Askeb By diare.doc
-
Upload
ahmad-gelegar-persada -
Category
Documents
-
view
54 -
download
8
Transcript of Askeb By diare.doc
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sebagian besar populasi negara kita adalah anak-anak dan penyakit
diare. Merupakan salah satu insiden penyakit yang sering kita jumpai insiden
angka kejadian 150-430 per seribu penduduk per tahun. Banyak orang yang
masing menganggap diare sebagai penyakit ringan yang tidak begitu
berbahaya. Namun, penyakit ini merupakan salah sat penyakit mematikan
jika tidak diobati dengan benar. Pengambilan kasus ini dimaksudkan
membahas berbagai aspek klinis pada asuhan kebidanannya, sehingga
penatalaksanaan yang menyertai dapat ditekan.
1.2 Tujuan Penulisan
A. Tujuan Umum
Mahasiswa dengan pembaca dapat mengetahui berbagai macam aspek
utama kesehatan bayi dengan diare dari segi klinis, pencegahan dan
penatalaksanaan
B. Tujuan Khusus
1. Mahasiswa dapat mengkaji data pada kasus diare pada bayi
2. Mahasiswa dapat menentukan identifikasi diagnosa dan masalah dari
data yang diperoleh.
3. Mahasiswa dapat menentukan antisipasi diagnosa dengan masalah
potensial yang mungkin terjadi.
4. Mahasiswa dapat menentukan kebutuhan segera yang dapat diberikan.
5. Mahasiswa dapat merencanakan intervensi tindakan yang dilakukan
6. Mahasiswa dapat melaksanakan implementasi dari intervensi yang
telah disusun.
7. Mahasiswa dapat mengevaluasi dari keseluruhan kegiatan yang telah
dilakukan pada pasien bayi dengan diare.
1
1.3 Sistematika Penulisan
BAB I : PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Tujuan Penulisan
1.3 Sistematika Penulisan
BAB II : TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Konsep Diare Pada Bayi dan Anak
2.2 Konsep asuhan kebidanan pada bayi dan anak
2.2.1 Pengumpulan data
2.2.2 Identifikasi diagnosa dan masalah
2.2.3 Identifikasi masalah potensial
2.2.4 Identifikasi kebutuhan segera
2.2.5 Intervensi
2.2.6 Implementasi
2.2.7 Evaluasi
BAB III : TINJAUAN KASUS
3.1 Pengkajian
3.2 Identifikasi diagnosa dan masalah
3.3 Identifikasi masalah potensial
3.4 Identifikasi kebutuhan segera
3.5 Intervensi
3.6 Implementasi
3.7 Evaluasi
BAB IV : PEMBAHASAN
BAB V : PENUTUP
5.1 Kesimpulan
5.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Konsep Diare Pada Bayi dan Anak
2.1.1 Pengertian
- Diare merupakan pengeluaran tinja yang tidak normal dan cair.
(hipocrates)
- Diare diartikan sebagai BAB yang tidak normal atau bentuk tinja
yang encer dengan frekuensi yang lebih banyak dari biasanya
(IKA FKUI / RSCM)
- Diare adalah tinja yang sedikit lembek dari biasa atau hanya
bertambah sering beberapa kali saja (Maria Suryabudhi : 229)
- Diare merupakan mekanisme alamiah tubuh mengeluarkan isi usus
yang “busuk” dan akan berhenti sendiri jika telah bersih. Diare
sebenarnya bukan suatu penyakit, tetapi merupakan gejala awal
gangguan kesehatan (Umar Fahmi Achmad, 2005)
2.1.2 Macam-macam Diare
Diare akut : diare yang terjadi secara mendadak pada bayi dan
anak yang sebelumnya.
Diare kronik : diare yang berlanjut lebih dari 2 minggu disertai
kehilangan berat badan atau tidak bertambah berat
badannya selama masa tersebut.
2.1.3 Etiologi
1. Faktor Infeksi
a. Faktor enteral : Infeksi saluran pencernaan makanan yang
merupakan penyebab utama diare pada
anak.
3
- Infeksi bakeri : vibrio, escherichia coli dan salmonella,
shigella, campylobactere, yesnia
aeromona dan lain-lain.
- Infeksi virus : entevirus, adenovirus, rotavirus,
astrovirus, dan lain-lain.
- Infeksi parasit : cacing, prozoa, jamur.
b. Infeksi Parenteral : infeksi diluar alat perencanaan makanan
seperti otits media, akut, tonsilis /
tonsilofaringitis, bronkopneusmonia,
ensefalitis, biasanya terjadi pada bayi dan
anak berumur dibawah 2 tahun.
2. Faktor Malabsobsi
a. Malabsorbsi karbohidrat
Karena disakarida (intoleransi laktosa, mlatosa dan sukrosa),
monosakarida (intoleransi glukosa, fretosa dan galaktosa).
b. Malabsorbsi lemak
c. Malabsorbsi protein
3. Faktor makanan
a. Diet
Insiden diare dapat terjadi karena makanan terlalu banyak
makanan yang sulit dicerna, makanan basi, beracun, ataupun
alergi pada makanan.
b. Gizi
Diare dapat terjadi pada anak kekurangan gizi, seperti pada
kwashiorkor.
