asian crisis

download asian crisis

of 60

description

perkembangan krisis asia yang menentang neo miberal

Transcript of asian crisis

Laporan Pendahuluan

BAB IPENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang PerencanaanKota Surakarta adalah salah satu kota yang terletak di sebelah selatan Provinsi Jawa Tengah. Kota Surakarta saat ini memiliki jumlah penduduk lebih dari 588 ribu jiwa dengan tingkat kepadatan rata-rata 157 jiwa/Ha. Dalam RTRW Provinsi Jawa Tengah, Kota Surakarta ditetapkan sebagai salah satu kota besar yang didukung oleh 6 wilayah belakangnya dalam satu kesatuan Kawasan SUBOSUKAWONOSRATEN. Kota Surakarta juga sering disebut sebagai pusat pertumbuhan wilayah Jawa Tengah bagian selatan, dengan potensi ekonomi sangat tinggi, khususnya di bidang industri, perdagangan, pariwisata, dan jasa lainnya. Kota Surakarta memiliki luas 4.404,06 Ha yang terbagi dalam 5 wilayah kecamatan, yaitu Kecamatan Laweyan, Serengan, Pasarkliwon, Jebres dan Banjarsari.Kecamatan Jebres merupakan kecamatan yang terletak di sebelah utara Kota Surakarta. Kecamatan Jebres berbatasan langsung dengan Kabupaten Karanganyar di sebelah utara dan timur, Kabupaten Sukoharjo serta Kecamatan Pasarkliwon di sebelah selatan dan Kecamatan Banjarsari di sebelah barat. Kecamatan Jebres memiliki luas 1.258,21 Ha yang terdiri dari 11 kelurahan, yaitu Kelurahan Kepatihan Kulon, Kepatihan Wetan, Sudiroprajan, Gandekan, Sewu, Pucangsawit, Jagalan, Purwodiningratan, Tegalharjo, Jebres, dan Mojosongo. Pada tahun 2011 Kecamatan Jebres tercatat memiliki penduduk sebesar 145.703 jiwa dengan tingkat kepadatan rata-rata 115 jiwa/Ha.Berdasarkan RTRW Kota Surakarta, Kecamatan Jebres masuk ke dalam 4 sub pusat pelayanan BWK (Pembagian Wilayah Kota) yaitu BWK I, IV, V dan VI. Pembagian pengembangan pusat pelayanan di dalam Kota Surakarta ini dilakukan demi efisiensi dan efektivitas penggunaan lahan serta untuk kemudahan pemenuhan kebutuhan penduduk, yang bersifat pelayanan sosial maupun ekonomi. Kelurahan Sudiroprajan, Gandekan, dan Sewu masuk ke dalam pusat pelayanan BWK I dengan fungsi utama untuk kegiatan pariwisata, budaya, perdagangan dan jasa, serta industri kreatif. Kelurahan Mojosongo masuk ke dalam pusat pelayan BWK IV dengan fungsi utama untuk permukiman, perdagangan dan jasa, industri kecil dan industri ringan. Kelurahan Jebres, Tegalharjo, Jagalan, Purwodiningratan, dan Pucangsawit masuk ke dalam pusat pelayan BWK V dengan fungsi utama untuk kegiatan pariwisata, pendidikan tinggi dan industri kreatif. Sedangkan 2 kelurahan lainnya yaitu Kelurahan Kepatihan Kulon dan Kepatihan Wetan masuk ke dalam pusat pelayanan BWK VI dengan fungsi utama untuk kegiatan pemerintahan, pariwisata budaya, perdagangan dan jasa.Selain itu, dalam RTRW Kota Surakarta disebutkan bahwa isu strategis yang ada di Kota Surakarta saat ini adalah adanya kepentingan percepatan pembangunan Kota Surakarta bagian utara, agar terciptanya pemerataan dan keseimbangan pembangunan antara Kota Surakarta bagian selatan dengan utara. Batasan dari Kota Surakarta bagian utara dan bagian selatan ini adalah berdasarkan pembagian sub pusat pelayanan BWK dimana BWK III dan IV masuk ke dalam wilayah Kota Surakarta bagian utara, atau seperti yang terlihat pada peta dibawah ini :

Peta 1.1 Arahan Struktur Ruang Kota SurakartaSumber : RTRW Kota Surakarta 2011-2031Berdasarkan peta diatas, dapat diketahui bahwa wilayah dari Kecamatan Jebres yang masuk kedalam wilayah Kota Surakarta bagian utara adalah Kelurahan Mojosongo. Sehingga pada studi ini nantinya akan digunakan istilah Jebres Utara untuk wilayah Kelurahan Mojosongo, dan Jebres Selatan untuk 10 Kelurahan lainnya.Dilihat dari posisinya, letak Kecamatan Jebres bisa dikatakan relatif strategis karena berbatasan langsung dengan wilayah administrasi kabupaten lain, sehingga Jebres merupakan pintu masuk dan keluar Kota Surakarta dari sebelah utara dan timur. Hal ini juga didukung dengan adanya jalur lingkar utara Kota Surakarta dan rencana pembangunan jalan tol Jogja-Semarang yang melewati sebagian wilayah Kecamatan Jebres. Namun untuk akses transportasi dengan kendaraan umum, Kecamatan Jebres masih mengalami kendala terutama untuk Jebres Utara karena terbatasnya moda transportasi umum yang melewati wilayah ini. Terbatasnya jenis moda transportasi yang melewati wilayah Jebres Utara diduga karena adanya jumlah bangkitan dan tarikan transportasi di Jebres Utara yang memang cenderung sedikit jika dibandingkan dengan Jebres bagian selatan. Bangkitan dan tarikan transportasi ini dapat dilihat dari intensitas penggunaan lahan untuk kegiatan-kegiatan yang menarik adanya kebutuhan akan moda transportasi umum seperti kegiatan perdagangan dan jasa serta pendidikan.Penggunaan lahan di Kecamatan Jebres sendiri didominasi oleh kawasan permukiman sebesar 54% dari luas total, yang kemudian disusul oleh kawasan perdagangan dan jasa dengan persentase 14%. Sedangkan untuk lahan tidak terbangun yang ada di Kecamatan Jebres masih ada sekitar 11% dari luas total, yang berwujud lahan kosong, sawah dan tegalan, dimana kebanyakan dari lahan tidak terbangun tersebut berada di daerah Kelurahan Mojosongo. Hal ini berbanding terbalik dengan kondisi yang terjadi di wilayah Jebres selatan, wilayah Jebres bagian selatan merupakan kawasan permukiman dengan tingkat kepadatan cukup tinggi dan berdasarkan data dari Departemen Pekerjaan Umum, di wilayah ini terdapat 5 kelurahan yang masuk dalam kategori kumuh. Kondisi ini diperburuk dengan adanya kawasan permukiman di area sekitar bantaran sungai yang seharusnya menjadi kawasan lindung sempadan sungai. Dampak negatif yang muncul dari pemanfaatan lahan yang melebihi kemampuannnya ini adalah berupa penurunan kualitas lingkungan seperti terjadinya bencana banjir, tanah longsor dan penurunan muka air tanah. Penggunaan kawasan lindung sempadan sungai sebagai tempat hunian ini terjadi dikarenakan adanya pertumbuhan kawasan hunian yang tidak sebanding dengan ketersediaan lahan, sehingga masyarakat menggunakan area yang tersisa yaitu daerah bantaran sungai sebagai daerah tempat tinggal mereka.Adanya penggunaan daerah bantaran sungai sebagai tempat hunian diduga merupakan salah satu akibat dari kecenderungan masyarakat Kota Surakarta yang lebih memilih untuk tinggal di wilayah Kota Surakarta bagian selatan. Kecenderungan masyarakat untuk mengumpul di daerah bagian selatan didasarkan atas alasan kedekatan dengan pusat kota, kelengkapan sarana-prasarana, pelayanan jaringan transportasi dan keragaman aktivitas yang jika dibandingkan dengan daerah utara cukup berbeda jauh. Aktivitas yang lebih beragam di Jebres selatan ini menjadi daya tarik yang lebih dibandingkan dengan daerah utara. Sebagai contoh bahwa di Jebres selatan terdapat berbagai macam pusat kegiatan seperti kegiatan perekonomian, pendidikan, layanan kesehatan, sedangkan daerah Jebres utara hanya didominasi oleh kawasan permukiman. Namun untuk intensitas kepadatan bangunan permukiman sendiri juga lebih tinggi di daerah Jebres selatan.Perekonomian di Kecamatan Jebres didominasi oleh sektor industri pengolahan yang menjadikan Kecamatan Jebres sebagai penyumbang PDRB terbesar dari sektor industri pengolahan di Kota Surakarta pada tahun 2012. Produk unggulan dari sektor industri pengolahan di Jebres sendiri yakni berupa meubel, batik tekstil dan garmen, serta industri kreatif. Persebaran industri yang ada di Kecamatan Jebres sendiri lebih banyak berada di Jebres selatan, padahal wilayah Jebres utara juga diarahkan sebagai kawasan untuk kegiatan industri kecil dan industri kreatif. Pada tahun 2011 terjadi penurunan jumlah industri di Kecamatan Jebres yang cukup besar dibandingkan dengan tahun 2010, sehingga mempengaruhi nilai PDRB Kecamatan Jebres dari sektor industri pengolahan, yakni menurun sebesar 0,75%. Sedangkan dari sektor perdagangan, distribusi lokasi kegiatan perdagangan juga lebih banyak terpusat di Jebres selatan karena kestrategisan lokasinya. Sementara untuk wilayah Jebres utara yang juga diarahkan menjadi kawasan dengan fungsi kegiatan perdagangan, memiliki intensitas kegiatan perdagangan yang rendah.Dilihat dari komposisi penduduknya, Kecamatan Jebres didominasi oleh penduduk usia produktif namun tingkat kesejahteraan penduduk di Kecamatan ini masih relatif rendah karena 30% penduduknya masuk kedalam kategori keluarga non-sejahtera. Selain itu Kecamatan Jebres juga merupakan kecamatan dengan peringkat kemiskinan terendah kedua di Kota Surakarta. Hal ini merefleksikan bahwa potensi-potensi baik dari sektor perdagangan maupun industri yang ada di Kecamatan Jebres belum mampu untuk memberikan dampak positif baik untuk aspek ekonomi maupun aspek lainnya yang bisa dirasakan oleh penduduknya.Masalah-masalah yang terjadi sebagaimana telah disebutkan diatas tidak bisa terus dibiarkan terjadi karena akan mengakibatkan ketimpangan yang sangat terlihat jelas antara Jebres bagian utara dan Jebres bagian selatan. Ketimpangan ini merupakan kondisi yang terjadi akibat dari tidak meratanya pembangunan dalam suatu wilayah, hal ini nantinya akan mempengaruhi berbagai sektor pembangunan yang ada terutama dalam perkembangan wilayah itu sendiri. Maka dari itu dibutuhkan suatu perencanaan yang komprehensif bagi Kecamatan Jebres untuk menyelesaikan masalah-masalah yang ada agar tidak menjadi kendala bagi keseluruhan wilayah Kecamatan Jebres untuk bisa tumbuh ke arah perkembangan yang lebih baik. Karena perencanaan wilayah sendiri bertujuan melakukan perubahan menuju arah perkembangan yang lebih baik bagi suatu komunitas masyarakat, pemerintah, dan lingkungannya dalam wilayah tertentu, dengan memanfaatkan atau mendayagunakan berbagai sumber daya yang ada, dan harus memiliki orientasi yang bersifat menyeluruh, lengkap, tetap berpegang pada asas prioritas (Riyadi dan Bratakusumah, 2003).

1.2 Isu Wilayah PerencanaanDari penjelasan sebelumnya dapat diketahui bahwa masalah yang ada di Kecamatan Jebres terbagi menjadi 2 bagian, yaitu masalah yang dialami Kecamatan Jebres bagian utara dan Kecamatan Jebres bagian selatan. Jebres bagian utara memiliki intensitas kegiatan dan pembangunan yang relatif lebih rendah dibandingkan dengan Jebres bagian selatan. Sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa masalah utama yang dialami oleh Kecamatan Jebres adalah kesenjangan wilayah antara bagian utara dengan bagian selatan Kecamatan Jebres, yang dapat dilihat melalui aspek pertumbuhan ekonomi maupun pembangunan yang tidak seimbang di kedua bagian wilayah tersebut.

