemak

- Kebersihan wajah dijaga

- Bila tidak hilang atau makin bertambah ganti

kontrasepsi lain

g. Rambut rontok

KIE : kembali normal tanpa pengobatan setelah penghentian suntikan

h. Keluhan subyektif (pusing, mual, muntah, gelisah)

KIE : keluhan bersifat sementara akan hilang dalam waktu 3 bulan, bila keluhan tidak hilang, diberikan pengobatan symtomatik / menghilangkan gejala

i. Perubahan libido

KIE : dianjutkan untuk ganti cara kontrasepsi lain

BAB IIITINJAUAN KASUS

I. PengkajianTanggal Pengkajian : 5 Februari 2010

Jam : 16.00 WIB

1. Data Umum

Nama KK:Tn G

Umur:52 Tahun

Agama:Islam

Suku / Bangsa:Jawa / Indonesia

Pekerjaan:Swasta

Pendidikan:TamatStatus Perkawinan:Kawin

Lama Kawin:22 Tahun

Alamat:Dusun Klagen Desa Kepuhkembeng

Kecamatan Peterongan Kabupaten Jombang

a. Susunan Keluarga

NoNama HubunganUmur L/PPendidikanAgamaPekerjaanKBSehat

1

2

3

4Giman

Umi Kulsum

Kumaedi

Arif BasukiKK

Istri

Anak

Anak 50

40

22

20L

P

L

LSLTA

SMP

SMP

SLTAIslam

Islam

Islam

Islam Swasta

IRT

Swasta

--

Suntik

-

-Sehat

Sehat

Sehat

Sehat

b. Denah RumahKet :

1 : Ruang tamu

2,3 : Kamar tidur

4 : Ruang keluarga

5 : Dapur

6,7 : Kamar mandi + WCc. Genogram

Ket :

: Laki-laki

: Perempuan

: Garis perkawinan

: Garis keturunan

: Dalam 1 keluarga

d. Tipe KeluargaTipe keluarga inti dimana keluarga dirumah tesebut tinggal satu keluarga terdiri dari ayah, ibu dan 2 orang anak.e. Gizi Keluarga Tn GMakan : 3x sehari dengan menu nasi, lauk, sayur, kadang buah.

Minum : 7-8 gelas/hari, air putih

f. Keadaan Rumah / Tempat Tinggal

a. Luar rumah:10 x 6 = 60 m2b. Letak:letak rumah jauh dari sektor dan jauh dari sungai

c. Dinding:permanent

d. Atap:genteng

e. Lantai:plester

f. Penerangan:cukupg. Jalan angina:cukup, ada ventilasi

h. Jendela:ada 2i. Kebersihan:cukup, penataan barang tidak pada tempatnya

j. Jumlah kamar:2 kamar

k. Kontruksi:permanen

g. Air MinumAsal : sumber air, konsumsi air digunakan untuk mandi, mencuci, memasak, dan lain-lain.h. Pembuangan SampahSampah dibakar dibelakang rumah.

i. Jamban dan Kamar Mandi

Jenis jamban: WC leher angsa

Letak jamban: letak dalam rumah menjadi satu dengan kamar mandi.

Kebersihan: cukup

Kamar mandi: letak dalam rumah, kebersihan cukup

j. Pekarangan dan Sekolah

Pengaturan:rapi, tanaman yang diletakkan dalam pot

Kebersihan:halaman cukup bersih

Peralatan pekarangan : ada, seperti sapu lidi

k. Keadaan Sosial Ekonomi keluarga

Dikeluarga Tn G yang mencari nafkah dengan bekerja sebagai swasta

Alat liburan keluarga Tn G adalah TV, radio

l. Kunci Keluarga

Hubungan antara anggota keluarga baik, saling mendukung dan lain-lain.

m. Manajemen Kesehatan Keluarga

Dalam keluarga tidak ada yang menderita sakit.

n. Pola Interaksi Keluarga

Penanggung jawab keluarga : KK / hubungan dikeluarga : ayah

Pengambilan keputusan dikeluarga : KK /hubungan dikeluarga : ayah

o. Pola Penggunaan Fasilitas oleh Keluarga

Puskesmas dan bidan praktek swastap. Keikutan Keluarga Dalam Organisasi Masyarakat

Yasinan

PKK

2. Data KhususA. Data Subyektif

1) Biodata

Nama:Ny U

Umur:40 Tahun

Status:Istri

Agama:Islam

Alamat:Dsn. Klagen

Desa Kepuhkembeng

Kec. PeteronganNama:Tn G

Umur:50 Tahun

Status:KK

Agama:Islam

Alamat:Dsn. Klagen

Desa Kepuhkembeng

Kec. Peterongan

2) Keluhan Utama

Ibu mengatakan menggunakan KB suntik 3 bulan dan mengalami berat badan yang bertambah.