4. Faktor Psikologis
Misalnya disebabkan oleh gangguan emosional, stress, tegang
(nervous) dan depresi.
4
2.1.4 Patogenesis
Mekanisme dasar yang menyebabkan timbulnya diare ialah :
1) Gangguan Osmotik
Akibat terdapatnya makanan atau zat yang tidak dapat diserap
akan dapat menyebabkan tekanan osmotik dalam rongga usus
meninggi, sehingga terjadi pergeseran air dan elektrolit ke dalam
rongga usus. Isi rongga usus yang berlebihan ini akan merangsang
usus untuk mengeluarkannya sehingga timbul diare.
2) Gangguan sekresi
Akibat rangsangan tertentu (misal oleh toksin) pada dinding usus
akan terjadi peningkatan sekresi air dan elektrolit ke dalam rongga
usus dan selanjutnya diare timbul karena terdapat peningkatan isi
rongga usus.
3) Gangguan Motilitas Usus
Hyperperistaltik akan mengakibatkan berkurangnya kesempatan
usus untuk menyerap makanan, sehingga timbul diare. Sebaliknya
bila peristaltic usus menurun akan mengakibatkan bakteri timbul
berlebihan yang selanjutnya dapat menimbulkan diare pula.
2.1.5 Patofisiologis
Sebagai akibat dari baik akut maupun kronis akan terjadi :
1) Kehilangan air dan elektrolit (dehidrasi yang mengakibatkan
terjadinya gangguan keseimbangan asam basa
2) Gangguan gizi sebagai akibat kelaparan (masukan makanan
berkurang, pengeluaran bertambah)
3) Hipoglikemi
4) Gangguan sirkulasi darah
2.1.6 Gejala Klinik
KU : biasanya anak menjadi lemah, gelisah, cengeng,
suhu tubuh meningkatkan, nafsu makan
berkurang sampai tidak ada, mules
5
Diare : tinja berair encer, dapat berwarna hijau karena
bercampur empedu, atau disertai lendir dan atau
darah, terdapat sisa makanan yang tidak dapat
dicerna.
Muntah : dapat timbul atau tidak, dapat terjadi sebelum
atau saat menderita diare.
Dehidrasi : berat badan turun, turgor kulit turun, mukosa
tampak kering dan fonentela anterior / UUB
cekung.
Berdasarkan banyaknya cairan yang hilang, terdapat :
- Dehidrasi ringan.
- Dehidrasi sedang : fontanela anterior cekung, elastisitas kulit
turun, mulut merah dan kering mata akan cekung.
- Dehidrasi berat : KU turun, kulit dingin, pandangan kosong
Berdasarkan tonisitas plasma, terdapat :
- Dehidrasi hipotonik, isotonic dan hipertonik
Hipotonik Na plasma < 130 Meq / 1 (hoiponatremia)
Isotonic (disonatremia) Na plasma 130-150 mEq / 1
Hipertonik (hipernatremia) Na plasma < 150 mEq /1
2.1.7 Diagnosis
Diagnosis diare dapat diketahui dengan observasi feses bayi atau anak.
Pemeiksaan yang dapat dilakukan untuk mengetahui diganosisnya
antara lain dengan :
1) Pemeriksaan feses
a. Makroskepis dan mikroskopis
b. pH dan kadar gula dengan kertas lakmus dan tablet clinitest
indikasi dugaan intoleransi gula.
c. Pemeriksaan biakan dan uji resistensi
2) Pemeriksaan gangguan keseimbangan asam basa dalam darah,
dengan ASTRUP jika memungkinkan
6
3) Pemeriksaan kadar ureum atau kreatinin faal ginjal.
4) Pemeriksaan elektrolit Na, K, Ca, dan P dalam serum (terutama
jika disertai kejang)
5) Pemeriksaan intubasi duodenum untuk mengetahui jasad renik
atau parasit secara kualitatif terutama pada diare kronik.
2.1.8 Masalah Potensial
1. Dehidrasi
2. Febris
3. Renajatan hipolemik
4. Hipoklemia (gejala : meteroismus, hipotensi otot, lemah,
bradikardi A perubahan pada EKG)
5. Hipoglikemia
6. Gangguan elektrolit
7. Intoleransi laktosa sekunder
8. Kejang
9. Malnutrisi EP
10. Kerusakan hepar
11. Kerusakan ginjal
12. Kematian
2.1.9 Penatalaksanaan
1) Pemberian cairan
Jenis cairan
Formula lengkap (oralit)
Formula sederhana (larutan gula garam)
Peroral
Pada pasien dengan dehidrasi ringan dan seda, cairan diberikan
peroral berupa cairan yang erisikan NaCl dan NaHCO3, Kcl
dan glukosa. Untuk pengobatan sementara dirumah sebelum
dibawa berobat guna mencegah dehidrasi lebih jauh dapat
menggunakan formula sederhana.
7
2) Parenteral
Pada umumnya cairan yang digunakan adalah ringer laktat (RL).