1.3 Tujuan dan SasaranAdapun tujuan dan sasaran dalam proses kali ini adalah sebagai berikut:1.3.1 TujuanMenyusun Rencana Tata Ruang Kecamatan Jebres guna mengatasi kesenjangan wilayah antara bagian utara dengan bagian selatan Kecamatan Jebres tahun 2013-2033, dengan optimalisasi potensi ekonomi dan daya dukung lingkungan.1.3.2 SasaranSasaran dalam pencapaian tujuan di atas adalah sebagai berikut:1) Mengidentifikasi isu-isu awal dan merumuskan isu strategis awal di Kecamatan Jebres;2) Merumuskan tujuan dan sasaran awal penyusunan Rencana Tata Ruang Kecamatan Jebres berdasarkan isu strategis awal;3) Menyusun desain survei berdasarkan isu awal;4) Mengumpulkan data melalui survei;5) Mengkompilasi dan menganalisis data mengenai sektor pembangunan untuk memverifikasi isu awal Kecamatan Jebres yang meliputi;a) Kebijakan dan program kerja yang berlaku di Kecamatan Jebresb) Fisik dasar dan lingkungan Kecamatan Jebresc) Kondisi kependudukan di Kecamatan Jebresd) Ekonomi di Kecamatan Jebrese) Sarana prasarana di Kecamatan Jebresf) Sistem Transportasi di Kecamatan Jebresg) Tata Guna Lahan di Kecamatan Jebres6) Memverifikasi kembali perumusan isu strategis;7) Merumuskan kembali tujuan dan sasaran perencanaan dalam Rencana Tata Ruang Kecamatan Jebres berdasarkan isu yang telah terverifikasi;8) Mensintesis karakter spesifik dan karakter pengembangan wilayah di Kecamatan Jebres.

1.4 Ruang LingkupDalam penyusunan dokumen ini berikut adalah ruang lingkupnya:

1.4.2 Ruang Lingkup WilayahRuang lingkup wilayah merupakan batasan atau lingkup wilayah perencanaan yang menjadi objek studi dalam studio proses perencanaan. Ruang lingkup wilayah ini berfungsi sebagai batasan dalam melihat objek studi dan mengkaji permasalahan yang ada di dalamnya.Lingkup wilayah perencanaan yang akan dijadikan sebagai daerah kajian pada mata kuliah Studio Proses Perencanaan kali ini adalah Kecamatan Jebres. Secara geografis batas-batas Kecamatan Jebres adalah sebagai berikut : Sebelah utara berbatasan dengan Kecamatan Jaten. Sebelah timur berbatasan dengan Kecamatan Gondangrejo. Sebelah tenggara berbatasan dengan Kecamatan Mojolaban. Sebelah selatan berbatasan dengan Kecamatan Pasar Kliwon. Sebelah barat berbatasan dengan Kecamatan Banjarsari.

1.4.3 Ruang Lingkup SubstansiDalam studio proses perencanaan ini akan disusun rencana untuk penyusunan dokumen Rencana Tata Ruang Kecamatan yang memakai salah satu prinsip perencanaan yaitu komprehensif. Prinsip perencanaan kompresensif ini berarti mencakup semua aspek. Sehingga dari hal tersebut ruang lingkup substansi ini mencakup beberapa aspek yaitu :1. Kebijakan, meliputi kebijakan lokal berupa dokumen RTRW Kota Surakarta tahun 2011 - 20312. Keadaan fisik dasar dan lingkungan3. Kependudukan, meliputi dinamika struktur penduduk dan dinamika pertumbuhan penduduk dari tahun 2007 - 20124. Ekonomi, meliputi dinamika pertumbuhan ekonomi, dinamika struktur ekonomi, distribusi aktivitas ekonomi, rantai ekonomi tahun 2007 - 20125. Sarana-Prasarana, meliputi fasilitas yang terdapat di Kecamatan Jebres6. Sistem Transportasi, meliputi kapasitas jaringan jalan dan rute angkutan barang serta angkutan umum.7. Tata Guna Lahan, meliputi peruntukan lahan dan kesesuaian lahan.

1.4.4 Ruang Lingkup WaktuBerdasarkan Undang-undang Nomor 26 tahun 2007 tentang Penataan Ruang, dokumen Rencana Tata Ruang dibuat untuk jangka waktu penggunaan 20 tahun, maka ruang lingkup waktu pada dokumen ini adalah tahun 2013-2033 atau sesuai dengan masa berlaku Rencana Tata Ruang Wilayah dan ditinjau kembali setiap 5 tahun.

1.5 Alur PekerjaanDalam proses penyusunan dokumen Rencana Tata Ruang Kecamatan Jebres, dilakukan beberapa tahapan kegiatan. Alur pekerjaan dari kegiatan tersebut adalah sebagai berikut :1) Mengidentifikasi Isu Awal dan Merumuskan Isu StrategisTahapan awal dari proses perencanaan yaitu mendefinisikan isu-isu berupa potensi, peluang, tantangan, ancaman, dan limitasi yang mencakup secara keseluruhan dari objek studi. Tahapan ini berusaha untuk memahami fenomena tertentu yang terdapat dalam objek studi yang dikenali sebagai isu awal. Setelah mendapatkan maasalah-masalah pada data awal, masalah-masalah tersebut saling dikaitkan dan dilihat keterkaitannya. Dari hubungan antar masalah tersebut maka akan diperoleh beberapa sub isu yang akan memperlihatkan keterkaitan dari beberapa aspek. Sub isu tersebut nantinya juga akan merujuk pada satu isu yang bersifat komprehensif, yaitu isu strategis.2) Merumuskan Tujuan dan Sasaran AwalTujuan awal adalah suatu kondisi ideal yang akan dicapai berdasarkan isu strategis yang telah diperoleh berdasarkan data awal. Sasaran awal ini merupakan beberapa kegiatan yang berfungsi untuk mencapai tujuan tersebut. Tujuan dan sasaran awal ini disusun berdasarkan informasi awal kondisi Kecamatan Jebres.3) Mengumpulkan dan Mengkompilasi DataPada tahap ini, data berfungsi memberikan informasi yang sangat mendetail dari objek studi. Data yang dibutuhkan merupakan data yang disusun berdasarkan tujuan awal. Proses untuk memperoleh data terbagi menjadi dua yaitu pengumpulan data berupa data primer dan data sekunder. Data primer adalah data yang didapatkan secara langsung atau melalui survei primer yaitu berupa wawancara, observasi, dan kuisioner. Sedangkan data sekunder adalah data yang telah dikumpulkan oleh orang lain dan tidak dipersiapkan untuk kegiatan penelitian, tetapi dapat digunakan untuk tujuan penelitian, misalnya studi dokumen dari instansi terkait. Setelah dilakukan pengumpulan data, data tersebut diolah dan dikompilasi agar dapat digunakan oleh banyak orang.4) Menganalisis Data Setelah dilakukan pengumpulan data, maka tahap berikutnya adalah mengkompilasikan data tersebut. Tujuan dari kompilasi data ini adalah agar data tersebut dapat diakses dengan mudah. Hasil dari pengkompilasian data kemudian dianalisis. Tujuan dari pengkompilasian dan analisis data ini adalah untuk memverifikasi isu awal guna mendapatkan isu strategis.5) Memverifikasi Isu Strategis, Tujuan, dan Sasaran PerencanaanTahap ini merupakan replika dari isu strategis, tujuan, dan sasaran awal. Setelah diverifikasi maka akan didapatkan isu strategis, tujuan, dan sasaran perencanaan yang nantinya akan digunakan untuk memperoleh karakteristik spesifik dari objek perencanaan. Sehingga dalam perumusan ini digunakan pernyataan kualitatif yang lebih spesifik dan lebih mendetail dari objek perencanaan.6) Mensintesis Karakteristik SpesifikTahap ini merupakan hasil dari isu strategis yang telah diverifikasi yaitu berupa sitesis karakteristik spesifik dari objek perencanaan. Dari karakteristik spesifik ini maka dapat dijadikan rujukan untuk perumusan konsep, rencana, strategi, dan arahan pengembangan untuk objek perencanaan.

Gambar 1.1 Diagram Alur Pekerjaan

1.6 Sistematika PelaporanSistematika pelaporan proses perencanan terdiri atas lima bagian, yaitu : BAB I PENDAHULUANBerisi tentang Latar Belakang Perencanaan, Isu Wilayah Perencanaan, Tujuan dan Sasaran, Ruang Lingkup, Alur Pengerjaan, dan Sistematika Pelaporan. Tujuan dari bab ini adalah untuk mengetahui gambaran umum dari Kecamatan Jebres. BAB II KAJIAN LITERATUR PROSES PERENCANAANBerisi tentang Teori Urgensi dan Proses Perencanaan serta Teori Aspek Perencanaan. Tujuan bab ini adalah untuk mengatasi permasalahn yang muncul pada gambaran umum yang diselesaikan dengan teori-teori perencanaan. BAB III METODE PERENCANAANBerisi tentang Pendekatan Perencanaan, Prinsip Perencanaan, Asumsi Perencanaan, Data Dasar, dan Proses Perencanaan. Tujuan bab ini adalah mengumpulkan metode metode yang dilakukan dalam proses penyusunan dokumen Rencana Tata Ruang Kecamatan.

BAB IV DESAIN SURVEYBerisi tentang Kebutuhan Data, Pendekatan Survey, Instrumen Survey, dan Jadwal Survey. Tujuan bab ini adalah untuk mempersiapkan hal yang terkait dengan survey yang dilakukan. BAB V MANAJEMEN SUMBERDAYA DAN JADWAL PEKERJAANBerisi tentang Manajemen Sumberdaya dan Jadwal Pekerjaan Membahas Mengenai Struktur Organisasasi dan Jadwal Pekerjaan. Tujuan bab ini untuk mengetahui pembagian tugas pada masing masing anggota kelompok dan mengetahui jadwal untuk melakukan tahapan kegiatan dalam penyusunan dokumen Rencana Tata Ruang Kecamatan.

BAB IIKAJIAN LITERATUR PROSES PERENCANAAN

Pada bab ini akan dijelaskan tentang literatur yang menerangkan teori urgensi dan proses perencanaan beserta aspek-aspeknya. Penjelasan ini seterusnya digunakan sebagai dasar analisis pada laporan analisis.

2.1 Urgensi dan Proses PerencanaanBerikut adalah urgensi dan proses perencanaan yang berkaitan dengan isu strategis awal Kecamatan Jebres.

2.1.1 Urgensi PerencanaanUrgensi perencanaan adalah teori yang menguatkan dalam suatu kondisi untuk dilakukan perencanaan. Dengan kata lain teori urgensi menguatkan isu yang ada, menjadi layak atau perlu untuk direncanakan. Dalam urgensi perencanaan akan dibahas mengenai pentingnya perencanaan.

2.1.1.1 Pentingnya PerencanaanPerencanaaan bukan merupakan aktivitas individual, orientasi masa kini, rutinitas, trial and error, utopis dan terbatas pada pembuatan rencana. Tapi merupakan bersifat public, berorientasi masa depan, strategis, deliberate, dan terhubung pada tindakan. Perencanaan kota yang merupakan bentuk intervensi dalam menghadapi kecenderungan dan tantangan pertumbuhan perkotaan. Berkaitan dengan pertumbuhan perkotaan yang pesat, beberapa isu atau tantangan yang sering dihadapi pemerintah daerah/kota antara lain isu kegagalan pasar, bencana force majeure, dan kesenjangan pembangunan.Perencanaan diperlukan karena alasan: Adanya kegagalan pasar, Perencanaan muncul disebabkan oleh ketidakmampuan mekanisme harga dalam meningkatkan pertumbuhan, efisiensi dan keadilan. Semakin sulit atau semakin banyak masalah yang menghambat pembangunan, semakin diperlukan adanya kebijakan yang mengarah pada intervensi pemerintah, dan semakin besar kebutuhan akan perencanaan. Isu mobilisasi dan alokasi sumber daya. Dengan keterbatasan sumber daya, maka SD (tenaga kerja, SDA, kapital) sebaiknya tidak digunakan untuk kegiatan yang tidak produktif atau bersifat coba-coba. Proyek/investasi harus ditentukan secara cermat, dikaitkan dengan tujuan perencanaan secara keseluruhan. Dampak psikologis dan dampak terhadap sikap/pendirian. Pernyataan tentang tujuan pembangunan ekonomi dan sosial seringkali mempunyai dampak psikologis dan penerimaan yang berbeda antara satu kelompok masyarakat dengan kelompok masyarakat yang lain. Dengan memperoleh dukungan dari berbagai kelompok masyarakat, dari kelompok/kelas/ sukubangsa/agama yang berbeda, diharapkan tujuan pembangunan lebih mudah tercapai Bantuan luar negeri. Bantuan dari negara donor akan berpeluang lebih besar, jika disertai dengan rencana kegiatan yang rasional, dan dapat meyakinkan bahwa dana yang diterima akan digunakan untuk kegiatan yang bermanfaat. Ada beberapa persyaratan yang diajukan oleh negara donor yang berkaitan dengan isu-isu globalDalam literatur lain, upaya pembangunan masalah yang terpenting yang menjadi perhatian para ahli ekonomi dan perencanaan adalah menyangkut proses pertumbuhan ekonomi dan pemerataan pembangunan. (Sirojuzilam, 2007).Perencanaan merupakan satu-satunya jalan yang terbuka untuk menaikkan pendapatan per kapita, mengurangi ketimpangan pendapatan dan meningkatkan kesempatan kerja (Jhingan, 2000). Perencanaan Pembangunan Daerah adalah Suatu usaha yang sistematik dari pelbagai pelaku (aktor), baik umum (publik) atau pemerintah, swasta, maupun kelompok masyarakat lainnya pada tingkatan yang berbeda untuk menghadapi saling ketergantungan dan keterkaitan aspek fisik, sosial, ekonomi dan aspek lingkungan lainnyaDalam buku Pontoh, 2009 justifikasi untuk dilakukan intervensi dalam pembangunan perkotaan adalah:1. Pasar mungkin tidak kompetitif, kekuatan pasar berbeda pada beberapa penyedia tunggal.2. Adanya eksternalitas. Eksternalitas ini muncul apabila pola keuntungan dan biaya kegiatan tertentu dianggap tidak sesuai dengan pola keuntungan dan biaya terhaddap masyarakat keseluruhan.3. Persebaran tidak merata dari pendapatan dan kesejahteraan. Dalam setiap lapisan masyarakat, kesejahteraan yang tidak merata, tidak hanya dalam konteks kepemilikan pribadi untuk lahan atau modal, tetapi juga dalam pemerataan keahlian dan kemampuan sumberdaya manusia.Kota yang terus berkembang membutuhkan perencanaan.Sebab fungsi/manfaat perencanaan yaitu sebagai penuntun arah, minimalisasi Ketidakpastian, minimalisasi inefisiensi sumber daya, dan penetapan standar dalam pengawasan kualitas. Menurut G.R. Terry dalam bukunya Principles of Management yang disadur oleh Dr. Winardi keuntungan-keuntungan dari sebuah perencanaan adalah:a.Planning menyebabkan aktivitas dilakukan secara teratur dan dengan tujuan tertentu.b.Planning meminimalisir pekerjaan yang tidak produktif.c.Planning membantu penggunaan suatu alat pengukur mengenai hasil yang akan dicapai.d.Ada pendapat yang menyatakan bahwa planning menyebabkan penggunaan fasilitas-fasilitas yang ada menjadi lebih baik lagi.e.Ada juga pendapat yang menyatakan bahwa planning menyebabkan fasilitas-fasilitas yang ada dipergunakan secara lengkap.f.Planning juga memberikan suatu keadaan untuk pengawasan (waktu-waktu tertentu serta menyelesaikan setiap aktivitas-aktivitas).Berdasarkan hal tersebut, pembangunan tanpa perencaraan dapat berimplikasi pada, antara lain:1. Tidak optimalnya pembangunan2. Pembangunan dan pertumbuhan yang tidak terkendali3. Tidak ada sinergitas dalam aspek-aspek perencanaan.

