Asidi-alkalimetri
-
Upload
tri-anjasmorowati -
Category
Documents
-
view
2.431 -
download
136
Transcript of Asidi-alkalimetri
Presented By:Presented By:
Stella Dila Asmara 4301409007Stella Dila Asmara 4301409007
Ika Fatmawati 4301409022Ika Fatmawati 4301409022
Erna Noviana M.D. 4301409040Erna Noviana M.D. 4301409040
Khaerunnisa 4301409063Khaerunnisa 4301409063
Titrasi asidimetri-alkalimetrri yaitu titrasi yang menyangkut asam dan basa.
Salah satu dari empat golongan utama dalam penggolongan analisis titrimetri adalah reaksi penetralan atau asidimetri dan alkalimetri. Asidi dan alkalimetri ini melibatkan titrasi basa yang terbentuk karena hidrolisis garam yang berasal dari asam lemah (basa bebas) dengan suatu asam standar (asidimetri), dan titrasi asam yang terbentuk dari hidrolisis garam yang berasal dari basa lemah (asam bebas) dengan suatu basa standar (alkalimetri). Bersenyawanya ion hidrogen dan ion hidroksida untuk membentuk air merupakan akibat reaksi-reaksi tersebut (Basset, J, 1994).
Reaksi yang menyangkut titrasi ini yaitu:
a. Asam kuat-basa kuatb. Asam lemah-basa kuatc. Asam kuat-basa lemahd. Asam kuat-garam dari asam lemahe. Basa kuat-garam dari basa lemah
a. Titrasi asam kuat oleh basa kuat; pH titik
ekivalen=7Reaksi antara 25 ml HCl 0,1 M dengan
NaOH 0,1 M, reaksi yang terjadi sebagai berikut :
HCl(aq) + NaOH(aq) NaCl(aq) + H2O(aq)
Setelah penambahan 10 ml NaOH pH menjadi 1,37. Penambahan 25 ml NaOH pH = 7, karena terjadi titik ekuivalen yang menyebabkan larutan garam NaCl bersifat netral. Penambahan 26 ml NaOH berubah drastis menjadi 11,29. Garam NaCl yang terbentuk dari asam kuat dan basa kuat yang merupakan elektrolit kuat tidak akan terhidrolisis, karena larutannya bersifat netral (pH=7).
Contoh : NaCl (aq) Na+ (aq) +
Cl- (aq)
Na+ (aq) + H2O (l)
Cl- (aq) + H2O(l)
b. Titrasi asam lemah oleh basa kuatReaksi antara 25 ml HC2H3O2 0,1 M (Ka= 1,74.10-5) dengan NaOH 0,1 M.Reaksi : HC2H3O2 (aq) +NaOH (aq) C2H3O2Na(aq) + H2O(l)
Penambahan 10 ml NaOH pH berubah menjadi 4,58, penambahan 25 ml terjadi titik ekuivalen. Pada pH = 8,72. Penambahan 26 ml NaOH pH =10,29. Pada grafik diatas, penambahan sedikit basa, maka pH akan naik sedikit, sehingga termasuk larutan penyangga. Titik ekuivalen diperoleh pada pH >7. Hal itu disebabkan garam yang terbentuk mengalami hidrolisis sebagian yang bersifat basa.
C2H3O2Na(aq) CH3COO- (aq) +
Na+ (aq)
C2H3O2 (aq) + H2O (l) C2H3O2H (aq) + OH-
(aq)
Na+ (aq) + H2O(l)
c. Titrasi asam kuat oleh basa lemahReaksi antara 25 ml HCl 0,1 M dengan NH3 0,1 M (Kb = 10-5). Reaksinya sebagai berikut :HCl (aq) + NH3 (aq) NH4Cl (aq)
Sebelum penambahan NH3, pH =1, setelah penambahan 10 ml NH3, pH =1,37, penambahan 25 ml NH3, pH=5,15 yang merupakan titik ekuivalen. Penambahan 26 ml NH3, pH berubah sedikit, yaitu 6,1. Penambahan sedikit basa maka pH garam hamper tidak berubah, sehingga merupakan larutan penyangga. Titik ekuivalen terjadi pada pH<7>, karena garam yang terbentuk mengalami hidrolisis sebagian yang bersifat asam.
