ASIDIMETRI LAPORAN RESMI.doc
-
Upload
ikne-kecil-bhaktivedanta -
Category
Documents
-
view
75 -
download
1
Transcript of ASIDIMETRI LAPORAN RESMI.doc
Iknewati Mega R/ AKA 2AANALISIS TITRASI ASIDIMETRI
I. Tujuan:
Dapat menetapkan dan membuat baku primer Dapat menentukan dan membuat baku sekunder Dapat melakukan pembakuan Dapat menentukan kadar sampelII. DasarTeori :
Analisa kuantitatif berkaitan dengan penetapan suatu zat tertentu yang terkandung dalam suatu sampel. Zat yang ditetapkan tersebut, yang sering kali dinyatakan sebagai konstituen atau analit, menyusun sebagian kecil atau sebagian besar sampel yang di analisis (Underwood, 2002).
Asidimetri merupakan suatu metode pengukuran kadar kebasaan suatu zat dengan menggunakan larutan asam sebagai standar. Standar asam yang sering digunakan adalah asam klorida (HCl) dan asam sulfat (H2SO4). Kedua asam tersebut umumnya ada dalam keadaan pekat. Asam klorida pekat konsentrasinya adalah 36 N. asam klorida lebih sering digunakan sebagai baku sekunder dibandingkan dengan asam sulfat karena mudah larut dalam air. Selain itu asam klorida lebih tidak korosif dan tidak mudah teroksidasi dibandingkan dengan asam sulfat. Kelemahan penggunaan asam sulfat adalah asam sulfat dapat membentuk garam sukar larut seperti barium sulfat.
Standarisasi larutan HCl dapat dilakukan dengan larutan baku primer natriumboraks (Na2B4.10H2O) atau Na2CO3. Natrium borat dipilih sebagai larutan baku primer karena natrium karbonat bersifat sangat higroskopis daripada natrium borat. Reaksinya adalah sebagai berikut :Na2B4O7.10H2O(aq) + HCl(aq)2NaCl(aq) + 4H3BO3(aq) + 5H2O(l)Berdasarkan reaksi diatas maka berat ekivalen (BE) natrium boraks adalah :
BE = [Mr] = 191
Reaksi yang digunakan adalah reaksi netralisasi. Reaksi ini terdiri dari reaksi pembakuan antara
1. Na2B4O7.10H2O(aq) + HCl(aq)2NaCl(aq) + 4H3BO3(aq) + 5H2O(l)Asidimetri dan alkalimetri termasuk reaksi netralisasi yakni reaksi antara ion hidrogen yang berasal dari asam dengan ion hidroksida yang berasal dari basa untuk menghasilkan air yang bersifat netral. Netralisasi dapat juga dikatakan sebagai reaksi antara pemberi proton (asam) dengan penerima proton (basa).
Dasar perhitungannya adalah:
a. Dasar Perhitungan Pembakuan
b. Dasar Perhitungan Kadar Sampel
Indikator adalah zat warna yang memiliki warna berbeda-beda tergantung dengan konsentarsi larutannya. Ciri khas utama dari indicator ini adalah bahwa perubahan warna dari larutan yang cenderung asam menjadi warna yang cenderung basa begitupun sebaliknya, tetapi berjalan sesuai interval pH. Maka, untuk menentukan indikator yang dipakai adalah trayek pH yang mendekati titik ekuivalen. (vogel halaman 275). Dalam asidimetri indikator yang digunakan adalah MO (Methyl Orange) dasar pemilihan indikator MO adalah karena baku sekunder yang digunakanan HCl (asam kuat)sehingga ketika direaksian dengan Na2B4.10H2O akan menghasilkan garam bersifat asam kuat. Maka dipilihkan indikator MO dengan trayek PH asam kuat yaitu 3,1-4,4.