3) Riwayat Kesehatan Sekarang

Ibu mengatakan saat ini baik-baik saja dan tidak mempunyai penyakit menular dan menurun.

4) Riwayat Kesehatan Yang Lalu

Ibu mengatakan tidak pernah menderita penyakit menular, menurun dan menahun seperti HT, DM, asma, jantung, hepatitis B dan lain-lain.

5) Riwayat Kesehatan Keluarga

Ibu mengatakan dalam keluarga tidak ada yang menderita penyakit menalar, menurun dan menahun seperti DM, HT, asma serta tidak ada riwayat kembar.

6) Riwayat Obstetri

a. Riwayat Menstruasi

Menarche:13 tahunHaid teratur / tidak:teratur

Siklus:28 hari

Lama:6-7 hari

Jumlah:2-3x/hari ganti pembalut

Flour albus:tidak adaDysminore:kadang nyeri pada pinggangb. Riwayat KB

Setelah anak pertama lahir ibu menggunakan KB suntik 3 bulan selama 6 tahun dan setelah itu ibu ingin melepas dan ingin hamil lagi. Setelah melepas baru 3 bulan lagi anak kedua dan menggunakan KB suntik 3 bulan selama 1 tahun.7) Riwayat Ginekologi

Ibu mengatakan tidak pernah abortus, ibu juga tidak pernah kuretase.8) Riwayat Psikososiala. Hubungan ibu dengan suami baik dan harmonis

b. Hubungan ibu dengan keluarga dan tetangga baik

9) Pola Kebiasaan Sehari-Hari

a. Pola Nutrisi

Makan:3x/hari, nasi, lauk, sayur

Minum : 6-7 gelas/hari air putih

b. Pola Eliminasi

BAK:4-5x/hari, warna kuning, konsistensi encer, bau khas, tanpa keluhan.

BAB:1x/hari, warna kuning, konsistensi lembek, bau khas

c. Pola Aktivitas

Ibu mengerjakan pekerjaan IRT sehari-hari seperti menyapu, memasak dan lain-lain.

d. Pola IstirahatSiang: Jam 13.00-16.00 WIB

Malam: Jam 22.00-04.00 WIB

e. Pola Personal Hygiene

Mandi 2x/hari, ganti pakaian luar dan dalam 2x/hari, cuci rambut 3x/minggu, gosok gigi 2x/hari.

f. Pola Seksualitas

Kurang lebih 1x/minggu tanpa keluhan.

B. Data Obyektif1) Keadaan Umum:Baik

Kesadaran:Composmentis

BB awal:60 kg

BB sekarang:65 kg

Kenaikan:5 kg

TB:150 cm

2) TTV

TD:100/70 mmHg

N:82 x/menit

S:365oC

RR:22x/menit

3) Pemeriksaan Fisik

a. Inspeksi

Kepala:bersih, rambut hitam, tidak ada lesi dan tidak benjolan.

Muka:simetris, tidak oedem, tidak pucat

Mata:simetris, conjungtiva merah muda, sclera putih, tidak strabismus

Hidung:simetris, conjungtiva, tidak ada polip, tidak ada pernafasan cuping hidung

Mulut & gigi:simetis, bersih, gigi tidak caries, gusi tidak berdarahan tidak ada gigi palsu, lidah bersih.Telinga:simetris, tidak ada gangguan pendengaran, tidak ada serumen.

Leher:simetris, tidak ada bendungan kelenjar tyroid dan vena jugularis

Axilla:bersih, tidak ada pembesaran kelenjar limfe

Dada:simetris, tidak ada retraksi intercosta

Abdomen:bersih, tidak ada pembesaran hati / limfe

Punggung:simetris, tidak ada kelainan bentuk punggung

Genetalia:simetris, tidak ada condiloma acuminate

Anus:bersih, tidak ada hemoroid

Ekstrimitas atas:simetris, tidak ada gangguan pergerakan

Ekstrimitas bawah : simetris, tidak ada gangguan pergerakan.b. PalpasiKepala:tidak ada benjolan, tidak ada nyeri tekan.