2.1.1.2 KesenjanganKetimpangan atau kesenjangan pendapatan adalah menggambarkan distribusi pendapatan masyarakat di suatu daerah atau wilayah pada waktu tertentu.Indikator yang digunakan untuk memperlihatkan bahwa sebuah wilayah dianggap lebih maju dibandingkan dengan wilayah yang lainnya cukup banyak. Hill (1993) misalnya menyebut indikator yang bersifat statis seperti Indeks Pembangunan Manusia (human development index), Indeks Kualitas Kehidupan secara Fisik (physical quality of life index), maupun laju PDRB (product domestic regional bruto). Data seperti ini meskipun tidak secara absolut dapat dipercaya begitu saja, namun dapat digunakan sebagai gambaran awal betapa sebuah wilayah lebih maju dibanding wilayah lain.Secara makro di Kecamatan Jebres terdapat kesenjangan kewilayahan khususnya antara daerah utara, yaitu BWK IV, dengan daerah selatan, BWK V. Hal ini tentunya menjadi salah satu hal yang harus diselesaikan secara komprehensif dan berkelanjutan mengingat bahwa potensi kemiskinan dapat timbul akibat adanya kesejangan wilayah tersebut.

2.1.2 Proses PerencanaanPerencanaan adalah suatu proses untuk menentukan tindakan masa depan yang tepat, melalui urutan pilihan, dengan memperhitungkan sumber daya yang tersedia. Perencanaan dilakukan untuk mengurangi ketidakpastian di masa depan dan melakukan intervensi terhadap kondisi yang ada (Pontoh dkk, 2009).Sebagai suatu proses yang kontinu, proses perencanaan mempunyai karakteristik utama: bersifat siklis; kesatuan dalam ragam kegiatan/tahapannya; serta tiap tahapan tidak selalu dilakukan secara sekuensial. Hal ini perlu dipahami karena akan mempunyai berbagai implikasi penting yang berkaitan dengan rencana sebagai produknya, sifat kontinuitasnya, serta peranan perencana yang terlibat di dalamnya.Dalam kepustakaan tentang perencanaan wilayah dan kota serta perencanaan pembangunan secara umum, terdapat banyak model yang mengungkapkan bagaimana proses perencanaan dilakukan, dengan mengungkapkan bagaimana proses perencanaan dilakukan dengan menjabarkannya menurut tahapan-tahapan yang lebih rinci dan spesifik. Salah satunya adalah model proses perencanaan oleh Larz.

Gambar 2.1 Proses Perencanaan menurut LarzSumber: (Pontoh dkk, 2009)Tahapan rinci proses perencanaan secara umum dapat diuraikan sebagai berikut: (Pontoh dkk, 2009)1) Pendefinisian persoalan, merupakan titik mula dari siklus dalam proses perencanaan. Berdasarkan pendefinisian persoalan secara benarlah kemudian tujuan dan sasaran dapat dirumuskan. Persoalan adalah suatu kebutuhan yang dipilih untuk dipenuhi atau kesenjangan yang akan ditiadakan. Dalam perumusan persoalan setidaknya ada empat hal yang perlu diperhatikan, yaitu: latar belakang, identifikasi, pembatasan dan perumusan persoalan.2) Perumusan tujuan dan sasaran. Tujuan dan sasaran dalam pengertian umum merupakan ekspresi prioritas yang ingin dicapai dari kegiatan perencanaan yang dilakukan, yang formulasinya dilakukan pada tahap awal dari siklus perencanaan. Kegiatan perumusan tujuan diarahkan untuk menghasilkan suatu pernyataan yang bersifat kualitatif berkenaan dengan pencapaian yang diinginkan dari hasil perencanaan/kebijaksanaan dan/atau keputusan, yang dapat menjadi pedoman nyata dalam menentukan tindakan yang sesuai untuk mencapainya. Kegiatan perumusan sasaran dalam perencanaan wilayah dan kota dihaarpkan akan menghasilkan suatu pernyataan spesifik yang menyangkut pencapaian tujuan yang bersifat terukur dan mempunyai kerangka waktu dalam pencapaiannya.3) Pengumpulan data, merupakan suatu proses yang penting, karena dalam perencanaan pengambilan keputusan yang tidak dapat dilakukan tanpa didukung oleh informasi yang memadai. 4) Analisis data, merupakan pendekatan, metode prosedur atau teknik yang dilakukan untuk menelusuri kondisi historis dan kondisi sekarang dari wilayah perencanaan. Kegiatan analisis mencakup: (Pontoh dkk, 2009)i. Analisis data dasar, bertujuan untuk mendeskripsikan dan menilai keadaan atau kondisi masa lalu dan masa sekarang sehingga persoalan yang ditemukan didukung oleh data informasi yang relevan.ii. Analisis prakiraan, dimaksudkan pada tujuan prediktif (memperkirakan perubahan yang akan terjadi) dengan menggunakan data time-series (minimal 5 tahun).iii. Analisis penyusunan skenario di masa datang, untum menilai alternatif yang dapat dilakukan atau prediksi terhadap hasil yang mungkin terjadi di masa depan.5) Identifikasi dan evaluasi alternatif. Manakala terdapat serangkaian tindakan yang mungkin dapat diidentifikasi, tugas perencana selanjutnya adalah membandingkan secara rinci kekurangan dan kelebihan antar alternatif sehingga dapat memberikan informasi kepada pengambil keputusan untuk memilih altrnatif terbaik. (Pontoh dkk, 2009)i. Identifikasi alternatif, pada tahap ini dikemukakan berbagai alternatif rencana, kebijakan atau pemecahan persoalan yang mungkin beserta variasi dan kombinasi antara alternatif utamanya.ii. Evaluasi alternatif, proses menganalisis sejumlah alternatif dengan maksud untuk menunjukkan keuntungan dan kerugian secara komparatif serta meletakkannya dalam suatu kerangka yang logis. Dalam tahapan evaluasi ini perlu dilakukan penentuan kriteria evaluasi. Kriteria pada dasarnya adalah pernyataan spesifik, aturan atau standar tentang dimensi-dimensi sasaran yang akan dipergunakan untuk mengambil keputusan. Kriteria ini misalnya saja menyangkut biaya dan manfaat, efektifitas, efisiensi, pemerataan, kemudahan administratif, dan legalitas atau akseptabilitas secara politis.6) Implementasi. Tahapan pelaksanaan merupakan suatu proses penerjemahan atau perwujudan tujuan dan sasaran kebijaksanaan dalam bentuk program, atau proyek spesifik7) Pemantauan dan Evaluasi, merupakan dua tahap terakhir dari proses perencanaan sebelum memulai siklus proses perencanaan yang baru. Pemantauan pada dasarnya mengacu pada aktivitas untuk mengukur pencapaian dalam suatu rencana. Pemantauan memberikan masukan bagi sistem pelaporan internal, yang dimaksudkan untuk meningkatkan koordinasi, mengantisipasi persoalan atau mendiagnosanya secara lebih dini sehingga tindakan koreksi jika diperlukan dapat dilakukan. Evaluasi adalah penilaian terhadap kinerja pelaksanaan rencana yang dilakukan dalam jangka waktu tertentu (pada akhir atau pada tahap tertentu di dari pelaksanaan rencana). Evaluasi dimaksudkan untuk belajar dari pengalaman masa lalu, sehingga hal-hal yang direncanakan untuk masa depan adalah sesuatu yang lebih baik.

2.2 Aspek-Aspek Perencanaan Ditinjau dari beberapa beberapa pendekatan yang selama ini berkembang praktik perencanaan kota, ada dua pendekatan dominan yang sering dipergunakan. Salah satunya adalah perencanaan komprehensif.Perencanaan ini memiliki karakter mencakup seluruh wilayah dan semua kegiatan fungsional, umum, jangka panjang, serta berkaitan dengan persoalan sistem.Pendekatan ini biasanya digunakan pada perencanaan yang menghaasilkan rencana induk (masterplan) atau rencana umum (general plan).Kota secara umum pengertiannya meliputi dua aspek besar yang satu sama lainnya tidak dapat dipisahkan. Kedua aspek tersebut yang pertama adalah aspek fisik sebagai wujud ruang dengan elemen-elemennya, yang kedua adalah aspek manusia sebagai subyek pembangunan dan pengguna ruang kota. Dengan kata lain, kota dapat disebut sebagai Human Settlement.Oleh Doxiadis Human Settlement terbagi menjadi 5 elemen utama, yaitu: 1. Shell atau ruang bangunan dari bangunan gedung hingga kelompok yang mencapai skala permukiman, kampung, kota, dan aglomerasi fisik wilayah, tempat tinggal manusia.2. Network atau jaringan yang meliputi prasarana tempat manusia berkomunikasi dan jaringan utilitas tempat materi mengalir (transportasi, listrik, air dan lain-lain).3. Nature atau alam sebagai natural environment terdiri dari elemen bukan biotik dan biotik: lingkungan fisik alam, klimatologis dan habitat makhluk yang menempatinya. Elemen alam ini juga dalam kondisi alamiah seperti, landscape, pertanian, kehutanan, oleh karena itu pengolahannya berada pada sifat alam dan ekologinya.4. Man, manusia sebgai makhluk individu dengan segala kepribadian dan identitasnya, sebagai jagad kecil antropos yang kompleks.5. Society, masyarakat atau kumpulan manusia dari keluarga, neighborhood, hingga warga dunia, dengan segala hubungannya yang kompleks dalam kehidupan sosial, ekonomi, budaya dan politik.Dari elemem-elemen tersebut dapat didetailkan menjadi:

2.1.1 Aspek Kebijakan dan ProgramKebijakan ini akan menjadi batasan-batasan bagi perencanaan yang akan dilakukan. Dalam perencanaan pembangunan sebuah daerah, masalah kebijakan memiliki peranan yang tidak kalah penting dibanding dengan aspek-aspek lainnya. Aspek ini menjadi penting ketika hasil perencanaan pembangunan daerah dipandang sebagai suatu keputusan dari suatu kebijakan yang harus dilakukan. Kebijakan dan program meliputi kebijakan lokal, regional maupun nasional.Tabel 2.1 Data dan Analisis Aspek Kebijakan dan Program KerjaDataAnalisis

Dokumen RTRW Kota Surakarta tahun 2011-2031Analisis arahan BWK terkait Kecamatan JebresMengidentifikasi arahan dari kebijakan RTRW

Analisis program pembangunan terkait Kecamatan Jebres Mengidentifikasi arahan dari kebijakan RTRW

Sumber : Kelompok Studio Proses Perencanaan Kecamatan Jebres, 20132.1.2 Aspek Fisik Dasar dan LingkunganMengetahui aspek Fisik Dasar dan Lingkungan dilakukan untuk memberikan gambaran kerangka fisik pengembangan wilayah serta batasan dan potensi alam wilayah perencanaan. Hal ini dilakukan agar pemanfaatan lahan dalam pengembangan wilayah dapat dilakukan secara optimal dengan tetap memperhatikan ekosistem dan meminimalkan kerugian akibat bencana. Analisis aspek fisik dasar dan lingkungan meliputi analisis kemampuan lahan dengan tahapan analisis SKL Morfologi, SKL Kemudahan dikerjakan, SKL Kestabilan Lereng, SKL Kestabilan Pondasi, SKL Ketersediaan Air, SKL untuk Drainase, SKL terhadap Erosi, SKL Pembuangan Limbah, dan SKL terhadap Bencana Alam. Dengan jenis data yang digunakan berupa: Data Klimatologi, Topografi, Geologi, Hidrologi, Sumber Daya Mineral/Bahan Galian, Bencana Alam, Penggunaan Lahan, Kebijakan pemerintah. (Peraturan Menteri PU Nomor: 20/PRT/M/2011)