Mengenal pemberian cairan seberapa banyak yang diberikan
tergantung dari berat / ringannya dehidrasi, yang diperhitungkan
dengan kehilangan cairan sesuai dengan umur dan berat badannya.
3) Pengobatan dietetic
a. Untuk anak dibawah 1 tahun dan diatas 1 tahun dengan berat
badan kurang dari 7 kg.
Jenis makanan :
- Susu (ASI atau susu formula dengan mengandung laktosa
rendah dan asam lemaj tak jenuh, misal LLM, A (minon)
- Makanan setengah padat (bubur atau nasi tim)
- Susu khusus yang disesuaikan dengan kelamin yang
ditemukan.
Caranya :
Hari I : - setelah dehidrasi segera diberikan makanan
peroral
- bila diberi ASI atau susu formula diare masih
sering bisa diberikan tambahan oralit atau air
tawar selang-seling dengan ASI. Misal 2 kali
ASI / susu formula, 1 kali orlait.
Hari 2-4 : ASI atau susu formula lebih rendah laktosa penuh.
Hari 5 : Bila tidak ada kelainan pasien dipulangkan.
b. Untuk anak diatas 1 tahun dengan berat badan lebih dari 7 kg.
Jenis makanannya makan padat atau makana cair / susu sesuai
dengan kebiasaan makanan dirumah.
4) Obat-obatan
Prinsip : menggantikan cairan yang hilang.
a. Obat anti sekresi
- Asetosal
- Klorpromazin
8
b. Obat anti spasmolitik
Misalnya : papaverin
c. Obat pengeras tinja
Hanya diberikan jika penyebabnya telah diketahui dengan
jelas.
d. Zat-zat yang bersifat menyerap gas
Pada umumnya penderita diare disertai dengan keluhan perut
kembung. Keadaan ini dapat diatasi denga penggunaan oralit,
garam bismuth atau obat-obatan yang mengandung atau pulgit.
2.1.10 Pencegahan
Pencegahan terhadap diare dapat diakukan dengan :
- Mencuci tangan sebelum dan sesudah makan serta sesudah BAB
dengan benar.
- Mencuci buah dan sayuran sebelum dikonsumsi dibawah air
mendidih
- Memberikan ASI dengan cara yang benar
- Memberikan susu bersih dengan komposisi yang tepat
- Membersihkan alat makanan dengan benar
- Menjaga kebersihan
- Membuang sampah pada tempatnya.
2.2 Konsep Asuhan Kebidanan Pada Bayi Dan Anak Dengan Diare
2.2.1 Pengumpulan Data
a. Data Subyekti
Identitas meliputi identifikasi anak dan kedua orang tuanya.
Nama bayi : untuk memudahkan memanggil
Umur : untuk mengetahui usia bayi
Jenis Kelamin : laki-laki dan perempuan
9
Orang tua
Nama : menghindari kekeliruan bila terdapat kesamaan
nama bayi
Usia : mengetahui kematangan fisik, psikis dan sosial
dalam pola perawatan anak
Pendidikan : menentukan pola pemberian KIE oleh petugas
kesehatan
Agama : mengidentifikasi pola perawatan bayi menurut
kepercayaan yang dianut
Suku bangsa : mengidentifikasi variasai respon atau
kecenderungan prespektif tiap suku yang berbeda
Pekerjaan : mengkorelasi pengaruh pekerjaan tertentu
terhadap kesehatan bayi
Penghasilan : mengetahui taraf hidup
Alamat : untuk memudahkan bila akan dilakukan
kunjungan rumah
b. Keluhan Utama
Keluhan utama yang sering disampaikan adalah frekuensi BAB
yang sering (>3 x) dengan konsistensi cair, encer, seperti ampas
dan bercampur lendir serta darah. Kondisi anak biasanya lemas,
rewel, mules, dan tidak nafsu makan.
c. Riwayat Kesehatan
Mengkaji riwayat kesehatan anak sebelumnya yang mungkin
dapat berpengaruh pada penyakit yang diderita saat ini.
d. Riwayat kesehatan keluarga
Ibu mengatakan dalam keluarga tidak ada yang menderita penyakit
menular (TBC, Sifilis, dll), menahun (epilepsi, diare kronik, asma,
dan lain-lain)
10
e. Riwayat imunisasi
Umur Jenis Imunisasi
0 - 7 hari
1 bulan
2 bulan
3 bulan
4 bulan
9 bulan
Hepatitis B1
BCG
HB2, Polio 1, DPT 1
HB3, Polio 2, DPT 2
DPT3 Polio 3
Campak, polio 4
f. Riwayat tumbuh kembang
0-12 bulan
BB : 3 – 10 kg
TB : 46 – 80 cm
- Gerakan motorik kasar
Berdiri tanpa bantuan
Jalan dibantu
Duduk tanpa dibantu
- Gerakan motorik halus
Menjimpit benda
Menjatuhkan pungut benda
Memindah benda atau tangan
Meraih benda
- Komuniaksi aktif
Mengucap papa, mama
Meniru suara
Mengungkapkan keinginan sederhana
Memekik
Mengoceh
- Kecerdasan
Reaksi perintah sederhana
Meniru gerakan da...da....