IndikatorTrayek pHWarnaasamWarnabasa
Kuning metil2,4 - 4,0MerahKuning
Birubrom fenol3,0 4,6KuningBiru
Jinggametil3,1- 4,4JinggaMetil
Hijau bromkesol3,8 5,4KuningBiru
Merah metil4,2 6,3MerahKuning
Ungu bromkresol5,2 6,8KuningUngu
Biru bromtimol6,1 7,6KuningBiru
Merah fenol6,8 8,4KuningMerah
Merah kresol7,2 8,8KuningMerah
Biru timol8,0 9,6KuningBiru
Fenolftalein8,2 10,0TidakberwarnaMerah
Timolftalein9,3 10,5TidakberwarnaBiru
III. Cara kerja AlatdanbahanAlat :
Bahan :
1. Kertas perkamen
1. HCl 37 %, 2. Beaker glass
2., Na2B4O7.10H2O3. Batang pengaduk
3. Indikator MO4. Anak timbangan
4. Aquades5. Gelas arloji6. Tissue 7. Pipet Tetes
8. Labu Ukur
9. Klem
10. Biuret &Statif
11. Pipet Volume 5ml, 1ml12. Enlemeyer 250ml
13. Bola hisap
14. NeracaanalitikIII. ProsedurKerjaI. Membuat Baku Primer
Membuatbaku primer Na2B4O7.10H2O sebanyak0,1 N 100 mL dengan cara, Perhitungan
(Mr Na2B4O7.10H2O = 381,37)
mgrek Na2B4O7.10H2O= N . V
= 0,1 N . 100 mL
= 0,1 . 100 mL
= 10 mgrek
=
= 5 mmol x 381,37
= 1906,85
=1,90 Menimbang 1,90 gram Na2B4O7 Kemudian dilarutkan kedalam100 mL aquades dalam labu takarII. MembuatBaku Sekunder Mebuat larutan sekunder HCl 37% P : 1,19 g/mlsebanyak0,1 N 100 mL dengan cara HCl =
= n=
=
= 1,207 mol M =
= ( 100ml = 0,1 liter
= 12,07
N = M x valensi
= 12,07 x 1
= 12,07 N
N1 . V1 = N2 . V2
12,07 N . V1 = 0,1 N . 100 mL
12,07 N . V1 = 10
V1 = 0,8285 mL Setelah dilakukan perhitungan maka diketahui HCl yang dibutuhkan adalah 0,8285 mL Kemudian memipet 0,8285 ml(Diadkan sebanyak 1 mL)
Kemudian di larutkan ke dalam 100 ml aquadesIV. Perhitungan Perhitungan ulang normalitas setelah HCl dipipet 1 ml
N1 . V1 = N2 . V2
12,07 N . 1 ml = N2 . 100 ml
12,07 : 100= N2
0,1207 N = N2 PerhitunganNa2B4O7.10H2O setelah tertimbangPerhitungan ulang normalitas setelah ditimbang .botol timbang kosong = 21,206 grambotol timbang + Na2B4O7.10H2O = 23,089 gramNa2B4O7.10H2O = 23,089 21,206 = 1,883 gram
n =
=
= 0,0049374 mol
M=
=
= 0,049374 M
N = M x valensi
= 0,049374 x 2
= 0,0987 N
V. Tabel prosedur kerjaA. Pembuatan Baku Sekunder (HCl)
1. Tambahkan air padalabutakar
2. Memipet 0,83 ml ~ 1 ml HCl(p)3. Encerkan ad 100 mL
B. Pembuatan Baku Primer (Na2B4O7.10H2O)
1. Menimbang Na2B4O7.10H2O 1,9 g di timbangan kasar
2. Masukkan botol timbang, timbang lagi menggunakan neraca analitik (tertimbang 1,87 g)
3. Melarutkan Na2B4O7.10H2O ad 100 mL di labutakar.C. Pembakuan1. Mengambil 10 mL baku primer dengan menggunakan pipet volume ke erlenmeyer.
2. Beri indikator MO 1 tetes.
3. Titrasi dengan HCl sampai terjadi perubahan warna.
4. Catat hasil titrasi.
Tabel Pengamatan:TitrasiV awalV akhirV titrasi
1 0 mL9,8 mL9,8 mL
2 10 mL 19,9 mL9,9 mL
310 mL20,05 mL10,05 mL
4mLmLmL
Rata-rata9,85 mL
X = 98,8 + 9,9 = 19,7 = 9,85
2 2
Pembakuan baku sekunder dengan baku primer
mgrek baku sekunder = mgrek baku primer
N1 . V1
= N2 . V2
N . 9,85 ml = 0,0987 N . 10 ml
N
= = 0,1002 N D. Kadar Sampel
1. Memipet 3 mL2. Melarutkan ad 50 mL.
3. Mengambil 10 mL baku primer dengan menggunakan pipet volume ke erlenmeyer.
4. Beri indikator MO 1 tetes.
5. Titrasi dengan HCl sampai terjadi perubahan warna.
6. Catat hasil titrasi.Tabel Pengamatan:TitrasiV awalV akhirV titrasi
10 mL5,85 mL5,85 mL
25,85 mL11,80 mL5,95 mL
312 mL18 mL6 mL
4
Rata-rata5,975 mL
Pembakuan baku sekunder dengan sampel (penentuan kadar)
mgrek sampel= mgrek baku sekunder
N1 . V1
= N2 . V2
N . 10 ml
= 0,1002 N . 5,975 ml
= 0,5986
=
= 0,5986 mmol
= 0,5986 x 84,01
= 50,2883
=50,2883 : 1000
=0,05028
= 0,05028 x 10
= 0,5028
=0,5028 % Menghitung % kesalahan
hasil sebenarnya = 0,5037 %
% kesalahan =
=
=
= 0,178 %
DaftarPustaka
Chang, Raymond. 2003. Kimia DasarKonsep-konsepIntiJilid I. Erlangga, Jakarta.
John Daintith. 1997. KamusLengkap Kimia. Erlangga, Jakarta.
R.A. Day dan Underwood. 2002. Kimia AnalisaKuantitatif. Erlangga, Jakarta.
Sumardji, D. 1997. BukuPaduanpraktikumkimiaDasar.UniversitasDiponegoro Press.
Svehla, G. 1985. BukuteksAnalisisAnorganik. PT. Kolma Media Pusaka,
Syukri. 1999. Kimia Dasar 2. ITB Press