Tabel 2.2 Data dan Analisis Aspek Fisik Dasar dan LingkunganDataAnalisis

Peta Daerah Rawan BencanaAnalisis daerah rawan bencana(SKL terhadap bencana) Mengidentifikasi kawasan rawan bencana banjir

Data Klimatologi Data Topografi Data Geologi Data Hidrologi Data Bencana Alam Data Penggunaan Lahan1. analisis SKL morfologi2. analisis SKL kemudahan dikerjakan 3. analisis SKL kestabilan lereng 4. analisis SKL kestabilan pondasi 5. analisis SKL ketersediaan air 6. analisis SKL terhadap erosi 7. analisis SKL untuk drainase 8. analisis SKL terhadap bencana (mengidentifikasi keadaan fisik Jebres dan mengklasifikasikannya ke dalam tingkatan)9. analisis kemampuan lahan(mengkombinasikan hasil semua SKL, dan mengklasifikasikan ke dalam kelas pengembangan setiap kelurahan)

Sumber : Kelompok Studio Proses Perencanaan Kecamatan Jebres, 20132.1.3 Aspek KependudukanTujuan utama perencanaan sosial adalah manusia, artinya yang menjadi objek sekaligus subjek adalah manusia. Oleh karena itu perubahan yang diharapkan adalah terjadinya peningkatan kesejahteraan masyarakat sehingga wilayah dan/atau kawasan memang layak dikembangkan. Dalam perencanaan sasaran aspek ini adalah memperoleh gambaran potensi penduduk, menjadikan kependudukan sebagai acuan dalam menentukan kebijakan penyebaran penduduk serta untuk memperoleh gambaran situasi dan kondisi objektif dari perencanaan. (Pedoman Teknis Analisis Aspek Fisik dan Lingkungan, Ekonomi, Serta Sosial Budaya Dalam Penyusunan Rencana Tata Ruang)Tabel 2.3 Data dan Analisis Aspek KependudukanDataAnalisis

Data Penduduk Usia Produktif Data Mata Pencaharian Penduduk Data Tingkat Pendidikan PendudukAnalisis Struktur Penduduk (Kualitas SDM sektor industri)1. Menghitung jumlah penduduk usia produktif atau penduduk usia kerja2. Membandingkan penduduk yang bermata pencaharian di bidang industri dengan penduduk usia produktif3. Membandingkan penduduk yang lulus SLTA dan akademi/PT dengan penduduk usia produktif untuk mengetahui pekerja berkualitas4. Membandingkan pekerja di bidang industri dengan pekerja berkualitas untuk mengetahui pekerja bidang industri yang berkualitas

Data Jumlah Penduduk Data Migrasi Penduduk Data Tingkat Kepadatan PendudukAnalisis Persebaran Penduduk1. Menghitung penduduk yang datang dan dibandingkan dengan jumlah penduduk untuk mengetahui pengaruh penduduk yang datang terhadap jumlah penduduk2. Memetakan penduduk yang datang dan dikaitkan dengan tingkat kepadatan penduduk

Data Penduduk Usia Produktif Data Mata Pencaharian Penduduk Data Tingkat Pendidikan PendudukAnalisis Struktur Penduduk (Kualitas SDM di Sektor Perdagangan)1. Menghitung jumlah penduduk usia produktif atau penduduk usia kerja2. Membandingkan penduduk yang bermata pencaharian di sektor perdagangan dengan penduduk usia produktif3. Membandingkan penduduk yang lulus SLTA dan akademi/PT dengan penduduk usia produktif untuk mengetahui pekerja berkualitas4. Membandingkan pekerja di sektor perdagangan dengan pekerja berkualitas untuk mengetahui pekerja bidang industri yang berkualitas

Analisis mata pencaharian penduduk

Data Jumlah PendudukAnalisis Proyeksi Penduduk1. Menghitung proyeksi penduduk hingga tahun 20332. Menghitung penduduk yang bertambah di Jebres bagian selatan

Sumber : Kelompok Studio Proses Perencanaan Kecamatan Jebres, 20132.1.4 Aspek EkonomiAspek ekonomi juga digunakan sebagai pertimbangan dalam penyusunan rencana. Dengan mengetahui aspek ini kita akan mampu menciptakan ekonomi yang berkelanjutan di dalam sebuah wilayah perencanaan. Dari aspek ini pula kita akan mampu mengetahui karakteristik perekonomian wilayah perencanaan dan ciri-ciri ekonomi kawasan. (Peraturan Menteri PU Nomor: 20/PRT/M/2011)Tabel 2.4 Data dan Analisis Aspek EkonomiDataAnalisis

Data PDRB Kecamatan Data PDRB KotaAnalisis perkembangan ekonomi dan potensi basis yang akan dikembangkanLangkah analisis :1. Mengidentifikasi struktur ekonomi Kecamatan Jebres2. Mengidentifikasi Dinamika Perekonomian Kecamatan Jebres3. Menentukan sektor basis dan unggulan menggunakan perhitungan LQ dan Shift-Share4. Grafik LQ dan Pertumbuhan Bersih5. Kesimpulan

Data PDRB Kecamatan Data PDRB KotaAnalisis kondisi sektor perdaganganLangkah analisis :1. Mengidentifikasi kondisi sektor perdagangan berdasarkan struktur ekonomi, hasil perhitungan LQ dan hasil perhitungan Shift-Share2. Kesimpulan

Data PDRB Kecamatan Data PDRB Kota Data Sumber Daya Alam Data Bahan Baku Produksi Data Omset dan Pemasaran hasil industri Data Arahan Struktur Ruang Kecamatan JebresAnalisis potensi pengembangan industri pengolahan, bahan baku dan peluang pemasaran industri di jebres bagian utaraLangkah analisis :1. Menganalisis potensi industri Kecamatan Jebres dari hasil perhitungan LQ dan Shift Share2. Mengidentifikasi Peta tata guna lahan3. Membuat mata rantai produksi4. Kesimpulan

Sumber : Kelompok Studio Proses Perencanaan Kecamatan Jebres, 20132.1.5 Aspek Sarana-PrasaranaSarana prasarana adalah fasilitas yang menunjang aktivitas penduduk pada sebuah wilayah.Aspek ini berkaitan erat dengan bagaimana sebuah wilayah dapat menjalankan fungsinya dengan baik.Sarana prasarana dikatakan memenuhi apabila jumlah yang ada sesuai dengan penduduk yang ada.Jadi, penduduk telah terlayani oleh sarpras yang ada. (Peraturan Menteri PU Nomor: 20/PRT/M/2011)Tabel 2.5 Data dan Analisis Aspek Sarana PrasaranaDataAnalisis

Data jumlah dan jenis sarpras, data persebaran sarprasAnalisis jumlah dan jenis sarpras1. Mencari data jumlah dan jenis sarpras2. Memetakan persebaran dan jangkauan sarpras3. Menghitung kebutuhan sarpras4. Membandingkan sarpras eksisting dengan kebutuhan sarpras untuk mengetahui cukup tidaknya ketersediaan sarpras

Data proyeksi penduduk, ketentunan SPM

Analisis proyeksi kebutuhan sarpras1. Menghitung proyeksi penduduk2. Mencari ketentuan standar pelayanan minimum(SPM)3. Menghitung proyeksi kebutuhan sarpras di tahun akhir perencanaan(2033)

Data jumlah dan jenis sarana perdagangan, kondisi sarana perdagangan

Analisis jumlah dan jenis sarana perdagangan dan analisis kondisi sarana perdagangan1. Mencari data jumlah dan jenis sarana perdagangan2. Memetakan persebaran dan jangkauan sarana perdagangan3. Menghitung kebutuhan sarana perdagangan4. Observasi untuk mengetahui kondisi sarana perdagangan eksisting5. Mengidentifikasi kecenderungan sarana perdagangan di kecamatan Jebres

Data standar pelayanan minimum sarpras permukiman, jumlah penduduk

Analisis kebutuhan sarpras minimal permukiman1. Mencari ketentuan standar pelayanan minimum sarpras permukiman2. Menghitung kebutuhan sarpras permukiman

Data kondisi sarana dan prasarana di Kecamatan JebresAnalisis kondisi sarana prasarana1. Menghimpun data kondisi2. Memberikanpenilaian/pembobotan

Data persebaran industriKebijakanAnalisi persebaran industri1. Menghimpun data Industri2. Memetakan persebaran industri3. Membandingkan dengan arahan

Standar Pelayanan MinimumAnalisis sarpras Industri1. Menghimpun data luasanindustritiapkelurahan2. Menghitung dengan Standar Pelayanan Minimum

Sumber : Kelompok Studio Proses Perencanaan Kecamatan Jebres, 20132.1.6 Aspek Sistem TransportasiSebagai fasilitas pendukung kehidupan manusia, transportasi sudah tidak dapat dipisahkan dari aspek-aspek aktivitas kehidupan manusi.Transportasi telah berkembang menjadi salah satu kebutuhan manusia yang paling mendasar.Itulah sebabnya, mulai dari kegiatan hidup tunggal yang paling sederhana hingga kegiatan hidup yang multicorak dan berkembang, transportasi selalu ramai dibicarakan.Transportasi harus direncanakan agar tidak timbul permasalahan akibat pengoperasionalan sistem transportasi yang ada. (Miro, 2005)Tabel 2.6 Data dan Analisis Aspek TransportasiDataAnalisis

Peta TGL eksisting Kecamatan Jebres

Analisis Bangkitan dan Tarikan di Kecamatan Jebres 1. Mengidentifikasi daerah yang menjadi bangkitan berdasarkan aktivitas ekonomi dan persebaran permukiman di Kecamatan Jebres

Peta Rute Trayek Angkutan Kota di Kecamatan Jebres

Analisis Persebaran Angkutan Umum Di Kecamatan Jebres 1. Mengidentifikasi rute trayek angkutan umum dari peta rute trayek angkutan kota dan peta rute trayek bis perkotaan.1. Menentukan rute trayek ankutan umum yang merupakan rute terpadat (yang mengalami tumpang tinding) dan terjarang (yang masih sedikit terlayanani angkutan umum) di Kecamatan Jebres.

Peta Rute Trayek Bus Perkotaaan di Kecamatan Jebres

Analisis Pergerakan Tenaga Kerja yang Menggunakan Angkutan Umum di Kecamatan Jebres 1. Mengetahui persebaran industry yang ada di Kecamatan Jebres melalui peta persebaran industry dan perdagangan.1. Mengidentifikasi pergerakan tenaga kerja yang menggunakan angutan umum melalui peta rute trayek angkutan umum yang ada di Kecamatan Jebres.

Peta Rute Trayek Angkutan Barang di Kecamatan Jebres Peta Persebaran Industry dan Perdagangan Kecamatan Jebres

Analisis Pergerakan Bahan Baku dan Analisis Pergerakan Perdanganan di Kecamatan Jebres1. Mengeidentifikasi persebaran industri dan perdagangan yang ada di Kecamatan Jebres mealalui;peta persebaran industri dan perdagangan Kecamatan Jebres.1. Menganalisis pergerakan angkutan barang dan peti kemas yang melalui Kecamatan Jebres dengan menggunakan peta rute trayek angktan barang dan peti kemas.1. Mengaitkan persebaran industri dan perdagangan di Kecamatan Jebres dengan rute trayek angkutan barang dan peti kemas.

Peta VCR Kecamatan JebresAnalisis Volume Capacity Ratio1. Mengidentifikasi VCR Melalui peta VCR Kecamatan Jebres2. Mengklasifikasikan jalan yang terasuk dalam tiga kelas VCR3. Menarik kesimpulan jalan yang memiliki kepadatan tinggi

Peta TGL, Peta VCR, Peta Rute Angkutan Umum dan BarangAnalisis Pemilihan Rute1. Mengidentifikasi tata una lahan, rute trayek angkutan umum, persebaran lokasi industry dan perdagangan, rute trayek angkutan umum.2. Overlay peta pada semua data.3. Menarik kesimpulan jaringan jalan yang memiliki kepadatan tinggi dan yang menjadi rute trayek angkutan umum.