11
Masak keluarakn benda
Main ciluk baa
Meniru ekspresi orang lain
Mengenalkan orang lian
- Menolong diri sendiri
Pegang gelas sendiri
Merentangkan tangan saat pakaian
Makan biskuit sendiri
- Tingkah laku sosial
Meniru lambaian tangan
Perhatuan bila dipanggil
Reaksi ada dengan kata tidak
Reaksi berbeda terhadap orang
Tersenyum spontan.
12
- Komuniaksi pasif.
Mengerti perintah sederhana
Merujuk sesuai pertanyaan
Mengerti ”didalam dibawah”
Gerak minda gendong
- Komunikasi aktif
Sebut anggota tubuh
Sebut nama sendiri
Sebut hal miliknya
Mengucapkan minta sesuatu
Mengucapkan kata ada arti
- Kecerdasan
Membedakan benda
Menjodohkan benda
Tahu ”kamu-saya”
Mengerti perintah
Meniru orang dewasa
- Menolong diri sendiri
Bersendok masih tumpah
Minum cangkir 1 tangan
Berata bila ke belakang
Buka baju
Membuka sepatu, celana
- Tingkah laku sosial
Bantu simpan benda
Main sendiri
Meniru permainan
Sebut nama sendiri.
13
g. Pola kehidupan sehari-hari
1) Nutrisi
Membedakan kebiasaan makan anak sebelum dan elama sakit.
Untuk mengetahui kecukupan gizi
2) Eliminasi
Membandingan pola BAB dan BAK anak sebelum dan selama
sakit
3) Aktifitas
Mengkaji kebiasaan aktivitas anak sbeelum dan selama sakit
4) Istirahat
Pada umumnya istirahat anak selama sakit berkurang atau
terganggu
5) Pola kebersihan
Mengkaji kebiasaan anak yang dapat mempengaruhi penyakit
diare.
h. Data obyektif
KU : lemah, lesu
Kesadaran : composmentis
TTV :
Suhu : cenderung naik, normalnya 36,50 C – 370C
Nadi : cenderung meningkat, normalnya 70 – 90 x / menit
RR : cenderung meningkat, normalnya 16 – 24 x / menit
BB : 10-16 kg
TB : normalnya 80 – 100 cm
Lila : 13-16 cm
Pemeriksaan fisik :
o Inspeksi
Kepala : fotanela anterior cekung (+)
Muka : pucat, perubahan raut muka
Mata : icterus (+)
14
Mulut : pada umumnya kering, kemerahan, mukosa,
membran kering, lidah kotor.
Perut : perhatikan turgor kulit, adanya dilatasi
Anus : iritasi(+) kulit warna merah
Ekstremitas : turgor menurun
o Palpasi
Abdomen : pembesaran organ didaerah abdomen (-), nyeri
tekan (-)
o Auskultasi
Perut : bising usus (+), peristaltik menurun
o Perkusi
Abdomen : meteorismus (+)
o Pemeriksaan penunjang / lab.
1. Pemeriksaan faeces.
a. Makroskopis dan mikroskopis
b. pH dan kadar gula dengan kertas lakmus dan tablet
clinitest indikasi dugaan intoleransi gula.
c. Pemeriksaan biakan dan uji resistensi.
2. Pemeriksaan gangguan keseimangan asam basa dalam
darah, dengan ASTRUP jika memungkinkan.
3. Pemeriksaan kadar ureum atau kreatinin foal ginjal.
4. Pemeriksaan elektrolit Na, K, Ca, dan P dalam serum
(terutama jika disertai kejang)
5. Pemeriksaan inkubasi duodenum untuk mengetahui jasat
renik atau parasit secara kualitatif terutama pada diare
kronik.
2.2.2 Identifikasi Diganosa dan Masalah
Dx : Bayi ......umur.....dengan diare.
Ds : Frekuensi BAB dan konsistensi
Do : KU : lemah
15
TTV : cenderung naik
Pemeriksaan fisik
o Inspeksi
Kepala : fontanela anterior cekung (+)
Muka : pucat, perubahan raut muka
Mata : ikterus (+)
Mulut : kering, kemerahan, mukosa, membran
kering, lidah kotor
Perut : turgor kulit menurun
Anus : kebersihan (-),lecet (+)
Ekstremitas : turgor menurun
o Palpasi
Abdomen : pembesaran organ di daerah abdomen
o Auskultasi
Perut : bising usus (+)
o Perkusi
Perut : meteorismus (+)
Pemeriksaan faeses konsistensinya, warna dan jumlah.
Masalah
BAB lebih dari 3 kali sehubungan dengan pengeluaran cairan yang
tidak seimbang.
Ds : feses anak berwarna kehijauan, konsistensinya, frekuensi,
kaji muntah-muntah yang mungkin terjadi.
Do : KU : lemah
TTV : nadi : cenderung cepat
: RR : cenderung cepat
: suhu : cenderung naik
Turgor kulit kurang.