Leher:tidak ada benjolan kelenjar tyroid, tidak ada pembesaran vena jugularis.

Axilla:tidak ada pembesaran kelenjar limfeAbdomen:tidak ada pembesaran hepar

c. AuskultasiDada:bersih, tidak ada ronchi maupun wheezing

Abdomen:bising usus normal

d. Prioritas Masalah

KriteriaPerhitunganSkorRanking

1. Sifat masalah

2. Kemungkinan masalah untuk diubah

3. Potensi pencegahan

4. Penonjolan masalah2/3x1

2/2x1

3/3x1

2/2x12/3

2

1

1I

II

III

III

Total Skor4 2/3

II. Identifikasi Diagnosa MasalahDiagnosa:Ny U umur 36 tahun akseptor KB suntik 3 bulan dengan kenaikan berat badan.

DS :Ny U mengatakan menggunakan KB suntik 2 tahun, mengalami kenaikan berat badan 5 kg.DO :Keadaan umum: baik

Kesadaran: composmentis

TTV : TD: 100/70 mmHg

N

: 82 x/menit

S

: 365oC

RR: 22x/menit

III. Antisipasi Masalah Potensial

-

IV. Identifikasi Kebutuhan Segera

-

V. Intervensi

Diagnosa:Ny U umur 36 tahun akseptor KB suntik 3 bulan dengan kenaikan berat badan.

Tujuan jangka pendek :setelah dilakukan asuhan kebidanan selama jangka pendek 1 x 20 menit dan jangka panjang selama 1 minggu diharapkan Ny U mengerti penjelasan dari petugas.

Kriteria:- Ibu mengerti penjelasan petugas

Ibu dapat menjelaskan kembali apa yang sudah dijelaskan oleh petugas

Intervensi :

1. Jelaskan hasil pemeriksaan pada ibu dengan menggunakan komunikasi terapeutik

R/dengan menggunakan komunikasi terapeutik dapat membantu klien dan menimbulkan suasana saling percaya.

2. Jelaskan tentang efek samping KB

R/dengan mengetahui tentang efek samping KB agar ibu lebih mengerti dan kecemasan ibu berkurang.

3. Jelaskan kepada ibu tentang pola diet

R/dengan menjaga pola diet akan mencegah bertambahnya berat badan yang berlebihan

4. Anjurkan ibu untuk ke tempat pelayanan kesehatan jika mempunyai berat badan berlebih.

R/dengan mengetahui berat badan lebih ibu atau keluarga akan mengerti dan tahu apa yang harus dilakukan.

5. Anjurkan ibu untuk berolah raga

R/dengan berolah raga ibu dapat mengontrol berat badan.

Diagnosa:Ny U umur 40 tahun akseptor KB suntik 3 bulan dengan kenaikan berat badan.

Tujuan jangka panjang : setelah dilakukan asuhan kebidanan selama 1 minggu kedepan diharapkan tidak terjadi kenaikan berat badan.

Kriteria:- Ibu dapat melakukan apa yang tenaga kesehatan anjurkan.

- Ibu dapat mengerti penjelasan tenaga kesehatan

1. Jelaskan kepada ibu tentang pola diet

R/dengan menjaga pola diet akan mencegah bertambahnya berat badan yang berlebihan

2. Anjurkan ibu untuk berolah raga

R/dengan berolah raga ibu dapat mengontrol berat badan.

VI. Implementasi

Tanggal:5 Februari 2010

Jam : 16.10 WIB

Diagnosa:Ny U umur 36 tahun akseptor KB suntik 3 bulan dengan kenaikan berat badan.

Implementasi ;

Jangka Pendek :

1. Jam 16.10 WIB

Menjelaskan paada hasil pemeriksaan, dengan hasil ibu mengalami berat bertambah 5 kg dengan menggunakan KB suntik 3 bulan.

2. Jam 16.15 WIB

Menjelaskan kepada ibu efek samping KB suntik 3 bulan :

Sering ditemukan gangguan haid

Klien sangat tergantung pada tempat sarana pelayanan kesehatan (harus kembali untuk suntik)

Tidak dapat dihentikan sewaktu-waktu sebelum suntikan berikutnya

Permasalahan berat badan merupakan efek samping tersering

Penanganan :

Informasikan bahwa kenaikan atau penurunan berat badan sebanyak 1 - 2 kg dapat saja terjadi, perhatikan diet klien bila perubahan berat badan berlebihan, hentikan suntikan dan anjurkan metode kontrasepsi lainnya.