Sumber : Kelompok Studio Proses Perencanaan Kecamatan Jebres, 20132.1.7 Tata Guna LahanLahan pengembangan wilayah merupakan sumber daya alam yang memiliki keterbatasan dalam menampung kegiatan manusia dalam pemanfaatan sumber daya alam tersebut. Banyak contoh kasus kerugian ataupun korban yang disebabkan oleh ketidaksesuaian penggunaan lahan yang melampaui kapasitasnya. Untuk itulah perlu dikenali sedini mungkin karakteristik fisik dengan menelaah kemampuan dan kesesuaian lahan suatu wilayah maupun kawasan untuk dikembangkan, baik potensi sumber daya alamnya maupun kerawanan bencana yang dikandungnya, yang kemudian diterjemahkan sebagai potensi dan kendala pengembangan wilayah atau kawasan. (Pedoman Teknis Analisis Aspek Fisik dan Lingkungan, Ekonomi, Serta Sosial Budaya Dalam Penyusunan Rencana Tata Ruang)

Tabel 2.7 Data dan Analisis Aspek Tata Guna LahanDataAnalisis

Peta pesebaran industri, Data kemampuan lahan, Peta penggunaan lahan eksisting,Arahan BWKAnalisis pengembangan lokasi industri. 1. Melihat lokasi optimal bagi pengembangan industri dengan mempertimbangkan kemampuan lahan, arahan BWK yang ada serta faktor lain yang menunjang industri.

Data kemampuan lahan, Peta penggunaan lahan eksistingAnalisis ketersediaan lahan. 1. Melihat adanya lahan kosong di Kecamatan Jebres dari peta penggunaan lahan.2. Mempertimbangkan dengan kemampuan lahan pada lahan kosong tersebut untuk pembangunan.

Data kepadatan penduduk, Peta tata guna lahan eksistingAnalisis kepadatan bangunan.1. Melihat kepadatan bangunan yang ada di Kecamatan Jebres dari peta penggunaan lahan.2. Melihat kepadatan penduduk yang ada di Kecamatan Jebres.3. Menyesuaikan kepadatan bangunan yang ada dengan kepadatan penduduk Kecamatan Jebres.4. Memproyeksikan kepadatan permukiman di Kecamatan Jebres.

Data kemampuan lahan, Peta penggunaan lahan eksistingAnalisis kesesuaian lahan.1. Menghitung arahanpolaruang (lindung-budidaya), arahanrasiotutupan, arahanketinggianbangunan, danperkiraandayatampunglahan berdasarkan hasil analisis kemampuan lahan.2. Membandingkan hasil analisis diatas dengan peta penggunaan lahan Kecamatan Jebres.

Data jumlah penduduk, Data kebutuhan lahan per orangAnalisis kebutuhan lahan.1. Mengetahui standar minimum kebutuhan lahan per orang2. Menghitung kebutuhan lahan penduduk Kecamatan Jebres berdasarkan standar minimum3. Mengetahui kecukupan lahan di Kecamatan Jebres

Sumber : Kelompok Studio Proses Perencanaan Kecamatan Jebres, 2013

BAB IIIMETODE PERENCANAAN

Metode perencanaan berisi mengenai pendekatan perencanaan yang digunakan, prinsip-prinsip perencanaan, asumsi perencanaan dari tiap sektor, data dasar yang digunakan, serta proses perencanaan.

3.1. Pendekatan PerencanaanPendekatan perencanaan yang digunakan adalah pendekatan Rasional-Komprehensif dengan melihat karakteristik spesifik wilayah secara menyeluruh.Pendekatan perencanaan ini memiliki karakteristik menjangkau seluruh wilayah dan semua kegiatan fungsional, bersifat umum, jangka panjang, dan berkaitan dengan persoalan sistem.Pendekatan perencanaan ini menghasilkan produk rencana induk atau rencana umum (Pontoh, 2008). Dalam studio proses perencanaan pendekatan Rasional Komprehensif adalah pendekatan yang paling tepat digunakan. Dengan demikian dalam merencanakan rencana bisa mengetahui berbagai hal seperti berbagai kemungkinan alternative yang ada dan konsekuensi dari setiap alternative rencana.

3.2. Prinsip Perencanaan, Prinsip yang digunakan dalam perencanaan adalah komprehensif, prespektif, rasional, dan antisipatif.Komprehensif artinya menyeluruh menyangkut semua aspek, perencanaan harus mencakup segala aspek yang berkaitan dengan rencana yang dihasilkan tanpa mengabaikan aspek tertentu.Prespektif artinya menyelesaikan masalah, perencanaan yang dibuat harus bisa menyelesaikan masalah yang ada tanpa menimbulkan masalah baru.Rasional artinya bisa dilaksanakan, perencanaan harus bisa diaplikasikan dalam keadaan di lapangan. Antisipatif artinya mitigasi terhadap kejadian-kejadian di masa yang akan datang. Dalam studio proses perencanaan prinsip-prinsip tersebut yang digunakan dalam setiap aspek.

3.3. Asumsi Perencanaan3.3.1. Kebijakan dan Program KerjaDiasumsikan tidak ada perubahan kebijakan pemerintah dalam 20 tahun ke depan. Sehingga pola kebijakan tetap terutama kebijakan regional.

3.3.2. Fisik dasar dan LingkunganDiasumsikan tidak ada bencana alam skala besar yang mempengaruhi pemanfaatan ruang dalam 20 tahun ke depan. Sehingga perencanaan tidak perlu dilakukan analisis ulang pada aspek ini.3.3.3. KependudukanDiasumsikan pola migrasi dan rasio kelahiran kematian tetap sama. Sehingga analisis yang dilakukan adalah pengoptimalan penduduk usia produktif untuk mengembangkan potensi industri di BWK IV.3.3.4. EkonomiDiasumsikan perekonomian kecamatan Jebres dalam 20 tahun ke depan terus meningkat. Sehingga akan terus dipertahankan untuk semakin meningkatkan ekonomi kecamatan Jebres.3.3.5. Tata guna lahanDiasumsikan luas wilayah tetap dan tidah berubah.Sehingga ruang lingkup perencanaanya tidak mengalami perubahan yang signifikan.3.3.6. SarprasDiasumsikan sarpras dalam 20 tahun ke depan masih tetap berkualitas dan masih baik atau bisa digunakan. Sehingga hanya perlu dilakukan penambahan sarpras yang ada sesuai dengan proyeksi penduduk ada tahun 2033.3.3.7. Sistem TransportasiDiasumsikan ketersediaan sarpras transportasi saat ini sudah cukup. Untuk 20 tahun ke depan terjadi penambahan sarpras transportasi sesuai dengan proyeksi penduduk. Sehingga perlu adanya pengoptimalan sarpras guna menunjang pengembangan sarpras transportasi dan system transportasi yang lebih baik dan merata.

3.4. Data DasarData yang digunakan untuk membangun isu wilayah adalah data sekunder berupa data berdasarkan deret waktu (time series) untuk melihat perkembangan dan perubahan yang terjadi selama periode waktu tertentu dan data eksisting. Data sekunder adalah data yang bukan diusahakan sendiri pengumpulannya. Adapun data yang diperlukan dalam membangun isu wilayah antara lain :1. Data kebijakan yaitu RTRW Kota Surakarta tahun 2012-2032 yang didapat dari Bappeda guna mengetahui arahan BWK yang ada di Kecamatan Jebres.2. Data fisik dasar yaitu data batas wilayah dan data fisik dasar Kecamatan Jebresyang didapat dari Peta RBI tahun 2007 guna mengetahui kondisi fisik dasar Kecamatan Jebres.3. Data kependudukan yaitu data Jumlah penduduk dan kepadatan penduduk tahun 2011, data jumlah penduduk menurut jenis kelamin tahun 2011, data mata pencaharian penduduk tahun 2010-2011 dan data kependidikan Kecamatan Jebres tahun 2011. Data kependudukan diatas didapat dari BPS guna mengetahui kondisi kependudukan Kecamatan Jebres.4. Data perekonomian yaitu PDRB Kecamatan Jebres tahun 2010-2011, data PDRB Kota Surakarta tahun 2011, data sektor unggulan dan data jumlah tenaga kerja industri Kecamatan Jebres tahun 2008-2011 yang didapat dari BPS guna mengetahui kondisi perekonomian Kecamatan Jebres.5. Data sarana prasarana yaitu data jumlah sarana dan prasarana kesehatan, pendidikan, perdagangan, peribadatan, dan ruang terbuka Kecamatan Jebres tahun 2011 yang didapat dari BPS, data pelayanan limbah dan data sanitasi Kecamatan Jebres tahun 2012 yang didapat dari Kemen PU guna mengetahui sarana prasarana Kecamatan Jebres.6. Data transportasi yaitu data trayek angkutan umum, dan data kemacetan di Kecamatan Jebres tahun 2009 yang didapat dari Dishub.7. Data tata guna lahan yaitu data luas penggunaan lahan Kecamatan Jebres tahun 2007-2011 yang didapat dari BPS dan data kawasan kumuh Kecamatan Jebres tahun 2012 yang didapat dari Kemen PU guna mengetahui penggunaan lahan dan persebaran permukiman kumuh di Kecamatan Jebres.

3.5. Proses PerencanaanLOKASI TERPILIH

OVERVIEW LOKASI

DUGAAN AWAL POTENSI, MASALAH, PELUANG, ANCAMAN, LIMITASI

PERUMUSAN ISU STRATEGIS

DESAIN SURVEYPEMBAGIAN SEKTOR TERKAIT ISU

SURVEY PRIMER DAN SEKUNDER

KOMPILASI DATA

ANALISIS SEKTORAL TERKAIT ISU

KOMPONEN SWOT

ANALISIS SWOT

VERIFIKASI ISU

PERUMUSAN KONSEP ,RENCANA, STRATEGI DAN ARAHAN PENGEMBANGAN

Gambar 3.1 Diagram Alur Proses PerencanaanSumber: Diskusi Kelompok Studio Proses, 2013(1) Persiapan PerencanaanTahap persiapan merupakan rangkaian kegiatan sebelum memulai pengumpulan dan pengolahan data. Dalam tahap awal ini disusun hal-hal penting yang harus segera dilakukan dengan tujuan untuk mengefektifkan waktu dan pekerjaan. Tahap persiapan ini meliputi kegiatan-kegiatan sebagai berikut : Identifikasi isu-isu wilayah perencanaan Perumusan isu strategis dengan pohon isu Perumusan tujuan dan sasaran Penentuan kebutuhan data(2) Survey dan Kompilasi DataPada tahapan ini dilakukan pengumpulan data dari berbagai sumber, teknik pengumpulan data dilakukan dengan survey. Survey yang dilakukan dibagi menjadi survey primer dan survey sekunder. Survey primer yaitu metode pencarian data dan informasi yang dilakukan secara langsung melalui responden di lapangan. Survey primer dapat dilakukan dengan cara observasi atau pengamatan langsung dan pengadaan kuisioner serta wawancara. Sedangkan Survei sekunder merupakan metode pengumpulan data dari instansi pemerintah maupun instansi terkait dan studi literatur.(3) Analisis Karakteristik WilayahSetelah mendapatkan data yang diinginkan kemudian dilanjutkan dengan proses analisis. Analisis karakteristik wilayah merupakan tahap lanjutan setelah pengumpulan dan pengolahan data.

3.6 Proses dan Teknik AnalisisTabel 3.1 Proses dan Teknik AnalisisNo.SektorInputProsesOutputTeknik Analisis

1.Kebijakan Dokumen RTRW Kota Surakarta tahun 2011-2031Analisis arahan Struktur Ruang Mengidentifikasi arahan dari kebijakan RTRWMengetahui arahan dan program pembangunan dari pemerintah yang medukung pertumbuhan Kecamatan JebresKualitatif

Analisis program pembangunan terkait Kecamatan Jebres Mengidentifikasi arahan dari kebijakan RTRWKualitatif

2.Fisik Dasar data klimatologi data topografi data geologi data hidrologi data bencana alam data penggunaan lahan analisis SKL morfologi analisis SKL kemudahan dikerjakan analisis SKL kestabilan lereng analisis SKL kestabilan pondasi analisis SKL ketersediaan air analisis SKL terhadap erosi analisis SKL untuk drainase analisis SKL terhadap bencana (mengidentifikasi keadaan fisik Jebres dan mengklasifikasikannya ke dalam tingkatan) analisis kemampuan lahan(mengkombinasikan hasil semua SKL, dan mengklasifikasikan ke dalam kelas pengembangan setiap kelurahan)Klasifikasi kemampuan lahan sebagai salah satu faktor penentu dalam proses pembangunan maupun pengembangan lahan di Kecamatan JebresKualitatif dan Kuantitatif

peta daerah rawan bencanaAnalisis daerah rawan bencana(SKL terhadap bencana) Mengidentifikasi kawasan rawan bencana banjirKlasifikasi daerah rawan bencana di Kecamatan JebresKualitatif

3.Kependudukan Data Penduduk Usia Produktif Data Mata Pencaharian Penduduk Data Tingkat Pendidikan PendudukAnalisis Struktur Penduduk (Kualitas SDM sektor industri)1. Menghitung jumlah penduduk usia produktif atau penduduk usia kerja2. Membandingkan penduduk yang bermata pencaharian di bidang industri dengan penduduk usia produktif3. Membandingkan penduduk yang lulus SLTA dan akademi/PT dengan penduduk usia produktif untuk mengetahui pekerja berkualitas4. Membandingkan pekerja di bidang industri dengan pekerja berkualitas untuk mengetahui pekerja bidang industri yang berkualitas10.676 dari 16.633 pekerja bidang industri kurang berkualitasKuantitatif