16
2.2.3 Identifikasi Masalah Potensial
1) Dehidrasi
2) Febris
3) Gangguan elektrolit
4) Malnutrisi EP
2.2.4 Identifikasi Kebutuhan Segera
Rehidrasi oral
2.2.5 Intervensi
1. Intervensi
Tujuan : Diare terobati
Kriteria hasil :
- KU : baik
- TTV dalam batas normal
- Konsistensi padat, lembek, cairan warna kuning
- Tidak terjadi komplikasi.
Intervensi :
1) Observasi BB
R/ Mendeteksi adanya kekurangan nutrisi.
2) Lakukan pemeriksaan fisik
R/ Antisipasi adanya komplikasi
3) Observasi TTV dan KU
R/ Deteksi adanya komplikasi
4) Lakukan pemeriksaan laboratorium, misal : feses
R/ Pemeriksaan lab mendukungdiagnosa pasti penyebab
diare.
5) Beri oralit
R/ Menjaga keseimbangan tekanan osmotik dan kadar
elektrolit dalam tubuh.
6) Observasi feces dan konsistensinya.
R/ Deteksi adanya intoleransi gula
17
7) Beri anti biotik
R/ Antibiotikdapat menekan pertumbuhan kuman penyebab
toksik
Masalah
BAB lebih dari 3 kali dalam sehari dan gangguan pemenuhan
kebutuhan nutrisi.
Intervensi
Tujuan : dehidrasi teratasi dengan kebutuhan nutrisi terpenuhi.
Kriteria hasil :
- Turgor kulit baik
- Tidak timbuil muntah
- Gizi tidak terpenuhi.
Intervensi
1) Beri makanan sedikit tapi sering
R/ Pencegahan malnutrisi.
2) Beri makanan sesuai dengan kesukaan anak
R/ Membangkitkan selesar makan anak.
3) Sajikan makanan dalam bentuk hangat.
R/ Merangsang selera makan anak.
4) Kaji turgor kulit, warna, suhu dan kelembaban membran
mukosa.
R/ Turgror kulit, warna suhu dan kelembaban
mengindikasikan perbaikkan dehidrasi.
2.2.6 Implementasi
Sesuai dengan intervensi
2.2.7 Evaluasi
S : Ibu mengatakan telah mengerti tentang penjelasan yang telah
diberikan.
18
O : - KU : Baik
- Kesadaran : composmentis
- TTV dalam batas normal
- Turgor masih bagus
- Bayi diare akut
- BB tidak mengalami penurunan
- Oralit sudah diberikan beserta dosis dan cara pemberian (1
gelas belimbing + 1 bungkus oralit di aduk rata dan
diminumkan)
A : Masalah belum teratasi.
P : lanjutkan intervensi
Anjurkan ibu untuk menjaga kebersihan
Anjurkan pada ibu untuk kontrol apabila diare masih
belum teratasi.
Anjurkan segera periksa apabila terjadi peningkatan
frekuensi diare, muntah – muntah, badan panas, dehidrasi
tinggi
Anjurkan untuk memberi ASI dan makanan yang halus
Masalah
BAB lebih dari 3 kali sehari dan gangguan pemenuhan kebutuhan
nutrisi
S : ibu mengatakan bahwa bayinya buang air besar lebih dari 3
kali dalam sehari
O : - KU : Baik
- Kesadaran : composmentis
- BB tidak mengalami penurunan
- Oralit sudah diberikan turgor kulit normal
- Beri makanan sedikit tapi sering dan bayi yang hangat
- Suhu dalam bebas normal
- Kelembaban membrane mukosa normal
A : Masalah belum teratasi.
19
P : - Anjurkan ibu untuk menjaga kebersihan
- Anjurkan pada ibu untuk kontrol apabila diare masih belum
teratasi
- Anjurkan segera periksa apabila terjadi peningkatan
frekuensi diare, muntah – muntah, badan panas, dehidrasi
tinggi
- Anjurkan untuk memberi ASI sesering mungkin dan
makanan yang halus
20
BAB III
TINJAUAN KASUS
3.1 PENGKAJIAN
Tanggal : 4-9-2009
Pukul : 08.30 wib
Tempat : BPS HJ.Sumiatun di Lesanpuro Malang
3.1.1 Data Subyektif
a. Biodata
Nama anak : By. ”A”
Umur : 11 bulan
Jenis kelamin : laki-laki
Anak ke : pertama
Nama Ibu : Ny. ”H”
Usia : 32 tahun
Agama : Islam
Suku bangsa : Jawa
Pekerjaan : IRT
Pendidikan : SMA
Alamat : Lesa puron RT. 13, RW. 3 Malang
Nama Ayah : Tn. ”W”
Usia : 35 tahun
Agama : Islam
Suku bangsa : Jawa
Pekerjaan : Swasta
Pendidikan : SMA
Alamat : Lesanpuro RT. 13, RW. 3 Malang
21
b. Keluhan Utama
Ibu mengatakan bahwa putranya sudah BAB lebih dari 3 kali
sehari, sejak dua hari yang lalu.
By. ”A” merasa lemas, lesu, mules dan perasaan tidak nyaman.