3. Jam 16.25 WIB

Mengajarkan ibu cara pola diet yang benar yaitu mengurangi makan makanan yang banyak mengandung lemak, ibu juga mengurangi karbohidrat. Ibu lebih memperbanyak makan makanan seperti buah dan sayur-sayuran.4. Jam 16.28 WIB

Menganjurkan ibu untuk segera ke tempat pelayanan kesehatan jika mempunyai berat badan yang berlebih.

5. Jam 16.30 WIB

Menganjurkan ibu untuk berolah raga secara teratur seperti jalan kaki setiap pagi.

Jangka Panjang :

Tanggal : 05 Februari 2010 s/d 20 Maret 20101. Pagi Jam 07.00 WIB, Siang Jam : 12.00 WIB, Malam Jam : 19.00 WIBMengajarkan ibu cara pola diet yang benar yaitu mengurangi makan makanan yang banyak mengandung lemak, ibu juga mengurangi karbohidrat. Ibu lebih memperbanyak makan makanan seperti buah dan sayur-sayuran.

2. Setiap Pagi Jam 05.00 WIBMenganjurkan ibu untuk berolah raga secara teratur seperti jalan kaki setiap pagi.

VII. Evaluasi Tanggal:5 Februari 2009

Jam : 16.30 WIB

Jangka Pendek

Diagnosa:Ny U umur 40 tahun akseptor KB suntik 3 bulan dengan kenaikan berat badan.

S:Ibu mengatakan mengerti apa yang dijelaskan petugas

O:Klien dapat menjelaskan kembali apa yang dijelaskan oleh petugas

A:Masalah teratasi

P:Intervensi dihentikan

Jangka Panjang

Diagnosa:Ny U umur 40 tahun akseptor KB suntik 3 bulan dengan kenaikan berat badan.

S:Ibu mengatakan berat badannya tetap

O:Klien dapat melaksanakan saran yang diberikan oleh tenaga kesehatan

A:Masalah teratasi

P:Intervensi dihentikan

BAB IVPENUTUP

4.1. KESIMPULANSetelah menyelesaikan asuhan kebidanan komunitas pada Ny U akseptor KB suntik 3 bulan dengan kenaikan berat badan, maka penulis menarik kesimpulan dalam pemeriksaan fisik ditemukan keadaan umum ibu baik, kesadaran composmentis, TD : 100/70 mmHg, suhu : 36,5oC, nadi : 82x/menit, RR : 22x/menit.

Dalam pengkajian didapatkan salah satu efek samping kontrasepsi yaitu peningkatan BB, gejala yang ditemukan adalah klien mengatakan terjadi peningkatan BB 1 kg tiap kali suntik KB.

Evaluasi yang dilakukan dengan waktu yang ditentukan dalam intervensi yaitu jangka pendek 1x20 menit dan jangka panjang selama 1 minggu yaitu mulai Tanggal 23 Februari 2009 sampai dengan 3 Maret 2009.

Jangka Pendek

S:Ibu mengatakan mengerti apa yang dijelaskan petugas

O:Klien dapat menjelaskan kembali apa yang dijelaskan oleh petugas

A:Masalah teratasi

P:Intervensi dihentikan

Jangka Panjang

S:Ibu mengatakan berat badannya tetap

O:Klien dapat melaksanakan saran yang diberikan oleh tenaga kesehatan

A:Masalah teratasi

P:Intervensi dihentikan

4.2. Saran

1. Bagi Mahasiswa

Mahasiswa dapat memahami dan melaksanakan manajemen dalam asuhan kebidanan Helen Varney dalam praktek kebidanan.

2. Bagi Lahan Praktek

Diharapkan perkembangan klien dalam asuhan kebidanan komunitas lebih memuaskan.

3. Bagi Pendidikan

Sebagai lahan perpustakaan yang membutuhkan asuhan kebidanan komunitas.

DAFTAR PUSTAKA

Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi, Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo, Jakarta, 2003.

Effendi, Nasrul, 1998, Dasar-Dasar Keperawatan Masyarakat, Jakarta, EGC.

Hartono Hanafi, Keluarga Berencana dan Kontrasepsi, Jakarta, Pustaka Sinar Harapan, 2004.

Mochtar, Rustam, Sinopsis Obstetri, Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta, 1998.

Manuaba, Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan dan Keluarga Berencana Untuk Pendidikan Bidan, Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta, 1998.

Saifudin, Abnur Bahri, Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal, Jakarta, Yayasan Bina Pustaka, 1976.