Data Jumlah Penduduk Data Migrasi Penduduk Data Tingkat Kepadatan PendudukAnalisis Persebaran Penduduk1. Menghitung penduduk yang datang dan dibandingkan dengan jumlah penduduk untuk mengetahui pengaruh penduduk yang datang terhadap jumlah penduduk2. Memetakan penduduk yang datang dan dikaitkan dengan tingkat kepadatan pendudukPersebaran penduduk belum merataKuantitatif

Data Penduduk Usia Produktif Data Mata Pencaharian Penduduk Data Tingkat Pendidikan PendudukAnalisis Struktur Penduduk (Kualitas SDM di Sektor Perdagangan)1. Menghitung jumlah penduduk usia produktif atau penduduk usia kerja2. Membandingkan penduduk yang bermata pencaharian di sektor perdagangan dengan penduduk usia produktif3. Membandingkan penduduk yang lulus SLTA dan akademi/PT dengan penduduk usia produktif untuk mengetahui pekerja berkualitas4. Membandingkan pekerja di sektor perdagangan dengan pekerja berkualitas untuk mengetahui pekerja bidang industri yang berkualitas64,18% atau 3.286 pekerja sektor perdagangan kurang berkualitasKuantitatif

Analisis mata pencaharian pendudukMata pencaharian penduduk Kecamatan Jebres didominasi oleh buruh industriKuantitatif

Data Jumlah PendudukAnalisis Proyeksi Penduduk1. Menghitung proyeksi penduduk hingga tahun 20332. Menghitung penduduk yang bertambah di Jebres bagian selatanPada tahun 2033 diproyeksikan penduduk kecamatan Jebres selatan bertambah 7.173Kuantitatif

4.Ekonomi Data PDRB Kecamatan Data PDRB KotaAnalisis perkembangan ekonomi dan potensi basis yang akan dikembangkanLangkah analisis :1. Mengidentifikasi struktur ekonomi Kecamatan Jebres2. Mengidentifikasi Dinamika Perekonomian Kecamatan Jebres3. Menentukan sektor basis dan unggulan menggunakan perhitungan LQ dan Shift-Share4. Grafik LQ dan Pertumbuhan Bersih5. Kesimpulan

Sektor Basis, Unggulan dan potensial yang cocok untuk dikembangkanKualitatif dan Kuantitatif

Data PDRB Kecamatan Data PDRB KotaAnalisis kondisi sektor perdaganganLangkah analisis :1. Mengidentifikasi kondisi sektor perdagangan berdasarkan struktur ekonomi, hasil perhitungan LQ dan hasil perhitungan Shift-Share2. Kesimpulan

Kondisi sektor perdagangan Kecamatan JebresKualitatif

Data PDRB Kecamatan Data PDRB Kota Data Sumber Daya Alam Data Bahan Baku Produksi Data Omset dan Pemasaran hasil industri Data Arahan Struktur Ruang Kecamatan JebresAnalisis potensi pengembangan industri pengolahan, bahan baku dan peluang pemasaran industri di jebres bagian utaraLangkah analisis :1. Menganalisis potensi industri Kecamatan Jebres dari hasil perhitungan LQ dan Shift Share2. Mengidentifikasi Peta tata guna lahan3. Membuat mata rantai produksi4. KesimpulanPotensi pengembangan industri Kecamatan JebresPeluang pemasaran hasik industriKualitatif

5.Sarana dan PrasaranaData jumlah dan jenis sarpras, data persebaran sarprasAnalisis jumlah dan jenis sarpras1. Mencari data jumlah dan jenis sarpras2. Memetakan persebaran dan jangkauan sarpras3. Menghitung kebutuhan sarpras4. Membandingkan sarpras eksisting dengan kebutuhan sarpras untuk mengetahui cukup tidaknya ketersediaan sarprasKecukupan sarana dan prasarana untuk mengatasi ketidak merataan pembangunan di kecamatan jebres

Teknik kuantitatif

Data proyeksi penduduk, ketentunan SPM

Analisis proyeksi kebutuhan sarpras1. Menghitung proyeksi penduduk2. Mencari ketentuan standar pelayanan minimum(SPM)3. Menghitung proyeksi kebutuhan sarpras di tahun akhir perencanaan (2033)Kebutuhan sarana dan prasarana 20 tahun mendatang untuk mengatasi ketidak merataan pembangunan di kecamatan jebres

Teknik kuantitatif

Data jumlah dan jenis sarana perdagangan, kondisi sarana perdagangan

1. Analisis jumlah dan jenis sarana perdagangan dan analisis kondisi sarana perdagangan2. Mencari data jumlah dan jenis sarana perdagangan3. Memetakan persebaran dan jangkauan sarana perdagangan4. Menghitung kebutuhan sarana perdagangan5. Observasi untuk mengetahui kondisi sarana perdagangan eksisting6. Mengidentifikasi kecenderungan sarana perdagangan di kecamatan JebresPerkembangan sarana perdagangan dan penambahannya di kecamatan jebres

Teknik kuantitatif dan teknik kualitatif

Data standar pelayanan minimum sarpras permukiman, jumlah penduduk

Analisis kebutuhan sarpras minimal permukiman1. Mencari ketentuan standar pelayanan minimum sarpras permukiman2. Menghitung kebutuhan sarpras permukimanKebutuhan sarana dan prasarana penunjang permukiman agar permukiman tidak hanya terkonsentrasi di jebres selatan

Teknik kuantitatif dan teknik kualitatif

Data kondisi sarana dan prasarana di Kecamatan JebresAnalisis kondisi sarana prasarana1. Menghimpun data kondisi2. Memberikanpenilaian/pembobotanPenilaian kondisi sarana dan prasaraana kecamatan jebres, untuk menentukan performa fasilitas yang ada di Jebres Utara dan SelatanKualitatif

Data persebaran industriKebijakanAnalisi persebaran industri1. Menghimpun data Industri2. Memetakanpersebaranindustri3. MembandingkandenganarahanKesesuaian industri dengan kebijakannya.Kualitatif

Standar Pelayanan MinimumAnalisis sarpras Industri1. Menghimpun data luasanindustritiapkelurahan2. MenghitungdenganStandarPelayanan MinimumSarana prasarana yang harus terbangun.Kuantitatif

6.TransportasiPeta TGL eksisting Kecamatan Jebres

Analisis Bangkitan dan Tarikan di Kecamatan Jebres 1. Mengidentifikasi daerah yang menjadi bangkitan berdasarkan aktivitas ekonomi dan persebaran permukiman di Kecamatan Jebres

Kecamatan Jebres bagian selatan memiliki daya tarik yang besar dalam suatu tarikan pergerakan.Kualitatif

Peta Rute Trayek Angkutan Kota di Kecamatan Jebres

Analisis Persebaran Angkutan Umum Di Kecamatan Jebres 1. Mengidentifikasi rute trayek angkutan umum dari peta rute trayek angkutan kota dan peta rute trayek bis perkotaan.2. Menentukan rute trayek ankutan umum yang merupakan rute terpadat (yang mengalami tumpang tinding) dan terjarang (yang masih sedikit terlayanani angkutan umum) di Kecamatan Jebres.

Jangkauan pelayanan angkutan umum yang ada di Kecamatan Jebres belu seluruhnya melayani daerah ini, pelayanan yang sudah ada masih terpusat pada Jebres bagian selatan yang memiliki banyak pusat aktivitas.

Kualitatif

Peta Rute Trayek Bus Perkotaaan di Kecamatan Jebres

Analisis Pergerakan Tenaga Kerja yang Menggunakan Angkutan Umum di Kecamatan Jebres 1. Mengetahui persebaran industri yang ada di Kecamatan Jebres melalui peta persebaran industri dan perdagangan.2. Mengidentifikasi pergerakan tenaga kerja yang menggunakan angutan umum melalui peta rute trayek angkutan umum yang ada di Kecamatan Jebres.

Pergerakan tenaga kerja yang ada di Kecamatan Jebres masih terkonsentrasi pada jaringan jalan yang ada di Jebres bagian selatan.Kualitatif

Peta Rute Trayek Angkutan Barang di Kecamatan Jebres Peta Persebaran Industri dan Perdagangan Kecamatan Jebres

Analisis Pergerakan Bahan Baku dan Analisis Pergerakan Perdanganan di Kecamatan Jebres1. Mengeidentifikasi persebaran industri dan perdagangan yang ada di Kecamatan Jebres mealalui;peta persebaran industri dan perdagangan Kecamatan Jebres.2. Menganalisis pergerakan angkutan barang dan peti kemas yang melalui Kecamatan Jebres dengan menggunakan peta rute trayek angktan barang dan peti kemas.3. Mengaitkan persebaran industri dan perdagangan di Kecamatan Jebres dengan rute trayek angkutan barang dan peti kemas.Pergerakan bahan baku yang ada di Kecamatan Jebres masih belum optimal bila melihat aktivitas ekonomi yang ada di kecamatan ini tidak hanya ada di Jebres bagian selatan.Kualitatif

Peta VCR Kecamatan JebresAnalisis Volume Capacity Ratio1. Mengidentifikasi VCR Melalui peta VCR Kecamatan Jebres2. Mengklasifikasikan jalan yang terasuk dalam tiga kelas VCR3. Menarik kesimpulan jalan yang memiliki kepadatan tinggi

Jalan yang memiliki kepadatan tinggiKuantitatif

Peta TGL Peta VCR Peta Rute Angkutan Umum dan BarangAnalisis Pemilihan Rute1. Mengidentifikasi tata una lahan, rute trayek angkutan umum, persebaran lokasi industry dan perdagangan, rute trayek angkutan umum.2. Overlay peta pada semua data.3. Menarik kesimpulan jaringan jalan yang memiliki kepadatan tinggi dan yang menjadi rute trayek angkutan umum.Rute trayek angkutan umum.Kualitatif

7.Tata Guna LahanPeta pesebaran industri, Data kemampuan lahan, Peta penggunaan lahan eksisting,Arahan BWKAnalisis pengembangan lokasi industri. 1. Melihat lokasi optimal bagi pengembangan industri dengan mempertimbangkan kemampuan lahan, arahan BWK yang ada serta faktor lain yang menunjang industri.Lokasi optimal dalam pengembangan industriKualitatif, kuantitatif

Data kemampuan lahan, Peta penggunaan lahan eksistingAnalisis ketersediaan lahan. 1. Melihat adanya lahan kosong di Kecamatan Jebres dari peta penggunaan lahan.2. Mempertimbangkan dengan kemampuan lahan pada lahan kosong tersebut untuk pembangunan.Lokasi ketersediaan lahan untuk pembangunanKuantitatif, kualitatif

Data kepadatan penduduk, Peta tata guna lahan eksistingAnalisis kepadatan bangunan.1. Melihat kepadatan bangunan yang ada di Kecamatan Jebres dari peta penggunaan lahan.2. Melihat kepadatan penduduk yang ada di Kecamatan Jebres.3. Menyesuaikan kepadatan bangunan yang ada dengan kepadatan penduduk Kecamatan Jebres.4. Memproyeksikan kepadatan permukiman di Kecamatan Jebres.Arahan pengaturan bangunan guna mengendalikan pertumbuhan kawasan hunianKuantitatif, kualitatif

Data kemampuan lahan, Peta penggunaan lahan eksistingAnalisis kesesuaian lahan.1. Menghitung arahan pola ruang (lindung-budidaya), arahan rasio tutupan, arahan ketinggian bangunan, dan perkiraan daya tampung lahan berdasarkan hasil analisis kemampuan lahan.2. Membandingkan hasil analisis diatas dengan peta penggunaan lahan Kecamatan Jebres.Kesesuaian penggunaan lahan berdasarkan kelas kemampuan lahanKualitatif, Kuantitatif

Data jumlah penduduk, Data kebutuhan lahan per orangAnalisis kebutuhan lahan.1. Mengetahui standar minimum kebutuhan lahan per orang2. Menghitung kebutuhan lahan penduduk Kecamatan Jebres berdasarkan standar minimum3. Mengetahui kecukupan lahan di Kecamatan JebresKebutuhan lahan penduduk Kecamatan Jebres terhadap lahan permukimanKuantitatif

Sumber : Kelompok Studio Proses Perencanaan Kecamatan Jebres, 20133.7 Kerangka AnalisisTabel 3.2 Kerangka Analisis(SUB ISU)KONDISI YANG DIHARAPKANSEKTOR PENUNJANGANALISISTUJUAN ANALISIS

Tidak optimalnya pengembangan potensi industri di Jebres bagian utaraTeroptimalkannya pengembangan potensi industri di Jebres utaraKebijakan dan Program KerjaAnalisis arahan struktur ruangMengetahui perkembangan implementasi arahan BWK IV dan IV

Fisik Dasar dan LingkunganAnalisis kemampuan lahanMengetahui kemampuan lahan/daya dukung lahan

KependudukanAnalisis kualitas SDM sektor industri (Analisis struktur penduduk)Mengetahui kualitas SDM di bidang industri

EkonomiAnalisis potensi pengembangan pasar, bahan baku dan peluang pemasaranMengetahui potensi pengembangan, pasar, bahan baku dan peluang pemasaran guna berkembangnya potensi Industri di Jebres Utara

Sarana PrasaranaAnalisis sarana penunjang industri dan analisis persebaran industriMengetahui sarana penunjang industri dan persebaran industri di kecamatan Jebres