Ny. H mengatakan bahwa By. A sering rewel, gelisah dan susah
makan.
c. Riwayat Kesehatan Yang Lalu
Tidak ada penyakit menular atau kronis yang diberikan anak.
Hanya batuk dan flu biasa dan tidak pernah masuk rumah sakit
d. Pola Kebiasaan Sehari-hari
1. Nutrisi
Sebelum sakit : By. A biasa makan 3 x sehari + ASI dengan
porsi cukup. Selain itu, By. A suka membeli
jajanan yang dijual bebas.
Saat sakit : By. A hanya makan bubur, minum teh manis
dan air putih.
2. Eliminasi
Sebelum sakit : BAB 1 x sehari, BAK 4-6 x / sehari
Saat sakit : BAB > 3x sehari, BAK 3-5 x sehari
3. Aktifitas
Sebelum sakit : setiap hari bermain dan sore hari mengaji
Saat sakit : By. A tidak melakukan aktivitas berlebihan.
Hanya dilakukan diatas tempat tidur.
4. Istirahat
Sebelum sakit : tidur malam 8-10 jam sehari, jarang tidur
siang.
Saat sakit : By. A sering gelisah, istirahat tidak tenang,
tidur malam 6-8 jam. Tidak bisa tidur siang.
22
5. Personal hygiene
Sebelum sakit : Mandi 2 x sehari, ganti baju setiap kotor
Saat sakit : By. A hanya diseka, ganti baju setiap kotor.
e. Riwayat Kesehatan Keluarga
Ibu mengatakan dalam keluarga tidak ada yang menderita penyakit
menular maupun menahun
f. Riwayat Imunisasi
Imunisasi Combo 1 Combo 2 Combo 3
BCG
DPT
Hepatitis B
Polio
Campak
3 – 10 – 2008
7 – 12 – 2008
3 – 10– 2008
3 – 10 – 2008
26 – 7 – 2009
-
8 – 1 – 2009
7-12-2008
7 – 12 –2008
-
9 – 2 – 2009
8 –1 – 2009
8 – 1 – 2009
-
-
9-2-2009
9– 2 – 2009
g. Riwayat Tumbang
0-12 bulan
BB : 3 – 10 kg
TB : 46 – 80 cm
- Gerakan motorik kasar
Berdiri tanpa bantuan
Jalan dibantu
Duduk tanpa dibantu
- Gerakan motorik halus
Menjimpit benda
Menjatuhkan pungut benda
Memindah benda atau tangan
Meraih benda
- Komunikasi aktif
Mengucap papa, mama
23
Meniru suara
Mengungkapkan keinginan sederhana
Memekik
Mengoceh
- Kecerdasan
Reaksi perintah sederhana
Meniru gerakan da...da....
Masak keluarakn benda
Main ciluk baa
Meniru ekspresi orang lain
Mengenalkan orang lian
- Menolong diri sendiri
Pegang gelas sendiri
Merentangkan tangan saat pakaian
Makan biskuit sendiri
- Tingkah laku sosial
Meniru lambaian tangan
Perhatuan bila dipanggil
Reaksi ada dengan kata tidak
Reaksi berbeda terhadap orang
Tersenyum spontan.
3.1.2 Data Obyektif
a. Pemeriksaan umum
Keadaan umum : lemah dan lesu
Kesadaran : composmentis
Tinggi badan : 88 cm
Berat badan : 13 kg
b. Tanda-tanda vital
Nadi : 112 x / mnt
RR : 36 x / mnt
24
Suhu : 36,80 C
c. Pemeriksaan fisik
- Inspeksi
Kepala : lonjong, rambut lurus.
Muka : pucat, muka agak meringis
Mata : tidak cowong, konjungtiva tidak pucat sklera
tidak icterus.
Hidung : tidak ada skret, kelainana tidak ada.
Mulut : bibir agak kemerahan dan kering
Telinga : bersih, simetris, kelainan tidak ada
Leher : pembesaran kelenjar tyroid (-)
Dada : simteris, tidak ada kelainan
Abdomen : dilatasi dinding perut (-), turgor turun
Anus : bersih (+), iritasi pada pantat
Ekstremitas : atas dan bawah simteris normal.
- Palpasi
Abdomen : tidak ada pembesaran organ dalam dan
timbunan gas, pasien dapat flatus.
- Auskultasi
Perut : bising usus meningkat
- Perkusi
Perut : tidak adanya meteorismus
d. Pemeriksaan penunjang
Tidak dilakukan
3.1.3 Tx :
Kotrimaksasol sirup : 3 x ½ sdt
Parasetamol : 3 x ¼
B complek : 3 x ¼
25
Oralit : 1 liter
3.2 IDENTIFIKASI DIAGNOSA DAN MASALAH
Dx : Bayi A usia 11bulan dengan diare.
