Asidi-alkalimetri

22
Presented By: Presented By: Stella Dila Asmara 4301409007 Stella Dila Asmara 4301409007 Ika Fatmawati 4301409022 Ika Fatmawati 4301409022 Erna Noviana M.D. 4301409040 Erna Noviana M.D. 4301409040 Khaerunnisa 4301409063 Khaerunnisa 4301409063

Transcript of Asidi-alkalimetri

Page 1: Asidi-alkalimetri

Presented By:Presented By:

Stella Dila Asmara 4301409007Stella Dila Asmara 4301409007

Ika Fatmawati 4301409022Ika Fatmawati 4301409022

Erna Noviana M.D. 4301409040Erna Noviana M.D. 4301409040

Khaerunnisa 4301409063Khaerunnisa 4301409063

Page 2: Asidi-alkalimetri
Page 3: Asidi-alkalimetri

Titrasi asidimetri-alkalimetrri yaitu titrasi yang menyangkut asam dan basa.

Salah satu dari empat golongan utama dalam penggolongan analisis titrimetri adalah reaksi penetralan atau asidimetri dan alkalimetri. Asidi dan alkalimetri ini melibatkan titrasi basa yang terbentuk karena hidrolisis garam yang berasal dari asam lemah (basa bebas) dengan suatu asam standar (asidimetri), dan titrasi asam yang terbentuk dari hidrolisis garam yang berasal dari basa lemah (asam bebas) dengan suatu basa standar (alkalimetri). Bersenyawanya ion hidrogen dan ion hidroksida untuk membentuk air merupakan akibat reaksi-reaksi tersebut (Basset, J, 1994).

Page 4: Asidi-alkalimetri

Reaksi yang menyangkut titrasi ini yaitu:

a. Asam kuat-basa kuatb. Asam lemah-basa kuatc. Asam kuat-basa lemahd. Asam kuat-garam dari asam lemahe. Basa kuat-garam dari basa lemah

Page 5: Asidi-alkalimetri

a. Titrasi asam kuat oleh basa kuat; pH titik

ekivalen=7Reaksi antara 25 ml HCl 0,1 M dengan

NaOH 0,1 M, reaksi yang terjadi sebagai berikut :

HCl(aq) + NaOH(aq) NaCl(aq) + H2O(aq)

Page 6: Asidi-alkalimetri
Page 7: Asidi-alkalimetri

Setelah penambahan 10 ml NaOH pH menjadi 1,37. Penambahan 25 ml NaOH pH = 7, karena terjadi titik ekuivalen yang menyebabkan larutan garam NaCl bersifat netral. Penambahan 26 ml NaOH berubah drastis menjadi 11,29. Garam NaCl yang terbentuk dari asam kuat dan basa kuat yang merupakan elektrolit kuat tidak akan terhidrolisis, karena larutannya bersifat netral (pH=7).

Contoh : NaCl (aq) Na+ (aq) +

Cl- (aq)

Na+ (aq) + H2O (l)

Cl- (aq) + H2O(l)

Page 8: Asidi-alkalimetri

b. Titrasi asam lemah oleh basa kuatReaksi antara 25 ml HC2H3O2 0,1 M (Ka= 1,74.10-5) dengan NaOH 0,1 M.Reaksi : HC2H3O2 (aq) +NaOH (aq) C2H3O2Na(aq) + H2O(l)

Page 9: Asidi-alkalimetri

Penambahan 10 ml NaOH pH berubah menjadi 4,58, penambahan 25 ml terjadi titik ekuivalen. Pada pH = 8,72. Penambahan 26 ml NaOH pH =10,29. Pada grafik diatas, penambahan sedikit basa, maka pH akan naik sedikit, sehingga termasuk larutan penyangga. Titik ekuivalen diperoleh pada pH >7. Hal itu disebabkan garam yang terbentuk mengalami hidrolisis sebagian yang bersifat basa.

C2H3O2Na(aq) CH3COO- (aq) +

Na+ (aq)

C2H3O2 (aq) + H2O (l) C2H3O2H (aq) + OH-

(aq)

Na+ (aq) + H2O(l)

Page 10: Asidi-alkalimetri

c. Titrasi asam kuat oleh basa lemahReaksi antara 25 ml HCl 0,1 M dengan NH3 0,1 M (Kb = 10-5). Reaksinya sebagai berikut :HCl (aq) + NH3 (aq) NH4Cl (aq)

Page 11: Asidi-alkalimetri

Sebelum penambahan NH3, pH =1, setelah penambahan 10 ml NH3, pH =1,37, penambahan 25 ml NH3, pH=5,15 yang merupakan titik ekuivalen. Penambahan 26 ml NH3, pH berubah sedikit, yaitu 6,1. Penambahan sedikit basa maka pH garam hamper tidak berubah, sehingga merupakan larutan penyangga. Titik ekuivalen terjadi pada pH<7>, karena garam yang terbentuk mengalami hidrolisis sebagian yang bersifat asam.