ASUHAN KEBIDANAN KOMUNITAS PADA KELUARGA Tn G TERHADAP Ny U AKSEPTOR KB SUNTIK 3 BULAN DENGAN KENAIKAN BERAT BADAN DI DUSUN KLAGEN DESA KEPUHKEMBENG KECAMATAN PETERONGAN KABUPATEN JOMBANG

Oleh :TUTI MARIA ULFANIM. 2007.01.0592SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN HUSADA

PROGRAM STUDI D-III KEBIDANAN

JOMBANG

2010

LEMBAR PENGESAHAN

Asuhan Kebidanan Komunitas Pada Keluarga Tn G Terhadap Ny U Akseptor KB Suntik 3 Bulan Dengan Kenaikan Berat Badan di Dusun Klagen Desa Kepuhkembeng Kecamatan Peterongan Kabupaten JombangDibuat sebagai Laporan Praktek Kerja Lapangan oleh :Nama:TUTI MARIA ULFA

NIM:2007.01.0592

Telah disahkan dan disetujui pada :

Hari:

Tanggal:

Mengetahui,

Pembimbing Akademik

TRI SABTI, S.S.TPembimbing PraktekYENI B.S, Amd.Keb

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan segala rahmat dan hidayahNya kami dapat menyelesaikan penyusunan Asuhan Kebidanan Komunitas Pada Keluarga Tn G Terhadap Ny U Akseptor KB Suntik 3 Bulan Dengan Kenaikan Berat Badan di Dusun Klagen Desa Kepuhkembeng Kecamatan Peterongan Kabupaten Jombang.

Dalam penyusunan laporan ini penulis menyadari tidak sedikit kendala yang dihadapi, tetapi hal tesebut dapat teratasi berkat bantuan berbagai pihak. Untuk itu pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada yang terhormat :

1. dr. Suparyanto, M.Kes, selaku Kepala Dinkes yang telah memberikan kesempatanuntuk melaksanakan Praktek Kerja Lapangan.2. Bapak Camat beserta Staff di Kecamatan Peterongan Kabupaten Jombang.

3. Dra. Soelijah Hadi, M. Kes. MM, selaku Ketua STIKES Husada Jombang.

4. Tri Sabti, S.S.T, selaku Dosen Pembimbing Akademik di STIKES Husada Jombang.5. Yeni B. S, Amd. Keb, selaku Bidan Pembimbing Praktek Lapangan di Dusun Klagen Desa Kepuhkembeng Kecamatan Peterongan Kabupaten Jombang.6. Umi Salamah, Amd.Keb, selaku Pembimbing Lapangan II wilayah Peterongan Kabupaten Jombang.

7. Seluruh Perangkat Desa dan Masyarakat Dusun Klagen Desa Kepuhkembeng Kecamatan Peterongan Kabupaten Jombang.

8. Semua mahasiswa STIKES Husada Jombang dan semua pihak baik secara langsung maupun tidak langsung telah membantu dalam pelaksaan PKL.

Laporan ini merupakan hasil karya dari penulis, namun tidak ada yang sempurna dalam hidup ini. Untuk itu penulis mengharapkan dengan segala kerendahan hati akan saran dan kritik yang membangun dari pembaca.

Semoga laporan ini bermanfaat bagi mahasiswa dan khususnya maupun bagi pembaca pada umumnya.

Jombang, Februari 2010Penulis

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDULiLEMBAR PENGESAHANiiKATA PENGANTARiiiDAFTAR ISIivBABIPENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang1

1.2. Tujuan2

1.3. Manfaat2

1.4. Uraian Kegiatan3

BABIITINJAUAN PUSTAKA

2.1. Konsep Komunitas4

2.2. Konsep Keluarga112.3. Konsep Dasar Kontrasepsi212.4. Konsep Dasar Kontrasepsi Suntik Depo Progestin 242.5. Konsep KB Implant20

2.6. Konsep Dasar Asuhan Kebidanan Pada Akseptor KB Implan29

BABIIITINJAUAN KASUS

3.1. Pengkajian323.2. Identifikasi Diagnosa Masalah39

3.3. Antisipasi Masalah Potensial39

3.4. Identifikasi Kebutuhan Segera393.5. Intervensi403.6. Implementasi413.7. Evaluasi43BABIVPENUTUP

4.1. Kesimpulan444.2. Saran44DAFTAR PUSTAKA

U

S

6

7

1

4

5

3

2

36 th

36 th

23 th

20 th

PAGE