NH4Cl (aq) NH4 (aq) + Cl-
NH4+
(aq) + H2O (l) NH4OH (aq) + H+
(aq)
Cl-(aq) + H2O (l)
d. Titrasi asam lemah oleh basa lemahd. Titrasi asam lemah oleh basa lemahContoh yang biasa untuk kurva titrasi asam lemah dan basa lemah adalah asam etanoat dan amonia
CH3COOH (aq) + NH3 (aq)
CH3COONH4(aq)
Indikator asam basa ialah zat yang dapat berubah warna
apabila pH lingkungannya berubah. Beberapa indikator
asam basa yang penting yaitu:
No. Nama pKi Jenis Trayek pH Warna
A B
1. Asam pikrat 2,3 A 0,1-0,8 Tb-Kn
2. Biru Timol 1,65 A 1,2-2,8 Mr-Kn
8,90 A 8,0-9,6 Kn-Br
3. 2,6-Dinitrofenol 2,0-4,0 Tb-Kn
4. Kuning metil 3,2 B 2,9-4,0 Mr-Kn
5. Jingga metil 3,4 B 3,1-4,4 Mr-Ji
6. Hijau bromkresol 4,9 A 3,8-5,4 Kn-Br
7. Merah metil 5,0 B 4,2-6,3 Mr-Kn
8. Lakmus 4,5-8,3 Mr-Br
9. Purpur bromkresol 6,12 A 5,2-6,8 Kn-Pr
10. Biru bromtmol 7,3 A 6,0-7,6 Kn-Br
11. Merah fenol 8,0 A 6,4-8,0 Kn-Mr
12. P--naftolftalein 7,0-9,0 Kn-Br
13. Purpur kresol A 7,4-9,6 Kn-Br
14. Fenolftalein A 8,0-9,6 Tb-Mr
15. Timolftalein A 9,3-10,5 Tb-Br
16. Kuning alizarin 10,1-12,0 Kn-Vi
17. 1,3,5-Trinitrobenzen 12,0-14,0 Tb-Ji
Ket: pKi = -log konstan pengionanBr = biru Pr = purpura = asamJi = jinggaVi = violetb = basaKn = kuningA = warna asamMr = merahB = warna basaTb = tidak berwarna
Larutan yang mengandung reagensia dengan bobot yang diketahui dalam suatu volume tertentu dalam suatu larutan disebut larutan standar.
Larutan standar primer adalah suatu larutan yang konsentrasinya dapat langsung ditentukan dari berat bahan sangat murni yang dilarutkan dan volume yang terjadi. Suatu zat standar primer harus memenuhi syarat seperti dibawah ini:
a. Zat harus mudah diperoleh, mudah dimurnikan, mudah dikeringkan (sebaiknya pada suhu 110-120oC).
b. Zat harus mempunyai ekuivalen yang tinggi, sehingga sesatan penimbangan dapat diabaikan.
c. Zat harus mudah larut pada kondisi-kondisi dalam mana ia digunakan.
d. Zat harus dapat diuji terhadap zat-
zat pengotor dengan uji-uji kualitatif
atau uji-uji lain yang kepekaannya
diketahui (jumlah total zat-zat
pengotor, umumnya tak boleh
melebihi 0,01-0,02 %).
e. Reaksi dengan larutan standar itu
harus stoikiometrik dan praktis
sekejap. Sesatan titrasi harus dapat
diabaikan, atau mudah ditetapkan
dengan cermat dengan eksperimen.
f. Zat harus tak berubah dalam udara selama
penimbangan; kondisi-kondisi ini
mengisyaratkan bahwa zat tak boleh
higroskopik, tak pula dioksidasi oleh udara,
atau dipengaruhi oleh karbondioksida.
Standar ini harus dijaga agar komposisinya
tak berubah selama penyimpanan.
Natrium karbonat Na2CO3, natrium tetraborat
Na2B4O7, kalium hydrogen iodat KH(IO3)2,
asam klorida bertitik didih konstan
merupakan zat-zat yang biasa digunakan
sebagai standar primer.
Larutan standar sekunder adalah suatu zat yang dapat digunakan untuk standarisasi yang kandungan zat aktifnya telah ditemukan dengan perbandingan terhadap suatu standar primer (Basset, J, 1994).
Contoh: AgNO3, KMnO4, Fe(SO4)2
Syarat-syarat larutan baku sekunder:
a. Derajat kemurnian lebih rendahdaripada larutan baku primerb. Mempunyai BE yang tinggi untukmemperkecil kesalahan penimbanganc. Larutannya relatif stabil dalampenyimpanan