NH4Cl (aq) NH4 (aq) + Cl-

NH4+

(aq) + H2O (l) NH4OH (aq) + H+

(aq)

Cl-(aq) + H2O (l)

Page 12: Asidi-alkalimetri

d. Titrasi asam lemah oleh basa lemahd. Titrasi asam lemah oleh basa lemahContoh yang biasa untuk kurva titrasi asam lemah dan basa lemah adalah asam etanoat dan amonia

CH3COOH (aq) + NH3 (aq)

CH3COONH4(aq)

Page 13: Asidi-alkalimetri

Indikator asam basa ialah zat yang dapat berubah warna

apabila pH lingkungannya berubah. Beberapa indikator

asam basa yang penting yaitu:

No. Nama pKi Jenis Trayek pH Warna

A B

1. Asam pikrat 2,3 A 0,1-0,8 Tb-Kn

2. Biru Timol 1,65 A 1,2-2,8 Mr-Kn

8,90 A 8,0-9,6 Kn-Br

3. 2,6-Dinitrofenol 2,0-4,0 Tb-Kn

4. Kuning metil 3,2 B 2,9-4,0 Mr-Kn

5. Jingga metil 3,4 B 3,1-4,4 Mr-Ji

Page 14: Asidi-alkalimetri

6. Hijau bromkresol 4,9 A 3,8-5,4 Kn-Br

7. Merah metil 5,0 B 4,2-6,3 Mr-Kn

8. Lakmus 4,5-8,3 Mr-Br

9. Purpur bromkresol 6,12 A 5,2-6,8 Kn-Pr

10. Biru bromtmol 7,3 A 6,0-7,6 Kn-Br

11. Merah fenol 8,0 A 6,4-8,0 Kn-Mr

12. P--naftolftalein 7,0-9,0 Kn-Br

13. Purpur kresol A 7,4-9,6 Kn-Br

14. Fenolftalein A 8,0-9,6 Tb-Mr

15. Timolftalein A 9,3-10,5 Tb-Br

16. Kuning alizarin 10,1-12,0 Kn-Vi

17. 1,3,5-Trinitrobenzen 12,0-14,0 Tb-Ji

Page 15: Asidi-alkalimetri

Ket: pKi = -log konstan pengionanBr = biru Pr = purpura = asamJi = jinggaVi = violetb = basaKn = kuningA = warna asamMr = merahB = warna basaTb = tidak berwarna

Page 16: Asidi-alkalimetri

Larutan yang mengandung reagensia dengan bobot yang diketahui dalam suatu volume tertentu dalam suatu larutan disebut larutan standar.

Page 17: Asidi-alkalimetri

Larutan standar primer adalah suatu larutan yang konsentrasinya dapat langsung ditentukan dari berat bahan sangat murni yang dilarutkan dan volume yang terjadi. Suatu zat standar primer harus memenuhi syarat seperti dibawah ini:

a. Zat harus mudah diperoleh, mudah dimurnikan, mudah dikeringkan (sebaiknya pada suhu 110-120oC).

b. Zat harus mempunyai ekuivalen yang tinggi, sehingga sesatan penimbangan dapat diabaikan.

c. Zat harus mudah larut pada kondisi-kondisi dalam mana ia digunakan.

Page 18: Asidi-alkalimetri

d. Zat harus dapat diuji terhadap zat-

zat pengotor dengan uji-uji kualitatif

atau uji-uji lain yang kepekaannya

diketahui (jumlah total zat-zat

pengotor, umumnya tak boleh

melebihi 0,01-0,02 %).

e. Reaksi dengan larutan standar itu

harus stoikiometrik dan praktis

sekejap. Sesatan titrasi harus dapat

diabaikan, atau mudah ditetapkan

dengan cermat dengan eksperimen.

Page 19: Asidi-alkalimetri

f. Zat harus tak berubah dalam udara selama

penimbangan; kondisi-kondisi ini

mengisyaratkan bahwa zat tak boleh

higroskopik, tak pula dioksidasi oleh udara,

atau dipengaruhi oleh karbondioksida.

Standar ini harus dijaga agar komposisinya

tak berubah selama penyimpanan.

Natrium karbonat Na2CO3, natrium tetraborat

Na2B4O7, kalium hydrogen iodat KH(IO3)2,

asam klorida bertitik didih konstan

merupakan zat-zat yang biasa digunakan

sebagai standar primer.

Page 20: Asidi-alkalimetri

Larutan standar sekunder adalah suatu zat yang dapat digunakan untuk standarisasi yang kandungan zat aktifnya telah ditemukan dengan perbandingan terhadap suatu standar primer (Basset, J, 1994).

Contoh: AgNO3, KMnO4, Fe(SO4)2

Page 21: Asidi-alkalimetri

Syarat-syarat larutan baku sekunder:

a. Derajat kemurnian lebih rendahdaripada larutan baku primerb. Mempunyai BE yang tinggi untukmemperkecil kesalahan penimbanganc. Larutannya relatif stabil dalampenyimpanan

Page 22: Asidi-alkalimetri