Sistem TransportasiAnalisis pola pergerakan tenaga kerja, analisis pergerakan bahan bakuMengetahui pola pergerakan tenaga kerja dan pola pergerakan bahan baku

Tata Guna LahanAnalisis pengembangan lokasi industriUntuk mengetahui lokasi optimal pengembangan industri

Kurang meratanya pembangunan (fisik dan non fisik) antara Jebres utara dan Jebres selatanPemerataan pembangunan antara Jebres utara dan Jebres selatanKebijakan dan Program KerjaAnalisis program pembangunan jebresMengetahui program-program pembangunan terkait Kecamatan Jebres

Fisik Dasar dan LingkunganAnalisis kemampuan lahanMengetahui kemampuan lahan/daya dukung lahan

KependudukanAnalisis persebaran pendudukMengetahui persebaran penduduk di Kecamatan Jebres

EkonomiAnalisis perkembangan ekonomi dan potensi basis yang akan dikembangkanMengetahui trend perkembangan perekonomian

Sarana PrasaranaAnalisis jenis, jumlah sarana prasarana, dan proyeksi kebutuhan sarprasMengetahui jumlah dan jenis sarpras, kondisi sarana prasarana, dan kebutuhan sarpras

Sistem TransportasiAnalisis persebaran angkutan umumMengetahui persebaran angkutan umum di Kecamatan Jebres

Tata Guna LahanAnalisis kesesuain lahan dan ketersediaan lahanMengetahui kesesuaian lahan dan ketersediaan lahan untuk pembangunan

Sektor perdagangan yang kurang menguntungkan untuk dikembangkanMempertahankan eksistensi perdagangan sesuai dengan kapabilitasKebijakan dan Program KerjaAnalisis arahan struktur ruangMengetahui arahan BWK terkait kawasan perdagangan

Fisik Dasar dan LingkunganAnalisis kemampuan lahanMengetahui kemampuan lahan/daya dukung lahan

KependudukanAnalisis kualitas SDM di sektor perdagangan (Analisis struktur penduduk)Mengetahui kualitas SDM sektor perdagangan

EkonomiAnalisis persebaran dan kondisi perdaganganMengetahui pola persebaran dan kondisi sektor perdagangan

Sarana PrasaranaAnalisis jumlah , jenis, dan analisis kondisi sarana perdaganganMengetahui kondisi sarana prasarana perdagangan di Kecamatan Jebres

Sistem TransportasiAnalisis pergerakan bahan baku dan Analisis pergerakan perdaganganMengetahui pola pergerakan bahan baku dan pergerakan perdagangan di Kecamatan Jebres

Tingginya kecepatan pertumbuhan kawasan hunian di Jebres bagian selatan tidak sebanding dengan ketersediaan lahanPengendalian kawasan hunian di Jebres selatanFisik Dasar dan LingkunganAnalisis kemampuan lahanMengetahui kemampuan lahan/daya dukung lahan

KependudukanAnalisis proyeksi pendudukMengetahui proyeksi jumlah penduduk

Sarana PrasaranaAnalisis kebutuhan sarpras minimal permukimanMengetahui kebutuhan sarpras minimal perumahan

TransportasiAnalisis Bangkitan dan Tarikan,Analisis Persebaran Angkutan Umum Mengetahui pola pergerakan masyarakat

Tata Guna LahanAnalisis kepadatan bangunan, analisis kesesuaian lahan, dan kebutuhan lahanMengetahui tata masa suatu bangunan yang difungsikan sebagai arahan pengaturan bangunan dan kebutuhan lahan.

Sumber : Kelompok Studio Proses Perencanaan Kecamatan Jebres, 2013BAB IVDESAIN SURVEY

4.1. Kebutuhan DataMenurut Zulkiffi A. Malik data adalah keterangan atau bukti mengenai suatu kenyataan yang masih mentah, masih berdiri sendiri-sendiri, belum diorganisasikan, dan belum diolah.Data adalah suatu bahan mentah yang jka diolah dengan baik melalui berbagai analisis dapat melahirkan berbagai informasi.Data biasanya digunakan untuk menggali informasi dalam suatu kondisi tertentu.Data dalam laporan ini diperoleh dari data primer dan data sekunder, yang digunakan sebagai sumber analisis terhadap isu-isu sektoral di Kecamatan Jebres.Jenis data secara umum dibedakan sebagai berikut :4.1.1Menurut sifatnya Menurut sifatnya, data dibagi atas dua bagian yaitu: a. Data kualitatif Data kualitatif adalah data yang dikategorikan menurut lukisan kualitas objek yang dipelajari.b. Data kuantitatif Data kuantitatif adalah data yang memiliki harga yang berubah ubah atau bersifat variabel.

4.1.2.Menurut sumbernya Menurut sumbernya data dibagi menjadi: a. Data Intern Data intern adalah data yang diperoleh atau bersumber dari dalam suatu instansi (lembaga/organisasi ). b. Data Ekstern Data ekstern adalah data yang diperoleh atau bersumber dari luar instansi/ instansi yang lain. Data ekstern dapat dibagi menjadi: 1. Data PrimerData primer adalah data yang didapatkan secara langsung atau melalui survey primer yang berupa traskrip wawancara, observasi, maupun transkip kompilasi kuisioner.Bentuk data dapat berupa deskripsi (hasil wawancara), borang observasi, peta hasil observasi, serta tabel checklist.

2. Data SekunderData sekunder adalah data yang telah dikumpulkan oleh orang lain dan tidak dipersiapkan untuk kegiatan penelitian, tetapi dapat digunakan untuk tujuan penelitian. Bentuk data sekunder sendiri yaitu berupa peta, tabel, foto dan deskripsi.a. PetaPeta disini merupakan peta yang didapatkan dari RTRW ataupun instansi.Merupakan alat yang di gunakan untuk mengetahui posisi sesuatu hal yang di gambarkan di bidang datar.Di dalam peta dapat kita jumpai beberapa info seperti tata guna lahan, posisi sarana dan prasarana hingga persebaran penduduk.b. TabelMerupakan sebuah data yang tersusun berdasarkan kriteria tertentu. Di dalam tabel dapat kita jumpai suatu hal secara terperinci.c. DeksripsiMerupakan sebuah gambaran umum dari suatu hal dengan cara penjabaran dan berfungsi untuk menjelaskannya secara garis besar.Deskripsi dalam data sekunder ini diambil dari dokumen yang didapat dari instansi terkait.

Tabel 4.1 Kebutuhan dataNoSektoralAnalisis SektoralDataManfaatJenis DataBentuk DataUnit DataSumber / InstansiTahunMetode Pengumpulan data

PrimerSekunderPetaFotoTabelDeskripsi

1KebijakanAnalisis arahan struktur ruangDokumen RTRW Kota Surakarta tahun 2011-2031Mengetahui perkembangan implementasi arahan BWK I, IV, V dan VIKotaBAPPEDA2011-2031Studi dokumen

Analisis program pembangunan terkait Kecamatan JebresMengetahui program-program pembangunan Kecamatan JebresKotaBAPPEDA2011-2031Studi dokumen

2Fisik DasarAnalisis kemampuan lahanData penggunaan lahanMengetahui kemampuan/daya dukung lahanKecamatanKecamatan2011Studi dokumen

DPPKAD

Peta MorfologiKotaBAPPEDA2011Studi dokumen

Peta TopografiKotaBAPPEDA2011Studi dokumen

Peta geologiKecamatanBPN2011Studi dokumen

Peta hidrologiKecamatanBPS2011Studi dokumen

Kecamatan

Analisis daerah rawan bencanaPeta daerah rawan bencanaMengetahui kemampuan/daya dukung lahanKecamatanBPS2011Studi dokumen

Kecamatan

3KependudukanAnalisis StrukturData tingkat pendidikan pendudukMengetahui struktur kependudukan Kecamatan jebresMengetahui kualitas SDM di bidang industriAnalisis persebaran pendudukKecamatanBPS2011Studi dokumen

Data migrasi penduduk kecamatanKecamatanBPS2011Studi dokumen

Data mata penceharian pendudukKecamatanBPS2011Studi dokumen

Data persebaran pendudukKecamatanKecamatan, BPS2011Studi dokumen

Data kepadatan pendudukKecamatanKecamatan, BPS2011Studi dokumen

Analisis DinamikaData jumlah pendudukMengetahui dinamika pertumbuhan pendudukKecamatanBPS2011Studi dokumen

Analisis ProyeksiData jumlah pendudukMengetahui jumlah penduduk di tahun 2033KecamatanBPS2011Studi dokumen

4EkonomiPotensi Pengembangan industri pengolahan, bahan baku, dan peluang pemasaran hasil industriData PDRB kota dan kecamatanMengetahui potensi pengembangan industri, bahan baku dan peluang pemasaran guna berkembangnya potensi Industri di Jebres UtaraKotaBPS, Kecamatan2007-2011Studi dokumen

Data omset dan pemasaran hasil industriKelurahanDisperindag2011Studi dokumen, Observasi/Borang

Data bahan baku industriKecamatanDiperindag2011Wawancara

Arahan Struktur RuangKotaBAPPEDA2011Studi dokumen

Analisis perkembangan ekonomi dan potensi basis yang akan dikembangkanPDRB KotaMengetahui trend perkembangan perekonomianKotaKecamatan, BPS2007-2011Studi dokumen

PDRB KecamatanKecamatanKecamatan, BPS2011Studi dokumen

Analisis kondisi sektor perdaganganPDRB KotaMengetahui kondisi sektor perdaganganKotaKecamatan, BPS2007-2011Studi dokumen

PDRB KecamatanKecamatanKecamatan, BPS2011Studi dokumen

5Sarana dan PrasaranaAnalisis jumlah, jenis dan proyeksi sarprasData jumlah dan jenis sarprasMengetahui jumlah dan jenis sarpras, kondisi sarana prasarana, dan kebutuhan sarprasKecamatanBPS2011Studi dokumen

Data persebaran sarprasKecamatanBPS2011Studi dokumen

Analisis proyeksi kebutuhan sarprasData ketentuan SPMMengetahui jumlah dan jenis sarpras, kondisi sarana prasarana, dan kebutuhan sarprasKecamatanKecamatan, BPS2011Studi dokumen

Data proyeksi pendudukKecamatanBPS2011Studi dokumen

Analisis jumlah dan jenis sarana perdagangan dan analisis kondisi sarana perdaganganData jumlah dan jenis sarana perdaganganMengetahui kebutuhan, proyeksi dan kondisi sarana perdaganganKecamatanKecamatan, BPS2011Studi dokumen

Data kondisi sarana perdaganganKecamatanKecamatan, BPS2011Studi dokumen

Analisis kebutuhan sarpras minimal permukimanData SPM sarpras permukimanMengetahui jumlah dan jenis sarpras, kondisi sarana prasarana, dan kebutuhan sarprasKecamatanKecamatan, BPS2011Studi dokumen

Data jumlah pendudukKecamatanBPS2011Studi dokumen

Analisis kondisi sarana prasaranaData kondisi sarana dan prasaranaMengetahui kondisi sarana prasaranaKecamatanKecamatan, BPS2011Studi dokumen

Analisis persebaran industriData persebaran industriMengetahui sarana penunjang industri dan persebaran industri kecamatan JebresKecamatanKecamatan, BPS2011Studi dokumen

Analisis sarpras industriData ketentuan SPMKecamatanKecamatan, BPS2011Studi dokumen

6TransportasiAnalisis bangkitan dan tarikanPeta Tata Guna Lahan EksistingKecamatanKecamatan, BPS2011Studi dokumen

Analisis pergerakan bahan bakuPeta persebaran industri dan perdaganganKecamatanKecamatan2011Observasi

Trayek angkutan barangKecamatanDishub2011Studi dokumen

Analisis pergerakan tenaga kerjaJumlah tenaga kerja induatriKecamatanDishub/DLLAJ2011Studi dokumen

Data rute trayek bus perkotaanKecamatanPU, Dishub2011Studi dokumen

Analisis persebaran angkutan umum di kecamatan jebresData trayek angkutan umumKecamatanDishub2011Studi dokumen

Analisis VCRPeta VCR Kecamatan JebresMengetahui kepadatan jaringan jalanKecamatanDishub2011Studi dokumen

Analisis Pemilihan RutePeta TGL, Peta VCR, Peta Rute Angkutan Umum dan BarangMengetahui jaringan jalan atau rute yang sering dilalui di Kecamatan JebresKecamatanDishub2011Studi dokumen

7Tata Guna LahanAnalisis ketersediaan lahanPeta kegunaaan lahan existingMengetahui ketersediaan lahanKecamatanBAPPEDA2011Studi dokumen

BPN

Data kemampuan lahanKecamatanBPN2011Studi dokumen

Analisis kepadatan bangunanData Kepadatan bangunanMengetahui tata masa suatu bangunan yang difungsikan sebagai arahan pengaturan bangunan dan kebutuhan lahan.KecamatanKecamatan2011Angket, Wawancara, Observasi/Borang

KDB, KLB, dan GSBKecamatanKecamatan, BPS2011Studi dokumen

Analisis kesesuaian lahanData kemampuan lahanMengetahui kesesuaian lahan untuk pembangunanKecamatanBPN2011Studi dokumen

Peta penggunaan lahan eksistingKecamatanBPN2011Studi dokumen

Analisis kebutuhan lahanData jumlah pendudukMengetahui kebutuhan lahanKecamatanBPS2011Studi dokumen

Data kebutuhan lahan per orangKecamatanBPN2011Studi dokumen

Analisis pengembangan lokasi industriPeta persebaran industriUntuk mengetahui lokasi optimal industriKecamatanBPS2011Studi dokumen

Data kemampuan lahanKecamatanBPN2011Studi dokumen

Peta penggunaan lahan eksistingKecamatanBPN2011Studi dokumen

Arahan BWKKotaBPS2011Studi dokumen

4.2 Pendekatan surveyDalam mengumpulkan data, dilakukan pendekatan terhadap data primer dan data sekunder, yaitu dengan cara :a. Survey Data PrimerSurvey primer dilakukan secara langsung ke lapangan dengan melihat keadaan yang sesungguhnya, untuk mendapatkan data primer dilakukan melalui :i. Angket/KuisionerAngket adalah suatu daftar pertanyaan tertulis yang terinci dan lengkap yang harus dijawab oleh responden tentang pribadinya atau hal-hal yang diketahuinya.ii. WawancaraSebuah aktivitas dialog antara dua pihak atau lebih untuk membahas sebuah tema.iii. Borang observasiMerupakan form yang harus di isi oleh peneliti atau surveyor untuk mengetahui dan memperoleh informasi mengenai apa yang dilihat atau diobservasi di wilayah penelitian.

b. Survey Data SekunderSurvey sekunder dilakukan untuk mencari data sekunder yang berupa peta, tabel, foto maupun deskripsi di setiap instansi terkait melalui studi literatur. Studi literatur merupakan proses penelitian untuk mendapatkan gambaran yang menyeluruh tentang apa yang sudah dikerjakan orang lain dan bagaimana orang mengerjakannya.