Ds : Ibu mengatakan bahwa putra sudah BAB lebih dari 3 kali sekali
Do : KU : lemah
TTV : Nadi : 112 x / mnt
RR : 36 x / menit
Suhu : 360 C
Pemeriksaan fisik
o Inspeksi
Muka : pucat, muka agak meringis
Mulut : bibir agak kemerahan dan kering
Abdomen : dilatasi dinding perut (-) turgor turun
Anus : bersih (+), iritasi pada pantat
Ekstremitas : turgor menurun
o Palpasi
Abdomen : tidak ada pembesaran organ dalam dan timbunan
gas, pasien dapat flatus
o Auskultasi
Perut : bising usus meningkat
o Perkusi
Perut : tidak ada meteorismus
Masalah
BAB lebih dari 3 kali dalam sehari dan gangguan pemenuhan nutrisi
Ds : By. A BAB berlebihan (> 3 x sehari) sejak 2 hari yang lalu.
Do : Turgor kulit turun, mukos mulut kering, bibir kemerahan dan agak
pecah-pecah. Anus kemerahan
3.3 ANTISIPASI MASALAH POTENSIAL
26
a. Dehidrasi
b. Gangguan elektrolit
c. Hipoklimeia
d. Demam / panas
3.4 IDENTIFIKASI KEBUTUHAN SEGERA
Rehidrasi oral
3.5 INTERVENSI
Dx : By. A umur 11bulan dengan diare
Tujuan : diare terobati
Kriteria hasil :
KU : baik
TTV : dalam batas normal
BAB : dalam batas normal (1-2 x / hari), konsistensi padat lembek,
warna kuning.
Intervensi
1. Lakukan pendekatan pada ibu dan keluarga
R/ Ibu, pasien dan kelaurga lebi kooperatif selama diberi tindakan
2. Observasi TTV dan KU
R/ Deteksi adanya komplikasi dan pemantauan kondisi pasien.
3. Lakukan tindakan secara aseptik.
R/ Upaya pencegahan infeksi.
4. Lakukan pemeriksaan laboratorium
R/ Pemeriksaan lab mendukung diagnosa pasti penyebab diare.
5. Pemeriksaan bising usus.
R/ Ileus paralitik umumnya menyerati kehilangan baster melalui,
muntah / penghisapan baster, diare.
6. Beri anti biotik sesuai dengan dosis.
R/ Anti biotik dapat menekan pertumbuhan kuman penyebab toksik
7. KIE tentang kebersihan
27
R/ Dengan mengajarkan kepada pasien, ibu dan kelaurga tentang
kebersihan pengetahuan, mereka bertambah dan kejadian serupa
dapat dihindari.
8. Observasi berkala
R/ Mendeteksi komplikasi sedini mungkin dan mengetahui
perkembangan perbaian kondisi pasien.
9. Anjurkan ibu untuk selalu menjaga kebersihan makanan dan minuman
R/ Dapat mencegah diare
10. Anjurkan ibu untuk memberi oralit secara teratur dan sesuai dosis dan
cara pemberian yang tepat
R/ mempercepat penyembuhan diare
Masalah
BAB lebih dari 3 kali dalam sehari dan gangguan pemenuhan kebutuhan
nutrisi.
Intervensi
Tujuan : Dehidrasi teratasi dan kebutuhan nutrisi terpenuhi
Kriteria hasil :
- Turgor kulit baik
- Mukosa baik (tidak kering)
Intervensi
1) Mengganti cairan yang telah dikeluarkan melalui BAB dan BAK
R/ Menjaga keseimbangan cairan dalam tubuh perbaikan sirkulasi
segera.
2) Beri obat
R/ Menjaga keseimbagan tekanan osmotik dan kadar elektrolit dalam
tubuh.
3) Observasi jumlah cairan yang masuk dan keluar.
R/ Kekurangan cairan dapat mengganggu keseimbangan kerja dan
metabolisme tubuh.
28
4) Beri makanan lembek misal bubur bayi
R/ Pemenuhan nutrisi dan mencegah hipoglikemi
5) Beri obat annti emetik
R/ Obat anti emetik dapat menekan raasa mual dan muntah.
6) Kaji turgor warna, suhu dan kelembaban membran mukosa.
R/ Turgor kulit, warna, suhu dna kelembaban mengindikasikan
perbaikan dehidrasi.
3.6 IMPLEMENTASI
Tanggal : 4-september 2009 pukul 08.45. wib
1. Melakukan pendekatan yang baik dengan pasien dan keluarga
menjelaskan kondisi pasien, prognosis, tindakan dan tujuan dari tercapai
yang diberikan.
2. Pantau TTV
KU : lemah.
Nadi : 114 x / mnt
RR : 34 x / mnt
Suhu : 36,60C
3. Melakukan tindakan aseptik dengan mencuci tangan sebelum dan sesudah
melakukan tindakan.
4. Memeriksa bising usus
7. Memberikan KIE tentang kebersihan meliputi :
- Mencuci tangan sebelum dan sesudah makan serta sesudah BAB
dengan benar
- Mencuci buah dan sayuran sebelum dikonsumsi dibawah air mengalir
- Pemberian obat
Kontrimaksasol sirup : 3x ½ sdt
Parasetamol : 3 x ¼ tablet
B Com : 3 x ¼ tablet
Oralit : 1 liter
- Memberikan minum dalam botol susu dengan benar +takaran tepat
29
- Membersihkan alat makanan yang benar.