10

Tabel 4.2 Pendekatan SurveyNoMetode SurveyObjek SurveyInformasi yang dibutuhkanTeknik SurveyKeterangan

1.PrimerKuisioner

MasyarakatMasyarakat umumInformasi terkait isu transportasi, pendidikan, kesehatan, air bersih, teknologi komunikasi, listrik, limbah dan sampah, industri.Cluster SamplingPenyebaran kuisioner dilakukan oleh surveyor di seluruh kelurahan dengan populasi seluruh kelurahan itu sendiri. Sedangkan sampling diambil secara acak dari setiap kelurahan.

WawancaraMasyarakatPelaku Usaha Industri Jenis Industri yang digeluti Bahan baku industri (macam dan sumber) Data wilayah yang menjadi tujuan pemasaran produk Sarana dan prasarana yang diharapkan ada, diperbaiki, atau ditambah jumlahnya Permasalahan yang sering dihadapiWawancara Semi-StructuredWawancara dilakukan kepada beberapa pelaku usaha industri dari setiap jenis usaha industri yang berada di setiap kelurahan. Pelaku usaha industri yang akan diwawancarai, dipilih dengan cara acak dari setiap jenis industri yang ada.

Pelaku usaha perdagangan Jenis perdagangan Sumber barang yang diperdagangkan Prospek perdagangan Sarana dan prasarana perdagangan Permasalahan yang sering dihadapiWawancara dilakukan kepada beberapa pelaku usaha perdagangan dari setiap jenis usaha perdagangan yang berada di setiap kelurahan. Pelaku usaha perdagangan yang akan diwawancarai, dipilih dengan cara acak dari setiap jenis perdagangan yang ada.

Masyarakat umum Persebaran sarana prasarana dan keterjangkauan yang dirasakan masyarakat Harapan kedepan yang diinginkan masyarakat terkait penyediaan dan pelayanan sarana prasarana Dampak perkembangan industri terhadap kualitas lingkungan Pengaruh adanya kegiatan perdagangan Hal yang melatarbelakangi tinggal di daerahnya (bantaran sungai, kawasan kumuh)Wawancara Semi-StructuredWawancara dilakukan kepada masyarakat umum yang sekiranya memiliki informasi yang dibutuhkan. Bentuk wawancara yang akan dilakukan adalah semi-stuctured yaitu dengan mempersiapkan daftar pertanyaan, namun pertanyaan masih bisa berkembang tergantung jawaban informan

Lembaga/InstansiBAPPEDA(Bidang Penataan Ruang dan Prasarana Kota) Rencana pembangunan terbaru di tahun 2013 yang menyangkut Kecamatan Jebres Alasan mengapa BWK IV diarahkan menjadi kawasan perdaganganWawancara Semi-Structured

Wawancara dilakukan kepada bagian bidang maupun sub bidang yang berkaitan dengan informasi yang dibutuhkan. Maka terlebih dahulu mencari tahu mengenai struktur organisasi lembaga/ instansi terkait

DisperindagBidang Perindustrian Informasi perkumulan yang mewadahi pelaku industri Rencana pengembangan kegiatan industri Kecamatan Jebres Sarana prasarana perdagangan yang tercatat oleh dinas

BPNSeksi Pengaturan dan Penataan Pertanahan Peraturan khusus yang mengatur tentang pembangunan tanah untuk kawasan industri

PUBadan Penelitian dan Pengembangan Rencana pengembangan jaringan jalan Kecamatan Jebres

Bidang Lalu Lintas Rute alternatif angkutan barang

DISHUB-DLLAJBidang Lalu Lintas Penanganan kemacetan Kecamatan Jebres Informasi mengenai pengadaan Traffic Light

Bidang Angkutan Rencana pengembangan jaringan jalan

DisbudparBidang Obyek dan Daya Tarik Wisata Objek wisata Kecamatan Jebres

Bidang Pemasaran Wisata Upaya dalam pengembangan potensi wisata Penyebab penurunan minat kunjungan wisata Ancaman objek wisata lain diluar Kecamatan Jebres

BLHSub bidang pengendalian lingkungan dan pengelolaan limbah Jangkauan pelayanan IPAL Kecamatan Jebres Kemampuan IPAL dalam mengolah limbah di Kecamatan Jebres

PLNBagian Konstruksi Sumber tenaga listrik Kecamtan Jebres

Divisi DIstribusi dan Pelayanan Pelanggan Persebaran jaringan listrik Kecamatan Jebres Upaya untuk pemerataan penyebaran jaringan listrik Kendala dalam pemerataan jaringan listrik

Dirivi Perencanaan Sistem Rencana pengembangan untuk memenuhi kebutuhan dan pelayanan jaringan listrik

PDAMSub bagian produksi dan laboratorium Sumber air bersih di Kecamatan Jebres

Sub bagian distribusi Pola persebaran jaringan air bersih Daftar daerah yang mengalami kesulitan dalam menjangkau air bersih Kendala pemerataan air bersih di Kecamatan Jebres

Bagian program dan perencanaan teknik Rencana pengembangan yang dilakukan untuk emmenuhi kebutuhan air bersih Kecamatan Jebres

ObservasiFenomenaEkonomiPersebaran IndustriObservasi areaObservasi dilakukan menggunakan borang observasi ke kawasan dimana di tiap kelurahan yang didalamnya terdapat kegiatan industri

Sarana PrasaranaPersebaran sarana prasaranaObservasi dilakukan menggunakan borang observasi area ke beberapa kawasan di tiap kelurahan yang didalamnya terdapat sarana prasarana

Kondisi sarana prasarana

Tata guna lahanVerifikasi penggunaan lahanObservasi dilakukan menggunakan borang observasi pada beberapa lokasi di setiap kelurahan

Daerah kumuh

2.Sekunder

Meminta data

Lembaga/Instansi

BappedaPersebaran industriStudi Literatur

Survey sekunder dilakukan dengan mencari atau meminta data di masing-masing instansi/lembaga yang telah ditentukan untuk mendapatkan data sekunder yang berupa peta, tabel, foto, maupun deskripsi

Data Sumber Daya Alam

Jumlah dan jenis sarpras

Persebaran moda transportasi

Peta rencana pola ruang

Rencana struktur

PDRB

Peta TGL

Harga lahan

Jangkauan pelayanan sarana prasarana

Rencana pengembangan sarpras angkutan umum dan angkutan barang

Persebaran jaringan transportasi

BPSJumlah dan jenis industry

Jumlah penduduk

Jumlah dan jenis sarana prasarana

PDRB

Mata pencaharian

Data pengangguran

Usia produktif/ tenaga kerja

Jumlah kepadatan penduduk

Tingkat pendidikan penduduk

DisperindagJumlah dan jenis industri

Sumber bahan baku

Pemasaran hasil industry

Persebaran industry

Kondisi sarpras perdagangan

Persebran sarpras perdagangan

Dishub-DLLAJJumlah dan jenis moda transportasi umum

Rasio volume/kapasitas jalan dan lalulintas

Trayek sarana transportasi

Rencana pengembangan sarana prasarana angkutan umum dan angkutan barang

Pola pergerakan transportasi

Persebaran transportasi (trayek)

BAKOSURTANALTopografi

Morfologi

Tataguna lahan

BPNTopografi

Morfologi

Tataguna lahan

Harga lahan

PUJaringan IPAL

Jaringan jalan

Rencana pengembangan jalur transportasi

Lebar dan kapasitas jalan

Kondisi sarpras (pendidikan, perdagangan, kesehatan, listrik, air, limbah, dan persampahan)

Jangkauan pelayanan sarpras

Kelas jalan

Pola pergerakan (jalan, fungsi jalan, kelas, kondisi)

DPPKAD

Data sumber daya alam

Harga tanah

DishubarData jurug dan technopark

Dinsos/Depnaker

Data tenaga kerja dan mata pencaharian

Data pengangguran

PDAM

Data pelayanan dan persebaran jaringan air

PLN

Data pelayanan dan persebaran jaringan listrik

Kelurahan dan Kecamatan

Jumlah dan jenis industri

Jumlah penduduk dan KK

Jumlah dan jenis sarpras

PDRB

Mata pencaharian penduduk

Jumlah pengangguran

Tenaga kerja/usia produktif

Pelayanan listrik, PDAM, IPAL

Persebaran industri

Kepadatan penduduk

Tingkat pendidikan

Jumlah perumahan dan permukiman

Program kelurahan

Pembiayaan terkait wilayah dengan arahan BWK

Sumber: Diskusi Kelompok Studio Proses, 2013

4.3 Instrumen SurveyMenjelaskan secara detail mengenai macam instrumen survey yang digunakan, ditujukan kepada siapa atau instansi apa, dan data apa saja yang diharapkan dapat diperoleh dengan instrumen tersebut.4.3.1 Instrumen Survey Data Primera. Observasi/SurveyObservasi/survey merupakan kegiatan pengumpulan data dan informasi dengan melakukan pengamatan langsung kepada suatu obyek atau kegiatan yang ada di lapangan.b. Form Kuesioner Kumpulan daftar isian pertanyaan tertulis yang dipersiapkan sebelumnya untuk ditanyakan kepada responden tentang suatu informasi/hal yang diketahui oleh responden.c. Form Wawancara Kumpulan pertanyaan yang ditanyakan kepada pihak atau instansi yang bersangkutan untuk mendapatkan suatu informasi yang dibutuhkan.

4.3.2 Instrumen Survey Data Sekundera. Form kebutuhan dataKumpulan dari data yang dibutuhkan sebagai sumber analisis isu-isu sektoral di Kecamatan Jebres. Form tersebut dapat dilihat pada Lampiran Tabel 4.3.

Penjelasan detail mengenai penggunaan instrumen survey dapat dilihat pada Tabel 4.2 Pendekatan Survey.4.4 Jadwal SurveyJadwal survey menjelaskan dengan rinci rencana kegiatan survey. Waktu yang diberikan adalah 2 minggu. Berikut adalah rinciannya:Tabel 4.3 Jadwal Survey SekunderNOHARI/ TANGGALWAKTUKEGIATANINSTANSIKEBUTUHAN DATASURVEYOR

1Selasa,30 April 201308.00-09.00Memasukkan surat-surat ke instansiSemua-Tia A.Lintang P.SYohanita P.SSayyidah A.RRiswandaPatraniAvista W

2Rabu, 1 Mei 201308.00-10.00

Mencari data ke instansi terkaitBappeda

a) Sebaran jaringan drainase, penataan dan pemeliharaannyab) Daerah rawan genangan dan banjirc) Kelerangan daerahd) Peta kawasan e) Peta rawan bencanaf) Peta pola ruang

Tia A.Lintang P.S

DPPKADa) Data sumber daya alamb) Harga tanahSayyidah Azizah

Disnakertransa) mata pencaharian penduduk di kecamatan jebresb) persebaran mata pencaharian penduduk tiap kelurahanc) jumlah pengangguran yang ada di kecamatan jebres

RiswandaPatrani

Disperindaga) kondisi industry dan perdagangan di kecamatan Jebresb) jumlah industry dan UMKM di Kecamtan Jebres, Kegiatan industry yang ada di Kecamatan Jebres dan yang tercatat oleh dinasc) Produk unggulan dihasilkan d) persebaran kegiatan industry e) persebaran kegiatan industry di Kecamtan Jebresf) rencana pengembangan kegiatan industry di Kecamt