- Menjaga kebersihan
- Membuang sampah pada tempatnya.
3.7 EVALUASI
Tanggal 4 september 2009 jam : 08.45 wib
S : Ibu mengatakan telah mengerti tentang penjelasan yang telah
diberikan.
O : - KU : Baik
- Kesadaran : composmentis
- TTV dalam batas normal
- Turgor normal
- Bayi diare akut
- BB tidak mengalami penurunan
- Oralit sudah diberikan beserta dosis dan cara pemberian
A : Masalah belum teratasi.
P : lanjutkan intervensi
Anjurkan ibu untuk menjaga kebersihan
Anjurkan pada ibu untuk kontrol apabila diare masih belum
teratasi.
Anjurkan segera periksa apabila terjadi peningkatan frekuensi
diare, muntah-muntah, badan panas, dehidrasi tinggi
Anjurkan untuk memberi ASI dan makanan yang halus
Masalah
BAB lebih dari 3 kali sehari dan gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi
S : ibu mengatakan bahwa bayinya buang air besar lebih dari 3 kali dalam
sehari
O : - KU : Baik
- Kesadaran : composmentis
- BB tidak mengalami penurunan
- Oralit sudah diberikan turgor kulit normal
30
- Beri makanan sedikit tapi sering dan minum yang hangat
- Suhu dalam batas normal
- Kelembaban membrane mukosa normal
A : Masalah belum teratasi.
P : - Anjurkan ibu untuk menjaga kebersihan
- Anjurkan pada ibu untuk komtrol apabila diare masih belum
teratasi
- Anjurkan segera periksa apabila terjadi peningkatan frekuensi
diare, muntah – muntah, badan panas, dehidrasi tinggi
- Anjurkan untuk memberi ASI dan makanan yang halus serta panas
31
BAB IV
PEMBAHASAN
Penyakit diare merupakan salah satu penyakit yang sering kita jumpai
dimasyarakat, terutama pada anak-anak. Masalah yang sering menyertainya antara
lain dehidrasi, mual muntah dan peningkatan suhu tubuh. Pada keadaan yang
tidak ditangani dengan benar, diare dapat menyebabkan komplikasi pada organ
hati dan ginjal. Selain itu, diare yang menyerang anak-anak dapat dengan cepat
membawa pada kemungkinan kematian yang besar jika ditangani dengan
terlambat.
Pada tinjauan pustaka, penulis telah menjelaskan penanganan diare secara
klinis dan cara pencegahannya. Sementara itu, penanganan diare secara sistematis
telah dijelaskan berdasarkan metode varney pada sub bab konsep asuhan
kebidanan pada bayi / anak dengan diare.
Selama melakukan tindakan penanganan diare pada bayi usia 11bulan,
penulis mendapatkan beberapa terapi yang kurang lengkap dilaksanakan
dilapangan. Misalnya pada pemeriksaan lab yang dianjurkan adalah DL, VL,
Widal, dan Weil felix. Pada kenyataannya dilapangan tidak dapat melaksanakan
tindakan tersebut karena keterbatasan saran dan prasarana selain itu juga masalah
keterbatasan dana bagi pasien.Sementara pada data yang lain, penulis tidak
menemukan perbedaan yang menyolok antara teori dengan praktek dilapangan.
32
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat ditarik pada asuhan kebidanan pada bayi
dengan diare ini, antara lain :
- Perlunya kecepatan dalam mengumpulkan data
- Kecepatan dan ketepatan dalam diagnosa dan mengantisipasi masalah
- Kecepatan dan kecermatan dalam merencanakan tindakan dan pemberian
terapi.
- Ketelitian dan mengevaluasi.
5.2 Saran
Peningkatan sarana dan prasarana sebagai ujung tombak pelayanan
kesehatan dimasyarakat harus diperhatikan dengan baik. Hal ini bertujuan
untuk memberikan pelayanan yang tepat, cepat dan tertarik di masyarakat,
khususnya di bidang kesehatan.
33
DAFTAR PUSTAKA
Darmansjah, Iwan, 2001, Pengobatan Diare.
Ngastiyah, 1997, Perawatan Anak Sakit, EGC, Jakarta.
Staf Pengajar IKA FKUI, 1985, Buku Kuliah Ilmu Kesehatan Anak, Jilid I, Bagian Ilmu Kesehatan Anak FKUI, Jakarta.
Eisen, Bergarlene, 1999, Bayu Pada Tahun Pertama : Apa Yang Anda Hadapi Dari Bulan Pertama, Jakarta : Arcon.
Prawirohardjo, Sarwono, 1999, Ilmu Kebidanan, Jakarta.
Suryabudi, Maria, Cara Merawat Bayi dan Anak-anak, Jakarta -1.
34
ASUHAN KEBIDANAN
PADA BAYI “A” USIA 11 BULAN DENGAN DIARE DI RSIA BEN MARI
KENDALPAYAK MALANG
Disusun Oleh :
SUMIATUN
070615401081
PRODI DIII KEBIDANANSTIKES WIDYAGAMA HUSADA
MALANG 2010
35